• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi alokasi anggaran pembangunan dalam rangka peningkatan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Lampung Barat:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi alokasi anggaran pembangunan dalam rangka peningkatan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Lampung Barat:"

Copied!
270
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGl ALOKASI ANGGARAN PEMBANGUNAN

DALAM RANOKA PENINOKATAN INDEKS PEMBANOUNAN

MANUSIA Dl KABUPATEN LAMPUNG BARAT

HENDRA YANUARTA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANL4N BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHlR DAN SUMBER INFORMAS1

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir Strategi Alokasi

Anggaran Pernbangunan dalarn rangka Peningkatan lndeks Pembangunan

Manusia di Kabupaten Lampung Barat adalah karya saya sendiri dan belum dlajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tlnggl manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutif dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalarn teks dan dicanturnkan dalarn Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini.

Bogor, Februari 2009

(3)

ABSTRACT

HENDRA YANUARTA. Strategies in Allocating Development Budget for the Improvement of Human Development Index in the Regency of West Lampung. Under the Supervision of Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS as the Chairperson and Ir. Lukman M. Baga, M. Ec. as the member of the Supervisory Commission

This research examined the strategies in allocating the development budget related to the improvement of Human Development Index (HDI) in West Lampung Regency. The study had the following objectives: to analyze the effect of the regional budgeting or APBD on HDI, to determine the factors that influence an increased HDI, and to make priorities in the allocation of development budget to increase HDI. The analysis instruments used in the study were a Multiple Regression Analysis, Elasticity, External Factor Analysis, Internal Factor Analysis, SWOT analysis, and Analytical Hierarchy Process (AHF'). The secondary data for the purpose of the research was obtained from the documents in the related institutions and the primary data was collected from interviews through questionnaires. The multiple regression and elasticity analyses showed that an increased educational budget would increase HDI (a positive relationship). An increased health budget would reduce HDI (a negative relationship), and no significant relationship was found between economic spending on an increased HDI. The SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) analyses of education, health and economy indicated that in the internal factors the element Strength appeared more dominant than the element Weakness, while in the external factors the element Threat was more dominant than the element Opportunity, therefore the strategy used was S-T or a diversification directed to use the existing strength to avoid the threat. The result of AHP (Analytical Hierarchy Process) found that the priority in the educational program and health program was free education and free health services respectively, and the priority in the economic program was education and training for the labor force.

Keywords: Strategies in allocating development budget, human development

(4)

HENDRA YANUARTA. Strategi Alokasi Anggaran Pembangunan dalam rangka Peninakatan lndeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Larn~una Barat. .

-

~ i b i m b i n ~ oleh SUMARJO ~ ~ ~ - L u K M A N M. BAGA.

Otonomi daerah memberikan kesempatan kepada Kabupaten Lampung Barat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan 'Terwujudnya Masyarakat Lampung Barat yang Cekatan (Cerdaq Kreatif, Aman, Taqwa dan Andalan)" dengan dua diantara lima misinya adalah misi ke-2 yaitu mengentaskan kemiskinan berbasiskan kegiatan ekonami kerakyatan, dan misi ke-3 yaitu meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan.be*ualitas.dan terjangku.

IPM

adaiah indikatar kesejahteraan masyarakat dengan pendekatan npn moneter yang digunakan UNDP sejak tahun 1993. IPM adalah komposit yang diukur dari aspek pendidikan, kesehatan dan pendapatan.

Peneiitian

ini

Reriujuan

uniuk

menganaiisis ~ n g a x h

AP6R

ierhada~

indeks pembangunan manusia, Merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhl peningkatan indeks pembangunan manusia dan Menyusun prioritas alokasi belanja pembangunan untuk peningkatan indeks pembangunan manusia.

Penelitian ini menggunakan alat analisis antara lain : analisis ekonometrika berupa analisis regresi berganda dan elastisitas. Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dan seberapa kuat pengaruh dari variabel independen mernpengaruhi variabel dependen. Selanjutnya untuk menentukan strategi apa yang akan digunakan dalam peningkatan ipM digunakan Evaluasi Faktor Ekstemal (EFE), Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan Analisis SWOT. Untuk menentukan program apa yang akan diprioritaskan dalam peningkatan IPM digunakan Analytical Hierarchy Process

(AHPI.

63a

y3fi.iig digii*31(3" 3d3,aR fid6fj.3*g di

ijef61ei

dsr? d61iiiriieri di dinas instansi terkait dan data primer yang diperoleh meialui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

HaSil ani2lisiS Fegiesi bergarrcla aan elastisitas rnenunjukkan baliwa belanja pendidikan mempunyai pengaruh signifikan terhadap IPM pada taraf 5 persen dengan daya ungkit program setiap peningkatan anggaran pembangunan sektor pendidikan sebesar Rp 1 milyer akan meningkatkan IPM seisesar 0,67 poin. Elastisitas sebesar 0,121 artinya setiap kenaikan belanja pendidikan besar

1 persen akan kenaikan IPM sebesar 0,121 persen. Belanja kesehatan mernpunyai pengaruh signifikan pada IPM pada taraf 15 persen dengan daya ungkit program setiap peningkatan anggaran pembangunan sektor kesehatan sebesar Rp 1 milyar akan menurunkan IPM sebesar 0,66 poin. Elastisitas sebesar minus 0,033 artinya setiap kenaikan Belanja Kesehatan sebesar 1

wweii

sKa"

feijad

ije"iiiii"a"

se&sai;

0,033

pEe",

sedaiigk.aii

ekonomi tidak mempunyai pengaruh terhadap peningkatan IPM

(5)

Hasil analisis dengan metode AHP menunjukkan bahwa prioritas utama pembangunan sektor pendidikan adalah program sekplah gratis, sedangkan program lainnya adalah rehabilitasi sekolah, pernerataan guru, peningkatan kom~etensi guru, penaadaan sarana ~endidikan, pembentukan PKBM, pernbangunaisek~lah, Gningkatan insentif gum, dan @ndidikan

02

bagi guru

SD. Prioritas utama pembangunan sektor kesehatan adalah program pengobatan gratis, sedangkan program- lainnya adalah revitalisasi posyandu, pemberian makanan tambahan, aengadaan d~kter, aengadaan bidan desa, pembangunan polindes, pengadaan obat kesehatan, pembangunan puskesmas, pengadaan alat kesehatan, dan diklat tenaga kesehatan. Prioritas utama program sektor wrek~nomiar! ?da!?h d/k!?t ?ngk?t?n

keria,

~~Flangkan Prwram

!?/nnya

?dalah oeninakatan ketrarnoilan oetani. bantuan modal. oerbaikan infrastruktur ialan. hutanVkemasyarakaian, perijinan satu pintu, Gn$adaan penyuluh perthan; jaringan pemasaran, dan pendirian kawasan Agroindustri.
(6)

@ Hak Cipta rnilik IPB, Tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Qilarang mengutip sebagian atay selumh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbemya. Pengufipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

(7)

STRATEGI ALOICASI ANGGARAN PEMBANGUNAN

DALAM RANGKA PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN

MANUSIA Dl KABUPATEN

LAMPUNG BARAT

HENDRB YANUARTA

Tugas

Akhir

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada

Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)

ju&l

Tugas Akhir : Strategi Alokasi Anggaran Pembangunan dalam rangka Peningkatan lndeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Lampung Barat

Nama : Hendra Yanuarta

NRP

: H252070145

Disetujui

Komisi Pembimbing

Ketua

Diketahui

Ir. Lukman M. Baqa, M. Aec. Anggota

Ketua Program Studi

Manajemen Pembangunan Daerah

Dr. Ir. Yusman Syaukat. M.Ec

(9)

Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah SWT atas rahrnat dan k a ~ n i a -

Nya sehlngga kajian pernbangunan daerah dengan Iudul Strategl AIokasi

Anggaran Pembangunan untuk Peningkatan lndeks Pembangunan Manusia di

Kabupaten Lampung Barat berhasil diselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof.

Dr.

If. Sumardjo,

MS

dan lr.

Lukrnan M. Baga, M. Aec selaku pernbimbing yang telah mencurahkan waktu dan pernikiran dalam rnembimbing dan mengarahkan

-

penulis dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya disampaikan kepada

Bapak Bupati dan Wakil Bupati Larnpung Barat serta Pemerintah Kabupaten Lampung Barat atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan. Terima kasih kepada bapak Kepala Dinas Kesehatan atas izin dan kemudahan kepada penulis selama rnengikuti pendidikan. Penulis juga

menyampaikan terima kasih kepada kawan-kawan Mahasiwa MPD IX atas ke jasama dan kekompakannya selama rnenempuh perkuliahan.

Terima kasih sangat mendalarn kepada lsteri tercinta Septiana dan

anakku Tata dan lsmail atas pengertian, dukungan dan doa untuk papa. Terima kasih juga untuk Keluarga besar di Lampung Tengah dan Bandar Lampung,

serta teriring doa untuk Atu Papi, Atu Marnah, Ayah dan Umi (aim) semoga amalan ilmu ini dapat tersambung kepada ka!ian semua.

(10)

Penulis dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 10 Januari 1972 dad Ayah Bahanrddin Ahyar (alm) dan Urn1 Siti Mihdar (alm). Penulis menrpakan

anak tertua dari empat bersaudara.

Pendidikan Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas

ditempuh penulis di daerah kelahirannya Lampung Tengah. Penulis melanjutksn pendidikan ke Akademi Kesehatan di Palembang dan lulus tahun 2005.

Tahun 2000 penulis mengikuti pendidikan pada Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia dan lulus tahun 2002. Pada tahun 2007 kembali mendapat kesempatan mengikuti pendidikan pada Program

-

Pascasa qana Manajemen Pembangunan Daerah pada lnstitut Pertanian Bogor dengan beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Lampung Barat.

Penulis diangkat menjadi PNS pada Tahun 1997 dan bertugas di

Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Setelah beberapa kali berpindah jabatan, seat ini penulis menjabat Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan

Rujukan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Barat.

Menikah pada Tahun 2003 dengan Septiana Zainal, SKM dan dikaruniai dua orang anak yaitu Callista Ratu Fatimah Azzahra (Tata) dan Muhammad

(11)

DAFTAR IS1

Halaman DAFTAR IS1

...

i

...

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR

...

vii

...

DAFTAR LAMPIRAN viii

!

i PENDAHULUAN ... ;;;;; ; ~ : : < : : j : : j : : : : : > < < ; : ; : : d : : ; ; + : : : ; ; : ~ : ; ; : : ; :::: :4:x:; ;:;;&:;< I .

...

1

.

4

Latar

Betakang 1

la 2. Perumusan Masalah

.

..ia.iiii,.,

...

...

8 1

.

3

.

Tujuan Penulisan

...

9

1

.

4

.

Manfaat Penulisan

...

9

II

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

2

.

1

.

Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

...

2

.

1

.

1

.

Struktur Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah

...

2

.

1

.

2

.

Peranan APBD dalam Pembangunan Ekonorni Daerah

...

. .

2

.

2

.

Definst Pembangunan

...

2

.

3

.

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia

....

;

...

...

2

.

4

.

lndeks Pembangunan Manusia

.

...

2

.

5 Tinjauan Kajian Terdahulu

.

...

2

.

6 Pengambilan Keputusan

2

.

5

.

1 Manajemen Strategis

...

...

2

.

5

.

2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

...

.

Ill METODOLOGI KAJlAN

3

.

1

.

Kerangka Pemikiran

...

...

3

.

2

.

Lokasi dan Waktu Penelitian dan Kajian

3

.

3

.

Pengumpulan Data dan lnformasi

...

3

.

3 . 1 Data Primer

...

3

.

3

.

2 Data Sekunder

...

3

.

4

.

Analisis Data

...

3

.

4

.

I Metode Analisis Regresi Berganda

...

3

.

4

.

2 Metode Elastisitas

...

(12)

3; 5; 1 Evaluasi Faeor Internal (IFE-!fiema! Faaor

3

.

5

.

2 Evaluasi Faktor Eksternal (EFE-External Factor Evaluation)

.

...

3. 5. 3 Matode Analisis SWOT

...

.

3

.

6 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

IV; Kwl3.W N ljMljM MB&JPAT€N MMPQNG

BAW\Tl:iiiiiiiiiiiiiiijiiiij

. .

4

.

1

.

Kondls~ Wilayah

...

4*

2.

Keadaan Pendgcjgk

...

.

...

4

.

3 Kondisi Sosial Budaya

...

.

.

4 4 Kondisi Pernerintahan

4

.

5

.

Visi dan Misi Kabupaten Lampung Barat

...

Vi H A W ... QAN PEMBAHASAN ...

...

.

5

.

1 Pertumbuhan IPM di Kabupaten Lampung Barat

...

2,

Kondisi Sektor Pendidikan...aa.aa.~za.z.a.3

...

. .

5 3 Kondlsl Sektor Kesehatan

...

. .

5 4 Kondisi Sektor Perekonomian

5.5. Analisis Ekonometrika Pengaruh Belanja Pembangunan

...

...

terhadap lndeks Pembangunan Manusia

...,.

...

...

VI

.

PERUMUSAN STRATEGI

...

.

6

.

i Perumusan Strategi Sektor Pendidikan

6

.

1

.

1 Analisis Faktor lnternal dan Faktor Eksternal Sektor

...

Pendidikan

6

.

1

.

2 Matriks Evaluasi Faktor lnternal (IFE) dan Evaluasi faktor

...

Eksternal (EFE) Sektor Pendidikan

...

.

6

.

1 3 Matriks Analisis SWOT Sektor Pendidikan

...

.

.

6 2 Perurnusan Strategi Sektor Kesehatan

6

.

2

.

1 Analisis Faktor lnternal dan Faktor Eksternal Sektor

...

Kesehatan

6

.

2

.

2 Matriks Evaluasi Faktor lnternal (IFE) dan Evaluasi Faktor

...

Ekstemal (EFE) Sektor Kesehatan

.

..

..

..

..

..

...

. .

6 2 3 Matriks Analisis SWOT Sektor Kesehatan

...

. .

(13)

6: 3; 1 Analisis

Faktor !ntema! dan Faktor Ekstema! Sektor

Perekonomian

...

6; 3. 2 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan Evaluasi Faktor

...

Ekstemal (EFE) Sektor Perekonomian

...

6

.

3

.

3 Matriks Analisis SWOT Sektor Perekonomian

VII

.

PERANGANGAN PROGRAM.

...

,,...

...St.

7 . 1

.

Perancangan Program Sektor Pendidikan

...

...

7

.

1

.

1 Rekomendasi Program Sektor Pendidikan

...

7

.

1

.

2 Prioritas Program Pembangunan Sektor Pendidikan

...

7

.

2

.

Perancangan Program Sektor Kesehatan

...

7

.

2

.

1 Rekomendasi Program Sektor Kesehatan

7

.

2

.

2 Prioritas Program Pembangunan Sektor Kesehatan

...

...

7 . 3 . Perancangan Program Sektor Perekonomian

7

.

3

.

1 Rekornendasi Program Sektor Perekonomian

...

7

.

3.2 Prioritas Program Pembangunan Sektor Perekonomian

...

7.4. Prioritas Program Pernbangunan semua Sektor

...

VIII

.

KESIMPULAN DAN SARAN

.

...

7

.

1 Kesimpulan

7 . 2

.

Saran

...

...

DAFTAR PUSTAKA
(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilal dan Rangklng IPM Tahun 2006 dan 2007

...

3

2;

Perkembangan Anggaran Pendapatan

day!

Belanja

Qaera!!

Kabupaten Lampung Barat Tahun 1997-2006

...

4

3. Perkembangan Angka Melek Hunrf dan Rataan Lama Sekolah di

Kabupaten Lampung Barat Tahun 2001-2007

...

5

4. Perkembangan Angka Partisipasi Mumi (APM) di Kabupaten

Lampung Barat Tahun 2001-2007

...,..

...

...

... ... .,....

...

,.. ...

.,..,

6

5. Perkernbangan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Larnpung Barat

Tahun 2001-2007

...

6 6. Perkembangan lndikator Kesehatan Kabupaten Lampung .

-

Barat

Tahun 2001-2007

...

7

7. Perkembangan Pendapatan Penduduk

di

Kabupaten Lampung . . Barat

Tahun 2001-2007

...'

...

7

8. Nilai Minimum dan Maksimurn Komponen IPM

...

15

9. Tahapan Wawancara Perancangan Program

...

24

18

denis dan

Sumber Qata Sekunder

@ahan

Kajian Al~kasi Anggaran

Pembangunan untuk Peningkatan IPM

...

25

I I, Kaitan antara Tujuan, Data, dan Model Analisis ...

26

12. Matriks Evaluasi Faktor Internal

...

31

I?!

Matriks E-valgasi Fa@r Ekstemal i t ( i i i i ( i i i ( i t i f i ! i ! i t l i c ! ~ ~ ! f f ! t f f s c i + f f j ~ ! t ~ t i 32

14. Penentuan Bobot Faktor Strategis

...

32

15;

Penentvan Rating Fa@r Stratgis i i i i i ( i c : i i i : i i i i i i i j i j j ! ~ E j i i i i i ! ! j j s i s

33

16. Matriks SWOT

...

34

17;

Matriks Perbandingan Berpasangan , i ( i ( i ( i i G i K ~ i ( i ! ! c t ~ ~ ! i ! i ~ i ~ 1 i i ~ ~ ! i ! i ~ i 5 f i f f ~ ~ 5 i ~

33

18. Skala Penilaian Perbandingan

...

36

20. Struktur Penduduk Menurut Umur di Kabupaten Lampung Barat

[image:14.602.77.513.98.777.2]
(15)

Nama-nama Marga di Kabupaten Lampgng

Baratti!iif!ffii!iijiijtiti!j!!!!!t!i

Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Barat

...

Perkembangan Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Lampung Barat

Tahun 2001-2007 ...

...

Perkernbangan Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Larnpung Barat

...

Tahun 2002-2007

Perkembangan Persalinan dan lmunisasi TT bagi lbu Hamil di

...

Kabupaten Larnpung Barat Tahun 2002-2007

Perkembangan Jumlah Bosyandu di Kabupaten Lampung Barat

...

Tahun 2000-2007

Perkembangan Rumah Tangga yang Memiliki SAB, Jamban dan

...

SPAL di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2001-2007

Perkembangan Pendapatan Masyarakat di Kabupaten Lampung

...

Barat Tahun 2001-2007

Perkembangan Penduduk Bekerja di Kabupaten Lampung Barat

...

Tahun 2002-2007

Perkembangan lndustri Kecil, Jasa Perdagangan dan Penyerapan

...

Tenaga Ke j a di Kabupaten Lampung Barat Tahun 200t-2007

Perkembangan Kondisl Jalan di Kabupaten Lampung Barat

...

Tahun 2001-2006

Perkembangan Kondisi lrigasi di Kabupaten Lampung Barat

...

Tahun 2002-2006

Perkembangan Koperasi serta Penyerapan Tenaga Kerja di

...

Kabupaten Lampung Barat Tahun 2001-2007

Perkembangan Wisatawan di Kabupaten Lampung Barat

...

Tahun 2000-2007

Pengaruh (Koofisien Regresi) Belanja Pendidikan, Kesehatan dan

...

Ekonomi terhadap lndeks Pembangunan Manusia

Pengaruh (Koofisien Regresi) Belanja Program Pendidikan terhadap

. . ...

lndeks Pend~d~kan

Pengaruh (Koofisien Regresi) Belanja Program Kesehatan terhadap

...

lndeks Pendidikan

Pengaruh (Koofislen Regresl) Belanja Program Berekonomlan

...

terhadap lndeks Pendidikan
(16)

Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Ekstema! SeMor Pendid/kaniiiiiii

Matriks Analisis SWOT Sektor Pendidikan

...

Matnks

Eva!uas/

Faktor

!n!ema!

day!

€kstema!

Sektor Kesehatantritrri

Matriks Analisis SWOT Sektor Kesehatan

...

Matriks Evaluasi Fakter ... Internal dan Ekstemal Sektor Perekonomianii ...

Matriks Analisis SWOT Sektor Perekonomian

...

FaMor Bewngaruh sebagai

Pe!aku

em ban gun an

%!Goy

Pendidkan

...

Faktor Berpengamh pada Program Pembangunan Sektor

...

Pendidikan

U ~ t a n Prioritas Program Pembangunan Sektor Pendidikan

...

Faktor Berpengaruh sebagai Pelaku Pembangunan Sektor

...

...*...*...**...

Kesehatan.

..

Faktor Berpengaruh pada Program Pembangunan Sektor Kesehatan

...

Urutan Prioritas Program Pembangunan Sektor Kesehatan

...

FaMor Berpengawh sebagai Pe!aku Pembangunan Ekonomi

...

Faktor Berpengaruh pada Program Pembangunan Sektor Ekonomi

...

Urutan Prioritas Program Pembangunan Sektor Perekonomian

...

Prioritas Program Sektor Pendidikan. Kesehatan dan Perekonomian

(17)
[image:17.602.78.514.112.770.2]

DAFTAR

GAMBAR

Gambar Halaman

1. Perkembangan APBD dan IPM di Kabupaten Lampung Barat

Tahun 2000-2007

...

5 2. Struktur dan Komponen APBD

...

I I

3< Bagan A!irPenetaean

!ndeks

PemBangunan

Manusia

i i i ; < r i r i i i i i i t t < i i i < i i + 14 4. Tahapan Manajemen Strategik

...

16

5 Kerangka Analisis Penyusunan Strategi i , i i i i i i i i i , i i i i i i i i j i i i i i i i i i i i i i i j i ~ c i i i 17

6. Tahap Masuk proses Penyusunan Strategi

...

17

7, Tahgp Penggabungan Preses Penyusunan Strategi ,i,,,i,iiiiiitiiii,iLj,,i!ii

18

8. Kerangka Pikir Kajian Strategi Alokasi Belanja Pembangunan untuk

Peningkatan Indeks Pemt?angunan Manusia . i . L o . ~ a..iid,i.,a. . . , 8 + , , a d . z L d a , a z .

23

Wilayah Internal dan Wilayah Ekstemal Penelitian

... ... ... ... ... ...

Kerangka AHP Program Pembangunan

...

Perkembangan

APM di

Kabueaten LamPung

Barat

Tahqm

2QQ?-2QQ?

Perkembangan Jumlah Siswa di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2000-2007

...

..,.z..z,.4, 4 , , . , ~ . a . . , . . 4 4 < 4 s . , , ' d ,

..,~.,.~~,,,.

,',',,,,., 4 z , , z , , G

Perkembangan Jurnlah Guru di Kabupaten Larnpung Barat

Tahun 2000-2007

...

Perkembangan Jumlah Sekolah di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2000-2007 ...z...,..~.T..c,..,..,...,,,,.,,. ~ . t ~ . c . . . , T . . ~ T . t ~ 8 . , s , . . ~ . . . . ~ ~ . . . ~ .

Jumlah Kematian lbu dan Kematian Bayi di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2001-2007

...

.

.

...

Perkembangan Status Gizi Balita di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2001-2007

...

Perkembangan lmunisasi Balita di Kabupaten Lampung Barat

Tahun 2001-2007

... .

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lampung Barat

...

(18)

Lampiran Halaman 1. Kuesloner Penentuan Faktor lnternal dan Faktor Eksternal

Peningkatan IPM Sektor Pendidikan

...

104

2.

Kuesioner Penentuan Faktor lnternal dan Faktor Eksternal

Peningkatan IPM Sektor Kesehatan..

...

105

3. Kuesioner Penentuan Faktor lnternal dan Faktor Eksternal

Peningkatan IPM Sektor Perekonomian

...

106

4. Kuesioner Penentuan Peringkat (Rating) Faktor lnternal dan Faktor

Eksternal Sektor Pendidikan

...

107

5!

Kuesianer

Penentblan

Peringkat (Rating)

Faktar

!ntema!

dan

FaMar

Eksternal Sektor Kesehatan

...

108

6. Kuesioner Penentuan Peringkat (Rating) Faktor Internal dan Faktor

Eksternal Sektor Perekonomian

...

109

7. Kuesioner AHP Pemilihan Prioritas Program Bidang Pendidikan

...

110

8. Kuesioner AHP Pernilihan Prioritas Program Bidang Kesehatan

...

112

9!

Kuesioner

A!-!!'

Pemi!i!?an Prioritas

Prmram

Bidang perekonamian

!?4

10. Perkembangan IPM Kabupaten Lampung Barat Tahun 2000-2007

..

116

I?,

Hasi!

Ana!isis Berganda H~Bungan antam

!PM

dengan Be!anja

Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Perekonomian

...

...

... ...

...

117 12. Hasil Analisis Berganda Hubungan antara lndeks Pendidikan

dengan Belanja Program Sektor Pendidikan

...

...

...

...

...

...

...

...

...

118 13. Hasii Analisis Berganda Hubungan antara lndeks Kesehatan

dengan Belanja Program SeMor Kesehatan

...

...

...

...

.,.

...

...

..

119

14. Hasil Analisis Berganda Hubungan antara lndeks Perekonornian

dengan Belanja Sektor Perekonomian

...

.. . .. ... ... .. .

...

.. . . .. .. .

...

. .

.

...

.

120 15. Hasil Analisis AHP Pendidikan

...

121

16. Hasil Analisis AHP Kesehatan

...

122

17; Hasil Analisis AHP Perekonomian

,,,,!:

~ j ~ ~ 2 ~ F ~ i ~ ~ F i i ~ j j j j ~ j j f f ~ f f f f ~ j i ~

123

(19)

1. I. Latar Belakang

Dlberlakukannya Undang-undang (UU) nomor 22 tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah yang dirubah dengan UU nomor 32 tahun 2004, maka daerah kabupatenlkota diberi kewenangan melaksanakan desentraslisasi

(pelimpahan wewenang), dekosentrasi (pendelegasian wewenang) dan otonomi daerah (otonomi penuh untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai kernampuan sendiri sesuai peraturan perundang-undangan). Untuk melaksanakan semua itu maka sesuai

UU nonior 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

-

antara Pernerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah yang dimbah dengan UU nornor 33 tahun 2004, maka pemerintah daerah diberikan diberikan otonorni penuh untuk rnengatur

pengelolaan keuangan daerah dan sumberdaya lokal melalui bagi hasil dengan pernerintah pusat menurut ketentuan yang telah disepakati.

Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya

dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahah diluar yang menjadi urusan pemerintah pusat yang ditetapkan

undang-undang. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk

memberi pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka Pemerintah Kzbupaten Lampung Barat mengelua&an visi pembangunan yaitu "Mewujudkan

Masyarakaf Lampung Baraf yang Cekatan (Cerdas Kreatif, Aman, Taqwa dan Andalan)" (Bappeda, 2007a). Untuk mewujudkan visi tersebut maka diperlukan

upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan ditetapkan dalam misi pembangunan dalam pelaksanaan pemenntahan dan pembangunan, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan kerukunan antar umat beragama, serta mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.

2. Mengentaskan kemiskinan berbasiskan kegiatan ekonomi kerakyatan serta

pembangunan yang betwawasan lingkungan dan kesinambungan.

3. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan berkualitas dan tejangkau.

(20)

5. Meningkatkan kesadaran politik, hukum, dan demokratisasi guna menciptakan pemerintahan yang bersih dan baik (good governance) dan mewujudkan keamanan, ketertiban dan kenyamanan.

Visi

dan

Misj

eembanguna!! tCabueaten Lameung

Barat

secara

je!as

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. lndikator kesejahteraan masyaraltat dalaii peinbangunan ciapat diUkU't ciengaii pendekatan moneter dan non moneter (Arsyad, 2004). lndikator moneter mengukur kesejahteraan masyarakat berdasarkan pendekatan pendapatan per kapita. Kelemahan dari pendekatan ini adalah diabaikannya distribusi pendapatan sehingga kesejahteraan rnasyaraKat yang diukur dengan pendekatan pendapatan per kapita belum mencerminkan tingkat kesejahteraan yang .

-

sesuangguhnya - - di masyarakat. Pengukuran

-

tingkat - kesejahteraan

masyarakat dengan indikator non moneter mengacu pada suatu indeks yang telah ditelapkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) . yaitu . indikator Hunian

Development Index (HDI) atau lndeks Pembangunan Manusia (IPM). lndeks ini dikembangkan pada tahun 1990 oieh ekonom Pakistan Mahbub ui Haq, dan telah digunakan sejak tahun 1993 Oleh United Nation Development Program (UNDP) pada laporan tahunannya.

IPM

adalah komposit yang diukur dari aspek pendidikan, kesehatan den pendapaten.

Laporan United Nation Development Programme (UNDP) Tahun 2007, pelaksanaan pembangunan manusia yang diukur dengan IPM di Indonesia belum memuaskan. Posisi IPM I~donesia pada tahun 2005 ada diurutan 107 dari

177 negara dengan IPM

723.

Posisi Indonesia ini cukup cukup rendah bila dibandingksn dengan negara-negara sesama anggota ASEAN yaitu Singapura (urutan 25, IPM 92,2), Brunei Darussalam (urutan 30, IPM 89,4), Malaysia (urntan 63, IPM 81,1), Thailand (uruian 78, IPM 78,l) Philipina (urutan 90, IPM 77,l) dan Vietnam (urutan 105, IPM 73,3).

IPM Propinsi Lampung pada tahun 2007 adalah 69,78 meningkat dari

68,38

pada tahun

2006.

namun posisi

ini

turun dari peringkat

18

pada tahun 2006 menjadi 20 pada tahun 2007 dari 33 propinsi yang . . ada. Pembangunan

manusia di Kabupaten Lampung Barat dengan ukuran lndeks IPM

menunjukkan bahwa pada tahun 2007 ada pada kategori menengah yaitu 67,72 meningkat bila dibandingkan tahun 2006 sebesar 66,80, namun bila

(21)

rnenunjukkan bahwa pembangunan rnanusia di Kabupaten Lampung Barat

untuk sektor pendidikan, kesehatan dan ekonorni belum dilakukan secara

optimal. Nilai dan rangking IPM Kabupaten Lampung Barat tahun

2006-2007

dapat dilihat pada Tabel 1

Tahe!

l i

Ni!ai dan Rangking IPM Tahun 2006-2007

No Kabupaten Tahun Rannkin Nasional

2006

2007

2006

2007

1 Lampung Barat 66,SO 67,72 352 335

2

Tanggarnus

68,92

69,F2

245

24

1

3

Lampunn Selatan

.

-

67.76

68.39

305

306

~ ~ ~

4

Lampuns

Timur

F8,W

69,23

255

266

-

5 Lampung Tengah

69.09

69.40

240

251

7 Way Kanan

68,08

68,46

294

304

8

Ttr!angbawang

6829

68,63

280

297

9 Bandar Lampung

73,76

94.29

63

66

'!a

Me!re

75,18

75,31

33

43

--

Propinsi Lampung

69.38

69,78

19

20

Somber: BPS Kabupaten Lampung Barat, 2008

Sebagai daerah dengan ekonomi masyarakat masih rendah, kontribusi

swasta dan masyarakat dalarn pembangunan belum tinggi, serta investasi yang yang rendah, maka salah satu modal dasar utama bagi Kabupaten Lampung

Barat untuk meningkatkan kualitas pembangunan rnanusia yang indikatomya adalah IPM adaiah dana pembangunan yang tertuang dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Sebelum otonomi daerah, struktur APBD yang berlaku adalah anggaran berimbang, yaitu jurnlah pendapatan atau penerimaan sama dengan jumlah

pengeluaran alau belanja (Saragih, 2003). Di era otonorni daerah, struMur APBD

rnengacu pada pendapatan masing-masing daerah, sehingga antar daerah struktur APBD-nya akan berbeda-beda disesuaikan dengan kapasitas keuangan

(22)

16 dan Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 bahwa struktur APBD terdiri

dari

angsaran wnda@atanj anggaran

be!anja dan

wmb/ayaan:

Otonomi daerah dilihat dari segi anggaran rnengakibatkan peningkatan

penclapatan daerah. ~ e i i u r i t

uu

~ b m b t 32 Tahiin 2004 pasa~ 157

dm

uu

Nornor 33 Tahun 2004 pasal 5, pendapatan daerah terdiri dari (1) Pendapatan

Asli Daerah, (2) Dana Perimbangan, dan (3) Lain-lain Pendapatan yang sah. Peningkatan pendapatan daerah tersebut tedarna diperoleh dari dana

perirnbangan yang kornpnennya terdiri dari dana bagi hasil, dana alokasi urnurn (DAU, dan dana aiokasi khusus (DAK).

Perkembangan APED Kabupaten Larnpung .

-

Barat selama tahun 1997 sampai dengan tahun 2006 menunjukkan bahwa waiaupun setiap tahun anggaran . . APBD terus meningkat, narnun pertumbuhan anggaran APBD . .

cenderungan beffluktuatif dengan pertumbuhan anggaran APBD rata-rata sebesar 29,14 persen per tahun (Tabel

2).

Tabe!

2,

Perkembangan Anggaran Penda~atan

dan

&!anja

Baerah

Kabgpaten Lampung Barat Tahun 1997-2006

Tahun

m e

duta) Pe!?umbuhan APED

(%I

2006 31 1.949 37,32

Sumber : Dinas PPKAD Uabupatgn Lampung Barat, 2097

Sews umum

penjngkatan anggaran APBB Kabul~aten Lampun9 Barat setiap tahun diikuti dengan peningkatan IPM. Namun peningkatan APBD tidak

serta mefia akan meningkatkan

IPM

karena pada tahun 2QQQ dan tahun 2004 sewaktu tecjadi penurunan APBD justru IPM meningkat. Perkembangan APBD
(23)
[image:23.595.108.512.85.314.2]

Gambar 1. Perkembangan APBD dan IPM di Kabupaten Lampung Barat Tahun

2Bb6-iOO7

lndeks wnd/d/kan mehleakan sa!ah satu kome(rs/! eengukuran

!PM

yang menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat. lndikator pengetahuan .mw"pakaii kbmbii.lasi

a"tara

ailOK% .melek h."rd

.ratam

lama

sekolah,

oi

Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2007, angka melek huruf adalah sebesar 95,75 persen menunjukkan 96 orang dari 100 penduduk berumur 15 tahun

keatas yang dapat membaca dan menulis yang berarti 12.316 penduduk

Kabupaten Larnpung Bara rnasih belurn rnelek huruf. Sedangkan rataan lama sekolah adalah 7,17 tahun masih rendah dari target wajib belajar 9 tahun yang merupakan program . - nasional (BPS Kab. Lampung . - Barat, 2008). Perkembangan

angka melek huruf dan rataan lama sekolah dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabcl!

F'ell(embangan Angka Me!& Hblruf dan Rataan Lama Seko!ah

di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2001-2007

Uraian 20011' 2002" 2003" 2004~' 2005~' 2006~' 2007~'

Angka Melek 96,40 93,50 91,OO 94,OO 94.10 95,lO 95,75

Hurirf (%)

Rataan Lama 6,90 6,90 7,lO 6,90 7,OO 7,OO 7,17

Sekolah (tahun)

Somber:

I ) BPS uan Bappecla Propinsi Lainpiing (2002, 2003)

(24)

Salah satu faktor yang rnempengamhi rataan lama sekolah adalah Angka

Partisipasi Murni (APM) yang menunjukkan prosentase jumlah anak pada usia

tertentu yang selayaknya sekolah. Pada tahun

2007

APM SLTP adalah sebesar

56#48 persen yang menunjukkan bahwa

masih ada

sekitar 43,5_2 persen anak usia sekolah belum mengikuti program wajib belajar 9 tahun (Tabel 4).

Tab! 4,

perkembangan Angka Paytisipas/

Mumi

di

Kabueaten

Lampung

Barat

Tahun 2001-2007

Uraian 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

APM SD 9737 95,68 91,85 96,02 90.10 92,74 91,47

--

AP SLTP 60,77 64,47 58,56 5534 62,30 56,68 56,48

APM SLTA 2534 28,84 35,05 39,98 35,50 25.23 23,84

Sumber: BPS Kab. Lampung Barat 2005,2008

!ndeks kesehatan

meru~akan

sa!ah

sa!u

komposit eengukuran IPM. Pengukuran yang dipakai sebegai indikator kesehatan adalah angka harapan hi&p, T a h i i ~ 2007 mgka harapm hisup masyaiak& KabiipaIm Lam.png Qafai.

adalah sebesar 66,26 tahun. Walaupun terus mengalami peningkatan setiap

tahun, angka harapan hidup

ini

adalah yang terendah dibandingkan kabupaten lain di Propinsi Lampung (Tabel 5).

Tabe! 5, Perkeml;rangan Angka Harapan Hidup

di

Kabupatei! Lam@ung Barat Tahun 2001-2007

- - - -

Uraian 2001" 2002') 2003') 2004" 2005" 2006~) 2007~)

Angka Harapan 64,80 64,80 64,00 65,20 65,20 65,QO 66,26

Hidup (tahun)

Sumber:

1) BPS dan Bappeda Pmpinsi Lampung (2082,2803)

2) BPS dan Bappeda Kab. Lampung Barat (2004,2005,2006, 2007,2008)

Tinsgi rendahnya angka

haraean

hidue

suaiy daerah sangat dipengaruhi oleh tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Beberapa faktor yang

meilipe."gar"hi

tiiigkat

harap

a"

hid-"p adalah j"mleh i(e.Matia." bayi, j-"mlah
(25)

Tabe!

6:

perkembangan !nd/kator

Kesehatan Eli

Kabueaten Lampung Barat Tahun 2001-2007

Uraian 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Kematian bayi 6 4 15 7 23 20 33

Kematian ibu 7 7 11 7 5 11 12

Angka kesakitan 9,l 10,3 143 13,3 22,7 21,8 19,5

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Lampung .

-

Barat, 2005,2008

penaukuran

!PM

!a/nnya menggunakan

/nEleks

pengapatan; Meningkatnya pendapatan penduduk menunjukkan semakin meningkatnya

Eesejawwaan

.masyaiaka*tt. Efibd MBRu."j-"kka"

aKwa

walaupun pendapatan penduduk Kabupaten Lampung Barat meningkat setiap

tahun akan tetapi dari segi nominal pendapatan tersebut masih sangat rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih tingginya keluarga miskin yaitu sebesar

49,506 keluarga pada tahun 2006. Perkembangan Rendapatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel

7r

perkembangan

Psndaeatan

PenEludub

dj

Kabupaten Lampyng Barat Tahun 2001-2007

Uraian 2001" 2002" 2003~' 2004~' 2005" 2006~' 2007~)

Sumber :

I ) BPS dan Bappeda Pmpinsi Lampung (2002,20Q3)

2) BPS dan Bappeda Kab. Lampung Barat (2004, 2005, 2006, 2007,2008)

Melihat

mas/!!

banyabnya

masa!ah eada sektor eenEl/djkanj

kesehatan

dan pendapatan masyarakat di Kabupaten Lampung Barat yang berkaitan aengan p&iingkatsn

IPM,

maka dipMukail suatu prbgmm pribiitas yang haius dilakukan di Kabupaten Lampung Barat untuk menlngkatkan IPM. Agar program prioritas yang aksn dllaksanakan dapat tserjalan optimal, efisien

clan

efektif,

make

maka perlu dilakukan sebuah kajian tentang "Bagaimana prioritas anggaran

pembangunan dalam rangka peningkatan indeks gembangunan manusia @i

(26)

1.2. Perumusan Masalah

!nc!eks

@rn!?awUnan

rnanusia

mewgakan /nd/kaior kesaahteraan masyarakat komposit yang diukur dari aspek pendidikan, kesehatan dan

.. . . . ,.

pendapatan, Sektbr pendidikan inenuhjukkan

angka

iiielek hiM pBfldLidLik

dewasa hanya sebesar 95,75 persen dan rataan lama sekolah penduduk hanya

7,17

taniiii,

aan APM

yang

sernaKin

rendah setiap kenaikan jenjang '@httidik;li7. APM SLTP sebesar 56,48 persen menunjukkan bahwa sebanyak 43,52 persen

anaR

u s l

sekolah tidak menglkuti

prwram

wqib

belajar

9 tahun,

SeMw

kesehatan juga menunjukkan masih tingginya masalah kesehatan. Jumlah kematian bayi sebanyak 33 orang, - kematian ibu sebanyak 12 orang,

-

dan angka

kesakitan sebesar 19,5 %. Selain itu data menunjukkan bahwa pendapatan per kapita penduduk rendah dan masih tingginya

- -

. angka kemiskinan yang mencapai .

-

A6 persen atau 49.506 keluarga. Berdasarkan perrnasalahan tersebut maka

pertanyaan kajian adalah "Seberapa jauh pengarvh Beianja Pembangunan dalarn APBD terhadep intleks peinbengunan rnanusie?".

Indeks pembangunan manusia mewpakan indikator kesejahteraan

masyarakat komposit yang terdiri atas tiga komponen yaitu lndeks Pendidikan, lndeks Kesehatan dan lndeks Pendapatan Penduduk. Berdasarkan

permasalahan tersebut maka pertanyaan kajian adalah "Manakah faktor-fahtar yang mempengaruhi peningkafan indeks pembangunen manusia di Kabupaten

Lampung Bamt?:

Meningkatnya anggaran APBD khususnya anggaran pendidikan, kesehatan dan perekonomian belum diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, ha1 ini menunjukkan belum optimalnya ponyusunan

prioritas program pembangunan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat sehingga pembangunan yang dilaksanakan selama ini belum meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Padahal salah satu fungsi pemerintah sesuai amanat UU nornor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU nomor 33 tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah adalah meningkatkan kesejahteraan rnasyarakat.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka pertanyaan kajian adalah "Bagaimana prioritas anggaran pembangiman yang tepat dalam rangka

(27)

1. 3. Tujuan Kajian

T ~ j ~ a n

dari

kaj/an gembangunan

daerah

yang

beju6lu!

Sfrategj Prioritas Anggaran Pembangunan untuk Peningkatan lndeks Pembangunan Manusia di

Kabupaten Larnpung Barat adalah untuk :

1. Menganalisis pengaruh Belanja Pernbangunan dalam APBD terhadap lndeks peikbangunan manusia.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mernpengaruhi peningkatan inde'ks

pemtjri"guMR

uSiri ai

KBbu

.prifg"

Liiinpu"ii

BaFri

t.

3. Menyusun prioritas strategi alokasi belanja pernbangunan untuk peningkatan indeks pembangunah manusia Kabupaten Lampung . .. Barat.

1.4. Manfaat Kajian

Manfaat yang diharapkan dari kajian yang berjudul Prioritas Anggaran Pembangunan untuk Peningkatan lndeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Larnpung Barat adalah :

I. Sebagai bahan kebijakan daerah dalam upaya alokasi belanja pembangunan

yang tepat untuk peningkatan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Lampung Barat.

2. Sebagai bahan informasi dan rnasukan bagi Pernerintah Kabupaten Lampung Barat untuk melaksanakan prioritas anggaran APBD untuk

(28)

2.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2. I. 1 Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat

elan

Daerah, menyatakan penyelenggaraan tugas pernerintah daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didanai oleh Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan keuangan daerah. APBD adalah renoana keuangan . tahunan pemerintah daerah yang . . ditetapkan

dengan peraturan daerah.

Pendapatan adalah semua penerimaan daerah dalarn periode tahun anggaran tertentu yang rnenjadi hak daerah yang diakui sebagai penarnbah nilai kekayaan bersih. Anggaran pendapatan berasal dari Pendapatan Asli Daerah

(PAD), dana perimbangan dan lain-lain penerimaan yang sah. Surnber PAD terdiri dari : pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaaan daerah

yang dipisahkan, dan Isin-lain PAD yang sah. Dsna perirnbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK).

Lain-lain Endapatan daemh yang sah terdiri dari wndapatan hibah

dan

pendapatan dana darurat.

Belanja adalah semua pengeluaran pynerintah dalam periode tahun

anggaran tertentu yang menjadi behan daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih. Anggaran belanja diklasitikasikan menurut organisasi,

fungsi, pragram, kegiatan, dan janis belanja. Klasifikasi helanja menurut organisasi dibuat berdasarkan susunan organisasi daerah. Klasifikasi belanja

menlarut

fungsi

didasarkan pacia uruaan kewenilngan wmerintah daerah, seRerti pelayanan umum, ketertiban dan keamanan, ekonorni, lingkungan hidup,

wrums?han

Cian

fasjRtas

mum,

kesehatan, penatlikan, ag!gama, pafiwisata dan budaya, dan perlindungan sosial. Klasifikasi belanja rnenurut program dan

kegiatan disesuaikan dengan urusan pemerintah yang rnenjadi kewenangan

pernerintah daerah. Klasifikasi belanja menurut jenis belanja, anggaran belanja dikelompokkan berdasarkan belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja

(29)

Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali

danlatau pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Anggaran

pembiayaan terdiri dari penerimaan pemlaiayaan

dan

@enge!blaran ~ m b i a y a a n ~ Penerimaan pembiayaan mencakup sisa lebih perhitungan anggaran tahun

sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan penerimaan kembali pembenan pinjaman.

Pengeluaran pembiayaan terdiri dari pembentukan dana cadangan, penyeriaan modal pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, dan pemberian pinjaman. Pembiayaan merupakan transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk

menutup selisih antara pendapatan dan belanja daerah (Mardiasmo, 2002). Berdasarkan uraian diatas, struktur APBD dan komponen-kornponen

penyusunnya dapat dilihat pada Oambar 2.

Pembiayaan

1

rf

Pembiayaan Penerimaan

Belanja

I

I

[image:29.602.109.515.352.574.2]

Pembiayaan Pengeluaran

Gambar 2. Struktur dan Komponen APBD

Belania tidak Tersanaka

-

Aoaratur 6aerah

2,

I,

2

Peranan

APBD

&!am

Pembangunal!

lfkonoml

i)aera!!

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan

rnembentuk suatu kemltraan antara pemerlntah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut (Arsyad, 2004). lndikator makro

-

-

Palavanan Publili

Basi Hasil & Bantuan Keuansan

(30)

ekonomi untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi daerah salah satunya dengan pendekatan laju pertumbuhan ekonomi (LPE).

LPE dihitung dengan cara membandingkan pendapatan daerah (PDRB)

dari tahun ke tahun, Sedangkan pendapatan daerah Gibentuk dari belanja

pemerintah daerah (APBD), belanja swasta (investasi), dan selisih ekspor impor

daerah. Belanja pemerintah terdiri dari belanja aparatur dan belanja pembangunan. Daerah yang mempunyal LPE tlnggi rnaka akan berimplikasi

pada penyerapan tenaga kerja daerah yang tinggi pula. Setiap kenaikan

LPE

1%

diperkirakan rnampu menyerap tenaga keja sebanyak 120.000 orang. Selanjutnya setiap orang yang sudah bekeja dengan sendirinya pendapatannya akan meningkat yang pada akhirnya tingkat kesejahteraan mereka juga akan

meningkat pula.

2.2. Oefinisi Pembangunan

Pernbangunan dapat diartikan berbeda-beda oleh setiap orang tergantung dari sudut pandang apa yang digunakan oleh orang tersebut. Dalam

U U

nornor 25 tahun 2004 tentang Sistern Perencanaan Pembangunan Nasional dinyatakan bahwa pembangunan nasional diartikan sebagai upaya yang

dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bemegara. Menurut Suryadi (2001), pembangunan adalah proses yang mernungkinkan masyarakat meningkatkan kapasitas personel dan

institusionalnya dalam mengelola sumberdaya untuk menghasilkan perbaikan

kualitas hidup yang sesuai dengan aspirasi mereka, berkelanjutan, adil dan merata. (Suryono, 2001) menyatakan pembangunan merupakan proses yang direncanakan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pembahan sosial dan modernisasi bangsa untuk mencapai peningkatan kualitas hidup dan

kesejahteraan.

Menurut Widodo (2006) ada dua pandangan mengenai definisi

pembangunan yaitu pandangan tradisional dan pandangan modem. Pandangan tradisional mengartikan pembangunan sebagai berbagai upaya yang dilakukan

untuk meningkatkan perturnbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bmto (PDRB) di tingkat daerah.

Pandangan modem dilihat sebagai upaya pembangunan yang tidak lagi menitikberatkan pada pencapaian pertumbuhan PDB sebagai tujuan akhir,

(31)

ketimpangan pendapatan, serta penyediaan lapangan kerja yang mampu rnenyerap angkatan kerja produktii.

Pembangunan juga dapat dilihat dari sisi administrasi pembangunan dan

rzembangunan

administrasi!

AElminisfrasi pembangunan

berkaitan

dengar! rnanajemen pembangunan. Dalam analisis manajemen pembangunan dikenal

bemapa fLingsi

manajemen

.pembangiinan yaitij perencanam, pengetahan

sumberdaya, pengerahan pembangunan oleh pemerintah, koordinasi. pemantauan, serta evaluasi dan pengawasan (Kartasasmita, 1997). Sedangkan

pembangunan adrninistrasi adalah perbaikan organisasi pemerintah dalam

rnernbangun, yang memungkinkan tercapainya efektii&as penggunaan . .

sumberdaya.

2!

3!

Pemenuhan Kebutuhan Basar ManusIija

Pembangunan menurut Todaro dan Smith (2003) memiliki tiga nilai inti

yaitu teiapainya kemampuan tiidup (life susferiariw), kemanclinan (seff fsfeem) dan kemerdekaan atau kebebasan (freedom). Salah satu ukuran keberhasllan pembangunan manusla adalah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.

Kebutuhan dasar rnanusia adalah kebutuhan minimal yang diperlukan rnanusia untuk hidup dengan layak. Kebutuhan dasar manusia rneliputi kebutuhan akan

pangan, kesehatan, ps~mahan, pendidikan dan pekajaan. Kebutuhan dasa~ dapat dibuat bertingkat tergantung urgensinya. Konsep tingkat kebuiuhan manusia dikenalkan oleh Maslow. Menurut Maslow (Filippo, 1990) kebutuhan n~anusia bertingkat-tingkat. Tingkatan tersebut adalah (a) kebutuhan fisiologis

b e ~ p a rnakan, minum, tidur, berkeluarga, dan kebutuhan dasar lainnya, (b)

kebutuhan akan keamanan dan keselamatan, (c) kebutuhan akan kasih sayang,

(d) kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, dan (e) kebutuhan akan aktualisasi din.

Menurut Sumardjo (2008), Asian Development Bank (ADB) telah rnenetapkan bahwa hirarki kebutuhan dasar tersebut diawali dengan kebutuhan

untuk bertahan hidup (survival) seperti kebutuhan akan makanan dan gizi, kesehatan, sanitasi dan air bersih serta kebutuhan akan pakaian yang layak.

Pada tahap selanjunya adalah kebutuhan akan keamanan (security) yang meliputi perurnahan, pekerjaan, pendapatan dan kedamzlan. Pada tahap

selanjutnya yaitu tahap akhir terdapat kebutuhan untuk berkernbang (enabling)

(32)

2.4. lndeks Pernbangunan Manusia (IPM)

!ndek~

Pembangunan

Manusia

yang

tela!!

dlkembangkan

o!eh

United Nations for Development Programme (UNDP) sejak tahun 1990 me~pakan indeks kiJip5sit yang 'meiijpakan gabungaii dafl tiga dimensi .pokok keinampiian

dasar (basic capabilities) penduduk yang terdiri dari dimensi ekonomi, dimensi

sosial, dan dimensi kesehatan (Siregar, 2005)

Dimensi ekonomi penvujudannya adalah kehidupan yang layak (decent

living) yang diukur dengan indikator pngeluaran perkapita nil. Dimensi sosial, yang penvujudannya adalah tingkat pengetahuan (knowledge) dengan indikator

angka - melek humf dan rataan lama sekolah. lndikator angka melek huruf

diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis, sedangkan indikator

rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan

- -

dua variabei secara simultan yaitu kelas yang sedanglpernah dijalani dan jenjang pendidikan tettinggi yang ditamatkan. Sedangkan dimensi kesehatan perwujudannya adalah umur

panjang dan sehat (longevity) dengan indikator umur.

Menurut UNDP

(2007),

IPM

adalah nilai yang menunjukkan tingkat

kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup, dan faktor-faktor lainnya pada negara-negam di seluruh dunia. Nilai IPM menunjukkan pencapaian

rata-rata pada sebuah negara dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia.

Dimensi

[-,tsjF/

1

1 e n n e t G 1

[X'G'Ziq

I .A I

lndikator

lp$q@l&+l

lndeks

Dirnensi lndeks

t

Harapan

t

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

[image:32.595.89.515.470.712.2]
(33)

Skala indeks IPM adalah antara 0 sampai dengan 100. lndeks IPM sampai dengan kurang dari 50 menunjukkan IPM rendah, indeks IPM antara 50

sampai dengan 65 rnenggarnbarkan

IPM

rnenengah rendah, indeks

IPM

antara

B5

~arneaj

dengan

80

menwamba?(an

!PM

menengat! !/ngg/,

dan

indeks !PM

diatas 80 menggambarkan IPM tinggi.

Metode peiiungan IPM

=

113 (WdC?lis X'

+

Indelis X2

+

IndeliS

x3)

Dimana : X'

=

lndeks kesehatan

X2

=

indeks pendidikan

x3

=

lndeks ekonomi

lndeks

=

(X- X minimum)l(X rnaksirnum

-

X minimum)

Ksmponen Nilal Nilai Keterangan

M/n/mc?m

Maksimurn

Angka harapan hidup 25 85 Standar UNDP

4ngka

me!&

h~lruf

0

l

QQ Standar

UNQp

Rataan lama sekolah 0 15 Standar UNDP combined gross enioliilent ratio

Daya beli masyarakat 360.000 737.720 Standar UNDP disesuaikan Somber :Siregar. 2005

2,5!

Tlnj,jauan tiajlan

Terdahulu

Kajian yang dilakukan oleh Cardiman (2006) di Kota Bekasi rnenunjukkan ada Pengaruh yang signifikan daii alokasi belanja pi?mbangunan dalam APBD

terhadap peningkatan IPM. Pengaruh belanja pembangunan terhadap angka IPM bersifat positip.

2.6. Pengarnbilan Keputusan

Setiap manusia dihadapkan pada masalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Pada umumnya masalah cenderung kompleks, padahal

selalu ada keterbatasan untuk memecahkannya, sehingga pengambilan keputusan merupakan suatu keharusan. Pengambiian keputusan umumnya tidak

(34)

Anderson (1984) membedakan pengertian pembuatan keputusan dan pembuatan kebijakan. Pengarnbilan keputusan ialah mengarnbil pilihan alternat'i

dari berbagai alternatif yang bersaing mengenai sesuatu ha1 dan selesai,

sedangkan ~eml?ua!ar! kebUakan

me!il?uti

banyak ~engambj!an

keeu!usan;

Menurut Tjokroaminoto (197B), apabila pemilihan altematif itu sekali dilakukan

dan

selesai,

m a b liegiatai itu disebut pengambilan keputusan dan bil% pemilihan alternatif itu terus dilakukan dan tidak pemah selesai, maka kegiatan

tersebut dinamakan pembuatan kebijakan.

2.6. I Manajemen Strategis

Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang perurnusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang

mernungkinkan organisasi mencapai tujuannya (David, 2004).

Tahapan manajemen strategis diawali dengan perumusan strategi.

Strategi dirumuskan melalui tahapan : (1) analisis arah yaitu untuk menentukan visi-misi-tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, (2) analisis situasi, yaitu tahapan membaca situasi dan menentukan Kekuatan-Kelemahan-Peluang-

Ancaman yang menjadi dasar perumusan strategi, (3) penetapan strategi, yaitu tahapan untuk identifikasi alternatif den rnernilih strategi yang akan dijalanksn. Tahapan selanjutnya setelah perurnusan strategi adalah implernentasi sirategi.

Yaitu membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan anggaran) yang sesuai dengan visi-misi-tujuan dan strategi yang telah

ditetapkan (Triporno dan Udan, 2005).

.-

Strategi

1

Hasil : analisis lingkungan, visi-rnisi, tujuan (Stretegy Fornulation) strategi

I

Perencanaan Strategik

I

Hasil : tahapan pencapaian tujuan dan sasaran (Strategy Planning) (tafget)

I

Perancangan Program Hasil : rencana-rencana kegiatan yang dilakukan (Programing) untuk rnencapai sasaran (target)
(35)

Menurut David (2004) proses penyusunan strategi dilakukan dengan

rnelalui tiga tahap analisis, yaitu tahap rnasukan, tahap penggabungan analisis,

dan tahap keputusan. Keputusannya didasarkan atas justifikasi yang dibuat

seGara kua!ita!if

maueun

kuant/t&jf; ferstMktur

mau@un

fjdak

terstllrkturi

sehingga dapat diarnbil keputusan yang signifikan dengan kondisi yang ada. Kerangk analisis penyusunan strategi dapat dilihat pada Gambar 5;

Tahap 1. Tahap Masukan

(Input Stage)

1

I

Tahap 2. Tahap Penggabungan-Analisis (Matching Stage)

I

Tahap 3. Tahap Pengarnbilan Keputusan (Decision Stage)

1

Garnbar 5. Kerangka Analisis Penyusunan Strategi

Tahap

Masukan

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan

data, tetapi . juga . . rnerupakan suatu kegiatan pengklasifikasian . . dan pra-analisis.

Pada tahap ini data dapat dibedakan rnenjadi dua, yaitu data eksternal dan data

internal. Data ekstemal dapat diperoleh dari lingkungan luar organisasi, sedangkan data internal dapat diperoleh di dalarn organisasi itu sendiri. Tahap rnasukan poses penyusunan strategi tertera dalarn Garnbar 6.

\

Analisis Faktor Internal (IFE)

r

Tahap Masukan J

(Input Stage)

\

1 Analisis Faktor Eksternal (EFE)
(36)

Taharr pensgalrungal!

-

Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap

kelangungan oraganibasi tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua

lnformasl tersebut dalam model-model kuantltatif perumusan masalah strategi. Dalam ha1 ini digunakan model matrik SWOT.

Analisis SWOT digunakan untuk pengambilan keputusan dengan cara

matriks SWOT dan menetapkan pilihan strategi berdasarkan komponen yang paling berpengaruh baik dari faktor internal maupun eksternal (Rangkuti, 2001). Analisis SWOT merupakan alat untuk memaksimalkan peranan faktor yang

positip, meminimalisasi kelemahan menekan dampak ancaman yang timbul.

Metode analisis SWOT pertama kali dikembangkan oieh Albert Humphrey dari Stanford University (AS) pada tahun 1960. Metode analisis SWOT merupakan metode yang ditujukan untuk menyusun strategi perencanaan

(strategic planning) bagi program dan kegiatan organisasi yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal organisasi yang bersangkutan. Analisis didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang

(Opportunities), namun secars benamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weaknesses) dan ancaman Vhreats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, an kebijakan

organisasi. Dengan demikian wrencanan strategi (strategic planner) harus rnenganalisis faktor-faktor strategis orgamisasi (kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman) daiam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk dianalisis situasi adalah Analisis SWOT. Tahap pengabungan ini tertera pada Garnbar 7.

Tahap PenggabunganAnalisis

(Matching Stage)

Gambar

7, Tahae

Penggabungan Preses Penyusuan Strategi

Matiiks SfrengthSWeakrieS-Bpp~ituriities-The (SWQT) meiupakan

(37)

strategi. Keempat tipe strategi yang dimaksud adalah : Stratgi S-O (Strengths- Opportunities), Strategi W-O (Weaknes-Opportunities), Strategi S-T (Strengths-

Threats), dan Strategi

W-T

(Weaknes-Threatsj.

stratesi

S-B

atau

progresif menggunakan

kekuatan

intema!

organisas/ untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar organisasi. Strategi W-O atau Korektii beitujuan untuk mempekecil kelemahan-kelemahan intemal orgailsasi

dengan memanfaatkan peluang-peluang ekstemal. Strategl S-T atau Dlversifikasl

bertujuan untuk menghindari atau mengurangl darnpak dari ancaman-ancaman ekstemal. Strategi W-T atau Defensif merupakan taktik untuk bertahan dengan

cara mengurangi kelemahan intemal serta menghindari ancarnan.

2.8. 2 Metode Analytical

Hierarchy

P m e s s (AHP)

Penelitian kebijakan, sebagaimana penelitian pada umumnya, selalu berorientasi pada tujuan dan masalah-masalah fundamental (Fundamental

Issues Oriented). Untuk dapat melaksanakan penelitian kebijakan yang berdaya guna dan berhasil guna, perlu keterlibatan pengetahuan subtantii dan

pengetahuan metodologi penelitian (Danim, 1997).

Pengetahuan ini sangat penting diketahui, mengingat penelitian kebijakan

pada hakekatnya adalah suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan penentuan yang matang dari alternatii yang dihadapi serta pengambilan

keputusan yang paling tepat, maka perlu dilakukan pendekatan secara sistematis. Salah satu metode yang tepat seb agai alat bantu dalam pengambilan

keputusan adalah Analytical Hierarchy Process (AHP),

AHP adalah metode analisa dengan hirarki fungsional dengan input

utamanya persepsi manusia. Proses ini berkaitan dengan perbandingan

bsrpasangan (painvise comparison). Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan kedalam kelompok-kelompoknya. Kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur rnenjadi suatu bentuk hirarki Metode ini

dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dan dipublikasikan dalam bukunya yang berjudul The Analytic Hierarchy Process pada tahun 1980 pidodo, 2006).

Beberapa keunggulan AHP dibandingkan dengan metode lainnya {Suryadi dan Ramdhani, 1998) adalah (1) Struktur yang hirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada sub kriteria yang dalam, (2)

Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai

(38)

Mernperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensivitas

pengarnbilan keputusan.

Azis (1993) melihat keunggulan pendekatan rnetodologi

AHP

ini antara

!ain

a@a!ah

i (1) Pendekatan

AHP

sangaf

bermanfaat untgrk

menentukan eFien!as sederet elernen, dengan rnenggunakan kerangka biaya manfaat faktor yang sulit dihitung dapat diukur, sepeiti faktor lingkungan dapat dipeihitungkali

sears

ekspllslt, tidak lrnplisit dalarn anallsls, (2) AHP mernpunyai potensi yang tinggi

untuk diterapkan dalam perencanean daerah Rarena mempunyai ciri perencanaan bottom up yang cukup menonjol, karena selalu mernperhitungkan

dan rnenangkap aspirasi dari bawah, dan (3) Dapat rnengatasi konflik rnelalui penerapan pareto optimum dalarn kondisi non-zero sum, sehingga konflik yang

tejadi dapat diselesaikan secara rnusyawarah rnufakat.

Sedangkan rnenurut Widodo (2006) kelebihan AHP antara lain :

1. Melibatkan persepsi seorang ahli yang . . rnengerti persolan sebagai bahan

rnasukan.

2. Marnpu rnernecahkan rnasalah yang rnerniliki banyak tujuan (multi objective)

dan banyak kriteria (multi criteria).

3. Marnpu rnernecahkan persoalan yang kornpleks dan tidak terkerangka akibat dari data yang minim.

Kelernahan AHP (Faletehan, 2008) antara lain :

1. Ketergantungan model ini pada input berupa persepsi seorang ekspert yang akan rnernbuat hasil akhir dari model ini akan rnenjadi tidak berati jika ekspert

rnemberikan penilaian yang keliru.,

2. Belurn ada kriteria yang jelas untuk seorang ekspert, rnernbuat orang sering

ragu-ragu dalarn rnenanggapi solusi yang dihasilkan model ini. Kebanyakan orang akan bertanya apakah persepsi dari seseorang ekspert dapat rnewakili

kepentingan orang banyak atau tidak dan apakah si responden tersebut pantas dianggap sebagai ekspert atau tidak,

3. Bentuknya sederhana. Tetapi bentuk sederhana ini dapat dianggap sebagai kekuatan dan juga kelernahan. Terdapat pendapat beberap ahli yang

menyatakan bahwa semakin rumit suatu model maka akan akan semakin banyak yang bisa dijawab oleh model tersebut. Bagi pengambil keputusan yang tidak merniliki banyak waktu, bentuk yang sederhana rnernnkinkan dia

(39)

3. I. Kerangka PeMikiEtn

Peningkatan APBD yang ideal adalah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan peningkatan angka IPM.

Penggunaan APED untuk peningkatan IPM yang optimal banyak ditentukan oleh

alokasi APBD untuk kepentingan pernbangunan pada masyarakat terutarns untuk sektor pendidikan, kesehatan dan perekonomian.

Kajian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh . - alokasi belanja

pembangunan per sektor dalam APBD terhadap kenaikan angka IPM di Kabupaten Larnpung .

-

Sarat. Setelah mengetahui pengaruh .

-

alokasi AQBD per sektor terhadap kenaikan IPM, maka yang perlu diketahui adalah alokasi APBD

dalam pembangunan. Alokasi APBD terhadap sektor pendidikan, kesehatan dan perekonomian jika digunakan untuk peningkatan IPM hams menyentuh program-

program yang menyentuh langsung dalam peningkatan pendapatan perkapita pertahun (PPP), rata-rata lama sekolah (RLS), angb melek hurup (AMH) dan umur herapsn hidup (UWII).

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan IPM baik yang menjadi penyebab langsung maupun menjadi penyebab tidak langsung. Faktor-

penyebab langsung mempengaruhi berdasarkan masing-masing indeks pendidikan, kesehatan dan daya beli. Selain penyebab langsung, terdapat juga

penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar. Jika pengaruh masing- masing faktor terhadap peningkatan IPM &pat diketahui maka pembiayaan program-program yang dibiayai APBD yang berkaitan Iangsung dengan

peningkatan IPM dapat dilakukan dengan optimali

lndikator Pendapatan perkapita pertahun (PPP) atau daya beli adalah konsumfi perkapita. Semakin tinggi konsumsi perkapita semakin menunjukkan

tingginya daya beli masyarakat. penyebab langsung yang rnempengaruhi

konsumsi perkapita adalah tingkat pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja. Penyebab tidak langsung yang mempengaruhi konsumsi perkapita adalah pertumbuhan ekonomi daerah, kualitas sumbe: daya manusia dan

distribusi pendapatan. Penyebab tidak langsung lainnya yang mempengaruhi konsumsi perkapita adalah pemanfaatan sumberdaya alam, iklim dan laju

(40)

wilayah, kelembagaan ekonomi masyarakat, kewirausahaan masyarakat dan

kemudahan menjangkau permodalan.

lndikator peningkatan derajat pendidikan adalah rata-rata lama sekolah

[RLS)

Fian

angka

me!&

huwf

(4MH)?

Rata-rata

!ama

seko!ah

sangat d ~ ~ n g a r u h l oleh tingkat partisipasi masyarakat dalam pendidikan formal berupa angka paitisipasi kasar (APQ Clan angka paitisipasi mumi (APM). Angka melek huruf

dipengaruhl oleh banyaknya slswa yang putus sekolah dan banyaknya masyaiakat

yang

btita hu-nif. Peiiyebab tidak lengsuilg adatah Rualsas d m kuantitas gum. Semakin baik kualitas dan kuantitas guru maka akan

rneningkatkan tingkat partisipasi dan menurunkan angka putus sekolah.

Penyebab tidak langsung lainya adalah kualitas dan kuantitas sarana pendidikan, biaya . pendidikan . dan aksesibilitas jalan menuju sekolah. Penpbab mendasar

adalah tingkat pendapatan keluarga, kelembagaan di masyarakat den alokasi

anggatan

-

. pendidikan.

lndikator kesehatan memiliki indikator tunggal yaitu angka harapan hidup (AHH). AHH adalah angka harapan hidup waktu lahir yaitu perkiraan rate-rata lamanya hidup sejak lahir yang dicapai oleh seseorang. AHH sangat dipengaruhi oleh angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu saat melahirkan (AKI).

Penyebab langsung yang mempengamhi AKB dan AKI adalah tingkat gizi balita dan tingkat gizi ibu waktu mengandung. Penyebab tidak langsung adalah jurnlah

pelayanan medis, pelayanan gizi, penanggulangan penyakit dan penanganan persalinan. Penyebab tidak langsung lainnya adalah kualitas dan kuantitas

tenaga medis, distribusi sarana dan prasarana kesehatan, kernampuan masyarakat membiayai kesehatan. Sedangkan yang menjadi penyebab

mendasar adalah kondisi dan sanitasi lingkungan, perilaku hidup bersih dan

sehat, kelembagaan masyarakat, pendapatan keluarga dan aksesibiltas jalan terhadapa sarana kesehatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan, pendidikan dan kesehatan

diatas adalah faktor-faktor yang akan dibahas dalam penelitian ini. Setelah faktor-faktor yang mernpengaruhi peningkatan masing-masing komponen dalam

IPM dianalisis, maka ha1 ini selanjutnya dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan strategi alokasi belanja pembangunan sesuai prioritas program

(41)

Secara umum kerangka pemikiran yang digunakan dalam kajian ini dapat diuraikan pada Gambar 8.

APBD i

-

Belanja Aparatur

-

Belanja Pembangunan

I

Ekonomi Pendidikan Kesehatan

Pertahun Sekolah

Pertumbuhan ekonomi,

Lapangan kerja, Pendapatan

keluarga, dl1

PKBM. Partisipasi siswa,

Kualitas guru,

Pendapatan

keluarga, dll

fingkat kelulusan, Status Gii. Daya Tarnpung, Imunisasi,

Kualitas guru, Kesling. Pendapatan

keluarga, dl1 keluarga, dl1

pctiz"wngz"

pcq.Mm

SWOT dan AHP

[image:41.599.89.550.139.580.2]

APBD OR

Gambar

Tabel Halaman
Gambar Halaman
Gambar 1. Perkembangan APBD dan IPM di Kabupaten Lampung Barat 2Bb6-iOO7
Gambar 2. Struktur dan Komponen APBD
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan penggunaan konsentrasi plasticizer pada edible film berpengaru h nyata (α=0,05) terhadap kadar air, ketebalan, kecerahan (L*), kelarutan, transmisi uap

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan antara

Peningkatan kesejahteraan masyarakat dilakukan dengan mendukung peningkatan Indeks Pembangunan manusia (IPM) yang meliputi peningkatan daya beli, pendidikan dan

As receitas (impostos, doações e outras formas de receitas não recíprocas) são reconhecidas no período em que são depositadas na conta bancária relevante, mas as despesas

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Motivasi Mengontrol Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Kota Ruteng Hasil penelitian menunjukan menunjukan bahwa

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pembangunan Manusia (IPM) Pembangunan Manusia (IPM): indeks komposit yang tersusun Pembangunan Manusia (IPM) dari tiga indikator:

Perkembangan Processor yang sangat pesat merupakan salah satu faktor utama mengapa kita bisa hidup di jaman yang penuh dengan teknologi canggih ini karena, teknologi apapun

Dalam tahapan ini, didapatkan permasalahannya adalah menurunnya produktivitas kedelai edamame dan terbatasnya jumlah tenaga pakar yang tersedia untuk membantu