• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis korelasi antara disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan : studi kasus pada karyawan PT. BRI (persero) cabang Atambua NTT - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis korelasi antara disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan : studi kasus pada karyawan PT. BRI (persero) cabang Atambua NTT - USD Repository"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KORELASI ANTARA DISIPLIN KERJA dan MOTIVASI

KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan PT. BRI (Persero) Cabang Atambua - NTT

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajamen

Oleh:

Wilhelmina Erwindy Febrian Kess NIM: 052214128

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

  i

ANALISIS KORELASI ANTARA DISIPLIN KERJA dan MOTIVASI

KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan PT. BRI (Persero) Cabang Atambua - NTT

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajamen

Oleh:

Wilhelmina Erwindy Febrian Kess NIM: 052214128

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

  v

 

Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari pada‐Ku  

sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam 

Kristus Yesus. 

(2 Timotius 1:13) 

 

Janganlah takut sebab Aku menyertai engkau, 

Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; 

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; 

Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan‐Ku yang membawa 

kemenangan 

(Yesaya 41:10) 

 

 

Skripsi

 

ini

 

kupersembahkan

 

untuk:

 

♥ Allah Bapa, Bunda Maria dan Yesus Kristus  Juru selamatku 

♥ Opa dan Oma, Kedua Orang tua, kakak dan adik serta keluargaku tercinta 

♥ Simon Orlando Pareira 

(7)

  vi ABSTRAK

ANALISIS KORELASI ANTARA DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan PT. BRI (Persero) Cabang Atambua - NTT

Wilhelmina Erwindy Febrian Kess Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

(8)

  vii ABSTRACT

THE CORRELATION ANALYSIS BETWEEN WORK DISCIPLINE AND WORK MOTIVATION TOWARD THE EMPLOYEE PERFORMANCE

A Case Study on the Employee at Branch Banking of PT. BRI (Persero) in Atambua - NTT

Wilhelmina Erwindy Febrian Kess Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

(9)
(10)

  ix

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat, rahmat dan kurnia

serta anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis

Korelasi Antara Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan”. Studi

Kasus pada karyawan PT.BRI (Persero) Cabang Atambua dengan baik. Penulisan skripsi ini

dilaksanakan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program

Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari

berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

ingin memberikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu kelancaran penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Dr. Ir. P. Wiryono P, S.J., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs.YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak T. Handono Eko P., M.B.A., Ph.D, selaku Dosen pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, serta

masukan dan kritikan yang sangat berharga sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

5. Bapak Drs. Hg. Suseno TW., M.S., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta masukan dan

(11)

  x

berlangsung tanggal 23 November 2010 menjadi tanggal yang paling bersejarah dalam

hidup saya.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang

telah memberikan ilmu selama perkuliahan yang sangat berguna bagi penulis.

8. Bapak Bimma Ramadewa selaku Kepala Cabang BRI Atambua yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Bapak John Dua Bala selaku supervisor Penunjang Bisnis BRI Cabang Atambua yang

telah banyak membantu penulis dalam kelancaran penelitian.

10.Bapak Alfons Petor selaku supervisor Pelayanan Kas BRI Cabang Atambua yang telah

banyak membantu penulis dalam kelancaran penelitian.

11.Bapak Ludovikus Besin selaku karyawan BRI Cabang Atambua yang telah banyak

membantu penulis dalam kelancaran penelitian.

12.Seluruh responden karyawan BRI Cabang Atambua yang telah membantu penulis dengan

mengisi kuesioner guna melengkapi data yang penulis butuhkan.

13.Opa Abraham J. Bau (Alm) dan Oma Wilhelmince Y. Ndun yang telah memberikan kasih

sayang, cinta dan perhatiannya selama ini yang tak akan tergantikan oleh apapun. Oma,

Makasih atas doa dan dukungannya selama ini sehingga Wi’ bisa menjadi seperti

sekarang ini.

14.Papa Felix Ulu Kess dan Mama Ernesta Bau yang telah memberikan kasih sayang, cinta

dan perhatiannya selama ini.

15.Keluarga besar di Atambua terima kasih buat doa, semangat dan dukungan selama ini.

16.Simon Orlando Pareira yang selalu sabar dan setia dalam suka dan duka. Makasih buat

(12)

  xi

sangat berharga selama aku di asrama.

18.Teman- Teman dari Atambua khususnya Thy dan Mely. Makasih buat persahabatan kita

selama ini selama di Jogja.

19.Teman-teman Manajemen 2005 khususnya Man’05 ( Leni, Dori, Dian, Agus, Valent,

Nyong, Anne, Debbie, Nanda, Ani, Ana, Nita, Ria, Bayu, Adhi). Makasih buat

kebersamaan dan persahabatan kita selama ini.

20.Teman-teman Asrama Syantikara khususnya Angkatan ’05 (Weni, Elis, Siska, Icha, Mita,

Berta, Cindy, Clara). Makasih buat persahabatan kita selama ini…. Dan juga buat Bening,

Yuris, Irin dan Fabi.

21.Staf Sekretariat Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen yang banyak membantu penulis

selama ini.

22.Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih

Penulis menyadari sepenuhnya akan segala kelemahan dan kekurangan yang ada

dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak, khususnya yang berkaitan dengan bidang yang sama.

Yogyakarta, 2010

(13)

  xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ...iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...v

HALAMAN ABSTRAK ...vi

HALAMAN ABSTRACT ...vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ...ix

HALAMAN DAFTAR ISI ...xii

HALAMAN DAFTAR TABEL ...xv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...xvi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...4

D. Batasan Masalah ...4

E. Manfaat Penelitian ...5

(14)

  xiii

BAB II LANDASAN TEORI ...7

A. Disiplin Kerja ...7

1. Pengertian Disiplin Kerja ...7

2. Pentingnya Disiplin Kerja ...8

3. Ukuran Disiplin Kerja ...8

4. Macam-Macam Disiplin Kerja ...9

5. Faktor-Faktor Disiplin Kerja ...11

B. Motivasi Kerja ...14

1. Pengertian Motivasi Kerja ...14

2. Pentingnya Motivasi Kerja ...15

3. Model dan Teori Motivasi ...15

4. Asumsi Dasar yang Melandasi Teori Motivasi ...20

C. Kinerja Karyawan ...21

1. Pengertian Kinerja ...21

2. Penilaian Kinerja ...22

3. Pengukuran Kinerja ...23

D. Kerangka Pemikiran...24

E. Hipotesis ...25

F. Jurnal Penelitian Sebelumnya ...26

BAB III METODE PENELITIAN ...29

A. Jenis Penelitian ...29

B. Lokasi dan Waktu Peneiltian ...29

C. Subyek dan Obyek Penelitian ...29

D. Variabel Penelitian ...30

E. Definisi Operasional ...32

F. Metode Pengumpulan Data ...32

G. Populasi dan Sampel ...33

H. Validitas dan Reliabilitas ...34

(15)

  xiv

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...42

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ...42

B. Lokasi Perusahaan ...43

C. Visi dan Misi ...43

D. Nilai-Nilai Perusahaan ...44

E. Kegiatan Usaha dan Produk BRI ...45

F. Struktur Organisasi dan Fungsi Kantor Cabang BRI Atambua ...46

BAB V ANALISIS DATA dan PEMBAHASAN ...50

A. Analisis Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ...51

B. Analisis Data ...54

C. Pembahasan...59

BAB VI KESIMPULAN, SARAN dan KETERBATASAN ...61

A. Kesimpulan ...61

B. Saran ...62

C. Keterbatasan ...63

DAFTAR PUSTAKA ...64

(16)

  xv

DAFTAR TABEL

Halaman

V.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 54

V.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 56

V.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

V.4 Data Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 57

V.5 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58

V.6 Hasil Pengujian Korelasi Parsial disiplin kerja (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) ... 59

V.7 Hasil Pengujian Korelasi Parsial motivasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan(Y) .... 59

(17)

  xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(18)

  xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Daftar Pertanyaan Wawancara

Lampiran 2 Identitas Responden

Tabulasi 37 Responden

Lampiran 3 Validitas

Reliabilitas

Lampiran 4 Korelasi Parsial

Korelasi Berganda

Uji t

Uji F

Lampiran 5 Tabel r

Tabel t

Tabel F

Lampiran 6 Struktur Organisasi

(19)

1  BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam suatu perusahaan memiliki peran yang sangat penting dalam

mengembangkan suatu perusahaan. Manusia sebagai sumber daya potensial merupakan

sumber kekuatan suatu perusahaan sebab yang menggerakkan perusahaan adalah

manusia. Begitu pula sebaliknya, menggerakkan perusahaan berarti harus menggerakkan

manusianya. Mengingat peran yang cukup dominan tersebut, maka segala upaya terus

dilakukan untuk menciptakan sebuah sistem yang mengatur kinerja manusia agar lebih

efektif dan efisien dalam perusahaan. Apalagi di era globalisasi ini laju modernisasi dan

perkembangan teknologi menuntut perusahaan untuk lebih peka dan responsif terhadap

tuntutan zaman (Pratama, 2008).

Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting dan berharga untuk

menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Disiplin kerja dan motivasi kerja mempunyai

hubungan yang erat terhadap perkembangan suatu perusahaan. Oleh karena itu agar suatu

perusahaan dapat lebih berkembang secara optimal maka perlu adanya disiplin kerja dan

motivasi kerja para karyawan.

Disiplin dan motivasi kerja yang tinggi akan lebih terjamin jika perusahaan

mempunyai cara yang tepat untuk menjaga kinerja karyawan agar lebih produktif.

Dengan demikian dibutuhkan peningkatan kinerja karyawan agar dapat melaksanakan

tugas yang ada sebaik mungkin. Disiplin kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan

(20)

kaitannya dengan pekerjaan adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan

ketaatan karyawan terhadap peraturan organisasi atau perusahaan.

Faktor motivasi juga tidak kalah penting dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Motivasi menjadi pendorong seseorang melaksanakan suatu kegiatan untuk mendapatkan

hasil yang terbaik. Motivasi merupakan pendorong seseorang untuk menggerakkan

kemampuan, tenaga dan waktunya untuk menjalankan semua kegiatan yang menjadi

tugas dan tanggung jawabnya agar kewajibannya terpenuhi serta sasaran dan tujuan yang

ingin dicapai perusahaan terwujud. Oleh karena itu, karyawan yang mempunyai motivasi

yang tinggi biasanya mempunyai kinerja yang tinggi pula. Untuk itu motivasi kerja

karyawan perlu dibangkitkan agar karyawan dapat menghasilkan kinerja yang terbaik.

Motivasi kerja ini dijelaskan oleh Herzberg dengan teorinya yaitu teori dua faktor.

Menurut Herzberg ada dua hal yang mempengaruhi motivasi yaitu dari dalam individu

dan dari luar individu, dari dalam individu sebagai faktor motivator dan dari luar individu

sebagai faktor pemeliharaan. Faktor dari dalam individu misalnya pengakuan kerja,

prestasi kerja, dan tanggung jawab. Sedangkan faktor dari luar misalnya jaminan kerja,

kondisi kerja dan hubungan antar pribadi di antara rekan kerja (Arep dan Tanjung, 2004:

28).

Dunia perbankan menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Ditandai dengan

semakin memburuknya kinerja karyawan dan melambatnya kegiatan bank dalam

menjalankan fungsinya. Faktor penyebabnya adalah melemahnya manajemen bank dan

tingginya ketidakpatuhan karyawan terhadap kode etik. Akibatnya terjadi krisis di sektor

(21)

kemacetan (Warta BRI, 2008).

Sebagaimana layaknya sebuah organisasi salah satu fungsi strategis yang

memegang peranan penting adalah sumber daya manusianya. Mengingat peran karyawan

bank yang cukup dominan terhadap tingkat resiko operasi bank maka disiplin kerja dan

motivasi kerja karyawan perlu diperhatikan dan ditingkatkan lagi. Karena

ketidakmampuan manajemen bank dalam mengelola sumber daya manusia dengan baik

akan mengakibatkan tingkat resiko operasional yang membahayakan keselamatan bank.

Penelitian Teman Koesmono dengan judul Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan

Terhadap Disiplin Kerja dan Perilaku serta Kinerja Karyawan Sub Section Level pada PT.

Bogasari Flour Mill menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap disiplin

kerja dengan koefisien jalur 0,222. Hal ini dapat menjelaskan bahwa motivasi dalam

bentuk ekstrinsik dan intrinsik berpengaruh positif terhadap disiplin kerja. Motivasi

berpengaruh secara positif terhadap kinerja dengan koefisien 0,002. Hal ini menunjukkan

bahwa makin tinggi motivasi yang dirasakan oleh karyawan maka kinerja akan tinggi

pula sedangkan temuan yang lainnya adalah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja

dengan koefisien jalur 0,18 (Koesmono, 2005:307).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian

ini lebih menekankan pada bagaimana peran motivasi dan disiplin kerja karyawan

terhadap kinerja karyawan itu sendiri pada karyawan bank BRI Cabang Atambua, NTT.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan

mengambil judul penelitian “ANALISIS KORELASI ANTARA DISIPLIN KERJA

(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut ada beberapa masalah pokok dalam penelitian ini,

yaitu :

1. Apakah ada korelasi positif antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan BRI ?

2. Apakah ada korelasi positif antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan BRI ?

3. Apakah disiplin kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama mempunyai korelasi

positif terhadap kinerja karyawan BRI ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin kerja karyawan dengan

kinerja karyawan BRI.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja

karyawan BRI.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif secara bersama-sama antara disiplin

kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan BRI.

D. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, namun disini penulis hanya

membatasi pada masalah disiplin kerja dan motivasi kerja pada karyawan BRI Cabang

(23)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Bank

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bisa dipergunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam masalah yang dihadapi dalam menentukan

kebijaksanaan dan mengambil keputusan untuk meningkatkan kinerja para karyawan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian lebih

lanjut dan menambah khasanah bacaan ilmiah.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana dalam penerapan dan pengembangan

teori-teori yang pernah diterima di bangku kuliah serta dapat menambah wawasan dan

pengalaman.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, merupakan bab yang berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori, merupakan bab yang berisi tentang pengertian disiplin

kerja, pentingnya disiplin kerja, ukuran disiplin kerja, macam-macam

disiplin kerja, faktor-faktor disiplin kerja, pengertian motivasi kerja,

pentingnya motivasi kerja, model dan teori motivasi, asumsi dasar yang

(24)

sebelumnya.

BAB III : Metodologi Penelitian, merupakan bab yang berisi tentang jenis penelitian,

lokasi dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel

penelitian, definisi operasional, metode pengumpulan data, populasi dan

sampel, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.

BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan, merupakan bab yang berisi tentang

sejarah berdirinya perusahaan, lokasi perusahaan, visi dan misi, nilai-nilai

perusahaan, kegiatan usaha dan produk BRI, struktur organisasi kantor

cabang BRI Atambua dan fungsi masing-masing bagian.

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan, merupakan bab yang berisi tentang analisis

uji validitas dan uji reliabilitas, analisis data dan pembahasan.

BAB VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan, merupakan bab yang berisi tentang

(25)

  7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disiplin adalah tata tertib, ketaatan

(kepatuhan) kepada peraturan, sistem dan metode tertentu (2005: 268).

Menurut Sastrohadiwiryo disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati,

menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang

tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak

untuk menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang

diberikan kepadanya (2001: 291).

Menurut Suryohadiprojo disiplin adalah suatu proses yang dapat

menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan

organisasi secara obyektif melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi

(2001: 29).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah merupakan

perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggungjawab seseorang.

Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan

dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena itu, pemegang wewenang

harus dapat menjalankan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai

tanggungjawab terhadap pekerjaan sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan

(26)

2. Pentingnya Disiplin Kerja

Di dalam perusahaan kedisiplinan harus tetap ditegakkan. Menegakkan

kedisiplinan dipandang penting oleh perusahaan karena dengan disiplin dapat

diharapkan peraturan-peraturan ditaati oleh karyawan. Bilamana kedisiplinan tidak

dapat ditegakkan kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai atau

dicapai tetapi kurang efektif dan efisien.

Disiplin kerja dapat diciptakan dengan adanya tata tertib atau peraturan yang

jelas dan yang dengan mudah dapat diketahui oleh setiap karyawan perusahaan.

Sedangkan untuk pembinaan kedisiplinan kerja dapat dilakukan melalui latihan antara

lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya yang akan memberikan pengaruh

positif terhadap produktifitas karyawan (Nitisemito, 2000: 10).

3. Ukuran Disiplin Kerja

Ukuran yang digunakan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan kerja yang

baik ada beberapa macam (Anaroga dan Suyati, 1995:71) yaitu:

a. Kepatuhan karyawan pada jam-jam kerja.

b. Kepatuhan karyawan pada perintah atasan serta taat pada tata tertib yang berlaku.

c. Penggunaan dan pemeliharaan bahan-bahan atau alat perlengkapan kantor dengan

hati-hati.

d. Bekerja dengan mengikuti cara-cara yang telah ditentukan oleh perusahaan.

(27)

4. Macam- Macam Disiplin Kerja

Menurut Jasin (2000: 24) ada dua macam disiplin kerja yaitu:

a. Disiplin diri

Disiplin diri merupakan yang dikembangkan atau dikontrol oleh diri

sendiri. Hal ini merupakan manifestasi atau aktualisasi dari tanggungjawab

pribadi, yang berarti mengakui dan menerima kekurangan nilai-nilai yang ada di

luar dirinya sendiri. Melalui disiplin diri, karyawan merasa bertanggungjawab dan

dapat mengatur diri sendiri untuk kepentingan organisasi atau perusahaannya.

Disiplin diri merupakan hasil proses belajar (sosialisasi) dari keluarga dan

masyarakat. Penanaman nilai-nilai yang menjunjung disiplin yang ditanamkan

oleh orangtua, guru maupun masyarakat merupakan bekal positif bagi tumbuh dan

berkembangnya disiplin diri.

Penanaman nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila didukung oleh

situasi lingkungan yang kondusif yaitu situasi yang ditandai oleh perlakuan yang

konsisten oleh orangtua, guru atau pimpinan. Selain itu, orangtua, guru dan

ataupun pimpinan yang berdisiplin tinggi merupakan model peran yang efektif

bagi berkembangnya disiplin diri.

Disiplin diri sangat besar perannya dalam mencapai tujuan perusahaan.

Melalui disiplin diri seorang karyawan selain menghargai dirinya sendiri juga

menghargai orang lain. Misalnya jika karyawan mengerjakan pekerjaan dan

wewenangnya tanpa pengawasan dari atasannya pada dasarnya karyawan telah

sadar melaksanakan tanggungjawab yang telah dipikulnya. Hal itu berarti bahwa

(28)

kemampuan dan potensinya. Di sisi lain, bagi rekan sejawat, dengan

diterapkannya disiplin diri akan memperlancar kegiatan yang bersifat kelompok.

Apalagi jika tugas kelompok tersebut terkait dalam dimensi waktu yaitu suatu

proses kerja yang dipengaruhi urutan waktu pengerjaannya. Ketidakdisiplinan

dalam suatu bidang kerja akan menghambat bidang kerja yang lain.

Dapat disimpulkan bahwa jika karyawan mempunyai disiplin diri yaitu:

(a) disiplin diri adalah disiplin yang diharapkan oleh organisasi. Jika harapan

organisasi tercapai maka karyawan akan mendapat reward atau penghargaan dari

organisasi, apakah itu dalam bentuk prestasi atau kompetisi lainnya; (b) disiplin

diri merupakan bentuk penghargaan terhadap orang lain. Jika orang lain merasa

dihargai, maka akan tumbuh penghargaan serupa dari orang lain pada dirinya. Hal

ini semakin memperkukuh kepercayaan diri; (c) penghargaan terhadap

kemampuan diri. Hal ini didasarkan atas pandangan bahwa jika karyawan mampu

melaksanakan tugas, pada dasarnya ia mampu mengaktualisasikan kemampuan

dirinya. Hal itu berarti ia memberikan penghargaan pada potensi dan kemampuan

yang melekat pada dirinya.

b. Disiplin kelompok

Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individual semata.

Selain disiplin diri masih diperlukan disiplin kelompok. Hal ini didasarkan atas

pandangan bahwa di dalam kelompok kerja terdapat standar ukuran prestasi yang

telah ditentukan.

Disiplin kelompok akan tercapai apabila disiplin diri telah tumbuh dalam

(29)

masing-masing anggota kelompok dapat memberikan andil yang sesuai dengan

hak dan tanggungjawabnya.

Adakalanya disiplin kelompok juga memberikan andil bagi pengembangan

disiplin diri. Misalnya, jika hasil kerja kelompok mencapai target yang diinginkan

dan karyawan mendapatkan penghargaan maka disiplin kelompok yang selama ini

diterapkan dapat memberi wawasan dan pengertian artinya karyawan menjadi

sadar pentingnya disiplin.

Kaitan antara disiplin diri dan disiplin kelompok dijelaskan menurut Jasin

(2000: 26) ibaratnya seperti dua sisi pada satu mata uang. Keduanya saling

melengkapi dan menunjang. Artinya disiplin diri tidak dapat dikembangkan secara

optimal tanpa adanya dukungan disiplin kelompok. Sebaliknya, disiplin kelompok

tidak dapat ditegakkan tanpa adanya dukungan disiplin diri.

5. Faktor-Faktor Disiplin Kerja

Disiplin kerja merupakan suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan

seseorang untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Pembentukan perilaku jika dilihat dari formula Kurt Lewin adalah interaksi

antara faktor kepribadian dan faktor lingkungan (Buletin Psikologi, 2008: 12-15)

(30)

a. Faktor kepribadian

Faktor penting dalam kepribadian seseorang adalah sistem nilai yang

dianut. Sistem nilai dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan disiplin.

Nilai-nilai yang menjunjung disiplin yang diajarkan orangtua, guru dan masyarakat

akan digunakan sebagai kerangka acuan bagi penerapan disiplin di tempat kerja.

Sistem nilai akan terlihat dari sikap seseorang.

Perubahan sikap dan perilaku terdapat 3 tingkatan yaitu:

1) Disiplin karena kepatuhan

Kepatuhan terhadap aturan-aturan yang didasarkan pada perasaan

takut. Disiplin kerja pada tingkat ini dilakukan semata-mata untuk

mendapatkan reaksi positif dari pimpinan atau atasan yang memiliki

wewenang.

2) Disiplin karena identifikasi

Kepatuhan aturan yang didasarkan pada identifikasi adalah adanya

perasaan kagum atau penghargaan pada pimpinan. Pemimpin yang

kharismatik adalah figur yang dihormati, dihargai dan sebagai pusat

identifikasi. Karyawan yang menunjukkan disiplin terhadap aturan-aturan

organisasi bukan disebabkan karena menghormati aturan tersebut, tetapi lebih

disebabkan keseganan pada atasannya.

Karyawan merasa tidak enak jika tidak mentaati peraturan.

Penghormatan dan penghargaan karyawan pada pimpinan dapat disebabkan

karena kualitas kepribadian yang baik atau mempunyai kualitas profesional

(31)

3) Disiplin karena internalisasi

Disiplin kerja pada tingkat ini terjadi karena karyawan mempunyai

sistem nilai pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kedisiplinan. Dalam

taraf ini orang dikategorikan telah mempunyai disiplin diri.

b. Faktor lingkungan

Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tetapi merupakan suatu

proses belajar yang terus-menerus. Proses pembelajaran agar dapat efektif maka

pemimpin perlu memperhatikan prinsip-prinsip konsisten, adil, bersifat positif dan

terbuka.

Konsisten adalah memperlakukan aturan secara konsisten dari waktu ke

waktu. Sekali aturan yang telah disepakati dilanggar, maka rusaklah aturan

tersebut. Adil dalam hal ini adalah memperlakukan seluruh karyawan dengan

tidak membedakan satu dengan yang lainnya. Bersikap positif dalam hal ini

adalah setiap pelanggaran yang dibuat seharusnya dicari fakta dan dibuktikan

terlebih dahulu. Selama fakta dan bukti belum ditemukan tidak ada alasan bagi

pemimpin untuk menerapkan tindakan disiplin.

Dengan bersikap positif diharapkan pemimpin dapat mengambil tindakan

secara tenang, sadar dan tidak emosional. Upaya menanamkan disiplin pada

dasarnya adalah menanamkan nilai-nilai positif. Oleh karena itu, komunikasi

(32)

Terbuka dalam hal ini adalah transparansi mengenai apa yang boleh dan

tidak boleh dilakukan, termasuk sanksi dan penghargaan atau hadiah. Apabila

karyawan memerlukan konsultasi terutama bila aturan-aturan dirasakan tidak

memuaskan karyawan.

B. Motivasi Kerja

1. Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere yang artinya dorongan atau

daya penggerak.

Menurut Martoyo motivasi pada dasarnya adalah proses untuk mencoba

mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (2000: 163).

Menurut Ishak Arep dan Hendri Tanjung motivasi adalah sesuatu yang pokok,

yang menjadi dorongan seseorang untuk bekerja (2004: 12).

Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dorongan yang

timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu

tindakan dengan tujuan tertentu (2005: 756).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja

adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang baik yang berasal dari dalam dan

dari luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi dengan

menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Orang bekerja ada bermacam-macam. Ada orang yang termotivasi

(33)

secara hukum tidak benar. Ada juga orang yang termotivasi karena rasa aman atau

keselamatan meskipun bekerja dengan jarak jauh. Bahkan ada orang yang termotivasi

bekerja hanya karena memberikan penghargaan yang tinggi walaupun gajinya sangat

kecil.

2. Pentingnya Motivasi Kerja

Karyawan dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh dorongan atau

motivasi yang muncul baik dari dalam individu maupun dari luar individu. Motivasi

ini sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sehingga motivasi yang berasal

dari dalam diri individu maupun dari luar individu ini akan mendorong karyawan

untuk bekerja lebih baik sehingga kinerja karyawan meningkat.

Orang yang bekerja dan mempunyai motivasi kerja yang tinggi selain untuk

memperoleh sumber penghasilan tetapi juga untuk mengembangkan diri.

3. Model dan Teori Motivasi

Model dan teori menurut beberapa pakar (Arep dan Tanjung, 2004: 25-36):

a. Maslow’s Model

Model Maslow ini sering disebut dengan model hierarki kebutuhan. Karena

menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan

kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar dia termotivasi untuk bekerja pada

umumnya terdapat lima hierarki kebutuhan manusia yaitu:

1) Kebutuhan fisik (Phsycological Needs)

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan pertama dan utama yang wajib dipenuhi

(34)

mempertahankan hidup dan mendorong setiap individu untuk melakukan

pekerjaan apa saja, karena ia akan memperoleh imbalan, baik berupa uang

ataupun barang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan utama ini.

Contoh kebutuhan fisik yaitu: makanan, minuman, istirahat.

2) Kebutuhan keamanan /perlindungan (Safety Needs)

Tiap individu mendambakan keamanan bagi dirinya, termasuk keluarganya.

Setelah kebutuhan pertama dan utama terpenuhi, timbul perasaan perlunya

pemenuhan kebutuhan keamanan atau perlindungan. Contohnya: jika orang

telah memiliki rumah tinggal, maka agar lebih merasakan kenyamanan,

kemudian orang memasang pagar di sekeliling rumahnya apakah itu terbuat

dari bambu, kayu, tembok, bahkan mungkin ditambah dengan memelihara

anjing galak atau menyewa satpam (bagi orang yang mampu).

3) Kebutuhan akan kebersamaan (Social Needs)

Setiap manusia senantiasa merasa perlu pergaulan dengan sesama manusia

lainnya. Manusia hidup tidak lepas dari bantuan orang lain, walaupun sudah

terpenuhi kebutuhan yang pertama dan kedua, jika tidak dapat bergaul dengan

orang lain di sekitarnya maka ia pasti merasa gelisah dalam hidupnya.

Misalnya teman atau sahabat di lingkungan kerja maupun pasangan hidup

(35)

4) Kebutuhan harga diri

Sejelek-jeleknya kelakuan manusia, ia tetap mendambakan penghormatan dan

penghargaan. Oleh karena itu, orang berusaha melakukan pekerjaan atau

kegiatan yang memungkinkan ia mendapat penghargaan dan penghormatan

masyarakat. Contohnya: hebat di bidang seni misalnya nyanyi, atau bisa

memainkan alat musik seperti piano, gitar dan sebagainya.

5) Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan aktualisasi diri yakni senantiasa kepada diri sendiri. Inilah

kebutuhan puncak yang paling tinggi, sehingga seseorang ingin

mempertahankan prestasinya secara optimal.

Jadi hal pertama yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah kebutuhan

fisik. Jika kebutuhan fisik sudah terpenuhi, maka kebutuhan berikutnya adalah

kebutuhan keamanan. Demikian seterusnya sampai pada kebutuhan tertinggi,

yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas, maka pimpinan atau

atasan sangat perlu mempelajari dengan seksama tingkatan kebutuhan

karyawannya.

Dengan berlandaskan teori Maslow ini, maka dalam melakukan motivasi

kepada karyawannya, atasan perlu senantiasa bertindak secara adil. Istilah adil

tidak berarti seluruh karyawan diperlakukan sama, melainkan harus diteliti secara

(36)

b. Herzberg’s Model

Model Herzberg ini sering disebut dengan istilah Two-Factor View.

Menurut Herzberg, kepuasan konsumen terdiri atas dua hal, yaitu puas dan tidak

puas. Ada beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan

karyawan (Arep dan Tanjung, 2004: 28-29):

• Kebijakan dan administrasi perusahaan

• Pengawasan

• Hubungan dengan pengawas

• Kondisi kerja

• Gaji

• Hubungan dengan rekan kerja

• Kehidupan pribadi

• Hubungan dengan bawahan

• Status, dan bawahan

Beberapa faktor yang sering memberikan kepuasan kepada karyawan

(Arep dan Tanjung, 2004: 29) yaitu:

• Tercapainya tujuan

• Pengakuan

• Pekerjaan itu sendiri

• Pertanggungjawaban

• Peningkatan

(37)

Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi maka atasan harus

menghilangkan rasa ketidakpuasan. Atasan harus proaktif berusaha

menghilangkan ketidakpuasan, atau paling tidak mengurangi ketidakpuasan itu

sendiri. Sehingga dapat memberikan peluang untuk pencapaian prestasi,

peningkatan prestasi dan tanggungjawab.

c. Mc Cleland’s Model

Model Mc Cleland’s sangat menekankan pada perhatian terhadap prestasi

(achievement). Orang yang dalam hatinya ada perasaan menggebu-gebu untuk

meraih prestasi terbaik, akan sangat bergairah dan termotivasi dalam

melaksanakan pekerjaan dan tugasnya. Sebaliknya orang yang tidak ada niat yang

kuat untuk meraih prestasi, akan ketinggalan jauh dibandingkan dengan orang

yang termotivasi.

d. Expectancy Theory (Teori Harapan)

Dalam teori ini motivasi adalah fungsi dari berapa banyak yang diinginkan

dan berapa besar kemungkinan pencapaiannya.

Dan dapat dirumuskan sebagai berikut (Arep dan Tanjung, 2004:32):

M = [( E – P)] [( P – O) V ]

Keterangan:

M = motivasi

E = pengharapan

(38)

V =penilaian

Secara sedarhana dalam teori ini, motivasi merupakan interaksi antara

harapan setelah dikurangi prestasi, dengan kontribusi penilaian yang dikaitkan

dengan prestasi dikurangi hasil. Kebutuhan di atas merupakan generalisasi karena

pada kenyataaannya kebutuhan setiap orang tidak sama.

e. Equity Theory (Teori Keadilan)

Teori ini menjelaskan bahwa motivasi merupakan fungsi dari keadilan

yang didasarkan pada hasil (output) dan pendapatan (wages). Artinya keadilan

dalam menerima pendapatan sesuai dengan usahanya.

f. Reinforcement Theory (Teori Penguatan)

Penguatan adalah segala sesuatu yang digunakan seorang atasan untuk

meningkatkan atau mempertahankan tanggapan khusus individu. Jadi menurut

teori ini, motivasi seseorang bekerja tergantung pada penghargaan yang

diterimanya dan akibat dari yang akan dialaminya. Teori ini menyebutkan bahwa

perilaku seseorang di masa mendatang dibentuk oleh akibat dari perilakunya yang

sekarang.

4. Asumsi Dasar yang Melandasi Teori Motivasi

Ketika kita mempelajari berbagai teori tentang motivasi dan praktek-praktek

memotivasi yang telah dilakukan oleh para pimpinan perusahaan maka kita perlu

memahami sejumlah asumsi dasar yang melandasi teori-teori tersebut (Winardi,

2001:67):

(39)

b. Motivasi merupakan salah satu diantara berbagai macam faktor yang masuk ke

dalam kinerja seseorang.

c. Motivasi merupakan suatu alat dengan apa para manajer dapat mengatur

hubungan-hubungan pekerjaan di dalam organisasi.

C. Kinerja Karyawan 1. Pengertian Kinerja

Menurut Stephen Robbins (2001:82) dikatakan bahwa kinerja karyawan

adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi, yaitu kinerja = f

(ability x motivation). Terdapat adanya persetujuan pandangan antara para periset dan

para manajer praktek yang pada umumnya menerima pendapat yang menyatakan

bahwa kedua variabel tersebut memiliki nilai penting dalam hal menerangkan tentang

kinerja karyawan.

Jika ada yang tidak memadai, kinerja akan dipengaruhi secara negatif. Di

samping motivasi, perlu juga dipertimbangkan (kecerdasan dan keterampilan) untuk

menjelaskan dan menilai kinerja karyawan.

Dengan kata lain kinerja adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas

maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.

Kinerja dipengaruhi oleh 3 faktor (Simmamora, 2003:50):

•Faktor individual yang terdiri dari: kemampuan dan keahlian, latar belakang dan demografi.

(40)

•Faktor organisasional yang terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan job design.

Kinerja individual seperti yang disebutkan di atas adalah hasil kerja karyawan

baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah

ditentukan. Kinerja individu ini akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu,

upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi.

2.Penilaian Kinerja

Faktor kritis yang berkaitan dengan keberhasilan jangka panjang organisasi

adalah kemampuannya untuk mengukur seberapa baik karyawannya dalam berkarya

dan menggunakan informasi untuk memastikan bahwa pelaksanaan memenuhi standar

dan meningkat sepanjang waktu.

Dalam melakukan penilaian kerja terdapat dua syarat yang perlu diperhatikan

(Gomes, 2000:136):

a. Adanya obyektivitas dalam proses evaluasi.

b. Adanya kriteria kinerja yang dapat diukur secara obyektif, dalam

pengembangannya diperlukan kualifikasi seperti di bawah ini:

1) Relevansi yang menunjukkan tingkat kesesuaian antara kriteria dengan tujuan

kinerja.

2) Reliabilitas yang menunjukkan tingkat dimana kriteria menghasilkan hasil

yang konsisten.

3) Diskriminasi yang digunakan untuk mengukur tingkat dimana suatu kriteria

(41)

Penilaian kinerja adalah alat yang bermanfaat tidak hanya untuk mengevaluasi

kerja dari para karyawan tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi

karyawan. Di pihak lain, penilaian kinerja dapat pula menjadi cara untuk membantu

individu mengelola kinerja mereka.

3. Pengukuran Kinerja

Kinerja karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja karyawan selama suatu

periode tertentu. Pemikiran tersebut dibandingkan dengan target atau sasaran yang

telah disepakati bersama dan mempertimbangkan keadaan dan perkembangan yang

mempengaruhi kinerja tesebut.

Menurut As’ad (2002:62), untuk mengukur job performance maka masalah

yang paling pokok adalah menetapkan kriterianya. Jika kriteria telah ditetapkan,

langkah berikutnya mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan hal tersebut

dari seseorang selama satu periode tertentu. Dengan membandingkan hasil ini

terhadap standar yang ditentukan untuk periode waktu yang bersangkutan, akan

diperoleh level of performance seseorang. Lebih lanjut As’ad (2002:63) mengatakan

bahwa usaha untuk menentukan ukuran tentang sukses dalam suatu pekerjaan amatlah

sulit, karena seringkali pekerjaan itu begitu kompleks sehingga sulit ada ukuran

output yang pasti.

Hal seperti ini terutama pada jabatan yang bersifat administrasif. Sehingga

yang umum dianggap sebagai kriteria antara lain ialah: kualitas, kuantitas, waktu yang

dipakai, jabatan yang dipegang, absensi dan keselamatan dalam menjalankan

(42)

D. Kerangka Pemikiran

Gambar II.1

Kerangka Pemikiran

DISIPLIN KERJA

• Kebutuhan fisiologis

• Kebutuhan keselamatan

• Kebutuhan sosial

• Kebutuhan harga diri

• Kebutuhan

MOTIVASI KERJA

Kinerja Karyawan

BRI

• Taat pada jam kerja

• Taat pada atasan

• Taat pada aturan yang berlaku

• Taat dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab

• Penggunaan dan

pemeliharaan bahan-bahan atau alat-alat perlengkapan kantor dengan hati-hati

(43)

Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi.

Kinerja seorang karyawan dapat dikatakan baik apabila dalam setiap pelaksanaan tugas

dan tanggungjawab selalu mengedepankan nilai-nilai kedisiplinan dan memiliki motivasi

kerja yang tinggi atas dasar kesadaran diri sendiri dan juga untuk tercapainya tujuan dari

organisasi tersebut.

E. Hipotesa Penelitian

Hipotesis merupakan suatu anggapan atau kesimpulan sementara yang harus

dibuktikan lagi kebenarannya (Umar, 2002 :37).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan positif antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan BRI.

2. Ada hubungan positif antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan BRI.

3. Ada hubungan yang positif antara disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja

(44)

 

E. Jurnal Penelitian Sebelumnya

No

Judul

Variabel Independen

dan

Variabel Dependen

Metode Hasil

1.

Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan

Terhadap Disiplin Kerja dan Perilaku

Serta Kinerja Karyawan

Sub Section

Level

Pada PT. Bogasari Flour Mill

(Teman Koesmono, 2005, Jurnal Widya

Manajemen dan Akuntansi Vol

5/No3/Desember:289-310)

Variabel independen:

motivasi dan

kepemimpinan;

Variabel dependen:

disiplin kerja, perilaku

serta kinerja

Sampel yang digunakan

adalah

Quota Sampling

karena sudah diketahui

jumlah karyawan pada

sub

section level

yaitu sebanyak

130 orang karyawan. Metode

pengumpulan data yang

dipakai adalah

kuesioner.Teknik analisis

data menggunakan SEM

(

Structural Equation

Modeling

)

Motivasi dan

kepemimpinan

berpengaruh terhadap

disiplin kerja dan perilaku

serta kinerja

2. Bagaimana Meningkatkan Kinerja

Karyawan Bank

Survey di Bank Negara Indonesia dan

Bank Mandiri

(H.Veithzal Rivai, 2001, Jurnal

Ekonomi Perusahaan

Vol.10/No3/Juni:85-99)

Variabel independen:

motivasi kerja, budaya

kerja, kemampuan

numerik;

Variabel dependen:

kinerja karyawan

Menggunakan metode survey

dengan metode kuesioner

dengan pendekatan teknik

korelasi. Sampel karyawan

BNI dan karyawan Bank

Mandiri.Pengambilan sampel

dengan menggunakan teknik

acak sederhana (

simple

random sampling)

(1) terdapat pengaruh

positif dan signifikan

antara motivasi kerja

dengan kinerja karyawan;

(2) terdapat pengaruh

positif dan signifikan

antara budaya kerja dengan

kinerja karyawan;

(45)

 

antara kemampuan

numerik dengan kinerja

karyawan

3.

Pengaruh Budaya Organisasi dan

Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Pada PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk. Bandung (Isniar

Budiarti, 2008, Jurnal Riset Akuntansi

dan Manajemen Indonesia Vol

1/No2:119-129)

Variabel independen:

budaya organisasi dan

kepuasan kerja;

Variabel dependen:

kinerja karyawan

Melalui pendekatan survey.

Penarikan sampel yang

digunakan adalah sampel

acak sederhana (

Stratified

random sampling).

Alat yang

digunakan adalah

kuesioner.Pengujian validitas

menggunakan korelasi

Rank

Spearman

dan uji reabilitas

menggunakan korelasi

Spearman Brown

Budaya organisasi dan

kepuasan kerja

berpengaruh signifikan

(nyata) terhadap kinerja

karyawan pada

PT. Telekominikasi Tbk.

Bandung

4.

Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja dan

Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

Karywan pada Kantor PDAM Surakarta

(

http://eprints.ums.ac.id/146/1/TONI_LISYA NTO.pdf , 2008)

Variabel independen:

motivasi, kepuasan kerja

dan disiplin kerja;

Variabel

dependen:

kinerja karyawan

Merupakan penelitian survey

dengan menggunakan

kuesioner. Populasinya

karyawan PDAM Surakarta

yang berjumlah 365 orang

tidak termasuk direksi dan

staf direksi. Sampel 110

orang(30%x365) berdasarkan

Teknik

Random Sampling

yang dikemukakan oleh

Arikunto bahwa sampel

penelitian adalah 30%dari

jumlah populasi. Uji statistik

meliputi analisis regresi linier

(a) pada hasil ketepatan

model, diperoleh

kesimpulan bahwa ketiga

variabel independent

tersebut sudah tepat ke

dalam model. Hal ini

ditunjukkan dengan tingkat

signifikansi Uji F sebesar

0,000

(b) Berdasarkan hasil

analisis regresi linier

berganda terbukti bahwa

variabel motivasi,

(46)

 

berganda, uji koefisien

regresi, uji ketepatan model

dan uji koefisien determinasi

R

2

.

kerja mempunyai pengaruh

positif dan signifikan

5.

Analisa Pengaruh Gaya Kepemimpinan

dan Iklim Kerja Terhadap Motivasi

Kerja pada PT. Siwi (Teman Koesmono,

2001, Jurnal Widya Manajemen dan

Akuntansi Vol 1/No.3/Desember:

155-166)

Variabel independen:

gaya kepemimpinan dan

iklim kerja; Variabel

dependen: motivasi kerja

Sampel yang diambil sebesar

100 orang karyawan bagian

produksi yang diambil secara

random.Teknik pengumpulan

data adalah menggunakan

kuesioner.Pengukuran

menggunakan linier berganda

dengan melakukan analisa

terhadap hubungan variabel

independent dan variabel

dependen dan juga

menggunakan Uji F dan Uji t

(47)

  29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan studi

kasus, yaitu penelitian yang memusatkan pada suatu obyek tertentu yang diteliti.

Kesimpulan yang dapat diambil dalam studi kasus ini hanya berlaku pada obyek yang

diteliti saja, tidak berlaku pada kasus-kasus yang lain.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

2. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di BRI Cabang Atambua, NTT

3. Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada bulan April-Mei 2010

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek yang akan diteliti adalah karyawan BRI Cabang

Atambua, NTT. Sedangkan obyek penelitian ini yang dicari adalah hubungan antara

(48)

 

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel masalah 1: Disiplin kerja karyawan

a. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi

tanggungjawab seseorang.

b. Aspek-aspek yang akan diteliti adalah: kepatuhan pada jam kerja, kepatuhan pada

perintah atasan serta taat pada tata tertib yang berlaku, penggunaan dan

pemeliharaan bahan-bahan atau alat-alat perlengkapan kantor dengan hati-hati,

dan kegairahan kerja. (Anaroga dan Suyati, 1995:71).

c. Cara mengukur tingkat disiplin karyawan adalah dengan skala Likert. Skala Likert

didesain untuk menilai sejauh mana subjek setuju atau tidak setuju dengan

pernyataan yang diajukan (Sumarni dan Salamah Wahyuni, 2005:60) dengan arti

sebagai berikut:

Jawaban Skor

ƒ Selalu (SL) 5

ƒ Sering (SR) 4

ƒ Kadang-kadang (KK) 3

ƒ Jarang (JR) 2

ƒ Tidak Pernah (TP) 1

2. Variabel masalah 2: Motivasi kerja karyawan

a. Motivasi karyawan adalah dorongan yang timbul dari dalam diri individu yang

dapat menimbulkan semangat atau dorongan untuk melakukan suatu pekerjaan

(49)

keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi

diri (Ishak Arep dan Hendri Tanjung, 2004: 25-26).

c. Cara mengukur tingkat motivasi karyawan adalah dengan menggunakan skala

Likert (1-5) dengan arti sebagai berikut:

Jawaban Skor

ƒ Selalu (SL) 5

ƒ Sering (SR) 4

ƒ Kadang-kadang (KK) 3

ƒ Jarang (JR) 2

ƒ Tidak Pernah (TP) 1

3. Variabel masalah 3: Kinerja karyawan

a. Kinerja Karyawan adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan

motivasi.

b. Aspek-aspek yang akan diteliti adalah kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai,

absensi, dan keselamatan dalam menjalankan tugas (As’ad, 2002:62).

c. Cara mengukur tingkat kinerja karyawan adalah dengan skala Likert (1-5) dengan

arti sebagai berikut:

Jawaban Skor

ƒ Selalu (SL) 5

ƒ Sering (SR) 4

ƒ Kadang-kadang (KK) 3

ƒ Jarang (JR) 2

(50)

4. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan (Y) sedangkan

variabel independen adalah disiplin kerja (X1) dan motivasi kerja(X2).

E. Definisi Operasional

Dalam definisi operasional ini penulis akan mendefinisikan kembali

variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Disiplin Kerja adalah perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi

tanggungjawab seseorang. Pengukuran disiplin kerja ini diukur dengan menggunakan

metode kuesioner.

b. Motivasi Kerja adalah dorongan yang timbul dari dalam diri individu yang dapat

menimbulkan semangat atau dorongan untuk melakukan suatu pekerjaan atau

kegiatan. Pengukuran motivasi kerja ini diukur dengan meggunakan metode

kuesioner.

c. Kinerja Karyawan adalah fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi.

Pengukuran kinerja karyawan ini dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner.

F. Metode pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan

(51)

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung dan

bertatap muka dengan responden.

3. Kepustakaan

Metode kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari

buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit yang dianalisis (Umar, 2002:58).

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan BRI Cabang Atambua, NTT yang

berjumlah 58 orang karyawan.

2. Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik purposive

sampling, yaitu sebuah sampel nonprobabilitas yang menyesuaikan diri dengan

kriteria tertentu atau berdasarkan ketentuan peneliti dalam memilih individu yang

akan dijadikan sampel.

Untuk mengetahui jumlah sampel dalam penelitian ini, dapat ditentukan dengan

rumus sebagai berikut (Sarwono, 2006:120):

1 . 2 +

= α

(52)

n = jumlah sampel

N = jumlah polulasi

α

= derajat kebebasan (dipakai sebesar 10%).

Dengan rumus di atas maka dapat diketahui misalnya jika jumlah polulasi 58

karyawan, maka jumlah sampel dapat ditentukan sebagai berikut:

1 ) 1 , 0 .( 58 58 2+ =

n = 37 orang karyawan

Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 37 orang karyawan.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan BRI Cabang Atambua.

H. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tingkat validitas

suatu instrumen dapat diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment

dari Pearson (Sugiyono, 2007: 44) yaitu sebagai berikut:

(53)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi sederhana antara skor butir (X) dengan skor butir (Y)

n = jumlah responden uji coba

X = jumlah skor butir (X)

Y = jumlah skor butir (Y)

X2 = jumlah skor butir (X) kuadrat

Y2 = jumlah skor butir (Y) kuadrat

XY = jumlah perkalian skor butir (X) & skor variabel (Y)

Besarnya rxy dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan taraf

signifikansi (α) = 5 %. Jika rxy lebih besar dari ttabel maka kuesioner yang digunakan

sebagai alat ukur dapat dikatakan valid.

4. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau

diandalkan. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha

Cronbach (Sugiyono, 2007: 44) yaitu:

(

)

⎪⎭

⎪⎩

=

2 2

1

1

t i

s

s

k

k

ri

Keterangan:
(54)

i

2

t

s

: Varians total

Dengan ketentuan: Apabila nilai rhitung > rtabel berarti ada korelasi yang nyata antara

kedua variabel tersebut dan dapat dikatakan reliabel.

Tetapi, apabila rhitung < rtabel maka alat pengukuran tidak reliabel.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu:

1. Analisis Profil Responden

Analisis ini digunakan untuk mengetahui profil responden dalam penelitian dengan

mempresentasikan jawaban responden yang menunjukkan karakteristik dari

responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin, pendidikan dan status pernikahan.

2. Analisis Korelasi Parsial

Pengujian hipotesis dengan menggunakan korelasi parsial adalah untuk menganalisis

atau menguji hipotesis bila peneliti bermaksud mengetahui hubungan variabel

independent dengan dependent, dimana salah satu variabel independentnya

dikendalikan atau dibuat tetap.

a) Untuk menguji hipotesis pertama yaitu ada hubungan antara disiplin kerja

dengan kinerja karyawan, maka digunakan rumus Korelasi Product

(55)

rx1y =

ketera

rx1y

x

y

n

Taraf

memb

0,00 –

0,20 –

0,40 –

0,60 –

0,80 –

maka

=

angan :

: korelasi

karyawa

: variabel d

: variabel k

: jumlah re

nyata α : 5%

Menurut S

berikan inter

– 0,199 = s

– 0,399 = r

– 0,599 = s

– 0,799 = k

– 1,000 = s

Untuk me digunakan u antara vari an disiplin kerj kinerja kary esponden %

Sugiyono, 2

rpretasi koefi sangat renda rendah sedang kuat sangat kuat embuktikan uji signifikan iabel disipli a awan 2007 (dalam fisien korelas ah bahwa hipo

nsi dengan st

in kerja den

m Priyatno, 2

si adalah seb

otesis pertam

tatitik uji t (U

ngan variab 2009:54) pe bagai berikut ma diterima Usman, 200 el kinerja edoman untu t :

a atau ditola

06: 204): uk

(56)

t =

r

ketera

t : nil

r : ko

n : ju

Denga

b) Untuk

denga

Mome

rx2y =

ketera

r x2y

x y 2

1

2

r

n

r

angan :

lai yang dica

oefisien kore

umlah sampe

an ketentuan

k menguji hi

an kinerja k

ent (Sugiyon

=

angan :

y : korelasi

karyawa

: variabel b

: variabel k ari

lasi

el

n : H0 diterim

H0 ditolak

ipotesis ked

karyawan, m

no, 2007: 44)

antara vari

an

besarnya mo

kinerja kary

ma jika t hitun

k jika t hitun

dua yaitu ada

maka digun

) yaitu:

abel motiva

otivasi kerja

awan

ng ≤ t tabel g ≥ t tabel

a hubungan

nakan rumus

asi kerja den

antara moti

s Korelasi

ngan variab

ivasi kerja

i Product

(57)

Taraf nyata α : 5%

Menurut Sugiyono, 2007 (dalam Priyatno, 2009:54) pedoman untuk

memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

0,00 – 0,199 = sangat rendah

0,20 – 0,399 = rendah

0,40 – 0,599 = sedang

0,60 – 0,799 = kuat

0,80 – 1,000 = sangat kuat

Untuk membuktikan bahwa hipotesis kedua diterima atau ditolak,

maka digunakan uji signifikansi dengan statistik uji t (Usman, 2006: 204):

t = 2

1

2

r

n

r

keterangan :

t : nilai yang dicari

r : koefisien korelasi

n : jumlah sampel

Dengan ketentuan : H0 diterima jika t hitung ≤ t tabel

(58)

c) Untuk

dan

mengg

Ry.x1

ketera

Ry.x1

ryx1:

ryx2:

rx1x2

maka

signif

Fh =

k menguji h

motivasi k

gunakan Ko

1x2 =

r

angan :

1x2: koefisi

motiva karyaw koefisi : koefisi : koefisi Untuk me menggunak

fikansi 5% (U

ipotesis keti kerja deng relasi Berga 2 1 2

1

y

yx

+

r

ien korelasi

asi kerja s

wan.

ien korelasi

ien korelasi

ien korelasi

embuktikan

kan uji sig

Usman, 2006

iga yaitu ad

gan kinerja anda (Usman 2 1 2 2

2

x x yx yx

r

r

ganda antar ecara bersa antara disipl antara motiv antara disipl apakah hip gnifikansi d

6: 233) yaitu

da hubungan

a karyawan

n, 2006: 232)

2 1 2 1

r

yx

r

x x

ra variabel d

ama-sama d

lin kerja den

vasi kerja de

lin kerja den

potesis ketig

engan statis

u:

n antara disi

n, maka ) yaitu: disiplin kerja dengan var ngan kinerja engan kinerja ngan motivas ga diterima

stik uji F

iplin kerja

rumusnya

a dan variab

(59)

Ketera

n

k

Denga angan :

= Koefisie

= Jumlah d

= Jumlah v

an ketentuan

en determina

data atau kas

variabel inde

n : H0 diterim

H0 ditolak asi

sus

ependen

ma jika Ftabel

k jika Fhitung

(60)

  42 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Awal berdirinya PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), atau lebih dikenal

dengan sebutan BRI bermula dari lembaga keuangan kecil yang didirikan oleh Raden

Bei Aria Wiriaatmadja yang bernama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der

Inlandsche Hoofden di Purwokerto, di Jawa Tengah pada tanggal 16 Desember 1895.

Lembaga ini mengelolah dana kas Masjid yang kemudian disalurkan kepada

masyarakat dengan skema pengembalian yang sangat mudah.

Seiring dengan berjalannya waktu, lembaga tersebut semakin berkembang dan

dibutuhkan masyarakat. Dalam perjalanannya, nama lembaga ini beberapa kali

mengalami perubahan. Berturut-turut berubah menjadi Hulp en Spaarbank der

Inlandsche Bestuurs Ambtenareen, De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw

Credietbank (Volksbank), Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene, dan

perubahan nama terakhir pada masa kolonial Belanda terjadi pada tahun 1934 menjadi

Algeme Volks Credietbank (AVB).

Pada masa pendudukan Jepang, Algeme Volks Credietbank (AVB) diubah

menjadi Syomin Ginko. Setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II dan Indonesia

merdeka pada tahun 1945, nama lembaga ini oleh Pemerintah Indonesia diubah

kembali menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada tanggal 22 Februari 1946, dan

(61)

pemerintah dalam membangun ekonomi kerakyatan. Pada tahun 1960 pemerintah

mengubah nama BRI menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN), dan

berdasarkan Undang-undang No.21 tahun 1968, pemerintah menetapkan kembali

nama Bank Rakyat Indonesia sebagai bank umum, dan berdasarkan Undang-undang

Perbankan No.7 tahun 1992, berubah nama dan status menjadi PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero). Pada bulan November 2003, PT. Bank Rakyat Indonesia go

public dan pemerintah melepas 30% saham miliknya kepada publik. Kini, dengan

status sebagai perusahaan terbuka, Bank Rakyat Indonesia (BRI) semakin kokoh

berdiri di tengah perekonomian Indonesia yang sedang bangkit.

B. Lokasi Perusahaan

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk cabang Atambua berada pada lokasi

yang sangat strategis. Berada di pusat kota Atambua, sehingga mudah dijangkau oleh

masyarakat. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk cabang Atambua bertempat di

Jalan Ignasius J. Kasimo No.10 Atambua.

C. Visi dan Misi

Visi BRI adalah menjadi bank komersial terkemuka yang selalu

mengutamakan kepuasan nasabah. Untuk mewujudkan visi tersebut, BRI menetapkan

(62)

pelayanan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk

menunjang perekonomian masyarakat.

b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang

tersebar luas dan didukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang

professional dengan melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik

(Good Corporate Governance).

c. Memberikan keuntungan dan manfaat seoptimal mungkin kepada berbagai

pihak yang berkepentingan.

D. Nilai –Nilai Perusahaan

BRI memiliki nilai-nilai perusahaan (Corporate Value) yang menjadi landasan

berpikir, bertindak serta berperilaku bagi setiap insan BRI di manapun berada, yaitu:

1) Integritas

2) Profesionalisme

3) Kepuasan Nasabah

4) Keteladanan

5) Penghargaan Kepada Sumber Daya Manusia

Kesadaran akan nilai-nilai tersebut menjadi kekuatan filosofi bisnis BRI dan

menjadi budaya kerja perusahaan (Corporate Culture) yang solid dan berkarakter.

Sebagai lembaga kepercayaan, BRI juga memiliki budaya patuh pada seluruh

ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Budaya patuh ini mendorong BRI

(63)

perusahaan sebagai berikut:

• Mengintensifkan program budaya sadar resiko dan kepatuhan kepada setiap pekerja di seluruh unit kerja.

• Mnegintensifkan peningkatan kualitas pelayanan di seluruh unit kerja.

• Menjabarkan dan memonitor setiap kemajuan yang dicapai perusahaan ke

dalam rencana tindakan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan oleh

setiap unit kerja.

E. Kegiatan Usaha dan Produk BRI

Sebagai institusi intermediasi keuangan, sejak berdirinya kegiatan usaha yang

dilakukan, BRI selalu memiliki fokus untuk mnegembangkan UMKM, yang

merupakan bisnis inti (Core Business) BRI. Hal ini dapat dilihat dari keanekaragaman

produk-produk BRI yang sebagian besar ditujukan untuk melayani sektor UMKM.

Di bidang simpanan, BRI memiliki produk tabungan unggulan yaitu:

Simpedes, Simaskot dan BritAma. Selain itu, BRI juga menawarkan produk Giro dan

Deposito yang merupakan wadah bagi masyarakat berbagai golongan untuk

menyimpan dananya di BRI.

Di bidang kredit, BRI telah lama mendukung perkembangan UMKM.

Kupedes merupakan produk andalan BRI unit yang sangat diminati oleh segmen

usaha mikro, baik untuk keperluan investasi, modal kerja maupun untuk tujuan

lainnya. BRI memiliki komitmen untuk memberikan kredit mikro paling tidak 30%

(64)

Kecil dan Menengah. Sedangkan di segmen konsumer, BRI memberikan kredit untuk

berbagai penggunaan bagi masyarakat berpenghasilan tetap, Kredit Pemilikan Rumah

(KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dan skim-skim kredit lainnya.

Portofolio kredit yang diberikan oleh BRI merupakan cerminan dari komitmen

BRI untuk konsisten dan fokus menumbuhkembangkan segmen usaha Mikro, Kecil

dan Menengah (UMKM) sejalan dengan program pembangunan nasional yang

berdasarkan ekonimi kerakyatan. Komitmen BRI tersebut terlihat jelas dari jumlah

porsi kredit yang disalurkan kepada segmen UMKM jauh lebih besar dibandingkan

segmen usaha lainnya.

Ditinjau dari jenis kreditnya, sebagian besar kredit yang disalurkan BRI

merupakan kredit produktif karena sektor produktif memiliki efek ganda (Multiplier

Effect) yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menyerap lebih

besar kebutuhan tenaga kerja. Dalam setiap penyaluran kreditnya, BRI selalu

berpegang pada prinsip kehati-hatian (Prudential Banking Principles).

F. Struktur Organisasi Kantor Cabang BRI Atambua dan Fungsi Masing-Masing Bagian

Struktur organisasi kantor cabang BRI Atambua berdasarkan Surat Keputusan

Divisi Jaringan Kanpus BRI No: B 545-JBR/ KJR/ 07/ 2008 tanggal 31 Juli 2008

adalah sebagai berikut:

(65)

2.1. Fungsi Pemasaran, membawahi:

a) fungsi Account Officer Komersial

b) fungsi Account Officer Konsumer

c) Fungsi Account Officer Briguna

d) fungsi Account Officer Program

e) fungsi Account OfficerTrade Finance

f) fungsi Account Officer Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit

Bermasalah (RPKB)

g) fungsi Funding Officer

h) fungsi Relationship Officer

i) fungsi Sales Person

2.2. Fungsi Bisnis Mikro membawahi Asisten Manajer Bisnis Mikro. Sedangkan

Asisten Manajer Bisnis Manajer Mikro membawahi Kepala BRI Unit.

2.3. Fungsi Sentra Kredit Konsumer, membawahi:

a) fungsi Account Officer Konsumer

b) fungsi Sales Person

2.4. Fungsi Layanan Proiritas, membawahi:

a) fungsi Priority Banking Officer

b) fungsi Priority Banking Assistant

2.5. Fungsi Operasional, Layanan dan Penunjang, membawahi:

2.5.1 Sub Fungsi Operasional dan Layanan, membawahi:

Gambar

 Tabel t  Tabel F
Gambar II.1
Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Tabel V.2 Hasil Uji Reliabiltas Instrumen Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Gaya kepemimpinan di Kantor BNI Cabang Utama Manado cenderung ke arah yang partisipatif karena mengakomodasi saran, usul dan pendapat dari bawahan dengan menggunakan aturan dan

isF*mbfu^pde.k]&amp;tr.

Jadi, menggunakan asumsi-asumsi di atas, didapatkan bahwa untuk memproduksi satu liter metanol nuklir dari air laut, dibutuhkan biaya sebesar Rp 2.359, atau kita bulatkan saja jadi

Kemampuan awal (entry behavior) ini menggambarkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru (Mohamad Syarif Sumantri, 2015:183). Keterkaitan yang

sinetron Anak Jalanan ini, namun pihak production house sinetron ini mengatakan bahwa akan ada lanjutan dari sinetron Anak Jalanan tetapi. judul dari sinetron ini

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan umur, paritas, pengetahuan, sikap, jarak puskesmas dan bimbingan tenaga kesehatan dengan perilaku penggunaan

Dalam Penulisan ilmiah ini dapat di ketahui bahwa laba yang diterima perusahaan terus berubah, karena biaya yang di keluarkan perusahaan terjadi karena biaya produksi meningkat,

penelitian lebih lanjut dengan judul “KONTRIBUS I EKSPOR-IMPOR TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Komparasi Indonesia dan Qatar Periode