KUESIONER Lampiran 1
Kepada
Yth. Bapak/Ibu Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian skripsi yang sedang saya lakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara maka saya melakukan
penelitian dengan judul : “Analisis Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Medan Johor”
Adapun salah satu cara untuk mendapatkan data adalah dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan
dipergunakan dalam penelitian. Atas kesediaan dan kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
KUESIONER
Saya mengucapkan terima kasih untuk waktu yang telah disediakan oleh
Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini. Kuisioner ini berguna untuk membantu penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kecamatan Medan Johor”
• Identifikasi Responden:
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan 4. Tingkat Pendidikan : a. SD d.Diploma
(D1,D2,D3)
b. SMP/Sederajat e. Strata (S1,S2,S3)
c. SMA/Sederajat
5. Pekerjaan : a. PNS d. Pelajar/ Mahasiswa b. Pegawai Swasta e. Lainnya…….
• Karakteristik Usaha
1. Jenis Usaha :
2. Jumlah Modal Usaha :
a. Modal Sendiri Rp ...
b. Modal dari Pembiayaan KUR Rp ...
3. Pemberian pembiayaan dari KUR bermanfaat bagi perkembangan usaha
Bapak/Ibu? a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu – ragu d. Tidak Setuju
4. Secara umum bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai Pemanfaatan UKM di Kecamatan Medan Johor?
a. Akan membawa kemajuan bagi masyarakat
b. Sedikit bermanfaat bagi masyarakat
5. Berapakah tenaga kerja yang dimiliki oleh Bapak/Ibu:
a. Sebelum mendapat pembiayaan . . . . orang b. Setelah mendapat pembiayann . . . orang
6. Jika ya, maka jenis tenaga kerja Bapak/Ibu yang bertambah adalah?
a. Tenaga kerja tetap b. Tenaga kerja sambilan
a. Ya, berdasarkan pendidikan
b. Ya, berdasarkan pendidikan, tanggungjawab
c. Ya, bedasarkan pendidikan, tanggungjawab dan kedisiplinan d. Tidak
8. Sekiranya Bapak/Ibu dapat pembiayaan lagi, apakah tenaga kerja Bapak/Ibu akan ditambah juga?
a. Ya
b. Tidak
9. Berapa minimal pembiayaan yang harus Bapak/Ibu terima agar dapat
menambah jumlah tenaga kerja dalam usaha tersebut? a. < 5.000.000
b. 5.001.000 – 15.000.000
c. 15.001.000 – 30.000.000 d. 30.001.000 – 50.000.000
e. > 50.001.000
10. Bagaimana menurut Bapak/Ibu dampak Pemanfaatan usaha terhadap dunia ketenagakerjaan di Kecamatan Medan Johor?
a. Memperluas lapangan kerja, sehingga masalah pengangguran dapat diatasi
d. Adanya pengembangan usaha UKM, berpengaruh buruk terhadap dunia ketanagakerjaan
11. Apakah ada peningkatan pendapatan setelah adanya pembiayaan dari Kredit usaha Rakyat?
a. Sangat meningkat b. Meningkat
c. Biasa saja
d. Tidak meningkat
12. Berapak pendapatan yang Bapak/ Ibu terima dalam setiap Bulannya:
a. Sebelum mendapat pembiayaan ... b. Setelah mendapat pembiayaan ...
13. Apakah pendapatan yang diterima oleh Bapak/Ibu telah memadai?
a. Tidak memadai b. Cukup memadai
c. Memadai
d. Sangat memadai
14. Apakah pendapatan yang diterima oleh Bapak/Ibu telah sesuai dengan
harapan?
a. Tidak sesuai dengan harapan
b. Cukup sesuai dengan harapan c. Sesuai dengan harapan
15. Apakah dengan adanya pembiayaan , jenis-jenis produk juga semakin bertambah?
a. Ya b. Tidak
16. Berapa macam produkkah yang dijual oleh Bapak/Ibu: a. Sebelum mendapat pembiayaan ... jenis
Lampiran2
KARAKTERISTIKPENGUSAHAUKM Responden JenisKelamin
39 Laki-laki 50 SMA 15
40 Perempuan 35 SMA8 41
Laki-laki 45 PT 10
42 Perempuan 38 SMA4 43
Laki-laki 28 SMA5 44
Perempuan 42 PT 10
45 Laki-laki 45 SMA8 Sumber:Diolah dari
data primer
*) : SD(SekolahDasar) SMP(SekolahMenengah
Lampiran3
1 PakaianSekolah 2 PecahBelah 3 BahanMakanan 4 Makanan
5 Alat TulisKantor 6 Sembako
13 PakaianAnak-anak 14 Sembako
15 Tas
16 Alat-alat Elektronik 17 Sembako
18 Bahan Bangunan 19 Makanan
20 PakaianMuslim, Tas 21 Meubel
28 Alat-alat Elektronik 29 Sembako
30 Meubel
31 Ponsel dan Pulsa 32 Bahan Bangunan 33 Sembako
34 Bahan Bangunan
36 BahanPakaian 37 Sepatu, Sendal, Tas 38 PecahBelah
39 Bahan Bangunan40 Ponsel dan Pulsa41 Fotocopydan ATK 42 Makanan
42 Fotocopydan ATK 44 Sembako
*) : 1 = Akanmembawa kemajuan bagi masyarakat 2 = Sedikitbermanfaatbagi masyarakat
38 3 4 TenagaKerjaSambilan
39 3 7 TenagaKerjaSambilan
40 3 6 TenagaKerjaSambilan
41 4 5 TenagaKerjaSambilan
42 3 6 TenagaKerjaTetap
43 3 5 TenagaKerja Tetap 44 4 6 TenagaKerja Tetap
45 4 6 TenagaKerjaSambilan
1 Tidak 2 2 Ya 2 3 Tidak 3 4 Ya 3 2 Tidak 5 1 Ya 2 1 Ya 3 3 Tidak 5 Sumber:Diolahdaridataprimer
*) : 1 = Ya, berdasarkan pendidikan
2 = Ya, berdasarkan pendidikan, tanggungjawab
3 = Ya, berdasarkan pendidikan, tanggungjawabdan kedisiplinan 4 = Tidak
**) : 1 = <5.000.000
38 2 Rp. 2.500.000 39 2 Rp. 5.000.000 40 2 Rp. 3.000.000 41 2 Rp. 2.500.000 42 3 Rp. 5.000.000 43 1 Rp. 1.500.000 44 2 Rp. 2.000.000 45 4 Rp. 5.000.000
Rp. 4.000.000 3 3
Rp. 7.500.000 3 4
Rp. 5.000.000 3 3
Rp. 4.000.000 3 3
Rp. 6.500.000 3 2
Rp. 3.000.000 3 3
Rp. 3.500.000 3 3
Rp. 5.000.000 3 1
Sumber:Diolahdaridataprimer
*) : 1 = SangatMeningkat 2 = Meningkat 3 = Biasa Saja 4 = Tidak Meningkat
**) : 1 = TidakMemadai2 = Cukup Memadai 3 = Memadai
4 = Sangat Memadai
***) : 1 = TidakSesuai Dengan Harapan2 = Cukup Sesuai Dengan Harapan 3 = Sesuai DenganHarapan
DISTRIBUSIJAWABANRESPONDENTENTANGPENDAPATANN O.15s/d16
Responden P15
40 Tidak 3 3
41 Ya 5 8
42 Ya 2 5
43 Ya 4 6
44 Ya 2 4
45 Tidak 3 3
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, M Z, 2015. Kebijakan Fiskal dan Peningkatan Peran Ekonomi UMK
Atmoko, Citro, 2014. Bunga Murah Penting Awali Pengembangan
UMKM
Boediono, 2002. Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta.
Deny, Septian, 2016. Bos BRI: UMKM Jadi Pelampung Ekonomi RI Saat
Krisis
Hubeis, Musa. 2009. Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis, Ghali Indonesia, Bogor.
IFC, 2009. Micro, Small, and Medium Enterprises Around the World. http://www.ifc.org/wps/wcm/connect/9ae1dd80495860d6a482b519583b6d 16/MSME-CI-AnalysisNote.pdf?MOD=AJPERES
Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kasmir, 2010. Pemasaran Bank, Kencana, Jakarta.
Mankiw, N. Gregory, 2007. Makro Ekonomi. Erlangga, Jakarta.
Pramodito, 2016. Penurunan BI Rate dan Kredit UMK
Prasandi, Ayu, 2016. BRI Berikan Porsi Besar di Sektor
UMK
Rini, Annisa Sulistyo, 2016. Pengembangan UMKM Jadi Fokus OJK Tahun
Raharja, Prathana dan M. Manurung, 2006. Teori Ekonomi Mikro, Suatu Pengantar, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.
Sekadang, Reza Kurnia, 2011. Analisis Peran Kredit Perbankan Dalam Pengembangan UMKM di Kecamatan Medan Helvetia.
Syofyan, Ari, 2013. Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus Bank BRI
Kecamatan Gebang).
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Alfabeta, Bandung.
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro ekonomi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sutrisno, Debbie dan Winda Destiana Putri, 2016. Bank Harus Belajar Menyalurkan KUR
Untuk UMKM.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Sanusi (2013: 13) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara
sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian”. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan secara
kualitatif.
3.2 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Johor, Provinsi
Sumatera Utara dengan memfokuskan pada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Difokuskan penelitian ini pada pengusaha UKM yang menerima Kredit
Usaha Rakyat dari Bank BRI Cabang Medan Johor.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah analisis peran Kredit
Usaha Rakyatbagi pengembangan UKM di Kecamatan Medan Johor. Dalam tulisan ini yang akan dijadikan sebagai ukuran terhadap pembiayaan yang diberikan Bank BRI cabang Medan Johor adalah pengembangan UKM yang
47 3.4 Defenisi opersional
1. Pembiayaan yang diberikan oleh Kredit Usaha Rakyat adalah jumlah
uang yang diterima pengusaha UKM dengan satuan rupiah.
2. Tenaga kerja Pemanfaatan Usaha Kecil dan Menengah adalah tenaga
kerja yang bekerja pada UKM-UKM yang ada di Kecamatan Medan Johor.
3. Pendapatan adalah pendapatan yang diterima oleh pengusaha tersebut
dalam setiap bulannya setelah mendapatkan pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat yang diberikan oleh Bank BRI cabang Medan Johor
dalam satuan rupiah.
4. Jenis Produk produk adalah upaya yang dilakukan pengusaha produsen /perusahaan untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa produk
yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya.
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 90). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kecamatan Medan Johor yang menerima pembiayaan
Tabel 3.1
Populasi Penerima UKM di Kecamatan Medan Johor Kelurahan Jumlah Penerima UKM
Gedung Johor 5
Kedai Durian 12
Kwala Bekala 29
Pangkalan Mansyur 21
Titi Kuning 34
Sukamaju 12
Jumlah 113
Sumber: Bank BRI cabang Medan Johor 3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 91). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel yang dilakukan adalah menggunakan metode random sampling.
Menurut Sugiyono (2012: 93) menyatakan bahwa “random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populsi itu”. Sampel dalam penelitian ini adalah Usaha kecil dan menengah yang menerima pembiayaan dari Kredit usaha Rakyat Bank BRI cabang Medan Johor. Gay dan Dichl (dalam Sanusi,
2011: 100) mengemukakan untuk penelitian deskriptif minimal diambil sampel 10% dari populasi. Adapun jumlah sampel yang akan diteliti adalah
49 3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang didapat dari subjek penelitian dengan cara melakukan pengamatan, percobaan atau interview/ wawancara (Sujarweni, 2012: 21). Cara untuk mendapatkan data primer biasanya melalui observasi / pengamatan
langsung. Subjek diberi lembar yang berisi pertanyaan untuk diisi, pertanyaan yang ditujukan untuk reponden. Data sekunder atau data informasi yang diperoleh
melalui jurnal, skripsi, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Agar dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
3.7.1 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2008: 487). Studi kepustakaan dilakukan
dengan mengumpulkan referensi dan kajian teoritis terkait dengan perbankan syariah dan metode penelitian.
3.7.2 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
3.8 Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan sebagai berikut:
3.8.1 Metode analisis Deskriptif
Metode deskriftif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau
menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian (Kuncoro, 2003: 8). Tujuan dari penelitian deskriftif sendiri adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antara fenomena yang sedang diselidiki. Analisis yang akan dilakukan dengan cara:
3.8.2 Tabel Distribusi Frekuensi
Data yang dikumpulkan oleh peneliti biasanya masih berupa data mentah dan bercerai berai sehingga sulit untuk dideskripsikan. Data yang
dikumpulkan perlu dikelompokkan dengan cara menyusunnya ke dalam kelas-kelas tertentu. Daftar yang memuat data berkelompok disebut dengan distribusi frekuensi. Distribusi Frekuensi adalah susunan data menurut
kelas-kelas interval tertentu atau dalam sebuah daftar (Sanusi, 2013: 116). Dengan kata lain distribusi frekuensi dibuat untuk menyederhanakan bentuk dan
51 3.8.3 Tabulasi Silang/Cross Tabulation
Tabulasi silang hanya memerlukan sedikit pengetahuan kuantitatif, yang
dibutuhkan hanya kemampuan menghitung persentase (Kuncoro, 2009: 219). Analisis tabulasi silang meliputi dua jalur tabulasi frekuensi. Dalam tabel silang merupakan metode untuk mentabulasikan beberapa variabel yang
berbeda ke dalam suatu matriks. Agar mudah dibaca, variabel terikat (variabel dependen) biasanya disusun pada garis row, sedangkan variabel
bebas (variabel independen) disusun pada garis kolom.
3.8.4 Gambar/Grafik
Grafik tidak lain adalah alat penyajian data statistik yang tertuang dalam bentuk lukisan, baik lukisan garis, gambar, maupun lambang. Jadi dalam penyajian data angka melalui grafik, angka itu dituliskan dalam bentuk
lukisan garis, gambar atau lambang tertentu, dengan kata lain angka itu divisualisasikan.
3.8.5 Tabel Komparasi
Penelitian komparasi bahwa dalam penelitian ini bermaksud mengadakan perbandingan kondisi. Penelitian komparasi dijelaskan
tampaknya ada nilai kemanfaatan hanya apabila yang dibandingkan menunjukkan variabel dinamis (Arikunto, 2010: 6). Dalam penelitian ini tabel komparsi menggambarkan perbandingan jumlah tenaga kerja sebelum dan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Sejarah dan Letak geografis Kota Medan dan Kecamatan Medan Johor Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II (Dati II) yang terletak di Propinsi Sumatera Utara dan sekaligus merupakan ibukota dari Propinsi Sumatera Utara. Kota Medan terletak pada 2º.27’-2º.47’ LU dan
98º.35’-98º44’ BT yang berbatasan dengan (sebelah timur, barat, utara dan selatan) Kabupaten Deli Serdang.
Luas Kota Medan mencapai 265,10 km² atau sekitar 0,37% dari luas Propinsi Sumatera Utara dan berada pada 2,5-3,75 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan 0-2 (datar) seluas 245,21 km² atau 92,57% dan kemiringan
2-15% seluas 19,69 km² atau 7,4% dari seluruh wilayah. Kedalaman 20-60 cm seluas 140-40 km² atau 52,98% dari luas seluruh wilayah yang tidak bererosi.
Kota Medan memiliki iklim tropis dengan temperature rata-rata tahunan adalah 26º celcius.
Secara administratif, Kota Medan dibagi dalam 21 wilayah kecamatan dan
151 kelurahan. Potensi lahan yang dimiliki Kota Medan sebagian besar telah dimanfaatkan untuk kegiatan industri dan pertanian.
Letaknya di atas permukaan laut adalah 20 meter. Dan kecamatan Medan Johor ini berbatasan dengan
1. Sebelah utara : Kecamatan Medan Polonia 2. Sebelah selatan : Kabupaten Deli Serdang
3. Sebelah barat : Kecamatan Medan Selayang 4. Sebelah timur : Kecamatan Medan Amplas
4.2 Kondisi Ekonomi dan Sosial Kecamatan Medan Johor
Perkembangan jumlah penduduk yang setiap tahun meningkat, ini membuat mulai banyak usaha-usaha yang ada mulai bermunculan. Usaha-usaha
tersebut baik usaha dalam skala besar dan kecil, termasuk usaha mikro dan kecil. Usaha-usaha kecil menengah ini umumnya tersebar diseluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Johor. Usaha-usaha kecil menengah ini seperti:
perbengkelan, salon kecantikan, penjahit, doorsmer mobil dan sepeda motor, minimarket, rumah makan, dan lain-lain.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Profil Pengusaha
Perkembangan pengusaha UKM di Kecamatan Medan Johor sangat
memberi keuntungan bagi para pengusaha dengan adanya pemberian pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat. Salah satu faktor yang mendukung pengusaha UKM untuk menjalankan usahanya adalah dengan adanya pemberian pembiayaan
55 Tabel 4.1
Crosstab Usia Responden – Jumlah Pembiayaan dari KUR
Jumlah Pembiayaan Umur
15-31 32-47 48-64 > 65 Total
< Rp10.000.000 0 0 0 0 0
Rp10.001.000 – Rp30.000.000 1 3 0 0 4 Rp30.001.000 – Rp50.000.000 2 13 5 0 20 Rp50.001.000 – Rp75.000.000 1 6 4 0 11 Rp75.001.000 – Rp100.000.000 0 3 5 2 10
Total 4 25 14 2 45
Sumber: Diolah dari data primer
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menerima
jumlah pembiayaan dari KUR <Rp10.000.000, untuk yang menerima jumlah pembiayaan dari KUR Rp 10.001.000 - Rp 30.000.000 adalah 4 responden, yang
menerima jumlah pembiayan dari KUR Rp 30.001.000 – Rp 50.000.000 adalah 20 responden, untuk jumlah pembiayaan dari KUR Rp 50.001.000 – Rp 75.000.000 adalah 11 responden dan yang menerima pembiayaan dari KUR Rp 75.001.000 –
Rp 100.000.000 adalah 10 responden. Hal ini juga menunjukkan dimana usia 32-47 tahun yang menerima pembiayaan dari Rp. 30.001.000 – Rp. 50.000.000
Tabel 4.2
Crosstab Jumlah Pembiayaan – Pendidikan Pengusaha dan Lama Usaha
Jumlah Pembiayaan
Sumber: Diolah dari data primer
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa di Kecamatan Medan Johor para pengusaha memiliki pendidikan terakhir SMA (Sekolah Menengah Atas) ada sebanyak 12 responden dengan lama usaha yang telah dijalankan 6-10 tahun
sebanyak 10 responden dengan penerimaan pembiayaan KUR sebesar Rp. 30.001.000 – Rp. 50.000.000, dari hal ini dapat diketahui bahwa pemberian
57 Tabel 4.3
Crosstab Lama Usaha, Jenis Kelamin – Jumlah Dana Pengusaha/Modal Sendiri dan Pembiayaan dari KUR
Lama Usaha
Jenis kelamin
Jumlah Dana Pengusaha/ Modal Sendiri
(dalam Rupiah)
Total
Jumlah Pembiayaan dari KUR
Total
Sumber: Diolah dari data primer
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pengusaha UKM yang memiliki modal sendiri < Rp. 25.000.000 ada sebanyak 30 responden, dan yang menerima
pembiayaan dari KUR Rp. 25.000.000 – Rp. 50.000.000 ada 21 responden. Pengusaha yang menerima pembiayaan dari KUR Rp.25.001.000 – Rp.
pengusaha yang berjenis kelamin perempuan. Begitu juga dengan pengusaha laki-laki yang menerima pembiayaan dari KUR Rp. 50.001.000 – Rp. 75.000.000 ada
sebanyak 6 responden dengan lama usaha 6-10 tahun.
Grafik Modal Sendiri Dari Pengusaha UKM dan Sesudah Menerima Pembiayaan dari KUR
Gambar 4.1
Grafik Modal Sendiri Dari Pengusaha UKM dan Sesudah Menerima Pembiayaan dari KUR
Dari gambar diatas bisa diketahui modal sendiri dari pengusaha lebih kecil dari pada pembiayaan yang diterima dari KUR, dimana modal sendiri dari
pengusaha bisa kita lihat pada gambar dengan garis yang di bawah (garis yang berwarna biru) dan pembiayaan yang diberikan dari KUR berada di atas garis
modal sendiri dari pengusaha UKM (garis yang berwarna merah menandakan garis pembiyaaan yang diberikan oleh KUR), bisa diketahui bahwa pembiayaan yang diberikan KUR lebih besar dari pada modal sendiri dari pengusaha UKM
59
Pembiayaan yang diberikan KUR sangat membantu para pengusaha UKM untuk mengembangkan usahanya dan setelah adanya pembiayaan ini sangat
Tabel 4.4
Jawaban responden, apakah pembiayaan yang diberikan KUR bermanfaat bagi pengembangan usaha
Pemberian Pembiayaan KUR
Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 12 27 %
Setuju 33 73 %
Ragu-ragu 0 0
Tidak Setuju 0 0
Total 45 100 %
Sumber: Diolah dari data primer
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pemberian pembiayaan KUR
yang merasa sangat setuju bagi pengembangan usaha sebanyak 12 responden penerima pembiayaan dengan tingkat persentase sebesar 27% dari total jumlah responden. Kemudian pemberian pembiayaan KUR yang merasa setuju bagi
pengembangan usaha sebanyak 33 responden penerima pembiayaan dengan tingkat persentase 73% dari total jumlah responden. Hal ini bisa menjadi nilai
tambah bagi pihak perbankan syariah untuk mencari nasabah yang membutuhkan dana untuk menambah modal dalam usahanya ataupun untuk pengusaha-pengusaha yang akan memulai usaha baru di Kecamatan Medan Johor.
Tabel 4.5
Data responden tentang pandangan umum mengenaipengembangan UKM
Sumber: Diolah dari data primer Pandangan Umum mengenai
pengembangan UKM Frekuensi Persentase Akan membawa kemajuan bagi
masyarakat 30 67 %
Sedikit bermanfaat bagi masyarakat 15 33 %
61
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pandangan umum mengenai pengembangan UKM yang akan membawa kemajuan bagi masyarakat
adalah 30 responden dengan persentase 67% dari total jumlah responden. Kemudian yang merasa sedikit bermanfaat bagi masyarakat dengan pandangan
umum mengenai pengembangan UKM adalah 15 responden dengan persentse 33% dari total jumlah responden. Dari tabel tersebut bisa diketahui bahwa pandangan mengenai adanya pengembangan UKM sangat direspon baik atau
positif oleh masyarakat di Kecamatan Medan Johor
4.3.2 Pembiayaan Yang Diberikan KUR Bagi Penambahan Jumlah Tenaga Kerja
Setelah ada pemberian pembiayaan yang diberikan oleh KUR bagi pengusaha UKM sangat membantu para pengusaha untuk menambahkan jumlah
tenaga kerja baik itu, penambahan jumlah tenaga kerja tetap ataupun tenaga kerja sambilan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Data responden tentang jenis tenaga kerja yang bertambah Jenis Tenaga Kerja Frekuensi Persentase
Tenaga Kerja Tetap 16 36 %
Tenaga Kerja Sambilan 29 64 %
Total 45 100 %
Sumber: Diolah dari data primer
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa terdapat 16 responden UKM yang
memiliki tenaga kerja tetap yang bertambah setelah menerima pembiayaan dari KUR dan 29 responden UKM yang memiliki tenaga kerja sambilan yang
bahwa pengusaha yang menerima pembiayaan dari KUR lebih banyak menambah tenaga kerja sambilan dari pada tenaga kerja tetap.
Tabel 4.7
Data responden tentang kriteria pemilihan tenaga kerja Kriteria Pemilihan
Tenaga Kerja
Frekuensi Persentase
Ya, berdasarkan pendidikan
10 22 %
Ya, berdasarkan pendidikan, tanggungjawab
19 42 %
Ya, berdasarkan pendidikan, tanggungjawab dan
kedisiplinan
14 31 %
Tidak 2 5 %
Total 45 100 %
Sumber: Diolah dari data primer
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kriteria pemilihan tenaga kerja dapat dilihat berdasarkan pendidikan sebanyak 10 responden dengan tingakat
persentase 22% dari total jumlah responden, yang berdasarkan pendidikan, tanggung jawab sebanyak 19 responden dengan persentase 42% dari total jumlah responden, yang berdasarkan pendidikan tanggungjawab dan kedisiplinan
sebanyak 14 responden dengan tingkat persentase 31% dari total jumlah responden, dan yang tidak memiliki kriteria sama sekali adalah sebanyak 2
63 Tabel 4.8
Crosstab Usia Responden – Jumlah Tenaga Kerja Setelah Mendapat Pembiayaan dari KUR
Jumlah tenaga Kerja Umur
15-31 32-47 48-64 >65 Total
<3 orang 0 1 0 0 1
4 orang 1 8 0 1 9
5 orang 2 4 6 0 12
6 orang 1 9 4 1 15
>7 orang 0 3 4 1 8
Total 4 25 14 2 45
Sumber: Diolah dari data primer
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 1 orang responden yang memiliki jumlah tenaga kerja < 3 orang, untuk jumlah tenaga kerja 4 orang adalah 9 responden, yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang adalah 12 responden,
Tabel 4.9
Jumlah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan dari KUR
Sumber: Diolah dari data primer
Dari tabel 4.10 diketahui bahwa pengusaha yang menerima pembiayaan
65
Grafik Jumlah Tenaga Kerja Sebelum Mendapat Pembiayaan Dan Sesudah Mendapat Pembiayaan Dari KUR
Gambar 4.2
Grafik Jumlah Tenaga Kerja Sebelum Mendapat Pembiayaan Dan Sesudah Mendapat Pembiayaan dari KUR
Dari gambar di atas diketahui terjadi penambahan jumlah tenaga kerja
sesudah menerima pembiayaan dari KUR, dimana semua responden mengalami penambahan tenaga kerja dengan adanya pembiayaan ini, bisa dilihat pada gambar diatas dimana garis yang menunjukkan tenaga kerja sebelum mendapat
pembiayaan dari KUR (garis yang berwarna biru) berada di bawah garis sesudah mendapat pembiayaan dari KUR (garis yang berwarna merah) tersebut. Hal ini
Tabel 4.10
Data responden tentang dampak pengembangan usaha terhadap dunia ketenagakerjaan
Dampak Pengembangan Usaha terhadap Dunia
Ketenagakerjaan
Frekuensi Persentase
Memperluas lapangan kerja, sehingga masalah
pengangguran dapat diatasi
23 51 %
Menambah lapangan kerja, sehingga jumlah pengangguran berkurang
19 42 %
Adanya pengembangan usaha UKM, tidak akan mempengaruhi dunia
ketenagakerjaan
2 5 %
Adanya pengembangan usaha UKM, berpengaruh
buruk terhadap dunia ketenaga kerjaan
1 2 %
Total 45 100
Sumber: Diolah dari data primer
Dari tabel di atas diketahui bahwa dampak pengembangan usaha terhadap
dunia ketenagakerjaan adalah yang berdampak memperluas lapangan kerja, sehingga masalah pengangguran dapat diatasi adalah 23 responden dengan tingkat
persentase 51% dari total jumlah responden, yang berdampak menambah lapangan kerja, sehingga jumlah pengangguran berkurang adalah 19 responden dengan tingkat persentase 42% dari total jumlah responden, yang berdampak
adanya pengembangan usaha UKM, tidak akan mempengaruhi dunia ketenagakerjaan adalah 2 responden dengan tingkat persentase 5% dari totsl
67
4.3.3 Pembiayaan Yang Diberikan KUR Bagi Peningkatan Pendapatan
Pembiayaan yang diberikan oleh KUR sangat membantu untuk meningkatkan pendapatan para pengusaha UKM. Peningkatan pendapatan
pengusaha ada yang sesuai dengan harapa, ada juga yang cukup memadai dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Data responden tentang peningkatan pendapatan setelah adanya pembiayaan dari KUR
Peningkatan Pendapatan Setelah Adanya Pembiayaan dari KUR
Frekuensi Persentase
Sangat Meningkat 9 20 %
Meningkat 19 42 %
Biasa Saja 12 27 %
Tidak meningkat 5 11 %
Total 45 100
Sumber: Diolah dari data primer
Dilihat dari tabel di atas bahwa peningkatan pendapatan setelah adanya pembiayaan dari KUR sebanyak 9 responden menyatakan sangat
meningkat, yang menyatakan meningkat 19 responden, 12 responden menyatakan biasa saja dan yang menyatakan tidak meningkat 5 responden
Tabel 4.12
Data responden tentang peningkatan pendapatan yang diterima Pendapatan Yang
diterima Frekuensi Persentase
Tidak Memadai 3 7 %
Cukup Memadai 9 20 %
Memadai 29 64 %
Sangat Memadai 4 9 %
Dari tabel di atas diketahui bahwa pendapatan yang telah diterima oleh pengusaha yang menyatakan tidak memadai adalah 3 responden, yang
menyatakan cukup memadai 9 responden, yang menyatakan cukup memadai 29 responden dan yang menyatakan sangat memadai 4 responden. Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan yang diterima pengusaha adalah cukup memadai
Tabel 4.13
Data responden tentang pendapatan yang diterima telah sesuai dengan harapan
Pendapatan Yang diterima Frekuensi Persentase Tidak Sesuai Dengan
Harapan 8 18 %
Cukup Sesuai Dengan
Harapan 8 18 %
Sesuai Dengan Harapan 22 49 %
Melebihi Harapan 7 15 %
Total 45 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pendapatan yang diterima yang
menyatakan tidak sesuai dengan harapan sebanyak 8 responden dengan tingkat persentase 18% dari total jumlah responden, pendapatan yang diterima yang
menyatakan cukuop sesuai dengan harapan 8 responden dengan tingkat persentase 18% dari total jumlah responden, pendapatan yang diterima yang menyatakan sesuai dengan harapan 22 responden dengan tingkat persentase 49% dari total
jumlah responden dan pendapatan yang diterima yang menyatakan melebihi harapan adalah 7 responden dengan tingkat persentase 15% dari total jumlah
69 Tabel 4.14
Crosstab Usia Responden – Jumlah Pendapatan Setelah Menerima Pembiayaan dari KUR
Jumlah Pendapatan Umur Total
15-31 32-47 48-64 >65
<Rp5.000.000 3 14 3 0 20
Rp5.001.000-Rp8.000.000 1 8 7 1 17
Rp8.001.000-Rp11.000.000 0 1 2 0 3
Rp11.001.000-Rp14.000.000 0 2 1 1 4
>14.001.000 0 0 1 0 1
Total 4 25 14 2 45
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah pendapatan < Rp 5.000.000 setelah menerima pembiayaan dari KUR adalah 20 responden, jumlah
pendapatan Rp 5.001.000 – Rp 8.000.000 setelah menerima pembiayaan dari KUR adalah 17 responden, jumlah pendapatan Rp 8.001.000 – Rp 11.000.000
setelah menerima pembiayaan dari KUR adalah 3 responden. yang jumlah pendapatan Rp 11.001.000 – Rp 14.000.000 setelah menerima pembiayaan dari KUR adalah 4 responden dan yang jumlah pendapatan > Rp 14.001.000 setelah
Tabel 4.15
Crosstab Pendapatan Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan – Lama Usaha
Pendapatan Sebelum Menerima Pembiayaan
Lama Usaha Total
<5 Thn 6-10
Thn 11-15 Thn >16 Thn
< Rp 2.500.000 2 3 2 1 8
Rp 2.5001.000-Rp 5.000.000 10 9 2 1 22 Rp 5.001.000-Rp 7.500.000 1 5 2 1 9 Rp.7.501.000-Rp 10.000.000 1 1 2 0 4
>Rp 10.001.000 0 0 1 1 2
Total 14 18 9 4 45
Pendapatan Sesudah Menerima Pembiayaan
< Rp 2.500.000 0 0 0 0 0
Rp 2.5001.000-Rp 5.000.000 7 10 2 1 20 Rp 5.001.000-Rp 7.500.000 4 5 3 1 13 Rp.7.501.000-Rp 10.000.000 2 2 2 1 7
>Rp 10.001.000 1 1 2 1 5
Total 14 18 9 4 45
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pendapatan meningkat setelah adanya pemberian pembiayaan dari KUR adalah pendapatan Rp.
2.501.000 – Rp. 5.000.000 dengan lama usahanya berada pada 6-10 tahun sebanyak 10 responden. Kemudian pendapatan pengusaha sebelum mendapat
pembiayaan dari KUR paling banyak berada pada pendapatan Rp. 2.501.000 – Rp. 5.000.000 dengan lama usahanya < 5 tahun sebanyak 10 responden. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan pengusaha KUR tersebut perbulannya
71
Grafik Pendapatan Sebelum Menerima Pembiayaan Dan Pendapatan Sesudah Menerima Pembiayaan Dari KUR
Gambar 4.3
Grafik Pendapatan Sebelum Menerima Pembiayaan Dan Sesudah Menerima Pembiayaan Dari KUR
Dari gambar di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan pendapatan sesudah menerima pembiayaan dari KUR Kecamatan Medan Johor. Walaupun ada beberapa pengusaha yang tidak meningkat pendapatannya, dari 45 responden
ada 5 responden yang pendapatannya tetap atau tidak meningkat sesudah menerima pembiayaan dari KUR. Hal ini menunjukkan dampak yang baik bagi
4.3.4 Pembiayaan Yang Diberikan KUR Bagi Penambahan Jenis Produk Pembiayaan yang diberikan oleh KUR ini membantu pengusaha untuk
menambahkan jenis produk yang dijual ataupun diproduksi para pengusaha dan sebagian pengusaha tidak menambah jenis produknya. Hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.16
Data responden tentang adanya pembiayaan, apakah jenis produk juga akan bertambah Adanya Pembiayaan,
apakah jenis produk juga akan bertambah
Frekuensi Persentase
Ya 24 53 %
Tidak 21 47 %
Total 45 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya pembiayaan, apakah jenis prodek akan bertambah yang menyatakan ya adalah 24 responden dengan tingkat
73 Tabel 4.17
Crosstab Usia Responden – Jumlah Produk Setelah Mendapat Pembiayaan dari KUR Jumlah
Pendapatan
Umur
Total 15-31 32-47 48-64 >65
<3 Jenis Produk 1 10 1 0 12
4 Jenis Produk 1 7 4 0 12
5 Jenis Produk 0 2 2 0 4
6 Jenis Produk 2 2 1 0 5
>7 Jenis Produk 0 4 6 2 12
Total 4 25 14 2 45
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa < 3 jenis produk yang bertambah setelah
mendapat pembiayaan dari KUR adalah 12 responden, untuk 4 jenis produk yang bertambah setelah mendapat pembiayaan dari KUR adalah 12 responden, untuk 5 jenis produk yang bertambah setelah mendapat pembiayaan dari KUR adalah 4
responden, untuk 6 jenis produk yang bertambah setelah mendapat pembiayaan dari KUR adalah 5 responden dan untuk lebih dari 7 jenis produk (>7 jenis
Tabel 4.18
Disversifiksi Jenis Produk Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan dari KUR
No Sebelum Sesudah Selisih Keterangan No Sebelum Sesudah Selisih Keterangan
1 3 5 2 Bertambah 24 3 4 1 Bertambah
2 3 6 3 Bertambah 25 3 4 1 Bertambah
3 3 5 2 Bertambah 26 3 4 1 Bertambah
4 4 8 4 Bertambah 27 3 6 3 Bertambah
5 4 6 2 Bertambah 28 3 5 2 Bertambah
6 3 7 4 Bertambah 29 3 4 1 Bertambah
7 3 6 3 Bertambah 30 3 4 1 Bertambah
8 3 5 2 Bertambah 31 3 5 2 Bertambah
9 3 5 2 Bertambah 32 3 4 1 Bertambah
10 3 6 3 Bertambah 33 3 4 1 Bertambah
11 3 7 4 Bertambah 34 3 6 3 Bertambah
12 3 5 2 Bertambah 35 4 8 4 Bertambah
13 3 6 3 Bertambah 36 3 6 3 Bertambah
14 4 7 3 Bertambah 37 3 6 3 Bertambah
15 3 5 2 Bertambah 38 3 4 1 Bertambah
16 4 6 2 Bertambah 39 3 6 3 Bertambah
17 3 4 1 Bertambah 40 3 4 1 Bertambah
18 3 5 2 Bertambah 41 3 7 4 Bertambah
19 5 7 2 Bertambah 42 3 6 3 Bertambah
20 4 6 2 Bertambah 43 4 5 1 Bertambah
21 3 5 2 Bertambah 44 3 5 2 Bertambah
22 3 4 1 Bertambah 45 4 6 2 Bertambah
23 3 5 2 Bertambah
Dari tabel di atas diketahui bahwa jenis produk yang dijual ataupun di produksi oleh para pengusaha ada yang meningkat jenisnya ada juga yang tetap dengan
75 Gambar 4.4
Grafik Jenis Produk Sebelum Dan Sesudah Mendapat Pembiayaan Dari KUR
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian responden menambah jenis produk yang akan dijual atau diproduksi sendiri oleh pengusaha tersebut. Dimana
20 responden tidak menambah jenis produk yang dijualnya ataupun di produksinya sendiri setelah mendapat pembiayaan dari KUR dan 25 responden yang menambah jenis produk yang di jual ataupun diproduksinya sendiri sesudah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Peran Kredit
Usaha Rakyat Bagi Pengembangan UKM Di Kecamatan Medan Johor, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan adanya pemberian pembiayaan KUR ini sangat mendukung untuk
pengembangan UKM. Dapat dilihat dari tabel 4.4 yang menunjukkan bahwa yang merasa sangat setuju dengan diberikannya pembiayaan sebanyak 12 responden
dengan tingkat persentase sebesar 27% dari total jumlah responden. Kemudian pemberian pembiayaan KUR yang merasa setuju bagi pengembangan usaha sebanyak 33 responden dengan tingkat persentase 73% dari total jumlah
responden.
2. Pemberian Pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat sangat berpengaruh pada
penambahan jumlah tenaga kerja pengusaha UKM, dapat diketahui dari tabel 4.10 bahwa semua responden mengalami penambahan jumlah tenaga kerja baik itu tenaga kerja tetap ataupun tenaga kerja sambilan.
3. Pemberian Pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat berpengaruh pada peningkatan pendapatan pengusaha UKM, dapat diketahui dari tabel 4.16 bahwa
ada 40 responden yang mengalami peningkatan pendapatan dan 5 responden yang tidak mengalami peningkatan pendapatan atau pendapatannya tetap. Hal tersebut menunjukkan dampak yang baik bagi pendapatan pengusaha UKM dengan
77
Usaha Rakyat ini sangat membantu para pengusaha UKM untuk mengembangkan usaha-usahanya.
4. Dengan adanya pemberian pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat berpengaruh pada diversifikasi produk pengusaha UKM bisa diketahui dari tabel 4.19 bahwa
sebagian responden menambah jenis produk yang dijual ataupun diproduksi oleh pengusaha UKM dan sebagian responden tidak menambah jenis produk yang dijual ataupun diproduksi oleh pengusaha UKM. Walaupun sebagian pengusaha
yang tidak menambah jenis produk yang dijual ataupun diproduksinya mengalami peningkatan pendapatan setelah menerima pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat,
dan ada juga sebagian dari responden yang tidak menambah jumlah produknya tidak mengalami peningkatan pendapatan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Kebijakan dalam menentukan jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja sambilan, karena berpengaruh yang sangat besar dari pembiayaan yang diberikan Kredit Usaha Rakyat bagi pengembangan UKM. Dilakukan
dengan meningkatkan promosi penjualan produk yang dijual atau diproduksi oleh pengusaha UKM tersebut kepada masyarakat di Kecamatan Medan Johor.
Maupun di luar Kecamatan Medan Johor atau memperluas lokasi promosi produk tersebut.
2. Pengusaha UKM perlu meningkatkan pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat
untuk lebih meningkatkan pendapatan pengusaha UKM sebaiknya meningkatkan kualitas produk yang dijual, meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan
meningkatkan promosi produk yang akan dijual.
3. Diversifikasi Jenis produk pengusaha harus ditingkatkan, bisa dilakukan
16 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Ruang Lingkup Bank 2.1.1 Defenisi Bank.
Asal dari kata Bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian Bank adalah sebuah lembaga
intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Bank sebagai lembaga yang menjalankan usaha dibidang jasa keuangan bukanlah sembarang usaha melainkan yang secara hukum memiliki status yang
kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan masyarakat. Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari
orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa giral. Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-harinya tidak akan
terlepas dari bidang keuangan. Adapun kegiatan-kegitan perbankan yang ada di Indonesia ini adalah:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,
tabungan dan deposito
2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit inverstasi,
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Definisi dari bank (Kasmir, 2008; 25) adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Oleh karena itu, dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari ban harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik
bank (pemegang saham), pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri, maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran modal
yang dilakukan pada saat pendirian bank.
Dana dari pemerintah diperoleh apabila bank yang bersangkutan ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan dana-dana bantuan yang berkaitan dengan
pembiayaan proyek-proyek pemerintah, misalnya Proyek Inpres Desa Tertinggal. Sebelum dana diteruskan kepada penerima, bank dapat menggunakan dana
tersebut untuk mendapatkan keuntungan, misalnya dipinjamkan dalam bentuk pinjaman antar bank (interbank call money) berjangka 1 hari hingga 1 minggu. Keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dana
tersebut setelah dikurangi dengan biaya operasional. Dana-dana masyarakat ini dihimpun oleh bank dengan menggunakan instrumen produk simpanan yang
terdiri dari Giro, Deposito dan Tabungan.
Menurut Undang‐Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha
18
danmenyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2.1.2 Jenis - jenis Bank
Dalam praktek perbankan di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan
yaitu (Irsyad Lubis, 2010 : 30)
1. Jenis Bank Menurut Kepemilikannya
Kepemilikan bank dapat dilihat dari penguasaan saham dan juga akta
pendirian bank tersebut. Dalam hal ini bank – bank yang ada dibedakan menjadi : a. Bank Milik Pemerintah
Bank Milik Pemerintah adalah jenis bank dimana akta pendirian dan modal bank tersebut adalah milik pemerintah sehingga semua keuntungan yang diperoleh dari operasinya akan menjadi milik pemerintah.
b. Bank Milik Pemerintah Daerah
Bank Milik Pemerintah Daerah adalah jenis bank dimana pemiliknya adalah
pemerintah daerah tertentu. c. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik
swasta asing maupun milik pemerintah asing, kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri.
d. Bank Milik Swasta
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh pihak swasta, begitu pula pembagian
e. Bank Milik Koperasi
Bank milik koperasi adalah jenis bank yang dimana saham-sahamnya dimiliki
perusahaan yang berbadan hukum koperasi. f. Bank Milik Campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara indonesia.
2. Jenis Bank Menurut Kegiatannya
Jenis Bank menurut kegiatannya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Bank Umum
Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3. Jenis Bank Menurut Target Pasar
Salah satu pelayanan bank dapat ditinjau berdasarkan target pasar yang
20
Retail bank adalah bank yang memfokuskan pelayanan dan transaksi
kepada nasabah-nasabah kecil. Secara kuantitas, institusi retail bank relatif lebih
banyak dibandingkan corporate bank b. Corporate Bank
Corporate bank adalah bank yang memberikan pelayanan dan transaksi
kepada nasabah yang berskala besar, biasanya berbentuk koperasi, tetapi tidak berarti semua nasabah wajib berbentuk perusahaan.
c. Retail corporate bank
Retail corporate bank adalah bank yang memberi pelayanan kepada kelompok
retail dan juga perusahaan-perusahaan besar. Jenis bank ini memberikan
pelayanan kepada semua jenis nasabah baik nasabah besar maupun nasabah kecil. 4. Jenis Bank Menurut Prinsip Operasinya
Bank menurut prinsip operasinya terbagi atas dua antara lain : a. Bank berdasarkan prinsip konvensional
Bank berdasarkan prinsip konvensional adalah bank-bank yang beroperasi dengan menggunakan sistem bunga dan fee based dalam mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Hingga saat ini bank konvensional masih lebih
banyak dibandingkan bank-bank lainnya. b. Bank berdasarkan prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan satu lembaga intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh aktivitasnya dijalankan berdasarkan etika dan prinsip-prinsip Islam. Dalam
syariah jual-beli dan bagi hasil sehingga bank ini sering juga dipersamakan dengan bunga tanpa bunga.
2.1.3 Fungsi Bank
Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat. Bank menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai uang lebih, kemudian dana tersebut disalurkan kembali ke masyarakat yang kekurangan dana. Sedangkan bank menyalurkan kredit dalam menyelesaikan permasalahan
keuangan yang dialami perorangan maupun badan usaha. Secara lebih spesifik fungsi bank menurut Susilo, Triandaru, dan Budisantoso (1999 : 6) adalah sebagai
berikut :
a. Agent of Trust
Hal yang paling penting di dunia perbankan untuk menarik nasabah adalah
kepercayaan atau dengan kata lain adalah Trust. Bank memberikan kepercayaan dan jaminan kepada masyarakat yang menabung sehingga masyarakat merasa
aman dan nyaman untuk menyimpan dananya ke bank tersebut. Bank dipercaya oleh masyarakat sekiranya dapat menjaga dan memelihara dana-dana masyarakat yang telah disetorkan. Selain itu, bank juga harus memberikan pelayanan dan
kepuasan bagi nasabah atau masyarakat. Seperti halnya antara pihak bank dan para debitur atau peminjam dana, dana-dana yang cair menandakan bahwa pihak
22 b. Agent of Developtment
Agent of Development berkaitan dengan sektor moneter dengan sektor riil.
Antara sektor moneter dan sektor riil yang terdapat dalam masyarakat keduanya tidak dapat dipisahkan, sektor-sektor tersebut saling berinteraksi. Sektor riil tidak
akan berjalan dengan baik apabila sektor moneternya tidak berjalan baik pula. Dalam hal ini tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan ekonomi di sektor riil. Dengan kegiatan
bank tersebut memungkinkan masyarakat mempunyai keinginan untuk investasi, distribusi, dan jasa komunikasi barang dan jasa, mengingat semua kegunaan
tersebut selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan komunikasi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
c. Agent of Services
Agent of Services merupakan pelayanan yang diberikan oleh bank dan
pada umumnya setiap bank memiliki cara tersendiri. Tidak hanya melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa yang ditawarkan bank dan sangat berhubungan dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum, jasa-jasa ini antara lain dapat berupa pengiriman uang, pemberian jaminan bank, jasa penitipan barang berharga dan
2.2Kredit
2.2.1 Pengertian Kredit
Pengertian kredit menurut undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Kredit adalah : penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi uangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditor) dengan nasabah
penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban
masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama (Kasmir, 2008;96)
2.2.2 Unsur-Unsur Kredit
Kredit mempunyai unsur-unsur sebagai berikut: 1. Kepercayaan
Kepercayaan adalah keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar - benar
24
eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan masa sekarang terhadap nasabah pemohon kredit
2. Kesepakatan
Didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi
kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka Waktu
Waktu adalah suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan dating, setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bias
berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. 4. Risiko
Risiko semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkatrisikonya, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suaturisiko tidak tertagihnya macetnya pemberian kredit. Semakin panjang
suatukredit semakin besar risikonya, semakin pula sebaliknya. Risiko ini menjaditanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai,
maupun olehrisiko yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usahanasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
Obyek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapatdalam bentuk barang atau jasamerupakan keuntungan atas pemberian
suatukredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga, balas jasa dalambentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank,
sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukandengan bagi hasil.
2.2.3 Jenis-jenis Kredit
Jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagaiberikut:
1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi,contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Pendek kata masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif
lebih lama.
b. Kredit modal kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku,membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan
dengan proses produksi perusahaan. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit
26
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang,produk pertanian atau kredit pertambangan
menghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya.
b. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi,dalam kredit ini
tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untukperumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah
tangga dan kreditkonsumtif lainnya. c. Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari penjualan barang dagangan digunakan untuk keperluan konsumsi tersebut,kredit ini
diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan
impor.
3. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang misalnya kambing atau sapi.
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah, dan besar.
d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.
f. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dosen, dokter, dan pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahan dan sektor-sektor lainnya.
2.3 Kredit Usaha Rakyat (KUR)
2.3.1 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Peran UKM (Usaha Kecil Menengah) selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis Usaha Kecil
Menengah menurut Bank Indonesia antara lain : jumlahnya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi, menyerap banyak tenaga kerja dan setiap
investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja, memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau (wordpress.com). Dalam
28
banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan aktivitas usahanya. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat
klasik yang selama ini telah sering diungkapkan, antara lain : manajemen, permodalan, Teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur,
birokrasi dan pungutan, serta kemitraan.
Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/ pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam
bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah
namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam
rangka meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 6 bank
pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri (BSM).
2.3.2 Tujuan dan Fungsi Kredit Usaha Rakyat
Tujuan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah untuk mempercepat pengembangan sektor-sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk
meningkatkan aksesibilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga keuangan, mengurangi tingkat kemiskinan, dan memperluas kesempatan kerja. Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan
Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum Rp 500 juta. Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan
tingkat bunga maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin adalah 70 persen dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank tersebut. Masa
pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun dan 5 tahun untuk investasi. 2.3.3 Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah melalui
Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.
10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut :
1. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha
produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :
a. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/ pembiayaan
dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem Informasi Debitur (SID) pada saat Permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan dan/ atau belum pernah memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah
b. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan sebelum addendum I
30
c. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang bersangkutan.
2. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi dengan ketentuan :
a. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24% efektif pertahun
b. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar
atau setara 16% efektif pertahun.
c. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas
perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku (academia.edu).
2.4 Tingkat Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Pada saat ini suku bunga kredit untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah sebesar 16%. Kredit Usaha Rakyat adalah kredit program yang disalurkan
menggunakan pola penjaminan dan kredit ini diperuntukkan bagi pengusaha kecil menengah yang tidak memiliki agunan tetapi memiliki usaha yang layak dibiayai
2.5Usaha Kecil Menengah (UKM)
2.5.1 Karakteristik dan Definisi Usaha Kecil Menengah
Usaha Kecil dan Menengah(UKM) adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Usaha ini juga berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang
secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi
Pada tahun 2008 Usaha Kecil Menengah ini disatukan dengan usaha Mikro sehingga disingkat menjadi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
32
pengertian dan kriteria untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil Menengah sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM).
Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki beberapa
pengertian yang berbeda berdasarkan sumbernya, yakni sebagai berikut :
1. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, dinyatakan bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif
milik perseorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagai mana diatur dalam Undang-undang tersebut.
Usahan Kecil ialah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi criteria Usaha Kecil sebagai mana
dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Usaha Menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Mikro, Usaha Kecil atau
Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Menengah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Dalam Undang-undang tersebut, kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan UMKM seperti yang
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan, kriteria-kriteria yang di maksud adalah :
a. Usaha Mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai asset paling banyak sebesar Rp. 50 juta atau dengan hasil penjualan paling besar sebesar Rp. 300
juta.
b. Usaha Kecil dengan asset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
300 juta, hingga maksimum 2,5 miliyar.
c. Usaha Menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari
Rp. 500 juta hingga paling banyak Rp. 10 milyar atau memiliki hasil penjualan tahunan di atas Rp 2,5 milyar sampai paling tinggi Rp. 50 milyar. 2. Menurut Bank Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah adalah perusahaan
industri dengan karakteristik sebagai berikut : a. Memiliki modal kurang dari Rp. 20 juta
b. Untuk satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp. 5 juta. c. Suatu perusahaan atau perseorangan yang mempunyai total asset maksimal
Rp. 600 juta tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati.
d. Omset tahunan lebih besar dari Rp. 1 milyar.
3. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, UMKM adalah
kelompok industri kecil modern, industri tradisional, dan industri kerajinan yang mempunyai investasi modal untuk mesin-mesin dan peralatan sebesar Rp.70 juta ke bawah dan usahanya dimiliki oleh warga Negara Indonesia.
34
a. Usaha Mikro : Memiliki 1 – 4 orang tenaga kerja. b. Usaha Kecil : Memiliki 5 – 19 orang tenaga kerja.
c. Usaha Menengah : Memiliki 20 – 99 orang tenaga kerja. d. Usaha Besar : Memiliki di atas 99 orang tenaga kerja.
2.5.2 Jenis-Jenis Usaha KecilMenengah (UKM)
Sektor-sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) meliputi berbagai sektor
bisnis, seperti sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri manufaktur, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor transportasi dan telekomunikasi, sektor keuangan, penyewaan dan jasa, dan jasa-jasa lainnya. Sektor industri terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yakni makanan, minuman, tembakau, tekstil, pakaian jadi, kayu dan
produk-produk kayu, kertas percetakan dan publikasi, serta kimia termasuk pupuk. Adapula produk-produk dari karet, semen dan produk-produk mineral non
logam, produk-produk dari besi dan baja, alat-alat transportasi, mesin dan peralatannya, serta olahan-olahan lainnya.
2.5.3 Kelebihan dan Kekurangan UKM
Kelebihan dari Usaha Kecil Menengah adalah dapat menjadi dasar pengembangan kewirausahaan, dikarenakan organisasi internal dewasa ini mampu
meningkatkan ekonomi kerakyatan / padat karya (lapangan usaha dan lapangan kerja) yang berorientasi pada ekspor dan substitusi impor (struktur industri dan perolehan devisa). Selain itu Usaha Kecil Menengah (UKM) aman bagi
menghasilkan. Usaha Kecil Menengah juga mampu memperpendek rantai distribusi, lebih fleksibel dan ada abilitas dalam pengembangan usaha. Adapun
kekurangan dari Usaha Kecil Menengah adalah rendahnya kemampuan Sumber Daya manusia (SDM) dalam kewirausahaan dan manajerial yang menyebabkan
munculnya ketidakefisienan dalam menjalankan proses usaha. Terdapat pula masalah keterbatasan keuangan yang menyulitkan dalam pengembangan berwirausaha. Ketidakmampuan aspek pasar, keterbatasan pengetahuan produksi
dan teknologi, sarana dan prasarana, dan ketidakmampuan menguasai informasi juga merupakan kekurangan yang sering dialamai dalam Usaha Kecil Menengah.
Usaha Kecil Menengah juga tidak didukung kebijakan dan regulasi yang memadai, serta pelakuan dari pelaku usaha besar yang tidak terorganisasi dalam jaringan dan kerja sama, sehingga sering tidak memenuhi standar dan tidak
memenuhi kelengkapan aspek legalitas.
2.5.4 Permasalahan Usaha Kecil Menengah (UKM)
Perkembangan Usaha Kecil Menengah dihalangi oleh banyaknya hambatan. Hambatan-hambatan tersebut bisa berbeda di satu daerah dengan daerah lain, antara perdesaan dan perkotaan, antarsektor, ataupun antarsesama
perusahaan di sektor yang sama. Namum demikian, ada sejumlah persoalan yang umum untuk semua Usaha Kecil Menengah di Negara manapun juga.
Rintangan-rintangan yang umum tersebut termasuk keterbatasan modal kerja maupun investasi, kesulitan-kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan baku dan input, keterbatasan akses ke informasi mengenai peluang pasar,
36
rendah, kemampuan teknologi, biaya transportasi dan energy yang tinggi, keterbatasan komunikasi, biaya yang tinggi akibat prosedur administrasi dan
birokrasi yang kompleks, khususnya dalam pengurusan izin usaha, dan ketidakpastian akibat peraturan-peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
ekonomi yang tidak jelas atau tak tentu arah. Permasalahan umum yang biasa terjadi pada Usaha Kecil Menengah tersebut secara garis besar antara lain :
a. Kesulitan dalam Pemasaran
Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang paling kritis bagi perkembangan Usaha Kecil Menengah. Dari hasil studi yang dilakukan
Kenneth James dan Narongchai Akrasanee pada tahun 1988 di sejumlah Negara ASEAN, dalam bukunya menyimpulkan bahwa Usaha Kecil Menengah tidak melakukan perbaikan yang cukup di semua aspek yang terkait dengan pemasaran
seperti penigkatan kualitas produk dan kegiatan promosi. Akibatnya, sulit sekali bagi Usaha Kecil Menengah untuk dapat turut berpartisipasi dalam era
perdagangan bebas. Masalh pemasaran yang dialami yaitu tekanan persaingan baik di pasar domestik dari produk yang serupa buatan sendiri dan impor, maupun di pasar internasional, dan kekurangan informasi yang akurat serta up to date
mengenai peluang pasar di dalam maupun luar negeri. b. Keterbatasan Finansial
Ada dua masalah utama di dalam kegiatan Usaha Kecil Menengah di Indonesia, yaitu dalam aspek finansial (mobilisasi modal awal dan akses ke modal kerja) dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat dibutuhkan demi