DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Mardiasmo, 2002, Pengantar Perpajakan,Salemba Empat,Yogyakarta.
Waluyo, 2011, Perpajakan Indonesia,Salemba Empat, Jakarta.
Zain, Mohammad, 2005, Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta.
Brotodihardjo, Santoso, 2003, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Refika Aditama,
Bandung.
Dokumen/Peraturan:
Direktorat Jendral Pajak.”PENGALIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) SEBAGAI PAJAK DAERAH”. http://www.pajak.go.id/content/pengalihan-pbb-perdesaan-dan-perkotaan (diakses
pada tanggal 1 April 2014)
Pandu Pajak. “Sistem dan Prosedur Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan”.
http://www.pandupajak.org/content/sistem-dan-prosedur-pbb-perdesaan-dan-perkotaan/ (diakses pada 6 Juni 2014)
Direktorat Jendral Pajak.“Membangun Kesadaran dan Kepedulian Sukarelawan
Wajib Pajak”.
http://www.pajak.go.id/content/membangun-kesadaran-dan-kepedulian-sukarela-wajib-pajak. (diakses pada 3 Juli 2014)
74
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan
Direktorat Jendral Pajak.“Membangun Kesadaran dan Kepedulian Sukarelawan Wajib Pajak”.
BAB III
GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Ketentuan Umum Pajak Bumi dan Bangunan
Landasan Hukum Berlakunya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan
dan Perkotan adalah sebagai berikut :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Peraturan Bersama Menteri Keuangan Dan Menteri Dalam Negeri Nomor
15/PMK.07/2014 Dan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Tahapan Persiapan
Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak
Daerah
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-61/PJ/2010 tentang Tata Cara
Persiapan Pengalihan PBB Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Daerah.
d. Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
B. Pendataan dan Penetapan Pajak
Pengelolaan Pajak Bumi dan Banguan, khususnya sektor perdesaan dan
55
1. Pendataan
Pendataan merupakan kunci penting karena memberi informasi tentang lokasi
dan karakteristik objek, serta subjek PBB Perdesaan dan Perkotaan.. Pendataan
bersifat dinamis dan harus selalu dilakukan penyesuaian karena perubahan
karakteristik objek dan subjek pajak yang antara lain berupa perubahan fungsi,
kepemilikan, pemecahan, warisan, hibah dan lain sebagainya. Dalam pendataan,
lokasi objek pajak diwujudkan dalam peta dan setiap objek diberi identifikasi berupa
nomor objek PBB Perdesaan dan Perkotaan. Peta ditata dan diadministrasi mulai dari
yang paling luas, yakni kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/desa, dukuh, dan blok.
Di luar basis data peta, juga dibangun basis data karakteristik objek pajak dan subjek
pajak, yang antara lain meliputi alamat, luas, fungsi objek, nama pemilik dan lain
sebagainya. Nomor identifikasi objek pajak yang menjadi pengait antar basis data.
Pendataan dilakukan dengan menggunakan SPOP. SPOP adalah Surat
Pemberitahuan Objek Pajak yaitu surat yang digunakan Wajib Pajak PBB Perdesaan
dan Perkotaan untuk mengisi data objek pajak per keadaan 1 Januari. SPOP harus
diisi dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani dan disampaikan kepada
Kepala Daerah selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal diterimanya
SPOP oleh subjek pajak.
Yang harus didaftarkan dalam SPOP adalah:
a. Semua tanah yang dimiliki dengan suatu hak dan/atau dimanfaatkannya.
2. Penilaian
Penilaian Berkaitan dengan memperkirakan NJOP untuk setiap objek Pajak
Bumi dan Bangunan, yakni bumi dan atau bangunan. Pada umumnya penilaian
dilakukan secara masal (mass appraisal), meski ada beberapa objek yang dinilai
secara secara individual. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 memungkinkan
penilaian dengan pendekatan harga pasar, biaya, dan kapitalisasi. Sekarang ini
biasanya penilaian untuk bumi menggunakan pendekatan harga pasar, untuk
bangunan menggunakan pendekatan biaya, dan untuk objek yang tidak ada data
pembandingnya, seperti hotel mewah, menggunakan pendekatan kapitalisasi. Hasil
penilaian merupakan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) yang kemudian diimasukkan ke
dalam basis data penilaian, yakni Zona Nilai Tanah (ZNT). Undang-Undang
mengamanatkan untuk melakukan penilaian setidaknya tiga tahun sekali, dan untuk
daerah yang memiliki perkembangan harga tanah yang tinggi, penilaian dapat
dilakukan setahun sekali. Basis data ZNT yang dikaitkan dengan basis data peta,
basis data objek dan subjek memberikan informasi NJOP masing-masing objek PBB.
NJOP ini kemudian harus ditetapkan oleh bupati/walikota dalam peraturan
bupati/walikota.
3. Penetapan
Penetapan PBB Perdesaan dan Perkotaan terhutang dilakukan dengan
mengkalikan tarif PBB dengan NJOP objek yang bersangkutan. Dalam penetapan
inilah Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) dicetak untuk disampaikan
57
C. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Pajak yang terutang berdasarkan SPPT sebagaimana dimaksud pada Pasal 12
ayat (1) harus dilunasi paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja saat terutangnya pajak
dan paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak.
SPPT, SKPD, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan
Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah
merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama
1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan. pada saat jatuh tempo pembayarannya,
apabila pajak yang terutang tidak dibayar atau kurang dibayar, dikenakan sanksi
administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan, yang dihitung dari saat
jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan. Serta Bupati atas permohonan wajib pajak setelah memenuhi
persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2 %
(dua persen) setiap bulan. Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan
berdasarkan Undang-Undang.
D. Keberatan dan Banding
Wajib Pajak (WP) yang masih tidak sependapat dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak atas keberatannya, dapat mengajukan banding kepada Pengadilan
Pajak (PP).
a) Keberatan dapat diajukan oleh Wajib Pajak kepada Bupati atau pejabat yang
ditunjuk atas sesuatu yaitu :
a. SPPT;
b. SKPD;
c. SKPDKB;
d. SKPDKBT
e. SKPDLB
f. SKPDN
Keberatan diajukan karena :
a. Bila WP merasa besarnya PBB tidak sesuai dengan keadaan objek pajak yang
sebenarnya. Hal ini karena ada beberapa kesalahan pada luas objek PBB atau
kesalahan klarifikasi objek PBB atau kesalahan pada penetapan/pengenaan PBB
terutang.
b. Bila terdapat perbedaan penafsiran mengenai peraturan perundang-undangan
tentang PBB antara WP dengan Petugas PBB
b) Tata Cara Pengajuan Keberatan
Syarat mengajukan keberatan adalah sebagai berikut :
a. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai
dengan alasan-alasan yang jelas.
b. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak
tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutan, kecuali jika wajib pajak
59
c. Keberatan dapat diajukan apabila wajib pajak telah membayar paling sedikit
sejumlah yang telah disetujui wajib pajak.
d. Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan, tidak dianggap sebagai Surat
Keberatan sehingga tidak dipertimbangkan.
e. Tanda penerimaan Surat Keberatan yang diberikan oleh Bupati atau pejabat yang
ditunjuk atau tanda pengiriman Surat Keberatan melalui surat pos tercatat
sebagai tanda bukti penerimaan Surat Keberatan.
Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal
Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.
Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,
menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang. Apabila jangka waktu telah
lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan.
2. Banding
a) Wajib Pajak mengajukan banding dengan alasan :
a. Data objek tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya atau
b. Karena adanya perbedaan penafsiran peraturan perundang-undangan antara
Wajib Pajak dengan Keputusan Keberatan PBB atau
c. Karena subjek Pajak sudah memberikan keterangan, namun keterangan itu tetap
ditolak.
b) Tata Cara Pengajuan Banding
a. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada Pengadilan
Pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Bupati.
b. Permohonan Banding diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan
alas an yang jelas dala jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima
dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan tersebut.
c. Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar pajak
sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.
Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau
seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan
bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat)
61 BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A. Tata Cara Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
Sebagai Wajib Pajak yang baik, sudah sejatinya membayar Pajak Bumi dan
Bangunan, oleh karena itu pembayaran dapat dilakukan melalui :
1. Only payment , yaitu Wajib Pajak membayar langsung via Bank Sumut
2. Mobil Keliling, yaitu Wajib Pajak membayar PBB melalui mobil keliling.
Dalam hal Wajib Pajak membayar langsung ke tempat pembayaran yang telah
ditetapkan, pada saat pembayaran cukup menunjukkan SPPT PBB dan sebagai bukti
pembayarannya wajib Wajib Pajak akan menerima Surat Tanda Terima Setoran
(STTS).
B. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
Pemberlakuan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan
menjadi Pajak Daerah di Kabupaten Serdang Bedagai dimulai sejak Januari 2013.
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
masyarakatnya memiliki rasa antusiasme yang tinggi dalam membayar PBB. Di
Kabupaten Serdang Bedagai hanya sekitar 70% Wajib Pajak yang patuh.
Tetapi yang menariknya, dari 70% Wajib Pajak yang patuh membayar Pajak
Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dapat
mencapai target realisasi 100% pada tahun 2013 yang pada saat itu adalah tahun
pertama Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dikelola oleh
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang
Bedagai pasca pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan menjadi Pajak Daerah.
Potensi atau Kemampuan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan
Aset Daerah dalam memungut Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaaan pada Tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Potensi Penerimaan PBB
SPPT Tahun 2013
Jumlah SPPT Pendapatan
SPPT Yang Sudah dibayar 117.828 Rp. 5.690.538.716.00 SPPT Yang Menunggak 96.101 Rp. 3.796.689.327.00
Jumlah SPPT Yang
Dikeluarkan 213.923 Rp. 9.487.228.043.00 Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kab.
Serdang Bedagai 2013
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kab. Serdang
63
dengan pendapatan sebesar Rp.6.043.868.464. Ini berarti realisasi pendapatan dari
PBB mencapai target sebesar 100,73%.
Tabel 4.2 Pendapatan PBB Tiap Kecamatan di Serdang Bedagai Pada Tahun 2013
No Kecamatan Pendapatan Persentase
1 Tebing Syahbandar Rp 426,357,333 122,18% 2 Tebing Tinggi Rp 235,325,678 101,53% 3 Sei Rampah Rp 716,495,041 94,57% 4 Sei Bamban Rp 532,735,929 90,17% 5 Tanjung Beringin Rp 160,545,077 103,45% 6 Teluk Mengkudu Rp 300,067,381 109,29% 7 Perbaungan Rp 1,112,730,253 88,64% 8 Pegajahan Rp 309,861,035 107,57% 9 Pantai Cermin Rp 497,436,037 111,88% 10 Kotarih Rp 60,627,842 96,74% 11 Serba Jadi Rp 278,329,743 96,39% 12 Dolok Masihul Rp 574,972,843 102,06% 13 Bintang Bayu Rp 99,621,459 157,76% 14 Bandar Khalipah Rp 155,829,398 84,18% 15 Dolok Merawan Rp 249,896,530 133,93% 16 Sipispis Rp 270,808,273 110,01% 17 Silinda Rp 62,228,612 108,82%
Jumlah Rp 6,043,868,464 100,73%
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kab.
Serdang Bedagai Tahun 2013
Berdasarkan data penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan
Perkotaan pada tahun 2013 terdapat 11 kecamatan yang berhasil merealisasikan
target penerimaan diatas 100% yaitu Tebing Syahbandar, Tebing Tinggi, Tanjung
Beringin, Teluk Mengkudu, Pegajahan, Pantai Cermin, Dolok Masihul, Bintang Bayu,
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di Serdang Bedagai sudah cukup baik, dilihat
dari masyarakat yang datang langsung ke DPPKA Kab. Serdang Bedagai untuk
meminta Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) untuk mendaftarkan objek
pajaknya dan itu juga tidak terlepas dari kinerja dan kerjasama yang baik antara
fiskus dengan pihak instansi terkait sehingga penerimaan dari Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ini sudah mencapai target dari realisasi
penerimaan walaupun masih ada sebagian yang masih belum melaksanakan
kewajibannya.
Di Serdang Bedagai, yang menjadi faktor yang mempengaruhi kepatuhan
Wajib Pajak untuk membayar PBB adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat sadar akan kewajibannya sebagai warga Indonesia yang baik dan
mereka sadar bahwa sudah sepantasnya untuk berpartispasi dalam pembangunan
daerah supaya lebih maju dan berkembang.
2. Karena adanya Sosialisasi dari pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dengan mengajak masyarakat
untuk mendaftarkan objek pajaknya dan membayar kewajiban perpajakannya
65
3. Meskipun ada sebagian dari Wajib Pajak yang mengeluh mengenai masalah
pengenaan PBB-nya yang terlalu tinggi, tetapi merka tetap melaksanakan
kewajiban perpajakannya karena menghindari adanya denda berupa bunga jika
harus menunda pembayaran sampai lewat jatuh tempo pembayaran PBB.
4. Karena adanya urusan yang mengharuskan Wajib Pajak untuk melakukan
pembayaran PBB, seperti mengurus sertifikat tanah, penjualan tanah dan
bangunan, dan sebagainya.
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat di Kabupaten
Serdang Bedagai masih tidak mau melaksanakan kewajibannya adalah sebagai
berikut :
1. Adanya anggapan masyarakat bahwa timbal balik (kontra prestasi) pajak tidak
bisa dinikmati secara langsung, bahkan wujud pembangunan sarana prasana
belum merata, meluas, apalagi menyentuh pelosok tanah air. Walaupun sebagian
besar masyarakat di Sedang Bedagai sudah menyadari pentingnya membayar
PBB, tetapi tidak sedikit pula masyarakat yang masih belum menyadari akan
kewajibannya sebagai Wajib Pajak PBB yang memanfaatkan Tanah dan
Bangunan. Masyarakat menganggap pembangunan daerah bukanlah tanggung
jawab mereka. Padahal seharusnya mereka sadar bahwa fasilitas sarana dan
prasarana yang mereka manfaatkan sebenarnya adalah hasil dari penerimaan
PBB.
2. Kondisi ekonomi masyarakat yang kecil. Serdang Bedagai adalah Kabupaten
yang terdiri dari desa desa yang sebagian besar penduduknya berpenghasilan
beralasan lebih mengutamakan kebutuhan hidup sehari-hari yang lebih penting
seperti kebutuhan pangan dan biaya pendidikan anak mereka daripada membayar
pajak.
3. Tingkat pendidikan yang rendah juga menyebabkan pemikiran masyarakat untuk
membayar pajak terutama PBB rendah karena mereka tidak mengerti atau
manfaat dari PBB tersebut. Apalagi masyarakat di Serdang Bedagai sebagian
besar merasa mekanisme pengurusan PBB ini sulit sehingga mereka tidak
mengerti dan lebih memilih untuk tidak membayar pajak.
D. Usaha-Usaha Yang Dilakukan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Dalam Meningkatkan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Serdang Bedagai akan selalu berupaya membangun kesadaran dan kepedulian serta
sukarela Wajib Pajak, karena kegiatan ini sangat berkorelasi secara signifikan dengan
pencapaian target penerimaan pajak. Namun demikian, dukungan seluruh lapisan
masyarakat sangat dibutuhkan. Dalam rangka peningkatan realisasi penerimaan PBB
sektor Perdesaan dan Perkotaan, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Serdang Bedagai melakukan usaha-usaha, seperti :
1. Memberikan kemudahan dalam segala hal pemenuhan kewajiban perpajakan dan
meningkatkan mutu pelayanan kepada Wajib Pajak. Pelayanan berkualitas adalah
67
dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan wajib pajak. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang
dapat memberikan kepuasan kepada Wajib Pajak dan tetap dalam batas
memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertangungjawabkan serta harus
dilakukan secara konsisten dan kontinyu. Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai harus terus menerus
meningkatkan efisiensi administrasi dengan menerapkan sistem dan administrasi
yang handal dan pemanfaatan teknologi yang tepat guna. Pelayanan berbasis
komputerisasi merupakan salah satu upaya dalam penggunaan Teknologi
Informasi yang tepat untuk memudahkan pelayanan terhadap Wajib Pajak. Dan
juga mempermudah Wajib Pajak dalam membayar pajak. Contohnya seperti
melakukan kerjasama dengan Bank untuk dapat melakukan pembayaran Pajak
dengan mudah. Serta membuat sistem pembayaran secara online dan saling
terintegrasi sehingga Wajib Pajak yang membayar atau melakukan pembetulan
PBB dapat diselesaikan dengan cepat.
2. Mengembangkan sistem pengelolaan data yang lengkap, akurat, terintegrasi dan
terjamin kerahasiannya (database management system) sehingga dapat digunakan
untuk mendukung kegiatan pelayanan, pengawasan, intensifikasi penerimaan
pajak maupun ekstensifikasi.
3. Membuat pamflet, brosur, ataupun buletin, yang berisikan info-info mengenai
perpajakan khususnya mengenai Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan
Perkotaan. Serta memasang iklan atau reklame yang berisi ajakan kepada Wajib
dibuat semenarik mungkin dan dapat dipahami oleh Wajib Pajak yang
melihatnya.
4. Mengadakan Pekan Panutan yaitu kegiatan apresiasi bagi Wajib Pajak yang
patuh dalam membayar PBB-nya berupa pemberian hadiah (doorprize). Pekan
Panutan biasanya dihadiri oleh Bupati/Walikota, Sekda, Kepala Dinas dan
Muspida yang diharapkan bisa menjadi panutan pajak bagi masyarakat.
5. Sebagaimana diketahui bahwa kesadaran membayar pajak datangnya dari diri
sendiri, maka menanamkan pengertian dan pemahaman tentang pajak bisa
diawali dari lingkungan keluarga sendiri yang terdekat, melebar kepada tetangga,
lalu dalam forum-forum tertentu dan ormas-ormas tertentu melalui sosialisasi.
Mengadakan Sosialisasi untuk memberikan pengetahuan mengenai Pajak Bumi
dan Bangunan secara luas kepada Wajib Pajak. Baik itu mengenai tata cara
pendaftaran, pembayaran, sanksi, maupun manfaat dari hasil penerimaan PBB.
6. Penagihan aktif (door to door) yang dilakukan oleh Petugas untuk menagih
Wajib Pajak yang belum atau sengaja menghindari untuk membayar pajaknya.
Dengan penegakan hukum yang benar tanpa pandang bulu akan memberikan
deterent efect yang efektif sehingga meningkatkan kesadaran dan kepedulian
sukarela Wajib Pajak. Walaupun Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai berwenang melakukan pemeriksaan
dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, namun
pemeriksaan harus dapat dipertanggung jawabkan dan bersih dari intervensi
69
7. Melakukan upaya pendekatan terhadap Wajib Pajak PBB agar tidak menghindari
untuk membayar PBB dan tidak menganggap pajak sebagai beban, tetapi
merupakan kewajiban yang harus dipenuhi Wajib Pajak PBB untuk memajukan
dan mengembangkan pembangunan daerah Serdang Bedagai. Penyampaiannya
bisa melalui acara yang formal ataupun informal. Acara formal biasanya
menggunakan format acara yang disusun sedemikian rupa secara resmi.
Contohnya: Sosialisasi bendaharawan, seminar dan sebagainya. Acara informal
biasanya menggunakan format acara yang lebih santai dan tidak resmi.
Contohnya: Ngobrol santai dengan wartawan, dengan tokoh masyarakat, dan
sebagainya. Dengan tingginya intensitas informasi yang diterima oleh masyarakat,
maka dapat secara perlahan merubah mindset masyarakat tentang pajak ke arah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil riset di lapangan dan pembahasan di Bab IV, maka sebagai
akhir dari penulisan ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dala membayar Pajak Bumi dan Bangunan di
Serdang Bedagai masih dikatakan rendah yaitu hanya sekitar 70% walaupun
realisasi penerimaannya mencapai target yang diharapkan.
2. Walaupun baru tahun pertama pemberlakuan Pajak Bumi dan Bangunan sektor
Perdesaan dan Perkotaaan menjadi Pajak Daerah dan dikelola oleh Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang
Bedagai realisasi penerimaannya melebihi target yaitu Rp.6.043.868.464 dari
target Rp. 6000.000.000 pada tahun 2013
3. Masih terjadi banyak permasalahan di lapangan dalam penagihannya seperti
kesalahan nama, luas objek pajak yang tidak sesuai antara yang tertera di
SPPT sehingga mengalami kendala dalam pemungutannya.
4. Pembayaran PBB di Serdang Bedagai sudah dilakukan secara online sehingga
memudahkan Wajib Pajak dalam membayar pajaknya.
5. Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset Daerah sudah menggunakan
SISMIOP (Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak). Dengan sistem itu semua
71
6. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang
Bedagai rutin mengadakan suatu kegiatan yaitu “Pekan Panutan” berupa
apresiasi terhadap Wajib Pajak yang patuh dan tepat waktu dalam membayar
pajaknya dengan pemberian hadiah (doorprize).
B. Saran
Selain menarik kesimpulan diatas, penulis juga mengajukan saran-saran, yang
mana nantinya diharapkan dapat diterapkan dan berguna dalam meningkatkan
pelayanan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Serdang Bedagai, antara lain sebagai berikut :
1. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang
Bedagai harus sering mengadakan sosialiasi guna mengajak Wajib Pajak untuk
lebih sadar dan ikut berpartisipasi dalam membayar pajak terutama PBB.
2. Melakukan pendataan ulang bagi objek pajak yang dirasa sudah tidak sesuai
untuk pembaruan penentuan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) .
3. Mengadakan pemutakhiran data pola SISMIOP (Sistem Manajemen Informasi
Objek Pajak). Dengan pemutakhiran data diharapkan objek PBB dapat tergali
dengan lebih optimal sehingga dapat ditingkatkan agar pembangunan berjalan
dengan baik karena sumber pendapat daerah semakin meningkat.
4. Lebih meningkatkan koordinasi dengan aparatur pemerintah seperti Camat dan
Kades/Lurah guna meningkatkan potensi PBB agar segera disampaikan kepada
Wajib Pajak. Sebab aspek penting untuk meningkatkan realisasi penerimaan
pajak bukan saja bagaimana sistem penagihan tunggakan tapi meningkatkan
5. DPPKA bekerjasama dengan Camat dan Kades/Lurah hendaknya melakukan
pengawasan terhadap proses distribusi SPPT-PBB di Desa/Kelurahan serta
memberi penjelasan tentang tanggal jatuh tempo yakni 30 September 2014,
memantau dan mengawasi penyampaian SPPT-PBB, serta penagihan tunggakan
17 BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A. Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai
Keinginan Masyarakat untuk dimekarkannya Kabupaten Deli Serdang
sebenarnya telah cukup lama muncul dikalangan masyarakat Kabupaten Deli Serdang
dan Pada tahun 1992 hal itu telah menjadi kajian tersendiri bagi pemerintah
kabupaten Deli Serdang. Pada saat itu, dasar pertimbangan untuk dilakukannya
pemekaran adalah luas wilayah dan jumlah penduduk yang begitu besar untuk suatu
kabupaten.
Keinginan yang begitu besar dari masyarakat disikapi bijaksana oleh
pemerintah Kabupaten Deli Serdang dengan menyusun konsep dasar pemekaran
kabupaten dan melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka pemekaran tersebut.
Kajian terhadap pemekaran wilayah pada masa itu telah sampai pada dikeluarkannya
keputusan DPRD Kabupaten Deli Serdang Nomor : 02/DPRD/1992 tanggal 17
Februari 1992 tentang persetujuan pemekaran wilayah kabupaten tingkat II Deli
Serdang yang menetapkan Kabupaten Deli Serdang dimekarkan menjadi 2 (dua)
wilayah yaitu Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai. Lahirnya
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemekaran Daerah dan peraturan
Perintah Nomor 129 Tahun 2000 Tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria
terbuka terhadap keinginan masyarakat untuk melakukan pemekaran.
Beberapa kelompok masyarakat yang terbentuk dalam upaya pemekaran
kabupaten Deli Serdang yakni :
1. Badan Pendukung Pemekaran Kabupaten Deli Serdang (BPPKDS) tahun 1992
2. Panitia Pembentukan Kabupaten Deli Serdang (PPKD) tahun 1992
3. Panitia Pembentukan Pemekaran Kabupaten Serdang Bedagai (P3KSB) tahun
2002
Berdasarkan penelitian dan masukan dari berbagai elemen masyarakat,
pemerintah kabupaten Deli Serdang mengusulkan Kabupaten Deli Serdang
dimekarkan menjadi 3 (tiga), yaitu Kabupaten Deli Serdang sebagai Induk,
Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai Sebagai Kabupaten
Pemekaran.
Kabupaten Serdang Bedagai pada saat didirikan terdiri dari 11 kecamatan,
yaitu Kotarih, Dolok Masihul, Sipispis, Dolok Merawan, Tebing Tinggi, Bandar
Khalipah, Tanjung Beringin, Sei Rampah, Teluk Mengkudu, Perbaungan, dan Pantai
Cermin.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2006 dan Peraturan Daerah
Nomor 10 Tahun 2006 tanggal 17 Oktober 2006, Kabupaten Serdang Bedagai
dimekarkan menjadi 17 kecamatan , yaitu Kotarih, Dolok Masihul, Sipispis, Dolok
Merawan, Tebing Tinggi, Bandar Khalipah, Tanjung Beringin, Sei Rampah, Teluk
Mengkudu, Perbaungan, dan Pantai Cermin, Silinda, Bintang Bayu, Serba Jadi,
19
B. Pembentukan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
Lembaga atau Dinas ini dibetuk dengan tahapan :
1. Dinas Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah ( Kabupaten Serdang Bedagai
Nomor: 05 Tahun 2004 Tentang Organisasi Dinas- Dinas Daerah Kabupaten
Serdang Bedagai)
2. Dinas Pendapatan Daerah ( Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai).
3. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset ( Peraturan Pemerintah
Nomor: 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat daerah, lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2007 Nomor: 89, Tambahan Peraturan Daerah
Kabupaten Serdang Bedagai Nomor : 30 Tahun 2007 Tentang Organisasi Tata
Kerja Perangkat Daerah, Dan Terakhir dengan peraturan Pemerintah Kabupaten
Serdang Bedagai Nomor : 5 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor :3 Tahun 2007 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Serdang
Bedagai.
C. Visi dan Misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
VISI:
MISI:
1. Menciptakan dan melaksanakan Pengelolaan Pendapatan
2. Menciptakan dan melaksanakan Pengelolaan Keuangan
3. Menciptakan dan melaksanakan Pengelolaan Aset
D. Tugas Umum dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
1. Tugas Kepala Dinas
Yang menjadi tugas Kepala dinas adalah :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan lancar dan tertib;
d. membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang Pendapatan Daerah,
Pengelolaan Keuangan dan Aset;
e. menyusun dan melaksanakan tugas di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah;
f. melaksanakan koordinasi tugas-tugas pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset;
g. mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugas pada Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset;
h. melaksanakan koordinasi tugas dengan instansi terkait baik horizontal maupun
vertikal;
21
j. melaksanakan pemungutan Pendapatan Daerah yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah;
k. menyusun laporan Keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD;
l. mengesahkan DPA-SKPD / DPPA-SKPD;
m. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
n. memberi petunjuk teknis pelaksanaan system penerimaan dan pengeluaran kas;
o. menetapkan SPD;
p. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama
Pemerintah Daerah;
q. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang
milik daerah;
r. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
s. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
t. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
u. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
2. Fungsi Kepala Dinas
a. menyiapkan konsep kebijakan daerah dan pelaksanaan kewenangan daerah serta
pelaksanaan tugas-tugas dinas dibidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset;
b. merencanakan dan pelaksanaan pembangunan jangka menengah dan tahunan
dibidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset;
c. menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk
pembangunan kapasitas Pendapatan Daerah sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan;
d. memberi perizinan tertentu dan pelaksanaan pelayanan umum;
e. menyusun dan mempersiapkan konsep standar dan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pasal ini;
f. membuat rincian tugas pokok dan fungsi jabatan dan stafnya masing-masing;
g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas
dan fungsinya;
h. memberi masukan yang perlu kepada Bupati sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya;
i. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, sesuai standar yang ditetapkan.
3. Tugas Sekretaris
Yang menjadi tugas Sekretaris adalah :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
23
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan lancar dan tertib;
d. mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggara tugas-tugas bidang
secara terpadu dan tugas pelayanan administratif;
e. melaksanakan pengelolaan administrasi umum, Kepegawaian, Keuangan,
perlengkapan, Perencanaan program dan Akuntabilitas;
f. melaksanakan pengawasan terhadap disiplin pegawai, budaya bersih, budaya
kerja dan budaya tertib;
g. mempersiapkan penyelenggaraan rapat dinas dan mempersiapkan surat tugas
bagi pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas;
h. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas;
i. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas-tugas dengan para bidang-bidang;
j. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
k. membuat laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
l. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
m. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
4. Fungsi Sekretaris
Yang menjadi fungsi Sekretaris adalah :
a. menyusun dan memyempurnakan standar penyelenggaraan urusan umum,
b. merencanakan pengadaan kebutuhan internal maupun administrasif dinas, serta
penyempurnaan peningkatan pengelolaan dan pengendalian atas pelaksanaan,
sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;
c. merencanakan, mengelola dan meningkatkan pemberdayaan personil sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan;
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
e. memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
f. melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
5. Tugas Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Yang menjadi tugas Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yaitu :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar
pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;
d. melaksanakan pengelolaan administrasi umum;
e. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
f. mengagendakan, menomori dan mendistribusikan surat masuk dan surat
25
h. mengkoordinir kebersihan lingkungan kantor dan keamanan kantor;
i. memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencakan kegiatan
pelaksanaan tugas;
j. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
k. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
l. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
m. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
6. Tugas Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
Yang menjadi tugas Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan yaitu :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. memberi petunjuk, dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan
lancar dan tertib;
c. memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengawasi kegiatan pelaksanaan keuangan
dan pengadaan barang/perlengkapan;
d. Melaksanakan Pengelolaan penyusunan administrasi keuangan dan perlengkapan;
e. menyusun, memeriksa dan meneliti rencana anggaran belanja langsung maupun
tidak langsung;
f. merencanakan usulan kebutuhan alat tulis kantor dan kebutuhan barang lainnya;
g. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
h. membuat laporan realisasi fisik dan keuangan Dinas ;
i. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
j. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris.
7. Tugas Kepala Sub Bagian Perencanaan Program / Akuntabilitas
Yang menjadi tugas Kepala Sub Bagian Perencanaan Program / Akuntabilitas
yaitu :
a. memberi petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisi surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan lancar dan tertib;
d. penyusunan rencana program kerja untuk jangka pendek, menengah maupun
jangka panjang;
e. melaksanakan penyusunan program baik pusat maupun daerah, seperti Rencana
Strategis (Renstra), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) , Rencana Kerja (Renja),
Dokumen Penetapan Kinerja dan lain-lain yang berkaitan dengan perencanaan
program dan akuntabilitas
f. memonitoring pelaksanaan program dan pengolahan data serta pembuatan
laporan bulanan, triwulan dan tahunan;
g. menyelenggarakan sosialisasi dan evaluasi pembinaan serta pemberdayaan
27
h. mengkoordinasikan pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang / Kasubbag / Kasi
terkait dalam perencanaan dan realisasi pelaksanaan kegiatan;
i. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
j. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
k. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP3;
l. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan.
8. Tugas Kepala Bidang Pendapatan
Yang menjadi tugas Kepala Bidang Pendapatan adalah :
a. menerima petunjuk /arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan lancar dan tertib;
d. mengkoordinir penyampaian formulir pendaftaran WP/WR kepada WP/WR dan
dicatat dalam daftar rekapitulasi formulir pendaftaran;
e. mengkoordinir penerimaan dan pemeriksaan kelengkapan formulir pendaftaran
WP/WR yang telah diisi WP/WR atau yang diberi kuasa dan membuat daftar
induk WP/ WR;
f. mengkoordinir pelaksanaan pendataan seluruh potensi Pendapatan Asli Daerah;
g. mengkoordinir penandatanganan kartu data Pendapatan Asli Daerah;
i. mengkoordinir pelaksanaan pemutahiran data Pendapatan Asli Daerah sesuai
dengan perkembangan dilapangan;
j. mengkoordinir pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi
daerah;
k. mengkoordinir pembuatan SPTPD pajak dan SPTRD retribusi daerah;
l. mengkoordinir pembuatan SKPD pajak dan SKRD Retribusi;
m. mengkoordinir pelaksanaan penagihan berdasarkan SSPD dan SSRD;
n. mengkoordinir pembuatan laporan rekapitulasi penagihan berdasarkan SSPD dan
SSRD;
o. mengkoordinir pembuatan rekapitulasi tunggakan berdasarkan SSPD dan SSRD
yang tidak tertagih;
p. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
q. membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
r. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
s. melaksanakan tugas lainnya yang siberikan oleh atasan.
9. Fungsi Kepala Bidang Pendapatan
Yang menjadi fungsi Kepala Bidang Pendapatan yaitu :
a. Merencanakan pengadaan kebutuhan bidang pendapatan untuk menunjang
29
b. merencakan dan menyusun jadwal kegiatan/program 1(satu) tahun anggaran
dalam hal pendataan, pemuktahiran data dan berkoordinasi dengan satuan kerja
perangkat daerah serta kecamatan sebagai pengelola pendapatan;
c. merencanakan dan meningkatkan pemberdayaan sumber daya aparatur dalam
menunjang peningkatan penerimaan pendapatan;
d. merencanakan dan membuat pencapaian target pendapatan 1 (satu) tahun
anggaran berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD),
kecamatan sebagai pengelola pendapatan;
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
f. memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
g. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi kepada
Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai standar yang
ditetapkan.
10. Tugas Kepala Seksi Pendataan Pendapatan Asli Daerah
Adapun tugas Kepala Seksi Pendataan Pendapatan Asli Daerah yaitu :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberikan petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar
palaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;
d. menyampaikan formulir pendaftaran WP / WR dan dicatat dalam daftar
e. menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendaftaran WP/WR yang telah
diisi oleh WP/WR atau yang diberi kuasa dan membuat Daftar Induk WP/WR;
f. melaksanakan pendataan seluruh potensi Pendapatan Asli Daerah;
g. menandatangani kartu data Pendapatan Asli Daerah;
h. melaksanakan koordinasi kepada instansi pengelola Pendapatan Asli Daerah;
i. melaksanakan pemutahiran data Pendapatan Asli Daerah sesuai dengan
perkembangan di lapangan;
j. melaksanakan intensifikasi / ekstensifikasi pajak dan retribusi;
k. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah – langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
l. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi kepada
atasan;
m. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
n. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
11. Tugas Kepala Seksi Penetapan dan Penagihan PAD
Adapun tugas Kepala Seksi Penetapan dan Penagihan PAD adalah :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar
melaksanakan tugas berjalan lancar dan tertib;
31
f. membuat Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi
Daerah (SKRD);
g. membuat rekapitulasi SKPD dan SKRD;
h. melaksanakan koordinasi dengan instansi pengelolaan Pendapatan Asli Daerah;
i. membuat SSPD dan SSRD;
j. membuat rekapitulasi SSPD dan SSRD;
k. melaksanakan penagihan berdasarkan SSPD dan SSRD;
l. membuat laporan rekapitulasi penagihan berdasarkan SSPD dan SSRD;
m. membuat rekapitulasi tunggakan berdasarkan SSPD dan SSRD yang tidak
tertagih;
n. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
o. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
p. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
q. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
12. Tugas Kepala Bidang Anggaran
Adapun tugas Kepala Bidang Anggaran adalah :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
d. menyusun rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
e. melakukan pengendalian pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
f. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
g. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan dan fungsinya kepada
atasan;
h. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
i. Melaksanakan tugas lainnya yang di berikan oleh atasan.
13. Fungsi Kepala Bidang Anggaran
Adapun fungsi Kepala Bidang Anggaran adalah :
a. mengumpul, mengolah dan menyajikan bahan untuk penyusunan pedoman teknis
dalam pengembangan dan peningkatan serta mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan anggaran keuangan diluar Sekretariat Daerah Kabupaten Serdang
Bedagai;
b. menyelenggarakan kegiatan pelaksanaan teknis administratif;
c. pengumpulan bahan penyusunan rencana penyusunan APBD dan P. APBD serta
menyiapkan dan menyusun Nota Keuangan yang akan disampaikan kepada
DPRD berdasarkan prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
33
e. memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
f. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai
standar yang ditetapkan.
14. Tugas Kepala Seksi Perencanaan Anggaran
Adapun Tugas Kepala Seksi Perncanaan Anggaran adalah :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan lancar dan tertib;
d. menyiapkan bahan-bahan dalam rangka penyusunan Rangcangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah;
e. meneliti Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dari masing-masing Satuan
Kerja Perangkat daerah (SKPD);
f. menyiapkan anggaran kas dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah;
g. menyiapkan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
h. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
i. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
j. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
15. Tugas Kepala seksi Pengendalian Anggaran
Adapun tugas Kepala Seksi Pengendalian Anggaran adalah :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan lancar dan tertib;
d. mempersiap dan menerbitkan Surat Penyediaan Dana (SPD) berdasarkan
anggaran kas Satuan Kerja Perangkat Daerah;
e. membuat register penerbitan Surat Penyediaan Dana;
f. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
g. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
h. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
i. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
16. Tugas Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah
Adapun tugas Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah yaitu :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan ;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
35
d. melaksanakan administrasi penatausahaan pengelolaan keuangan daerah;
e. melakukan pembinaan perbendaharaan dan pengolalaan ketatausahaan
administrasi keuangan daerah;
f. melakukan pengujian terhadap dokumen Surat Perintah Membayar-Uang
(SPM-UP), Surat Perintah Membayar Ganti Uang (SPM-GU), Surat Perintah
Membayar Tambahan Uang TU) dan Surat Membayar Langsung
(SPM-LS) yang diajukan Satuan Kerja Perangkat Daerah;
g. menerbitkan dan menetapkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
h. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah oleh Bank atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;
i. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah;
j. menyimpan uang daerah dan melaksanakan penempatan uang daerah dan
mengelola investasi daerah;
k. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas
beban rekening kas umum daerah;
l. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
m. membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
n. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
17. Fungsi Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah
Adapun fungsi Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah adalah :
a. mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan untuk penyusunan pedoman
teknis dalam pengembangan pembinaan kegiatan perbendaharaan dan kas daerah;
b. penyelenggaraan kegiatan pelayanan teknis administratif keuangan ;
c. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
d. memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas fungsinya;
e. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya
Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai standar yang
ditetapkan.
18. Tugas Kepala Seksi Perbendaharaan
Adapun tugas Kepala Seksi Perbendaharaan yaitu :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan lancar dan tertib;
d. melaksanakan pengujian atas seluruh penagihan yang diajukan Suatu Kerja
Perangkat Daerah;
e. menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
37
g. melaksanakan pencatatan pada Register Surat Perintah Pencairan Dana dan
Register Surat Penolakan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana;
h. menyiapkan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang pengelolaan gaji
pegawai;
i. membuat dan mencetak daftar gaji pegawai dan menerbitkan SKPP;
j. menyiapkan Laporan Realisasi Gaji Pegawai setiap bulan;
k. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
l. membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
m. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
n. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
19. Tugas Kepala Seksi Kas Daerah
Yang Menjadi tugas Kepala Seksi Kas Daerah yaitu :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai dengan disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan lancar dan tertib;
d. mengelola dan mengendalikan kas daerah;
e. melaksanakan pembayaran dan tagihan yang diajukan SKPD berdasarkan Surat
f. membukukan seluruh penerimaan dan pengeluaran pada buku penerimaan dan
pengeluaran
g. melakukan pencatatan pada Buku Bank dan Buku Pajak;
h. melaksanakan rekonsiliasi Bank;
i. menyampaikan seluruh bukti asli penerimaan ( Surat Tanda Setoran) dan bukti
asli pengeluaran (Surat Perintah Pencairan Dana) dengan melampirkan Buku Kas
Penerimaan dan Pengeluaran setiap hari kepada Seksi Akuntansi.
j. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang atasan
langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
k. membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
l. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
m. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
20. Tugas Kepala Bidang Akuntansi
Adapun tugas Kepala Bidang Akuntansi adalah :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanakan
tugas berjalan dengan lancar dan tertib;
d. mengkoordinir dan melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
39
e. melaksanakan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
f. melaksanakan penyusunan laporan realisasi pendapatan dan belanja daerah setiap
bulan dan laporan semester;
g. mengkoordinasikan dan melaksanakan penelitian terhadap SPJ dan tata cara
pembukuan terhadap pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
yang dikelola oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah;
h. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
i. membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya kepada atasan;
j. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
k. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
21. Fungsi Kepala Bidang Akuntansi
Adapun fungsi Kepala Bidang Akuntansi yaitu :
a. mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan untuk penyusunan pedoman
teknis dalam pengembangan pembinaan kegiatan akuntansi daerah;
b. menyelenggarakan kegiatan pelayanan teknis administratif keuangan dan
membina akuntansi daerah;
c. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
d. memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
e. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
22. Tugas Kepala Seksi Pelaporan
Adapun tugas Kepala Seksi Pelaporan yaitu :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisi surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan dengan lancar dan tertib;
d. menyusun dan menyiapkan laporan bulanan, semester dan laporan keuangan
Pemerintah Daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah;
e. melakukan pembinaan tentang sistem dan prosedur akuntansi pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD);
f. menyampaikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah yang perlu
diambil dengan ketentuan yang berlaku;
g. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
41
23. Tugas Kepala Seksi Pembukuan
Adapun tugas Kepala Seksi Pembukuan adalah :
a. melaksanakan petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan dengan lancar dan tertib;
d. melaksanakan akuntansi penerimaan kas dan membukukan seluruh penerimaan
daerah berdasarkan Surat Tanda Setoran (STS);
e. melaksanakan akuntansi pengeluaran kas dan membukukan seluruh pengeluaran
daerah berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
f. menyimpan dan mengarsipkan seluruh bukti yang sah Surat Tanda Setoran (STS)
dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
g. melaksanakan verifikasi dan penelitian atas kelengkapan SPP/SPM/UP/GU/TU
dan LS yang disampaikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah;
h. membuat dan menyampaikan surat teguran kepada Bendahara Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang terlambat menyampaikan SPJ;
i. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
j. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
24. Tugas Kepala Bidang Aset
Adapun tugas Kepala Bidang Aset yaitu :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang dan tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan dengan lancar dan tertib;
d. mengkordinasikan dan melaksanakan pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian dalam pengelolaan aset;
e. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
f. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
g. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
h. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
25. Fungsi Kepala Bidang Aset
Yang menjadi fungsi Kepala Bidang Aset adalah :
a. menyusun rencana dan program kerja dibidang Aset;
b. pengkajian bahan perumusan kebijakan teknis dibidang asset:
c. pembinaan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tugas dibidang aset;
d. pelaksanaan pengelolaan administrasi aset;
43
g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas;
h. pelaksanaan standarisasi mutu dan harga barang milik daerah;
i. melaksanakan pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah, kecuali
aset-aset yang tidak dikelola oleh SKPD;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
k. memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, pengelolaan
Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang dan fungsinya;
l. melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai standar
yang ditetapkan;
26. Tugas Kepala Seksi Penatausahaan Aset
Adapun tugas Kepala Seksi Penatausahaan Aset yaitu :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan dengan lancar dan tertib;
d. menyusun rencana dan program kerja penatausahaan aset;
e. pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan penyusunan
kebiijakan penatausahaan aset;
f. penyusunan bahan kajian teknis dibidang penatausahaan aset;
g. pelaksanaan pembiayaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian aset
h. pelaksanaan pengelolaan administrasi aset;
i. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dibidang tugasnya;
j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas;
k. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
l. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi kepada
atasan;
m. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
n. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
27. Tugas Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan Aset
Adapun tugas Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan Aset yaitu :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan dengan lancar dan tertib;
d. menyusun rencana dan program kerja pengendalian dan pengawasan aset;
e. pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data sebagai bahan penyusunan
kebiijakan pengendalian dan pengawasan aset;
f. melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap aset milik pemerintah
daerah yang dipinjam pakaikan, disewakan dan diguna usahakan kepada pihak
45
h. melakukan pengamanan terhadap aset milik pemerintah daerah;
i. melakukan penertiban terhadap aset-aset yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi SKPD;
j. melakukan koordinasi dan kerjasama dibidang tugasnya;
k. melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas;
l. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
m. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi kepada
atasan;
n. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
o. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
28. Tugas Bidang Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan Lain-lain
Adapun tugas Bidang Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan Lain-lain yaitu :
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada baawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan lancar dan tertib;
d. melaksanakan koordinasi tugas pada Kasi Penatausahaan Bagi Hasil Pajak Pusat
dan Lain-lain, serta Kasi Penatausahaan Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Lain-lain;
e. melaksanakan koordinasi tentang Pajak Pusat dan Pajak Provinsi;
f. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
g. membuat laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
h. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
i. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
29. Fungsi Kepala Bidang Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan lain-lain
Adapun fungsi Kepala Bidang Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan Lain-lain
yaitu :
a. penyusunan dan pelaksanaan tugas-tugas di bidang bagi hasil pajak dan
penerimaan lain serta penatausahaan bagi hasil pajak dan penerimaan
lain-lain;
b. pelaksanaan sosialisasi, pembinaan, pembinaan, pemberdayaan dan pengendalian
dalam penatausahaan bagi hasil pajak dan penerimaan lain-lain;
c. melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
d. memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
e. melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai
standar yang ditetapkan.
30. Tugas Kepala Seksi Bagi Hasil Pajak Pusat dan Penerimaan Lain-lain
47
a. menerima petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan lancar dan tertib;
d. menerima dan mendistribusikan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pedesaan dan perkotaan;
e. melakukan monitoring pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan,
Perkotaan, Perkebunan, Pertambangan dan BPHTB;
f. membuat surat himbauan untuk pembayaran pendahuluan Pajak Bumi dan
Bangunan perkebunan;
g. melaksanakan kegiatan intensifikasi dan ekstenfikasi Pajak Bumi dan Bagunan;
h. membuat laporan Pajak Bumi dan Bangunan ke Provinsi;
i. menyampaikan saran dan pertimbang kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
j. membuat pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada
atasan;
k. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
l. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
31. Tugas Kepala Seksi Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Penerimaan Lain-lain
Adapun tugas Kepala Seksi Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Penerimaan
Lain-lain yaitu :
b. mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
c. memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan lancar dan tertib;
d. mengkoordinasikan bagi hasil penerimaan Pajak Provinsi;
e. mencatat dan membukukan penerimaan Pajak Provinsi;
f. melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak-pajak bagi hasil provinsi;
g. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
h. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada atasan;
i. menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam
pembuatan DP-3;
j. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
E. Program dan Kegiatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
Program merupakan kumpulan kegiatan konkrit, sistematis dan terpadu yang
di laksanakan oleh Bagian dan