• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA

BUKU CERITA BERGAMBAR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok A1 SPS PAUD Bintang Kecil Kecamatan Klari Kabupaten Karawang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian DariSyarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Siti Unayah 1009770

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIADINI DEPARTEMEN PEDAGOGIKFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

(2)

ii

LEMBAR HAK CIPTA PENULIS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA

BUKU CERITA BERGAMBAR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok A1 SPS PAUD Bintang Kecil Kecamatan Klari Kabupaten Karawang)

Oleh Siti Unayah

Sebuh Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

@ Siti Unayah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Nopember 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA

BUKU CERITA BERGAMBAR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok A1 SPS PAUD Bintang Kecil Kecamatan Klari Kabupaten Karawang)

Siti Unayah

1009770

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Heni Djohaeni, S.Pd., M.Si.

NIP. 19700724 199802 2 001

Pembimbing II

Asep Deni Gustiana, M.Pd.

NIP. 19840918 201212 1 001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd.

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA

BUKU CERITA BERGAMBAR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok A1 SPS PAUD Bintang Kecil Kecamatan Klari Kabupaten Karawang)

Siti Unayah

1009770

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Penguji I

Rita Mariyana, M.Pd

NIP. 19780308 200112 2 001

Penguji II

Leli Kurniawati, S.Pd,M.Mus

NIP. 132 252 248

Penguji III

Dr. Badru Zaman, M.Pd

NIP. 19740806 200112 1 002

Mengetahui : Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd

(5)

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014

DAFTAR ISI

JUDUL... ... i

LEMBAR HAK CIPTA PENULIS . ... ii

LEMBAR PENGESAHAN... ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

B. Hasil Penelitian ... 42

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 74

(6)

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014

DAFTAR PUSTAKA ... 76

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Kelompok Usia 4 < 6 ... 14

3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 31

3.2 Kisi-kisi Instrumen ... 33

3.3 Jadwal Siklus Tindakan ... 35

4.1 Tema Pembelajaran Paud Bintang Kecil ... 39

4.2 Daftar Nama Guru Paud Bintang Kecil ... 40

4.3 Keadaan Anak Didik Paud Bintang Kecil ... 41

4.4 Data Anak Kelompok A1 Paud Bintang Kecil Tahun 2013/2014 ... 41

4.5 Hasil Observasi Awal (Pra Siklus) ... 45

4.6 Hasil Observasi Siklus I ... 52

4.7 Hasil Observasi Siklus II ... 59

4.8 Hasil Observasi Perkembangan Berbicara Anak ... 64

(7)

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014

DAFTAR GRAFIK/BAGAN

Grafik Hal

3.1 Bagan Riset Aksi Model Kemmis dan Tagart ... 29

4.1 Observasi Awal Kemampuan Berbicara ... 46

4.2 Hasil Observasi Awal Kemampuan Berbicara Pra Siklus ... 46

4.3 Observasi Sikls I Kemampuan Berbicara ... 53

4.4 Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siklus I ... 53

4.5 Observasi Siklus II Kemampuan Berbicara ... 60

4.6 Hasil Observasi Awal Kemampuan Berbicara Siklus II ... 60

4.7 Perkembangan Anak yang Belum Berkembang ... 61

4.8 Perkembangan Anak yang Mulai Berkembang... 62

4.9 Perkembangan Anak yang Berkembang Sesuai Harapan ... 62

(8)

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp Hal

1. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I dan II ... 77

2. Media Buku Cerita Bergambar ... 81

3. Pedoman Observasi Kemampuan Berbicara Siklus I dan II ... 84

4. Catatan Lapangan Siklus I dan II ... 90

5. Dokumentasi Photo Kegiatan Siklus I dan II ... 92

6. Surat Keterangan Penelitian ... 95

(9)

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan lingkungan

sekitarnya, oleh karena itu bahasa sangat penting peranannya dalam kehidupan

manusia. Bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan

seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain.

(Sumantri & Syaodih. 2009 :2.30)

Perkembangan bahasa untuk anak usia dini berdasarkan acuan standar

Pendidikan Anak Usia Dini No. 58 tahun 2009, mengembangkan tiga aspek yaitu

menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan. Lingkup

perkembangan menerima bahasa yaitu kemampuan berbahasa secara reseptif,

terdiri dari pengembangan menyimak perkataan orang lain, mengerti dua perintah

yang diberikan bersamaan, memahami cerita yang dibacakan, mengenal

perbendaharaan kata mengenai kata sifat, mengerti beberapa perintah, mengulang

kalimat yang lebih kompleks, dan memahami aturan dalam suatu permainan.

Bentuk indikator untuk lingkup perkembangan ini bisa dalam bentuk tindakan,

hasil karya, tulisan, dan lain sebagainya, sebagai ciri anak memahami dan mampu

menerima bahasa.

Lingkup perkembangan kedua yaitu kemampuan mengungkapkan bahasa.

Kemampuan ini termasuk dalam kemampuan bahasa ekspresif. Kemampuan ini

bisa muncul dalam bentuk kemampuan berbicara, dan menulis. Pencapaian

perkembangan kemampuan ini yaitu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks,

menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi

secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk

persiapan membaca, menulis dan berhitung, menyusun kalimat sederhana dalam

(10)

2

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain, melanjutkan sebagian

cerita/dongeng yang telah diperdengarkan. Pencampaian perkembangan ini dapat

muncul dalam berbagai indikator.

Lingkup pengembangan ketiga yaitu keaksaraan, kemampuan baca-tulis

permulaan. Kemampuan ini termasuk kemampuan menyebutkan simbol-simbol

huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada

disekitarnya, menyebutkan 4 kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal

yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, membaca nama

sendiri, dan menuliskan nama sendiri.

Menurut Depdikbud dalam Suhartono (2005) Berbicara secara umum dapat

diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, gagasan, atau isi hati)

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud

tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Senada dengan Tarigan dalam Suhartono

(2005) mengemukakan bicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

Kenyataannya kemampuan berbicara anak di Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) belum maksimal dan cenderung mendapatkan berbagai hambatan. Tidak

semua anak memiliki kemampuan berbicara yang baik. Ketidakmampuan anak

berkomunikasi secara lisan dikarenakan beberapa alasan, salah satunya kegiatan

pembelajaran yang kurang memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak.

Rendahnya kemampuan berbicara anak dapat dilihat dari kemampuan anak yang

sulit berkomunikasi dengan bahasa lisan, sulit dalam mengemukakan pendapat

dan gagasan, sulit menjawab pertanyaan, malu bertanya, sulit untuk menceritakan

pengalaman, kosa kata masih terbatas sehingga sulit untuk memberikan informasi.

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi

anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang

dbawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas

(11)

3

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya

untuk berpikir (Gagne dalam Sadiman, 2007). Menurut Brigs dalam Sadiman,

(2007) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta

merangsang siswa untuk belajar. Sementara menurut Asosiasi Pendidikan

Nasional (National Education Association/NEA) dalam Sadiman (2007) media

adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta

peralatannya Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2007).

Mustakim (2005:32) buku bergambar adalah buku yang memuat suatu cerita

melalui gabungan antara teks dan ilustrasi. Di dalam bidang sastra anak-anak

bentuknya yang menentukan definisi, bukan isinya. Menurut Patricia Siancolo

dalam Mustakim (2005) menguraikan buku bergambar sebagai gabungan yang

unik dari seni grafis dan naratif yang cita rasa seninya lengkap dan sering kali

lebih diperluas oleh adanya ilustrasi. Buku bergambar yang bagus bisa memberi

anak kesenangan hiburan dan pengalaman estetika yang kreatif. Menurut Cullinan

dalam Mustakim (2005) dalam cerita bergambar diceritakan pengalaman (a) dunia

batin anak, (b) dunia keluarga, dan (c) dunia sosial anak.

Permasalahan yang dihadapi anak didik kelompok A1 di Satuan PAUD

Sejenis PAUD Bintang Kecil dalam kemampuan berbicara yaitu untuk unsur

kebahasaan dalam pengucapan lafal kurang jelas, intonasi yang belum wajar,

kurang memilih kata dan penerapan susunan kalimat yang kurang jelas. Dalam

unsur non kebahasaan kurangnya keberanian mengemukakan pendapat terhadap

gagasan yang diyakini kebenarannya dan belum mampu dalam bercerita

pengalaman, kurang lancar dalam berbicara terhadap penguasaan kosa kata dan

materi serta ekspresi/gerak-gerik tubuh kurang menunjang keefektifan berbicara

(12)

4

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 isi pesan yang ingin disampaikan melalui penerapan kegiatan berbicara tidak

tersampaikan secara jelas.

Berdasarkan refleksi awal, melalui observasi sebagai solusi tindakan untuk

memecahkan masalah belum optimalnya kemampuan berbicara di PAUD adalah

dengan metode bercerita dengan media buku cerita bergambar. Maka penulis

tertarik untuk meneliti tentang bagaimana meningkatkan kemampuan berbicara

anak usia dini melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar.

Penelitian ini penulis tuangkan dalam bentuk judul “Meningkatkan Kemampuan

Berbicara Anak melalui Metode Bercerita dengan Media Buku Cerita Bergambar

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok A1 Satuan PAUD Sejenis

PAUD Bintang Kecil Kecamatan Klari Kabupaten Karawang)”.

B. Identifikasi Masalah

1. Rendahnya kemampuan berbicara anak

2. Proses pembelajaran di kelas kurang menggunakan metode dan media

yang bervariasi sehingga kurang memotivasi anak untuk aktif dalam

pembelajaran berbicara

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan kedalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan berbicara anak sebelum

diterapkan metode bercerita dengan media buku cerita bergambar?

2. Bagaimana penerapan metode bercerita dengan media buku cerita

bergambar dilakukan untuk meningkatkan kemempuan berbicara anak?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan berbicara anak dengan metode

bercerita dengan media buku cerita bergambar?

D. Tujuan Penelitian

(13)

5

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 Untuk mengetahui pengaruh metode bercerita dengan media buku cerita

bergambar terhadap kemampuan berbicara anak kelompok A1 di SPS PAUD

Bintang Kecil Kecamatan Klari Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2013/2014

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kondisi objektif kemampuan berbicara anak sebelum

diterapkan metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

b. Mengetahui penerapan metode bercerita dengan media buku cerita

bergambar dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak

c. Mengetahui peningkatan kemampuan berbicara anak dengan metode

bercerita dengan media buku cerita bergambar.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Anak

a. Membantu perkembangan bahasa anak dalam kemampuan berbicara.

b. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan

pikirannya melalui media buku cerita bergambar.

2. Untuk sekolah dan Guru

Meningkatkan peran sekolah dan guru dalam meningkatkan kemampuan

bahasa anak dalam hal kemampuan berbicara anak dengan cara yang

menyenangkan melalui metode bercerita dengan media buku cerita

bergambar.

3. Untuk orang tua

a. Membantu orang tua agar lebih memahami perkembangan berbicara

anak.

b. Dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan

pikirannya melalui media buku cerita bergambar.

(14)

6

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 a. Mendapatkan pengetahuan mengenai ada tidaknya pengaruh metode

bercerita dengan media buku cerita bergambar terhadap perkembangan

berbicara anak usia dini.

b. Mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana cara melakukan

penelitian tindakan kelas.

F. Asumsi

1. Dalam melaksanakan proses pembelajaran anak usia dini agar lebih

bermakna, dalam menyampaikan harus menyenangkan dan menggunakan

media yang disukai anak

2. Salah satu alat pembelajaran yang digunakan yaitu menggunakan media

yang menarik, menyenangkan dan bermakna, dekat dengan lingkungan

bermain anak, dan merupakan Alat Permainan Edukatif (APE) yang

digunakan di pendidikan anak usia dini, maka metode yang digunakan

yaitu metode bercerita dengan menggunakan media buku cerita

bergambar.

3. Kemampuan berbicara anak usia dini bisa dikembangkan dengan

penerapan metode bercerita dengan menggunakan media buku cerita

bergambar

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut

1. Daroah (2013) tentang meningkatkan kemampuan bahasa melalui metode

bercerita dengan media audio visual. Bahwa Hasil penelitian menunjukkan

kemampuan bahasa yang dicapai anak didik kelompok B1 Ra Perwanida

02 Slawi lebih meningkat di bandingkan dengan sebelumnya di mana

(15)

7

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 dilakukan praktek penelitian tindakan kelas melalui metode bercerita

dengan menggunakan media audio visual, pada siklus pertama mengalami

peningkatan mencapai 75%, maka dari itu dilakukan penelitian ulang

sehingga pada siklus kedua mengalami peningkatan mencapai 85%,

dimana tingkat pencapaian tersebut sudah memenuhi target penelitian

yaitu 85%, Begitu pula dengan guru lebih mudah dalam menyampaikan

metode bercerita, dan memberikan pembelajaran yang menyenangkan.

Metode bercerita dengan media audio visual telah terbukti dapat

digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan pengembangan bahasa anak

di kelompok B1 RA Perwanida 02 Slawi, yang sebelumnya perkembangan

bahasa anak masih belum dapat mencapai indeningkatkaikator

keberhasilan.

2. Sari, Anita Kurniya (2010) tentang pengaruh media cerita bergambar

terhadap peningkatan keterampilan menyimak dan membaca pada anak

berkesulitan belajar. Menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penggunaan media cerita bergambar terhadap peningkatan ketrampilan

menyimak dan membaca pada anak berkesulitan belajar. Dan hipotesis

yang menyatakan ada pengaruh positif penggunaan media cerita

bergambar terhadap peningkatan ketrampilan menyimak dan membaca

pada anak berkesulitan belajar terbukti kebenarannya. Hal ini dapat

diketahui dari ketrampilan menyimak dan membaca pada post test lebih

baik dari pada pre test.

3. Azizah, Nur (2013) tentang tingkat keterampilan berbicara ditinjau dari

metode bermain peran pada anak usia 5-6 tahun. Menyimpulkan bahwa

terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berbicara antara kelompok

anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro dan

mikro. Peningkatan keterampilan berbicara pada anak yang diberi

perlakuan dengan metode bermain peran makro lebih tinggi daripada

peningkatan keterampilan berbicara pada anak yang diberi perlakuan

(16)

8

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014

H. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Asumsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Anak Usia Dini

B. Perkembangan Berbicara

C. Metode Bercerita Bagi Anak

D. Media Buku Cerita Bergambar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

B. Subjek Penelitian

C. Teknik Pengumpulan Data

D. Instrumen Penelitian

E. Definisi Operasional

(17)

9

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

B. Hasil Penelitian

C. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

(18)

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini memiliki

tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang sudah

dilaksanakan serta mengatasi permasalahan kemampuan berbicara pada anak yang

terjadi di PAUD Bintang Kecil, dengan cara menerapkan metode bercerita

dengan menggunakan media buku cerita bergambar.

Hopkins dalam Sukidin (2002) PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif

pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam

melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan dilakukan dan

memperbiki kondisi praktik pembelajaran yang telah dilakukan. PTK dapat

berjalan baik bila dalam perencanaan dan pelaksanaan menggunakan 6 prinsip :

a. Tugas pertama dan utama guru di sekolah adalah mengajar siswa sehingga

apa pun metode PTK yang akan diterapkan tidak akan mengganggu

komitmennya sebagai pengajar.

b. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu

berlebihan guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.

c. Prinsip yang ketiga, bahwa metodologi yang digunakan harus cukup

reliable sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta erumuskan

hipotesis secara cukup meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat

diterapkan pada situasi kelasnya, dan memperoleh data yang dapat

digunakan untuk ‘’menjawab’’ hipotesis yang dikemukakannya.

d. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan

(19)

28

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 e. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten

menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika berkaitan pekerjaan.

f. Kelas merupakan cakupan tanggung jawab seseorang guru, namun dalam

pelaksanaan PTK sejauh mungkin digunakan classroom exceeding

perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks

dalam kelas atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi

sekolah secara keseluruhan (Sukidin:2002).

Selaras dengan pendapat di atas Arikunto, dkk. (2010:57) mengemukakan

bahwa penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru,

bekerjasama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang bertindak

sebagai peneliti) di dalam kelas dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan proses dan praktis pembelajaran.

Karakteristik PTK menurut Priyono dalam Sukidin (2002) adalah 1) masalah

yang dijadikan objek penelitian muncul dari dunia kerja peneliti, 2) bertujuan

memecahkan masalah gunapeningkatan kualitas, 3) menggunakan data yang

beragam, 4) langkah-langkahnya merupakan siklus, dan 5) mengutamakan kerja

kelompok. Sukidin (2002:24) menyatakan bahwa PTK mempunyai karakteristik

khusus untuk memecahkan masalah dan untuk meningkatkan kinerja guru. Dalam

pelaksanaannya diwarnai oleh berfikir ulang (reflectif thinking) kolaboratif.

Tujuan dari penelitian kelas yaitu untuk meningkatkan atau memperbaiki

praktik pembelajaran di dalam kelas dan untuk meningkatakan mutu pendidikan

yang perlu dilakukan secara terus-menerus.

Arikunto, dkk. (2010:102) mengungkapkan bahwa penggunaan PTK langsung

ditujukan pada kepentingan parsitipatif dan kolaboratif, artinya guru dapat secara

reflektif menganalisis, mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan di dalam

kelas dan diharapkan pendidik dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran

sehingga menjadi lebih efektif.

Manfaat penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk memecahkan masalah

mengenai rendahnya kemampuan berbicara anak serta mencari solusi

(20)

29

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 yaitu bahwa masalah yang diangkat adalah masalah yang dihadapi oleh guru di

dalam kelas, dilakukan dengan cara kolaboratif, serta adanya tindakan tertentu

untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Melalui penelitian kelas diharapkan

dapat terjadi perubahan dan peningkatan dalam kemampuan berbicara anak.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan mengacu pada bentuk desain bercorak

Penelitian Tindakan Kelas (classroom, action, research). Model penelitian yang

digunakan adalah model daur (siklus) mencakup empat komponen yaitu : Rencana

(Planning), Observasi (Observation), Tindakan (action) dan refleksi (Reflection).

Siklus diatas akan dilaksanakan secara terus-menerus sampai peneliti

menemukan solusi yang bisa mengubah proses pembelajaran ke arah yang lebih

optimal sehingga masalah yang terjadi dapat diperbaiki dan diselesaikan dengan

optimal. Peneliti menetapkan kriteria keberhasilan Berkembang Sesuai Harapan

(BSH) mencapai sebesar 70%. Dengan siklus ini peneliti juga akan memperoleh

altenatif jalan keluar untuk menentukan rencana tindakan yang akan dilaksanakan

pada tindakan berikutnya. Rancangan penelitian tergambar berikut ini.

Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

(21)

30

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 Bagan 3.1

Riset Aksi Model Kemmis dan Taggart (Arikunto dkk., 2010:16 )

Desain Penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan, setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan

pembelajaran. Perencanaan pada penelitian ini dimulai dengan merencanakan

perangkat pembelajaran seperti Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), Rencana

Kegiatan Harian (RKH), Program Semester dan Program Tahunan. Kegiatan

pembelajaran akan dilaksanakan harus direncanakan, hal yang akan

diobservasi dan direfleksi dengan cara berdiskusi dengan guru lain.

2. Pelaksanaan, dimulai dari kegiatan pendahuluan, guru menyediakan alat dan

media yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran bercerita, mengatur

formasi duduk anak dan mengungkapkan tujuan dan tema dalam kegiatan

bercerita dengan anak. Kegiatan inti, guru memotivasi anak untuk

menceritakan pengalamannya sesuai tema cerita, kemudian bercerita dengan

menggunakan media buku cerita bergambar. Kegiatan penutup, guru

mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan cerita dan memberikan

kesempatan anak untuk menceritakan kembali isi cerita yang ada di buku

cerita bergambar.

3. Pengamatan (Observasi), peneliti menguraikan jenis-jenis data yang

dikumpulkan, cara pengumpulan data dan alat koleksi data (pedoman

observasi, catatan lapangan dan dokumentasi) tentang kejadian serta aktifitas

anak dan guru.

4. Refleksi, Kegiatan penelitian di atas dilaksanakan sampai perencanaan

pembelajaran berhasil maksimal atau terjadi peningkatan dalam penerapan

metode bercerita dengan media buku cerita bergambar. Peneliti merencanakan

laporan tindakan 2 siklus 2 tindakan. Siklus dihentikan jika penilaian BSH

mencapai 70%.

(22)

31

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 Penelitian dilaksanakan di PAUD Bintang Kecil yang berlokasi di Dusun

Caringin RT 01/04 Desa Cimahi, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang. Subjek

penelitian adalah anak PAUD Bintang Kecil kelompok A1 usia 4-5 tahun yang

berjumlah 15 anak, terdiri dari 6 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.

Adapun jadwal penelitian ini dapat dilihat pada halaman selanjutnya.

Tabel 3.1

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan (Observasi)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

observasi. Observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori.

Menurut Wiriaatmadja dalam (Mulyana:2012) untuk melakukan observasi ada

beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

a. Memperhatikan fokus penelitian kegiatan apa yang harus diamati apakah

yang umum atau yang khusus. Kegiatan umum yang harus diobservasi

berarti segala sesuatu yang terjadi di kelas harus di amati dan dikomentari.

Sedangkan observasi kegiatan khusus hanya memfokuskan keadaan

khusus di kelas seperti kegiatan tertentu atau praktek pembelajaran tertentu

(23)

32

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 b. Menentukan kriteria yang diobservasi, dengan terlebih dahulu

mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang digunakan dalam pengamatan.

Secara cermat ukuran-ukuran yang dipakai dalam pertimbangan observasi

dibicarakan terlebih dahulu, dan kemudian disetujui.

Observasi yang dilakukan untuk memantau proses dan dampak penerapan

metode bercerita media buku cerita bergambar dalam meningkatkan kemampuan

berbicara anak yang diperlukan dan menata langkah perbaikan yang dilakukan

sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Melalui kegiatan observasi, peneliti

dapat melihat langsung penerapan metode bercerita media buku cerita bergambar

untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak di lapangan dan mencatatnya

dalam catatan secara apa adanya. Instrumen pengumpulan data yang digunakan

pada teknik pengamatan ini yaitu pedoman observasi kemampuan berbicara anak.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah kegiatan untuk mencatat hasil temuan atau kejadian

penting selama proses pembelajaran. Berbagai aspek pembelajaran di kelas,

suaasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa,

interaksi siswa dengan siswa, iklim sekolah, leadership kepala sekolah, demikian

pula kegiatan lain dari penelitian seperti aspek orientasi, perencanaan,

pelaksanaan diskusi dan refleksi, semuanya dicatat dalam catatan lapangan

(Wiriaatmadja dalam Mulyana, 2012). Dalam kegiatan ini hasil temuan penulis

dan observer didiskusikan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.

Adapun yang dicatat dan didiskusikan dalam catatan lapangan adalah terkait

dengan persepsi guru dan aktifitas anak dalam penerapan metode bercerita dengan

media buku cerita bergambar untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak

serta evaluasi pembelajarannya. Dari hasil diskusi antara peneliti dengan observer,

lalu kemudian disimpulkan.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk mempelajari dan mendalami berbagai

(24)

33

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 atau informasi untuk melengkapi data yang diperlukan. Goetz & Lecompte dalam

Wiriaatmadja (Mulyana:2012) Dokumen yang menyangkut para partisipan

penelitian akan menyediakan kerangka bagi data yang mendasar yang mencakup :

koleksi dan analisis buku teks, kurikulum dan pedoman pelaksanaannya, arsip

penerimaan murid baru, catatan rapat, catatan tentang siswa, rencana

pembelajaran dan catatan guru, hasil karya siswa dan koleki arsip guru.

Dokumentasi yang dipelajari untuk penelitian ini yaitu komponen perencanaan

pembelajaran seperti Kurikulum yang digunakan, Rencana Kegiatan Harian

(RKH), Rencana Kegiatan Mngguan (RKM) yang biasa dibuat oleh guru, dan

forto folio hasil karya anak.

D. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Penelitian berkolaborasi dengan guru lain PAUD Bintang Kecil untuk

permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak.

Setelah peneliti dan observer memperoleh suatu kesepakatan mengenai fokus

masalah yang akan diatasi, peneliti kemudian mengembangkan instrumen

penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan untuk membantu mempermudah

peneiti dalam memperoleh data yang diperlukan. Proses pengembangan instrumen

dilakukan dengan membuat kisi-kisi instrumen penelitian di halaman selanjutnya.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak melalui Metode Bercerita dengan Media Buku Cerita Bergambar

Variabel Indikator Pernyataan

Teknik : Observasi

a. Mengulang kembali 3 urutan kata SPO (kelinci makan wortel)

b. Mengulang kembali 4 urutan kata SPOK (kelinci makan wortel di kandang) a. Menjawab pertanyaan tentang judul

cerita dengan sederhana

(25)

34

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014

c. Menjawab pertanyaan “ ya atau tidak” a. Menceritakan kejadian peristiwa yang

dilihat secara sederhana

b. Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana

c. Menceritakan gambar

a. Menyebutkan suku kata awal (batu, baju)

b. Menyebutkan suku kata akhir (buku, saku)

c. Menyebutkan berbagai bunyi tertentu (bunyi klakson, bunyi pluit)

d. Menyebutkan ket keadaan (di depan, belakang, dalam, luar, bawah, atas) a. Berani menjawab pertanyaan menurut

gambar yang dilihatnya

b. Berani mengajukan pertanyaan/gagasan

a. Berani menyatakan sikap “ya atau tidak” (Guru menyuruh anak ke depan)

a. Mampu menceritakan kembali cerita/dongeng yang pernah didengar b. Menanggapi cerita dari temannya c. Bercakap-cakap dengan temannya

Teknik : Studi Dokumentasi dan Observasi

Penerapan

4) Pemilihan Media/ Sumber Belajar 5) Penentuan Evaluasi

b. Dokumentasi rencana Pembelajaran 1)Kurikulum yang digunakan 2)Perencanaan Semester

3)Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) 4)Rencana Kegiatan Harian(RKH)

a. Menyiapkan media yang diperlukan dalam pembelajaran bercerita b. Mengatur formasi duduk anak c. Mengungkapkan tujuan dan tema

dalam kegiatan bercerita dengan anak d. Memotivasi anak men ceritakan

pengalaman sesuai dgn tema cerita e. Bercerita dengan menggunakan media

(26)

35

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 f. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan

dengan cerita

g. Memberi kesempatan menceritakan isi cerita yang ada pada buku cerita gambar

Dokumen : Permendiknas RI No. 58 Tahun 2009

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terbagi ke dalam empat tahapan

tindakan, yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (acting), tahap

pengamatan (observing), serta tahap analisis data dan refleksi (reflecting). Secara

prosedural dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan diawali pendahuluan dengan identifikasi masalah yang berkaitan

dengan kemampuan berbicara anak dan penerapan metode bercerita media buku

cerita bergambar. Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang dilakukan

peneliti dan guru lain yaitu berkolaborasi untuk menyusun strategi atau tindakan

yang akan dilakukan, merancang skenario pembelajaran bercerita media buku

cerita bergambar, membuat perencanaan pembelajaran terdapat komponen

pembelajaran yaitu tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Dalam tahap

perencanaan ini juga harus mempersiapkan format observasi dan evaluasi untuk

akhir siklus. Format observasi berisi instrumen kemampuan berbicara anak.

2. Tahap Pelaksanaan

Peneliti berperan sebagai praktisi berkolaborasi dengan guru lain sebagai

observer. Peneliti sebagai praktisi pelaksanaan tindakan bertugas melaksanakan

rencana tindakan pembelajaran bercerita dengan media buku cerita bergambar

untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak. Dalam penelitian ini observer

harus mengacu kepada perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan selama dua siklus dengan jadwal sebagai

(27)

36

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 Tabel 3.3

Jadwal Siklus Tindakan

Siklus I Siklus II

Tindakan 1 7 April 2014 Tindakan 1 22 April 2014

Tindakan 2 10 April 2014 Tindakan 2 25 April 2014

3. Tahapan Pengamatan/Observasi

Dalam penelitian ini, dilakukan pengamatan terhadap keberlangsungan

pembelajaran. Pemantauan dilakukan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan

tindakan ini menggunakan instrumen pengumpulan data yang telah ditetapkan,

yaitu berupa pedoman observasi kemampuan berbicara anak sehingga diperoleh

seperangkat data tentang pelaksanaan tindakan, kendala-kedala yang dihadapi,

serta kesempatan dan peluang yang ada berkaitan dengan penerapan metode

bercerita dengan media buku cerita bergambar untuk meningkatkan kemampuan

berbicara anak yang telah direncanakan dan diaplikasikan di dalam kelas.

4. Refleksi

Tahap ini merupakan bagian yang penting untuk dilaksanakan, hasil analisis

data lapangan dapat memberikan arahan bagi perbaikan pada siklus selanjutnya,

jika fokus pengalaman belum berhasil. Hopkins (Arikunto dkk, 2010) bahwa

refleksi dalam penelitian tindakan mencakup analisis, sintesis dan penilaian hasil

pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Hal yang dianalisis yaitu kekurangan

pada penerapan metode bercerita dengan media buku cerita bergambar dalam

pelaksanaan serta keunggulan metode bercerita dengan media buku cerita

bergambar yang harus dipertahankan untuk perencanaan dalam siklus selanjutnya.

F. Definisi Operasional

Beberapa istilah yang dijelaskan secara operasional dalam penelitian ini, yaitu:

1. Metode bercerita dengan media buku cerita bergambar adalah kegiatan

(28)

37

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 ilustrasi dan unsur cerita (tokoh, alur, plot) berfungsi sebagai penghias dan

pendukung untuk pemahaman anak terhadap cerita yang hendak disampaikan

secara lisan. Jenis buku cerita bergambar yang digunakan memiliki cerita dan

gambar yang menarik perhatian anak serta memiliki kata yang sederhana

sesuai anak usia dini juga judul cerita sesuai tema pembelajaran dengan tujuan

untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak.

2. Indikator kemampuan berbicara dalam penelitian ini meliputi 5 aspek yaitu :

a. Mengulang kalimat sederhana yaitu anak mengulang kembali 3-4 urutan

kata (SPO/SPOK) yang diucapkan oleh guru.

b. Menjawab pertanyaan sederhana, anak menjawab pertanyaan yang

diajukan guru berkaitan dengan judul, isi, nama tokoh yang ada dalam

cerita yang telah dibacakan.

c. Mengungkapkan perasaan, anak diberi kesempatan menceritakan kejadian

sesuai tema baik yang dialami langsung, dilihat, didengarnya dari orang

lain serta memotivasi untuk menceritakan gambar yang disediakan guru.

d. Menyebutkan kata yang dikenal yaitu anak menujukkan keterangan

keadaan yang diketahuinya serta menyebutkan bunyi yang dikenal anak.

e. Mengutarakan pendapat kepada orang lain yaitu anak berani menjawab

(29)

38

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(30)

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Hasil penelitian mengenai meningkatkan kemampuan berbicara anak

melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar, sebagai berikut.

1. Kondisi objektif kemampuan berbicara anak di PAUD Bintang Kecil sebelum

diterapkan metode bercerita dengan media buku cerita bergambar 15,93%

anak masih Belum Berkembang (BB), 84,07% anak Mulai Berkembang (MB),

belum ada atau 0,00% anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan

Berkembang Sangat Baik (BSB). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

awal berbicara yang dimiliki anak secara umum berada pada kategori Mulai

Berkembang (MB).

2. Penerapan metode bercerita dengan media buku cerita bergambar untuk

meningkatkan kemampuan berbicara anak menunjukkan adanya peningkatan

signifikan pada kemampuan berbicara anak dari siklus I sampai II yaitu pada

Siklus I kategori Berkembang Sesuai Harapan sebesar 31,49% dan pada siklus

II mengalami peningkatan sebesar 71,49%. Setiap siklus terdiri dari Rencana

(Planning), Observasi (Observation), Tindakan (action) dan refleksi

(Reflection).

3. Peningkatan kemampuan berbicara anak setelah diterapkan metode bercerita

dengan media buku cerita bergambar menunjukkan peningkatan yang

signifikan. Hal ini bisa terlihat pada siklus 1 adalah 0,74% anak masih Belum

Berkembang (BB), 64,81% anak Mulai Berkembang (MB), dan ada 31,49%

anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 2,96% Berkembang Sangat

Baik (BSB). Pada siklus II adalah 0,00% Belum Berkembang (BB), 24,81%

anak Mulai Berkembang (MB), dan ada 71,49% anak Berkembang Sesuai

(31)

75

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 demikian secara umum kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan

yang signifikan yaitu pada katagori Berkembang Sesuai Harapan (BSH).

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian mengenai meningkatkan

kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita

bergambar. Rekomendasi ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait :

1. Bagi Guru

a. Mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan berpusat

pada anak dan dapat menjadikan metode bercerita dengan media buku

cerita bergambar sebagai salah satu alternatif dalam melakukan kegiatan

atau pembelajaran berbicara.

b. Meningkatkan keterampilannya dalam bercerita dan menguasai teknik

bercerita dengan baik.

c. Lebih variatif dalam memilih metode dan media yang digunakan

khususnya dalam kegiatan pembelajaran berbicara.

d. Guru diharapkan lebih memperluas pengetahuannya mengenai berbagai

metode, pendekatan, media dan strategi pembelajaran yang tepat bagi anak

usia dini melalui pelatihan atau seminar-seminar.

2. Bagi Sekolah

a. Mempfasilitasi media pembelajaran yang variatif bagi guru dalam

pelaksanakan pembelajaran berbicara.

b. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan atau

seminar-seminar mengenai pendidikan anak usia dini.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode lainnya yang lebih

variatif dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini.

b. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan mengembangkan

seluruh aspek-aspek kemampuan bahasa yang dilatihkan untuk anak usia

(32)

76

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(33)

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S dkk (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara

Azizah N (2013). Tingkat Keterampilan Berbicara Ditinjau dari Metode Bermain

Peran Anak Usia 5-6 Tahun. Skripsi Universitas Negeri Semarang. http://lib.uness.ac.id/18753/1/1601409035.pdf. Akses 24 Juni 2014

Badruzaman dkk (2005). Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta : UT

Darojah (2013).Meningkatkan Kemampuan Bahasa Melalui Metode Bercerita

Media Audio Visual Di Kelompok B1 RA Purwanida 02 Slawi. Skripsi

UNS. http://lib.uness.ac.id/1889/1/1601910029.pdf Diakses 24 Juni 2014

Dhieni Nurbiana dkk (2006). Metode Pengembangan Berbahasa. Jakarta : UT

Hasnida (2014). Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. PT Luxima Metro Media

Kemdikbud (2012). Pedoman Teknik Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.

Masitoh (2014).Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Bahan Belajar

Mandiri.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia (tidak diterbitkan).

Moesclihatoen R (1999). Metode Pengajaran di TK. Jakarta : Rineka Cipta

Mulyana Rinawati (2012). Penerapan pembelajaran Origami melalui Pemberian

Simbol untuk Meningkatkan Motorik Halus Anak Usia Dini.Bandung :

Skripsi UPI (tidak diterbitkan)

Mustakim M Nur (2005). Peranan Cerita Dalam Pembentukan Perkembangan

Anak TK. Jakarta : Depdiknas.

Permendiknas RI No. 58 (2009).Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta

Sadiman Arief dkk (1984).Media Pendidikan.Jakarta : PT Raja Grafindo

Sari, Anita & Kurnia (2010).Pengaruh Penggunaan Media Cerita Bergambar

terhadap Peningkatan Ketrampilan Menyimak dan Membaca Anak Berkesulitan Belajar di Kelas II SDN Petoran Jebres Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta. http://eprints.uns.ac.id/3404/1/173522312201007441.pdf. Akses 24/6/14

Suhartono (2005).Pengembangan Ketrampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas

Sukidin dkk (2002).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT Bumi Aksara

(34)

Siti Unayah, 2014

Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan media buku cerita bergambar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar : 03/PGPAUD/XI/2014 Taryani & Tati (2011).Meningkatkan Kemampuan Berbicara melalui Penerapan

Metode Bercerita dengan Media Rotatun. Skripsi UPI (tidak diterbitkan).

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.3 Jadwal Siklus Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Perlu dibentuk suatu kelompok tani yang dikelola oleh masyarakat setempat untuk mengembangkan potensi wisata penanaman di Desa Muara dan mengatasi permasalahan

Garpersz, Vincent, manajemen Productive Maintenance, Successful Equipment atAgilentTechnology, Productivity Press, inc., 1988.. Geza Gruenwald, Thermoforming: A plastic

Pengaruh Manajemen Pembiayaan Pendidikan dan Fasilitas Pembelajaran Terhadap Mutu Sekolah SMP di Kabupaten Bandung Barat.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Menimbang : bahwa demi menjaga ketertiban/keamanan serta suasana ketenangan pada umumnya, dan kelancaran tugas pelaksanaan Landreform pada khususnya, dipandang perlu

Ide- ide baru dapat tercipta terutama dari kebutuhan konsumen yang tersampaikan kepada salah satu karyawan dalam perusahaan yang dapat mengembangkannya menjadi

ةﺮﺷﺎﺒﻣ , ةدﻮﺟ ﺔﻴﻗﺮﺗ ﻰﻠﻋ رﺪﻘﻳ نأ ﻲﻌﺴﻟا اﺬﻫ ﻦﻣ ﻰﺟﺮﻳو ﺔﻴﻠﻤﻋ. ﺒﺴﻴﺳو ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا

(1) Halaman muka menunjukkan jenis jaminan dan nomor urut Buku Tanah menurut wilayah kerja Kantor Pendaftaran Tanah/Kantor dan Pengawasan Pendaftaran Tanah

Pengaruh Kreativitas Produk dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Produk Kue Soes Pada Toko Kue Soes Merdeka di.. Jalan Merdeka No