SKRIPSI
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL
DAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA
OLEH
JEPRYANSYAH PUTRA
100501158
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
ABSTRAK
Reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi yang sedang
berkembang saat ini. Pada perkembangannya mulai muncul reksa dana yang
menerapkan prinsip syariah dalam kebijakan investasinya. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat bagaimana perbedaan kinerja antara reksa dana yang dikelola
secara konvensional dengan reksa dana yang dikelola secara syariah. variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan
Jensen Ratio.
Populasi dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh
Manajer Investasi yang mengelola kedua sub kategori reksa dana konvensional
dan syariah. Metode analisis yang digunakan adalah uji beda rata-rata dengan
menggunakan
Independent Sample T-test dan Mann-Whitney U Test. Jenis
penelitian ini adalah penelitian komparatif. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari laporan publikasi Bapepam-LK, PT Infovesta, dan
Bank Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reksa dana syariah memiliki return
yang lebih besar dan risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan reksa dana
konvensional. Sedangkan pada pengujian hipotesis pada reksa dana saham kinerja
kedua reksa dana memang berbeda namun tidak signifikan diukur dengan sharpe
ratio dan treynor ratio. sedangkan pengujian pada jensen ratio menunjukkan ada
perbedaan signifikan diantara kinerja kedua reksa dana. Pengujian pada reksa
dana pendapatan tetap menunjukkan bahwa kinerja kedua reksa dana memang
berbeda namun tidak signifikan diukur dengan sharpe ratio, treynor ratio, dan
jensen ratio. Pengujian pada reksa dana campuran menunjukkan bahwa kinerja
reksa dana memang berbeda namun tidak signifikan diukur dengan sharpe ratio,
treynor ratio, dan jensen ratio.
ABSTRACT
Mutual Fund is one of investment media that is being developed at this
time. In this development mutual fund began to apply Islamic principles in its
investment policy. This research aims to assess how the performance between
Conventional mutual fund and Sharia mutual fund. Variables that are used in this
research are sharpe ratio, treynor ratio, and jensen ratio.
The samples in this study are the mutual funds managed by Investment
Manager that manage two sub categories of conventional and sharia. The
analytical method used is the average difference using Independent Sample t-Test
and Mann-Whitney U Test.
This research is a comparative research. The data
used are secondary data obtained through public report in Bapepam-Lk, PT
Infovesta, and Bank Indonesia.
The result showed sharia mutual funds have a greater return and less risk
than conventional mutual funds.
Hypothesis test on equity fund performance is
different but not significant measured by sharpe ratio and treynor ratio, but while
testing by jensen ratio showed significant difference. Hypothesis test on fixed
income fund is different but not significant measured by sharpe ratio, jensen ratio,
and jensen ratio. Hypothesis test on mixed mutual fund is different but not
significant measured by sharpe ratio, treynor ratio, and jensen ratio.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, dan anugerah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional di
Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis telah banyak menerima
bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1.
Orang tua penulis, Ayahanda Raya Oktaviano Ambarita dan Ibunda Dearta
Purba yang selalu mendoakan penulis serta menjadi motivasi terbesar bagi
penulis untuk lebih maju dan selalu berusaha memberikan yang terbaik.
2.
Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac.Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3.
Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs.
Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4.
Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc, Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan
Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5.
Bapak Syarief Fauzie, SE, M.Ak, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan
penulisan skripsi ini.
6.
Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier Hsb, MP dan Ibu Dra. Raina Linda Sari,
M.Si selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
saran dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.
8.
Seluruh Staff Akademik Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
9.
Herlina Adelia Manullang kekasih yang selalu mendukung dan memberi
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
10.
Sahabat seperjuangan terbaik yang saling memberikan doa, dorongan dan
bantuan yaitu Julien, Atin, Maria, Ingrit, Inggrid, Gusrani, Christian, Lasondi,
Gea, Mikhael, dan teman-teman stambuk 2010 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini, namun penulis berharap skripsi ini dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat para pembaca dan di bidang akademik.
Medan, Mei 2014
Jepryansyah
Putra
DAFTAR ISI
ABSTRAK
...
i
KATA PENGANTAR
... iii
DAFTAR ISI
...
v
DAFTAR TABEL
... vii
DAFTAR GAMBAR
... viii
DAFTAR LAMPIRAN
... ix
BAB I
PENDAHULUAN
...
1
1.1 Latar
Belakang
...
1
1.2 Perumusan Masalah ...
6
1.3 Tujuan Penelitian ...
6
1.4 Manfaat Penelitian ...
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
...
8
2.1 Uraian Teoritis ...
8
2.1.1 Pengertian Investasi ... 8
2.1.2 Proses Manajemen Investasi ...
9
2.1.3 Pengertian Reksa Dana ... 10
2.1.4 Klasifikasi Reksa Dana ... 11
2.1.5 Pengelola Reksa Dana ... 17
2.1.6 Hubungan
Return
dan Risiko Reksa Dana ... 18
2.2 Pengukuran Kinerja Reksa Dana ... 19
2.2.1 Metode
Sharpe
... 19
2.2.2 Metode
Treynor
... 20
2.2.3 Metode
Jensen
... 21
2.3 Kinerja Pasar (
Benchmark
) ... 21
2.4 Penelitian Terdahulu ... 23
2.5 Kerangka
Konseptual.
...
26
2.6 Hipotesis.
...
26
BAB III METODE PENELITIAN
... 28
3.1 Jenis
Penelitian
...
28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
3.3 Batasan
Operasional
...
28
3.4 Definisi
Operasional
...
29
3.5 Pengolahan Data ... 30
3.6 Populasi dan Sampel ... 30
3.7 Jenis Dan Sumber Data ... 31
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 32
3.9 Teknis Analisis Data ... 32
3.9.1 Analisis Penentuan Kinerja ... 35
3.9.2
Uji
Hipotesis
...
35
4.1
Deskripsi Objek Penelitian ... 37
4.1.1
Perkembangan Reksa Dana di Indonesia ... 37
4.1.2
Deskripsi umum sampel ... 38
4.2
Deskripsi Data ... 39
4.2.1
Perhitungan
return
reksa dana ... 39
4.2.2
Perhitungan
return
benchmark dan
risk free
... 42
4.2.3
Perhitungan standar deviasi dan beta reksa dana ... 43
4.3
Analisis Deskriptif ... 44
4.4
Analisis Data ... 46
4.4.1
Analisis Kinerja dengan
Sharpe ratio
... 45
4.4.2
Analisis Kinerja dengan
Treynor ratio
... 49
4.4.3
Analisis Kinerja dengan
Jensen ratio
... 53
4.4.4
Analisis Kinerja reksa dana terbaik... 57
4.5
Hasil Penelitian ... 61
4.5.1
Pengujian Normalitas ... 61
4.5.2
Pengujian Hipotesis ... 63
4.6
Pembahasan ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
... 68
DAFTAR PUSTAKA
... 71
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Judul
Halaman
1.1
Perbandingan Jumlah Reksa Dana dan Total NAB
Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional ...
3
4.1
Sampel yang akan diteliti ...
38
4.2
Perhitungan Return Rata-Rata Reksa Dana ...
39
4.3
Perhitungan Return Benchmark Reksa Dana ...
42
4.4
Tingkat Bunga Risk Free ...
43
4.5
Standar Deviasi dan Beta Reksa Dana ...
43
4.6
Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif ...
45
4.7
Sharpe Ratio Reksa Dana Saham Konvensional ...
46
4.8
Sharpe Ratio Reksa Dana Saham Syariah ...
46
4.9
Sharpe Ratio Reksa Dana Pendapatan Tetap Konvensional ..
47
4.10
Sharpe Ratio Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah ...
48
4.11
Sharpe Ratio Reksa Dana Campuran Konvensional ...
48
4.12
Sharpe Ratio Reksa Dana Campuran Syariah ...
49
4.13
Treynor Ratio Reksa Dana Saham Konvensional ...
50
4.14
Treynor Ratio Reksa Dana Saham Syariah ...
50
4.15
Treynor Ratio Reksa Dana Pendapatan Tetap Konvensional
51
4.16
Treynor Ratio Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah ...
51
4.17
Treynor Ratio Reksa Dana Campuran Konvensional ...
52
4.18
Treynor Ratio Reksa Dana Camuran Syariah ...
53
4.19
Jensen Ratio Reksa Dana Saham Konvensional ...
53
4.20
Jensen Ratio Reksa Dana Saham Syariah ...
54
4.21
Jensen Ratio Reksa Dana Pendapatan Tetap Konvensional...
54
4.22
Jensen Ratio Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah...
55
4.23
Jensen Ratio Reksa Dana Campuran Konvensional ...
56
4.24
Jensen Ratio Reksa Dana Campuran Syariah ...
56
4.25
peringkat Reksa Dana Saham konvensional ...
57
4.26
Peringkat Reksa Dana Saham Syariah ...
58
4.27
Peringkat Reksa Dana Pendapatan Tetap Konvensional ...
58
4.28
Peringkat Reksa Dana Pendapatan Tetap Syariah ...
59
4.29
Peringkat Reksa Dana Campuran Konvensional ...
60
4.30
Peringkat Reksa Dana Campuran Syariah ...
60
4.31
Uji
Normalitas
...
61
4.32
Alat Uji Beda Rata-rata Kinerja Reksa Dana ...
62
4.33
Uji Beda Rata-rata Reksa Dana Saham ...
63
4.34
Uji Beda Rata-rata Reksa Dana Pendapatan Tetap ...
64
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Judul
Halaman
2.1
Hubungan return dan risiko dalam reksa dana ...
18
2.2 Kerangka
Pemikiran
...
26
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Judul
Halaman
1
Return Reksa Dana ...
74
2
Return Pasar (
Benchmark
) ...
116
3 Tingkat
bunga
Risk Free
(SBI) ...
118
4
Uji Normalitas Data ...
119
ABSTRAK
Reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi yang sedang
berkembang saat ini. Pada perkembangannya mulai muncul reksa dana yang
menerapkan prinsip syariah dalam kebijakan investasinya. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat bagaimana perbedaan kinerja antara reksa dana yang dikelola
secara konvensional dengan reksa dana yang dikelola secara syariah. variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan
Jensen Ratio.
Populasi dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh
Manajer Investasi yang mengelola kedua sub kategori reksa dana konvensional
dan syariah. Metode analisis yang digunakan adalah uji beda rata-rata dengan
menggunakan
Independent Sample T-test dan Mann-Whitney U Test. Jenis
penelitian ini adalah penelitian komparatif. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari laporan publikasi Bapepam-LK, PT Infovesta, dan
Bank Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reksa dana syariah memiliki return
yang lebih besar dan risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan reksa dana
konvensional. Sedangkan pada pengujian hipotesis pada reksa dana saham kinerja
kedua reksa dana memang berbeda namun tidak signifikan diukur dengan sharpe
ratio dan treynor ratio. sedangkan pengujian pada jensen ratio menunjukkan ada
perbedaan signifikan diantara kinerja kedua reksa dana. Pengujian pada reksa
dana pendapatan tetap menunjukkan bahwa kinerja kedua reksa dana memang
berbeda namun tidak signifikan diukur dengan sharpe ratio, treynor ratio, dan
jensen ratio. Pengujian pada reksa dana campuran menunjukkan bahwa kinerja
reksa dana memang berbeda namun tidak signifikan diukur dengan sharpe ratio,
treynor ratio, dan jensen ratio.
ABSTRACT
Mutual Fund is one of investment media that is being developed at this
time. In this development mutual fund began to apply Islamic principles in its
investment policy. This research aims to assess how the performance between
Conventional mutual fund and Sharia mutual fund. Variables that are used in this
research are sharpe ratio, treynor ratio, and jensen ratio.
The samples in this study are the mutual funds managed by Investment
Manager that manage two sub categories of conventional and sharia. The
analytical method used is the average difference using Independent Sample t-Test
and Mann-Whitney U Test.
This research is a comparative research. The data
used are secondary data obtained through public report in Bapepam-Lk, PT
Infovesta, and Bank Indonesia.
The result showed sharia mutual funds have a greater return and less risk
than conventional mutual funds.
Hypothesis test on equity fund performance is
different but not significant measured by sharpe ratio and treynor ratio, but while
testing by jensen ratio showed significant difference. Hypothesis test on fixed
income fund is different but not significant measured by sharpe ratio, jensen ratio,
and jensen ratio. Hypothesis test on mixed mutual fund is different but not
significant measured by sharpe ratio, treynor ratio, and jensen ratio.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal merupakan pasar untuk bermacam instrumen keuangan
jangka panjang. Peran pasar modal sangat besar dalam perekonomian karena pasar
ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi
ekonomi pasar modal adalah menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara
pihak yang kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana
(issuer). Sedangkan pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena
memberikan kemungkinan memperoleh imbal hasil bagi pemilik sesuai dengan
karakteristik investasi yang dipilih. Di banyak negara, terutama di negara-negara
yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal menjadi salah satu sumber
kemajuan ekonomi, sebab pasar modal menjadi sumber dana alternatif bagi
perusahaan (Widoatmodjo, 2009: 12).
Salah satu instrument yang diperdagangkan di pasar modal adalah reksa
dana. Menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 tentang pasar
modal, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi. Reksa dana hadir sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal dan mempunyai keinginan untuk melakukan
investasi, tetapi hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
salah satunya adalah jenis reksa dana syariah. Reksa dana syariah pertama kali
muncul di Indonesia tahun 1998 oleh PT Dana Reksa Investment Management.
Reksa dana syariah bertujuan untuk memandu investor yang ingin
menginvestasikan dananya secara syariah. Reksa dana syariah sebagaimana diatur
dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 didefinisikan sebagai reksa
dana yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di
pasar modal. Sehingga reksa dana syariah hanya berinvestasi pada perusahaan
dengan kategori halal.
Tabel 1.1
Perbandingan Jumlah Reksa Dana dan Total NAB
Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional
Tahun
Perbandingan Jumlah Reksa
Dana
Perbandingan NAB (Rp.
Milyar)
Reksa
dana
Syariah
Reksa dana
Konvensional
%
Reksa
dana
Syariah
Reksa dana
Konvensional
%
2003 4
182 2,15%
66.94
69,380.06
0.10%
2004 11
235 4,47%
592.75
103,444.25
0.57%
2005 17
311 5,18%
559.10
28,846.63
1.90%
2006 23
380 5,71%
723.40
50,896.68
1.40%
2007 26
447 5,50%
2,203.09
89,987.54
2.39%
2008 36
531 5,97%
1,814.80
72,251.01
2.45%
2009 46
564 7,54%
4,629.22
108,354.13
4.10%
2010 48
564 7,84%
5,225.78
143,861.59
3.51%
2011 50
596 7,74%
5,564.79
162,672.10
3.31%
2012 58
596 7,69%
8,050.07
204,541.97
3.79%
2013
(juni)63 721
8,04%
9,437.78
249.227.26
3.65%
Sumber: bapepam (diolah)
Memilih reksa dana yang tepat sebagai alternatif investasi memerlukan
analisa dan cara pandang yang tepat. Karena dengan analisa yang tepat bisa
diketahui reksa dana yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi serta
memperkecil risiko yang ada. Ada beberapa pertimbangan sebelum memilih reksa
dana, pertimbangan itu diantaranya kinerja reksa dana,
besarnya dana kelolaan,
tinggi rendahnya harga reksa dana, laporan investasi, dan biaya-biaya apa saja
yang dikeluarkan.
Kinerja reksa dana berarti kemampuan reksa dana dalam menghasilkan
return. Kinerja ini tercermin dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tersebut,
NAB adalah seluruh jumlah portofolio investasi dikurangi dengan segala biaya
dan kewajiban. NAB sangat dipengaruhi oleh kinerja aset yang membentuk
portofolionya, apabila harga pasar dari aset tersebut turun maka secara otomatis
NAB akan turun, begitu juga sebaliknya. Tetapi pengukuran melalui NAB hanya
sesuai untuk membandingkan reksa dana tersebut dari waktu ke waktu, bukan
membandingkan reksa dana tersebut dengan reksa dana lain. Pengukuran kinerja
reksa dana yang dapat dibandingkan dengan reksa dana lain harus memperhatikan
aspek risiko.
pertimbangan dalam reksa dana, namun bukan satu-satunya (Rudiyanto,
2013:118).
Bangkitnya ekonomi Islam beberapa tahun terakhir menjadi fenomena
menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang sebagian
besar beragama Islam, sehingga pengembangan produk pasar modal yang berbasis
syariah perlu ditingkatkan. Kemunculan reksa dana syariah memberi pilihan
investasi yang lebih banyak bagi masyarakat khususnya para pemodal muslim.
Namun masih ada kekhawatiran reksa dana syariah tidak mampu memberikan
imbal hasil (return) yang menguntungkan dibandingkan dengan reksa dana
konvensional. Keraguan itu muncul karena adanya dugaan kurang optimalnya
pengalokasian dalam portofolio investasinya, akibat adanya proses screening yang
membatasi investasi produk hanya pada yang sesuai dengan syariat Islam,
sedangkan produk investasi syariah sendiri di Indonesia masih sangat terbatas
jumlahnya. Dipihak lain masyarakat pada umumnya menghindari risiko (Risk
Adverse) terhadap produk-produk baru yang belum kelihatan kinerjanya.
Dilatarbelakangi hal tersebut penulis bermaksud melakukan penelitian
dengan judul
“ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA
KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan
permasalahannya menjadi:
1.
Bagaimana perbedaan kinerja reksa dana konvensional dan reksa dana syariah
dilihat dari return dan risikonya?
2.
Bagaimana perbedaan kinerja reksa dana saham konvensional dan reksa dana
saham syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio?
3.
Bagaimana perbedaan kinerja reksa dana pendapatan tetap konvensional dan
reksa dana pendapatan tetap syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor
Ratio, dan Jensen Ratio?
4.
Bagaimana perbedaan kinerja reksa dana campuran konvensional dan reksa
dana campuran syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan
Jensen Ratio?
1.3 Tujuan Penelitian
Dengan melihat rumusan permasalahan di atas, penelitian ini memiliki
beberapa tujuan yaitu:
1.
Mengetahui perbedaan kinerja reksa dana konvensional dan reksa dana
syariah di Indonesia dilihat dari return dan risikonya
3.
Mengetahui perbedaan kinerja reksa dana pendapatan tetap konvensional dan
reksa dana pendapatan tetap syariah di Indonesia dilihat dari Sharpe Ratio,
Treynor Ratio, dan Jensen Ratio
4.
Mengetahui perbedaan kinerja reksa dana campuran konvensional dan reksa
dana campuran syariah di Indonesia dilihat dari Sharpe Ratio, Treynor Ratio,
dan Jensen Ratio
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat:
1.
Bagi calon investor
Sebagai masukan untuk memilih reksa dana apa yang akan dipilih dalam
investasinya.
2.
Bagi manajer investasi
Sebagai informasi tambahan mengenai perbandingan kinerja reksa dana
sehingga bisa dikemudian hari bisa lebih memaksimalkan kinerja reksa dana
yang dikelolanya.
3.
Bagi peneliti
Sebagai pengembangan wawasan mengenai alternatif produk investasi
keuangan khususnya reksa dana dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang
didapat selama perkuliahan.
4.
Bagi peneliti selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Investasi
Menurut Tendelin (2001: 3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana
atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan harapan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang. Investasi bisa berkaitan
dengan penanaman sejumlah dana pada aset nyata seperti tanah, emas, dan
bangunan, maupun aset finansial seperti deposito, saham, dan obligasi.
Pihak – pihak yang melakukan investasi disebut sebagai investor. Investor
pada umumya dibagi menjadi dua, yaitu investor individual dan investor
institusional. Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan
aktivitas investasi. sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari
perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan
pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi. (Tendelin 2001:4)
Menurut Tendelin (2001:4) tujuan investasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan investor. Kesejahteraan yang dimaksud adalah penjumlahan
pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini dari pendapatan di masa mendatang.
Sedangkan secara khusus, alasan orang untuk melakukan investasi antara lain
adalah:
1.
Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang
2.
Mengurangi pengaruh inflasi atas kekayaan
2.1.2 Proses Manajemen Investasi
Tanpa melakukan pembedaan terhadap investor, Fabozzi (1999: 2)
membagi proses manajemen investasi menjadi lima yaitu:
1.
Menetapkan sasaran investasi
Sasaran yang ingin dicapai tergantung institusi itu sendiri. Ada tiga hal yang
harus dipertimbangkan dalam melakukan investasi yaitu: tingkat
pengembalian (return), risiko (risk), dan ketersediaan jumlah dana.
2.
Membuat kebijakan investasi
Penetapan kebijakan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva/aset. Investor
akan memutuskan bagaimana mendistribusikan dana kepada
kelompok-kelompok aktiva utama. Kelompok aktiva utama umumnya meliputi saham,
obligasi, real estat, dan sekuritas-sekuritas luar negeri.
3.
Pemilihan strategi investasi
Strategi portofolio dapat dibedakan menjadi strategi aktif dan pasif. Strategi
portofolio aktif menggunakan informasi-informasi yang tersedia dan
tehnik-tehnik peramalan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik dibandingkan
portofilio yang hanya dideversifikasikan secara luas. Portofolio pasif adalah
strategi yang melibatkan input ekspektasional minimal dan sebagai gantinya
bergantung pada diversifikasi untuk mencocokkan kinerja dari beberapa
indeks pasar.
4.
Memilih aktiva
(portofolio yang memberikan pengembalian yang diharapkan terbesar untuk
tingkat resiko tertentu atau tingkat resiko terendah untuk tingkt pengembalian
tertentu).
5.
Mengukur dan mengevaluasi kinerja
Ini merupakan langkah terakhir dalam proses manajemen investasi, Langkah
ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan selanjutnya mengevaluasi
kinerja tersebut secara relatif terhadap patok duga (benchmark). Patok duga
merupakan kinerja dari serangkaian sekuritas yang telah ditentukan, diperoleh
untuk tujuan perbandingan.
2.1.3 Pengertian Reksadana
Dilihat dari asal katanya, reksa dana berasal dari kata reksa yang artinya
jaga atau pelihara dan dana yang artinya uang atau kumpulan uang. Jadi, reksa
dana bisa diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara bersama untuk suatu
kepentingan. Uang yang ada dalam instrument reksa dana merupakan uang yang
dikumpulkan dari sejumlah investor. Umumnya, reksa dana diartikan sebagai
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi
(Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 209).
Dari kedua definisi tersebut, maka setidaknya dalam pengertian reksa dana
terdapat unsur-unsur berikut:
1.
Wadah untuk menampung dana
2.
Masyarakat pemodal (investor)
3.
Portofolio efek
4.
Manajer investasi
2.1.4 Klasifikasi Reksa Dana
Darmadji dan Fakhrudin (2006: 211) membedakan reksa dana dengan
melihat dari sudut pandang diantaranya: (1) bentuk, (2) sifat, (3) portofolio
investasi, (4) tujuan investasi. Penelitian ini membahas mengenai perbandingan
kinerja antara reksa dana konvensional dan reksa dana syariah. Oleh karena itu
penjelasan mengenai kedua sub reksa dana tersebut juga akan ditambahkan dalam
klasifikasi reksa dana.
Dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal
18 ayat (1), reksa dana dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk yaitu:
1.
Reksa dana berbentuk perseroan (corporate type)
2.
Reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif (contractual type)
Reksa dana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan
Bank Kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan, dimana manajer
investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan
Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.
Bentuk ini yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah
dibandingkan dengan reksa dana yang berbentuk Perseroan. Berdasarkan data
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, seluruh reksa dana
yang ada di Indonesia saat ini berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
Dilihat dari sifatnya, reksa dana dapat dibedakan menjadi (Darmadji dan
Fakhruddin, 2006: 213):
1.
Reksa dana bersifat Tertutup (close-end fund)
Merupakan reksa dana yang tidak dapat membeli kembali unit penyertaan
yang telah dijual kepada investor. Artinya, pemegang saham tidak dapat
menjual kembali unit mereka kepada manajer investasi. Apabila investor
hendak menjual unti miliknya, maka penjualan tersebut harus dilakukan
melalui Bursa Efek tempat unit reksa dana tersebut dicatatkan.
2.
Reksa dana bersifat Terbuka (open-end fund)
Dilihat dari portofolio investasinya reksa dana dibedakan menjadi
(Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 214):
1.
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana jenis ini merupakan reksa dana yang hanya melakukan investasi
pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun.
Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Jenis ini
sangat cocok untuk investor yang bersifat sangat konservatif
2.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Merupakan reksa dana yang menginvestasikan dananya minimal 80% dari
aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang. Reksa dana ini memiliki risiko
yang relatif lebih besar dari reksa dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan pengembalian yang stabil. Jenis ini cocok untuk investor yang
bersifat konservatif
3.
Reksa Dana Saham
Merupakan reksa dana yang menginvestasikan dananya minimal 80% dari
aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan
pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa dana
sebelumnya, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. Jenis ini
cocok untuk investor yang bersifat moderat
4.
Reksa Dana Campuran
Dilihat dari tujuan investasinya dapat dibedakan atas (Darmadji dan
Fakhruddin, 2006: 214):
1.
Growth Fund
Reksa dana yang menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana.
Reksa dana jenis ini biasanya mengalokasikan dananya pada saham.
2.
Income Fund
Reksa dana yang mengutamakan pendapatan konstan. Reksa dana jenis ini
mengalokasikan dananya pada surat hutang dan obligasi.
3.
Safety Fund
Reksa dana yang mengutamakan keamanan daripada pertumbuhan. Reksa
dana jenis ini umumnya mengalokasikan danannya di pasar uang, seperti
deposito berjangka, sertifikat deposito dan surat hutang jangka pendek.
Berdasarkan hukum reksa dana dibagi atas dua yaitu (Gemala Dewi dkk
dalam Pasaribu, 2011: 9):
1.
Reksa Dana Konvensional
prinsip prinsip syariah. Meskipun demikian, dalam reksa dana konvensional
terdapat akad muamalah yang diperbolehkan dalam Islam, yaitu jual beli dan
bagi hasil (mudharabah/ musyarakah). Dan di sana terdapat banyak manfaat
seperti memajukan perekonomian, meminimalkan risiko dalam pasar modal
dan sebagainya.
2.
Reksa Dana Syariah
Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 Reksa Dana syariah
adalah reksa dana sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang pasar modal
dan peraturan pelaksanaannya, yang pengelolaannya tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. Yang membedakan reksa
dana syariah dan reksa dana konvensional adalah reksa dana syariah memiliki
kebijakan investasi yang berbasis pada portofolio dengan kategori halal.
Dikatakan halal apabila perusahaan yang menerbitkan instrumen investasi
tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, dalam
pengelolaannya, reksa dana ini tidak mengijinkan strategi investasi yang
menjurus ke arah spekulasi. Selanjutnya, hasil keuntungan investasi tersebut
dibagihasilkan diantara para investor dan Manajer Investasi sesuai dengan
proporsi modal yang dimiliki.
1.
Dalam reksa dana konvensional, masih terdapat unsur-unsur yang
bertentangan dengan syariah,baik dari segi akad, pelaksana investasi, maupun
dari segi pembagian keuntungan.
2.
Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan
syariah, yang meliputi saham yang sudah melalui penawaran umum dan
pembagian deviden didasarkan pada tingkat laba usaha, penempatan pada
deposito dalam bak umum syariah dan surat utang sesuai syariah.
3.
Jenis usaha emiten haruslah sesuai dengan syariah, antara lain tidak boleh
melakukan usaha perjudian dan sejenisnya, usaha pada lembaga ribawi, usaha
memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman
haram serta barang-barang atau jasa-jasa merusak modal dan membawa
keburukan. Pemilihan dan pelaksanaan investasi harus dilaksanakan dengan
prinsip kehati-hatian dan tisak boleh ada unsur yang tidak jelas (gharar).
Diantaranya tidak boleh melakukan penawaran palsu, penjualan barang yang
belum dimiliki, insider trading-menyebarkan informasi yang salah dan
menggunakan informasi orang dalam untuk keuntungan transaksi yang
dilarang, serta melakukan investasi pada perusahaan yang tingkat hutangnya
lebih dominan dari modalnya.
(hutang 45%, modal 55%), manajemen emiten diketahui bertindak melanggar
prinsip usaha yang Islami.
5.
Mekanisme operasioanl reksa dana syariah terdiri dari: Wakalah antara
Manajer Investasi dan pemodal; serta Mudharabah antara Manajer Investasi
dengan penggunaan investasi.
6.
Karakteristik mudharabah adalah sebagai berikut: (1) pembagian keuntungan
antara pemodal (yang diwakili oleh Manajer Investasi) dan pengguna
investasi berdasarkan pada proporsi yang ditentukan dalam akad yang telah
dibuat bersama dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada si
pemodal, (2) pemodal menaggung risiko sebesar dana yang telah diberikan,
(3) Manajer Investasi sebagai wakil pemodal tidak menanggung risiko
kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena
kelalaiannya.
7.
Penghasilan investasi yang dapat diterima dalam reksa dana syariah adalah
(1) penghasilan dari saham berupa dividen, rights, dan capital gain. (2)
penghasilan dariobligasi yang sesuai syariah. (3) penghasilan dari Surat
Berharga Pasar Uang. (4) penghasilan dari deposito.
2.1.5 Pengelola Reksa dana
Pihak selanjutnya yang terlibat dalam pengelolaan reksa dana adalah Bank
Kustodian. Bank kustodian memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam hal
menyimpan, menjaga, dan mengadministrasikan kekayaan, baik dalam pencatatan
maupun penjualan kembali suatu reksa dana sesuai dengan kontrak investasi yang
telah ditetapkan dengan manajer investasi.
Undang-undang pasar modal pasal 25 ayat 1 menyebutkan bahwa
kekayaan reksa dana tidak boleh dipegang langsung oleh manajer investasi tetapi
wajib disimpan dalam Bank Kustodian yang tidak terafiliasi langsung dengan
manajer investasi. Hal ini untuk menghindari adanya kecurangan dalam
pengelolaan kekayaan tersebut.
Berbeda dengan manajer investasi, izin Bank Kustodian hanya berlaku
untuk perusahaan. Tidak ada izin khusus untuk perorangan bekerja dalam Bank
Kustodian (Rudiyanto, 2013:25). Saat ini ada 18 bank yang mendapat izin untuk
menjalankan usaha sebagai bank kustodian.
2.1.6 Hubungan
return
dan risiko reksa dana
Sumber: Ru
Da
maka risik
risiko pali
reksa dan
reksa dan
lainnya (A
dananya p
2.2 Pengu
2.2.1 Meto
Me
dengan R
apa yang
Rendah Sedang Tinggi Penge udiyanto (2013Hubu
ari gambar d
ko yang dih
ing kecil di
na ini meng
na saham m
Agresif) ka
pada saham.
ukuran Kin
ode Sharpe
etode Sharp
Reward to V
disebut pre
Pasar embalian Oblig Saha Sangat Kon 3: 37)ungan retu
diatas bisa d
hadapi juga
antara jenis
ginvestasika
memiliki risi
arena reksa
nerja Reksa
e
pe dikemban
Variability
emium atas
Uang Re gasi mnservatif Ko
Gambar
urn dan risi
dilihat bahw
a makin tin
s reksa dana
an dananya
iko yang p
a dana sah
a Dana
ngkanoleh W
Ratio. Shar
s risiko atau
eksa dana Pas (100% Pasar U
onservatif M
r 2.1
iko dalam r
wa makin ti
nggi. Reksa
a yang lain
a 100% pa
paling tingg
ham mengi
William Sha
rpe mendas
u
risk prem
(m Reksa dana (min sar Uang Uang) Moderat
reksa dana
nggi pengem
dana pasar
(sangat kon
da pasar u
gi diantara j
investasikan
arpe dan ser
sarkan perhi
mium.
Risk p
Reksa Ca max 79% Saham
Uan Pendapatan T 80% Obligasi) Agresif
a
embalian (re
ar uang mem
nservatif) k
uang. Sedan
jenis reksa
n minimal
ring juga di
itungannya
premium
a
ampuran m, Obligasi, Pasarng) Tetap
Risiko
Reksa Sah (min 80% Sah
investasi bebas risiko (risk free asset). Investasi bebas risiko dalam penelitian ini
diasumsikan sebagai tingkat bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Pengukuran
sharpe dalam Tendelin (2001: 324) diformulasikan sebagai
ratio risk premium terhadap standar deviasinya yaitu:
Dimana :
Si = indeks Sharpe
Ri = rata-rata return reksa dana i selama periode pengamatan
Rf = rata-rata return investasi bebas resiko selama periode pengamatan σi = standar deviasi return reksa dana i selama periode pengamatan
Semakin besar angka rasio sharpe maka kinerja reksa dana tersebut makin baik.
2.2.2 Metode Treynor
Metode Treynor merupakan ukuran kinerja porofolio yang dikembangkan
oleh Jack Treynor dan indeks ini sering disebut juga dengan reward to volatility
ratio. Sama halnya seperti indeks Sharpe, pada indeks Treynor kinerja portofolio
dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya
resiko dari portofolio tersebut. Perbedaan dengan indeks Sharpe adalah risiko
yang digunakan bukanlah risiko total portofolio atau standar deviasi melainkan
risiko sistematis (diukur dengan beta) atau lebih dikenal dengan risiko pasar.
Dimana :
Ti = indeks Treynor
Ri = rata-rata return reksa dana i selama periode pengamatan
Rf = rata-rata tingkat return investasi bebas resiko selama periode pengamatan βi = beta portofolio investasi
Semakin besar angka rasio Treynor maka kinerja reksa dana tersebut makin baik.
2.2.3 Metode Jensen
Metode Jensesn diciptakan oleh Michael C. Jensen metode ini didasarkan
pada Capital Asset Pricing Model (CAPM). Seperti Treynor yang
dipertimbangkan dalam metode ini adalah resiko sistematis. Jensen berpendapat
bahwa kinerja reksa dana yang baik adalah kinerja reksa dana yang melebihi
kinerja pasar sesuai dengan resiko sistematis yang dimilikinya. Metode Jensen
sering juga disebut Jensen alpha dalam Tendelin (2001: 330) dirumuskan sebagai
berikut:
Dimana :
Jα = indeks Jensen
rp = pengembalian (return) portofolio rm = pengembalian (return) pasar rf = risk free rate
Semakin besar angka rasio Jensen maka kinerja reksa dana tersebut makin baik.
2.3 Kinerja Pasar (
Benchmark
)
pembanding yang berbeda-beda untuk masing-masing reksa dana (multiple
benchmark index) yaitu:
1.
Untuk reksa dana saham benchmark yang peneliti gunakan adalah IHSG
(Indeks Harga Saham Gabungan) untuk reksa dana saham Konvensional dan
JII (Jakarta Islamic Index) untuk reksa dana saham Syariah
2.
Untuk reksa dana pendapatan tetap benchmark yang peneliti gunakan adalah
Indeks Obligasi yang dikembangkan oleh tim riset Infovesta. Ada 3 indeks
yang dikembangkan PT Infovesta (Rudiyanto, 2013: 183), yaitu:
1)
Infovesta Government Bond Index (IGBI) yang mencerminkan
pergerakan Obligasi Pemerintah berbasis Kupon Tetap
2)
Infovesta Corporate Bond Index (ICBI) yang mencerminkan pergerakan
harga Obligasi Korporasi berbasis Kupon Tetap
3)
Infovesta Syariah Bond Index (ISBI) yang mencerminkan pergerakan
harga Obligasi Korporasi Syariah berbasis Kupon Tetap
Untuk reksa dana pendapatan tetap Konvensional yang digunakan adalah
Indeks Obligasi yaitu rata-rata dari ketiga indeks diatas. Sedangkan untuk
reksa dana pendapatan tetap Syariah yang digunakan adalah ISBI
2.3 Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh Penulis dan merupakan acuan atau
pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan:
1.
Vince Ratnawati dan Ningrum Khairani (2012) melakukan penelitian dengan
judul “Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana
Konvensional”. Penelitian ini ingin melihat perbandingan kinerja reksa dana
pendapatan tetap dan reksa dana campuran dilihat dari return dan resikonya
serta melalui Sharpe, Treynor, dan Jensen Ratio. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kinerja reksa dana syariah dan konvensional memang
berbeda tetapi tidak signifikan.
2.
Iin Qarina Pasaribu (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana
Konvensional”. Penelitian ini membandingkan kinerja reksa dana pendapatan
tetap, campuran, dan saham. Hasil penelitian ini menunjukkan pada (
α
) 5%
tidak ada perbedaan kinerja reksa dana syariah dan reksa dana konvensional
baik diukur dengan rasio Sharpe, rasio Treynor, maupun rasio Jensen.
4.
Abdul Gani Yazir dan Suhardi (2013) melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Perbandingan Risiko dan Tingkat Pengembalian Reksadana Syariah
dan Reksa dana Konvensional”. Hasil penelitian ini menunjukkan, risiko
reksa dana syariah lebih kecil dan return reksa dana syariah lebih
menguntungkan dibanding reksa dana konvensional. Reksa dana syariah juga
memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan reksa dana sepanjang tahun
2008-2010.
5.
Arief Dwi P, Adi Susilo Jahja, dan Mohammad Yamin (2012) melakukan
penelitian dengan judul “Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dan
Konvensional di Indonesia Periode 2001-2010”. Penelitian ini
membandingkan kinerja reksa dana PNM Syariah dengan reksa dana Anggrek
selama 10 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan kinerja
antara kedua reksa dana tersebut. Dari analisis tren terlihat bahwa kinerja
reksa dana syariah lebih stabil dibandingkan reksa dana konvensional.
6.
Neuneung Ratna Hayati (2006) melakukan penelitian dengan judul
“Perbandingan Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap (Konvensional dan
Syariah) Sebagai Suatu Evaluasi Portofolio Investor di Pasar Modal”. Hasil
penelitian ini menunjukkan reksa dana pendapatan tetap baik konvensional
dan syariah sama-sama memiliki risiko diaatas risiko pasar namun return
serta kinerja reksa dana syariah masih lebih baik dibandingkan dengan reksa
dana konvensional.
and Malaysia”. Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja reksa dana syariah
di Malaysia lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja reksa dana syariah di
Indonesia bahkan pada saat krisis ekonomi global dan kemampuan manajer
investasi syariah dikedua negara tidak dapat meningkatkan return reksa dana.
8.
A.F. Hartono, S. Soekarno dan S.M. Damayanti (2013) melakukan penelitian
dengan judul “Indonesian Islamic and Conventional Equity Fund
Performance Measurement Using Sharpe, Modified Snail Trail and
Morningstar Rating Groundwork”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kinerja reksa dana saham syariah tidak berbeda secara signifikan dengan
kinerja reksa dana saham konvensional, namun kinerja reksa dana saham
konvensional memiliki peringkat kinerja yang lebih tinggi dari reksa dana
saham syariah.
9.
Ali Ridho (2008) melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Kinerja
Reksa Dana Konvensional dan Syariah Dengan Menggunakan Indeks Sharpe,
Treynor, dan Jensen”. Hasil penelitian ini menunjukkan pada (
α
) 5% tidak
ada perbedaan signifikan kinerja reksa dana syariah dan reksa dana
konvensional baik diukur dengan indeks Sharpe, indeks Treynor, maupun
indeks Jensen.
reksa dana konvensional baik diukur dengan rasio Sharpe, rasio Treynor,
maupun rasio Jensen.
2.4 Kerangka Konseptual
[image:38.595.149.463.285.507.2]Kinerja reksa dana dapat diukur dengan beberapa metode antara lain
Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio. Untuk itu kerangka pemikiran
yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
2.5 Hipotesis
Hipotesis menyatakan jawaban sementara yang menjelaskan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan
teoritis dan penelitian terdahulu maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Hipotesis 1
Ho: Tidak ada perbedaan kinerja reksa dana
Saham
konvensional dan syariah
diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio
Ha:
Ada perbedaan kinerja reksa dana
Saham
konvensional dan reksa dana
saham syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio
H1 H2 H3
Reksa Dana Konvensional Reksa Dana Syariah
Sharpe Ratio Treynor Ratio Jensen Ratio
Hipotesis 2
Ho: Tidak ada perbedaan kinerja reksa dana
Pendapatan Tetap
konvensional dan
syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio
Ha: Ada perbedaan kinerja reksa dana
Pendapatan Tetap
konvensional dan
syariah diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio
Hipotesis 3
Ho: Tidak ada perbedaan kinerja reksa dana
Campuran
konvensional dan syariah
diukur dengan Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk penelitian terapan.
Penelitian terapan dilakukan degan tujuan menerapkan, menguji, dan
mengevaluasi suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah
praktis. Selain itu berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini termasuk
penelitian komparatif karena penelitian ini akan membandingkan kinerja reksa
dana konvensional dan reksa dana syariah.
3.2 Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di Bapepam-LK melalui situs resminya di
www.bapepam.go.id
. Waktu penelitian dilakukan dari februari 2014 sampai
dengan maret 2014.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional penelitian ini adalah:
1.
Reksa dana yang diteliti adalah reksa dana berbasis konvensional dan reksa
dana syariah dari kategori campuran, saham, dan pendapatan tetap yang aktif
sejak 2010.
2.
Periode waktu yang digunakan dalam mengukur kinerja reksa dana dalam
penelitian ini adalah tahun 2011-2013
3.4 Definisi Operasional Variabel
Berikut ini adalah definisi operasional variabel yang digunakan dalam
penelitian ini:
1.
Tingkat return Reksa dana Konvensional dan Syariah
Merupakan tingkat pengembalian yang mampu diberikan reksa dana:
/
/
/
2.
Tingkat Risiko Reksa dana Konvensional dan Syariah\
Risiko reksa dana adalah kemungkinan terjadinya variabilitas tingkat hasil
yang diperoleh dari suatu aset.
∑
3.
Return Risk Free
Merupakan return rata-rata investasi bebas risiko yang dalam penelitian ini
diasumsikan sebagai Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada suatu periode
tertentu.
∑
∑
4.
Beta (
β
)
5.
Sharpe Ratio
Merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana yang
didasarkan pada seberapa besar penambahan hasil investasi yang diperoleh
untuk setiap unit risiko yang diambil. Metode ini dihitun dengan cara:
6.
Treynor Ratio
Pengukuran
Treynor Ratio sama hal nya dengan Sharpe Ratio tetapi dalam
pembaginya digunakan Beta (
β
) yang merupakan risiko sistematisnya.
metode ini dihitung dengan cara:
7.
Jensen Ratio
Jensen ratio digunakan untuk menilai kinerja manajer investasi apakah
mampu memberikan kinerja diatas kinerja pasar sesuai risiko yang
dimilikinya. Metode ini dihitung dengan cara:
3.5 Pengolahan Data
Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah dengan
software Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi
22, SPSS adalah program yang digunakan pengolahan data dalam uji statistik.
3.6 Populasi dan Sampel
saham, dan campuran yang dikelola oleh 21 perusahaan manajemen investasi.
Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu
sehingga layak dijadikan sebagai sampel.
Reksa dana yang dijadikan sampel adalah reksa dana yang sudah aktif
sejak tahun 2010 dan memenuhi kriteria berikut:
1.
Reksa dana konvensional dan reksa dana syariah yang dipilih adalah yang
dikeluarkan oleh perusahaan manajemen investasi yang sama.
2.
Reksa dana konvensional yang dipilih adalah yang aktif selama periode
penelitian (2011-2013).
3.
Reksa dana syariah yang dipilih adalah yang aktif selama periode penelitian
(2011-2013).
4.
Informasi yang digunakan berasal dari publikasi laporan daftar reksa dana
aktif yang diposting di situs BAPEPAM.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari
sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2004: 19). Data diperoleh dari situs
Bapepam-LK, situs resmi Bank Indonesia, serta situs resmi PT Infovesta sebagai
pihak swasta yang menyediakan informasi instrumen keuangan khususnya reksa
dana. Berikut adalah data beserta sumber data yang dipakai dalam penelitian ini:
2.
Return NAB/bulan selama periode penelitian (2011-2013) yang diperoleh
dari situs Bapepam-LK
3.
Data bunga SBI selama periode penelitian yang diperoleh dari situs Bank
Indonesia
4.
Data Indeks Saham (IHSG dan JII) dan Indeks Obligasi (IGBI, ICBI, dan
ISBI) selama periode penelitian yang diperoleh dari situs Infovesta
3.8 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data melalui studi
pustaka berupa literatur, jurnal, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang
dipublikasikan untuk mendapat gambaran dari masalah yang akan diteliti, serta
melalui data sekunder berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh
Bapepam-LK, Bank Indonesia, dan PT Infovesta.
3.9 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif dari data yang tersedia.
Penilaian kinerja reksa dana yang akan dilakukan menggunakan metode Sharpe
Ratio, Treynor Ratio, dan Jensesn Ratio. Untuk mencapai tujuan dalam penelitian
ini maka teknik analisis yang akan dilakukan melalui beberapa tahap:
Analisis Penilaian dengan metode
Sharpe Ratio
1.
Menentukan return rata-rata tahunan (annual average return) dari
masing-masing reksa dana
∑
x
... (1)
Dimana:2.
Menentukan standar deviasi tahunan
∑x √
... (2)
Dimana:= standar deviasi reksa dana i n= Jumlah data
3.
Menentukan return investasi bebas risiko
∑∑
……... (3)
Dimana:RRF = Return Investasi Bebas Risiko
∑SBI= Jumlah suku bunga SBI periode t ∑periode= Jumlah periode pengamatan
4.
Menentukan kinerja dengan menggunakan metode Sharpe Ratio
..……... (4)
Dimana :Si = indeks Sharpe
= rata-rata tahunan return reksa dana i selama periode pengamatan = rata-rata return investasi bebas resiko selama periode pengamatan = standar deviasi tahunan reksa dana
Semakin besar Sharpe Ratio maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut.
5.
Membandingkan
Sharpe Ratio masing-masing reksa dana dengan sharpe
ratio benchmark masing-masing reksa dana
Analisis Penilaian dengan metode
Treynor Ratio
1.
Menentukan return masing–masing reksa dana dan kinerja investasi bebas
risiko menggunakan rumus (1) dan (3).
2.
Menghitung risiko sistematis (beta=
β
)
... (5)
3.
Menentukan kinerja dengan metode Treynor Ratio
... (6)
Dimana :Ti = indeks Treynor
Ri = rata-rata return reksa dana i selama periode pengamatan
Rf = rata-rata tingkat return investasi bebas resiko selama periode pengamatan βi = beta portofolio investasi
Semakin besar Treynor Ratio maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut.
4.
Membandingakn
Treynor Ratio masing-masing reksa dana dengan Treynor
Ratio Benchmark masing-masing reksa dana
Analisis Penilaian dengan metode
Jensen Ratio
1.
Menentukan return masing–masing reksa dana dan kinerja investasi bebas
risiko menggunakan rumus (1) dan (3).
2.
Menghitung risiko sistematis (beta=
β
) menggunakan rumus (5)
3.
Menentukan kinerja dengan Jensen ratio
̅ ̅
̅
̅
... (7)
Dimana :Jα = indeks Jensen
r̅i = rata-rata tahunan return reksa dana i selama periode pengamatan r̅m = rata-rata tahunan return pasar selama periode pengamatan r̅f = risk free rate
Semakin besar Jensen Ratio maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut.
4.
Melihat angka Jensen ratio dari masing-masing reksa dana, apakah angkanya
3.9.1 Analisis Penentuan Kinerja
Untuk menentukan bagaimana kinerja dari masing-masing reksa dana
dengan Sharpe ratio dan Treynor ratio maka digunakan standar nilai pembanding
(benchmark) dengan kriteria penilaian:
1.
Jika nilai kinerja reksa dana berada diatas nilai kinerja pasarnya (SRD > SM)
maka reksa dana tersebut berkinerja baik
2.
Jika nilai kinerja reksa dana berada dibawah nilai kinerja pasarnya (SRD < SM)
maka reksa dana tersebut berkinerja buruk
Sedangkan untuk Jensen ratio, baik tidaknya kinera reksa dana dapat diketahui
dengan melihat positif tidaknya angka alpha yang dihasilkan (positif= baik,
negatif= kurang baik)
Untuk membandingkan kinerja reksa dana satu dengan reksa dana lain tinggal
melihat angka dari indeks yang dihasilkan, semakin besar angkanya maka
kinerjanya semakin baik.
3.9.2 Uji Hipotesis
berdistribusi normal maka pengujian dilakukan dengan uji statistik non parametrik
Mann-Whitney-U test (Ghozali, 2006: 101).
Dalam penelitian ini uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov
Smirnov
pada tingkat kesalahan 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 5%
maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal, sedangkan jika signifikansi
lebih kecil dari 5% maka data tidak berdistribusi normal.
1.
Independent sample t-test
independent sample t-test atau uji t digunakan untuk melihat apakah terdapat
perbedaan yang signifikan diantar kedua sampel yang saling bebas pada
tingkat (
α
) 5% dengan asumsi data berdistribusi normal. Kedua sampel
dikatakan berbeda signifikan apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 5%.
Selain itu dapat pula dibandingkan nilai thitung dengan ttabel pada derajat
kebebasan/ degree of freedom (df) sebesar n1+ n2- 2, apabila:
a)
-t
tabel< t
hitung< t
tabel, maka hipotesis null diterima yang artinya tidak ada
perbedaan signifikan;
b)
t
hitung> t
tabelatau t
hitung< -t
tabel, maka hipotesis null ditolak yang artinya
terdapat perbedaan signifikan
2.
Uji Mann-Whitney-U
4.1 Deskr
4.1.1 Perk
Re
reksa dan
sendiri be
mendoron
kemuncula
Namun se
mengalam
tahun 201
Sumber: bap 182 4 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 2003HAS
ripsi Objek
kembangan
eksa dana p
na syariah b
ertujuan unt
ng perdaga
annya reksa
ejak tahun
mi pertumbu
3 tercatat re
pepam (diolah
P
2 235 31 11 13 2004 20
Syariah
Konvensional
SIL PENEL
k Penelitian
n Reksa Da
pertama kali
baru hadir d
tuk memob
angan surat
a dana mem
2003 dim
uhan yang
eksa dana su
h)
erkembang
11 380 4 7 23005 2006 2
BAB I
LITIAN D
n
ana di Indo
i diluncurka
di Indonesi
bilisasi dan
t-surat ber
mang tidak
mana keadaa
sangat sign
udah menge
Gambar
gan Reksa
447 531 26 36 2007 2008IV
AN PEMB
onesia
an di Indon
ia tahun 19
a dari sem
rharga di
mencatat p
an ekonom
nifikan. Bah
elola dana h
r 4.1
Dana di In
564 564 46 48 2009 2010
BAHASAN
nesia tahun
998. Pelunc
ua lapisan
pasar mod
perkembang
mi mulai st
hkan pada
hingga Rp. 2
4.1.2 Deskripsi Umum Sampel
Penelitian ini menggunakan sampel reksadana dari 21 perusahaan
manajemen investasi yang menerbitkan reksa dana konvensional sekaligus reksa
dana syariah, sehingga totalnya ada 42 jenis reksa dana. Reksa dana tersebut
terdiri dari jenis reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa
dana saham. Penetapan sampel tersebut dilakukan dengan cara menetapkan
kriteria-kriteria tertentu, yaitu:
1.
Reksa dana Konvensional dan Reksa dana Syariah yang dipilih merupakan
reksa dana yang berasal dari perusahaan manajemen investasi yang sama
2.
Reksa dana yang dipilih merupakan reksa dana yang sudah aktif sejak tahun
2010
[image:50.595.108.515.507.751.2]3.
Periode penelitian yang dipilih untuk penilaian kinerja adalah tahun 2011-2013
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka diperoleh sampel penelitian
berikut ini:
Tabel 4.1
Sampel yang Akan Diteliti
KategoriReksa Dana Nama Perusahaan
Nama Reksa Dana Konvensional
Nama Reksa Dana Syariah
Saham
PT. Batavia Prosperindo
Aset Manajemen Batavia Dana Saham
Batavia Dana Saham Syariah
PT. CIMB-Principal Asset Management CIMB-Principal Equity Aggressive CIMB-Pincipal Islamic Equity Growth Syariah PT. Mandiri Manajemen
Investasi Mandiri Investa Atraktif
Mandiri Investa Atraktif-Syariah PT. Ciptadana Asset
Management Rencana Cerdas Cipta Syariah Equity PT. Manulife Aset
Manajemen Indonesia Manulife Dana Saham
Manulife Syariah Sektoral Amanah
Pendapatan Tetap
PT. PNM Investment
Management PNM Dana Sejahtera II
PNM Amanah Syariah PT. MNC Asset
Management MNC Dana Likuid MNC Dana Syariah
PT. Mega Capital Investama Mega Dana Pendapatan Tetap
PT. Mandiri Manajemen Investasi
Mandiri Investa Dana Utama
Mandiri investa Dana Syariah
PT Samuel Aset Manajemen Dana Obligasi Stabil SAM Sukuk Syariah Sejahtera
PT. Trimegah Asset
Management TRIM Kapital TRIM Syariah Saham
Campuran
PT. Danareksa Investment
Management Danareksa Anggrek
Danareksa Syariah Berimbang PT. Mandiri Manajemen
Investasi Mandiri Investa Aktif
Mandiri Investa Syariah Berimbang PT. Andalan Artha
Advisindo Sekuritas AAA Balanced Fund
AAA Amanah Syariah Fund PT. Kresna Graha
Sekurindo, Tbk. IPB Kresna IPB Syariah PT. Trimegah Asset
Management Trim Kombinasi 2
Trim Syariah Berimbang PT. BNP Paribas Investment
Partners BNP Paribas Spektra
Syariah BNP Paribas Pesona Amanah PT. Ciptadana Asset
Management Cipta Balance
Cipta Syariah Balance PT Schroder Investment
Management Ind.
Schroder Providence Fund
Schroder Syariah Balanced Fund
PT Samuel Aset Manajemen Reksadana SAM Dana Berkembang
SAM Syariah Berimbang PT. BNI Asset Management Dana Berbunga Tiga BNI Dana Syariah Sumber: bapepam (diolah)
4.2 Deskriptif Data
4.2.1 Perhitungan Return Reksa Dana
Perhitungan return rata-rata tahunan (annual average return) reksa dana.
Tabel 4.2
Perhitungan Return Rata-Rata Reksa Dana
Jenis Nama Reksa Dana 2011 2012 2013
SAHAM
TRIM Kapital 11.37% 15.63% -9.13%
TRIM Syariah Saham 8.91% 18.36% -5.10%
Batavia Dana Saham -0.38% 8.40% 6.11%
Batavia Dana Saham Syariah -3.84% 15.87% 1.82% CIMB-Principal Equity Aggressive 0.42% 4.94% -7.10% CIMB-Pincipal Islamic Equity Growth
Syariah
-3.51% 7.29% -2.99%
Mandiri Investa Atraktif -0.59% 9.52% -10.32% Mandiri Investa Atraktif Syariah -2.41% 8.04% -12.19%
Rencana Cerdas 3.02% 7.02% -8.30%
Lanjutan Tabel 4.2
PENDAPATAN TETAP
Dana Berbunga Tiga 9.15% 6.55% 0.79%
BNI Dana Syariah 9.50% 7.16% -0.84%
PNM Dana Sejahtera II 4.45% 3.17% -2.42%
PNM Amanah Syariah 7.54% 4.50% 1.15%
MNC Dana Likuid 8.48% 7.15% 3.92%
MNC Dana Syariah 8.70% 6.97% 3.18%
Mega Dana Pendapatan Tetap 9.87% -24.36% -27.43% Mega Dana Obligasi Syariah 9.18% 5.72% -6.71% Mandiri Investa Dana Utama 31.50% 10.84% 0.22% Mandiri Investa Dana Syariah 46.11% 8.11% 3.47% Dana Obligasi Stabil 7.92% 7.26% 11.18% SAM Sukuk Syariah Sejahtera 13.81% 11.90% -3.98%
CAMPURAN
Danareksa Anggrek 8.65% 4.81% -6.55%
Danareksa Syariah Berimbang 4.39% 11.90% -8.27% Mandiri Investa Aktif 0.57% 7.12% -1.18% Mandiri Investa Syariah Berimbang -1.10% 4.97% -2.80%
AAA Balance Fund 2.25% 9.76% 3.76%
AAA Amanah Syariah Fund 0.80% 8.86% 1.66%
IPB Kresna -9.05% -4.02% -23.78%
IPB Syariah -7.73% 4.66% -23.61%
TRIM Kombinasi 2 0.56% 24.44% -6.90%
Trim Syariah Berimbang 11.13% 14.80% -4.13% BNP Paribas Spektra 2.50% 6.61% -4.59% BNP Paribas Pesona Syariah 5.43% 17.57% 0.60%
CIPTA Balance 4.04% 4.90% 3.52%
Cipta Syariah Balance 8.22% 11.21% -1.30% Schroder Providence Fund 6.07% 6.37% 1.81% Schroder Syariah Balanced Fund 4.75% 12.16% 2.38% SAM Dana Berkembang -10.17% 20.81% 1.22% SAM Syariah Berimbang 4.17% 23.66% 5.80% Sumber: Data Olahan Excel, Lampiran 1
Sejahtera II sebesar 4.45%. Untuk jenis reksa dana saham return tertinggi dimiliki
oleh TRIM Kapital sebesar 11.37 sedangkan return terendah dimiliki oleh reksa
dana Batavia Dana Saham sebesar -3.84%.
Pada tahun 2012 untuk jenis reksa dana campuran, return tertinggi
dimiliki oleh reksa dana TRIM Kombinasi 2 sebesar 24.44% sedangkan return
terendah dimiliki oleh reksa dana IPB Kresna sebesar -4.02%. Untuk jenis reksa
dana pendapatan tetap return tertinggi dimiliki oleh reksa dana SAM Sukuk
Syariah Sejahtera sebesar 11.90%. sedangkan return terendah dimiliki oleh reksa
dana Mega Dana Pendapatan Tetap sebesar -24.36%. Untuk jenis reksa dana
saham,
return tertinggi dimiliki oleh reksa dana TRIM Syariah Saham sebesar
18.36%. Sedangkan return terendah dimiliki oleh reksa dana CIMB-Principal
Equity Aggressive sebesar 4.94%.
4.2 Perhitungan Return Pasar (
Benchmark
) dan Risk
Free
Berikut adalah perhitungan return pasar untuk masing-masing reksa dana.
Untuk reksa dana saham, benchmark yang digunakan adalah IHSG (Indeks Harga
Saham Gabungan) untuk reksa dana konvensional dan JII (Jakarta Islamic Index)
untuk reksadana syariah. Sedangkan untuk reksa dana pendapatan tetap
konvensional penulis mengembangkan IOG (Indeks Obligasi Gabungan) yang
merupakan rata-rata dari ketiga indeks Obligasi yang dikembangkan oleh tim riset
PT Infovesta yaitu Infovesta Government Bond Index (IGBI), Infovesta Corporate
Bond Index (ICBI), dan Infovesta Syariah Bond Index (ISBI). ISBI merupakan
benchmark untuk reksa dana pendapatan tetap syariah. Untuk reksa dana
campuran,
benchmark yang digunakan adalah kombinasi benchmark yang
digunakan pada reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap. Untuk reksa
dana konvensional menggunakan Indeks Campuran Konvensional (ICK) yang
merupakan kombinasi IHSG dan IOG, sedangkan reksa dana syariah
menggunakan Indeks Campuran Syariah (ICS) yang merupakan kombinasi JII dan
ISBI.
Tabel 4.3
Perhitungan Return Benchmark Reksa Dana
Jenis Reksa Dana Klasifikasi
Benchmark
2011
2012
2013
Reksa Dana Saham Konvensional IHSG 4.79% 13.00% 0.36%
Syariah JII 2.54% 11.31% -0.69%
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Konvensional IGBI + ICBI +ISBI = IOG
12.68% 8.52% -1.09%
Syariah ISBI 13.06% 7.85% 3.75%
Reksa Dana Campuran
Konvensional IHSG + IOG = ICK 7.96% 10.84% -0.50%
Syariah JII + ISBI = ICS 10.63% 8.36% 2.75%
Sumber: Data olahan Excel, Lampiran 2
Perhitungan Risk Free (Investasi Bebas Risiko)
Instrumen yang dipakai sebagai tolak ukur risk free dalam penelitian ini
adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 9 bulan. Perhitungan
risk free atau tingkat bunga investasi bebas risiko dalam penelitian ini merupakan
rata-rata tingkat SBI selama setahun.
Tabel 4.4
Tingkat Bunga Risk Free
Tahun 2011 2012 2013
SBI 6.51% 4.41% 5.79%
Sumber: Bank Indonesia (data olahan Excel), Lampiran 3
4.3 Perhitungan Standar Deviasi dan Beta Reksa Dana
Standar deviasi merupakan selisih return reksa dana dengan rata-rata
return yang dihasilkannya atau dengan kata lain disebut juga risiko total reksa
dana. Koefisien Beta merupakan ukuran sensitifitas atau kepekaan reksa dana
terhadap pergerakan pasarnya
Tabel 4.5
Standar Deviasi dan Beta Reksa Dana<