Influence Motivation And Perception Of Consumers Towards
Buying Decisions Motorcycle Honda Supra
In PD Subur Motor Raya Bandung
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
ERIK DEDI KUSTIAWAN 21207082
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
Buying Decisions Motorcycle Honda Supra
In PD Subur Motor Raya Bandung
By : Erik Dedi Kustiawan Supervisor : Rizki Zulfikar, SE., M.Si
This research against the backdrop with the decline in sales of Honda Supra motorcycles in the period 2006-2010. This sales decline followed a drop in consumer purchasing decisions at the Honda Supra motorcycle products amid stiff competition. The purpose of this research to find out consumer motivations, consumer perception, and decision making, the influence of motivation on the decision making, consumer perceptions of decision making and influence consumer motivations and perception towards decision making partial and simultaneous.
The method used in this research are the method of approach verivicative and descriptive with a qualitative approach. The unit of analysis in this research is the motivation, consumer perception and purchasing decisions in PD Subur Motor Raya. The technique of determining the data used is the method of judgmental as much as 90 respondents. To determine the effect of motivation and perceptions of consumers toward purchasing decisions that used statistical analysis using multiple linear regression analysis, correlation coefficient, determination coefficient and hypothesis testing using the F test and t test, with use the help of an application program SPSS 14 for windows.
The results are qualitatively demonstrate motivation and perceptions of consumers included in the category of being, and purchasing decisions are included in good category. And results in quantitative research shows the magnitude of the influence of motivation and perceptions of consumers simultaneously in increasing purchases of 52.0% and the remaining 48% described other variables beyond the motivational variables and perceptions of consumers. While the motivation to give the effect of 21.7% of purchasing decisions and consumer perceptions influence 30.3% of the purchase decision.
vi
PENGARUH MOTIVASI DAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI
SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA PADA PD SUBUR MOTOR RAYA BANDUNG
Oleh : Erik Dedi Kustiawan Pembimbing : Rizki Zulfikar, SE., M.Si
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya penurunan penjualan sepeda motor Honda Supra dalam kurun waktu 2006-2010. Penurunan penjualan ini diikuti adanya penurunan keputusan pembelian konsumen pada produk sepeda motor Honda Supra ditengah persaingan yang ketat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui motivasi konsumen, persepsi konsumen, dan pengambilan keputusan, pengaruh motivasi terhadap pengambilan keputusan, persepsi konsumen terhadap pengambilan keputusan dan pengaruh motivasi dan persepsi konsumen terhadap pengambilan keputusan secara parsial dan simultan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan deskriktif dan verifikatif dengan pendekatan kualitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Motivasi, persepsi konsumen, dan keputusan pembelian di PD Subur Motor Raya. Teknik penentuan data yang digunakan adalah metode judgmental sebanyak 90 responden. Untuk mengetahui pengaruh motivasi dan persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian digunakan analisis statistik yaitu menggunakan analisis regresi linear berganda, koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 14 for windows.
Hasil penelitian secara kualitatif menunjukkan motivasi dan persepsi konsumen termasuk dalam kategori sedang, dan keputusan pembelian termasuk dalam kategori baik. Dan hasil penelitian secara kuantitatif menunjukkan besarnya pengaruh motivasi dan persepsi konsumen secara simultan dalam meningkatkan pembelian sebesar 52,0% dan sisanya 48% dijelaskan variabel lain diluar variabel motivasi dan persepsi konsumen. Sedangkan motivasi memberikan pengaruh sebesar 21,7% terhadap keputusan pembelian dan persepsi konsumen memberikan pengaruh sebesar 30,3% terhadap keputusan pembelian.
vii
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kami panjatakan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, Shalawat serta salam dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya. sehingga Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang Strata 1 (S1) Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Dalam Penulisan Skripsi ini penulis mengangkat judul “Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Sepeda Motor Honda Supra PD Subur Motor Raya Bandung ”.
Laporan Skripsi ini disusun dan diharapkan dapat dipahami oleh semua pihak yang membacanya, namun penulis juga menyadari bahwa kemampuan serta pengetahuan yang penulis miliki masih terbatas, apabila dalam Skripsi ini terdapat
viii penyusunan Skripsi ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku dosen penguji 1.
3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen,
Manajemen Pemasaran, dan Manajemen Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus sebagai
dosen penguji 2.
4. Ibu Elvira Azis, SE., MT., selaku dosen wali MN-2 di Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Semua dosen Universitas Komputer Indonesia.
6. Bapak Hertonsia selaku pemimpin PD Subur Motor Raya yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
7. Bagi kedua orang tua yang telah memberikan dukungannya serta do’anya
yang tak pernah putus untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
8. Serta untuk kakakku Asep Suwandi, Fery Budianto, Indra Tresnawati dan
ix
10.Evalina Nainggolan Sayang Terima Kasih Untuk Dukungan serta kasih
sayang yang telah diberikan pada penulis.
11.MN-2 angkatan 2007-2008 terima kasih atas dukungannya selama ini.
12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan Skripsi ini.
Akhir kata, semoga Skripsi ini berguna bagi penulis pribadi umumnya bagi pihak lain yang membacanya, dan semoga Allah SWT senantiasa
memberikan petunjuk dan perlindungan-Nya untuk kita semua.
Bandung, Agustus 2011
Penulis
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Manajemen
pemasaran adalah perencanaan dan perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan
organisasi..(Kotler, 2004:5)
Pada zaman sekarang ini bagi sebagian orang, kebutuhan akan sepeda
motor makin meningkat, penjualan sepeda motor yang di torehkan PT. Astra Honda Motor (AHM) di Indonesia selama Januari-Maret 2011 melebihi periode yang sama tahun 2010. Penjualan seluruh Honda pada triwulan 2011 ini lebih
tinggi 32 persen daripada periode yang sama tahun lalu. Untuk varian matik selama Januari-Maret 2011 penjualannya sebanyak 518.136 unit atau lebih tinggi
Di bidang otomotif, khususnya industri sepeda motor hal ini terasa sekali persaingannya. Bahkan setiap periode tahun selalu ada produk-produk baru bagi
industri mereka, dengan desain-desain yang berbeda dengan produk-produk lama. Hal ini menyebabkan tingkat siklus kehidupan produk menjadi semakin cepat dan
semakin singkat. Seperti sepeda motor merk Honda, yang terkenal dengan irit dan awet, juga di desain dengan model-model yang menarik, mengeluarkan beberapa jenis motor bebek seperti : Honda Revo, Honda Supra X 125, Honda Blade,
Honda Supra Fit, Honda CS1, dan juga mengeluarkan motor jenis matik diantaranya Honda Vario, Honda Beat, dan Honda Scoopy serta motor yang
berbody besar seperti Honda Tiger, Honda Mega Pro dan lain-lain, yang semua itu dimaksudkan untuk mencari peluang pasar (market share) yang luas sehingga kehidupan perusahaan dapat terjamin. Melihat demikian jelaslah bahwa produsen
kendaraan merk Honda tersebut telah jauh kedepan pada segi pasar sasarannya. Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua
pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang. Namun, seringkali peranan tersebut dilakukan oleh
beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan kebutuhan konsumen dan keinginan
Selain itu, penulis melakukan pengamatan dan pencarian data penjualan sebelum melakukan penelitian kepada salah satu dealer resmi sepeda motor
Honda, tepatnya di PD Subur Motor Raya Bandung. Dan terlihat pada tabel dan grafik penjualan di bawah ini selama lima tahun terakhir.
Tabel 1.1
Penjualan Sepeda Motor Honda PD Subur Motor Raya (dalam Unit)
Sumber: PD Subur Motor Raya
Gambar 1.1
Grafik Penjualan Sepeda Motor Honda PD Subur Motor Raya (dalam Unit)
222 137 250 139 133 426 226 154 20 0 84 198 230 284 439 257 370 441 30 68 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
2006 2007 2008 2009 2010
Juml a h P e n ju a la n (dala m u n it) Tahun
Honda Supra X 125 Honda Supra Fit Honda Vario Honda Beat Honda Scoopy
2006 2007 2008 2009 2010
Honda Supra X 125 222 137 250 139 133
Honda Supra Fit 426 226 154 20 0
Honda Vario 84 198 230 284 439
Honda Beat 257 370 441
Grafik penjualan sepeda motor Honda di PD Subur Motor Raya di atas menunjukkan bahwa sepeda motor Honda merek Supra X 125 mengalami
penurunan secara bertahap dan membuat motor matik menjadi pemimpin pasar sekarang ini. Hal ini dapat dilihat dalam periode tahun 2006 hingga 2010, pada
waktu kurun empat tahun tersebut penjualan sepeda motor Honda Supra X 125 berangsur-angsur menurun. Pada tahun 2007 penjualan sepeda motor Honda Supra X 125 mengalami penurunan sebesar 85 unit dibandingkan dengan tahun
2006. Pada tahun berikutnya yaitu 2008 penjualan sepeda motor Honda Supra X 125 mengalami kenaikan sebesar 113 unit dibandingkan dengan tahun 2007. Dan
tahun berikutnya yaitu 2009 penjualan sepeda motor Honda Supra X 125 mengalami penurunan sebesar 111 unit dibandingkan dengan tahun 2008. Hingga pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 6 unit penjualan sepeda motor
Honda Supra X 125. Dan Honda Supra Fit mengalami penurunan sejak awal diluncurkan hingga akhirnya Honda Supra Fit mengalami kehancuran dan tidak
diproduksi lagi karena kurang diminati oleh konsumen.
Ini disebabkan oleh adanya motor matik seperti Honda Vario, Honda Beat, dan Honda Scoopy yang lebih diminati oleh konsumen karena penggunaannya
lebih mudah dibandingkan dengan motor tipe bebek Honda Supra. Dan juga motor bebek lain yang mempunyai kualitas tidak jauh dengan motor Honda Supra,
Dalam kurun empat tahun terakhir mengalami penurunan hingga jatuh oleh dominasi motor lain dan khususnya motor matik. Motor matik dapat merebut
pasar dengan produk Honda Vario dan Honda Beat.
Salah satu indikator bahwa merek suatu produk sukses dan dikenal luas
oleh masyarakat adalah masuk di dalam jajaran kategori peringkat merek nasional. Salah satu survei merek yang dijadikan sebagai indikator kesuksesan sebuah merek adalah Top Brand Award. Konsep tentang Top Brand mengenai merek
suatu produk didasarkan pada tiga parameter yaitu: merek yang paling diingat (top of mind), merek yang terakhir kali dibeli atau dikonsumsi (last used), serta merek
yang akan dipilih kembali dimasa mendatang (future intention). Nilai ketiga parameter tersebut diperoleh dengan cara menghitung presentasi frekuensi masing-masing merek relative terhadap frekuensi keseluruhan merek di dalam
kategori produk tertentu. Ketiga parameter tersebut diformulasikan dengan cara menghitung rata-rata terboboti masing-masing parameter untuk membentuk Top
Brand Index (TBI). Kriteria yang harus dipenuhi agar sebuah merek berhak
menyandang predikat Top Brand adalah memperoleh Top Brand Index minimum sebesar 10% dan berada dalam posisi top three di dalam kategori produknya.
Sepeda motor Honda Supra berhasil merebut posisi puncak Top Brand Award tahun 2009 dan 2010. Dengan syarat Top Brand Index minimum sebesar 10%
Tabel 1.2
Top Brand Index Kategori Otomotif (dalam persen) Tahun 2009-2010
Merek Tipe dan Jenis
Top Brand Index (TBI) (%)
2009 2010
Honda Matik Vario dan Beat 19,1 42,4
Bebek Supra 36,2 32,1
Yamaha Matik Mio 67,2 49,7
Bebek Jupiter dan Vega 26,8 42,9
Sumber : http://www.topbrand-award.com, diolah kembali
Berdasarkan tabel di atas dua tipe sepeda motor Honda yaitu tipe matik
Vario dan Beat mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sedangkan tipe bebek Supra mengalami penurunan. Dan dua tipe sepeda motor Yamaha yaitu tipe matik Mio mengalami penurunan, sedangkan tipe bebek Jupiter dan Vega mengalami
kenaikan. Hal ini perlu diwaspadai karena Top Brand Index dari kompetitor utama Honda yaitu Yamaha justru mengalami peningkatan dan menjadi
kompetitor yang paling bersaing. Dan motor-motor bertransmisi otomatis yang dalam beberapa tahun belakangan mengalami peningkatan penjualan berhasil menyaingi posisi motor bebek sebagai model motor terlaris di Indonesia
Ada fenomena yang muncul yang mendasari peningkatan penjualan sepeda motor matik, yakni berubahnya motivasi dan persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian pada jenis motor matik. Dimana bisa dibilang motor matik
merupakan bintangnya dalam tiga tahun terakhir, bagaimana tidak sejak peluncurannya hingga saat ini, penjualan motor matik mampu mendongkrak
Salah satu indikator meningkatnya penjualan motor matik disebabkan oleh banyaknya perempuan yang ingin mengendarai sepeda motor. Dan motor matik
menjadi sebuah jawaban atas pilihan yang membuat motivasinya untuk memiliki dan mengendarai sepeda motor dengan praktis tanpa mengoper gigi dan
menggunakan kopling. Kalangan pria kini mulai banyak termotivasi untuk membeli dikarenakan cara pengoperasian sepeda motor ini yang begitu mudah serta di dukung dengan desain yang begitu simple membuat kalangan pria beralih
untuk menggunakan sepeda motor matik. Selain itu juga, persepsi tentang sepeda motor matik yang hanya cocok untuk kalangan wanita kini mulai berubah, ini
terlihat dari pembeli sepeda motor ini adalah dari kalangan pria..
Produk yang ditawarkan oleh perusahaan dapat menjadi salah satu pembentukan motivasi konsumen, persepsi kualitas dan sikap konsumen dalam
melakukan pengambilan keputusan pembelian. Disamping itu kemudahan untuk mendapatkan alat transportasi jenis sepeda motor saat ini sangat mudah karena
program pemberian kredit bisa dilakukan dengan uang muka yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat (Wahyuni, 2008).
Berdasarkan penjelasan diatas, diketemukan suatu fenomena dimana
penurunan penjualan sepeda motor Honda Supra dan meningkatnya penjualan sepeda motor matik dan sepeda motor merek lain yang dapat merebut pasar.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah adanya penurunan penjualan sepeda motor Honda Supra dalam kurun waktu 2006-2010. Penurunan
penjualan ini menunjukkan adanya penurunan keputusan pembelian konsumen pada produk sepeda motor Honda. Sepeda motor Honda Supra yang sampai tahun 2010 dapat mempunyai pangsa pasar industri sepeda motor bebek mendapat
persaingan yang ketat oleh motor bebek lainnya dan khususnya motor jenis matik. Bahkan penguasaan pasar sepeda motor bebek Honda Supra semakin mengecil .
Penurunan penjualan sepeda motor Honda Supra yang secara bertahap dan mampu meruntuhkan dominasi motor bebek sebagai favorit. Dan juga menganalisis motivasi dan persepsi konsumen yang diduga berpengaruh terhadap
keputusan pembelian menjadi sangat penting untuk meningkatkan penjualan sepeda motor Honda bebek.
Motivasi yang mendasari konsumen untuk melakukan keputusan pembelian akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan serta sikap konsumen dalam menilai suatu objek yang akan diminati dan untuk dimiliki.
1.2.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian dalam latar belakang penelitian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Motivasi konsumen yang terjadi pada produk Honda Supra di
2. Bagaimana Persepsi konsumen yang terjadi pada produk Honda Supra di
PD Subur Motor Raya.
3. Bagaimana Pengambilan keputusan pada produk Honda Supra di PD
Subur Motor Raya.
4. Seberapa besar pengaruh Motivasi dan Persepsi konsumen terhadap
pengambilan keputusan secara parsial dan simultan pada produk Honda Supra di PD Subur Motor Raya.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang akan digunakan untuk menganalisis pengaruh Motivasi dan Persepsi konsumen
terhadap pengambilan keputusan untuk membeli produk Supra pada PD Subur Motor Raya. Dan diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi sesuai dengan topik yang diambil oleh penulis, dengan cara menganalisis, khususnya informasi dan data mengenai Pengaruh Motivasi dan Persepsi konsumen terhadap pengambilan keputusan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :
2. Untuk Menganalisis Persepsi konsumen yang terjadi pada produk Honda Supra di PD Subur Motor Raya.
3. Untuk Menganalisis Pengambilan keputusan pada produk Honda Supra di PD Subur Motor Raya
4. Untuk Menganalisis pengaruh Motivasi dan Persepsi konsumen terhadap pengambilan keputusan secara parsial dan simultan pada produk Honda Supra di PD Subur Motor Raya.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis a. Bagi pihak perusahaan
Dari hasil penelitian ini perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan
sebagai bahan informasi dalam meningkatkan penjualan Honda Supra pada PD Subur Motor Raya.
b. Peneliti Lain
Untuk memberikan masukan atau saran kepada perusahaan, Membantu karyawan dalam bekerja, serta meningkatkan kinerja perusahaan lebih baik.
c. Bagi Konsumen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
1.4.2 Kegunaan Akademis
a. Bagi Pengembangan Ilmu Manajemen
Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya manajemen pemasaran dalam bentuk penjualan.
b. Bagi Penulis
Untuk melakukan studi komparatif yaitu pengetahuan yang didapat dari hasil kuliah dengan kenyataan yang terjadi dalam praktek sebenarnya. Juga
menambah pengetahuan dan wawasan tentang manajemen pemasaran dalam bentuk pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk yang baik.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian di PD. Subur Motor Raya yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No.747 Bandung, Jawa Barat. Adapun waktu penelitian,
Tabel 1.3 Jadwal Penelitian
Tahap Prosedur
Bulan/Tahun
Maret 2011
April 2011
Mei 2011
Juni 2011
Juli 2011
Agustus 2011
1 Pengajuan Judul 2 Persiapan Usulan
Penelitian
3 Penyusunan Usulan Penelitian
4 Seminar Usulan Penelitian
5 Pengumpulan Data 6 Pengolahan &
13
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Motivasi
Handoko (2001) mengatakan bahwa :
“Motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan”. Setiadi (2003) mendefinisikan bahwa :
“Motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan”.
Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2000:69) :
Motivasi adalah The Driving force with in individual that impels then to
action. “Motivasi merupakan kekuatan penggerak dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak”.
Menurut Kotler (2001:212) bahwa :
“Motivasi adalah suatu kebutuhan yang secara cukup dirangsang untuk
membuat seseorang mencari kepuasan atas kebutuhannya”.
akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Dan dijelaskan dalam gambar dibawah ini :
Gambar 2.1
Hierarki Kebutuhan Maslow
1. Kebutuhan Fisiologis
Merupakan kebutuhan dasar manusia yang meliputi makanan, air, udara, rumah, pakaian, dan seks. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang mendasar atau primer bagi manusia yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi
kebutuhan yang berada pada tingkat selanjutnya.
1. Kebutuhan Fisiologis (makan, minum) 2. Kebutuhan Keamanan (keamanan, perlindungan)
3. Kebutuhan Sosial (interaksi, cinta)
4. Kebutuhan Harga diri (pengakuan)
2. Kebutuhan Rasa aman
Merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia. Manusia
membutuhkan perlindungan sehingga ia bisa hidup dengan aman dan tentram. Keamanan secara fisik akan secara otomatis menimbulkan rasa aman secara psikis
bagi manusia, yaitu diperolehnya rasa tenang dan aman bagi jiwanya. 3. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan yang berdasarkan pada hubungan antar manusia satu sama lain.
Pernikahan dan keluarga adalah cermin kebutuhan sosial yang dipraktekkan manusia. Selain itu cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam
kelompok juga merupakan bentuk lain dari kebutuhan sosial. 4. Kebutuhan Harga Diri
Kebutuhan manusia untuk dihargai oleh lingkungannya. Status atau
kedudukan, kepercayaan diri, pengakuannya, reputasi dan prestasi, apresiasi serta kehormatan diri merupakan cermin dari kebutuhan harga diri.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Merupakan keinginan dari seseorang individu untuk menjadikan dirinya menjadi yang terbaik sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Penggunaan potensi diri, pertumbuhan dan pengembangan diri merupakan bentuk lain dari kebutuhan aktualisasi diri.
Dalam bidang pemasaran motivasi pembelian adalah pertimbangan pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian (Sigit, 2002). Motivasi pembelian terbagi menjadi motivasi rasional dan
kenyataan-kenyataan yang ditunjukkan oleh produk kepada konsumen dan merupakan atribut produk yang fungsional serta objektif keadaannya misalnya
kualitas produk, harga produk, ketersediaan barang, efisiensi kegunaan barang tersebut dapat diterima. Sedangkan motivasi emosional dalam pembelian
berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang dapat ditangkap oleh pancaindera misalnya dengan memiliki suatu barang tertentu dapat meningkatkan status sosial, peranan merek menjadikan pembeli menunjukkan status ekonominya dan pada
umumnya bersifat subyektif dan simbolik. Pada saat seseorang akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tentunya akan dipengaruhi oleh kedua
jenis motivasi tersebut yaitu motivasi rasional dan emosional.
Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang
diinginkan. Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi muncul karena kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang
seharusnya dirasakan dan yang sesunguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi
2.1.2 Pengertian Persepsi
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:146) bahwa :
“Persepsi sebagai suatu proses dimana individu memilih, menyusun, dan
menginterpretasikan rangsangan ke dalam gambaran dunia yang berhubungan dan
bermakna”.
Adapun indikator dari Persepsi yaitu : 1. Sensasi
Sensasi adalah respon yang segera dan langsung dari organ sensor terhadap rangsangan. Stimulus adalah unit dari input untuk berbagai rasa. Contoh
dari rangsangan atau sensor input terdiri dari produk, package, brand names, advertisement, dan commercial.
Sensory receptors adalah anggota tubuh (mata, hidung, telinga, mulut, dan
kulit) yang menerima sensor input. Fungsi dari sensor adalah melihat, mendengar, mencium, dan merasakan. Semua kegunaan ini digunakan baik secara sendiri atau
berkelompok untuk evaluasi kegunaan dari produk. Sensitifitas seseorang menunjuk kepada pengalaman dari sensasi. Sensitifitas untuk berbagai rangsangan dengan kualitas dari individual penerimaan sensor seperti penglihatan dan
pendengaran dan nilai dari rangsangan untuk ditampilkan. (Schiffman dan Kanuk,2004)
Marketer mengkomunikasikan produk ke dalam warna produk, ukuran dan
bentuk. Warna dapat mempengaruhi emosi secara langsung, seperti warna merah akan memberikan semangat, sedangkan warna biru memberikan kedamaian.
saat seseorang meminum kopi dapat membangkitkan ingatan mereka tentang kerinduan akan rumah yaitu di saat ibu yang sedang menyiapkan sarapan pagi.
(Solomon, 2004)
Marketer berusaha mengkomunikasikan produk dengan menggunakan
advertising jingles atau dengan menggunakan latar belakang musik yang
membangkitkan selera seseorang. Banyak marketer yang juga mendemonstrasikan produk di supermarket atau tempat umum untuk menyentuh hati konsumen agar
mereka merasa beruntung telah diberi kesempatan untuk mencoba produk baru. (Solomon,2004)
2. Ambang Absolut
Level paling bawah dari individu dapat memberikan sensasi pengalaman yang disebut ambang absolut. Point-nya adalah orang akan mendeteksi perbedaan
antara sesuatu yang mana seseorang permulaan secara pasti untuk rangsangan itu. Contoh: dalam perjalanan supir dapat melihat papan petunjuk adalah permulaan
yang pasti dari individual. Dua orang mengendarai bersama dapat melihat papan petunjuk pada waktu yang berbeda (Schiffman dan Kanuk,2004).
ambang absolut mengacu kepada stimulasi minimum yang dapat dideteksi
seseorang pada suatu rangsangan. ambang absolut ini sangat penting untuk mendesain suatu rangsangan marketing.(Solomon,2004)
3. Ambang diferensial
Minimal perbedaan dapat dideteksi antara dua rangsangan yang sama yang disebut ambang diferensial. Sering disebut perbedaan yang mulai bisa terlihat atau
oleh konsumen jika konsumen tersebut berhubungan dengan banyak situasi marketing. Contoh Starbucks harganya lebih mahal sedikit tapi memberikan
rangsangan yang berbeda dibandingkan kopi lainnya.(Solomon,2004). 4. Persepsi subliminal
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004), orang kadang menerima rangsangan dibawah kepedulian mereka, dimana seseorang menerima rangsangan tanpa peduli terhadap rangsangan tersebut. Stimuli yang terlalu lemah atau terlalu
singkat untuk terlihat atau terdengar secara sadar mungkin akan cukup kuat untuk dapat disadari oleh satu sel atau lebih penerima. Proses ini disebut persepsi
subliminal karena stimulus berada dibawah ambang batas, atau “limen” kesadaran, walaupun jelas tidak di bawah ambang batas absolute penerima yang terlibat. Apabila rangsangan di atas tingkat kepedulian atau kesadaran secara
teknis disebut persepsi supraliminal walaupun biasanya agar lebih sederhana disebut persepsi.
Menurut Peter dan Olson (2002) menyebutkan :
“Persepsi sebagai cara seseorang menerima dan menginterpretasi dunia
sekitar mereka. Rangsangan dapat masuk melalui indera penglihatan, penciuman,
pendengaran, sentuhan, dan pengecapan”.
Sedangkan menurut Simamora dan Bilson (2002:102) bahwa :
“Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dengan mana seorang
menyeleksi, mengorganisasikan, menginterpretasikan stimuli dalam suatu gambaran
Menurut Sunarto (2006) mengatakan :
“Persepsi adalah proses dimana individu diekspos untuk menerima
informasi tersebut dan memahaminya”.
Pada tahap Exposure stage konsumen menerima informasi melalui panca inderanya. Kemudian, pada tahap perhatian (attention stage), mereka
mengalokasikan kapasitas pemrosesan menjadi rangsangan. Akhirnya, pada tahap pemahaman (comprehension stage), mereka menyusun dan menginterpretasikan
informasi untuk mendapatkan arti tentang informasi tersebut. Pemahaman merupakan proses rangsangan panca indera sehingga mereka dapat
memahaminya.
Menurut Kotler et al (2006:216) menyebutkan :
“Persepsi merupakan proses yang digunakan oleh individu untuk memilih,
mengorganisasikan, dan menginterpretasi masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti”.
Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Poin pentingnya adalah bahwa persepsi dapat sangat beragam
antara individu satu dengan yang lain yang mengalami realitas yang sama. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses
persepsi seperti yang dijelaskan dibawah ini :
adalah menjelaskan rangsangan mana yang akan dapat diperhatikan orang. Berikut beberapa temuan :
a. Orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhannya saat ini.
b. Orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi.
c. Orang lebih cenderung memperhatikan rangsangan yang deviasi besar
terhadap ukuran rangsangan normal.
Walaupun orang menyaring banyak rangsangan di sekelilingnya, mereka
dipengaruhi oleh rangsangan yang tidak terduga, seperti tawaran tiba-tiba melalui surat, telepon atau wiraniaga. Marketer berusaha mempromosikan tawaran mereka secara halus supaya bisa melewati saringan perhatian selektif. (Kotler et
al,2006).
2. Distorsi Selektif (selective distortion). Bahkan rangsangan yang telah
mendapatkan perhatian tidak selalu muncul dipikiran orang persis seperti yang diinginkan pengirimnya. Selective distortion adalah kecenderungan orang untuk mengubah informasi menjadi bermakna pribadi dan
menginterpretasikan informasi itu dengan cara yang mendukung prakonsepsi kita.(Kotler et al,2006).
3. Ingatan Selektif (selective retention). Seseorang cenderung akan mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang disukai dan melupakan hal-hal yang baik yang disebutkan tentang produk yang bersaing. Ingatan
pengulangan dalam mengirimkan pesan kepada pasar sasaran mereka. (Kotler et al,2006).
2.1.3 Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2004) adalah Pemilihan dari dua atau lebih alternatif tindakan yang ada, jadi keputusan hanya dapat dibuat jika ada beberapa alternatif yang dapat dipilih. Proses pengambilan
keputusan membeli merupakan pemilihan dari dua atau lebih alternatif yang dapat dipilih dalam proses pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen. Bentuk
proses pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif)
namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase dapat dialihkan dengan taktik marketing
misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi lainnya.
2. Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat
dipengaruhi oleh discount harga, atau display produk.
3. Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian.
Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan sesorang akan kebutuhan dan memicu pembelian (Engel, F. James, et.al , 2001,
Mowen dan Minor (2002)menjelaskan bahwa :
Pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif dan memilih diantara pilihan-pilihan pembelian mereka. Lima tahap pengambilan keputusan yang telah diidentifikasi antara lain pengenalan masalah, pencarian, evaluasi alternatif, pilihan dan evaluasi pascaakusisi (postacquisision).
Peter dan Olson (2002) mengatakan bahwa :
Pengambilan keputusan membeli sebagai proses pemecahan masalah. Proses ini diawali dengan adanya persepsi konsumen akan adanya suatu masalah karena ada keinginan yang tidak terpenuhi. Konsumen akhirnya membuat keputusan tentang perilaku mana yang ingin ditampilkan untuk mencapai tujuan mereka dan memecahkan masalah.
Kotler (2005:212) mengemukakan bahwa:
“Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan”.
Sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk konsumen biasanya melalui berbagai tahap. Tahap-tahap dalam proses kegiatan suatu pembelian
digambarkan oleh Kotler (2005:174) seperti gambar berikut :
Sumber : (Kotler, 2005)
Gambar 2.2
Proses Keputusan Pembelian
1. Pengenalan Masalah.
Penganalisaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya masalah atau kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut Pengenalan
Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Kegiatan Pembelian
diketahui maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum terpenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang
sama-sama harus dipenuhi. Jadi dari tahap inilah proses pembelian itu mulai dilakukan. Adanya kebutuhan uang belum terpenuhi tersebut sering diketahui secara tiba-tiba
pada saat memperoleh informasi dari sebuah iklan, media lain, tetangga ataupun kawan-kawan. Proses penganalisaan atau pengenalan kebutuhan dan keinginan diatas adalah suatu proses yang kompleks:
a. Karena proses ini melibatkan secara bersama-sama variabel-variabel, termasuk pengamatan, proses belajar, sikap, karakteristik kepribadian dan
bermacam-macam kelompok sosial dan referensi yang mempengaruhinya. Variabel-variabel ini akan berbeda tanggapannya dari situasi pembelian satu dengan situasi pembelian lain.
b. Bahwa proses penganalisaan kebutuhan dan keinginan suatu proses yang lebih kompleks dari penganalisaan motivasi. Walaupun proses tersebut
melibatkan motif-motif pembelian, tetapi selain itu melibatkan juga sikap, konsep nilai dan pengaruh lain. Jadi proses ini bukan sekedar nama baik dari proses penganalisaan motivasi, tetapi meliputi banyak proses dan
konsep-konsep lain.
c. Proses ini menyebabkan juga proses membandingkan dan pembobotan yang
komplek terhadap macam-macam kebutuhan yang relatif penting. 2. Pencarian informasi dan penilaian sumber
Dalam kedua proses pembelian ini sangat berkaitan dengan pencarian
keinginan yang dirasakan. Pencarian informasi dapat bersikap aktif atau pasif internal atau eksternal. Pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa
kunjungan ke beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif mungkin hanya dengan membaca
suatu iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus dalam pikirannya tentang gambaran produk yang diinginkan. Dari penilaian sumber-sumber pembelian ini akan diperoleh beberapa alternatif pembelian yang dapat
dilakukan konsumen.
3. Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian.
Tahap penilaian dan seleksi ini meliputi: a. Menetapkan tujuan pembelian dan menilai
Tujuan pembelian bagi masing-masing konsumen tidak selalu sama,
tergantung pada jenis produk kebutuhannya. Setelah tujuan ditetapkan, konsumen perlu mengidentifikasikan alternatif-alternatif pembeliannya.
b. Mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya.
4. Keputusan untuk membeli
Keputusan untuk membeli merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi setelah tahap-tahap dimuka dilakukan, maka konsumen harus mengambil
5. Perilaku sesudah pembelian
Semua tahap yang ada pada proses pembelian sampai pada tahap kelima
adalah bersifat operatif. Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah pembelian juga sangat penting. Perilaku dimasa yang akan datang dapat
mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain. Ada kemungkinan bahwa pembeli memiliki ketidaksesuaian setelah ia melakukan pembelian karena mungkin terlalu mahal, atau mungkin
karena tidak sesuai dengan keinginan atau gambaran sebelumnya. Untuk mencapai keharmonisan dan meminimumkan ketidaksesuaian pembeli harus
mengurangi keinginan-keinginan lain sesudah pembelian.
2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
2.1.4.1 Pengaruh Motivasi terhadap Keputusan Pembelian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Proses
pengambilan keputusan konsumen tidak bisa terjadi dengan sendirinya, sebaliknya masalah kebudayaan, demografis, sosial, individu (karakteristik pribadi), dan psikologis secara kuat mempengaruhi proses keputusan tersebut.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) Motivation can be described as the driving force within individuals that impels them to action. Artinya “Motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan”. Setiadi (2003) mendefinisikan “Motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
Menurut (Amirullah, 2002:36) menjelaskan bahwa :
Kekuatan individu terdiri dari pengalaman belajar dan memori (learning and memory), kepribadian dan konsep diri (personality and self concept), motivasi dan keterlibatan (motivation and involvement), sikap (attitude), dan gaya hidup (life style) adalah kekuatan yang melekat pada konsumen yang mempengaruhi keputusan membeli.
Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan. Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan
persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk.
2.1.4.2 Pengaruh Persepsi terhadap Keputusan Pembelian
Persepsi merupakan realitas yang dinyatakan oleh konsumen dalam membuat keputusan, hal ini disebutkan Cleland dan Bruno dalam Simamora
(2002) bahwa “Kualitas ada bila telah masuk ke dalam persepsi konsumen (quality only as is perceived by customers) yang berarti bila konsumen telah
mempersepsikan kualitas sebuah produk sebagai bernilai rendah, maka kualitas produk itu rendah dan sebaliknya apapun kualitasnya”. Maka disini persepsi menjadi lebih penting dari pada realitas karena konsumen membuat keputusannya
berdasarkan persepsi bukan realitas.
Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat
menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek (Durianto, et al., 2004). Persepsi kualitas yang baik akan mendorong keputusan
mengingat persepsi konsumen dapat diramalkan maka jika persepsi kualitasnya negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar.
Sebaliknya, jika persepsi kualitas pelanggan positif maka produk akan disukai. Peter dan Olson (2002) mengatakan bahwa :
Pengambilan keputusan membeli sebagai proses pemecahan masalah. Proses ini diawali dengan adanya persepsi konsumen akan adanya suatu masalah karena ada keinginan yang tidak terpenuhi. Konsumen akhirnya membuat keputusan tentang perilaku mana yang ingin ditampilkan untuk mencapai tujuan mereka dan memecahkan masalah.
2.1.4.3 Pengaruh Motivasi dan Persepsi konsumen terhadap Keputusan Pembelian
Faktor titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah rangsangan
dan tanggapan. Satu perangkat proses psikologis dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Empat
prosess psikologis penting yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran. Seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap situasi tertentu. (Kotler, 2007:226). Motivasi dan persepsi pengaruhnya terhadap keputusan pembelian yaitu sebgai berikut :
Simamora (2001) menyatakan bahwa :
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian konsumen, bahwa proses pengambilan keputusan pembelian dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu : faktor kebudayaan, faktor social, faktor pribadi dan factor psikologis.
Sedangkan Kotler (2001) menyebutkan :
keyakinan dan sikap. Faktor psikologis merupakan salah satu faktor yang timbul dari dalam diri konsumen yang sangat mempengaruhi keputusan pembelian.
2.2 Kerangka Pemikiran
Di dalam kehidupan sehari-hari perilaku konsumen sangat penting. Terutama hal yang mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli,
kapan mereka membeli, di mana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan sebarapa sering mereka menggunakannya. Memahami perilaku konsumen meliputi perilaku yanag dapat diamati seperti jumlah yang
dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa dan bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga termasuk variabel-variabel yang tidak dapat diamati,
seperti nilai-nilai yang tidak dimiliki oleh konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana mereka mengevaluasi alternative dan apa yang mereka rasakan tentang
kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam.
Menurut Kotler (2001:212) Motivasi adalah suatu kebutuhan yang secara cukup dirangsang untuk membuat seseorang mencari kepuasan atas
kebutuhannya.
Berdasarkan teori motivasi Maslow, kebutuhan manusia diatur dalam
suatu hierarki, dari kebutuhan yang paling mendesak hingga yang paling tidak mendesak. Dalam urutan kepentingan, tedapat kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan
1. Kebutuhan Fisiologis
Merupakan kebutuhan dasar manusia yang meliputi makanan, air, udara,
rumah, pakaian, dan seks. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang mendasar atau primer bagi manusia yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi
kebutuhan yang berada pada tingkat selanjutnya. 2. Kebutuhan Rasa aman
Merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia. Manusia
membutuhkan perlindungan sehingga ia bisa hidup dengan aman dan tentram. Keamanan secara fisik akan secara otomatis menimbulkan rasa aman secara psikis
bagi manusia, yaitu diperolehnya rasa tenang dan aman bagi jiwanya. 3. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan yang berdasarkan pada hubungan antar manusia satu sama lain.
Pernikahan dan keluarga adalah cermin kebutuhan sosial yang dipraktekkan manusia. Selain itu cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam
kelompok juga merupakan bentuk lain dari kebutuhan sosial. 4. Kebutuhan Harga Diri
Kebutuhan manusia untuk dihargai oleh lingkungannya. Status atau
kedudukan, kepercayaan diri, pengakuannya, reputasi dan prestasi, apresiasi serta kehormatan diri merupakan cermin dari kebutuhan harga diri.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Penggunaan potensi diri, pertumbuhan dan pengembangan diri merupakan bentuk lain dari kebutuhan aktualisasi diri.
Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang
diinginkan. Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:146) bahwa :
“Persepsi sebagai suatu proses dimana individu memilih, menyusun, dan
menginterpratasikan rangsangan ke dalam gambaran dunia yang berhubungan dan
bermakna”.
Adapun indikator dari Persepsi yaitu : 1. Sensasi
Sensasi adalah respon yang segera dan langsung dari organ sensor terhadap rangsangan. Stimulus adalah unit dari input untuk berbagai rasa. Contoh
dari rangsangan atau sensor input terdiri dari produk, package, brand names, advertisement, dan commercial.
Sensory receptors adalah anggota tubuh (mata, hidung, telinga, mulut, dan
kulit) yang menerima sensor input. Fungsi dari sensor adalah melihat, mendengar, mencium, dan merasakan. Semua kegunaan ini digunakan baik secara sendiri atau
pendengaran dan nilai dari rangsangan untuk ditampilkan.(Schiffman dan Kanuk,2004)
Marketer mengkomunikasikan produk ke dalam warna produk, ukuran dan
bentuk. Warna dapat mempengaruhi emosi secara langsung, seperti warna merah
akan memberikan semangat, sedangkan warna biru memberikan kedamaian. Keharuman juga dapat membangkitkan ingatan atau merasakan rasa santai, seperti saat seseorang meminum kopi dapat membangkitkan ingatan mereka tentang
kerinduan akan rumah yaitu di saat ibu yang sedang menyiapkan sarapan pagi. (Solomon, 2004)
Marketer berusaha mengkomunikasikan produk dengan menggunakan
advertising jingles atau dengan menggunakan latar belakang musik yang
membangkitkan selera seseorang. Banyak marketer yang juga mendemonstrasikan
produk di supermarket atau tempat umum untuk menyentuh hati konsumen agar mereka merasa beruntung telah diberi kesempatan untuk mencoba produk baru.
(Solomon,2004)
2. Ambang absolut
Level paling bawah dari individu dapat memberikan sensasi pengalaman
yang disebut ambang absolut. Point-nya adalah orang akan mendeteksi perbedaan antara sesuatu yang mana seseorang permulaan secara pasti untuk rangsangan itu.
Ambang absolut mengacu kepada stimulasi minimum yang dapat dideteksi seseorang pada suatu rangsangan. ambang absolut ini sangat penting untuk
mendesain suatu rangsangan marketing.(Solomon,2004) 3. Ambang diferensial
Minimal perbedaan dapat dideteksi antara dua rangsangan yang sama yang disebut ambang diferensial. Sering disebut juga Just noticeable difference (j.n.d). Perbedaan antar rangsangan dapat diketahui oleh konsumen jika konsumen
tersebut berhubungan dengan banyak situasi marketing. Contoh Starbucks harganya lebih mahal sedikit tapi memberikan rangsangan yang berbeda
dibandingkan kopi lainnya.(Solomon,2004). 4. Persepsi subliminal
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004), orang kadang menerima
rangsangan dibawah kepedulian mereka, dimana seseorang menerima rangsangan tanpa peduli terhadap rangsangan tersebut. Stimuli yang terlalu lemah atau terlalu
singkat untuk terlihat atau terdengar secara sadar mungkin akan cukup kuat untuk dapat disadari oleh satu sel atau lebih penerima. Proses ini disebut persepsi subliminal karena stimulus berada dibawah ambang batas, atau limen kesadaran,
walaupun jelas tidak di bawah ambang batas absolute penerima yang terlibat. Apabila rangsangan di atas tingkat kepedulian atau kesadaran secara teknis
Kotler (2004:224)mengemukakan bahwa :
“Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan”.
Sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk konsumen biasanya melalui berbagai tahap. Kotler (2004:224) Tahap-tahap dalam proses kegiatan suatu pembelian seperti berikut :
1. Pengenalan masalah
Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan
pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan
lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman ynag sudah ada. Seseorang telah
belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.
2. Pencarian informasi
Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari
kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal.
3. Evaluasi alternatif
Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu
mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli. 4. Keputusan pembelian
Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk
mana yang akan dibeli.
5. Perilaku setelah pembelian
Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila
konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat.
Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada
Tabel 2.1
Studi Empiris Penelitian Terdahulu Penelitian dan
Judul
Kesimpulan Persamaan Perbedaan Alat Analisis
1. Dewi Urip Wahyuni (2008) “Pengaruh Motivasi, Persepsi, Dan Sikap Konsumen Tehadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” Di Kawasan Surabaya Barat”
Motivasi dalam
diri akan
mempengaruhi seseorang (konsumen) dalam melakukan pembelian karena didasarkan pada dorongan yang dimiliki. Peran persepsi
konsumen akan mempengaruhi pula terhadap keputusan pembelian. Motivasi dan Persepsi sebagai salah satu
indikator X1 dan X2
Sikap Konsumen sebagai salah satu indikator X3
Uji Validitas Uji Reliabilitas Koefisien Korelasi Berganda Koefisien Determinasi
Berganda
Koefisen Korelasi Parsial
2. Dahmiri (2008)
“Analisis Persespsi Konsumen Terhadap Keputusan Membeli Perumahan Griya Kembar Lestari Di Kota Jambi”.
Dari indikator yang dipertimbangkan, harga sangat mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan membeli rumah Persepsi sebagai salah satu indikator X2 dan keputusan pembelian sebagai salah satu indikator Y Motivasi Sebagai salah satu indikator X1
Uji Validitas Uji Reliabilitas Analisis Regresi linear sederhana Koefisien Determinasi
3. Yan yanuar Akbar (2010) “Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas, Dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Pada
Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah adanya penurunan
penjualan sepeda motor Honda dalam kurun waktu 2005-2008. Penurunan
penjualan sepeda motor Honda yang secara bertahap ini dapat
Motivasi dan Persepsi sebagai salah satu indikator X1 dan X2 Sikap Konsumen sebagai salah satu indikator X3
Uji Validitas Uji Reliabilitas Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Normalitas Analisis Regresi Berganda
Uji Goodness of Fit Uji F
Konsumen Sepeda Motor Honda Di Semarang)”.
meruntuhkan dominasi Honda sebagai market leader
[image:43.595.66.541.126.746.2](Kotler, 2001)
Gambar 2.3 Paradigma Penelitian Motivasi
( Variabel X1 ) Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan Rasa aman Kebutuhan Sosial Kebutuhan Harga Diri Kebutuhan Aktualisasi Diri
Maslow dalam Kotler dan Amstrong
(2001:212)
Persepsi ( Variabel X2 ) Sensation The Absolute
Threshold The Differential Threshold Subliminal Perception
Schiffman dan Kanuk (2004:146)
Keputusan Pembelian ( Variabel Y ) Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan
pembelian
Perilaku setelah pembelian
Kotler (2004:224) (Amirullah, 2002:36)
2.3 Hipotesis
Menurut Umi Narimawati (2008:63) “Hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan
membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian.”
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dibutuhkan suatu pengujian
hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variable X terhadap variable Y. Menurut ( Sugiyono 2000 : 161 ) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”
Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai hubungan variabel yang akan diuji sebenarnya. Karena sifatnya dugaan, maka
hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan. Oleh karena itu, hipotesis penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Motivasi berpengaruh secara parsial terhadap pengambilan keputusan membeli sepeda motor Honda Supra di PD Subur Motor Raya.
2. Persepsi Konsumen berpengaruh secara parsial terhadap pengambilan keputusan membeli sepeda motor Honda Supra di PD Subur Motor Raya
39
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian menurut Husein umar (2005:303) mengemukakan bahwa : Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain jika dianggap perlu”. Objek penelitian yang penulis ambil yaitu
motivasi dan persepsi konsumen terhadap pengambilan keputusan membeli
sepeda motor Honda Supra pada PD Subur Motor Raya. Dalam melakukan peneilitian, penulis mengumpulkan data tentang pengaruh motivasi dan persepsi konsumen untuk memutuskan pembelian dan unsur-unsur tentang berbagai
macam motivasi dan persepsi terhadap pengambilan keputusan untuk membeli sebuah produk.
3.2 Metode Penelitian
Suatu rencana struktur, dan strategi untuk menjawab permasalahan, yang
mengoptimasi validitas. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan jenis atau bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui
pengumpulan data di lapangan.
Menurut Sugiyono Penelitian Deskriptif (2005:21)
Penelitian deskripif adalah jenis penelitian yang mengambarkan apa yang di lakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya
diolah menjadi data”. Data tersebut kemudian di analisis untuk memperoleh
kesimpulan,dalam penelitian deskriptif digunakan untuk mengambarkan mengenai variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y yang di teliti.
Menurut Sugiyono Penelitian Verifikatif (2005:21) menjelaskan bahwa :
Penelitian Verifikatif pada dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengunakan perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y yang di teliti.
Dalam hal ini dimana variabel X1 adalah pengaruh motivasi, variable X2
adalah persepsi konsumen dan variabel Y adalah pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang variabel motivasi dan persepsi konsumen dan serta pengambilan keputusan. Sedangkan, pendekatan
yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, karena data pengaruh motivasi, persepsi konsumen dan pengambilan keputusan yang
diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif.
Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran pada suatu hipotesis, penelitian dengan menggunakan uji statistik yang relevan yang
dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi dan persepsi konsumen
terhadap pengambilan keputusan membeli sepeda motor Honda Supra pada PD Subur Motor Raya.
Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah
kumpulkan, diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, dan dari data tersebut akan dapat ditarik kesimpulan.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian, perlu dibuat desain penelitian yang bertujuan agar data dan informasi yang diperoleh lengkap dan akurat. Selain itu dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan
penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis sesuai dengan yang diharapkan penulis.
Menurut Moh. Nazir dalam buku Metode Penelitian (2005:84), adalah sebagai berikut:
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Langkah-langkah desain penelitian adalah :
1. Menetapkan permasalahan terjadi penurunan omzet penjualan Supra sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian. Dalam penelitian ini permasalahan yang terjadi difokuskan pada faktor
psikologis. Dengan demikian dapat ditetapkan judul penelitian : Pengaruh motivasi dan persepsi konsumen terhadap pengambilan keputusan membeli
sepeda motor Honda Supra pada PD Subur Motor Raya.
psikologis yang menjadi motivasi dan persepsi konsumen dalam pengambilan keputusan.
3. Menetapkan rumusan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Seberapa besar Pengaruh motivasi dan persepsi
konsumen secara parsial maupun simultan terhadap pengambilan keputusan membeli sepeda motor Honda Supra pada PD Subur Motor Raya.
4. Menetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah Untuk
menganalisis motivasi dan persepsi konsumen secara simultan maupun parsial terhadap pengambilan keputusan membeli sepeda motor Honda
Supra pada PD Subur Motor Raya.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Hipotesis penelitian ini adalah motivasi dan persepsi konsumen berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan membeli sepeda motor Honda Supra pada PD Subur Motor Raya.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variable penelitian yang digunakan. Menyusun desain penelitian untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran hipotesis, baik secara manual
maupun menggunakan komputer.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data. Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. 8. Melakukan analisis data. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan
Verifikatif, serta Uji Korelasi (Pearson), analisis regresi berganda dan
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain dari
[image:49.595.145.464.213.368.2]penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
3.2.2. Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiono (2008:59) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yang di sesuaikan dengan judul yang diteliti, yaitu :
1. Variabel Independen (X) atau variabel bebas.
Menurut Sugiyono (2008:59) Variabel bebas adalah sebagai berikut:
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) “. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel independen (X) adalah Pengaruh Motivasi
dan persepsi
Independent Variabel
(X1)
Dependent Variabel
(Y) Independent
2. Variabel Dependen (Y) atau variabel terikat
Menurut Sugiyono (2008:59) variabel terikat sebagai berikut:
“Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang di pengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini
yang termasuk variabel independen (Y) adalah Pengambilan keputusan”.
Adapun tabel operasionalisasi sesuai dengan kedua variabel ini terdapat pengembangan dari variabel menjadi konsep dan indikator seperti yang tergambar
[image:50.595.87.534.371.724.2]pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Motivasi (Variabel X1)
“Motivasi suatu
kebutuhan yang secara cukup dirangsang untuk membuat seseorang mencari kepuasan atas
kebutuhannya”.
Persepsi (Variabel X2)
“Persepsi sebagai suatu proses dimana individu memilih, menyusun, dan
menginterpratasikan rangsangan ke dalam gambaran dunia yang berhubungan dan bermakna ”.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:146)
Sensasi -tingkat kualitas produk -tingkat merek Ordinal Ambang absolut -tingkat kesadaran -tingkat pengalaman Ordinal Ambang diferensial
-tingkat bentuk produk -tingkat perbedaan produk Ordinal Persepsi subliminal
-tingkat kualitas produk Ordinal Pengambilan Keputusan (Variabel Y) “Pengambilan
keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang
yang ditawarkan”.
Kotler (2004:224)
Pengenalan masalah
-tingkat
Perilaku setelah pembelian
-tingkat konsumen
terpuaskan oleh produk
-tingkat konsumen melakukan pembelian ulang
Ordinal
3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Dalam penelitian ini,penulis menggunakan dua data yaitu data primer dan
data sekunder agar memudahkan dalam penelitian.
Menurut Umi narimawati (2008:11) “Data primer adalah data atau
informasi yang diperoleh secara langsung dari sumber yang biasanya melalui
pertanyaan tulisan atau lisan”.
Data primer dalam penelitian adalah variable pengaruh motivasi, diperoleh
dari para konsumen yang menggunakan sepeda motor Honda Supra. Pengaruh persepsi, diperoleh langsung dari konsumen pengguna sepeda motor Honda
Supra, dan pengambilan keputusan diperoleh dari konsumen yang menggunakan sepeda motor Honda Supra sebagai sampel penelitian.
Menurut Umi Narimawati ( 2008:12 ) “Data sekunder adalah data yang
diperoleh bukan dari sumber pertama yang digunakan untuk memjawab masalah
Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi data yang telah diolah oleh pihak lain dan juga informasi mengenai data-data
terkait dengan PD Subur Motor Raya.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.
1. Populasi
Menurut Umi Narimawati (2008:161) populasi adalah “Objek atau subjek
yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.
Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh konsumen yang menggunakan sepeda motor Honda Supra selama tiga tahun terakhir, seluruhnya berjumlah 696 konsumen.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian (Umi Narimawati, 2008). Selanjutnya untuk
menentukan teknik pengambilan sampel dari populasi menggunakan metode judgmental (aakr.et.al, 2004). Metode penarikan sampel juga dilakukan karena
untuk pengisian kuesioner ini yang akan dijadikan responden adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Konsumen yang mempunyai Motivasi dan Persepsi pada sepeda
2. Sudah menjadi pelanggan PD Subur Motor Raya
3. Bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner.
Metode penarikan sampel yang digunakan mengacu kepada pendekatan Slovin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
2
1
Ne
N
n
Keterangan:
n : Jumlah sampel N: Jumlah populasi
e : Tingkat kesalahan dalam meraih anggota sampel yang ditolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini sebesar 1%, 5%, 10%).
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat diketahui sampel yang akan diambil dalam penelitian ini melalui perhitungan berikut :
Namun demikian, agar ukuran sampel yang diperlukan lebih representative maka ukuran s