• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENERAPAN PENGAWASAN POLITIS DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKALAH PENERAPAN PENGAWASAN POLITIS DI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENERAPAN

PENGAWASAN POLITIS DI INDONESIA

Disusun oleh :

Nama : Safira Hanny Rizky Wasiat

NIM : 14 / 363032 / HK / 19964

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS HUKUM

(2)

BAB I (Pendahuluan)

1.1 Latar belakang

Indonesia merupakan Negara kesejahteraan. Hal ini tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Konsekuesi untuk menjadi suatu negara yang berprinsip kesejahteraan, salah satunya adalah adanya campur tangan pemerintah dalam seluruh aspek kehidupan masyarakatnya demi tercapainya kesejahteraan tersebut. Seperti bidang ekonomi, sosial, pendidikan, dan lain sebagainya.

Implementasi dari campur tangan pemerintah tersebut adalah pemerintah berwenang untuk membuat kebijakan-kebijakan untuk ditaati masyarakat

Indonesia, berupa peraturan-peraturan maupun keputusan-keputusan yang dibuat oleh Pejabat Tata Usaha Negara dalam kapasitasnya sebagai pejabat yang

berwenang.

Keputusan yang dibuat oleh Pejabat Tata Usaha Negara tersebut cenderung memaksa dan harus ditaati, karena sifatnya yang sepihak. Selain itu keputusan tersebut bersifat final, yang artinya tidak memperlukan persetujuan maupun pengesahan oleh instansi lain atau diatasnya dalam rangka mengeluarkan keputusan tersebut.

Untuk itu, dimungkinkan karena pemerintah memiliki kekuasaan yang sangat luas untuk mengatur segala aspek kehidupan masyarakat, kemungkinan untuk penyalahgunaan wewenang semakin besar. Sehingga diperlukan adanya suatu pengawasan terhadap pemerintah tersebut, khususnya pemerintah ekskutif.

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Pengawasan terhadap Aparatur Negara dan mengetahui implementasi atau penerapan dari pengawasan politis terhadap aparatur negara di Indonesia.

(3)

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah “Penerapan Pengawasan Politis di Indonesia”, antara lain:

1. Bagaimana implementasi dan mekanisme pengawasan politis di Indonesia?

2. Bagaimana tindak lanjut dari pengawasan politis di Indonesia?

(4)

(Landasan Teori)

1.1 Pengertian Pengawasan Politis

Pengawasan politis sering juga disebut dengan legislative control, yang pengertiannya adalah pengawasan yang dilakukan oleh DPR terhadap pemerintah sesuai dengan tugas, wewenang dan haknya.1 Melalui pengertian ini dapat

diketahui bahwa subjek dari pengawasan politis adalah lembaga politik DPR, dan objeknya pemerintah dalam melaksanakan tugas, wewenang dan haknya. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan melalui poin-poin berikut:

Lembaga politik melaksanakan pengawasan legislasi terhadap : a. Pelaksanaan kebijakan

b. Pelaksanaan kerjasama internasional

Dalam melaksanakan pengawasan politis oleh lembaga politik melalui ; a. Pemandangan umum fraksi-fraksi dalam rapat paripurna

b. Rapat pembahasan dalam sidang komisi

c. Rapat pembahasan dalam panitia-panitia yang dibentuk berdasarkan tata tertib d. Rapat dengar pendapat pemerintah daerah dan pihak-pihak lain yang

diperlukan e. Kunjungan kerja

(5)

Dalam melaksanakan pengawasan politik, DPR memiliki beberapa kewenangan, yaitu:

a. Mengundang pejabat-pejabat di lingkungan pemerintah daerah untuk dimintai keterangan, pendapat, dan saran,

b. Menerima, meminta, dan mengusahakan untuk memperoleh keterangan dari pejabat/pihak-pihak terkait,

c. Meminta pihak-pihak tertentu melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan, d. Memberi saran mengenai langkah-langkah preventif da represif kepada pejabat

yang berwenang

1.2 Dasar Hukum Pengawasan Politis

Penyelenggaraan dasar hukum pengawasan politis oleh DPR di Indonesia termaktub dalam Pasal 20A UUD NRI 1945 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan”, dimana hal tersebut kemudian dipertegas kembali di dalam landasan konstitusional bahwa DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Berdasarkan ketiga fungsi tersebut, kepada anggota DPR secara kolektif, diberikan hak-hak berupa Hak Interpelasi, Hak Angket, dan Hak Menyatakan Pendapat (Vide Pasal 20A Ayat (2) UUD NRI 1945).

(6)

(Pembahasan)

Implementasi pengawasan politis di Indonesia dilakukan oleh lembaga perwakilan rakyat yang terdiri dari DPR, DPD, dan DPRD untuk mengawasi pemerintah dalam menjalankan tugas, wewenang dan haknya. Lebih konkretnya adalah terhadap kebijakan-kebijakna yang dibuat pemerintah daerah dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan Negara Indonesia.

Pengawasan politis didasari dengan adanya fungsi-fungsi khusus yang diberikan oleh UU terhadap DPR, antara lain adalah fungsi legislatif, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.

Atas ketiga fungsi ini diberikan hak-hak kolektif terhadap DPR yaitu hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Menurut UU No 27 tahun 2009 hak interpelasi adalah hak untuk bertanya kepada presiden dan presiden menjawab secara tertulis dibacakan oleh presiden dan boleh diwakilkan menterinya. Mekanisme hak interplasi adalah dengan cara apabila ada suatu kebijakan pemerintah yang yang dirasa menyimpang, DPR akan meminta keterangan kepada presiden. Kemudian apabila presiden telah memberikan jawaban interpelasi dan ditolak oleh DPR, maka akan dapat diajukan hak angket.

Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan. Mekanisme hak angket adalah, pada saat pemerintah mengeluarkan kebijakan, menteri-menteri kemudian dipanggil untuk melaksanakan Rapat di DPR, kemudian DPR akan menggalang suara untuk mengajukan hak angket pada pemerintah. Hak angket ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pelanggaran hukum oleh pemerintah atas kebijakan yang dikeluarkan.

(7)

melakukan penyelidikan lalu dibawa ke MK dan bisa sampai ke langkah berikutnya yaitu impeachment.

Pengawasan politis diatur secara tegas oleh UUD 1945, maka pengawasan politis mempunyai kekuatan yang absolut dan terlegitimasi dengan kuat. Hal ini mendukung pengawasan politis untuk menjamin adanya system checks and balances terhadap lembaga ekskutif untuk menjaga keseimbangan dan mencegah terjadinya hal-hal yang dapat merugikan masyarakat untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik, atau yang biasa disebut dengan “good governance”.

Namun pengawasan politis juga mempunyai kelemahan, apabila fraksi-fraksi dalam DPR didominan oleh partai-partai pendukung ekskutif. Karena terdapat suatu conflict in interest yang terjadi di antara mereka. Sehingga pengawasan akan menjadi sia-sia walau tetap dilaksanakan.

Pengawasan yang dilakukan oleh DPR akan membuahkan suatu hasil yang dikaitkan dengan fungsi-fungsi DPR yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan yang nantinya juga dapat digunakan sebagai rujukan atas penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut di waktu yang akan datang.

Selain itu pula pengawasan ini dilakukan agar dapat mengembalikan suatu tatanan yang tidak sesuai dengan harmoni pemerintahan yang baik untuk menciptakan suatu tata kelola pemerintahan yang baik atau “good governace”

demi menciptakan suatu keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan bagi masyarakat pada umumnya sesuai dengan konsep negara kesejahteraan atau

“welfare state” yang dianut oleh Negara Indonesia.

(8)

(kesimpulan)

4.1 Penerapan pengawasan politis di Indonesia dilaksanakan oleh DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat melalui fungsi-fungsinya yang kemudian memberikan hak secara kolektif yang terdiri dari hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan pendapat dimana masing-masing mempunyai mekanisme terendiri yang harus dilakukan secara bertahap dan berurutan untuk mengawasi suatu kinerja pemerintah ekskutif dalam menetapkan kebijakan-kebijakannya selain itu, pengawasan politis berguna untuk mendukung berlakunya sistem checks and balance dalam lembaga-lembaga pemerintahan di Indonesia.

4.2 Penerapan pengawasan politis di Indonesia memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah pengawasan politis diatur secara jelas oleh UUD 1945 pada pasal 29 yang memberikan kekuatan absolut mengenai kepastian hukum terselenggaranya pengawasan ini dan adanya perlindungan hukum. Kelemahannya adalah penerapan pengawasan politis yang terhambat oleh conflict in interest antara fraksi-fraksi DPR yang merupakan partai pendukung dari pemerintah ekskutif yang kemudian menjadikan pengawasan ini hanya sebagai formalitas saja.

4.3 Tindak lanjut pengawasan politis di Indonesia berkaitan pula dengan wewenang-wewenang yang dimiliki oleh DPR antara lain adalah impeachment apabila ditemukan hasil pengawasan terhadap presiden yang tidak sesuai dengan syarat-syarat untuk menjadi presiden. Selain itu pula jika dikaitkan dengan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh DPR dan hak-haknya maka atas hasil pengawasannya DPR dapat mengajukan usul sebagai dasar kegiatan selanjutnya maupun berusaha mengembalikan tatanan pemerintahan yang baik dan harmonis, seperti di contoh adalah pengajuan impeachment akan presiden atau wakil presiden ke mahkamah konstitusi.

(9)

Cholis, Nur. 2005. Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah, , Jakarta: Grasindo.

Muchsan. 1992. Sistem Pengawasan terhadap Aparat Pemerintah dan Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Tanaman Sutra Bombay poliploid memiliki jumlah kromosom 2n=4x=36, panjang dan lebar stomata yang lebih tinggi, kerapatan stomata yang lebih rendah, serta morfologi yang lebih besar

Pada sambutannya ia berharap bahwa dengan terbitnya tafsir al-Huda ini akan berguna bagi masyarakat dalam membina kehidupan beragama dan bermasyarakat serta dapat mendorong

108/DSN-MUI/X/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah (Studi Kasus Di Kampung Coklat Desa Plosorejo Kecamatan Kademangan Kabupaten

Dengan berwirausaha akan diperoleh beberapa keuntungan yang dapat diperoleh wirausahawan antara lain adalah dapat memilih bidang usaha sesuai dengan minat, bakat dan

Sejarah pendidikan Indonesia tentu saja memuat kurikulum di dalamnya di mana dalam perjalanannya selalu terjadi perubahan, di mulai dari kurikulum 1947, 1968, 1975,

Aliran panas tersubstitusi oleh aliran fluida dari gangguan sehingga pada bagian kiri model terisi oleh fluida yang bersuhu rendah dikarenakan kecepatan dan tekanan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar responden, pada saat hamil sering terpapar oleh sumber pencemaran udara seperti asap pabrik,

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepramukaan dilaksanakan atas dasar kaidah ilmiah, nirlaba, persahabatan dan persaudaraan dengan menerapkan prinsip