• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, UPAH MINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK, Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Upah Minimum Kota Indeks Pembangunan Manusia Jumlah Penduduk Dan Beban/Tanggungan Penduduk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, UPAH MINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK, Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Upah Minimum Kota Indeks Pembangunan Manusia Jumlah Penduduk Dan Beban/Tanggungan Penduduk "

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, UPAH MINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK,

DAN BEBAN/TANGGUNGAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2010 – 2015

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

Disusun oleh :

DEWI KARTIKA SARI B 300 132 021

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN

S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

1

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, UPAH MINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK,

DAN BEBAN/TANGGUNGAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2010 – 2015

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota, Indeks Pembangunan Manusia, Jumlah Penduduk dan Beban/Tanggungan Penduduk terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Data yang digunakan berupa data

time-series (tahun 2010-2015) dan data cross-section/silang tempat (9 Kota di

Provinsi Jawa Timur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Random Effect Model

(REM) adalah model regresi data panel yang terbaik. Berdasarkan uji F variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota, Indeks Pembangunan Manusia, Jumlah Penduduk dan Beban/Tanggungan Penduduk secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) menunjukkan bahwa variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Upah Minimum Kota berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Jumlah Penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka dan variabel Beban/Tanggungan Penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur.

Kata kunci : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota, Indeks Pembangunan Manusia, Jumlah Penduduk, Beban/Tanggungan Penduduk dan Tingkat Pengangguran Terbuka

ABSTRACT

(6)

2

regression model the best. Based on F test variables Gross Regional Domestic Product (GDP), Minimum Wage Cities, Human Development Index, Population and Expenses / Dependent Population simultaneously or jointly affect the Unemployment Rate in Cities in East Java province. Based on test validity influence (t test) showed that the variables of Gross Domestic Product (GDP) has positive and not significant to the Unemployment Rate, variable Minimum Wage Cities significant negative effect on the Unemployment Rate, variable Human Development Index is negative and not significant against Unemployment rate, the variable Population significant negative effect on the Unemployment rate and the variable expenses / Dependents Population significant negative effect on the Unemployment rate in Cities in East Java province.

Keywords: Gross Domestic Product (GDP), Minimum Wage Cities, Human Development Index, Population, Expenses / Dependent Population and Unemployment Rate

1. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional memiliki hakekat mewujudkan masyarakat aman, damai dan sejahtera. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terus berupaya melakukan pembangunan untuk mencapai tujuan nasional. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya yaitu dengan meningkatkan stabilitas nasional. Salah satu cara menjaga stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

(7)

3

mengurangi tingkat pendapatan yang akhirnya akan mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai (Sukirno, 2006).

Masalah pengangguran masih menjadi salah satu titik berat dalam pembangunan di Jawa Timur. Untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengendalikan laju pengangguran, diperlukan indikator-indikator sebagai dasar perencanaan, monitoring, maupun evaluasi program. Informasi tersebut akan banyak memberikan manfaat bagi pemerintah daerah dalam membuat perencanaan atau kebijakan strategis dalam rangka perluasan kesempatan kerja yang pada akhirnya dapat mengurangi pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Badan Pusat Statistik, 2015).

(8)

4

Gambar 1 Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Jawa Timur dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2015 (dalam %)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Sakernas 2010-2015 (data diolah)

Tingkat pengangguran terbuka di objek penelitian mengalami fluktuatif dari tahun 2010-2015. Tiga Kota (Kediri, Malang, dan Surabaya) dari sembilan Kota di Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan pada tahun 2015. Sedangkan Kota Blitar, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun dan Kota Batu cenderung mengalami penurunan. Berdasarkan Gambar 1 diatas, tingkat pengangguran Kota Kediri pada tahun 2015 sebesar 8,46%, meningkat dari tahun 2013 dengan nilai 7,66%. Pada tahun 2015 tingkat pengangguran di Kota Malang sebesar 7,28%, padahal tahun 2014 hanya sebesar 7,22%. Peningkatan pengangguran juga terjadi di Kota Surabaya, pada tahun 2014 sebesar 5,82% dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 7,01%. Pengangguran tertinggi pada tahun 2015 di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur adalah di Kota Kediri. Tentu pola ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pengangguran tersebut.

(9)

5 2. METODE PENELITIAN

2.1 Jenis dan Sumber data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari perpustakaan, jurnal atau penelitian sebelumnya dan dari instansi yang terkait dalam penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah regresi data panel. Data yang digunakan merupakan penggabungan dari data deret waktu (time series)

selama 6 tahun yaitu dari tahun 2010 – 2015 dan silang tempat (cross section)

sejumlah 9 Kota yang ada di Provinsi Jawa Timur yaitu Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Surabaya, dan Kota Batu sehingga menghasilkan 54 observasi.

2.2 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel sebagai alat pengolahan data dengan menggunakan program E-views8. Analisis dengan menggunakan data panel yaitu gabungan antara data deret waktu (time-series data) dan data deret lintang (cross-section data). Dengan kata lain, data panel adalah data yang diperoleh dari data cross section yang di observasi berulang pada unit individu (objek) yang sama pada waktu yang berbeda. Dengan demikian, akan diperoleh gambaran tentang perilaku beberapa objek tersebut selama beberapa periode waktu (Juanda dan Junaidi, 2012).

Analisis data panel merupakan gabungan antara data time-series dan data

cross-section. Objek dalam penelitian ini adalah 9 Kota di Provinsi Jawa Timur

Tahun 2010-2015. Ada 3 model estimasi dalam data panel yaitu, Pooled Least

Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM)

(10)

6

Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2015 digunakan analisis regresi data panel dengan model sebagai berikut1 :

TPTit= α + β1LOG(PDRB)it + β2LOG(UMK)it + β3IPMit + β4LOG(POP)it + β5

BTPit + uit

Dimana :

TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka (Persen)

LOG(PDRB) : Produk Domestik Regional Bruto (Miliar Rupiah)

LOG(UMK) : Upah Minimum Kota (Rupiah)

IPM : Indeks Pembangunan Manusia (Skala Indeks)

LOG(POP) : Jumlah Penduduk (Jiwa)

BTP : Beban/Tanggungan Penduduk (Persen)

i : Menunjukkan data cross-section Kota-Kota di Jawa Timur

t : Menunjukkan data time series tahun 2010-2015

α : Koefisien konstanta

β : Koefisien slope dan intersep

u : Faktor gangguan atau tidak dapat diamati 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil estimasi data panel untuk memilih model yang terbaik dengan uji Chow dan uji Hausman, maka terpilih model yang terbaik yaitu

Random Effect Model (REM). Hasil estimasi metode Random Effect dapat dilihat

pada Tabel 1 sebagai berikut :

(11)

7 Tabel 1

Model Estimasi Random Effect Model (REM)

TPTit = 82.40304 + 0.130895PDRBit – 3.218075UMKit – 0.013581IPMit – (0.6284) (0.0137)** (0.8759)

0.771910POPit – 0.522918BTPit + 51.26946 (0.0745)*** (0.0015)*

R2 = 0.497183; DW-Stat = 1.607882; F-Stat = 9.492448; Prob. F-stat = 0.000002 Keterangan :

*Signifikansi pada α = 0,01; **Signifikansi pada α = 0,05; ***Signifikansi pada α

= 0,10; angka dalam kurung adalah nilai probabilitas t

Dari hasil analisis pada Tabel 1 terlihat bahwa variabel upah minimum kota berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur dengan koefisien regresi sebesar 3.218075. Artinya apabila variabel upah minimum kota naik sebesar 1 persen maka tingkat pengangguran terbuka akan mengalami penurunan sebesar 0.03218075 persen. Variabel jumlah penduduk berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur dengan koefisien regresi sebesar 0.771910. Artinya apabila variabel jumlah penduduk naik sebesar 1 persen maka tingkat pengangguran terbuka akan mengalami penurunan sebesar 0.0077191 persen. Variabel beban/tanggungan penduduk berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur dengan koefisien regresi sebesar 0.522918. Artinya apabila variabel beban/tanggungan penduduk naik sebesar 1 persen maka tingkat pengangguran terbuka akan mengalami penurunan sebesar 0.522918 persen.

(12)

8

karena pertumbuhan PDRB belum bisa menciptakan lapangan kerja untuk pengangguran.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ni Nyoman Setya Ari Wijayanti dan Ni Luh Karmini (2014) yang berjudul

“Pengaruh Tingkat Inflasi, Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Minimum

Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Bali”, memperoleh hasil

bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka Hal ini diakibatkan oleh tidak semua orang bisa masuk ke dalam kesempatan kerja yang ada. Variabel pertumbuhan ekonomi mempunyai koefisien yang positif terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Bali yang artinya tingkat pertumbuhan ekonomi meningkat maka pengangguran juga akan tinggi.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan studi yang dilakukan oleh ekonom Arthur Okun (Okun’s Law) mengindikasikan adanya hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menciptakan sebuah skema pengurangan angka pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diharapkan akan menciptakan pertumbuhan output, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengejar kapasitas output yang meningkat itu (Arsyad, 2010).

3.2Upah Minimum Kota dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1) menunjukkan bahwa upah minimum kota (UMK) mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka. Upah minimum kota (UMK) berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015. Artinya, semakin tinggi tingkat upah yang ditawarkan, maka tingkat pengangguran di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur cenderung menurun.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Tengkoe Sarimuda RB dan Soekarnoto (2014) yang berjudul “Pengaruh

(13)

9

Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2011”, memperoleh hasil bahwa UMK berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara UMK dan tingkat pengangguran. Dalam penelitian ini pekerja di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur merasa upah minimum Kota yang ditetapkan sudah memenuhi kebutuhan hidup pekerja sehingga dengan meningkatnya upah minimum akan menarik pengangguran untuk menerima pekerjaan yang ditawarkan dan pada akhirnya akan mengurangi pengangguran itu sendiri.

Menurut Tengkoe Sarimuda RB dan Soekarnoto (2014) menyatakan bahwa kenaikan UMK tersebut lebih mendorong tenaga kerja untuk mendapatkan pekerjaan dan begitu juga bagi sektor usaha, kenaikan UMK tidak disikapi oleh manajemen perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerja tetapi dijadikan sebagai strategi penting dalam meningkatkan kinerja pekerja secara nyata, mendorong terpeliharanya kelangsungan hidup satuan kerja, dan untuk pencapaian sasaran kerja melalui produktivitas yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi tingkat pengangguran yang ada.

3.3Indeks Pembangunan Manusia dan Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1) menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh besar atau kecil nilai komponen IPM yaitu kesehatan, pendidikan dan kemampuan daya beli terhadap tingkat pengangguran.

Hasil penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Muhamad Burhanudin (2015) yang berjudul “Pengaruh Produk Domestik

(14)

10

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa dengan teratasinya jumlah pengangguran dan mendapatkan pendapatan yang tinggi maka akan berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan manusia melalui peningkatan bagian pengeluaran rumah tangga yang dibelanjakan untuk makanan yang lebih bergizi dan pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga pengurangan pengangguran dapat kita lihat dari jumlah indeks pembangunan manusia yang mengalami peningkatan (Todaro, 2000).

3.4Jumlah Penduduk dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1) menunjukkan bahwa jumlah penduduk mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka. Jumlah penduduk berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015. Artinya apabila jumlah penduduk semakin meningkat maka tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Jawa Timur cenderung menurun.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Riko Anggara (2016) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pengangguran di Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2014”, memperoleh hasil bahwa jumlah penduduk berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengangguran.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara jumlah penduduk dan tingkat pengangguran. Menurut Mulyadi (2003) mengatakan bahwa jumlah penduduk yang makin besar telah membawa akibat jumlah angkatan kerja yang makin besar pula. Ini berarti makin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau menganggur. Agar dapat dicapai keadaan yang seimbang maka seyogyanya mereka semua dapat tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keinginan serta ketrampilan mereka. Ini akan membawa konsekuensi bahwa perekonomian harus selalu menyediakan lapangan-lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru. 3.5Beban/Tanggungan Penduduk dan Tingkat Pengangguran Terbuka

(15)

11

pengangguran terbuka. Beban/tanggungan penduduk berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015. Artinya, apabila beban/tanggungan penduduk semakin tinggi maka tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur akan mengalami penurunan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Fitra Kincaka Rizka (2007) yang berjudul “Analisis Tingkat Pengangguran

dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya di Indonesia”, memperoleh hasil bahwa variabel beban/tanggungan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara beban/tanggungan penduduk dan tingkat pengangguran. Menurut teori yang diungkapkan oleh B. Maxwell Stamper (dalam Dewi, 2010) yang menyebutkan bahwa tingkat beban/tanggungan penduduk yang rendah akan menyebabkan adanya kecenderungan untuk menabung dan penanaman modal yang tinggi karena penduduk usia non produktif yang ditanggung oleh penduduk usia produktif semakin kecil sehingga muncul tingkat investasi yang meningkat dan peningkatan kesempatan kerja melalui pembukaan lapangan kerja baru. Akibatnya, akan terjadi penurunan pada tingkat pengangguran.

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Berdasarkan hasil estimasi data panel untuk memilih model yang terbaik dengan uji Chow dan uji Hausman, maka terpilih model yang terbaik dalam penelitian ini yaitu Random Effect Model (REM).

(16)

12

secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015.

c. Hasil uji koefisien determinasi R-Squared (R2) menunjukkan nilai R2 sebesar 0.497183 atau 49,72 persen. Artinya variasi variabel Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dapat dijelaskan oleh variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota (UMK), Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Jumlah Penduduk (POP), dan Beban/Tanggungan Penduduk (BTP) sebesar 49,72 persen, sedangkan sisanya yaitu sebesar 50,28 persen variasi variabel Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model.

d. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) menunjukkan bahwa variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Upah Minimum Kota berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Jumlah Penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka dan variabel Beban/Tanggungan Penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur.

4.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

(17)

13

Pemerintah diharapkan dapat mendirikan industri-industri baru yang bersifat padat karya terutama di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur agar tercipta lapangan pekerjaan baru yang akan mengurangi pengangguran.

b. Pemerintah Provinsi Jawa Timur diharapkan mampu meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan untuk pencari kerja. Angkatan kerja memerlukan tambahan keterampilan untuk dapat lebih cepat terserap di pasar kerja. Bentuk keterampilan berupa keahlian yang bersifat aplikatif yang dibutuhkan di dunia kerja, seperti keahlian komputer, bahasa asing, perbengkelan dll, sehingga tercipta tenaga kerja yang berkualitas dan menambah wawasan bagi calon tenaga kerja agar lebih siap dalam menghadapi persaingan dunia kerja.

c. Diharapkan pihak Perusahaan juga harus bisa berperan aktif dalam menekan jumlah pengangguran yang ada dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui penerimaan magang, job fair atau bursa kerja terbuka. Hadirnya perusahaan-perusahaan di tengah masyarakat Kota diharapkan mampu memberikan kontribusi riil dalam mengatasi permasalahan nasional yaitu pengangguran.

d. Bagi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan sektor formal diharapkan mempunyai motivasi, kemampuan dan usaha untuk berwirausaha mandiri pada berbagai bidang yang memiliki prospek perkembangan di sektor informal yaitu dengan mendirikan industri kreatif atau home industry untuk pengembangan UMKM yang akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.

e. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis variabel-variabel lain yang mempengaruhi tingkat pengangguran. Oleh karena itu, perlu dikembangkan lagi pembahasan dan penelitian lebih lanjut untuk kesempurnaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

(18)

14

Anggara, Riko. 2016. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pengangguran Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2014” Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses tanggal 15 Oktober 2016.

Arsyad, Lincolin. 2000. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah. Yogyakarta: BPFE.

______________. 2010. Ekonomi Pembangunan. Edisi 5. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2010-2015. Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja

Jawa Timur Tahun 2010-2015. Surabaya: Badan Pusat Statistik Provinsi

Jawa Timur.

__________________. 2015. Indeks Pembangunan Manusia 2014 Metode Baru

Jakarta: Badan Pusat Statistik.

__________________. 2015. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014. Surabaya: Badan Pusat

Statistik Provinsi Jawa Timur.

__________________. 2015. Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2020, Data Jumlah Penduduk dan Data Rasio

Ketergantungan. Jakarta: Badan Pusat Statistik

.

__________________. 2016. Indeks Pembangunan Manusia 2015 Metode Baru

Jakarta: Badan Pusat Statistik.

__________________. 2016. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2015. Surabaya: Badan Pusat

Statistik Provinsi Jawa Timur.

Burhanudin, Muhamad. 2015. “Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Tingkat Pengangguran di Provinsi Banten Periode 2008-2013”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Diakses tanggal 8 Oktober 2016.

Ekananda, Mahyus. 2016. Analisis Ekonometrika Data Panel. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Feriyanto, Nur. 2014. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif

(19)

15

Firdaus, M. As’ad. 2015. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pengangguran Terbuka Di Provinsi Jawa Tengah” Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses tanggal 8 Oktober 2016.

Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. 2015. Dasar-Dasar Ekonometrika

Edisi 5 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Jamaludin, Adon Nasrullah. 2015. Sosiologi Perkotaan Memahami Masyarakat

Kota dan Problematikanya. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. Ekonomi Deret Waktu. Bogor: PT Penerbit IPB Press.

Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis

dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

________________. 2011. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

________________.2013. Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator

Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.

Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

__________________. 2006. Makro Ekonomi Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. __________________. 2012. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mustika CD, Agustina. 2010. “Analisis Tingkat Pengangguran dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhinya di Kota Semarang”. Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro Semarang. Diakses tanggal 15 Oktober 2016. Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi Teori, Masalah, & Kebijakan. Edisi 2.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2010.

(20)

16

__________________________ Nomor 72 Tahun 2014 Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2015.

__________________________ Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2014.

__________________________ Nomor 81 Tahun 2011 Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2012.

__________________________ Nomor 93 Tahun 2010 Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2011.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 1 Tahun 2014 Tentang Pengupahan.

Peraturan Pemerintah RI Nomor. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Diakses tanggal 1 November 2016.

Pitartono, Ronny dan Banatul Hayati. 2012. “Analisis Tingkat Pengangguran di

Jawa Tengah Tahun 1997-2010”. Diponegoro Journal Of Economics. Volume 1, Nomor 1 : 1-14.

Prasanti, Tyas Ayu, Triastuti Wuryandari dan Agus Rusgiyono. 2015. “Aplikasi

Regresi Data Panel Untuk Pemodelan Tingkat Pengangguran Terbuka

Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah”. Jurnal Gaussian, Volume 4,

Nomor 3, hlm: 687-696. ISSN: 2339-2541.

Putro, Sis Akbar dan Achma Hendra Setiawan. 2013. “Analisis Pengaruh Produk

Domestik Regional Bruto, Tingkat Upah Minimum Kota, Tingkat Inflasi Dan Beban/Tanggungan Penduduk Terhadap PengangguranTerbuka Di Kota Magelang Periode Tahun 1990-2010”. Diponegoro Journal Of

Economics. Volume 2, Nomor 3 : 1-14. ISSN: 2337-3814.

Rizka, Fitra Kincaka. 2007. “Analisis Tingkat Pengangguran dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhinya di Indonesia”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Samuelson A, Paul dan William D Nordhaus. 2004. Ilmu Makro Ekonomi.

Jakarta: PT. Media Global Edukasi.

Sarimuda RB, Tengkoe dan Soekarnoto. 2014. “Pengaruh PDRB, UMK, Inflasi,

(21)

17

Simanjutak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFE UI.

Sriyana, Jaka. 2014. Metode Regresi Data Panel. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

______________. 2008. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2013. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi 3. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Todaro, Michael P. 2000. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.

______________. 2006. Pembangunan Ekonomi di Dunis Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Utomo, Yuni Prihadi. 2015. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi Dengan SPSS. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Wijayanti, Ni Nyoman Setya Ari dan Ni Luh Karmini. 2014. “Pengaruh Tingkat

Inflasi, Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Minimum Terhadap

Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Bali”. E-Jurnal EP Unud. 3

[10] : 460-466, ISSN: 2303-0178.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Gambar

Gambar 1 Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Jawa Timur dan

Referensi

Dokumen terkait

Karena ada beberapa komponen pengecoran yang memiliki perancangan dengan karakter berbeda yaitu: desain produk cor dan desain pola (pattern). Salah satunya adalah pola

Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD agar dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada murid kelas V Sekolah Dasar Negeri 15 Sungai Laur

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat atau nasabah terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh lembaga keuangan perbankan, khususnya pada Bank

Kreasi nilai yang tepat yang diciptakan akan menghasilkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan dan citra merek yang baik menjadi daya tarik

Pada tahun 2013, arus kas dari aktiva operasi terdiri atas penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok, pembayaran untuk beban usaha,

Unta dapat hidup di lingkungan yang panas karena ciri khusus yang dimilikinya mulai dari punuk untuk menyimpan sari makanan, bulu mata yang panjang untuk menghalangi debu,

Apabila Anda telah mempelajari dan menguasai modul ini, maka Anda dapat membuat gambar segi delapan beraturan melalui dua cara dengan

♦ Menghubungkan Pengurangan Resiko Benana dengan Adaptasi Perubahan Iklim melalui dukungan terhadap prakarsa uji coba, serta investasi dalam tindakan adaptasi dan ketahanan