• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Keamanan File Txt Dan Rtf Dengan Kombinasi Algoritma Kriptografi Vigenere Dengan Steganorafi Least Significant Bit ( LSB) Pada Gradasi Ttik Hijau Dalam File BMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Implementasi Keamanan File Txt Dan Rtf Dengan Kombinasi Algoritma Kriptografi Vigenere Dengan Steganorafi Least Significant Bit ( LSB) Pada Gradasi Ttik Hijau Dalam File BMP"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KEAMANAN FILE TXT DAN RTF DENGAN KOMBINASI ALGORITMA KRIPTOGRAFI VIGENERE

DENGAN STEGANOGRAFI LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) PADA GRADASI TITIK HIJAU

DALAM FILE BMP

SKRIPSI

RAYI SETIAWATI 121421019

PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

IMPLEMENTASI KEAMANAN FILE TXT DAN RTF DENGAN KOMBINASI

ALGORITMA KRIPTOGRAFI VIGENERE DENGAN STEGANORAFI

LEAST SIGNIFICANT BIT ( LSB ) PADA GRADASI TTIK HIJAU

DALAM FILE BMP

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ijazah Sarjana Ilmu Komputer

RAYI SETIAWATI 121421019

PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PERSETUJUAN

Judul : IMPLEMENTASI KEAMANAN FILE TXT DAN

RTF DENGAN KOMBINASI ALGORITMA

KRIPTOGRAFI VIGENERE DENGAN

STEGANORAFI LEAST SIGNIFICANT BIT ( LSB)

PADA GRADASI TTIK HIJAU DALAM FILE BMP

Kategori : SKRIPSI

Nama : RAYI SETIAWATI

Nomor Induk Mahasiswa : 121421019

Program Studi : EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI

INFORMASI (Fasilkom-TI) UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

Komisi Pembimbing :

Pembimbing II Pembimbing I

Handrizal, S.Si, M. Comp. Sc Dr. Poltak Sihombing, M.Kom

NIP.-

NIP.- NIP. 19620317 199103 1 001

Diketahui/Disetujui oleh

Program Studi S1 Ilmu Komputer

Ketua,

Dr. Poltak Sihombing, M.Kom.

(4)

PERNYATAAN

IMPLEMENTASI KEAMANAN FILE TXT DAN RTF DENGAN KOMBINASI

ALGORITMA KRIPTOGRAFI VIGENERE DENGAN STEGANORAFI

LEAST SIGNIFICANT BIT ( LSB ) PADA GRADASI TTIK HIJAU

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2014

RAYI SETIAWATI

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang telah ditetapkan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer, Program Studi Ilmu

Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera

Utara, serta Shalawat dan Salam penulis hadiahkan kepada Nabi Besar Muhammad

SAW.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc(CTM), Sp.A(K) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis sebagai Dekan Fakultas Ilmu Komputer

dan Teknologi Informasi.

3. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom sebagai Ketua Program Studi S1 Ilmu

Komputer sekaligus sekaligus sebagai pembimbing I yang telah meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulisan skripsi ini .

4. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Komputer.

5. Bapak Handrizal, S.Si, M. Comp. Sc selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulisan skripsi

ini.

6. Ibu Dr. Elviawaty MZ, ST, MT, MM sebagai dosen penguji I yang telah

memberikan kritik dan saran yang berguna bagi penulis.

7. Ibu Dian Rachmawati, SSi, M.Kom sebagai dosen penguji II yang telah

memberikan kritik dan saran yang berguna bagi penulis.

8. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi

Informasi.

9. Teristimewa orang tua yang penulis sayangi, ibunda Saliyem dan ayahanda

Surikman Hadi yang telah memberikan doa, motivasi, perhatian , mendukung

(6)

10.Adik tersayang Puri Retno dan Diana Fitri Astuti yang telah memberikan doa,

dukungan, dan perhatian kepada saya.

11.Sahabat - sahabat teristimewa Adelina, Debora, Dina, Kak Upik, Kak Suci,

Kak Lia, dan Kak Fanny yang selalu menemani dan tak henti-hentinya

member motivasi, dukungan, dan doa.

12.Teman – teman seperjuangan mahasiswa S1 Ekstensi Ilmu Komputer stambuk

2012 yang selalu memberi dukungan.

13.Semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung yang tidak dapat

penulis ucapkan satu per satu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena

itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, khususnya

rekan-rekan mahasiswa lainnya yang mengikuti perkuliahan di Universitas Sumatera

Utara.

Medan, Juli 2014

Penulis

(7)

ABSTRAK

Berkembangnya jaringan komunikasi membuat pertukaran informasi semakin sering terjadi, baik dalam bentuk teks, audio, dan video. Semakin banyaknya pesan yang yang ingin dikirimkan maka keamanan dan kerahasiaan dari pesan tersebut semakin sulit dijaga. Keamanan dan kerahasiaan adalah aspek yang penting pada proses pertukaran informasi atau pesan. Untuk melindungi kerahasiaan pesan bisa menggunakan teknik kriptografi. Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik – teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan seperti kerahasiaan, integritas data, serta otentikasi. Sedangkan Steganografi adalah salah satu teknik yang dilakukan dalam mengamankan pesan yaitu dengan cara menyembunyikan pesan ke sebuah media digital. Pada penelitian ini dilakukan analisis untuk mengimplementasikan keamanan file txt dan rtf dengan kombinasi algoritma kriptografi vigenere dengan steganografi least significant bit (LSB). Pada tahap kriptografi pesan yang telah berhasil diinput akan dienkripsi dengan kunci yang telah diberikan kemudian dilanjutkan dengan proses penyisipan pesan di tahap steganografi. Penyisipan dilakukan pada file citra yang berformat *.bmp pada gradasi titik hijau saja. Pesan yang dapat dibaca oleh sistem adalah pesan berformat .txt dan .rtf. Pada Algoritma LSB penyisipan dilakukan dengan menggantikan bit terakhir citra dengan bit pesan yang akan disisipkanPada tahap enkripsi dan penyisipan akan dihasilkan stego image, stego image merupakan citra yang sudah disisip oleh pesan. Kemudian pada tahap ekstraksi dan dekripsi yang dihasilkan adalah plaintext, plaintext merupakan pesan yang belum diberikan kunci apapun. Citra yang dijadikan cover image adalah citra 300x300 piksel dimana maksimum karakter yang akan dapat dibaca adalah 2000 karakter.Pada penelitan ini disimpulkan bahwa semakin banyak karakter yang akan disisipkan memerlukan cover image yang besar pula dengan kata lain besar piksel cover image menentukan banyaknya jumlah karakter yang dapat ditampung.

(8)

ABSTRACT

The development of communication networks create increasingly frequent exchange of information, either in the form of text, audio, and video. Increasing number of messages to be sent the security and confidentiality of the message is increasingly difficult to maintain. Security and confidentiality is an important aspect in the process of exchange of information or messages. To protect the confidentiality of the message can use cryptographic techniques. Cryptography is the study of techniques - mathematical techniques related to aspects of security such as confidentiality, data integrity, and authentication. While Steganography is a technique that is performed in a secure message by way of hiding messages into a digital medium. In this research analysis to implement security txt and rtf files with a combination of cryptographic algorithms vigenere with steganography the least significant bit (LSB). At this stage of the cryptographic message has been successfully inputted will be encrypted with a key that has been given and then followed by the insertion of steganographic messages in stages. Insertion is done on the image file format *. Bmp in the gradation of green dots. The message can be read by the system is the message format. Txt and. Rtf. In LSB insertion algorithm is done by replacing the last bit of the image with the message bits to be inserted. In encryption phase and insertion will be generated stego image, the stego image is an image that has been disisip by the message. Then the extraction phase and the resulting decryption is plaintext, plaintext is a message that has not been given any key. The image is used as the cover image is a 300x300 pixel image where the maximum characters that will be read is 2000 characters. In this research concluded that more characters will be inserted requiring greater the cover image, in other words a large cover image pixel determines the number of characters that can be accommodated.

(9)

DAFTAR ISI

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak vi

Abstract vii

Daftar Isi viii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xi

Bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang Masalah 1

1.1Rumusan Masalah 2

1.2Batasan Masalah 3

1.3Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.5 Metodologi Penelitian 4

1.6 Sistematika Penulisan 5

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1Kriptografi 6

2.1.1 Vigenere Cipher 7

2.2Steganografi 10

2.2.1 Citra Digital 12

2.3Citra RGB 13

2.3.1 Citra Bitmap 14

2.4Least Significant Bit ( LSB ) 15

2.5Peneliti Terdahulu 18

Bab 3 Analisis dan Perancangan

3.1Analisis 20

3.1.1 Analisis Algoritma Vigenere 21

3.1.2 Analisis Algoritma Least Significant Bit ( LSB ) 21

3.2Analisis Persyaratan 21

3.2.1 Analisis Proses Penyisipan 24

3.2.2 Analisis Proses Ekstraksi 28

3.3Analisis Enkripsi dan Penyisipan 23

3.4Analisis Ekstraksi dan Dekripsi 28

3.5Pemodelan Dengan Use Case Diagram 30

3.6Pemodelan Dengan Activity Diagram 31

3.6.1 Pemodelan Activity Diagram Enkripsi dan Penyisipan 31 3.6.2 Pemodelan Activity Diagram Ekstraksi dan Dekripsi 32

3.7Pemodelan Sequence Diagram 33

(10)

3.8Perancangan Sistem 35

3.8.1 Flowchart Menu Utama 35

3.8.2 Flowchart Enkripsi dan Penyisipan 36

3.8.3 Flowchart Ekstraksi dan Dekripsi 37

3.8.4 Rancangan Menu Utama 38

3.8.5 Rancangan Menu Enkripsi dan Penyisipan 39 3.8.6 Rancangan Menu Ekstraksi dan Dekripsi 40

Bab 4 Implementasi

4.1Implementasi 43

4.1.1 Tampilan Form Menu Utama 43

4.1.2 Tampilan Menu File 43

4.1.3 Tampilan Menu enkripsi 43

4.1.4 Tampilan Menu Dekripsi 52

4.1.5 Tampilan Menu Detail Aplikasi 58

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1Kesimpulan 59

5.2Saran 60

Daftar Pustaka

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bujur Sangkar Vigenere Cipher 8

Tabel 2.2 Tabel Substitusi Algoritma Kriptorafi Vigerene Cipher 9

Tabel 2.3 Nilai Piksel Citra cover RG 8x3 Piksel 17

Tabel 2.4 Nilai Biner Piksel Citra Cover dan Proses Penyisipan Pesan 17

Tabel 3.1 Substitusi Vigenere Cipher 23

Tabel 3.2 Nilai Karakter Dalam ASCII 23

Tabel 3.3 Nilai Pesan Asli 24

Tabel 3.4 Nilai Kunci 25

Tabel 3.5 Perhitungan Enkripsi 25

Tabel 3.6 Nilai Ciphertext Tabel ASCII 26

Tabel 3.7 Nilai Piksel Citra Cover 8x3 Piksel 26

Tabel 3.8 Nilai Biner Piksel Citra Cover dan Proses Penyisipan 27

Tabel 3.9 Tabel Ekstraksi Pesan 28

Tabel 3.10 Nilai Karakter ASCII 29

Tabel 3.11 Nilai Karakter Vigenere 29

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Enkripsi dan Dekripsi 7

Gambar 2.2 Proses Steganografi 11

Gambar 2.3 Koordinat Citra Digital 13

Gambar 2.4 Citra RGB 14

Gambar 2.5 Bunga Citra Cover RGB 8x3 Piksel 16

Gambar 3.1 Citra Cover RGB 3x10 Piksel 24

Gambar 3.2 Stego Image 27

Gambar 3.3 Stego Image Untuk Dekripsi 28

Gambar 3.4 Use Case Diagram 30

Gambar 3.5 Activity Diagram Enkripsi dan Penyisipan 31 Gambar 3.6 Activity diagram Ekstraksi dan Dekripsi 32 Gambar 3.7 Sequence Diagram Enkripsi dan Penyisipan 33 Gambar 3.8 Sequence Diagram Ekstraksi dan Dekripsi 34

Gambar 3.9 Flowchart Menu Utama 35

Gambar 3.10 Flowchart Enkripsi dan Penyisipan 36

Gambar 3.11 Flowchart Ekstraksi dan Dekripsi 37

Gambar 3.12 Rancangan Menu Utama 38

Gambar 3.13 Rancangan Enkripsi dan Penyisipan 39

Gambar 3.14 Rancangan Ektraksi dan Dekripsi 40

Gambar 4.1 Form Menu Utama 43

Gambar 4.2 Form Enkripsi 44

Gambar 4.3 Proses Memasukkan Pesan .txt 44

Gambar 4.4 Isi Dari Pesan .txt 45

Gambar 4.5 Directory Pesan .rtf Pada Enkripsi 45

Gambar 4.6 Form Isi Pesan Asli 46

Gambar 4.7 Directory Cover Image Pada Enkripsi 46

Gambar 4.8 Form Cover Image Pada Enkripsi 47

Gambar 4.9 Form Kunci Pada Enkripsi 47

Gambar 4.10 Proses Enkripsi dan Penyisipan 48

Gambar 4.11 Plaintext Pada Enkripsi 48

Gambar 4.12 Ciphertext Pada Enkripsi 49

Gambar 4.13 Konversi Ciphertext ke Biner Pada Enkripsi 49 Gambar 4.14 Biner Citra Sebelum dan Sesudah Disisip 50

Gambar 4.15 Stego Image dan Cover Image 50

Gambar 4.16 Penyimpanan Stego Image 51

Gambar 4.17 Stego Image Berhasil Disimpan 51

Gambar 4.18 Menu Dekripsi 52

Gambar 4.19 Directory Stego Image pada Proses Dekripsi 52

Gambar 4.20 Stego Image Pada Proses Dekripsi 53

Gambar 4.21 Masukkan Password Pada Proses Dekripsi 53

Gambar 4.22 Proses Ekstraksi dan Dekripsi 54

Gambar 4.23 Plaintext Pada Proses Dekripsi 54

Gambar 4.24 Ciphertext Pada Proses Dekripsi 55

(13)

Gambar 4.27 Clear All Pada Proses Dekripsi 56 Gambar 4.28 Peyimpanan Plaintext Pada Proses Dekripsi 57

Gambar 4.29 Isi Pesan Asli 57

(14)

ABSTRAK

Berkembangnya jaringan komunikasi membuat pertukaran informasi semakin sering terjadi, baik dalam bentuk teks, audio, dan video. Semakin banyaknya pesan yang yang ingin dikirimkan maka keamanan dan kerahasiaan dari pesan tersebut semakin sulit dijaga. Keamanan dan kerahasiaan adalah aspek yang penting pada proses pertukaran informasi atau pesan. Untuk melindungi kerahasiaan pesan bisa menggunakan teknik kriptografi. Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik – teknik matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan seperti kerahasiaan, integritas data, serta otentikasi. Sedangkan Steganografi adalah salah satu teknik yang dilakukan dalam mengamankan pesan yaitu dengan cara menyembunyikan pesan ke sebuah media digital. Pada penelitian ini dilakukan analisis untuk mengimplementasikan keamanan file txt dan rtf dengan kombinasi algoritma kriptografi vigenere dengan steganografi least significant bit (LSB). Pada tahap kriptografi pesan yang telah berhasil diinput akan dienkripsi dengan kunci yang telah diberikan kemudian dilanjutkan dengan proses penyisipan pesan di tahap steganografi. Penyisipan dilakukan pada file citra yang berformat *.bmp pada gradasi titik hijau saja. Pesan yang dapat dibaca oleh sistem adalah pesan berformat .txt dan .rtf. Pada Algoritma LSB penyisipan dilakukan dengan menggantikan bit terakhir citra dengan bit pesan yang akan disisipkanPada tahap enkripsi dan penyisipan akan dihasilkan stego image, stego image merupakan citra yang sudah disisip oleh pesan. Kemudian pada tahap ekstraksi dan dekripsi yang dihasilkan adalah plaintext, plaintext merupakan pesan yang belum diberikan kunci apapun. Citra yang dijadikan cover image adalah citra 300x300 piksel dimana maksimum karakter yang akan dapat dibaca adalah 2000 karakter.Pada penelitan ini disimpulkan bahwa semakin banyak karakter yang akan disisipkan memerlukan cover image yang besar pula dengan kata lain besar piksel cover image menentukan banyaknya jumlah karakter yang dapat ditampung.

(15)

ABSTRACT

The development of communication networks create increasingly frequent exchange of information, either in the form of text, audio, and video. Increasing number of messages to be sent the security and confidentiality of the message is increasingly difficult to maintain. Security and confidentiality is an important aspect in the process of exchange of information or messages. To protect the confidentiality of the message can use cryptographic techniques. Cryptography is the study of techniques - mathematical techniques related to aspects of security such as confidentiality, data integrity, and authentication. While Steganography is a technique that is performed in a secure message by way of hiding messages into a digital medium. In this research analysis to implement security txt and rtf files with a combination of cryptographic algorithms vigenere with steganography the least significant bit (LSB). At this stage of the cryptographic message has been successfully inputted will be encrypted with a key that has been given and then followed by the insertion of steganographic messages in stages. Insertion is done on the image file format *. Bmp in the gradation of green dots. The message can be read by the system is the message format. Txt and. Rtf. In LSB insertion algorithm is done by replacing the last bit of the image with the message bits to be inserted. In encryption phase and insertion will be generated stego image, the stego image is an image that has been disisip by the message. Then the extraction phase and the resulting decryption is plaintext, plaintext is a message that has not been given any key. The image is used as the cover image is a 300x300 pixel image where the maximum characters that will be read is 2000 characters. In this research concluded that more characters will be inserted requiring greater the cover image, in other words a large cover image pixel determines the number of characters that can be accommodated.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika

penulisan pada penelitian ini.

1.1. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya jaringan komunikasi sangat bermanfaat untuk pertukaran berbagai

informasi, baik dalam bentuk teks, gambar, audio, ataupun video. Namun semakin

berkembangnya jaringan komunikasi, semakin berkembang pula kejahatan yang

membuat kita khawatir dengan keamanan data yang akan dikirim, sehingga perlu

keamanan dari pesan yang akan dikirim agar tidak bisa dilihat oleh pihak yang tidak

bertanggung jawab.

Pengamanan data bisa dilakukan dengan menggunakan kriptografi, dimana

kriptografi adalah ilmu atau seni yang mempelajari keamanan pesan didalamnya

(Rakhmat & Fairuzabadi 2012). Kriptografi memiliki dua konsep utama, yaitu

enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah proses menyandikan plaintext menjadi

ciphertext dengan mengubah pesan menjadi bentuk lain yang disamarkan agar tidak

dikenali secara langsung, sedangkan dekripsi adalah proses mengembalikan ciphertext

menjadi plaintext. Proses enkripsi dan dekripsi membutuhkan kunci sebagai parameter

yang digunakan untuk transformasi. Hasil (output) kriptografi adalah sebuah bentuk

yang berbeda dari pesan/informasi asli, dan memiliki ciri yang seolah-olah acak/tidak

teratur (Rakhmat & Fairuzabadi 2012).

Selain kriptografi untuk mengamankan data bisa menggunakan steganografi.

(17)

dalam suatu obyek, seperti teks atau image (Suryani, 2008) Tujuannya untuk

menghindari kecurigaan. Berbeda dengan kriptografi yang merahasiakan makna pesan

namun keberadaan pesan tetap ada, steganografi merahasiakan dengan menutupi atau

menyembunyikan pesan. Steganografi menyisipkan atau menyembunyikan pesan di

dalam sebuah gambar (covertext), agar pihak lain tidak menyadari keberadaan

informasi yang ada di dalam gambar tersebut. Dalam penelitian ini citra yang

digunakan adalah citra bmp. Steganografi menjadikan gambar stego (stego image)

dalam bentuk persepsi yang sama dengan bentuk aslinya. Steganogafi memiliki dua

proses, yaitu encoding dan decoding. Encoding merupakan proses penyisipan pesan

kedalam media penampung (covertext) sedangkan decoding adalah proses ekstraksi

pesan dari gambar stego(stego image). Kedua proses tersebut mungkin memerlukan

kunci rahasia (stegokey) untuk proses penyisipan pesan dan ekstraksi pesan, agar

hanya pihak yang berhak saja yang dapat melakukan penyisipan dan ekstraksi pesan

(Rakhmat & Fairuzabad 2012).

Sesuai dengan latar belakang diatas penulis ingin mengkombinasikan

algoritma kriptografi vigenere dengan steganografi (Least Significant Bit) LSB untuk

memberikan keamanan ganda pada pesan yang akan di sampaikan/ dikirim. Pesan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pesan teks berformat *.txt dan *.rtf.

Dalam proses kriptografi vigenere pesan akan dienkripsi dan menghasilkan

cipchertext kemudian akan dilanjutkan dengan proses steganografi LSB, yang mana

ciphertext akan disisipkan pada citra *.bmp. Penyisipan pesan hanya akan dilakukan

pada gradasi titik hijau saja. Dalam tahap steganografi akan dihasilkan stego image.

Setelah itu stego image akan diekstraksi dan menghasilkan ciphertext yang kemudian

akan didekripsi untuk mendapatkan plaintext atau pesan asli agar bisa terbuka dan di

baca oleh penerimanya. Penulis melakukan penyisipan pesan hanya di gradasi titik

hijau disetiap piksel dengan tujuan agar dapat mengurangi kerusakan pada citra.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana memberikan keamanan file txt dan rft dengan kombinasi algoritma

kriptografi vigenere dengan steganografi Least Significant Bit (LSB) pada gradasi titik

(18)

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian ini adalah:

1. Pesan yang akan dienkripsi dan disisipkan berformat *.txt dan *.rtf.

2. Pesan yang akan dibaca adalah berupa huruf alfabet dari huruf A sampai huruf Z.

3. File yang akan disisipi adalah citra bmp.

4. Algoritma yang digunakan adalah kombinasi algoritma kriptografi vigenere dengan

algoritma steganografi Least Significant Bit (LSB).

5. Pada tahap steganografi LSB penyisipan pesan hanya dilakukan pada gradasi titik

hijau.

6. Pada tahap kriptografi pesan akan dikonversi menggunakan tabel vigenere dan

pada tahap steganografi pesan akan dikonversi menggunakan tabel ASCII.

7. Ukuran citra yang disisipi adalah 300x300 piksel dan teks yang disisipkan

maksimal 2000 karakter.

8. Citra yang akan dijadikan coverimage adalah truecolor (RGB).

9. Tools yang digunakan adalah Visual Basic 2010.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membangun dan mengimplementasikan

perangkat lunak pengamanan pesan *.txt dan *.rtf dengan menggunakan kombinasi

algoritma kriptografi vigenere dengan algoritma steganografi LSB pada gradasi titik

hijau dalam file citra bmp agar dapat memberikan pengamanan ganda pada pesan.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah diperolehnya sebuah perangkat

lunak pengamanan pesan *.txt dan *.rtf berbasis citra dengan menggunakan kombinasi

algoritma kriptografi vigenere dengan algoritma steganografi LSB pada gradasi titik

(19)

1.6. Metode Penelitian

Dalam penulisan tugas akhir ini metodologi yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan dengan mempelajari bahan-bahan ataupun buku-buku

referensi, skripsi, jurnal dan sumber lain yang berkaitan dengan penulisan tugas

akhir ini.

b. Analisis

Pada tahap ini digunakan untuk mengolah data hasil studi literatur dan kemudian

melakukan analisis terhadap permasalahan sehingga menjadi suatu informasi.

c. Perancangan Sistem

Pada tahap ini dilakukan analisis sesuai dengan kebutuhan seperti cara

membangun aplikasi yang mengimplementasikan kombinasi algoritma kriptografi

vigenere dan algoritma steganogafi LSB, jenis perangkat yang digunakan,

pembuatan desain interface, dan hasil yang diinginkan.

d. Implementasi

Dalam tahap ini dilakukan penerjemahan kedalam bahasa pemrograman dari hasil

analisis dan perancangan yang telah dibuat sebelumnya.

e. Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan implementasi dari kombinasi algoritma kriptografi

vigenere dan steganografi LSB dalam memberikan keamanan pesan txt dan rft

pada gradasi titik hijau dalam file bmp.

f. Dokumentasi

Pada tahap ini berisi laporan dan kesimpulan akhir dari pengujian dalam bentuk

penulisan tugas akhir beserta kesimpulannya dan menampilkan data-data sebagai

(20)

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latarbelakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodelogi penelitian, serta

sistematika penulisan pada penelitian ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk

mendukung penulisan penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai

steganografi,Kriptografi, algoritma Least Significant Bit (LSB), algoritma

vigenere, dan beberapa teori pendukung lain pada penelitian ini.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini membahas analisis dan perhitungan manual kombinasi algoritma

kriptografi vigenere dan steganografi LSB pada gradasi titik hijau dalam file

bmp, flowchart serta perancangan tampilan program.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini membahas implementasi dari perancangan yang telah dianalisis dan dirancang sebelumnya dengan menggunakan Visual Basic 2010 kemudian melakukan pengujian program.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan kesimpulan setelah dilakukan analisis, perancangan, dan

pengujian program beserta saran-saran yang ditujukan bagi para pembaca atau

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 akan membahas landasan teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan

penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai steganografi, kriptografi, algoritma

Least Significant Bit (LSB), algoritma vigenere, dan beberapa teori pendukung lain

dalam penelitian ini.

2.1. Kriptografi

Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik – teknik matematika yang

berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan, integritas

data,serta otentikasi (Munir, 2006).

Algoritma dalam kriptografi di bagi menjadi dua, yaitu:

1. Algoritma simetris adalah algoritma yang menggunakan kunci yang sama untuk

proses enkripsi dan proses deskripsi. Adapun contoh algoritma kunci simetris

adalah DES (Data Encryption Standard), Blowfish, Twofish, MARS, IDEA,

3DES (DES diaplikasikan 3 kali), AES(Advanced Encryption Standard) yang

bernama asli Rijndael, Vigenere , dan lain - lain.

2. Algoritma asimetris adalah algoritma yang menggunakan kunci yang berbeda

untuk proses enkripsi dan deskripsi. Adapun contoh algoritma yang menggunakan

kunci asimetris adalah RSA (Riverst Shamir Adleman) dan ECC (Elliptic Curve

Cryptography).

Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam bidang kriptografi(Arjana, et al.

(22)

1. Plaintext adalah pesan yang hendak dikirimkan (berisi data asli).

2. Ciphertext adalah pesan ter-enkrip (tersandi) yang merupakan hasil enkripsi.

3. Enkripsi adalah proses pengubahan plaintext menjadi ciphertext.

4. Dekripsi adalah kebalikan dari enkripsi yakni mengubah ciphertext menjadi

plaintext,sehingga berupa data awal/asli.

5. Kunci adalah suatu bilangan yang dirahasiakan yang digunakan dalam proses

enkripsi dan dekripsi.

Pada Gambar 2.1. dapat dilihat bahwa masukan berupa plaintext akan masuk

ke dalam blok enkripsi dan keluarannya akan berupa ciphertext, kemudian ciphertext

akan masuk ke dalam blok dekripsi dan keluarannya akan kembali menjadi plaintext

semula.

Plaintext Ciphertext Plaintext

Kunci

Gambar 2.1 Proses Enkripsi dan Dekripsi (Kurniawan, 2004)

2.1.1. Vigenere cipher

Vigenere Cipher atau biasa di sebut vigenere termasuk dalam cipher abjadmajemuk

(Polyalphabetic Substitution Cipher) yang dipublikasikan oleh diplomat (sekaligus

seorang kriptologis) Perancis, Blaise de Vigenere pada abad 16 (tahun 1586,

meskipun Giovan Batista Belaso telah menggambarkannya pertama kali pada tahun

1553 seperti ditulis dalam bukunya La Cifra Del sig. Giovan Batistan Belaso..

Vigenere Cipher dipublikasikan pada tahun 1586, tetapi algoritma tersebut baru

dikenal luas 200 tahun kemudian yang oleh penemunya Cipher tersebut kemudian

dinamakan Vigenere Cipher. Cipher ini berhasil dipecahkan oleh Babbage dan

Kasiski pada pertengahan abad 19. Vigenere Cipher Digunakan oleh Tentara

Konfiderasi pada perang Sipil America (American Civil War). Perang sipil terjadi

setelah Vigenere Cipher berhasil dipecahkan. Vigenere Cipher adalah algoritma

menyandikan teks alfabet dengan menggunakan deretan sandi Caesar berdasarkan

huruf-huruf pada kata kunci.

(23)

Tabel 2.1 Bujur Sangkar Vigenere Cipher (Aditya & Nurlifa 2010)

Tabel 2.1. merupakan Vigenere Cipher dengan huruf berisi alfabet yang

dituliskan dalam 26 baris. Kolom paling kiri dari bujursangkar menyatakan

huruf-huruf kunci, sedangkan baris paling atas menyatakan huruf-huruf-huruf-huruf plaintext. Setiap

baris dalam bujursangkar menyatakan huruf-huruf Ciphertext yang diperoleh dengan

Caesar Cipher, yang mana jumlah pergeseran huruf plaintext ditentukan nilai numeric

huruf kunci tersebut yaitu ( A= 0, B= 1, C= 2, ….., Z= 25). Masing-masing baris

digeser ke kiri dari baris sebelumnya membentuk ke-26 kemungkinan sandi Caesar

setiap huruf disediakan dengan menggunakan baris yang berbeda-beda sesuai kunci

yang diulang.

Algoritma enkripsi jenis ini sangat dikenal karena mudah dipahami dan

(24)

menggunakan substitusi angka maupun bujursangkar vigènere. Teknik susbtitusi

vigenere dengan menggunakan angka dilakukan dengan menukarkan huruf dengan

angka, hampir sama dengan kode geser.

Tabel 2.2 Tabel Substitusi Algoritma Kriptografi Vigenere Cipher (Munir, 2006)

Tabel 2.2. merupakan langkah untuk mencari ciphertext yaitu dengan substitusi

angka, dimana huruf A memiliki nilai 0, B memiliki nilai 1 , dan seterusnya.

Rumus dalam algoritma vigenere (Cahyadi, 2012) :

Enkripsi:

26 mod ) (Pi Ki

Ci= + ……….. (1)

Dekripsi:

Ki untukCi Ki

Ci

Pi=( − )mod26; >= ……….. (2)

Ki untukCi Ki

Ci

Pi=( +26− )mod26; <= ……….. (3)

Keterangan:

Ci = Nilai desimal karakter ciphertext ke-i

Pi = Nilai desimal karakter plaintext ke-i

Ki = Nilai desimal karakter kunci ke-i

Sebagai contoh jika plaintext adalah “TIA” :

Plaintext : TIA

Kunci : SAY

Ciphertext : LIY

Kemudian akan dilakukan tahap dekripsi dengan menggunakan rumus (2) atau (3).

Proses dekripsi merupakan pengembalian plaintext ke Ciphertext.

Alfabet A B C D E F G H I J K L M

Nilai Vigenere

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Alfabet N O P Q R S T U V W X Y Z

Nilai Vigenere

(25)

2.2. Steganografi

Steganografi adalah seni menyembunyikan pesan di dalam media digital sedemikian

rupa sehingga orang lain tidak menyadari ada sesuatu pesan di dalam media tersebut.

Kata steganografi (steganography) berasal dari bahasa Yunani steganos yang artinya

“tersembunyi/terselebung” dan graphein “menulis” sehingga kurang lebih artinya

“menulis (tulisan) terselubung”. Steganografi membutuhkan wadah penampung

(cover) dan data yang akan disembunyikan. Steganografi digital menggunakan media

digital sebagai wadah penampung, misalnya citra, suara, teks maupun video. Data

yang disembunyikan juga dapat berupa citra, suara, teks, atau video (Sutoyo, et al.

2009).

Steganografi merupakan suatu ilmu atau seni dalam menyembunyikan

informasi dengan memasukkan informasi tersebut ke dalam pesan lain. Dengan

demikian keberadaan informasi tersebut tidak diketahui oleh orang lain. Tujuan dari

steganografi adalah menyembunyikan keberadaan pesan dan dapat dianggap sebagai

pelengkap dari kriptografi yang bertujuan untuk menyembunyikan isi pesan. Berbeda

dengan kriptografi, dalam steganografi pesan disembunyikan sedemikian rupa

sehingga pihak lain tidak dapat mengetahui adanya pesan rahasia. Pesan rahasia tidak

diubah menjadi karakter aneh seperti halnya kriptografi. Pesan tersebut hanya

disembunyikan ke dalam suatu media berupa gambar, teks, musik, atau media digital

lainnya dan terlihat seperti pesan biasa (Cahyadi, 2012).

Pada masa kini, steganografi lebih banyak digunakan pada data digital dengan

media teks, gambar, audio, dan video. Bisa dilihat dari Gambar 2 Ada dua buah proses

dalam steganografi yakni proses penyisipan pesan dan proses ekstraksi pesan. Proses

penyisipan pesan membutuhkan masukan media penyisipan, pesan yang akan

disisipkan, dan kunci. Keluaran dari proses penyisipan ini adalah media yang telah

berisi pesan. Proses ekstraksi pesan membutuhkan masukan media yang telah berisi

pesan. Keluaran dari proses ekstraksi pesan adalah pesan yang telah disisipkan

(26)

Gambar 2.2 Proses Steganografi (Utami, 2009)

Keterangan:

FE : Embedding (Penggabungan berkas cover dengan berkas pesan )

FE-1 : Extracting (Pengambilan berkas pesan dari berkas cover)

Cover : Berkas data yang akan disisipkan informasi (carrier)

Key : Kunci yang digunakan

Emb : Pesan yang akan disisipkan

Stego : Berkas cover yang sudah berisi pesan

Algoritma steganografi yang baik dapat dinilai dari beberapa faktor yaitu:

a. Imperceptibility

Keberadaan pesan dalam media penampung tidak dapat dideteksi.

b. Fidelity

Mutu media penampung setelah ditambahkan pesan tidak jauh berbeda dengan

mutu media penampung sebelum ditambahkan pesan.

c. Recovery

Pesan rahasia yang telah disisipkan dalam media penampung harus dapat diungkap

kembali (ekstraksi). Hal ini merupakan syarat mutlak dalam sebuah algoritma

steganografi, karena ada banyak cara penyisipan pesan yang tidak terdeteksi namun

sulit dalam pembacaan kembali (Wasino & Setiawan 2012).

Media yang sering digunakan dalam steganografi adalah sebagia berikut :

1. Teks

Dalam algoritma steganografi yang menggunakan teks sebagai media

penyisipannya, teks yang telah disisipi pesan rahasia tidak boleh mencurigakan

(27)

2. Suara

Format ini sering dipilih karena biasanya berkas dengan format ini berukuran

relatif besar. Sehingga dapat menampung pesan rahasia dalam jumlah yang besar

pula.

3. Citra

Format ini paling sering digunakan, karena format ini merupakan salah satu format

berkas yang sering dipertukarkan dalam dunia internet. Alasan lainnya adalah

banyaknya tersedia algoritma steganografi untuk media penampung yang berupa

citra.

4. Video

Format ini merupakan format dengan ukuran berkas yang relatif sangat besar

namun jarang digunakan karena ukurannya yang terlalu besar sehingga mengurangi

kepraktisannya dan juga kurangnya algoritma yang mendukung format ini

(Cahyadi, 2012).

2.2.1. Citra digital

Citra adalah suatu gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai

keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto, bersifat analog

berupa sinyal – sinyal video seperti gambar pada monitor televisi, atau bersifat digital

yang dapat langsung disimpan pada suatu media penyimpanan. (Sutoyo, et al. 2009).

Citra adalah gambar pada bidang dua dimensi yang dihasilkan dari gambar

analog dua dimensi dan kontinu menjadi gambar diskrit, melalui proses sampling

gambar analog dibagi menjadi M baris dan N kolom sehingga menjadi gambar diskrit

(Putra, 2010).

Citra digital yang tersusun dalam bentuk grid. Setiap kotak terbentuk disebut

piksel dan memiliki koordinat (x,y) adalah f(x,y). Sumbu x menyatakan baris

sedangkan sumbu y menyatakan kolom disetiap piksel memiliki nilai yang

(28)

Gambar 2.3 Koordinat Citra Digital (Putra, 2010)

Gambar 2.3. menunjukkan koordinat citra simana x menyatakan baris dan y

menyatan kolom dalam setiap pikselnya.

Sebuah citra digital dapat didefenisikan sebagai fungsi f(x,y) berukuran M

baris dan N kolom. Piksel mempunyai dua parameter, yaitu koordinat dan intensitas

warna. Nilai yang terdapat pada koordinat (x,y) adalah besar intensitas atau warna dari

piksel di titik itu. (Putra, 2010)

2.3.Citra RGB

Citra RGB disebut juga citra truecolor. Citra RGB merupakan jenis citra yang

menyajikan warna dalam bentuk komponen R (merah), G (hijau), B (biru). Setiap

komponen warna menggunakan delapan bit (nilainya bekisar antara 0 sampai 255).

Dengan demikian, kemungkinan warna yang dapat disajikan mencapai 255 x 255 x

255 (Kadir, 2013). Tiap komponen juga memiliki intensitas kecerahan warna yang

nantinya saat ketiga komponen digabungkan akan membentuk suatu kombinasi warna

baru tergantung besarnya tingkat kecerahan warna yang disumbangkan tiap

(29)

Tiap layer memiliki ukuran 8 bit sehingga setiap piksel membutuhkan 24 bit,

berarti setiap warna mempunyai gradasi sebanyak 256 warna. Artinya tiap layer warna

dapat menyumbang tingkat kecerahan warnanya dari rentang level 0 sampai level 255.

Dimana 0 merepresentasikan warna hitam dan 255 merepresentasikan warna putih.

(Wahana Komputer, 2013)

Gambar 2.4 Citra RGB (Wahana Komputer, 2013)

Gambar 2.4. menunjukkan nilai piksel citra pada red, green, dan blue. Dimana masing

masing piksel terdiri dari 8 bit.

2.3.1. Citra bitmap

Bit merupakan elemen primitive dalam dunia digital. Bit menunjukkan pada angka

biner, sedangkan map merupakan matriks 2 dimensi dari bit ini. Bitmap berarti

matriks sederhana dari titik – titik kecil yang membentuk sebuah image dan

ditampilkan di layar komputer atau dicetak. Elemen gambar dikenal sebagai piksel.

File bitmap merupakan format file citra yang tidak mengalami kompresi,

sehingga kualitas gambar yang dihasilkan lebih baik daripada file citra dengan format

lain. Pada file bitmap, nilai intensitas piksel dalam citra dipetakan ke dalam sejumlah

(30)

merepresentasikan nilai intensitas piksel. Dengan demikian ada sebanyak 2⁸ = 256

derajat keabuan, mulai dari 0 sampai 255. ( Binanto, 2010)

Citra bitmap menyimpan kode citra secara digital dan lengkap (cara

penyimpanannya per piksel). Citra bitmap dipresentasikan dalam bentuk matriks atau

dipetakan dengan menggunakan bilangan biner atau sistem bilangan lain. Tampilan

bitmap mampu menunjukkan kehalusan gradasi bayangan dan warna dari sebuah

gambar. Oleh karena itu, bitmap merupakan media elektronik yang paling tepat untuk

gambar-gambar dengan perpaduan gradasi warna yang rumit seperti foto dan lukisan

digital. Citra bitmap biasanya diperoleh dengan cara scanner, kamera digital, video

capture dan lain – lain. (Sutoyo, et al. 2009)

Salah satu format citra bitmap yang sering digunakan adalah BMP. BMP

merupakan format gambar yang paling umum dan merupakan format standard

windows. Ukuran file-nya sangat besar karena bisa mencapai ukuran megabyte. File

ini merupakan format yang belum terkompresi sehingga ukurannya besar dan

menggunakan sistem warna RGB (Red, Green, Blue) di mana masing-masing warna

pikselnya terdiri dari 3 komponen. (Hidayat, 2010)

2.4. Least Significant Bit ( LSB)

Algoritma penyisipan LSB bekerja dengan cara mengganti bit terakhir dari masing -

masing piksel dengan pesan yang akan disisipkan. LSB mempunyai kelebihan yakni

ukuran gambar tidak akan berubah. Sedangkan kekuranganya adalah pesan/atau data

yang akan disisipkan terbatas, sesuai dengan ukuran citra (Krisnawati, 2008). Sebagai

contoh, urutan bit berikut ini menggambarkan 3 pikselpada cover image 24-bit.

piksel1 = (00100111 11101001 11001000)

piksel2 = (00100111 11001000 11101001)

piksel3 = (11001000 00100111 11101001)

Pesan yang akan disisipkan adalah karakter “A”, yang nilai biner-nya adalah

(31)

piksel1 = (00100110 11101001 11001000) piksel2 = (00100110 11001000 11101000) piksel3 = (11001000 00100111 11101001)

Ada dua jenis teknik yang dapat digunakan pada algoritma LSB, yaitu

penyisipan pesan secara sekuensial(berurut) dan secara acak. Sekuensial berarti pesan

rahasia disisipkan secara berurutan dari data titik pertama yang ditemukan pada file

gambar, yaitu titik pada sudut kanan bawah gambar. Sedangkan acak berarti

penyisipan pesan rahasia dilakukan secara acak pada gambar dengan masukan kata

kunci (stego-key) (Aditya & Nurlifa 2010). Pada penelitian ini penulis melakukan

penyisipan pesan hanya pada gradasi titik hijau seperti contoh di bawah ini :

Pesan yang akan disisipkan adalah kata “LIY” (ciphertext pada tahap kriptografi)

dimana bilangan binernya adalah 01001100 (76), 01001001 (73), 01011000 (88).

Pesan akan di sisip pada gambar berukuran 24 piksel dengan cover image 24-bit.

Gambar 2.5 Bunga (Citra Cover RGB 8x3 Piksel)

Gambar 2.5. adalah contoh citra 24 piksel dengan cover imager 24-bit yang memiliki

(32)

Tabel 2.3 Nilai Piksel Citra Cover RGB 8x3 Piksel

Tabel 2.3. di atas menunjukkan nilai RGB dari citra 24 piksel pada cover image

24-bit, yang nantinya nilai dari setiap piksel akan dikonversi ke bilangan biner. Yang

[image:32.595.62.571.445.658.2]

kemudian akan disisipi dengan pesan rahasia.

Tabel 2.4. Nilai Biner Piksel Citra Cover dan Proses Penyisipan Pesan

Tabel 2.4. menunjukkan penyisipan pada piksel gradasi titik hijau di setiap bit

terakhir. Dan proses ekstraksi dilakukan dengan mengambil bit - bit terakhir dari

gradasi titik hijau hingga bit - bit penyisip habis dan setiap 8 bit dikonversikan

kedalam karakter sesuai dengan kode ASCII sehingga didapatkan pesan penyisip.

(x,y) 0 1 2

R G B R G B R G B

0 111 110 25 86 134 31 14 126 22 1 183 60 20 120 74 17 19 159 32 2 199 41 16 143 104 30 67 142 32 3 198 45 19 199 57 25 156 65 22 4 170 49 18 188 34 13 154 50 13 5 120 86 25 182 76 31 183 40 15 6 95 85 21 164 70 27 189 30 15 7 54 90 15 129 74 18 181 19 8

(x,y) 0 1 2

R G B R G B R G B

(33)

Pesan penyisip yang didapatkan merupakan ciphertext yang akan didekripsikan untuk

mendapatkan pesan yang sebenarnya.

Kombinasi kriptografi vigenere dan steganografi LSB yaitu penggabungan dua

algoritma dalam pengamanan pesan. Pada tahap kriptografi vigenere, plaintext akan

dienkripsi dengan kunci yang digunakan dan akan menghasilkan ciphertext, kemudian

pada tahap steganografi LSB ciphertext tersebut akan disisipkan hanya digradasi titik

hijau pada gambar dan akan menghasilkan stego image. Setelah memperoleh stego

image proses ekstraksi akan dilakukan untuk mendapatkan ciphertext. Dan proses

yang terakhir pada tahap kriptografi ciphertext tersebut akan didekripsi agar

mendapatkan pesan asli/sebenarnya.

2.5. Peneliti Terdahulu

Beberapa Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah:

a. Penelitian Basuki Rakhmat dengan judul Steganografi Steganografi

Menggunakan metode Least Significant Bit Ddengan Kombinasi Algoritma

Kriptografi Vigenere dan Rc4.

Pada penelitian ini, dibuat aplikasi untuk memberikan pengamanan ganda pada

pesan dengan menggunakan kombinasi algoritma kriptografi vigenere dan Rc4

dengan steganografi LSB. Hasil dari aplikasi ini adalah bisa melakukan enkripsi

pada teks yang kemudian di hasilkan plaintext yang kemudian akan disisip pada

citra bmp dan kemudian di lakukan ekstraksi untuk bisa didekripsi kembali agar

bisa di baca oleh penerimanya, kelemahan dari penelitian ini adalah pesan yang

bisa digunakan sebagai pensyisip adalah pesan berupa teks karakter (Rakhmat &

Fairuzabadi 2012).

b. Penelitian Esti Suryani dengan judul Kombinasi Kriptografi Dengan Hillcipher

dan Steganografi dengan LSB untuk Keamanan Data teks.

Pada penelitian ini penulis menggunakan algoritma simetris yaitu Hillcipher pada

tahap kriptografi sedangkan pada tahap Steganografi penulis menggunakan

(34)

akan dienkripsi dengan metode Hillcipher, sedangkan pada tahap steganografi

citra yang digunakan adalah grayscale 8 bit dengan skala 0 -255, dimana

ciphertext akan disisip pada citra grayscale pada setiap akhir bit pada piksel citra

(35)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab bagian ini membahas analisis dan perhitungan manual enkripsi dan penyisipan

sekaligus ekstraksi dan dekripsi file txt dan rtf pada citra *.bmp dengan kombinasi

algoritma kriptografi vigenere dengan algoritma steganografi Least Significant Bit

(LSB), flowchart serta rancangan tampilan program.

3.1. Analisis

Analisis adalah tahap – tahap yang dilakukan untuk menguraikan sebuah

permasalahan agar mendapatkan gambaran tentang apa yang akan dirancang dan

diimplementasikan pada program sesuai dengan kebutuhan pemecahan masalah.

Dalam bagian ini akan dilakukan analisis proses kombinasi kriptografi vigenere dan

steganografi LSB serta perhitungan manualnya.

Proses Kriptografi adalah Proses pengacakan teks dengan kunci, dimana

pengacakan teks dilakukan agar pesan asli tidak bisa dibaca oleh pihak yang

bertanggung jawab. Pengacakkan teks dilakukan agar keamanan data bisa terjamin

kerahasiaanya. Selain itu keamanan data bisa dilakukan dengan proses stagonografi

juga. Proses steganografi adalah proses menyisipkan pesan ke media lain sehingga

pesan tersebut tidak terlihat. Secara umum steganografi dilakukan pada media digital,

citra merupakan salah satu media digital yang paling sering digunakan dalam

pertukaran informasi digital. Pada penelitian ini dilakukan kombinasi antara algoritma

kriptografi vigenere dan steganografi LSB. Pada kriptografi plaintext akan dienkripsi

dan akan diperoleh ciphertext, yaitu pesan yang sudah diacak dengan kunci yang ada..

Dilanjutkan dengan steganografi ciphertext akan disisipkan ke dalam file citra

(36)

3.1.1. Analisis kombinasi algoritma vigenere

Pada algoritma ini, pesan yang akan dikirim akan dienkripsi dengan menggunakan

kunci yang nantinya akan menghasilkan ciphertext. Ekripsi dilakukan agar pesan yang

akan dikirim bisa diubah menjadi pesan lain agar tidak bisa dilihat oleh orang yang

tidak bertanggung jawab. Setelah mendapatkan ciphertext, untuk mendapatkan pesan

aslinya kembali agar bisa dibaca, maka akan dilakukan proses dekripsi. Dekripsi

adalah proses pengembalian dari ciphertext ke plaintext.

3.1.2. Analisis Algoritma least significant Bit ( LSB)

Pada Algorima ini, pesan akan disisipkan ke media lain agar pesan bisa disembuyikan

agar dapat terjaga kerahasiaanya. Media yang digunakan dalam algoritma ini adalah

citra berformat .bmp. Penyisian dilakukan dengan mengganti setiap bit terakhir citra

dengan bit penyisip. Proses penyisipan akan menghasilkan stego image. Kemudian

untuk mendapatkan pesan asli proses yan dilakukan adalah ekstraksi. Proses ekstraksi

adalah proses pengutipan setiap bit terakhir pada stego image agar mendapat bit bit

pesan asli.

3.2. Analisis Persyaratan

Analisis persyaratan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu, persyaratan fungsional

dan persyaratan non-fungsional.

a. Persyaratan Fungsional

Persyaratan fungsional merupakan suatu persyaratan untuk menggambarkan aktivitas

yang harus disediakan oleh system (Whiten, et al. 2007).. Dalam sistem ini akan

mengkombinasikan dua algoritma dari algoritma kriptografi dan algoritma

steganografi dalam pengamanan file txt dan rtf pada gradasi titik hijau dalam file

(37)

1. Format file yang akan diamankan adalah file teks dengan format .txt atau .rtf.

2. Menggunakan kombinasi algoritma kriptografi vigenere dan steganografi LSB.

3. Menggunakan Algoritma simetris, yaitu menggunakan kunci yang sama pada tahap

enkripsi dan dekripsi.

4. Citra yang digunakan sebagai cover image adalah format bmp.

5. Citra yang digunakan adalah citra truecolor.

6. Penyisipan file hanya akan dilakukan pada gradasi hijau saja.

b. Persyaratan Non-Fungsional

Persyaratan non-fungsional merupakan suatu persyaratan yang menggambarkan fitur,

karakteristik, serta batasan lainnya untuk menentukan baik atau tidaknya suatu system

(Whiten, et al. 2007).Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi daa persyaratan

non-fungsional,yaitu:

1. Performa

Perangkat lunak yang akan dibangun harus dapat menunjukkan hasil dari proses

pengamanan file .txt dan .rtf.

2. Mudah Digunakan

Perangkat lunak yang akan dibangun mudah digunakan oleh user dengan tampilan

yang sederhana dan mudah dimengerti.

3. Hemat Biaya

Perangkat lunak yang akan dibuat tidak memerlukan perangkat tambahan yang

dapat mengeluarkan biaya tambahan.

4. Dokumentasi

Perangkat lunak yang akan dibangun harus bisa menyimpan stego image dan pesan

asli hasil dekripsi.

5. Kontrol

Perangkat lunak yang akan dibangun harus dapat menampilkan kotak dialog

kesalahan ketika user salah dalam melakukan penginputan

6. Manajemen Kualitas

Perangkat lunak yang akan dibangun harus memiliki kualitas yang baik yaitu

(38)

3.3. Analisis Enkripsi dan Penyisipan Pesan

Berikut ini adalah pesan yang akan dikirim berupa teks yang bertuliskan TIA. Dengan

kunci yang diberikan adalah SAY. Konversi karakter akan dilakukan dengan

menggunakan dua tabel, yaitu tabel substitusi vigenere dan tabel ASCII. Tabel

[image:38.595.117.515.313.705.2]

substitusi vigenere dan tabel ASCII dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1. menunjukkan nilai karakter alfabet ketika akan dilakukan proses enkripsi

(39)

Tabel 3.2. menunjukkan nilai karakter pada tabel ASCII, dimana konversi

menggunakan tabel ASCII dilakukan pada proses penyisipan dan ekstraski pesan.

Sebagai contoh kita akan mengamankan pesan dengan isi karakternya adalah “TIA”.

Proses pengamanan pesan dapat dilihat pada langkah-langkah berikut ini:

1. Masukkan pesan, format yang bisa dibaca adalah txt dan rtf. Misalkan pesan yang

akan dimasukkan adalah format .txt dengan isi teksnya adalah “TIA”.

2. Masukkan kunci untuk melakukan enkripsi dengan maksimal 20 huruf, kemudian

Masukkan Kembali Password yang sama untuk konfirmasi.

3. Masukkan citra dengan format bmp, kemudian citra akan diresize menjadi

300x300 piksel.

Gambar 3.1 Citra Cover RGB 8x3 piksel

4. Pesan akan dienkripsi dengan kunci yang dibuat. Pesan akan dikonverikan

kedalam tabel vigenere. Nilai pesan asli dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Nilai Pesan Asli

Plaintext T I A

(40)

5. Kunci yang diberikan juga akan dikonversikan kedalam tabel vigenere. Nilai kunci

dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.4 Nilai Kunci

Kunci S A Y

Nilai ASCII 18 0 24

6. Setelah mendapatkan nilai dari pesan asli dan nilai dari kunci maka kita akan

melakukan proses enkripsi dengan menggunakan rumus :

Tabel 3.5 Perhitungan Enkripsi

Nilai Plaintext Nilai Kunci Nilai cipertext Ciphertext

19 18 19 + 18 ( mod 26 ) 11 L

8 0 18 + 0 ( mod 26 ) 8 I

0 24 0 + 24 ( mod 26 ) 24 Y

Tabel 3.5. menunjukkan perhitungan enkripsi. Maka akan diperolah ciphertext

dengan tulisan LIY, ciphertext adalah pesan yang sudah diberikan kunci, sehingga

itu bukan merupakan pesan asli. Ciphertext nantinya akan disisipkan kedalam citra

bmp.

7. Nilai karakter ciphertext akan disesuaikan dengan nilai karakter pada tabel ASCII,

dan kemudian akan dikonversikan ke bilangan biner. Nilai ciphertext dapa dilihat

pada Tabel 3.6.

26 mod )

(Pi Ki

Ci= +

26 mod )

(Pi Ki

(41)
[image:41.595.188.493.433.651.2]

Tabel 3.6 Nilai Ciphertext Tabel ASCII

Ciphertext L I Y

Nilai Decimal 76 73 88

Nilai Biner 01001100 01001001 01011000

8. Setelah mendapat bilangan binernya pesan akan disisipkan kedalam file citra.

Penyisipan hanya akan dilakukan pada titik hijau disetiap pikselnya. Dan

penyisipan akan dilakukan dengan posisi random, maksimum randomnya adalah 5

interval. Misalnya posisi penyisipan mempunya 1 interval.

9. Citra yang diinput akan dibaca nilai piksel- pikselnya.

Tabel 3.7 Nilai Piksel Citra Cover RGB 8x3 Piksel

10.Kemudian penyisipan akan dilakukan dengan mengganti nilai bit terakhir dengan

nilai bilangan biner pesan.

(x,y) 0 1 2

R G B R G B R G B

0 100 110 25 86 134 41 34 136 52

1 183 80 20 130 74 15 19 149 65

2 150 41 19 140 124 30 100 132 45

3 198 63 19 197 67 27 150 64 22

4 156 49 15 175 24 16 15 50 53

5 125 75 35 180 86 31 180 40 25

6 95 80 21 162 80 25 185 25 15

(42)
[image:42.595.70.561.127.405.2]

Tabel 3.8 Nilai Biner Piksel Citra Cover dan Proses Penyisipan Pesan

11.Setelah pesan selesai disisipkan kedalam citra maka akan didapatkan gambar yang

sudah disisipi dengan pesan sebelumnya. Dimana gambar tersebut disebut stego

image. Gambarstego image bisa dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Stego Image

0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0

(x,y) 0 1 2

R G B R G B R G B

(43)

12.Kemudian Stego Image akan disimpan dengan format yang sama yaitu .bmp.

Directory penyimpanan bisa ditentukan sendiri, dimana stego image tersebut akan

disimpan.

3.4. Analisis Ekstraksi dan Penyisipan Pesan

1. Masukkan gambar yang sudah sisipkan pesan (Stego image) sebelumnya.

Gambar 3.3 stego mage

2. Baca nilai piksel setiap gradasi titik hijau. Dimana pada titik hijau tersebut akan

disisipkan plaintext.

3. Proses ekstraksi akan dilakukan dengan mengambil 1 bit terakhir dari setiap titik

hijau dari semua piksel.

3.9Tabel Ekstraksi pesan

(x,y) 0 1 2

R G B R G B R G B

(44)

4. Setelah mendapatkan bilangan binernya maka konversi kedalam bilangan decimal

per 8 bit untuk mendapatkan karakter hurufnya.

Tabel 3.10 Nilai Karakter ASCII

Biner 01001100 01001100 01011000

Decimal 76 73 88

Karakter L I Y

5. Setelah mendapatkan karakter hurufnya konversi kembali kedalam tabel vigenere.

Untuk mendapatkan nilai setiap karakter yang ada untuk melakukan proses

dekripsi ciphertext.

Tabel 3.11 Nilai Karakter Vigenere

Karakter L I Y

Nilai Vigenere 11 8 24

6. Masukkan kunci yang sama dengan kunci ketika proses enkripsi, proses dekripsi

akan dilakukan setelah kunci dimasukkan. Kunci yang diberikan untuk proses

enkripsi adalah “SAY”.

7. Proses Dekripsi dilakukan dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:

Ki untukCi Ki

Ci

Pi=( − )mod26; >=

Ki untukCi Ki

Ci

Pi=( +26− )mod26; <=

(45)
[image:45.595.146.491.505.739.2]

Tabel 3.12 Perhitungan Dekripsi

Nilai

Ciphertext

Nilai

Kunci

atau

26 mod ) 26

(Ci Ki

Pi= + −

Nilai Plaintext Plaintext

11 18 (11+26 – 18) mod 26 19 L

8 0 ( 8 – 0) mod 26 8 I

24 24 (24 – 24) mod 26 0 Y

8. Pesan asli akan diperoleh sesuai dengan pesan semula sebelum dienkripsi.

Dimana pesan asli yang diperoleh adalah “TIA”.

3.5 Pemodelan Dengan Use Case Diagram

Pemodelan adalah penggambaran dari suatu sistem yang akan dibuat (Whiten, et al.

2007). Dalam pemodelan akan menunjukkan spesifikasi dari sistem yang akan di buat.

Use case menunjukkan gambaran umum dari suatu sistem yang akan dibuat. Use case

digunakan untuk menyusun sesuatu dalam bentuk model .

Gambar 3.4 Use Case Diagram

26 mod )

(Ci Ki

(46)

Gambar 3.4. menunjukkan interaksi actor dengan system, dimana actor bisa

melakukan enkripsi dan penyisipan pesan, ekstraksi dan dekripsi pesan, sekaligus

actor juga bisa melihat detail aplikasi.

3.6 Pemodelan Dengan Activity diagram

3.6.1 Pemodelan activity diagram enkripsi dan penyisipan

[image:46.595.127.508.321.713.2]

Pemodelan activity Diagram enkripsi dan penyisipan pesan akan diperlihatkan pada

gambar dibawah ini :

(47)

Gambar 3.5. menunjukkan proses enkripsi dan penyisipan pesan, dimana user diminta

untuk masukkan pesan dan kunci, sekaligus diminta untuk masukkan gambar untuk

media penyisipan pesannya, setelah itu ketika user mengklik tombol proses maka

proses enkripsi dan penyisipan akan dilakukan. Dan sistem akan menampilkan

Plaintext, Ciphertext, Biner Ciphertext, dan stegoimage. Stegoimage nantinya dapat

disimpan ke direktori sesuai dengan yang diinginkan.

3.6.2 Pemodelan activity diagram ekstraksi dan dekripsi

Pemodelan Activity Diagram Ekstraksi dan Enkripsi pesan akan ditunjukkan pada

[image:47.595.128.504.332.696.2]

gambar dibawah ini:

(48)

Gambar 3.6. menunjukkan proses ekstraksi dan dekripsi pesan. Dimana user akan

diminta menginput stego image dan memberikan kunci yang sama dengan proses

enkripsi, setelah itu ketika user mengklik tombol proses ektraksi sekaligus dekripsi

akan diproses. Sistem akan menampilkan Plaintext, Ciphertext, Biner Ciphertext, user

dapat mengklik tombol Simpan untuk menyimpan pesan asli ( plaintext).

3.7 Pemodelan Sequence Diagram

3.7.1 Pemodelan sequence diagram enkripsi dan penyisipan

Gambar 3.7 Sequence Diagram Enkripsi dan Penyisipan

Gambar 3.7. menunjukkan bagaimana interaksi user dengan sistem melalui message.

User akan melakukan enkripsi dan penyisipan pesan dengan perintah perintah yang

harus diinput oleh user.

[image:48.595.153.486.324.658.2]
(49)

3.7.2 Pemodelan sequence diagram ekstraksi dan dekripsi

Pemodelan sequence diagram ekstraksi dan dekripsi dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar 3.8 Sequence Diagram Ekstraksi dan Dekripsi

Gambar 3.8. menunjukkan interaksi user dengan sistem melalui message untuk

melakukan ekstraksi dan dekripsi pesan. Dimana user akan memasukkan stego image

dan memberikan kunci. Dan kemudian user akan menekan tombol proses dan

kemudian sistem akan memproses ekstraksi dan dekripsi pesan. Kemudian ketika user

menekan tombol plaintext sistem akan menampilkan plaintext, ketika user menekan

tombol ciphertext sistem akan menampilkan ciphertext, ketika user menekan tombol

simpan sistem akan menyimpan hasil ekstraksi sesuai dengan format awal file. Dan

[image:49.595.133.506.180.501.2]
(50)

3.8 Perancangan Sistem

3.8.1 Flowchart menu utama

Flowchart menu utama dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Mulai

File

Halaman Tentang

Program Tentang

Selesai

E

Keluar

Enkripsi

Dekripsi D

Y

N

Y

N

Y

N

Y N

Y

[image:50.595.127.502.209.551.2]

N X

Gambar 3.9 Flowchart Menu Utama

Gambar 3.9. menunjukkan menu awal ketika program dijalankan.User dapat memilih

menu yang diinginkan, menu tersebut ada menu mulai, file, tentang, dan keluar. Menu

mulai berfungsi untuk memulai programnya, file berfungsi untuk submenu apakah

akan dipilih enkripsi atau dekripsi, tentang berfungsi untuk enampilkan detail apliksai

(51)

3.8.2 Flowchart enkripsi dan penyisipan

Flowchart enkripsi dan peyisipan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Load Gambar .bmp

Resize (300x300) Pesan=Load File .txt atau .rtf (pi)

Masukkan Password (ki) Proses Baca Tabel Vigenere (Char_Vigenere)

For i =0 to pesan.length step 1

Ci=pi+ki mod 26 If ascii(pesan(i,1))>=65 and

<=90

Next For col = 0 to 299 step 1

For row =0 to 299 step random

Bin_Green=dec_to_bin( pixel(col,row).G) Stego_LSB=Bin_green(0,7) & Bin_Cyper(idx,1) Cyper_text=Cyper_text & char_vigenere(Ci) Bin_Cyper=Bin_Cyper & Dec_to_Bin(Ci) idx=idx+1 Next R=pixel(col,row).R G=bin_to_dec(Stego_LSB) B=pixel(col,row).B Set_pixel(col,row, (R,G,B)) E Next Pesan Gambar Berhasil

diEnkripsi

Clear Tutup X

Bersihkan Gambar dan TextBox Y N Y N Y N Y N Y N Y N Y N Simpan

Pesan Gambar Berhasil disimpan Y N Bin_Cyper=Bin_Cyper & Dec_to_Bin(ascii(char_pesan(i,1))) idx=0 Random=(jum_pass mod 5)+1

If idx>= Bin_Cyper.length N Y R=pixel(col,row).R G=pixel(col,row).G B=pixel(col,row).B Pi=ascii(pesan(i,1))

Ki=ascii(password(i mod jml_pass,1)

[image:51.595.120.520.113.737.2]
(52)

Gambar 3.10. menunjukkan proses enkripsi pesan pada pahap vigenere dan kemudian

akan disisipkan pada citra di gradasi titik hijau.

3.8.3 Flowchart ekstraski dan dekripsi

Flowchart ekstraksi dan dekripsi dpat dilihat pada gambar dibawah ini:

Load Gambar .bmp

Masukkan Password (ki)

Proses

For col = 0 to 299 step 1

For row =0 to 299 step random

Bin_Green=dec_to_bin( pixel(col,row).G)

Bin_Cyper=Bin_Cyper & Bin_green(7,1) idx=0

Random=(jum_pass mod 5)+1

Batas=get_pixel(299,299).R+((get_pixel(299,299).G+get_pixel(299,299).B) *255)

idx=idx+1

Next D

Next

Clear Tutup X

Bersihkan Gambar dan TextBox Y N Y N Y N Y N Y N If idx>=Batas

Pi= (Ci- Ki) mod 26

Plant_text=Plant_text & char_vigenere(Pi)

If Ci>=Ki

Pi=(Ci + 26 - Ki) mod 26 Pesan Plantext Berhasil

Disimpan

Simpan

Pesan Gambar Berhasil diExtrak

Y

N Y

For i = 0 to Bin_Cyper.lenght step 8

Cyper_text=Cyper_text & Chr(Bin_to_dec(bin_cyper(i ,8))

Next

N

For i =0 to Cyper_text.length step 1

If ascii(Cyper_text(i,1))>=65

and <=90 Y

N

Plant_text=Plant_text & Cyper_text(i,1) Ci=ascii(Cyper_text(i,1))

Ki=ascii(password(i mod jml_pass,1)

[image:52.595.117.514.187.734.2]

Next Y N Y N Y N

(53)

Gambar 3.11. menunjukkan proses ekstraksi pada stego image yang kemudian

dilanjutkan dengan proses dekripsi pesan agar mendapatkan pesan asli ( plaintext).

3.8.4 Rancagan menu utama

Rancangan menu utama merupakan tampilan pertama kali muncul saat program

dijalankan. Pada rancangan ini terdapat judul skripsi, nama penulis, logo universitas,

dan button next untuk melanjutkan ke form berikutnya. Berikut rancangan menu

[image:53.595.147.487.280.527.2]

utama :

Gambar 3.12 Rancangan Menu Utama

Keterangan:

1. Menu StripFile berfungsi menampilkan submenu Enkripsi dan Dekripsi.

2. Menu Strip Tentang berfungsi menampilkan Detail Aplikasi.

3. Menu Strip Keluar berfungsi untuk keluar dari program yang dijalankan.

4. Label berfungsi untuk penulisan judul skripsi.

5. Label berfungsi untuk penulisan Nama Penulis.

6. Picture Box untuk menampilkan logo universitas.

(54)

3.8.5 Rancangan menu enkripsi dan penyisipan

Rancangan menu Enkripsi dan Penyisipan merupakan tampilan yang muncul setelah

[image:54.595.148.484.205.471.2]

menu utama . Berikut tampilan menu Enkripsi dan Penyisipan :

Gambar 3.13 Gambar Rancangan Enkripsi dan Penyisipan

Keterangan :

1. Picture Box Cover Image berfungsi menampilkan citra cover.

2. Button berfungsi untuk menampilkan biner citra sebelum dan sesudah disisip.

3. Button berfungsi membuka directoryfile untuk memilih coverimage.

4. Panel berfungsi menampilkan nama directoryfile untuk covercitra.

5. Label berfungsi untuk menampilkan keterangan input password.

6. Label berfungsi untuk penulisan password.

7. Label berfungsi untuk penulisan konfirmasi password.

8. Label berfungsi untuk keterangan file yang bisa dimasukkan.

9. Button berfungsi membuka directoryfile untuk memilih pesan yang ingin

(55)

10. Panel berfungsi menampilkan nama directoryfile untuk pesan.

11. Button berfungsi untuk memulai proses enkripsi dan penyisipan.

12. Button berfungsi untuk membersihkan pesan dan gambar yang tertampil.

13. Tab Control Plaintext berfungsi untuk menampilkan plaintext.

14. Tab Control Ciphertext berfungsi untuk menampilkan Ciphertext.

15. Tab Control konversi biner berfungsi untuk menampilkan konversi biner

Ciphertext.

16. Tab Control Stego Image berfungsi untuk menampilkan Stego image.

17. Picture Box berfungsi menampilkan pesan dan Stego Image.

18. Button Simpan berfungsi untuk menyimpan Stego image.

3.5.3 Rancangan menu ekstraksi dan dekripsi

Rancangan menu ekstraksi dan dekripsi digunakan untuk melakukan proses ekstraksi

stego image sekaligus dekripsi plaintext.

[image:55.595.148.488.435.655.2]

Gambar 3.14 Gambar Rancangan Ekstraksi dan Dekripsi

Keterangan :

(56)

2. Picture Box Cover Image berfungsi sebagai tempat menampilkan stego image.

3. Label merupakan keterangan input password.

4. Panel berfungsi menampilkan nama directoryfile untuk stego image.

5. Label berfungsi untuk keterangan inputpassword.

6. Label berfungsi untuk penulisan password.

7. Label berfungsi untuk penulisan konfirmasi password.

8. Label berfungsi untuk keterangan dekripsi.

9. Label berfungsi untuk keterangan directory plaintext.

10. Panel berfungsi menampilkan nama directoryfile untuk plaintext .

11. Button berfungsi untuk memulai proses enkripsi dan penyisipan.

12. Button berfungsi untuk menyimpan hasil ektraksi.

13. Button berfungsi untuk menghapus file yang tertampil.

14. Tab Control plaintext berfungsi untuk menampilkan plaintext.

15. Tab Control Ciphertext berfungsi untuk menampilkan Ciphertext

16. Tab Control biner stego image berfungsi untuk menampilkan biner stego image.

(57)

BAB 4

IMPLEMENTASI

Bab ini membahas implemen

Gambar

Tabel 2.4. menunjukkan penyisipan pada piksel gradasi titik hijau di setiap bit
Tabel 3.1. menunjukkan nilai karakter alfabet ketika akan dilakukan proses enkripsi
Tabel 3.6  Nilai Ciphertext Tabel ASCII
Tabel 3.8 Nilai Biner Piksel Citra Cover dan Proses Penyisipan Pesan
+7

Referensi

Dokumen terkait

(Supplement 2.2.1-1) With the start signal, the robot moves to LA and attaches ʻdiscsʼ or ʻmagazines loaded with discsʼ according to Rule 2.4.1, then the robot leaves LA and works

[r]

Sehubungan dengan itu, saya menyambut baik penyelenggaraan Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), karena dalam KRAI setiap peserta harus mengeksplorasi kemampuannya

Pola ~lahan tanaman Tabu di  Jawe. Perban~ produkl;ivitas beberapa pabrik

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian antibiotik profilaksis terhadap kejadian infeksi luka operasi bersih pasien bedah di RSU PKU

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil usaha Teh Gaharu di Desa Lubuk Pabrik Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah, menganalisis kelayakan Teh

Besarnya kendalan sistem dapat dilihat dari nilai LOLP ( Loss of Load Probability ) dari sistem yang bersangkutan, nilai LOLP dinyatakan dalam besaran hari per

Kemitraan yang terjalin antara petani tembakau dengan PT Djarum adalah memberikan kredit pupuk dan pestisida kepada petani mitra tanpa bunga serta petani mitra