KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN “Pengembangan Karakter Utama Rasul dalam Proses Belajar Mengajar dan Kehidupan Sehari-hari Siswa di SMA Al-Rifa’ie Pondok Modern Gondanglegi
Malang”
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2
Program Studi Magister Ilmu Agama Islam
OLEH Wahyu Mulyadi Nim: 201010290211006
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIAYAH MALANG
KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN “Pengembangan Karakter Utama Rasul Dalam PBM dan Everyday Life Siswa
di SMA Al-Rifa’ie Pondok Modern Gondanglegi Malang”
Yang diajukan oleh:
WAHYU MULYADI Nim: 20101010290211006
Telah disetujui Tanggal
25 April 2012
Pembimbing Utama
Prof. Dr. Tobroni, M.Si
Direktur
Program Pascasarjana
Dr. Latipun, M.Kes
Pembimbing Pendamping
Dr. Ahmad Nur Fuad, MA
Ketua Program Studi
Magister Ilmu Agama Islam
TESIS
Dipersiapkan dan disusun oleh :
WAHYU MULYADI Nim: 201010290211006
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal
30 April 2012
SUSUSNAN DEWAN PENGUJI
Ketua : Prof. Dr. Tobroni, M.Si ………
Sekretaris : Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si ………
Penguji I : Prof. Ishomuddin, M.Si ………
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama : Wahyu Mulyadi
Nim : 201010290211006
Program Studi : Magister Agama Islam
Dengan ini menyatakan yang sebenar-bemarnya bahwa:
1. Tesis dengan judul
KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN
“Penngembangan Karakter Utama Rasul Dalam PBM dan Kehidupan Sehari-hari Siswa di SMA Al-Rifa’ie Gondanglegi Malang”
Adalah hasil karya saya dan dalam naskah tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutk dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsure PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALITY NON EKSKLUSIF
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya
Malang, 30 April 2012 Yang menyatakan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah serta rasa syukur penulis haturkan atas berbagai
nikmat yang diberikannya sehingga dalam penyusunan tesis dengan tema “KONSTRUKSI
PENDIDIKAN KARAKTER DI PONDOK PESANTREN dapat terselesaikan dengan baik
walaupun dengan keterbatasan yang penulis miliki. Allah menciptakan manusia di muka bumi
tidak lain kecuali untuk beribadah kepadanya. Manusia di bimbing dan di didik oleh Allah agar
memiliki kepribadian yang berkarakter, lewat Nabi Agung Muhammad Saw, Allah memberikan
tauladan yang baik agar manusia bisa kembali di hadapan Allah dengan keagungan karakter yang
mampu di pertanggung jawabkan. Shalawat serta salam kepada suri tauladan kita Nabi
Muhammad Saw, yang dengan karakternya mampu mengubah dunia dan hadir sebagai pelaku
pendobrak kejahiliaan zaman, dan penyelamat bahtera dari amukan badai kemusrikin (tidak
berkarakter).
Demikian pula semoga shalawat serta salam kepada Khilafaurrosyidin dan para Sahabat
yang lain. Turut serta penulis haturkan semoga sholawat, salam dan berkah senantiasa
dilimpahkan ole Allah, serta ucapan Jazakumullahu Khair kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing dalam penyelesaian tesis ini, di antaranya kepada:
1. Kedua orang tua-ku (Teta/Adu), yang telah membimbing dengan penuh kasih sayang, yang
malamnya di gunakan untuk berdo’a dan siang untuk berusaha dengan meneteskan keringat
kesusahan yang sangat nikmat dari tiap pori-pori, keikhlasan hidup yang di pundaknya
memikul tanggung jawab menggapai keberhasilan dunia-akhirat untuk generasi yang bagian
2. Prof. Dr. Tobroni, M.Si selaku dosen pembimbing utama dan Dr. Ahmad Nur Fuad, M.A
selaku dosen pembimbing pendamping, yang selalu menyempatkan waktu di saat penulis
membutuhkan bimbingannya.
3. Dr. Muhadjir Efendi, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang selalu
memberikan kebijakan positif dalam menetapkan keputusan dan Direktur Program
Pascasarjana serta segenap jajarannya yang ikut membantu dan ikut bermusyawarah di
dalamnya.
4. Kakak-kakak dan adikku (D’ Hendon, D’ Sam, D’ Bedo, D’ Rao, D’ Mi, D’ Wati dan
Dzurrahmah/adik serta Aflah/anak), yang senantiasa dengan kebersamaanya memberikan
motivasi, do’a serta dukungan material, bahkan mengeluarkan air mata pelanjut dari cita-cita
dan harapan kedua orang tua.
5. H. M. Nor Djamaludin, BA/Umi-Ku yang selalu memberikan motivasi, berdo’a, dan
bantuan materil serta melepaskan beban pikiran pada kehidupan jangka panjang dan
cita-cita.
6. Segenap iparku (K’ Japri, D’ Syarif dan Rafiudin) yang selalu memberikan kebijakan dan
keputusan agar kakak-kakak dan adikku turut membantu baik moril maupun materil dalam
perjalanan studi yang penulis tempuh.
7. Drs. Mahmud, M.Pd.I selaku Direktur Pndok Modern Al-Rifa’ie Gondanglegi Malang dan
H. Umar Maksum, S.P, M.KPd selaku Kepala SMA Al-Rifa’ie Gondanglegi Malang yang
telah memberikan Ijin penelitian.
8. Dr. Mujibur Khairul Muluk, yang selalu ada dalam memberikan nasihat sepanjang penulis
Budi/Surabaya, Fathur/Jogja, Furqon/Jogja, M. Abduh/Riau, Oscar/Probolinggo) yang selalu
membagi keceriaan di saat-saat saling membutuhkan.
9. Segenap saudara-saudaraku di asrama Bima/lama (Om Candra, Tohir, Eka, Coki, Adi,
Subhan) yang selalu membagi keceriaan dan suka duka hidup dalam perantauan. Serta
Sunardin dan mas Hajar di kos yang ikut membantu dan membagi keceriaan.
10. Dan siapa saja yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu di sini, di mana merka turut
mendukung dalam penyelesaian tesis ini.
Berkat bimbingan dan pertolongan Allah Swt. Tesis ini dapat terselesaikan walupun
dalam proses penyusunanya banyak hal yang membuat tertunda karena kesibukkan dan lain hal.
Dan penulis sadar bahwa TESIS ini masih jauh dari kesempurnaan karena pada fitrahnya bahwa
penulis di ciptakan dengan tidak berpengetahuan. Dan oleh karena itu penulis mengharapkan
masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan
dimasa yang akan datang.
Malang, 30 April, 2012 Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Istilah ... 8
F. Penelitian Terdahulu ... 9
G. Sitematika Penulisan ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15
A. Konstruksi Pengertian Manusia ... 15
1. Pengertian Karakter ... 15
2. Tentang Karakter (Sifat) dan Keutamaan Rasulullah ... 20
B. Pendidikan Karakter Perspektif Islam ... 31
2. Nilai Dasar Dalam Pendidikan Islam ... 32
C. Konsep Karakter Manusia ... 36
1. Karakter Individual ... 36
2. Karakter Privat dan Karakter Publik ... 37
3. Karakter Cerdas ... 37
4. Karakter Baik ... 38
D. Pengembangan Karakter Manusia ... 39
1. Berkembangnya Otonomi Sosial ... 39
2. Proses yang Mengarahkan Perkembangan Karakter ... 40
3. Pengembangan Karakter di Lembga Pendidikan ... 41
E. Nilai-Nilai Budaya/Kultur : Pesantren Sebagai Subkultur ... 42
1. Defenisi Pondok Pesantren ... 42
2. Pesantren Sebagai Subkultur ... 43
F. Nilai Pendidikan di Sekolah Umum ... 44
BAB III METODE PENELITIAN ... 46
A. Pendekatan Penelitian ... 46
B. Data dan Sumber Data ... 47
C. Metode Pengumpulan Data ... 48
D. Keabsahan Data ... 51
E. Analisi Data ... 53
BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
A. Profil SMA Al-Rifa’ie Pondok Modern Gondanglegi Malang ... 56
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Al-Rifa’ie ... 59
3. Keadaan Guru dan Karyawan ... 63
4. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah (EMASLIM) ... 65
5. Bidang Kesiswaan ... 67
6. Bidang Sarana dan Prasarana ... 69
B. Konstruksi Pendidikan Karakter di SMA Al-Rifa’ie Gondanglegi .. 70
1. Program Kegiatan Sekolah ... 71
2. Program Kegiatan Kepala Sekolah ... 72
3. Implementasi Pendidikan Karakter ... 73
4. Alasan Pendidikan Karakter di SMA Al-Rifa’ie ... 77
C. Pengembangan Karakter Utama Rasul Dalam PBM dan Kehidupan Sehari-hari Siswa ... 79
1. Pengembangan Karakter Utama Rasul Dalam Proses PBM ... 79
2. Kehidupan Sehari-hari Siswa di SMA Al-Rifa’ie Gondanglegi Malang ... 82
3. Organisasi Pelajar Pondok Modern Al-Rifa’ie (OPPMA) ... 84
D. Faktor Yang Menunjang Peningkatan Pendidikan Karakter di SMA Al-Rifa’ie Gondanglegi Malang ... 88
1. Kultur ... 88
2. Sumber Daya Manusia (SDM) ... 89
3. Figur Kiyai (Pendiri Yayasan) ... 93
E. Analisis Hasil Penelitian ... 94
2. Pengembangan Karakter Utama Rasul Dalam PBM dan
Kehidupan Sehari-hari Siswa di SMA Al-Rifa’ie Gondanglegi
Malang ... 98
3. Faktor Yang Menunjang Peningkatan Pendidikan Karakter di SMA Al-Rifa’ie Gondanglegi Malang ... 100
BAB V PENUTUP ... 104
A. Kesimpulan ... 104
B. Saran-Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 109
Daftar Lampiran Lampiran I : Surat Keterangan penelitian
Lampiran II : Pedoman Wawancara penelitian
Lampiran III : Data Kegiatan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Terjemahan
Akhmad Muhaimin Azzet (2011), Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia
“Revitalisasi Pendidikan Karakter Terhadap Keberhasilan Belajar dan
Kemajuan Bangsa”. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta
Azra, A., (2001) Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru. Jakarta: Kalimah.
Budimansyah Dasyim, 2010 Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Membangun Karakter Bangsa, Widya Aksara Press: Bandung.
Bruinessen, M.V., (2004), Traditionalist and Islamist pesantren in contemporary Indonesia. Paper presented at the ISIM workshop on “the Madrasah in Asia” 23-24 May.
Burhanuddin, J., Dina Afrianty (Ed.) (2006) Mencetak Muslim Modern: Peta
Pendidikan Islam Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Creswell, J., W. (2003). Research Design : Qualitative, Quantitative and Mixed Method (2nd Ed.). California: SAGE Publication Inc.
Dharma Kesuma, Cepi Triatna, Johar Permana, 2011, Pendidikan Karakter “Kajian
Teori dan Praktik di Sekolah”, Remaja Rosdakarya: Bandung.
Fatchul Mu’in, 2011, Pendidikan Karakter “Konstruksi Teoritik dan Praktek”, Ar
-Ruzz Media: Yogjakarta.
Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, 2006, Kecerdasan Kenabian Prophetic Intelligence
“Mengembangkan Potensi Robbani Melalui Peningkatan Kesehatan Ruhani”,
Pustaka Al-Furqan: Yogyakarta.
Jum’ah Amin Abdul Aziz, 2011, Fiqih Dakwah “Studi Atas Berbagai Prinsip dan
Kaidah yang Harus Dijadikan Acuan Dalam Dakwah Islamiah”, PT Era
Adicitra Intermedia: Solo 57146
Majid Abdul, Dian Andayani, 2011, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Remaja Rosdakarya: Bandung.
Mas’ud Abdurrahman (2004), Intelektual Pesantren “Perhelatan Agama dan Tradisi”,
LkiS: Yogyakarta.
Muchlas Samani, Hariyanto, 2011, Pendidikan Karakter “Konsep dan model”, Remaja Rosdakarya: Bandung.
Muhaimin (2008), Paradigma Pendidikan Islam “Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah”, PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Moh. Nazir (2005), Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia: Bogor Selatan 16720 Ridlwan Nasir (2005), Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal “Pondok Pesantren
di Tengah Arus Perubahan”, Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Sugiyono (2009), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, , Alfabeta: Bandung
Suseno, Frans Magnis. 2003. Marx Tentang Agama. Penerbit Teraju: Jakarta.
Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, sejarah hidup Muhammad (Sirah
Nabawiyah). Cet. 1 Robbani press: Jakarta.
Tobroni (2010), The Spiritual Leadership “Pengefektifan Organisasi Noble Industry
Melalui Prinsip-Prinsip Spiritual Etis”, UUM Press:Malang.
_________ (2008,), Pendidikan Islam “Paradigma Teologis, Filosofis dan Spiritual”,
UMM Press: Malang
http://dc151.4shared.com/img/aC1FcRSU/preview.html
http://kelikwardiono.wordpress.com/2010/12/21/ilmu-pengetahuan-yang-bebas-nilai
http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/09/29/66461/Murid-Pukul-Guru-MTs-Negeri-1-Bima-Ricuh
http://www.insistnet.com/index.php?option=com_content@view=article@id=133:perl ukah-pendidikan-berkarakter@catid=1:adian-husaini
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Argumentasi dasar bahwa pendidikan membuat manusia menjadi lebih baik dan manusia
yang baik tentu berprilaku mulia. Pandangan tersebut menganggap bahwa manusia dibentuk
oleh situasi sosial yang nyata (konkret dan material). Pandangan semacam itu masih memiliki
pengikutnya sekarang, bahwa pendidikan masih dipandang sebagai cara untuk membentuk
manusia menjadi lebih baik, bijak, dan pendidikan menghasilkan manusia-manusia yang
mendukung berjalannya masyarakat yang ideal.
Terkait dengan pendidikan sebagai cara untuk membentuk manusia menjadi lebih baik,
maka telah coba untuk didiskusikan dan direnungkan segala fenomena yang terjadi dalam dunia
pendidikan, di mana dalam lembaga pendidikan banyak kejadian yang berkesan tidak
mencerminkan nilai-nilai yang tidak semestinya terjadi, seperti guru mencabuli siswanya, guru
yang menggunakan cara kekerasan terhadap siswanya, dan kemungkinan banyak guru yang lebih
baik, meskipun “baik” dalam pengertian yang sangat normatif, dan ada sedikit guru yang sangat
jahat (guru yang terkenal malas mengajar dan menganggap siswanya musuh, guru yang
bermasalah dengan dirinya sendiri dan kemudian menjengkelkan ketika mengajar, kemudian
siswa yang menjengkelkan, seperti siswa yang memukul guru, contoh seperti kejadian di Bima -
Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tepat pada tanggal 29 September 20111. Maka, tidak heran lagi
ketika dewasa ini gemar membicarakan tentang keterbelakangan di negeri ini oleh karena
rusaknya pendidikan karakter.
2
Tetapi, selalu saja ada guru yang terbaik, yang dengan penampilan dan pengabdiannya
mampu menginspirasi murid-murid sehingga mereka benar-benar bisa tumbuh menjadi manusia
yang mengarah pada kebaikan karakter, kecerdasan dan akhirnya bisa berperan besar dalam
sejarah manusia yang berguna bagi orang lain dan tampil sebagai penolong banyak orang.
Dalam konteks ini, kiranya perlu mengkolaborasikan pendidikan agama Islam dan
pendidikan karakter. Agama Islam yang notabene merupakan agama samawi, mengandung
ajaran yang membentuk dan menata kehidupan manusia, seperti terlihat dalam teks-teks suci
Islam (Al-Qur’an) ajakan luhur, konsep kemanusiaan yang humanis, dan ajaran-ajaran praktis
yang verifikatif. Dari itu semua dapat dilihat dengan jelas bahwa pendidikan agama sangat besar
peranannya dalam pendidikan atau pembentukan karakter.
Pendidikan agama adalah sebuah proses sosialisasi terhadap ajaran-ajaran agama yang
menjadikan manusia yang sadar akan tugas-tugasnya, sebagai manusia dengan segala potensi
yang dimilikinya, dan sekaligus sebagai makhluk yang dicptakan Tuhan. Konsep hubungan ini
dikemas dalam Islam sebagai siklus interaksi manusia, yakni bagaimana manusia berhubungan
dengan Tuhan, bagimana juga manusia menjalin hubungan dengan sesama manusia. Model
pendidikan dalam Islam lebih diarahkan pada proses penanaman akidah dan pembekalan atas
berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia. Sejalan dengan
tujuan proklamasi adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk mengaktualisasikan maksud tersebut diselenggarakanlah proses pendidikan
terhadap anak-anak bangsa demi mencetak insan-insan yang intelektual dan berwawasan luas
dan berakhlak mulia yang tentu mempunyai nilai pembentukan karakter sebagai generasi penerus
pemegang kendali pemerintahan. Dari sisi penyelenggara, pendidikan di Indonesia terbagi ke
3
diselenggarakan ke dalam dua model pendidikan tersebut. Pendidikan formal umumnya dikelola
dalam lembaga pendidikan yang dikenal dengan pesantren.
Agar tidak terlalu jauh dari konsep pendidikan karakter, marilah coba lihat kembali
secara umum keberhasilan pembentukan karakter di Pondok Pesantren, walau pun tanpa
mengabaikan keberhasilan pendidikan di lembaga pendidikan yang bersifat umum, adapun
keberhasilan yang dimaksud yaitu, seperti para santri bisa kreatif, mempunyai kedisiplinan,
mempunyai kemandirian, berakhlak baik dan lain sebagainya. Dari pengamatan inilah saya
sebagai penulis terinspirasi untuk mengkaji lebih dalam, bahwa metode atau cara seperti apa atau
bahkan fasilitas yang bagaimanakah yang bisa mendidik para siswa sehingga terbentuklah
karakter yang diinginkan.
Pesantren dalam hubungannya dengan konsep pendidikan karakter, menarik kiranya
dilihat lebih jauh Pesantren Modern Al-Rifa’ie Gondanglegi Malang, sebagai salah satu
pesantren di Jawa yang masih eksis di tengah gempuran modernisasi pendidikan, ataupun
kegagalan pendidikan karakter yang selama ini dengan berbagai tawuran antara siswa dari
lembaga pendidikan yang satu dengan lembaga pendidikan yang lainnya. Pesantren Al-Rifa’ie
adalah sebuah sistem kelembagaan Pendidikan Islam yang menawarkan program akademik dan
profesional yang relevan dengan studi Islam, dan juga pondok pesantren ini menggunakan istilah
yang berbeda dengan pondok pesantren yang lain.
Di pondok pesantren yang lain, yang menggunakan istilah yang berbeda untuk
penyebutan kepada madrasah atau sekolah, seperti penyebutan pada umumnya di pondok
pesantren dikenal dengan Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, sedangkan di pondok
modern Al-Rifa’e menggunakan istilah dengan penyebutan SMP dan SMA. Di dalamnya, para
4
mengacu kepada keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah islamiyah dan kebebasan.
Bahwasannya pendidikan adalah kebutuhan asasi manusia agar dapat hidup sesuai dengan kodrat
kemanusiaannya sebagai makhluk Allah SWT yang diberi amanat dan tanggung jawab untuk
menjadi khalifah-Nya di muka bumi.(QS. Al-Baqarah/2: 30, dan QS. Al-Mujadalah/58: 11)
Dalam rangka melaksanakan misi dan risalah tersebut, maka cita-cita itulah yang
melatarbelakangi KH. Achmad Zamachsyari mendirikan Pondok Pesantren Modern Al-Rifa’ie.
Mulai dibangun pada tanggal 8 Oktober 1992 M/11 Robiul Akhir 1413 H yang merupakan
pengasuh Pondok Pesantren Al-Fattah Singosari Malang Jawa Timur yang didirikan oleh
ayahanda KH. Rifa'ie Basuni. Nama AL-RIFA’IE diambil dari nama ayahanda pengasuh sebagai
bukti cinta beliau pada ayahandanya.
Pendirian Pesantren tersebut merupakan jawaban dari para ulama dalam upaya menjawab
problematika ummat yang membutuhkan sebuah lembaga Pendidikan Islam untuk mencetak
generasi yang intelek dengan senantiasa bepegang teguh pada prinsip-prinsip agama Islam dalam
melaksanakan pendidikan, pengajaran dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya.
Dengan tetap menjaga keseimbangan antara nilai-nilai Pendidikan Pondok Pesantren
pada satu sisi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada sisi yang lain. SMA
Al-Rifa’ie, berketetapan mengusahakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kemajuan ummat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang mana tertera pada
pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 demi terbinanya manusia Indonesia seutuhnya, dan
terwujudnya masyarakat adil dan makmur (Undang-undang no. 20 tahun 2003), serta berakhlak
mulia, jasmani dan rohani yang diridai Allah SWT.
SMA Al-Rifa’ie adalah sekolah yang berada dalam naungan pondok modern Al-Rifa’ie.
5
konsepnya semua siswa diasramakan. Dengan inilah maka pengelola dan para pendidik mudah
mengontrol siswa dalam melakukan pendidikan dan pembinaan, yang baik dilakukan mulai pagi
hingga malam hari. Hal ini memberikan peluang bagi para pengelola dan guru untuk
memahamkan dan menanamkan nilai-nilai ajaran Islam kepada para siswa sehingga bisa
membentuk kepribadian dan tercermin karakter yang baik.
Dari uraian di atas bahwa fenomena yang terjadi di lembaga pendidikan banyak berkesan
dengan karakter, baik yang diinginkan maupun karakter yang tidak mampu membawa nama baik
seorang pribadi atau golongan (lembaga pendidikan). Dengan demikian peneliti berangkat dari
terinspirasi untuk lebih jauh meneliti bagaimana konsep yang diterapkan oleh lembaga
pendidikan yang sekiranya sedikit berhasil dalam pendidikan karakter, maka peneliti pun
memilih SMA Al-Rifa’ie sebagai objek penelitian yang setidaknya dapat mencerminkan
pendidikan karakter, yang kemudian pada hakikatnya tentu menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Berangkat dari persoalan di atas, bahwa kemampuan SMA Al-Rifa’ie dalam pendidikan
serta pembentukan karakter, maka akan menjadi pertanyaan pokok yang diajukan dan sekaligus
sebagai masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana konstruksi pendidikan/pembinaan
karakter yang dilakukan pada SMA Al-Rifa’ie Gondanglegi Malang dan faktor apa yang
menunjang peningkatan pendidikan-pembinaan karakter yang dilakukan pada SMA Al-Rifa’ie
Gondanglegi Malang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
6
2. Bagaimana pengembangan karakter utama Rasul dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) dan
Kehidupan Sehari-hari siswa di SMA Al-Rifa’i Gondanglegi Malang?
3. Faktor apa yang menunjang peningkatan pendidikan karakter yang dilakukan di SMA
Al-Rifa’i Gondanglegi Malang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan sebagaimana yang
telah dirumuskan di atas, yang secara umum untuk mendeskripsikan proses sebuah lembaga
pendidikan pondok pesantren sehingga mampu membentuk karakter santri. Maka dari itu,
terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui implementasi karakter utama Rasul di SMA Al-Rifa’i gondanglegi
Malang
2. Untuk memperoleh gambaran tentang pengembangan karakter utama Rasul dalam PBM dan
everyday life siswa di SMA Al-Rifa’i Gondanglegi Malang
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menunjang dalam peningkatan pendidikan karakter di
SMA Al-Rifa’i Gondanglegi Malang
4.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Secara Akademik
Dapat mengantarkan untuk lebih memahami teori dan strategi pendidikan karakter, guna
menambah informasi dan khazanah keilmuan dalam rangka pembenahan kualitas menuju
kesuksesan untuk upaya pembentukan karakter terhadap santri/peserta didik pada lembaga
pendidikan di negeri tercinta ini. Serta menambah bahan kajian bagi lembaga pendidikan
7
2. Manfaat Secara Praktis
a. Sebagai wujud peranan akademik dalam hal memberikan kontribusi dalam meningkatkan
pendidikan.
b. Para pengelola lembaga pendidikan dapat mengadopsi beberapa hal dalam upaya
pembentukan karakter terhadap santri/peserta didik.
c. Para administrator, guru atau praktis pendidikan. Dapat mengetahui keberhasilan lembaga
pendidikan pondok pesantren dalam upaya pembentukan karakter terhadap santri/peserta
didik dalam pembentukkan karakter dan selanjutnya dapat diterapkannya di lembaga mereka.
d. Peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian lebih luas dan mendalam tentang cara tau
kunci keberhasilan pembentukkan karakter.
E. Definisi Istilah
Terdapat beberapa istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini yang secara
operasional memiliki arti dan makna yang khas. Oleh sebab itu, agar tidak terdapat kesalahan
dalam persepsi untuk memaknai topik tersebut di atas, maka terlebih dahulu perlu ditegaskan
definisi operasional, yaitu:
1. Konstruksi Pendidikan karakter; konstruksi adalah susunan, bentuk atau model tata letak
suatu bangunan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 457). Pendidikan karakter adalah
bertujuan membentuk setiap pribadi insan yang menmpunyai nilai-nilai yang utama. Insan
yang mempunyai nilai-nilai utama ini, terutama dinilai dari prilakunya dalam kehidupan
sehari-hari, bukan pada pemahamannya, Akhmad Muhaimin Azzet (2011: 16). Dan dapat
dipertanggung-jawabkan bahwa, konstruksi pendidikan karakter yang dimaksud adalah
8
ditetapkan oleh norma-norma agama atau undang-undang pendidikan yang ditetapkan oleh
pemerintah untuk pembentukkan kepribadian yang baik.
2. SMA Al-Rifa’i Gondanglegi Malang adalah salah satu lembaga pendidikan formal swasta,
yang berada dalam pondok pesantren di Malang, yang coba didesain dengan cara mengubah
pendidikan salafiyah yang ada di pondok pesantren dengan cara pendidkan modern yang
berciri khas Islam dan berada dalam sistem pendidikan nasional dan ditempatkan di bawah
pembinaan Kementerian Agama RI, yang berlokasi di Jl. Raya Ketawang No. 01 Gondanglegi
- Malang - Jawa Timur - Indonesia.
F. Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian terdahulu terkait dengan pendidikan karakter penelitian yang
dilakukan oleh Abdul Majid dan Dian Andayani (2011), dalam bukunya Pendidikan Karakter
Perspektif Islam. Dalam bukunya, mereka mengungkap bahwa pandangan Islam terdapat
tahapan-tahapan pengembangan karakter dimulai sedini mungkin. Karena berlandaskan Hadis
Rasulullah Saw. yang berbunyi sebagai berikut:
“jadikanlah kata-kata yang pertama diucapkan seorang anak, kalimat La Ilaha Ilallah.
Dan bacakan menjelang maut, kalimat La Ilaha Ilallah.” (HR. Ibnu Abbas).
Muliakan anak-anakmu dan didiklah dengan adab (budi pekerti) yang baik. (HR. Ibnu Majah).
Suruhlah anak-anakmu mengerjakan sholat ketika berumur tujuh tahun, dan jika sudah berumur sepuluh tahun, maka pukullah mereka jika tidak mau sholat. Dan pisahkanlah tempat tidurnya. (HR. Al-Hakim dan Abu Daud, Diriwayatkan dari Ibnu Amr bin Al-Ash r.a).
Dalam bukunya, memang mereka membagi beberapa tahapan dalam pembentukkan
karakter pada diri anak oleh keluarga (orang tua). Walaupun konsep itu mereka gunakan dalam
pendidikan karakter oleh keluarga, tapi tahapan juga tetap punya masa untuk anak itu dapat
9
dia berkesimpulan bahwa, kegagalan pendidikan karakter di negeri ini adalah dalam lembaga
pendidikan itu sendiri.
Abdul Majid dan Dian Andayani (2011: 05), dalam bukunya menyatakan, bahwa sekolah
sebagai institusi pendidikan mengabaikan pembentukan karakter siswa. Karena sekolah mengacu
pada pendapat Marvin W. Berkowitz dan Melinda C. Bier, yang mengemukakan pandangan
bahwa sekolah seharusnya fokus pada prestasi akademik (academic achievement) telah diterima
secara luas. Padahal, sesungguhnya sekolah yang dalam ilmu sosiologi diposisikan sebagai
media sosialisasi kedua setelah keluarga, mempunyai peran yang besar dalam menanamkan
nilai-nilai dan norma-norma sosial dalam pembentukan karakter/kepribadian. Kesimpulan tersebut
bukan mengambinghitamkan sekolah karena memang tanggung jawab utama pembentukan
karakter adalah keluarga.
Demikian juga penelitian yang lain, oleh Akhmad Muhaimin Azzet (2011), dalam
bukunya, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia “Revitalisasi Pendidikan Karakter
Terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa”. Dalam bukunya dia berkesimpulan
bahwa di negeri tercinta ini benar-benar mengalami keterbelakangan dalam pembentukan
karakter, karena banyaknya berbagai hal yang terjadi di lembaga pendidikan yang tidak
semestinya terjadi.
Keadaan yang memprihatinkan juga ditambah lagi dengan perilaku sebagian remaja
Indonesia yang sama sekali tidak mencerminkan sebagai remaja yang terdidik. Misalnya,
tawuran antar pelajar, tersangkut jaringan narkoba, baik sebagai pengedar maupun pemakai, atau
melakukan tindak asusila (Muhaimin Azzet, 2011: 11).
Dari kesimpulannya dalam buku tersebut, Muhaimin Azzet mengatakan, bahwa hal yang
10
dilakukannya adalah hal yang terbaik. Untuk semakin menguatkan kesadaran untuk memahami
ini, dibutuhkan contoh atau suri teladan yang baik dari para pendidik, orang-orang yang terlibat
dalam dunia pendidikan, maupun para pemimpin bangsa.
Terkait dengan lembaga pendidikan yang sangat besar perananya dalam pembentukan
karakter, maka yang sangat dibutuhkan adalah seorang guru yang bisa di teladani oleh peserta
didik atau siswanya. Di sinilah dibutuhkan seorang guru yang sungguh-sungguh dalam
melakukan pekerjaannya, bukan seorang guru yang hanya sekedar mengajar untuk mendapatkan
suatu pekerjaan dan imbalan, melainkan seorang guru yang mendidik dengan senang hati.
Karena memang guru yang mendidik dengan senang hatilah yang akan berhasil dalam mendidik
anak didiknya. Sungguh, hal ini tentu bebeda dengan guru yang bekerja hanya karena
membutuhkan “pekerjaan” semata.
Begitu pula dari penelitian Tobroni (2010), dalam bukunya, The Spiritual Leadership
“Meraih Kekokohan Spiritualitas Menggapai Keberhasilan Kepemimpinan”. pada sub
pembahasan dalam bukunya dia juga mengupas Prinsip-Prinsip Spiritual Etis: Paradigma Baru
Kepemimpinan. Dalam sub-subnya dia membahas tentang, etika dan moral, etika religius yang
mengatur antara Tuhan dan manusia, sikap etis Tuhan terhadap makhluknya, etika manusia
terhadap Tuhan, perilaku etis manusia terhadap sesama, dan etika religius berkenaan dengan
sikap terhadap sesama manusia.
Dalam penelitiannya Tobroni menyimpulkan, bahwa etika religius dalam perspektif
Islam adalah nilai-nilai etis yang secara ontologis bersumber dari Allah melalui ayat-ayatnya
(kawniyah dan qawliyah), secara epistemologis digali oleh manusia beriman dan secara
aksiologis sejalan dengan ide moral Islam. Etika religius Islam meliputi tiga dimensi: sikap etis
11
sesama (Tobroni, 2010, 40). Kemampuan manusia dibanding makhluk lainnya terbukti baik
secara jasmaniah maupun ruhaniah. Kesempurnaan fisik dapat dicapai dari alam sedangkan
kesmpurnaan ruhaniah dari Tuhan. Sebagaimana jasmani yang akan kurus dan menderita apabila
tidak terpenuhi kebutuhannya. Ruhani juga akan mengalami hal yang sama apabila ia jauh dari
Tuhan, karena Allah Rabb al-alamin dengan Al-asma „lhusna yang berjumlah 99 tidak akan
membiarkan hambanya menderita apabila dia berbuat yang mencerminkan karakter yang baik.
Karena manusia sebagai puncak penciptaan Allah. Maka agar dapat menciptakan
kehidupan yang sejahtera Allah memberikan petunjuk kepada manusia. Pemberian petunjuk itu
anatara lain dengan “mengutus rasul-rasul”, “mewahyukan kitab-kitab-nya dan menunjukkan
jalan yang lurus kepada hambannya dengan senantiasa memberikan hidayah. Hanya dengan agar
terwujudnya karakter yang baiklah diutusnya Nabi Muhammad Saw.
“sesungguhnya aku ditus hanya untuk menyempurnakan budi peketri yang baik”
(al-hadits)
Tobroni menegaskan, pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri anak
tertanam nilai-nilai iman, ilmu dan amal shaleh dalam bingkai keluhuran budi (akhlak atau
karakter) yang baik. Etika religius perlu ditanamkan dalam diri anak didik dalam membentuk
akhlak atau karakter yang baik.
Secara umum, hasil-hasil penelitian di atas telah menggambarkan betapa pentingnya
mengembalikan kepribadian yang baik dalam dunia pendidikan yang tentunya akan bisa
membangun karakter yang semestinya terjadi untuk mencerminkan kepribadian yang baik, bukan
malah sebaliknya yang menjadikan manusia berbuat yang tidak mencerminkan nilai-nilai
pendidikan yang baik. Namun beberapahal yang belum disentuh oleh para peneliti sebelumnya,
mengenai pendidikan di pesantren yang notabene dapat membentuk karakter dan kepribadian
12
dalam pendidikan yang bersifat umum, tetapi sebagai pengetahuan yang berdiri secara mandiri
tanpa dipengaruhi oleh unsur eksternal di negeri ini, disinilah letak signifikansi penelitian ini
menurut penulis.
Salah satu teori yang menarik untuk dicermati bahwa pesantren mampu beradaptasi
dengan modernitas dengan segala entitasnya meskipun dilakukan dengan berbagai macam cara.
Bahwa tidak semua pesantren menolak aspek-aspek modernitas, banyak di antara mereka yang
bernegosiasi dan jenis pesantren inilah yang masih eksis sampai sekarang. Kemampuan inilah
yang akan menjadi modal penulis untuk melihat lebih jauh bagaimana mengidentifikasi
model-model kepemimpinan pesantren yang diterapkan dalam pembentukan karakter para santri yang
dapat eksis di tengah gencarnya globalisasi pendidikan dan sekaligus merepresentasikan bahwa
pesantren tidak akan hilang oleh arus modernitas dan sekaligus membuktikan bahwa pesantren
mampu menjadi mediator antara tradisi Islam di dalam pesantren dan modernitas.
G. Sistematika Penulisan
Pada prinsipnya bahwa pada penulisan tesis akan dikemukakan gambaran umum tentang
sistematika pembahasan, yang mana pada penulisan ini akan meliputi enam bab. Bab I
membicarakan tentang pendahuluan yang memuat latar belakang permasalahan yang ingin di
bahas dalam penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah,
penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.
Bab II berisi kajian pustaka, memuat terkait dengan konstruksi karakter manusia
(pengertian karakter, tentang karakter (sifat) dan keutamaan Rasulullah, unsur-unsur karkater),
pendidikan karakter perpektif Islam (pendidikan karakter dalam Islam, nilai dasar dalam
pendidikan Islam), nilai-nilai budaya/kultur: pesantren sebagai subkultur (defenisi pondok
13
Bab III menguraikan tentang metodologi penelitian, yang dimana membahas berbagai
cara untuk mengantarkan pada teknis dalam melakukan penelitian, meliputi pendekatan
penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data, keabsahan data dan analisis data.
Bab IV pemaparan hasil penelitian, yang membahas tentang profil SMA Al-Rifa’ie
Pondok Modern Al-Rifa’ie Gondanglegi-Malang, data tentang pendidikan karakter di SMA
Al-Rifa’ie Pondok Modern Al-Rifa’ie Gondanglegi-Malang.