• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Front Mahasiswa Sumatera Utara (Fromsu) Dalam Penolakan Kenaikan Harga Bbm Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Front Mahasiswa Sumatera Utara (Fromsu) Dalam Penolakan Kenaikan Harga Bbm Tahun 2012"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI FRONT MAHASISWA SUMATERA UTARA (FROMSU) DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012

Muhammad Irfan 090906002

Dosen Pembimbing : Husnul Isa Harahap, S.Sos, M.Si

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK MEDAN

(2)

i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

MUHAMMAD IRFAN (090906002)

STRATEGI FRONT MAHASISWA SUMATERA UTARA (FROMSU) DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012

Rincian Skripsi: 110 Halaman, 1 Bagan, 23 Buku, 5 Artikel, 7 Internet, dan 3 wawancara. (Kisaran Buku dari Tahun: 1990-2013).

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba menguraikan tentang strategi Fromsu dalam penolakan kenaikan harga BBM tahun 2012. Fromsu merupakan aliansi organisasi mahasiswa yang berusaha untuk menghimpun dan menyatukan organisasi-organisasi mahasiswa yang berada di Sumatra Utara khususnya di kota Medan. Dengan melihat kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM maka Fromsu menjalankan aksi massa secara masif sehingga pemerintah mengeluarkan keputusan untuk menunda kenaikan harga BBM (pasal 7 ayat 1) april 2012. Selain dari aksi massa fromsu juga melakukan konfrensi pers.

Teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan tersebut adalah gerakan sosial yang di ungkapkan oleh Jules Townshend gerakan sosial sebagai bagian dari jaringan kerja atau interaksi informal di antara pluralitas individu-individu, kelompok-kelompok dan/atau organisasi-organisasi yang terlibat dalam sebuah konflik politik atau kultural dengan berbasiskan pengelompokan berdasarkan identitas kolektif. Kedua, teori partisipasi politik yang di ungkapkan oleh Herbert McClosky sebagai kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum.dengan menggunakan metode wawancara sebagai teknik utama dalam pengumpulan data, penelitian ini mengandalkan hasil analisis dari data wawancara yang diperoleh dan relevansinya dengan teori yang digunakan.

(3)

ii UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Muhammad Irfan (090906002)

STRATEGY FOR STUDENTS FRONT NORTH SUMATRA (FROMSU) FUEL PRICE INCREASE IN REJECTION IN 2012

Thesis Details: 110 pages, 1 Chart, 23 Books, Articles 5, 7 Internet, and 3 interviews. (Book of the Year Range: 1990 to 2013).

ABSTRACT

This study tried to describe the strategy Fromsu in rejection of fuel price increases in 2012. Fromsu an alliance of student organization that seeks to gather and unite the student organizations are located in North Sumatra, especially in the city of Medan. By looking at the government's policy to raise fuel prices then Fromsu run massive mass action so that the government issued a decision to postpone the increase in fuel prices (article 7 paragraph 1) april 2012. Apart from the mass action fromsu also conduct a press conference.

The theory is used to explain the problems is the social movements that were dictated by Jules Townshend social movements as part of a network or informal interaction between a plurality of individuals, groups and / or organizations involved in a political or cultural conflict on the basis of grouping based on collective identity. Second, the theory of political participation that were dictated by Herbert McClosky as volunteer activities of citizens through which they take part in the electoral process and the authorities directly or indirectly in the process of the formation of public policy. By using interviews as the primary data gathering techniques, the study relies on the analysis of the interview data obtained and its relevance to the theory used.

(4)

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh Nama : Muhammad Irfan

Nim : 090906002

Judul : STRATEGI FRONT MAHASISWA SUMATERA UTARA (FROMSU) DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012

Menyetujui:

Ketua Departemen Ilmu Politik DosenPembimbing

Dra. T. Irmayani, M.Si

(NIP. 19680630199403200) (NIP. 198212312010121001) Husnul Isa Harahap,S.Sos,M.Si

Mengetahui, Dekan FISIP USU

(5)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, oleh:

Nama : Muhammad Irfan

Nim : 090906002

Judul : STRATEGI FRONT MAHASISWA SUMATERA UTARA (FROMSU) DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012

Dilaksanakan pada:

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Tim Penguji :

Ketua :

NIP. ( )

Penguji Utama :

NIP. ( )

Penguji Tamu :

(6)

v

Karya ini dipersembahkan untuk

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul STRATEGI FRONT MAHASISWA SUMATERA UTARA (FROMSU) DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012 dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik dari Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terimakasih kepada:

1. Kepada Bapak prof. Dr Badaruddin, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan

2. Kepada Ibu Dra. T. Irmayani, M. Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan 3. Kepada Bapak Drs. P. Anthonius Sitepu, M.Si selaku Sekretaris Departemen

Ilmu Poitik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan

4. Kepada Bapak Husnul Isa harahap, S.sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing, yang sudah banyak memberikan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis dengan sabar dalam penyusunan skripsi ini selesai dengan baik

(8)

vii

6. Kepada Pak Burhan, Kak Siti dan Kak Emma Sari sebagai staff administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU, yang telah banyak membantu penulis dalam urusan perkuliahan sampai penulisan skripsi ini slesai.

7. Kepada Orangtua penulis yaitu, Alm. Bapak Mara Daud Hasibuan dan Ibu Hotnasari Harahap yang telah banyak memberikan bantuan baik material maupun moril serta do’a yang menyertai penulis dalam menyelesaikan perkulihan dan menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada saudara dan saudari penulis, yaitu Mhd. Ali Wardana Hasibuan, Hindun Hasibuan yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis.

9. Kepada teman-teman penulis di Departemen Ilmu Politik khususnya angkatan 2009 yang selama ini memberikan motivasi dan menjadi tempat bertukar pikiran untuk penulis.

10.Kepada Narasumber penulis yakni pengurus FROMSU tahun 2012, Bung Rachmad P Panjaitan, S.IP, Bung Habibi Formadas, Bung Martin SMI yang membantu penulis dalam menyelesaikan pengerjaan skripsi ini.

11.Kepada Rodiah Harahap, Amd yang selama ini memberikan perhatian dan dukungan penuh kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini serta selama masa perkuliahan.

12.Kepada kawan kawan penulis, Rachmat P Panjaitan, S.IP, Dona Yoseva Pardede, S.IP, Kosner Sinaga, S.IP, Jeki Fernando Purba, S.IP, Thariq Tsaqib, Hugo, Agung, Putra, Rivaldo dan yang lainnya yang selama ini telah menjadi teman belajar penulis selama perkuliahan dan menjadi teman diskusi penulis dalam penyelesaian skripsi ini

(9)

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas semua bantuan dari semua pihak dalam penyelesaian skripsi ini dan berharap skripsi ini memberikan manfaat bagi kita.

Medan, April 2015

(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Abstrak ... i

Abstrack ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Lembar Persembahan ... . v

Kata Pengantar ... vi

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 10

1.5 Manfaat Penelitian ... 10

1.6 Kerangka Teori... 11

1.6.1 Teori Organisasi ... 11

1.6.2 Teori Gerakan Sosial ... 15

1.6.3 Teori Partisipasi Politik ... 27

(11)

x

1.7.1. Jenis Penelitian ... 30

1.7.2. Lokasi Penelitian ... 31

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data ... 31

1.7.4 Teknik Analisis Data ... 32

1.8.Sistematika Penulisan ... 33

BAB II PROFIL FROMSU ... 35

2.1Gambaran Umum FROMSU ... 35

2.2Profil FROMSU ... 41

2.3Program Perjuangan FROMSU ... 47

2.4 Tugas-Tugas Pemuda Mahasiswa ... 51

BAB III STRATEGI FROMSU DALAM MENOLAK RENCANA KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012 ... 59

3.1. Pendidikan Politik ... 59

3.2 Propaganda Politik ... 67

3.3 Kampanye Massa ... 73

3.4 Penggalangan Aliansi ... 81

BAB IV PENUTUP ... 87

4.1. Kesimpulan... 87

4.2. Saran ... 89

(12)

xi

DAFTAR BAGAN

(13)

i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

MUHAMMAD IRFAN (090906002)

STRATEGI FRONT MAHASISWA SUMATERA UTARA (FROMSU) DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM TAHUN 2012

Rincian Skripsi: 110 Halaman, 1 Bagan, 23 Buku, 5 Artikel, 7 Internet, dan 3 wawancara. (Kisaran Buku dari Tahun: 1990-2013).

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba menguraikan tentang strategi Fromsu dalam penolakan kenaikan harga BBM tahun 2012. Fromsu merupakan aliansi organisasi mahasiswa yang berusaha untuk menghimpun dan menyatukan organisasi-organisasi mahasiswa yang berada di Sumatra Utara khususnya di kota Medan. Dengan melihat kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM maka Fromsu menjalankan aksi massa secara masif sehingga pemerintah mengeluarkan keputusan untuk menunda kenaikan harga BBM (pasal 7 ayat 1) april 2012. Selain dari aksi massa fromsu juga melakukan konfrensi pers.

Teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan tersebut adalah gerakan sosial yang di ungkapkan oleh Jules Townshend gerakan sosial sebagai bagian dari jaringan kerja atau interaksi informal di antara pluralitas individu-individu, kelompok-kelompok dan/atau organisasi-organisasi yang terlibat dalam sebuah konflik politik atau kultural dengan berbasiskan pengelompokan berdasarkan identitas kolektif. Kedua, teori partisipasi politik yang di ungkapkan oleh Herbert McClosky sebagai kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum.dengan menggunakan metode wawancara sebagai teknik utama dalam pengumpulan data, penelitian ini mengandalkan hasil analisis dari data wawancara yang diperoleh dan relevansinya dengan teori yang digunakan.

(14)

ii UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

Muhammad Irfan (090906002)

STRATEGY FOR STUDENTS FRONT NORTH SUMATRA (FROMSU) FUEL PRICE INCREASE IN REJECTION IN 2012

Thesis Details: 110 pages, 1 Chart, 23 Books, Articles 5, 7 Internet, and 3 interviews. (Book of the Year Range: 1990 to 2013).

ABSTRACT

This study tried to describe the strategy Fromsu in rejection of fuel price increases in 2012. Fromsu an alliance of student organization that seeks to gather and unite the student organizations are located in North Sumatra, especially in the city of Medan. By looking at the government's policy to raise fuel prices then Fromsu run massive mass action so that the government issued a decision to postpone the increase in fuel prices (article 7 paragraph 1) april 2012. Apart from the mass action fromsu also conduct a press conference.

The theory is used to explain the problems is the social movements that were dictated by Jules Townshend social movements as part of a network or informal interaction between a plurality of individuals, groups and / or organizations involved in a political or cultural conflict on the basis of grouping based on collective identity. Second, the theory of political participation that were dictated by Herbert McClosky as volunteer activities of citizens through which they take part in the electoral process and the authorities directly or indirectly in the process of the formation of public policy. By using interviews as the primary data gathering techniques, the study relies on the analysis of the interview data obtained and its relevance to the theory used.

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerakan mahasiswa merupakan bagian dari gerakan sosial yang didefenisikan Nan Lin sebagai upaya kolektif untuk memajukan atau melakukan perubahan dalam sebuah masyarakat atau kelompok1

Perkembangan gerakan mahasiswa Indonesia tidak pernah terlepas dari perlawanan Indonesia terhadap pemerintahan kolonial Belanda serta fasis jepang

.

Salah satu bentuk gerakan sosial (social movement) adalah gerakan mahasiswa (student movement), di samping berbagai gerakan lain yang dilakukan oleh buruh, petani, pecinta lingkungan dan sebagainya. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat berpendidikan yang sering juga disebut sebagai kaum intelektual dan sehari-harinya bergelut dengan pencarian kebenaran dalam kampus, atau memberikan perubahan di tengah-tengah masyarakat. Kegelisahan-kegelisahan mahasiswa itu akhirnya teraktualisasikan dalam bentuk aksi-aksi protes dengan harapan dapat mendorong perubahan secara reformatif terhadap sistem politik yang sedang berjalan.

1 Gerakan Mahasiswa dan Demokrasi di Indonesia. Alumni,

(16)

2

yang menghisap dan menindas sumber daya alam serta manusia di Indonesia. Terbukti dengan Lahirnya organisasi Boedi Otomo2

Sementara gerakan mahasiswa di Indonesia pasca Kemerdekaan 1945 merupakan momentum yang penting dalam gerakan pemuda mahasiswa. selain

sebagai Organsasi pertama kali yang berstuktur modern, merupakan Organisasi yang lahir sebagai wadah perjuangan mahasiswa dari kalangan priyayi yang mempunyai sikap kritis dan keresahan intelektual terhadap dominasi dari penjajah.

Lahirnya Boedi otomo, Perhimpunan Indonesia dan organisasi lain, merupakan babak baru lahirnya organisasi mahasiswa di Indonesia. Seiring dengan perkembangan organisasi mahasiswa di Indonesia, juga melahirkan semangat pada mahasiswa untuk mendirikan kelompok diskusi, seperti kelompok studi umum, kelompok studi Indonesia yang ikut serta dalam menuangkan ide-ide dalam perjuangan rakyat Indonesia. Namun kelompok studi ini masih saja didominasi oleh mahasiswa-mahasiswa dari kalangan priyayi. Sehingga jelas sejak masa colonial belanda, diskriminasi pendidikan itu telah ada. Tetapi dari kebangkitan gerakan mahasiswa di Indonesia pra kemerdekaan di abad 20, melahirkan generasi baru pemuda Indonesia hingga mampu menggagas Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

(17)

3 melucuti senjata Jepang3

3 Wijoyo, Muridan. Politik Indonesia (Gerakan Mahasiswa). Pustaka sinar harapan, Jakarta 1999

(18)

4

disebabkan karena pemerintahan orde baru mengeluarkan kebijakan NKK/BKK kampus. Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) oleh pemerintah secara paksa. Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan SK No.0156/U/1978 sesaat setelah Dooed Yusuf dilantik tahun 1979. Konsep ini mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik, dan menjauhkan dari aktivitas politik karena dinilai secara nyata dapat membahayakan posisi rezim.

Di Indonesia sendiri, diskursus tentang gerakan mahasiswa sudah lama menjadi pokok bahasan dalam berbagai kesempatan hampir sepanjang tahun. Banyak forum-forum diskusi yang diadakan telah menghasilkan beberapa ide-ide, gagasan, berbagai tulisan, makalah maupun buku-buku yang diterbitkan tentang hakikat, dan kepentingan gerakan mahasiswa dalam pergulatan politik di Indonesia. Terutama dalam konteks kepeduliannya dalam merespon masalah-masalah sosial politik yang terjadi dan berkembang dalam masyarakat.

(19)

5

Namun,memasuki era reformasi, peran dan fungsi mahasiswa mengalami pergeseran seiring dengan perubahan situasional bangsa Indonesia. Ditengah-tengah persoalan rakyat Indonesia dibawah cengkraman kepentingan asing dan sistem feodal serta didukung oleh kapitalis birokrat, seharusnya gerakan pemuda-mahasiswa dapat membesar dan memperluas jangkuannya untuk membangkitkan kesadaraan mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki ciri-ciri khusus dinamis, aktif, dan mobilitas yang tinggi, mendorong mahasiswa memiliki andil yang besar sebagai tulang punggung yang penting dari tenaga penggerak perjuangan dalam membangkitkan, mengorganisasikan masyarakat untuk meraih perubahan yang mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketidakmampuan gerakan mahasiswa untuk tampil kembali memberikan pengaruh politik yang semakin menurun, dan semakin sulit mendapatkan tempat untuk mengeluarkan ide dan gagasan guna mencapai perubahan yang diinginkan, terjadi karena nuansa protes yang dilakukan mengarah kepada isu atau ruang gerak yang relatif sempit atau tidak terhubung dengan gerakan rakyat Indonesia. Selain itu, isu yang dibawa oleh gerakan mahasiswa cenderung bernuansakan kepentingan kelompok tertentu, atau kepentingan afiliasi partai politik tertentu.

(20)

6

semata. Misalnya di kota medan, gerakan mahasiswa yang ada saat ini masih cenderung menunjukkan sifat apatis dan terkotak-kotak. Masyarakat memiliki harapan besar pada mahasiswa untuk berperan besar dalam upaya mencapai kemajuan negara, menjadi pelopor, untuk memberikan perubahan di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Pada April tahun 2012, rencana pemerintah Indonesia mengeluarkan keputusan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang secara langsung memunculkan penolakan dari berbagai elemen masyarakat. Sebelum kebijakan ini disahkan, berbagai aksi protes penolakan terjadi di beberapa daerah di Indonesia yang menolak kenaikan BBM. Rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak tersebut telah masuk dalam pembahasan DPR.

Beberapa alasan pemerintah untuk menaikkan harga BBM yaitu pertama,

kenaikan harga minyak mentah dunia, kedua, kondisi riil di lapangan yang tidak sesuai dengan asumsi awal APBN. Pada bulan Januari, Indonesia Crude Price (harga minyak mentah Indonesia) mencapai 115,91 dollar AS per barel dan Februari sekitar 121, 75 dollar AS per barel. Padahal ICP yang dimasukkan dalam ABN 2012 adalah maksimal hanya sebesar 90,0 dollar AS per barel. Ketiga

(21)

7

asumsi awal angka subsidi yang tercantum pada APBN 2012, karena harga ICP pun tidak sesuai dengan asumsi awal. Keempat adalah sasaran subsidi BBM yang tidak tepat sasaran karena dinikmati secara lebih besar oleh orang kaya, yang berarti subsidi BBM yang dilakukan saat ini tidak tepat sasaran, dan diperlukan suatu revisi kebijakan agar kembali pada sasaran awal (rakyat miskin). Beberapa alasan di atas merupakan alasan atas kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM dengan asumsi dan kekhawatiran APBN bisa jebol dan penyelamatan APBN. Namun asumsi ini tidak secara langsung dapat diterima, karena selama ini APBN Indonesia banyak yang telah jebol akibat anggaran yang fiktif dan tidak jelas sebelum kebijakan ini direncanakan. Bagi masyarakat sendiri, kebijakan menaikkan BBM ini adalah permasalahan baru khususnya bagi jutaan masyarakat di Indonesia yang akan mempengaruhi beban tanggungan hidup masyarakat.

(22)

8

(GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Kelompok Diskusi dan Aksi Sosial (KDAS), dan beberapa organisasi lainnya merupakan hasil proses transisi demokrasi dari orde baru ke reformasi. Organisasi di atas merupakan beberapa organisasi dari sekian banyak organisasi di kota Medan dan memiliki tipe gerakan masing-masing.

(23)

9

Aliansi FROMSU digagas untuk mencoba menyatukan pemahaman bagaimana posisi mahasiswa dalam memandang permasalahan masyarakat Indonesia saat ini, termasuk menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada April 2012 dengan turun ke jalan melakukan aksi protes. Aksi ini mencoba memberikan dorongan bagi pemerintah agar mempertimbangkan kebijakan tersebut. Pada bulan Maret, aksi besar-besaran terjadi di kota Medan yang terpusat pada tempat-tempat pemerintahan. Gerakan mahasiswa yang disatukan dalam sebuah aliansi FROMSU turut serta dalam penolakan ini yang mencapai hasil kebijakan manaikkan BBM di tunda.

Dari pemaparan di atas, penelitian ini akan mencoba menganalisis bagaiamana strategi gerakan mahasiswa di kota Medan dalam penolakan kenaikan BBM dimana yang menjadi objek penelitian penulis adalah Aliansi Front Mahasiswa Sumatera (FROMSU) sebagai wadah dari beberapa organisasi mahasiswa yang ada di Kota Medan.

1.2 Rumusan Masalah

(24)

10 1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini adalah analisis gerakan mahasiswa Indonesia khususnya di kota Medan, di mana penulis membuat pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana strategi gerakan mahasiswa di Sumatera Utara khususnya organisasi mahasiswa di kota Medan, dalam aksi penolakan kenaikan BBM tahun 2012. 2. Penelitian ini membatasi masalah pada gerakan mahasiswa dimana

objek penelitiannya adalah aliansi gerakan mahasiswa Sumatera Utara yang saat ini masih terfokus di kota Medan.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui sejarah perkembangan gerakan mahasiswa di Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui bagaiamana strategi gerakan mahasiswa di kota Medan khususnya aliansi organisasi mahasiswa Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) dalam penolakan kenaikan BBM 2012. 1.5 Manfaat Penelitian

(25)

11

khasanah pengetahuan seputar organisasi mahasiswa di Indonesia, dan khususnya di kota Medan, menambah referensi bacaan bagi organisasi mahasiswa.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam Ilmu politik, dan menjadi pisau analisis organisiasi mahasiswa, aktivis sosial dan lain-lain dalam membedah persoalan dalam suatu masyarakat dan negara yang bersinggungan dengan Ideologi.

3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat membedah persoalan suatu masyarakat dan Negara

1.6 Kerangka Teori 1.6.1. Teori Organisasi

(26)

12

1. James D. Mooney (1974) mengutarakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk kerja sama manusia untuk mencapai tujuan bersama.

2. Ralp Currier Davis (1951) berpendapat bahwa organisasi adalah suatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja kearah tujuan bersama dibawah satu kepemimpinan.

3. Herbert A. Simon (1958) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu rencana mengenai usaha kerjasama yang mana setiap peserta mempunyai peranan yang diakui untuk dijalankan dan kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas untuk dilaksanakan1

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap organisasi terdapat tiga unsur dasar yaitu Orang-orang, Kerjasama dan Tujuan yang hendak dicapai. Organisasi juga harus memiliki lima fenomena penting yaitu :

1) Organisasi harus mempunyai tujuan.

2) Organisasi harus mempunyai program, kegiatan strategi dan metode untuk mencapai tujuan organisasi.

(27)

13

4) Organisasi itu terdiri dari dua orang atau lebih. 5) Organisasi itu harus ada kerjasama.1

Organisasi berusaha mempermudah manusia dalam menjalani hidup didunia dengan memanfaatkan segela kelebihan yang terdapat di dalam organisasi. Untuk menyelesaikan masalah, ketika dipikirkan orang banyak, maka segala masalah apapun akan mudah terselesaikan, dibanding satu orang yang memikirkannya. Satu demi satu persoalan akan selesai, tatkala dikerjakan secara gotong royong. Tak salah pepatah mengatakan “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Faktor penentu terbentuknya organisasi adalah manusia sedangkan faktor yang berkaitan dengan kerja adalah kemampuan untuk bekerja, kemampuan untuk mempenaruhi orang lain dan kemampuan melaksanakan asas-asas atau prinsip-prinsip organisasi.

Manusia adalah makhluk yang dinamis, ketidakterbatasan kebutuhan manusia dan keterbatasan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhanya telah menghadapkan manusia untuk hidup berorganisasi4

4 Prof. Dr Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan , Jakarta 2003.

(28)

14

Dengan hal tersebut, memang organisasi memiliki arti yang sangat strategis dan peran yang dapat mengelola kehidupan manusia agar lebih mempunyai hakikat yang bermakna. Hakikat organisasi pada dasarnya berorientasi terhadap aspirasi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi. Hakikat organisasi menjadi pondasi dasar dan asas dalam pengelolaan organisasi untuk mencapai tujuannya demi terciptanya sistem manajerial yang baik. Dapat dikatakan jika suatu organisasi kehilangan hakikat maka perlu dipertanyakan kontinuitas dari organisasi tersebut.

Lahirnya organisasi akibat adanya tujuan yang ingin hendak dicapai oleh pihak tertentu karena melihat adanya urgensi dari keberadaaan organisasi5

Oleh karena itu, organisasi memang harus ada di dalam kehidupan manusia sebagai instrumen yang dapat mempersatukan manusia dalam proses dinamika dan keteraturan hidup. Dengan lahirnya organisasi Budi Utomo di Indonesia . Organisasi tidak hanya dibutuhkan pada lingkup yang kecil tetapi juga pada lingkup yang besar terlihat dari motif didirikannya organisasi. Organisasi yang kita ketahui bersama juga memiliki tingkatan tertentu tergantung pada tujuan dan objek dari organisasi tersebut. Contoh dari organisasi yaitu organisasi rumah tangga, organisasi perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi kelompok tertentu, organisasi kesamaan keyakinan, organisasi kenegaraan, dan lain-lain.

(29)

15

mengakibatkan lahirnya organisasi-organisasi yang lain yang tentu memiliki tujuan dan sasaran yang berbeda. Organisasi-organisasi tanpa manajemen akan menjadi kacau dan bahkan mungkin gulung tikar. Hal ini terbukti dengan jelas dalam situasi yang tidak normal seperti adanya bencana ketika organisasi sedang tidak teratur maka manajemen sangat dibutuhkan untuk membenahi organisasi agar menjadi lebih baik.1

1.6.2. Teori Gerakan Sosial

Gerakan sosial 6

6 Robert Misel. Teori Pergerakan Sosial. Resist Book, Yogyakarta 2005

(30)

16

Organisasi yang dinamis adalah organisasi yang mampu berkolaborasi dengan sekitarnya. Ketika sumber daya yang ada dapat berkolaborasi dan berbaur dengan sekitar maka akan tercipta sebuah gerakan yang besar dan terarah. Jika subjek-subjek yang berada didalam sebuah wadah organisasi mampu meningkatkan kualitas diri dan mampu meningkatkan jejaring komunikasi dan kerjasama. Konsep Dalam Marxisme tradisional perjuangan kelas ditempatkan pada titik sentral dan faktor esensial dalam menentukan suatu perubahan sosial. Masyarakat kapitalis dibagi menjadi dua kelas utama, yaitu kelas proletar (kelas yang dieksploitasi) dan kelas kapitalis (kelas yang mengeksploitasi). Oleh karena itu, dalam perspektif ini, masyarakat terdiri dari dua unsur esensial, yaitu dasar dan superstruktur.

(31)

17

Pendidikan, budaya dan kesadaran merupakan sesuatu permasalahan yang sangat penting dan perlu diperjuangkan dalam perubahan sosial. Hegemoni merupakan bentuk kekuasaan kelompok dominan yang digunakan untuk membentuk kesadaran subordinat. Dalam perspektif Gramscian, konsep organisasi gerakan sosial dikategorikan sebagai masyarakat sipil terorganisir. Konsep tersebut didasarkan pada analisis tentang kepentingan konfliktual dan dealektika atau kesatuan dalam keberbedaan antara Negara (State) dengan Masyarakat Sipil

(Civil Socoety).

Masyarakat sipil terdiri dari berbagai bentuk masyarakat voluntir dan merupakan dunia politik utama, dimana semuanya berada dalam aktivitas ideologi dan intektual yang dinamis maupun konstruksi hegemoni. Masyarakat sipil merupakan konteks dimana seseorang menjadi sadar dan seseorang pertama kali ikut serta dalam aksi politik. Dengan demikian, masyarakat sipil adalah suatu agregasi atau percampuran kepentingan, dimana kepentingan sempit ditransformasikan menjadi pandangan yang lebih universal sebagai ideologi dan dipakai atau diubah. Dalam konteks ini, bagi Gramsci masyarakat sipil adalah dunia dimana rakyat membuat perubahan dan menciptakan sejarah7

Di sisi lain gerakan sosial, ditandai dengan adanya tujuan jangka panjang, yaitu untuk menghubah ataupun mempertahankan masyarakat atau institusi yang

.

(32)

18

ada didalamnya. Contoh, gerakan mahasiswa di beberapa kota di Indonesia pada tahun 1965-1966 yang dilancarkan hampir tiap hari bertujuan perimbangan politik dan kebijakan ekonomi pemerintah (pemberantasan korupsi, penurunan harga, perubahan kabinet). Giddens dan Light, Keller dan Calhoun menyebutkan ciri lain gerakan sosial, yaitu penggunaan cara yang berada diluar institusi yang ada. Berbagai gerakan sosial memang memenuhi kriteria ini. Gerakan mahasiswa Indonesia pada tahun 1966 dan 1998, gerakan mahasiswa Amerika Serikat menentang perang Vietnam, memang sering berada diluar institusi yang ada. Sebagaimana dapat dilihat kasus di atas, cara yang digunakan memang berada diluar Institusi, misalnya, pemogokan, pawai, unjuk rasa atau demonstrasi tanpa izin, mogok makan, intimidasi, konfrontasi dengan aparat keamanan.

(33)

19

1. Gerakan Sosial memberikan sumbangsih kedalam pembentukan opini publik dengan memberikan diskusi-diskusi masalah sosial dan politik dan melalui penggabungan sejumlah gagasan-gagasan gerakan kedalam opini publik yang dominan.

2. Gerakan Sosial memberikan pelatihan para pemimpin yang aka menjadi bagian dari elit politik dan mungkin meningkatkan posisinya menjadi negarawan penting. Gerakan-gerakan buruh sosialis dan kemerdekaan nasional menghasilkan banyak pemimpin yang sekarang memimpin negaranya.

Para pemimpin buruh dan gerakan lainnya bahkan sekalipun mereka tidak memegang jabatan pemerintah juga menjadi elit politik di banyak negara. Kenyataan ini banyak diakui oleh sejumlah kepala pemerintahan yang memberikan penghargaan kepada para pemimpin gerakan sosial dan berkonsultasi dengan mereka dalam isu-isu politik. Saat dua fungsi ini mencapai titik dimana gerakan sesudah mengubah atau memodifikasi tatanan sosial, menjadi bagian dari tatanan itu maka siklus hidup gerakan sosial akan berakhir karena melembaga.

(34)

20

pandangan yang melihat bahwa gerakan sosial ada dalam sebuah proses di mana sejumlah aktor-aktor yang berbeda, baik secara individual, kelompok-kelompok informal dan/atau organisasi-organisasi, melakukan elaborasi melalui aktivitas aksi bersama atau komunikasi, mendefinisikan secara bersama bahwa mereka adalah satu bagian dari sebuah posisi tertentu dalam sebuah konflik sosial. Dengan begitu mereka memberikan pemaknaan terhadap event-event protes maupun praktek-praktek antagonis simbolis lainnya yang belum berkaitan. Dinamika ini terefleksi dalam definisi yang melihat gerakan sosial sebagai bagian dari jaringan kerja atau interaksi informal di antara pluralitas individu-individu, kelompok-kelompok dan/atau organisasi-organisasi yang terlibat dalam sebuah konflik politik atau kultural dengan berbasiskan pengelompokan berdasarkan identitas kolektif.

Dilihat dari perspektif Marxis, gerakan sosial 8

8 Jules Townshend. Politik Marxisme. Jendela, Yogyakarta 2003

(35)

21

Konsep gerakan sosial banyak muncul dari pendekatan paradigmatik secara umum yang lebih banyak mengkonotasikan bahwa gerakan sosial sebagai sebuah dinamika sosial yang berjalan secara khusus. Ada pandangan yang melihat bahwa gerakan sosial ada dalam sebuah proses, ketika sejumlah aktor melakukan elaborasi melalui aktivitas bersama dalam sebuah konflik sosial-politik. Dalam bukunya, Noer Fauzi mengatakan bahwa gerakan social pada awalnya muncul gerakan sebagai respons terhadap formasi hegemoni di negara-negara Barat pasca-Perang Dunia II, sebuah formasi dalam krisis saat ini. Format hegemoni tersebut diletakkan pada tempatnya semenjak abad ini. Adanya gerakan sosial sebelum Perang Dunia II, namun berkembang secara utuh setelah perang sebagai respons terhadap hegemoni formasi sosial baru. Antagonisme sosial baru inilah yang menjadi lokus dari lahirnya gerakan sosial yang bukan hanya berbasiskan pada keagenan buruh, melainkan agen gerakan sosial yang mengusung tuntutan berbagai bidang.

(36)

22

produktif dan Pertama, gerakan sosial dilahirkan oleh kondisi yang memberikan kesempatan bagi gerakan itu.

(37)

23

terhadap sebuah isu dan terdapat basis social untuk gerakan. Secara keseluruhan gerakan social bertujuan mencapai target mereka di dalam masyarakat yang ada. Lebih lanjut Scott menjelaskan tentang perlawanan yang sesungguhnya bersifat:1

1. Terorganisir, sistematis dan kooperatif 2. Berprinsip atau tanpa pamrih

3. Mempunyai akibat-akibat revolusioner

4. Mengandung gagasan dan tujuan yang meniadakan dasar dari dominasi itu sendiri

Gerakan sosial yang dilakukan mahasiswa pada periode 1998 9

Motif mahasiswa membangun gerakan sosial adalah untuk membangun dan memperlihatkan identitas mereka didalam merealisasikan peran-peran dalam masyarakatnya. Bahkan mereka membangun organisasi karena yakin akan

memainkan peran sosial mulai dari pemikir, pemimpin dan pelaksana. Sebagai pemikir mahasiswa mencoba menyusun dan menawarkan gagasan tentang arah dan pengembangan masyarakat. Peran kepemimpinan dilakukan dengan aktivitas dalam mendorong dan menggerakan masyarakat. Sedangkan keterlibatan mereka dalam aksi sosial, budaya dan politik di sepanjang sejarah merupakan perwujudan dari peran pelaksanaan tersebut. Upaya mahasiswa membangun organiasai sebagai alat bagi pelaksanaan fungsi intelektual dan peran tidak lepas dari kekhawasannya.

(38)

24

kemampuan lembaga masyarakat tersebut sebagai alat perjuangan. Bentuk-bentuk gerakan mahasiswa mulai dari aktivitas intelektual yang kritis melalui seminar, diskusi dan penelitian merupakan bentuk aktualisasi .Selain kegiatan ilmiah, gerakan mahasiswa juga menyuarakan sikap moralnya dalam bentuk petisi, pernyataan dan suara protes. Bentuk-bentuk konservatif ini kemudian berkembang menjadi radikalisme yang dimulai dari aksi demonstrasi di dalam kampus. Secara perlahan karena perkembangan di lapangan dan keberanian mahasiswa maka aksi protes dilanjutkan dengan turun ke jalan-jalan. Bentuk lain dari aktualisasi peran gerakan mahasiswa ini dilakukan dengan menurunkan massa mahasiwa dalam jumlah besar dan serentak. Kemudian mahasiswa ini mendorong desakan reformasi politiknya melakukan pendudukan atas bangunan pemerintah dan menyerukan pemboikotan. Untuk mencapai cita-cita moral politik mahasiwa ini maka muncul berbagai bentuk aksi seperti umumnya terjadi dalam gerakan sosial.

(39)

25

memberikan tekanan pada kondisi-kondisi yang memfasilitasi pembentukan organisasi-organsiasi gerakan sosial, sebagaimana juga terciptanya dinamika-dinamika dari berjalannya kerjasama/kompetisi (co-operation/competition) di antara mereka.1

Berbeda dari perspektif-perspektif yang diuraikan di atas, maka pendekatan “gerakan sosial baru” atau yang kerap dikenal dengan “new social movement” berusaha melihat hubungan antara gerakan-gerakan sosial dengan perubahan struktural dan kultural dalam skala besar. Alain Touraine mengindentifikasi keterkaitan gerakan sosial dengan adanya konflik dominan yang sudah ada dalam masyarakat. Menurut Touraine, gerakan sosial merupakan “perilaku/tindakan kolektif yang terorganisir dari aktor berbasiskan kelas yang berjuang melawan kelas yang menjadi lawan (musuh) untuk mengambil kontrol sosial secara historis dalam sebuah komunitas yang konkret”. Historisitas yang dimaksud Touraine adalah keseluruhan sistem pemaknaan (system of meaning) yang menciptakan aturan-aturan dominan dalam sebuah masyarakat yang sudah terbentuk.

(40)

26

sosial mengidentifikasikan diri mereka, lawan mereka secara sosial dan pada tingkatan-tingkatan sebuah konflik. Gerakan sosial baru muncul dalam konteks adanya konflik baru dalam masyarakat post-industri kontemporer. Bagi Touraine kombinasi tersebut atau pun juga proses “formasi identitas” dapat dideteksi pada setiap aspek dari perilaku sosial, tetapi gerakan sosial harus dibedakan sejauh isunya mencapai tingkat tertentu yang dapat dirujuk secara historis sebagaimana Dia nyatakan sebelumnya lebih dari sekedar “keputusan-keputusan institusional atau norma-norma organisasional” yang ada dalam masyarakat.

(41)

27

Jadi, bisa dibuat kesimpulan umum bahwa dari keempat pendekatan tersebut setidaknya ada empat aspek yang bisa dirangkum dalam melihat dinamika dari gerakan sosial: pertama, adanya jaringan kerja dan interaksi informal; kedua, adanya kesamaan keyakinan dan solidaritas; ketiga, aksi kolektif atas issu-issu konfliktual; keempat, aksi yang menunjukkan ruang yang luas di luar institusionalitas dan prosedur-prosedur rutin dari kehidupan sosial.

1.6.3 Teori Partisipasi Politik

Partisipasi politik menurut Herbert McClosky yang dikutip oleh Damsar di dalam “Pengantar Sosiologi Politik” dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum. Menurut Max Webber masyarakat melakukan aktivitas politik10

10 Margareth M.Polloma. Sosiologi Komtemporer. Rajawali Pers, Jakarta 2007.

karena, pertama alasan rasional nilai, yaitu alasan yang didasarkan atas penerimaan secara rasional nilai-nilai suatu kelompok. Kedua

(42)

28

Partisipasi warga negara dapat dilihat melalui perilaku politiknya. Perilaku politik dapat dilihat dari berbagai jenis yaitu melalui partai politik, kampanye, pemberian suara, dan lain-lain. Bentuk perilaku ini menjadi alat analisis untuk melihat partisipasi politik masyarakat itu sendiri. Termasuk di dalamnya pada pemilihan legislatif, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang beberapa waktu yang lalu telah dilaksanakan di Indonesia.

Bagi pemerintah partisipasi politik dapat dikemukakan dalam berbagai fungsi, pertama, partisipasi politik masyarakat untuk mendukung program-program pemerintah. Hal ini berarti bahwa peran serta masyarakat diwujudkan untuk mendukung program politik dan program pembangunan. Kedua, partisipasi masyarakat berfungsi sebagai organisasi yang menyuarakan kepentingan masyarakat untuk masukan bagi pemerintah dalam mengarahkan dan meningkatkan pembangunan. Ketiga, sebagai sarana memberikan masukan, saran dan kritik terhadap pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.Organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan (ormas), dan organisasi sosial politik merupakan contoh dari fungsi politik lain.

Miriam Budhiardjo mendefenisikan bahwa partisipasi politik 11

11 Carlton Clymer Rodee. Pengantar Ilmu Politik. PT. RajaGrafindo, Jakarta 2009.

(43)

29

langsung atau tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah. Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen. Ramlan Surbakti mendefenisikan partisipasi politik itu sebagai kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan umum dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan.

Bagi pemerintah partisipasi politik dapat dikemukakan dalam berbagai fungsi. Pertama, partisipasi politik masyarakat untuk mendukung program-program pemerintah. Hal ini berarti bahwa peran serta masyarakat diwujudkan untuk mendukung program politik dan program pembangunan. Kedua, partisipasi masyarakat berfungsi sebagai organisasi yang menyuarakan kepentingan masyarakat untuk masukan bagi pemerintah dalam mengarahkandan meningkatkan pembangunan. Ketiga, sebagai sarana memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. 1

1.7. Metodologi Penelitian

(44)

30

deskriptif merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah pada masa sekarang berdasarkan fakta-fakta dan data-data yang ada.Penelitian ini memberikann gambaran yang detail mengenai gejala atau fenomena.1 Tujuan dasar penelitian deskrtiptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidik. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik generalisasi yang menjelaskan variabel-variabel yang menyebabkan suatu gejala atau kenyataan sosial, karenanya pada penelitian deskriptif tidak menggunakan atau melakukan pengujian hipotesa seperti yang dilakukan pada penelitian eksplanatif berarti tidak dimaksudkan untuk membangun dan mengembangkan perbendaharaan teori.1

1.7.1. Jenis Penelitian

(45)

31

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini bermaksud untuk mengugkapkan bagaimana Strategi From mahasiswa Sumatra Utara dalam penolakan kenaikan BBM tahun 2012. Di samping itu juga penelitian ini menggunakan teori-teori, data-data dan konsep-konsep sebagai sebuah kerangka acuan dari pengamatan langsung yang diperoleh di lapangan untuk menjelaskan hasil penelitian, menganalisis dan sekaligus menjawab persoalan yang diteliti. Oleh karenanya jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

1.7.2. Lokasi Penelitian

Objek dan lokasi yang menjadi sumber data penelitian yaitu aliansi organisasi mahasiswa,Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) yang beralamat di Jalan Sei Silau no 78 B, Kecamatan Medan Selayang.

1.7.3 . Teknik Pengumpulan Data

Data-data, keterangan atau fakta-fakta yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder.1 Teknik pengumpulan data tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Data Primer

(46)

32

wawancara (interview) dengan beberapa pengurus FROMSU, seperti Teddy, Lindung Sirait, Sadam, dan pengurus lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data melalui wawancara adalah dengan bertanya langsung kepada informan ataupun narasumber yang dianggap sesuai dengan objek penelitian serta melakukan tanya jawab secara langsung kepada informan yang terkait dengan penelitian ini.

2. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini adalah mencari data dan informasi melalui buku-buku, internet, jurnal, dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu penulis juga mencari informasi dan referensi tambahan melalui artikel-artikel dalam majalah, koran dan sebagainya.

1.7.4. Teknik Analisis Data

(47)

33

masalah-masalah yang aktual berdasarkan data-data yang terkumpul dari penelitian.

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab Satu ini akan menguraikan dan membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Dalam bab II ini, penulis akan memaparkan profil aliansi organisasi FROMSU

BAB III : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ketiga ini akan membahas strategi FROMSU dalam menolak kenaikan harga BBM tahun 2012.

BAB IV : PENUTUP

(48)

34 BAB II PROFIL FROMSU 2.1. Gambaran Umum FROMSU

Dalam perjalanan sejarah gerakan mahasasiwa di Sumatera Utara, khususnya di Kota Medan sebagai pusat pemerintahan, gerakan mahasasiwa kembali berdengung pasca kemerdekaan yaitu ketika aksi penurunanan rezim orde baru di bawah kekuasaan Presiden Soeharto yang memerintah selama 32 tahun . Gerakan ini juga serentak dengan gerakan mahasiswa di beberapa daerah dan terpusat di Jakarta yang memiliki tujuan yang sama yaitu meruntuhkan kekuasaan rezim orde baru dan lahirnya era reformasi yang diharapkan mampu membuat sebuah perubahan dalam setiap aspek kehidupan di Indonesia. Reformasi dianggap sebagai sebuah jawaban atas permasalahan yang selama ini dihadapi masyarakat Indonesia dimana hidup dalam kekuasaan pemerintahan yang otoriter tidak sepenuhnya membawa perubahahan signifikan. Ini terbukti dari masih banyaknya permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia, seperti masalah kemiskinan, pejabat pemerintah yang korup dan sebagainya.

(49)

35

Medan menuntut dilakukannya reformasi di segala bidang, baik di bidang ekonomi maupun di bidang pemerataan pembangunan. Pada tanggal 04 Mei 1998 terjadilah unjuk rasa atau demonstrasi yang pertama kali di Kota Medan yang dilakukan oleh mahasiswa IKIP Medan (Universitas Negeri Medan ) sekarang ini menuntut dilakukannya perubahan.12

Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa IKIP Medan yang berawal pada tanggal 4 Mei diikuti dengan aksi Unjuk rasa yang dilakukan oleh

Gerakan unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa adalah awalnya suatu unjuk rasa yang dimana sejumlah mahasiswa yang berasal dari satu Universitas berkumpul di suatu tempat yang dimana mereka ingin mengeluarkan aspirasi atau pendapat mereka agar pemerintah dapat melihat dan mendengarkan suara rakyat yang disampaikan oleh unjuk rasa atau demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Unjuk rasa yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa tersebut yang awalnya berada di dalam kawasan kampus menjalar keluar kampus.Karena pada saat itu gerakan yang dilakukan mahasiswa yang melakukan demonstrasi tersebut dikepung oleh aparat keamanan sehingga mahasiswa yang melakukan demonstrasi di dalam kampus berhamburan keluar lokasi. Saat aparat keamanan membubarkan mahasiswa dengan kekerasan, dengan mengejar para mahasiswa hingga berlarian keluar kampus hingga mahasiswa bercampur dengan masyarakat dan kemudian menjadi beringas.

(50)

36

mahasiswa Tri Sakti yang berada di Jakarta. Mahasiswa berkumpul di gedung DPR/MPR yang dimana mereka menuntut agar presiden Soeharto turun dari jabatannya karena sudah banyak masyarakat miskin sangat menderita karena harga-harga dan kebutuhan bahan makanan dan bahan pokok lainnya sangat mahal dan tidak terjangkau lagi oleh masyarakat golongan menengah kebawah. Aksi yang menjadi puncaknya dimana 10.000 ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menguasai gedung DPR. Begitu juga Kota Medan para pengunjuk rasa dari semua kalangan dan tidak hanya mahsiswa yang berasal dari kalangan kampus IKIP Medan saja tetapi dari beberapa Universitas yang ada di Kota Medan berkumpul di Gedung DPRD Medan meminta agar presiden Soeharto yang pada saat itu menjabat menjadi presiden diberhentikan dari jabatannya. Selain aksi atau gerakan mahasiswa yang dilakukan mahasiswa IKIP Medan atau yang sekarang menjadi Universitas Negeri Medan, beberapa organisasi mahasiswa lain juga melakukan aksi serupa. Adapun organisasi tersebut adalah sebagai berikut 13

1. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) :

2. GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) 3. DEMUD (Dewan Mahasiswa untuk Demokrasi) 4. Agresu (Aliansi Gerakan Reformasi Sumatera Utara ) 5. DEMA UMSU (Dewan Mahasiswa UMSU)

(51)

37

6. GmnI KOTA MEDAN (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Kota Medan).

7. FORSOLIMA (Forum Solidaritas Mahasiswa Kota Medan).

8. KSMM (Kelompok Studi Mahasiswa Merdeka) Sekarang berganti nama menjadi GEMAPRODEM (Gerakan Mahasiswa Pro Demokrasi) 9. FKMTM-SU (Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Mesin

Universitas Sumtaera Utara)

10.KOMENTAR (Komunitas Mahasiswa Bersama Rakyat)

(52)

38

kebijakan pemerintah secara tidak langsung. Sebagai pemuda mahasiswa Indonesia, tentunya diharapkan dapat memberikan perhatiannya atas permasalahan masyarakat Indonesia saat ini.

(53)

39

Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dikhawatirkan akan merugikan masyarakat dan berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup sebagian besar masyarakat. Berangkat dari kondisi ini menjadi cikal bakal munculnya gerakan penolakan kebijakan tersebut. Hal inilah yang mendorong kembali semangat gerakan mahasiswa untuk menuntut sebuah perubahan dan mulai membangun konsolidasi dengan gerakan-gerakan mahasiswa lainnya. Sehingga pada tahun 2010, dengan semangat dan keinginan besar, beberapa organisasi mahasiswa di Kota Medan membentuk sebuah aliansi organisasi mahasiswa dan didalamnya beranggotakan beberapa organisasi yang diberi nama aliansi Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) dari berbagai latar belakang ideologi.

(54)

40 2.2. Profil FROMSU

Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) adalah sebuah aliansi organisasi yang dibentuk pada 18 Mei 2010 bertempat di sekretariat Lembaga Mahasiswa UMSU, dan diprakarsai oleh beberapa organisasi mahasiswa lainnya di kota Medan14

Perkembangan aliansi sejak awal dibentuk sampai dengan berjalannya aliansi ini mengalami fase naik turun. Hal yang umumnya tentunya bilamana dalam sebuah organisasi mengalami sebuah dinamika politik yang memberi tantangan bagi konsistensi aliansi ini. Berbagai kendala seperti perbedaan sikap dan pendapat seringkali menjadi penghambat kemajuan aliansi ini. Namun

. Terbentuknya aliansi organisasi ini didasari pada fakumnya gerakan mahasiswa kota Medan dalam waktu yang cukup lama, terlebih pada gerakan mahasiswa yang aktif dalam mengkritisi setiap kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat. Pada awal pembentukannya, aliansi ini merupakan gabungan aliansi organisasi taktis yang bertujuan untuk mengawal setiap proses demokrasi di Indonesia. Untuk mengkonsolidasikan setiap organisasi yang berada di Sumatera Utara, maka dibutuhkan sebuah wadah bagi organisasi-organisasi mahasiswa untuk duduk bersama membicarakan berbagai isu dan permasalahan yang sedang berkembang.

(55)

41

sebagai sebuah aliansi organisasi, tentunya kondisi seperti ini harus segera dipecahkan dan dicari solusi dan menghasilkan kesepakatan bersama.

Selain itu, dikarenakan oleh keterbatasan waktu, jarak dan tenaga, aliansi organisasi belum mampu menjangkau setiap organisasi mahasiswa yang berada di Sumatera Utara. Oleh karena itu, untuk sementara waktu aliansi ini masih berfokus pada organisasi mahasiswa di Kota Medan, namun tetap menggunakan Front Mahasiswa Sumatera Utara sebagai nama aliansi.

Adapun beberapa organisasi yang memprakarsai pembentukan aliansi ini adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Front Mahasiswa Nasional (FMN), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Kelompok Diskusi dan Aksi Sosial (KDAS). Keenam organisasi ini mengawali kegiatan organasisasi dengan melaksanakan kegiatan diskusi rutin mingguan yang pada setiap minggunya tempat diskusi ini bergantian di masing-masing sekretariat organisasi. Seiring perjalanannya keanggotaan aliansi organisasi bertambah dengan masuknya Organisasi Barisan Mahasiswa Demokrasi (Barsdem), dan Forum Mahasiswa Anti Penindasan (Formadas).

(56)

42

program kerja aliansi ini. Dalam setiap pertemuan dibahas bagaimana menyusun konsep kerja aliansi yang disesuaikan dengan masing-masing anggota aliansi. Salah satu cara untuk menyatukan pemahaman dalam aliansi ini adalah dengan membuat sebuah kegiatan berupa diskusi dan aksi. Kegiatan ini bertujuan untuk membahas isu-isu lokal dan nasional yang pada akhirnya akan dikampanyekan secara bersama-sama. Kondisi ini juga mengakibatkan aliansi ini bersifat dinamis, dan mengikuti sesuai perkembangan isu-isu yang ada. Selain itu struktur kepengurusan aliansi organisasi ini tidak terlalu luas dan rumit, disesuaiakan dengan kebutuhan organisasi.

(57)

43 Bagan.1.1

Struktur Kepengurusan FROMSU tahun 2012

Sumber : Data Base Aliansi FROMSU 2012

(58)

44

tersebut. Sementara untuk sekretaris memiliki tugas dan fungsi mengarsipkan data-data organisasi, mulai dari mengarsipkan surat-surat masuk dan surat keluar, data keanggotaan aliansi, hasil dari setiap rapat atau pertemuan, dan mengurus arsip-asip lainnya. Untuk tugas dan fungsi bendahara aliansi adalah membuat catatan pemasukan dan pengeluaran organisasi secara terperinci dan mengumpulakan iuran aliansi organisasi setiap bulannya sebesar Rp. 20.000.-

Kordinator bagian Humas memiliki tugas untuk menyampaikan pandangan politik aliansi dalam beberapa kegiatan, seperti kegiatan aksi dan diskusi dan memberikan keterangan pers release dalam setiap agenda aksi dan agenda aliansi lainnya. Kordinator bidang kampanye Massa bertugas untuk menyiapkan materi dan bahan untuk dikampanyekan kepada publik. Kordinator ini membuat bahan-bahan kampanye untuk dibagikan kepada anggota dan kepada publik dan disusun dengan menyesuaikan isu yang berkembang.

Kordinator bagian organisasi memiliki tugas untuk ekspansi atau perluasan organisasi. Tugas kordinator ini adalah berusaha untuk menjalin komunikasi dengan organisasi lain yang ada di Sumatera Utara, khususnya di Kota Medan, dan diharapkan dapat bergabung ke dalam aliansi ini.

(59)

45

dari salah satu unsur (Anggota) pengambil kebijakan Organisasi. Kordinator Organisasi memiliki Cakupan kerja: Pembangunan dan Perluasan, Konsolidasi dan Penguatan Organisasi yang terbagi ke dalam bagian-bagian yang menjadi satu kesatuan dalam badan pimpinan harian setiap tingkatan organisasi. Kordinator Organisasi juga memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan dalam rapat organisasi.

Untuk tugas kordinator konsolidasi adalah mengatur jadwal pertemuan aliansi mulai dari mengatur waktu dan tempat konsolidasi termasuk di dalamnya membuat surat undangan konsolidasi aliansi maupun undang untuk organisasi lain di luar aliansi. Kordinator Konsolidasi aliansi organisasi adalah salah satu divisi di bawah organisasi yang akan lebih fokus menjalankan kerja-kerja penguatan, seperti: operasionalisasi dan perluasan, asistensi dan monitoring. Sedangkan Divisi Konsolidasi organisasi dipimpin oleh Koordinator Divisi.

(60)

46 2.3. Program Perjuangan FROMSU

Front Mahasiswa Sumatera Utara (FROMSU) memperjuangkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi kepada rakyat sebagai aspirasi dari seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia dibawah dominasi sistem imperialisme dan feodalisme, telah gagal memajukan pendidikan yang sesuai dengan kepentingan rakyat Indonesia. Oleh Karena itu, Fromsu sebagai aliansi organisasi mahasiswa berkewajiban membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan pemuda mahasiswa, berjuang bersama rakyat untuk menolak setiap kebijakan yang tidak berpihak. Fromsu bersatu bersama rakyat dan merebut hak-hak rakyat dengan cara berjuang untuk memperbaiki kondisi hidup menjadi lebih baik. Untuk menjalankan tugas yang mulia ini, Fromsu merumuskan program umum perjuangan sebagai berikut15

15 Dokumen yang diterbitkan Fromsu per November 2011.

: 1. Fromsu ambil bagian aktif untuk memobilisasi pemuda mahasiswa

dalam perjuangan rakyat, untuk membebaskan diri dari belenggu imperialisme, feodalisme dan kapitalisme birokrasi menuju Indonesia yang merdeka dan demokratis sepenuhnya.

(61)

47

3. Fromsu bersama rakyat Indonesia memperjuangkan lahirnya sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi kepada rakyat.

Pendidikan yang ilmiah adalah pendidikan yang berdasarkan atas kenyataan konkret mengenai keadaan alam dan masyarakat Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memajukan ilmu pengetahuan sebagai upaya untuk memajukan taraf berpikir rakyat Indonesia. Keilmiahan itu sendiri lahir dari kenyataan konkret rakyat Indonesia, termasuk akar persoalan yang menyebabkan rakyat Indonesia sengsara karena, terhisap dan tertindas. Dengan demikian ilmu pengetahuan ilmiah bisa menjadi instrumen untuk menjawab persoalan rakyat dan bangsa Indonesia.

(62)

48

Pendidikan yang mengabdi pada rakyat adalah pendidikan yang ditujukan untuk memajukan kebudayaan nasional dan tenaga produktif. Memajukan kebudayaan nasional berarti memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional guna membangun industri nasional yang kuat agar rakyat dan bangsa Indonesia bisa mandiri dan lepas dari ketergantungan. Untuk mencapai hal itu, mensyaratkan Indonesia bebas dari penjajahan imperialisme sehingga tenaga produksi rakyat Indonesia bisa berkembang seutuhnya untuk memajukan kehidupan rakyat. Namun harus disadari bahwa memperjuangkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi kepada rakyat.

Program umum diatas adalah program organisasi yang akan berlangsung dalam jangka panjang untuk mewujudkannya akan membutuhkan organisasi yang besar, pengaruh politik yang luas dan dukungan luas dari seluruh rakyat. Selain program Umum, organisasi juga harus memiliki program khusus yang akan memandu tindakan politik organisasi dari tingkat kecil menuju ke tingkatan lebih besar. Untuk itu, Fromsu membutuhkan program khusus yang mendesak sesuai dengan keadaan umum mahasiswa sekarang di lapangan politik, ekonomi dan kebudayaan sebagai berikut: 16

1. Cabut UU Pendidikan Tinggi.

2. Cabut Surat Keputusan Dirjen Dikti No 26 Tahun 2002 tentang pelaranga organisasi ekstra kampus dan SK rektor pendukungnya.

(63)

49

3. Menentang segala bentuk peraturan dan kebijakan yang menindas kebebasan mimbar akademik di kampus.

4. Menentang segala bentuk korupsi di dunia pendidikan.

5. Menuntut transparansi pengelolaan dana pendidikan perguruan tinggi. 6. Menentang seluruh peraturan dan tindakan fasis pemerintah yang

merampas hak-hak demokratis rakyat. Contohnya: Undang-Undang Nomor. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial, Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

7. Menentang segala bentuk perjanjian dan kerjasama sektor pendidikan dengan negera imperialis, borjuasi komprador dan tuan tanah.

8. Menentang dan membelejeti seluruh kebijakan negara dan pemerintah yang merugikan kepentingan rakyat.

9. Menuntut dilibatkannya mahasiswa dalam menetapkan seluruh kebijakan kampus.

(64)

50

1. Menuntut pemerintah merealisasikan 20% anggaran APBN dan APBD untuk pendidikan, diluar gaji tenaga pengajar dan tenaga kependididkan. 2. Melawan semua bentuk komersialisasi pendidikan yang dilakukan oleh

negara maupun pihak swasta.

3. Menuntut peningkatan fasilitas pendidikan di perguruan tinggi. 4. Menuntut peningkatan kualitas dosen dan tenaga kependidikan

5. Berjuang bersama dosen dan tenaga kependidikan untuk menuntut peningkatan kesejahteraan bagi seluruh dosen dan tenaga kependidikan. 6. Menuntut lapangan pekerjaan bagi pemuda Indonesia.

7. Berjuang bersama buruh untuk menentang politik upah murah.

8. Berjuang bersama kaum tani melawan perampasan tanah untuk kepentingan perkebunan besar, taman nasional, pertambangan besar dan seluruh skema kepentingan ekonomi imperialis, tuan tanah besar, borjuasi komprador, dan kapitalis birokrat.

9. Berjuang bersama kaum miskin perkotaan melawan segala bentuk penggusuran perkampungan miskin

(65)

51

ini diharapkan mampu menarik perhatian pemuda mahasiswa khususnya perhatian publik. Adapun program kebudayaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengkampanyekan kebudayaan yang nasional, ilmiah, demokratis dan mengabdi pada rakyat dengan melawan semua bentuk penjajahan kebudayan imperialisme dan feodalisme.

2. Ambil bagian aktif dalam memberantas buta huruf di kalangan rakyat. 3. Memperjuangkan peningkatan pendidikan bagi anak-anak, pemuda, buruh,

tani, dan semi proletar perkotaan agar memiliki cara berpikir ilmiah.

4. Membangun dan menggiatkan mesin kebudayaan yang berwatak progresif di kalangan pemuda dan mahasiswa melalui berbagai media kesenian, kesusastraan, film.

5. Membangun dan menggiatkan kegiatan olahraga dikalangan pemuda agar memiliki fisik yang kuat dan sehat.

6. Mengkampanyekan problem penindasan kaum perumpuan dan Menentang budaya feodal patrialkal.

2.4. Tugas-Tugas Pemuda Mahasiswa

(66)

52

1. Membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan massa mahasiswa untuk menuntut hak-hak demokratis-nya. Memperjuangkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi pada rakyat hanya bisa dicapai ketika massa pemuda mahasiswa bangkit, berorganisasi dan bergerak merebut hak-haknya. Front Mahasiswa Sumatera Utara (Fromsu), harus menyadari betul tugas politik ini dalam setiap aktifitas aliansi organisasi bersama massa.

Dalam memperjuangkan hak-hak demokratis pemuda mahasiswa, diperlukan persatuan dari seluruh kekuatan pemuda mahasiswa dengan membangun front sektoral pemuda dan mahasiswa.Organisasi-organisasi massa mahasiswa, lembaga-lembaga mahasiswa, unit-unit kegiatan mahasiswa hingga komunitas-komunitas mahasiswa di kampus harus dibangkitkan, disatukan dan dimobilisasi dalam berjuang merebut hak-hak demokratisnya.

(67)

53

sejumlah kecakapan ilmu pengetauan, harus berupaya memecahkan hal tersebut dengan mengabdikan segala tenaga dan pikiran demi meningkatkan kemajuan kebudayaan rakyat Indonesia. Perkuat pengabdian pada rakyat dengan bersatu dan berjuang bersama klas buruh, kaum tani dan kaum miskin perkotaan.

3. Terlibat aktif bersama rakyat Indonesia dalam front persatuan nasional untuk memperjuangkan hak-hak demokratis seluruh rakyat Indonesia Gerakan pemuda mahasiswa merupakan satu kesatuan dalam gerakan dan perjuangan rakyat di Indonesia secara keseluruhan. Untuk itu, dalam upaya memperjuangkan hak-hak demokratis rakyat sekaligus sebagai upaya melawan dominasi imperialisme dan kaki tangannya di Indonesia, gerakan pemuda mahasiswa harus terlibat aktif dalam front multisektor yang terdiri dari seluruh kekuatan rakyat Indonesia yang anti imperialisme dan anti feodalisme agar sanggup mengucilkan klik paling reaksioner di Indonesia.

(68)

54

4. Membangun gerakan pemuda mahasiswa serta rakyat di dunia atas dasar solidaritas internasional anti imperialisme Perampokan dan perang agresi imperialis terhadap negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan yang dipimpin oleh imperialis Amerika Serikat (AS) telah mengakibatkan rakyat di berbagai belahan dunia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan, tak terkecuali bagi Indonesia. Demi nafsu menguasai berbagai sumber kekayaan alam, eksploitasi terhadap tenaga kerja murah dan penguasaan pasar, imperialisme tidak saja menancapkan dominasinya secara politik, ekonomi dan budaya di suatu negeri, bahkan secara militer. Untuk itu, sangat penting bagi gerakan pemuda mahasiswa di Indonesia untuk ambil bagian aktif dalam membangun front internasional bersama gerakan pemuda mahasiswa serta rakyat di dunia sebagai bagian dari perjuangan seluruh rakyat.

(69)

55

sejak perintisan pergerakan kebangsaan Indonesia, pemuda telah berperan aktif sebagai pengabdi rakyat untuk melawan dominasi dari cengkraman imperialisme, tuan tanah serta kapitalisme birokrat. Karakter yang aktif, mobilitas tinggi, dinamis serta menjunjung perubahan, menjadi roh yang tertancap kuat dalam jiwa pemuda yang merdeka. Semangat patriotisme, militan dan demokratik, melahirkan sejuta harapan bagi rakyat Indonesia. Berbagai rangkaian sejarah, pemuda selalu mengambil peran aktif di tengah-tengah rakyat, mulai dari membangkitkan kesadaran, mengorganisasikan dan menggerakan rakyat.

Pada dasarnya, pemuda mahasiswa adalah elemen dalam sebuah masyarakat yang memiliki peran penting dalam mencapai sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan yang hendak dicapai tentunya tidak bergantung kepada pemuda mahasiswa saja, melainkan harus melibatkan elemen masyarakat lainnya dengan menggalang persatuan. Perubahan yang diinginkan didasari oleh kondisi sosial, ekonomi, politik yang bertentangan dengan kepentinagan publik serta melatarbelakangi munculnya tuntutan atau protes menuntut sebuah perubahan.

(70)

56

masyarakat dengan mengabdikan ilmu yang telah didapatkannya dari pendidikan tinggi. Selain itu, pemuda mahasiswa diharapkan mampu memposisikan dirinya sebagai media pemberi informasi kepada masyarakat ditengah keterbatasan informasi dan pemahaman yang masih rendah.

Perubahan yang diidentikan dengan gerakan sosial masyarakat direalisasikan dengan peran-peran masyarakat tersebut dengan membangun organisasi sebagai alat perjuangan. Dengan adanya organisasi sebagai motor gerakan diharapkan mampu mengumpulkan massa mahasiswa dalam jumlah besar dengan gerakan yang terstrukur dan sistematis, sehingga tuntutan yang diserukan dapat tersampaikan kepada pemerintah.

(71)

57

beberapa organisasi mahasiswa dan organisasi sosial masyarakat lainnya. Gerakan ini didasari oleh faktor ekonomi masyarakat yang terkena imbas dari kenaikan BBM ini. Ketika harga BBM naik, maka secara langsung akan menambah beban ekonomi yang dikeluarkan.

Aksi juga merupakan sebagai bentuk partisipasi politik pemuda mahasiswa khususnya yang dilakukan Fromsu dalam penolakan kenaikan BBM tersebut. Partisipasi politik yang dijalankan adalah dengan menyuarakan penolakan kenaikan BBM karena dianggap semakin menindas masyarakat. Hal ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah sebelum mengambil sebuah kebijakan. Masukan bisa saja dalam bentuk saran atau kritik terhadap pemerintah atas perencanaan dan pelaksanaan sebuah kebijakan. Dari saran, kritik ataupun masukan yang telah disuarakan, seringkali seruan dari masyarakat kurang mendapat tanggapan dari pemerintah. Kurangnya respon pemerintah terhadap tuntutan masyarakat ini cenderung berakibat pada aksi-aksi anarkis atau radikal.

(72)

58

pokok pemuda mahasiswa yang harus disuarakan. Hal ini akan menghambat bagi setiap pemuda Indonesia untuk mengakses pendidikan tinggi nantinya yang terbentur dengan masalah ekonomi keluarga.

Pemuda mahasiswa menjadi satu kesatuan dengan rakyat yang memposisikan menjadi golongan intelektuil. Golongan ini menjadi salah satu sektor yang paling massif mengabdikan jiwa dan pikiran untuk perubahan rakyat Indonesia. Kesadaran pemuda dan rakyat termanisfestasikan membangun organisasi-organisasi sebagai sentral perjuangan rakyat baik berskala lokal ataupun nasional. Artinya perubahan yang dicapai tidak bertumpu hanya pada satu golongan melainkan peran serta dari golongan masyarakat lainnya juga diperlukan, sehingga perubahan yang dicapai berdampak baik bagi masyarakat banyak.

(73)

59

(74)

60 BAB III

STRATEGI FROMSU DALAM PENOLAKAN KENAIKAN HARGA BBM 2012

Fromsu sebagai aliansi mahasiswa antar kampus di tingkatan kota medan yang digagas untuk membangun konsolidasi di tingkatan organisasi mahasiswa dalam hal memperjuangkan hak-hak demokratis mahasiswa, tentu mempunyai bentuk-bentuk kegiatan yang menjadi manifestasi gerakan sosial yang diusung. Di dalam aliansi yang melakukan pertemuan seminggu sekali di kampus maupun di sekretariatan organisasi, akan selalu mempunyai agenda untuk merumuskan hal hal yang ihkwal atas perkembangan kondisi objektif pendidikan maupun mencakup ekonomi, politik dan budaya masyarakat.

Ini menjadi dasar pembahasan yang merumuskan program-program perjuangan yang telah tertera di atas. Baik itu isu-isu pendidikan maupun isu rakyat. Sementara yang menjadi prinsip aliansi yang disepakati di dalam fromsu 17

3. tetap menjaga kemandirian politik masing-masing organisasi tanpa adanya intervensi dari Aliansi.

adalah;

1. bersatu atas ide dan program aksi bersama

2. membangun kerjasama saling menguntungkan baik secara politik maupun organisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Semenjak abad ke-19 telah timbul pandangan yang mengkritik keyakinan tersebut.kritik dan kesadaran tentang kelemahan – kelemahan sistem pasar bebas telah mendorong pemerintah

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti (2015) yang menyatakan bahwa ada pengaruh peer group education tentang SADARI terhadap tingkat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan agar dilakukannya (1) uji coba lapangan untuk mengetahui kelayakan modul yang dikembangkan dan (2)

bagaimana Islam datang ke wilayah Asia dan Asia Tenggara, Ricci lebih tertarik untuk melihat proses komunikasi, kontak, jaringan, diaspora, interaksi, dan transmisi yang terjadi

Urea Multinutrien Blok (UMB) adalah makanan tambahan yang terdiri dari bahan campuran yang berasal dari hasil ikutan pertanian atau industri pertanian, garam, kapur, urea,

Penerapan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara yang dilaksanakan di Universitas Diponegoro dilihat dari kuantitas dan kualitas masih terdapat kekurangan seperti

Untuk menghitung perubahan harga saham, perhitungan yang digunakan adalah persentase perubahan harga saham pada hari t dikurangi harga saham pada hari sebelumnya (t-1).

Untuk undang-undang organik open legal policy dapat dilakukan jika ketentuan dalam UUD mengandung makna pilihan hukum atau kebijakan atau adanya kewenangan untuk menafsirkan