PENGARUH KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada Bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek Kencana)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Dina Nurbaiti NIM : 1111081000136
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGARUH KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada Bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek Kencana)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Dina Nurbaiti NIM : 1111081000136
Dibawah Bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Suhendra, S.Ag, MM Sri Hidayati, S.Ag, MM
NIP. 19711206 200312 1 001 NIP. 19770608 201101 2 003
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dina Nurbaiti
NIM : 1111081000136
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Tangerang Selatan, 2 November 2015
Yang menyatakan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dina Nurbaiti
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang/ 24 september 1993
3. Alamat : Jl. Raya Serpong KM. 8 Kp. Wates
Pakulonan RT 006/03, Tangerang selatan.
Banten 15325
4. Kewarganegaraan : Indonesia
5. Email : dinanurbaity@yahoo.com
II. PENDIDIKAN
1. 2011-2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. 2008-2011 : SMA Negeri 7 Tangerang
3. 2005-2008 : SMP Negeri 4 Tangerang
4. 1999-2005 : SDN Pondok Jagung 2
5. 1998-1999 : TK KARTIKA X-10
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. Saharudin
Tempat/ Tanggal Lahir : Serang/ 27Maret 1960
2. Ibu : Nuraida
Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang/ 21 Juli 1964
3. Saudara Kandung : Suci Wulandari, Ana Widiyaswari,
Muhammad Nurwafi M, Muhammad
Nurfaizi
4. Anak ke dari : 3 dari 5 bersaudara
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
ABSTRACT
This research was conducted at PT Karya Intertek Kencana. This research consists of the independent variable is the occupational health safety and discipline, the dependent variable is the performance of employees. This research aims to determine whether there are significant occupational health safety and discipline on the performance of employees in the employee section of ducting workshops PT Karya Intertek Kencana either simultaneously or partially. The background of this study, researchers found the phenomenon is less the maximum performance of employees who allegedly caused the occupational health safety and discipline are still low.
This research is a case study research method is a quantitative method. The data used in the study was the source of primary data and secondary data sources. The technique of collecting primary data obtained from interviews and questionnaires, while secondary data obtained from the study of literature (reference books, journals and previous research) and documentation are direct quotes company profile. The sample used in the determination of non-probability sampling technique is sampling saturated, so that got 52 respondents (employees of the workshop ducting PT Karya Intertek Kencana). Data analysis method used is validity, reliability and multiple linear regression analysis with statistical approach which is operated by SPSS 21.
Results of research conducted showed that partial occupational health safety has no significant effect on employee performance is shown by the significant value of 0.661 t greater than α of 0.05 (0.661> 0.05). Partial assay results affect the performance of labor discipline employees have significant t value of 0.019 which is smaller than α of 0.05 (0.019 <0.05). While the occupational health safety and discipline significant effect on employee performance simultaneously with sig. F of 0.002 is smaller than the prescribed α is equal to 0.05.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di PT Karya Intertek Kencana. Penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja, variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada karyawan bagian workshop ducting PT Karya Intertek Kencana baik secara simultan maupun parsial. Adapun latar belakang penelitian ini, peneliti menemukan fenomena kurang maksimalnya kinerja pegawai yang diduga akibat keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja yang masih rendah.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan metode penelitian yaitu metode kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan (buku referensi, jurnal dan penelitian sebelumnya) dan dokumentasi yaitu mengutip langsung profil perusahaan. Dalam penentuan sampel digunakan teknik non probability sampling yaitu sampling jenuh, sehingga didapatkan 52 orang responden (karyawan bagian workshop ducting PT Karya Intertek Kencana). Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas dan teknik analisis regresi linear berganda dengan pendekatan statistik yang dioperasikan melalui program SPSS 21.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa secara parsial keselamatan kesehatan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan ditunjukkan dengan nilai signifikan t sebesar 0,661 yang lebih besar
dari α sebesar 0,05 (0,661>0,05). Hasil uji parsial disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan mempunyai nilai signifikan t sebesar 0,019 yang lebih
kecil dari α sebesar 0,05 (0,019<0,05). Sedangkan keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan secara simultan dengan nilai sig. F sebesar 0,002 lebih kecil dari α yang ditentukan yaitu sebesar 0,05.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji serta syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dengan judul “Pengaruh Keselamatan Kesehatan
Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Workshop Ducting
PT Karya Intertek Kencana”.
Shalawat beserta salam terus tercurah kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Selama proses
penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku tersayang Papah H.Sahrudin dan Mama Nuraida yang
selalu memberikan kasih sayang, perhatian, doa, dukungan serta motivasi
kepada penulis, hanya doa yang dapat aku panjatkan untuk membalas
segala yang mama dan papah berikan, semoga aku bisa membahagiakan
kalian amin. Kakak-kakakku tercinta Cicih, Bang Phenter, Teteh Ana, dan
Bang Sigit serta adik-adikku tercinta Aa Wafi dan Ade Nufa terima kasih
telah memberikan keceriaan dan dukungan untuk terus berusaha
memberikan yang terbaik.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufrainy. Lc., M.Si selaku dekan beserta staf wakil
dekan (Wadek) 1, 2 dan 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si Selaku ketua jurusan manajemen
beserta Ibu Ela Patriana, MM selaku sekretaris jurusan manajemen
4. Bapak Dr. Suhendra, S.Ag., MM. Selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan
ilmu pengetahuannya kepada peneliti.
5. Ibu Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed. Selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan
ilmu pengetahuan yang berguna kepada peneliti.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan yang sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga
ilmu yang diberikan memberikan manfaat dan menjadi amal kebaikan bagi
kita semua.
7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Ibu Galih Endiyana selaku Officer HSE PT Karya Intertek Kencana
beserta Staff yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan
dan mengisi kuisioner penelitian.
9. Sahabat tercinta Aciel combro beserta keluarga (Papa Agus, Mama Wati,
Mas Widi, Mba Indri dan Sachi) yang telah memberikan motivasi dan doa
kepada penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir di perkuliahan ini.
10. Omdoers : Aisha Abdullah, Dede Mahmudah, Deby Nurfadillah dan
Priskania Aiza yang selama 4 tahun berjuang menyelesaikan tugas-tugas
perkuliahan yang selalu ada dan selalu menyemangati penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman karib: Sulis, Zade, Mba Ratri, Julia, Gals, Mby, Om Ayub,
Bunda Zahra, Ila, Arman, Aga, Kepin, Peot, dan Ken yang selama ini
memberikan dukungan dan motivasi serta berbagi ilmu yang bermanfaat
bagi penulis.
12. Teman-teman manajemen angkatan 2011 yang sama-sama berbagi ilmu
dan saling menyemangati setiap belajar, ujian bahkan sampai pengerjaan
13. Teman-teman KKN : Omdoers, Ummi, Aini, Bang Bagus, Bang Yogi,
Iskandar, Jali, Bang Iyan, Dinal, dan Akem yang telah berbagi ilmu
selama kami kenal, berusaha menjadi kelompok yang terbaik dalam
menjalankan tugas sebulan KKN hingga penyelesaian skripsi ini.
14. Zulyadain yang selalu menemani, membantu, memberikan saran dan
selalu menyemangati dalam pembuatan skripsi ini.
15. Kepada semua pihak yang turut mendukung dan membantu yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas semua
kebaikannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari bahasa yang digunakan maupun sistematika penulisan,
hal tersebut dikarenakan terbatasnya kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan
bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikumWr. Wb
Tangerang Selatan, 2 November 2015
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...vi
ABSTRACT ...vii
ABSTRAK ...viii
KATA PENGANTAR ...ix
DAFTAR ISI ...xii
DAFTAR TABEL ...xvii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Penelitian ...1
B. Rumusan Masalah ...7
C. Tujuan Penelitian ...7
D. Manfaat Penelitian...8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...10
A. Manajemen Sumber Daya Manusia ...10
1. Pengertian Kinerja ...11
2. Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan ...12
3. Penilaian Kinerja Karyawan ...13
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...15
1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...15
2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...18
3. Fungsi-fungsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja...19
4. Usaha-usaha dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja ...20
5. Undang-Undang yang Mengatur K3 ...21
D. Disiplin Kerja ...22
1. Pengertian Disiplin Kerja ...22
2. Macam-Macam Disiplin Kerja ...24
3. Pendekatan Disiplin Kerja...27
4. Indikator-Indikator Kedisiplinan ...28
E. Penelitian Terdahulu ...32
F. Kerangka Penelitian ...40
G. Hipotesis ...42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...43
A. Ruang Lingkup Penelitian ...43
1. Lokasi Penelitian ...43
2. Pembatasan Masalah ...43
C. Metode Pengumpulan Data ...45
1. Data Primer ...45
2. Data Sekunder ...46
D. Metode Analisis Data ...46
1. Statistik Deskriptif...46
2. Uji Kualitas Data ...47
a. Uji Validitas Data ...47
b. Uji Reliabilitas...47
3. Uji Asumsi Klasik ...48
a. Uji Normalitas ...48
b. Uji Multikonieritas ...49
c. Uji Heteroskedastisitas ...50
4. Uji Hipotesis ...50
a. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ...51
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ...51
5. Analisis Regresi Linier Berganda ...52
6. Uji Koefisien Determinasi (R square) ...53
7. Operasional Variabel Penelitian ...53
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...57
A. Gambaran Umum Perusahaan ...57
1. Sejarah Singkat PT Karya Intertek Kencana ...57
2. Visi dan Misi PT Karya Intertek Kencana ...58
Kencana ...58
4. Disiplin Kerja PT Karya Intertek Kencana ...59
5. Struktur organisasi PT Karya Intertek Kencana ...59
6. Deskripsi Responden ...61
7. Distribusi Jawaban Responden...63
B. Analisis dan Pembahasan ...68
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...68
2. Hasil Uji Kualitas Data ...70
a. Uji Validitas ...70
b. Uji Reliabiitas ...72
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ...75
a. Uji Normalitas ...75
b. Uji Multikolinieritas ...77
c. Uji Heteroskedastisitas ...78
4. Hasil Uji Hipotesis ...80
a. Uji t (Parsial) ...80
b. Uji F (Simultan) ...80
5. Analisis Regresi Linier Berganda ...82
6. Koefisien Determinasi (R Square) ...83
C. Pembahasan ...84
BAB V PENUTUP ...86
A. Kesimpulan...86
DAFTAR PUSTAKA ...89
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia ...1
Tabel 1.2 Data Karyawan PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop) ...3
Tabel 1.3 Data Kecelakaan Kerja Karyawan PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop) ...4
Tabel 1.4 Data Absensi Karyawan PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop) ...5
Tabel 1.5 Job Appraisal Summary Report PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop) ...6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...33
Tabel 3.1 Skala Ordinal...45
Tabel 3.2 Operasional Variabel...54
Tabel 4.1 Peralatan Perlindungan dan Tanda Peringatan ...58
Tabel 4.2 Deskripsi Jenis Kelamin Responden ...61
Tabel 4.3 Deskripsi Pendidikan Terakhir Responden ...62
Tabel 4.4 Deskripsi Lama Bekerja Responden ...62
Tabel 4.5 Deskripsi Usia Responden ...63
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keselamatan Kesehatan Kerja ...64
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Disiplin Kerja...65
Karyawan ...66
Tabel 4.9 Hasil Statistik Deskriptif ...68
Tabel 4.10 Hasil Validitas Keselamatan Kesehatan Kerja...70
Tabel 4.11 Hasil Validitas Disiplin Kerja ...71
Tabel 4.12 Hasil Validitas Kinerja ...72
Tabel 4.13 Hasil Reliabilitas Keselamatan Kesehatan Kerja ...73
Tabel 4.14 Hasil Reliabilitas Disiplin Kerja ...73
Tabel 4.15 Hasil Reliabilitas Kinerja Karyawan...74
Tabel 4.16 Hasil Kolmogorov Smirnov ...77
Tabel 4.17 Hasil Multikolinieritas ...78
Tabel 4.18 Hasil Uji t (Parsial) ...80
Tabel 4.19 Hasil Uji F (Simultan) ...81
Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ...82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ...41
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Karya Intertek Kencana ...60
Gambar 4.2 Hasil Normalitas-Histogram ...75
Gambar 4.3 Hasil Normalitas-Grafik ...76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Penelitian ...93
Lampiran 2. Kuisioner ...95
Lampiran 3. Data Hasil Kuisioner ...101
Lampiran 4. Data Responden ...108
Lampiran 5. Data Hasil Deskripsi Karakteristik Responden ...110
Lampiran 6. Hasil Distribusi Jawaban Responden ...111
Lampiran 7. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...121
Lampiran 8. Hasil Uji Validitas ...122
Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas ...125
Lampiran 10. Hasil Uji Asumsi Klasik ...126
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Di Indonesia angka kecelakaan kerja terbilang cukup tinggi. Menurut
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, angka kecelakaan kerja secara
nasional yaitu 103.000 per tahun. Dari jumlah tersebut 2.400 kasus di
antaranya menyebabkan meninggal dunia, jika di rata-rata per hari nya ada 8
orang meninggal akibat kecelakaan kerja (kompas.com).
Fakta angka kecelakaan kerja ini dapat diperkuat berdasarkan data
yang dimiliki oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Tabel 1.1
Angka Kecelakaan kerja di Indonesia Kecelakaan Kerja Per-tahun
Tahun Jumlah Kasus
2014 53.319
2015 50.089
Sumber : www.bpjsketenagakerjaan.go.id
Meskipun pada tahun 2015 kecelakaan kerja menurun sebanyak 3.230 kasus, hal ini tetap menjadi perhatian serius oleh perusahaan maupun pemerintah
dengan menyadarkan karyawan untuk tetap peduli terhadap keselamatan diri
mereka karena terkait dengan nyawa dan kesehatan kerja mereka untuk
memperoleh kenyamanan dalam bekerja yang dapat mepengaruhi kinerja
karyawan tersebut.
Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri mengingatkan bahwa
memahami arti penting K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dalam
bekerja. Ini menjadi instrumen penting dalam sektor kerja. Beliau juga
mengimbau kepada perusahaan atau pabrik segera melakukan program
kesehatan kerja (kompas.com).
Beberapa perusahaan yang ada di Indonesia memiliki tingkat resiko
kecelakaan kerja yang tinggi. Perusahaan Tambang Batubara merupakan
salah satu perusahaan yang memiliki tingkat resiko kecelakaan kerja yang
terbilang tinggi karena berhubungan langsung dengan alat-alat berat dan
tempat yang penuh dengan resiko keselamatan diri para pekerja. Selain itu,
perusahaan yang memiliki tingkat resiko kecelakaan kerja yang tinggi adalah
perusahaan pembuatan kertas. Jika di lihat proses produksi berkaitan dengan
alat-alat yang memungkinkan terjadi nya kecelakaan kerja salah satu nya
yaitu mesin cutter. Perusahaan transportasi juga memiliki resiko kecelakaan
kerja yang tinggi. Perusahaan berikut nya adalah perusahaan di bidang
kontruksi. Perusahaan ini sangat erat berhubungan dengan hal-hal yang
berbau kecelakaan dalam bekerja, seperti pada pemasangan listrik,
pemasangan pipa-pipa saluran air, pemasangan pipa aliran AC, dan
sebagainya.
PT Karya Intertek Kencana merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak pada bidang kontruksi dan sekaligus memproduksi ducting-ducting
secara mandiri yang berkualitas. Dengan resiko kecelakaan kerja nya yang
tinggi, PT Karya Intertek Kencana membutuhkan sistem manajemen
produksi berkualitas dan mampu mendukung pencapaian tujuan perusahaan
secara optimal. Mengingat semakin meningkatnya jumlah karyawan yang
mengalami kecelakaan akibat kerja maka dalam melakukan pencegahan
kecelakaan kerja PT Karya Intertek Kencana telah menerapkan sistem
keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan sesuai dengan tingkat
resiko pada masing-masing jenis usaha.
PT Karya Intertek Kencana telah menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) hal ini telah sesuai dengan
Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003, Pasal 86 ayat 1 yang berisi
bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas Keselamatan dan kesehatan kerja, Moral dan kesusilaan,
serta Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
Tabel 1.2
Data Karyawan PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop)
Jabatan Jumlah
Karyawan
Koordinator Workshop 1
Engineering 4
Operator 5
Foreman 22
Semi Skill 13
Helper 12
Total Jumlah Karyawan 52
Sumber: HSE Departement, 2013
Berdasarkan pra wawancara dengan HSE Officer Ibu Galih Endiyana,
pada fakta nya tingkat kecelakaan kerja di PT Karya Intertek Kencana khusus
banyak karyawan yang melalaikan keselamatan kerja mereka dengan tidak
memakai alat pelindung diri pada saat melakukan pekerjaan. Pelanggaran lain
nya adalah penggunaan alat kerja yang tidak sesuai oleh fungsi nya. Selain
itu, masih sering ditemukan pelanggaran individu seperti karyawan tidak
melakukan pekerjaan nya sesuai dengan prosedur perusahaan dan
pelanggaran ijin kerja seperti melakukan pekerjaan lain yang bukan tugas dan
wewenangnya tanpa mengajukan ijin kerja. Hal ini dapat di lihat dari data
kecelakaan yang dikeluarkan oleh PT Karya Intertek Kencana pada bagian
fabrikasi ducting dibawah ini :
Tabel 1.3
Data Kecelakaan Kerja Karyawan PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop)
Tahun Jumlah Kecelakaan
Kerja Keterangan
2012 14 85% Tidak memenuhi aturan kerja,
15% tidak mengunakan pelindung
2013 9 77% Tidak memenuhi aturan kerja,
23% tidak mengunakan pelindung
2014 12 69% Tidak memenuhi aturan kerja,
31% tidak mengunakan pelindung
Jumlah 35
Sumber: HSE Departement, 2012-2014
Selain itu terkait K3 dan kinerja, disiplin kerja juga menjadi kunci
sukses perusahaan. Fasilitas yang diberikan, sistem manajemen K3 nya yang
baik, maupun perusahaan yang ternama jika setiap karyawan nya memiliki
disiplin kerja yang rendah beresiko pada tingkat kecelakaan kerja yang akan
mempengaruhi kinerja karyawan maupun perusahaan tersebut. Oleh karena
karyawan untuk mengantisipasi adanya tindakan yang tidak bertanggung
jawab yang telah dilakukan karyawan. Namun demikian masih ada saja
karyawan yang menyalahgunakan absen izin dan sakit, seperti menggunakan
absensi sebagai alasan untuk tidak masuk kerja. Selain itu, ada beberapa
karyawan yang tidak hadir tanpa keterangan yang jelas. Hal ini dapat di lihat
dari data absensi yang dimiliki oleh perusahaan pada tabel 1.4.
Tabel 1.4
Data Absensi Karyawan PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop)
Periode : Januari – Desember 2014
Bulan Jumlah
Karyawan Sakit Izin Alfa Terlambat
Total Hari
Sumber : HRD&PGA Div, 2014
Penjelasan mengenai data absensi diatas yaitu diketahui bahwa
rata-rata tingkat keterlambatan karyawan bagian Workshop Ducting PT Karya
Intertek Kencana sangat tinggi di setiap bulannya, sehingga mencapai total
547 kali. Jumlah keterlambatan yang paling tinggi yaitu pada bulan maret
hingga mencapai sebanyak 72 kali. Kemudian pada tabel keterangan sakit
dilihat juga masih ada karyawan yang tidak masuk tanpa keterangan atau alfa
pada bulan febuari, juli dan oktober dengan total 4 kali. Melihat hal tersebut
maka kedisiplinan pada karyawan bagian workshop ducting PT Karya
Intertek Kencana harus terus ditingkatkan karena kesadaran akan disiplin
dalam bekerja ini yang dapat mendukung karyawan dalam meningkatkan
kinerjanya.
Tabel 1.5
Job Appraisal Sumarry Report
PT Karya Intertek Kencana Bagian Fabrikasi Ducting (Workshop) Penilaian
Kinerja Skala
Tahun 2012 Tahun 2013
Jumlah
Sumber : HRD&PGA Div, 2012-2013
Berdasarkan tabel 1.5 diketahui bahwa terjadi penurunan kinerja
karyawan yaitu antara tahun 2012 hingga tahun 2013. Pada tahun 2012
karyawan yang mendapat skala A berjumlah 22 orang, sedangkan pada tahun
2013 berkurang sebanyak 11 orang menjadi 11. Pada tahun 2012, terdapat 6
orang yang mendapat C, lalu pada tahun 2013 jumlah itu berkurang menjadi 5
orang. Hal ini menunjukan bahwa belum optimalnya kinerja karyawan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
tentang “PENGARUH KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN
pada Karyawan Bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek Kencana)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh keselamatan kesehatan kerja terhadap
kinerja karyawan bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek
Kencana?
2. Apakah terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek Kencana?
3. Apakah terdapat pengaruh keselamatan kesehatan kerja dan disiplin
kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan bagian Workshop
Ducting PT Karya Intertek Kencana?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keselamatan kesehatan
kerja terhadap kinerja karyawan bagian Workshop Ducting PT Karya
Intertek Kencana.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keselamatan kesehatan
kerja dan disiplin kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan
bagian Workshop Ducting PT Karya Intertek Kencana.
D. Manfaat Penelitian
1. Kontribusi Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dalam
bidang Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya mengenai
keselamatan kesehatan kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan.
b. Salah satu sarana bagi penulis untuk mengaplikasikan dan
mengembangkan ilmu yang telah didapat dari mengikuti perkuliahan
di jurusan Manajemen sumber daya manusia UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
c. Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan terdahap penelitian
selanjutnya, dan berguna sebagai bahan pertimbangan ilmu
pengetahuan manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai
keselamatan kesehatan kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan.
2. Kontribusi Praktis
a. Sebagai tolak ukur bagi manajemen perusahaan dalam mengambil
keputusan jangka pendek dan jangka panjang untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan menurunnya
b. Sebagai acuan bagi pihak yang berkepentingan dalam pemecahan
masalah khususnya mengenai keselamatan kesehatan kerja dan
disiplin kerja.
c. Memberikan pemahaman yang dianggap tepat bagi karyawan,
perusahaan maupun akademis mengenai keselamatan kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat (Hasibuan,
2012:10). Manajemen sumber daya manusia memiliki fungsi-fungsi
didalamnya. Fungsi tersebut meliputi Perencanaan (human resource
planning), Pengorganisasian, Pengarahan (directing), Pengendalian
(controlling), Pengadaan (procurement), Pengembangan (development),
Kompensasi (compensation), Pengintegrasian (integration), Pemeliharaan
(maintenance), Kedisiplinan dan Pemberhentian (separation) (Hasibuan,
2012:21).
Berbagai fungsi MSDM dilakukan sebagai kegiatan yang apabila
dilaksanakan secara keseluruhan maka akan menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi perusahaan dan sumber daya manusia itu sendiri. Hasil
tersebut akan menciptakan SDM yang produktif dalam bidang nya,
meningkatkan Potensi SDM untuk lebih berkreasi, dan pelaksanaan
fungsi-fungsi SDM seperti kompensasi, perlindungan kerja dan kedisiplinan yang
baik dapat menimbulkan stimulus yang akan meningkatkan motivasi kerja
B. Kinerja Karyawan
1. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual
Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,
2011:67). Wirawan (2012:5) memberikan definisi tentang kinerja yaitu
Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan dari aktivitas atau pekerjaan
dalam menyelesaikan atau membuat sesuatu yang hanya memerlukan
tenaga dan keterampilan pada profesi atau jabatan dalam waktu tertentu.
Definisi lain mengenai kinerja menurut Mathis dan Jackson
(2009:113) adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan, secara legal tidak melanggar hukum dan
sesuai dengan moral maupun etika.
Selanjutnya Malayu S.P Hasibuan (2012:34) mendefinisikan
kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
atas pekerjaannya, baik di dalam perusahaan maupun di dalam
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam waktu
tertentu.
2. Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
Di sebagian besar organisasi, kinerja para karyawan individual
merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu
organisasi. Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan individual
(Mathis dan Jackson, 2009:113-114) yaitu :
a. Kemampuan individual, terdiri dari beberapa komponen yaitu
bakat, minat dan faktor kepribadian.
b. Usaha yang dicurahkan yaitu terdiri dari motivasi, etika kerja,
kehadiran dan rancangan tugas. Usaha yang dilakukan seperti
menegakkan kedisiplinan kerja dalam melakukan pekerjaan.
c. Dukungan organisasi yang diterimanya terdiri dari pelatihan dan
pengembangan, peralatan dan teknologi, standar kinerja,
manajemen dan rekan kerja. Seperti hal nya dengan sistem
manajemen K3 yang terapkan pada perusahaan atau organisasi.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2011:67), faktor yang
mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability)
dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith
Davis (1964:484) dalam Mangkunegara (2011:67) yang merumuskan
1) Human Performance = Ability + Motivation
2) Motivation = Attitude + Situation
3) Ability = Knowledge + skill
a. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +
skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ
110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan
terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan
lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan (Mangkunegara,
2011:67).
b. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai
dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan
kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk
mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja) (Mangkunegara,
2011:67). Dengan demikian, motivasi sebagai bahan untuk
meningkatkan kinerja yang dicapai oleh karyawan.
3. Penilaian Kinerja Karyawan
Penilaian Kinerja merupakan pengumpulan data kinerja para
karyawan sepanjang masa evaluasi kinerja melalui observasi tentang
apa yang dilakukan para karyawan kemudian membandingkannya
adalah tolok ukur minimal kinerja yang harus dicapai karyawan secara
individual atau kelompok pada semua indikator kinerjanya (Wirawan,
2012:66). Ada enam kategori yang digunakan untuk mengukur tingkat
kinerja karyawan secara individual (Dessler, 2005:316) sebagai berikut:
a. Quality, yaitu tingkat dimana hasil kinerja dari karyawan yang
dilakukan mendekati sempurna dalam arti ketepatan, ketelitian, dan
dapat diterima dari suatu aktivitas.
b. Productivity, yaitu kuantitas atau jumlah yang dihasilkan secara
efisien dan efektif.
c. Job knowledge, yaitu tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
seorang karyawan ataupun informasi yang dimilikinya untuk
menyelesaikan pekerjaannya.
d. Reliability, yaitu tingkat dimana seorang karyawan dapat dipercaya
selama menyelesaikan pekerjaan dalam hal tindak lanjut pekerjaan.
e. Availability, yaitu tingkat ketepatan waktu dari suatu aktivitas yang
diselesaikan oleh karyawan dan ketepatan dalam catatan daftar
kehadian karyawan.
f. Independence, yaitu tingkat dimana seorang karyawan dapat
melakukan pekerjaannya tanpa bantuan bimbingan dari
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan yang harus
diberikan perlindungan dalam bekerja yaitu salah satunya adalah
perlindungan keselamatan. Perlindungan ini dimaksudkan agar setiap
karyawan secara aman melakukan tugasnya sehari-hari untuk
meningkatkan produktivitas dan kinerjanya.
Menurut Megginson dalam Mangkunegara (2011:161)
menjelaskan keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja.
Resiko keselamatan yang terjadi merupakan aspek-aspek dari
lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran
listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat
tubuh, penglihatan dan pendengaran. Semua itu sering dihubungkan
dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup
tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan.
Suma’mur dalam Sucipto (2014:2) mendefinisikan keselamatan kerja
merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang
bersangkutan.
Pada perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin maju
tetapi perkembangan itu belum diimbangi dengan kesadaran untuk
mencegah kecelakaan kerja yang sering terjadi ditempat kerja belum
dilakukan dengan baik. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak
terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena dibelakang
peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk
perencanaan. Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminal
di luar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya. Tidak diharapkan,
oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun
penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat
(Suma’mur 1997 dalam Sucipto (2014:76)).
Selain memberikan perlindungan keselamatan kepada
karyawannya, perusahaan harus memperhatikan kondisi kesehatan kerja
para karyawannya. Dengan kondisi kesehatan yang baik maka
karyawan senantiasa meningkatkan produktivitas perusahaan.
Menurut Rowley dan Jackson (2012:177) kesehatan kerja adalah
kondisi yang merujuk pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi
secara umum. Sedangkan menurut Megginson dalam Mankunegara
(2011:161) kesehatan kerja menunjukan kondisi yang bebas dari
gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian dari fungsi
pemeliharaan Sumber Daya Manusia yang harus diperhatikan oleh
karyawan merasa berada di kondisi yang aman dalam mencegah
terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu upaya
pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja yang dapat mengakibatkan
kematian, cacat atau sakit dan gangguan psikologis yang dapat diderita
oleh pekerja yang bersangkutan (Simanjuntak, 2011:163). Sedangkan
definisi menurut Sucipto (2014:2) keselamatan dan kesehatan kerja
adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan
keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya fisik, mental maupun
emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
Definisi lain mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja
menurut ILO/WHO Joint Safety and Commite, 1998 dalam Sucipto
(2014:9) yaitu promosi dan pemeliharaan derajat tertinggi fisik, mental
dan kesejahteraan sosial setiap pekerja disemua pekerjaan, pencegahan
gangguan kesehatan terhadap pekerja yang disebabkan oleh kondisi
kerja, melindungi pekerja dari risiko dan faktor risiko.
Keselamatan dan kesehatan kerja mengandung nilai
perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Tenaga kerja merupakan aset organisasi yang sangat berharga dan
merupakan unsur penting dalam proses produksi di samping unsur
lainnya seperti material, mesin, dan lingkungan kerja, karena itu tenaga
kerja harus dijaga, dibina dan dikembangkan untuk meningkatkan
Jadi dapat disimpulkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja
adalah suatu tanggung jawab dan rasa aman yang diberikan perusahaan
kepada setiap karyawan nya agar dapat mencegah terjadi nya
kecelakaan kerja dan kondisi buruk dari fisik karyawan tersebut.
2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Mangkunegara (2011:162) tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan
sebaik-baiknya, seefektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
gizi pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi
kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
3. Fungsi-fungsi Keselamatan dan Kesehatan kerja
a. Fungsi dari Keselamatan kerja
1) Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek
berbahaya.
2) Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan
program.
3) Terapkan, dokumentasikan dan informasikan rekan lainnya
dalam hal pengendalian bahaya dan program pengendalian
bahaya.
4) Ukur, periksa kembali keefektifitas pengendalian bahaya dan
program pengendalian bahaya. (Sucipto, 2014:2-3)
b. Fungsi dari Kesehatan Kerja
1) Identifikasi dan melakukan penilaian terhadap resiko dari
bahaya kesehatan di tempat kerja.
2) Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian
dan praktek kerja termasuk desain tempat kerja.
3) Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang
kesehatan kerja dan APD.
4) Melaksanakan surveilan terhadap kesehatan kerja.
5) Terlibat proses rehabilitasi.
4. Usaha-usaha dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja
Menurut Mangkunegara (2011:162) usaha-usaha yang
diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu
sebagai berikut:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakan.
b. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang
bekerja pada lingkungan yang menggunakan peralatan yang
berbahaya.
c. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna
ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan,
dan mencegah kebisingan.
d. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya
penyakit.
e. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan
kerja.
f. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja
5. Undang-Undang yang Mengatur K3
a. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban
pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan
keselamatan kerja.
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Undang-undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan
berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan
dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan
kesehatan secara berkala. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992,
pasal 23 tentang Kesehatan kerja juga menekankan pentingnya
kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya sehingga
diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan
kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit
akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
c. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang ini mengatur mengenai segala hal yang
berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam
kerja, cuti sampai dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut,
pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan
Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), diantaranya adalah (Sucipto, 2014:5):
a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979
tentang Keselamatan Kerja pada Pemurnian dan Pengolahan
Minyak dan Gas Bumi.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang
Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpangan dan Penggunaan
Pestisida.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Peraturan
dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.
d. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit
Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja.
D. Disiplin Kerja
1. Pengertian Disiplin kerja
Menurut Davis (1985-366) dalam Mangkunegara (2011:129)
dicipline is management action to enforce organization standards
(pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman
organisasi). Sedangkan menurut Darsono dan Siswandoko (2011:129)
disiplin adalah suatu upaya manajemen untuk membina karyawan
mentaati standar dan peraturan dalam organisasi. Karena hakikatnya
perilaku karyawan untuk bekerja efektif, efisien dan produktif yang
bermuara pada pencitraan laba dan nilai tambah ekonomi organisasi
(perusahaan).
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang
mentaati semua peraturan perusahaan, badan atau organisasi dan
norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang
secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan
tanggung jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap atau tingkah laku dan
perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan organisasi atau
badan yang tertulis maupun tidak (Hasibuan, 2012:193-194).
Sondang P. Siagian (2008:305) juga berpendapat bahwa
Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para
anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut.
Dengan kata lain, Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan
yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan
perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela
berusaha bekerja secara kooperatif dengan pegawai yang lainnya.
Definisi lain dikemukakan oleh Veithzal Rivai (2011:824)
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah
suatu perilaku sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
kesediaan seseorang mematuhi semua peraturan perusahaan dan
Menegakkan kedisiplinan sangat penting bagi suatu perusahaan
atau organisasi, sebab dengan kedisiplinan dapat diharapkan sebagian
besar peraturan-peraturan perusahaan ditaati oleh para karyawan.
Dengan begitu, karyawan dapat meningkatkan kinerja nya melalui
kedisiplinan yang mereka terapkan.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin
dalam kerja adalah suatu peraturan atau norma-norma yang dibuat oleh
perusahaan yang harus ditaati oleh seluruh karyawan baik individu
maupun kelompok agar terwujudnya sikap atau perilaku yang baik
untuk terciptanya keteraturan dalam bekerja di suatu perusahaan.
2. Macam-Macam Disiplin Kerja
Menurut Mangkunegara (2011:129-130) ada 2 bentuk disiplin
kerja, yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif.
a. Disiplin Preventif
Disiplin Preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan
pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan
yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah
untuk menggerakan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara
preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap
peraturan-peraturan perusahaan (Mangkunegara, 2011:129).
Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam
membangun iklim organisasi dengan disiplin preventif. Begitu juga
serta peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi
(Mangkunegara, 2011:129). Selain itu, disiplin preventif dapat
dilihat dari kartu absensi, tepat waktu, dan jam kantor (Siagian,
2008:305).
Keberhasilan penerapan pendisiplinan preventif terletak
pada disiplin pribadi para anggota organisasi. Akan tetapi agar
disiplin pribadi para anggota tersebut semakin kokoh, paling sedikit
tiga hal yang perlu mendapat perhatian manajemen, yaitu (Siagian,
2008:305):
1) Para anggota organisasi perlu didorong agar mempunyai rasa
memiliki organisasi.
2) Para karyawan perlu diberi penjelasan tentang berbagai
ketentuan yang wajib ditaati dan standar yang harus dipenuhi.
3) Para karyawan didorong untuk menentukan sendiri cara-cara
pendisiplinan diri dalam kerangka ketentuan-ketentuan yang
berlaku umum bagi seluruh anggota organisasi.
b. Disiplin Korektif
Disiplin Korektif adalah suatu upaya untuk menggerakkan
pegawai dalam menyatukan suatu perarturan dan mengarahkan
untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang
berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai yang
melanggar disiplin perlu diberikan sanksi, tujuannya untuk
berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar
(Mangkunegara, 2011:129-130).
Sedangkan menurut Siagian (2008:306) disiplin korektif
adalah upaya penerapan disiplin kepada karyawan yang
nyata-nyata telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang
berlaku atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan dan
kepadanya dikenakan sanksi secara bertahap. Pendisiplinan
korektif dapat dilihat dari taat dan patuh terhadap peraturan, sanksi
atau peringatan, hukuman untuk mengurangi kelalaian.
Disiplin korektif memerlukan perhatian khusus dan
prosedur yang seharusnya, yang berarti bahwa prosedur harus
menunjukan pegawai yang bersangkutan benar-benar terlibat.
Keperluan proses yang seharusnya itu dimaksud adalah (Keith
Davis dalam Mangkunegara, 2011:130) :
1) Suatu prasangka yang tak bersalah sampai pembuktian
pegawai berperan dalam pelanggaran.
2) Hak untuk didengar dalam bbeberapa kasus terwakilkan oleh
pegawai lain.
3) Disiplin itu dipertimbangkan dalam hubungannya dengan
3. Pendekatan Disiplin Kerja
Ada tiga pendekatan disiplin kerja menurut Mangkunegara
(2011:130) yaitu pendekatan disiplin modern, disiplin dengan tradisi
dan disiplin bertujuan.
a. Pendekatan disiplin modern
Pendekatan disiplin modern merupakan mempertemukan sejumlah
keperluan atau kebutuhan baru diluar hukuman. Pendekatan ini
berasumsi:
1) Disiplin modern merupakan suatu cara menghindari bentuk
hukuman secara fisik.
2) Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses
hukum yang berlaku.
3) Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau
prasangka yang harus diperbaiki dengan mengadakan proses
penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.
4) Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak
terhadap kasus disiplin.
b. Pendekatan disiplin dengan tradisi
Pendekatan disiplin dengan tradisi yaitu, pendekatan disiplin
dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi:
1) Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak
2) Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya
harus dsesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.
3) Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada
pelanggar maupun kepada pegawai lainnya.
4) Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang
lebih keras.
5) Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua
kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.
c. Pendekatan disiplin bertujuan
Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa:
1) Disiplin kerja harus diterima dan dipahami oleh semua
pegawai.
2) Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan
pembentukan perilaku.
3) Disiplin ditujukan untuk perbahan perilaku yang lebih baik.
4) Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab
terhadap perbuatannya.
4. Indikator-Indikator Kedisiplinan
Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat
kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya (Hasibuan,
a. Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat
kedisiplinan kerja pegawai. Tujuan yang akan dicapai harus
jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi
kemampuan karyawan. Tujuan dalam hal ini berarti, pekerjaan
yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan
kemampuan karyawan tersebut, agar dapat lebih
bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Namun jika pekerjaan yang
diberikan jauh dibawah kemampuannya, maka kesungguhan dan
kedisiplinan karyawan tersebut rendah.
b. Teladan pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan
kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan
panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh
yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan
perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan
bawahan pun akan baik. Jika teladan pimpinan kurang baik
(kurang berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin.
c. Balas jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi
kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan
pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap
pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.
d. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan
karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa
dirinya penting, dan minta diperlakukan sama dengan manusia
lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam
pemberian hukuman, akan merangsang terciptanya kedisiplinan
karyawan yang baik. Manajer yang cakap dalam memimpin
selalu berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya.
Dengan keadilan yang baik, akan menciptakan kedisiplinan
yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik
pada setiap perusahaan agar kedisiplinan karyawan perusahaan
baik pula.
e. Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan
paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan
perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan
langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan
prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selau
hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan
petunjuk jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam
kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa
mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan
pengawasan dari atasannya.
f. Sanksi hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara
kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin
berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan
perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan
berkurang.
g. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan
mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan
harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap
karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman
yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani menindak tegas
menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan
disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahannya.
Dengan demkian, pimpinan akan memelihara kedisiplinan
karyawan perusahaan.
h. Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama
karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu
horizontal yang terdiri dari Direct Single Relationship, Direct
Group Relationship, dan Cross Relationship hendaknya
berjalan harmonis. Manajer harus berusaha menciptakan
suasana kemanusiaan yang serasi serta memikat, baik secara
vertikal maupun horizontal diantara semua karyawannya.
Terciptanya Human Relationship yang serasi akan mewujudkan
lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan
memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Jadi,
kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan
kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik
E. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Penelitian Judul
Penelitian
Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1 M.Harlie
Lanjutan Tabel 2.1 Stres Kerja (X2) dan Kompensasi (X4).
Ada pengaruh yang positif dan signifikan
Ada pengaruh negatif antara stres kerja
Lanjutan Tabel 2.1 sebagai X1 dan kesehatan kerja sebagai X2.
Lanjutan Tabel 2.1
Lingkungan Kerja (X5).
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Pekerja Konstruksi (Y).
Secara parsial variabel X1 dan X5 X1 adalah motivasi kerja.
Lanjutan Tabel 2.1 kerja. Hasil uji t (parsial) pada variabel keselamatan dan kesehatan kerja (X1) berpengaruh terhadap
Lanjutan Tabel 2.1
Karyawan (Y) linear berganda. Teknik kepribadian sebagai X1.
Lanjutan Tabel 2.1
F. Kerangka Penelitian
Dalam suatu penelitian, kerangka penelitian sangat diperlukan
karena untuk menemukan permasalahan, membuatkan landasan teori dan
menguji hipotesa. Kerangka ini menjelaskan tentang variabel-variabel yang
terdapat dalam penelitian. Variabel tersebut terdiri dari dua yaitu variabel
dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini
adalah Kinerja Karyawan (Y), sedangkan variabel independen nya adalah
Keselamatan Kesehatan Kerja (X1) dan Disiplin Kerja (X2).
Adapun kerangka penelitian ini akan ditunjukkan pada gambar 2.1
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010: 93). Hipotesis
merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat dari kinerja
variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya, dari uraian di atas dapat
ditarik hipotesis atau dugaan sementara sebagai sebagai berikut :
H01 : βi = 0 Keselamatan kesehatan kerja tidak mempunyai pengaruh
terhadap kinerja karyawan.
Ha1 : βi ≠ 0 Keselamatan kesehatan kerja mempunyai pengaruh
terhadap kinerja karyawan.
H02 : βi = 0 Disiplin kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja
karyawan.
Ha2 : βi ≠ 0 Disiplin kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja
karyawan.
H03 : βi = 0 Keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja tidak
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap kinerja
karyawan.
Ha3 : βi ≠ 0 Keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja mempunyai
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah PT Karya Intertek Kencana,
yaitu salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri konstruksi
yang beralamat di Jl. Daan Mogot 70 Kalideres Jakarta Barat, DKI
Jakarta, Indonesia 11470. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis
pengaruh keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan studi kasus bagian workshop ducting di PT Karya
Intertek Kencana dengan metode penelitian yang bersifat kuantitatif.
Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena telah memiliki standar
manajemen keselamatan dari OHSAS 18001:2007.
2. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini dilakukan dengan adanya beberapa
pembatasan masalah agar dapat fokus pada tujuan, sehingga akan
diperoleh hasil yang valid. Fokus permasalahan dalam penelitian ini
terdiri dari :
a. Pengaruh keselamatan kesehatan kerja terhadap kinerja
karyawan
b. Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
c. Pengaruh keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja secara
Selanjutnya untuk lebih memperdalam penelitian ini, maka
dipilih tiga variabel yang relevan dengan permasalahan pokok, yaitu
keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja sebagai variabel
independen, dan kinerja sebagai variabel dependen.
B. Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (2008:61) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh karyawan bagian workshop ducting pada PT Karya
Intertek Kencana dengan populasi berjumlah 52 karyawan.
Menurut Sugiyono (2008:62) sampel adalah bagian dari jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Karena sering terjadi kecelakaan
kerja maka peneliti memakai sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
(Sugiyono, 2008:68). Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua populasi dijadikan sampel. Untuk fokus pada masalah,
peneliti memutuskan untuk memilih responden dari bagian workshop
ducting PT Karya Intertek Kencana sebanyak 52 orang dan seluruhnya
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah utama dalam
melakukan penelitian. Hal ini karena data merupakan alat pengambil
keputusan pemecah suatu permasalahan. Dalam memperoleh data yang
dibutuhkan guna melengkapi proses penelitian ini, penulis melakukan
serangkaian kegiatan yang bersumber dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari
responden yang di tuju melalui observasi, wawancara, dan kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199).
Kuesioner dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan
skala ordinal. Skala ordinal adalah pengukuran di mana skala yang
dipergunakan disusun secara terurut dari yang rendah sampai yang
tinggi (Uhar, 2014:73).
Tabel 3.1 Skala Odinal
Kode Kriteria Nilai
STS Sangat Tidak Setuju 1
TS Tidak Setuju 2
R Ragu-ragu 3
S Setuju 4
SS Sangat Setuju 5
Selain melalui kuesioner, peneliti juga menggunakan media