Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DI DESA RUMAH PILPIL
KEC. SIBOLANGIT KAB. DELI SERDANG UNTUK TANAMAN
MANGGA (Mangifera spp), SIRSAK
(Annona muricata L.) DAN JAMBU METE
(Anacardium occidentale L.)
Usulan Penelitian
oleh
MARTHINA NADAPDAP 030303012
Ilmu Tanah
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DI DESA RUMAH PILPIL
KEC. SIBOLANGIT KAB. DELI SERDANG UNTUK TANAMAN
MANGGA (Mangifera spp), SIRSAK
(Annona muricata L.) DAN JAMBU METE
(Anacardium occidentale L.)
Usulan Penelitian
oleh
MARTHINA NADAPDAP 030303012
Ilmu Tanah
Usulan Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan
Diketahui Oleh
Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Masri Sitanggang, MP Ir. Posma Marbun, MP
DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
ABSTRACT
“Land evaluation on Rumah Pilpil Village Sibolangit Subdistric . Deli Serdang Distric for Manggo (Mangifera spp), Soursop (Annona muricata L.) dan Ceshew (Anacardium occidentale L.) Suitability”. The purpose of study was to find out the land suitability classes for mango (Mangifera spp), soursop
(Annona muricata L.) and cashew (Anacardium accidentale L.) on Rumah Pilpil village, Subdistric of Sinabung, Deli Serdang Distric. This research started from September 2007 until May 2008.
The soil sample ware taked with the depth of 0-30 cm, 30-60 cm with grid type detail method. Land evaluation use five degree of limitation that following procedure of FAO (1981) and Sys, et all (1993) and modified by Sehgal (1996).
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
ABSTRAK
“Evaluasi Kesesuaian Lahan di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang untuk Tanaman Mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona
muricata L.) dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)”. tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kesesuaian lahan untuk tanaman mangga (Mangifera spp), sirsak (Annona muricata L.) dan jambu mete (Anacardium accidentale L.) di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang . Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2007- Mei 2008.
Contoh tanah diambil dari kedalaman 0- 30 cm, 30 – 60 cm, 60-90 cm dengan metode grid tipe detail. Evaluasi lahan menggunakan 5 derajat pembatas mengikuti prosedur FAO (1981) dan Sys, dkk (1993) yang dimodifikasi oleh Sehgal (1996).
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padang Belangka pada tanggal 18 Maret 1985 dari Ayah
H. Nadapdap dan Ibu H. Sinaga. Penulis merupakan putri ke dua dari empat orang
bersaudara.
Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 3 Padang Sidimpuan dan pada
tahun 2003 lulus seleksi masuk USU melalui jalur SPMB. Penulis memilih
Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Socfin Indonesia Kebun
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini
sesuai dengan waku yang diharapkan.
Adapun judul dari usulan penelitian ini adalah “Evaluasi Kesesuaian Lahan di
Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang Untuk Tanaman Mangga
(Mangifa spp), Sirsak ( Annona muricata L.) dan Jambu Mete ( Anacardium
occidentale L.) sebagai salah satu syarat melaksanakan penelitian.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Dr. Ir. Masri Sutanggang, MP, selaku ketua komisi pembimbing dan kepada Ibu
Ir.Posma Marbu, MP, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberi
masukan pada penulis, dan juga kepada teman-teman yang telah banyak membantu
penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada
usulan penelitian ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan usulan penelitian ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Februari 2008
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
Bahan dan Alat ... 20
Metode Penelitian ... 20
Pelaksanaan Penelitian ... 21
Tahapan Persiapan ... 21
Tahapan Kegiatan di Lapangan ... 21
Analisis Laboratorium ... 22
Analisis Kesesuaian Lahan ... 22
Parameter yang Diamati ... 24
Data Lapangan ... 24
Data Laboratorium ... 25
KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Penelitian ... 26
Fisiografi ... 26
Iklim ... 26
Geologi dan Hidrologi ... 27
Vegetasi dan Tata Guna Lahan ... 27
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 28
Pembahasan ... 34
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 37
Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
LAMPIRAN
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pembagian Zona Klimatologi ... 8
Tabel 2. Kelas Kemiringan Lereng ... 15
Tabel 3. Hasil Pengamatan Lapangan dari Kedua Profil ... 28
Tabel 4. Data Sifat Kimia Tanah... 28
Tabel 5. Kelas Tekstur Tanah ... 29
Tabel 6. Karakteristik Tanah yang digunakan untuk Evaluasi Lahan .... 30
Tabel 7. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Mangga... 31
Tabel 8. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Sirsak ... 32
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Hal Data Suhu Udara di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit
Kab. Deli Serdang ... 40
Data Curah Hujan di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit
Kab. Deli Serdang ... 41
Data Pengamatan Lapangan di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit
Kab. Deli Serdang ... 42
Data Analisis Laboratorium di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit
Kab. Deli Serdang ... 43
Data Deskripsi Profil Tanah Unit Lahan Landai (KL 5%) P1 di
Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang ... 44
Data Deskripsi Profil Tanah Unit Lahan Berbukit (KL 13%) P2 di
Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang ... 45
Kriteria Evaluasi Lahan untuk Tanaman Mangga (Mangifera spp)
menurut Sys, dkk 1993 ... 46
Kriteria Evaluasi Lahan untuk Tanaman Jambu Mete
(Anacardium occidentale L.) menurut Sys, dkk 1993 ... 47
Kriteria Evaluasi Lahan untuk Tanaman Sirsak (Annona muricata L.)
menurut Sys, dkk 1993 ... 48
Peta Kemiringan Lereng Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab.
Deli Serdang ... 49
Peta Jenis Tanah di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab.
Deli Serdang... 50
Peta Kesesuain Lahan untuk Tanaman Mangga (Mangifera, spp) di
Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang ... 51
Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Sirsak (Annona muricata L.) di
Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang ... 52
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki banyak fungsi
penting dalam ekosistem, diantaranya adalah sebagai pertumbuhan tanaman, habitat
bagi jasad tanah, media bagi konstruksi, sistem daur ulang bagi unsur-unsur hara dan
sisa-sisa organik serta sistem bagi pasokan dan penjernihan air. Mengingat tanah
memainkan peran amat penting dalam ekosistem kita, maka kita harus berhati-hati
dalam mengelola dan melindunginya dari kerusakan.
Mempertahankan lahan sesuai dengan potensinya merupakan usaha yang
seharusnya semakin ditingkatkan lagi ditengah semakin beragamnya penggunaan
lahan. Hal ini penting dilakukan supaya lahan tersebut dapat memberikan hasil yang
produktif dan berkelanjutan dalam pengelolaannya.
Setiap usaha pertanian menitik beratkan kepada tingginya produksi yang akan
dicapai. Hal ini dapat dicapai bila didasari atas pemahaman kondisi lahan dengan
komoditi pertanian yang dikembangkan. Oleh sebab itu, suatu lahan perlu dievaluasi
sehingga komoditas yang akan dikembangkan dapat memberikan hasil yang optimal.
Evaluasi lahan merupakan suatu proses pendugaan potensi lahan untuk
macam-macam penggunaan (Dent dan Young, 1981). Evaluasi lahan merupakan alat
yang biasa digunakan dalam proyek perencanaan. Alat ini sangat fleksibel,
bergantung pada keperluan dan komoditas wilayah yang hendak dievaluasi
(Abdullah,1993).
Evaluasi kesesuaian lahan mempunyai penekanan yang tajam yaitu mencari
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
produksi. Penilaian kesesuaian lahan pada dasarnya dapat berupa pemilihan lahan
yang sesuai untuk tanaman tertentu. Hal ini dapat dilakuakan dengan
menginterpretasikan peta tanah dalam kaitannya dengan kesesuaian untuk berbagai
tanaman dan tindakan pengelolaan yang diperlukan (Sitorus,1985).
Pengembangan areal pertanian merupakan salah satu usaha dalam
meningkatkan kwalitas dan produksi pertanian. Di dalam pengembangan areal
pertanian diperlukan suatu survei serta evaluasi lahan guna menentukan kelas
kesesuaian lahan untuk tanaman tertentu.
Desa Rumah Pilpil merupakan desa dengan mayoritas penduduk berprofesi
sebagai petani. Kebanyakan dari lahan-lahan pertanian yang mereka punyai dijadikan
lahan campuran antara tanaman keras dan buah. Walaupun telah dilakukan
instensifikasi lahan tetapi keadaan perekonomian petani di daerah tersebut belumlah
dapat dikatakan sukses. Hal inilah yang mendasari pentingnya evaluasi lahan di
daerah tersebut.Tanaman mangga (Mangifera spp), sirsak (Annona muricata L.), dan
jambu mete (Anacardium occidentale L) merupakan tanaman jenis buah yang
diharapkan memiliki nilai jual yang tinggi baik di pasar lokal maupun dipasar
internasional. Mengingat ketiga jenis tanaman kayu berbuah ini bisa di manfaatkan
bukan hanya buahnya tetapi dapat dimanfaatkan menjadi tanaman konservasi. Jadi
selain untuk meningkatkan pendapatan para petani tanaman ini juga dapat
dimanfaatkan menjadi tanaman konservasi agar terlaksana sistem pertanian yang
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan bagi tanaman mangga
(Manggifera spp), sirsak (Annona muricata L.) dan jambu mete (Anacardium
occidentale L.) di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.
Kegunaan Penelitian
− Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan tentang evaluasi
kesesuaian lahan di Desa Rumah Pilpil Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang untuk
tanaman mangga (Manggifera spp),sirsak(Annona muricata L.) dan jambu mete
(Anacardium occidentale L.).
− Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
TINJAUAN PUSTAKA
Survei Tanah
Survei tanah merupakan kegiatan pengumpulan data kimia, fisika dan biologi
di lapangan maupun laboratorium dengan tujuan pendugaan penggunaan lahan baik
secara umum maupun secara khusus. Suatu survei tanah memiliki keguanan yang
tinggi jika teliti dalam memetakannya (Abdullah,1993).
Tujuan survei dapat dipandang dari dua segi yaitu, segi pertama, unuk
memberikan atau menyediakan informasi kepada pemakai tentang lahan, bentuk
wilayah dan keadaan lain yang perlu diperhatikan. Kedua, untuk menyediakan
informasi yang akan membantu penggambilan keputusan tentang penggunaan lahan
dan rencana pengembangan wilayah yang akan disurvei, misalnya untuk penentuan
areal pertanian, kehutanan dan detail penggunaan budidaya (Hakim,dkk,1986).
Beberapa sistem survei tanah berdasarkan Rayes (2006) yaitu:
1 Survei grid dilakukan pada lahan yang datar atau peta dasar kurang lengkap.
Jarak pengamatan di lakuakn secara teratur pada jarak tertentu untuk
menghasilkan jalur segi empat (rectagular grid) diseluruh daerah survei.
2 Survei fisiografi (IFU) survei ini diawali dengan melakukan interpretasi foto
udara untuk mendeliniasi landform yang terdapat pada daerah yang disurvei,
diikuti dengan pengecekan ke lapangan terhadap komposisi suatu peta
biasanya hanya di derah pewakil.
3 Metode grid bebas merupakan perpaduan grid dan metode fisiografi,
pengamatan dilakukan seperti pada grid tetapi jarak pengamatan tidak perlu
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
4 Survei nonsistematik dilakukan untuk mengatasi kekurangan waktu
pengamatan di lapangan. Peta dasar dan data penunjang lengkap serta
berdasaarkan hasil interpretasi foto udara.
Survei kontinu, dilakukan bila serupa dengan grid tetapi jarak pengamatannya tidak
sama jauh serta peta dasar dan data penunjangnya topografi, geologi, iklim dan
sebagainya yang berpengaruh terhadap penggelolaan tanahnya. Disusun pula
rekomendasi-rekomendasi mengenai pengelolaan tanah yang efektif dan efesien untuk
meningkatkan produksi berdasarkan sifat tanah, lahan dan kebutuhan tanaman. Sesuai
dengan tujuan tanah terinci disamping peta tanah disusun pula peta-peta lain seperti
kemampuan lahan yang semuanya sebagai pelengkap bagi hasil survei tanah
(Darmawidjaya,1999)
Evaluasi Lahan
Evaluasi adalah proses penilaian penampilan (performance) lahan jika
dipergunakan untuk tujuan tetentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei dan
bentuk lahan, vegetasi, tanah, iklim dan aspek lahan lainnya, agar dapat
mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai tipe penggunaan lahan yang
mungkin dikembangkan. Evaluasi lahan sebagai proses penelaahan dan interpretasi
data dasar tanah, vegetasi, iklim dan komponen lahan lainnya agar dapat
mengidentifikasi dan membuat perbandingan antara berbagai alternatif penggunaan
lahan dalam sosial ekonomi yang sederhana (Arsyad,1989).
Evaluasi lahan merupakan suatu proses pendugaan potensi sumber daya lahan
untuk berbagai penggunaan. Proses klasifikasi lahan pada dasarnya dapat dilakukan
dengan dua pendekatan atau metode yaitu metode faktor pembatas dan metode
parametrik. Pada metode faktor pembatas setiap sifat-sifat lahan atau kwalitas lahan
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
rendah ) hingga yang terburuk yang terbesar penghambatnya ). Masing-masing kelas
disusun tabel kriteria untuk penggunaan tertentu sedemikian rupa sehingga faktor
pembatas terkecil untuk kelas terbaik dan faktor pembatas terbesar jatuh ke kelas
terburuk (Rayes, 2006 ).
Dalam penilaian kelas kesesuaian lahan menurut Seghal (1996) digolongkan
atas dasar kelas kesesuaian lahan sebagai berikut:
Kelas S1 : sangat sesuai atau very suitable, suatu lahan dengan tidak ada atau
hanya beberapa pembatas ringan.
Kelas S1- 2 : sesuai atau suitable, suatu lahan dengan pembatas ringan dan tidak
lebih dari satu pembatas sedang yang dapat diperbaiki.
Kelas S2 : sesuai sedang atau moderately suitable, suatu lahan yang memiliki lebih
dari empat pembatas ringan dan tidak lebih dari tiga pembatas sedang
(moderat) yang dapat diperbaiki
Kelas S3 : kurang sesuai atau marginally suitable, suatu lahan yang memiliki
pembatas lebih dari tiga pembatas sedang (moderat) dan atau tidak
lebih dari satu pembatas yang berat
Kelas N1 : tidak sesuai aktual dan sesuai potensial atau actually unsuitable and
potentially suitable, suatu lahan yang memiliki factor pembatas yang
sangat berat dan dapat diperbaiki.
Kelas N2 : tidak sesuai potensial dan aktual atau actually and potentially unsuitable,
suatu lahan yang memiliki faktor pembatas sangat berat yang tidak
dapat diperbaiki ( Sitanggang, 2002).
Salah satu metode mengevaluasikan lahan yang sering dilakukan adalah
metode limitation, dimana proses evaluasi lahan di dasarkan pada besarnya tingkat
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
diberi nilai 0, sedikit faktor pembatas diberi nilai 1, sedang 2 , banyak 3 dan dangat
banyak dibei nilai 4 (Zulkifli,1989)
Faktor-Faktor Pembatas dan Karakteristik Lahan
Iklim
Temperatur Udara
Temperatur atau suhu merupakan derajat panas atau dingin yang diukur
berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan beberapa tipe termometer. Suhu
merupakan ukuraan energi kinetis rata-rata dari pergerakan molekul. Energi matahari
dalam bentuk elektrometrik hanya kira-kira 20% yang diserap oleh atmosfer, sisanya
dirubah dahulu oleh bumi menjadi sinar panjang gelombang. Perubahan ini terjadi
dipermukaan daratan dan permukaan lautan yang dapat menyerap lebih atmosfer yang
lebih jernih (Guslim,1996).
Curah Hujan
Merupakan curah hujan rata-rata dan dinyatakan dalam satuan mm. Menurut
Oldeman daerah agroklimat dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang terdapat pada
table di bawah
Tabel 1. Pembagian Zona Agro Klimatologi
Zona
Agroklimat
Kriteria Sub Zona
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
C2
Sumber : Dasar-Dasar Klimatologi (Guslim, 1996).
Media Perakaran
Drainase
Drainase menyatakan kecepatan air menghilang dari tanah terutama oleh
aliran permukaan dan gerakan turun ke lapisan bawah. Pembuatan fasilitas drainase
mutlak diperlukan didaerah-daerah dimana muka airnya dekat dengan permukaan
tanah; yang dimaksudkan untuk membuang air berlebih, terutama pada lapisan atas
sehingga aerasi tanah yang baik tetap dipertahankan
(Hakim, dkk,1986).
Drainase tanah menurut Rayes (2006) diklasifikasikan sebagai berikut:
d0 : berlebihan (excessively drained); air yang berlebh segera keluar dari tanah
dan tanah hanya akan menahan sedikit air sehingga tanaman akan segera
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
d1 : baik, tanah memiliki peredaran udara yang baik, seluruh profil dari atas sampai
kebawah (150 cm) berwarna terang yang seragam dan tidak terdapat
bercak-bercak kuning, coklat atau kelabu.
d2 : agak baik, tanah mempunyai peredaran udara yang baik didaerah perakaran.
Tidak terdapat bercak-bercak kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dabn
bagian lapisan bawah (sampai sekitar 60 cm dari permukaan tanah).
d3 : agak buruk, lapisan atas tanah mempunyai peredaran udara yang baik, tidak
terdapat bercak warna kuning, coklat atau kelabu. Bercak-bercak terdapat pada
seluruh bagian lapisan bawah (sekitar 40 cm dari permukaan tanah).
d4 : buruk, bagian bawah lapisan atas (dekat permukaan) terdapat warna atau bercak
berwarna kelabu, coklat atau kekuningan.
d5 : sangat buruk, seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu dan
tanah lapisan bawah berwarna kelabu atau terdapat bercak-bercak berwarna
kebiru-biruan atau terdapat air yang tergenang di permuaan tanah dalam waktu
yang lama sehingga menghambat pertumbuhan.
Tekstur
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat
yang dinyatakan dalam persen (%). Fraksi pasir, debu dan liat dapat dibedakan
berdasarkan ukuran partikel, jika < 0,002 mm (liat), 0,002-0,05 mm (debu), 0,05-0,2
mm (pasir). Berdasarkan ini maka tekstur tanah diberi batasan sebagai perbandingan
nisbi pisahan-pisahan tanah di dalam suatu volume massa tanah
(Poerwowidodo,1991).
Tekstur tanah menurut Hardjowigwno (1995) diklasifikasikan sebagai berikut:
t1 : tanah bertekstur halus, meliputi tekstur liat berpasir, liat berdebu dan liat
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
lempung berliat dan lempung liat berdebu
t3 : tanah bertekstur sedang, meliputi tekstur lempung, lempung berdebu dan
debu
t4 : tanah bertekstur agak kasar, meliputi tekstur lempung berpasir, lempung
berpasir halus, dan lempung berpasir sangat halus
t5 : tanah bertekstur kasar, meliputi tekstur pasir berlempung dan pasir.
Kedalaman Efektif
Kedalaman efektif menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat
dipakai untuk perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi atau kedalaman
yang masih dapat ditembus oleh akar tanaman (Hardjowigeno, 1995).
Kedalaman efektif tanah merupakan kedalaman tanah yang baik bagi
pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus
oleh akar tanaman. Lapisan tersebut dapat berupa lithik, lapisan padas keras, padas
liat, paadas rapuh, atau phlintit (Rayes, 2006)
Kedalam efektif tanah menurut Rayes (2006) dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
k0 : > 90cm (dalam)
k1 : 90-50 cm (sedang)
k2 : 50-25cm (dangkal)
k3 : <25cm (sangat dangkal).
Retensi Hara
Kapasitas Tukar Kation
Kapasitas tukar kation (KTK) menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
mempertukarkan kation. KTK biasanya dinyatakaan dalam milli ekuivalen per
100gram tanah. Kation-kation yang bebeda dapat mempunyai kemampuan yang
berbeda untuk menukarkan kation yang dijerap. Jumlah yang dijerap sering tidak
setara dengan yang ditukarkan. Ion-ion divaalent biasanya diikat lebih kuat dari
ion-ion monovalent, sehingga lebih sulit dipertukarkan (Tan,1991).
Kapasitas tukar kation sangat berguna untuk:
Kesuburan tanah sebagai petunjuk dalam penyediaan unsur hara
Genesis sebagai penunjuk jenis-jenis mineral- mineral liat yang ditentukan
dalam tanah maupun petunjuk untuk tingkat pelapukan (Hardjowigeno,1993)
pH Tanah
Reaksi tanah menunjukan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion
hidrogen H+ di dalam tanah. Semakin tinggi kadar ion H+ dalam tanah, maka semakin
masam tanah tersebut. Didalam tanah selain ion H+ terdapat pula ion OH- yang
jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya ion H+ (Hardjowigeno,1995).
Pengaruh pH yang umum terbesar pada pertumbuhan tanaman adalah
pengaruh pH tanah terhadap persediaan unsur hara. Keasaman tanah mempunyai dua
kompenen:
1. Ion H+ yang aktif dalam larutan tanah
2. Ion H+ yang dapat dipertukarkan
Kedua bentuk tersebut cenderung berada dalam keseimbangan sehingga perubahan
pada yang satu mengakibatkan perubahan yang lain. Apabila basa ditambahkan pada
tanah yang asam, ion H+ yang terlarut dinetralisasi dan sebagian ion H+ yang dapat
dipertukarkan dengan perlahan berkurang. Ion H+ yang terlarut akan menurun dan pH
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
(Foth, 1994)
Kejenuhan Basa
Kejenuhan basa sering dianggap sebagai petunjuk kesuburan tanah,
kemudahan pelepasan kation terjerap untuk tanaman tergantung pada tingkat
kejenuhan basa. Suatu tanah dianggap sangat subur jika kejenuhan basa >80%,
kesuburan sedang jika kejenuhan basanya antara 80-50%, dan tidak subur jika
kejenuhan basanya <50%. Suatu tanah dengan kejenuhan basa sebesar 80% akan
melepaskan basa-basa yang dapat dipertukarkan lebih mudah daripada tanah yang
sama dengan kejenuhan basa 50%. Pengapuran merupakan cara yang umum untuk
meningkatkan persen kejenuhan basa (Tan, 1991).
Data tentang persentase kejenuhan basa dari berbagai tanah menunjukan
variasi yang luas. Misalnya kompleks koloid tanah didaerah arid, praktis jenuh
dengan basa, sebaliknya didaerah lembab, karena pertukatran ion dan pencucian,
ternyata kation logam yang diadsorbsi relative rendah dan hidrogen yang diadsorbsi
lebih tinggi. Perbedaan seperti ini sangat penting, tidak hanya dari segi kesuburan
tanah (Buckman and Brady, 1982).
C-organik
Bahan organik tanah merupakan hasil perombakan dan penyusunan yang
dilakukan jasad renik tanah, senyawa penyusun adalah tidak jauh berbeda dengan
senyawa aslinya, yang tentunya dalam hal ini ada berbagai tambahan bahan seperti
glukosiamin ( hasil metabolisme jasad renik) (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1991).
Didalam tanah sumber asli bahan organik adalah jaringan tumbuhan. Dalam
keadaan alami bagian diatas tanah, akar pohon, semak-semak, rumput dan tanaman
tingkat rendah lainnya tiap tahun menyediakan sebagian besar bahan organik.
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
bagian diatas tanah dan semua akar di tinggalkan. Oleh karena bahan akar menjadi
bagian horizon di bawahnya (Buckman and Brady, 1982).
Alkalinitas
ESP (Exchangeable Sodium Percentage)
ESP (Exchangeable Sodium Percentage) adalah perbandingan antara Na-dd
(Na+) di permuakaan tanah dengan yang larut pada tanah. Nilai natrium dapat ditukar
ini dapat di hitung dengan rumus:
ESP= Na-dd x 100%
KTK
(Ritung, dkk, 2007).
Terrain Lereng
Kemiringan lereng umumnya dinyatakan dalam persen (%) yang merupakan
tangen dari derajat kemiringan lereng tersebut. Makin curam lereng maka kesesuaian
lahan makin berkurang. Pada umumnya dianggap bahwa kemiringan lereng lebih dari
30% tidak cocok lagi untuk tanaman pangan (Hardjowigeno, 1995).
Kemiringan lereng, panjang dan bentuk lereng semuanya mempengaruhi
besarnya erosi dan aliran permukaan. Kemiringan lereng tercatat atau dapat diketahui
pada peta tanah. Kemiringan lereng perlu diamati adalah pengaruhnya terhadap
penggelolaan tanah. Panjang dan bentuk lereng seringkali dapat menjadi petunjuk
jenis tanah tertentu, dan pengaruhnya pada penggunaan dan penggelolaan tanah dapat
dievaluasi sebagai bagian suatu peta (Arsyad, 1989).
Berdasarkan FAO (1981) yang membedakan atas tiga kemiringan lereng yaitu: Tabel 2. Kelas Kemiringan Lereng
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
A datar-landai 0-8
B bergelombang-berbukit 8-30
C terjal >30
Karakteristik Tanaman
1. Mangga (Mangifera spp).
Mangga (Mangifera spp) merupakan buah tropis yang populer dan
pembudidayaannya telah meluas. Mangga banyak mengandung banyak vitamin A dan
vitamin C yang sangat dibutuhkan manusia. Selain itu mangga juga mengandung
kalori, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, kalium, mangnesium dan sedikit
lemak. Oleh karena kepopulerannya yang mendunia sehingga sebahagian masyarakat
menjulukinya sebagai king of the fruits (Paimin, 2003).
Mangga pertamakali ditemukan tumbuh liar di hutan di India, kemudian
menyebar ke kawasan Indo-Burma. Pembudidayaan sudah dilakukan sejak 4.000
tahun lalu saat diketahui bahwa buahnya sebagai sumber gizi. Sedangkan kayu dari
tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan tanamannya dapat digunakan
sebagai pelindung dari iklim yang tidak bersahabat (Paimin, 2003).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman mangga dapat tumbuh dan berproduksi di daerah tropis maupun
subtropis. Di daerah tropika Indonesia mangga tumbuh baik didataren rendah sampai
tinggi mencapai ketinggian 800 m dpl, namun ketinggian yang optimal untuk tanaman
mangga adalah 300 m dpl. Semakin tinggi lokasinya maka semakin menurun kwalitas
mangga dan umur pemanenannya pun semakin lama (Paimin, 2006).
Tanaman mangga membutuhkan pergantian musim kemarau dan musim hujan
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
60 mm/bulan. Pada proses pembungaan membutuhkan 4-5 bulan kering, sedangkan
pada proses pembuahan membutuhkan minimal 1 bulan kering setelah pembungaan
(Rukmana, 1999).
Suhu udara yang ideal untuk tanaman mangga adalah 27o-30oC dan tidak
terdapat angin kencang dan angin panas. Penyinaran matahari yang di butuhkan
tanaman sekitar 50%-80% (Rukmana, 1999).
Tanah
Tanaman mangga mempunyai daya penyesuaian yang tinggi terhadap berbagai
jenis tanah. Namun, pertumbuhan mangga yang optimal membutuhkan jenis tanah
berpasir, lempung atau agak liat. Keadaan tanah yang ideal untuk tanaman mangga
adalah jenis tanah yang subur, gembur , mengandung bahan organik yang tinggi,
drainase yang baik dan pH optimal antara 5,5-6,0. Tanaman mangga juga
membutuhkan solum yang dalam mengingat akar tanaman ini panjang agar sistem
perakaran tidak terganggu (Rukmana, 1999).
Tanaman mangga toleran terhadap kekeringan, namun untuk menjamin
pertumbuhan dan produksi membutuhkan keadaan air tanah yang memadai. Air tanah
yang ideal adalah tidak lebih dari 150cm dari permukaan tanah. Kemiringan lereng
untuk tanaman mangga tidak lebih dari 30o, oleh karena itu maka tanah yang baik
untuk tanaman mangga adalah tanah yang landai- berbukit (Paimin, 2006).
2. Sirsak (Annona muricata L.)
Sirsak bukanlah tanaman asli Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman asli
dari Amerika Selatan tepatnya Meksiko. Tanaman ini diduga masuk di Indonesia
dibawa oleh Belanda pada masa penjajahan. Dan karena inilah sehingga sirsak dikenal
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Sirsak mulai menonjol di pasaran karena terkenal dengan sumber vitamin
C-nya. Kandungan vitamin C daging sirsak manis sebesar 20 mg/100g bahan, sedangkan
pada sirsak asam sebesar 81,7 mg/100 g bahan. Selain kandungan Vitamin C,
keharuman buah sirsak jugamerupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Namun,
bijinya yang berbentuk gepeng dan berwarna kehitaman tidak enak dimakan dan
beracun (Sunarjo, 2005).
Syarat Tumbuh
Iklim
Suhu Udara yang sesuai untuk tanaman sirsak adalah 22-32oC. curah hujan
yang dibutuhkan oleh tanaman sirsak adalah 1500-3000 mm/tahun. Sebaiknya curah
hujan merata disepanjang tahun. Lokasi yang disenangi oleh tanaman sirsak adalah
lokasi dengan lahan yang terbuka, tidak ada naungan, dan tidak ada kabut. Tanaman
sirsak memerlukan sinar matahari 50-70%. Oleh karena itu, ditempat yang ternaungi
oleh pohan besar tanaman sirsak akan berbuah lebih sedikit (Sunarjo, 2005).
Tanaman sirsak tidak cocok ditanam di tempat yang tergenang air. Sebaiknya
lahan yang akan ditanami tanaman sirsak memiliki kedalaman air tanah lebih dari
50cm atau sebaiknya lebih dari 200 cm. Hal ini disebabkan oleh karena akar sirsak
yang panjang sehingga jika air tanahnya dangkal maka sistem aerasinya akan
terganggu (Sunarjo, 2005).
Tanah
Sirsak dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan derajat kemasaman (pH)
antara 5-7. Jadi tanah yang sesuai adalah tanah yang agak masam sampai agak alkalis.
Namun, tanah yang mengandung bahan organik yang tinggi sangat digemari (Sunarjo,
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Ketinggian tempat antara 100-1000m dpl ( diatas permuakaan laut ) sangat
disukai oleh sirsak. Pada daerah dengan ketinggian diatas 1000 m dpl atau dataran
tinggi dan penggunungan tanaman sirsak tumbuh lambat sekali dan sangat lama
berbuah (Sunarjo, 2005).
3. Jambu Mete (Anacardium occidendale L.)
Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brazil
Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India 425 tahun yang lalu,
kemudian menyebar kedaerah tropis dan subtropis lainnya dari India jambu mete di
bawa ke Indonesia yang pertama kali di tanam di Ambon Maluku (Darwis, 2007).
Tanaman jambu mete merupakan tanaman dengan kwalitas ekspor yang
banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun dan buahnya (kacang mete). Buah
mete semu dapat diolah menjadi sari buah mete. Kulit kayu jambu mete mengandung
cairan berwarna coklat yang berubah warna jika terkena udara sehingga dapat
digunakan sebagai tinta. Batangnya dapat digunakan menjadi obat kumur. Akar jambu
mete berfungsi sebagai obat pencahar. Daun jambu mete yang muda dapat digunakan
sebagai lalap (Prihatman, 2008)
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman jambu mete sangat menyukai sinar matahari. Apabila tanaman
jambu mete kekurangan sinar matahari, maka produktivitasnya akan menurun atau
tidak akan berbuah jika ada tanaman pelindungnya. Suhu harian untuk tanaman ini
yaiatu 25-35oC tetapi yang optimum adalah 15-25oC (Prihatman, 2000).
Jambu mete paling cocok dibudidayakan di daerah-daerah dengan kelembaban
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
kelembaban 60-70%. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan jambu mete adalah
1000-2000 mm/tahun dengan 4-6 bulan kering (Prihatman, 2000).
Tanah
Jenis tanah yang paling cocok untuk tanaman jambu mete adalah tanah yang
mengandung fraksi pasir, jenis tanah dengan tekstur lempung berpasir juga sangan
disenangi oleh tanaman ini (Prihatman, 2000).
Jambu mete sangat cocok ditanam pada tanah dengan drajat kemasaman (pH)
antara 6,3-7,3, tetapi masih bisa juka ditanam di tanah dengan pH 5,5-6,3. Tanaman
jambu mete dapat ditanam di daerah dengan ketinggian tempat antara 1-1200 meter
dpl. Tetapi ketinggian tempat yang optimum untuk tanaman ini adalah 700 m dpl
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Rumah Pilpil Kec.Sibolangit Kab. Deli Serdang
pada posisi 98o34’6’’BT- 98o34’11,9’’BT dan 03o17’47”LU- 03o17’53”LU dengan
ketinggian tempat 747 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2007
sampai dengan Mei 2008.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah sampel tanah yang di peroleh dari lapangan dari setiap unit lahan pada lokasi penelitian, peta jenis tanah dengan skala 1: 50.000, peta lokasi penelitian skala 1:50.00, peta kemiringan lereng 1:
50.000 di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang serta bahan kimia untuk analisis tanah
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, GPS (Global Posision System), clinometer, altimeter, bor tanah, buku Munsel Soil Colour Chart, kompas, kertas lebel, kantong plastik, spidol, alat tulis, serta alat-alat kimia untuk keperluan
analisis.
Metode Penelitian
Metode evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survei sistem grid. Sedangkan penilaian kesesuaian lahan dengan menggunakan perbandingan (matching) antara kebutuhan lahan oleh tanaman (Land Requitment)
dengan sifat lahan (Land Characteristic) yang didasarkan oleh faktor pembatas utama.
Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan tiga tahap kegiatan berupa tahap persiapan, tahap pelaksanaan di lapangan, dan tahap analisis di laboratorium.
Tahap Persiapan
Kegiatan dilakukan pada tahap ini adalah telaah pustaka, penyusunan usulan penelitian, melengkapi alat-alat yang digunakan dalam penelitian, serta mempersiapkan survei tanah yang meliputi pendeskripsian pemboran tanah di
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Tahapan Kegiatan di Lapangan
1. Penentuan daerah pengambilan sampel tanah yaitu berdasarkan perbedaan kelas
kemiringan lereng atau perbedaan unit lahan. Kemudian dilakukan pemboran
berdasarkan sistem grid.
2. Pengambilan sampel tanah untuk kebutuhan analisis kimia di laboratorium. Tanah
yang diambil dari profil dan pengeboran pada kedalaman 0-30 cm, 30-60 cm
masing-masing 2 kg, kemudian didekompositkan.
3. Dilakukan diskripsi profil tanah pada unit lahan P1 dan unit lahan P2 untuk
mengetahui perkembangan tanah, keadaan drainase tanah, kedalaman efektif serta
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Analisis Laboratorium
Sampel tanah yang dianalisa berasal dari lapangan kemudian dianalisa di Laboratorium yang meliputi sifat fisik dan kimia tanah. Sifat-sifat tanah ini baik fisik
maupun kimia berguna untuk mengkelaskan lahan berdasarkan kriteria kelas kesesuaian lahan menurut FAO (1976) dam Sys, dkk (1993), dan Sehgal (1996).
Analisis Kesesuaian Lahan
Untuk kesesuaian lahan untuk tanaman mangga (Mangifera spp), tanaman sirsak (Annona muricata L.)dan jambu mete (Anacardium occidentale L.) dievaluasi
dengan membandingkan karakteristik lahan dan persyaratan tumbuh tanaman yang ditentukan oleh FAO (1976) dam Sys, dkk (1993), dan Sehgal (1996), dengan menggunakan 4 kategori dan 5 derajat pembatas yaitu tanpa pembatas 0, sanpai
pembaras yang paling berat 4.
Sub kelas : menyatakan jenis faktor pembatas pada masing-masing kelas. Dalam satu sub-kelas dapat mempunyai lebih dari satu faktor pembatas, untuk itu pembatas yang
paling dominan diletakan di depan.
Paremeter yang Diamati
Paremeter yang diamati dibagi atas data yang diambil dilapangan dan hasil dataanalisa laboratorium.
Data Lapangan
- Temperatur, yaitu rata-rata temperatur (oC) tahunan Desa Rumah Pilpil
Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang yang diperoleh dari
BMG Sampali Medan selama 10 tahun terakhir dari tahun 1997-2006
- Ketersediaan air, yaitu curah hujan per tahun, yaitu besar curah hujan
dalam rata-rata > 10 tahun (mm) di Desa Rumah Pilpil Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deli Serdang yang diambil dari BMG Sampali
Medan
- Drainase tanah dengan penggalian profil tanah, yang berguna dalam
pengelolaan tanah.
- Kedalaman efektif (cm) dengan penggalian profil tanah pada
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
- Kemiringan lereng dengan menggunakan clinometer dan GPS.
Data Laboratorium
- Tekstur dengan metode hidrometer untuk mengetahui persen (%) dari
pasir,debu dan liat
- pH H2O dengan metode elektrometrik untuk mengetahui kemasaman tanah
- KTK dengan metode NH4Oac pH 7 untuk mengetahui banyaknya
kation-kation tukar dalam kompleks serapan.
- KB dengan metode (%) dengan metode ekstraksi 1N NH4Oac pH 7 untuk
mengetahui persen basa-basa tukar yaitu K, Na, Ca, Mg, Fe
- C-organik (%) dengan metode Walkley and Black.
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit
Kabupaten Deli Serdang, berjarak sekitar 50 Km dari kota Medan. Daerah ini berada
pada ketinggian 700-747 meter diatas permukaan laut, dengan luas wilayah sekitar
310 ha.
Desa Rumah Pilpil merupakan lokasi penelitian yang mudah dijangkau karena
berada pada lokasi yang strategis di mana di sebelah Utara berbatasan dengan
Kecamatan Pancur batu, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Barus Jahe,
sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sibiru-biru, sedangkan sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Kutalimbaru. Hal tersebut menyebabkan tersedianya
sarana dan prasarana yang memadai dalam hal perhubungan dan transportasi.
Fisiografi
Adapun fisiografi wilayahnya dominan berbukit dengan bentuk lereng yang
kompleks. Dalam arti relief makro landai hingga berbukit sedangkan relief mikro
berbuki ( 5%-13%).
Iklim
Iklim merupakan faktor penting yang mempengaruhi tanah maupun tanaman.
Faktor iklim yang paling penting adalah curah hujan dan temperatur yang keduanya
saling mempengaruhi. Lokasi penelitian ini termasuk daerah yang memiliki curah
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang sebesar 105,5 mm/tahun.
Sedangkan temperatur rata-rata sebesar 19,14 0C.
Geologi dan Hidrologi
Satuan peta lahan dan tanah (SPT) Desa Rumah Pilpil dominan terdiri atas
Dystrandepts dan cukup mengandung Hydrandepts. Tanah lokasi penelitian termasuk
tanah Inseptisol dan memiliki bahan induk Andesit yang subur karena mengandung
mika dan kaya kalium sebagai unsur makro.
Vegetasi dan Tata Guna Lahan
Pola penggunaan lahan di Desa Rumah Pilpil secara garis besar sudah
terpengaruhi oleh campur tangan manusia. Secara umum penggunaan lahannya
dipakai dalam bentuk kebun campuran. Selain itu terdapat juga penggunaan lahan
untuk perkebunan, persawahan, serta perkampungan. Vegetasi terdiri dari sebagian
besar tanaman buah dan sayuran seperti jeruk manis, pisang, kelapa, semak-semak,
dan lain-lain. Status kepemilikan tanah ada yang merupakan tanah negara, hak guna
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Hasil
Data Lapangan
Hasil pengamatan di lapangan pada kedua profil dapat dilihat pada Table 3.
Tabel 3: Hasil Pengamatan Lapangan dari Kedua Profil Profil Curah Hujan
(mm/tahun)
Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa curah hujan pada P1 dan P2
adalah sebesar 1020,2 mm/tahun, dengan temperatur 19,14oC dan kedalam efektif
pada P1 yaitu 90 cm dan P2 sebesar 135 cm. Drainase di kedua profil baik, dan
kemiringan lereng pada P1 sebesar 5% dan P2 sebesar 13%.
Sifat Kimia
Hasil analisa laboratorium untuk sifat kimia tanah antara lain pH, Kapasitas
Tukar Kation, Kejenuhan Basa, alkalinitas dan C-Organik dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4: Data Sifat Kimia Tanah Profil Kedalaman
Berdasarkan data didatas dapat diketahui bahwa pH pada P1 lebih tinggi bila
dibandingkan dengan pH yang ada pada P2 yaitu sebesar 6,69 sedangkan pada P2
hanya sebesar 6,37. Untuk nilai KTK pada P1 adalah 19,07 me/100 g tanah sedangkan
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
memiliki perbedaan yang signifikan yaitu 21,87 % pada P1 dan 20,53 % pada P2.
Nilai alkalinitas pada P1 adalah sebesar 0,89% dan pada 0,65 %. C-organik pada P1
sebesar 1,78 % sedangkan pada P2 sebesar 1,31%.
Sifat Fisik Tanah
Hasil analisis laboratorium untuk tekstur tanah untuk kedua profil dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5: Kelas Tekstur Tanah Profil Kedalam
Efektif (cm)
Kemiringan Lereng (%)
Fraksi Tanah Tekstur
Pasir (%)
Debu (%)
Liat (%)
P1 90 5 85,1 10,0 4,9 SL
P2 135 13 83,1 12,0 4,9 SL
Keterangan: SL= pasir berlempung
Dapat dilihat pada Tabel 5, baik pada P1 dan P2 yang paling mendominasi
adalah fraksi pasir, yaitu masing-masing 85,1 untuk P1 dan 83,1 untuk P2. Jadi dapat
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010. Evaluasi Kesesuaian Lahan
Data yang dibutuhkan untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman
mangga (Mangifera, spp), sirsak (Annona muricata L.) dan jambu mete (Anacardium
ocidentale L.) dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6: Karakteristik Tanah yang Digunakan untuk Evaluasi Lahan
Karakteristik Lahan Simbol P1 P2
Keadaan Iklim
- Kedalaman Efektif (cm)
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
1. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Mangga (Mangifera, spp)
Setelah membandingkan hasil pengamatan lapang dan analisa laboratorium
dengan kriteria tumbuh tanaman mangga ( Mangifera, spp ) diperoleh nilai kesesuian
pada Tabel 7
Tabel 7: Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Mangga (Mangifera, spp)
Karakteristik Lahan Simbol P1 P2
Keadaan Iklim
- Kedalaman Efektif (cm)
s
Derajat Pembatas Kelas Kesesuaian
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
2. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Sirsak (Annona muricata L.)
Setelah membandingkan hasil pengamatan lapang dan analisa laboratorium
dengan kriteria tumbuh tanaman sirsak ( Annona muricata L.) diperoleh nilai
kesesuian pada Tabel 8
Tabel 8: Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman sirsak (Annona muricata L.)
Karakteristik Lahan Simbol P1 P2
Keadaan Iklim
- Kedalaman Efektif (cm)
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
3. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jambu Mete (Anacardium ocidentale L.)
Setelah membandingkan hasil pengamatan lapang dan analisa laboratorium
dengan kriteria tumbuh tanaman jambu mete ( Anacardium ocidentale L.) diperoleh
nilai kesesuian pada Tabel 9
Tabel 9: Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman jambu mete(Anacardium occidental L.)
Karakteristik Lahan Simbol P1 P2
Keadaan Iklim
- Kedalaman Efektif (cm)
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Pembahasan
Pada Tabel 6 menunjukan bahwa curah hujan pada daerah penelitian adalah
1020,2 mm/tahun, data ini diperoleh selama 10 tahun terakhir dari daerah penelitian.
Temperature pada daerah penelitian adalah 19,140C. Nilai dari temperatur ini sesuai
untuk tanaman mangga dan jambu mete tetapi kurang sesuai dengan tanaman sirsak.
Nilai temperatur ini perlu diketahui untuk melihat kelembaban tanah dalam proses
perkecambahan biji. Faktor pengevaluasian lahan pada daerah penelitian adalah
kemiringan lereng. Terdapat dua jenis kemiringan lereng di daerah penelitian yaitu
5% (P1) dan 13%(P2). Berdasarkan FAO (1981) bahwa unit lahan 5% (P1) tersebut
dikelompokan dalam kelas A yaitu unit lahan datar – landai antara 0-8%, sedangkan
unit lahan 13 % (P2) dikelompokan dalam B yaitu unit lahan bergelombang-berbukit
antara 8-30%.
Pada Tabel 7 terlihat kelas kesesuaian lahan untuk tanaman mangga pada P1
( unit lahan 5%) adalah sedang sesuai ( S2csf) dengan faktor pembatas sedang yaitu
temperatur, kedalaman efektif dan kejenuhan basa. Faktor pembatas ini dapat diatasi
dengan melakukan penambahan bahan organik dan dengan cara pengapuran, hal ini
sangat sesuai dengan pernyataan Tan (1991) yang menyatakan bahwa pengapuran
merupakan cara yang umum dilkukan untuk meningkatkan kejenuhan basa. Faktor
pembatas lainnya seperti temperatur dan kedalaman efektif merupakan pembatas yang
sangat sulit untuk diperbaiki. Maka kesesuaian lahan potensial di P1 (unit lahan 3%)
untuk tanaman mangga menjadi S2cs.
Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman mangga pada P2 ( unit lahan 13%)
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
sedang yaitu temperatur, kemiringan lereng, dan kejenuhan basa. Temperatur pada P2
sebesar 19,140C, temperatur ini tidak sesuai dengan syarat tumbuh tanaman mangga.
Karena suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman mangga adalah 270C . Hal ini
sesuai dengan pernyataan Rukmana (1999) yang menyatakan bahwa suhu udara yang
ideal untuk tanaman mangga adalah 270C- 300C. Temperatur merupakan faktor
pembatas yang sulit untuk diperbaiki. Kejenuhan basa dapat diperbaiki dengan cara
penambahan bahan organik dan pengapuran. Kemiringan lereng dapat diatasi dengan
metode mekanik, seperti pembuatan teras dan tapak kuda. Maka keseuaian lahan
potensial untuk tanaman P2 (unit lahan 13%) menjadi S2c
Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa kelas kesesuaian lahan untuk tanaman sirsak,
baik pada P1 (unit lahan 5%) dan P2 (unit lahan 13%) adalah sama yaitu kurang
sesuai (S3c), dengan faktor pembatas berat pada keadaan iklim baik curah hujan
maupun temperatur. Curah hujan maupun temperatur merupakan faktor pembatas
yang sulit untuk diperbaiki. Curah hujan baik pada P1 dan P2 sebesar
1020,2mm/tahun, sedangkan curah hujan yang optimal untuk tanaman sirsak menurut
Sunarjo (2005) adalah sebesar 1500-3000 mm/tahun. Hal ini diduga karena tanaman
sirsak merupakan tanaman yang memerlukan penyinaran matahari yang lama ( long
day plant) sehingga proses transpirasi yang terjadi pada tanaman ini juga tinggi.
Untuk melaksanakan proses tersebut dibutuhkan jumlah air yang banyak. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Sunarjo yang mengatakan bahwa tanaman sirsak
membutuhkan sinar matahari sebanyak 50-70%. Oleh karena itu , ditempat yang
ternaungi oleh pohon besar tanaman sirsak akan berbuah lebih sedikit.
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jambu
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
sedang untuk keadaan iklim baik curah hujan dan temperatur dan kedalaman efektif.
Faktor pembatas curah hujan dan temperatur merupakan faktor pembatas yang sangat
sulit untuk diperbaiki.
Kesesuaian lahan untuk tanama jambu mete untuk P2 (unit lahan 13%) yang
dapat dilihat pada Tabel 9 yaitu sedang sesuai (S2ct), dengan faktor pembatas sedang
yaitu keadaan iklim dan kemiringan lereng. Kemiringan lereng dapat diatasi dengan
metode mekanik, seperti pembuatan teras dan tapak kuda. Kemiringan lereng perlu
diperhatikan, karena kemiringan lereng juga dapat mempengaruhi bahaya erosi pada
suatu bentang lahan, dan juga untuk pengelolaan lahan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Arsyad (1989) yang menyatakan bahwa kemiringan lereng, panjang dan
bentuk lereng mempengaruhu erosi dan aliran permukaan. Setelah dilakukan
perbaikan pada faktor pembatas maka kelas kesesuaian lahan pada P2 dapat naik satu
tingkat, maka kelas kesesuaian lahan potensial untuk tanaman jambu mete di P2 (unit
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman mangga ( Mangifera spp) pada P1
yaitu sedang sesuai (S2csf) dengan faktor pembatas sedang yaitu temperatur,
kedalaman efektif dan kejenuhan basa, dan pada P2 yaitu sedang sesuai (S2ctf )
dengan faktor pembatas sedang yaitu temperatur, kemiringan lereng dan
kejenuhan basa, dan kesesuaian lahan potensial untuk tanaman mangga pada P1
yaitu S2cs dan pada P2 yaitu S2c.
2. Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman sirsak ( Annona muricata L.) pada
P1 dan P2 yaitu kurang sesuai (S3c) dengan faktor pembatas berat yaitu keadaan
iklim dan kesesuaian lahan potensialnya yaitu pada baik pada P1 dan P2 yaitu
S3c.
3. Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman jambu mete (Anacardium
occidentale L.) pada P1 yaitu sedang sesuai (S2cs) dengan faktor pembatas
temperatur, kedalaman efektif, dan kejenuhan basa sedangkan pada P2 yaitu
sedang sesuai (S2ctf) dengan faktor pembatas temperatur, kemiringan lereng dan
kejenuhan basa dan kesesuaian lahan potensial untuk P1 adalah S2cs dan pada
P1 adalah S2c.
Saran
Perlu dilakukan upaya perbaikan yaitu pembuatan terrasering di Desa Rumah
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
pemberian bahan organik dan pengapuran untuk meningkatkan kejenuhan basa pada
ketiga jenis tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T. S.,1993. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya, Jakarta
Arsyad, S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor Press, Bogor
Buckman, H. O and N. C. Brady, 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman Bhatara. Karya Aksara Jakarta
Darmawidjaya, I., 1999. Klasifikasi Tanah, Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksanaan Pertanian di Indonesia. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta
Darwis, M., 2007. Jambu Mete (Anacardium occidentale L.). Ar-Rahmah, Bogor
FAO, 1981. http://www.iiasa.ac.at/Research/LUC/GAEZ/landres/terslopes.htm
Foth, H. D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan S. Adisoemarno, Erlangga, Jakarta
Guslim, 1996. Klimatologi Pertanian. Cetakan ke XI. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
Hakim, N.,M. Y. Nyakpa., A. M. Lubis., S. G. Nugroho., M. A. Diha., G. B. Hong.,
dan H. H. Bailey., 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung
Press, Lampung
Hardjowigeno, S., 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Presindo, Jakarta
Hardjowigeno, S., 1995. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta
Paimin, F., R., 2003. Bertanam Mangga Ala Petani Thailand. Penebar Swadaya, Jakarta
Poerwowidodo, 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Rajawali Press, Jakarta
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Rayes, M., 2006. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi. Yogyakarta
Ritung S., Wahyuno, Agus F., dan Hidayat. 2007. Evaluasi kesesuaian Lahan untuk Tanaman Mangga. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Center.
http://www.worldforestry.org/sea/publication/file/manual/pcf
Rukmana, R., 1999. Mangga, Budidaya dan Pascapanen. Kanisius, Jakarta
Sitanggang, M. 2002. Characterization and Classification of Soil in Westershed Area of Shikokpur, Gurgaon District (Harayana). Jurnal Penelitian Pertanian. Universitas Brawijaya
Sunarjo. H., 2005. Sirsak Srikaya, Budidaya untuk Menghasilkan Buah Prima. Penebar Swadaya, Jakarta
Sutedjo, M. M., dan A. G. Kartasapoetra, 1991. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta, Jakarta
Tan, K., H.,1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Terjemahan D. H. Geonadi. Universitas Gadja Mada Press, Yogyakarta
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Lampiran 1 : Data Suhu Udara di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.
Bulan/Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total Rataan
Januari 20,9 18,3 19,0 19,4 19,7 18,5 19,0 18,9 18,9 18,3 190.9 19.09
Februari 20,1 18,7 19,4 19,0 19,0 18,2 19,1 19,8 19,8 19,4 191,7 19,17
Maret 20,3 18,9 18,9 20,1 19,5 19,1 18,8 19,0 19,0 20,1 193.6 19,36
April 19,9 19,2 19,2 20,1 19,3 19,3 18,9 19,3 19,3 20,1 194,3 19,43
Mei 20,4 19.0 19,7 20,2 19,7 19,7 19,0 19,4 19.4 19,9 196,1 19,61
Juni 19,8 19,8 19,2 20,3 19,2 19,0 19,1 19,3 19,3 19,7 195,3 19,53
Juli 19,5 12,9 19,4 20,0 19,2 19,3 18,0 19,0 19,0 19,2 185,5 18,55
Agustus 20,3 18,9 19,6 19,3 19,1 19,0 19,1 19,0 18,2 19,8 192,0 19.20
September 19,0 19,1 19,6 19,0 18,3 19,6 18,0 18,9 18,9 18,4 189,0 18,90
Oktober 19,8 17,1 19,8 19,4 19,1 19,1 18,8 19,0 19,0 19,0 189,8 18,98
November 19,9 18,1 19,5 19,0 19,0 19,3 19,2 18,9 18,9 19,2 191,7 19,17
Desember 18,7 17,1 19,5 19,3 18,6 19,4 19,2 19,0 19,0 17,6 187,4 18,74
Total 238,60 217,1 233,8 235,1 229,70 229,5 226,20 229,5 228,9 230.7 2461.3 246.1
Rataan 19.8 18.09 19,4 19,59 19,14 19,13 18.85 19,1 19,08 19,23 205.11 19,14
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Lampiran 2 : Data Curah Hujan di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.
Bulan/Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total Rataan
Januari 91 55 87 67 65 69 96 230 110 196 1066 106.6
Februari 135 61 154 67 60 57 148 76 23 25 806 80.6
Maret 322 28 61 101 42 101 184 30 96 82 1053 105.3
April 81 46 186 74 85 77 96 121 125 205 1096 109.6
Mei 26 25 46 21 112 106 52 27 151 134 700 70
Juni 47 41 54 36 126 51 29 76 34 78 572 57.2
Juli 110 54 63 44 66 60 66 32 34 78 607 60.7
Agustus 186 77 84 43 102 152 37 46 67 128 922 92.2
September 62 97 24 85 156 259 210 194 115 134 1336 133.6
Oktober 186 41 119 22 120 262 64 178 189 313 1494 149.4
November 126 34 56 275 205 282 123 115 115 161 1492 149.2
Desember 110 - 232 50 123 174 83 80 80 384 1316 146.22
Total 1482 559 1166 885 1262 1656 1188 1205 1139 1918 12460 1260.6
Rataan 123.5 46.58 97,17 73.75 105,17 137,5 99 100.42 94.92 159,8 1038.3 105.05
Sumber : Badan Meterologi dan Geofisika, Sampali Medan
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Unit lahan Parameter Keterangan
SPT1
(unit lahan datar-landai)
Ketinggian tempat Kemiringan lereng (%) Drainase
Kedalaman efektif (cm)
747 meter dpl. 5 %
Baik 90 cm SPT2 (bergelombang-
berbukit)
Ketinggian tempat Kemiringan lereng (%) Drainase
Kedalaman efektif (cm)
745 meter dpl 13 %
Baik 135 cm
Lampiran 4 : Data Analisis Laboratorium Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.
Unit lahan Parameter Keterangan
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
(unit lahan berbukit) KTK (me/100 gr tanah) pH H2O
Kadar C-organik (%) Kejenuhan basa (%) ESP
19,07 6,69 1,78 21,87 0,89 SPT2 (unit lahan landai) Tekstur tanah
KTK (me/100 gr tanah) pH H2O
Kadar C-organik (%) Kejenuhan basa (%) ESP
Pasir berlempung 18,36
6,37 1,31 20,53 0,65
Lampiran 5 : Data Deskripsi Profil Tanah Pada Unit Lahan Landai (KL 5%) SPT2 di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.
Horison Kedalaman Keterangan
A1 11-32 cm Coklat gelap (10 YR 3/3), lembab, pasir
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
A2
AB
B1
C
32-52 cm
52-73 cm
73-115 cm 115-150 cm
drainase baik, gembur, beralih jelas dan nyata ke... Coklat gelap kekuningan (10 YR 4/4), pasir berlempung, lepas, gembur, perakaran banyak, drainase baik, beralih nyata landai ke...
Coklat agak kekuningan (10 YR 4/6), pasir berlempung, remah, gumpal bersudut, sedang, perakaran sedikit, tanpa bercak, beralih nyata datar ke...
Coklat kuning (10 YR 5/6), lembab, sedang, gumpal bersudut, sedang, teguh, dan rata ke...
Kuning kemerahan (10 YR 6/3), pasir berlempung, sedang, gumpal, sedikit batuan, teguh.
Lampiran 6 : Data Deskripsi Profil Tanah Pada Unit Lahan Berbukit (13%) SPT1 di Desa Rumah Pilpil Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Oa/Ap
A1
AB
B1
C
0-11 cm
11-32 cm
52-73 cm
73-115 cm
115-150 cm
Hitam (10 YR 2/2), pasir berlempung, remah butir, sedang, lemah, perakaran banyak tanpa bercak-bercak, tanpa karatan, drainase baik, beralih nyata datar ke...
Coklat gelap (10 YR 3/3), lembab, pasir berlempung, remah, halus, batuan tidak ada, drainase baik, gembur, beralih jelas dan nyata ke... Coklat agak kekuningan (10 YR 4/6), pasir berlempung, remah, gumpal bersudut, sedang, perakaran sedikit, tanpa bercak, beralih nyata datar ke...
Coklat kuning (10 YR 5/6), lembab, sedang, gumpal bersudut, sedang, teguh, dan rata ke...
Kuning kemerahan (10 YR 6/3), pasir berlempung, sedang, gumpal, sedikit batuan, teguh.
Marthina Nadapdap : evaluasi kesesuaian lahan di desa rumah pilpil kec. Sibolangit kab. Deli serdang untuk tanaman mangga (Mangifera spp), Sirsak (Annona muricata L.) Dan Jambu Mete (Anacardium occidentale L.), 2010.
Lampiran 7 : Kriteria untuk evaluasi lahan untuk tanaman Mangga (Mangifera spp) menurut Sys,dkk 1993
Karakteristik lahan Drajat Pembatas dan Kelas Kesesuaian Lahan
0 1 2 3 4 5
Sifat Fisik tanah (s)
Tekstur
Sumber: Sys, dkk, 1993. Land Crop Requirements Part III