PENGARUH PENGAWASAN INTERN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH
(Survei Pada Dinas SKPD Pemerintah Kota Bandung)
THE INFLUENCE OF INTERNAL CONTROL AND LOCAL FINANCE
MANAGEMENT TO LOCAL GOVERNMENT PERFORMANCE
(Survey on Dinas SKPD of Bandung City Government)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada
Program Studi Akuntansi Beasiswa Unggulan
Jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi
Oleh :
ASTRI KUSWANDARI
NIM. 21110060
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
:
Astri Kuswandari
Nama Panggilan
:
Astri
Tempat/Tanggal Lahir
:
Bandung/ 24 Januari 1993
Agama
:
Islam
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Alamat
:
Jalan Padasuka No.57 Bandung 40192,
Jawa Barat - Indonesia
:
astri9363@gmail.com
Golongan Darah
:
A
Kebangsaan
:
Indonesia
Status Perkawinan
:
Belum Menikah
Ketertarikan
:
Olah Raga, Musik, Film, Bahasa
Riwayat Pendidikan
:
1. TK Pravitasari Bandung (1997 - 1998)
2. SDN Cibiru 3 Bandung (1998 - 2004)
3. SMP PGII 2 Bandung (2004 - 2007)
4. SMA PGII 2 Bandung (2007 - 2010)
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...
ii
MOTTO ...
iii
ABSTRACT ...
iv
ABSTRAK ...
v
KATA PENGANTAR ...
vi
DAFTAR ISI ... viii
BAB I
PENDAHULUAN ...
1
1.1 Latar Belakang Penelitian ...
1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah...
9
1.2.1. Identifikasi Masalah ...
9
1.2.2. Rumusan Masalah ...
9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...
10
1.3.1. Maksud Penelitian ...
10
1.3.2. Tujuan Penelitian ...
10
1.4 Kegunaan Penelitian ...
10
1.4.1. Kegunaan Praktis ...
10
1.4.2. Kegunaan Akademis ...
11
ix
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
14
2.1 Kajian Pustaka ...
14
2.1.1. Pengawasan Intern ...
14
2.1.1.1. Definisi Pengawasan Intern ...
14
2.1.1.2. Struktur Pengendalian Intern ...
15
2.1.1.3. Komponen Pengawasan Intern...
16
2.1.2. Pengelolaan Keuangan Daerah (PKD) ...
21
2.1.2.1. Definisi PKD ...
21
2.1.2.2. Asas Umum PKD ...
22
2.1.2.3. Tujuan PKD ...
22
2.1.2.4. Prinsip-Prinsip PKD ...
23
2.1.3. Kinerja Pemerintah Daerah ...
26
2.1.3.1. Definisi Kinerja PEMDA ...
26
2.1.3.2. Manfaat Kinerja PEMDA ...
27
2.1.3.3. Arti Penting Kinerja PEMDA ...
28
2.1.3.3. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja ...
29
2.1.3.3. Indikator Kinerja PEMDA ...
30
x
2.2. Kerangka Pemikiran ...
34
2.2.1. Pengaruh Pengawasan Intern Terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah ...
36
2.2.2. Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah ...
37
2.3. Hipotesis ...
39
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ...
40
3.1. Objek Penelitian ...
40
3.2. Metode Penelitian ...
40
3.2.1. Desain Penelitian ...
41
3.2.2. Operasionalisasi Variabel ...
45
3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data ...
50
3.2.3.1. Sumber Data ...
50
3.2.3.2. Teknik Penentuan Data ...
50
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ...
51
3.2.4.1. Uji Validitas ...
52
3.2.4.2. Uji Reliabilitas ...
53
3.2.4.3. Uji Method Successive Interval (MSI) ....
55
3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ...
57
3.2.5.1. Analisis Deskriptif ...
57
xi
4.1.1. Gambaran Umum Pemkot Bandung ...
65
4.1.1.1. Sejarah Singkat ...
65
4.1.1.2. Struktur Organisasi ...
67
4.1.1.3. Uraian Tugas ...
70
4.1.1.4. Aktivitas Dinas ...
73
4.1.2. Pengujian Alat Analisis ...
74
4.1.2.1. Karakteristik Responden ...
74
4.1.2.2. Pengujian Validitas ...
75
4.1.2.3. Pengujian Reabilitas ...
78
4.1.3. Analisis Deskriptif ...
79
4.1.3.1. Pengawasan Intern ...
80
4.1.3.2. Pengelolaan Keuangan Daerah ...
89
4.1.3.3. Kinerja Pemerintah Daerah ...
98
4.1.4. Analisis Verivikatif ... 105
4.2. Pembahasan ... 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 116
5.1. Kesimpulan ... 116
xii
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Rohman. 2007.
Pengaruh Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah
dan Fungsi Pemerintah Intern Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
. Jurnal
Maksi Vol7 No.2 ISSN: 1412-6680
Abdul, Rohman 2009,
Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaan
Keuangan Daerah Terhadap Fungsi Pengawasan Dan Kinerja Pemerintah
Daerah (Survei Pada Pemda Di Jawa Tengah).
Jurnal Akuntansi & Bisnis
Vol.9 No.1 ISSN 1412-0852
Andi Supangat. 2007.
Statistika.
Kencana Perdana Media Group: Jakarta
Askam Tuasikal. 2008.
Pengaruh Pengawasan, Pemahaman Sistem Akuntansi
Keuangan dan Pengelolaan Keuangan Terhadap Kinerja Unit Satuan Kerja
Pemerintah Daerah
. Vol.10. No 1. ISSN : 1410-8623
Arens, A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley 2003.
Auditing and Assurance Service
and Integrated Approach
. 9
thEdition. New Jersey. Prentice Hall International
Inc.
Boyntonn, William C, Johnson, Raymond N., and Kelly, Walter G, 2001.
Modern
Auditing
. 7
thEdition. New York. John Wiley and Sons Inc.
Chabib soleh dan Heru Rohmansyah. 2010.
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Fokus Media: Bandung
Chabib Soleh dan Suripto. 2011.
Menilai Kinerja Pemerintah Daerah
. Fokus Media:
Bandung
Ihyaul Ulum.2009.
Audit Sektor Publik: Suatu Pengatar
. Bumi Aksara: Jakarta
Indeks Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Semester I Tahun 2013
Indra Bastian,. Gatot Soepriyanto., 2003. Sistem Akuntansi Sektor Publik: Konsep
Untuk Pemerintah Daerah. Salemba Empat: Jakarta
Mahsun, Mohamad. 2006.
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
. Yogyakarta: BPFE
Mardiasmo. 2009
. Akuntansi Sektor Publik.
Andi: Jakarta
Moh.Nazir. 2003.
Metode Penelitian
. PT. GhaliaUtama: Jakarta
Peraturan
Pemerintah
No.58
tahun
2005
Tentang
Pengelolaan
Dan
119
Peraturan Pemerintah No.60 tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah
Sugiyono. 2005,2007. 2010.
Metode Penelitian
. Alfabeta: Bandung
Sugiyono.2009.
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D
. Alfabeta:
Bandung
Sugiyono.2010.
Metode Penelitian Kuantitatif Kuaitatif dan R&D.
Alfabeta:
Bandung
Sugiyono, 2011,
Statistika untuk Penelitian
Cetakan Kesembilan belas
.
Alfabeta:
Bandung
Umi Narimawati. 2010.
Penulisan Karya Ilmiah
. Genesis : Bekasi
Undang-undang No.33 Tahun 2004 Tentang Sumber-Sumber Keuangan Daerah
Wawan Sukmana & Lia Anggarsari.
2009. Pengaruh Pengawasan Intern Dan
vi
menyelesaikan Skripsi yang berjudul :
“Pengawasan Intern dan Pengelolaan
keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Survei Pada Dinas
SKPD Pemerintah Kota Bandung).”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan tidak terlepas dari
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Baik penyajian maupun isinya, hal ini
disebabkan masih terbatasnya keampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga
dalam penyusunan karya tulis lainnya penullis dapat menyusun dengsn lebih baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.
Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universitas Indonesia.
2.
Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini,S.E.,Spec.Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3.
Dr. Surtikanti S.E.,M.Si.,Ak, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universita Komputer Indonesia.
4.
Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati., Dra., SE., M.Si., Ak, Selaku Dosen Wali Ak-BU.
5.
Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, SE., M.S., Ak. selaku dosen pembimbing.
6.
Kedua orangtua yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril
maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada penulis
untuk keberhasilan penulis.
vii
8.
Semua sahabat baik yaitu Novia, Nizie, Tiara, Ajeng, Rizky, Mulyani, Fitria,
Wahidin, Sabri, Rima, Leni, Febi dan Dendi yang selalu memberi dukungan,
bantuan dan selalu menghibur penulis.
9.
Teman-teman di kelas Ak-BU, yang telah memberikan bantuan dan dukungan
kepada penulis.
10.
Rekan-rekan, sahabat, saudara dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik
berupa doa, tenaga maupun pikiran dalam penulisan laporan ini.
Akhir kata, semoga budi baik semua pihak yang telah diberikan kapada penulis
mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT dan penulis berharap semoga
laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca serta pihak - pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya.
Bandung, 2014
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Husein Umar (2005:303) objek penelitian merupakan:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain jika dianggap perlu.”
Menurut Sugiyono (2011:32) objek penelitian merupakan:
“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan”.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua variabel
bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Pengawasan Intern dan Pengelolaan Keuangan Daerah. Sedangkan variabel terikat
dalam penelitian ini adalah Kinerja Pemerintah Daerah.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:2) metode penelitian merupakan:
“Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah yang dilakukan untuk
41
dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.”
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan metode
verifikatif. Sugiyono (2005:21) menyatakan bahwa:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.”
Tujuan metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa:
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk
menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat
lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variable X1 (Pengawasan
Intern) X2 (Pengelolaan Keuangan Daerah) terhadap Y (Kinerja Pemerintah Daerah).
3.2.1 Desain Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis
dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu perencanaan dan perancangan
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
dan pelaksanaan penelitian.”
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30)
adalah:
1.
Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya
menetapkan judul penelitian.
2.
Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
3.
Menetapkan rumusan masalah.
4.
Menetapkan tujuan penelitian.
5.
Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
6.
Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan.
7.
Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
8.
Melakukan analisis data.
9.
Menyusun pelaporan hasil penelitian.
Berikut penjelasan mengenai langkah-langkah desain penelitian:
1.
Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya
menetapkan judul penelitian.
43
a.
Masih
terdapat
penyimpangan-penyimpangan
dalam
pelaksanaan
pengendalian intern dan kepatuhan terhadap perundang-undangan yang
disebabkan oleh lemahnya pengawasan atasan langsung.
b.
Masih terdapat kelemahan dalam pengelolaan keuangan daerah, yakni masih
terbatasnya jumlah personel pemerintah daerah yang berlatar belakang
pendidikan akuntansi.
c.
Kinerja pemerintahan daerah belum terlaksana dengan baik,
belum mencapai
target
dan tujuan yang telah direncanakan.
3.
Menetapkan rumusan masalah.
a.
Bagaimana pelaksanaan pengawasan intern pada Dinas Pemerintah Kota
Bandung.
b.
Bagaimana pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah pada Dinas Pemerintah
Kota Bandung.
c.
Bagaimana pelaksanaan kinerja pemerintah daerah pada Dinas Pemerintah
Kota Bandung.
d.
Seberapa besar pengaruh pengawasan intern dan pengelolaan keuangan
daerah terhadap kinerja pemerintahan daerah baik secara parsial maupun
4.
Menetapkan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis seberapa besar
pengaruh
Pengawasan Intern
dan Pengelolaan Keuangan Daerah
terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah pada Dinas-Dinas Pemerintah Kota Bandung.
5.
Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
Pengawasan Intern dan Pengelolaan
Keuangan Daerah berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah pada
Dinas-Dinas Pemerintah Kota Bandung.
6.
Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengawasan Intern dan Pengelolaan
Keuangan Daerah, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah Kinerja
Pemerintah Daerah.
7.
Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
Data bersumber dari data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dalam
penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan pengumpulan data
sekunder dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan informasi berupa gambaran
umum instansi, aktivitas serta dokumen-dokumen terkait dengan penelitian.
8.
Melakukan analisis data.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif (metode
45
9.
Menyusun pelaporan hasil penelitian.
Unit Analisis pada penelitian ini adalah 17 Dinas Pemerintah Kota Bandung .
Time horizon
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
cross section
.
Menurut Husein Umar (2011:43),
“
Cross section
atau sering disebut data satu waktu adalah sekumpulan data
untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja”.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang
terkait dalam penelitian diperlukan Operasional variabel, agar pengujian hipotesis
dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.
1.
Variabel bebas (
Independence variable)
Menurut Juliansyah Noor (2011:49),
“Variabel bebas atau
Independence variable
merupakan varaibel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
terikat”.
Variabel bebas (X1) dalam penelitian ini adalah Pengawasan Intern dan variabel
bebas (X2) dalam penelitian ini adalah Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pengumpulan informasi mengenai variabel ini berupa kuesioner yang diajukan
2.
Variabel terikat (
dependent variable)
Menurut Robbins (dalam Juliansyah Noor, 2011 :49) mengungkapkan definisi
variabel terikat sebagai berikut :
“Variabel terikat atau
dependent variable
merupakan faktor utama yang ingin
dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain”.
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja Pemerintah Daerah.
Pengumpulan informasi mengenai variabel ini juga berupa kuesioner yang
diajukan kepada responden.
Sesuai dengan judul penelitian Pengaruh Pengawasan Intern dan Pengelolaan
Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah, maka dapat disajikan
operasionalisasi variabel pada Tabel 3.1:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep
Indikator
Skala
Kuesioner
Pengawasan
Intern
Intern control is a
process, effected by
entity’s board of
directors,
Managements, and
other personnel,
designed to provide
reasonable
assurance regarding
the achievement of
objectives in
following
categories : 1).
Reliability of
financing reporting;
Komponen
Pengawasan
Intern:
1.
Control
environment;
2.
Risk assessment;
3.
Control
activities;
4.
Information and
Communication;
5.
Monitoring
COSO
(
Communication Of
Sponsoring
47
2). Compliance of
with applicable laws
and regulations; 3).
Effectiveness and
efficiency of
operations.”
COSO
(
Communication Of
Sponsoring
Organization
)
Organization
)
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Pengelolaan
keuangan daerah
adalah keseluruhan
kegiatan yang
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
penatausahaan,
pelaporan,
pertanggungjawaban
dan pengawasan
keuangan daerah.
(Permendagri
No.59 Tahun 2007)
1.
Akuntabilitas
2.
Value for
money
3.
Kejujuran
dalam
Mengelola
Keuangan
Publik
4.
Transparansi
5.
Pengendalian
Chabib Soleh dan
Rohcmansjah Heru
(2010:10 )
Ordinal
22-36
Kinerja
Pemerintah
Daerah
Kinerja
bisa
berfokus pada input,
misalnya
uang,
staf/karyawan,
wewenang
yang
legal,
dukungan
politis atau birokrasi
Kinerja bisa juga
fokus pada aktivitas
atau
proses
yang
mengubah
input
menjadi output dan
kemudian
menjadi
outcome, misalnya:
kesesuaian program
atau aktivitas dengan
Jenis indikator
kinerja pemerintah
daerah :
1.
Indikator
masukan
2.
Indikator proses
3.
Indikator
keluaran
4.
Indikator hasil
5.
Indikator
manfaat
6.
Indikator
dampak
(Mohamad
Mahsun, 2006:77)
hukum,
peraturan,
dan pedoman yang
berlaku, atau standar
proses yang telah
ditetapkan.
(Ihyaul Ulum,
2009:19)
Dalam penelitian ini digunakan uji coba angket atau kuesioner yang
diharapkan sebagai alat ukur penelitian yang digunakan untuk mencapai kebenaran
atau mendekati kebenaran, sehingga dari kuesioner ini diharapkan data utama yang
berhubungan dengan masalah penelitian dapat terpecahkan.
Penelitian ini menggunakan skala ordinal. Pengertian skala ordinal Menurut
Juliansyah Noor (2011:126) adalah sebagai berikut:
“Skala ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik
berbeda yang dimiliki oleh objek ata individu tertentu”.
Berdasarkan pengertian diatas, skala ordinal digunakan dengan tujuan untuk
memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur
oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi
pernyataan-pernyataan skala
likert
.
Semua Variabel diukur oleh instrument pengukuran dalam bentuk kuesioner
yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala
likert
. Skala
likert
menurut
49
“Merupakan teknik mengukur sikap dimana subjek diminta untuk
mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap
masing-masing pernyataan”.
Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus
menggambarkan, mendukung pertanyaan (item positif) atau tidak mendukung
pernyataan (item negatif). Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan
untuk pernyataan positif adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pilihan Jawaban Kuesioner Positif
JAWABAN RESPONDEN
SKOR
A
5
B
4
C
3
D
2
E
1
Sumber: Sugiyono (2011:93)
Sedangkan atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk
pernyataan negatif adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Pilihan Jawaban Kuesioner Negatif
JAWABAN RESPONDEN
SKOR
A
1
B
2
C
3
D
4
E
5
3.2.3
Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan skunder.
1.
Data Primer
Definisi Data primer Menurut Sugiyono (2009:137) adalah :
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.”
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan
kuesioner.
2.
Data Sekunder
Definisi Data Sekunder Menurut Sugiyono (2009:137) adalah:
“Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.”
Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan
informasi berupa gambaran umum instansi, aktivitas serta dokumen-dokumen terkait
dengan penelitian.
3.2.3.2
Teknik Penentuan Data
Menurut Sugiyono (2009:80), menyatakan bahwa populasi adalah sebagai
51
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah 17 Dinas Pemerintah Kota Bandung.
Berhubung jumlah populasi terbatas, maka semua populasi akan diteliti atau
akan dilakukan sensus. Maka sampel dalampenelitian ini juga 17 Dinas Pemerintah
Kota Bandung.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini merupakan cara-cara untuk mendapatkan data
yang diperlukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Teknik pengumpulan data
dapat diperoleh dengan cara:
1.
Penelitian Lapangan
(Field Research
)
a)
Kuesioner, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner
terbuka, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden.
2.
Penelitian Kepustakaan (
Library Research
)
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data berupa teori-teori
yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitian. Data tersebut dapat
3.2.4.1
Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2010:2) valid adalah:
“Menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.”
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu
karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test
(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.
Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Tabel 3.4
Standar Penilaian Untuk Validitas
Category
Validity
Good
0,50
Acceptable
0,30
Marginal
0,20
Poor
0,10
Sumber: Barker
et al
, 2002:70
Seperti yang telah dijelaskan pada metodelogi penelitian bahwa untuk
menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu
melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total = 0,30 maka
pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti data tersebut dapat
dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus korelasi .
Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam
53
validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas
suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan
diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing
pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang
digunakan adalah teknik korelasi.
Untuk mempercepat dan mempermudah dalam penelitian ini pengujian
validitas instrument dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan
software
SPSS 21.0 for windows
, metode korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pearson product moment
dengan rumus sebagai berikut:
Sumber : Umi Narimawati (2010:42)
Keterangan :
r
= Koefisien korelasi pearson
X
= Skor item pertanyaan
Y
= Skor total item pertanyaan
N
= Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument
3.2.4.2
Uji Reliabilitas
Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran yang
memiliki reliabilitas tinggi yaitu pengaruh yang mampu memberikan hasil ukur yang
terpercaya. Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen
validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian reliabilitas untuk menguji
kecenderungan atau kepercayaan alat pengukuran dengan diperoleh nilai dari
pengujian reliabilitas yang menunjukan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada
tidaknya hubungan antara dua belah instrumen.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah
Split
Half Method (Spearman Brown Correllation)
metode ini menghitung reliabilitas
dengan cara memberikan tes kepada sejumlah subjek dan kemudian hasil tes tersebut
dibagi menjadi 2 bagian yang sama besar berdasarkan penyusunan pertanyaan genap
dan ganjil, cara kerjanya adalah sebagai berikut :
1.
Item dibagi 2 secara acak (misalnya secara genap/ganjil) kemudian
dikelompokan menjadi kelompok I dan kelompok II.
2.
Skor untuk masing-masing kelompok dijumlah sehingga terdapat skor total
untuk setiap kelompok.
3.
Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II. Hitung angka
reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
55
Dimana :
ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen
r
b= Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan belahan kedua
Setelah koefisien reliabilitas diperoleh, selanjutnyaditentukan tingkat kategori
reliabilitas yang diperoleh dengan berpedoman pada tabel berikut:
Tabel 3.5
Standar Penilaian Koefisien Reliabilitas
Criteria
Reliability
Good
0,80
Acceptable
0,70
Marginal
0,60
Poor
0,50
Sumber: Barker et al, 2002
3.2.4.3
Uji Method of Succesive Interval (MSI)
Untuk dapat diolah menjadi analisis regresi, data ordinal yang biasanya
didapat dengan menggunakan skala likert, dll (skor kuesioner), maka terlebih dahulu
data ini harus ditransformasikan menjadi data interval salah satu cara yang dapat
digunakan adalah
Method of Succesive Interval
(MSI). Uji MSI adalah menaikkan
data ordinal ke data interval atau transformasi data.
Langkah-langkah
Method of Succesive Interval
(MSI) adalah sebagai berikut:
a)
Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang
disebarkan.
b)
Pada setiap butir yang ditentukan dihitung masing-masing frekuensi
c)
Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
proporsi.
d)
Menetukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi
secara berurutan perkolom skor.
e)
Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap
proporsi kumulatif yang diperoleh.
f)
Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh
(dengan menggunakan Tabel Tinggi Densitas).
g)
Menggunakan skala dengan rumus.
(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit)
NS =
(Area Below Upper Limit) – (Area Below Upper Limit)
Keterangan:
Density at Lower Limit
= kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit
= kepadatan batas atas
Area Below Upper Limit
= daerah dibawah batas atas
Area Below Upper Limit
= daerah dibawah batas bawah
h)
Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value (SV) yang
nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama
dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini:
57
Proses pentransformasian data ordinal menjadi data interval dalam penelitian
ini menggunakan bantuan program komputer yaitu
Microsoft Office Excel 2007
(
Analize
).
3.2.5
Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori,menjabarkan kedalam unit-unit ,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
3.2.5.1
Analisis Deskriptif
Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang
dilakukan oleh Dinas Pemerintah Kota Bandung berdasarkan fakta-fakta yang ada
untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk
memperoleh
suatu
kesimpulan.
Penelitian
deskriptif
digunakan
untuk
menggambarkan bagaimana masing masing variabel penelitian.
Metode kualitatif yaitu metode pengolahan data yang menjelaskan pengaruh
dan hubungan yang dinyatakan dengan kalimat. Analisis kualitatif digunakan untuk
melihat faktor penyebab.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai
a.
Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima
alternatif
jawaban
dengan
menggunakan
skala
ordinal
yang
menggambarkan peringkat jawaban.
b.
Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari
seluruh indikator variabel untuk semua responden.
c.
Dihitung skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.
d.
Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik
deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel
ataupun grafik.
e.
Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini,
digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :
Skor Total = Skor Aktual x 100%
Skor Ideal
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah
diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi
59
Tabel 3.6
Kriteria Presentase Tanggapan Responden
No.
% Jumlah Skor
Kriteria
1
20.00% – 36.00%
Tidak Baik
2
36.01% – 52.00%
Kurang Baik
3
52.01% – 68.00%
Cukup
4
68.01% – 84.00%
Baik
5
84.01% – 100%
Sangat Baik
Sumber : Umi Narimawati, 2010:46
3.2.5.2
Analisis Verifikatif
Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan
pendekatan verifikatif. Terlebih dahulu dilakukan tabulasi dan memberikan nilai
sesuai dengan sistem yang ditetapkan. Jenis kuisioner yang digunakan adalah
kuisioner tertutup dengan menggunakan skala ordinal. Untuk teknik perhitungan data
kuesioner yang telah diisi oleh responden digunakan
skala likert
dengan cara
memberikan nilai pemboboton 5-4-3-2-1 untuk jenis pertanyaan positif.
1.
Analisis Regresi Linier Berganda
Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat
(2007:352) yaitu:
“Garis regresi (
regression line
/
line of the best fit
/
estimating line
) adalah suatu
garis yang ditarik diantara titik-titik (
scatter diagram
)
sedemikian rupa sehingga
dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel
yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengugji seberapa besar pengaruh Pengawasan Intern dan Pengelolaan Keuangan
Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan
(naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai
indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan variabel dependen (Y) dan
variabel independen (X1 dan X2 ). Persamaan regresinya sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2009:192)
Dimana:
Y = variabel terikat (Kinerja Pemerintah Daerah)
a =
bilangan berkonstanta
b1,b2 = koefisien arah garis
X
1= variabel bebas X
1(Pengawasan Intern)
X2
= variabel bebas X2 (Pengelolaan Keuangan Daerah)
2.
Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
61
dengan variabel independen. Pengujiannya menggunakan pendekatan koefisien
korelasi
Pearson
dengan rumus sebagai berikut:
Sumber : Umi Narimawati (2010:49)
dimana : -1
≤
r
≤
+1
r = koefisien korelasi
x = Pengawasan Intern, Pengelolaan Keuangan Daerah
y = Kinerja Pemerintah Daerah
n = jumlah responden
Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel
[image:33.612.162.479.481.585.2]di bawah ini:
Tabel 3.7
Tingkat Keeratan Korelasi
Sumber: Syahri Alhusin (2003: 157)
3.
Analisis Determinasi
Persentase peranan semua variabel bebas atas nilai variabel bebas ditunjukkan
oleh besarnya koefisien determinasi (r
2). Semakin besar nilainya maka menunjukkan
Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/SPSS
atau secara manual didapat dari r
2= SSreg/Sstot.
Sumber: (Umi Narimawati (2010:50)
Dimana :
d = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
3.2.5.3 Pengujian Hipotesis
Menurut Andi Supangat (2007:293) yang dimaksud dengan pengujian
hipotesis adalah salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi
berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat
signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat
kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari
masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan
sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.
Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut :
1.
Pengujian Secara Simultan
Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variable bebas secara
63
a.
Rumus uji F yang digunakan adalah :
F = (n-k-1)R
2/Y.X…
K(1-R
2/Y.X…)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas secara
bersama-sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan
menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F-kritis dengan
nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil
perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai F
hitung> F
kritis, maka H
0yang
menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variable bebas tidak dapat
menjelaskan perubahan nilai variable terikat ditolak dan sebaliknya.
b.
Hipotesis
H0 ; ρ = 0,
Secara simultan Pengawasan Intern dan Pengelolaan Keuangan
Daerah tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
.
H1 ; ρ ≠ 0,
Secara simultan Pengawasan Intern dan Pengelolaan Keuangan
berpengaruh Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
c.
Kriteria Pengujian
H0 ditolak apabila Fhitung > Fkritis (α = 0,05)
1.
Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas
H
01; ρ = 0,
Pengawasan Intern tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah
Daerah.
H
11; ρ ≠ 0,
Pengawasan Intern berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah
Daerah.
H02 ; ρ = 0
, Pengelolaan Keuangan Daerah tidak berpengaruh terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah.
H12 ; ρ ≠ 0,
Pengelolaan Keuangan Daerah berpengaruh terhadap Kinerja
Pemerintah Daerah.
Kriteria pengakuannya yaitu sebagai berikut:
H
0ditolak apabila t
hitung< t
tabel(α = 0,05)
Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka
kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :
a)
Jika t hitung ≥ t tabel maka Ho ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya
antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
b)
Jika t
hitung≤ t
tabelmaka H
oada di daerah penerimaan, berarti H
aditolak artinya
1
PENGARUH PENGAWASAN INTERN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH
(SURVEI PADA DINAS SKPD PEMERINTAH KOTA BANDUNG)
ASTRI KUSWANDARI
Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia, JL. Dipati Ukur 112 Bandung, 40132, Jawa Barat, Indonesia
astri9363@gmail.com
ABSTRACT
Internal control and local finance management is very important to improve the performance of local government. Local government performance is an overview of the level of achievement of the implementation of an activity, program, wisdom in realizing the goals, objectives, mission, and vision of the organization as stated in the formulation of an organization's strategic scheme.
This study aims to determine the effect of internal control and financial management on the performance of local government areas in government offices in the city of Bandung. Respondents of this study were 17 Head of Dinas SKPD Bandung City Government.
The research method used is descriptive verification. Data collection was conducted by surveying the distribution of questionnaires to the respondents. This study using a multiple linear regression analysis. Statistical tests using SPSS 20 for windows.
Results of this research is that the internal control and financial management areas each have a significant effect on the performance of local government. Performance of local governments can be created properly when internal control and financial management areas performing well.
Keywords: Internal Control; Local Finance Management; Local Government Performance.
I. Pendahuluan
Dalam rangka mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance), pemerintah terus melakukan berbagai upaya perbaikan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah, salah satunya dengan penyempurnaan sistem administrasi Negara secara menyeluruh (LAN, 2000). Salah satu cara yang di tempuh pemerintah dengan menerbitkan dan menyempurnakan perangkat peraturan perundangan tentang pengelolaan keuangan Negara/daerah (Abdul Rohman, 2009).
Pengawasan adalah segala tindakan atau aktivitas untuk menjamin agar pelaksanaan suatu aktivitas tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Tujuan utama pengawasan bukan untuk mencari kesalahan melainkan mengarahkan pelaksanaan aktivitas agar rencana yang telah ditetapkan dapat terlaksana secara optimal (Effendi, 2005:4).
2
akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh BPK adalah pemeriksaan atas LK pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta badan lainnya termasuk BUMN.Pengendalian intern pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah dirancang dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah tanggung jawab entitas, sedangkan tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan pendapat/opini atas LK berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan secara independen dan dengan integritas tinggi.
Salah satu kriteria pemberian opini adalah evaluasi atas efektivitas SPI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). SPI dinyatakan efektif apabila mampu memberikan keyakinan memadai atas tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan entitas, keandalan pelaporan keuangan, keamanan aset negara, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut IHP (Ikhtisar Hasil Pemeriksaan) tahun 2013 tentang hasil pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara yang dilakukan oleh BPK (badan pemeriksaan keuangan) pada Pemerintah Kota Bandung terdapat sebanyak 11 kasus yang menunjukan kelemahan sistem pengawasan intern yang diakibatkan karena, satuan pengawasan intern yang ada tidak memadai atau tidak berjalan optimal. SOP yang ada pada entitas tidak berjalan secara optimal dan tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang memadai. Ini mengakibatkan terjadi kelemahan dalam sistem pengawasan akuntansi dan pelaporan yang terdiri dari 11 kasus yang terjadi karena pengelolaan keuangan daerah yang belum baik, sistem informasi akuntansi dan pelaporan tidak memadai, Sistem informasi akuntansi dan pelaporan belum didukung SDM yang memadai. Faktor utama yang melatarbelakangi kelemahan unsur tersebut adalah sumber daya manusia itu sendiri, dalam hal ini pengawasan intern pada organisasi pemerintahan sangat dibutuhkan keberadaannya guna membenahi dan meminimalisir kasus serupa.
Selain itu terdapat juga kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian daerah sebesar Rp 4.599.640.000 dengan kasus sebanyak 14 kasus, yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti rekanan pengadaan barang dan jasa tidak menyelesaikan pekerjaan, kekurangann volume pekerjaan dan barang, belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan, dan lain sebagainya.
Dan terdapat juga kekurangan penerimaan dengan nilai sebesar Rp 316.090.000 dengan jumlah kasus sebanyak 6 kasus, yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu penerimaan daerah atau denda keterlambataan pekerjaan belum diterima atau disetor ke kas daerah, kelebihan pembayaran subsidi oleh pemerintah, penerimaan daerah diterima atau digunakan oleh instansi yang tidak berhak.
Dan pada sistem administrasi sebanyak 7 kasus, yang terjadi oleh beberapa faktor yaitu pertanggungjawaban tidak akuntabel, pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau penetapan anggaran, sisa kas dibendahara pengeluaran akhir tahun anggaran belum disetor ke kas daerah, pengeluaran investasi pemerintah tidak didukung bukti yang sah, penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang tertentu lainnya seperti kehutanan, pertambangan, perpajakan, penyetoran penerimaan daerah melebihi batas waktu yang ditentukan, dan lain sebagainya.
3
kebutuhan, penetapan kualitas dan kuantitas barang dan jasa yang digunakan tidak sesuai standar, terdapat pemborosan keuangan daerah atau kelemahan harga, penggunaan kualitas input untuk satu satuan output lebih tinggi dari seharusnya.Dan didapati juga ketidakefektifan dengan nilai Rp 6.827.900.000 dengan jumlah kasus 1 yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pemanfaatan barang dan jasa tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan pelaksanaan kegiatan terhambat sehingga mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi, fungsi atau tugas instansi yang diperiksa tidak diselenggarakan dengan baik, dan target penerimaan tidak tercapai, barang yang dibeli tidak dimanfaatkan, pemanfaatan barang dan jasa tidak berdampak terhadap pencapaian tujuan organisasi, pelayanan terhadap masyarakat tidak optimal.
Dari kasus di atas dapat dilihat bahwa belum terlaksananya dan terakomodirnya kinerja pemerintah daerah karena masih adanya kendala dalam pelaksanaan rencana kerja sehingga kinerja pemerintah daerah belum mencapai target dan tujuan yang telah direncanakan.
Oleh karena itu dilakukannya pengawasan intern dan pengelolaan keuangan daerah yang baik dapat menggambarkan bagaimana kinerja pemerintah daerah untuk menunjukan pencapaian hasil yang dicapai. Dalam hal ini, pelaksanaan pengawasan yang efektif dan efisien sangat penting untuk menghindari adanya penyimpangan yang terjadi (Wawan Sukmana, 2009).
II. Kajian Pustaka dan Hipotesis
Menurut Baswir (1995) dalam Ihyaul Ulum (2009:129) pengawasan adalah: “Suatu proses kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan untuk mengamati, memahami, dan menilai setiap pelaksanaan kegiatan tertentu sehingga dapat dicegah atau diperbaiki kesalahan atau penyimpangan yang terjadi.”
Menurut Arifin Sabeni dan Imam Gozali (1997) dalam Wawan dan Lia (2009) pengawasan intern adalah: “Suatu alat pengawasan dari pimpinan organisasi yang bersangkutan untuk mengawasi apakah kegiatan-kegiatan bawahannya telah sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah ditentukan.“
Pengertian pengendalian intern menurut Commite Of sponsoring Oganization (COSO) yang dikutip oleh Boyntonn (2001:325) adalah sebagai berikut : “Intern control is a process, effected by entity’s board of directors, Managements, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in following categories : 1). Reliability of financing reporting; 2). Compliance of with applicable laws and regulations; 3). Effectiveness and efficiency of operations.”
Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO) memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern yang meliputi Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian Resiko (Risk Assesment), Aktivitas Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).
Menurut Arens et al (2003:270) adalah “A system of intern control consist of policies and procedures designed to provide management with reasonable assurance that the company achieves its objective and goals”.
4
Menurut Abdul Halim (2007:137) pengelolaan keuangan daerah adalah: “Pengelolaan keuangan daerah terdiri atas pengurusan umum dan pengurusan khusus. Pengurusan umum berkaitan dengan APBD, sedangkan pengurusan khusus berkaitan dengan barang inventaris daerah”.Menurut Permendagri 59 Tahun 2007 yang merupakan perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai berikut: “Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah.”
Menurut Chabib Soleh dan Suripto (2011:3) Pengertian Kinerja adalah: “Gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis (strategic planning) suatu organisasi”. Menurut Chabib Soleh dan Rohcmansjah Heru (2010:10), prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang diperlukan untuk mengontrol kebijakan keuangan daerah meliputi akuntabilitas, value for money, Kejujuran dalam Mengelola Keuangan Publik, transparandi, dan pengendalian.
Menurut Abdul Rohman (2007) kinerja pemerintah daerah adalah : “Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema stategis (strategic planning) suatu organisasi. Secara umum dapat dikatakan juga bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai organisasi dalam periode tertentu”.
Menurut Wawan dan Lia (2009) dalam jurnalnya menyatakan bahwa kinerja pemerintah daerah adalah: “Bagaimana atau sejauh mana Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan-urusannya tersebut”.
Menurut Ningsih,2002 dalam Ihyaul Ulum (2009:19) kinerja bisa berfokus pada input, misalnya uang, staf/karyawan, wewenang yang legal, dukungan politis atau birokrasi Kinerja bisa juga fokus pada aktivitas atau proses yang mengubah input menjadi output dan kemudian menjadi outcome, misalnya: kesesuaian program atau aktivitas dengan hukum, peraturan, dan pedoman yang berlaku, atau standar proses yang telah ditetapkan.
Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
Menurut Abdul Rohman (2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa pengawasan intern berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah, dan membantu para anggota organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab secara efektif dan mencapai kinerja yang lebih baik. Fungsi pengawasan intern memonitor apakah perilaku sudah berorientasi pada pencapaian kinerja yang baik, dan melakukan koreksi atau perilaku dan hasil yang menyimpang dari kinerja yang diinginkan.
5
Pengawasan intern dimaksudkan untuk membantu manajemen melaksanakan tanggungjawabnya dalam mencapai kinerja secara efektif (Sawyer: 2003). Untuk mewujudkan kinerja pemerintah daerah yang sesuai dengan value for money (economy, efficiency, effective), perlu peningkatan fungsi aparat pemeriksaan fungsional pemerintah dilingkungan pemerintah daerah (Mardiasmo: 2009).Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
Chabib Soleh dan Suripto (2011:4) menyatakan bahwa: “Kinerja pemerintah daerah harus diinformasikan kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan mengenai tingkat pencapaian hasil, dikaitkan dengan misi dan visi organisasi, serta dampak positif dan negative yang diakibatkan dari suatu kebijakan operasional yang telah diambil. Melalui informasi tersebut, selanjutnya dapat diambil langkah-langkah atau tindakan koreksi yang diperlukan atas suatu kebijakan, menetapkan kegiatan/program utama, dam sekaligus pada saat yang bersamaan dijadikan sebagai umpan balik sebagai bahan untuk perencanaan, penentuan tingkat keberhasilan, serta untuk memutuskan suatu tindakan yang dinilai paling rasional dan menguntungkan.”
Menurut Abdul Rohman (2007) pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi pada kinerja menuntut adanya desentralisasi. Desentralisasi pengelolaan keuangan daerah merupakan desentralisasi administratif, yaitu pendelegasian wewenang pelaksanaan sampai kepada tingkat hirarki yang paling rendah. Dalam hal ini, pengelolaan keuangan daerah diberi wewenang dalam batas-batas yang telah ditetapkan dalam sistem pengelolaan keuangan daerah, namun mereka memilki elemen kebijaksanaan dan kekuasaan serta tanggungjawab tertentu dalam hal sifat dan hakekat jasa dan pelayanan yang menjadi tanggungjawabnya (Coralie,1987). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa desentralisasi pengelolaan keuangan daerah meningkatkan peran manajerial pengelolaan keuangan daerah. Peran manajerial pengelolaan keuangan daerah memungkinkan tercapainya kinerja dan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif (Rogers, 1990). Peran menunjukkan partisipasi seseorang dalam mencapai tujuan organisasi. Peran manajerial pengelolaan keuangan daerah memungkinkan tercapainya mekanisme penyelenggaraan pemerintah yang efisien dan efektif. Desentralisasi memberikan kesempatan kepada pengelolaan keuangan daerah untuk berpartisipasi dalam menyusun anggaran, sehingga memberi rasa tanggungjawab dan mendorong kreativitas pengelolaan keuangan daerah. Individu yang terlibat dan diberi tanggungjawab dalam penyusunan anggaran akan bekerja lebih keras untuk mencapai tujuan, sehingga kinerja organisasi akan semakin tinggi (Hansen & Mowen, 2006).
Abdul Rohman (2007) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi pada kinerja menunjukkan adanya akuntabilitas kinerja (performance accountability). Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu penyelenggara pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan pengelolaan keuangan dalam mencapai tujuan dan sasaran periodik yang diukur dengan seperangkat indikator kinerja (Jabra, 1989). Dalam pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi pada kinerja, terdapat keterkaitan Antara sasaran strategis yang ingin dicapai dengan jumlah dana yang dialokasikan. Keterkaitan tersebut dapat memudahkan perencanaan yang bersifat menyeluruh, baik dari segi pencapaian sasaran, perumusan dan implementasi program, kegiatan, maupun proses penetapan dan pengendalian anggaran serta analisis kinerja.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
6
satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengawasan Intern dan Pengelolaan Keuangan Daerah. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Pemerintah Daerah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan metode verifikatif. Sugiyono (2005:21) menyatakan bahwa: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.” Tujuan metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa: “Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variable X1 (Pengawasan Intern) X2 (Pengelolaan Keuangan Daerah) terhadap Y (Kinerja Pemerintah Daerah). Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner dan pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan informasi berupa gambaran umum instansi, aktivitas serta dokumen-dokumen terkait dengan penelitian. Unit Analisis pada penelitian ini adalah 17 Dinas Pemerintah Kota Bandung . Time horizon yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross section.
Menurut Husein Umar (2011:43), “Cross section atau sering disebut data satu waktu adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja”.
IV. Hasil Penelitian & Pembahasan
Total skor tanggapan responden untuk variabel Pengawasan Intern diperoleh sebesar 1.453 (81%). Presentase yang diperoleh variabel pengendalian internal adalah sebesar 81% berada pada rentang interval antara 68.01% – 84.00% termasuk dalam ketegori baik, maka dapat dikatakan bahwa Pengawasan Intern pada Dinas SKPD Pemerintah Kota Bandung adalah baik. Pengawasan Intern sudah optimal, namun masih terdapat selisih sebesar 19% yang menunjukan bahwa masih terdapat masalah dalam pengawasan intern sehingga kinerja pemerintah daerah kurang optimal. Terutama dalam informasi dan komunikasi.
Total skor tanggapan responden untuk variabel Pengelolaan Keuangan Daerah diperoleh sebesar 925 (72%). Presentase yang diperoleh variabel pengendalian internal adalah sebesar 72% berada pada rentang interval antara 68.01% – 84.00% termasuk dalam ketegori baik, maka dapat dikatakan bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah pada Dinas SKPD Pemerintah Kota Bandung adalah baik. Pengelolaan Keuangan Daerah sudah optimal, namun masih terdapat selisih sebesar 28% yang menunjukan bahwa masih terdapat masalah dalam Pengelolaan Keuangan Daerah sehingga kinerja pemerintah daerah kurang optimal terutama pada akuntabilitas masih terlihat rendah dibandingkan indikator-indikator lainnya.
7
masih terdapat selisih sebesar 30% yang menunjukan bahwa masih terdapat masalah dalam Kinerja Pemerintah Daerah sehingga kinerja pemerintah daerah kurang optimal.Untuk pengujian secara parsial antara Pengawasan Intern dengan Kinerja Pemerintah Daerah. Dengan kriteria H0 diterima jika – t (α/2 : n-k-1) ≤ t ≤ t (α/2 : n-k-1) atau signifikansi > 0,05 dan H0 ditolak jika – t (α/2 : n-k-1) ≥ t ≥ t (α/2 : n-k-1) atau signifikansi < 0,05. Berdasarkan analisis memakai alat bantu SPSS versi 20 diperoleh nilai thitung 2,358 kemudian thitungini dibandingkan dengan ttabel, diperoleh ttabel 2,145. Sehingga thitung (2,358) > ttabel (2,145) dan diperoleh signifikansi sebesar 0,033. Hasil tersebut memiliki makna bahwa hipotesis H0 ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dengan diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% Pengawasan Intern (X1) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Y).
Untuk pengujian secara parsial antara Pengelolaan Keuangan Daerah dengan Kinerja Pemerintah Daerah. Dengan kriteria H0 diterima jika – t (α/2 : n-k-1) ≤ t ≤ t (α/2 : n-k-1) atau signifikansi > 0,05 dan H0 ditolak jika – t (α/2 : n-k-1) ≥ t ≥ t (α/2 : n-k-1) atau signifikansi < 0,05. Berdasarkan analisis memakai alat bantu SPSS versi 20 diperoleh nilai thitung 2,232 kemudian thitungini dibandingkan dengan ttabel, diperoleh ttabel2,145. Sehingga thitung(2,232) > ttabel(2,145) dan diperoleh signifikansi sebesar 0,042. Hasil tersebut memiliki makna bahwa hipotesis H0 ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dengan diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% Pengelolaan Keuangan Daerah (X2) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Y).
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa Pengawasan Intern dan Pengelolaan Keuangan Daerah masing-masing berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Hal ini berarti pencappaian Kinerja Pemerintah Daerah dapat dipengaruhi oleh Pengawasan Intern dan Pengelolaan Keuangan Daerah yang dilaksanakan dengan baik.
V. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasakan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan berkaitan dengan pengaruh pengawasan intern dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah pada Dinas SKPD Pemerintah Kota Bandung diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
• Pengawasan intern berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Pengawasan Intern pada Dinas SKPD Pemerintah Kota Bandung sudah baik, namun masih terdapat masalah dalam pengawasan intern sehingga kinerja pemerintah daerah kurang optimal yaitu masih adanya sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan dan kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja pada Dinas SKPD Pemerintah Kota Bandung .
• Pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah pada Dinas SKPD Pemerintah Kota Bandung sudah baik, namun masih terdapat masalah dalam pengelolaan keuangan daerah sehingga kinerja pemerintah daerah kurang optimal yaitu daerah yaitu masih tidak patuhnya terhadap ketentuan perundang-undangan sehingga mengakibatkan kerugian daerah, potensi kerugian daerah, kekurangan penerimaan dan administrasi pada Dinas SKPD Pemerintah Kota Bandung.
Saran
(1) Bagi Dinas SKPD Pemerintah Kota Bandung
8
Disarankan pada peneliti selanjutnya apabila akan melakukan penelitian yang sama, diharapkan bisa menambah indikator, metode yang sama tetapi unit analisis, populasi dan sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung dan memperkuat teori dan konsep yang telah dibangun sebelumnya baik oleh peneliti maupun oleh peneliti-peneliti terdahulu.REFERENSI
Abdul, Rohman. 2007. Pengaruh Peran Manajerial Pengelola Keuangan Daerah dan Fungsi Pemerintah Intern Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Maksi Vol7 No.2 ISSN: 1412-6680
Abdul, Rohman 2009, Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Fungsi Pengawasan Dan Kinerja Pemerintah Daerah (Survei Pada Pemda Di Jawa Tengah). Jurnal Akuntansi & Bisnis Vol.9 No.1 ISSN 1412-0852 Andi Supangat. 2007. Statistika. Kencana Perdana Media Group: Jakarta
Askam Tuasikal. 2008. Pengaruh Pengawasan, Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan Keuangan Terhadap Kinerja Unit Satuan Kerja Pemerintah Daerah. Vol.10. No 1. ISSN : 1410-8623
Arens, A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley 2003. Auditing and Assurance Service and Integrated Approach. 9th Edition. New Jersey. Prentice Hall International Inc.
Boyntonn, William C, Johnson, Raymond N., and Kelly, Walter G, 2001. Modern Auditing. 7th Edition. New York. John Wiley and Sons Inc.
Chabib soleh dan Heru Rohmansyah. 2010. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Fokus Media: Bandung
Chabib Soleh dan Suripto. 2011. Menilai Kinerja Pemerintah Daerah. Fokus Media: Bandung Ihyaul Ulum.2009. Audit Sektor Publik: Suatu Pengatar. Bumi Aksara: Jakarta
Indeks Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Semester I Tahun 2013
Indra Bastian,. Gatot Soepriyanto., 2003. Sistem Akuntansi Sektor Publik: Konsep Untuk Pemerintah Daerah. Salemba Empat: Jakarta
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andi: Jakarta
Moh.Nazir. 2003. Metode Penelitian. PT. GhaliaUtama: Jakarta
Peraturan Pemerintah No.58 tahun 2005 Tentang Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No.60 tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sugiyono. 2005,2007. 2010. Metode Penelitian. Alfabeta: Bandung
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kuaitatif dan R&D. Alfabeta: Bandun