• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesan-Pesan Bermuatan Etis dalam Film (Analasis Hermeneutika Terhadap Film Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pesan-Pesan Bermuatan Etis dalam Film (Analasis Hermeneutika Terhadap Film Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami)"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pesan-Pesan Bermuatan Etis dalam Film

(Analasis Hermeneutika Terhadap Film Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami)

Oleh

Ninik Tri Ambarwati

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menjelaskan pesan-pesan etika individual, pesan-pesan etika struktural, pesan-pesan etika sosial yang terkandung dalam Film Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami. Penelitian ini menggunakan Teori Hermeneutika. Ketiga Film ini diproduksi oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) April 2013. Film ini bertujuan mengedukasi masyarakat agar memahami ada peraturan berkaitan penyelenggaran Ibadah Haji, mengedukasi agar tidak menggunakan budaya jalan pintas untuk mencapai tujuan, dan mengedukasi bahwa masyarakat bisa menjadi pengawas penggunaan dana BOS. Hasil penelitian menunjukan adanya pesan-pesan etika individual diantaranya patuh kepada orang tua, pekerja keras, kegigihan dan keultean, optimis, iklhas, berserah diri kepada Tuhan, penyesalan, tidak mengulangi kesalahan, kritis, mandiri, dan percaya diri. Pesan-pesan etika sosial diantarnya kesabaran, peduli terhadap orang tua, kepedulian terhadap sesama, kebersamaan, dan tolong-menolong. Pesan-pesan etika struktural diantaranya patuh terhadap aturan, tanggung jawab, dan kejujuran

(2)

ABSTRACT

Ethical Messages in the Cinema

(An Analysis Of Hermeneutics In The Cinema Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, and Cerita Kami

By

Ninik Tri Ambarwati

The Purpose of this research is knowing and explaining the message of individual ethics, messages structural ethics, and messages of social ethics contained in the Money Rujak Emak, Paper Si Omas, and Our Story Film. This study uses Hermeneutics theory. The third film was produced by Republic Indonesian Supreme Audit Agency (BPK – RI). This film purpose to educate the public to understand that there are rules relating to the delivery of Hajj, educate in order not to use the culture of shortcuts to achieve the goal, and educate the public that the public may be the regulatory use the funds. The results of this research indicate the existence of messages individual ethics are obedient to parents, hardworking, persistence, optimistic, sincere, surrender to God, regret, do not repeat the mistake, critical, independent, and confident. Message social ethics are patience, care to parents, caring for one another, unity, and helping others. Messages structural ethics are adherence to the rules, responsibility, and honesty

(3)
(4)
(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mengandung Sari, Lampung Timur pada tanggal 28 Maret 1993 sebagai bungsu dari tiga bersaudara. Pendidikan yang pernah di tempuh oleh penulis adalah Taman Kanan-Kanak pada TK Aisiyah Mengandung Sari, Lampung Timur. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikannya, penulis terdaftar sebagai siswi pada Sekolah Dasar Negeri 1 Mengandung Sari. Penulis menamatkan pendidikan Sekolah Dasar Pada Tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai siswi pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sekampung Udik, Pugung Raharjo. Penulis menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama pada 2008. Kemudian penulis melanjutkan Sekolah Menengah Akhir di SMA Kartikatama 16 C Metro. Pada waktu SMA penulis aktif di organisasi English Club dan Rohis. Beberapa kali penulis mengikuti lomba debate di SMA Kartikatama dan STAIN Metro. Penulis juga beberpa kali mengikuti lomba kreatifitas madding di SMA N 3 metro. Penulis menamatkan Sekolah Menegah Akhir pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeritas lampungg melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis pernah aktif menjadi anggota dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi bidang Research and Development. Penulis melaksanakan KKN di Pekon Kamilin Kecamatan Fajar Mulya

(6)
(7)
(8)

PERSEMBAHAN

Dengan segenap hati kupersembahkan karyaku ini kepada orang-orang yang kukasihi serta mengasihiku :

Allah SWT,

Atas ridho-Nya semua ini ada

Atas kehendak-Nya semua ini aku dapatkan Atas kekuatan dari-Nya aku bisa bertahan.

Bapak Sanyoto dan Ibu M. Harini

Karya ini sebagai tanda baktiku, terima kasih atas segalanya, doa, kasih sayang, pengorbanan, dan keikhlasannya.

Ini hanyalah setitik balasan yang tidak bisa dibandingkan dengan berjuta-juta pengorbanan dan kasih sayang

yang tidak pernah berakhir.

Jafrina Ika Santika dan Meike Dwi Prihatini

Terima kasih kakak-kakakku tersayang atas doa, dukungan, canda, tawa yang telah kita lewati bersama

Sahabat dan teman-teman tersayang yang aku banggakan

(9)

SANWACANA

Puji Syukur yang tiada terkira penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat, rahmat dan hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pesan-Pesan Bermuatan Etis Dalam Film (Analisis Hermeneutika Terhadap Film Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW atas cahaya kebenaran yang dibawa oleh beliau.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan, namun dapat terselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Allah SWT. Atas segala kebesaran, kuasa, ridho dan petunjuk serta kesehatan yang selalu Engkau berikan. Nabi Muhammad SAW, atas cahaya kebenaran yang disampaikan kepada kami.

(10)

yang selalu aku banggakan Bapak Sanyoto yang selalu menjadi sumangat untuk menjalani hidup. Terima kasih ya Allah karena telah memberikan kedua orang tua yang sangat hebat dan sangat luar biasa dalam hidupku, yang selalu berkorban segala sesuatunya kepada keluarga terlebih kepadaku, dan selalu mendukung harapan serta keinginan anak-anaknya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan dan limpahan rahmat bagi kedua orang tua yang sangat aku cintai. Amin

3. Kepada Kedua kakakuJafrina Ika Santika dan Meike Dwi Prihatini. Terima kasih telah membantu dan mensupport adikmu untuk menyelesaikan kuliah. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan berkah dalam hidup kalian. Terima kasih atas doa dan dukunganya kakakku tercinta.

4. Drs. Agus Hadiawan, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Ibu Anna Agustina, S.Sos., M,Siselaku Dosen Pembimbing Akademik.

7. Bapak Dr. Abdul Firman Ashaf, S.Ip., M.Si selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan banyak waktunya, tenaga serta pikiran dan juga memberikan banyak sekali masukan, saran serta bimbingan yang sangat berharga, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Terima kasih banyak ya Bapak.

(11)

9. Seluruh jajaran dosen FISIP Universitas Lampung terutama pada Jurusan Ilmu Komunikasi antara lain, Pak Sarwoko, Pak Firman, Pak Agung, Pak Andy Chorry, Pak Rudi, Pak Cahyono, Pak Riza, Ibu Ida, Ibu Nina, Ibu Dhanik, Ibu Nanda, Ibu Ana, Ibu Andi Windah, Ibu Wulan, Ibu Bangun, Ibu Hestin yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis kelak dalam menghadapi dunia kerja.

10.Buat sahabatku tercinta, tersayang terkasih Issa Juliana Pratiwi si Ibu Tiri, Wahyu Eka Safitri si Ibu Peri dan Yessy Tathyana. Aku sayang sama kalian semua, semoga kita selalu menjadi sahabat yang saling mengerti, saling mendukung dan saling mendoakan demi kebaikan kita semua. Terima kasih Saju yang selalu mau membantu aku untuk nyiapin persyaratan kompre dan lain-lain.Terima kasih Wahyu Eka yang selalu menenangkan hati disaat dilanda emosi. Untuk Yessy terima kasih banyak untuk bantuan selama ini yang kamu berikan. Terima kasih kalian selalu mau menemaniku Saju, Wahyu dan Yessy.

11.Buat sahabat baruku Prita, Mifta, dan Rizka terimakasih banyak atas bantuannya. Walaupun kita baru dekat di akhir masa perkuliahan semoga kedepannya kita bisa menjadi lebih baik lagi. Terimakasih Prita yang selalu baik, bercanda dan sering buat kita ketawa karena tingkahnya. Terima kasih mifta yang sering ngomel-ngomel ke aku kalau aku lagi bandel. Terimakasih Rizka yang sering marah-marah gak jelas sama orang. Semoga cepet sembuh ya Rizka galaknya sama orang. Semoga kita semua sukses kedepannya. Amin. 12.Theresia Windy dan Bang Jay selaku Ibu dan Bapak untuk anak-anak

(12)

tentang kedatangan dosen pembahasku serta dukungan selama ini. Semoga semua kebaikan kalian digantikan oleh berkah yang melimpah nantinya. Amin.

13.Anak KomsebelasRizal, Arya Reza, Diki, Adi Guna, Nanang, Bobi, Novian, Sade, Dimas, Ade, Yazid, Fahri, Imam, Aji Bagus, Manda, Calvien, Fajri, Aji Cahya, Ricky, Riksa,Metal, Satya, Sahid, Memeng, Fikri, Reza, Peppy, Ridho, Arif, Arief, Teddy, Prayoga, Sakti, Gusti, Gigih, Hestu, Arta, Duta, Dede, Akbar, Irwin, Ilman, Bowo, Riski, Bayu, Fajar, Gunawan, Eko, Ida Putri,Hamham, Alif, Amoy, Imel, Hana, Aprika, Meta, Shaela, Inka, Hilda, Ivona, Zee, Widya, Ani, Risky, Venta, Anggi, Okta, Dian Ertha, Marlia,Fitri, Herdiani, Arum, Cita, Fadhila, Sartika, Adel, Uwi, Vio, Uti, Ageta, Amel, Hesti, Dian Ayu, Ayu Tia, Pipit, Mayang, Fajriati, Linda, Devi, Wiwin, Nita pesek, Hafifah, Nita,Mizani, Pije, Ami, Lidya, Malani, Khairunisa,

Noviatusa’adiah.

14.Teman KKN Pradila, Nurdiana, Wayan, Nori, Bela, Syamsu Rizal, Desta, Amir, Nicho, dan Muslim

15.Teman kosan Annisa yang rumpi Glycine, Yeni, Grace, Muthia, dan Ida Putri. Terima kasih banyak sudah menjadi teman kosan yang baik sekali yang sering mengganggu saat ngerjain skripsi ini.

16.Kakak tingkat yang sudah memberikan saran dan masukan serta bantuan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi, terima kasih.

(13)

18.Semua pihak yang telah mendoakan saya dan memberikan arahan, pelajaran berharga baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan untuk semua apresiasinya terhadap saya, untuk simpatinya kepada saya siapapun itu saya ucapkan terima kasih banyak.

Seluruh pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT membalas seluruh ketulusan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, dan semoga skripsi saya ini bermanfaat.

Bandar Lampung, 18 Mei 2015

Penulis,

(14)

DAFTAR ISI

(15)

V HASIL DAN PEMBAHASAN

b. Pesan-Pesan Etika Struktural dalam Film Cerita Kami ... 137

1. Tanggung Jawab ... 137

(16)

C. Bentuk Pola dan Model Pesan-Pesan Bermuatan Etis dalam Film . 145

VI KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penelitian Terdahulu ... 12

Tabel 2 Deskripsi adegan pesan etika Film Uang Rujak Emak ... 68

Tabel 3 Deskripsi adegan pesan etika Film Kertas Si Omas ... 83

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 7 Lukman Sardi sebagai Pak Ridwan ... 50

Gambar 8 Astri Nurdin sebagai Bu Intan ... 52

Gambar 14 Doni mengantarkan pesanan rujak ... 61

Gambar 15 Doni memberikan uang kepada Ibunya ... 61

Gambar 16 Hartati bertemu calo ... 62

Gambar 17 Calo meminta tambahan uang ... 62

Gambar 18 Hartati berjualan rujak ... 62

Gambar 19 Hartati dan Doni kepasar ... 62

Gambar 20 Hartati mendatangi Departemen Agama ... 63

Gambar 21 Doni mengetahui Hartati ingin Ibadah Haji ... 63

Gambar 22 Doni mengantar Ibu kepasar ... 63

Gambar 23 Hartati mendaftar Haji... 63

Gambar 24 Hartati dan Doni menghitung uang ... 64

Gambar 25 Calo memperngaruhi Hartati ... 64

Gambar 26 Doni menerima telepon dari Calo ... 65

Gambar 27 Pengajian di rumah Hartati... 65

Gambar 28 Calo mendatangi rumah Doni ... 65

Gambar 29 Doni menenangkan Hartati ... 66

Gambar 30 Hartati menenmukan uang dari tas Doni ... 66

Gambar 31 Doni terkejut uangnya hilang ... 67

Gambar 32 Hartati member tahu Doni tentang surat panggilan Haji ... 67

Gambar 33 Doni memasang foto Hartati saat Ibadah Haji ... 67

Gambar 34 Hartati dan Doni memandang foto ... 67

GAMBAR FILM KERTAS SI OMAS Gambar 35 Jamilah memeriksa kesehatan ... 74

Gambar 36 Jamilah mendaftar TKI ... 74

(19)

Gambar 38 Kahar di Kanto ... 75

Gambar 39 Kahar menolak permintaan Jamilah ... 75

Gambar 40 Witri memberitahukan pentinya peraturan ... 76

Gambar 41 Witri melihat foto Omas ... 76

Gambar 42 adegan Jamilah melalukan test kesehatan ... 76

Gambar 43 Jamilah menerima hasil test ... 76

Gambar 44 Jamilah mendatangi Kantor Kahar ... 77

Gambar 45 Kahar menolak permintaan Jamilah ... 77

Gambar 46 Jamilah mendatangi Kahar ... 78

Gambar 47 Jamilah memasukan uang ... 78

Gambar 48 Kahar merobek surat izin TKI... 78

Gambar 49 Witri menemukan uang di berkash Jamilah ... 79

Gambar 50 Saat seminar ... 79

Gambar 51 Witri dan Kahar berbeda pendapat ... 80

Gambar 52 Witri menceritakan kisah Omas ... 80

Gambar 53 Sofyan menceritakan masalah ... 80

Gambar 54 Kahar memikirkan resikoa ... 81

Gambar 55 Kahar menolak permintaan Jamilah ... 81

Gambar 56 Jamilah mengambil uangnya dan berkas ... 81

Gambar 57 Witri melihat Kahar dan Jamilah ... 82

Gambar 64 Pak Imam mengunjungi sekolah ... 90

Gambar 65 Pak Imam menemui Pak Ridwan ... 90

Gambar 66 anak kelas 9 kesulitan membaca buku ... 91

Gambar 67 Ayah Dini menanyakan dana BOS ... 91

Gambar 68 Dini dan temanya menjahili kepala sekolah ... 91

Gambar 69 Bu Intan mengumumkan UN ... 91

Gambar 70 Dini dan temannya pesimis mengikuti UN ... 92

Gambar 71 Belajar di rumah Dini ... 92

Gambar 72 Ayah Dini kasihan melihat Dini dan temannya ... 93

Gambar 73 Siswa-Siswi kesal melihat TV baru ... 93

Gambar 74 Pak Imam berkeliling sekolah ... 93

Gambar 75 Pak Imam dan Pak Ridwan mebahasa laporan dana BOS ... 94

Gambar 76 Dini dan Tito membahas lagu untuk pensi ... 94

Gambar 77 Dini menyeritakan tetang kedatang TV ... 95

Gambar 78 Ayah Dini menyampaikan keluh kesah ... 95

Gambar 79 membahas dana BOS ... 95

Gambar 80 Pak Ridwan membaut notaplasu ... 96

(20)

Gambar 82 Pak Imam melihat laporan dana BOS ... 96

Gambar 83 pengumuman kelulusan ... 98

Gambar 84 Dini dan Tito menyanyika lagu ... 98

Gambar 85 Kepala sekolah mengambil alih pensi ... 98

(21)

DAFTAR BAGAN

Bagan Pola Pesan Etika Individual dalam Film ... 126

Bagan Pola Pesan Etika Sosial dalam Film ... 134

Bagan Pola Pesan Etika Struktural dalam Film ... 141

(22)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Film adalah hasil proses kreatif para sineas yang memadukan berbagai unsur seperti gagasan, sistem nilai, pandangan hidup, keindahan, norma, tingkah laku manusia, dan kecanggihan teknologi (Trianton, 2013). Dengan demikian film tidak bebas nilai karena di dalamnya terdapat pesan yang dikembangkan sebagai karya kolektif. Film mempunyai kemampuan untuk menyampaikan berbagai pesan, baik itu pesan-pesan moral, kemanusiaan, sosial, politik, ekonomi, maupun budaya. Menurut UU No. 23 Tahun 2009 tentang perfilman, Pasal 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukan.

(23)

2

sebagai hiburan, secara latin film juga berpotensi menularkan nilai-nilai tertentu pada penontonnya. Film tidak hanya menonjolkan hiburan semata tetapi lebih kepada tanggungjawab moral untuk mengangkat nilai dan jati diri bangsa yang berbudaya.

Film yang mengandung pesan-pesan etis adalah film yang ceritanya menyangkut aspek-aspek perilaku di kehidupan sosial yang mengandung tentang bagaimana tingkah laku yang baik. Sebagai media komunikasi yang di dalamnya terdapat proses komunikasi banyak mengandung pesan-pesan bermuatan etis, film memang perlu mengandung pesan etis karena film tidak hanya hadir dengan tujuan sebagai hiburan saja melainkan pengajaran moral dan pendidikan, yang mengkritik tentang kepincangan moral bangsa.

Salah satu dari sekian banyak film yang telah diproduksi yang mendapatkan perhatian lebih dari peneliti yang mengandung pesan-pesan etis adalah film dengan konsep omnibus (kumpulan beberapa film pendek yang tergabung menjadi satu film panjang) yang berjudul Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami. Ketiga Film Pendek tersebut diproduksi oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dengan dukungan USAID, melalui proyek yang dikelola oleh Management System Internasional (MSI), production house PUPUK.

(24)

3

tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara,Badan Usaha Milik Negara,Badan Layanan Umum,Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.

BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) sebagai lembaga negara yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara kali ini menggunakan media film untuk meningkatkan pemahaman kepada maasyakat supaya lebih memahami bahwa penyelewengan, mengambil jalan pintas, dan korupsi itu jangan dilakukan (www.bpk.go.id 16/02/2015 12:43). Ketiga film pendek tersebut dibuat berdasarkan laporan hasil pemeriksaan oleh BPK. Tema yang diangkat dalam film ini terinspirasi dari hasil pemeriksaan BPK terkait Pelayanan Ibadah Haji, Pengelolaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Film yang bersifat non-commercial tersebut digunakan oleh BPK sebagai media untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk bertindak jujur dan amanah dalam setiap pekerjaannya. Sehingga kepentingan masyarakat umum bisa terealisasi dengan baik dan tepat sasaran. Ketua BPK RI Hadi (dalam Antarabali.com, 2014) mengungkapkan bahwa :

(25)

4

Film ‘Uang Rujak Emak’ bercerita tentang penjual rujak yang mengumpul uang sejak anaknya masih kecil untuk berangkat menunaikan ibadah haji. Setelah anaknya dewasa, barulah keinginannya itu bisa terpenuhi. Namun seperti cerita banyak orang, untuk berangkat harus menunggu lama sampai tahunan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh ‘calo’ yang katanya bisa diurus berangkat haji

tahun ini asalkan ada dana pelicin. Akhirnya si anak mengurus ibunya dengan menjual kendaraan untuk tambahan dana tersebut. Namun Departemen Agama menyurati si emak bahwa tahun ini gilirannya berangkat, jadi tak perlu harus ke calo. Pasalnya, giliran berangkat sudah ada melalui sistem koordinasi haji terpadu (Siskohat). Film ini mencoba mengedukasi masyarakat agar memahami bahwa ada peraturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji.

Sedangkan cerita ‘Kertas Si Omas”, menceritakan seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) yang sebetulnya tidak kompeten untuk pergi ke luar negeri karena memiliki masalah dengan kondisi kesehatannya. Namun, calon TKI tersebut justru memberikan sejumlah uang sogokan kepada petugas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk memanipulasi data kesehatan agar ia bisa bekerja ke luar negeri. Film ini terinspirasi oleh temuan BPK pada periode 2010-2012, yang inti pesannya ialah agar masyarakat tidak menggunakan budaya jalan pintas untuk mencapai keinginan.

(26)

5

sebagainya. Dana BOS itu diberikan pemerintah ke sekolah-sekolah untuk membantu operasional sekolah seperti penyediaan buku-buku pelajaran dan rehabilitasi sekolah. Film ini mengedukasi kepada masyarakat bahwa masyarakat juga bisa menjadi pengawas kegiatan penggunaan dana BOS.

Peneliti tertarik dengan ketiga film pendek tersebut selain karenannya sarat akan pesan-pesan film tersebut yang menggambarkan realitas sosial yang terjadi di masyarakat dan ketiga film tersebut dikemas sedemikian rupa mewakili kasus-kasus sosial yang mencuat di negeri ini. Contohnya, dalam film Uang Rujak Emak menggambarkan sulitnya masyarakat mendapatkan informasi keberangkatan haji, dan akhirnya memunculkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab berdalih membantu kemudahaan masuk daftar tunggu haji. Kemudian dalam film Kertas Si Omas menggambarkan maraknya praktek sogok-menyogok atau menggunakan segala cara untuk mendapatkan pekerjaan tanpa melihat resiko yang akan terjadi. Sedangkan dalam film Cerita Kami menggambarkan bagaimana suatu praktek korupsi bisa terjadi di institusi manapun, bukan hanya dikantor-kantor pemerintahan bahkan di institusi akademis seperti sekolah korupsi dapat terjadi.

(27)

6

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi tentang film Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, Cerita Kita, dalam rangka untuk mengetahui dan memahami pesan-pesan bermuatan dalam ketiga film pendek tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti merumuskan rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana pesan-pesan etika individual yang terkandung dalam film pendek Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami yang ditandai dengan pesan lisan dan gambar?

2. Bagaimana pesan-pesan etika sosial yang terkandung dalam film pendek Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami yang ditandai dengan pesan lisan dan gambar?

(28)

7

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pesan-pesan etika individual yang terkandung dalam film pendek Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami yang ditandai dengan pesan lisan dan gambar.

2. Untuk mengetahui pesan-pesan etika sosial yang terkandung dalam film pendek Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami yang ditandai dengan pesan lisan dan gambar.

3. Untuk mengetahui pesan-pesan etika struktural yang terkandung dalam film pendek Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami yang ditandai dengan pesan lisan dan gambar ?

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat:

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kajian pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi terutama berkaitan dengan pengembangan studi analisis hermeneutika.

b. Secara Praktis

(29)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut ini tiga penelitian telah dilakukan menunjukan bahwa film bukan hanya sekedar karya seni tetapi juga sebagai media komunikasi penyampai pesan-pesan kepada masyarakat.

Yang pertama, skripsi yang berjudul Potret Etika Komunikasi dalam Keluarga (Analisis Hermeneutika terhadap Film “I Not Stupid Too) Oleh Elsa Puji Rahmawati Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Lampung 2014.

(30)

9

memberi alasan, dan anak hanya dipaksa melakukan sesuatu sesuai dengan kriteria orang tua tanpa bisa menjalani bakat miliknya dengan baik.

Anak yang tidak terbiasa menyuarakan pendapat serta mengungkapkan apa yang diinginkannya, apa yang menjadi kendalanya, ataupun bagaimana perasaan mereka. Anak tumbuh menjadi pribadi yang demikian murni karena didikan orang tua. Karena lingkungan pertama yang anak kenal adalah keluarga, dan kasih sayang yang seharusnya ia terima pertama kali tentunya adalah dari orang tua. Hal tersebut yang akan mempengaruhi sikap dan sifat anak ketika mereka berkembang menuju kedewasaan. Namun apabila di rumahnya orang tua tidak memberikan kesempatan anak berbicara atau berpendapat, memuji bakatnya, mendukungnya bahkan mengungkapkan perasaan sayang terhadap dirinya, bagaimana anak bisa melakukan hal yang berbeda. Apa yang mereka dapat dalam keluarga tentulah yang menjadi cerminan kepribadian mereka.

Adapun relevansi penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni umumnya hampir sama dengan teori peneliti karena sama-sama menggunakan analisis hermeneutika. Hanya saja fokus penelitian skripsi ini adalah mengenai representasi bentuk etika komunikasi dalam keluarga, sementara penelitian peneliti adalah mengenai pesan-pesan moral.

Yang kedua, jurnal yang berjudul Analisis Isi Kualitatif Pesan Moral dalam Film Berjudul “Kita Versus Korupsi” oleh Elita Sartika Jurusan Ilmu Komunikasi

(31)

10

unit analisis penelitian adalah keseluruhan scene yang terdapat dalam film yang diteliti, yang mana berkaitan dengan bentuk-bentuk penyampaian pesan moral. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan film “Kita Versus Korupsi” yang menggambarkan bentuk-bentuk pesan, maka disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

Pesan Moral dalam Film Kita Versus Kosupsi berupa pesan yang tampak (manifest message) dan pesan moral yang tersembunyi (latent message) diantaranya moral dalam hubungan manusia dengan Tuhan, moral hubungan manusia dengan alam, moral hubungan manusia dengan manusia lain, dan moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri.

Yang terakhir, Skripsi yang berjudul Pesan Moral dalam Film To Kill A Mockingbird (Analisis Semiotika pada Film To Kill A Mockingbird) Oleh

Jaquiline Melissa Renyoet Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin 2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teori Analisis Semiotika Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini adalah menemukan pesan moral yang ada dalam film To Kill A Mockingbird. Hasil penelitian ini pesan moral yang terdapat pada film Film

To Kill A Mockingbird yang menunjukan bentuk-bentuk pesan moral yang kuat

(32)

11

(33)

12

(34)

13 lain dengan hormat dan baik tanpa memikirkan perbedaan yang ada. Selain itu pesan moral lainnya seperti moral sopan santun,

(35)

14

B. Tinjauan Teoritik

a. Pesan-Pesan Etika dalam Film

Sebagai ilmu pengetahuan istilah etika berasal kata ethos bahasa Yunani Kuno yang mempunyai arti kebiasaan, akhlak, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir (Sujarwa, 204: 2011). Adapun makna kata “etika” yang lebih dekat maknanya dengan aktivitas sosial adalah berkaitan dengan moral. Kata moral berasal dari bahasa Latin mos yang berarti kebiasaan, adat. Jadi secara etimologis makna kata etika ada kesamaan makna dengan kata moral yaitu adat kebiasan. (Sujarwa, 2011: 204).

Pengertian kata etika pada Kamus Umum Bahasa Indonesia yang lama dan yang baru terdapat perbedaan pengertian yang mencolok. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarmnta, 1953 dalam Sujarwa, 204: 2011), Kata etika dijelaskan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Jadi, hanya mengenal satu arti, yaitu sebagai ilmu. Sementara itu, dalam Kamus Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan Kebudayaan, 1988 dalam Sujarwa, 205: 2011), kata etika dijelaskan dengan membedakan menjadi tiga arti: 1). Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk serta tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), 2). Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, 3). Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

(36)

15

berarti sopan santun. Kedua istilah tersebut berdasarkan artinya sebenarnya memiliki kedekatan makna meskipun terdapat perbedaan. Dengan kata lain, keduanya memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan-persamaan yang ada diantaranya:

1. Istilah etika dan etiket sama-sama berhubungan dengan perilaku manusia. 2. Istilah etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya

memberi norma bagi perilaku manusia, sehingga menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

Adapun perbedaan makna antara istilah etika dan etiket menurut K. Bertens (2007: 911) dalam Sujarwa (2011) disebutkan sebagai berikut :

1. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia dan menunjukan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu. Misalnya, jika seseorang menyerahkan sesuatu kepada atasan, ia harus meneyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Dianggap melanggar etiket, bila orang menyerahkan sesuatu dengan tangan kiri. Akan tetapi, etika tidak terbatas dilakukannya suatu perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak. Mengambil barang milik orang lain tanpa izin, tidak pernah diperbolehkan. “jangan mencuri” merupakan norma etika. Apakah orang mencuri dengan

(37)

16

2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang lain hadir atau tidak ada saksi mata, etiket tidak berlaku. Misalnya, ada banyak peraturan etiket yang mengatur cara kita makan. Dianggap melanggar etiket, bila kita makan sambil berbunyi atau dengan meletakkan kaki di atas meja, dan sebagainya. Tapi kalau makannya hanya sendiri, tidak dianggap melanggar etiket. Sebaliknya, etika berlaku meskipun tidak asa saksi mata. Etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain. Larangan untuk mencuri selalu berlaku, entah ada orang lain hadir atau tidak. Barang yang dipinjam selalu harus dikembalikan, juga jika pemiliknya sudah lupa.

3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. contoh yang jelas adalah makan menggunakan tangan atau bersendawa saat makan. Lain halnya dengan etika, etika jauh lebih absolut. Jangan mencuri, jangan berbohong, jangan membunuh, merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar atau mudah diberi dispensasi. Memang benar, ada kesulitan cukup besar mengenai keabsolutan prinsip-prinsip etis yang akan dibicarakan lagi dalam etiket. Tapi tidak bisa diragukan, relativitas etiket jauh lebih jelas dan jauh lebih mudah terjadi.

(38)

17

jika seseorang selalu berpegang pada etiket dan sekaligus bersikap munafik. Tapi orang etis tidak mungkin bersifat munafik, sebab seandainya dia munafik dengan sendirinya berarti ia tidak bersikap etis. Di sini memang ada kontradiksi. Orang-Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.

Setelah mempelajari berbagai penjelasan tentang arti kata etika yang terdapat didalam kamus maupun perbedaannya dengan istilah etiket, maka dalam pembahasan berikut kata etika dapat ditempatkan ke dalam tiga pengertian, yaitu: 1). Kata etika dalam pengertian nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, Jika orang berbicara tentang etika suku-suku India, etika agama Budha, etika agama Islam, dan lain-lain, yang secara singkat arti ini dapat juga dirumuskan sebagai sistem nilai. Sistem nilai itu bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. 2). Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral, sama halnya dengan kode etik. Misalnya kode etik dokter, kode etik rumah sakit, kode etik perbankan, dan lain-lain. 3). Etika mempunyai arti sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Etika baru menjadi ilmu apabila kemungkinan etis (asas-asas nilai yang dianggap baik dan buruk) diterima dalam suatu masyarakat sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sitematis dan metodis (Sujarwa, 2011: 208).

(39)

18

laku tersebut. Sebagai contoh jika memberi sesuatu atau menerima sesuati harus dengan tangan kanan bukan dengan tangan kiri, tentu hal tersebut ada dasarnya. Sementara itu, ada pula yang tidak mempersoalkan mau tangan kanan atau tangan kiri tidak ada bedanya.

Dalam etika juga tidak hanya mempelajari tingkah laku manusia secara umum tetapi juga mempelajari manusia dalam masyarakat tertentu. Hal yang terpenting bagi etika adalah mencari dasar dari tingkah laku manusia yang ada. Hubungan antara tingkah laku dengan pemikiran yang mendasarinya dipandang penting untuk dipelajari. Bertolak dari uraian di atas, mempelajari etika berarti mempelajari latar belakang yang mendasari tingkah laku manusia dalam masyarakat tertentu, sehingga akan dapat memahami segala tingkah laku yang tidak disenangi. Sebaliknya bagi yang mempelajari etika akan dapat menyesuaikan diri lebih cepat dalam pergaulauan dengan masyarakat yang baru.

Hal ini perlu karena kebanyakan manusia dalam berhubungan dengan orang lain lebih banyak menuntut dirinya sendiri lebih dahulu kepadanya, baru kemudian ia akan membalas kebaikan tersebut. Sangat jarang ada manusia yang menuntut dirinya sendiri lebih dahulu kepada orang lain, sifat ini adalah sifat pasif manusia.

(40)

19

dilakukan, b) adanya kesadaran bahwa hidup didalam masyarakat itu memiliki tanggungjawab yang sama besarnya terhadap kemakmuran, keamanan, ketertiban, dan seterusnya yang tidak dapat dilimpahakan ke orang lain, c) kebahagian yang kita rasakan sedapat mungkin harus pula diarasakan orang lain, d) sedangkan penderitaan yang kita alami sedapat mungkin jangan menyeret orang lain untuk ikut menderita.

Bertolak dari kriteria perilaku etis dan tidak etis maka dapat disimpulkan bahwa perlikau etis atau bermoral berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan itu pada hakekatnya adalah satu arti yaitu bahwa semua manusia di muka bumi adalah sama kemanusiaannya. Setiap manusia menyukai hal yang menyenangkan atau membahagiakan, manusia ingin saling bersahabat, saling menolong, dan saling melindungi (Sujarwa, 2011: 211)

Uraian diatas menegaskan bahwa keberadaan etika dapat dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membahas tentang moralitas. Dengan kata lain etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral. Dalam perkembanganya, etika memiliki beberapa pendekatan untuk mempelajari moralitas atau tingkah laku bermoral. Tiga pendekatan tersebut meliputi etika deskriptif, etika normatif, dan etika mateika.

1. Etika Deskriptif

(41)

20

atau subkultur-subkultur yang tertentu, dalam suatu periode sejarah, dan sebaginya. Karena etika deskriptif hanya melukiskan, ia tidak memberi penilaian (K. Bertens, 2007: 1519 dalam Sujarwa, 2011: 211).

2. Etika Normatif

Etika normatif menggunakan noram-norma atau ukuran-ukuran yang menunjukan bagaimana sepatutnya kita hidup (Douma, 2007: 9). Etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan terhindar hal-hal buruk, sesuai dengan norma yang telah disepakati bersama di masayarakat.

Selanjutnya etika normatif dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum berbentuk teori, sedangkan etika khusus terdiri dari etika individual dan etika sosial. Etika umum membicarakan prinsip-prinsip umum, seperti apakah nilai, motivasi suatu perbuatan, suara hati, dan sebagainya. Etika khusus adalah pelaksanaan dari prinsip-prinsi umum, seperti etika dalam pergaulan, etika dalam kekeluargaan, etika dalam politik, dan etika dalam pekerjaan (Suseno, 2014: 96). Etika khusus melahirkan etika individual dan etika sosial.

a. Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. Etika individual membicarakan perbuatan atau tingkah laku manusia sebagai individu.

(42)

21

dalam keluarga, masyarakat, dan negara. (Sunoto, 1982 dalam Jurnal UltimArt, 2011: 62).

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena kewajiban manusia terhadap sendiri dan sebagai mahluk sosial saling berkaitan.

3. Etika Mateika

Kata mateika berawalan meta (dari bahasa Yunani) yang memiliki arti melebihi atau melampaui. Istilah ini diciptakan untuk menunjukkan bahwa yang dibahas bukanlah moralitas secara langsung, melainkan ucapan-ucapan di bidang moralitas. Mateika seolah-olah bergerak pada taraf yang lebih tinggi daripada perilaku etis, yaitu pada taraf bahasa etis atau bahasa yang dipergunakan di bidang moral. Mateika mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis. Dipandang dari segi tata bahasa, kalimat etis tidak berbeda dari kalimat-kalima jenis lain (khususnya, kalimat-kalimat-kalimat-kalimat yang mengunkapkan fakta). Akan tetapi, studi yang lebih mendalam dapat menunjukan bahwa kalimat-kalimat etika mempuntai ciri-ciri tertentu tidak dimiliki oleh kalimat-kalimat lain. Mateika mengarahkan perhatiannya kepada etika khusus dari bahasa etika (K. Bertnes, 2007: 1922 dalam Sujarwa 2011: 212).

(43)

22

Perilaku etis dalam struktural merupakan perwujudan dari etika yang diimplementasikan di dalam suatu institusi yang berkaitan dengan negara maupun masyarakat. Etika struktural adalah mempelajari perilaku-perilaku etis dalam suatu struktur atau susunan dalam masyarakat. Etika struktural ini sering disebut dengan makro-etika. Etika struktural membicarakan tentang perbuatan etis dalam melaksanakan suatu pekerjaan dalam menjalankan tugas atas kekuasaan yang ada. Dengan demikian makro etika atau etika struktural menyangkut kewajiban dan perilaku manusia terhadap pekerjaanya atau profesinya dalam suatu struktur dalam negara atau masyarakat.

(44)

23

Etika Komunikasi massa (etika pers) adalah filsafat moral yang berkenaan kewajiban-kewajiban pers tentang penilaian pers yang baik dan pers yang buruk (Sobur, 2011 dalam Ardianto, 2012: 196). Pers yang etis adalah pers yang memberikan informasi dari berbagai sumber yang benar kepada khalayaknya sehingga khalayak dapat memberi penilaian terhadap informasi tersebut. Media massa mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Media massa memiliki peran sesuai degan fungsinya yaitu menghibur, memberi informasi, memberi pendidikan (edukatif), serta alat kontrol sosial.

Mengapa etika komunikasi massa itu penting? Alasanya, karena komunikasi massa itu berkaitan erat dengan banyak pihak sehingga tidak terlepas dari etika. Hubunganya dengan masalah etika komunikasi, ada beberapa pon penting yang berkaitan dengan etika seperti yang dikemukakan oleh Shoemaker dan Reese (1991) dalam Nurudin (2011), yakni:

1. Tanggung jawab.

Orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa harus mempunyai tanggungjawab dalam apa yang disampaikan oleh media massa tersebut. Pers tidak sekedar menyampaikan informasi tanpa bertanggungjawab terhadap yang ditimbulkannya. Pers tidak bisa seenaknya saja memberikan informasi yang tidak benar, misalnya sekadar mengarang cerita agar medianya laris di pasaran.

2. Kebebasan pers

(45)

24

dimiliki media massa. Dengan kata lain, kebebasan dan tanggungjawab sama-sama penting. Semua pers boleh bebas tetapi bebas di sini harus bisa dipertanggungjawabkan dan bukan sebebas-bebasnya. Dengan kebebasan media massa dapat menyebarkan informasi ke masyarakat.

3. Masalah etis

Masalah etis di sini artinya adalah bahwa pers atau media massa itu harus bebas dari kepentingan. Ia mengabdi pada kepentingan umum. Meskipun mengabdi pada kepentingan umum, itu berarti kepentingan juga. Masalanhya, pers sebebarnya memang tidak bisa lepas dari kepentingan. Yang bisa dilakukan adalah menekannya, sebab tidak ada ukuran pasti seberapa jauh kepentingan itu tidak boleh terlibat dalam pers.

4. Ketetapan dan Objetivitas

Ketetapan dan Objektivitas di sini berarti dalam menyampaikan informasi harus akurat, cermat, dan diusahakan tidak ada kesalahan. Sementara itu, objetivitas adalah pemberitaan yang didasarkan fakta-fakta di lapangan, bukan opini semata.

5. Tindakan Adil untuk Semua Orang

Pers melawan keistimewaan atau campur tangan pihak-pihak yang mengakibatkan ketidak bebasan media dalam menyiarkan informasi.

(46)

25

karya kolektif. Film mempunyai fungsi dan peran sebagai sarana sosialisasi dan pewarisan nilai, norma, dan kebudayaan. Artinya selain sebagai hiburan, secara laten film juga berpotensi menularkan nilai-nilai tertentu pada penontonnya. Salah satu fungsi film di sini adalah sarana untuk menyampaikan nilai-nilai tertentu pada penontonnya adalah dengan menyampaikan pesan-pesan etika.

Pesan-pesan etika dalam film adalah pesan-pesan yang terdapat dalam film berkaitan dengan tindakan baik-buruknya manusia dalam melaksanakan ajaran moral tertentu sebagai individu maupun sebagai mahluk sosial. Pesan-pesan etika tersebut menyampaikan bagaimana mana manusia harus bertindak sesuai dengan ketentuan-ketentuan ajaran moral yang telah disepakati bersama. Pesan-pesan etika tersebut dapat berupa Pesan-pesan etika individual yang berkaitan dengan kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri dalam kehidupan. Kemudian pesan etika pada film juga bisa berupa pesan etika sosial yang berkaitan dengan pesan-pesan bagaimana manusia bertindak dengan sesama manusia dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat. Yang terkahir pesan etika pada film berupa etika struktural yang membahas tindakan manusia dalam suatu struktural masyarakat atau negara. Dalam menyampaikan pesan-pesan etika film merepresentasikan melalui lambang-lambang yang ada pada ide cerita berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan, properti, latar atau setting dan sebagainya.

(47)

26

dapat melaksanakannya, sehingga tahu bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik (Suseno, 2014: 18). Melalui film, pesan-pesan etika yang berhubungan dengan setiap segi kehidupan dituturkan dengan bahasa audiovisual. Kedudukan media film dapat menjadi lembaga pendidikan nonformal dalam mempengaruhi kehidupan masyarakat sehari-hari melalui kisah yang ditampilkan.

b. Hermeneutika Film

Akar kata hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari kata kerja hermenuien, yang berarti “menafsirkan”, dan kata benda hermeneia, “interpretasi” (Richard E.

Palmer, 2005: 14). Secara etimologis, hermeneutika berarti interpretasi. Sedangkan secara terminologis, hermneutika berarti proses mengubah sesuatu atau situasi dari ketidak tahuan menjadi ketahuan atau mengerti (E. Sumaryono dalam Edi Mulyono, 2013: 213) Hermeneutika secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu teori atau filsafat tentang interpretasi makna. (Mulyono, 2013: 15). Dilihat dari perkembangan hermeneutika, maka ia memiliki pengertian dasar sebagai ilmu tentang interpretasi atau lebih spesifik, prinsip–prinsip tentang interpretasi teks. Sebagai ilmu interpretasi, hermeneutika merupakan proses yang bersifat triadic (mempunyai tiga aspek yang saling berhubungan), yaitu (1) Tanda (sign), pesan (message), teks, (2) Perantara atau Penafsir, (3) Penyampaian kepada audiens.

(48)

27

tanpa suara dan dapat dipertunjukan (UU No.23 Pasal 1 Tahun 2009 tentang Perfilman). Film adalah media komunikasi yang bersifat audiovisual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu. (Effendy, dalam Trianton, 2013: 2)

Di dalam memproduksi film ada beberapa teknik pengambilan gambar yang lazim digunakan dalam produksi film, diantaranya :

1. Full shot adalah teknik pengambilan gambar dengan batasan subyek seluruh tubuh. Tujuanya adalah untuk menunjukan hubungan sosial di mana subyek utama berinteraksi dengan subyek lain, interaksi tersebut menimbulkan aktivitas sosial tertentu.

2. Long shot adalah teknik pengambilan gambar dengan batasan latar atau setting dan karakter. Tujujannya adalah memberikan lingkup dan jarak,

maksudnya audience diajak oleh sang cameraman untuk melihat keseluruhan obyek dan sekitarnya.

3. Close Up adalah teknik pengambilan gambar pada jarak dekat. Tujuannya adalah untuk memberikan detail pada sebuah ekspresi wajah.

4. Medium shot adalah teknik pengambilan gambarnya mulai dari bagian pinggang ke atas. Maknanya adalah hubungan umum, yaitu audience atau penonton diajak untuk sekedar mengenal obyek dengan menggambarkan suasan dari tujuan kameramen.

(49)

28

6. Low Angle adalah dimana kamera ditempatkan lebih rendah dari objek dan melihatnya dari bawah keatas objek berada dan menunjukkan sebuah superioritas seseorang dan menggambarkan keadaan seseorang atau penampilan seseorang.

7. Point of View adalah kamera bertindak sebagai mata dari sesuatu atau seseorang sebagai sebuah bentuk sarana representasi penglihatan manusia terhadap suatu hal.

Film menjadi salah satu media massa yang efektif dalam menyampaikan pesan karena kelebihannya lewat gambaran secara visual maupun audiovisual. Diharapkan dari film inilah penonton mendapatkan pelajaran dari pesan-pesan yang mereka lihat bahwasannya film merefleksikan keadaan masyarakat itu sendiri. Ditinjau dari fenomena itulah peran yang dimainkan dalam sebuah film menjadi sarana komunikasi massa yang efektif dan mampu memunculkan makna.

(50)

29

Di sisi inilah hermeneutika berperan penting untuk menafsirkan makna dan pesan yang tersembunyi dalam sebuah film menurut pandangan peneliti film. Teks dalam film sendiri tidak hanya terbatas pada apa yang ditayangkan, tetapi selalu berkaitan dengan konteks. Dalam penelitian ini, hermeneutika menjadi sebuah analisis sekaligus teori yang digunakan untuk menemukan makna yang terkandung mengenai pesan-pesan moral yang ada dalam film Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kita. Lewat hermeneutika, teks tak lagi dianggap sekedar tulisan yang terdiri dari susunan aksara, melainkan apa saja. Oleh sebab itu, dari kacamata hermeneutika kekinian, film adalah teks.

C. Kerangka Pikiran

Film adalah media untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak melalui sebuah alur cerita. Film juga merupakan media ekspresi artistik sebagai suatu alat bagi para seniman dan insan perfilman dalam rangka mengutarakan gagasan-gagasan dan ide cerita.

(51)

30

moral atau bagaimana manusia mengambil sikap dari berbagai ajaran moral (Suseno, 2014: 14).

(52)

31

Film Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Adegan (Visual) : 1. Ekspresi wajah 2. Gestur

3. Setting

Dialog (Verbal) 1. Struktur bahasa

Pesan-Pesan Bermuatan Etis yang Terkandung dalam Film Uang Rujak Emak,

Kertas Si Omas, dan Cerita Kami

(53)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menginterpretasikan atau memaknai film mengenai pesan etis pada kehidupan sehari-hari yang terkandung di dalamnya Bersadarkan objek penelitian yang akan diteliti yakni isi pesan film yang merepresentasikan pesan-pesan bermuatan etis maka penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif.

(54)

33

Data-data yang akan dikumpulkan oleh peneliti juga sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, yaitu bersumber dari video (ketiga film yang diteliti, yaitu Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami), dan studi literatur.

Dengan pendekatan kualitatif yang lebih fleksibel dan tidak rigid, kemungkinan untuk memasukkan faktor-faktor lain (yang baru ditemukan di lapangan, dan belum dirumuskan sebelum penelitian dimulai) dalam analisis tetap terbuka.

B. Paradigma Penelitian

Paradigma konstrukivis menyatakan bahwa individu melakukan interpretasi dan bertindak menurut berbagai kategori kenseptual yang ada dalam pikirannya (Morissan, 2014: 165). Penelitian ini menceritakan atau menggambarkan pesan-pesan etis yang terkandung dalam film. Melalui paradiga peneliti memiliki cara pandang yang memandunya selama melakukan proses penelitian. Paradigma kontrukstivis melihat bagaimana suatu realitas dikonstruksikan. Fenomena sosial dipahami sebagai suatu realitas yang telah dikonstruksikan. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi.

C. Metode Penelitian

(55)

34

dengan memakai Hermeneutika. Hermeneutika adalah ilmu atau keahlian mengintrepertasi pesan. Pada penelitian ini penulis mencoba menetapkan cara kerja Lingkaran Hermeneutik untuk mendapatkan pemahaman yang optimal.

Untuk dapat memahami satu bagian dari teks yang diinterpretasi, penafsir harus memahami teks secara keseluruhan supaya dapat menempatkan bagian teks tersebut ke dalam konteksnya. Namun untuk memahami keseluruhan isi teks tentu saja dibutuhkan pemahaman dari seluruh bagian-bagiannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ast dan Schleilermacher mengenai psinsip lingkaran hermeneutika. Ast dan Schleilermacher berpendapat keseluruhan lingkaran hermeneutika itu memperoleh maknanya dari bagian teks dan bagain-bagian teks tersebut hanya dapat dipahami dengan mengacu kepada keseluruhan teks (Richad E.Palmer, 2005: 133). Sejalan dengan pemikiran Dilthey mengatakan “makna” adalah apa yang diperoleh dari pemahaman keseluruhan

dan bagian-bagian lingkaran hermeneutika tersebut (Richad E.Palmer, 2005: 133). Makna merupakan sesuatu yang bersifat historis, ia merupakan suatu hubungan keseluruhan teks kepada bagian-bagian teks.

(56)

35

D. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah konstruk bahasa berupa kata dan kalimat serta adegan yang merepresentasikan pesan bermuatan etis pada film Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kami.

E. Fokus Pengamatan

Di dalam rancangan penelitian kualitatif, fokus kajian penelitian dan atau pokok soal yang hendak diteliti, mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat perhatian serta yang akan dibahas secara mendalam dan tuntas. Fokus pengamatan pada penelitian ini adalah pesan-pesan bermuatan etis terdapat dalam film Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kita berupa gambar, bahasa, percakapan, visual dari orang-orang atau perilaku yang diamati.

F. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian :

1. Data Primer: Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah teks atau dialog dari film Uang Rujak Emak, Kertas Si Omas, dan Cerita Kita.

(57)

36

G. Metode Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Kepustakaan (Studi Literatur)

Bertujuan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis yang berasal dari buku-buku yang mendukung dan berkaitan dengan penelitian ini. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengkaji dan menganalisis berbagai literatur serta bacaan yang berkaitan dengan penelitian ini.

H. Prosedur Pengolahan Data

Adapun penggunaan tahapan pengolahan data adalah dengan meninjau kembali beberapa penelitian terdahulu tentang film yang menggunakan metode hermeneutika sebagai proses interpretasi. Secara konkret, prosedur pengolahan data pada film ini dengan beberapa tahap sebagai berikut:

1. Menonton dan Membaca Film

(58)

37

2. Memahami makna keseluruhan cerita dengan analisis naratif: a. Membuat sinopsis

b. Identifikasi karakter penokohan, latar, tempat, dan waktu c. Penelusuran alur

3. Memahami bagian-bagiannya yang berupa satuan analisis data, seperti kata, kalimat, relasi kalimat, maupun berbagai bentuk ungkapan dan hubungan antar teks atau realita dengan menyalin tuturan kata dalam film sesuai dengan focus permasalahan. Secara konkret hasilnya berupa tabel spesifikasi.

4. Mendaftar wacana-wacana yang sudah teridentifikasi dalam film sesuai dengan fokus permasalahan berdasarkan poin 2 dan 3. Secara konkret hasilnya berupa table spesifikasi.

5. Apabila belum mendapatkan pemahaman secara optimal, maka proses dapat diulangi sampai dirasa cukup.

(59)

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Profil Film Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Film BPK terdiri dari tiga film pendek yang terinspirasi dari laporan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan. Tema yang diangkat dalam film pendek ini terinspirasi dari hasil pemeriksaan BPK atas pelayanan ibadah haji, pengelolaan tenaga kerja Indonesia (TKI), serta Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Ketiga film ini menggambarkan tentang adanya penyelewangan dalam tiga kasus tersebut yakni bidang pendidikan (dana BOS), tenaga kerja, dan pelayanan ibadah haji.

(60)

39

Gambar 2. Cover Film BPK

B. Sinopsis Film BPK

a. Film Uang Rujak Emak

(61)

40

Sebenarnya, Hartati tak begitu antusias dengan calo haj tersebut. Namun, Doni yang ingin mewujudkan impian ibunya ke tanah suci begitu antusias atas tawaran si calo. Kesempatan itu dimanfaatkan sang calo. Ia meminta Doni agar cepat melunasi sisa pembayaraan haji. Si calo juga meminta uang tambahan karena berbagai alasan yang tak jelas. Karena tak ingin membuat ibunya bersedih, Doni menjual motornya untuk memenuhi persyaratan yang diberikan si calo haji.

Rupanya usai menjual motor, Doni tertidur pulas di sofa. Sang ibu melihat ada sebuah amplop berisikan uang hasil penjualan motor Doni. Ia pun langsung mengambilnya diam-diam. Keesokan harinya, Doni yang berencana menemui si calo, bingung karena uang di tasnya telah raib. Doni pun akhirnya tak bisa memenuhi janjinya untuk memberikan sejumlah uang kepada si calo. Alhasil, si calo haji itu langsung meninggalkan Doni karena tak membawa uang yang diminta. Setibanya di rumah, Doni kaget bukan kepalang melihat motornya sudah kembali. Akhirnya sang ibu yang sudah menunggunya menjelaskan duduk persoalannya. Ibunya mengatakan bahwa Departemen Agama telah mengiriminya surat persetujuan untuk berangkat ke tanah suci. Keluarganya pun terbebas dari jeratan calo haji.

b. Film Kertas Si Omas

Film Kertas Si Omas yang digarap oleh Ari Ibnuhajar ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Jamilah (Erma Catherina) yang berhasrat menjadi

tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Tetapi hasil pemeriksaan kesehatan

menunnjukan adanya penyakit di dalam tubuh Jamilah. Kemudian Jamilah

(62)

41

keberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk memngeluarkan surat layak menjadi TKI, namun Kahar menolak untuk mengeluarkan surat tersebut.

Dengan dalih menjadi tulang punggung keluarga, Jamilah memberikan uang jutaan rupiah agar diloloskan oleh Kahar menjadi TKI di luar negeri. Kemudian kahar membuat surat keterangan layak menjadi TKI karena terpengaruh oleh uang yang diberikan Jamilah. Sebelum surat itu sampai kepada Jamilah, Kahar dan Witri mengikuti seminar tentang Asuransi Tenaga Keternagakerjaan.

Witri (Happy Salma) adalah pimpinan perusahaan tempat Kahar bekerja. Tanpa sepengetahuan Kahar, Witri sebenarnya mengetahui tentang uang yang diberikan oleh Jamilah. Saat setelah seminar Witri berupaya untuk mencegah Kahar menerima uang dan meloloskan Jamilah dengan cara memberikan contoh resiko dan kasus yang telah terjadi karena kesalahan yang dilakukan oleh petugas dengan mengeluarkan surat layak menjadi TKI. Saat mereka membicarakan hal tersebut, datanglah Sofian (Sofyan D. Surza) teman Witri yang meminta pekerjaan kepada Witri karena perusahaan tempat ia bekerja akan ditegur oleh Kemenetrian Tenaga Kerja dan segera ditutup. Hal itu dikarenakan teman sekantor Sofian meloloskan TKI yang tidak layak menjadi TKI.

(63)

42

c. Cerita Kami

Film Cerita Kami di garap oleh Chairun Nissa bercerita tentang kepala SMP yang mengorupsi dana BOS sehingga merugikan murid-muridnya serta kondisi sekolah cukup memprihatinkan. Cerita diawali murid-murid SMP kelas IX yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar karena buku mata pelajaran sudah rusak sehingga tidak bias dibaca. Keesokan harinya Bu Guru Intan (Astri Nurdin) mengumumkan bahwa Ujian Nasional (UN) akan diadakan sebentar lagi. Murid-murid kelas IX pun merasa cemas karena untuk persiapan mengikuti UN sangat kurang karena buku-buku yang tersedia sudah rusak dan tertinggal jauh dari sekolah lain. Kemudian siswi bernama Dini (Julia) mengatakan bahwa ia dan teman-teman satu kelasnya pesimis untuk dapat lulus dalam UN karena buku- buku yang tersedia sangat sedikit untuk dapat lulus dalam UN.

(64)

43

Pak Ridwan tidak menerima alasan yang disampaikan Pak Imam, ia menganganggap bahwa itu alas an yang tidak tepat.

Untuk menyelesaikan laporan pertanggung jawaban tersebut Pak Imam mulai membuat nota-nota pembelian palsu seperti buku, alat-alat sekolah, dan pembelian lainnya ia buat sendiri. Saat Pak Ridwan merasa semakin curiga saat menemui Pak Imam dengan mengecek nota-nota pembelian yang tidak sesuai dengan apa yang dibeli. Pak Ridwan menegaskan bahwa ia bisa menuntut Pak Imam sebagai Kepala Sekolah atas penyelewengan Dana BOS.

Ujian Nasional telah diselenggarakan, namun ada Siswa yang bernama Anto (Hikari) tidak lulus dalam Ujian Nasional. Dini, Melan, dan Tito ikut meras sedih karena sahabat mereka tidak lulus dalam Ujian Nasional. Kemudian keesokan malamnya sekolah mengadakan pentas seni untuk merayakan kelulusan SMP 4 Nusa Ungu. Dini dan Tito tampil dengan menyanyikan lagu ciptaannya dengan lirik yang mengisahkan korupsi yang terjadi di sekolahnya. Pak Imam merasa terganggu mendengar lirik-irik tersebut. Kemudian Pak Imam memberhentikan Dini dan Tito yang sedang tampil di panggug. Pak imam mengatakan kepada seluruh siswa bahwa kekurangan buku dan fasilitas sekolah yang kurang dikarenakan dana BOS yang belum turun dari Pemda.

(65)

44

C. Tokoh dalam Film BPK

a. Film Uang Rujak Emak

Gambar 3. Mario Irwinsyah sebagai Doni

(66)

45

Selain itu Mario juga tampil menjadi bintang iklan pada beberapa iklan produk seperti Djarum 76, Fluocaril, Susu Cap Enak, Coca Cola, Blue Band, Citibank, Pertamina, Yamaha Motor dan yang terbaru adalah Sampoerna A Mild.

Doni (di perankan Mario Irwinsyah) anak satu-satunya Hartati. Doni adalah anak yang penurut dan sangat menyayangi Ibunya. Doni sangat mengerti dan selalu menuruti kata-kata yang diucapkan oleh Ibunya. Dari kecil Doni sudah mengetahui bahwa keinginan terbesar ibunya adalah berangkat ke tanah suci untuk menunaikan Ibadah Haji. Maka dari itu saat masih kecil Doni selalu membantu Ibunya berjualan rujak buah di depan rumahnya. Doni juga mengantarkan pesanan-pesanan rujak kepada pelanggan Ibunya. Saat menginjak dewasa rasa sayangnya terhadap Ibunya semakin bertambah. Ia selalu mengantarkan Ibunya berbelanja aneka macam buah dipasar untuk memenuhi rujak buah.

(67)

46

Hidayati Ahmad Leman lahir diPadang,16 November1955 lebih dikenal dengan namaIda Leman adalah seorang aktris seniorIndonesia. Ia terkenal dengan perannya sebagaiMbak Purdalam sinetronLosmenyang pernah ditayangkan di TVRIpada era 80-an. Lahir di Padang, Sumatera Barat, 16 November 1955.Menempuh pendidikan diSMKK (Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga) jurusan perancang busana diMedan, Sumatera Barat. Awalnya bergelut di dunia akting karena ia sering ditawari untuk tampil bermain dalam serial sandiwara TV, terutama di TVRI Pusat,Jakarta.

Lewat sinetron yang dibintanginya bersama Muthias Muchus, Dewi Yull, Mang Udel (alm) dan Mieke Wijaya itu, ia menjadi terkenal dan ditunggu-tunggu penampilannya. Bermain sebagai Mbak Pur seorang ‘Perawan Tua’ anak Pak

Broto yang diperankan oleh Mang Udel (alm). Padahal dalam kehidupan sebenarnya punya suami dan anak. Suaminya Irwinsyah(alm), adalah sutradara senior TVRI yang membuat karya sinetron terkenal di TVRISayekti dan Hanafi. Dengan deretan pemain yang sama, Ida kembali bermain dalam film layar lebarPenginapan Bu Brotopada tahun 1987. Selain itu, ia juga tercatat membintangi beberapa judul film layar lebar antara lain: Sakura dalam Pelukan (1979), Jangan Ambil Nyawaku(1981), Sejuta Surat Sutera (1982),Yang(1983), Saat-saat yang Indah(1984), Kerikil-Kerikil Tajam(1984), dan lain-lain. Pada tahun 2009, Ida ikut bermain dalamPerempuan Berkalung Sorban.

(68)

47

bernama Doni. Hartati seorang Ibu yang sabar dan menyayangi anaknya. Kesabarannya itu ia tunjukan saat berjualan rujak buah ada beberapa ibu-ibu yang menghutang kepadanya namun ia tetap menjual rujak buahnya. Kegigihannya dalam hidup ia tunjukan keberhasilannya yang dapat menunaikan Ibadah Haji dengan cara menyisihkan uang hasil berjualan rujak buah miliknya. Hartati mengumpulkan uang tersebut dari anaknya kecil hingga dewasa. Usahanya itu berbuah manis dengan keberangkatannya ke tanah suci menunaikan Ibadah Haji.

b.Tokoh Film Kertas Si Omas

Gambar 5. Happy Salma Sebagai Witri

(69)

48

"Ronggeng dukuh paruk" Pada tahun 2009 di Bern-Swiss, Belanda dan Taman ismail marzuki, Pementasan wayang 'Jabang Tetuko' Senayan city (2010), Pementasan teater "Opera Diponegoro' Teater jakarta (2011), Monolog Inggit garnasih-STSI,Bandung (2011), pementasan 'Roro Mendut' Teater Jakarta (2012), dan Monolog Inggit Garnasi dipentaskan ulang di Taman Ismail Marzuki (2014) dengan suasana berbeda yaitu menggandeng penari dari Tarian Kontemporer Studio Titik Dua, musisi gamelan sunda dari Gamelan Mustika Inggit, dan paduan suara dari Seni Musik UPI. kegiatan tersebut diselenggarakan oleh titimangsa foundation, yang merupakan lembaga budaya yang dia dirikan.

Happy salma meraih banyak pujian dan penghargaan untuk perannya dalam film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita yang sekaligus mengantarkan namanya meraih Piala Citra kategori Pemeran pendukung Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia 2010. Dan juga mendapatkan penghargaan serupa dengan film yang sama di IMA (Indonesia Movie Award).

(70)

49

calon TKI. Hal tersebut Ia lakukan supaya persuahaan yang pimpin bisa bertahan dan apa yang dialami oleh ibunya tidak terulang kembali.

Gambar 6. Julian Kunto sebagai Kahar

Julian Kunto adalah aktor Indonesia. Julian Kunto pernah mendapatkan penghargaan untuk kategori peran yang mencuri perhatian dalam acara Indonesian Movie Award tahun 2008. Julian Kunto mulai dikenl lewat film Nagabonar jadi 2 (2007), Puber (2008), Putih Abu-Abu dan Sepatu Kets (2009). Julian Kunto juga banyak bermain di Sinetron seperti Cinta Cenat Cenut (2011), Kejar Tayang, Si Cemong (2013), dan Ustad Fotocopy (2013). Tahun 2014 Julian Kunto menjalani syuting terbarunya yang berjudul Para Pemburu Gajah. Saat proses syuting berbagai pengalaman unik dirasakan aktor Julian Kunto Dalam film yang didedikasikan untuk penyelamatan gajah Sumatra dari kepunahan itu, Julian berperan sebagai seorang pawang gajah yang jahat. Julian Kunto mengaku, tidak mudah baginya memerankan tokoh pawang gajah.

(71)

50

memiliki karakter yang mudah untuk dipengaruhi orang lain. Saat Kahar menerima uang dari calon TKI bernama Jamilah Ia merasa perlu membantu Jamilah dengan membuat surat keterangan dapat menjadi TKI. Setelah Kahar mendapat nasehat dari Witri untuk tidak meloloskan calon TKI yang tidak memenuhi syarat dan mengetahui teman sesama profesinya mendapatkan teguran dari Dinas Ketenagakerjaan. Kahar membatalkan niatnya untuk membantu Jamilah. Kahar pun mengembalikan uang yang diberikan Jamilah.

b.Film Cerita Kami

Gambar 7. Lukman Sardi Sebagai Pak Ridwan (Kepala Sekolah)

(72)

51

film lainnya yang dirilis pada tahun yang sama dengan judulPengemis dan Tukang Becak Gie (2005), 9 Naga (2006), Berbagi Suami (2006), Jakarta Undercover (2006), Pesan dari Surga (2006), Naga Bonar (Jadi) 2 (2007), Suster N (2007), The Photograph (2007), Quickie Express (2007), Kawin Kontrak (2008), In the Name of love (2008), May (2008), Laskar Pelangi (2008), Kawin Kontrak Lagi (2008), Pencarian Terakhir (2008), Takut:Faces of Fear-Segmen Show Unit (2008), Lastri (2008), Sang Pencerah (2010), Aku atau Dia (2010), Jakarta Maghrib (2010), Hati Merdeka (2010), Serdadu Kumbang (2010), Semesta Mendukung (2011), Pengejar Angin (2011), Sang Penari (2011), Sang Pialang (2013), Malaikat Juga Tahu (2013), Leher Angsa (2013), Soekarno: Indonesia Merdeka (2013), Laskar Pelangi 2: Endesor (2013), Princess, Bajak Laut, dan Alien (2014), Aku Cinta Kamu (2014), Negeri Tanpa TElinga (2014) dan 7/24 (2014)

Beberapa penghargaan yang pernah diraih Lukman Sardi diantaranya Pemeran Pendukung Pria Terbaik - Indonesian Movie Award 2009 dalam Nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik, Terfavorit-Indonesian Movie Award 2009, Pemeran utama pria terbaikIndonesian Movie Awards 2013, Pasangan terbaikIndonesian Movie Awards 2013bersamaDewi irawandalam film Rectoverso dalam Nominasi Pemeran Utama Pria TerbaikFestivaI Film Indonesia 2013.

(73)

52

dipergunakan dengan semestinya malah digunakan untuk memperkaya diri dan membeli keperluan ruangan kepala sekolah yang tidak semestinya dibeli. Saat siswa-siswi protes akan ketidaknyamanan dalam proses belajar mengajar karena Pak Ridwan malah beralasan bahwa anggaran dana BOS belum cair karena kesalahan Pemda setempat.

Gambar 8. Astri Nurdin sebagai Bu Intan

(74)

53

Putih dirilis, ia mulai banyak mendapat tawaran bermain dalam FTV. Beberapa judul yang pernah ia bintangi antara lain Asam Cuka Manis Cuka, Kunfu Pandu, dan Gelap Mata. Tahun 2012, ia kembali mendapat tawaran untuk bermain film layar lebal berjudul Ambilkan Bulan arahan Ifa Isfansyah. Dalam fim tersebut, ia mendapat peran sebagai seorang ibu muda yang sibuk berkarir.

Bu Intan (diperanakan oleh Astri Nurdin) adalah seorang guru di SMP N 4 Nusa Ungu. Bu Intan harus memenangi dua kelas sekaligus karena SMP tersebut kekurangan guru. Karakter Bu Intan dalam film ini adalah seorang guru yang baik. Bu Intan sebernarnya mengetahui bahwa dan BOS telah diselewengkan oleh kepala sekolah namun Ia tidak dapat berbuat apa-apa. Bu Intan merasa kesal dengan kepala sekolah karena anak-anak kesulitan dalam menerima materi pelajaran dikarenakan buku-buku sudah tidak dapat terbaca. Ia pun juga harus mengajar dua kelas sekaligus karena sekolah tersebut kekurangan tenaga pengajar.

Gambar

Tabel 1. Kajian Penelitian Terdahulu
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2. Cover Film BPK
Gambar 3. Mario Irwinsyah sebagai Doni
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2004 dalam Larivie`re, Aksoy, Cooil, dan Keiningham, 2011: 47-48) juga mengamati bahwa, "Dibandingkan dengan konsumen yang tidak puas yang bisa beralih dalam

Terkait dengan pengelolaan perbatasan negara, masyarakat adat di kedua daerah tersebut juga memiliki masalah yang hampir sama, di mana kegiatan lintas

yang merangkumi dari aspek kaedah hafazan, tasmik, talaqqi dan musyafahah, membaca wajah-wajah Qiraat, menggunakan kaset atau VCD, rajah atau peta minda dalam

Harmonisasi Misi pembangunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2016 – 2021 terhadap agenda pokok pembangunan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden RI Nomor

Dari tampilan tersebut dapat diketahui bahwa ketika diketikkan karakter “hhh”, mikropengendali mengirimkan kembali karakter yang sama, memperlihatkan status penyalaan

Sedangkan pada kelas VIII F, dapat dibuktikan dengan klasifikasi dari angket karakter tersebut, didapatkan data bahwa terdapat 25,9 % peserta didik yang menjawab

Untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan a dan b, yaitu dengan mencari semua kelipatan dari a dan b, kemudian diidentifikasi dan dikumpulkan semua

Kepatuhan Koperasi untuk menerima anggota atau pengunduran anggota secara sukarela (tidak ada paksaan) dan terbuka ( bagi semua etnis, suku agama dan lain-lain) yang tercantum