EVALUATION OF FINANCIAL PERFORMANCE MANAGEMENT BASED ON CASH FLOWS AT PT.GUDANG GARAM Tbk
Adrian Junaidar Handayanto1, Akhmad Mukoffi2, Elly Lestari3 123Faculty of Economics, Tribhuwana Tunggadewi University
*
adrian.junaidar@gmail.com
ABSTRACT
Evaluation of cash flow statements can provide progress in the calculation of cash flow statements and provide information about changes in net assets of a company. The purpose of this study was to evaluate the management of financial performance at PT. Gudang Garam Tbk. cash flow based in 2013-2015. The research was conducted at the Indonesia Stock Exchange, Jalan M.T Haryono 169, Malang, 65145 by using a quantitative descriptive method for evaluating liquidity ratios, namely current ratio and quick ratio. The results of the study showed that based on the cash flow statement of PT. Gudang Garam Tbk. 2013-2015, the company is efficient in managing financial report.
Keywords: cash flow statement, financial performance, ration analysis
EVALUASI PENGELOLAAN KINERJA KEUANGAN BERBASIS ARUS KAS PADA PT.GUDANG GARAM Tbk
Adrian Junaidar Handayanto1, Akhmad Mukoffi2, Elly Lestari3 123Facultas Ekonomi, Universitas Tribhuwana Tunggadewi
*
adrian.junaidar@gmail.com
ABSTRAK
Evaluasi laporan arus kas dapat memberikan kemajuan dalam perhitungan laporan arus kas dan memberikan informasi tentang perubahan-perubahan aktiva bersih sebuah perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan kinerja keuangan pada PT. Gudang Garam Tbk. berbasis arus kas pada tahun 2013- 2015. Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia, Jalan M.T Haryono 169, Malang, 65145 dengan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk evaluasi rasio liquiditas yaitu rasio lancar dan rasio quick. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan laporan arus kas PT. Gudang Garam Tbk. tahun 2013-2015, perusahaan ini sudah efisien dalam mengelola laporan laporan keuangan.
Kata Kunci : analisis rasio, kinerja keuangan, laporan arus kas
PENDAHULUAN
Dewasa ini, banyak perusahaan berskala besar atau kecil baik yang bersifat profit
maupun non profit, mempunyai perhatian yang besar di bidang keuangan. Dalam
perkembangan dunia usaha yang semakin maju, persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin tinggi mengakibatkan adanya perusahaan yang tiba-tiba mengalami kemunduran
atau kebangkrutan . Oleh karena itu, agar perusahaan dapat bertahan dan bisa tumbuh berkembang, perusahaan harus
mencermati kondisi dan kinerja
perusahaan Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan maka dibutuhkan pula suatu analisis yang tepat. Laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja, tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan dengan melakukan analisis. Melalui hasil analisis tersebut, dapat diketahui penggunaan
sumber-sumber ekonomi, kewajiban
yang harus dipenuhi dan modal yang dimiliki oleh perusahaan, serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan tersebut.
Media yang dapat dipakai untuk menilai kinerja keuangan perusahaan
adalah laporan keuangan. Laporan
keuangan tersebut digunakan untuk
membantu para pemakai laporan
keuangan dalam menilai kinerja
perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Salah satu cara
untuk mengukur tingkat kinerja
perusahaan adalah dengan menggunakan laporan arus kas. Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan yang penting selain neraca dan laporan laba rugi. Laporan arus kas dapat memberi informasi tentang perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur
keuangan dan kemampuan untuk
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam menghadapi keadaan dan peluang. Arus kas adalah laporan yang menyajikan ikhtisar terinci mengenai semua arus kas masuk dan arus kas keluar, atau sumber dan penggunaan kas selama suatu periode (Ginting, 2012; Mulyani 2013). Laporan arus kas terdiri dari arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan (Hanafi dan Halim, 2016; Hery, 2016). Selain itu, arus kas juga
dapat memberikan informasi tentang
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas.
Menurut Simangunsong et al. (2018), arus kas adalah jenis aset yang paling likuid karena dalam bisnis kas tidak saja merupakan alat tukar, melainkan ukuran
kestabilan dan kelangsungan (gong
concern) bisnis atau perusahaan. Tujuan
menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu (Tambuwun dan Sondakh, 2015; Sanger et al., 2015).
Salah satu analisis kinerja
keuangan dengan menggunakan laporan arus kas adalah rasio laporan arus kas. Analisis laporan arus kas, komponen neraca dan laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio. Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan atau kinerja suatu perusahaan mengalami kemajuan atau tidak, maka hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dengan rata-rata industri. Rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggambungkan angka-angka didalam atau antara laporan laba rugi dan neraca. Dengan cara rasio
semacam itu diharapkan pengaruh
perbedaan ukuran akan hilang. Rasio
keuangan menghilangkan pengaruh
ukuran dan membuat ukuran bukan dalam angka absolut, tetapi dalam angka relatif. Hasil riset mengenai analisis rasio keuangan yang dilakukan oleh berbagai peneliti memberikan bukti empiris yang mendukung analisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan memberikan hasil yang beragam dan signifikan (Surdamadji dan Sularto, 2007; Maith, 2013; Riswan dan Kesuma, 2014). Rasio dapat menjelaskan atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya suatu keadaan terutama jika
angka rasiotersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yangdigunakan sebagai standar.
Penyajian laporan arus kas dapat
dilakukan dengan metode langsung
(direct method) dan metode tidak
langsung (indirect method)
(Simangunsong et al., 2018). Dalam
direct method, pelaporan arus kas
dilakuka kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross), tanpa melihat laporan laba rugi dan dilanjut dengan kegiatan
investasi dan pembiayaan. Dalam
indirect method, penyajian laporan arus
kas dimulai dari laba rugi bersih dan
selanjutnya disesuaikan dengan
menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva lancar dan hutang lancar. Mulyani (2013), laporan arus kas mengklasifikasi setiap penerimaan dan pengeluaran ke dalam kategori Aktivitas operasi dan Aktivitas investasi (Mulyani, 2013). Tahapan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umun adalah (1) melakukan review
terhadap laporan keuangan, (2)
melakukan perhitungan, (3) melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh, (4) melakukan
penafsiran terhadap berbagai
permasalahan yang ditemukan (Subani, 2015).
Tujuan penelitian ini adalah
mengevaluasi pengelolaan kinerja
keuangan berbasis arus kas pada PT Gudang Garam Tbk yang sudah terdaftar dalam bursa efek indonesia. PT. Gudang Garam Tbk, dipilih sebagai objek penelitian karena merek rokok yang dihasilkan PT. Gudang Garam sangat laku di pasaran. Pada tahun 2013, pertumbuhan usaha Gudang Garam di
industri rokok Indonesia semakin
mantap. PT Gudang Garam Tbk adalah produsen rokok kretek yang dirikan pada
tahun 1971 yang merupakan kelanjutan
dari perusahaan perorangan yang
didirikan tahun 1958. Sampai saat ini, PT.Gudang Garam Tbk memiliki fasilitas produksi rokok kretek di dua lokasi. Pertama, di Kediri dan Gempol, Jawa Timur. Dari kedua fasilitas produksi ini
perseroaan mampu memenuhi
permintaan produk rokok yang ada. Selain memproduksi berbagai jenis rokok kretek, PT Gudang Garam Tbk juga memiliki empat anak perusahaan yaitu PT Surya Pemenag, produsen kertas kraton untuk kemasan rokok, PT Surya Madistrindo, distributor tunggal produk perseroan, PT Surya Air, penyedia layanan jasa penerbangan tidak terjadwal, dan PT Graha Surya Media, penyedia jasa hiburan Adanya kenaikan tarif cukai dan biaya bahan baku, persaingan dengan perusahaan industri rokok yang lain, serta
tak menentunya keadaan ekonomi
memaksa perusahaan dalam hal ini PT. Gudang Garam, Tbk untuk lebih keras
mempertahankan kinerja perusahaan
khususnya dalam menghasilkan laba.
Dengan demikian perusahaan akan
membutuhkan kinerja perusahaan yang
baik dan yang dapat pembuatan
keputusan. Kinerja berasal dari kata pertasi, kinerja dinyatakan sebagai prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja bisa didasarkan pada informasi keuangan mau pun non keuangan.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada bulan
Desember 2016 sampai dengan Januari 2017 di kantor Bursa Efek Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Jalan M.T. Haryono 169, Lowokwaru, Malang 65145, Jawa Timur, pada PT Gudang Garam. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan metode deskriftif kuantitatif (Sugiyono, 2011). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif pada perusahaan Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian, data yang diteliti adalah 3 (tiga) periode terakhir dari tahun 2013-2015. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, studi pustaka, dan
dokumentasi. Variabel operasional dalam penelitian adalan laporan arus kas, dan kinerja keuangan. Laporan arus kas
melaporkan kegiatan investasi dan
perusahaan untuk satu periode tertentu. Kegiatan ini umumnya digambarkan dengan istilah arus kas masuk dan arus
kas keluar sebagai alat keputusan
manajemen. Laporan seperti ini
memberikan informasi yang berguna bagi
manajemen guna kegiatan suatu
perusahaan dalam menghasilkan kas dari kegiatan operasi, memperluaskan dan mempertahan kan kapasitas operasi perusahaan. Penilaian kineja keuangan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui
prestasi atau keberhasilan suatu
perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan dalam mendaya gunakan sumber keuangan yang tersedia. Data yang diperoleh di analisis menggunakan rasio liquiditas yaitu Rasio Lancar dan
Rasio quick sebagai berikut,
Rasio Lancar Activa Lancar x 100% Utang Lancar
Rasio Quick Activa Lancar - Persediaan x 100% Utang Lancar
HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan Arus Kas
Pada tahun 2013, arus kas dari aktiva operasi terdiri atas penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok, pembayaran untuk beban usaha, pembayaran kas kepada karyawan, penerima bunga, pembayaran bunga, pembayaran pajak penghasilan badan dan penerimaan pembayaran lainnya. Arus kas dari aktiva investasi terdiri atas perolehan aset tetap, penerimaan kas dari penjualan aset tetap dan kas bersih untuk aktiva investasi. Arus kas dari aktivitas pendanaan terdiri atas penerimaan bersih dari pinjaman jangka pendek, pemilik
enitas induk, kepentingan non
pengendali, pemilik saham entitas dari pemegang saham non pengendali (Tabel 1). Pada tahun 2014, arus kas dari aktivitas operasi terdiri atas penerimaan
kas dari pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok, pembayaran untuk beban usaha, pembayaran kas kepada karyawan, penerimaan bunga, pembayarna bunga, pembayaran pajak penghasilan badan, penerimaan pembayaran lainnya. Arus kas dari aktivitas investasi terdiri atas perolehan aset tetap, penerimaan kas dari penjualalan aset tetap, kas bersih untuk aktivitas investasi. Arus kas dari aktivitas pendanaan terdiri atas penerimaan bersih dari pinjaman jangka pendek, pemilik entitas induk, kepentingan non pengendali, penyetoran modal saham entitas anak oleh pemegang saham non pengendali, pembelian saham entitas dari pemegang saham nonpengendali, kas bersih dari aktivitas pendanaan (Tabel 2). Pada tahun 2015, Arus kas dari aktivitas operasi terdiri atas penerimaan kas dari pelanggan, pembayaran kas
kepada pemasok, pembayaran untuk beban usaha, pembayaran kas kepada
karyawan, penerimaan bunga,
pembayarna bunga, pembayaran pajak
penghasilan badan, penerimaan
pembayaran lainnya. Arus kas dari aktivitas investasi terdiri atas perolehan
aset tetap, penerimaan kas dari
penjualalan aset tetap, kas bersih untuk aktivitas investasi. Arus kas dari aktivitas pendanaan terdiri atas penerimaan bersih
dari pinjaman jangka pendek, pemilik
entitas induk, kepentingan non
pengendali, penyetoran modal saham entitas anak oleh pemegang saham non pengendali, pembelian saham entitas dari pemegang saham nonpengendali, kas bersih dari aktivitas pendanaan, laba kurs atas kas dan setara kas, kenaikan bersih kas dan setara kas, kas dan setara kas awal tahun, kas dan setara kas akhir tahun (Tabel 3).
Tabel 1. Laporan Arus Kas PT. Gudang Garam Tbk per 31 Desember 2013
Arus Kas dari aktivitas Jutaan Rupiah
OPERASI:
Penerimaan kas dari pelanggan 54,632,104
Pembayaran kas kepada pemasok (44,864,750)
Pembayaran untuk beban usaha (3,104,345)
Pembayaran kas kepada karyawan (2,052,657)
Penerimaan bunga 35,788
Pembayaran bunga (665,656)
Pembayaran pajak penghasilan badan (1,522,688)
Penerimaan (pembayaran) lainnya 20,175
Kas bersih dari aktivitas operasi 2,472,971
INVESTASI
Perolehan aset tetap (5,678,122)
Penerimaan kas dari penjualan aset tetap 42,666
Kas bersih untuk Aktivitas investasi (5,635,465)
PENDANAAN
Penerimaan bersih dari pinjaman jangka pendek 5,300,000
Pembayaran pinjaman jangka pendek Pembayaran deviden kepada:
Pemilik entitas induk (1,539,270)
Kepentingan non pengendali (32,705)
Penyetoran modal saham entitas anak oleh Pemegang saham non pengendali
Pembelian saham entitas dari pemegang Saham non pengendali (1,399)
Kas bersih dari aktivitas pendanaan 3,726,626
Laba kurs atas kas dan setara kas 39,727
Kenaikan bersih kas dan setara kas 603,868
Kas dan setara kas, awal tahun 571,449
Tabel 2. Laporan Arus Kas PT. Gudang Garam Tbk. per 31 Desember 2014
Arus Kas dari aktivitas Jutaan Rupiah
OPERASI:
Penerimaan kas dari pelanggan 65,854,132
Pembayaran kas kepada pemasok (55,964,250)
Pembayaran untuk beban usaha (2,637,265)
Pembayaran kas kepada karyawan (2,739,021)
Penerimaan bunga 42,644
Pembayaran bunga (1,287,691)
Pembayaran pajak penghasilan badan (1,651,205)
Penerimaan (pembayaran) lainnya 40,432
Kas bersih dari aktivitas operasi 1,657,776
INVESTASI
Perolehan aset tetap (5,116,093)
Penerimaan kas dari penjualan aset tetap 46,894
Kas bersih untuk Aktivitas investasi (5,069,199)
PENDANAAN
Penerimaan bersih dari pinjaman jangka pendek 5,049,500
Pembayaran pinjaman jangka pendek Pembayaran deviden kepada:
Pemilik entitas induk (1,539,270)
Kepentingan non pengendali (43,599)
Penyetoran modal saham entitas anak oleh Pemegang saham non pengendali
Pembelian saham entitas dari pemegang Saham non pengendali 25
Kas bersih dari aktivitas pendanaan 3,466,656
Laba kurs atas kas dan setara kas 9,762)
Kenaikan bersih kas dan setara kas 64,995
Kas dan setara kas, awal tahun 1,175,317
Kas dan setara kas, akhir tahun 1,240,312
Tabel 3. Laporan Arus Kas PT. Gudang Garam Tbk. per 31 Desember 2015
Arus Kas dari aktivitas Jutaan Rupiah
OPERASI:
Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran untuk beban usaha Pembayaran kas kepada karyawan Penerimaan bunga
Pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan badan Penerimaan (pembayaran) lainnya
70,331,169 (58,015,980) (3,482,970) (2,407,036) 50,058) (1,524,309) (1,830,188) 80,076)
Kas bersih dari aktivitas operasi 3,200,820)
INVESTASI
Arus Kas dari aktivitas Jutaan Rupiah
Penerimaan kas dari penjualan aset tetap 8 23,028)
Kas bersih untuk Aktivitas investasi (2,900,394)
PENDANAAN
Penerimaan bersih dari pinjaman jangka pendek 11,800,000
Pembayaran pinjaman jangka pendek (10,499,500)
Pembayaran deviden kepada:
Pemilik entitas induk (1,539,270)
Kepentingan non pengendali (28,697)
Penyetoran modal saham entitas anak oleh Pemegang saham non 1
pengendali
Pembelian saham entitas dari pemegang Saham non pengendali (17,044)
Kas bersih dari aktivitas pendanaan (284,510)
Laba kurs atas kas dan setara kas 8,474)
Kenaikan bersih kas dan setara kas 24,390))
Kas dan setara kas, awal tahun 1,240,312)
Kas dan setara kas, akhir tahun 1,264,702)
Rasio Lancar
Laporan hasil analisis data pada PT. Gudang Garam Tbk, rasio lancar untuk tahun 2013 adalah 17.22% (Tabel 4). Hal ini menunjukan bahwa kemampuan laporan arus kas dalam menganalisis biaya laporan keuangan sangat baik. Pada tahun 2014 nilai rasio lancar adalah
16.201% (Tabel 4) yang berarti
kemampuan arus kas dalam menutupi biaya laporan keuangan sebesar
16.201%. Untuk tahun 2015, nilai rasio lancar sebesar 17.703% (Tabel 4) yang berarti kemampuan arus kas dalam menganalisis biaya laporan keuangan sebesar 17.703%. Di lihat dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa kinerja perusahaan selama tiga tahun berturut-turut menunjukkan tidak stabil; nilai rasio mengalami kenaikan pada tahun 2013, penurunan pada tahun 2014, dan kenaikan pada tahun 2015.
Tabel 4. Rasio Liquiditas
2013 2014 2015 Aktiva lancar 34.604.461 38.532.600 42.568.430 Utang lancar 20.094.580 23.783.132 24.046.086 Persediaan 30.240.368 34.739.327 37.255.928 Rasio Lancar 17.22% 16.201% 17.703% Rasio quick 21.717% 15.949% 22.093% Rasio Quick
Pada tahun 2013, rasio quick pada PT. Gudang Garam Tbk adalah sebesar 21.717%, tahun 2014 sebesar 15.949%, dan tahun 2015 sebesar 22.093%. Nilai
rasio quick sebesar 21.717% pada tahun 2013 menunjukkan berarti total hutang perusahaan yang dijamin dengan arus kas bersih adalah sebasar 21.717% . Untuk tahun 2014 adalah 15.949%, dan tahun
2015 adalah 22.093%. Pada tahun 2013
rasio lancar mengalami kenaikan
sedangkan pada tahun 2014 rasio quick mengalami penurunan. Namun pada tunun 2015 rasio quick mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan kinerja yang baik dari perusahaan pada tahun 2013 dan 2015.
KESIMPULAN
PT. Gudang Garam Tbk menggunakan arus kas untuk mendapatkan hasil yang baik, hal ini dilihat dari peningkatan arus kas perusahaan yang berturut-turut selama periode tersebut. Kinerja laporan keuangan pada PT. Gudang Garam Tbk tersebut sudah dinyatakan bagus, hal ini bisa terlihat dari laporan keuangan
perusahaan tersebut yang telah
menghasilkan arus kas yang sangat baik berdasarkan analisis rasio likuiditas.
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, S. 2012. Analisis Pengaruh
Pertumbuhan Arus Kas dan
Profitabilitas Terhadap Return
Saham pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Vol 2, No 1: 39- 48.
Hanafi, M.M. dan Halim, A. 2016.
Analisis Laporan Keuangan.
Penerbit UPP STIMYKPN,
Yogyakarta.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan
(Integated and Comprehensive
Edition): Jakarta, PT Giasindo. Maith, H.A. 2013, Analisis Laporan
Keuangan dalam Mengukur Kinerja
Keuangan pada PT. Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk. Jurnal EMBA Vol 1, No 3: 619-628.
Mulyani, S. 2013. Analisis Rasio Arus Kas Sebagai Alat Pengukur Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal
Dinamika Ekonomi & Bisnis Vol 10, No 1:17-26.
Subani. 2015. Analisis Arus Kas untuk Mengukur Kinerja Keuangan (Studi
pada KUD Sido Makmur
Lumajang). Jurnal WIGA Vol 5, No 1: 58-67.
Riswan, R. dan Kesuma, Y.F. 2014. Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar dalam Penilaian Kinerja Keuangan PT. Budi Satria Wahana
Motor. Jurnal Akuntansi &
Keuangan Vol. 5, No. 1: 93-121. Sanger, H., Tinangon, J. dan Sabijono, H.
2015. Analisis Informasi Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur Efektivitas Kinerja Keuangan pada PT. Gudang Garam Tbk. Sebagai Salah satu Perusahaan Industri Rokok yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol 15, No 5: 862-873. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Surdamadji, A.M. dan Sularto, L. 2007.
Pengaruh Ukuran
Perusahaan,Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Jurnal Proceeding Pesat. Vol 2: A53-A61. Tambuwun, C.J. dan Sondakh, J.J. 2015.
Analisis Laporan Keuangan sebagai Ukuran Kesehatan Bank dengan Metode Camel Pada PT. Bank Sulut. Jurnal EMBA Vol 3, No 2: 25-36. Simangunsong, N.T.A., Ventje Ilat, V.
dan Elim, I. 2018. Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat dalam Pengambilan Keputusan Manajemen pada PT. BPR Prisma Dana Manado.
Jurnal Riset Akuntansi Going