• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pengenaan Pajak Reklame Pada Dinas Pendapatan Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prosedur Pengenaan Pajak Reklame Pada Dinas Pendapatan Kabupaten Langkat"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

PROSEDUR PENGENAAN PAJAK REKLAME PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN LANGKAT

O L E H

Nama : RINA KHAIRIJA SIREGAR Nim : 062600074

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menamatkan Studi pada Program Diploma III

Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PKLM INI DISETUJUI UNTUK DIPERSENTASEKAN

OLEH :

NAMA : RINA KHAIRIJA SIREGAR

NIM : 062600074

PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI PERPAJAKAN

JUDUL : PROSEDUR PENGENAAN PAJAK REKLAME PADA

DINAS PENDAPATAN KABUPATEN LANGKAT

Ketua Dosen Pembimbing Supervisor

Program Diploma III Lapangan

Administrasi Perpajakan

Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.Si Indra Efendi Rkt S,Sos Abdul Haris Lbs,SE, M.Si

NIP. 131 930 631 NIP. 400 039 570

Dekan

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillarahmanirahim, Allhamdulillahi Rabbil Alamin. Puji dan syukur

penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan Karunia-Nya yang telah Ia curahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini,

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Program Studi Diplolma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(4)

Penulis juga banyak dibantu oleh berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghantarkan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada : 1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Social dan

Ilmu Politik.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, selaku Ketua Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Segenap civitas akademik Fakultas Ilmu Social dan Ilamu Politik, khususnya pegawai Program Diploma III Administrasi Perpajakan beserta Bapak / Ibu Dosen serta staf pengajar di jurusan Adminstrasi Perpajakan Program Diploma III yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang berguna selama penulis berada dibangku perkuliahan.

4. Bapak Drs. H. Asrin Naim selaku kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat yang telah memebrikan kesempatan kepada penulis untuk dapat mengadakan riset pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.

5. Bapak Abdul Haris Lubis, SE selaku Subag Keuangan yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan riset.

(5)

7. Teristimewa rasa hormat dan terima kasi yang sebesar – besarnya penulis sampaikan kepada yang tersayang orang tua penulis, Khairil Siregar dan Jannah dan juga adik – adikku, Hafni Khairani Siregar, Dina Kholida Siregar, Hadratul A`mal Siregar yang telah banyak memeberikan dukungan baik material dan moril dan mencurahkan kasih sayang kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tugas akhir.

8. Teman – teman perkuliahan penulis yang sama – sama berjuang untuk tugas akhir kita ini Semangat…..!!! pasti kita bisa.

9. Teman – teman Tax Center : Sofi, Kharisma, Audri yang selalu membangkitkan semangat dalam mengerjakan tugas akhir ini.

10. Buat abang – abang kelas ku bang Kiat yang selalu memeberikan masukan untuk tugas akhir penulis dan teristimewa Bang Dani yang sudah selalu menyediakan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

11. Adik – adik kelas ku yang selalu ada disaat senang – senang aja. Agung, Fadly, Bayu, Heru, Andri (semangat terus ya…!!!biar cepat tamat, jangan main - main). 12. Teman – teman SMA penulis yang selalu mendo`akan dan memberikan saran

(walau pun dari kejauhan) penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

(6)

Akhirnya penulis berharap agar tugas akhir ini dapat memberi manfaat bagi pembacanya khusunya bagi mahasiswa Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juni 2009 Hormat Penulis

(7)

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR BAGAN DAN TABEL………. vii

DAFTAR LAMPIRAN………. viii

BAB I PENDAHULUAN

F. Sistematika Penulisan Laporan PKLM……… 8

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kabupaten Langkat………... 10

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat…… 11

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi………... 14

D. Tata Kerja……….. 32

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME A. Ketentuan Umum………. 35

B. Objek Pajak Reklame dan Subjek Pajak Reklame………... 36

a. Objek Pajak Reklame………... 36

(8)

C. Tata Cara Perhitungan dan Penetapan Pajak ………... 37

D. Cara Perhitungan ………. 39

E. Tata Cara Pembayaran Pajak Reklame………. 40

F. Tata Cara Penagihan Pajak Reklame……… 42

G. Tata Cara Perolehan Izin Reklame………... 43

H. Sanksi – Sanksi………. 49

BAB IV ANALISA EVALUASI DATA A. Dasar Penetapan Penganaan Pajak Reklame……… 51

B. Koordinasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dengan Instansi Lain………. 54

C. Jumlah Wajib Pajak Reklame Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat ……….. 55

D. Kontribusi Pajak Reklame dalam Meningkatkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Langkat……….. 57

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan……… 58

B. Saran……….. 59 DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap warga negara mampunyai tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur serta merta. Upaya dalam mewujudkan tujuan tersebut diperlukan dana yang cukup besar yang tentunya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Salah satunya dari sektor pajak, yang mana pada masa sekarang ini kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak sedangkan kita ketahui bersama bahwa pajak itu memiliki peranan yang cukup besar atau sumber pendapatan negara yang utama.

(10)

pemerintah daerah diharapkan menjadi suatu pemerintahan yang mandiri dan mampu menjadi daerah yang otonom (Kurniawan; 122; 2005).

Untuk mewujudkan peraturan di atas tentu memerlukan waktu. Sumber daya manusia yang berkualitas dan dana yang cukup besar pula. Besarnya dan tentunya tergantung kepada PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang setiap daerahnya tidak sama. Menurut buku Undang – Undang No. 32 dan 33 tentang pemerintahan daerah dan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pendapatan asli daerah merupakan salah satu modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah.

Demikian juga dengan Kabupaten Langkat yang sebagian besar pendapatan aslinya berasal dari pajak daerah pada setiap tahunnya selalu berusaha untuk dapat mencapai target dan meningkatkan penerimaan pajak daerah melalui berbagai cara. Pajak reklame salah satu pajak daerah yang besar dan dikelola di Kabupaten Langkat.

Menurut buku kumpulan peraturan tentang otonomi daerah (361; 2002), pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame dan yang nenjadi objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame serta yang menjadi subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau melakukan pemesanan reklame, sedangkan dalam pajak reklame tersebut harus diketahui apa yang menjadi dasar pengenaan pajak reklame yang berlaku di Kabupaten Langkat.

(11)

lapangan pekerjaan yang bertujuan untuk melatih mahasiswa agar lebih mengenal situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri. Dari uraian tersebut dan atas pertimbangan tersebut penulis bermaksud untuk membuat suatu laporan yang berjudul “PROSEDUR PENETAPAN PENGENAAN PAJAK REKLAME PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN LANGKAT”.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI Praktek kerja lapangan mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa yang akan menyelesaikan program studi begitu juga pada Program Studi D-III Administrasi PerPajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

1. Tujuan penulis melakukan PKLM adalah:

a. Untuk mengetahui apa yang menjadi dasar penetapan pengenaan pajak reklame.

b. Untuk mengetahui besarnya tarif pajak reklame di Kabupaten Langkat. c. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak reklame dalam

meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah. 2. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

(12)

1. Bagi Mahasiswa

a. Mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama perkuliahan kedalam dunia kerja.

b. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan pada Dispenda Kabupaten Langkat.

c. Mengetahui situasi dunia kerja yang sebenarnya.

d. Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang perpajakan khususnya tentang pajak reklame.

e. Untuk meningkatkan prestasi dan untuk mengembangkan kemampuan berfikir mahasiswa Administrasi Perpajakan melalui laporan tugas akhir.

f. Untuk belajar perilaku baru, soal keahlian dalam bekerja dan bagaimana membina tim kerja yang baik dengan rekan-rekan.

2. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

(13)

3. Bagi Prodip III Administrasi Perpajakan FISIP USU

a. Guna meningkatkan atau memperluas wawasan serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan Mahasiswa dalam menerapkan ilmunya khususnya di bidang perpajakan.

b. Memberikan uji yang atas disiplin ilmu dan kurikulum yang telah ditetapkan.

c. Membuka interaksi antara Dosen dan Instansi yang bersangkutan khususnya Dinas Pendapatan Kabupaten Langkat.

d. Mempromosikan Sumber Daya Manusia yang ahli dalam bidangnya. e. Memperbaiki pandangan masyarakat terhadap Sumber Daya

Mahasiswa yang dihasilkan dari Lembaga Pendidikan Nasional khususnya USU dan meningkatkan dukungan masa depan alumni.

C. RUANG LINGKUP PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam hal ini penulis melakukan PKLM pada Dinas Pendapatan Kabupaten Langkat pada seksi yang berhubungan dengan pajak reklame untuk memperoleh data dan informasi mengenai:

a. Dasar penetapan pengenaan pajak reklame.

(14)

D. METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Adapun sumber-sumber data yang diperlukan penulis mendukung pembuatan laporan ini adalah:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini melakukan berbagai persiapan dimulai dari penentuan tempat PKLM mencari bahan untuk pembuatan proposal hingga konsultasib dengan pihak dosen.

2. Studi Literatur

Penulis mencari sumber bacaan seperti buku, internet maupun peraturan perundang-undangan daerah.

3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan observasi lapangan di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat. Dalam observasi penulis memberikan surat untuk melakukan PKLM dan melakuakn pengamatan terhadap data yang diperlukan. 4. Pengumpulan Data

(15)

5. Analisa dan Evaluasi Data

Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul, maka penulis melakukan analisis dan evaluasi terhadap data-data atau keterangan yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain:

a. Interview

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pegawai Dispenda yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi yang dibutuhkan dalam menyusun laporan.

b. Observasi

Yaitu studi yang dilakuakn dengan mengamati langsung atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap fenomena yang menjadi objek penelitian yaitu dasar penetapan pengenaan pajak reklame.

c. Dokumentasi

(16)

F. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

Adapun yang menjadi sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat PKLM, ruang lingkup, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi serta gambaran data pegawai.

BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME

(17)

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang data-data yang telah dikumpulkan melalui analisis dan evaluasi selama masa penelitian khususnya yang menjadi dasar penetapan pengenaan pajak reklame. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan dan saran mengenai objek PKL.

(18)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT

A. SEJARAH SINGKAT DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT

(19)

B. STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT

Dinas Pendapatan Daerah adalah unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam menjalankan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Pendapatan Daerah Langkat dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang membawahi 1 Sekretaris, 3 Kepala Bidang, 9 Kepala Seksi dan 2 Kepala Sub Bagian: 1. Sekretariat yang membawahi 2 Sub Bagian yaitu :

a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan

2. Bidang Pendataan dan Penetapan yang membawahi 3 Seksi yaitu : a. Seksi Pendataan

b. Seksi Perhitungan c. Seksi Penetapan

3. Bidang Penagihan yang membawahi 3 Seksi yaitu : a. Seksi Penagihan Pajak

b. Seksi Penagihan Retribusi

(20)

4. Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan yang membawahi 3 Seksi yaitu: a. Seksi Perencanaan

b. Seksi Pengendalian Operasional c. Seksi Pembukuan dan Pelaporan

Disamping Jabatan Struktural diatas dalam usaha untuk mengoptimalkan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat membentuk 20 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan.

Sumber Daya Manusia

Jumlah SDM per 31 Desember 2008 untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat adalah sebanyak 236 orang.

Komposisi SDM tersebut berdasarkan fungsional jabatan, yaitu :  Pejabat Struktural : 39 orang

 Pejabat Fungsional : 2 orang  Pelaksana Administrasi : 195 orang +

(21)

Komposisi SDM tersebut berdasarkan strata pendidikan, yaitu :  Strata III : - orang

 Strata II : 2 orang  Strata I : 30 orang  D-3 : 5 orang  SMU : 167 orang  SLTP : 16 orang  SD : 16 orang +

Jumlah : 236 orang

Komposisi SDM tersebut berdasarkan golongan, yaitu :  Golongan IV : 5 orang

 Golongan III : 71 orang  Golongan II : 134 orang  Golongan I : 13 orang  Tenaga Honor : 13 orang +

(22)

C. URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sebagaimana kita ketahui bahwa Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang Pendapatan Daerah serta tugas – tugas lain yang diserahkan oleh Bupati.

Selain itu, Dinas Pendapatan Daerah juga mempunyai fungsi yang harus dilaksanakan guna membantu tugas pokoknya sesuai dengan Peraturan Bupati Langkat Nomor 40 Tahun 2008 yaitu :

a. Melakukan perumusan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan, koordinasi teknis dibidang pendapatan daerah dan tugas – tugas lain yang diserahkan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

b. Melakukan tugas perencanaan dan pengendalian operasional dibidang pendataan, penetapan, penagihan dan pembukuan pelaporan penerimaan atas Pajak, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya.

c. Membantu melakukan pendataan objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dilaksanakan oleh Jajaran Direktur Jenderal Pajak dalam hal menyampaikan dan menerima kembali Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP).

(23)

e. Melaksanakan penyuluhan mengenai Pajak, Retrubusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya.

f. Mengkoordinir Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dikelola oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya.

g. Menerima, menghimpun, menyetorkan seluruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke Kas Daerah.

h. Melaporkan seluruh Pendapatan Daerah setiap bulannya kepada Bupati.

i. Melakukan tugas kesekretariatan dan penatausahaan keuangan Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) Dinas Pendapatan Daerah.

(24)

Kepala Dinas Tugas Pokok

Kepala Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan, mengendalikan kegiatan, dibidang pendapatan daerah serta tugas pembantuan yang ditetapkan oleh Bupati.

Sekretariat Tugas Pokok

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi, menghimpun laporan dari bidang – bidang, melaksanakan kegiatan urusan umum, penatausahaan keuangan, pengelolahan benda berharga, urusan kepegawaian Dinas Pendapatan Daerah.

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka sekretariat juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Melakukan tugas umum, perlengkapan dan perawatan. b. Melakukan tugas kepegawaian.

c. Melakukan pembinaan organisasi.

(25)

e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang langkah – langkah yang perlu diambil dalam bidang umum dan kepegawaian.

f. Menyiapkan Renstra, Renja dan Lakip Dinas Pendapatan Daerah.

Kepala Sub Bagian Umum Tugas Pokok

Sub Bagian Umum menpunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, rumah tangga, gaji pegawai, perjalanan dinas, pengadaan, pembinaan dan penataan organisasi, menghimpun perencanaan melaksanakan evaluasi akuntabilitas kinerja, membuat laporan, pemeliharaan perlengkapan dan pengolahan benda berharga.

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Sub Bagian Umum juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Melaksanakan urusan umum, perlengkapan dan perawatan. b. Melaksanakan urusan kepegawaian.

c. Melaksanakan urusan pengolahan benda berharga. d. Melaksanakan pembinaan organisasi.

(26)

f. Menyiapkan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja) dan Laporan Kinerja (Lakip) Dinas Pendapatan Daerah.

Kepala Sub Bagian Keuangan Tugas Pokok

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Sub Bagian Keuangan juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran – Langsung (SPP – LS) pengadaaan barang dan jasa.

b. Melakukan verifikasi Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan menyiapkan Surat Perintah Membayar (SPM).

c. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan.

d. Melakukan akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

(27)

Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan Tugas Pokok

Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pendaftaran, pendataan objek dan subjek pajak dan distribusi, perhitungan dan penetapan pajak daerah dan retribusi

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Bidang Pendataan dan Penetapan juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Melakukan pendaftaran dan pendataan Wajib Pajak dan Wajib Retribusi dalam upaya peningkatan pendapatan daerah.

b. Melaksanakan perhitungan dan penetapan jumlah pajak dan retribusi daerah dan mendistribusikan serta menatausahakannya.

c. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang langkah – langkah yang perlu diambil dalam bidang pendataan dan penetapan.

(28)

Kepala Seksi Pendataan Tugas Pokok

Seksi Pendataan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan retribusi daerah serta pendataan objek pajak dan retribusi daerah

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Seksi Pendataan juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Melakukan pendaftaran wajib pajak daerah dan wajib retribusi daerah melalui formulir pendaftaran serta menghimpun dan mengelola data objek dan subjek pajak dan retribusi daerah melalu formulir Surat Pemberitahuan (SPT) serta pemeriksaan lokasi atau lapangan.

b. Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) dan Nomor Pokok Wajib Retribusi Daerah (NPWRD).

(29)

Kepala Seksi Perhitungan Tugas Pokok

Seksi Perhitungan mempunyai tugas melaksanakan perhitungan jumlah pajak dan retribusi daerah yang terhutang serta menghitung besarnya angsuran atas permohonan wajib pajak dan wajib retribusi daerah.

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Seksi Perhitungan juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Melakukan perhitungan besarnya pajak dan retribusi daerah.

b. Melakukan perhitungan jumlah angsuran yang disetujui atas permohonan Wajib Pajak dan Wajib Retribusi Daerah.

c. Melakukan perhitungan pengurangan ketetapan pajak dan retribusi daerah atas permohonan wajib pajak dan retribusi daerah.

Kepala Seksi Penetapan Tugas Pokok

(30)

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Seksi Penetapan juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak dan Retribusi Daerah. b. Mendistribusikan Surat Ketetapan Pajak dan Retribusi Daerah.

c. Menyiapkan dan memelihara daftar himpunan ketetapan pajak dan retribusi daerah.

d. Menyiapkan laporan perkembangan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) setiap bulannya.

Kepala Bidang Penagihan Tugas Pokok

Bidang Penagihan mempunyai tugas melaksanakan penagihan pajak dan retribusi daerah serta melakukan koordinasi dan konsultasi tentang pendapatan daerah yang berasal dari dana perimbangan serta lain – lain pendapatan daerah yang sah.

Fungsi

(31)

a. Melakukan kegiatan penagihan pajak dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Melakukan pelayanan keberatan dan permohonan banding sesuai dengan batas kewenangan.

c. Mengumpulkan dan mengelola sumber – sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) lainnya, diluar pajak dan retribusi daerah.

d. Membantu menyalurkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) PBB yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak.

e. Membantu melaksanakan pendataan serta vertifikasi objek dan subjek PBB. f. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pemerintah propinsi tentang bagi

hasil pajak dari proponsi.

g. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pemerintah pusat tentang dana perimbangan.

h. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang langkah – langkah yang perlu diambil dalam bidang penagihan.

(32)

Kepala Seksi Penagihan Pajak Tugas Pokok

Seksi Penagihan Pajak mempunyai tugas melaksanakan penagihan pajak daerah yang melampaui batas waktu, jatuh tempo, melayani keberatan dan permohonan pengurangan.

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Seksi Penagihan Pajak juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Melakukan kegiatan penagihan pajak daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Melakukan pelayanan keberatan dan permohonan banding sesuai dengan batas kewenangannya.

(33)

Kepala Seksi Pengihan Retribusi Tugas Pokok

Seksi Penagihan Retribusi mempunyai tugas melaksakan penagihan retribusi daerah yang melampaui batas waktu, jatuh tempo, melayani keberatan dan permohonan pengurangan.

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Seksi Penagihan Retribusi juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Melakukan kegiatan penagihan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Melakukan pelayanan keberatan dan permohonan banding sesuai dengan batas kewenangannya.

c. Melakukan pencatatan dalam Buku Kendali terhadap semua jenis pungutan yang telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).

Kepala Seksi Penerima Dana Perimbangan Tugas Pokok

(34)

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Seksi Penerimaan Dana Perimbangan juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi serta menatausahakan penerimaan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum(DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) serta lain – lain pendapatan daerah yang sah.

b. Membantu menyalurkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) PBB yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak.

c. Menatausahakan jumlah ketetapan PBB berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPT) dan Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) PBB. d. Membantu melaksanakan pendataan serta vertifikasi objek dan subjek PBB. e. Membantu melaksanakan penagihan aktif PBB.

Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan Tugas Pokok

(35)

penggalian peningkatan pendapatan daerah serta pelaporan mengenai realisasi Penerimaan Asli Daerah (PAD) serta penerimaan daerah lainnya.

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Melakukan perencanaan, pembinaan teknis pemungutan, pemantauan, evaluasi terhadap Pendapatan Asli Daerah dan pendapatan daerah lainnya yang sah. b. Melaksanakan pembinaan teknis operasional kepada setiap unit kerja daerah

yang melaksanakan pemunguntan pajak daerah, retribusi daerah dan Pendapatan Asli Daerah serta pendapatan daerah lainnya yang sah.

c. Meyiapkan laporan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan daerah lainnya yang sah.

d. Melakukan koordinasi dengan instansi vertical dan dinas lainnya tentang penerimaan asli daerah.

e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang lagkah – langkah yang perlu diambil dalam bidang perencanaan, pengendalian dan pelaporan.

(36)

Kepala Seksi Perencanaan Tugas Pokok

Seksi Perencanaan mempunyai tugas menyusun rencana pendapatan daerah, rencana intensifikasi pungutan pendapatan daerah dan merumuskan naskah rencana pengaturan daerah dan keputusan kepala daerah tentang pajak dan retribusi daerah dan pendapatan dareah lainnya yang sah.

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Seksi Perencanaan juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Melakukan perencanaan terhadap penerimaan pajak dan retribusi daerah, serta pendapatan daerah lainnya.

b. Melaksanakan koordinasi dengan instansi vertikal dan dinas lainnya tentang Penerimaan Asli Daerah (PAD).

(37)

Kepala Seksi Pengendalian Organisasi Tugas Pokok

Seksi Pengendalian Organisasi mempunyai tugas memantau, evaluasi pelaksanaan teknis pemungutan pajak dan retribusi daerah pendapatan daerah lainnya yang sah.

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Seksi Pengendalian Organisasi juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Melakukan pembinaan teknis pemungutan, pemantauan, evaluasi terhadap pungutan pajak dan retribusi daerah serta pungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD) lainnya yang sah.

b. Melaksanakan pembinaan teknis operasional pungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pendapatan daerah lainnya yang sah.

(38)

Kepala Seksi Pembukuan dan Pelaporan Tugas Pokok

Seksi Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pembukuan, pencatatan mengenai penetapan dan penerimaan dari pungutan dan pembayaran dan penyetoran pendapatan daerah serta menyiapkan laporan mengenai realisasi penerimaan dan tunggakan pendapatan daerah.

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Seksi Pembukuan dan Pelaporan juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Melaksanakan pencatatan mengenai penetapan dan penerimaan pajak dan retribusi daerah kedalam kartu jenis pajak dan retribusi dan kartu Wajib Pajak dan Wajib Retribusi daerah serta penerimaan daerah lainnya.

b. Menyiapkan laporan realisasi penerimaan pendapatan daerah.

c. Membuat daftar tunggakan pajak dan retribusi daerah berdasarkan ketetapan yang diterbitkan.

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

(39)

Dinas (UPTD) Pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala UPTD Pendapatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan dan Serta operasional di koordinasi oleh Camat.

Tugas Pokok

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan dalam bidang pendapatan daerah di kecamatan serta tugas – tugas lain yang diserahkan oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah

Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, maka Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Membantu melaksanakan pendaftaran, pendataan pajak dan retribusi daerah yang berkoordinasi dengan bidang pendataan dan penetapan.

b. Membantu menyampaikan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) kepada Wajib Pajak dan Wajib Retribusi dan bertanggung jawab atas penyampaian tersebut.

(40)

d. Melakukan pemungutan pajak dan retribusi daerah dan pendapatan lainnya serta menyetorkan ke BKP Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku.

e. Melaksanakan pembukuan dan pelaporan atas penerimaan dan penyetoran pajak dan retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya serta Pajak Bumi Bangungan (PBB) setiap bulannya.

f. Mengkoordinir pemungutan Pajak Bumi Bangunan (PBB) pedesaan dan perkotaan yang dilaksanakan oleh Kepala Desa / Kelurahan.

g. Melaporkan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Bumi Bangunan (PBB) setiap minggu dan akhir bulan.

h. Memelihara inventaris aset Dinas Pendapatan Daerah yang ada di kecamatan. i. Melakukan koordinasi teknis dengan Camat dan instansi lainnya di kecamatan.

D. TATA KERJA

(41)

Dalam rangka koordinasi dan pemberian bimbingan kepada bawahan, setiap pimpinan unit kerja mengadakan rapat berkala. Setiap pimpinan unit organisasi di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala kepada atasannya.

(42)

Kepala Dinas

Bidang Pendataan & Penetapan

Bidang Penagihan Bidang Perencanaan,

Pengendalian &

Sub Bag Umum Sub Bag Keuangan

Unit Pelaksana Teknis Dinas

(43)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME

A.KETENTUAN UMUM

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, pengertian Pajak Daerah yang selanjutnya disebut dengan pajak, yang dimaksud dengan pajak disini adalah Iuran Wajib yang dilakukan oleh Orang Pribadi atau Badan Kepala Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan Peraturan Perundang – Undangan yang berlaku, yang dugunakan untuk membiayai penyelenggarakan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah.

Menurut Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pajak Reklame adalah benda, alat atau perbuatan yang menurut bentuk dan atau corak ragamnya dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau seorang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau seseorang yang diselenggarakan/ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum.

(44)

untuk mengelola izin reklame, mengatur letak, bentuk dan penempatan rekalame untuk sarana dan dekorasi kota ditinjau dari teknis keindahan. Keputusan Bupati Nomor 10 Tahun 2002 tentang perencanaan nilai titik strategis, nilai titik simpul dan nilai jual objek pajak reklame yang merupakan perhitungan nilai sewa sebagai Dasar Pengenaan Pajak Reklame.

B.OBJEK PAJAK REKLAME DAN SUBJEK PAJAK REKLAME

Menurut Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pajak Reklame yang dimaksud dengan :

a. Objek Pajak Reklame

Yang merupakan Objek Pajak Reklame adalah setiap benda, alat perbuatan yang menurut susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, yang dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang.

Yang tidak termasuk Objek Pajak Reklame adalah penyelenggara reklame oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

b. Subjek Pajak Reklame

(45)

Sedangkan yang dimaksud Badan di atas adalah suatu bentuk usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer serta Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi Dana Pensiun, Bentuk Usaha Tetap (BUT) serta bentuk usaha lainnya.

C.TATA CARA PERHITUNGAN DAN PENETAPAN PAJAK

1. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD) Kepala Daerah atau Pejabat menetapkan pajak terhutang dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).

2. Apabila Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) tidak atau kurang bayar setelah lewat paling lama 30 hari sejak Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKDP) diterima, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% sebulan dan ditagih dengan menerbitkan Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD).

3. Wajib pajak yang membayar sendiri, Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD) digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri yang terhutang.

(46)

5. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) diterbitkan apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terhutang atau kurang bayar, dikenakan saksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dihitung dari pajak kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terhutangnya pajak.

6. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dan telah ditegur secara tertulis, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari pokok pajak yang kurang atau terlambat untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terhutangnya pajak.

7. Apabila kewajiban mengisi Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD) tidak dipenuhi, pajak yang terhutang secara jabatan dan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 25% dari pokok pajak ditambah senksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terhutangnya pajak.

(47)

9. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN) diterbitkan apabila jumlah pajak yang terhutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terhutang dan tidak ada kredit pajak.

10. Apabila kewajiban membayar pajak terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT) tidak atau tidak sepenuhnya dibayar dalam jangka waktu yang telah ditentukan, tagihan dengan menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) sebulan.

11. Penambahan jumlah pajak yang terhutang tidak dikenakan pada wajib pajak, apabila melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.

D.CARA PERHITUNGAN

Adapun tarif yang dikenakan untuk Pajak Reklame adalah 25%. Sedangkan cara perhitungan Pajak Reklame adalah :

NJOP = Ukuran Reklame x Jenis Reklame x Waktu Pemasangan Reklame Contoh :

(48)

Ukuran Reklame : 3m x 6m = 18 m2 Reklame Billlboard : Rp 30.000,-

Maka NJOP adalah :

NJOP = Ukuran Reklame x Jenis Reklame x Waktu Pemasangan Reklame = 18 m2 x Rp 30.000,- x 14 hari

= Rp 7.560.000,-

Maka besarnya Pajak Reklame yang dikenakan adalah sebesar : = NJOP x Tarif

= Rp 7.560.000,- x 25% = Rp 1.890.000,-

Maka Pajak Reklame sebesar Rp 1.890.000,- inilah yang akan disetorkan kepada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.

E.TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK REKLAME

(49)

2. Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah selambat – lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Bupati.

3. Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD).

4. Pembayaran pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas.

5. Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur pajak terutang dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.

6. Angsuran pembayaran pajak harus dilakukan secara teratur dan berturut – turut dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua prsen) sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar.

7. Kepala Daerah dapat memberikan persetujaan kepada Wajib Pajak untuk menunda pembayaran sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua prsen) sebulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang bayar.

(50)

9. Setiap pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan.

10. Bentuk, jenis, isi dan ukuran tanda bukti pembayaran dan buku penerimaan pajak ditetapkan oleh Kepala Daerah.

F. TATA CARA PENAGIHAN PAJAK REKLAME

1. Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.

2. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis, wajib pajak harus melunaskan pajak yang terhutang.

3. Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk untuk itu.

4. Apabila jumlah pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa. 5. Pejabat menerbitkan Surat Paksa setelah lewat 21 hari sejak tanggal Surat

(51)

6. Apabila pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka wantu 1 x 24 jam sesuai tanggal pemberitahuan surat paksa, pejabat segera menerbitkan surat perintah melaksanakan penyitaan.

7. Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak belum juga melunasi hutang pajaknya, setelah lewat 10 hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan, pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.

8. Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam dan tempat pelaksanaan lelang, juru sita memberitahukan dengan cara tertulis kepada wajib pajak.

9. Bentuk, jenis dan isi formulir yang digunakan untuk pelaksanaan penagihan pajak daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah.

G.TATA CARA PEROLEHAN IZIN REKALAME.

1. Setiap penyelenggaraan reklame harus terlebih dahulu mengajukan permohonan izin secara tertulis dalam bentuk formulir kepada Bupati Kabupaten Langkat dan Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Langkat.

(52)

Pengajuan Izin Reklame harus melampirkan persyaratan – persyaratan sebagai berikut :

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai permohonan perorangan. 2. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), bagi permohonan atas nama

badan.

3. Gambaran konstruksi bagunan reklame. 4. Gambaran lokasi.

5. Surat pernyataan bertanggung jawab dari pemohon apabila terjadi sesuatu (patah atau tumbang) terhadap reklame yang berdiri diatas gedung.

Permohonan Izin Reklame tersebut diajukan dengan mencantumkan data – data :

1. Nama dan Alamat Wajib Pajak. 2. Ukuran Reklame.

(53)

Permohonan Izin tersebut wajib diteliti oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah, melalui aspek :

1. Keamanan dan Ketertiban Umum. 2. Kesopanan.

3. Kesusilaan. 4. Keagamaan. 5. Keindahan.

6. Lingkungan hidup.

Permohonan yang diajukan tersebut kemudian diproses oleh Dinas Pendapatan Daerah dengan melakukan survey ke lokasi yang dimohon, untuk melihat secara langsung apakah lokasi yang dimohon layak untuk dipasang reklame atau tidak. Berdasarkan hasil survey, ternyata lokasi yang dimohon tidak memungkinkan untuk dipasang reklame, maka pihak Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat akan menerbitkan Surat Penolakan dan menyarankan kepada wajib pajak untuk mencari lokasi lain yang memunginkan.

(54)

tersebut ke Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat untuk diproses penerbitan izin. Setelah izin tersebut barulah Wajib Pajak (WP) dapat memasang reklamenya.

Permohonan Izin Reklame ditolak apabila : a. Tidak memenuhi ketentuan yang telah ditentukan.

b. Tempat penyelanggarakan reklame yang dimohonkan tidak pada lokasi yang diperoleh dan atau yang ditetapkan untuk itu.

c. Rekomendasi penolakan Dinas teknis terkait yaitu Dinas Pekerja Umum.

Pembongkaran Reklame apabila :

a. Pembongkaran reklame harus dilakukan oleh pemegang izin/penyelenggara reklame dalam waktu 14 hari terhitung mulai dari tanggal berakhir dan atau dicabutnya izin.

(55)

Izin diterbitkan oleh Kepala Dinas setelah permohonan izin melunasi pajak reklame ke Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dengan menunjukkan bukti pelunasan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) :

a. Nama berlakunya izin paling lama untuk jangka waktu 1 (satu) tahun

b. Izin dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan perpanjangan izin kepada Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah.

Penyelenggara Reklame perorangan atau badan hukum yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak yang menjadi tanggungannya. Yang bertanggung jawab atas pengurusan izin adalah :

a. Untuk perorangan adalah orang yang bersangkutan atau kuasanya. b. Untuk badan adalah pengurus atau kuasanya.

Pemegang Izin Wajib :

1. Menyusun naskah reklame dalam Bahasa Indonesia dengan mempergunakan huruf cetak dan apabila dipandang perlu dapat menambah naskah dengan Bahasa Asing yang ditempatkan disamping atau dibawah naskah Bahasa Indonesia.

(56)

3. Memelihara atau merawat supaya benda – benda, alat – alat yang dipergunakan untuk reklame selalu dalam keadaan baik.

4. Menempatkan tanda berupa plat dan atau tanda – tanda lain yang ditetapkan oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah.

5. Menghapus atau meghilangkan dan meniadakan reklame secepatnya setelah jangka waktunya berakhir atau setelah izinnya dicabut.

6. Apabila penyelenggara reklame menimbulkan kerugiaan pada pihak lain, penyelenggara reklame bertanggung jawab atas segala akibat dari kerugian tersebut.

Apabila penyelenggara reklame tidak menempatkan atau membuat tanda – tanda seperti yang ditetapkan oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah, maka Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah berwenang menempatkan atau membuat tanda dimaksud yang biayanya dibebankan kepada penyelenggara reklame.

Izin dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi serta tidak mempunyai kekuatan hukum lagi apabila :

1. Pemegang tidak memenuhi kewajiban – kewajibannya.

2. Reklame yang dipasang tidak sesuai dengan izin yang diberikan. 3. Naskah reklame tidak dipenuhi sebagaimana mestinya.

(57)

5. Masa berlakunya izin telah berakhir.

H.SANKSI – SANKSI

1. Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD) atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan Keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun dan denda paling banyak 2 kali jumlah pajak yang terhutang.

2. Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD) atau mengisi dengan tidak benar sehingga merugikan Keuangan Daerah dapat dipidana penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak 4 kali jumlah pajak yang terhutang. 3. Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak melunasi pajak terhutang akan

(58)
(59)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI DATA

Setelah melihat dari keterangan – keterangan diatas tadi maka dapat di analisis atau diketahui apa – apa saja yang menjadi prosedur penetapan pengenaan pajak reklame. Adapun hasil dari keterangan – keterangan diatas antara lain sebagai berikut

A.Dasar Penetapan Pengenaan Pajak Reklame

Dasar pengenaan pajak reklame berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2002 adalah Nilai Sewa Reklame (NSR) berdasarkan yaitu : nilai yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan pengenaan penetapan besarnya pajak reklame. Nilai Sewa Reklame diperhitungkan dengan memperhatikan lokasi penempatan, jenis, jangka waktu penyelenggara, dan ukuran media reklame.

Nilai Sewa reklame dihitung berdasarkan : 1. Besarnya biaya pemasangan reklame. 2. Besarnya biaya pemeliharaan reklame. 3. Lama pemasangan reklame.

(60)

Yang dimaksud dengan Nilai Strategis Lokasi Reklame adalah ukuran nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan reklame tersebut berdasrkan criteria kepadatan pemenfaatan tata ruang kota berbagai aspek kegiatan dibidang usaha.

5. Jenis reklame :

a. Reklame Papan/Billboar adalah reklame yang terbuat dari papan, kayu termasuk seng atau bahan lain yang sejenis, dipasang atau digantung atau dibuat pada bangunan, tembok, dinding, pagar, pohon, tiang dan sebagainya baik bersinar maupun yang disinari.

b. Reklame Megatron/Videotron/Large Electronic Display (LED) adalah reklame yang menggunakan layer monitor besar berupa program reklame atau iklan bersinar dengan gambar dan atau tulisan berwarna yang dapat berubah – ubah, terpogram dan disungsikan dengan tenaga listrik.

c. Reklame Kain adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain, termasuk kertas, plastic, karet atau bahan lain yang sejenis dengan itu.

d. Reklame Melekat (Stiker) adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, dipasang, digantungkan pada suatu benda dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 cm2 per lembar.

(61)

f. Reklame Berjalan termasuk pada kendaraan adalah reklame yang ditempatkan atau ditempelkan pada kendaraan yang diselenggarakan dengan menggunakan kendaraan atau dengan cara dibawa oleh orang.

g. Reklame Udara adalah reklame yang diselenggarakan di udara dengan menggunakan gas, laser, pesawat atau alat lain yang sejenis.

h. Reklame Suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata – kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantara alat.

i. Reklame Film/Slide adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan klise berupa kaca atau film, ataupun bahan – bahan yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan atau dipancarkan pada layer atau benda lain yang ada diruangan.

j. Reklame Peragaan adalah Reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.

(62)

Tingkat IIdan berpedoman pada keputusan Menteri Dalam Negeri. Hasil perhitungan nilai sewa rekalme ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi 25% dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Hal ini dimaksud untuk memberikan keleluasaan kapada pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masing – masing daerah kabupaten/kota.

B. Koordinasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Dengan Instansi Lain.

Dinas Pendapatan Daerah juga mempunyai koordinasi yang baik dengan instansi lain untuk menjalani tugasnya sebagai lembaga yang menangani urusan pemerintahan daerah khususnya mengenaai pajak reklame, yaitu :

1. Adanya koordinasi Dinas Pendapatan Daerah dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dalam hal :

 Dalam hal penempatan reklame yang menyangkut utilitas umum.

 Dalam hal menjaga keamanan dan ketertiban Daerah Kabupaten Langkat

2. Adanya koordinasi Dinas Pendapatan Daeah dengan Dinas Pertanaman dan Kebersihan dalam hal :

(63)

 Dalam hal menentukan tata ruang Daerah Kabupaten Langkat.  Dalam hal sosialisasi dan pemeberian infomasi kepada masyarakat.  Dalam hal Kebersihan Kota.

C.Jumlah Wajib Pajak Reklame Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.

(64)

Tabel : POTENSI JUMLAH WAJIB PAJAK REKLAME DI KABUPATEN LANGKAT

(65)

D.Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Langkat.

Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten Langkat dapat dilihat pada table berikut :

No Tahun Target Realisasi %

1 31 Desember 2004 47.000.000 58.815.312 25,14

2 31 Desember 2005 65.000.000 91.094.210 40,14

3 31 Desember 2006 100.000.000 130.944.814 30,94

4 31 Desember 2007 125.000.000 145.862.165 16,69

5 31 Desember 2008 200.000.000 280.726.378 40,36

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.

(66)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Dinas Pendapatan merupakan salah satu unit kerja yang melakukan koordinasi dan pelaksanaan pemungutan pajak daerah khsusnya pajak reklame.

2. Dalam melaksanakan tugasnya khususnya penyelenggaraan reklame Dispenda juga dibantu dengan pihak lainnya yang terkait, diantaranya : Dalam hal penempatan reklame yang menyangkut utilitas umum, dilakukan dengan rekomendasi terhadap Dinas Pekerjaan Umum (DPU).

3. Kendaraan unuk operasional yang tersedia dirasa kurang, sehingga upaya untuk melakukan pendataan/penjaringan wajib pajak, serta penindakan terhadap reklame/merek usaha yang menyalahi ketentuan di Kabupaten Langkat tidak dapat secara optimal.

(67)

Fasilitas pendukung perlu dilengkapi agar dalam pendataan dan penerbitan terhadap pajak reklame/merek usaha juga menyaring wajib pajak baru dapat dilaksanakan dengan optimal.

B.Saran

Agar pelaksanaan pemungutan terhadap pajak reklame dapat dilaksanakan dengan baik sangat diperlukan adanya peningkatan pengawasan terhadap hal – hal yang berkaitan dengan pajak reklame yaitu :

1. Membudayakan pola kerja yang terpadu melaksankan pemerataan bebas tugas. 2. Melakukan penataan ulang terhadap lokasi – lokasi pemasangan reklame / merk

usaha.

3. Memberikan kemudahan – kemudahan pelayanan Wajib Pajak dalam pengurusan izin reklame / merk usaha.

4. Menyediakan sarana dan prasarana agar dapat membantu kelancaran tugas dalam memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak.

(68)

1. Mengadakan penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung, ataupun bertanya langsung ke Dispenda maupun langsung kebagian yang menangani Pajak Reklame.

2. Mengadakan pendekatan – pendekatan berupa seminar – seminar mengenai pajak daerah khususnya pajak reklame.

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Panca. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Indonesia. UMM Press. Malang

Marsono, Drs. 1994. Himpunan Peraturan Tentang Pemerintah Daerah. Djamban. Jakarta.

Prakosa, Kesit Bambang. 2003. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.UI Press. Yogyakarta.

P Siahaan, Marihot. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. PT. RJ Grafindo Persada. Jakarta.

Peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomot 14 Tahun 2002 tentang Pajak Reklame.

Himpunan Peraturan Pemerintah Daerah. Cipta Jaya. Jakarta 2000 .

Kumpulan Peraturan Tentang Otonomi Daerah, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Jakarta 2002.

Gambar

Tabel : POTENSI JUMLAH WAJIB PAJAK REKLAME DI KABUPATEN LANGKAT

Referensi

Dokumen terkait

Henpin bersistem operasi Android 4.4 KitKat ini dilengkapi fitur-fitur untuk mendukung kinerja seperti prosesor Cortex A7 Snapdragon Dual Core 1.2GHz dan kartu grafis atau GPU

Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang diperoleh dari Seksi Sumber Daya Kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, bagian pengadaan barang/jasa

Data input yang dipergunakan dalam pengujian program estimasi kecepatan merupakan data hasil pengujian program pemisah background dengan nilai parameter yang

Penelitian Sunarsih dkk menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ke - biasaan keluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria, penggunaan obat nyamuk ba- kar

10.6 Produk berbahaya hasil penguraian tidak ada informasi yang tersedia BAGIAN 11: Informasi Toksikologi 11.1 Informasi tentang efek toksikologis. Toksisitas akut

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan teoretis dari penelitian ini menganalisis untuk mengungkapkan citra kehidupan kaum marginal, khususnya dalam

Tujuan penelitian ini adalah tersusunnya perangkat IPA terpadu tema minuman kemasan yang memiliki kriteria kelayakan teoritis, kelayakan empiris dan hasil belajar

Strategi penetrasi pasar adalah suatu strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Pati untuk meningkatkan pengembangan budidaya bawang merah dengan menggunakan