• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidang Garap Teknologi Pendidikan Menurut AECT 1994

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bidang Garap Teknologi Pendidikan Menurut AECT 1994"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

sehingga dengan Ijin dan Ridho-Nya, Makalah tentang

“Bidang Garap Teknologi Pembelajaran Menurut AECT

1994” ini dapat diselesaikan oleh penulis.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah pada

Mata Kuliah Teknologi Pembelajaran, Program Doktor

(S3) Teknologi Pembelajaran (TEP) Universitas Negeri

Malang. Materi pada makalah ini disajikan secara

sistematik dan ringkas.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak

Dr. Wasis D Dwiyogo, M.Pd. sebagai dosen Pembina

Mata Kuliah Teknologi Pembelajaran yang telah

membimbing penulis hingga berhasil menyelesaikan

makalah yang masih sederhana ini. Kritik dan saran

yang bersifat konstuktif sangatlah Penulis harapkan demi

penyempurnaan lebih lanjut.

Malang, Oktober 2013

(3)

ABSTRAK

Teknologi Pendidikan Sebagai Bidang Garap Menurut AECT 1994

Oleh : Siyamta, MT.

Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengeva-luasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.

Tulisan ini mencoba untuk mengupas tentang bidang garap Teknologi Pembelajaran. Bidang garap Teknologi Pembelajaran sebenarnya sangat luas, misalnya menurut AECT 1977, AECT 1994, AECT 2004 atau lainnya, maka pada kali ini penulis hanya menitik-beratkan pada bidang garap Teknologi Pembelajaran menurut AECT 1994.

Menurut AECT 1994, maka bidang garap TEP terdapat 5 kawasan yaitu : Desain, Pengembangan, Pemanfa-atan, Pengelolaan dan Evaluasi.

Kata Kunci: Teknologi Pembelajaran, Bidang Garap,

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I Pendahuluan ... 1

BAB II Konsep Teknologi Pendidikan ... 3

BAB III Bidang Garap Teknologi Pendidikan ... 7

BAB IV Kawasan Desain ... 11

BAB V Kawasan Pengembangan ... 18

BAB VI Kawasan Pemanfaatan ... 29

BAB VII Kawasan Pengelolaan ... 36

BAB VIII Kawasan Evaluasi ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN SLIDE PRESENTASI ... 46

Biografi Penulis ... 69

(5)

BAB I Pendahuluan

Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks

dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,

peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah,

mencari jalan pemecahan, melaksanakan,

mengeva-luasi, dan mengelola pemecahan masalah yang

menyangkut semua aspek belajar manusia.

Teknologi pendidikan dapat dipandang dari berbagai sisi.

Cara pandang tersebut melandasi langkah gerak

teknologi pendidikan dalam dunia pendidikan. Teknologi

pendidikan dapat dipandang sebagai suatu disiplin ilmu,

bidang garapan, dan profesi. Masing-masing sudut

pandang memiliki syarat-syarat tersendiri dan teknologi

pendidikan sudah memenuhi seluruh persyaratan ditinjau

dari ketiga visi tadi.

Peningkatan teknologi pendidikan sebagai ilmu dan

profesi ditentukan oleh kawasan dan bidang garapan.

Bidang garapan mengembangkan, menerapkan,

membuktikan dan memperbaiki teori berdasarkan

(6)

Teknologi pendidikan dalam arti sempit dapat

merupakan media pendidikan yaitu hasil teknologi

sebagai alat bantu dalam pendidikan agar berhasil guna,

efisien dan efektif. Teknologi dalam arti luas menurut

Association for Educational Communication and

Technology (AECT) adalah proses yang kompleks dan

terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan

dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari

jalan pemecahan, melaksanakan evaluasi dan

mengelola pemecahan masalah yang menyangkut

semua aspek belajar manusia.

Dari pengertian Teknologi Pembelajaran tersebut dapat

dipahami bahwa ruang lingkupnya sangat luas,

mencakup semua faktor yang terkait dan terlibat dalam

(7)

BAB II Konsep Teknologi

Pendidikan

Definisi awal Teknologi Pendidikan adalah komunikasi

audiovisual. Ely (1963) mengemukakan “Audiovisual

communication is that branch of educational theory and

practice primarily concerned with the design and use of messages, which control the learning process.” Audiovisual adalah cabang teori pendidikan dan praktik

utama terfokus dengan perancangan dan penggunaan

pesan, dimana mengatur proses pembelajaran. Konsep

ini umumnya memandang Teknologi Pendidikan sebagai

sinonim dengan pengajaran dan komunikasi audiovisual.

Dari AECT Komite Definisi (1972) “Educational

Technology is a field involved in the facilitation of human

learning through the systematic identification,

development, organization, and utilization of learning

resources and through the management of these

processes” (AECT 1972).

Teknologi pendidikan adalah bidang garapan yang

dilibatkan dalam memfasilitas belajar manusia melalui

(8)

penggunaan sumber belajar dan melalui manajemen

dalam prosesnya. Mitchele (1972) menjelaskan

Teknologi pendidikan “suatu studi praktek tentang

(dalam hal pendidikan) dengan semua aspek organisasi

dan potensinya untuk diikuti hasil pendidikan” (Luppicini,

R. 2005). Selanjuutnya rumusan pada tahun 1977

Educational technology is a complex and integrated

process, involving people, procedures, ideas, devices,

and organization for analyzing problems and devising,

implementing, evaluating, and managing solutions to

those problems, involved in all aspects of human

learning (AECT 1977, Luppicini, R. 2005 ).

Teknologi Pendidikan adalah proses yang rumit dan

terpadu, melibatkan orang, prosedur, peralatan, dan

organisasi untuk megnanalisis dan mengolah masalah,

kemudian menerapkan, mengevaluasi dan mengelola

pemeahan masalah pada situasi dimana proses belajar

terarah dan terpantau.

Tahun 1994 AECT mengeluarkan definisi lagi yang

ditulis oleh Seels dan Richey dalam buku Instructional

(9)

Menyebutkan “instructional technology is the thory and practice of design, development, utilization,

management, and evaluastion of process and resources

for learning”. Teknologi Pembelajaran adalah teori dan

praktek dari perancangan pengembangan, pemanfaatan,

manajemen dan evaluasi pada proses dan sumber untuk

belajar.

Definisi terbaru pada tahun 2004 dikeluarkan lagi oleh

AECT Instructional Technology yaitu “the study and

ethical practice of facilitating learning and improving

performance by creating, using, and managing

appropriate technological processes and resources” (AECT, 2004). Konsep definisi versi AECT 2004,

bahwa Teknologi Pendidikan adalah studi dan praktek

etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan

meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan,

menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses

dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jelas, tujuan

utamanya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran

(agar efektif, efisien dan menarik) dan meningkatkan

kinerja. Definisi pada tahun 2008 juga masih sama yang

(10)

dikemukakan oleh Januszewski, & M. Molenda pada

buku Definition. In A. Januszewski, & M. Molenda (Eds.),

Educational Technology: A Definition with

Commentary.

Konsep teknologi pendidikan telah berkembang

sepanjang bidang dimiliki, dan mereka terus

berkembang. Dalam konsep hari ini, Teknologi

Pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu konsep

(11)

BAB III Bidang Garap Teknologi

Pendidikan

Bidang garapan adalah suatu bidang yang

berkepentingan dengan kegiatan belajar yang secara

sistematis mengidentifikasikan, mengembangkan,

mengorganisasikan, serta menggunakan segala macam

sumber belajar, termasuk pengelolahan dari proses

kegiatan.

Tiga bidang garapan teknologi pembelajaran, yaitu :

a. Terikat oleh kerangka teori yang terus berkembang

sejalan dengan berbagai hasil penelitian yang

menyangkut kegiatan mengidentifikasi masalah tindak

belajar manusia dari berbagai aspek serta

pemecahannya dengan mendayagunakan berbagai

sumber belajar secara maksimal.

b. Menggunakan pendekatan system dalam

mengidenti-fikasi dan memecahkan masalah tindak belajar.

c. Keunikan karena efek synergistic yang diperoleh dari

aplikasi proses yang rumit dan terpadu dalam

memanfaatkan sumber belajar untuk memecahkan

(12)

Dalam definisi tahun 1994 dirumuskan dengan

berlandaskan lima bidang garapan bagi teknologi

pembelajaran, yaitu : Desain, Pengembangan,

Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian. Kelima hal ini

merupakan kawasan dari bidang teknologi pendidian,

seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 3.1. Bidang garap TEP menurut AECT 1994

Dalam mencapai suatu tujuan, diperlukan perencanaan

dalam menentukan langkah apa saja yang dapat

ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah yang

diupayakan tersebut hendaklah memiliki indikator yang

(13)

antara perencanaan dengan praktek di lapangan. Ketika

upaya dalam mencapai tujuan dapat berjalan dengan

optimal, maka secara otomatis mendekatkan kita pada

pencapaian tujuan.

Analogi di atas sejalan dengan penerapan teknologi

pembelajaran, khususnya dalam kawasan desain.

Kawasan desain merupakan salah satu sub dari lima

kawasan dalam teknologi pembelajaran menurut AECT

1994. Fokus dalam kawasan desain meliputi segenap

langkah perencanaan yang dibutuhkan untuk

mewujudkan kegiatan pembelajaran yang efektif.

Menurut Seels dan Richey (2000: 31), kawasan desain

mencakup penerapan berbagai teori, prinsip, dan

prosedur dalam melakukan perencanaan atau

mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran

yang dilakukan secara sistemis dan sistematis.

Fungsi Kawasan

Untuk menyempurnakan perumusan definisi suatu

(14)

mengidentifikasi dan mengorganisasikan

hubungan-hubungan yang timbul dari teori dan praktek.

Feishmen dan Quaintance (1984) merangkum beberapa

keuntungan potensial dari pengembangan suatu

taksonomi tentang kinerja manusia, antara lain :

a. membantu dalam melakukan reviu pustaka

b. membuka peluang untuk tugas-tugas baru

c. memaparkan jurang pemisah dalam pengetahuan

dengan mengutarakan kategori dan sub-kategori

pengetahuan, mengungkapkan lubang-lubang dalam

penelitian, dan meningkatkan diskusi teoritikal atau

penilaian.

d. Untuk membantu pengembangan teori dengan jalan

mengevaluasi seberapa jauh keberhasilan teori

mengorganisasikan data observasi sebagai hasil

(15)

BAB IV Kawasan Desain

Dalam mencapai suatu tujuan, diperlukan perencanaan

dalam menentukan langkah apa saja yang dapat

ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah yang

diupayakan tersebut hendaklah memiliki indikator yang

terukur, untuk memastikan sejauhmana kesenjangan

antara perencanaan dengan praktek di lapangan. Ketika

upaya dalam mencapai tujuan dapat berjalan dengan

optimal, maka secara otomatis mendekatkan kita pada

pencapaian tujuan.

Analogi di atas sejalan dengan penerapan teknologi

pembelajaran, khususnya dalam kawasan desain.

Kawasan desain merupakan salah satu sub dari lima

kawasan dalam teknologi pembelajaran menurut AECT

1994. Fokus dalam kawasan desain meliputi segenap

langkah perencanaan yang dibutuhkan untuk

mewujudkan kegiatan pembelajaran yang efektif.

Menurut Seels dan Richey (2000: 31), kawasan desain

mencakup penerapan berbagai teori, prinsip, dan

prosedur dalam melakukan perencanaan atau

(16)

yang dilakukan secara sistemis dan sistematis.

Kawasan desain terdiri dari 4 cakupan utama, seperti

pada gambar berikut ini.

·

Desain Sistem

Pembelajaran

·

Desain Pesan

·

Strategi Pembelajaran

·

Karakteristik Peserta Didik

DESAIN

Gambar 4.1. Kawasan Desain

Desain Sistem Pembelajaran

Desain sistem pembelajaran adalah prosedur yang

terorganisasi dan sistematis untuk :

a. Penganalisaan (proses perumusan apa yang akan

dipelajari).

b. Perancangan (proses penjabaran bagaimana cara

mempelajarinya).

c. Pengembangan (proses penulisan dan pembuatan

(17)

d. Pelaksanaan (pemanfaatan bahan dan strategi

e. Penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran

(Seels dan Richey, 2000: 33)

Segala sesuatu perlu untuk direncanakan secara baik,

termasuk pembelajaran. Prosedur yang digunakan

dalam desain sistem pembelajaran dimaksudkan untuk

menghasilkan kegiatan pembelajaran yang efektif dan

efisien.

Para pakar teknolog pendidikan telah banyak

mengembangkan berbagai model desain sistem

pembelajaran, baik model desain makro (meliputi satu

rentang waktu kegiatan pendidikan dan pelatihan

tertentu) ataupun model desain mikro (meliputi satu

pertemuan kegiatan pembelajaran). Dalam penggunaan

model tersebut, disesuaikan dengan kebutuhan

pembelajaran yang akan diselenggarakan.

Desain Pesan

Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa

bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara

(18)

prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap (Seels dan

Richey, 2000: 33-34).

Pola desain pesan dirancang dengan maksud untuk

menarik titik relevansi antara kemampuan peserta didik

yang ingin dikembangkan dengan tindakan yang akan

diberikan. Tindakan yang diberikan tersebut berupa

menentukan sumber belajar dan pola penyajiannya,

dengan menggunakan alat, bahan, teknik, orang, pesan,

dan lingkungan. Menurut Warsita (2009:24), terdapat

beberapa prinsip dalam desain pesan yang perlu

diperhatikan agar dapat berjalan dengan efektif, yakni :

a. Kesiapan dan motivasi (readiness and motivation)

b. Penggunaan alat pemusat perhatian (attention

directing devices)

c. Partisipasi aktif peserta didik (student’s active

participation)

d. Perulangan (repetition)

e. Umpan balik (feedback)

Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk

(19)

kegiatan pembelajaran dalam suatu mata pelajaran

(Seels dan Richey, 2000: 34). Strategi pembelajaran

menjawab pertanyaan mengenai hal apa saja yang

harus dilakukan oleh pendidik didalam kelas dalam

membelajarkan peserta didik, agar materi pelajaran yang

diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik dapat

diterima dengan baik. Prosedur yang perlu dilakukan

dalam strategi pembelajaran, meliputi:

a. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan

pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran

kepada peserta didik

b. Metode pembelajaran, yaitu cara pendidik

mengorganisasikan materi pelajaran dan peserta didik

agar terjadi proses belajar yang efektif dan efisien

c. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan

pembelajaran yang digunakan pendidik dan peserta

didik dalam kegiatan pembelajaran.

d. Waktu yang digunakan pendidik pendidik dan peserta

didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam

(20)

Karakteristik Peserta Didik

Karakteristik peserta didik adalah aspek latar belakang

pengalaman peserta didik yang mempengaruhi terhadap

efektivitas proses belajarnya (Seels dan Richey, 2000:

35). Dalam memberikan tindakan kepada peserta didik,

menjadi keharusan bagi pendidik untuk memahami

bagaimana karakteristik peserta didik dan

keterhubungannya dengan materi pelajaran, yang

meliputi :

a. Analisa kemampuan awal peserta didik, yang

mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya

terhadap suatu materi pelajaran.

b. Analisa tipe kecerdasan peserta didik. Menurut

Howard Gardner (1983), manusia masing-masing

memiliki 8 tipe kecerdasan namun dengan tingkatan

yang berbeda-beda, meliputi verbal-linguistik,

matematis-logis, ruang-visual, intrapersonal,

interpersonal, musikal, kinestetik-badani, dan

lingkungan. Selain itu, terdapat pula kecerdasan

spiritual dan eksistensial. Tugas pendidik adalah

mendeteksi kelebihan tipe kecerdasan masing-masing

peserta didik agar dapat memberikan tindakan belajar

(21)

c. Analisa karakteristik peserta didik. Sebagai referensi,

pendidik perlu memahami disiplin ilmu psikologi

pendidikan dan perkembangan peserta didik,

khususnya sub kajian karakteristik peserta didik, yang

meliputi karakteristik fisik, moral, intelektual, sosial,

emosional, dan spiritual sesuai dengan jenjang fase

usia.

Dengan memahami keunikan dari masing-masing

karakteristik peserta didik, diharapkan pendidik dapat

memberikan tindakan belajar yang tepat dan dapat

merancang kegiatan pembelajaran yang mengakomodir

(22)

BAB V Kawasan Pengembangan

Sebuah konsep memerlukan sentuhan pengejawantahan

teknis agar dapat menjadi realitas. Hal ini berlaku pula

dalam kawasan pengembangan dalam teknologi

pembelajaran menurut AECT 1994. Menurut Seels dan

Richey, 2000: 38, kawasan pengembangan merupakan

proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam

bentuk fisik . Gambar di bawah ini menunjukkan 4

cakupan kawasan pengembangan.

·

Teknologi Cetak

·

Teknologi Audio Visual

·

Teknologi Berbasis

Komputer

·

Teknologi Terpadu

PENGEMBANGAN

Gambar 5.1. Kawasan Pengembangan

Menurut Seels dan Richey (2000: 38), kawasan

pengembangan terdiri atas 4 cakupan utama, meliputi

(23)

teknologi berbasis komputer, dan teknologi multimedia.

Berikut merupakan pembahasan mengenai definisi,

karakteristik, dan pola pengembangan dari 4 cakupan

utama kawasan pengembangan :

Teknologi Cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau

menyampaikan bahan, seperti buku-buku dan

bahan-bahan visual statis, melalui pencetakan mekanis atau

fotografis (Seels dan Richey, 2000: 40). Teknologi cetak

merupakan teknologi generasi pertama dalam kawasan

pengembangan, dan menjadi acuan bagi cakupan

kawasan pengembangan lainnya. Dua komponen utama

dalam teknologi cetak adalah teks verbal dan visualisasi

gambar. Adapun karakteristik dari teknologi cetak,

meliputi :

a. Teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam

menurut ruang

b. Pola komunikasi satu arah

c. Berbentuk visual yang statis

d. Pengembangannya mengacu pada prinsip linguistik

dan persepsi visual

(24)

f. Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan

kembali oleh pemakai (elaborasi dari Warsita, 2008:

28).

Dalam pola pengembangannya, teknologi cetak tidak

hanya mengacu pada unsur materi. Teori lainnya yang

perlu diadopsi sehingga kemasan teknologi cetak dapat

lebih efektif dalam membelajarkan adalah teori

pedagogik, teori komunikasi, dan teori media grafis.

contoh teknologi cetak ditunjukkan seperti gambar

berikut ini.

(25)

Teori pedagogik, pengembangan teknologi cetak perlu

menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta

didik, ditinjau dari sudut tingkat kesukaran materi, tingkat

kesukaran bahasa, dan sosio-psikologis peserta didik.

Teori komunikasi, pengembangan teknologi cetak

hendaknya menggunakan bahasa yang sederhana,

komunikatif, dan interaktif. Walau informasi yang

disajikan dalam bentuk satu arah, namun dengan

sentuhan desain pesan yang baik, dapat ditingkatkan

efektifitasnya.

Secara umum pengembangan teknologi cetak akan

dominan dalam penggunaan kata, sehingga informasi

yang disajikan cenderung abstrak. Dengan

mengintegrasikannya dengan teori media grafis,

teknologi cetak yang dikembangkan dapat ditambahkan

visualisasi dalam penyampaian informasinya, seperti

gambar, foto, diagram, ilustrasi, bagan, grafik, dan

ragam bentuk visualisasi lainnya, sehingga informasi

yang disampaikan dapat lebih konkrit dan lebih mudah

(26)

Teknologi Audiovisual

Teknologi audiovisual adalah cara memproduksi dan

menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan

elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan

visual (Seels dan Richey, 2000: 41). Teknologi

audiovisual menyajikan informasi visual gerak yang

disertai dengan perangkat audio. Teknologi audiovisual

memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi, dapat

menyajikan tayangan visual yang dapat disetting

ukurannya, serta dilengkapi dengan fungsi pemutaran

kembali suara. Oleh karenanya, teknologi audiovisual

memiliki kemampuan penetrasi lebih dari 70%, sehingga

akan sangat efektif jika digunakan dalam pembelajaran,

membuat informasi yang disampaikan termemori lebih

lama. Menurut Warsita : 2008: 30-31, karakteristik dari

teknologi audiovisual adalah sebagai berikut :

a. Bersifat linier

b. Menampilkan visual yang dinamis

c. Secara khas digunakan menurut cara yang

sebelumnya telah ditentukan oleh pengembang

d. Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari

(27)

e. Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi

tingkah laku dan kognitif

f. Sering berpusat pada guru

Dalam pengembangannya, teknologi audiovisual dapat

mengadopsi konsep desain instruksional, sehingga

dapat mendorong tingkat efektifitas yang lebih tinggi,

khususnya diperuntukkan dalam kegiatan pembelajaran.

Contoh teknologi audio visual terlihat seperti gambar

berikut ini.

(28)

Berikut merupakan tahapan pengembangan teknologi

audiovisual dalam konteks penggunaannya dalam

pembelajaran:

a. Tahap perancangan, meliputi analisis kebutuhan,

penyusunan GBIM, dan penulisan naskah

b. Tahap produksi, meliputi persiapan, pelaksanaan, dan

penyelesaian produksi

c. Tahap evaluasi, meliputi uji coba lapangan dan

evaluasi produk yang melibatkan ahli materi dan ahli

media.

Teknologi Berbasis Komputer

Teknologi berbasis komputer adalah cara-cara

memproduksi dan menyampaikan bahan belajar dengan

menggunakan perangkat yang bersumber pada

mikroprosesor (Seels dan Richey, 2000: 42). Dalam

pengembangannya, aplikasi teknologi berbasis komputer

dikembangkan atas pengejawantahan dari teori belajar

behaviorisme dan teori belajar kognitif. Setting dalam

teknologi berbasis komputer memberi kesempatan

peserta didik untuk secara mandiri mengembangkan

(29)

Aplikasi dari teknologi berbasis komputer, meliputi:

a. Tutorial, pemberian pembelajaran utama

b. Latihan dan pengulangan, untuk membantu peserta

didik mengembangkan kefasihan dalam bahan belajar

yang telah dipelajari

c. Permainan dan simulasi, untuk memberi kesempatan

peserta didik menerapkan pengetahuan yang baru

dipelajari (Warsita, 2008: 33).

Penerapan teknologi berbasis komputer akan sangat

mendongkrak efektifitas pembelajaran, oleh karena

kemampuannya untuk :

a.

Menyimpan dan memanipulasi data alfanumerik

b.

Menampilkan beberapa operasi dengan cara yang

tepat

c.

Mengombinasikan tulisan, warna, gerak, suara, dan

video

d.

Memuat kecerdasan buatan yang dapat menyajikan
(30)

Adapun karakteristik yang dimiliki oleh teknologi berbasis

komputer, yakni:

a.

Dapat digunakan secara acak, disamping secara

linier

b.

Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta

didik

c.

Prinsip-prinsip teori belajar kognitif dan behaviorisme

diterapkan dalam pengembangannya

d.

Berpusat pada peserta didik (Warsita:, 2008: 34).

Teknologi Multimedia

Multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara untuk

memproduksi dan menyampaikan bahan belajar dengan

memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan

komputer (Seels dan Richey, 2000: 43). Teknologi

multimedia merupakan bentuk kawasan pengembangan

paling mutakhir, oleh karena berbagai sumber belajar

telah tercakup didalamnya, dengan memadukan data

teks, gambar, animasi, suara, dan video kedalam satu

(31)

Adapun karakteristik yang dimiliki oleh teknologi

multimedia, antara lain sebagai berikut :

a.

Dapat digunakan secara acak, di samping secara

linier

b.

Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta

didik

c.

Informasi disajikan secara realistik dalam konteks

pengalaman peserta didik, relevan dengan kondisi

peserta didik, dan di bawah kendali peserta didik

d.

Prinsip teori belajar kognitif, behaviorisme, dan

konstruktivisme diterapkan dalam

pengem-bangannya

e.

Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut

pengetahuan kognitif

f.

Tingkat interaktivitas yang tinggi

g.

Mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak

sumber media (elaborasi dari Warsita, 2008: 37)

Dalam pola pengembangannya, menurut Bates (1995)

terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, yakni:

a.

Aksesibilitas

b.

Biaya
(32)

d.

Pengorganisasian

e.

Pembaharuan

f.

Kecepatan

Dalam pengembangan lebih lanjut, terdapat teknologi

[image:32.421.106.331.213.455.2]

Smartboard seperti gambar berikut ini.

(33)

BAB VI Kawasan Pemanfaatan

Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran, maka

perlu ada upaya untuk memanfaatkan segenap sumber

belajar yang tersedia. Menurut Seels dan Richey (2000:

50), pemanfaatan adalah aktifitas menggunakan proses

dan sumber untuk belajar. Cakupan kawasan

pemanfaatan digambarkan sebagai berikut.

·

Pemanfaatan Media

·

Difusi Inovasi

·

Diseminasi

·

Implementasi

·

Institusionalisasi

PEMANFAATAN

Gambar 6.1. Kawasan Pemanfaatan

Dalam proses pemanfaatannya, terdapat konsep

mengenai strategi pemanfaatan sumber belajar. Hal itu

ditempuh pula melalui prosedur dan landasan yang valid,

sehingga sumber belajar yang digunakan relevan

(34)

Terdapat 4 cakupan utama dalam kawasan pemanfaatan

(Seels dan Richey, 2000: 46), meliputi pemanfaatan

media, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi,

serta kebijakan dan regulasi. Berikut merupakan

penjelasan mengenai definisi, karakteristik, dan pola

pengembangan dari keempat cakupan utama kawasan

pemanfaatan :

Pemanfaatan Media

Pemanfaatan media merupakan penggunaan media

secara sistematis didalam sebuah pembelajaran, dengan

menyesuaikannya terlebih dahulu dengan desain

pembelajaran yang telah disusun sebelumnya, sehingga

antara penggunaan media dengan tujuan pembelajaran

yang dicapai, keduanya memiliki korelasi. Berikut akan

dijelaskan mengenai prosedur pemanfaatan media

dalam kegiatan pembelajaran:

1) Pemanfaatan Media Video dalam Kegiatan

Pembelajaran

a. Persiapan

Penyusunan rancangan pemanfaatan video

(35)

Merancang kegiatan sebelum memanfaatkan

program video pembelajaran

b. Pelaksanaan

Merancang kegiatan selama menyaksikan

program video pembelajaran

c. Tindak Lanjut

Memberikan ulasan terhadap materi yang

telah dibahas ( Warsita, 2008: 40).

2) Pemanfaatan Kaset Audio dalam Kegiatan

Pembelajaran

a. Persiapan

· Mempelajari catatan mengenai program

audio dan mendengarkan rekaman

sebelum dimanfaatkan

· Merangsang motivasi peserta didik agar

mendengarkan program audio dengan baik · Membuat catatan penting yang berkaitan

dengan program audio

· Menjelaskan kompetensi yang ingin

dicapai oleh program audio

· Menyiapkan bahan yang akan didiskusikan

(36)

Memperhatikan bagian yang sukar dalam program

audio dan memberikan penjelasan terlebih dahulu

sebelum disajikan

Menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh peserta

didik selama pemutaran program audio

b. Pelaksanaan

· Mengantisipasi kegiatan yang dapat

mengganggu perhatian peserta didik terhadap

program audio.

· Peserta didik mencatat bagian penting yang

sekiranya belum mengerti dan akan

didiskusikan.

· Mengerjakan LKS (jika ada) sesuai dengan

perintah program audio.

c. Tindak Lanjut

· Guru menginformasi tugas dan latihan yang

harus dikerjakan

· Guru menginformasikan tentang rencana

(37)

3) Pemanfaatan Komputer dan Jaringan Internet

dalam Pembelajaran.

Guru dan peserta didik dapat menggunakan

komputer klien yang dilengkapi dengan browser,

e-mail client, dan chat client. Terdapat empat

aspek yang perlu diperhatikan dalam

pemanfaatan komputer dan jaringan internet

dalam pembelajaran:

a. Aksesibilitas

b. Biaya

c. Efektifitas dalam fungsi pembelajaran

d. Kemampuan teknologi untuk mendukung

interaktivitas guru dan peserta didik (Warsita,

2008: 47).

Difusi Inovasi

Difusi inovasi adalah proses berkomunikasi melalui

strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi

(Seels dan Richey, 2000: 50-51). Suatu produk yang

siap pakai, masih perlu ada tindak lanjut dalam hal

penyebarannya, hingga pada tahap produk tersebut

(38)

sasaran difusi. Adapun langkah-langkah yang ditempuh

dalam proses difusi menurut Rogers (1983) yakni :

a. Pengetahuan

b. Bujukan

c. Keputusan

d. Implementasi

e. Konfirmasi (Seels dan Richey, 2000: 51).

Agar tahapan difusi inovasi dapat diterima oleh

masyarakat, maka sebelumnya perlu diawali oleh proses

diseminasi. Secara definisi, diseminasi adalah upaya

sistematis untuk membuat segmen masyarakat yang

menjadi sasaran inovasi sadar akan adanya suatu

perkembangan terbaru melalui langkah sosialisasi atas

hasil inovasi. Terlebih dahulu masyarakat diperkenalkan

mengenai kelebihan produk hasil inovasi yang

membedakannya dengan produk sebelumnya, dengan

maksud untuk membangun tingkat keberterimaan

(39)

Implementasi dan Institusionalisasi

Implementasi adalah pengejawantahan atas konsep

pada tahapan perencanaan kedalam keadaan

sesungguhnya. Tahapan implementasi merupakan

upaya untuk memastikan penggunaan dari sebuah

inovasi dilakukan secara benar oleh individu dalam

organisasi. Institusionalisasi adalah penggunaan yang

rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam

suatu struktur atau budaya organisasi (Seels dan Richey,

2000: 51). Tahapan institusionalisasi merupakan upaya

untuk mengintegrasikan sebuah inovasi kedalam struktur

organisasi, sehingga digunakan secara baku oleh

seluruh individu dalam organisasi tersebut.

Kebijakan dan Regulasi

Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari

masyarakat yang mempengaruhi penyebaran dan

pemanfaatan teknologi pembelajaran (Seels dan Richey,

2000: 51). Kebijakan dan regulasi berkaitan dengan

aturan perundang-undangan dalam suatu negara. Aturan

tersebut secara umum berkaitan dengan hak cipta atas

sebuah inovasi, standarisasi inovasi agar layak guna,

(40)

BAB VII Kawasan Pengelolaan

Aset untuk kepentingan umum perlu ada tindak lanjut

dalam kerangka pengelolaannya, sehingga dapat

berdaya guna dan siap pakai bagi para penggunanya.

Pada tingkat satuan pendidikan, pusat sumber belajar

sebagai organisasi yang mengelola berbagai sumber

belajar untuk kepentingan pembelajaran, bertanggung

jawab akan hal ini. Secara definisi, pengelolaan adalah

pengendalian teknologi pembelajaran, melalui

perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan

supervisi (Seels dan Richey, 2000: 54). Cakupan

kawasan pengelolaan ditunjukkan pada gambar berikut.

·

Manajemen Proyek

·

Manajemen Sumberdaya

·

Manajemen Sistem

Penyampaian

·

Manajemen Informasi

PENGELOLAAN

(41)

Menurut Seels dan Richey (2000: 53), terdapat empat

cakupan utama dalam kawasan pengelolaan, meliputi

pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan

sistem penyampaian, dan pengelolaan informasi. Berikut

akan dijelaskan mengenai definisi, karakteristik, dan pola

pengembangan dari keempat cakupan utama tersebut:

Pengelolaan Proyek

Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring,

dan pengendalian proyek desain dan pengembangan

(Seels dan Richey, 2000: 55).

(42)

Secara umum, deskripsi kerja dari orang yang

ditugaskan dalam pengelolaan proyek yakni direkrut

sebagai konsultan dan atau pengembang dalam

memecahkan segenap permasalahan yang berkaitan

dengan aspek perencanaan, monitoring, dan

pengendalian. Pengelola proyek bertugas atas

kontrak kerja sama dengan klien, dengan kata lain

pekerjaan yang dilakukan bersifat temporal.

Pengelolaan Sumber

Pengelolaan sumber mencakup perencanaan,

pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung

dan pelayanan sumber (Seels dan Richey, 2000:

55). Pengelolaan sumber memiliki titik fokus pada

upaya berbagai sumber belajar yang telah tercakup

dalam kawasan pengembangan, agar

didayagunakan secara optimal bagi para

penggunanya. Konsep pengelolaan sumber

terintegrasi dengan fungsi operatif pusat sumber

(43)

Pengelolaan Sistem Penyampaian

Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan,

pemantauan, dan pengendalian medium dan cara

penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi

pembelajaran kepada peserta didik (Seels dan Richey,

[image:43.421.129.334.203.452.2]

2000: 56).

Gambar 7.3. Model komunikasi guru dengan

(44)

Pengelolaan sistem penyampaian memiliki titik fokus

pada upaya untuk mengedukasi peserta didik dan

pengguna pada umumnya, dalam hal penggunaan

sumber belajar yang tersedia sesuai dengan prosedur

valid yang telah ditetapkan.

Pengelolaan Informasi

Pengelolaan informasi meliputi perencanaan,

pemantauan, dan pengendalian cara penyimpanan,

pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka

tersedianya sumber untuk kegiatan belajar (Seels dan

Richey, 2000: 56). Data yang berkembang, baik di

internal maupun eksternal yang memiliki daya pengaruh

terhadap pengelolaan pusat sumber belajar, perlu

ditindaklanjuti. Data tersebut dikelola sehingga

menghasilkan informasi yang berdaya guna bagi

(45)

BAB VIII Kawasan Evaluasi

Penilaian merupakan proses pengambilan keputusan

memenuhi tidaknya suatu proses pembelajaran dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, dengan

menggunakan pendekatan analisis masalah, penilaian

acuan patokan, penilaian formatif, dan penilaian sumatif.

Keempat aspek tersebut merupakan cakupan utama

[image:45.421.127.313.271.398.2]

dalam kawasan penilaian atau evaluasi seperti pada

gambar berikut ini.

·

Analisis Masalah

·

Pengukuran

·

Evaluasi Formatif

·

Evaluasi Sumatif

EVALUASI

Gambar 8.1. Cakupan kawasan Evaluasi

Dalam kawasan penilaian terdapat perbedaan definisi

antara penilaian program, proyek, dan produk. Pertama,

penilaian program adalah tindakan evaluasi yang

(46)

pelayanan secara berkesinambungan dan sering terlibat

dalam penyusunan kurikulum (Seels dan Richey, 2000:

60). Kedua, penilaian proyek adalah tindakan evaluasi

untuk menaksir kegiatan yang dibiayai secara khusus

guna melakukan suatu tugas tertentu dalam suatu kurun

waktu (Warsita, 2008: 54). Ketiga, penilaian adalah

tindakan evaluasi yang menaksir manfaat isi yang

menyangkut benda-benda fisik (Seels dan Richey, 2000:

60).

Berikut akan dijelaskan mengenai definisi dan

karakteristik dari keempat cakupan utama dalam

kawasan penilaian:

Analisis Masalah

Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan

parameter masalah dengan menggunakan strategi

pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan

(Seels dan Richey, 2000: 61). Beberapa langkah yang

ditempuh dalam analisis masalah yakni mengumpulkan

berbagai data yang memiliki pengaruh terhadap

pembelajaran, menyimpulkannya menjadi sebuah

(47)

hambatan yang ditemui, serta diakhiri dengan

pengambilan keputusan dalam memberikan tindakan

yang dilakukan guna memecahkan permasalahan

tersebut dengan berbagai alternatif yang ada.

Penilaian Acuan Patokan

Penilaian acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk

menentukan kemampuan pembelajaran menguasai

materi yang telah ditentukan sebelumnya (Seels dan

Richey, 2000: 61). Karakteristik dalam penilaian acuan

patokan adalah ditentukannya standarisasi yang meliputi

tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

harus dilewati oleh seseorang untuk mencapai standar

kompetensi yang ditentukan dalam suatu proses

pembelajaran.

Penilaian Formatif dan Sumatif

Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan

informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi

sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan

penilaian sumatif, berkaitan dengan pengumpulan

informasi tentang kecukupan untuk pengambilan dalam

(48)

Terdapat perbedaan karakteristik antara penilaian

formatif dan sumatif. Untuk karakteristik penilaian

formatif, tujuan yang ingin dicapai adalah melakukan uji

sampel untuk langkah perbaikan dalam suatu program.

Metode pengumpulan data lebih bersifat informal, seperti

wawancara, tes ringkas, dan observasi. Untuk penilaian

sumatif, instrumen yang digunakan lebih kompleks.

Metode pengumpulan data pada umumnya

menggunakan studi kelompok komparatif dengan desain

kuasi eksperimen. Penilaian sumatif digunakan dalam

pengambilan keputusan mengenai fiksasi akhir tingkat

[image:48.421.107.343.319.501.2]

keberhasilan suatu program.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

B. Seels, Barbara dan Richey, Rita C. 1994. Instructional Technology: The Definition and Domains of the Field. Washington, DC: Association for Educational Communications and Technology.

Mudhoffir. 1992. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gagné, R.M., 1985. The Conditions of Learning and

Theory of Instruction (4th ed.), Holt. Rinehart & Winston.

Gagné, R.M., Briggs, L.J., dan Wager, W.W. 1992. Principles of Instructional Design (4th ed.), Harcourt Brace Jovanovich.

(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)

Biografi Penulis

SIYAMTA, dilahirkan di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Menyelesaikan pendidikan SD-S1 di Yogyakarta, Gelar Magister Teknik (M.T) dengan predikat Cumlaude diperoleh pada tahun 2005 melalui beasiswa unggulan Depdiknas di Program Pasca Sarjana ITB dalam bidang Teknik Elektro, Konsentrasi Teknologi Informasi.

Pengalaman Luar Negeri diperoleh dari pemerintah Germany

melalui program Internationale Weiterbildung und

Entwick-lung gGmbH (InWent) / Deutschen Gesellschaft für

Technische Zusammenarbeit (GIZ) pada tahun 2010-2011

selama 12 bulan, dengan mengikuti Program International Leadership Training (ILT). Pengalaman training dalam bidang Komputer dan Jaringan memperoleh sertifikat IT Essential PC Hardware and Software serta CCNA dari CISCO Academy. Training dalam bidang Sistem Majemen Mutu memperoleh sertifikat Lead Auditor dalam sistem manajemen mutu ISO dari SAI Global. Pernah mengikuti diklat calon Asessor untuk penyusunan Instrumen dan Pelaksanaan Uji Kompetensi Professional Guru Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Selama kurun waktu 2000 sampai sekarang aktif sebagai Instruktur di lingkungan PPPPTK/ VEDC Malang dengan mengajar diklat-diklat teknis kejuruan bidang Teknologi Informasi untuk guru-guru SMK dan industri. Selain itu juga sebagai tenaga pengajar dalam Joint Program VEDC Malang yang merupakan kerjasama antara Industri, EST Tettnang, VEDC Malang dan STTAR Malang. Beberapa Artikel pernah dimuat dalam Proceeding Seminar on Intelligent and its Applications / SITIA (Teknik Elektro ITS Surabaya), Journal LPM Universitas Negeri Yogyakarta, http://www. Ilmukomputer.com dan http://www. oke.or.id. Komunikasi dapat melalui melalui :

Email : must_yamta@yahoo.com

(74)
(75)
(76)

Gambar

Gambar 3.1. Bidang garap TEP menurut AECT 1994
Gambar 4.1. Kawasan Desain
Gambar 5.1. Kawasan Pengembangan
Gambar 5.2. Buku sebagai hasil dari teknologi cetak
+6

Referensi

Dokumen terkait

Media komputer, sebagai bagian dari teknologi informasi dan komunikasi, mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). Masalah

Tugas dalam bidang akuntansi keuangan lanjutan dapat sangat beragam tergantung pada lingkungan kerja dan tingkat kompleksitas organisasi. Berikut ini beberapa tugas yang mungkin Anda temui dalam akuntansi keuangan lanjutan: 1. **Penyusunan Laporan Keuangan**: Tugas inti dalam akuntansi keuangan adalah menyusun laporan keuangan yang akurat dan lengkap, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Di tingkat lanjutan, Anda mungkin harus menangani organisasi yang lebih besar dan kompleks. 2. **Audit Keuangan**: Jika Anda bekerja di firma akuntansi, Anda mungkin terlibat dalam melakukan audit keuangan untuk klien Anda. Ini melibatkan pemeriksaan laporan keuangan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi dan regulasi yang berlaku. 3. **Pengelolaan Risiko Keuangan**: Dalam perusahaan besar, Anda mungkin bertugas untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko keuangan. Ini dapat melibatkan analisis risiko investasi, manajemen risiko mata uang asing, atau manajemen risiko kredit. 4. **Perencanaan Pajak**: Akuntan keuangan lanjutan seringkali terlibat dalam perencanaan pajak untuk mengoptimalkan kewajiban pajak organisasi. Mereka harus memahami peraturan pajak yang berlaku dan mencari cara legal untuk mengurangi beban pajak. 5. **Evaluasi Investasi**: Anda mungkin harus melakukan analisis investasi yang mendalam untuk membantu perusahaan atau klien Anda dalam mengambil keputusan strategis terkait dengan investasi, seperti akuisisi, merger, atau pengembangan bisnis baru. 6. **Konsultasi dan Rekomendasi**: Akuntan keuangan seringkali berperan sebagai penasihat keuangan untuk klien atau perusahaan mereka. Ini melibatkan memberikan saran terkait strategi keuangan, perencanaan keuangan jangka panjang, dan pengambilan keputusan penting lainnya. 7. **Penerapan Standar Akuntansi Baru**: Standar akuntansi terus berkembang. Tugas Anda mungkin termasuk memahami dan menerapkan standar akuntansi baru seperti IFRS atau FASB. 8. **Pelaporan Keuangan Internasional**: Jika perusahaan atau klien Anda memiliki operasi internasional, Anda mungkin harus menghadapi tantangan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang memenuhi persyaratan internasional. 9. **Manajemen Anggaran**: Anda mungkin bertanggung jawab atas penyusunan anggaran, pemantauan kinerja anggaran, dan perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. 10. **Pengembangan Sistem Informasi Keuangan**: Dalam dunia yang semakin terdigital, Anda mungkin terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan sistem informasi keuangan yang efisien dan aman. 11. **Pelatihan dan Pengembangan**: Bagi akuntan yang lebih berpengalaman, tugas dapat meliputi pelatihan dan pengembangan staf junior, serta memastikan bahwa tim Anda memiliki pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip akuntansi dan peraturan terbaru. 12. **Penyusunan Laporan Tahunan**: Bagi perusahaan publik, penyusunan laporan tahunan yang memenuhi persyaratan regulasi pasar modal adalah tugas yang penting. Ingatlah bahwa bidang akuntansi keuangan terus berkembang, terutama dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam regulasi. Oleh karena itu, penting untuk selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda dalam bidang ini agar tetap relevan dalam pekerjaan

RISET, DAN TEKNOLOGI Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telepon 021 5711144 Laman www.kemdikbud.go.id PENGUMUMAN NOMOR: 43349/A.A3/KP.01.01/2023 TENTANG DAFTAR