PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Punggur Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh
MARTINA KRISTA RATNA SARI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
F. Kerangka Pikir ... 6
G. Hipotesis ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Brosur... 8
B. Keterampilan Berpikir Kritis ... 13
C. Aktivitas Belajar Siswa ... 18
III.METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
B. Populasi dan Sampel ... 21
C. Desain Penelitian ... 21
D. Prosedur penelitian ... 22
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 26
F. Teknik Analisis Data ... 28
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38
B. Pembahasan ... 43
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 51
B. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
LAMPIRAN 1. Silabus ... 56
6. Tabel Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 106
7. Angket Tanggapan Siswa ... 109
8. Data Hasil Penelitian ... 111
9. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 119
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan selalu mengadakan perbaikan ke jenjang yang lebih baik sehingga banyak hal yang harus dilakukan, salah satunya adalah
meningkatkan sumber daya manusia. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, maka pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan dalam hal peningkatan mutu pendidikan, salah satunya adalah melakukan revisi Kurikulum 2004 (KBK) menjadi Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kunandar (2009: 133) menjelaskan bahwa KTSP adalah sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan
kemampuan (kompetensi) melakukan tugas-tugas dengan standar
performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dalam KTSP, materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi, dan sintesis sehingga dibutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang meliputi aspek berpikir kritis, berpikir kreatif dan keterampilan memecahkan masalah.
Dari ketiga aspek berpikir tingkat tinggi tersebut, berpikir kritis merupakan keterampilan yang diutamakan untuk dikembangkan pada siswa sebab
sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri sehingga berpikir kritis juga merupakan sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyatan orang lain (Johnson, 2002:183). Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62) menambahkan bahwa keterampilan berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan di masyarakat karena manusia selalu dihadapkan pada
permasalahan yang memerlukan pemecahan sehingga berpikir kritis sangat penting untuk dikembangkan selama proses pembelajaran. Namun faktanya, dalam proses pembelajaran tersebut, pada umumnya guru kurang
memberdayakan keterampilan berpikir kritis siswa secara optimal sehingga hal ini berdampak pada rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa.
Rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa juga terjadi di SMP Negeri 2 Punggur. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi IPA, khususnya materi biologi di sekolah tersebut pada bulan November 2012, diperoleh informasi bahwa selama ini guru menggunakan metode diskusi dengan bantuan bahan ajar buku, modul, dan lembar kerja siswa. Dan meskipun menggunakan metode diskusi yang sifatnya membuat siswa menjadi lebih aktif dalam menggunakan
keterampilan berpikirnya, namun bahan ajar yang digunakan oleh guru sifatnya monoton sehingga keterampilan berpikir kritis siswa masih rendah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan jenis bahan ajar yang dapat
Salah satu bahan ajar yang diduga dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah brosur. Salah satu karakteristik bahan ajar ini yang
membedakan dengan bahan ajar lainnya adalah menyajikan ilustrasi-ilustrasi penting dari suatu konsep dalam bentuk lembaran kertas, sehingga bersifat lebih praktis dan menarik. Hal ini akan membuat siswa merasa tertarik untuk untuk belajar. Selain itu, siswa juga dapat belajar mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan ilustrasi yang terdapat di dalam brosur sehingga siswa akhirnya mendapatkan konsep secara utuh, serta pemahaman mengenai alasan dan tujuan mereka harus mempelajari materi tersebut dan tentunya
keterampilan berpikir kritis siswa pun meningkat (Dharmasraya, 2008: 5). Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zakiyah (2012: 8) yang menyatakan bahwa pengembangan bahan ajar pendidikan berpikir kritis, efektif dalam meningkatkan skor keterampilan menulis karya ilmiah siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Brosur Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Punggur Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
2. Apakah penggunaan bahan ajar brosur berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa?
3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap penggunaan bahan ajar brosur?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan bahan ajar brosur terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Pengaruh penggunaan bahan ajar brosur terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa.
3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan bahan ajar brosur.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, siswa, guru, dan sekolah serta dapat memberikan suatu alternatif strategi pembelajaran yang dapat diterapkan bagi perorangan maupun institusi. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain sebagai berikut.
1. Bagi peneliti, sebagai calon guru, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan menambah pengetahuan mengenai penggunaan brosur sebagai salah satu bahan ajar yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
lingkungan dan memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan dengan menggunakan bahan ajar brosur.
3. Bagi guru bidang studi biologi, penggunaan brosur ini, dapat menjadi salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didiknya.
4. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran biologi, sehingga akan memperbaiki sistem pembelajaran untuk masa yang akan datang.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini antara lain sebagai berikut.
1. Bahan ajar brosur, yaitu mengenai peranan manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. 2. Keterampilan berpikir kritis siswa yang diukur dalam penelitian ini
meliputi: (1) melakukan deduksi, (2) memberi penjelasan dasar, (3) merumuskan alternatif solusi, dan (4) memberikan alasan (Costa, 1985: 19)
3. Aktivitas siswa yang diukur dalam penelitian ini meliputi: (1)
mengemukakan ide/gagasan, (2) bekerja sama/berkomunikasi dengan anggota kelompok, (3) mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan (4) mengajukan pertanyaan
5. Materi dalam penelitian ini adalah materi pokok pengelolaan lingkungan dengan kompetensi dasar mengaplikasikan peran manusia dalam
pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
F. Kerangka Pikir
Keterampilan berpikir kritis sangat penting dikembangkan pada siswa sejak usia dini. Namun faktanya, dalam proses pembelajaran, pada umumnya guru kurang menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk melakukan proses berpikir kritis. Walaupun menggunakan metode diskusi yang sifatnya membuat siswa menjadi lebih aktif dalam menggunakan keterampilan berpikirnya, pada kenyataannya keterampilan berpikir kritis siswa masih rendah. Kemungkinan, hal ini terjadi karena guru kurang mengembangkan jenis bahan ajar yang digunakan selama proses
pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dikembangkan jenis bahan ajar yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa selama menggunakan metode diskusi.
mendapatkan konsep secara utuh, serta pemahaman mengenai alasan dan tujuan mereka harus mempelajari materi tersebut. Hal inilah yang akan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Penelitian ini mengenai pengaruh penggunaan bahan ajar brosur terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah bahan ajar brosur, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan berpikir kritis siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut.
Keterangan:
X: Bahan ajar brosur
Y: Keterampilan berpikir kritis siswa.
Gambar 1. Hubungan Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. H0 = Penggunaan bahan ajar brosur tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa. H1 = Penggunaan bahan ajar brosur berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa. 2. Penggunaan bahan ajar brosur berpengaruh terhadap peningkatan
aktivitas belajar siswa.
3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan bahan ajar brosur.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Ajar Brosur
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis (Setyono, 2005: 10). Sudirman (dalam Djamarah dan Zain, 2006: 43) juga
mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah salah satu sumber belajar bagi siswa. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Sedangkan menurut Rusman (2010: 17) sumber belajar adalah materi atau isi pokok bahasan, bersifat spesifik dan erat hubungannya dengan tujuan yang telah diterapkan. Jadi, bila kepada siswa diajarkan fakta dan konsep, tentu tidak hanya berhenti sampai prinsip, tetapi harus diadakan pula penerapan prinsip tersebut.
didukung oleh pendapat dari Ballstaedt (dalam Setyono, 2005: 29) bahwa bahan ajar cetak harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut. 1. Susunan tampilan, yang menyangkut: Urutan yang mudah, judul yang
singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas pembaca.
2. Bahasa yang mudah, menyangkut: mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang. 3. Menguji pemahaman, yang menyangkut: menilai melalui orangnya,
cheklist untuk pemahaman.
4. Stimulan, yang menyangkut: enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong pembaca untuk berfikir, menguji stimulan.
5. Kemudahan dibaca, yang menyangkut: keramahan terhadap mata ( huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks
terstruktur, dan mudah dibaca.
6. Materi instruksional, yang menyangkut: pemilihan teks, bahan kajian, lembar kerja (work sheet).
Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai berikut. 1. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
2. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
Bahan ajar dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori seperti yang ditulis oleh Murni (2010: 1), yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar
multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Bahan cetak diklasifikasikan ke dalam tiga jenis menurut Kemp dan Dayton (dalam Suryadi, 2010: 9), yaitu:
a. Learning aids (lembar petunjuk, deskripsi kerja, gambar seri
b. Training materials (handout, panduan belajar, manual pembelajaran) c. Information materials (brosur, jurnal, laporan)
Berdasarkan klasifikasi tersebut, brosur termasuk ke dalam media cetak jenis information materials (berisi informasi). Sesuai dengan fungsi brosur yang dapat menyampaikan informasi penting tersebut, maka brosur dapat
digunakan juga dalam menyampaikan informasi mengenai materi
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Iqbal, 2008:
5). Sedangkan Hampton (2013: 1) menyebutkan definisi lain dari brosur berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu sepotong kecil kertas yang dicetak, pada umumnya menggunakan satu lembar kertas berukuran 8.5 inci x 11 inci atau 8.5 inci x 14 inci dengan tiga lipatan atau dapat pula berukuran lainnya dengan banyak lipatan yang berbeda atau tanpa lipatan.
Sebuah bahan ajar cetak paling tidak mencakup antara lain judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, dan petunjuk kerja (dapat berupa Lembar
Kerja/LK dan evaluasi). Demikian pula brosur, memiliki strukturnya sendiri, yang tentunya berbeda dengan bahan ajar lain. Hal tersebut diungkapkan dalam tabel berikut.
Tabel 1. Struktur Bahan Ajar
No. Komponen Ht Bu Ml LKS Bro Lf Wch F/Gb Mo/M
1. Judul √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Petunjuk
belajar - - √ √ - - - - -
3. KD/MP - √ √ √ √ √ ** ** **
4. Informasi
pendukung √ √ √ √ √ √ ** ** **
5. Latihan - √ √ - - - -
6. Tugas/
Langkah kerja - - √ √ - - - ** **
7. Penilaian - √ √ √ √ √ ** ** **
Keterangan:
Berdasarkan tabel tersebut, maka brosur terdiri atas empat komponen, yaitu: a. Judul materi yang ingin disampaikan
b. Kompetensi dasar dan materi pelajaran yang disajikan secara singkat dan jelas
c. Informasi yang mendukung materi pelajaran yang ingin disampaikan, dapat berupa gambar/foto, tabel, dan statistik
d. Penilaian, berupa pertanyaan yang diharapkan dapat menggali rasa ingin tahu dan keterampilan berpikir siswa (Setyono, 2005: 28).
Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan
mendatangkan beberapa keuntungan, demikian pula brosur. Hal tersebut dikemukakan oleh Ballstaedt (dalam Setyono, 2005: 16) sebagai berikut. 1. Memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada siswa
bagian mana yang sedang dipelajari 2. Biaya pengadaannya relatif sedikit
3. Cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah
4. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu
5. Relatif ringan dan dapat dibaca di semua tempat
Di samping sisi positif tersebut, brosur juga mempunyai sisi negatif atau kelemahan-kelemahan seperti yang dikemukakan oleh Wuryanto (2010: 1) sebagai berikut.
1. Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat linear, dan tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan. 2. Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami
kesulitan memahami bagian tertentu.
3. Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang
membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.
4. Tidak dapat mengakomodasi peserta didik dengan kemampuan baca terbatas
5. Memerlukan pengetahuan prasyarat agar peserta didik dapat memahami materi yang dijelaskan. Peserta didik yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami. 6. Cenderung digunakan sebagai hafalan.
7. Kadangkala memuat terlalu banyak terminologi dan istilah sehingga dapat menyebabkan beban kognitif yang besar kepada peserta didik.
8. Presentasi satu arah karena tidak interaktif sehingga cenderung digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai
B. Keterampilan Berpikir Kritis (KBK)
pada dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan, sedangkan “memahami” memerlukan perolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar-aspek dalam memori. Sehingga keterampilan berpikir seseorang menyebabkan seseorang tersebut harus bergerak hingga di luar informasi yang didengarnya, misalnya keterampilan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi (Sanjaya, 2006: 228). Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62) mengkategorikan proses berpikir kompleks atau berpikir tingkat tinggi ke dalam empat
kelompok yang meliputi pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision making), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thingking). Hal tersebut didukung oleh Gunawan (2004: 177) yang menjelaskan bahwa keahlian berpikir tingkat tinggi (High Order
Thingking) meliputi aspek berpikir kritis, berpikir kreatif, dan keterampilan memecahkan masalah.
Menurut Halpern (dalam Achmad, 2007: 1), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan,
thinking sebab berpikir kritis adalah berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju.
Beberapa keterampilan yang dikaitkan dengan konsep berpikir kritis menurut Dressel (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 63) adalah
keterampilan-keterampilan untuk memahami masalah, menyeleksi informasi yang penting untuk menyelesaikan masalah, memahami asumsi-asumsi, merumuskan dan menyeleksi hipotesis yang relevan, serta menarik kesimpulan yang valid dan menentukan kevalidan dari kesimpulan-kesimpulan. Keduanya juga
menambahkan bahwa dalam berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan, pemecahan masalah, dan mengatasi masalah serta kekurangannya. Selain itu, Achmad (2007: 3) telah menuliskan delapan karakteristik berpikir kritis, yakni kegiatan merumuskan pertanyaan, membatasi permasalahan, menguji data-data, menganalisis berbagai pendapat dan bias, menghindari
pertimbangan yang sangat emosional, menghindari penyederhanaan berlebihan, mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan mentoleransi ambiguitas.
Tabel 2. Keterampilan Berpikir Kritis dan Indikatornya Keterampilan
Berpikir Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis Aspek
1. Memberikan penjelasan dasar
Memfokuskan pertanyaan a. Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan.
b. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin.
c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang dihadapi
Menganalisis Argumen a.Mengidentifikasi kesimpulan b. Mengidentifikasi alasan yang
dinyatakan.
c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan.
d. Mencari persamaan dan perbedaan
e. Mengidentifikasi dan menangani ketidak relevanan.
f. Mencari struktur dari sebuah pendapat/argumen
g. Meringkas Bertanya dan menjawab
pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang.
a. Mengapa?
b. Apa yang menjadi alasan utama? c. Apanyang kamu maksud
dengan?
d. Apa yang menjadi contoh? e. Apa yang bukan contoh? f. Bagaimana mengaplikasikan
kasus tersebut? g. Apa yang menjadikan
perbedaanya? h. Apa faktanya?
i. Apakah ini yang kamu katakan? j. Apalagi yang akan kamu katakan
tentang itu? 2. Membangun
keterampilan dasar
Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak?
a. Keahlian
b. Mengurangi konflik interest c. Kesepakatan antar sumber d. Reputasi
e. Menggunakan prosedur yang ada f. Mengetahui resiko
g. Keterampilan memberikan alasan
h. Kebiasaan berhati-hati Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi
a. Mengurangi praduga/menyangka b. Mempersingkat waktu antara
observasi dengan laporan c. Laporan dilakukan oleh
pengamat sendiri
d. Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan
e. Penguatan
Keterampilan Berpikir Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis Aspek
h. Kompeten dalam menggunakan teknologi
i. Kepuasan pengamat atas kredibilitas criteria 3. Menyimpulkan Mendeduksi dan
mempertimbangkan deduksi
a. Kelas logika
b. Menkondisikan logika
c. Menginterpretasikan pernyataan Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi
a. Menggeneralisasi b. Berhipotesis
Membuat dan mengkaji nilai-nilai hasil
pertimbangan
a. Latar belakang fakta b. Konsekuansi
c. Mengaplikasikan konsep (prinsip-prinsip, hukum, asas) d. Mempertimbangkan alternatif e. Menyeimbangkan, menimbang
dan memutuskan 4. Membuat
penjelasan lebih lanjut
Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi
Ada 3 dimensi:
a. Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan mencontoh
b.Strategi definisi c. Konten (isi)
Mengidentifikasi asumsi a. Alasan yang tidak dinyatakan b. Asumsi yang diperlukan :
rekonstruksi argumen 5. Strategi dan
taktik
Memutuskan suatu tindakan a. Mendefinisikan masalah b. Memilih kriteria yang mungkin
sebagai solusi permasalahan c. Merumuskan alternatif-alternatif
untuk solusi
d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan
e. Review
f. Memonitor implementasi Berinteraksi dengan orang
lain
a. Memberi label b. Strategi logis c. Strategi retorik
d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan
Sumber: Costa (1985: 19)
tidak berpikir kritis tidak dapat memutuskan untuk diri mereka sendiri mengenai apa yang harus dipikirkan, apa yang harus dipercaya, atau bagaimana harus bertindak (Braun, 2004: 232).
Sebagian masyarakat beranggapan bahwa keterampilan berpikir kritis hanya dimiliki oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi dan berkategori jenius saja. Padahal, berpikir kritis ini merupakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh semua orang, termasuk para siswa, jika dikembangkan dengan cara yang benar. Untuk mengembangkan keterampilan tersebut, maka diperlukan suatu latihan. Keterampilan berpikir kritis ini dapat dilatih pada siswa melalui pendidikan berpikir, yaitu melalui belajar bernalar, di mana dalam proses berpikir tersebut diperlukan keterlibatan aktivitas pemikir itu sendiri. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan hal tersebut adalah metode diskusi (Gage dan Berliner, 1988: 1).
C. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar
kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Melalui aktivitas tersebutlah, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya (Hamalik, 2004: 171).
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong siswa agar beraktivitas atau melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2009: 170). Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004: 6).
Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat, dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan meningkatkan hasil belajar (Hamalik, 2004: 12).
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Punggur Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Mei 2013, yaitu pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Punggur Kabupaten Lampung Tengah, tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri atas empat kelas. Dari seluruh populasi tersebut diambil dua kelas sebagai sampel penelitian dengan teknik cluster random sampling. Terpilih kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas kontrol.
C. Desain Penelitian
keterampilan berpikir siswa berupa uraian di awal dan akhir kegiatan pembelajaran (pretes-postes).
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut: Kelas Pretes Perlakuan Postes
I O1 X O2
II O1 O2
Keterangan:
I = Kelas eksperimen (kelas VII A) II = Kelas kontrol (kelas VII C)
X = Perlakuan di kelas eksperimen dengan bahan ajar brosur O1 = Pretes
O2 = Postes
Gambar 2. Desain Penelitian Pretes-Postes Kelompok Non-Ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut. a. Membuat surat izin penelitian dari FKIP Universitas Lampung untuk
sekolah tempat diadakannya penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang menjadi subjek penelitian.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). f. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes dalam bentuk
uraian dan angket tanggapan siswa.
g. Membentuk kelompok belajar yang bersifat heterogen pada kelas eksperimen dan kontrol berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis kelamin. Setiap kelas terdiri atas 5 kelompok, yaitu 3 kelompok beranggotakan 6 orang siswa, sedangkan 2 kelompok beranggotakan 7 orang siswa.
Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan metode diskusi dengan bantuan LKS dan bahan ajar brosur untuk kelas eksperimen serta metode diskusi dengan bantuan LKS untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
Kelas Eksperimen (Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Diskusi dan Bahan Ajar Brosur)
a. Kegiatan Awal
1) Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan pertama.
2) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
4) Siswa memperoleh motivasi dari guru mengenai pentingnya mempelajari materi pada pertemuan tersebut.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa duduk sesuai kelompok belajar yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Satu kelas terdiri atas 5 kelompok heterogen yang dibentuk berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis kelamin, yaitu 3 kelompok
beranggotakan 6 orang siswa, sedangkan 2 kelompok beranggotakan 7 orang siswa.
2) Setiap kelompok siswa memperoleh bahan ajar brosur yang berisi materi yang akan dipelajari.
3) Siswa mengaitkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru secara garis besar dengan materi yang ada dalam brosur. 4) Setiap kelompok siswa memperoleh lembar kerja siswa (LKS). 5) Siswa berdiskusi secara berkelompok dalam mengerjakan LKS
dengan membaca dan mengkaji sumber belajar yang relevan, serta mengaitkannya dengan materi yang ada dalam brosur. 6) Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.
7) Setiap perwakilan kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing dilanjutkan dengan diskusi kelas.
c. Kegiatan Penutup
1) Siswa membuat simpulan/rangkuman materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.
2) Siswa mengerjakan postes pada pertemuan kedua.
Kelas Kontrol (Pembelajaran Dengan Metode Diskusi) a. Kegiatan Awal
1) Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan pertama.
2) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
3) Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan mengamati gambar yang ditampilkan dan menjawab pertanyaan dari guru. 4) Siswa memperoleh motivasi dari guru mengenai pentingnya
mempelajari materi pada pertemuan tersebut. b. Kegiatan Inti
1) Siswa duduk sesuai kelompok belajar yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Satu kelas terdiri atas 5 kelompok heterogen yang dibentuk berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil dan jenis kelamin, yaitu 3 kelompok
beranggotakan 6 orang siswa, sedangkan 2 kelompok beranggotakan 7 orang siswa.
2) Siswa memperhatikan penyampaian dari guru secara garis besar mengenai materi pembelajaran.
4) Siswa berdiskusi secara berkelompok dalam mengerjakan LKS dengan membaca dan mengkaji sumber belajar yang relevan. 5) Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.
6) Setiap perwakilan kelompok siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing dilanjutkan dengan diskusi kelas.
7) Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan menanyakan hal-hal yang belum dipahami dalam proses presentasi dan diskusi kelas.
c. Kegiatan Penutup
1) Siswa membuat simpulan/rangkuman materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.
2) Siswa mengerjakan postes pada pertemuan kedua.
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa skor keterampilan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Keterampilan berpikir kritis siswa ditinjau berdasarkan perbandingan gain yang
b. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini data aktivitas belajar siswa, dan tanggapan siswa terhadap penggunaan bahan ajar brosur.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada penelitian ini sebagai berikut: a. Pretes dan Postes
Data keterampilan berpikir kritis berupa nilai pretes, postes, dan N-gain. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik kelas eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik kelas eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS digunakan untuk mengetahui pengaruh bahan ajar brosur terhadap keterampilan berpikir kritis dan aktivitas siswa. Kelas
eksperimen menggunakan LKS yang mengaitkan materi pembelajaran dengan konsep pada brosur, sedangkan kelas kontrol menggunakan LKS yang berfokus pada materi pelajaran saja.
c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
d. Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi tentang pendapat seluruh siswa
mengenai penggunaan bahan ajar brosur dalam proses pembelajaran di kelas. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan brosur berisi 6 pernyataan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Pengisian angket tersebut dilakukan dengan cara memberi tanda checklist (√) dalam memilih salah satu dari dua pilihan jawaban
yang tersedia, yaitu setuju dan tidak setuju.
F. Teknik Analisis Data 1. Data Kuantitatif
Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan N-gain. Teknik penskoran nilai LKS, pretes dan postes yaitu:
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (dicari);
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut
Sedangkan N-gain, diperoleh dengan menggunakan rumus Hake (Loranz, 2008: 2), yaitu:
Keterangan : X= nilai postes Y= nilai pretes Z= skor maksimum
yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas data dan uji homogenitas data sebagai berikut.
a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan
program SPSS versi 16. Hipotesis
H0 : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal Kriteria Pengujian
Jika p-value/sig > 0,05 atau Lhitung < Ltabel, maka H0 diterima
Jika p-value/sig < 0,05 atau Lhitung > Ltabel, maka H0 ditolak
b. Uji Homogenitas (Kesamaan Dua Varian)
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program SPSS versi 16.
Hipotesis
H0 : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda Kriteria Uji
Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya/sig > 0,05 maka H0
diterima
Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya/sig < 0,05 maka H0
c. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 16.
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama Kriteria Uji
Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka H0 diterima
Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka H0 ditolak
Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.
H1 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Kriteria Uji
Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka H0 diterima
Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka H0 ditolak.
d. Uji Mann-Whitney U Hipotesis
Kriteria Uji:
Jika probabilitasnya > 0.05, maka H0 diterima
Jika probabilitasnya < 0.05, maka H0 ditolak
2. Data Kualitatif
a. Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) Siswa
1. Memberi skor sesuai rubrik penilaian keterampilan berpikir kritis, seperti pada tabel berikut.
Tabel 3. Rubrik Penilaian KBK Untuk Pretes/Postes
No. Indikator KBK Nomor
Soal Skor Indikator Operasional 1. Melakukan deduksi 1a 0 tidak dapat melakukan
deduksi
1 dapat melakukan deduksi, namun tidak sesuai 2 dapat melakukan deduksi
yang sesuai 2. Memberi
penjelasan dasar
1b 0 tidak dapat memberi penjelasan dasar
1 dapat memberi penjelasan dasar, namun tidak sesuai 2 dapat memberi penjelasan
dasar yang sesuai 3. Merumuskan
alternatif solusi
1c 0 tidak dapat merumuskan alternatif solusi
1 dapat merumuskan alternatif solusi, namun tidak sesuai
2 dapat merumuskan alternatif solusi yang sesuai, namun bahasa yang digunakan tidak jelas dan runtut 3 dapat merumuskan
alternatif solusi yang sesuai dengan menggunakan bahasa yang jelas dan runtut 4. Memberikan alasan 2 0 tidak dapat memberikan
alasan
1 dapat memberikan alasan namun tidak sesuai atau menjawab item a dengan benar
No. Indikator KBK Nomor
Soal Skor Indikator Operasional menjawab dua item dengan benar, namun bahasa yang digunakan tidak jelas dan runtut 3 dapat memberikan alasan
yang sesuai dan menjawab dua item dengan benar, serta menggunakan bahasa yang jelas dan runtut 2. Kemudian memasukkan skor yang diperoleh masing-masing
siswa ke dalam tabel berikut.
Tabel 4. Lembar Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
No. Urut Siswa
Skor pada Aspek KBK A
Keterangan Aspek KBK: A = melakukan deduksi;
B = memberikan penjelasan dasar; C = merumuskan alternatif solusi; D = memberikan alasan
3. Menjumlahkan skor (R) setiap siswa.
4. Menentukan nilai (S) pada setiap indikator keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
5. Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka kriteria
keterampilan berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari tabel berikut
Tabel 5. Kriteria Persentase Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
b. Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menghitung persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Memberi skor sesuai lembar observasi aktivitas belajar siswa seperti pada tabel berikut.
Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
No Nama
Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa
A B C D
Catatan: Berilah skor dengan tanda checklist (√) sesuai dengan keterangan aspek aktivitas belajar siswa!
Persentase Kriteria
Keterangan Aspek Aktivitas Belajar Siswa: A. Mengemukakan ide/gagasan
1. Tidak mengemukakan ide/gagasan (diam saja).
2. Mengemukakan ide/gagasan namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok pengelolaan lingkungan.
3. Mengemukakan ide/gagasan sesuai dengan pembahasan pada materi pokok pengelolaan lingkungan.
Petunjuk penilaian: melakukan observasi terhadap siswa saat melakukan diskusi kelompok.
B. Bekerja sama (berkomunikasi) dengan anggota kelompok
1. Tidak berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).
2. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan pembahasan dalam LKS.
3. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat untuk mengerjakan LKS.
Petunjuk penilaian: melakukan observasi terhadap siswa saat melakukan diskusi kelompok.
C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar atau dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan.
3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.
Petunjuk penilaian: melakukan observasi terhadap siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
D. Mengajukan pertanyaan
1. Tidak mengajukan pertanyaan.
2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok pengelolaan lingkungan.
3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok pengelolaan lingkungan
Petunjuk penilaian: melakukan observasi terhadap siswa dalam mengikuti kegiatan presentasi yang dilakukan oleh siswa kelompok lain dan kegiatan diskusi kelas.
2. Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus:
s n as o a s o p ol an
Tabel 7. Kriteria Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Persentase (%) Kriteria 87,50 – 100
75,00 – 87,49 50,00 – 74,99 0 – 49,99
Sangat baik Baik Cukup Kurang
c. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Bahan Ajar Brosur Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan brosur berisi 6 pernyataan yang terdiri atas 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Pengisian angket tersebut dilakukan dengan cara memberi tanda checklist (√) dalam memilih salah satu dari dua pilihan jawaban yang tersedia, yaitu setuju dan tidak setuju, seperti pada tabel berikut.
Tabel 8. Item Pernyataan Pada Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Bahan Ajar Brosur
No Pernyataan S TS
1 Saya senang mempelajari materi pokok pengelolaan lingkungan dengan bantuan bahan ajar brosur
2 Saya lebih mudah memahami materi pengelolaan lingkungan dengan bantuan bahan ajar brosur
3 Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang materi pokok pengelolaan lingkungan melalui bahan ajar brosur. 4 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKS dengan
bantuan bahan ajar brosur
5 Bahan ajar brosur menyebabkan saya menjadi sulit berinteraksi dengan teman selama proses pembelajaran berlangsung
6 Bahan ajar brosur tidak memberi kesempatan kepada saya untuk berpikir kritis
Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut.
Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada tabel berikut.
Tabel 9. Skor Perjawaban Angket
Sifat Pernyataan Skor
1 0
Positif S TS
Negatif TS S
Keterangan:
S = setuju; TS = tidak setuju
Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
Tabel 10. Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Bahan Ajar Brosur
No. Pertanyaan Angket
Pilihan Jawaban
Nomor Responden (Siswa)
Persentase
Menafsirkan tanggapan siswa terhadap penggunaan bahan ajar brosur sesuai kriteria Hendro (dalam Hastriani, 2006: 43) pada tabel berikut.
Tabel 11. Kriteria Persentase Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Bahan Ajar Brosur
Persentase (%) Kriteria 100
76 – 99 51 – 75 50 26 – 49 1 – 25 0
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan bahan ajar brosur berpengaruh signifikan terhadap peningkatan KBK siswa pada materi pokok pengelolaan lingkungan
untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
2. Penggunaan bahan ajar brosur berpengaruh terhadap peningkatan
aktivitas belajar siswa pada pembelajaran dengan materi pokok
pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
3. Sebanyak 96,35% dari 32 siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan brosur sebagai bahan ajar.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut.
1. Bagi sekolah, hendaknya mengadakan penyuluhan atau pelatihan
2. Bagi guru, dalam proses pengembangannya, brosur dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat meningkatkan KBK siswa apabila dibuat dengan pemilihan dan pengelompokan gambar yang tepat serta pada proses penggunaannya disertai dengan aktivitas siswa secara berkelompok seperti diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A. 2007. Memahami Berpikir Kritis. Diakses dari http://research engines.com/1007arief3.html pada Kamis 7 Februari 2013 17: 22 WIB Amri, S. dan I. K, Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
dalam Kelas. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
Braun, N. M. 2004. Critical Thinking in The Business Curicullum. Journal of Education for Business No. 79
Costa, A. L. 1985. Developing Mind: A Resource Book for Teacher Thinking. Diakses dari http://repository.upi.edu/operator/upload/sd0250606162 chapter4.pdf pada Kamis, 7 Februari 2013 17: 22 WIB
Dharmasraya. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Diakses dari http://www.dikmenum.go.id pada Kamis, 7 Februari 2013 17: 22 WIB Djamarah, S.B. dan A, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Gage, N. L. dan C. D, Berliner. 1988. Educational Psychology (4th ed). Boston: Houghton Mifflin
Gunawan, W. 2004. Genius Learning Strategy. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hadjar. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada
Hamalik, O. 2004. PendidikanGuru Berdasarkan Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara
Hampton. 2013. CreatingBrochures. Work Group for Community Health and Development University of Kansas
Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Bandar Lampung: Kerjasama FKIP Unila-HEPI
Iqbal. 2008. Laporan Pengembangan Kurikulum Biologi SMA Kelas X: Bahan Ajar Brosur Struktur Kimiawi DNA. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang
Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC Kunandar. 2009. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Loranz, D. 2008. Gain Score. Diakses dari http://www.tmcc.edu./vp/acstu/ assesment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAP HYSDisiciplineRep0708.pdf pada Minggu, 17 Februari 2013 11: 04 WIB Murni. 2010. Panduan Penulisan Bahan Ajar. Diakses dari http://www.murniuni.
blogspot.com pada Minggu, 17 Februari 2013 11: 04 WIB Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Setyono, B. 2005. Penyusunan Bahan Ajar. Diakses dari http://www.smasewon. com pada Minggu, 17 Februari 2013 11: 04 WIB
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Suryadi. 2010. Ringkasan Modul Media Pembelajaran. Bandung: FPTK Universitas Pendidikan Indonesia
Wuryanto. 2010. Evaluasi Bahan Ajar. Diakses dari http://belajarjadiguru. wordpress.com pada Selasa, 19 Februari 2013 15: 02 WIB
SILABUS (Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Punggur Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
Kelas/Semester : VII A/2 (Genap)
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan
Peran manusia dalam pengelolaan
mempelajari brosur Mendiskusikan
SMP NEGERI 2
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Guru Mitra Mahasiswa/Peneliti
Suwarno, S. Pd. Martina Krista Ratna Sari
NIP 19680919 19910301 004 NPM 0913024051
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Punggur
Samino Suradi, S. Pd.
` NIP 19581110 198202 1 004
SILABUS (Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Punggur Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
Kelas/Semester : VII C/2 (Genap)
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan
Peran manusia dalam pengelolaan
SMP NE
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Guru Mitra Mahasiswa/Peneliti
Suliyo, S. Pd. Martina Krista Ratna Sari
NIP 19650618 200701 1 005 NPM 0913024051
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Punggur
Samino Suradi, S. Pd.
` NIP 19581110 198202 1 004
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMP Negeri 2 Punggur Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : VII A/2 (Genap) Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan
lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan
Indikator 1. Kognitif
a. Produk:
Menjelaskan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan.
b. Proses:
Mendiskusikan mengenai peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan.
Menuliskan hasil diskusi kelompok dengan tepat. 2. Afektif
a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi mandiri, toleransi, bersahabat/ komunikasi, tanggung jawab, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan terbuka. b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi mengemukakan ide/gagasan,
bekerja sama (berkomunikasi) dengan anggota kelompok, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan.
A.Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif a. Produk
Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan bantuan bahan ajar brosur, diharapkan siswa mampu:
1. Menjelaskan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan
2. Menentukan manfaat yang diperoleh dari peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan
3. Memberikan alternatif solusi pengelolaan lingkungan yang tepat untuk mengatasi pencemaran lingkungan
b. Proses
Setelah diberikan bahan ajar brosur dan LKS, diharapkansiswa mampu:
1. Mendiskusikan mengenai peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan.
2. Menuliskan hasil diskusi kelompok dengan tepat. 2. Afektif
a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi mandiri, toleransi, bersahabat/ komunikasi, tanggung jawab, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan terbuka. b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi mengemukakan ide/gagasan,
bekerja sama (berkomunikasi) dengan anggota kelompok, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan.
B. Materi Pembelajaran
Peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan
membersihkan lingkungan daur ulang sampah organik
membuang sampah pada tempatnya memisahkan sampah berdasarkan jenisnya pembuatan jalur hijau
penanaman pohon bersepeda
berjalan kaki
daur ulang sampah plastik
C.Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok
D.Langkah-Langkah Pembelajaran
Skenario Pembelajaran Alokasi
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Pendahuluan Mengadakan pretes
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi dengan menampilkan gambar mengenai orang yang membuang sampah
sembarangan dan memberikan pertanyaan,”Apakah
dampak dari kegiatan yang terlihat pada gambar?”
Memberikan motivasi:”Dampak dari kegiatan
membuang sampah sembarangan adalah
terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan tentunya berdampak buruk bagi manusia, hewan, dan tumbuhan yang hidup di lingkungan tersebut. Karena itu, penting sekali bagi kita untuk mengetahui kegiatan-kegiatan positif apa saja yang dapat dilakukan untuk mengelola lingkungan yang bertujuan untuk
Skenario Pembelajaran Alokasi Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
menghindari/mengatasi pencemaran lingkungan.”
Memberikan instruksi pada siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan
Menyusun tempat duduk dan duduk berkelompok Kegiatan Inti
Membagikan bahan ajar brosur yang berisi materi yang akan dipelajari kepada siswa
Menyampaikan materi pembelajaran secara garis besar agar siswa dapat mengaitkannya dengan materi dalam brosur
Membagikan LKS dan memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS
Membimbing siswa dalam berdiskusi mengerjakan LKS dengan mengkaji sumber belajar yang relevan serta mengaitkannya dengan materi dalam brosur
Meminta siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan
Memberikan instruksi kepada perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing
Memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat atau bertanya
Menerima brosur
Mengaitkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan materi dalam
mengerjakan LKS Mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan Mempresentasi-kan hasil diskusi kelompok
Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
SMP NEGERI 2
E. Sumber/Bahan Ajar
Sumber:
Sugiyarto, Teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Wasis. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Lembar observasi aktivitas siswa
Punggur, Mei 2013
Guru Mitra Mahasiswa/Peneliti
Suwarno, S.Pd Martina Krista Ratna Sari
NIP 19680919 19910301 004 NPM 0913024051
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Punggur
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMP Negeri 2 Punggur Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : VII A/2 (Genap) Pertemuan ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan
lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan
Indikator 1. Kognitif
a. Produk:
1. Menjelaskan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan.
b. Proses:
1. Mendiskusikan mengenai peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan.
2. Menuliskan hasil diskusi kelompok dengan tepat. 2. Afektif
a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi mandiri, toleransi, bersahabat/ komunikasi, tanggung jawab, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan terbuka. b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi mengemukakan ide/gagasan,
bekerja sama (berkomunikasi) dengan anggota kelompok, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan.
A.Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif a. Produk
Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan bantuan bahan ajar brosur, diharapkan siswa mampu:
1. Menjelaskan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan
2. Menentukan manfaat yang diperoleh dari peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan
3. Memberikan alternatif solusi pengelolaan lingkungan yang tepat untuk mengatasi kerusakan lingkungan
b. Proses
Setelah diberikan bahan ajar brosur dan LKS, diharapkansiswa mampu:
1. Mendiskusikan mengenai peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan.
2. Menuliskan hasil diskusi kelompok dengan tepat. 2. Afektif
a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi mandiri, toleransi, bersahabat/ komunikasi, tanggung jawab, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan terbuka. b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi mengemukakan ide/gagasan,
bekerja sama (berkomunikasi) dengan anggota kelompok, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan.
B. Materi Pembelajaran
Peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan reboisasi
konservasi terumbu karang taman laut
cagar alam suaka margasatwa
penangkaran penyu dan hiu pasir penanaman pohon bakau
hutan lindung
C.Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok
D.Langkah-Langkah Pembelajaran
Skenario Pembelajaran Alokasi
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Memberikan instruksi pada siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan apersepsi dengan menampilkan dua gambar mengenai illegal logging dan anak yang sedang menanam bibit pohon, serta memberikan pertanyaan,
”Kegiatan mana yang berdampak pada kerusakan
lingkungan?”
Memberikan motivasi: ”Illegal logging
merupakan salah satu kegiatan yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan dapat
mengakibatkan hilangnya habitat dari suatu populasi, bencana longsor, dan banjir yang tentunya sangat merugikan bagi kita. Karena itu, penting sekali bagi kita untuk mengetahui cara mengelola lingkungan yang benar untuk mencegah kerusakan lingkungan.”
Skenario Pembelajaran Alokasi Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Inti
Membagikan bahan ajar brosur yang berisi materi yang akan dipelajari kepada siswa
Menyampaikan materi pembelajaran secara garis besar agar siswa dapat mengaitkannya dengan materi dalam brosur
Membagikan LKS dan memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS
Membimbing siswa dalam berdiskusi mengerjakan LKS dengan mengkaji sumber belajar yang relevan serta mengaitkannya dengan materi dalam brosur
Meminta siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan
Memberikan instruksi kepada perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing
Memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat atau bertanya
Menerima brosur
Mengaitkanmateri pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan materi dalam brosur LKS yang sudah dikerjakan. Mempresentasi-kan hasil diskusi kelompok
masing-Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
Mengadakan postes
Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
E. Sumber/Bahan Ajar
Sumber:
Sugiyarto, Teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
SMP NE
Lembar observasi aktivitas siswa
Punggur, Mei 2013
Guru Mitra Mahasiswa/Peneliti
Suwarno, S.Pd Martina Krista Ratna Sari
NIP 19680919 19910301 004 NPM 0913024051
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Punggur
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol)
Sekolah : SMP Negeri 2 Punggur Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : VII C/2 (Genap) Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan
Indikator 1. Kognitif
a. Produk:
Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan.
b. Proses:
Mendiskusikan mengenai peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan.
Menuliskan hasil diskusi kelompok dengan tepat. 2. Afektif
a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi mandiri, toleransi, bersahabat/ komunikasi, tanggung jawab, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan terbuka. b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi mengemukakan ide/gagasan,
bekerja sama (berkomunikasi) dengan anggota kelompok, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan.
A.Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif a. Produk
Setelah melakukan kegiatan diskusi, diharapkansiswa mampu:
1. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan
2. Menentukan manfaat yang diperoleh dari peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan
3. Memberikan alternatif solusi pengelolaan lingkungan yang tepat untuk mengatasi pencemaran lingkungan
b. Proses
Setelah diberikan LKS, diharapkansiswa mampu:
1. Mendiskusikan mengenai peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan.
2. Menuliskan hasil diskusi kelompok dengan tepat. 2. Afektif
a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi mandiri, toleransi, bersahabat/ komunikasi, tanggung jawab, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan terbuka. b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi mengemukakan ide/gagasan,
bekerja sama (berkomunikasi) dengan anggota kelompok, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan.
B. Materi Pembelajaran
Peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran lingkungan
membersihkan lingkungan
daur ulang sampah organik
membuang sampah pada tempatnya
memisahkan sampah berdasarkan jenisnya
pembuatan jalur hijau
penanaman pohon
bersepeda
berjalan kaki
daur ulang sampah plastik
C.Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok
D.Langkah-Langkah Pembelajaran
Skenario Pembelajaran Alokasi
Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Pendahuluan Mengadakan pretes
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi dengan menampilkan gambar mengenai orang yang membuang sampah sembarangan dan memberikan pertanyaan,
”Apakah dampak dari kegiatan yang terlihat pada
gambar?”
Memberikan motivasi:”Dampak dari kegiatan
membuang sampah sembarangan adalah
terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan tentunya berdampak buruk bagi manusia, hewan, dan tumbuhan yang hidup di lingkungan tersebut. Karena itu, penting sekali bagi kita untuk mengetahui kegiatan-kegiatan
Skenario Pembelajaran Alokasi Waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
positif apa saja yang dapat dilakukan untuk mengelola lingkungan yang bertujuan untuk menghindari/mengatasi pencemaran
lingkungan.”
Memberikan instruksi pada siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan
Menyusun tempat duduk dan duduk berkelompok Kegiatan Inti
Menyampaikan materi pembelajaran secara garis besar
Membagikan LKS dan memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan LKS
Membimbing siswa dalam berdiskusi mengerjakan LKK dengan mengkaji sumber belajar yang relevan
Meminta siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan
Memberikan instruksi kepada perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing
Memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat atau bertanya
Memperhatikan LKS yang sudah dikerjakan Mempersentasi-kan hasil diskusi kelompok
Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
E. Sumber/Bahan Ajar
Sumber:
SMP NE
Wasis. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Lembar observasi aktivitas siswa
Punggur, Mei 2013
Guru Mitra Mahasiswa/Peneliti
Suliyo, S. Pd Martina Krista Ratna Sari
NIP 19650618 200701 1 005 NPM 0913024051
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Punggur
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol)
Sekolah : SMP Negeri 2 Punggur Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : VII C/2 (Genap) Pertemuan ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
Kompetensi Dasar : 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan
Indikator 1. Kognitif
a. Produk:
Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan.
b. Proses:
Mendiskusikan mengenai peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan.
Menuliskan hasil diskusi kelompok dengan tepat. 2. Afektif
a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi mandiri, toleransi, bersahabat/ komunikasi, tanggung jawab, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, dan terbuka. b. Meningkatkankan keterampilan sosial, meliputi mengemukakan ide/gagasan,
bekerja sama (berkomunikasi) dengan anggota kelompok, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan.
A.Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif a. Produk
Setelah melakukan kegiatan diskusi, diharapkansiswa mampu:
1. Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan
2. Menentukan manfaat yang diperoleh dari peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan
3. Memberikan alternatif solusi pengelolaan lingkungan yang tepat untuk mengatasi kerusakan lingkungan
b. Proses
Setelah diberikan LKS, diharapkansiswa mampu:
3. Mendiskusikan mengenai peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi kerusakan lingkungan.
4. Menuliskan hasil diskusi kelompok dengan tepat. 2. Afektif