• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL EMISI GAS BUANG BERBAHAN BAKAR BENSIN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL EMISI GAS BUANG BERBAHAN BAKAR BENSIN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

MODEL EXHAUST EMISSIONS DUE TO GASOLINE FUELED TRANSPORT ACTIVITY IN CENTER OF THE CITY BANDAR LAMPUNG

By

OKTAVIA BUDI CAHYANTI

Bandar Lampung is center of the city in Province Lampung, where the transportation activity is increasing every year. Transportation is one of the activities that contribute as a producer emissions of motorcycle exhaust particularly gasoline.

The aim of this study is to make model between the relationship vehicle exhaust emissions with transport activity; to determine the factors that affect emissions and calculate the emissions in Raden Intan Street, Jend. Ahmad Yani Street and R.A. Kartini Street.

Base on data processing with SPSS 16 obtained the following linier regression equation: passenger cars is Y = 136.149 + 7.553 X1 + 0.553 X2 + X3 10,870 and for the motorcycle is Y = 135.238 + 2.335 X1 + 1.203 X3 . Where the exhaust emissions value ( Y ), the age of the vehicle ( X1 ), vehicle maintenance ( X2 ) and the capacity of the engine ( X3 ). Based on a survey and analysis of the emission load calculation as well as the cost to Raden Intan Street loss of Rp 9.202.742.248/year, Ahmad Yani Street Rp Rp 8.480.671.463/year and R.A. Kartini Street Rp 9.387.143.951/year.

Keywords : Transportation, Gasoline, Exhaust Emissions, SPSS 16

(2)

ABSTRAK

MODEL EMISI GAS BUANG BERBAHAN BAKAR

BENSIN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

OKTAVIA BUDI CAHYANTI

Bandar Lampung merupakan pusat kota Provinsi Lampung, dimana aktivitas transportasi semakin meningkat setiap tahunnya. Transportasi merupakan salah satu kegiatan yang berkontribusi sebagai penghasil emisi gas buang kendaraan bermotor khususnya yang berbahan bakar bensin.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat model hubungan antara emisi gas buang kendaraan dengan aktivitas transportasi, menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi emisi dan menghitung besar emisi di Jalan Raden Intan, Jenderal Ahmad Yani dan R.A. Kartini.

Berdasarkan pengolahan data dengan SPSS didapat persamaan regresi linier sebagai berikut : mobil penumpang Y = 136,149 + 7,553 X1 + 10,870 X2 + 0,553

X3 dan untuk sepeda motor adalah Y = 135,238 + 2,335 X1 + 1,203 X3.

Dimana nilai emisi gas buang (Y), umur kendaraan (X1), perawatan kendaraan (X2)

dan kapasitas mesin (X3). Berdasarkan survei dan analisis perhitungan beban emisi

serta biaya kerugian untuk Jalan Raden Intan sebesar Rp

9.202.742.248/tahun, Jalan Jenderal Ahmad Yani Rp 8.480.671.463/tahun dan Rp 9.387.143.951/tahun.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Semarang, 5 Oktober 1992. Penulis adalah anak pertama dari pasangan Budi Utomo dan Nur Fuziati. Penulis pernah mengenyam pendidikan di SD Negeri 3 Pringapus Kab. Semarang pada tahun 1998-2004. Kemudian melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan pada tahun 2004. Lulus tahun 2007 dan melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

Selama bersekolah, penulis aktif dalam kegiatan organisasi sekolah seperti : Karya Ilmiah Remaja dan Paduan Suara Sembilan (Pavoslan). Setelah lulus dari SMA pada tahun 2010, penulis diterima di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama berkuliah, penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan, diantaranya pernah menjadi anggota bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HIMATEKS) pada tahun 2012-2013.

(8)
(9)

Kupersembahkan Skripsi Karyaku Ini Untuk

Allah SWT penguasa alam, yang selalu memberikan ridho dan barokahnya

kepada penulis. Nabi Muhammad SAW, uswatun hasanah kaum

muslimin, yang membawa peradapan kearah yang lebih baik melalui suri

teladannya.

Bapak Budi Utomo dan Ibu Nur Fuziati tercinta,terbaik dan terikhlas

yang dengan sabar membimbing dan menyayangi dengan penuh pengorbanan

dan selalu mendoakan yang terbaik untuk penulis.

Nenek tercinta Hj. Heriana, kakek tercinta Supriyadi, mamah Fika, papah

Jihad, bunda Vera,Adikku Rendika Dwi Candra, serta yang tersayang

Ghaitsa Haya, Ghifari, Haura Khalisa, Ghiban dan Insyira Adeeba

yang selalu memberi semangat kepada penulis dan selalu mengerti dan

menerima keluh kesah penulis.

Teman, sahabat, bahkan keluarga : M. Yusuf Nuriawan, Mbak Tamy,

Bubu, Mbak Naw, Depoy, Rosma, Diana, Mala, Susan, Vera, Ica,

Selvi, Pompi, Lidya, Galang, Dela,Ulin Dan Semua Keluargaku

Angkatan 2010.

(10)

MOTO

Tinggalkanlah hal yang membuatmu ragu 

Sesungguhnya bersama itu kesulitan ada kemudahan. (QS. Al Insyirah : 6)

Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil sebaik-baiknya dari otak yang

tidak sempurna. (Nabi Muhammad SAW)

Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu terpana

(11)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Model Emisi Gas Buang Berbahan Bakar Bensin Akibat

Transportasi di Pusat Kota Bandar Lampung“ adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. DR. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung;

2. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung;

3. Ibu Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. Syukur Sebayang, M.T., selaku Dosen Pembimbing II, atas kesediaan memberi bimbingan, pengarahan, dan ilmu yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. Bapak Ir. Dwi Herianto, M.T., sebagai Penguji Skripsi, terimakasih atas saran-saran yang diberikan;

(12)

6. Ibu dan Bapakku tercinta yang tak hentinya mendoakan dan memberikan dukungan;

7. Nenekku Hj. Heriana, Kakekku Supriyadi, Mamah Fika, Papah Jihad, Bunda Vera, Adik ku Rendika dan Sepupuku yang lucu-lucu yang selalu ada dalam suka maupun duka.

8. Bapak dan Ibu Staf Administrasi dan semua pegawai Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung, yang telah banyak membantu dalam persiapan pelaksanaan seminar dan penyelesaian skripsi ini;

9. Masayu, Dimasqy, Sherly, Devi, Rosma, Diana, Mala, Debry, Susan, Andi, Vera, Ica, Selvi, Ulin, Galang, dkk yang telah banyak membantu dalam melaksanakan survei.

10. Seluruh rekan-rekan Teknik Sipil Angkatan 2010, terimakasih atas kebersamaan yang telah diberikan selama ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar lampung, Oktober 2014 Penulis,

(13)

D

DAAFFTTAARR IISSII

Halaman

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Tujuan Penelitian ... 3

1.3Batasan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Transportasi dan Lingkungan ... 5

2.2Emisi Gas Buang ... 6

2.3Komposisi Emisi Gas Buang ... 6

2.4Bahan Bakar Bensin dan Pembakaran... 9

2.5Sampel Minimum ... 11

2.6Konsep Metode Analisis Regresi Linier Berganda ... 11

2.7Faktor Emisi ... 17

2.8Studi dan Literatur Penunjang Penelitian Sebelumnya ... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum ... 20

(14)

3.3 Pengambilan Data ... 23

3.4 Pengolahan Data ... 27

3.5 Diagram Alir Metode Penelitian ... 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Survei ... 29

4.2 Data Hasil Pengamatan ... 30

4.2.1 Data Volume Kendaraan Berbahan Bakar Bensin ... 30

4.2.2 Data Kecepatan Kendaraan ... 35

4.2.3 Data Karakteristik Kendaraan ... 40

4.3 Pengolahan Data... 48

4.3.1 Analisis Pemodelan Emisi Gas Buang Kendaraan ... 48

4.3.2 Analisis Beban Emisi Kendaraan ... 58

4.3.3 Analisis Perhitungan Nilai Kerugian Beban Emisi Gas Buang Kendaraan Berbahan Bakar Bensin ... 67

V. PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 71

5.2Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Faktor Emisi Indonesia Berdasarkan Jenis Kendaraan ... 17

2. Jumlah Kendaraan di Ruas Jalan Raden Intan ... 30

3. Jumlah Kendaraan di Ruas Jalan Jend. Ahmad Yani ... 32

4. Jumlah Kendaraan di Ruas Jalan R.A. Kartini ... 33

5. Data Volume Kendaraan pada Jam Puncak ... 35

6. Data Kecepatan Kendaraan di Jalan Raden Intan ... 36

7. Data Kecepatan Kendaraan di Jalan Jend. Ahmad Yani ... 37

8. Data Kecepatan Kendaraan di Jalan R.A. Kartini ... 39

9. Pembagian Mobil Berdasarkan Perawatan Kendaraan ... 41

10. Pembagian Sepeda Motor Berdasarkan Perawatan Kendaraan ... 42

11. Pembagian Mobil Berdasarkan Kapasitas Mesin ... 43

12. Pembagian Sepeda Motor Berdasarkan Kapasitas Mesin ... 44

13. Persentase Pembagian Mobil Berdasarkan Kebutuhan Bahan Bakar ... 45

14. Persentase Pembagian Sepeda Motor Berdasarkan Kebutuhan Bahan Bakar ... 46

15. Metode Enter ... 48

16. Model Summary Mobil Penumpang ... 49

17. ANOVAb Mobil Penumpang ... 49

(16)

19. Model Summary Sepeda Motor ... 54

20. ANOVAb Sepeda Motor ... 54

21. Coefficientsa Sepeda Motor ... 55

22. Nilai Ambang Batas Gas Buang ... 58

23. Data Volume Lalu Lintas Kendaraan Pada Jam Puncak ... 60

24. Hasil Perhitungan Volume Lalu Lintas Selama 1 Hari ... 60

25. Hasil Perhitungan Volume Lalu Lintas Selama 1 Minggu ... 61

26. Hasil Perhitungan Volume Lalu Lintas Selama 1 Tahun ... 62

27. Data Faktor Emisi Indonesia ... 62

28. Analisis Perhitungan Beban Emisi Sepeda Motor Selama 1 Tahun (ton/tahun) ... 64

29. Analisis Perhitungan Beban Emisi Mobil Penumpang Selama 1 Tahun (ton/tahun) ... 65

30. Analisis Perhitungan Beban Emisi Kendaraan Bermotor Selama 1 Tahun (ton/tahun) ... 66

31. Hasil Perhitungan Volume 3in1 ... 67

32. Perbandingan Perhitungan Volume ... 67

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lokasi Penelitian ... 21

2. Skema Lokasi Survei Volume Lalu Lintas ... 25

3. Diagram Alir Penelitian ... 28

4. Persentase Mobil Berdasarkan Perawatan Kendaraan ... 41

5. Persentase Sepeda Motor Berdasarkan Perawatan Kendaraan ... 42

6. Persentase Mobil Berdasarkan Kapasitas Mesin ... 43

7. Persentase Sepeda Motor Berdasarkan Kapasitas Mesin ... 45

8. Persentase Pembagian Mobil Penumpang Berdasarkan Kebutuhan Bahan Bakar ... 46

(18)

1

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota provinsi Lampung. Secara geografis Bandar Lampung menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatera yang memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat serta aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya.

Transportasi sangat penting dalam menunjang aktivitas masyarakat dan turut menentukan perkembangan suatu wilayah. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat, maka aktivitas transportasi juga semakin meningkat. Kondisi seperti ini mengakibatkan timbulnya pergerakan menuju daerah pemenuh kebutuhan.

(19)

2

sistem pernapasan, merusakkan sistem syaraf, masalah pencernaan, menyebabkan kanker, dan berbagai penyakit (Soedomo, 2001).

Aktivitas transportasi merupakan sumber utama pencemaran udara di pusat perkotaan. Kontribusi bahan pencemar dari kendaraan bermotor ke udara adalah sekitar 70% (Munawar, 1999). Menurut hasil evaluasi kualitas udara perkotaan oleh Kementrian Lingkungan Hidup tentang uji emisi kendaraan, terjadi peningkatan emisi gas buang sebesar 3% yakni dari 85% menjadi 88% untuk kendaraan berbahan bakar bensin.

Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya yang sebanding dengan meningkatnya emisi gas buang kendaraan bermotor. Keadaan ini dapat lebih parah lagi apabila kendaraan bermotor tersebut tidak melakukan pemeriksaan emisi dan perawatan secara rutin.

Untuk itu perlu dilakukan studi pemodelan hubungan emisi gas buang terutama untuk kendaraan bermotor dengan berbahan bakar bensin di pusat Kota Bandar Lampung pada beberapa ruas jalan yaitu pada Jalan Raden Intan, Jalan Jenderal Ahmad Yani dan Jalan Raden Ajeng Kartini yang memiliki aktivitas transportasi cukup tinggi dengan judul “Model Emisi Gas Buang Berbahan Bakar Bensin Akibat Aktivitas Transportasi di Pusat Kota

(20)

3

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Membuat model hubungan antara emisi gas buang yang dikeluarkan kendaraan bermotor berbahan bakar bensin dengan aktivitas yang terjadi di pusat Kota Bandar Lampung yaitu pada Jalan Raden Intan – Jalan Jenderal Ahmad Yani – Jalan Raden Ajeng Kartini sepanjang + 3,6 km yang ditinjau dari aktivitas transportasi.

2. Menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi banyaknya emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor akibat aktivitas transportasi.

3. Menghitung besarnya emisi gas buang kendaraan yang dihasilkan dari aktivitas transportasi di Ruas Jalan Raden Intan, Jalan Jenderal Ahmad Yani dan Jalan R.A. Kartini.

1.3 Batasan Penelitian

Adapun ruang lingkup dan batasan masalah pada studi ini adalah :

1. Wilayah studi dilakukan di Jalan Raden Intan, Jalan Jenderal Ahmad Yani dan Jalan Kartini.

2. Studi dilakukan selama 3 hari yaitu pada hari Senin, Kamis dan Sabtu. Survei dilaksanakan pada jam – jam puncak sibuk yaitu pada pagi hari pukul 06.30 - 08.00 WIB, siang hari pukul 12.00 - 13.30 WIB dan sore hari pukul 16.00 – 18.00 WIB.

(21)

4

kecepatan kendaraan, perawatan kendaraan, kapasitas mesin dan jumlah bahan bakar.

4. Penelitian ini menggunakan metode penelitian regresi linier dan SPSS.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yaitu:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh emisi gas buang kendaraan yang ditimbulkan oleh aktivitas transportasi.

2. Mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi banyaknya emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor berbahan bakar bensin.

(22)

5

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transportasi dan Lingkungan

Transportasi secara umum diartikan sebagai perpindahan barang atau orang dari satu tempat ke tempat yang lain. Sedangkan menurut Sukarto (2006), transportasi atau perangkutan adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin.

Transportasi timbul karena adanya kebutuhan manusia. Transportasi sendiri telah menyatu dengan masyarakat yang tidak terlepas dari keharusan memperhatikan aspek lingkungan (Miro, 2005). Kendaraan bermotor yang menjadi alat transportasi, dalam konteks pencemaran udara dikelompokkan sebagai sumber yang bergerak.

(23)

6

2.2 Emisi Gas Buang

1. Emisi

Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar (PP No. 41 Tahun 1999). Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995, emisi didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan atau komponen lain ke udara.

2. Emisi Gas Buang

Emisi gas buang adalah zat atau unsur hasil dari pembakaran di dalam ruang bakar yang dilepaskan ke udara yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor yang berasal dari penguapan tangki bahan bakar minyak (Thandjung, 2002).

(24)

7

kendaraan. Emisi Gas Buang merupakan salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini. Menurut Wardhana (2001), emisi gas buang kendaraan bermotor berdampak sangat luas bagi kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Udara yang tercemar dapat meningkatkan berbagai jenis penyakit seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas). Untuk jangka waktu yang panjang penurunan kualitas udara dapat menyebabkan kematian.

2.3 Komposisi Emisi Gas Buang

Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan berbagai faktor lainnya (Hickman, 1999). Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia utama, Soedomo (2001) menyatakan bahwa sekitar 87% pencemaran udara disebabkan oleh sektor transportasi dimana kontribusi utamanya adalah emisi-emisi pencemar udara yaitu CO, NOx, SOx, Hidrokarbon, dan PM.

a. Emisi Karbon Monoksida (CO)

(25)

8

tubuh ini akan membuat sesak napas dan dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera mendapat udara segar kembali (Soedomo, 2001). b. Emisi Oksida Nitrogen (NOx)

Oksida Nitrogen (NO2) dapat menimbulkan iritasi mata, batuk,

meningkatkan kasus asma, menimbulkan infeksi saluran nafas, memicu kanker paru-paru, serta gangguan jantung dan paru - paru.

c. Oksida Belerang (SO2)

Oksida Belerang (SO2) dapat menimbulkan efek iritasi pada saluran

nafas sehingga menimbulkan gejala batuk, sesak nafas dan meningkatkan asma.

d. Emisi Senyawa Hidrokarbon (HC)

Bensin adalah senyawa hidrokarbon, jadi setiap HC yang didapat di gas buang kendaraan menunjukkan adanya bensin yang tidak terbakar dengan sempurna dan terbuang bersama sisa pembakaran. Hidrokarbon (HC) dapat menyebabkan iritasi mata, pusing, batuk, mengantuk, bercak kulit, perubahan kode genetik, memicu asma dan kanker paru-paru.

e. Partikulate Matter (PM)

Dapat menyebabkan penyakit gangguan pernapasan dan kerusakan paru-paru.

f. Pb (Timah Hitam)

(26)

9

2.4 Bahan Bakar Bensin dan Pembakaran

Pembakaran didefinisikan sebagai proses oksidasi senyawa baik organik maupun non organik dengan adanya oksigen membentuk CO2 dan air

(H2O). Tujuan dari pembakaran adalah :

1. Mengurangi emisi gas. 2 . Pengendalian terhadap bau.

3. Mengurangi resiko kebakaran dari bahan mudah terbakar.

Bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai dengan pengeluaran energi. Bahan bakar yang biasa digunakan adalah bahan bakar fosil (batubara dan minyak bumi).

Bensin adalah bahan bakar minyak yang pada dasarnya merupakan bahan bakar cair, yang diperoleh dari sumber alam dengan cara penambangan dan melalui proses destilasi.

Karakteristik bensin antara lain :

a. Mudah menguap pada temperatur normal. b. Tidak berwarna, tembus pandang dan berbau. c. Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai -15°C).

d. Mempunyai berat jenis yang rendah (0,71 samapi 0,77 kg/l). e. Dapat melarutkan oli dan karet.

(27)

10

umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran (1000 rpm). Minyak solar biasa juga disebut dengan pengertian lain, bahan bakar solar adalah suatu campuran dari hidrokarbon yang telah di distilasi dari minyak mentah pada temperatur 200°C sampai 340°C (Pertamina, 2005)

Karakteristik solar antara lain :

1. Berwarna kekuning - kuningan dan berbau.

2. Encer dan tidak mudah menguap pada suhu normal. 3. Mempunyai titik nyala tinggi (40o C sampai 100o C). 4. Terbakar secara spontan pada suhu 350o C.

5. Mempunyai berat jenis sekitar 0,82 - 0,86.

6. Mampu menimbulkan panas yang besar (sekitar 10.500 kcal/kg). 7. Mempunyai kandungan sulfur lebih besar dari pada bensin.

(28)

11

2.5 Sampel Minimum

Dalam melakukan survei maka diperlukan jumlah sampel yang bisa mewakili dari populasi yang ada sehingga hasilnya cukup representatif. Untuk itu perlu dicari jumlah sampel minimum dari suatu populasi. Besarnya jumlah sampel minimum dengan rumus Slovin :

n = N / ( 1 + N . e2 ) ... (1) Dimana ;

n = Jumlah sampel

N = Jumlah kendaraan per jam

e = Nilai kritis (batas ketelitian yang diinginkan)

2.6 Konsep Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linear berganda digunakan untuk menghasilkan hubungan dalam bentuk numerik dan untuk melihat bagaimana variabel saling berkait.

Ada beberapa asumsi statistik yang harus dipertimbangkan dalam menggunakan metode ini, yaitu :

1. Variabel terikat (Y) merupakan fungsi linear dari variabel bebas (X). 2. Variabel bebas.

3. Tidak ada korelasi antara variabel bebas.

4. Variansi dari variabel terikat terhadap garis regresi adalah sama untuk nilai semua variabel terikat.

(29)

12

Ada beberapa tahapan dalam pemodelan dengan metode analisis regresi linier berganda (Algifari, 2000), adalah sebagai berikut :

a. Tahap pertama adalah analisis bivariat, yaitu analisis uji korelasi untuk melihat hubungan antar variabel yaitu variabel terikat dengan variabel bebas. Variabel bebas harus mempunyai korelasi tinggi terhadap variabel terikat dan sesama variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi. Apabila terdapat korelasi diantara variabel bebas, pilih salah satu yang mempunyai nilai korelasi yang terbesar untuk mewakili.

b. Tahap kedua adalah analisis multivariat, yaitu analisis untuk mendapatkan model yang paling sesuai menggambarkan pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikatnya.Secara khusus penelitian ini mengkaji faktor-faktor tersebut, termasuk faktor-faktor utama yang berpengaruh di obyek penelitian.

Analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis) yaitu suatu cara yang dimungkinkan untuk melakukan beberapa proses regresi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pada langkah awal adalah memilih variabel bebas yang mempunyai korelasi yang besar dengan variabel terikatnya.

2. Pada langkah berikutnya menyeleksi variabel bebas yang saling berkorelasi, jika ada antara variabel bebas memiliki korelasi besar maka untuk ini dipilih salah satu, dengan kata lain korelasi harus kecil antara sesama variabel bebas.

(30)

13

X1, X2 … Xn = variabel bebas (faktor-faktor emisi gas buang)

Variabel bebas dalam persamaan ini merupakan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap banyaknya emisi gas buang kendaraan, antara lain : 1. Jumlah Kendaraan

Pada umumnya bertambahnya jumlah kendaraan akan mengakibatkan bertambahnya jumlah emisi gas yang akan dikeluarkan sehingga berdampak negatif pada lingkungan. Pertambahan volume lalu lintas juga akan mengakibatkan bertambahnya emisi polusi udara sehingga dapat dianggap menurunkan kualitas udara (Morlok, Eka., 1995).

Meskipun perkembangan teknologi terbaru secara signifikan dapat mengurangi jumlah emisi, namum tingkat kenaikan dari jumlah kendaraan bermotor yang cukup tinggi dan jauhnya jarak perjalanan membuat hal tersebut tidak berguna lagi (Carbajo dan Faiz, 1994).

(31)

14

juga mempengaruhi pilihan rute yaitu, volume lalu lintas pada segmen jalan tertentu (Dowling, R.G., 2005).

2. Umur Kendaraan

Tahun produksi mobil yang berbeda akan berpengaruh besar. Idealnya, semakin tua umur mobil maka kualitas mesinnya juga akan menurun. Begitu juga dengan gas buangan yang dihasilkannya, akan semakin besar. Kendaraan dengan tahun pembuatan yang lebih lama akan mengeluarkan emisi yang lebih banyak dibandingkan dengan kendaraan baru (Marlok, 1991).

3. Kecepatan Kendaraan

Kecepatan kendaraan didefinisikan sebagai tingkat pergerakan yaitu jarak yang ditempuh kendaraan dalam satu satuan waktu tertentu. Umumnya dinyatakan dengan satuan kilometer per jam (km/jam). Karena dalam arus lalu lintas akan terdapat berbagai jenis kendaraan dengan berbagai kecepatan juga, maka kecepatan yang dimaksud adalah kecepatan rata-rata. Peningkatan laju pertumbuhan kendaraan yang cepat akan menurunkan kecepatan rata-rata kendaraan di jalan raya. Penurunan kecepatan kendaraan akan menghasilkan emisi yang lebih tinggi. Kecepatan rata-rata kendaraan akan mempengaruhi jumlah emisi yang dikeluarkan oleh suatu kendaraan (Marlok,1992).

(32)

15

kemacetan. Jika arus lalu-lintas memiliki derajat kejenuhan > 0,8 yang disebabkan kemacetan maka akan terjadi kenaikan emisi gas buang dan kebisingan jika dibandingkan dengan kondisi lalu - lintas yang stabil (MKJI 1997).

Menurut Morlok (1991), keberadaan gas polutan di udara yang dihasilkan dari kegiatan transportasi sangat dipengaruhi oleh bentuk atau kebiasaaan berkendaraan dari pengguna jasa lalu lintas, seperti volume dan kecepatan lalu lintas tersebut.

Variabilitas dalam emisi menunjukkan bahwa rata-rata tingkat emisi cenderung meningkat dengan kecepatan rata-rata dengan pengecualian tingkat emisi CO yang menurun (Zhai, H., et.al). Peningkatan arus lalu lintas terutama akan mempengaruhi kecepatan dan percepatan sepanjang segmen jalan tertentu, tetapi dapat juga mempengaruhi pilihan rute (yaitu, volume lalu lintas pada segmen jalan tertentu) (Dowling, R.G., 2005).

4. Perawatan Kendaraan

(33)

16

diperhatikan dan tidak dilakukan perawatan secara teratur. Dengan demikian perawatan kendaraan ikut menetukan besarnya emisi gas buang kendaraan (Kusumawati, 2013).

5. Kapasitas Mesin

kapasitas mesin kendaraan mempengaruhi konsumsi bahan bakar, semakin besar kapasitas mesin, semakin besar pula bahan bakar yang dibutuhkan oleh kendaraan tersebut. Perbedaan kapasitas silinder mempengaruhi konsentrasi emisi gas buangnya. Mesin kendaraan dengan kapasitas silinder lebih besar akan mengeluarkan zat pencemar yang lebih besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat dan jenis emisi kendaraan (Malkamah, 2004) adalah jenis kendaraan, jenis bahan bakar, usia kendaraan, ukuran mesin, berat kendaraan, kecepatan kendaraan, jumlah berhenti dan berjalan, kecepatan mesin dan gradien jalan.

6. Jumlah Bahan Bakar

(34)

17

2.7 Faktor Emisi

Faktor emisi merupakan nilai atau angka yang merepresentasikan besaran atau kuantitas pencemar yang diemisikan ke atmosfer oleh suatu aktivitas. Angka pada faktor emisi berasal dari nilai rata - rata statistik dari jumlah massa pencemar yang diemisikan untuk setiap satuan aktivitas kegiatan. Faktor emisi kendaraan bermotor dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut : a. Karakteristik geografi

b. Karakteristik bahan bakar c. Teknologi Kendaraan

Data faktor emisi Indonesia dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Data Faktor Emisi Indonesia Berdasarkan Jenis Kendaraan

Kategori

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2010 perhitungan beban emisi dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Ea = Volume Kendaraan x VKT b,c x FE a,b,c x 10-6 ... (3)

Dimana :

E = Beban pencemar untuk polutan (ton/tahun)

(35)

18

FE a,b,c = Besarnya polutan a yang diemisikan untuk setiap km

perjalanan yang dilakukan kendaraan bermotor kategori b yang menggunakan bahan bakar jenis c (g/km) atau disebut juga faktor emisi.

2.8 Studi atau Literatur Penunjang Penelitian Sebelumnya

1. Kajian Hubungan Antara Variasi Kecepatan Kendaraan Dengan Emisi Yang Dikeluarkan Pada Kendaraan Bermotor Roda Empat.

(36)

19

2. Kajian Emisi CO2 Menggunakan Persamaan Mobile 6 dan Mobile Combustion dari Sektor Transportasi di Kota Surabaya.

Penelitian dilakukan di Surabaya dengan tujuan menghitung prakiraan jumlah emisi CO2 dari kegiatan transportasi menggunakan persamaan

mobile 6 dan mobile combustion. Dari penelitian didapat bahwa emisi CO2 pada tahun 2010 dengan persamaan mobile combustion adalah

sebesar 1.261.587 ton CO2 jika dihitung dengan persamaan mobile 6

adalah sebesar 1.052.260 ton CO2. Sedangkan emisi CO2 pada tahun

2020 jika menggunakan persamaan mobile combustion sebesar 1.807.330 ton CO2 jika dihitung dengan persamaan mobile 6 sebesar

1.507.451 ton CO2 (Rania, 2010).

3. Studi Konstribusi Kegiatan Transportasi Terhadap Emisi Karbon di Surabaya Bagian Barat.

(37)

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Umum

Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang dipakai pada penelitian ini adalah dengan cara melakukan pengolahan data primer hasil survei lapangan serta mengumpulkan beberapa informasi yang dibutuhkan sebagai data sekunder.

3.2 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian adalah tahapan yang dilakukan sebelum peneliti melakukan penelitian langsung ke lapangan. Persiapan penelitian terdiri dari:

1. Studi Literatur

(38)

21

2. Penetapan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada pusat Kota Bandar Lampung yaitu pada ruas Jalan Raden Intan, Jalan Jenderal Ahmad Yani dan Jalan Raden Ajeng Kartini. Lokasi penelitian dapat dilihat seperti pada Gambar 1.

(39)

22

3. Waktu Penelitian

Pelaksanaan survei dilaksanakan pada hari Senin, Kamis dan Sabtu dengan mempertimbangkan volume lalu lintas dan kecepatan. Pengamatan data lalu lintas dilakukan pada jam-jam sibuk yaitu pada pukul 06.30 - 08.00 WIB (jam sibuk pagi), pukul 12.00 13.30 WIB (jam sibuk siang) dan pukul 16.00 -18.00 WIB (jam sibuk sore).

4. Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini meliputi :

a. Alat tulis yang berfungsi untuk mencatat semua hasil penelitian.

b. Pencatat waktu (Stop Watch) untuk mengukur periode pengamatan kendaraan.

c. Petugas pengamat, sebagai tenaga pengamat dan pencatat arus lalu lintas. d. Jam tangan sebagai penunjuk waktu selama pelaksanaan survei.

e. Kamera digital untuk merekam pergerakan arus lalu lintas. f. Komputer sebagai alat untuk menghitung dan mengolah data.

5. Melakukan Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data - data/informasi yang diperlukan dalam penelitian. Survei pedahuluan dilakukan secara random pada skala populasi yang kecil.

(40)

23

a. Menentukan lokasi pengamatan pada saat survei sebenarnya.

b. Mengamati kondisi di lapangan untuk menentukan metode survei yang harus dilakukan.

c. Meneliti apakah jumlah sampel telah memadai jumlahnya.

d. Meneliti tingkat kesesuaian dari metode survei yang akan diterapkan. e. Meneliti kesesuaian dan kelengkapan dari kuisioner yang akan

digunakan.

6. Pembuatan Kuisioner

Kuisioner dibuat dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan memperoleh informasi dengan validitas yang tinggi. Kuisioner dibuat dengan mencantumkan data-data yang diperlukan seperti identitas responden dan daftar pertanyaan. Pertanyaan harus dibuat sependek dan sejelas mungkin sehingga pertanyaan tidak tumpang tindih. Untuk mendapatkan data primer berupa faktor-faktor penyebab emisi gas buang dari kendaraan bermotor seperti umur kendaraan, perawatan kendaraan, kapasitas mesin kendaraan dan jumlah bahan bakar. Maka diperlukan panduan untuk melaksanakan survei yang akan diambil sebagai sampel pada penelitian ini dengan menggunakan kuisioner.

3.3 Pengambilan Data

(41)

24

kendaraan, jumlah bahan bakar kendaraan dan kapasitas mesin kendaraan. Survei yang diperlukan dalam pengambilan data penelitian ini antara lain :

1. Survei Volume Lalu Lintas.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghitung langsung jumlah kendaraan berbahan bakar bensin yang melewati titik pengamatan dengan menggunakan pencatatan secara manual.. Survei ini dilakukan untuk mendapatkan data jumlah kendaraan yang melintasi di titik pengamatan. Pada survei ini, titik pengamatan dibagi menjadi 5 titik, dapat dilihat pada Gambar 2. Survei dilakukan oleh 2 orang surveyor pada satu titik pengamatan, sehingga total surveyor untuk survei jumlah kendaraan menjadi 10 orang.

2. Survei Kecepatan Kendaraan

Pada survei kecepatan kendaraan yang dihitung adalah kecepatan perjalanan atau journey speed. Pengertian kecepatan perjalanan adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat, dan merupakan jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan lama waktu mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh hambatan (penundaan) lalu lintas.

(42)

25

Keterangan :

= Titik Pengamatan = Bundaran

(43)

26

3. Survei Umur Kendaraan, Perawatan Kendaraan, Kapasitas Mesin Kendaraan, Jenis Bahan Bakar dan Jumlah Bahan Bakar.

Untuk mendapatkan data umur kendaraan, perawatan kendaraan, kapasitas mesin serta jumlah bahan bakar dilakukan dengan wawancara kepada responden. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan sampel yang mewakili kendaraan berbahan bakar bensin yang berada di pusat Kota Bandar Lampung. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan di SPBU yang berada di ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani (sebelah PT. Astra International Daihatsu Bandar Lampung).

Berdasarkan survei yang telah dilakukan pada Februari 2014 didapat jumlah kendaraan berbahan bakar bensin yang melintas di ruas Jalan Raden Intan dan Jalan R.A Kartini sebanyak 4438 kendaraan/jam untuk kendaraan beroda empat dan sebanyak 1747 kendaraan/jam untuk kendaraan beroda dua (Amelia, 2014).

Berdasarkan data di atas, besarnya jumlah sampel minimum dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

n = N / ( 1 + N . e2 ) Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah kendaraan per jam

e = Nilai kritis (batas ketelitian yang diinginkan) Sampel untuk kendaraan beroda empat

n = N / ( 1 + N. e2 )

(44)

27

Sampel untuk kendaraan beroda dua n = N / ( 1 + N. e2 )

= 1747 / ( 1 + 1747 * 0.052 ) = 325 sampel

Jadi total sampel minimum yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 692 sampel. Selain melakukan wawancara dengan responden, peneliti juga akan mengambil data dari beberapa showroom kendaraan yang berada di pusat Kota Bandar Lampung. Data tersebut nantinya akan dibutuhkan untuk menvalidasi data survei agar lebih akurat.

3.4 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan mengolah data primer dan sekunder. Data-data tersebut kemudian akan diolah dengan metode analisis regresi linier berganda untuk mendapat faktor penyebab emisi gas buang yang paling dominan dari kendaraan bermotor berbahan bakar bensin dan dapat dihitung menggunakan program SPSS.

3.5 Diagram Alir Metode Penelitian

(45)

28

Gambar 3. Diagam Alir Penelitian. MULAI

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Sekunder Data Primer

Literatur Instansi Terkait

Volume Lalu Lintas Kecepatan Rata – Rata Kendaraan

Umur Kendaraan Perawatan Kendaraan Kapasitas Mesin Kendaraan

Pengolahan Data

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

(46)

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian model emisi gas buang berbahan bakar bensin akibat transportasi di pusat Kota Bandar Lampung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengolahan dengan SPSS 16 diperoleh persamaan untuk mobil penumpang Y= 136,149 + 7,553 X1 + 10,870 X2 + 0,553 X3

dan untuk sepeda motor Y = 135,238 + 2,335 X1 + 1,203 X3

2. Faktor - faktor yang mempengaruhi emisi gas buang kendaraan adalah umur kendaraan (X1), perawatan kendaraan (X2) dan Kapasitas Mesin

(X3).

3. Faktor yang paling berpengaruh untuk mobil penumpang adalah perawatan kendaraan (X2) sebesar 10,870 gram dan untuk sepeda motor

adalah umur kendaraan (X1) sebesar 2,335 gram/tahun.

4. Besar Emisi Gas Buang Kendaraan yang dihasilkan akibat aktivitas kendaraan bermotor berbahan bakar bensin adalah sebesar 11.568,48 ton/tahun.

(47)

72

5.2 Saran

Dari hasil analisa yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan penulis adalah :

1. Perlunya ditingkatkan perawatan kendaraan terutama untuk kendaraan lama.

2. Perlunya sosialisasi akan bahaya polusi udara terhadap kesehatan masyarakat.

3. Peningkatan sarana publik yaitu transportasi yang nyaman, aman dan murah.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

______. 2013. Jumlah Penduduk dan Kendaraan di Kota Bandar Lampung. http://bandarlampungkota.bps.go.id/publikasi/buku/BLDA2013/index.ht ml#/96/zoomed diakses pada tanggal 15 Maret 2014 pukul 11.16

Carbajo J.C., dan Faiz. 1994. Motor vehicle emissions control : some policy options for developing countries. The Science of The Total Environment, 146/147, 11-18.

Direktorat Jenderal Bina Marga Republik Indonesia. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.

Dowling, R.G. National Cooperative Highway Research Program, Predicting Air Quality Effects of Traffic-Flow Improvements : Final Report and User’s

Guide, NCHRP Report No.535

Hooker, J.N., 1988. Optimal Driving for Single Vehicle Fuel Economy. Transportation Research Part A, Vol.22A, No.3, pp 183-201

Indah, R. 2010. Kajian Emisi CO2 Menggunakan Persamaan Mobile 6 dan Mobile Combustion dari Sektor Transportasi di Kota Surabaya.

Surabaya.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2012. Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan 2012. Jakarta.

Kuswara. 2006. Inventori Emisi Polutan CO, Nox, HC dan SPM di Kabupaten Bandung. Jurnal Teknik Lingkungan. 3 (1) : 215-224.

Malkhamah, S., 2004. Perencanaan Transportasi dan Lingkungan. Magister Sistem dan Teknik Transportasi Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2006. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama. Jakarta.

Morlok, Edward.K. 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi.

(49)

Munawar, A. 1999. Traffic Accident Database Management System in Indonesia, Proceedings the 3rd International Conference on Accident Inverstigation, Reconstruction. Jakarta.f

Oktavia, A. 2014. Analisis Kerugian Akibat Kemacetan Lalu Lintas Ditinjau Dari Emisi Kendaraan Bermotor di Pusat Kota Bandar Lampung. Magister Teknik Sipil Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta.

Pradana, Wima. 2010. Studi Kontribusi Kegiatan Transportasi Terhadap Emisi Karbon di Surabaya Bagian Barat. Surabaya.

Porteous, Andrew. 1996. Dictionary of Environmental Science and Technology. John Willey and sons Ltd: England.

Soedomo, M. 2001. Pencemaran Udara. Bandung : ITB.

Sukarto, H. 2006. Transportasi Perkotaan dan Lingkungan. Jurnal Teknik Sipil. Vol. 3. No. 2.

Surtia, V. 2010. Kajian Hubungan Antara Variasi Kecepatan Kendaran dengan Emisi yang Dikeluarkan Pada Kendaraan Bermotor Roda Empat. Padang.

Universitas Lampung. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Unila Offset. Bandar Lampung.

Victoria Transport Policy Institute. 2011. Transportation Cost and Benefit Analysis II. Australia.

Gambar

Tabel 1. Data Faktor Emisi Indonesia Berdasarkan Jenis Kendaraan
Gambar 1.
Gambar 2. Skema Lokasi Survei Volume Lalu Lintas
Gambar 3. Diagam Alir Penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

akhir dengan judul “ PENGARUH CATALYTIC CONVERTER BERBAHAN TEMBAGA KUNINGAN BERBENTUK PLAT BERLUBANG TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA KENDARAAN BERMOTOR ” ini

Sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Catalytic Converter Berbahan Tembaga Kuningan Berbentuk Plat Berlubang Terhadap Emisi Gas Buang Pada Kendaraan Bermotor”

Dari hasil penelitian “Pengaruh Penggunaan Medan Magnet Pada Pipa Saluran Bahan Bakar Bensin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Dan Emisi Gas Buang Pada Mesin 1800

PENGGUNAAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT DAN MgO UNTUK BAHAN BAKU PEMBUATAN KERAMIK BERPORI YANG DIGUNAKAN SEBAGAI FILTER GAS BUANG KENDARAAN BERBAHAN BAKAR BENSIN

Upaya Penurunan Emisi Gas Buang pada Mesin Bensin Sistem Bahan Bakar Konvensional Menggunakan Catalytic Converter Almunium untuk Kenyamanan Praktikum.. Efforts to Reduce Flue

Untuk kendaraan yang diuji, emisi CO maupun HC+NOx dengan bahan bakar pertamax masih dalam ambang batas yang ditentukan, sedangkan emisi gas buang dengan bahan bakar

Emisi gas buang kendaraan bermotor dari segala model mesin pembakaran di Emisi gas buang kendaraan bermotor dari segala model mesin pembakaran di dalam (Internal

Pengukuran emisi gas buang kendaraan bermotor roda dua dilakukan secara langsung pada kendaraan dengan mengunakan alat pengukur emisi Quintox flue gas analyzer.Analisis