STUDI KRITIS TERHADAP
SISTEM PERKADERAN MUHAMMADIYAH
Sebagai Sistem Penyiapan Kader Muhammadiyah
TESIS
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Pemikiran Islam
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pemikiran Islam (MPI)
Oleh:
RIDWAN FURQONI
NIM. O 000080021
PROGRAM STUDI MAGISTER PEMIKIRAN ISLAM
SEKOLAH PASCASARJANA
MOTTO
"Jangan biarkan waktu menipumu;
karena waktu tak bisa kau taklukkan."
(W.H Auden)
رصعلاو
–
رسخ يفل ناسنأا نإ
–
اونمأ نيذلا اإ
ربصلاب اوصاوتو قحلاب اوصاوتو تاحلاصلا اولمعو
Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.
KU PERSEMBAHKAN KARYA INI UNTUK:
Ayahku Ibuku tercinta
Bapak Sujiyo (alm) dan Ibu Siti Imtikhanah
Istriku tersayang Evi Nurhayati
Anak-anakku Ahmad Fahri Firdausi
Hasna Putri Nasyi’a
Khusnia Alfiaturrahma
KATA PENGANTAR
ِ ْ ِ َرلا ِنمْ َرلا ِاا ِ ْسِب
,
َنْ ِمَلاَعْلا ِ َ ِاُ ْمَحْلا
,
ِفَرْشَأ يَلَع ُمَََسلاَو ُة َََصلاَو
َنْ ِعَمْ َأ ِ ِباَحْصَأَو ِ ِلأ يَلَعَو َنْ ِلَ ْرُمْلاَو ِااَ ِبْنَْأا
.
ُ ْعَ ب اَمَأ
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, atas izin-Nya karya
penelitian ini berhasil diselesaikan. Banyak hambatan dan rintangan yang
membuat penelitian ini harus memakan waktu cukup lama, tetapi dengan usaha
yang keras dan dengan izin Allah akhirnya terselesaikan juga. Penulis berharap
penelitian ini dapat memberikan kemanfaatan yang besar bagi setiap pembaca,
khususnya kalangan aktifis dakwah Persyarikatan Muhammadiyah atau umat
Islam pada umumnya yang mencintai dunia dakwah dan pendidikan.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Prof. Dr. Bambang Setiaji;
2. DirekturSekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Dr.
Khudzaifah Dimyati, M.Hum;
3. Ketua Program Studi Magister Pemikiran Islam, Dr. Sudarno Shobron, M.Ag;
4. Pembimbing Tesis, Dr. H. Syamsul Hidayat, M.Agdan Dr. Ari Anshori,
M.Ag.;
5. Pimpinan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dua perpustakaan ini menjadi saksi
bisu penulis menyelesaikan penelitian ini;
6. Istri tercinta, Evi Nurhayati yang sering menemani dan menjadi teman diskusi
7. Ayahanda tercinta, Drs. Sujiyo (alm), yang tidak sempat menyaksikan sampai
penulisan ini selesai, karena sudah terlebih dulu dipanggil Allah SWT pada
tanggal 16 Januari 2012. Semoga amal kebaikan beliau kepada penulis
menjadi pahala yang mengalir tak terbatas waktunya;
8. Ibunda tercinta, Ibu Siti Imtikhanah, S.Pd.SD, yang selalu memberi motivasi
penulis untuk segera menyelesaikan sekolah;
9. Semua teman-teman di Pemuda Muhammadiyah DIY, MTs Negeri Godean,
MPS PWM DIYdan pihak-pihak lain yang telah terlibat dalam penyelesaian
penelitian ini.
Semoga semuanya menjadi amal baik yang dibalas oleh Allah SWT. Terakhir,
penelitian ini belumlah sempurna, banyak masukan yang masih penulis harapkan
untuk perbaikan di karya atau penelitian berikutnya. Terima kasih.
Surakarta, 18 Januari 2016
Penulis
ABSTRACT
Post-reformation in 1998, there is an interesting phenomenon in the body of the largest Islamic movement in Indonesia, Muhammadiyah. Among them is the migration of pilgrims from Muhammadiyah movement to another relatively new and growing lately. They are the Tarbiyah Movement (PKS), Hizb ut-Tahrir of Indonesia (HTI), Tafsir al-Quran Assembly (MTA), Salafi Movement, and so forth. There was dissatisfaction with the Muhammadiyah which made them move and follow the methodology of the new movement. In addition to these phenomena, there is also another phenomenon, namely the dual position most of the leadership in many structures of Muhammadiyah. A leader of Muhammadiyah, who served on the panel at the regional level, also served at the local level, even a district or village. With such circumstances certainly makes leadership is not running optimally. Leadership feels less progressive and tend to be comfortable in the establishment.When examined seriously, some of the circumstances have actually indicate a problem in the body of Muhammadiyah, especially in the preparation of its human resources. This then became the core of this research. The author intends to unravel: How Muhammadiyah view of the importance of human resources in moving the organization, how the system concept of Muhammadiyah perkaderan and how the effectiveness and efficiency in its process. Information about Muhammadiyah view of the importance of human resources for the organization can be seen from the historical development of Muhammadiyah perkaderan. As for the perkaderan system determined through a review of the Muhammadiyah Perkaderan system that formulated in the book of SPM. The assessment of the effectiveness and efficiency of the perkaderan system analyzed by connecting between the needs of the Muhammadiyah cadres views of the vastness of the area of interest Muhammadiyah and preaching with various activities of perkaderan arranged in SPM. In addition to the material to do the analysis, the authors also connects with the general phenomenon of social development of today's society and theories on actual educational. This study therefore included in the category of qualitative research with descriptive analytical method.After doing a reading and analysis, looking at all that Muhammadiyah indeed attach importance and give great attention to the problem of cadres . One of the seriousness is Muhammadiyah has compiled the perkaderan system and regulary continues to evaluate its implementation . The criticism in this case is that the system is arranged not been able to be implemented efficiently and at a macro scale becomes ineffective. Related to these criticisms, the authors advise to do a more radical revision of the SPM, from the revision and improvement of the vision, mission, objectives and enrichment forms of perkaderan,so that SPM feels more contextual with the needs of the times .
ABSTRAK
Pasca bergulirnya reformasi tahun 1998, terdapat fenomena menarik di tubuh gerakan Islam terbesar di Indonesia ini, Muhammadiyah. Diantaranya adalah terjadinya migrasi jamaah dari Muhammadiyah kegerakan yang lain yang relative baru dan tumbuh belakangan. Diantara tempat berlabuhnya sebagian kader Muhammadiyah tersebut adalah Gerakan Tarbiyah (Partai Keadilan Sejahtera), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majelis Tafsir al Quran (MTA), Gerakan Salafi, dan lain sebagainya. Seperti ada ketidakpuasan terhadap Muhammadiyah yang menjadikan mereka berpindah halauan mengikuti manhaj gerakan yang baru. Selain fenomena tersebut, terjadi juga fenomena lain, yaitu adanya rangkap jabatan sebagian pimpinan di banyak struktur Muhammadiyah. Seorang pimpinan Muhammadiyah yang menjabat di majelis di tingkat wilayah, juga menjabat di tingkat daerah, bahkan cabang atau ranting. Dengan keadaan semacam itu tentu menjadikan kepemimpinan tidak berjalan maksimal. Kepemimpinan pun terasa kurang progresif dan cenderung nyaman dalam kemapanan. Jika dicermati serius, beberapa keadaan tersebut sesungguhnya telah mengisyaratkan adanya masalah di tubuh Muhammadiyah, khususnya dalam penyiapan SDM-nya. Inilah yang kemudian menjadi inti penelitian ini. Penulis bermaksud mengungkap: Bagaimana pandangan Muhammadiyah terhadap pentingnya sumberdaya manusia dalam menggerakkan organisasi, bagaimana konsep sistem perkaderan Muhammadiyah dan bagaimana pula efektivitas serta efisiensinya dalam proses perkaderan. Informasi tentang pandangan Muhammadiyah terhadap pentingnya sumberdaya manusia bagi organisasi dapat dilihat dari sejarah perkembangan perkaderan Muhammadiyah selama ini. Sedangkan tentang sistem perkaderan diungkap melalui penelaahan terhadap Sistem Perkaderan Muhammadiyah yang terumuskan dalam buku SPM. Adapun penilaian terhadap efektifitas dan efisiensi sistem perkaderan dianalisis dengan menghubungkan antara kebutuhan Muhammadiyah terhadap kader yang dilihat dari tujuan Muhammadiyah dan keluasan wilayah dakwahnya dengan berbagai kegiatan perkaderan yang tersusun dalam SPM. Sebagai tambahan bahan untuk melakukan analisis, penulis juga menghubungkan dengan fenomena umum perkembangan sosial masyarakat saat ini dan teori-teori pendidikan yang aktual. Dengan demikian penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Setelah melakukan pembacaan dan analisis, tampak sekali bahwa Muhammadiyah sesungguhnya menganggap penting dan memberikan perhatian yang besar terhadap masalah kader. Salah satu keseriusannya adalah Muhammadiyah telah menyusun sistem perkaderan dan secara berkala terus melakukan evaluasi pelaksanaannya. Kritik penulis dalam hal ini adalah, bahwa sistem yang disusun belum mampu dilaksanakan secara efisien dan dalam skala makro menjadi tidak efektif. Terkait dengan kritik tersebut, penulis memberikan saran agar dilakukan revisi SPM secara lebih radikal, mulai dari perbaikan visi, misi dan tujuan serta pengayaan bentuk-bentuk perkaderan hingga SPM terasa lebih kontekstual dengan kebutuhan zaman.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... iv
D. Tujuan dan konstribusi penelitian ... 12
E. Manfaat Penelitian ... 12
BAB III SISTEM PERKADERAN MUHAMMADIYAH ... 94
A. Pendahuluan ... 94
B. Sejarah Perkaderan Muhammadiyah ... 96
C. Konsep Dasar Perkaderan Muhammadiyah ... 107
D. Ruang Lingkup Perkaderan Muhammadiyah ... 114
E. Kurikulum Perkaderan ... 121
F. Pengorganisasian ... 136
BAB IV ANALISIS ... 143
A. Perkaderan bagi Muhammadiyah ... 143
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 163
A. Kesimpulan ... 163
B. Saran ... 166
DAFTAR PUSTAKA ... 170