• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BUKU BIOGRAFI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS VII SMP AMAL BAKTI JATIMULYO LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BUKU BIOGRAFI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS VII SMP AMAL BAKTI JATIMULYO LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BUKU BIOGRAFI MELALUI METODE INKUIRI

PADA SISWA KELAS VII SMP AMAL BAKTI JATIMULYO LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh WANTIYEM Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BUKU BIOGRAFI MELALUI METODE INKUIRI

PADA SISWA KELAS VII SMP AMAL BAKTI JATIMULYO LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh WANTIYEM

Rendahnya kemampuan membaca pemahaman buku biografi siswa SMP Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan, merupakan permasalahan dalam penelitian ini. Untuk mengatasi permasalahan ini, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan cara menggunakan metode inkuiri guna meningkatkan kemampuan membaca pemahaman buku biografi. Untuk itu tujuan dalam penelitian ini adalah mendiskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman buku biografi melalui metode inkuiri, khususnya siswa kelas VII SMP Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan.

(3)

persentase 66,67%. Siklus I siswa yang mencapai KKM 12 siswa dengan persentase 44,44%, dan yang belum mencapai KKM 15 siswa dengan persentase 55,56%. Pada siklus II siswa yang mencapai KKM 22 siswa dengan persentase 81,48%, siswa yang belum mencapai KKM 5 siswa dengan persentase 18,52%. Hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I meningkat 11.11% dan dari prasiklus ke siklus II sebesar 48,15%.

(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

MOTTO ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca ... 8

2.1.1 Tujuan Membaca ... 9

2.1.2 Aspek-aspek Membaca ... 10

2.1.3 Kemampuan Membaca ... 11

2.2 Pengertian Membaca Pemahaman ... 11

2.2.1 Aspek-aspek Membaca Pemahaman ... 12

(7)

2.4.1 Pengertian CTL ... 14

2.4.2 Penerapan Pendekatan Kontekstual ... 14

2.5 Pengertian Metode Inkuiri ... 16

2.5.1 Ciri-ciri Metode Inkuiri ... 17

2.5.2 Langkah-langkah Metode Inkuiri ... 18

2.5.3 Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 22

3.2 Subjek Penelitian ... 23

3.3 Tempat Penelitian ... 23

3.4 Waktu Penelitian ... 23

3.5 Indikator Kinerja ... 23

3.6 Prosedur Penelitian ... 23

3.6.1 Prasiklus ... 24

3.6.2 Siklus I ... 24

3.7 Instrumen Penelitian ... 30

3.7.1 Instrumen Penilaian ... 30

3.7.2 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru ... 30

3.7.3 Instrumen Observasi Siswa ... 33

3.7.4 Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman Buku Biografi ... 34

3.7.5 Penjelasan Indikator Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman Buku Biografi melalui Metode Inkuiri ... 36

3.7.6 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 40

4.2 Prasiklus ... 41

(8)

4.3.3 Hasil Pembelajaran Siklus I ... 48

4.4 Proses Pembelajaran Siklus II... 61

4.4.1 Pertemuan Pertama ... 61

4.4.2 Pertemuan Kedua ... 65

4.4.3 Hasil Pembelajaran Siklus II... 67

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

4.5.1 Rencana Pelaksanaan Tindakan ... 78

4.5.2 Pelaksanaan Observasi terhadap Siswa dan Guru ... 80

4.5.3 Proses Pelaksanaan dan Evaluasi Pembelajaran ... 84

4.5.4 Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Buku Biografi Melalui Metode inkuiri ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 91

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia bermanfaat untuk mencapai keterampilan berbahasa seseorang dengan baik, yaitu sebagai sarana peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Semakin terampil orang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula pikirannya. Keterampilan berbahasa hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak berlatih. Berlatih keterampilan berbahasa berarti berlatih keterampilan berpikir.

Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi untuk mencapai keterampilan seseorang berbahasa yang mencakup empat aspek, yaitu (a) keterampilan berbicara, (b) keterampilan mendengar, (c) keterampilan membaca, (d) keterampilan menulis, (E.A Winda dalam Tarigan, 1974: 3). Dilihat dari urutan pemerolehannya keterampilan membaca dalam kalimat diperoleh pada urutan ketiga. Hal ini menunjukan bahwa membaca tidaklah mudah.

(10)

Membaca pemahaman adalah membaca yang mengutamakan isi bacaan sebagai ungkapan pikiran atau perasaan, kehendak penulis serta untaian unsur bahasa didalamnya. Membaca pemahaman adalah penafsiran yang memadai terhadap makna-makna yang terkandung di dalam lambang-lambang tertulis atau kecepatan membaca dalam memahami isi bacaan secara keseluruhan. Menurut Sujana (1996: 98) yang dimaksud membaca pemahaman adalah melatih murid agar mampu mengungkapkan baik-baik isi bacaan. Karenanya, kegiatan membaca pemahaman perlu banyak latihan, karena dengan banyak berlatih membaca untuk memahami isi bacaan, seseorang akan terbiasa membaca untuk memahami isi bacaan. Sehingga membaca untuk memahami isi bacaan bukanlah sebuah kegiatan yang menyebalkan, tetapi sebuah kegiatan membaca yang menyenangkan.

(11)

Realitanya pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Amal Bakti Jatimulyo, lebih-lebih pada kompetensi dasar mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara intensif, hasilnya masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah tersebut yaitu 68,00. Dari 27 siswa hanya 9 siswa yang telah mencapai KKM dengan persentase 33,33%, siswa yang belum mencapai KKM 18 siswa dengan persentase 65,67%.

(12)

siswa. Metode pembelajaran termasuk faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Pembelajaran akan berlangsung dengan efektif dan efisien apabila didukung dengan kemahiran guru mengatur strategi pembelajaran. Cara mengatur strategi pembelajaran sangat berpengaruh kepada siswa dalam belajar. Mengajar bukan hanya menyampaikan bahan pelajaran pada siswa, melainkan yang terpenting adalah bagaimana bahan tersebut dapat disajikan dan dipelajari oleh siswa secara aktif dan efektif . Dalam pembelajaran sangat diperlukan adanya metode untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar tujuan tersebut tercapai dengan baik maka diperlukan kemampuan dalam memilih dan menggunakan metode mengajar. Metode inkuiri adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan. Metode inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru (Mulyani Sumantri, 1999: 164). Dengan demikian siswa akan memiliki aktivitas secara maksimal, kritis, percaya diri, dari apa yang telah dipelajari.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti perlu mengadakan

penelitian tindakan kelas, tentang “ Peningkatan Kemampuan Membaca

Pemahaman Buku Biografi Melalui Metode Inkuiri pada Siswa Kelas VII

SMP Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

(13)

pemahaman buku biografi melalui metode inkuiri pada siswa kelas VII SMP

Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013”.

Selanjutnya, secara lebih rinci rumusan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Bagaimanakan perencanaan pembelajaran kemampuan membaca pemahaman buku biografi melalui metode inkuiri pada siswa kelas VII-B SMP Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013? 2. Bagaimanakan pelaksanaan pembelajaran kemampuan membaca pemahaman buku biografi melalui metode inkuiri pada siswa kelas VII-B SMP Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013? 3. Bagaimanakah penilaian pembelajaran kemampuan membaca pemahaman buku biografi melalui metode inkuiri pada siswa kelas VII-B SMP Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini untuk

“Mendiskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman buku

biografi melalui metode inkuiri pada siswa kelas VII-B SMP Amal Bakti Jatimulyto Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Selanjutnya tujuan secara lebih rinci dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(14)

2. Mendiskripsikan peningkatan pelaksanaan kemampuan membaca pemahaman buku biografi melalui metode inkuiri pada siswa kelas VII-B SMP Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013? 3. Mendiskripsikan penilaian kemampuan membaca pemahaman buku biografi melalui metode inkuiri pada siswa kelas VII-B SMP Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat sebagai berikut. a. Manfaat teoretis

Penelitian diharapkan bermanfaat untuk menanbah pengetahuan dan wawasan siswa tentang peningkatan kemampuan membaca pemahaman buku biografi melalui metode inkuiri.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, baik untuk siswa, guru, maupun sekolah.

1) Untuk Siswa

Meningkatkan aktivitas dan kemauan siswa dalam membaca pemahaman buku biografi.

Memotivasi siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar di kelas baik secara individu maupun kelompok.

2) Untuk Guru

(15)

Meningkatkan kinerja secara propesional dalam melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman buku biografi.

Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran membaca pemahaman buku biografi.

3) Untuk sekolah

(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Tarigan (1987: 103) mengemukakan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Tarigan (1987: 10) mengatakan, membaca adalah keterampilan yang komplek, rumit sehingga melibatkan kegiatan yang lebih kecil, seperti cara menggunakan tanda baca, koreksi aksara, dan linguistik formal.

(17)

Membaca merupakan suatu aktivitas yang meliputi aktivitas jasmani dan rohani. Dengan kata lain, membaca menurut kondisi mental yang terarah dan perhatian yang tercurah sehingga sanggup menangkap dan memahami gagasan yang tersirat dibalik kata atau kalimat (Sirait, 1984: 10).

Dari beberapa pendapat di atas, jadi membaca adalah memetik atau memahami arti serta makna yang terkandung dari bahasa tulis.

2.1.1 Tujuan Membaca

Membaca merupakan kegiatan yang dilakukan setiap orang, akan tetapi cara membaca berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang mereka harapkan. Suroso (1980: 33) mengemukakan bahwa tujuan membaca dibagi mejadi enam macam yaitu,

(1) Membaca studi.

(2) Membaca untuk usaha. (3) Membaca indah. (4) Membaca bahasa. (5) Membaca pemahaman. (6) Membaca teknik.

Tarigan (1987: 9--10) mengemukakan tujuan membaca untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan para ahli. 2. Mengetahui mengapa sesuatu hal merupakan topik yang menarik

yang terdapat dalam cerita atau segala sesuatu yang dilakukan tokoh-tokoh untuk mencapai suatu tujuan.

(18)

4. Mengetahui apa yang tidak biasa, apakah cerita itu benar atau tidak.

5. Mengetahui apakah sang tokoh berhasil dan kita ingin berbuat seperti sang tokoh dalam cerita.

6. Mengetahui apakah para tokoh mengatakan seperti ceramah dan apa yang hendak pengarang perlihatkan kepada pembaca.

7. Mengetahui bagaimana kehidupannya berubah, bagaimana hidupnya berbeda dengan kehidupan yang kita kenal.

2.1.2 Aspek-Aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang komplek yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil. Ada dua aspek di dalam membaca yaitu;

2.1.2.1 Keterampilan yang Bersifat Mekanis. Aspek ini mencakup:

1) Pengenalan bentuk huruf.

2) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem, kata, frase, klausa, dan lain-lain).

3) Pengenalan hubungan pola ejaan dan bunyi. 4) Kecepatan membaca taraf lambat.

2.1.2.2 Keterampilan yang Bersifat Pemahaman Aspek ini mencakup:

1) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorika). 2) Memahami signifikasi makna, maksud, tujuan pengarang, relevansi

(19)

3) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk).

4) Kecepatan membaca dengan fleksibel yang mudah disesuaikan dengan keadaan, (Tarigan, 1987: 12--13).

2.1.3 Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca adalah kesanggupan atau kecakapan untuk memahami atau mengungkapkan isi bacaan yang telah dibacanya. Menurut Purwadarminto (1987: 628), kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan, sedangkan membaca adalah proses penjiwaan yang sangat rumit dan berlangsung pada diri pembaca. Seseorang yang dapat membaca dengan cepat belum bisa dikatakan mampu membaca dengan pemahaman tinggi, sebab kegiatan membaca ialah kegiatan berfikir atau penalaran termasuk ingatan.

2.2 Pengertian Membaca Pemahaman

(20)

mengutamakan isi bacaan sebagai ungkapan pikiran atau perasaan, kehendak penulis serta untaian unsur bahasa didalamnya. Jadi membaca pemahaman adalah penafsiran yang memadahi terhadap makna-makna yang terkandung di dalam lambang-lambang tertulis atau kecepatan membaca dalam memahami isi bacaan secara keseluruhan. Tolok ukur kemampuan membaca pemahaman adalah:

1)menentukan organisasi bahan bacaan 2)merangkum apa yang telah dibaca

3)mampu mengungkapkan isi bacaan, (Tarigan, 1997: 37).

2.2.1 Aspek-Aspek Membaca Pemahaman

Siswa akan memiliki kemampuan membaca pemahaman dengan baik apabila siswa tersebut mengetahui dan memahami aspek-aspek yang ada dalam membaca. Adapun aspek-aspek dalam membaca pemahaman menurut Tarigan (1987: 11--12) meliputi:

1) Memahami pengertian-pengertian sederhana yang mencakup;

a. Kemampuan memahami kata-kata atau istilah-istilah baik secara leksikal maupun secara gramatikal serta kalimat retorika yang terdapat dalam wacana

b. Kemampuan memahami pola-pola kalimat, bentuk-bentuk kata, serta susunan kalimat yang sering dijumpai dalam tulisan.

2) Memahami makna yang mencakup:

(21)

c. Kemampuan memperkirakan reaksi-reaksi yang mungkin timbul dari si-pembaca.

3) Dapat mengevaluasi isi dan bentuk-bentuk karangan.

4) Dapat menyesuaikan kecepatan membaca dengan tujuan yang hendak dicapai.

2.2.2 Langkah Langkah Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan teknik yang paling lazim digunakan seseorang ketika membaca, baik itu yang berupa surat kabar, majalah, laporan, cerita, dan bacaan-bacaan lain. (Suyatmi, 2000: 45) mengatakan, langkah-langkah membaca pemahaman sebagai berikut: 1) Menentukan tujuan membaca.

2) Preview artinya membaca selayang pandang.

3) Membaca secara keseluruhan isi bacaan dengan cermat, sehingga dapat menemukan ide pokok yang tertuang dalam setiap paragrapnya. 4) Mengemukakan kembali isi bacaan dengan menggunakan kalimat dan

kata-kata sendiri

2.3Pengertian Biografi

(22)

2.4. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) 2.4.1 Pengertian CTL

Pembelajaran Kontekstual merupakan salah satu pembelajaran yang memberikan penguatan pemahaman secara komprehensif melalui penghubungan makna atau maksud dari ilmu pengetahuan yang dipelajari siswa dengan pengalaman langsung dalam kehidupan nyata (Kusmara, 2010: 73). Sedangkan Pendekatan Kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinyadengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat ( Riyanto, 2010: 159).

2.4.2Penerapan Pendekatan Kontekstual

Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu (1) kontruktivisme (constructivism), (2) menemukan (inkuiri), (3) masyarakat belajar (learning community), (4) bertanya (questioning), (5) pemodelan (modeling), (6) refleksi (reflection), (7) penilaian yang sebenarnya ( authentic assessment) ( Wetty, 2009: 4).

a. Konstruktivisme (Constructivism)

(23)

diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata ( Riyanto, 2010: 169). b. Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran berbasis CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa (Riyanto, 2010: 171). Bagi siswa bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis

c. Menemukan ( Inquiry)

Menemukan merupakan kegiatan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dari keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan yangt merujuk pada kegiatan menemukan apa pun materi yang diajarkan (Riyanto, 2010: 171).

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar-kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu (Riyanto, 2010: 172).

e. Pemodelan (Modelling)

(24)

sesuatu, atau guru memberikan contoh cara mengerjakan sesuatu (Riyanto, 2010: 173).

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa yang lalu (Riyanto, 2010: 174).

g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang biasa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar (Riyanto, 2010: 175).

2.5Pengertian Metode Inkuiri

(25)

Metode pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

2.5.1 Ciri-ciri Metode Inkuiri

a) Metode inkuiri menekankan aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.

b) Seluruh aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan.

c) Tujuan dari penggunaan metode inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Sanjaya (2008: 196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dalam pembelajaran inkuiri sebagai berikut:

1) Strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.

2) Seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.

(26)

dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilkinya.

2.5.2 Langkah-langkah Metode inkuiri

Sanjaya (2008: 202) menyatakan langkah-langkah dalam pembelajaran dari metode inkuiri ada enam,yaitu (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) merumuskan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, (6) merumuskan kesimpulan.

1. Orientasi

Pada tahap orientasi guru melakuakn langkah untuk membina suasana pembelajaran yang kondusif. Hal yangt dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:

a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.

c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2. Merumuskan Masalah

(27)

akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

3. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

4. Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring infomasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpilan data bukan hanya memerlukan motovasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

5. Menguji Hipotasis

(28)

pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argument, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.

6. Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.

Langkah-langkah metode inkuiri (Amin, 1979: 28) sebagai berikut. (1) Merumuskan Masalah

(2) Merumuskan Hipotesis (3) Menguji Hipotesis

(4) Melaksanakan Kesimpulan

Dari kedua pendapat diatas, dapat diketahui bahwa metode inkuiri merupakan metode yang di dalamnya melibatkan siswa untuk berfikir kritis dan analitis, untuk mencari dan menemukan sendiri materi maupun jawaban dari suatu masalah.

2.5.3 Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri

(29)

A. Keunggulan Metode Inkuiri

1) Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna.

2) Inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing.

3) Inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4) Inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki

kemampuan di atas rata-rata. B. Kelemahan Metode Inkuiri

1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilannya.

2) Sulit dalam menentukan perencanaannya secara mendetail karena terbentur oleh, pemahaman, kebiasaan, dan gaya belajar.

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dengan empat tahap yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi (Arikunto, 2011: 16). Penelitian Tindakan Kelas ini bersifat berkelanjutan. Apabila belum ada perubahan pada siswa dalam membaca pemahaman buku biografi, maka dilakukan siklus selanjutnya hingga mencapai hasil yang diinginkan. Dengan demikian siklus tidak terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu. Apabila dalam siklus pertama sudah ada peningkatan hasil belajar maka siklus dapat dihentikan meskipun masih ada siklus kedua. Hubungan keempat tahapan tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut.

Bagan 3. Siklus PTK Model Arikunto (2011: 16)

Siklus I Perencanaan

Pengamatan

Siklus II

(31)

3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VII-B SMP Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan dengan jumlah siswa 27 terdiri dari 17 perempuan dan 10 laki-laki.

3.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan, beralamat di Jalan Panembahan Senopati Jatimulyo Kabupaten Lampung Selatan.

3.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian Tindakan Kelas sesuai dengan jadwal pelajaran, dan penelitian akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan.

3.5 Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada aspek proses pelaksanaan tindakan sampai pada perubahan yang dialami siswa. Dari segi proses 75% siswa aktif dalam pembelajaran sementara itu, dari segi hasil penelitian ini dapat berhasil, jika siswa mendapat nilai 68 atau lebih.

3.6 Prosedur Penelitian

(32)

Siklus dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

SIKLUS I SIKLUS II

Bagan. 3.2 Proses Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Metode PTK (Kemmis dalam Muttaqin, 2010)

3.6.1 Prasiklus

Dalam penelitian ini, peneliti akan memberikan penilaian membaca pemahaman buku biografi yang dilaksanakan sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus I. Dengan tujuan untuk mengetahui hasil penilaian membaca pemahaman buku biografi sebelum siklus.

3.6.2 Siklus I

Dalam penelitian ini menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada setiap siklus kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut. Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Observasi

Refleksi

Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Observasi

(33)

A. Perencanaan Tindakan

Penelitian ini akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan tercapai. Peneliti menggunakan sistem daur ulang atau siklus. Setiap siklus terdiri atas empat kegiatan inti, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan menemukan masalah dan berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan sehingga menghasilkan perbaikan untuk tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.

B. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan setiap siklus dilaksanakan secara umum mengikuti prosedur sebagai berikut.

a) Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disiapkan.

b) Melaksanakan pengamatan terhadap siswa oleh observer.

c) Mencatat semua peristiwa selama pembelajaran dengan intrumen penelitian.

d) Mengumpulkan data hasil pengamatan dari observer.

(34)

1. Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Awal

1) Salam

2) Guru mengondisikan kelas.

3) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari. 4) Guru menjelaskan tujuan mempelajaran biografi. 5) Apersepsi.

2. Kegiatan inti

1) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang biografi tokoh. 2) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang

berhubungan dengan biografi tokoh

3) Siswa menjawab pertanyaan tentang biografi tokoh. 4) Guru membagikan buku biografi tokoh.

5) Siswa membaca buku biografi tokoh.

6) Guru memberikan pertanyaan berhubungan dengan buku biografi yang dibaca siswa yang sesuai dengan indicator penilaian.

3. Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru melakukan refleksi. 2) Siswa menerima tugas rumah. 3) Salam.

2) Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal

(35)

2) Guru memberikan salam. 3) Guru mengondisikan kelas.

4) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari. 5) Guru menjelaskan tujuan mempelajari biografi tokoh. 6) Guru melaksanakan apersepsi.

2. Kegiatan Inti

1) Guru bertanya tentang buku tokoh yang dibaca siswa pada pelajaran yang lalu.

2) Guru menjelaskan kembali tetang biografi tokoh.

3) Guru menugaskan siswa untuk membacakan hasil kerja siswa satu persatu didepan kelas.

4) Siswa membacakan hasil kerjanya.

5) Siswa yang lain memberikan komentar tentang jawaban siswa lain.

6) Guru memberikan penilaian. 3. Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru melaksanakan refleksi. 2) Siswa menerima tugas rumah.

3) Salam

C. Observasi

(36)

Pengamatan difokuskan pada proses pembelajaran yang menerapkan metode inkuiri yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran membaca pemahaman buku biografi.

D. Refleksi

Merefleksi berarti menuangkan secara intensif apa yang telah terjadi dan belum terjadi atau kesalahan dan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tampak hasil penelitian tindakan pada siklus tersebut. Dengan begitu dapat dicermati hasilnya secara positif maupun negatif. Refleksi berarti mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan sama seperti yang telah dicatat dalam observasi. Dengan refleksi dapat melakukan perbaikan baru, menyusun rencana baru. Hasil analisis refleksi digunakan untuk melaksanakan pada siklus berikutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti;

1. Tes

Tes yang digunakan berupa tes penugasan setiap siklus. Tes tersebut dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar setelah pembelajaran berlangsung. Hasil tes tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri.

(37)

rehabilitas. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah validitas isi. Untuk mendapatkan tes yang valid, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah membuat kisi-kisi berdasarkan kurikulum yang berlaku oleh guru mitra yang dipandang sebagai ahli. Hal tersebut dilakukan agar tes benar-benar dapat mengukur tujuan pembelajaran.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.

2. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui apakah ringkasan biografi yang dibaca siswa di kelas lebih efektif. Pedoman observasi atau pengamatan ini di isi selama pembelajaran berlangsung dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada setiap aspek yang diamati siswa dengan kategori (keadaan kelas) apakah kurang, cukup, baik, baik sekali.

3. Dokumentasi

(38)

3.7 Instrumen Penelitian

3.7.1 Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelajaran (IPPP) Tabel 1. Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelajaran

No Aspek yang dinilai Skor

1 Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan perilaku hasil belajar)

1 2 3 4 5

2 Pemilihan materim ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik)

1 2 3 4 5

3 Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi, dan kesesuaian dengan lokasi waktu)

1 2 3 4 5

4 Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, dan karakteristik peserta didik)

1 2 3 4 5

5 Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran: awal,inti, dan penutup)

1 2 3 4 5

6 Kerincian skenario pembelajaran ( setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)

1 2 3 4 5

7 Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 5 8 Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman

penskoran)

1 2 3 4 5

Skor Total

3.7.2 Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru

(39)
[image:39.595.145.513.122.747.2]

Tabel 2. Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru.

No ASPEK SKOR

1 2 3 4 5

1 PRA PEMBELAJARAN

1. Mempersiapkan siswa untuk belajar

2. Melakukan Kegiatan Apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A Penguasaan Materi Pembelajaran

3. Menunjukkan Penguasaan materi

Pembelajaran

4. Mengaitkan meteri dengan pengetahuan

lain yang relevan.

5. Menyampaikan materi dengan jelasm

sesuai dengan hirearki belajar dan karakteristik siswa

6. Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan

B Pendekatan/ Strategi Pembelajaran

7. Melaksanakan Pembelajaran secara

runtut

8. Menguasai Kelas

9. Melaksanakan Pembelajaran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

10. Melaksanakan Pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu yang direncanakan. C Pembelajaran Sumber Belajar/ Media

Pembelajaran

13. Menggunakan media secara efektif dan efesien

14. Menghasilkan pesan yang menarik

15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media.

(40)

No Aspek Skor

16. Menumbuhkan partisipasi siswa dalam pembelajaran

17. Mmenunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa

18. Menumbuhkan kerjasama dan antusias siswa dalam belajar.

E Penilaian Proses dan Hasil Belajar

19. Memantau kemajuan belajar selama proses

20. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan).

F Penggunaan Bahasa

21. Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar.

22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

III PENUTUP

23. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa.

24. Melakukan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remedial/

pengawasan.

(41)

3.7.3 Instrumen Observasi Siswa

Tabel 3. Instrumen siswa

No CIRI PRILAKU SISWA DALAM

MELAKSANAKAN KEGIATAN BELAJAR

ADA/ YA

TIDAK ADA

1 Mencari dan memberikan informasi

2 Bertanya kepada guru atau siswa lain

3 Mengajukan pendapat atau komentar kepada

guru

4 Dikusi atau memecahkan masalah

5 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

6 Memanfaatkan sumber belajar yang ada

7 Menilai dan memperbaiki pekerjaannya

8 Membuat simpulan sendiri tentang

pembelajaran yang diterimanya

9 Dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat

saat berlangsung KBM

10 Memberikan contoh dengan benar

11 Dapat memecahkan masalah dengan tepat

12 Ada usaha dan motivasi untuk mempelajari

bahan pelajaran atau stimulus yang diberikan oleh guru

13 Dapat bekerja sama dan berhubungan dengan

siswa lain

14 Menyenangkan dalam KBM

15 Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan

(42)
[image:42.595.150.513.157.729.2]

3.7.4 Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman Buku Biografi.

Tabel 4. Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman Buku Biografi

No Indikator Diskriptor Penilaian Skor Skor Maksimal 1 Mampu mencari

riwayat hidup tokoh

Jika menjawab 4 riwayat hidup. Jika menjawab 3 riwayat hidup. Jika menjawab 2 riwayat hidup. Jika menjawab 1 riwayat hidup

Jika tidak menjawab

4 3 2 1 0 4

2 Mampu

menyimpulkan keistimewaan tokoh

Jika menyimpulkan 4 keistimewaan .

Jika menyimpulkan 3 keistimewaan.

Jika menyimpulkan 2 keistimewaan.

Jika menyimpulkan 1 keistimewaan.

Jika tidak

menyimpulkan keistimewaan 4 3 2 1 0 4

3 Mampu memberikan alasan

keistimewaan yang logis tokoh

Jika memberikan alasan sangat tepat. Jika memberikan alasan tepat.

Jika memberikan alasan kurang tepat. Jika memberikan alasan tidak tepat

4 3 2 1

(43)

No Indikator Diskriptor Penilaian Skor Skor Maksimal 4 Mampu mencatat

hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh

Jika mencatat 4 hal yang dapat diteladani. Jika mencatat 3 hal yang dapat diteladani. Jika mencatat 2 hal yang dapat diteladani. Jik mencatat 1 hal yang dapat diteladani. Jika tidak mencatat hal yang dapat diteladani.

4 3 2 1 0 4

5 Ketepatan

penggunaan ejaan dan tanda baca

Penggunaan ejaan yaitu pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital, dan pemakaian tanda baca tepat. Penggunaan ejaan yaitu pemenggalan kata dan pemakaian huruf capital tepat, tetapi terdapat kesalahan pada

(44)

3.7.5 Penjelasan Indikator Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman Buku Biografi melalui Metode Inkuiri.

Dalam proses pembelajaran membaca pemahaman ringkasan boigrafi melalui metode inkuiri memiliki beberapa indikator penilaian, sebagai berikut.

1. Mampu Mencari Riwayat Hidup Tokoh

Dalam membaca ringkasan biografi tokoh, dituntut mampu mencarikan riwayat hidup tokoh dari biografi yang dibaca, dan tidak boleh menyimpang. Jadi, jika dituliskan lima riwayat hidup, maka siswa mendapat skor empat. Apabila dituliskan empat riwayat hidup, maka siswa mendapat skor tiga. Apabila dituliskan tiga riwayat hidup, maka siswa mendapat skor dua. Apabila dituliskan dua riwayat hidup, maka siswa mendapat skor satu. Apabila tidak menuliskan riwayat hidup, maka siswa mendapat skor nol.

2. Mampu Menyimpulkan Keistimewaan Tokoh

(45)

3. Mampu Memberikan Alasan Keistimewaan yang Logis dari Biografi yang Dibaca

Dalam memberikan alasan dari keistimewaan tokoh biografi yang dibaca harus sesuai. Jika menuliskan alasan tersebut sangat sesuai, maka siswa mendapat skor empat. Jika menuliskan alasan tersebut sesuai, maka siswa mendapat skor tiga. Jika menuliskan alasan tersebut kurang sesuai, maka siswa mendapat skor dua. Apabila dalam menuliskan alasan tersebut tidak sesuai, maka siswa mendapat skor satu.

4. Mampu Mencatat Hal-Hal yang Dapat Diteladani dari Tokoh Setelah membaca biografi tokoh, siswa dituntut mampu menuliskan hal-hal yang dapat diteladani. Jadi , apabila dituliskan empat hal yang dapat diteladani, siswa mendapat skor empat. Apabila dituliskan tiga hal yang dapat diteladani, siswa mendapat skor tiga. Apabila dituliskan dua hal yang dapat diteladani, siswa mendapat skor dua. Apabila dituliskan satu hal yang dapat diteladani, siswa mendapat skor satu. Apabila tidak menuliskan hal yang dapat diteladani, maka siswa mendapat skor nol.

1) Ketepatan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

(46)

ejaan adalah ketentuan yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar. Dalam penelitian ini, indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi pada penggunaan huruf kapital dalam kalimat dan tanda titik yang dipakai dibelakang singkatan nama dan diakhir kalimat, serta tanda koma yang digunakan pada setiap kalimat sesuai penempatan. Jadi, apabila dalam penulisan, penggunaan tanda baca dan ejaan sangat tepat, maka siswa mendapat skor 4. Apabila dalam penggunaan ejaan dan tanda baca dalam kalimat tepat, maka siswa mendapat skor 3. Apabila dalam penggunaan ejaan dan tanda baca dalam kalimat kurang tepat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila dalam penggunaan ejaan dan tanda baca dalam kalimat tidak tepat, maka siswa mendapat skor 1.

2.7.6 Teknik Analisis Data

Cara yang penulis gunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penulis melakukan pengamatan dan menskor terhadap kemampuan siswa dalam membaca pemahaman ringkasan biografi berdasarkan indikator penilaian.

2. Menjumlahkan skor membaca pemahaman ringkasan biografi melalui metode inkuiri berdasarkan tolok ukur penilaian.

(47)

Nilai akhir = Skor Perolehan x 100 Skor maksimal

[image:47.595.135.492.246.420.2]

4. Menentukan tingkat kemampuan siswa dalam membaca pemahaman ringkasan biografi melalui metode inkuiri dengan tolok ukur di bawah ini.

Tabel 5. Tolok Ukur Penilaian Membaca Pemahaman Buku Biografi Melalui Metode Inkuiri

Interval presentasi tingkat

Kemampuan Keterangan

86 % - 100% 71 % - 85 % 56 % - 70 % 41 % - 55 % 0 % 40 %

Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali

(48)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakkan kelas pada siswa kelas VII B semester genap SMP Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pembelajaran membaca pemahaman buku biografi jika direncanakan dengan baik dan memanfaatkan metode inkuiri akan membantu siswa untuk berpikir kritis, logis, sehingga siswa dapat menumbuhkan sikap percaya diri dalam mencari dan menemukan serta mengungkapkan kembali isi dari buku biografi yang dibaca.

2. Penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran membaca pemahaman buku biografi siswa akan lebih bersemangat dan percaya diri dalam membaca dan menemukan isi dari buku yang dibaca.

(49)

5.2 Saran

Sehubungan dengan simpulan ini, peneliti mengemukakan saran kepada guru Bahasa Indonesia, dalam hal ini guru kelas VII-B SMP Amal Bakti Jatimulyo Lampung Selatan sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan siswa dalam membaca buku biografi hendaknya guru menyusun rencana pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif. Pembelajaran melalui metode inkuiri dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran di sekolah. 2. Dalam pembelajaran, guru hendaknya merencanakan dan

memperhatikan kebutuhan lingkungan siswa, strategi, metode, media, dan evaluasi agar pembelajaran lebih berorientasi pada proses atau tujuan, bukan pada target materi yang harus diselesaikan.

3. Dalam memberikan pelatihan kepada siswa hendaknya hasil pelatihan dikoreksi dan dikembalikan agar siswa termotivasi untuk melakukan pelatihan, dan mengetahui letak kesalahan yang perlu mereka perbaiki sehingga siswa dapat meningkatkan kompetensinya.

(50)

Gambar

Tabel 2. Instrumen Proses Pembelajaran oleh Guru.
Tabel 4.  Instrumen Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman Buku
Tabel 5. Tolok Ukur Penilaian Membaca Pemahaman

Referensi

Dokumen terkait

the main nursery stage, sample plants were taken to the laboratory to measure the total root length and area, root diameter and volume, fractal dimension, relative root water

expansions are expressed from this mission can be described with the Boolean function with all of the assumptions that have been widely described about a lever, the

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RFID PADA SUPERMARKET PAMELLA YOGYAKARTA.. Ghufron

Alat ini bekerja berdasarkan sensor infrared, dan apabila infrared ini tidak terhalang benda atau sesuatu maka akan menyebabkan rangkaian ini tidak bekerja dan sebaliknya

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data utama tes proyeksi (teknik Wartegg) serta metode pendukung wawancara dan

From the data and classification, the writer concluded that the Makassarese student in the second semester of English and Literature Department didn ’t know how

1) Perlindungan individu dan masyarakat tergantung pada perumusan yang tepat mengenai hukum pidana, karena itu sistem hukum, tindak pidana, penilaian hakim

Pada perpustakan yang digunakan untuk pengolahan data anggota, data peminjaman dan pengembalian buku, perhitungan transaksi pembayaran denda keterlambatan pengembalian buku,