• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstruksi Berita Kasus Suap Wisma Atlet (Studi Analisis Framing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konstruksi Berita Kasus Suap Wisma Atlet (Studi Analisis Framing"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Konstruksi Berita Kasus Suap Wisma Atlet

(Studi Analisis Framing Tentang Konstruksi Pemberitaan Kasus

Suap Wisma Atlet Angelina Sondakh Pada Media Online Kompas

E-paper)

Hendra Wibowo Gultom

060904059

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Konstruksi Berita Kasus Suap Wisma Atlet Angelina Sondakh (Studi Analisis Framing Tentang Konstruksi Berita Dalam Frame

Pemberitaan Kasus Suap Wisma Atlet Angelina Sondakh pada Media Online

Kompas E-paper). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kompas E-paper memaknai, memahami dan membingkai berita Kasus Suap Wisma Atlet Angelina Sondakh dan melihat posisi Kompas E-paper dalam mengkonstruksi berita. Subjek penelitian ini adalah kumpulan berita tentang Kasus Suap Wisma Atlet Angelina Sondakh pada Media Online Kompas E-paper yang terbit dari bulan Februari sampai Maret 2012. Berita-berita tersebut dianalisis menggunakan metode analisis framing Robert Entman. Dalam pengamatan Entman, framing berada dalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penonjolan aspek-aspek tertentu. Entman kemudian mengonsepsikan dua dimensi besar tersebut ke dalam sebuah perangkat framing, yaitu: Definisi Masalah (Defining Problems), Memperkirakan Sumber Masalah (Diagnose Causes), Membuat Keputusan Moral (Make Moral Judgement/Evaluation), dan Menekankan Penyelesaian (Treatment Recommendation). Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa Kompas E-paper memaknai, memahami dan membingkai peristiwa Kasus Suap Wisma Atlet Angelina Sondakh sebagai masalah hukum yang terkait dengan korupsi yang merugikan rakyat dan negara. Di sini juga dapat dilihat posisi Kompas E-paper mendukung pemerintah khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memberantas tindak korupsi dengan menyebarluaskan berita korupsi.

Kata kunci : Kasus Suap Wisma Atlet, Analisis Framing, Teori Gatekeeper berita Kompas E-paper.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Werner J. Severin dan James W. Tankard dalam buku Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Media Massa (Severin, 2005:458) mengutip dari Mc Luhan mengatakan, media online adalah gagasan baru dalam bermedia, namun media baru masih mengikut pada media lama dan bahkan sering memanfaatkan media lama sebagai tolak ukur dalam segi isi yang diterapkan di internet. Beberapa penelitian telah mendokumentasikan kecenderungan koran-koran online untuk mengemas kembali materi-materi dari koran-koran cetak. Syarifudin Yunus dalam Jurnalistik Terapan (Yunus, 2010: 33) mengatakan media online kini menjadi alternatif media yang paling mudah mendapat akses

(2)

2

informasi atau berita. Karena media online adalah sarana mendapatkan informasi paling efektif yang ada di era lebih maju yaitu era teknologi informasi. Salah satu media online yang cukup tenar adalah Kompas E-paper (alexa.com). Sebagai adaptasi harian Kompas ke era digital, Kompas E-paper meperkenalkan cara baru untuk dapat mengakses informasi yang disediakan Kompas secara cepat dan efisien dari berbagai alat komunikasi yang berbasis internet. Kompas E-paper

menyajikan tampilan yang sama persis dengan koran Kompas. Keunikan dari Kompas E-paper ini adalah kita tidak lagi perlu repot-repot membawa setumpuk koran setiap pagi dan biaya berlangganan dari Kompas E-paper ini pun jauh lebih murah daripada berlangganan koran Kompas. Seperti semua halnya media, koran Kompas melalui Kompas E-paper juga banyak menyajikan berita korupsi yang sedang terjadi Indonesia. Seperti semua halnya media, koran Kompas melalui Kompas E-paper juga banyak menyajikan berita korupsi yang sedang terjadi di Indonesia. Sebagai salah satu media massa tertua dan terbesar di Indonesia, Kompas selalu menyajikan berita terbaru dan mencoba seobjektif mungkin memandang sebuah berita dengan prinsip jurnalistik yang berimbang.

Kasus korupsi yang terjadi di Indonesia merupakan warisan masa lalu yang telah membudaya dalam sistem pemerintahan. Kelemahan yang ada dalam sistem pemerintahan sering disalahgunakan oleh pejabat pemerintah untuk kepentingan pribadi. Kasus korupsi yang menjadi perhatian publik saat ini adalah kasus suap wisma atlet yang melibatkan banyak politisi Partai Demokrat dan anggota DPR RI. Salah satu nama yang tersangkut dalam kasus tersebut adalah Angelina Sondakh. Pada 1 Juli 2011, saat Nazaruddin dalam pelarian ia menyebutkan Angelina menerima aliran dana wisma atlet yang diserahkan oleh Wafid Muharam. Angelina menolak berkomentar tentang hal ini di media. Angelina mengatakan bahwa Nazaruddin berbohong karena posisinya yang menjadi buron kasus korupsi wisma atlet oleh KPK. Pada 3 Februari 2012, ia mengaku telah menerima uang sebesar sembilan miliar rupiah dan akhirnya ditetapkan menjadi tersangka serta dicekal untuk bepergian ke luar negeri. Dengan penetapan ini secara tidak terduga Angelina dipindahkan dari Badan Anggaran ke fraksi yang mengurus tentang kepemudaan dan olahraga. Hal ini sangat memicu polemik dan munculah berbagai teori konspirasi di kalangan publik. Hal ini berimbas pada karir politik dan kehidupan pribadi Angelina, dimana pers semakin gencar mengejar keberadaan dan memantau perkembangan kasus ini. Setelah menjadi saksi kunci dalam persidangan Nazaruddin di pengadilan Tipikor maka, pada tanggal 27 April 2012 Angelina resmi menjadi tahanan KPK dan ditempatkan di ruang tahanan di gedung KPK.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.

Berdasarkan uraian konteks masalah yang telah dipaparkan maka fokus masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah media online Kompas

(3)

3 URAIAN TEORI

Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2001:39). Adapun teori yang dianggap relevan dengan masalah penelitian ini adalah Komunikasi Massa, Teori Gatekeepers dan Analisis Framing.

Komunikasi Massa

Komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara, yakni komunikasi oleh media dan komunikasi untuk massa. Namun ini tidak berarti komunikasi massa adalah komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cenderung memilih khalayak dan demikian pula khalayak pun memilih-milih media. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen (Mulyana, 2005: 75).

Teori Gatekeepers

Istilah gatekeepers ini pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya Human Relations (1947). Istilah penjaga gerbang (gatekeepers) ini berasal dari penjabaran teori medan Kurt Lewin dalam ilmu sosial dan mengemukakan fungsinya sebagaimana yang tertera pada istilah itu sendiri. Istilah ini kemudian dikembangkan tidak hanya menunjuk orang atau organisasi yang memberi izin suatu kegiatan, tetapi mempengaruhi keluar masuknya ”sesuatu”. Di dalam komunikasi massa dengan salah satu elemennya adalah informasi itu (dalam media massa) bisa disebut dengan gatekeeper. Itu juga bisa dikatakan,

gatekeeper-lah yang memberi izin bagi tersebarnya sebuah berita (Nurudin, 2004: 108-109). Seorang gatekeeper adalah orang yang memilih, mengubah dan menolak pesan dapat mempengaruhi aliran informasi kepada seseorang atau sekelompok penerima (Tubbs, 1996: 202).

Analisis Framing

Framing secara sederhana adalah membingkai sebuah peristiwa. Framing

adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang tersebut yang pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan bagian mana yang dihilangkan, serta hendak dibawa ke mana berita tersebut (Sobur, 2004: 162). Framing adalah sebuah strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik khalayak pembaca. Frame

media pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan frame dalam pengertian sehari-hari yang sering kita lakukan. Frame media adalah bentuk yang muncul dari

(4)

4

pikiran (kognisi), penafsiran dan penyajian dari seleksi dan penekanan dengan menggunakan simbol-simbol yang dilakukan secara teratur dalam wacana yang terorganisir baik dalam bentuk verbal maupun visual. Konsep framing oleh Entman digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu yang lain.

METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan dipakai pada penelitian ini menggunakan model analisis framing yang dibuat oleh Robert Entman (Eriyanto, 2002: 186-191) dimana metode ini menitikberatkan pada penelitian terhadap struktur isi sebuah berita. Pada dasarnya framing (pembingkaian) adalah sebuah instrumen metodologis yang dipakai untuk melihat cara media dalam mengkonstruksi sebuah wacana dan realitas sosial sehingga menjadi berita.

Berikut disajikan perangkat framing yang menjadi kerangka analisis dalam penelitian ini:

Tabel 1. Kerangka Analisis Framing

Defining Problems a. Peristiwa dilihat sebagai apa?

b. Peristiwa sebagai masalah apa?

Diagnose Cause a. Siapa penyebab masalah?

b. Peristiwa disebabkan oleh apa?

Make Moral Judgement/Evaluation

a. Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah?

b.Nilai apa yang dipakai untuk mendelegitimasi/legitimasi suatu tindakan?

Treatment Recomendation a. Penyelesaian yang ditawarkan untuk

mengatasi masalah?

b. Jalan yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasinya? Sumber: Majalah Kajian Media Dictum Vol I, No. 2 September 2007

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Studi dokumenter, yaitu data unit analisis dikumpulkan dengan cara mengumpulkan data dari bahan-bahan ter-posting pada media online Kompas E-paper yang memuat berita kasus suap wisma atlet Angelina Sondakh.

2. Studi kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian

(5)

5

kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan memusatkan pada penelitian kualitatif dengan perangkat metode analisis isi memakai analisis framing Robert Entman. Dalam penelitian ini, unit-unit analisis (berita per edisi) dari subjek penelitian ditabulasikan/dikoding dalam suatu tabel yang memuat kesimpulan tekanan atau kecenderungan framing (tabel 4). Sebelumnya unit analisis akan dipecah menjadi dua, yaitu berita (tabel 2), setelah diuraikan struktur fisik unit analisis, maka selanjutnya adalah diuraikannya isi atau inti berita per berita (tabel 3).

Setelah diuraikan, maka dikoding dalam sebuah tabel frame sehingga memudahkan peneliti meneliti setiap berita yang berhubungan dengan penelitian.

Tabel 2. Subjek Penelitian Kompas E-paper Edisi Februari – Maret 2012

TANGGAL JUDUL/HEADLINE RUBRIK

Tabel 3. Paparan Singkat Berita dan Narasumber Dalam Berita

JUDUL ISI BERITA NARASUMBER

Tabel 4. Frame Isi Pemberitaan

Defining Problems ?????

Diagnose Cause ?????

Make Moral Judgement/Evaluation ?????

Treatment Recomendation ?????

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Berikut peneliti menyajikan analisis framing dari dari kasus suap wisma atlet Angelina Sondakh pada media online Kompas E-paper:

Tabel 5. Daftar Frame Berita Mengenai Kasus Suap Wisma Atlet Angelina

Sondakh pada Media Online Kompas E-paper

No Tanggal Judul/Headline Rubrik 1 4 Februari 2012 Angelina Belum Dinonaktifkan Headline

(6)

6

Setelah diuraikan frame masing-masing edisi Kompas E-paper, maka selanjutnya adalah membuat sebuah ruang khusus guna melihat bagaimana pola

framing yang digunakan dalam mengkosntruksi berita Kasus Suap Wisma Atlet Angelina Sondakh.

Frame Berita 4 Februari 2012

Judul Isi Berita Sumber Berita

Angelina Belum di Nonaktifkan

Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Angelina Sondakh menjadi tersangka kasus korupsi proyek wisma atlet di Palembang. Namun Partai Demokrat belum menonaktifkannya sebagai anggota DPR dan Wasekjen Partai Demokrat. Keadaan ini menimbulkan polemik pada media dan publik. Di mana saat hal yang sama menimpa Nazaruddin, ia langsung dicopot dari jabatannya di Partai Demokrat. Sutan Bhatoegana (anggota F-PD), Ruhut Sitompul (anggota F-PD), Andi Nurpati (ketua divisi komunikasi publik DPP PD), Jafar Hapsah (ketua F-PD), Andi Malarangeng, (dewan pembina PD), Denny Indrayana (wamenkumham) PEMBAHASAN Pendefinisian Masalah

Kompas E-paper mengidentifikasikan masalah yang terjadi pada kasus tersebut sebagai ketimpangan keadilan. Di mana Angelina tidak juga mendapatkan sanksi internal dari Partai Demokrat terkait kasus korupsi yang menimpanya. Pada bagian awal berita, disajikan lead berita yang berisi pernyataan yang menyatakan agar Angelina segera mundur dari jabatannya di Partai Demokrat terkait kasus yang sedang membelitnya.

“Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Angelina Sondakh menjadi tersangka kasus korupsi proyek wisma atlet di Palembang. Namun, Partai Demokrat belum menonaktifkannya sebagai anggota DPR dan Wasekjen Partai Demokrat.”

Perkiraan Sumber Masalah

Dalam berita ini Kompas E-paper menempatkan Partai Demokrat sebagai sumber masalah. Karena ketidak tegasan pimpinan Partai tersebut, Angelina yang sudah menjadi tersangka masih saja menjalankan fungsinya sebagai Wasekjen Partai Demokrat. Selain itu terlihat juga ketidakharmonisan para fungsionaris Partai. Di mana nama Anas Urbaningrum disebut juga terkait kasus suap wisma atlet. Ruhut Sitompul menyarankan Anas untuk segera mundur juga dari jabatannya.

(7)

7

“Dengan pertimbangan ini Ruhut meminta Anas untuk mengundurkan diri dari jabatan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Angelina yang kini menjadi tersangka sudah memalukan, apalagi ini terjadi kepada ketua umum. Karena itu sebaiknya Anas mundur lebih dahulu.”

Membuat Keputusan Moral

Secara tersirat dalam berita yang dimuat Kompas E-paper terlihat ketimpangan penegakan aturan internal Partai Demokrat pada kader yang berbeda. Sudah selayaknya hal ini dibenahi oleh Partai Demokrat agar kehormatan dan elektabilitas partai tetap terjaga di mata publik seperti yang dikatakan oleh Sutan Bhatoegana kepada pers.

“Siapapun pengurus Partai Demokrat yang menjadi tersangka kasus korupsi atau pidana lainnya akan langsung dicopot dari jabatannya.”

Menekankan Penyelesaian

Secara tidak langsung Kompas E-paper menegaskan agar setiap fungsionaris partai yang terlibat kasus korupsi atau tindak pidana lainnya dapat dengan legowo mengundurkan diri. Mengutip dari pernyataan Menpora, Andi Malarangeng.

“Tugas KPK memang mengusutnya dengan tuntas dan kita harapkan prosesnya lebih cepat”

“Partainya juga menghormati langkah KPK, karena itu ia juga meminta Angelina untuk kooperatif mematuhi proses hukum dari KPK.”

KESIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti terhadap berita kasus suap wisma atlet Angelina Sondakh pada media online kompas E-paper dengan menggunakan teknik analisi framing Robert Entman, maka disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kompas E-paper memaknai, memahami dan membingkai berita kasus suap wisma atlet Angelina Sondakh sebagai masalah hukum yang menjerat politikus Partai Demokrat Angelina Sondakh yang bermula dari tertangkapnya Nazaruddin yang menjadi tersangka utama kasus ini. Dari bukti-bukti yang dikumpulkan KPK jelas terlihat keterlibatan Angelina dalam perundingan pemenangan tender kontrak pembangunan wisma atlet. 2. Kompas E-paper sangat mendukung setiap usaha yang dilakukan oleh

semua pihak, baik lembaga non pemerintah maupun lembaga negara lainnya dalam menemukan kebenaran dugaan aliran dana wisma atlet dan mengungkap dalang yang disebut “bos besar” dan “ketua besar” yang disebut oleh Mindo dan telah menyeret Angelina yang juga mendapat sebutan "sang putri". Masyarakat Indonesia sangat mengharapkan pengungkapan kebenaran ini oleh KPK, agar nantinya kita bisa menilai

(8)

8

para politisi yang akan bersaing di pemilihan berikutnya sehingga kita tidak salah pilih.

3. Kompas E-paper pada beberapa berita tidak memuat semua unsur framing

yang dipaparkan Robert Entman secara spesifik seperti pendefinisian masalah, perkiraan sumber masalah, keputusan moral dan penekanan penyelesaian. Pembingkaian secara spesifik ini diperlukan agar para pembaca Kompas E-paper bisa dengan mudah melihat sudut pandang yang diambil oleh Kompas E-paper.

SARAN

Kompas E-paper sebagai sebuah perusahaan pemasok berita melihat hal ini sebagai sebuah peluang, tidak hanya dalam segi finansial tapi lebih jauh dari nilai-nilai tertentu dari ideologi mereka yang ingin disampaikan kepada khalayak yang termuat dalam tiap berita yang mereka sajikan. Khusus dalam berita Kasus Suap Wisma Atlet Angelina Sondakh, maka:

1. Kompas E-paper sebagai institusi media penghasil produk jurnalistik dalam hal ini khususnya berita Kasus Suap Wisma Atlet Angelina Sondakh, hendaknya tetap mengedepankan kepentingan rakyat banyak tanpa mau ditunggangi kepentingan-kepentingan dari pihak tertentu.

2. Kasus Suap Wisma Atlet Angelina Sondakh melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan. Khususnya pemerintah hendaknya bersikap lebih tegas dan proaktif karena masalah ini berkaitan dengan institusi negara. (KPK, DPR, Parpol dan Kementerian)

3. Keterlibatan berbagai lembaga non-pemerintah merupakan niat baik yang perlu diapresiasi dan segala temuan dan tuntutan mereka soal Kasus Suap Wisma Atlet Angelina Sondakh hendaknya dapat dijadikan masukan untuk mempercepat penyelesaian kasus ini.

4. Kompas E-paper seharusnya melengkapi setiap unsur framing Robert Entman. Dengan lengkapnya unsur-unsur framing tersebut, tentunya akan membantu pembaca untuk memahami sudut pandang yang diambil oleh Kompas E-paper.

5. Sebaiknya pada penelitian berikutnya dilakukan wawancara langsung kepada wartawan yang menulis berita dalam penelitian tersebut. Hal ini untuk mengurangi tingkat subjektifitas peneliti dan sebagai kontrol terhadap proses analisis framing yang dilakukan peneliti, sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih objektif.

DAFTAR REFERENSI

Eriyanto. 2002. Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta: LKIS

Mulyana, Deddy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

(9)

9

Severin, Werner J. & James W. Tankard, Jr. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tubbs, Stewart L. & Sylvia Moss. 1996. Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yunus, Syarifudin. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sumber web :

http://www.alexa.com/siteinfo/kompas.com# (Diakses pada 2 Februari 2013) Majalah Dictum, Vol I. No. 2 (Diakses pada bulan September 2007)

Gambar

Tabel 1. Kerangka Analisis Framing
Tabel 2. Subjek Penelitian Kompas E-paper  Edisi Februari – Maret 2012

Referensi

Dokumen terkait

XII/1 Beriman kepada Hari Akhir Penerapan Disajikan beberapa pernyataan terkait iman kepada Hari Akhir, peserta didik dapat menentukan contoh perilaku orang

Jeruk ini dapat dikonsumsi langsung maupun dalam bentuk jus jeruk yang manis rasanya karena telah dicampur dengan air dan gula.. Kandungan vitamin C dalam jus jeruk selama

Bertitik tolak pada Peran Satuan Polisi Pamong Praja sebagai pembantu Kepala Daerah dalam menegakkan Peraturan Daerah dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban masyarakat

Akreditasi Nasional yang selanjutnya disebut dengan Logo KAN untuk digunakan oleh lembaga sertifíkasi (antara lain: sistem manajemen mutu, sistem manajemen lingkungan),

Additionally, a site collection should be created for temporary sites such as a PMIS or a meeting-centric SharePoint site known as a meeting workspace (see the

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, MA NU Mazro’atul Huda karanganyar dalam KBM menggunakan 2 kurikulum yaitu KTSP dan Kurikulum 2013. Untuk mata

1) Membimbing mahasiswa dalam memilih mata kuliah yag diambil pada setiap semester. 2) Memberi pertimbangan dalam hal banyaknya kredit yang akan diambil berdasarkan

Hasil penelitian ini memberikan informasi dan juga sebagai bahan pertimbangan kepada perusahaan dalam menentukan prioritas pelayanan pemeliharaan dan perbaikan CME