• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada Bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek Kencana)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada Bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek Kencana)"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus pada Bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek Kencana)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : Dina Nurbaiti NIM : 1111081000136

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

PENGARUH KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus pada Bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek Kencana)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : Dina Nurbaiti NIM : 1111081000136

Dibawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Suhendra, S.Ag, MM Sri Hidayati, S.Ag, MM

NIP. 19711206 200312 1 001 NIP. 19770608 201101 2 003

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)
(4)
(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dina Nurbaiti

NIM : 1111081000136

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Tangerang Selatan, 2 November 2015

Yang menyatakan

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Dina Nurbaiti

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang/ 24 september 1993

3. Alamat : Jl. Raya Serpong KM. 8 Kp. Wates

Pakulonan RT 006/03, Tangerang selatan.

Banten 15325

4. Kewarganegaraan : Indonesia

5. Email : dinanurbaity@yahoo.com

II. PENDIDIKAN

1. 2011-2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. 2008-2011 : SMA Negeri 7 Tangerang

3. 2005-2008 : SMP Negeri 4 Tangerang

4. 1999-2005 : SDN Pondok Jagung 2

5. 1998-1999 : TK KARTIKA X-10

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. Saharudin

Tempat/ Tanggal Lahir : Serang/ 27Maret 1960

2. Ibu : Nuraida

Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang/ 21 Juli 1964

3. Saudara Kandung : Suci Wulandari, Ana Widiyaswari,

Muhammad Nurwafi M, Muhammad

Nurfaizi

4. Anak ke dari : 3 dari 5 bersaudara

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

(7)

ABSTRACT

This research was conducted at PT Karya Intertek Kencana. This research consists of the independent variable is the occupational health safety and discipline, the dependent variable is the performance of employees. This research aims to determine whether there are significant occupational health safety and discipline on the performance of employees in the employee section of ducting workshops PT Karya Intertek Kencana either simultaneously or partially. The background of this study, researchers found the phenomenon is less the maximum performance of employees who allegedly caused the occupational health safety and discipline are still low.

This research is a case study research method is a quantitative method. The data used in the study was the source of primary data and secondary data sources. The technique of collecting primary data obtained from interviews and questionnaires, while secondary data obtained from the study of literature (reference books, journals and previous research) and documentation are direct quotes company profile. The sample used in the determination of non-probability sampling technique is sampling saturated, so that got 52 respondents (employees of the workshop ducting PT Karya Intertek Kencana). Data analysis method used is validity, reliability and multiple linear regression analysis with statistical approach which is operated by SPSS 21.

Results of research conducted showed that partial occupational health safety has no significant effect on employee performance is shown by the significant value of 0.661 t greater than α of 0.05 (0.661> 0.05). Partial assay results affect the performance of labor discipline employees have significant t value of 0.019 which is smaller than α of 0.05 (0.019 <0.05). While the occupational health safety and discipline significant effect on employee performance simultaneously with sig. F of 0.002 is smaller than the prescribed α is equal to 0.05.

(8)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di PT Karya Intertek Kencana. Penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja, variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada karyawan bagian workshop ducting PT Karya Intertek Kencana baik secara simultan maupun parsial. Adapun latar belakang penelitian ini, peneliti menemukan fenomena kurang maksimalnya kinerja pegawai yang diduga akibat keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja yang masih rendah.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan metode penelitian yaitu metode kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan (buku referensi, jurnal dan penelitian sebelumnya) dan dokumentasi yaitu mengutip langsung profil perusahaan. Dalam penentuan sampel digunakan teknik non probability sampling yaitu sampling jenuh, sehingga didapatkan 52 orang responden (karyawan bagian workshop ducting PT Karya Intertek Kencana). Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas dan teknik analisis regresi linear berganda dengan pendekatan statistik yang dioperasikan melalui program SPSS 21.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa secara parsial keselamatan kesehatan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan ditunjukkan dengan nilai signifikan t sebesar 0,661 yang lebih besar

dari α sebesar 0,05 (0,661>0,05). Hasil uji parsial disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan mempunyai nilai signifikan t sebesar 0,019 yang lebih

kecil dari α sebesar 0,05 (0,019<0,05). Sedangkan keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan secara simultan dengan nilai sig. F sebesar 0,002 lebih kecil dari α yang ditentukan yaitu sebesar 0,05.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji serta syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dengan judul “Pengaruh Keselamatan Kesehatan

Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Workshop Ducting

PT Karya Intertek Kencana”.

Shalawat beserta salam terus tercurah kepada baginda Rasulullah

Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Selama proses

penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tersayang Papah H.Sahrudin dan Mama Nuraida yang

selalu memberikan kasih sayang, perhatian, doa, dukungan serta motivasi

kepada penulis, hanya doa yang dapat aku panjatkan untuk membalas

segala yang mama dan papah berikan, semoga aku bisa membahagiakan

kalian amin. Kakak-kakakku tercinta Cicih, Bang Phenter, Teteh Ana, dan

Bang Sigit serta adik-adikku tercinta Aa Wafi dan Ade Nufa terima kasih

telah memberikan keceriaan dan dukungan untuk terus berusaha

memberikan yang terbaik.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufrainy. Lc., M.Si selaku dekan beserta staf wakil

dekan (Wadek) 1, 2 dan 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si Selaku ketua jurusan manajemen

beserta Ibu Ela Patriana, MM selaku sekretaris jurusan manajemen

(10)

4. Bapak Dr. Suhendra, S.Ag., MM. Selaku dosen pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan

ilmu pengetahuannya kepada peneliti.

5. Ibu Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed. Selaku dosen pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan

ilmu pengetahuan yang berguna kepada peneliti.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan yang sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga

ilmu yang diberikan memberikan manfaat dan menjadi amal kebaikan bagi

kita semua.

7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam

mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

8. Ibu Galih Endiyana selaku Officer HSE PT Karya Intertek Kencana

beserta Staff yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan

dan mengisi kuisioner penelitian.

9. Sahabat tercinta Aciel combro beserta keluarga (Papa Agus, Mama Wati,

Mas Widi, Mba Indri dan Sachi) yang telah memberikan motivasi dan doa

kepada penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir di perkuliahan ini.

10. Omdoers : Aisha Abdullah, Dede Mahmudah, Deby Nurfadillah dan

Priskania Aiza yang selama 4 tahun berjuang menyelesaikan tugas-tugas

perkuliahan yang selalu ada dan selalu menyemangati penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman karib: Sulis, Zade, Mba Ratri, Julia, Gals, Mby, Om Ayub,

Bunda Zahra, Ila, Arman, Aga, Kepin, Peot, dan Ken yang selama ini

memberikan dukungan dan motivasi serta berbagi ilmu yang bermanfaat

bagi penulis.

12. Teman-teman manajemen angkatan 2011 yang sama-sama berbagi ilmu

dan saling menyemangati setiap belajar, ujian bahkan sampai pengerjaan

(11)

13. Teman-teman KKN : Omdoers, Ummi, Aini, Bang Bagus, Bang Yogi,

Iskandar, Jali, Bang Iyan, Dinal, dan Akem yang telah berbagi ilmu

selama kami kenal, berusaha menjadi kelompok yang terbaik dalam

menjalankan tugas sebulan KKN hingga penyelesaian skripsi ini.

14. Zulyadain yang selalu menemani, membantu, memberikan saran dan

selalu menyemangati dalam pembuatan skripsi ini.

15. Kepada semua pihak yang turut mendukung dan membantu yang tidak

dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas semua

kebaikannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari bahasa yang digunakan maupun sistematika penulisan,

hal tersebut dikarenakan terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh

karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan

bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikumWr. Wb

Tangerang Selatan, 2 November 2015

Peneliti

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...vi

ABSTRACT ...vii

ABSTRAK ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ...xvii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...10

A. Manajemen Sumber Daya Manusia ...10

(13)

1. Pengertian Kinerja ...11

2. Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan ...12

3. Penilaian Kinerja Karyawan ...13

C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...15

1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...15

2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...18

3. Fungsi-fungsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja...19

4. Usaha-usaha dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja ...20

5. Undang-Undang yang Mengatur K3 ...21

D. Disiplin Kerja ...22

1. Pengertian Disiplin Kerja ...22

2. Macam-Macam Disiplin Kerja ...24

3. Pendekatan Disiplin Kerja...27

4. Indikator-Indikator Kedisiplinan ...28

E. Penelitian Terdahulu ...32

F. Kerangka Penelitian ...40

G. Hipotesis ...42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...43

A. Ruang Lingkup Penelitian ...43

1. Lokasi Penelitian ...43

2. Pembatasan Masalah ...43

(14)

C. Metode Pengumpulan Data ...45

1. Data Primer ...45

2. Data Sekunder ...46

D. Metode Analisis Data ...46

1. Statistik Deskriptif...46

2. Uji Kualitas Data ...47

a. Uji Validitas Data ...47

b. Uji Reliabilitas...47

3. Uji Asumsi Klasik ...48

a. Uji Normalitas ...48

b. Uji Multikonieritas ...49

c. Uji Heteroskedastisitas ...50

4. Uji Hipotesis ...50

a. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ...51

b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ...51

5. Analisis Regresi Linier Berganda ...52

6. Uji Koefisien Determinasi (R square) ...53

7. Operasional Variabel Penelitian ...53

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...57

A. Gambaran Umum Perusahaan ...57

1. Sejarah Singkat PT Karya Intertek Kencana ...57

2. Visi dan Misi PT Karya Intertek Kencana ...58

(15)

Kencana ...58

4. Disiplin Kerja PT Karya Intertek Kencana ...59

5. Struktur organisasi PT Karya Intertek Kencana ...59

6. Deskripsi Responden ...61

7. Distribusi Jawaban Responden...63

B. Analisis dan Pembahasan ...68

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...68

2. Hasil Uji Kualitas Data ...70

a. Uji Validitas ...70

b. Uji Reliabiitas ...72

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ...75

a. Uji Normalitas ...75

b. Uji Multikolinieritas ...77

c. Uji Heteroskedastisitas ...78

4. Hasil Uji Hipotesis ...80

a. Uji t (Parsial) ...80

b. Uji F (Simultan) ...80

5. Analisis Regresi Linier Berganda ...82

6. Koefisien Determinasi (R Square) ...83

C. Pembahasan ...84

BAB V PENUTUP ...86

A. Kesimpulan...86

(16)

DAFTAR PUSTAKA ...89

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia ...1

Tabel 1.2 Data Karyawan PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop) ...3

Tabel 1.3 Data Kecelakaan Kerja Karyawan PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop) ...4

Tabel 1.4 Data Absensi Karyawan PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop) ...5

Tabel 1.5 Job Appraisal Summary Report PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop) ...6

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...33

Tabel 3.1 Skala Ordinal...45

Tabel 3.2 Operasional Variabel...54

Tabel 4.1 Peralatan Perlindungan dan Tanda Peringatan ...58

Tabel 4.2 Deskripsi Jenis Kelamin Responden ...61

Tabel 4.3 Deskripsi Pendidikan Terakhir Responden ...62

Tabel 4.4 Deskripsi Lama Bekerja Responden ...62

Tabel 4.5 Deskripsi Usia Responden ...63

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keselamatan Kesehatan Kerja ...64

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Disiplin Kerja...65

(18)

Karyawan ...66

Tabel 4.9 Hasil Statistik Deskriptif ...68

Tabel 4.10 Hasil Validitas Keselamatan Kesehatan Kerja...70

Tabel 4.11 Hasil Validitas Disiplin Kerja ...71

Tabel 4.12 Hasil Validitas Kinerja ...72

Tabel 4.13 Hasil Reliabilitas Keselamatan Kesehatan Kerja ...73

Tabel 4.14 Hasil Reliabilitas Disiplin Kerja ...73

Tabel 4.15 Hasil Reliabilitas Kinerja Karyawan...74

Tabel 4.16 Hasil Kolmogorov Smirnov ...77

Tabel 4.17 Hasil Multikolinieritas ...78

Tabel 4.18 Hasil Uji t (Parsial) ...80

Tabel 4.19 Hasil Uji F (Simultan) ...81

Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ...82

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ...41

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Karya Intertek Kencana ...60

Gambar 4.2 Hasil Normalitas-Histogram ...75

Gambar 4.3 Hasil Normalitas-Grafik ...76

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Penelitian ...93

Lampiran 2. Kuisioner ...95

Lampiran 3. Data Hasil Kuisioner ...101

Lampiran 4. Data Responden ...108

Lampiran 5. Data Hasil Deskripsi Karakteristik Responden ...110

Lampiran 6. Hasil Distribusi Jawaban Responden ...111

Lampiran 7. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...121

Lampiran 8. Hasil Uji Validitas ...122

Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas ...125

Lampiran 10. Hasil Uji Asumsi Klasik ...126

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di Indonesia angka kecelakaan kerja terbilang cukup tinggi. Menurut

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, angka kecelakaan kerja secara

nasional yaitu 103.000 per tahun. Dari jumlah tersebut 2.400 kasus di

antaranya menyebabkan meninggal dunia, jika di rata-rata per hari nya ada 8

orang meninggal akibat kecelakaan kerja (kompas.com).

Fakta angka kecelakaan kerja ini dapat diperkuat berdasarkan data

yang dimiliki oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Tabel 1.1

Angka Kecelakaan kerja di Indonesia Kecelakaan Kerja Per-tahun

Tahun Jumlah Kasus

2014 53.319

2015 50.089

Sumber : www.bpjsketenagakerjaan.go.id

Meskipun pada tahun 2015 kecelakaan kerja menurun sebanyak 3.230 kasus, hal ini tetap menjadi perhatian serius oleh perusahaan maupun pemerintah

dengan menyadarkan karyawan untuk tetap peduli terhadap keselamatan diri

mereka karena terkait dengan nyawa dan kesehatan kerja mereka untuk

memperoleh kenyamanan dalam bekerja yang dapat mepengaruhi kinerja

karyawan tersebut.

Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri mengingatkan bahwa

(22)

memahami arti penting K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dalam

bekerja. Ini menjadi instrumen penting dalam sektor kerja. Beliau juga

mengimbau kepada perusahaan atau pabrik segera melakukan program

kesehatan kerja (kompas.com).

Beberapa perusahaan yang ada di Indonesia memiliki tingkat resiko

kecelakaan kerja yang tinggi. Perusahaan Tambang Batubara merupakan

salah satu perusahaan yang memiliki tingkat resiko kecelakaan kerja yang

terbilang tinggi karena berhubungan langsung dengan alat-alat berat dan

tempat yang penuh dengan resiko keselamatan diri para pekerja. Selain itu,

perusahaan yang memiliki tingkat resiko kecelakaan kerja yang tinggi adalah

perusahaan pembuatan kertas. Jika di lihat proses produksi berkaitan dengan

alat-alat yang memungkinkan terjadi nya kecelakaan kerja salah satu nya

yaitu mesin cutter. Perusahaan transportasi juga memiliki resiko kecelakaan

kerja yang tinggi. Perusahaan berikut nya adalah perusahaan di bidang

kontruksi. Perusahaan ini sangat erat berhubungan dengan hal-hal yang

berbau kecelakaan dalam bekerja, seperti pada pemasangan listrik,

pemasangan pipa-pipa saluran air, pemasangan pipa aliran AC, dan

sebagainya.

PT Karya Intertek Kencana merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak pada bidang kontruksi dan sekaligus memproduksi ducting-ducting

secara mandiri yang berkualitas. Dengan resiko kecelakaan kerja nya yang

tinggi, PT Karya Intertek Kencana membutuhkan sistem manajemen

(23)

produksi berkualitas dan mampu mendukung pencapaian tujuan perusahaan

secara optimal. Mengingat semakin meningkatnya jumlah karyawan yang

mengalami kecelakaan akibat kerja maka dalam melakukan pencegahan

kecelakaan kerja PT Karya Intertek Kencana telah menerapkan sistem

keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan sesuai dengan tingkat

resiko pada masing-masing jenis usaha.

PT Karya Intertek Kencana telah menerapkan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) hal ini telah sesuai dengan

Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003, Pasal 86 ayat 1 yang berisi

bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas Keselamatan dan kesehatan kerja, Moral dan kesusilaan,

serta Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta

nilai-nilai agama.

Tabel 1.2

Data Karyawan PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop)

Jabatan Jumlah

Karyawan

Koordinator Workshop 1

Engineering 4

Operator 5

Foreman 22

Semi Skill 13

Helper 12

Total Jumlah Karyawan 52

Sumber: HSE Departement, 2013

Berdasarkan pra wawancara dengan HSE Officer Ibu Galih Endiyana,

pada fakta nya tingkat kecelakaan kerja di PT Karya Intertek Kencana khusus

(24)

banyak karyawan yang melalaikan keselamatan kerja mereka dengan tidak

memakai alat pelindung diri pada saat melakukan pekerjaan. Pelanggaran lain

nya adalah penggunaan alat kerja yang tidak sesuai oleh fungsi nya. Selain

itu, masih sering ditemukan pelanggaran individu seperti karyawan tidak

melakukan pekerjaan nya sesuai dengan prosedur perusahaan dan

pelanggaran ijin kerja seperti melakukan pekerjaan lain yang bukan tugas dan

wewenangnya tanpa mengajukan ijin kerja. Hal ini dapat di lihat dari data

kecelakaan yang dikeluarkan oleh PT Karya Intertek Kencana pada bagian

fabrikasi ducting dibawah ini :

Tabel 1.3

Data Kecelakaan Kerja Karyawan PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop)

Tahun Jumlah Kecelakaan

Kerja Keterangan

2012 14 85% Tidak memenuhi aturan kerja,

15% tidak mengunakan pelindung

2013 9 77% Tidak memenuhi aturan kerja,

23% tidak mengunakan pelindung

2014 12 69% Tidak memenuhi aturan kerja,

31% tidak mengunakan pelindung

Jumlah 35

Sumber: HSE Departement, 2012-2014

Selain itu terkait K3 dan kinerja, disiplin kerja juga menjadi kunci

sukses perusahaan. Fasilitas yang diberikan, sistem manajemen K3 nya yang

baik, maupun perusahaan yang ternama jika setiap karyawan nya memiliki

disiplin kerja yang rendah beresiko pada tingkat kecelakaan kerja yang akan

mempengaruhi kinerja karyawan maupun perusahaan tersebut. Oleh karena

(25)

karyawan untuk mengantisipasi adanya tindakan yang tidak bertanggung

jawab yang telah dilakukan karyawan. Namun demikian masih ada saja

karyawan yang menyalahgunakan absen izin dan sakit, seperti menggunakan

absensi sebagai alasan untuk tidak masuk kerja. Selain itu, ada beberapa

karyawan yang tidak hadir tanpa keterangan yang jelas. Hal ini dapat di lihat

dari data absensi yang dimiliki oleh perusahaan pada tabel 1.4.

Tabel 1.4

Data Absensi Karyawan PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop)

Periode : Januari – Desember 2014

Bulan Jumlah

Karyawan Sakit Izin Alfa Terlambat

Total Hari

Sumber : HRD&PGA Div, 2014

Penjelasan mengenai data absensi diatas yaitu diketahui bahwa

rata-rata tingkat keterlambatan karyawan bagian Workshop Ducting PT Karya

Intertek Kencana sangat tinggi di setiap bulannya, sehingga mencapai total

547 kali. Jumlah keterlambatan yang paling tinggi yaitu pada bulan maret

hingga mencapai sebanyak 72 kali. Kemudian pada tabel keterangan sakit

(26)

dilihat juga masih ada karyawan yang tidak masuk tanpa keterangan atau alfa

pada bulan febuari, juli dan oktober dengan total 4 kali. Melihat hal tersebut

maka kedisiplinan pada karyawan bagian workshop ducting PT Karya

Intertek Kencana harus terus ditingkatkan karena kesadaran akan disiplin

dalam bekerja ini yang dapat mendukung karyawan dalam meningkatkan

kinerjanya.

Tabel 1.5

Job Appraisal Sumarry Report

PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop) Penilaian

Kinerja Skala

Tahun 2012 Tahun 2013

Jumlah

Sumber : HRD&PGA Div, 2012-2013

Berdasarkan tabel 1.5 diketahui bahwa terjadi penurunan kinerja

karyawan yaitu antara tahun 2012 hingga tahun 2013. Pada tahun 2012

karyawan yang mendapat skala A berjumlah 22 orang, sedangkan pada tahun

2013 berkurang sebanyak 11 orang menjadi 11. Pada tahun 2012, terdapat 6

orang yang mendapat C, lalu pada tahun 2013 jumlah itu berkurang menjadi 5

orang. Hal ini menunjukan bahwa belum optimalnya kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut

tentang “PENGARUH KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN

(27)

pada Karyawan Bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek Kencana)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang,

maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh keselamatan kesehatan kerja terhadap

kinerja karyawan bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek

Kencana?

2. Apakah terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan

bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek Kencana?

3. Apakah terdapat pengaruh keselamatan kesehatan kerja dan disiplin

kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan bagian Workshop

Ducting PT Karya Intertek Kencana?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keselamatan kesehatan

kerja terhadap kinerja karyawan bagian Workshop Ducting PT Karya

Intertek Kencana.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap

kinerja karyawan bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek

(28)

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keselamatan kesehatan

kerja dan disiplin kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan

bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek Kencana.

D. Manfaat Penelitian

1. Kontribusi Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dalam

bidang Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya mengenai

keselamatan kesehatan kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan.

b. Salah satu sarana bagi penulis untuk mengaplikasikan dan

mengembangkan ilmu yang telah didapat dari mengikuti perkuliahan

di jurusan Manajemen sumber daya manusia UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

c. Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan terdahap penelitian

selanjutnya, dan berguna sebagai bahan pertimbangan ilmu

pengetahuan manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai

keselamatan kesehatan kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan.

2. Kontribusi Praktis

a. Sebagai tolak ukur bagi manajemen perusahaan dalam mengambil

keputusan jangka pendek dan jangka panjang untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan menurunnya

(29)

b. Sebagai acuan bagi pihak yang berkepentingan dalam pemecahan

masalah khususnya mengenai keselamatan kesehatan kerja dan

disiplin kerja.

c. Memberikan pemahaman yang dianggap tepat bagi karyawan,

perusahaan maupun akademis mengenai keselamatan kesehatan

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu

terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat (Hasibuan,

2012:10). Manajemen sumber daya manusia memiliki fungsi-fungsi

didalamnya. Fungsi tersebut meliputi Perencanaan (human resource

planning), Pengorganisasian, Pengarahan (directing), Pengendalian

(controlling), Pengadaan (procurement), Pengembangan (development),

Kompensasi (compensation), Pengintegrasian (integration), Pemeliharaan

(maintenance), Kedisiplinan dan Pemberhentian (separation) (Hasibuan,

2012:21).

Berbagai fungsi MSDM dilakukan sebagai kegiatan yang apabila

dilaksanakan secara keseluruhan maka akan menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat bagi perusahaan dan sumber daya manusia itu sendiri. Hasil

tersebut akan menciptakan SDM yang produktif dalam bidang nya,

meningkatkan Potensi SDM untuk lebih berkreasi, dan pelaksanaan

fungsi-fungsi SDM seperti kompensasi, perlindungan kerja dan kedisiplinan yang

baik dapat menimbulkan stimulus yang akan meningkatkan motivasi kerja

(31)

B. Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja

Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual

Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai

oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,

2011:67). Wirawan (2012:5) memberikan definisi tentang kinerja yaitu

Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan dari aktivitas atau pekerjaan

dalam menyelesaikan atau membuat sesuatu yang hanya memerlukan

tenaga dan keterampilan pada profesi atau jabatan dalam waktu tertentu.

Definisi lain mengenai kinerja menurut Mathis dan Jackson

(2009:113) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan, secara legal tidak melanggar hukum dan

sesuai dengan moral maupun etika.

Selanjutnya Malayu S.P Hasibuan (2012:34) mendefinisikan

kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan

atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

(32)

atas pekerjaannya, baik di dalam perusahaan maupun di dalam

organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam waktu

tertentu.

2. Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

Di sebagian besar organisasi, kinerja para karyawan individual

merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu

organisasi. Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan individual

(Mathis dan Jackson, 2009:113-114) yaitu :

a. Kemampuan individual, terdiri dari beberapa komponen yaitu

bakat, minat dan faktor kepribadian.

b. Usaha yang dicurahkan yaitu terdiri dari motivasi, etika kerja,

kehadiran dan rancangan tugas. Usaha yang dilakukan seperti

menegakkan kedisiplinan kerja dalam melakukan pekerjaan.

c. Dukungan organisasi yang diterimanya terdiri dari pelatihan dan

pengembangan, peralatan dan teknologi, standar kinerja,

manajemen dan rekan kerja. Seperti hal nya dengan sistem

manajemen K3 yang terapkan pada perusahaan atau organisasi.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2011:67), faktor yang

mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability)

dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith

Davis (1964:484) dalam Mangkunegara (2011:67) yang merumuskan

(33)

1) Human Performance = Ability + Motivation

2) Motivation = Attitude + Situation

3) Ability = Knowledge + skill

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan pegawai terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +

skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ

110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan

terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan

lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan (Mangkunegara,

2011:67).

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai

dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan

kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk

mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja) (Mangkunegara,

2011:67). Dengan demikian, motivasi sebagai bahan untuk

meningkatkan kinerja yang dicapai oleh karyawan.

3. Penilaian Kinerja Karyawan

Penilaian Kinerja merupakan pengumpulan data kinerja para

karyawan sepanjang masa evaluasi kinerja melalui observasi tentang

apa yang dilakukan para karyawan kemudian membandingkannya

(34)

adalah tolok ukur minimal kinerja yang harus dicapai karyawan secara

individual atau kelompok pada semua indikator kinerjanya (Wirawan,

2012:66). Ada enam kategori yang digunakan untuk mengukur tingkat

kinerja karyawan secara individual (Dessler, 2005:316) sebagai berikut:

a. Quality, yaitu tingkat dimana hasil kinerja dari karyawan yang

dilakukan mendekati sempurna dalam arti ketepatan, ketelitian, dan

dapat diterima dari suatu aktivitas.

b. Productivity, yaitu kuantitas atau jumlah yang dihasilkan secara

efisien dan efektif.

c. Job knowledge, yaitu tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh

seorang karyawan ataupun informasi yang dimilikinya untuk

menyelesaikan pekerjaannya.

d. Reliability, yaitu tingkat dimana seorang karyawan dapat dipercaya

selama menyelesaikan pekerjaan dalam hal tindak lanjut pekerjaan.

e. Availability, yaitu tingkat ketepatan waktu dari suatu aktivitas yang

diselesaikan oleh karyawan dan ketepatan dalam catatan daftar

kehadian karyawan.

f. Independence, yaitu tingkat dimana seorang karyawan dapat

melakukan pekerjaannya tanpa bantuan bimbingan dari

(35)

C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan yang harus

diberikan perlindungan dalam bekerja yaitu salah satunya adalah

perlindungan keselamatan. Perlindungan ini dimaksudkan agar setiap

karyawan secara aman melakukan tugasnya sehari-hari untuk

meningkatkan produktivitas dan kinerjanya.

Menurut Megginson dalam Mangkunegara (2011:161)

menjelaskan keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau

selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja.

Resiko keselamatan yang terjadi merupakan aspek-aspek dari

lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran

listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat

tubuh, penglihatan dan pendengaran. Semua itu sering dihubungkan

dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup

tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan.

Suma’mur dalam Sucipto (2014:2) mendefinisikan keselamatan kerja

merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang

aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang

bersangkutan.

Pada perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin maju

tetapi perkembangan itu belum diimbangi dengan kesadaran untuk

(36)

mencegah kecelakaan kerja yang sering terjadi ditempat kerja belum

dilakukan dengan baik. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak

terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena dibelakang

peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk

perencanaan. Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminal

di luar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya. Tidak diharapkan,

oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun

penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat

(Suma’mur 1997 dalam Sucipto (2014:76)).

Selain memberikan perlindungan keselamatan kepada

karyawannya, perusahaan harus memperhatikan kondisi kesehatan kerja

para karyawannya. Dengan kondisi kesehatan yang baik maka

karyawan senantiasa meningkatkan produktivitas perusahaan.

Menurut Rowley dan Jackson (2012:177) kesehatan kerja adalah

kondisi yang merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi

secara umum. Sedangkan menurut Megginson dalam Mankunegara

(2011:161) kesehatan kerja menunjukan kondisi yang bebas dari

gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh

lingkungan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian dari fungsi

pemeliharaan Sumber Daya Manusia yang harus diperhatikan oleh

(37)

karyawan merasa berada di kondisi yang aman dalam mencegah

terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu upaya

pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja yang dapat mengakibatkan

kematian, cacat atau sakit dan gangguan psikologis yang dapat diderita

oleh pekerja yang bersangkutan (Simanjuntak, 2011:163). Sedangkan

definisi menurut Sucipto (2014:2) keselamatan dan kesehatan kerja

adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan

keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya fisik, mental maupun

emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.

Definisi lain mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja

menurut ILO/WHO Joint Safety and Commite, 1998 dalam Sucipto

(2014:9) yaitu promosi dan pemeliharaan derajat tertinggi fisik, mental

dan kesejahteraan sosial setiap pekerja disemua pekerjaan, pencegahan

gangguan kesehatan terhadap pekerja yang disebabkan oleh kondisi

kerja, melindungi pekerja dari risiko dan faktor risiko.

Keselamatan dan kesehatan kerja mengandung nilai

perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

Tenaga kerja merupakan aset organisasi yang sangat berharga dan

merupakan unsur penting dalam proses produksi di samping unsur

lainnya seperti material, mesin, dan lingkungan kerja, karena itu tenaga

kerja harus dijaga, dibina dan dikembangkan untuk meningkatkan

(38)

Jadi dapat disimpulkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja

adalah suatu tanggung jawab dan rasa aman yang diberikan perusahaan

kepada setiap karyawan nya agar dapat mencegah terjadi nya

kecelakaan kerja dan kondisi buruk dari fisik karyawan tersebut.

2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2011:162) tujuan keselamatan dan

kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan

kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan

sebaik-baiknya, seefektif mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

gizi pegawai.

e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi

kerja.

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja.

(39)

3. Fungsi-fungsi Keselamatan dan Kesehatan kerja

a. Fungsi dari Keselamatan kerja

1) Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek

berbahaya.

2) Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan

program.

3) Terapkan, dokumentasikan dan informasikan rekan lainnya

dalam hal pengendalian bahaya dan program pengendalian

bahaya.

4) Ukur, periksa kembali keefektifitas pengendalian bahaya dan

program pengendalian bahaya. (Sucipto, 2014:2-3)

b. Fungsi dari Kesehatan Kerja

1) Identifikasi dan melakukan penilaian terhadap resiko dari

bahaya kesehatan di tempat kerja.

2) Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian

dan praktek kerja termasuk desain tempat kerja.

3) Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang

kesehatan kerja dan APD.

4) Melaksanakan surveilan terhadap kesehatan kerja.

5) Terlibat proses rehabilitasi.

(40)

4. Usaha-usaha dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan

kerja

Menurut Mangkunegara (2011:162) usaha-usaha yang

diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu

sebagai berikut:

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakan.

b. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang

bekerja pada lingkungan yang menggunakan peralatan yang

berbahaya.

c. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna

ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan,

dan mencegah kebisingan.

d. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya

penyakit.

e. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan

kerja.

f. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja

(41)

5. Undang-Undang yang Mengatur K3

a. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban

pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan

keselamatan kerja.

b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

Undang-undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan

berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan

kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan

dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat

pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan

kesehatan secara berkala. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992,

pasal 23 tentang Kesehatan kerja juga menekankan pentingnya

kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa

membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya sehingga

diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan

kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit

akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

c. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-undang ini mengatur mengenai segala hal yang

berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam

kerja, cuti sampai dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

(42)

Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut,

pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan

Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3), diantaranya adalah (Sucipto, 2014:5):

a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979

tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan

Minyak dan Gas Bumi.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang

Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpangan dan Penggunaan

Pestisida.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Peraturan

dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.

d. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit

Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja.

D. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin kerja

Menurut Davis (1985-366) dalam Mangkunegara (2011:129)

dicipline is management action to enforce organization standards

(pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman

organisasi). Sedangkan menurut Darsono dan Siswandoko (2011:129)

disiplin adalah suatu upaya manajemen untuk membina karyawan

mentaati standar dan peraturan dalam organisasi. Karena hakikatnya

(43)

perilaku karyawan untuk bekerja efektif, efisien dan produktif yang

bermuara pada pencitraan laba dan nilai tambah ekonomi organisasi

(perusahaan).

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang

mentaati semua peraturan perusahaan, badan atau organisasi dan

norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang

secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan

tanggung jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap atau tingkah laku dan

perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan organisasi atau

badan yang tertulis maupun tidak (Hasibuan, 2012:193-194).

Sondang P. Siagian (2008:305) juga berpendapat bahwa

Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para

anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut.

Dengan kata lain, Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan

yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan

perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela

berusaha bekerja secara kooperatif dengan pegawai yang lainnya.

Definisi lain dikemukakan oleh Veithzal Rivai (2011:824)

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah

suatu perilaku sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan

kesediaan seseorang mematuhi semua peraturan perusahaan dan

(44)

Menegakkan kedisiplinan sangat penting bagi suatu perusahaan

atau organisasi, sebab dengan kedisiplinan dapat diharapkan sebagian

besar peraturan-peraturan perusahaan ditaati oleh para karyawan.

Dengan begitu, karyawan dapat meningkatkan kinerja nya melalui

kedisiplinan yang mereka terapkan.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin

dalam kerja adalah suatu peraturan atau norma-norma yang dibuat oleh

perusahaan yang harus ditaati oleh seluruh karyawan baik individu

maupun kelompok agar terwujudnya sikap atau perilaku yang baik

untuk terciptanya keteraturan dalam bekerja di suatu perusahaan.

2. Macam-Macam Disiplin Kerja

Menurut Mangkunegara (2011:129-130) ada 2 bentuk disiplin

kerja, yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif.

a. Disiplin Preventif

Disiplin Preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan

pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan

yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah

untuk menggerakan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara

preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap

peraturan-peraturan perusahaan (Mangkunegara, 2011:129).

Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam

membangun iklim organisasi dengan disiplin preventif. Begitu juga

(45)

serta peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi

(Mangkunegara, 2011:129). Selain itu, disiplin preventif dapat

dilihat dari kartu absensi, tepat waktu, dan jam kantor (Siagian,

2008:305).

Keberhasilan penerapan pendisiplinan preventif terletak

pada disiplin pribadi para anggota organisasi. Akan tetapi agar

disiplin pribadi para anggota tersebut semakin kokoh, paling sedikit

tiga hal yang perlu mendapat perhatian manajemen, yaitu (Siagian,

2008:305):

1) Para anggota organisasi perlu didorong agar mempunyai rasa

memiliki organisasi.

2) Para karyawan perlu diberi penjelasan tentang berbagai

ketentuan yang wajib ditaati dan standar yang harus dipenuhi.

3) Para karyawan didorong untuk menentukan sendiri cara-cara

pendisiplinan diri dalam kerangka ketentuan-ketentuan yang

berlaku umum bagi seluruh anggota organisasi.

b. Disiplin Korektif

Disiplin Korektif adalah suatu upaya untuk menggerakkan

pegawai dalam menyatukan suatu perarturan dan mengarahkan

untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang

berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai yang

melanggar disiplin perlu diberikan sanksi, tujuannya untuk

(46)

berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar

(Mangkunegara, 2011:129-130).

Sedangkan menurut Siagian (2008:306) disiplin korektif

adalah upaya penerapan disiplin kepada karyawan yang

nyata-nyata telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang

berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan dan

kepadanya dikenakan sanksi secara bertahap. Pendisiplinan

korektif dapat dilihat dari taat dan patuh terhadap peraturan, sanksi

atau peringatan, hukuman untuk mengurangi kelalaian.

Disiplin korektif memerlukan perhatian khusus dan

prosedur yang seharusnya, yang berarti bahwa prosedur harus

menunjukan pegawai yang bersangkutan benar-benar terlibat.

Keperluan proses yang seharusnya itu dimaksud adalah (Keith

Davis dalam Mangkunegara, 2011:130) :

1) Suatu prasangka yang tak bersalah sampai pembuktian

pegawai berperan dalam pelanggaran.

2) Hak untuk didengar dalam bbeberapa kasus terwakilkan oleh

pegawai lain.

3) Disiplin itu dipertimbangkan dalam hubungannya dengan

(47)

3. Pendekatan Disiplin Kerja

Ada tiga pendekatan disiplin kerja menurut Mangkunegara

(2011:130) yaitu pendekatan disiplin modern, disiplin dengan tradisi

dan disiplin bertujuan.

a. Pendekatan disiplin modern

Pendekatan disiplin modern merupakan mempertemukan sejumlah

keperluan atau kebutuhan baru diluar hukuman. Pendekatan ini

berasumsi:

1) Disiplin modern merupakan suatu cara menghindari bentuk

hukuman secara fisik.

2) Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses

hukum yang berlaku.

3) Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau

prasangka yang harus diperbaiki dengan mengadakan proses

penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.

4) Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak

terhadap kasus disiplin.

b. Pendekatan disiplin dengan tradisi

Pendekatan disiplin dengan tradisi yaitu, pendekatan disiplin

dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

1) Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak

(48)

2) Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya

harus dsesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.

3) Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada

pelanggar maupun kepada pegawai lainnya.

4) Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang

lebih keras.

5) Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua

kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.

c. Pendekatan disiplin bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa:

1) Disiplin kerja harus diterima dan dipahami oleh semua

pegawai.

2) Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan

pembentukan perilaku.

3) Disiplin ditujukan untuk perbahan perilaku yang lebih baik.

4) Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab

terhadap perbuatannya.

4. Indikator-Indikator Kedisiplinan

Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat

kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya (Hasibuan,

(49)

a. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat

kedisiplinan kerja pegawai. Tujuan yang akan dicapai harus

jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi

kemampuan karyawan. Tujuan dalam hal ini berarti, pekerjaan

yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan

kemampuan karyawan tersebut, agar dapat lebih

bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Namun jika pekerjaan yang

diberikan jauh dibawah kemampuannya, maka kesungguhan dan

kedisiplinan karyawan tersebut rendah.

b. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan

kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan

panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh

yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan

perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan

bawahan pun akan baik. Jika teladan pimpinan kurang baik

(kurang berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin.

c. Balas jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi

kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan

(50)

pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap

pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.

d. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan

karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa

dirinya penting, dan minta diperlakukan sama dengan manusia

lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam

pemberian hukuman, akan merangsang terciptanya kedisiplinan

karyawan yang baik. Manajer yang cakap dalam memimpin

selalu berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya.

Dengan keadilan yang baik, akan menciptakan kedisiplinan

yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik

pada setiap perusahaan agar kedisiplinan karyawan perusahaan

baik pula.

e. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan

paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan

perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan

langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan

prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selau

hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan

petunjuk jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam

(51)

kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa

mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan

pengawasan dari atasannya.

f. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara

kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin

berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan

perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan

berkurang.

g. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan

mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan

harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap

karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman

yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani menindak tegas

menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan

disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahannya.

Dengan demkian, pimpinan akan memelihara kedisiplinan

karyawan perusahaan.

h. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama

karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu

(52)

horizontal yang terdiri dari Direct Single Relationship, Direct

Group Relationship, dan Cross Relationship hendaknya

berjalan harmonis. Manajer harus berusaha menciptakan

suasana kemanusiaan yang serasi serta memikat, baik secara

vertikal maupun horizontal diantara semua karyawannya.

Terciptanya Human Relationship yang serasi akan mewujudkan

lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan

memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Jadi,

kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan

kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik

E. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk

(53)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul

Penelitian

Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1 M.Harlie

(54)

Lanjutan Tabel 2.1 Stres Kerja (X2) dan Kompensasi (X4).

 Ada pengaruh yang positif dan signifikan

 Ada pengaruh negatif antara stres kerja

(55)

Lanjutan Tabel 2.1 sebagai X1 dan kesehatan kerja sebagai X2.

(56)

Lanjutan Tabel 2.1

Lingkungan Kerja (X5).

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Pekerja Konstruksi (Y).

 Secara parsial variabel X1 dan X5 X1 adalah motivasi kerja.

(57)

Lanjutan Tabel 2.1 kerja. Hasil uji t (parsial) pada variabel keselamatan dan kesehatan kerja (X1) berpengaruh terhadap

(58)

Lanjutan Tabel 2.1

Karyawan (Y) linear berganda. Teknik kepribadian sebagai X1.

(59)

Lanjutan Tabel 2.1

(60)

F. Kerangka Penelitian

Dalam suatu penelitian, kerangka penelitian sangat diperlukan

karena untuk menemukan permasalahan, membuatkan landasan teori dan

menguji hipotesa. Kerangka ini menjelaskan tentang variabel-variabel yang

terdapat dalam penelitian. Variabel tersebut terdiri dari dua yaitu variabel

dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini

adalah Kinerja Karyawan (Y), sedangkan variabel independen nya adalah

Keselamatan Kesehatan Kerja (X1) dan Disiplin Kerja (X2).

Adapun kerangka penelitian ini akan ditunjukkan pada gambar 2.1

(61)
(62)

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun

dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010: 93). Hipotesis

merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat dari kinerja

variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya, dari uraian di atas dapat

ditarik hipotesis atau dugaan sementara sebagai sebagai berikut :

H01 : βi = 0 Keselamatan kesehatan kerja tidak mempunyai pengaruh

terhadap kinerja karyawan.

Ha1 : βi ≠ 0 Keselamatan kesehatan kerja mempunyai pengaruh

terhadap kinerja karyawan.

H02 : βi = 0 Disiplin kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja

karyawan.

Ha2 : βi ≠ 0 Disiplin kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja

karyawan.

H03 : βi = 0 Keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja tidak

mempunyai pengaruh secara simultan terhadap kinerja

karyawan.

Ha3 : βi ≠ 0 Keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja mempunyai

(63)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah PT Karya Intertek Kencana,

yaitu salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri konstruksi

yang beralamat di Jl. Daan Mogot 70 Kalideres Jakarta Barat, DKI

Jakarta, Indonesia 11470. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis

pengaruh keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja terhadap

kinerja karyawan studi kasus bagian workshop ducting di PT Karya

Intertek Kencana dengan metode penelitian yang bersifat kuantitatif.

Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena telah memiliki standar

manajemen keselamatan dari OHSAS 18001:2007.

2. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini dilakukan dengan adanya beberapa

pembatasan masalah agar dapat fokus pada tujuan, sehingga akan

diperoleh hasil yang valid. Fokus permasalahan dalam penelitian ini

terdiri dari :

a. Pengaruh keselamatan kesehatan kerja terhadap kinerja

karyawan

b. Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan

c. Pengaruh keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja secara

(64)

Selanjutnya untuk lebih memperdalam penelitian ini, maka

dipilih tiga variabel yang relevan dengan permasalahan pokok, yaitu

keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja sebagai variabel

independen, dan kinerja sebagai variabel dependen.

B. Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2008:61) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh karyawan bagian workshop ducting pada PT Karya

Intertek Kencana dengan populasi berjumlah 52 karyawan.

Menurut Sugiyono (2008:62) sampel adalah bagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Karena sering terjadi kecelakaan

kerja maka peneliti memakai sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel

(Sugiyono, 2008:68). Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif

kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi

dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,

dimana semua populasi dijadikan sampel. Untuk fokus pada masalah,

peneliti memutuskan untuk memilih responden dari bagian workshop

ducting PT Karya Intertek Kencana sebanyak 52 orang dan seluruhnya

(65)

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah utama dalam

melakukan penelitian. Hal ini karena data merupakan alat pengambil

keputusan pemecah suatu permasalahan. Dalam memperoleh data yang

dibutuhkan guna melengkapi proses penelitian ini, penulis melakukan

serangkaian kegiatan yang bersumber dari :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari

responden yang di tuju melalui observasi, wawancara, dan kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199).

Kuesioner dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan

skala ordinal. Skala ordinal adalah pengukuran di mana skala yang

dipergunakan disusun secara terurut dari yang rendah sampai yang

tinggi (Uhar, 2014:73).

Tabel 3.1 Skala Odinal

Kode Kriteria Nilai

STS Sangat Tidak Setuju 1

TS Tidak Setuju 2

R Ragu-ragu 3

S Setuju 4

SS Sangat Setuju 5

Selain melalui kuesioner, peneliti juga menggunakan media

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Karya Intertek Kencana .............................60
Tabel 1.1 Angka Kecelakaan kerja di Indonesia
Tabel 1.2 Data Karyawan PT Karya Intertek Kencana
Tabel 1.3 Data Kecelakaan Kerja Karyawan PT Karya Intertek Kencana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan pada bagian produksi di

Variabel lingkungan kerja dan keselamatan kesehatan kerja dinyatakan berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan, hal ini dikarenakan nilai

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi, disiplin kerja, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi PT Pertamina RU VI Balongan. Tipe

Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang, dan untuk mengetahui pengaruh antara kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan di bagian UPT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1)   Apakah disiplin kerja mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja karyawan, 2) Apakah motivasi kerja mempunyai hubungan yang

Hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan bagian AMT (Armada

Putra Bangka Mandiri disebabkan oleh beberapa faktor seperti komunikasi internal, keselamatan kerja, kesehatan kerja, serta disiplin kerja sehingga membuat kinerja karyawan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan kajian tentang pengaruh Etika Kerja, Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan