• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi Community Development PT Tik Jalur Nugraha Ekakurir Melalui Sponsorship Pada Klub Bola Basket JNE Bandung Utama Dalam Meningkatkan Citra Perusahaannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Komunikasi Community Development PT Tik Jalur Nugraha Ekakurir Melalui Sponsorship Pada Klub Bola Basket JNE Bandung Utama Dalam Meningkatkan Citra Perusahaannya"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ...iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTARTABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR DOKUMENTASI ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.2.1 Rumusan Masalah Makro ... 5

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Maksud Penelitian ... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 8

1.4.2 Maksud Praktis ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 10

2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 10

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi ... 13

2.1.3 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi ... 28

2.1.4 Tinjauan Tentang Sponsorship ... 37

2.1.5 Tinjauan Tentang Citra ... 40

(2)

ix

3.2.1.1 Informan Penelitian ... 56

3.2.1.2. Informan Pendukung Penelitian... 57

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 58

3.3.1 Studi Pustaka ... 59

3.3.2 Studi Lapangan ... 60

3.4 Uji Keabsahan Data ... 66

3.5 Teknik Analisis Data ...67

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 71

3.6.1 Lokasi Penelitian... 71

3.6.2Waktu Penelitian ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN& PEMBAHASAN ... 73

4.1 Hasil Penelitian ... 73

4.1.1 Objek Penelitian ... 73

4.1.1.1 PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir ... 73

4.1.1.2 JNE Bandung Utama ... 83

4.1.1.3 Kegiatan Sponsorship PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Pada Klub Bola Basket JNE Bandung Utama ... 91

4.1.1.4 Deskripsi Informan Penelitian ... 92

4.1.2 Analisa Hasil Penelitian ... 97

4.1.2. Sasaran Kahalayak Dari Kegiatan Sponsorship Divisi Community Development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Pada Klub Bola Basket JNE Bandung Utama ... 99

(3)

x

Community Development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Pada Klub

Bola Basket JNE Bandung Utama ... 115

4.1.2.5 Evaluasi Dalam Kegiatan Sponsorship Divisi Community Development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Pada Klub Bola Basket JNE Bandung Utama ... 126

4.2 Pembahasan ... 131

BAB VKESIMPULAN & SARAN ... 140

5.1 Kesimpulan ... 140

5.2 Saran ... 142

5.2.1 Saran Bagi PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir ... 142

5.2.2 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ... 143

DAFTAR PUSTAKA ... 144

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 146

(4)

(Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi Community Development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Melalui Sponsorship Pada Klub Bola Basket JNE Bandung Utama

Dalam Meningkatkan Citra Perusahaannya Di Kalangan Anak Muda)

SKRIPSI

Oleh :

Mochammad Fauzul Haq NIM. 41811135

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(5)

54 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Peneliti melakukan suatu penelitian dengan pendekatan secara Kualitatifdimana untuk mengetahui dan mengamati segala hal yang menjadi ciri sesuatu hal. Menurut David Williams(1995) dalam buku Lexy Moleong menyatakan “Bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah” (Moleong, 2007:5)

Adapun menurut penulis pada buku kualitatif lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Denzin dan Lincoln (1987) dalam buku Lexy Moleong, menyatakan “Bahwa penelitian kualitatif adalah penlitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada” (Moleong, 2007:5)

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif menurut penjelasan Moh.Nazir adalah :

“Metode deskriptif bertujuan untuk mendapatkan fakta secara cermat dan faktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta berhubungan antar fenomena yang diselidiki serta mengembanngkan atau memaparkan masalah dan mengadakan analisa yang didasarkan atas hasil pengamatan dari berbagai kejadian” (Nazir,1983:63).

Metode deskriptif menurut Djalaludin Rakhmat adalah :

(6)

tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis, fakta atau karakteristik, populasi tertentu atau bidanng tertentu secara faktual dan cermat.”(Rakhmat,1997:22)

Dengan kata lain penelitian deskriptif yaitu penelitian yang memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan, Dikatakan deskriptif karena bertujuan memperoleh pemaparan yang objektif khususnya mengenai strategi komunikasi community development PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui sponsorship pada klub bola basket JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahaannya di kalangan anak muda.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sebanyak-banyaknya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya.

(7)

3.2. Teknik Penentuan Informan

3.2.1. Subjek Peneltian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat keadaannya (atribut-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.

3.2.1.1. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah seseorang yang karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut.

Pada penelitian ini, teknik penentuan informan yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono, “teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono,

2010:300).

Kriteria-kriteria yang ditentukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Terlibat dalam perencanaan kegiatan strategi komunikasi, yaitu

sponsorship, antara PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir dengan klub bola basket JNE Bandung Utama.

(8)

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Jenis

kelamin Jabatan

Lama Bekerja

1 Iskandar, S,Si. Laki-laki

Head Of Community Development

3 Tahun

2 Shindu Prabowo,

S.Ap. Laki-laki

Marketing Communication

Manager JNE Bandung

Utama

3 Tahun

Sumber : Peneliti

Alasan peneliti memilih informan karena mereka adalah pihak yang terlibat langsung dan bertanggung jawab dalam kegiatan strategi komunikasi PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir, dimana mereka terlibat dari proses perencanaan hingga evaluasi dalam strategi komunikasi berbentuk sponsorship ini.

3.2.2.2 Informan Pendukung Penelitian

(9)

informan, dimana informasi tersebut dapat melengkapi data-data yang di anggap kurang dan sekiranya dibutuhkan.

Tabel 3.2

Informan Pendukung Penelitian

No Nama Jenis kelamin Pekerjaan Usia

1 Virgina Dinar

Lestari Perempuan Mahasiswa 24 Tahun

2 Alfi Arafah Firdausi Laki-laki Mahasiswa 22 Tahun

3 Surliyadin Laki-laki Pemain JNE

Bandung Utama 24 Tahun

Sumber : Peneliti

Alasan peneliti memilih infroman pendukunng adalah karena mereka merupakan pihak yang terlibat dalam kegiatan sponsorship

ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Virgin merupakan ketua salah satu fanbase klub bola basket profesional, Alfi merupakan pecinta basket yang aktif, dan Surliyadin sendiri merupakan pemain basket dari klub JNE Bandung Utama.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

(10)

3.3.1. Studi Pustaka

Memahami apa yang di teliti, maka upaya untuk menjadikan penelitian tersebut baik. Perlu adanya materi-materi yang diperoleh dari pustaka-pustaka lainnya.

Menurut J.Supranto dalam buku Rosadi Ruslan, mengemukakan: “Studi pustaka adalah “Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

materi data atau informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan” (Ruslan, 2003:31)

a. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah mengumpulkan data melalui buku buku literatur dan sumber data lainnya, dilengkapi dengan pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan dibahas untuk mendapatkan data teoritis yang akan dijadikan sebagai bahan pembanding dalam pembahasan masalah. Seluruh data yang telah diperoleh melalui cara ini merupakan data yang disajikan dengan cara mengutip dan mengungkapkan kembali teori-teori yang ada yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan demi menunjang kesempurnaan dari hasil penelitian.

b. Penelusuran Data Online

Melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas

(11)

secepat atau semudah mungkin, sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dan peneliti menggunakan data online seperti dari:

www.google.co.id, www.facebook.com, www.kaskus.coid. Karena didalam situs ini banyak informasi-informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian ini.

3.3.2. Studi Lapangan

Adapun studi lapangan yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data yang valid dan faktual yang diharapkan berkenaan dengan penelitian yang dilakukan mencakup beberapa cara diantaranya yakni:

1. In-Depth Interview (Wawancara Mendalam)

Wawancara merupakan bagian dari metode kualitatif. Dalam metode kualitatif ini ada dikenal dengan teknik wawancara-mendalam (In-depth Interview).

Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D , mengemukakan bahwa ”Interviewing provide the researcher a means to gain a

deeper understanding of how the participant interpret a

situation or phenomenon than can be gained through

observation". (Sugiyono, 2009:72)

(12)

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. (Sugiyono, 2009:73-74)

Wawancara Mendalam Dalam buku Metode Penelitian Kualitatif menurut Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A menyebutkan bahwa wawancara mendalam adalah:

“Percakapan dengan maksud dan tujuan tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” (Moleong:135)

(13)

Ciri khusus/Kekhasan dari wawancara-mendalam ini adalah keterlibatannya dalam kehidupan responden/informan.

Dalam wawancara-mendalam melakukan penggalian secara mendalam terhadap satu topik yang telah ditentukan (berdasarkan tujuan dan maksud diadakan wawancara tersebut) dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian yang dilakukan untuk mengetahui pendapat mereka berdasarkan perspective responden dalam memandang sebuah permasalahan. Teknik wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan mewawancarai satu orang secara tatap muka (face to face).

2. Dokumentasi

Istilah Dokumentasi dari kata document (Belanda), document

(Inggris), documentum (Latin). Sebagai kata kerja document

(14)

Poerwadarminta, W.J.S. menyatakan bahwa “Dokumentasi adalah Pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan (seperti kutipan-kutipan dari surat kabar dan gambar-gambar)”. (Kamus umum Bahasa Indonesia, 2007)

Badudu masih dalam Kamus umum Bahasa Indonesia (1976) megatakan bahwa:

“Dokumentasi adalah Semua tulisan yang dikumpulkan dan disimpan yang dapat digunakan bila diperlukan, juga gambar dan foto. Mendokumentasikan: mengatur dan menyimpan tulisan atau gambar atau foto sebagai dokumen”.

Memuat data-data pada penelitian sebagai upaya untuk menafsirkan segala hal yang ditemukan dilapangan, perlu adanya dokumentasi-dokumentasi dalam berbagai versi.

(15)

Pada penelitian ini, peneliti akan turut mendokumentasikan segala kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan fokus penelitian yang dikaji, dalam hal ini adalah strategi komunkasi PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui

sponsorship yang dilakukan kepada salah satu klub basket profesional yang berkompetisi di NBL Indonesia yaitu JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahaan.

3. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah salah satu metode dalam pengumpulan data saat membuat sebuah karya tulis ilmiah. Observasi menurut Sugiyono dalam Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, menyatakan bahwa

“Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut”. Sugiyono (2009:64)

Sugiyono (2009:64) mengklasifikasikan observasi menjadi 3 bentuk yaitu observasi partisipasi (participant observer) yaitu pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan, observasi tidak berstruktur yaitu observasi dilakukan tanpa menggunakan

(16)

pengamat harus mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek, dan observasi kelompok tidak berstruktur ini dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

Menurut Ronny Hanitijo Soemitro dalam buku P. Joko Subagyo yang berjudul Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek: ”Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara

sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan” (P. Joko Subagyo, 2006: 63).

Dalam suatu karya tulis ilmiah, penjelasan yang diutarakan harus tepat, akurat, dan teliti, tidak boleh dibuat-buat sesuai keinginan hati penulis.

(17)

3.4. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data yang telah dilakukan dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Peneliti menggunakan uji kepercayaan terhadap hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2010:270) cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi data, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan membercheck.

Tetapi penulis memilih beberapa saja sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian yang dilakukan.

1. Meningkatkan Ketekunan (Persistent observation)

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak. (Sugiyono, 2010:272). Contoh persistent observation yang dilakukan oleh peneliti adalah membaca artikel-artikel tentang JNE Bandung Utama di

(18)

official media partner NBL Indonesia, juga membaca penelitian-penelitian terdahulu untuk menambah pengetahuan peneliti.

2. Triangulasi

Diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara megecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono, 2010:273)..

Peneliti sendiri melakukan beberapa teknik pengecekan data, data yang peneliti peroleh melalui wawancara mendalam dicek melalui observasi dengan cara terjun langsung mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh JNE dan Bandung Utama.

3.5. Teknik Analisis Data

(19)

Analisis dalam penelitian jenis apapun adalah merupakan cara berfikir. Analisis adalah untuk mencari pola, karena berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan

“Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain”. (Moleong, 2007:248).

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Dibawah ini merupakan siklus komponen-komponen analisis kualitatif menurut Miles and Huberman (1984) adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1

Komponen-Komponen Analisis Data : Model Kualitatif

(20)

Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis data adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data, adalah langkah untuk mengumpulkan berbagai data yang diperlukan dalam penelitian langkah ini dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan data penelitian yang dilakukan. Teknik yang dilakukan adalah wawancara, pengamatan, studi kepustakaan dan penelusuran online. Kesemua teknik itu peneliti lakukan untuk menyelesaikan penelitian ini.

2. Reduksi Data atau Klasifikasi data, adalah proses penelitian, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data kasar dari catatan tertulis lapangan penelitian, membuat ringkasan, penggolongan kategori jawaban dan kualifasi jawaban informan penelitian kembali catatan yang telah diperoleh setelah mengumpulkan data. Peneliti mereduksi data setelah melakukan pengumpulan data, hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti selama dilapangan. Sehingga hal ini memudahkan peneliti untuk melanjutkan analisa data pada tahap berikutnya.

(21)

Dengan men-display data, maka akan memudahkan untuk memahami.

4. Proses akhir penarikan kesimpulan, yaitu dilakukannya pembahasan yang berdasarkan pada rujukan berbagai teori yang digunakan dimana di dalamnya ditentukan suatu kepastian mengenai aspek teori dan kesesuaian/ketidaksesuaian dengan fakta hasil penelitian di lapangan dimana peneliti juga membuat suatu analisis serta membuat tafsiran atas tampilan data sesuai dengan permasalahan penelitian serta memberikan verifikasi teoritis temuan penelitian mengenai strategi komunikasi PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui

(22)

3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.6.2. Lokasi Penelitian

Peneliti telah melakukan penelitian di dua tempat yang berbeda karena dalam penelitian ini objek penelitian merupakan kegiatan

sponsorship yang melibatkan dua perusahaan.

Peneliti melakukan penelitian di Kantor Pusat PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir:

Alamat : Jl. Tomang Raya No.45 Jakarta Barat. Telepon : (021) 2927 8888

Website : www.jne.co.id

Peneliti jugamelakukan penelitian di kantor JNE Bandung Utama. Alamat : Jl. Kacapiring No. 10 Bandung, Jawa Barat. Telepon : (022) 2000067

Website :http://www.bandungutama.com

(23)

3.6.2. Waktu Penelitian

Peneliti akan melakukan pennelitian dengan terjun langsung ke lapangan untuk melakukan wawancara mendalam dan observasi pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2015.

Berikut tabel waktu penelitian yang akan dilaksanakan: Tabel 3.3

Waktu Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul

2 Penulisan BAB I

Bimbingan

3 Penulisan BAB II

Bimbingan

4 Pengumpulan Data Lapangan

5 Penulisan BAB III

Bimbingan

6 Seminar UP

7 Revisi UP

8 Wawancara

Penelitian Lapangan

9 Penulisan BAB IV

Bimbingan

10 Penulisan BAB V

Bimbingan

11 Penyusunan Keseluruhan Draft

12 Sidang Skripsi dan Revisi

(24)

10 2.1.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Untuk landasan pemikiran dan sebagai acuan peneiliti dalam melakukan penelitian ini, maka peneliti menjadikan beberapa penelitian terdahulu sebagai tinjauan pustaka bagi peneliti

Nama Raissa Grimonia Ilona Annisa Ristiani Yudi Satria Purana

Tahun 2012 2012 2011

Judul Penelitian

Strategi Komunikasi PT Indofood

CustomerBranded ProductSukses Makmur

TBK, Divisi Packaging Dalam Program CSR

Strategi Komunikasi Bagian CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Indofood

CBP Sukses Makmur, Tbk. Melalui "SUN Mobil Unit

Layanan Gizi Ibu Dan Balita" Dalam Memberikan

Wawasan Mengenai Gizi Seimbang Kepada Ibu Hamil

Dan Menyusi Di Kecamatan Cililin

Strategi Humas PT. Diorgantara Indonesia (Persero) Melalui Plant Tour Dalam Membentuk

(25)

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk, Divisi Packaging dalam memprioritaskan program CSR „Bina

Tunas Packaging’ kepada peserta, mengetahui proses komunikasi pribadi yang dilakukan, dan media yang digunakan

oleh perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi

Komunikasi Bagian CSR (Corporate Social Responsibility) PT. Indofood CBP Sukses Makmur Dalam

Memberikan Wawasan Menganai Gizi Seimbang

Kepada Ibu Hamil dan Menyusui di Kecamatan

Cililin.

Penelitian ini bertujuan untuk dapat mendeskripsikan, menggambarkan, menjelaskan, menceritakan, dan merumuskan persoalan

yang peneliti teliti tentang Strategi Humas PT. Dirgantara Indonesia Persero melalui Plant Tour

Dalam Membentuk Citra Perusahaan.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan pengumpulan dokumen.

Pendekatan penelitian adalah kualitatif, sedangkan metode penelitian adalah deskriptif

dengan data kualitatif. Sebagian besar data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi serta didukung oleh studi

pustaka dan internet

searching.

Pendekatan Penelitian ini adalah kualitatif dengan metode penelitian deskriptif.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, sedangkan teknik

pengumpalan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam,

observasi partisipan, dokumentasi, studi pustaka dan penelusuran data online.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan kurang memahami latar belakang peserta yang

menimbulkan konflik kepentingan. Analisis membuktikan bahwa perusahaan melakukan tindakan untuk meningkatkan ekonomi perusahaan tanpa diikuti dengan kegiatan untuk

meningkatan kualitas hidup peserta.

Hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti adanya tujuan yakni implementasi Undang-undang tanggung jawab sosial perusahaan, menyadarkan pentingnya gizi seimbang dan peranan posyandu, serta mengurangi

kematian pada ibu melahirkan, rencana yang

dilakukan Bagian CSR adalah melakukan observasi,

kerjasama dengan Kader Posyandu dan Desa, dan persiapan produk/bingkisan,

kegiatan yang dilakukan

Hasil dari penelitian ini adalah Humas PT. Dirgantara Indonesia (Persero) telah melakukan

langkah-langkah yang sebelumnya telah direncanakan dalam melaksanakan kegiatan

Plant Tour guna mencapai tujuan tertentu yakni

(26)

SUN Mobil dimulai dari tahap persiapan hingga

pemutaran video, penyuluhan, pemerikasaan, pembagian produk/bingkisan

dan donasi, pesan yang disampaikan pada Ibu Hamil

dan Menyusui adalah pentingnya asupan gisi seimbang, menyadarkan akan pentingnya Posyandu

dan pemberian ASI Eksklusif, dan media yang

digunakan terdiri dari alat bantu LCD TV, Papan Piramida Gizi Seimbang dan

Leaflet.

seluruh komponen masyarakat. Telah terpenuhinya kriteria-kriteria dalam identifikasi masalah penelitian ini yakni

yakni rencana, kegiatan, pesan, media, dan citra sebagaimana mestinya maka

dapat dikatakan Humas PT. Dirgantara Indonesia (Persero) telah berhasil menjalankan strateginya

untuk membentuk citra perusahaan melalui plant

tour sesuai dengan perencanaan yang ada.

Universitas Universitas Padjajaran Universitas Komputer Indonesia

Universitas Komputer Indonesia

Kesimpulan

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa komunikasi pribadi merupakan salah satu

cara efektif yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk, Divisi Packaging, dalam program CSR „Bina Tunas Packaging’ untuk

membuat peserta melanjutkan CSR. Saran dari penelitian ini adalah

perlu adanya peran Humas secara Internal agar karyawan dan para

peserta yang mengikuti program merasa puas dan kebutuhan mereka

terpenuhi.

Kesimpulan Penelitian adalah Strategi Komunikasi

Bagian CSR PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

dalam Memberikan Wawasan Menganai Gizi Seimbang telah dilakukan

dimulai dari tujuan, perencanaan, proses pelaksanaan kegiatan, penyampaian pesan dan

penggunaan media.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi Humas

yang dilakukan melalui Plant Tour dimulai dari proses perencanaan peserta,

proses pelaksanaan kegiatan, penyampaian pesan, penggunaan media,

dan proses evaluasi telah menunjang keberhasilan

perusahaan untuk membentuk citra perusahaan

(27)

2.1.2. Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari hidup manusia, karena komunikasi merupakan jalur penting yang menghubungkan kita di dunia, sarana kita menampilkan kesan, mengekspresikan diri, mempengaruhi orang lain dan lain-lain, maka melalui komunikasi lah kita membangun hubungan dengan beragam jenisnya, dengan begitulah komunikasi sangatlah mendasar bagi kehidupan kita.

Definisi kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana 2005 : 4).

Seseorang melakukan komunikasi karena ingin mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta komunikasi dilakukan dengan berbagai media agar pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan benar, sebagaimana yang diungkapkan oleh Lasswell “Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat apa atau hasil apa”.

(28)

Definisi-definisi sebagaimana dikemukakan diatas, tentu belum mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun paling tidak kita telah memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud komunikasi. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses melalui mana individu dalam hubungan, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi tersebut untuk berhubungan satu sama lain dengan lingkungan. Komunikasi juga merupakan proses bertukar pesan antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk menyamakan makna.

Komunikasi pada hakekatnya merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dan sering sekali dilakukan dalam kehidupan setiap manusia, kebutuhan manusia untuk selalu berhubungan dengan sesamanya. Oleh karena itu manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan membutuhkan orang lain. Setiap orang yang hidup dalam komunikasi, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya suatu komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang berhubungan, menimbulkan interaksi sosial yang disebabkan oleh interkomunikasi.

(29)

Dari definisi di atas dapat diuraikan bahwa komunikasi itu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, individu, kelompok maupun masyarakat. Karena berkomunikasi yang baik akan memberi daya tarik langsung kepada seseorang dalam bermasyarakat.

2.1.2.2. Proses Komunikasi

Komunikasi pada hakekatnya merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dan sering sekali dilakukan dalam kehidupan setiap manusia, kebutuhan manusia untuk selalu berhubungan dengan sesamanya. Oleh karena itu manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan membutuhkan orang lain. Setiap orang yang hidup dalam komunikasi, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya suatu komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang berhubungan, menimbulkan interaksi sosial yang disebabkan oleh interkomunikasi.

Komunikasi dan masyarakat adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi, masyarakat tidak mungkin akan terbentuk, dan sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia mungkin tidak dapat mengembangkan komunikasi.

(30)

Secara umum banyak ilmuwan sepakat bahwa komunikasi itu merupakan sebuah proses penymapaian pesan dalam bentuk ide, gagasan, pikiran, emosi, perilaku, dan sebagainya. dalam proses komunikasi terdapat empat kemungkinan jenis pesan (1) Verbal disengaja; (2) Verbal tidak disengaja; (3) Non Verbal disengaja; (4) Non Verbal tidak disengaja. Pesan verbal disengaja yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Pesan verbal tidak disengaja adalah sesuatu yang dikatakan tanpa bermaksud mengatakannya. perbedaan antara pesan non verbal disengaja dan tidak disengaja adalah dalam aspek keinginan.

Onong Uchjana Efendi (2001:11) membagi proses komunikasi dalam dua sisi, yaitu:

“Proses komunikasi secara primer dan sekunder. Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Sementara itu, proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain menggunakan alat dan sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Proses komunikasi terdiri dari penyebar pesan, pesan, dan penerima pesan.”

2.1.2.3. Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan setiap manusia, karena tanpa komunikasi kita tidak dapat berinteraksi ke manapun dan dengan siapapun.

(31)

a. Sender: komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b. Encoding (penyandian): proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

c. Message: pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

d. Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

e. Decoding (pengawasandian): proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

f. Receiver: komunikan yang menerima pesan dari komunikator. g. Response (tanggapan): seperangkat reaksi pada komunikan

setelah diterpa pesan.

h. Feedback (umpan balik): tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

i. Noise: gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

(32)

dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam mengelola suatu pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya menerima dan menanggapi suatu pesan. Komunikator harus mampu mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran.

Paradigma Harold D. Lasswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan sebagai berikut ”Who Says What in Which Channelto Whom With

What Effect?” yaitu :

1. Komunikator

Komunikator adalah pihak yang menyampaikan atau mengirm pesan kepada khalayak karena itu komunikator biasa di sebut pengirim, sumber, source, atau encoder. (Cangara,2005:81) 2. Pesan

Pesan (message) dalam komunikasi tidak lepas dari simbol dan kode, karena pesan yang di kirim oleh komunikator kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode baik secara verbal maupun non verbal.(Cangara,2005:93)

3. Media

(33)

4. Komunikan

Komunikan biasa di sebut dengan penerima, sasaran, pembaca, pendengar, penonton, pemirsa, decoder, atau khalayak. Komunikan dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok, dan masyarakat. (Cangara,2005:135)

5. Efek

Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan di lakukan sebelum dan sesudah menerima pesan. (Cangara,2005:147)

2.1.2.4. Bentuk Komunikasi

Adapun bentuk-bentuk komunikasi, yang menurut Onong Uchjana Effendy (1991:36) disebut sebagai Tatanan Komunikasi, terbagi menjadi tiga bagian di antaranya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Komunikasi Persona (Persona Communication), yakni pernyataan manusia yang didasarkan pada sasaran tunggal. 2. Komunikasi Kelompok (Group Communication), yakni

pernyataan manusia didasarkan pada kelompok manusia tertentu atau komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang.

(34)

banyak, bertempat tinggal jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek-efek tertentu.

Uraian di atas menjelaskan dan membagi atas tiga bagian atas bentuk komunikasi di antaranya yaitu komunikasi persona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Dapat disimpulkan juga bahwa ketiga bentuk di atas maka pernyataan-pernyataan manusia yang didasarkan pada sasaran tunggal, kelompok tertentu dan pernyataan tertentu dan harus dikomunikasikan.

Berdasarkan sudut pandang beberapa pakar komunikasi, dapat diklasifikasikan ada tujuh tipe atau bentuk komunikasi, yaitu:

1. Komunikasi Intrapersonal (komunikasi dengan diri sendiri) Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri. Terjadinya proses komunikasi disini karena adanya seseorang yang memberi arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya atau terbetik dalam pikirannya. (Cangara, 2005:30)

(35)

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. (Mulyana, 2003:73)

3. Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi kelompok kecil diartikan sebagai proses pertukaran pesan verbal dan nonverbal anatara tiga orang atau lebih anggota kelompok yang bertujuan untuk saling mempengaruhi. (Tubbs dkk, 2008:17)

4. Komunikasi Publik

Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering disebut juga pidato, ceramah atau kuliah umum. (Mulyana, 2003:74)

5. Komunikasi Organisasi

(36)

6. Komunikasi Lintas Budaya

Komunikasi lintas budaya atau antarbudaya yaitu komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda secara ras, etnik atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). (Tubbs dkk, 2008:19)

7. Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau eletronik (televisi, radio), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, ananonim dan heterogen. (Mulyana, 2003:75)

2.1.2.5. Fungsi Komunikasi

(37)

1. Fungsi Komunikasi Sosial

Komunikasi itu penting dalam membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan.Pembentukan konsep diri, Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.

2. Fungsi Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal.

3. Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapakan kata2 dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik.

4. Fungsi Komunikasi Instrumental

(38)

dan juga untuk menghibur (persuasif) Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi.

2.1.2.6. Tujuan Komunikasi

Didalam kehidupan sehari-hari komunikasi memiliki tujuan. Komunikasi memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh para pelaku komunikasi. Menurut Schramm dalam Sendjaja menjelaskan,

“tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan,

yaitu : kepentingan komunikator dan kepentingan komunikan”. (Sendjaja, 2004:2.19)

Tujuan komunikasi menurut Sendjaja dilihat dari sudut kepentingan sumber atau komunikator antara lain:

1. Memberikan informasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang didalamnya sarat akan informasi. Melalui komunikasi, pesan tersebut disampaikan komunikator kepada komunikan.

2. Mendidik

Dari sekedar memberikan informasi, akhirnya banyak input yang disampaikan komunikator agar komunikan menjadi lebih luas pengetahuannya.

3. Menghibur

(39)

menghibur perasaan komunikan. Hal ini sering dilakukan untuk mengakrabkan ikatan emosional.

4. Menganjurkan suatu tindakan

Pesan yang disampaikan komunikator merupakan stimulus yang dapat menjadi acuan bagi komunikan. Komunikator dapat mempengaruhi komunikan melalui komunikasi. (Sendjaja, 2004:2.19)

Sedangkan tujuan komunikasi menurut Sendjaja dilihat dari sudut kepentingan penerima atau komunikan antara lain:

1. Memahami informasi

Minimnya informasi menjadikan seseorang menjadi kurang paham mengenai suatu hal. Melalui informasi yang disampaikan komunikator, komunikan menjadi lebih paham mengenai informasi yang dibutuhkannya.

2. Mempelajari

Pesan yang disampaikan komunikator sarat akan pengetahuan dan informasi. Dengan berkomunikasi dengan komunikator, komunikan dapat mempelajari hal-hal yang tidak diketahuinya. 3. Menikmati

(40)

4. Menerima atau menolak anjuran

Sebagai komunikan, mereka kerap kali menjadi sasaran dari komunikator. Komunikasi memungkinkan seorang dapat menerima atau menolak sesuatu akibat pengaruh komunikator. (Sendjaja, 2004:2.19)

Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafied adalah mengandung hal-hal sebagai berikut:

1. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti.

Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan (komunikator).

2. Memahami orang

Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan kemauan sendiri.

3. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain

(41)

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu

Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. (Hafied, 2002: 22)

Sementara itu menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi – dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Sosial dan partisipasi sosial. Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada pemilu atau ikut serta dalam berperilaku sehat, dan sebagainya.

2. Perubahan Sikap. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat.

(42)

Terutama informasi mengenai kebijakan pemerinatah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.

4. Perubahan perilaku. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan perilaku masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat atau mengikuti perilaku hidup sehat. (Effendy, 2000)

2.1.3. Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendi pengertian strategi adalah sebagai berikut:

(43)

Arifin Anwar memberikan penjelasan bahwa

“Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat” (Arifin Anwar,1994:10).

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi adalah rangkaian proses dari mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sebuah kegiatan komunikasi untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi (terutama komunikasi media massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Sedangkan untuk menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan menggunakan model-model komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung atau sudah selesai prosesnya maka untuk menilai keberhasilan proses komunikasi tersebut terutama efek dari proses komunikasi tersebut digunakan telaah model komunikasi.

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Dimensi -dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa :

(44)

Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. (Effendi, 1981 : 84).

Selanjutnya menurut Onong Uchjana Effendi bahwa strategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu :

 Secara makro (Planned multi-media strategy)

 Secara mikro (Single communication medium strategy)

Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu :

1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.

2. Menjembatani “cultural gap”, misalnya suatu program yang

berasal dari suatu produk kebudayaan lain yang dianggap baik untuk diterapkan dan dijadikan milik kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana strategi mengemas informasi itu dalam dikomunikasiknnya. (Effendi, 1981:67) Definis Strategi menurut Anwar Arifin dalam buku “Strategi

Komunikasi” menyatakan bahwa:

(45)

Dalam hal strategi dalam bidang apa pun tentu harus didukung dengan teori. Begitu juga pada strategi komunikasi harus didukung dengan teori, dengan teori merupakan pengetahuan mendasar pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Karena teori merupakan suatu pernyataan (statement) atau suatu konklusi dari beberapa pernyataan yang menghubungkan (mengkorelasikan) suatu pernyataan yang satu dengan pernyataan lainnya.

Dari sekian banyak teori komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, untuk strategi komunikasi yang memadai adalah teori dari seorang ilmuan politik dari Amerika Serikat yang bernama Harold D. Lasswell yang menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi atau cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak

komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel

To Whom With What Effect? (siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek bagaimana)”.

Definisi strategi menurut Jalaludin Rahmat, yaitu “Strategi adalah suatu langkah untuk mencapai tujuan yangdirencanakan dengan melakukan berbagai aktifitas termasuk didalamnyakegiatan, pesan, dan media yang digunakan”. (Rahmat, 2001:201)

Strategi menurut Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi

Komunikasi”, mengemukakan bahwa :

(46)

tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak atau sasaran”. (Arifin 1984:56).

Menurut definisi dari Jalaludin Rahmat dan Anwar Arifin maka dapat ditarik garis besar bahwa strategi komunikasi merupakan sebuah langkah yang kondisional karena diperlukan perumusan tujuan yang jelas untuk melakukan aktifitas demi tercapainya tujuan.

Menurut Anwar Arifin untuk dapat membuat rencana dengan baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi komunikasi, yaitu :

1. Mengenal Khalayak, dengan mengenal khalayak, diharapkan komunikasi dapat berjalan dengan efektif.

2. Menyusun Pesan, setelah khlayak dan situasinya jelas diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pesan yang mampu menarik perhatian para khalayak. Pesan dapat terbentuk dengan menentukan tema atau materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari komponen pesan adalah mampu membangkitkan perhatian khalayak. Perhatian merupakan pengamatan yang terpusat. Awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi adalah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan – pesan yang disampaikan. 3. Menetapkan Metode, di dalam dunia komunikasi, metode

(47)

a. Menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata – mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya.

b. Menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi darisegi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk:

1. Metode redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalaya kdengan jalan mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang diulang akan menarik perhatian. Selain itu khalayak akan lebih mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang. Komunikator dapat memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.

2. Metode Canalizing, pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan mulai menyampaikan ide sesuai dengan kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak.

(48)

teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak.

(49)

budaya” (cultural gap) akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya. Demikian beberapa uraian tentang urgensinya strategi komunikasi khususnya dalam proses komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Strategi komunikasi akan dijadikan suatu pijakan dalam mengelola proses interaksi yang terjadi dalam suatu organisasi agar efektif dan efesien dalam mencapai tujuan didirikannya. Dengan perencanaan strategi komunikasi yang matang maka diharapkan kita bisa mendapatkan rasa saling pengertian sehingga hubungan baik antara perusahaan dan karyawannya dapat terjaga dengan baik. Rasa saling pengertian itu akan menimbulkan rasa saling mempercayai sehingga motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaan akan menjadi lebih baik. Jadi dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang dinginkan.

(50)

komunikannya. Bila strategi komunikasi yang dilancarkan berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka keadaan yang harmonis dapat muncul seperti rasa saling menghargai antara perusahaan dan karyawan atau sebaliknya sebagai pendorong kinerja perusahaan untuk bekerja dengan keadaan yang kondusif. Seorang humas yang baik harus selalu berhubungan baik dengan masyarakatnya. Komunikasi yang baik adalah dasar dari hubungan baik tersebut. Dengan terciptanya komunikasi yang baik antara perusahaan dengan publiknya maka hubungan baik pun pasti akan tercipta. Seorang humas harus dapat mengemas setiap pesan komunikasi dengan baik, rapi, dan terencana. Berbagai cara diciptakan untuk menjaga setiap hubungan tersebut itulah yang juga bisa dinamakan strategi.

Strategi komunikasi merupakan suatu proses kegiatan yang berjalan secara terus-menerus dalam kegiatan komunikasi. Strategi komunikasi menjadi sebuah alat untuk menentukan arah dari bentuk komunikasi yang dilakukan, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif tidak dapat dipungkiri banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.

(51)

setiap proses komunikasi yang terjalin. Secara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul. Media adalah alat yang digunakan untuk mengantarkan atau menyalurkan pesan kepada komunikan untuk mencapai sasaran komunikasi. Dalam penggunaan media tergantung dari tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan khalayak yang akan dituju. Media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Media sendiri ada dua jenis yang pertama adalah media cetak yang terdiri dari koran, majalah, spanduk, pamflet, dll. Media elektronik yang terdiri dari radio, internet, dan televisi. Masing-masing media memiliki kelemahan dan kelebihan Masing-masing-Masing-masing yang juga dapat menjadi karakteristik khusus dari media tersebut.

2.1.4. Tinjauan Tentang Sponsorship

Banyak perusahaan yang tertarik untuk melakukan sponsorship

(52)

pasar lokal, regional, nasional dan bahkan internasional Belch and belch (2004 : 588). Pengertian sponsorship menurut Gilbert (2003) adalah :

The material or financial support of a specific activity, normally but not exclusively sport or the arts, which does not form pasrt of

the sponsor company’s normal business”.

Hal di atas dapat diartikan :

“Banyak pengecer sekarang mengadopsi strategi sponsorship, mereka merencanakan, menyeleksi, mengevaluasi prosedur untuk progam sponsor mereka. Hal ini semata-mata mereka lakukan untuk mempromosikan dan meningkatkan image perusahaan atau toko mereka”.

Pengertian Sponsorship menurut Duncan (2005 : 14) yaitu“Financial support of an organization, person, or activity in

exchange for brand publicity and association“.

Hal di atas dapat diartikan “Dukungan keuangan dari sebuah

organisasi, orang, atau kegiatan dalam pertukaran untuk Publisitas merek dan asosiasi”.

Bila dilihat dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan

(53)

Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan, maka harus dilakukan suatu perencanaan yang matang dari sebuah sponsorship. Menurut Rossiter dan Percy (1998:346) Perencanaan Sponsorship

mencakup :

1. Target Audience Reach

Dalam memilih jenis sponsorship yang akan digunakan perlu diperhatikan segmen mana yang ingin dicapai oleh perusahaan. Sebagai contoh Musik Dasyat sebagai stasiun TV yang disukai oleh anak muda.

2. Compebility With The Company’s Or Brand Positioning

Beberapa jenis Sponsorship secara langsung berkaitan atau menggunakan produk dari perusahaan, seperti yonex mensponsori Badminton. Tetapi beberapa jenis sponsorship dipilih karena kesesuaian image secara tidak langsung dengan produk tersebut, misalnya aqua mensponsori turnamen bulu tangkis.

3. Message Capacity

(54)

2.1.5. Tinjauan Tentang Citra

Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations Technique, mengatakan bahwa citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.(Ardianto,2011:62).

“Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai

pribadi perusahaan, organisasi atau produk”. (Kamus Besar Bahasa

Indonesia 1996).

“Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari masyarakat luas” (Ruslan, 1998: 62).

Dari beberapa defini diatas, peneliti menyimpulkan bahwa citra adalah gambaran tentang sesuatu baik individu, organisasi/kelompk, hingga barang/produk yang didapatkan oleh seseorang dari pengetahuan dan pengalaman/stimulus yang pernah dialaminya, citra juga merupakan sesuatu yang coba dicapai oleh semua orang.

Frank Jefkins (dalam Nova Firsan. 2011: 299) menyebutkan beberapa jenis citra (image), yakni:

1. The Mirror Image (Citra Bayangan)

(55)

pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi.

2. The Current Image (Citra yang Berlaku)

Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.

3. The Wish Image (Citra Yang Diharapkan)

Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu perusahaan. Citra yang diharapkan biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya. 4. Corporate Image (Citra Perusahaan)

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Jadi, bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.

5. The Multiple Image (Citra Majemuk)

Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya.

6. Good and Bad Image (citra yang baik dan buruk)

(56)

dapat dimunculkan kapan saja, termasuk di tengah terjadinya musibah atau sesuatu yang buruk.

Menurut (Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto, 2004:111-112) terdapat empat komponen dalam pembentukan citra antara lain :

1. Persepsi

Individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi inilah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

2. Kognisi

Suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

3. Motif

Keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. 4. Sikap

(57)

menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, sikap mengandung aspek evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap juga diperhitungkan atau diubah.

Berdasarkan penjelasan di atas maka disimpulkan empat komponen pembentukan citra yaitu persepsi, kognisi, motivasi dan sikap. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan dimana kemampuan mempersepsi inilah dapat melanjutkan proses pembentukan citra dengan memberikan informasi-informasi kepada individu untuk memunculkan suatu keyakinan. Sehingga dari keyakinan tersebut timbul suatu sikap pro dan kontra tentang produk, dari sikap itulah terbentuknya citra yang positif atau negatif.

Citra positif adalah suatu gambaran, kesan utama yang dimiliki individu tentang suatu organisasi atau perusahaan sehingga dalam pelaksanaanya, individu yang memiliki persepsi baik atau positif terhadap suatu perusahaan atau lembaga yang pada akhirnya akan menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut.

(58)

Ada empat hal yang digunakan sebagai alat pengukur citra perusahaan (Ruslan, 1998: 25), yaitu :

1. Kepercayaan

Merupakan kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak terhadap suatu perusahaan.

2. Realitas

Menggambarkan suatu yang realistis, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden.

3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan

Menggambarkan keadaan yang saling menguntungkan antara perusahaan dan publiknya.

4. Kesadaran

Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan.

(59)
[image:59.595.138.488.150.305.2]

Gambar 2.1

Proses Pembentukan Citra

Sumber : John S. Nimpoeno

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir peneliti yang dijadikan sebagai skema pemikiran yang melatarbelakangi penelitian ini. Dalam kerangka pemikiran ini, peneliti akan mencoba menjelaskan pokok-pokok masalah penelitian. Penjelasan yang disusun oleh peneliti akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini.

Penelitian ini didasari pula pada dua kerangka pemikiran, yaitu kerangka pemikiran secara teoritis dan kerangka pemikiran secarapraktis.

(60)

diangkatnya sub fokus penelitian, serta adanya landasan teori sebagai penguat peneliti.

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Dimensi-dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa :

“....strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan

komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. (1981 : 84).

Dan sedangkan strategi menurut Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi

Komunikasi” mengatakan bahwa:

“Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang

tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak atau sasaran”. (Arifin 1984:56).

Menurut Anwar Arifin untuk dapat membuat rencana dengan baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi komunikasi, yaitu :

1. Mengenal Khalayak, dengan mengenal khalayak, diharapkan komunikasi dapat berjalan dengan efektif.

(61)

terpusat. Awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi adalah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan – pesan yang disampaikan.

3. Menetapkan Metode, di dalam dunia komunikasi, metode penyampaian dapat dilihat dari 2 aspek:

1. Menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata – mata melihat komunikasi darisegi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya.

2. Menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi darisegi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk:

4. Metode redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang diulang akan menarik perhatian. Selain itu khalayak akan lebih mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang. Komunikator dapat memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.

5. Metode Canalizing, pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan mulai menyampaika nide sesuai dengan kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak.

(62)

dan dapat dipertanggung jawabkan.Penyampaian isi pesan disusun secara teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak.

7. Metode koersif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa, dalam hal ini khalayak dipaksa untuk menerima gagasan atau ide oleh karena itu dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi ancaman. Seleksi dan Penggunaan Media, penggunaan media merupakan alat penyalur ide dalam rangka memberikan informasi kepada khalayak. Dalam penyampaian pesan penerapan metode komunikasi harus didukung dengan pemilihan media secara selektif artinya pemilihan media menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi khalayak, secara tekhnik dan metode yang diterapkan. Untuk menyusun sebuah strategi harus ada tujuan yang jelas dan diolah melalui perencanaan yang matang. Masih menurut Onong Uchyana Effendy, beliau mengemukakan bahwa strategi komunikasi memiliki fungi ganda, yaitu: Pertama menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Kedua, menjembatani “kesenjangan budaya” (cultural

(63)

uraian tentang urgensinya strategi komunikasi khususnya dalam proses komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.

Pengertian Sponsorship menurut Duncan (2005 : 14) yaitu “Financial support of an organization, person, or activity in

exchange for brand publicity and association“.

Hal di atas dapat diartikan “Dukungan keuangan dari sebuah

organisasi, orang, atau kegiatan dalam pertukaran untuk Publisitas merek dan asosiasi”.

Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations Technique, mengatakan bahwa citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. (Ardianto,2011:62).

Bertolak pada pemikiran kerangka teorits maka peneliti menerapkan definisi yang diangkat pada kerangka praktis. Pada kerangka konseptual ini pengumpulan data dengan pencarian informasi mengenai strategi komunikasi community development PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui sponsorship pada klub bola basket JNE Bandung Utama dalam meningkatkan citra perusahaannya di kalangan anak muda.

Strategi komunikasi adalah Perencanaan komunikasi dengan Manajemen komunikasi seperti halnya dengan strategi komunikasi yang dilakukan olehcommunity development PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir melalui sponsorship

(64)

1. Khalayak Sasaran Strategi

Sebelum melancarkan strategi, community development PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir perlu memahami siapa sasaran yang akan dituju. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan strategi tersebut, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui (informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu (persuasif).

2. Pesan

(65)

3. Metode

Community development PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Menerapkan metode di dalam dunia komunikasi, metode penyampaian dapat dilihatdari 2 aspek:

1. Menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata – mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya.

2. Menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. 4. Media

Media adalah alat bantu yang digunakan community development

PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Media sendiri ada dua jenis yang pertama adalah media cetak dan media elektronik yang terdiri dari. Masing-masing media memiliki kelemahan. dan

Gambar

Tabel 3.2 Informan Pendukung Penelitian
Gambar 3.1
Tabel 3.3 Waktu Penelitian
Gambar 2.1 Proses Pembentukan Citra
+2

Referensi

Dokumen terkait

Apabila acara yang disampaikan kurang sesuai denga kegiatan yang berlangsung, siswa mendapat skor 1, dan apabila acara yang disampaikan tidak sesuai dengan

Selain itu model pembelajaran Yurisprudensi Inkuiri mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dapat dilihat dari kriteria berpikir kritis

Penelitian ini hanya membahas penilaian kinerja sekolah dan kesesuaian antara indikator kinerja dengan pencapaian kinerja sekolah serta penilaian kinerja dengan menggunakan

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul " PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN- PERUSAHAAN

Pantai Eri memiliki tipe pantai yang landai dengan beberapa tipe substrat yaitu: berbatu (keras), berbatu pasir, pasir, berkarang dan berkarang pasir yang merupakan

Penelitian pendahuluan yang telah dilakukan memberikan gambaran bahwa indikator-indikator kemampuan komunikasi matematis yang dikembangkan telah muncul dalam penyajian

Seperti direncanakan pada Bab 5 tentang Prosedur Test Kapasitas Cabut (Pull Out Test), test ini terdiri dari dua jenis tanah yang akan diuji yakni jenis tanah pertama yakni

Jika disyaratkan tunai, maka akad ji’a>lah itu menjadi tidak sah, karena hal itu seperti akad pinjaman yang menarik manfaat meskipun. masih