• Tidak ada hasil yang ditemukan

Frekuensi Kemunculan Adegan Kekerasan Dalam Film Kartun (Studi Analisis Isi pada Serial Kartun Naruto Karya Masashi Kishimoto)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Frekuensi Kemunculan Adegan Kekerasan Dalam Film Kartun (Studi Analisis Isi pada Serial Kartun Naruto Karya Masashi Kishimoto)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Frekuensi Kemunculan Adegan Kekerasan Dalam Film Kartun (Studi

Analisis Isi pada Serial Kartun Naruto Karya Masashi Kishimoto)

Oleh: R. M. Fajar Budi Koesprasetyo ( 04220016 )

Communication Science Dibuat: 2010-06-29 , dengan 6 file(s).

Keywords: Kata Kunci: Kekerasan, Analisis isi film Naruto

ABSTRAKSI

Film kartun merupakan salah satu produk hasil dari perkembangan tekhnologi industri televisi. Pada awalnya film kartun selalu identik dengan film anak-anak. Namun apakah film kartun masih menjadi film anak-anak hingga saat ini? Jika kembali mencoba flashback ke belakang mungkin sering atau minimal pernah membaca atau mendengar kenakalan anak-anak karena meniru tokoh kartun idolanya. Atau seorang anak-anak terluka atau tewas karena meniru adegan-adegan yang ada pada film kartun kesayangannya. Fenomena kekerasan dalam film kartun hingga saat ini masih terus bermunculan. Banyak orang tua yang menyayangkan banyaknya adegan-adegan kekerasan yang terdapat pada film-film kartun jaman sekarang terlebih untuk film-film kartun yang bersifat kepahlawanan. Sudah banyak orang tua yang mengeluhkan kepada stasiun tv ata badan sensor film untuk menghentikan atau minimal menyensor film-film kartun yang sarat akan adegan kekerasan dan juga pornografi.

Berangkat dari fenomena itulah peneliti mencoba menganalisis seberapa besar frekuensi kemunculan adegan kekerasan dalam film kartun. Pemilihan judul film yang diteliti yaitu film kartun Naruto dikarenakan film kartun ini memunculkan banyak protes dari orang tua namun juga menjadi film kartun kesayangan anak-anak mereka. Anak-anak mereka akan selalu setia menunggu episode demi episode serial Naruto yang ditayangkan di televisi atau membeli vcd Naruto yang sudah dijual bebas dipasaran dengan harga yang cukup terjangkau. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar frekuensi kemunculan adegan kekerasan yang terdapat dalam film kartun Naruto. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan perangkat statistik deskriptif. Tujuan dari analisis isi adalah merepresentasikan kerangka pesan secara akurat. Penelitian ini menggunakan unit analisis dialog dan adegan sebagai bagian penting dari sebuah film, dengan struktur kategori berupa kekerasan fisik dengan indikator kekerasan dengan menggunakan tangan kosong,

penggunaan senjata, ilmu ninja, dan kekerasan psikologis dengan indikator kekerasan berupa tindakan memaki dan berkata kasar, membentak, dan kekerasan psikologis lain-lain (ancaman dan ekspresi wajah). Penelitian ini menggunakan satuan ukur persentase kemunculan scene yang mengandung adegan kekerasan.

Penelitian menunjukkan bahwa kemunculan adegan kekerasan episode satu adalah sebanyak 20 scene atau sebesar 60,61% dari total keseluruhans scene sebanyak 33 scene dan terdiri atas 25 kali kemunculan adegan kekerasan. Sedangkan untuk Scene yang bersih dari tindak

kekerasan hanya sebanyak 13 Scene atau sebesar 39,39%. Dari kategori kekerasan verbal kemunculan adegan kekerasannya sebanyak 8 scene dengan persentase 24,24% Kemudian pada kategori kekerasan non verbal kemunculan kekerasannya juga sebanyak 8 Kemudian untuk kekerasan psikologis yang muncul adalah sebesar 28,78% atau sebanyak 135 scene dari total keseluruhan scene sebanyak 469 scene.

(2)

episodenya. Persentase kemunculan adegan kekerasan fisik yang lebih besar ketimbang kekerasan psikologis menandakan bahwa film ini cukup kaya dengan adegan perkelahian. Perkelahian biasanya terjadi pada saat seorang tokoh tidak menyukai tokoh lain, latihan ninja, pelaksanaan misi-misi tertentu dan lain sebagainya. Hal ini jelas tidak baik dikonsumsi oleh anak-anak karena cepat atau lambat, sengaja atau tidak, sebagian dari pemirsa serial Naruto yang masih dibawah umur akan meniru adegan-adegan yang terdapat pada film Naruto.

ABSTRACT

A cartoon movie is the products of technological development and television industry. Firstly, cartoons are always identical with children movies. But whether the cartoon was still

a kids movie so far? If we’re trying to flashbacks again, maybe we often or at least may have

read or heard the children's misbehavior as imitating his idol cartoon character. Or maybe

there’s a child is injured or killed due to imitate scenes on his favorite cartoons. The

phenomenon of violence in cartoons until now still keep coming. Many parents lamented the number of violent scenes contained in cartoons today especially for cartoons that told about heroic story. There have been so many parents who complained to the TV station or film censor board to stop or at least censor cartoons which packed lot of scenes contained violence and pornography.

Upon the phenomenon stated above that the researchers tried to analyze how the frequency of violence occurrences in cartoon movies. The title that selected for the research is the Naruto cartoon because this cartoon led so many protests from parents but its also become a favorite cartoon for their children. Their children will always be faithful waiting for the episode after episode of Naruto that broadcasted on television or buy a vcd Naruto who had been sold freely in the market with affordable price.

The purpose of this study was to determine how much the frequency of scenes that contained violences at Naruto cartoon. This research uses content analysis method with descriptive statistical tools. The purpose of content analysis is to represent accurately the message frame. This study employs a unit of dialogue and scene analysis as an important part of the movie, with the category structure of physical violence with violence indicators using bare hands, weapons, ninja technics, and psychological violence with violence indicators of mock and say harshly scold, yelling, and the other psychological violence (threats and face expressions). This study uses a unit of measurement of the violencs occurence percentages.

This research shown that the violence occurences at first episode are 20 scenes or 60,61% from the total of 33 scenes and 25 times violence occurs. Then for the scenes that not shown violences at all just only have 13 scenes or 39,39%. From verbal violence category, the violences occures for 8 scenes with precentages is 24,24%. Then for non verbal violence category that occures is 8 scenes. Then for psychological violence that occures is 28.78% or 135 scenes from the total of 469 scenes.

Conclusions from the research showed the violence in this film reveals that many cartoons

today aren’t only a children's film, but also a teen movie and even for adults. Many cartoons

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis dalam penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan, sehingga

In IC flash, we found that the typical IC pulses interfered the bits transmission in the same way as PBP and mixed events in CG flash and produced comparable and in some cases

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar, di antaranya (1) guru masih menggunakan metode ceramah untuk pembelajaran keterampilan berbahasa, khususnya menyimak;

tidak memahami ukuran sampel dalam mewakili populasinya yang ditandai dengan. menyarankan pengambilan seluruh subjek, tidak memahami teknik pengambilan

Berdasarkan hasil perhitungan tiap siklus tentang kemampuan motorik kasar anak melalui permainan encrak diperoleh hasil pada prasiklus 43,5% (4 siswa dapat

relokasi PKL adalah apakah kebijakan relokasi PKl telah mampu mencegah kemiskinan yang dapat dinilai dari sejauh mana komitmen pihak Pemkot Solo untuk terus

The result of the product design can improve the variety of the product, which were: vas made of bamboo root, vegetable dishes made of bamboo root, candle holder made of bamboo

Berdasarkan perhitungan, didapat debit aliran saluran drainase eksisting (Q) daerah sekitar Jalan Swadarma Raya sebesar 0.47 m³/detik, sedangkan besaran aliran