• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberitaan Media Tentang Angelina Sondakh sebagai Tersangka Kasus Korupsi Wisma Atlet (Analisis Framing pada Harian Kompas dan Jawa Pos edisi 4 Februari -28 April 2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberitaan Media Tentang Angelina Sondakh sebagai Tersangka Kasus Korupsi Wisma Atlet (Analisis Framing pada Harian Kompas dan Jawa Pos edisi 4 Februari -28 April 2012)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Pemberitaan Media Tentang Angelina Sondakh sebagai

Tersangka Kasus Korupsi Wisma Atlet

(Analisis Framing pada Harian Kompas dan Jawa Pos edisi 4 Februari -28 April 2012)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:

Nurul Fitriani

NIM : 08220081

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurul Fitriani

Tempat, tanggal lahir : Ambon, 07 April 1991

Nomor Induk Mahasiswa : 08220081

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

Pemberitaan Media Tentang Angelina Sondakh sebagai Tersangka Kasus Korupsi Wisma Atlet (Analisis Framing pada Harian Kompas dan Jawa Pos edisi 4 Februari – 28 April 2012)

adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun

seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya

dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Malang, 29 Oktober 2012

Yang Menyatakan,

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, puji syukur, terima kasih, dan sembah sujud kepada Allah

SWT,Sang Maha segalanya, yang masih memberikan kesempatan hidup, nikmat

yang tak berujung, yang selalu menjadi tempat mencurahkan segala rasa dan

selalu menjadi penolong bagi semua umat-Nya. Dan dengan kehendak-Nya lah

penulis bisa menyelesaikan penelitian ini. Kepada junjunganku Nabi Muhammad

SAW, atas segala perjuangan mengantarkan umatnya dari lembah kegelapan

menuju tempat yang terang benderang. Penelitian ini ingin menunjukkan

bagaimana wartawan membingkai sebuah peristiwa hingga menjadi sebuah berita

yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam hal ini, media menampilkan

fakta-fakta melalui proses konstruksi dengan ideologi masing-masing media

tersbut.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang sebagai pelindung sivitas akademika UMM.

2. Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Nurudin M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi sekaligus

sebagai pembimbing skripsi penulis yang telah membimbing, mengarahkan,

dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat kepada penulis selama

(6)

4. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan

luar biasa sabar dan tulus membimbing penulis, memberikan kritik dan saran

yang membangun demi terselesaikannya penelitian ini.

5. Bapak Ibu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya dosen

Jurusan Ilmu Komunikasi atas ilmu yang telah diberikan.

6. Harian Kompas dan Jawa Pos yang telah memfasilitasi penulis untuk mencari

data pendukung skripsi.

7. Teman-teman ku, Ayik (Layina Yasmin), Winda (Windhyaningtyas), Nunu

(Nugroho Prisantoso), Irma, Yuliyanti Heras.

8. Big Thanks to : Ika HI (makasih buat koran-koran Kompasnya), Mas Dinar (makasih buat tambahan koran Jawa Posnya), Pak Didik (terima kasih untuk

bantuan pencarian korannya), si Mbah (dimanapun mbah berada, semoga

selalu dalam lindungan Allah SWT).

9. For all my best friend i ever had Ade Dillod (Faradilla Achmad), Gitos (Gita Ardhila), Adisti (Treiya Adissha), Zhoov (Hasbullah A. Z), Suci Rosowulan,

Menyeng (Shinta Puspa), Zul (Mohammad Zulfikar Karepesina), Ici

(Mohammad Rizki), Nyo (Sulistyo Khoirul Mala), Lin-lin (Linda

Purnamasari), Ika Fepi Gianti,Yoga Tri Priyanto, terima kasih untuk

warna-warna indah yang diberikan dalam hidupku.

10.For my only one sister Rizka Fajarini atas dukungan dan bantuanya selama

ini. My lil bro Abi, Iky dan Ryza atas keceriaan, kelucuan, dan kehadiran kalian sebagai obat penghilang stressdan galau yang sangat mujarab.

11.Last but not least, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang

(7)

teman sharing, dan super hero ku di kehidupan nyata. Mama Tity bin Umar,

ibu sekaligus sahabat terbaikku. Kesabaran dan ketulusannya mampu

menghancurkan segala kesedihan dan membangkitkan rasa percaya diri dalam

diriku. Terselesaikannya skripsi ini juga tidak lepas dari curahan doa, cinta,

kasih sayang dan support yang tiada habisnya. Tiada kata yang bisa

menggambarkan betapa aku sangat berterima kasih, bangga, dan sangat

bersyukur menjadi anak kalian.

Berkat bimbingan, dorongan, dan bantuan mereka semua dan dengan

kehendak Allah SWT, akhirnya selesailah tugas akhir ini. Selanjutnya kritik dan

saran sangat penulis butuhkan karena penulis menyadari skripsi ini masih

memiliki kekurangan. Penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi

generasi selanjutnya. Amin ya Rabbal „alamin.

Malang, 29 Oktober 2012

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

(9)

2.3. Ideologi Media ... 17

(10)

4.1.6. ... Reda Angelina Sondakh sebagai Tersangka Kasus Korupsi Wisma Atlet ... 71 Angelina Sondakh sebagai Tersangka Kasus Korupsi Wisma Atlet ... 129

5.2.1. Jawa Pos, 4 Februari 2012 ... 129

5.2.2. Jawa Pos, 5 Februari 2012 ... 146

5.2.3. Jawa Pos, 6 Februari 2012 ... 161

(11)

5.2.5. Jawa Pos, 8 Februari 2012 ... 192 Kerangka Framing Pan dan Kosicki ... Instrumen Penelitian Kompas...………. 39 39 Tabel 4. Instrumen Penelitian Jawa Pos...………. 40

Tabel 5. Strategi Berita Kompas “Angelina Belum Dinonaktifkan”………...………. 80

Tabel 6. Strategi Berita Kompas “Setahun Adjie Massaid”...…….………. 95

Tabel 7. Strategi Berita Kompas “KPK Bisa Ungkap “ketua besar” dari Angelina”... 105

(12)

Tabel 9. Strategi Berita Kompas “Angelina Dimasukan ke Rumah

Tahanan KPK”...…...………. 124 Tabel 10. Strategi Berita Jawa Pos “Setelah Angie Nasib Anas

Terancam”...………. 135 Tabel 11. Strategi Berita Jawa Pos “Tersangka Lain Tunggu Sidang

Angie”...……… 151 Tabel 12. Strategi Berita Jawa Pos “SBY Isyaratkan Copo Angelina

Sondakh”... 166 Tabel 13. Strategi Berita Jawa Pos “KPK : Angie Pasti Masuk

Sel”... 179 Tabel14. Strategi Berita Jawa Pos “Angie Bakal Bersaksi Untuk

Nazaruddin”... 196 Tabel 15 Strategi Berita Jawa Pos “Masuk SelAngie Ingat Anak”... 210

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Hierarchy of Influence………. 18

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. BeritaKompas, 4Februari 2012

2. BeritaKompas, 6 Februari 2012

3. BeritaKompas, 7 Februari 2012

4. BeritaKompas, 8 Februari 2012

5. Berita Kompas, 28 April 2012

6. BeritaJawa Pos, 4 Februari 2012

7. BeritaJawa Pos, 5 Februari 2012

8. BeritaJawa Pos, 6 Februari 2012

9. BeritaJawa Pos, 7 Februari 2012

10.Berita Jawa Pos, 8 Februari 2012

(14)

Daftar Pustaka

Bungin Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta: Kencana

Eriyanto. 2011. Analisis Framing : Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta:

LkiS.

Hamad Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massasebuah Studi Critical Discourse Analysis Terhadap berita-berita Politik, Jakarta: Granit

Kurnia, Septiawan Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

(15)

McQual, Dennis. 1989. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Kedua,

Jakarta: Erlangga.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikas Massa, Jakarta: PT Raja Grifindo Persada.

Rivers, William L., Jay W. Jensen, Theodore Peterson. 2009. Teori Komunikasi Massa, Sejarah, Metode dan Terapan dalam Media Massa, dalam Sugeng Haryanto (penerj.), Jakarta: Kencana Prenada Media.

Rivers, Willism L., Jay W. Jensen, Theodore Peterson. “Mass Media and Modern Society”, dalam Haris Munandar dan Dudy Priatna (penerj.) Media Massa dan Masyarakat Modern, Jakarta: Kencana 2004.

Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis

Framing, Analisis Wacana, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sudibyo, Agus. 2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana, Yogyakarta: LkiS

Vivian Jhon. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana

Winarni. 2003. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Malang: UMM Press

Non Buku

http://www.lipsus.kompas.com/hut45/sejarahkompas Diakses pada 20 September

2012 13.15

http://www.kompas.co.id/infokarir/kkg/s. Diakses pada20 September 2012 jam

14.00 WIB

(16)

http://www.jawapos.com Diakses pada 24 September 2012 jam 15.07 WIB

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Media cetak maupun elektronik merupakan media massa yang paling

banyak digunakan masyarakat di berbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat

kota. Oleh karena itu media massa sering digunakan sebagai alat

mentransformasikan informasi diantara masyarakat itu sendiri. Media juga

merupakan saluran yang dimanfaatkan untuk mengendalikan dorongan terhadap

perubahan sosial. Disisi lain, persaingan antar media massa sendiri baik cetak

maupun elektronik tidak bisa dihindari karena begitu banyaknya media massa

yang beredar di masyarakat (Burhan Bungin, 2001: 1-2)

Media massa adalah lembaga yang sanggup menggiring khalayak sesuai

dengan apa yang diinginkan oleh media tersebut, dengan melalui berita-berita

ataupun opini yang telah disiarkan kepada kepada masyarakatnya. Selama ini juga

yang ada dalam media cetak maupun elektronik dianggap pelaporan realitas oleh

media, dan media dipahami sebagai lembaga yang netral, objektif dalam

melakukan pemberitaannya, yang sesuai dengan paradigma positivis yang berlaku

pada mayoritas masyarakat, terutama Indonesia yang masih rendah dalam hal

pendidikan.

Salah satu media komunikasi yang berkembang pesat dengan seiring

kemajuan teknologi komunikasi adalah media cetak. Media cetak tetap

dibutuhkan masyarakat sebagai salah satu media penting untuk menerima

(18)

2 mampu mempertahankan eksistensi media cetak di tengah masyarakat, bahasa

tulisan yang digunakan surat kabar memberikan peluang yang sangat besar (jeda

demi jeda) kepada manusia untuk berimajinasi, mengabstraksikan informasi

apapun yang berasal dari surat kabar, lebih mudah dan cocok dibawa

kemana-mana dan dapat dibaca di banyak tempat.

Sebuah surat kabar berbeda dari tipe publikasi lain karena kenegaraannya,

karakteristik headline-nya, dan kenegaraan liputan yang menyangkut berbagai

topik isu dan peristiwa. Ini terkait dengan kebutuhan pembaca akan sisi menarik

informasi yang ingin dibacanya. Walau demikian, fungsi surat kabar bukan

sekedar pelopor kisah-kisah human interest dari berbagai peristiwa atau kejadian

orang seorang (Septian Santana K, 2005:86-87).

Setiap media memiliki karakter dan latar belakang sendiri, baik dalam isi

dan pengemasan beritanya, maupun dalam tampilan dan tujuan dasarnya.

Perbedaan ini dilatarbelakangi oleh kepentingan yang berbeda-beda dari

masing-masing media massa. Baik bermotif politik, agama, ekonomi, dan sebagainya.

Media massa merupakan kumpulan dari organisasi dan manusia dengan segala

kepentingannya yang beragam, termasuk yang paling bertentangan (Septiawan

Santana K, 2005:88).

Dalam pandangan kaum konstruksionis, “berita” yang kita baca pada

dasarnya adalah hasil konstruksi kerja jurnalistik, bukan kaidah buku jurnalistik.

Semua proses konstruksi (mulai dari memilih fakta, sumber, pemakaian kata,

gambar, sampai penyuntingan) memberi andil bagaimana realitas tersebut hadir

dihadapan khalayak. Jadi, berita bukanlah “mirror of reality”. Berita yang ada

pada media juga bukan representasi realita, melainkan produk yang telah

(19)

3 memberitakan secara netral dan objektif, akan tetapi merupakan “agen

konstruksi”. Karena media adalah ranah bertemunya berbagai kepentingan, baik

internal atau wartawan dan redaksi. Atau faktor eksternal seperti pemilik modal,

pemeritah atau nilai-nilai masyarakatnya. Disana juga pasti ada keberpihakan oleh

media, sehingga media juga menyeleksi fakta-fakta yang akan diberitakan atau

mana isu yang lebih ditonjolkan, ditambah, bahkan dihilangkan.

Pekerjaan utama wartawan adalah mengisahkan hasil reporetasenya

kepada khalayak. Dengan demikian mereka selalu terlibat dengan usaha-usaha

mengkonstruksikan realitas, yakni menyusun fakta yang dikumpulkan kedalam

suatu bentuk laporan jurnalistik berupa berita (news), karangan khas (feature),

atau gabungan keduanya (news feature). Karena menceritakan berbagai kejadian

atau peristiwa itulah, maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa seluruh isi

media adalah realitas yang telah dikonstruksikan (Sudibyo, Hamad, Qodari,

2001:65).

James W. Carey (dalam bukunya Arikunto), menegaskan bahwa berita

tidak datang begitu saja, sebaliknya berita atau realita itu diadakan atau dibentuk

oleh media tentunya dalam konteks ini. Yaitu adanya penyeleksi isu serta

penonjolan atau penghilang aspek tertentu pada teksnya, bahkan lebih lagi suatu

peristiwa yang sama dapat dibingkai secara berbeda oleh media yang satu dengan

yang lainnya. Media dengan sengaja mengarahkan pembacanya ke arah yang

diinginkannya, sehingga pembaca memandang berita atau realita itu sesuai dengan

apa yang telah dikonstruksikan oleh media.

Sesuatu yang disajikan media, pada dasarnya adalah akumulasi dari

(20)

(1996:63-4 251), menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan redaksi,

dan sebagai berikut adalah ringkasan faktor-faktor tersebut :

Pertama, faktor individual (individual media workers). Faktor ini

berhubungan dengan latar belakang personal dan profesional dari para pekerja dan

pengelola media, yang sanggup mempengaruhi pemberitaan yang akan

ditampilkan kepada khalayak. Kedua, level rutinitas media (media routine).

Rutinitas media berhubungan dengan mekanisme dan proses penentuan berita.

Termasuk kegiatan penyeleksian, tenggat (deadline), keterbatasan tempat (space),

piramida terbalik dalam penulisan berita maupun kepercayaan terhadap sumber

resmi dalam berita yang dihasilkan. Ketiga, level organisasi. Level organisasi

berhubungan dengan struktur organisasi yang secara hipotetik mempengaruhi

pemberitaan. Pengelolaan media, wartawa, redaksional dan siapa saja yang ada

dalam organisasional media, masing-masing komponen itu bisa jadi mempunyai

kepentingan sendiri-sendiri. Sehingga punya peran dalam mempengaruhi hasil

berita yang disiarkan.

Keempat, level ekstramedia, level ini berhubungan dengan faktor

lingkungan di luar media. Meskipun berada di luar organisasi media, hal-hal yang

di luar organisasi media ini sedikit banyak mempengaruhi pemberitaan media.

Faktor ini meliputi lobi dari kelompok kepentingan terhadap isi media, seperti

masyarakat (norma sosial), praktisi media, pemerintah dan lain sebagainya.

Kelima, level ideologi. Ideologi abstrak, ia berhubungan dengan konsepsi atau

posisi seseorang dalam menafsirkan realitas.

Ramainya kemunculan media akhirnya mempengaruhi tiap media

mendapatkan fakta dan mengembangkannya menjadi menarik dan selalu diikuti

(21)

5 adalah kasus korupsi wisma atlet yang menyeret nama aktris sekaligus politisi

Partai Demokrat Angelina Sondakh, yang belakangan ditetapkan sebagai

tersangka dalam kasus tersebut. Berikut kutipan dari salah satu media cetak di

Indonesia :

Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (3/2), menetapkan Angelina

Sondakh, anggota Fraksi Partai Demokrat Dewan perwakilan Rakyat, sebagai

tersangka kasus korupsi proyek wisma atlet di Palembang. Namun, Partai

Demokrat belum menonaktifkannya sebagai anggota DPR dan wakil sekretaris

jenderal partai.

Penetapan Angelina menjadi tersangka korupsi wisma atlet, Jumat,

diumumkan Ketua KPK Abraham Samad di Gedung KPK. Abraham yang tampil

sendiri, tak didampingi unsur pimpinan KPK lainnya, juga memastikan

pengembangan kasus itu tak hanya berhenti pada Angelina.

Menurut Abraham, Angelina semula berstatus sebagai saksi dalam kasus

wisma atlet SEA Games. Proyek senilai Rp 191 miliar.“Kami menemukan fakta

baru dan dua alat bukti sehingga berkesimpulan ada tersangka baru hasil

pengembangan dari kasus sebelumnya”, paparnya (Sumber : Harian Kompas

edisi 4 Februari 2012)

Dengan demikian, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana media

massa cetak yakni Kompas dan Jawa Pos melakukan konstruksi realitas. Peneliti

merasa kedua media cetak tersebut memiliki bingkai yang berbeda pada

pemberitaan tentang Angelina Sondakh sebagai tersangka kasus korupsi wisma

atlet. Maka, peneliti tertarik mengangkat judul Pemberitaan Media tentang Angelina Sondakh Sebagai Tersangka Kasus Korupsi Wisma Atlet (Analisis Framing pada harian Kompas dan Jawa Pos edisi 4 – 28 Februari 2012). Dengan dimuatnya berita dihalaman pertama, harian Kompas dan Jawa Pos

menganggap masalah ini menarik untuk dikaji lebih dalam. Sehingga secara

(22)

6 tersangka dari kasus korupsi wisma atlet telah mengisi agenda Kompas dan Jawa

Pos hampir seminggu penuh.

Peneliti juga ingin melakukan kajian secara mendalam terhadap harian

Kompas dan Jawa Pos dengan metode analisi framing. Dalam perspektif

komunikasi, analisis framing mewakili tradisi yang mengedepankan pendekatan

atau perspektif multidispliner untuk menganalisi fenomena atau aktifitas

komunikasi. Dalam bukunya Nugroho, Eriyanto, Sudiarsis (1999: 21) dikatakan:

Framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media

saat mengkonstruksi fakta. Anlisis ini mencermati strategi seleksi,

penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih

menarik, atau lebih diingat untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai

perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk

mengetahui bagaimana cara pandang yang digunakan oleh wartawan

ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu

pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang

ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut

(Alex Sobur, 2006: 162)

Adapun alasan memilih media Kompas dan Jawa Pos karena kedua media

tersebut merupakan dua media besar dan senior serta memiliki nama besar. Bukan

rahasia lagi kalau sejak dulu Jawa Pos dan Kompas terjadi persaingan bisnis yang

ketat. Kedua media ini juga bersaing dalam hal wilayah distribusi. Kompas

terkenal dengan penguasaan di Jakarta berusaha masuk kedalam wilayah Jawa Pos

dan menerbitkan Surya di Jawa Timur. Begitu juga sebaliknya, Indopos milik

Jawa Pos juga beredar di Jakarta. Belum lagi melebarnya anak group dari kedua

(23)

7 Jawa Pos dengan motto “berdasarkan pancasila mencerdaskan bangsa”

mempunyai visi bahwa terdapat pandangan masyarakat dan bangsa indonesia

yang cerdas dan bersikap bijaksana. Sedangkan misi dari Jawa Pos berperan

mendidik dan mencerdaskan khalayak pembaca sebagai komponen bangsa

melalui sajian berita dan ulasannya. Sementara itu kebijakan redaksional Jawa Pos

adalah kelayakan sebuah berita tidak dapat dimulai dari idealisme dan etika

semata. Artinya, berita lebih bersifat pragmatis, berorientasi jangka pendek dan

cenderung mengedepankan trend news atau berita-berita yang saat itu sedang

diminati pembaca. Pola pemberitaan ini lebih menguntungkan relevansi bahwa

apapun peristiwa, asalkan menarik bagi pembaca, Jawa Pos akan memuat

sebesar-besarnya.

Disisi lain, Kompas yang mempunyai motto “amanat hati nurani rakyat”

menggambarkan visi dan misi bagi disuarakannya hati nurani rakyat. Kompas

ingin berkembang sebagai institusi pers yang mengedepankan keterbukaan,

meninggalkan pengkotakan latar belakang suku, ras, agama, dan golongan.

Kompas merupakan surat kabar yang menempatkan kemanusiaan sebagai

transeden atau mengatasi kepentingan kelompok.

Sebagai media yang besar, keduanya berusaha menekan hegemoni rival

masing-masing dalam upaya mengembangkan sayap lembaga menjadi lebih luas

lagi. Persaingan antara kedua media ini sejak berdirinya menyebabkan tiap media

ingin menyajikan sesuatu yang lebih dalam pemberitaan peristiwa tersebut

sehingga dapat menarik perhatian pembaca. Kedua media tersebut mempunyai

karakter dan ideologi yang berbeda terutama dalam hal pemberitaan. Perbedaan

(24)

8 kedua media ini membingkai berita mengenai Angelina Sondakh yang telah

ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi wisma atlet.

1.2Rumusan Masalah

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah pemberitaan media

tentang Angelina Sondakh sebagai tersangka kasus korupsi wisma atlet yang ada

pada media Kompas dan Jawa Pos. Berdasarkan latar belakang diatas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana media Kompas dan Jawa Pos membingkai pemberitaan kasus

korupsi wisma atlet yang melibatkan Angelina Sondakh sebagai tersangka

tersebut ?

2. Bagaimana perbandingan bingkai media Kompas dan Jawa Pos dalam

pemberitaan kasus korupsi wisma atlet yang melibatkan Angelina Sondakh

sebagai tersangka ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Menganalisis bingkai media Kompas dan Jawa Pos atas pemberitaan media

tentang Angelina Sondakh sebagai tersangka kasus korupsi wisma atlet.

2. Mengetahui perbandingan media Kompas dan Jawa Pos dalam

membingkai berita tentang Angelina Sondakh sebagai tersangka kasus

(25)

9 2.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan refrensi di

Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, terutama

pada bidang analisa teks media khususnya analisis framing.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan pandangan kepada

institusi masyarakat dan praktisi media dalam menilai bingkai pemberitaan

Gambar

Gambaran Umum Harian Jawa Pos  ..................
Tabel 9. Strategi Berita Kompas “Angelina Dimasukan ke Rumah Tahanan KPK”....................................…...…………………

Referensi

Dokumen terkait

Corpus pada penelitian ini adalah gambar karikatur “Oom Pasikom” Versi Kasus Wisma Atlet Pada Koran Kompas Edisi Sabtu, 11 Februari 20124. Kesimpulan dari penelitian ini

Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan analisis isi kuantitatif pada teks-teks berita yang bersifat hardnews tentang pemberitaan korupsi Wisma Atlet

unsur keberimbangan dalam pemberitaan korupsi Wisma Atlet di SKH Media Indonesia periode Agustus 2011, Februari 2012 dan Maret 2012 tersebut masih terasa timpang.. Hal ini

Saya tertarik mengikuti pemberitaan korupsi Angelina Sondakh dalam kasus wisma atlet di televisi berita (TV One dan Metro TV) karena isi berita terlihat ganjil dan tidak biasa..

Kode unik juga digunakan terpidana kasus suap wisma atlet, Mindo Rosalina Manullang, dalam percakapan Blackberry dengan tersangka kasus wisma atlet Angelina Sondakh kerap

Pada pemberitaan yang diunggah tanggal 11 Januari 2013, teks tersebut juga dapat ditemui dalam berita dengan judul Putusan Vonis Angelina Sondakh Dinilai

Pada berita, Harian Jawa Pos menggunakan elemen grafis yang menampilkan gambar-gambar dari peristiwa yang berhubungan dengan dugaan korupsi yang dilakukan oleh Anas

Interpretasi Makna Keseluruhan Karikatur “Oom Pasikom” Versi Proses Persidangan Kasus Wisma Atlet Pada Koran Kompas Edisi Sabtu, 11 Februari 2012 (dalam model Triangle of