• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA SAAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA SAAT"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH POLITIK LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap Pembentukan Federasi Malaysia dan

Dihukum Matinya Dua Anggota Korps Komando Operasi Usman dan Harun

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Politik Luar Negeri Republik Indonesia

Dosen Pengampu : Drs. Tri Cahya Utama, MA

Makalah ini disusun oleh:

Ghiebiel Fido Caliptra

14010412130075

Program Studi Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Diponegoro

Semarang

(2)

“Politik Luar Negeri Indonesia Menanggapi Dihukum Matinya Dua Anggota

Korps Komando Operasi Usman dan Harun”

Pendahuluan

Latar Belakang

Suatu negara apabila dikatakan sebagai negara berdaulat apabila

memenuhi beberapa syarat seperti memiliki rakyat, wilayah dan pemerintahan,

apabila terjadi sesuatu hal yang mengancam ketiga hal tersebut maka negara harus

memperjuangkannya. Seiring kemajuan dan perkembangan zaman banyak negara

yang menjalin hubungan dengan negara lain. Hal ini juga dilakukan oleh Indonesia,

sebagai negara yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 ini juga membutuhkan

pengakuan dari negara negara lain untuk menunjukan bahwa negara Indonesia adalah

negara yang berdaulat dan kedaulatan negara Indonesia harus dihormati dan

disejajarkan dengan negara lainnya di Dunia.

Negara yang pertama mengakui kedaulatan Indonesia adalah Arab

Saudi, disamping itu Indonesia juga menginginkan pengakuan dari negara-negara

yang berbatasan langsung dengan Indonesia seperti Malaysia, Singapura dan Brunei

Darussalam. Hal ini menuntut Indonesia untuk lebik eksis atau aktif didalam dunia

Internasional, Indonesia menunjukan keaktifannya didalam dunia Internasional

dengan berbagai cara seperti ikut serta dalam misi-misi perdamaian PBB dan juga

(3)

atau masalah namun tidak semua hubungan dengan negara lain berjalan dengan

mulus.

Salah satu negara yang mengalami konflik dengan negara Indonesia

adalah Singapura. Walaupun kedua negara saling berbatasan terdapat banyak hal yang

memicu konflik itu sendiri. Seperti adanya isu tentang batas pelanggaran batas

wilayah dan juga yang tidak kalah pentingnya dan tercatat didalam sejarah Indonesia

sebagai perseteruan paling panas yaitu pembentukan negara Federasi Malaysia yang

salah satu calon negara anggotanya adalah Singapura dimana perseteruan ini

memakan banyak korban jiwa dan yang paling fenomenal adalah dihukum matinya

dua anggota Korps Komando Operasi atau KKO dan sekarang lebih sering disebut

atau dikenal dengan Marinir yang dituduh melakukan pengeboman digedung

Hongkong and Shanghai Bank (dikenal dengan nama MacDonald House) yang

terletak di Orchard Road, Singapura1. Hal ini sungguh sangat merugikan tidak hanya

bagi Indonesia namun juga Singapura karena adanya sejarah kelam hubungan antar

kedua negara.

Hal ini seharusnya menjadi pelajaran yang berharga bagi kedua negara

agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Kedua negara seharusnya dapat

saling bekerjasama dan menguatkan agar tercipta suatu hubungan yang optimal bagi

perkembangan dan kemajuan kedua negara. Namun pada kenyataannya banyak

terjadi konflik yang mewarnai hubungan kedua negara. Banyaknya sejarah kelam ini

juga dapat mempersulit hubungan antara kedua negara di kemudian harinya. Kasus

(4)

yang terbaru ini adalah perdebatan antara pemerintahan Indonesia dengan Singapura

terkait penamaan Kapal Perang Republik Indonesia yang diberi nama Usman dan

Harun Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk mangambil kasus konfrontasi

antara Indonesia dan Federasi Malaya yang berakibat pada dihukum matinya dua

(5)

Rumusan Masalah

1. Bagaimana kronologis pembentukan dari Federasi Malaysia yang menimbulkan

konflik dengan Indonesia pada tahun 1962 sampai 1966 ?

2. Bagaimana kebijakan Luar Negeri Indonesia menanggapi dijatuhkanya hukuman

mati bagi dua anggota Korps Komando Operasi (KKO) Usman dan Harun di

Singapura?

3. Bagaimana kebijakan Luar Negeri Indonesia perdebatan antara Indonesia dan

Singapura terkait penamaan Kapal Perang Indonesia yang diberi nama Usman dan

Harun pada tahun 2014?

Tujuan

1. Menjelaskan kronologis pembentukan dari Federasi Malaysia yang menimbulkan

konflik dengan Indonesia pada tahun 1962 sampai 1966.

2. Menjelaskan kebijakan Luar Negeri Indonesia menanggapi dijatuhkannya

hukuman mati bagi dua anggota Korps Komando Operasi (KKO) Usman dan

Harun di Singapura.

3. Menjelaskan kebijakan Luar Negeri Indonesia pada saat perdebatan antara

Indonesia dan Singapura terkait penamaan Kapal Perang Indonesia yang diberi

(6)

PEMBAHASAN

Sebelum saya masuk kedalam pokok pembahasan lebih baiknya saya

menjelaskan beberapa hal yang akan banyak digunakan didalam penjelasan tersebut

agar dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti. Pada makalah kali ini sangat erat

kaitannya tentang respon pemerintahan Indonesia terkait dengan konflik-konflik yang

pernah dialami seperti pada konfrontasi antara Indonesia dengan Federasi Malaya

pada tanggal 1962 sampai 1966 dan juga tentang respon Indonesia terkait dihukum

matinya dua anggota KKO yaitu Usman dan Harun mengenai pengeboman yang

dilakukannya di Singapura maupun tanggapan pemerintahan Indonesia terkait tidak

terimanya pemerintah Singapura terkait pemberian nama Kapal Perang Indonesia

KRI Usman Harun. Dari adanya respon tersebut maka pemerintah Indonesia juga

memberikan sikap terhadap konflik maupun konfrontasi tersebut cara Indonesia

dalam mengambil sikap dapar dilihat dari Kebijakan Luar Negeri yang dikeluarkan

Indonesia terkait permasalahan tersebut.

Disini kita harus mengerti apa yang dimaksud dengan kebijakan luar

negeri, ada beberapa tokoh yang mengemukakan pendapatnya tentang arti dari

kebijakan luar negeri itu sendiri seperti Goerge Modelski mengatakan “Foreign Policy is the system of activities evolved by communities for changing the behavior of other state and for adjusting their own activities to the internastional environment”2

dan juga dari Padelford and Lincoln mengatakan “Foreign Policy is the key element in the process by which a state translates its broadly conceived goal and interest into

(7)

concrete courses of action to attain these objectives and preserve its interest”3. Dari

kedua ahli tersebut kita bisa memahami apa yang dimaksud dengan kebijakan luar

negeri. Dalam membuat Kebijakan Luar Negeri Indonesia dipengaruhi oleh empat

faktor yang diungkapkan oleh Leo Suryadinata yaitu Indonesia’s Territory and Role

in World Appears, Capabilities, Perception of External Threat and the Archipelago

Concept and the last is Political Culture and the Foreign Policy Elite. Keempat hal

inilah yang menjadi faktor dasar pembentukan Kebijakan Luar Negeri Indonesia. Dari

penjelasan diatas kemudian masuk kepada isi pembahasan.

A. Kronologis pembentukan dari Federasi Malaysia yang menimbulkan

konflik dengan Indonesia pada tahun 1962 sampai 1966.

Pembentukan Federasi Malaysia ini pada awalnya adalah inisiatif dari

Inggris yang sudah tidak menjajah lagi di Asia Tenggara ingin menggabungkan

negara bekas jajahannya atau koloninya yang terdiri dari Sabah, Serawak, Singapura

dan Brunei. Namun pembentukan Federasi Malaysia ini mendapat protes keras oleh

Indonesia khususnya Presiden Soekarno dan Filiphina. Indonesia sendiri menganggap

pembentukan negara Federasi Malaya adalah bentukan dari Inggris yang bertujuan

untuk dijadikan negara “boneka” dalam meluaskan pengaruhnya maupun

hegemoninya di Asia Tenggara dan juga pembentukan dari Federasi Malaysia ini

tidak melibatkan Indonesia dimana Indonesia sendiri sebagai negara besar di Asia

Tenggara seharusnya diajak berunding dalam pembuatannya, hal seperti inilah yang

(8)

membuat Indonesia tidak setuju dengan pembentukan Federasi Malaysia. Usaha

damai juga pernah dilakukan antara Federasi Malaysia, Indonesia dan juga Filiphina

dengan dibuatnya KTT Maphilindo(Malaya, Philipina dan Indonesia) dimana dalam

KTT ini dihasilkan tiga dokumen penting, yaitu Deklarasi Manila, Persetujuan

Manila, dan Komunike Bersama.

Isi pokok ketiga dokumen tersebut, yakni Indonesia dan Filipina

menyambut baik pembentukan Federasi Malaysia seandainya rakyat Kalimantan

Utara mendukungnya.4 Dalam menanggapi isi dokumen tersebut maka ketiga negara

meminta Sekretaris Jendral PBB untuk mengirimkan penyidiknya yang berjumlah

delapan orang dan tim penyidik ini diketuai oleh Lawrence Michelmore yang resmi

bertugas pada tanggal 14 September 1963. Namun secara tiba-tiba Malaya

mengumumkan dibentuknya negara Federasi Malaysia pada tanggal 16 September

1963 sebelum selesainya penyelidikan yang dilakukan oleh tim dari PBB tersebut.

Hal ini memicu amarah Indonesia dimana Malaya melanggar isi dari KTT

Maphilindo tersebut. Puncaknya yaitu saat Presiden Soekarno mengumumkan

dibentuknya Dwikora (Dwi Komando Rakyat) yang berisikan

1. Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia.

2. Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah,

untuk menghancurkan Malaysia.5

Dari adanya Dwikora tersebut maka Indonesia melakukan penyerangan disekitar

semenanjung Malaya termasuk didalamnya Singapura. Kemudian istilah Dwikora

4 http://klikbelajar.com/pengetahuan-sosial/konfrontasi-dengan-malaysia/

(diakses tanggal 11 mei 2014 pukul 15.32 WIB)

(9)

diganti dengan Kolaga (Korps Mandala Siaga) dimana komando tempur dipimpin

oleh Laksdya Udara Omar Dani sebagai Pangkolaga.

Dalam komando ini Indonesia mengerahkan sejumlah pasukannya

untuk melakukan infiltrasi di daerah Semenanjung Malaya termasuk didalamnya

melibantkan tiga unsur pasukan seperti AURI, KKO dan RPKAD. Dimana komando

dibagi menjadi tiga wilayah yaitu Komando Tempur Satu (Kopurtu) berkedudukan di

Sumatera yang terdiri dari 12 Batalyon TNI-AD, termasuk tiga Batalyon Para dan

satu batalyon KKO. Komando ini sasaran operasinya Semenanjung Malaya dan

dipimpin oleh Brigjen Kemal Idris sebaga Pangkopur-I. Komando Tempur Dua

(Kopurda) berkedudukan di Bengkayang, Kalimantan Barat dan terdiri dari 13

Batalyon yang berasal dari unsur KKO, AURI, dan RPKAD. Komando ini dipimpin

Brigjen Soepardjo sebagai Pangkopur-II. Komando ketiga adalah Komando Armada

Siaga yang terdiri dari unsur TNI-AL dan juga KKO. Komando ini dilengkapi dengan

Brigade Pendarat dan beroperasi di perbatasan Riau dan Kalimantan Timur.6 Infiltrasi

ini juga dilakukan oleh dua anggota KKO Serda Usman dan Kopral Harun Said yang

akan saya jelaskan pada bagian selanjutnya. Konfrontasi ini menimbulkan kerugian

bagi kedua negara baik itu kerugian materil maupun jatuhnya korban jiwa pada kedua

negara.

Pada saat pergantian Presiden dari Orde lama ke Orde Baru yaitu dari

Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto membuat konflik ini sedikit mereda

ditambah lagi adanya pemberontakan G 30 S PKI yang merenggut banyak korban

(10)

khususnya para Jendral di Angkatan Darat, hal ini membuat pemerintah Indonesia

lebih fokus untuk menangani kasus dalam negeri ini dari pada konflik yang terjadi

dengan Federasi Malaysia tersebut. Kemudian diselenggarakannya konferensi di

Bangkok pada tanggal 28 Mei 1966 antara Indonesia dan Federasi Malaysia yang

bertujuan untuk menyelesaikan konflik antara kedua negara dan pada tanggal 11

Agustus 1966 perjanjian damai telah ditandatangani dan pada tanggal 13 Agustus

1966 perjanjian secara resmi dilaksanakan dan ini mengakhiri konfrontasi antara

Indonesia dengan Federasi Malaysia terkait pembentukan negara Federasi Malaysia.7

B. Kebijakan Luar Negeri Indonesia menanggapi dijatuhkannya hukuman

mati bagi dua anggota Korps Komando Operasi (KKO) Usman dan

Harun di Singapura.

Hukuman mati yang dijatuhkan oleh dua anggota Korps Komando

Operasi atau KKO atau sekarang yang lebih dikenal dengan Marinir yaitu terkait

tragedy pengeboman yang dilakukan di di gedung Hongkong and Shanghai Bank

(dikenal dengan nama MacDonald House) yang terletak di Orchard Road, Singapura.

Pelaku pemboman pun ditangkap yaitu Serda Usman dan Kopral Harun Said atau

biasa dikenal dengan Harun dan Said. Pengeboman yang dilakukan adalah tindakan

pemerintahan Indonesia pada Masa Orde Lama yaitu pada saat Presiden Soekarno

yang tidak setuju akan dibentuknya negara Federasi Malaysia dimana dianggap dapat

(11)

mengancam kedaulatan negara Republik Indonesia. Pengeboman dilakukan untuk

menimbulkan kondisi yang tidak kondusif pada negara-negara persemakmuran

Inggris yang akan menjadi negara Federasi Malaysia. Tempat yang dipilih sebagai

sasaran adalah MacDonald House karena menurut Kasubdisjarah TNI AL Kolonel

Laut Rony E Turangan memastikan ada misi khusus terhadap hotel MacDonald dari

negara. Tempat dan nama MacDonald adalah simbol kekuasaan Inggris di Asia

Tenggara.

"Jadi ada tokoh namanya Malcolm MacDonald, dia adalah salah satu British high

comissioner untuk jajahan Inggris di Asia Tenggara," kata Rony saat berbincang

dengan detikcom, Rabu (12/2/2014). 8

Malcolm inilah yang mencetuskan pembentukan Federasi 3S yaitu Sabah, Sarawak

dan Singapura dimana ini yang menyebabkan Presiden Soekarno mengeluarkan

pernyataan “Ganyang Malaysia” dan juga membentuk Dwikora sebagai respon atas

pembentukan Federasi tersebut.

Ledakan yang pada tanggal 10 Maret 1965 tersebut membuat

MacDonald House hancur berantakan dan mobil yang berada didekatnya pun juga

rusak berat Tiga orang tewas sementara 33 orang terluka parah. Dari peristiwa

tersebut ditangkaplah Usman dan Harun dan dijatuhi Hukuman mati berupa gantung

atas kasus pembunuhan, penggunaan bahan peledak dan melakukan tindakan

(12)

terorisme. Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam atas dijatuhkanya hukuman

gantung terhadap Usman dan Harun. Dalam menangani masalah ini maka Presiden

Soeharto menunjuk Letnan Kolonel Angkatan Darat Abdul Rachman Ramly dan juga

pada saat itu Ramly menjabat sebagai Kepala Perwakilan RI di Singapura yang kelak

akan menjadi Kedutaan Besar RI di Singapura. Disini Ramli berusaha secara

diplomatik agar Usman dan Harun tidak dihukum mati. Namun usaha yang dilakukan

oleh Ramly tersebut sia-sia dan Singapura tetap akan menghukum mati Usman dan

Harun. Karena Singapura sebagai salah satu negara persemakmuran Inggris. Maka

keputusan hakim tertinggi ada di Inggris sana kemudian Indonesia mengajukan

banding ke Inggris untuk mengusahakan peringanan hukuman bagi Usman dan

Harun. Namun hasil banding yang dilakukan Indonesia pun tidak diterima.

Kemudian Ramly melaporkan hasil ini kepada Presiden Soeharto,

dimana Presiden Soeharto menanyakan sikap dari pemerintah Singapura mengapa

bersih keras akan menggantung Usman dan Harun kemudian Ramly menjawab:

Jawab Ramly, “Kesimpulan umum kami, Pak, Singapura itu kan negara kecil.

Sebagai negara kecil, mereka ingin eksis.” Ramly menegaskan Singapura

menggunakan alasan rule of law yang harus ditegakkan. “Hukum yang diterapkan di

Singapura adalah hukuman mati."9 Dari pernyataan Ramly tersebut maka Presiden

Soeharto menulis surat kepada pemerintah Singapura yang berisi agas Usman dan

Harun tidak dihukum mati. Kemudian dengan adanya surat tersebut maka Ramly

bertemu dengan dan juga Wakil Perdana Menteri. Namun Presiden Singapura Yusuf

(13)

Ishak menyatakan bahwa kepala pemerintahan dipegang oleh Lee Kuan Yew sebagai

Perdana Menteri sedangkan dia sendiri hanyalah sebagai simbol dan tidak dapat

berbuat banyak tergadap kasus tersebut. Namun Lee Kuan Yew sendiri tidak berada

di Singapura dan sedang mengambil cuti di Tokyo. Ramly langsung menghubungi

kedutaan besar yang ada di Tokyo untuk memberitau Lee Kuan Yew tentang

peringanan hukuman yang coba dilakukan Indonesia terhadap Usman dan Harun.

Kemudian kabar ini diterima wakil dari Lee Kuan Yew dan mengatakan bahwa surat

dari Presiden Soeharto sudah kami terima dank an kami pikirkan. Sepuluh hari

kemudian, Singapura mengabarkan tetap akan meneruskan hukuman mati. Peristiwa

itu sempat membuat ketegangan hubungan Indonesia dengan Singapura. Dengan

demikian, menjelang hukuman gantung, seluruh staf kedutaan Indonesia di Singapura

dipulangkan dan kapal-kapal milik Indonesia pun pulang membawa warga negara

Indonesia.10

Itulah hal yang dilakukan Indonesia sebagai sikap atas dihukum

gantungnya dua anggota KKO Usman dan Harun, banyak cara yang ditempuh untuk

membebaskan kedua anggota KKO tersebut dari jerat tali gantungan. Namun usaha

yang dilakukan Indonesia tidak melunakan Singapura dalam menghukum mati

Usman dan Harun. Namun setelah lima tahun kemudian Lee Kuan Yew ingin

berkunjung ke Indonesia. Soeharto menyilakan tapi dengan syarat: Lee harus

meletakkan karangan bunga langsung di makam Usman dan Harun di Taman Makam

Pahlawan, Kalibata.11

(14)

C. kebijakan Luar Negeri Indonesia pada saat perdebatan antara Indonesia

dan Singapura terkait penamaan Kapal Perang Indonesia yang diberi

nama Usman dan Harun pada tahun 2014.

Tragedi pengeboman yang dilakukan Usman dan Harus sudah lama

tidak selesai namun beru-baru ini terjadi perdebatan atas penamaan Kapal Perang

Indonesia yaitu KRI Usman dan Harun. Disini pemerintah Singapura menyampaikan

rasa keberatanya atas penamaan Kapal Perang milik Indonesia tersebut. Pemberian

nama Kapal Perang yang diambil dari nama pahlawan tidak salah namun hal ini juga

dapat menimbulkan masalah apabila pahlawan yang diambil namanya memiliki citra

yang negative di negara lain seperti pada Usman dan Harun yang dianggap musuh

oleh pemerintah Singapura terkait kasus pengeboman MacDonald House yang pernah

mereka lakukan. Dikutip dari Channel News Asia, setelah pemberitaan media massa

Indonesia mengenai penamaan KRI Usman Harun, Menteri Luar Negeri Singapura,

K Shanmugam, menyampaikan keberatannya kepada Menteri Luar Negeri Indonesia,

Marty Natalegawa. Menurut Shanmugam, penamaan ini akan melukai perasaan

rakyat Singapura, terutama keluarga korban dalam peristiwa pengeboman MacDonald

House di Orchard Road, Singapura pada tahun 1965 lalu.12

Angkatan Laut Republik Indonesia dalam menanggapi protes

Singapura pun tetap bersikukuh atas penamaan KRI Usman dan Harun. TNI AL

(15)

punya perhitungan sendiri atas penggunaan nama pahlawan dari Komando Marinir

zaman Dwikora itu. Keduannya dianggap layak menjadi panutan prajurit TNI AL,

karena kegigihan dan keberanian mereka. “Kalau bukan kami yang meneladani

mereka, siapa lagi,” kata dia.13 Panglima TNI Jenderal Moeldoko juga tegas

menyatakan bahwa penamaan KRI Usman dan Harun tidak memiliki niat lain seperti

membangkitkan kembali kenagan pahit para korban pengeboman maupun juga

mengungkit kembali sejarah kelam antara Indonesia dengan Singapura dan juga

Panglima Moeldoko meminta maaf apabila penamaan KRI tersebut endapatkan reaksi

yang keras dari pemerintah Singapura namun sekali lagi Panglima Moeldoko

menegaskan tidak akan mengganti nama Kapal Perang KRI Usman dan Harun.

Dari adanya hal tersebt tidak seharusnya Singapura ikut campur dalam

penamaan alat-alat perang walaupun nama yang digunakan dapat membangkitkan

kembali kenangan kelam antara Indonesia dan Singapura. Staf Ahli Presiden bidang

luar negeri, Teuku Faizasyah mengatakan, penamaan tersebut sudah dilakukan sesuai

prosedur dan beberapa penilaian. Pemerintah Indonesia, tambahnya, mempunyai

otoritas dan pertimbangan matang untuk memberikan penghormatan kepada

pahlawannya untuk diabadikan di sejumlah kapal perang Indonesia. Faizasyah

menambahkan ia berharap hubungan Indonesia dan Singapura yang selama ini

berjalan sangat baik tidak terganggu dengan masalah ini.14 “Sudah jelas tidak ada

upaya untuk mengubah nama Usman dan Harun. (Hubungan) bilateral sangat baik,

13 Ibid

(16)

janganlah kemudian hal-hal seperti ini melihat kembali masa lalu yang sebenarnya

kita anggap sudah selesai,” ujarnya.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas mengenai reaksi dan respon Indonesia terhadap pembentukan

Federasi Malaysia yang berakibat pada dihukum matinya dua anggota KKO yaitu

(17)

negara tersebut sampai sekarang ini pasti memiliki peran masing-masing daln dunia

Internasional tidak jarang negara yang sering melakukan hubungan dengan negara

lain memiliki konflik hubungan juga. Hal ini juga pernah dirasakan oleh Indonesia

dengan Singapura dimana Singapura adalah salah satu wilayah koloni Inggris yang

akan dijadikan negara Federasi Malaysia yang ditentang oleh pemerintahaan

Soekarno pada waktu itu. Banyak konfrontasi yang terjadi pada saat itu salah satu

yang paling fenomenal adalah pengeboman MacDonald House dimana pelakunya

adalah dua anggota KKO yang dijatuhi hukuman mati oleh Pemerintah Singapura.

Pemerintah Indonesia sudah berusaha untuk membebaskan kedua anggota KKO

tersebut dari hukuman gantung seperti melakukan berbagai perundingan dan

pertemuan secara diplomasi namun usaha tersebut tidak menghalanagi Singapura

dalam menghukum gantung kedua anggota KKO tersebut. Walaupun sejarah kelam

tersebut sudah lama dan kasus sudah selesai namun baru-baru ini terjadi konflik

antara Indonesia dan Singapura terkait pemberian nama KRI Usman dan Harun yang

dinggap Pemerintah Singapura jika Indonesia tidak menghormati perasaan para

keluarga korban pengeboman. Namun pemerintah Indonesia sendiri tetap bersih keras

akan pemberian nama tersebut karena sudah ada prosedur yang jelas tentang

pemberian nama Kapal Perang milik Indonesia.

Daftar Pustaka

 http://id.wikipedia.org/wiki/Pengeboman_MacDonald_House

 Catatan Mata Kuliah Politik Luar Negeri Republik Indonesia pertemuan pertama

(18)

 http://id.wikipedia.org/wiki/Konfrontasi_Indonesia-Malaysia

 http://id.wikipedia.org/wiki/Konfrontasi_Indonesia-Malaysia

 http://www.anneahira.com/ganyang-malaysia.htm

http://news.detik.com/read/2014/02/12/114533/2494369/10/kenapa-hotel-macdonald-jadi-sasaran-pengeboman-usman-harun?ntprofil

http://www.tempo.co/read/news/2014/02/10/078552674/Bagaimana-Upaya-Terakhir-RI-Bebaskan-Usman-Harun/1/1

http://www.tempo.co/read/news/2014/02/10/078552674/Bagaimana-Upaya-Terakhir-RI-Bebaskan-Usman-Harun/1/1

http://www.vitbi.com/2014/02/12/nama-kri-usman-harun-di-protes-singapura.html

Referensi

Dokumen terkait

kooperatif tipe course review horay dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Data untuk dianalisis berasal dari hasil observasi dan catatan lapangan.

2.. Humanisme berkaitan dengan kapasitas manusia yang sadar untuk memberikan alasan, membuat pilihan-pilihan, dan bertindak secara bebas yang tidak dipengaruhi

Setelah selesai di bungkus, taruh adonan tape ke baskom yang sudah di tutupi plastik... Lalu bungkus baskom

ELT classrooms in Indonesia, mixed levels of ability of knowledge small groups based on zone of proximal development concept may provide two major advantages, among others (1)

- Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat

Sistem dianggap air dangkal jika kedalaman fluida jauh lebih kecil daripada panjang gelombangnya atau persaman air dangkal hanya berlaku untuk gelombang yang

20 year 2003 about the national education system explains that education ideally has a very noble mission to develop the potential of human being such as

Diefky Menganalisis faktor-faktor 52 perusahaan Indeks Eckel, Hasil penelitian menunjukkan Berryllian (besaran perusahaan, net profit manufaktur pengujian univariate