• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Bidan Dalam Memberikan Promosi Kesehatan Kepada Remaja Tentang Sadari Di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Bidan Dalam Memberikan Promosi Kesehatan Kepada Remaja Tentang Sadari Di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2009"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN BIDAN DALAM MEMBERIKAN PROMOSI KESEHATAN KEPADA REMAJA TENTANG SADARI DI KECAMATAN LUBUK PAKAM

TAHUN 2009

IKA NUR SAPUTRI NIM : 085102006

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Program D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009

Nama : Ika Nur Saputri

Peran Bidan dalam Memberikan Promosi Kesehatan Kepada Remaja tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri

Di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2008

VII + 45 Hal + 2 Tabel + 5 Lampiran

ABSTRAK

Program kesehatan komunitas dan sekolah bagi remaja berfokus pada promosi kesehatan.Disini dibutuhkan peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan melalui program deteksi dini.Misalnya deteksi dini penyakit kanker payudara yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI ).Ternyata 75-82 % keganasan payudara ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri.Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif murni.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara nonprobability samples yaitu sampling jenuh dengan jumlah sampel 40 orang bidan.Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.Dari 40 responden 25 orang(62,5%) bidan berperan baik,9 orang bidan berperan cukup, dan 6 orang bidan berperan kurang dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri.Kesimpulan dari penelitian ini adalah peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja mayoritas berperan baik.

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II Tinjauan Pustaka A. Peran Bidan... 6

B. Promosi Kesehatan ... 22

C. Remaja ... 24

D. SADARI ... 27

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep... 31

B. Defenisi Operasional... 33

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 34

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 34

C. Lokasi Penelitian ... 35

D. Waktu Penelitian ... 35

E. Pertimbangan Etik ... 35

F. Instrumen Penelitian... 35

G. Pengumpulan Data ... 36

(4)

I. Analisa Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Analisis Univariat……….. ... . 38

BAB V PEMBAHASAN

A. Interpretasi dan diskusi hasil... 41 B. Keterbatasan peneliti ... 42 C. Implikasi untuk asuhan kebidanan... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 44 B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar persetujuan menjadi partisipan 2. Lembar kuesioner

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. : Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja tentang SADARI di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2009.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapakan kepada Tuhan yang maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini sesuai dengan waktu yang ditetapakan.

Penelitian ini berjudul” Peran Bidan dalam Memberikan Promosi Kesehatan kepada Remaja Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2008” dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini tidak terlepas dari kesalahan dan kesilapan, oleh karena itu penulis masih mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk melengkapi karya tulis ini.

Karya tulis ini dapat selesai, tidak lain karena adanya bantuan, dorongan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Gontar A Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

2. Dr. Murniati Manik, MSc,SpKK selaku ketua pelaksana program DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

3. Nur Asnah Sitohang S.Kep,Ns,M.Kep, selaku koordinator Karya Tulis Ilmiah

4. Diah Lestari Nasution,SST.,M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis mulai dari awal hingga terselesaikannya karya tulis ini.

(7)

6. Drs. Sariguna Tanjung M.Si selaku Camat Lubuk Pakam

7. Kepada kedua orang tuaku yang selalu memberi dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Teman- teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya, untuk itu penulis mengharapkan saran yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih

Medan, 8 Juni 2009

(8)

Program D-IV Bidan Pendidik FK USU Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009

Nama : Ika Nur Saputri

Peran Bidan dalam Memberikan Promosi Kesehatan Kepada Remaja tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri

Di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2008

VII + 45 Hal + 2 Tabel + 5 Lampiran

ABSTRAK

Program kesehatan komunitas dan sekolah bagi remaja berfokus pada promosi kesehatan.Disini dibutuhkan peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan melalui program deteksi dini.Misalnya deteksi dini penyakit kanker payudara yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI ).Ternyata 75-82 % keganasan payudara ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri.Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif murni.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara nonprobability samples yaitu sampling jenuh dengan jumlah sampel 40 orang bidan.Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.Dari 40 responden 25 orang(62,5%) bidan berperan baik,9 orang bidan berperan cukup, dan 6 orang bidan berperan kurang dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri.Kesimpulan dari penelitian ini adalah peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja mayoritas berperan baik.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam bahasa Inggris, midwife (bidan) berarti "with woman" (bersama-sama wanita) - Mid = together, wife = a woman. Menurut Chur Chil Medical Director!, bidan adalah "A healt ^worker who mayor may note beformaly trained and is not physician, that deliver baldes and provides associated maternal care" (seorang petugas kesehatan yang

terlatih secara formal ataupun tidak ada bukan seorang dokter yang membantu pelahiran bayi, serta memberi perawatan maternal). Tugas bidan adalah memberi pelayanan / asuhan kebidanan pada bayi, balita, remaja dan wanita usia subur. Selain itu, pelayanan kebidanan pencakup pra perkawinan, kehamilan, melahirkan, menyusui dan nifas serta pelayanan keluarga berencana" (Soepardan, 2007).

Menurut Maramis, Willy F (2006) peran adalah suatu kumpulan norma untuk perilaku seseorang dalam suatu posisi, khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, perawat, bidan dan sebagainya. Peran merupakan suatu konsep struktural, dan masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang konjpleks. Dalam melaksanakan tugasnya, bidan memiliki empat peran yaitu peran sebagai pelaksana, peran sebagai pendidik, peran sebagai pengelola dan peran sebagai peneliti (Soepardan, 2007)

(10)

dan pencegahan penyakit. Disini dibutuhkan peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan melalui program deteksi dini dan pengajaran. Misalnya deteksi dini penyakit kanker payudara yaitu dengan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).(Potter,2004)

SADARI yaitu pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mengetahui adanya benjolan atau kelainan payudara lainnya.. Tujuan utama SADARI adalah menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik. Ternyata 75-82% keganasan payudara ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri (Dalimartha , 2004).

Hari yang paling baik untuk memeriksa payudara sendiri ialah hari-hari pertama setelah haid.Saat payudara mengendor,sehingga jika pada benjolan-benjolan dapat diraba dengan mudah.Jika pada wanita yang sudah tidak lagi mendapat haid sebaiknya menentukan satu hari tertentu untuk pemeriksaan.Ini disebabkan karena bertambahnya usia juga berarti meningkatnya kemungkinan mendapatkan kanker payudara.(Wibisono,2009)

(11)

hanya bertahan hidup 18-30 bulan (http:// www. Homepedin. Org / download/ kanker. Payudara,!, Pdf, diperoleh tanggal 22 September 2008)

Sebaiknya kanker dicegah lebih dini agar keberhasilan terapi menjadi baik.Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara misalnya melakukan pemeriksaan payudara sesegera mungkin jika merasa ada kelainan pada usia duapuluhan,sekalipun kanker payudara jarang terjadi pada usia muda.Keuntungan SADARIi pada usia muda adalah bahwa ia dapat meraba payudaranya sendiri dan mengetahui bentuknya.Sehingga jika ada kelainan yang timbul dapat segera diketahui.

Promosi Kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang mempunyai dua sisi yaitu sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni Promosi kesehatan merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain. Menurut WHO defenisi promosi kesehatan yaitu “Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve, their health.To reach a state of complete physical,mental,and social,

well-being,a individual or group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy

needs,and to change or cople with the environment.’’ Jadi dapat disimpulkan bahwa

promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.(Notoadmojo,2003)

(12)

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk , mengadakan penelitian tentang " Peran Bidan dalam Memberikan Promosi Kesehatan kepada Remaja tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di Kecamatan Lubuk Pakam tahun 2008".

B. PERUMUSAN MASALAH

Masalah yang akan dibahas pada penelitian adalah "Bagaimana Peran Bidan dalam Memberikan Promosi Kesehatan Kepada Remaja tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2008.

C.TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui Peran Bidan dalam Memberikan Promosi Kesehatan kepada Remaja tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di Kecamatan Lubuk Pakam tahun 2008.

D.MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi praktek pelayanan kebidanan

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadimasukan bagi praktek pelayanan kebidanan tentang bagaimana peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan 5 tentang pemeriksaan payudara sendiri.

2. Bagi pendidikan D.IV Bidan pendidik

(13)

3. Bagi peneliti

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PERAN BIDAN

1. Defenisi

Peran adalah suatu kumpulan norma untuk perilaku seorang dalam suatu posisi khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, perawat, bidan dan sebagainya. Peran merupakan suatu konsep struktural, dan masyarakat dapat dipandang sebagai suatu sistem peran yang kompleks (Maramis WF. 2006).

Dalam bahasa Inggris, kata Midwife (bidan) berarti "with woman" (bersama wanita), mid = together, wife = a woman. Dalam bahasa Prancis, Sage Femme (bidan) berarti "berkaitan dengan wanita". Menurut Chur Medical Directory, bidan adalah " a health worker who may or may note be formally trainded and is not physician, that

delivers baldes and provides associated maternal care" (seorang petugas kesehatan yang

terlatih secara formal ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatan maternal terkait) "(Soepardan, Suryani, Hajjah, 2007).

(15)

bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualiflkasi dan diberi izin melaksanakan praktik kebidanan di negara itu.

Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti.

1. Peran Sebagai Pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan.

a. Tugas Mandiri

Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu :

1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan, mencakup :

a. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien. b. Menentukan diagnosis.

c. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi. d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. e. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.

f. Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan. g. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.

2. Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita dengan melibatkan mereka sebagai, mencakup :

a.Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam masa pranikah.

b. Menetukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar.

(16)

d. Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.

e. Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama klien. f. Membuat rencana tidak lanjut tindakan/layanan bersama klien.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.

3. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal, mencakup : a. Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.

b. Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien. ,

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun. e. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.

f. Membuat rencana tindak lanut asuhan yang telah diberikan bersama klien. g. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.

h. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah diberikan bersama klien. 4. Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan

klien/keluarga, mencakup:

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan. b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa persalinan. c. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun. e. Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien.

5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup :

(17)

b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. c. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. e. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telar} diberikan.

f. Membuat rencana tindak lanjut.

g. Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah diberikan.

6. Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup :

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas. b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas. c. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah. d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.

e. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan. f. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.

7. Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana, mencakup:

a. Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada PUS (pasangan usia subur).

b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.

c. Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien. d. Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. e. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.

(18)

8. Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause, mencakup :

a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas, dan kebutuhan asuhan. c. Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien. d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.

e. Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan. f. Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.

9. Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga, mencakup:

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi/balita.

b. Menentukan diagnosis dan prioritas masalah. c. Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana. d. Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah. e. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan. f. Membuat rencana tindak lanjut.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan.

b.Tugas Kolaborasi

Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu :

(19)

a. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan kondisi kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

c. Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatdaruratan dan hasil kolaborasi serta bekerjasama dengan klien.

d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan melibatkan klien. e. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.

f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien. g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

2. Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi, mencakup: a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan

kegawadaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan pada kasus risiko tinggi.

c. Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama risiko dan memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

d. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama. e. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

f. Membuat pencatatan dan pelaporan.

(20)

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko dan keadaan kegawatdaruratan.

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama pada ibu harmldengan risiko tinggi.

f. Menysusun rencana tindak lanjut bersama klien g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

4. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi klien dan keluarga, mencakup

a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan.

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil masa nifas dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

(21)

e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama. f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup:

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan.

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama. f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

6. Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup :

a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

(22)

c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama. f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

c.Tugas Ketergantungan

Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu :

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga, mencakup :

a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan tindakan di luar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas serta sumber-sumber dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut bersama klien/ keluarga.

c. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang dengan dokumentasi yang lengkap.

d. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi.

2. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatruratan, mencakup :

(23)

c. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.

d. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

e. Mengirim pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan. f. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.

g. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

h. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi.

3. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup :

a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada ibu da persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.

d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta serta mendokumentasikan sell kejadian dan intervensi

(24)

a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pda ibu dalam masa nifas yang disertai penyuli tertentu dan kegawatdaruratan pada ibu dalam masa nifas yang memerlukan konsultasi serta rujukan.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.

d. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi.

5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga, mencakup :

a.Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada bayi baru lahir yang memerlukan konsultasi serta rujukan.

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas. ' c.Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan.

d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

e.Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi.

6. Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatruratan yang memerlukan konsultasi rujukan dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup:

(25)

b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.

c. Memberi pertolongan pertama kasus yang memerlukan rujukan.

d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/ institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.

e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi.

2.Peran Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.

a. Mengembangkan Pelayanan Dasar Kesehatan

Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/klien, mencakup:

1. Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat.

2. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian bersama masyarakat. 3. Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya

kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana (KB).

(26)

5. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB, termasuk pemanfaatan sumber-sumber yang ada pada program dan sektor terkait.

6. Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.

7. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang serta kegiatan-kegiatan dalam kelompok profesi.

8. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

b. Berpartisipasi Dalam Tim

Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, serta tcnaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya, mencakup:

1. Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam memberi asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut. 2. Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader kesehatan atau petugas

lapangan keluarga berencana (PLKB) dan masyarakat.

3. Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan ini.

4. Memberi asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.

(27)

3. Peran Sebagai Pendidik

Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader.

a. Memberi Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan Pada Klien

Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat) tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, mencakup :

1. Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan, khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana bersama klien.

2. Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji,baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang bersama klien.

3. Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang telah disusun.

4. Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan sesuai dengan rencana jangka pendek serta jangka panjang dengan melibatkan unsur-unsur terkait, termasuk klien.

5. Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama klien dan menggunakannya untuk memperbaiki serta meningkatkan program di masa yang akan datang.

(28)

b. Melatih dan Membimbing Kader

Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan, serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya, mencakup :

1. Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, dukun bayi, serta pesertadidik.

2. Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian. 3. Menyiapkan alat bantu mengajar (audio visual aids, AVA) dan bahan untuk

keperluan pelatihan dan bimbingan sesuai dengan rencana yang telah disusun. 4. Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai dengan rencana yang

telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.

5. Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam lingkup kerjanya. 6. Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan.

7. Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan.

8. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan serta bimbingan secara sistematis dan lengkap.

4. Peran Sebagai Peneliti/Investigator

Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di atas, maka fungsi bidan adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan. 2. Menyusun rencana kerja pelatihan.

(29)

B. PROMOSI KESEHATAN

Promosi Kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang mempunyai dua sisi

yaitu sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni Promosi kesehatan merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain. Menurut WHO defenisi promosi kesehatan yaitu “Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve, their health.To reach a state of complete physical,mental,and social,

well-being,a individual or group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy

needs,and to change or cople with the environment.’’ Jadi dapat disimpulkan bahwa

promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Visi umum promosi kesehatan tidak terlepas dari Undang-Undang Kesehatan No 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu meningkatkan derajat kesehatan bak fisik, mental dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.

Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi 3 butir, yaitu : a. Advokat

Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para pen\mbuat keputusan mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan politik.

b. Menjembatani

(30)

c. Memampukan

Memberikan kemampuan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.Hal ini berarti masyarakat diberikan keterampilan agar mereka mandiri di bidang kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.

Ruang lingkup promosi kesehatan mencakup :

1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan yang mencakup pendidikan kesehatan yang penekanannya pada perubahan prilaku.

2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran social yang penekanannya pada pengenalan produk melalui kampanye.

3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan yang tekanannya pada pengenalan penyebaran informasi.

4. Promosi kesehatan merupakan upaya penigkatan yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan kesehatan.

Strategi dari promosi kesehatan dapat dilakukan yaitu :

1. Strategi global yaitu advokasi,dukungan social,dan pemberdayaan masyarakat.

2. Strategi berdasarkan Piagam Ottawa dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu

(31)

e. Gerakan masyarakat

Sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu : 1. Sasaran Primer (Primary Target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya promosi kesehatan.

2. Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Para tokoh masyarakat,tokoh agama,tokoh adapt dan sebagainya 3. Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun daerah. (Notoadmojo,2003)

C. REMAJA

Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, biasa antara usia 13 dan 20 tahun (Potter, 2005,).

Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono (2004) masa permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. Pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira umur 14 tahun sampai umur 16 tahun remaja akhir kira-kira berumur 18 tahun sampai 20 tahun ditandai dengan transisi untuk mulai menjadi dewasa. Masa remaja adalah usia diantara masa anak-anak dan dewasa yang secara biologis yaitu antara umur 10-19 tahun (Lewellyn Jones, 2005,).

Perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja yaitu: 1. Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot dan visera

(32)

3. Perubahan distribusi otot dan lemak

4. Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder (Potter, 2005). Tahap Perkembangan Remaja yaitu :

1. Remaja awal

Seorang remaja pada tahap mi masih terheran-heran akan perubahan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang mdnyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.

2. Remaja Madya

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narcistic” yaitu mencintai din sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau matrealis dan sebagainya.

3. Remaja Akhir

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini :

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatun dengan orang-orang lain dan pengalaman-pengalaman baru.

c. Terbentuk idetitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

(33)

e. Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public). (Sarwono,2008)

Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Ganuarsa (1991) antara lain

a. Memperluas huhungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lcbih dewasa dengan kawan remaja, baik laki-laki maupun perempuan

b. Memperoleh peranan social

c. Menerima kebutuhannya dan menggunakan secara efektif

d. Memperoleh kebebasan emosional dan orangtua dan dewasa lainny e. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri

f. Memilih dan mempesiapkan lapangan pekerjaan mernpersiapkan diri dalam pembentukan keluarga

g. Membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup (www.psikologi remaja com,2009)

(34)

9-10 tahun : Tulang pinggul mulai tumbuh ke bentuk yang khas untuk pinggul wanita, lemak mulai tertimbun, membentuk garis-garis tubuh yang khas pada wanita, puting susu mulai tumbuh.

10-11 tahun : puting susu semakin membesar

12-13 tahun : lingkaran disekitar putting susu mulai terbentuk

12-14 tahun : payudara berkembang lebih lanjut, dan putingnya semakin menghitam

15-17 tahun : lemak disekitar pinggul dan payudara semakin tebal (Lewellyn Jones, 2008)

D. SADARI

SADARI yaitu pemeriksaan payudara sendiri. Ini adalah pemeriksaan, yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencapai benjolan atau kelainan lainnya. Dengan posisi tegak menghadap kaca dan berbaring dilakukan pengamatan dan perabaan payudara secara sistematis. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan secara rutin setelah haid sekitar 1 minggu dari hari terakhir haid. Bila sudah menopause pemeriksaan payudara sendiri dilakukan pada tanggal tertentu setiap bulannya. Jika ditemukan benjolan di payudara segera konsultasi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Tujuan utama SADARI adalah menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik. Ternyata 75-85% keganasan payudara ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri (Dalimartha , 2004).

(35)

payudaranya sendiri dapat meraba benjolan-benjolan kecil dengan garis tangan yang kurang dari satu sentimeter.Dengan demikian jika benjolan ini ternyata ganas dapat diobati dalam stadium dini.Namun ada juga yang tidak berani menyentuh atau meraba bagian-bagian tertentu dari payudaranya.Mereka akan mendapat masalah pada saat memeriksa payudaranya sendiri.Mereka segan melakukan ini karena takut menemukan sesuatu.Padahal pemeriksaan sendiri itu penting dilakukan secara teratur,ini merupakan bentuk tanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri.Wibisono,2009)

Menurut Edi Sigar (2005.) pemeriksaan payudara sendiri dianjurkan pada setiap wanita dan pada usia tertentu:

a. Wanita berusia antara 35-40, bertujuan untuk menetapkan keadaan payudara yang normal.

b. Wanita usia 40-49, diwajibkan menjalani pemeriksaan dokter setiap tahun (secara manual) dan setiap dua tahun diperiksa dengan menggunakan mamogram. c. Wanita setelah usia 50, harus menjalani pemeriksaan payudara secara manual dan

dengan mamografi setiap tahun.

Ada beberapa cara untuk mengenali gejala-gejala tertentu pada payudara yaitu seperti dalam label berikut:

Gejala Utama Gejala Lainnya

Hal yang perlu dipertimbangkan

Penyebab serta tindakan yang hams diambil

Lunak dan Apakah terjadi kehamilan? Rasa sakit mungkin

Bengkak Apakah gejala itu muncul timbul akibat

(36)

gejala? dokter jika gejala itu bertahan lama.

Benjolan di Apakah ada luka Benjolan itu tidak

Payudara dipayudara? Apakah berbahaya tetapi

gejala itu muncul sebelum sebaiknya haid dan setelah haid tidak konsultasikan menjolan lagi? Apakah kedokter. Benjolan benjolan itu mempunyai yang keras dan tetap sifat lunak dan mudah disatu tempat

berpindah? menunjukkan gejala

adanya tumor

Payudara Apakah ada perubahan Konsultasi kedokter

berlesung dan lainnya seperti putting untuk mengantisipasi

Berkerut menjadi lunak dan tidak terjadinya kanker

tegang lagi?

Keluar cairan Apakah cairan itu sejperti Cairan kental yang

susu? Apakah terjadi . kehamilan? Apakah haid

kemudian berkerak masih wajar.

sudah berhenti? Apakah Konsultasikan

ada darah pada cairan? kedokter jika produksi

(37)

menyusui? atau ada darah pada

cairan

Payudara Permukaan Apakah gejala itu muncul Konsultasi kedokter

membengkak kulit kemera- secara tiba-tiba? untuk mengantisipasi

merahan serta terjadinya kanker dan

berbintik infeksi.

Cara melakukan SADARI adalah sebagai berikut: 1. Posisi berdiri

a. Pada tahap awal, semua pakaian diatas, lalu berdiri didepan cermin dengan posisi kedua tangan lurus ke bawah. Perhatikan seluruh bagian kedua payudara dengan seksama.

b. Pastikan ada tidaknya perubahan yang tampak, baik bentuk maupun ukuran payudara. Hanya wanita yang bersangkutan yang lebih memahami jika ada perubahan bentuk maupun ukuran pada payudaranya.

c. Angkat kedua tangan keatas hingga lurus. Perhatikan kembali seluruh bagian payudara. Pastikan ada tidaknya perubahan yang tampak, seperti adanya tarikan disekitar payudara atu adanya kerutan dikulit payudara.

d. Pijat atau tekan secara perlahan-lahan payudara sebelah kiri tepat disekitar putting susu dengan tangan kanan, sedangkan payudara sebelah kanan dengan tangan kiri. 2. Posisi Berbaring

(38)

b. Letakkan tangan kanan dibawah kepala dan tangan kiri meraba sambil menekan perlahan-lahan payudara sebelah kanan. Begitu pula sebaliknya, letakkan tangan kiri dibawah kepala dan periksa payudara kiri dengan tangan kanan.

(39)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. KERANGKA KONSEP

Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel. Kerangka konsep akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nur Salam, 2003)

Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai pelaksana, peran sebagai pengelola, peran sebagai pendidik, peran sebagai peneliti. Menyadari begitu pentingnya peran bidan tersebut dalam memberikan motivasi kepada remaja maka kerangka konsep penelitian yang berjudul Peran Bidan dalam Memberikan Promosi Kesehatan kepada Remaja tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di Kecamatan Lubuk Pakam tahun 2008.

Peran Bidan Dalam Memberikan Promosi

Kesehatan Kepada Remaja

(40)

C. DEFENISI OPERASIONAL

VARIABEL DEFENISI

OPERASIONAL

ALAT UKUR HASIL UKUR SKALA

Peran bidan Suatu Quesioner Baik apabila Ordinal

dalam konsep/tindakan dengan cara responden

memberikan yang diberikan ukur menjawab benar

motivasi bidan yaitu menggunakan 16-20pertanyaan

kepada remaja dengan skala Guttman dari 20 item

memberikan pendidikan pada

soal(>75%) Cukup apabila

remaja tentang responden

pemeriksaan menjawab benar

payudara sendiri. 12-15pertanyaan

(41)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2008.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau yang di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang ada di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2008 sebanyak 40orang bidan.

2.Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan populasi yang dapat mewakili populasi untuk dijadikan sumber informasi. Teknik pengambilan sample menggunakan teknik nonprobabilitysamples yaitu sampling jenuh (total sampling).Dengan jumlah sample 40 orang bidan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

(42)

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2009 sampai dengan Juni 2009. D. Pertimbangan Etik Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian ini akan mengajukan perniohonan kepada ketua pelaksana program studi D-IV Bidan Fakultas Kedokteran Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin kepada Camat Lubuk Pakam, Kabupaten Deliserdang, sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan .

Kepada calon responden, penelitian menjelaskan manfaat dan tujuan penelitian serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negative yang akan terjadi selama dan sesusdah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama rasponden pada lembaran kuosioner tersebut. Data-data yang diperoleh digunakan semata-mata demi perkembangan ilmu pengetahuan.

Setelah calon responden memahami serta menerima maksud dan tujuan peneliti, maka subjek secara sukarela menandatangani lembar persetujuan (informed conset) dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

E. Instrumen Penelitian

(43)

F.Validitas Instrumen

Uji validitas yang digunakan adalah validitas isi. G. Pengumpulan Data

1. Jenis Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu data langsung diambil oleh peneliti sendiri dengan menggunakan kuesioner.

2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden. Kuesioner penelitian merupakan daftar pertanyaan mengenai variabel-variabel penelitian dengan alternativ pilihan jawaban “ya” atau “tidak”

H. Pengolahan Data dan Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Proses Editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah dikumpulkan. Bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dan dilakukan pendataan ulang.

2. Proses Coding

Data yang diperoleh dari setiap pertanyaan diberi kode sesuai dengan petunjuk 3. Proses Tabulating

Dilakukan dengan memasukkan data kedalam tabel berdasarkan variabel yang ada sehingga memudahkan dalam menganalisa data.

(44)
(45)

BAB V

HASIL

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri di Kecamatan Lubuk Pakam. Jumlah responden adalah 40 orang yang termasuk dalam kriteria. Responden menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama adalah data demografi dan bagian kedua berisikan 20 pertanyaan tentang peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”.

A. Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing-masing variable yang diteliti. Yakni melihat peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri

(46)
[image:46.612.71.532.178.456.2]

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Peran Bidan dalam Memberikan Promosi Kesehatan Kepada Remaja Pemeriksaan Payudara Sendiri di

Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2009 (N=40)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Usia : - 20-30 tahun - 31-40 tahun - 41-50 tahun

14 21 5 35% 52,5% 12,5% Lama bekerja

- 0 –5 tahun - 6-10 tahun - 11-15 tahun - > 15 tahun

16 9 9 6 40% 22,5% 22,5% 15% Pendidikan terakhir

- DI - DIII - DIV 10 28 2 25% 70% 5%

(47)
[image:47.612.84.529.199.309.2]

Tabel 5.2

Distribusi Peran Bidan dalam Memberikan Promosi Kesehatan Kepada Remaja Dalam Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2009

(N=40)

Peran Bidan Frekuensi Persentase (%)

Baik Cukup Kurang

25 9 6

62,5 % 22,5 % 15 %

(48)

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri.

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil

1. Peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri.

Dari hasil analisa data pada penelitian ini ditemukan bahwa peran responden adalah baik dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja yakni sebanyak 25 orang responden (62,5%) karena sewaktu remaja melakukan SADARI bidan menjelaskan tentang tujuan dan manfaat SADARI,cara melakukan SADARI,gejala-gejala pada payudara pada saat dilakukannya pemeriksaan payudara sendiri.Bidan juga menyediakan pelayanan tentang SADARI dan alat peraga tentang SADARI.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Potter(2004) bahwa program kesehatan komunitas dan sekolah bagi remaja berfokus pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.Disini dibutuhkan peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan melalui program deteksi dini dan pengajaran. Salah satunya deteksi dini penyakit kanker payudara dengan SADARI.

(49)

kanker payudara dan kurangnya sumber informasi yang didapat oleh bidan tentang cara melakukan SADARI.

Sebaiknya kanker dicegah lebih dini agar keberhasilan terapi menjadi baik.Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara misalnya melakukan SADARI sesegera mungkin jika merasa ada kelainan pada usia duapuluhan,sekalipun kanker payudara jarang terjadi pada usia muda. Keuntungan SADARI pada usia muda adalah bahwa ia dapat meraba payudaranya sendiri dan mengetahui bentuknya. Sehingga jika ada kelainan yang timbul dapat segera diketahui.

SADARI harus dilakukan setiap bulan ,karena telah banyak bukti bahwa kanker payudara ditemukan wanita sendiri secara kebetulan atau pada waktu meraba payudaranya sendiri. Wanita-wanita yang sudah berpengalaman dalam memeriksa payudara sendiri dapat meraba benjolan – benjolan kecil dengan garis tangan yang kurang dari satu sentimeter. Namun ada juga yang tidak berani menyentuh atau meraba bagian tertentu dari payudaranya. Mereka segan melakukan ini karena takut menemukan sesuatu. Jadi disini sangat dibutuhkan peran bidan dalam memberikan pengajaran kepada remaja tentang SADARI.

(50)

B. Keterbatasan Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri. Sebaiknya pada penelitian lanjutan dapat menggunakan desain korelasi yang dapat menjelaskan pengaruh peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri.

C. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan

(51)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri di Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2009 ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden diperoleh bahwa mayoritas responden berusia 31-40 tahun sebanyak 21 orang (52,5%). Berdasarkan lama bekerja mayoritas responden bekerja 0-5 tahun sebanyak 16 orang (40%). Berdasarkan pendidikan terakhir sebagian besar DIII sebanyak 28 orang (70 %).

2. Peran bidan dalam memberikan promosi kesehatan kepada remaja mayoritas berperan baik sebanyak 25 orang (62,5%).

B. Saran

1. Tenaga kesehatan atau para bidan harus lebih aktif dan proaktif dalam meningkatkan pengetahuan dengan mencari informasi dari majalah, TV, koran dan lain-lain.Sehingga dapat memberikan promosi kesehatan kepada remaja dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri.

2. Para remaja yang juga rentan terkena kanker payudara harus menjalankan pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan payudara sendiri untuk mendeteksi dini terhadap penyakit kanker payudara dan tidak menganggap remeh terhadap penyakit tersebut.

(52)
(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Dalimartha Setiawan. (2002). Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Anti Kanker. Jakarta : Swadaya

Ernawati, Edi Siregar. (2005). Buku Pintar Perempuan. Jakarta : PT. Delapratasa Publishing.

FKUI. (2004). Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Jakarta : Gaya Baru.

Hidayat, A. Aziz ALImul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Jong, Wim de. (2004). Kanker, Apakah Itu ?. Jakarta : Arcan.

Kasdu, Dini. (2005). Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara.

Maramis, WF. (2006). Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya : Airlangga Mardiana.

Lina. (2007). Kanker Pada Wanita. Jakarta : Penebar Swadaya.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Pendidikan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Pendidikan Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

PP IBI. (2001). Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta.

Purwoastuti, th. Endang. (2008). Kanker Payudara. Yogyakarta : Kanisius. Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Soemanto, Drs. Wasti. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya. Soepardan, Hj. Suryani. (2007). Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.

Wibisono, Nancy. (2009). Melawan Kanker Pauydara. Jakarta : Restu Gung. Widayatun, Tri Rusmi. (1999). Ilmu Perilaku. Jakarta : CV. Info Medika.

Wuryani Djiwandono, Sri Asti. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Gramedia.

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2 Distribusi  Peran Bidan dalam Memberikan Promosi Kesehatan Kepada Remaja Dalam

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan dan sikap remaja putrid di SMK N 1 Karanganyar. S1

Peran bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada bayi dan anak balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Ulunambo yang bentuk pengaturannya tertuang dalam Permenkes

Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Sadari terhadap Pengetahuan dan sikap Remaja Putri dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran

Tidak terdapat beda pengaruh promosi kesehatan tentang kesehatan reproduksi terhadap sikap remaja tentang seks pranikah antara kelompok perlakuan dengan kelompok control dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa- siswi SMA Negeri 1 Lubuk Pakam tentang kesehatan reproduksi remaja, pubertas, konsep kehamilan, dan

Tingkat Pengetahuan Siswi SMK Negeri 1 Medan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Tahun 2010. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas

Hasil dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan remaja putri tentang SADARI yang signifikan setelah diberikan promosi

Document Type: Article Publication Stage: Final Source: Scopus 2 Sulastri, Rindu Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum dan Sesudah Promosi kesehatan Tentang Dampak Rokok