• Tidak ada hasil yang ditemukan

Katalog BPS : KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK DENGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Katalog BPS : KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK DENGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Katalog BPS : 4102002.1404

KERJASAMA BADAN PUSAT STATISTIK DENGAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

(2)

In I n de d e ks k s Pe P e m m ba b an ng g un u n an a n Ma M an n us u si ia a K K a a b b u u p p a a t t e e n n P P e e l l a a l l a a w w a a n n

T T a a h h u u n n 2 2 0 0 0 0 8 8

ISBN : 979 484 930 8

Katalog BPS : 4102002.1404 Ukuran Buku : 18 x 24 cm Jumlah Halaman : xi + 57 halaman

Naskah : BPS Kabupaten Pelalawan Diterbitkan Oleh : BPS Kabupaten Pelalawan Kerjasama dengan : Bappeda Kabupaten Pelalawan

“ Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya “

(3)

iii Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan

SSSSAMBUTANAMBUTANAMBUTAN AMBUTAN BUPATI PELALAWAN BUPATI PELALAWAN BUPATI PELALAWAN BUPATI PELALAWAN

Dalam aktifitas pembangunan di segala bidang sangat diperlukan berbagai informasi statistik yang akurat, lengkap, tepat waktu dan berkesinambungan. Data dan informasi statistik mengenai berbagai hal mempunyai arti yang penting terutama dalam penyusunan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan pembangunan di Kabupaten Pelalawan.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan data tersebut di atas diperlukan penerbitan publikasi “INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN PELALAWAN” dengan memperhatikan peningkatan mutu dan kualitas data yang disajikan.

Untuk penyempurnaan penyusunan publikasi-publikasi Kabupaten Pelalawan pada masa-masa mendatang perlu mendapat perhatian dan bantuan dari semua pihak demi tersajinya data yang lengkap sesuai dengan kebutuhan pembangunan.

Akhirnya saya sampaikan, hendaknya kerjasama yang terjalin selama ini terus ditingkatkan sehingga dalam penyusunan publikasi ini selanjutnya dapat diterbitkan tepat pada waktunya.

Sekian dan selamat bekerja.

Pangkalan Kerinci, Oktober 2009 BUPATI PELALAWAN BUPATI PELALAWAN BUPATI PELALAWAN BUPATI PELALAWAN

H. RUSTAM EFFENDI H. RUSTAM EFFENDI H. RUSTAM EFFENDI H. RUSTAM EFFENDI

(4)

iv

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN PELALAWAN KABUPATEN PELALAWAN KABUPATEN PELALAWAN KABUPATEN PELALAWAN

KATA SAMBUTAN KATA SAMBUTAN KATA SAMBUTAN KATA SAMBUTAN

Seirama dengan laju pembangunan yang sedang berjalan dewasa ini, berbagai informasi statistik yang akurat, lengkap dan tepat waktu sangat diperlukan keberadaannya. Kelengkapan data statistik mempunyai arti yang sangat penting dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.

Sehubungan dengan itu, publikasi “INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN PELALAWAN” yang disusun atas kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2008, diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi semua pihak terutama bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah ikut serta baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan buku ini, tidak lupa kami ucapkan terima kasih.

Pangkalan Kerinci, Oktober 2009 BAPPEDA KABUPATEN PELALAWAN BAPPEDA KABUPATEN PELALAWANBAPPEDA KABUPATEN PELALAWAN BAPPEDA KABUPATEN PELALAWAN

Kepala, Kepala, Kepala, Kepala,

Ir. H.T. ZULHELMI, M.Si Ir. H.T. ZULHELMI, M.SiIr. H.T. ZULHELMI, M.Si Ir. H.T. ZULHELMI, M.Si

NIP. 42000990 NIP. 42000990 NIP. 42000990 NIP. 42000990

(5)

v Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PELALAWAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PELALAWAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PELALAWAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PELALAWAN

Konsep pembangunan manusia memiliki dimensi yang sangat luas. Pembangunan manusia dapat direalisasikan jika penduduk paling tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, dan peluang untuk merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan yang produktif.

Sehubungan dengan hal tersebut untuk melihat seberapa jauh peranan dan partisipasi penduduk dalam pembangunan di Kabupaten Pelalawan, BPS Kabupaten Pelalawan bekerjasama dengan BAPPEDA Kabupaten Pelalawan dalam menyusun publikasi “Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan Tahun 2008”.

Publikasi ini menampilkan gambaran mengenai pencapaian dan keberhasilan pembangunan manusia di Kabupaten Pelalawan dalam suatu Indeks Pembangunan Manusia, yang nantinya dapat dibandingkan dengan daerah-daerah kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sebagai langkah awal, perbandingan tersebut kami tampilkan dalam ruang lingkup kabupaten/kota yang ada di Propinsi Riau.

Kepada semua pihak yang telah membantu hingga terbitnya buku ini, kami mengucapkan terima kasih dan kepada konsumen data diharapkan saran-saran dan kritik membangun guna untuk lebih sempurnanya buku ini dimasa mendatang.

Pangkalan Kerinci, Oktober 2009 BPS KABUPATEN PELALAWAN BPS KABUPATEN PELALAWAN BPS KABUPATEN PELALAWAN BPS KABUPATEN PELALAWAN

Kepala,

DEWI KRISTIANI, SE DEWI KRISTIANI, SEDEWI KRISTIANI, SE DEWI KRISTIANI, SE

NIP. 340009840

(6)

vi Daftar Isi

Daftar IsiDaftar Isi Daftar Isi

Sambutan Bupati Pelalawan ……….………... iii

Sambutan Kepala Bappeda Kabupaten Pelalawan ………... iv

Kata Pengantar ..………... v

Daftar Isi ………. vi

Daftar Tabel ………... viii

Daftar Gambar ……….. x

Daftar Lampiran ……….………... xi

Bab 1 Bab 1Bab 1 Bab 1.... PendahuluanPendahuluanPendahuluan ………... 2 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ...………...…. 2

1.2 Konsep Pembangunan Manusia ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan ...……… 6

1.4 Ruang Lingkup ...……… 6

1.5 Sumber Data dan Keterbatasan ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 7

Bab 2 Bab 2Bab 2 Bab 2.... Metodologi Metodologi Metodologi ………... 9 Metodologi 2.1 Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia... 9

2.2 Metode Penghitungan Indeks ... 10

2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia... 10

2.2.2 Lamanya Hidup (Longevity)... 10

2.2.3 Tingkatan Pendidikan... 12

2.2.4 Standar Hidup... 13

2.2.5 Reduksi Shortfall... 16

(7)

vii Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan

2.3 Tingkat Status Pembangunan Manusia... 17

2.4 Konsep dan Definisi ... 18

Bab 3 Bab 3Bab 3 Bab 3.... Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Kabupaten PelalawanKondisi Sosial Ekonomi Penduduk Kabupaten PelalawanKondisi Sosial Ekonomi Penduduk Kabupaten Pelalawan .. Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Kabupaten Pelalawan 21 3.1 Selayang Pandang Kabupaten Pelalawan ... 21

3.2 Pemantauan Upaya Pembangunan Manusia : Indikator Sosial Ekonomi .……...……… 22

3.2.1 Bidang Pendidikan ...………... 22

3.2.2 Bidang Kesehatan Masyarakat ....………..……… 26

3.2.3 Bidang Kesejahteraan Masyarakat ...………..… 30

3.2.4 Bidang Ketenagakerjaan ... 31

3.2.5 Bidang Perumahan ... 34

Bab 4 Bab 4Bab 4 Bab 4.... Status Pembangunan Manusia Kabupaten PelalawanStatus Pembangunan Manusia Kabupaten PelalawanStatus Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan... 38 Status Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan 4.1 Status Pembangunan Manusia... 38

4.2 Status Pembangunan Manusia : Perbandingan Antar Kabupaten/Kota ... 40

Bab 5 Bab 5Bab 5 Bab 5.... Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan Saran ... 43 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 43

5.2 Saran ... 44

5.2.1 Bidang Pendidikan ... 44

5.2.2 Bidang Kesehatan ... 45

5.2.3 Bidang Ekonomi ... 45

Daftar Pustaka Daftar Pustaka Daftar Pustaka Daftar Pustaka ... 48

Lampiran LampiranLampiran Lampiran ... 50

(8)

viii

Daftar Tabel Daftar Tabel Daftar Tabel Daftar Tabel

Tabel 1 Dimensi Pengukuran IPM dan Indikatornya ……… 3 Tabel 2 Nilai Maksimum dan Minimum dari setiap komponen

IPM ………... 11 Tabel 3 Tahun Konversi dari Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan ………..……... 13 Tabel 4 Daftar Paket Komoditas yang Digunakan dalam

Penghitungan PPP ………... 15 Tabel 5 Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Pelalawan,

2007-2008 ………... 24 Tabel 6 Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Ijazah

yang dimiliki di Kabupaten Pelalawan, 2007-2008 …... 25 Tabel 7 Rasio Murid-Guru dan Murid-Sekolah di Kabupaten

Pelalawan, Tahun Ajaran 2008/2008 ……….. 26 Tabel 8 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran di

Kabupaten Pelalawan, 2008 ... 28 Tabel 9 Persentase Penduduk Menurut Keluhan Kesehatan dan

Cara Pengobatan di Kabupaten Pelalawan, 2008 ... 28 Tabel 10 Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kabupaten

Pelalawan, 2008 ...…... 29 Tabel 11 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Per Bulan di

Kabupaten Pelalawan, 2008 ... 30 Tabel 12 TPAK Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis

Kelamin, Kabupaten Pelalawan, 2008... 31 Tabel 13 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang

Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Kabupaten

Pelalawan, 2008 ... 32 Tabel 14 Perkembangan IPM Kabupaten Pelalawan, 2006-2008 39

(9)

ix Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan

Tabel 15 Perkembangan Komponen IPM Kabupaten Pelalawan, 2006-2008... 39 Tabel 15 IPM Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau, 2007-2008 ... 41

(10)

x Daftar Gambar

Daftar Gambar Daftar Gambar Daftar Gambar

Gambar 1 Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten

Pelalawan, 2006-2008 ... 23 Gambar 2 Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten

Pelalawan, 2006-2008 ... 25 Gambar 3 Perkembangan Angka Harapan Hidup Kabupaten

Pelalawan, 2006-2008 ... 27 Gambar 4 Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut

Kegiatan Utama, Kabupaten Pelalawan, 2008 ... 32 Gambar 5 Persentase Rumah Tangga Kabupaten Pelalawan

Menurut Penggunaan Sumber Air Minum, 2008 ... 34 Gambar 6 Persentase Rumah Tangga Kabupaten Pelalawan

Menurut Sumber Penerangan Utama, 2008 ...….. 35 Gambar 7 Persentase Rumah Tangga Kabupaten Pelalawan

Menurut Jenis Lantai Terluas, 2008 ... 36

(11)

xi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan

Daftar Lampiran Daftar Lampiran Daftar Lampiran Daftar Lampiran

Lampiran 1 Komponen IPM Provinsi Riau Menurut

Kabupaten/Kota, 2007-2008 ... 50 Lampiran 2 Kondisi Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Riau, 2008 ... 52 Lampiran 3 Partisipasi Sekolah Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Riau, 2008 ... 54 Lampiran 4 Kondisi Perumahan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Riau, 2008 ...………. 55 Lampiran 5 Kondisi Tenaga Kerja dan Pengeluaran Per Kapita

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Riau, 2008 .. 56

(12)
(13)

2 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan

BAB I BAB IBAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.11.11.1

1.1 Latar belakangLatar belakang Latar belakangLatar belakang

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah menyejahterakan seluruh penduduk. Bertitik tolak dari tujuan ini, maka manusia ditempatkan sebagai titik sentral dalam pembangunan yang mempunyai ciri dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Dalam kerangka ini pembangunan ditujukan untuk meningkatkan partisipasi rakyat dalam semua proses dan kegiatan pembangunan.

Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah berupaya meningkatkan kualitas penduduk sebagai sumber daya baik dari aspek fisik (kesehatan), aspek intelektualitas (pendidikan), aspek kesejahteraan ekonomi (berdaya beli), serta aspek moralitas (iman dan ketaqwaan).

Upaya ini sejalan dengan alinea keempat yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara implisit tujuan tersebut juga mengandung arti sebagai pemberdayaan penduduk. Dalam konteks ini, pertanyaan yang diajukan bagaimana memastikan bahwa pembangunan sudah sejalan dengan acuan normatifnya?

Sejalan dengan otonomi daerah yang dilaksanakan sejak 1 Januari 2001, pemerintah daerah diberikan kewenangan dan tanggung jawab yang lebih luas terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Hal ini juga berarti bahwa “menyejahterakan penduduk” sesuai dengan tujuan pembangunan nasional menjadi tanggung jawab daerah. Dengan otonomi diharapkan proses dan kinerja pembangunan di daerah menjadi lebih nyata.

Berbagai ukuran telah banyak digunakan untuk menilai kinerja pembangunan, namun barangkali tidak standar karena tidak dapat digunakan untuk membandingkan antar daerah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagaimana dikembangkan United Nation Development Programmed (UNDP) pada dasarnya dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan semacam itu. Perlu dicatat bahwa IPM sebagaimana indeks komposit lainnya disusun untuk menggambarkan suatu realitas kompleks seperti pembangunan manusia, bukan tanpa

(14)

3 kelemahan karena belum mencakup semua aspek pembangunan manusia apalagi jika dikaitkan dengan sistim nilai yang berlaku bagi bangsa yang menghargai aspek spiritual yang sama pentingnya dengan aspek material. Karena itu, maka IPM harus dianggap tidak lebih dari petunjuk atau indikator dari situasi aktual pembangunan manusia.

Sebagai petunjuk atau indikator, IPM dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar yang mencakup :

1. Dimensi umur panjang dan sehat;

2. Dimensi pengetahuan dan;

3. Dimensi kehidupan yang layak;

Setiap dimensi direpresentasikan oleh masing-masing indikator.

Dimensi umur panjang dan sehat direpresentasikan oleh indikator Angka Harapan Hidup (eo); dimensi pengetahuan direpresentasikan oleh indikator angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (MYS); dan dimensi kehidupan yang layak direpresentasikan oleh indikator kemampuan daya beli (DB). Dengan demikian peningkatan dari IPM sebagai manifestasi pembangunan manusia dapat ditafsirkan sebagai keberhasilan meningkatkan kemampuan dalam memperluas pilihan-pilihan penduduk (enlarging the choices of the people) yang mencakup pendapatan, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.

Tabel 1.

Tabel 1.

Tabel 1.

Tabel 1.Dimensi PeDimensi PeDimensi PeDimensi Pengukuran IPM dan Indikatornyangukuran IPM dan Indikatornyangukuran IPM dan Indikatornyangukuran IPM dan Indikatornya

Dimensi Pengukuran IPM Indikator

1. Dimensi umur panjang dan sehat Angka Harapan Hidup (eo) 2. Dimensi pengetahuan Angka Melek Huruf (AMH)

Rata-rata Lama Sekolah (MYS) 3. Dimensi kehidupan yang layak Kemampuan Daya Beli (DB)

Terkait dengan percepatan pembangunan manusia diperlukan pertumbuhan ekonomi, namun hal itu belum cukup, masih diperlukan syarat lain; yaitu pemerataan pendapatan dan alokasi belanja publik.

Kedua syarat tambahan ini diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh penduduk dapat menikmati hasil pembangunan. Akses terhadap pendidikan dan pelayanan kesehatan merupakan hal yang paling mendasar bagi penduduk, mengingat kedua faktor ini sangat memungkinkan penduduk untuk dapat meningkatkan kapabilitas

(15)

4 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan dasarnya yang pada gilirannya dapat menaikkan indikator/ komponen IPM.

Dalam konteks pencapaian pembangunan manusia di Kabupaten Pelalawan, menarik untuk dilihat perkembangannya selama dua tahun terakhir (2007-2008). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kinerja pembangunan khususnya dalam peningkatan kapasitas dasar penduduk selama dua tahun terakhir.

Selain itu dalam pembahasan ini juga akan dilihat perkembangan setiap komponen dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan IPM.

1.21.21.2

1.2 KonseKonsep Pembangunan ManusiaKonseKonsep Pembangunan Manusiap Pembangunan Manusiap Pembangunan Manusia

UNDP (1990) melihat pembangunan manusia sebagai paradigma pembangunan dalam mana proses memperluas pilihan bagi penduduk (a process of enlarging people’s choices) berlangsung dan menjadi fokus pembangunan nasional. Sebagai suatu konsep, pembangunan manusia lebih luas konteksnya dibandingkan paradigma pembangunan lain yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi, kebutuhan dasar, kesejahteraan masyarakat, atau pengembangan sumber daya manusia. Pembangunan manusia mengandung tiga unsur yang dinilai sangat penting dan berfokus pada pemberdayaan penduduk, yaitu produktifitas, pemerataan, dan kesinambungan.

Sebagai suatu paradigma pembangunan yang memperluas pilihan bagi penduduk tersebut dalam implementasinya bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan penduduk. Lebih dari itu pembangunan manu- sia memfokuskan pada penduduk secara keseluruhan, yang menaruh perhatian bukan hanya pada upaya untuk meningkatkan kapabilitas tersebut secara penuh. Konsep pembangunan manusia yang disebar- luaskan UNDP secara umum sejalan dengan konsep pembangunan nasional Indonesia. Bahkan dalam konteks Indonesia, pembangunan manusia mempunyai perspektif yang lebih luas, karena pembangunan manusia Indonesia seutuhnya tidak mencakup aspek fisik-biologis, aspek intelektualitas, dan aspek kesejahteraan ekonomi semata, tetapi aspek iman dan ketaqwaan juga mendapat perhatian yang sama besar.

Untuk mengukur tingkat pencapaian pembangunan manusia, BPS menggunakan suatu indeks komposit Indeks Pembangunan

(16)

5 Manusia yang diadopsi dari UNDP (1990) dengan beberapa penyesuaian. Karena luasnya cakupan pembangunan manusia, tidak semua aspek pembangunan manusia tercakup dalam IPM. Tesis UNDP menyatakan bahwa upaya ke arah perluasan pilihan hanya mungkin direalisasikan jika penduduk paling tidak memiliki peluang berumur panjang dan sehat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai, dan peluang untuk merealisasikan kesehatan dan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan ekonomi produktif sehingga memperoleh pendapatan dan karenanya memiliki daya beli. Mengikuti tesis tersebut, IPM dihitung dengan mencakup tiga komponen yang sangat penting dalam kerangka pemberdayaan penduduk, yaitu peluang hidup (longevity), pengetahuan (knowledge) dan standar hidup layak (decent living).

Peluang hidup menggambarkan peluang berumur panjang dan sehat yang diindikasikan oleh angka harapan hidup pada waktu lahir (e0). Pengetahuan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan keterampilan yang memadai diukur dengan kombinasi indikator melek huruf dan rata-rata lama sekolah dari penduduk dewasa. Untuk komponen ketiga, standar hidup layak, mengukur kemampuan penduduk dalam mengakses sumber daya ekonomi dalam arti luas.

Dalam penghitungan IPM, komponen ketiga diukur dengan menggunakan konsumsi riil perkapita yang telah disesuaikan seperti metode yang digunakan BPS dalam menghitung IPM antar provinsi dan kabupaten.

IPM memadukan antar variabel-variabel sosial dan ekonomi sehingga diakui mencakup aspek-aspek mendasar dan strategis dari pembangunan manusia. Diharapkan IPM dapat merefleksikan tingkat pencapaian pem- bangunan manusia di suatu wilayah. Selain hal itu, IPM adalah suatu indeks komposit yang sederhana dan terfokus yang mudah dihitung dan berguna sebagai alat advoksi karena memberikan petunjuk penting bagi para pengambil keputusan dan perumus kebijakan. Selain itu, indikator dari setiap komponen IPM dapat digunakan sebagai acuan para perencana sektoral.

Sebagai suatu ukuran, IPM mengandung beberapa keterbatasan. Seperti disebutkan, pembangunan manusia mempunyai dimensi yang sangat luas, sementara IPM hanya mencakup tiga aspek terpenting. Hal ini berarti masih terdapat aspek pembangunan manusia yang tidak dicakup dalam IPM. Indeks ini juga tidak memperhitungkan

(17)

6 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan disparitas antar jenis kelamin maupun kesenjangan antar strata ekonomi. Keterbatasan lain yang bersifat umum dari suatu indeks komposit adalah tidak memiliki arti tersendiri, selain sebagai alat perbandingan antar wilayah dan antar waktu. Dalam hal ini, IPM suatu wilayah akan mempunyai makna apabila dibandingkan dengan IPM wilayah lain, atau untuk melihat perkembangan dari tingkat pencapaian pembangunan manusia dari waktu ke waktu.

1.3 1.31.3

1.3 Maksud dan TujuanMaksud dan Tujuan Maksud dan TujuanMaksud dan Tujuan

Kajian ini dilakukan dengan harapan dapat menggambarkan tingkat pencapaian pembangunan manusia di Kabupaten Pelalawan, yang diukur dengan IPM.

Secara umum publikasi ini menyajikan data dan analisis IPM selama periode 2007-2008. Untuk melihat perkembangan IPM, juga digunakan IPM tahun sebelumnya khususnya pada dua tahun terakhir berikut posisi relatif antar kabupaten di Provinsi Riau.

1.4 1.41.4

1.4 Ruang Lingkup KegiatanRuang Lingkup KegiatanRuang Lingkup KegiatanRuang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup wilayah yang menjadi bahasan dalam pekerjaan penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan meliputi seluruh wilayah administratif Kabupaten Pelalawan yang terdiri dari 12 kecamatan.

1.5 1.51.5

1.5 SumbSumber Data dan KeterbatasanSumbSumber Data dan Keterbatasaner Data dan Keterbatasaner Data dan Keterbatasan

Sumber data utama yang digunakan untuk penghitungan IPM adalah data Susenas Kor dan Susenas Modul, serta Indeks Harga Konsumen (IHK). Data susenas Kor digunakan untuk menghitung tiga indikator pembentuk IPM. Ketiga indikator tersebut masing-masing adalah Angka Harapan Hidup (e0), Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (MYS). Sedangkan indikator daya beli atau PPP (purchasing power parity) digunakan Susenas Modul konsumsi yang didasarkan pada 27 komoditas.

Sumber data utama yang digunakan dalam penghitungan IPM adalah data susenas yang memiliki cakupan (estimasi) hanya sampai level kabupaten.

(18)

7 1.61.61.6

1.6 Sistematika PenulisanSistematika Penulisan Sistematika PenulisanSistematika Penulisan

Secara garis besar penulisan penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan 2008, disusun dengan pokok bahasan sebagai berikut:

Bab pertama, pendahuluan.

Bab pertama, pendahuluan. Bab pertama, pendahuluan.

Bab pertama, pendahuluan. Menguraikan tentang latar belakang, konsep pembangunan manusia, maksud dan tujuan penulisan, ruang lingkup, sumber data dan keterbatasan serta sistematika penulisan.

Bab kedua, metodologi.

Bab kedua, metodologi. Bab kedua, metodologi.

Bab kedua, metodologi. Menerangkan tentang penghitungan indeks pembangunan manusia, metode penghitungan indeks serta konsep dan definisi.

Bab ketiga, kondisi sosial ekonomi penduduk Kabupaten Pelalawan.

Bab ketiga, kondisi sosial ekonomi penduduk Kabupaten Pelalawan. Bab ketiga, kondisi sosial ekonomi penduduk Kabupaten Pelalawan.

Bab ketiga, kondisi sosial ekonomi penduduk Kabupaten Pelalawan.

Meng- gambarkan selayang pandang Kabupaten Pelalawan dan menyoroti indikator sosial ekonomi masyarakat sebagai pemantau upaya pembangunan manusia di Kabupaten Pelalawan.

Bab keempat, status pembangunan manusia Kabupaten Pelalawan.

Bab keempat, status pembangunan manusia Kabupaten Pelalawan. Bab keempat, status pembangunan manusia Kabupaten Pelalawan.

Bab keempat, status pembangunan manusia Kabupaten Pelalawan.

Membahas nilai dan status IPM yang merupakan kinerja pembangunan manusia di Kabupaten Pelalawan serta perbandingannya antar Kabupaten/Kota di Provinsi Riau.

Bab kelima, kesimpulan dan saran.

Bab kelima, kesimpulan dan saran.Bab kelima, kesimpulan dan saran.

Bab kelima, kesimpulan dan saran. Menguraikan kesimpulan dari hasil analisis dan penghitungan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan Tahun 2008 serta beberapa saran yang dapat menjadi masukan untuk pemerintah.

(19)
(20)

9

BAB 2 BAB 2 BAB 2 BAB 2 METODOLOGI METODOLOGI METODOLOGI METODOLOGI

5.35.35.3

5.3 Penghitungan Indeks Pembangunan ManusiaPenghitungan Indeks Pembangunan Manusia Penghitungan Indeks Pembangunan ManusiaPenghitungan Indeks Pembangunan Manusia

Diagram di bawah ini menyajikan gambaran indeks-indeks yang disajikan pada Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan 2008 ini dihitung dan memperlihatkan secara jelas persamaan dan perbedaan antara masing-masing indeks. Penjelasan lebih rinci tentang penghitungan indeks ini disajikan pada halaman berikutnya.

DIMENSI DIMENSI DIMENSI DIMENSI

Umur Umur Umur Umur Panjang dan Panjang dan Panjang dan Panjang dan

Sehat SehatSehat Sehat

PengetahuanPengetahuan PengetahuanPengetahuan Kehidupan Kehidupan Kehidupan Kehidupan yang Layak yang Layak yang Layak yang Layak

INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR

Angka Harapan Hidup saat

Lahir (e0)

Angka Melek Huruf Penduduk

Dewasa (Lit)

Rata-rata Lama Sekolah

(MYS)

Pengeluaran Perkapita Riil

yang Disesuaikan (PPP Rupiah)

INDEKS INDEKS INDEKS INDEKS

Indeks Harapan

Hidup

Indeks Lit Indeks Lit Indeks Lit

Indeks Lit Indeks Indeks Indeks Indeks MYS MYS MYS

MYS Indeks Pendapatan Indeks Pendidikan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

(21)

10 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan 5.45.45.4

5.4 Metode Penghitungan IndeksMetode Penghitungan Indeks Metode Penghitungan IndeksMetode Penghitungan Indeks 2.2.1

2.2.12.2.1

2.2.1 Indeks Pembangunan ManusiaIndeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan ManusiaIndeks Pembangunan Manusia

IPM disusun dari tiga komponen: lamanya hidup, diukur dengan harapan hidup pada saat lahir; tingkat pendidikan diukur dengan kombinasi antara angka melek huruf pada penduduk dewasa (dengan bobot dua per tiga) dan rata-rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga): dan tingkat kehidupan yang layak, diukur dengan pengeluaran perkapita yang telah disesuaikan (PPP Rupiah). Indeks ini merupakan rata-rata sederhana dari ketiga komponen tersebut di atas:

IPM = 1/3 (Indeks X1 + Indeks X2 + Indeks X3),

dimana X1, X2 dan X3 adalah lamanya hidup, tingkat pendidikan dan tingkat kehidupan yang layak.

Index X(i,j) = (X(i,j) - X(i-min))/(X(i-max) - X(i-min)) dimana:

dimana: dimana:

dimana:

XX

XX((((i,ji,ji,ji,j)))) : indikator ke : indikator ke : indikator ke : indikator ke i i i i dari daerah dari daerah dari daerah dari daerah jjjj

X(i-min) : nilai minimum dari Xi

X(i-max) : nilai maksimum dari Xi

2.2.2 2.2.22.2.2

2.2.2 Lamanya Hidup (Lamanya Hidup (Lamanya Hidup (Lamanya Hidup (LongevityLongevityLongevityLongevity))))

Kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama diukur dengan indikator harapan hidup pada saat lahir –life expectancy at birth (eo). Angka harapan hidup dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan tak langsung (indirect estimation). Ada dua jenis data masukan yang digunakan untuk menghitung angka umur harapan hidup; yaitu Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH).

Paket program Mortpack digunakan untuk menghitung angka harapan hidup dengan input data ALH dan AMH. Selanjutnya menggunakan program Mortpack ini, dipilih metode Trussel dengan model West, yang sesuai dengan dengan histori kependudukan dan kondisi Indonesia dan Negara-negara Asia Tenggara umumnya (Preston, 2004).

(22)

11 Tabel 2.

Tabel 2. Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Maksimum dan minimum dari setiap komponen Nilai Maksimum dan minimum dari setiap komponen Nilai Maksimum dan minimum dari setiap komponen Nilai Maksimum dan minimum dari setiap komponen

IPMIPMIPM IPM

Besarnya nilai maksimum dan nilai minimum untuk masing- masing komponen ini merupakan nilai besaran yang telah disepakati oleh semua negara (175 negara di dunia). Pada komponen angka

Komponen IPM Komponen IPMKomponen IPM

Komponen IPM Nilai Nilai Nilai Nilai Maksi Maksi Maksi Maksi----mummummummum

Nilai Nilai Nilai Nilai MiniMiniMini Mini---- mum mum mum mum

Keterangan Keterangan Keterangan Keterangan Angka harapan hidup 85 25 Standar UNDP

Angka melek huruf 100 0 Standar UNDP

Rata-rata lama sekolah (MYS)

15 0 UNDP menggunakan

combined gross enrolment ratio

Daya beli 737,720a) 300,000 (1996)

UNDP menggunakan PDB riil per kapita telah disesuaikan 360,000

(1999)b) Catatan:

a) proyeksi dari daya beli tertinggi yang dicapai Jakarta pada tahun 2018 (akhir dari PJP II) setelah disesuaikan dengan formula Atkinson.

Proyeksi ini didasarkan pada asumsi tingkat pertumbuhan daya beli sebesar 6,5 persen per tahun selama periode 1993-2018.

b) Sama dengan dua kali garis kemiskinan di propinsi yang memiliki tingkat konsumsi per kapita terendah pada tahun 1990 (daerah perdesaan di Sulawesi Selatan). Untuk tahun 1999, nilai minimum disesuaikan menjadi Rp360.000,-. Penyesuaian ini dilakukan karena krisis ekonomi telah menyebabkan penurunan daya beli masyarakat secara drastis sebagaimana terlihat dari peningkatan angka kemiskinan dan penurunan upah riil. Penambahan sebesar Rp60.000,- didasarkan pada perbedaan antara garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan baru yang jumlahnya Rp5000,- per bulan (=Rp60.000 per tahun)

(23)

12 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan

umur harapan hidup, angka tertinggi sebagai batas atas untuk penghitungan indeks dipakai 85 tahun dan terendah adalah 25 tahun. Angka ini merupakan angka rata-rata umur terpanjang penduduk Swedia dan terpendek dari negara Siera Leon di Afrika.

2.2.3 2.2.32.2.3

2.2.3 Tingkat PendidikanTingkat Pendidikan Tingkat PendidikanTingkat Pendidikan

Untuk mengukur dimensi pengetahuan penduduk digunakan dua indikator, yaitu rata-rata lama sekolah (means years schooling) dan angka melek huruf. Selanjutnya rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Sedangkan angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya. Proses penghitungannya, kedua indikator tersebut digabung setelah masing- masing diberikan bobot. Rata-rata lama sekolah diberi bobot sepertiga dan angka melek huruf diberi bobot dua pertiga.

Rata-rata lama sekolah dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang diduduki, yang ditanyakan pada kuesioner Susenas. Tabel 3 menyajikan faktor konversi dari tiap-tiap jenjang pendidikan yang ditamatkan. Untuk yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan, lama sekolah (YS) dihitung berdasarkan formula di bawah:

YS = Tahun konversi + kelas tertinggi yang pernah diduduki – 1 Contohnya, seseorang yang bersekolah sampai kelas 2 SMU :

YS =9+2-1=10 (tahun)

(24)

13 Tabel 3.

Tabel 3. Tabel 3.

Tabel 3. Tahun konversi dari pendidikan tertinggi yang Tahun konversi dari pendidikan tertinggi yang Tahun konversi dari pendidikan tertinggi yang Tahun konversi dari pendidikan tertinggi yang

DDDitamatkanDitamatkanitamatkan itamatkan

Sumber : BPS

2.2.4 2.2.42.2.4

2.2.4 Standar HidupStandar Hidup Standar HidupStandar Hidup

Standar hidup, dalam laporan ini, didekati dari pengeluaran riil per kapita yang telah disesuaikan. Untuk menjamin keterbandingan antar daerah dan antar waktu, dilakukan penyesuaian sebagai berikut:

1. Menghitung pengeluaran per kapita dari data modul Susenas [=Y];

2. Menaikan nilai Y sebesar 20,00 persen [=Y1], karena dari berbagai studi diperkirakan bahwa data dari Susenas cenderung lebih rendah sekitar 20,00 persen.

3. Menghitung nilai riil Y1 dengan mendeflasi Y1 dengan indeks harga konsumen (CPI) [=Y2];

4. Menghitung nilai daya beli –Purchasing Power Parity (PPP)- untuk tiap daerah yang merupakan harga suatu kelompok barang, relatif terhadap harga kelompok barang yang sama di daerah yang ditetapkan sebagai standar, yaitu Jakarta Selatan;

5. Membagi Y2 dengan PPP untuk memperoleh nilai Rupiah yang sudah disetarakan antar daerah [=Y3];

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Pendidikan tertinggi yang ditamatkan

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Tahun konversiTahun konversi Tahun konversiTahun konversi

1. Tdk pernah sekolah 0

2. Sekolah dasar 6

3. SLTP 9

4. SLTA/SMU 12

5. Diploma 1 13

6. Diploma 2 14

7. Akademi/Diploma III 15

8. Diploma 4/Sarjana 16

9. Magister (S2) 18

10. Doktor (S3) 21

(25)

14 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan

6. Mengurangi nilai Y3 dengan menggunakan formula Atkinson untuk mendapatkan estimasi daya beli [=Y4]. Langkah ini ditempuh berdasarkan prinsip penurunan manfaat marginal dari pendapatan.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Indeks Harga Konsumen (IHK)Indeks Harga Konsumen (IHK) Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks harga konsumen –Consumer Price Index (CPI)- hanya dipantau di 66 kota di seluruh Indonesia. Untuk daerah dimana dilakukan pemantauan CPI, penghitungan daya beli pada tingkat kabupaten/kota dilakukan dengan menggunakan CPI di masing-masing lokasi. Sedangkan untuk daerah selain ke 66 kota tersebut, digunakan nilai CPI propinsi, yaitu nilai rata-rata CPI yang diukur di propinsi tersebut.

Paritas Daya Beli Paritas Daya BeliParitas Daya Beli Paritas Daya Beli

Paritas daya beli –Purchasing Power Parity (PPP)- dihitung dengan metode yang juga digunakan oleh International Comparison Project dalam menstandardisasi PDB untuk perbandingan antar negara.

Penghitungan didasarkan pada harga 27 komoditas yang ditanyakan pada modul konsumsi Susenas. Harga di Jakarta Selatan digunakan sebagai standar harga. Formula penghitungan PPP adalah sebagai berikut:

( ) ( ) ( )

= ∑

j i j ij

j i j

PPP Q

P E

, ,

,

Dimana:

E(ij) : pengeluaran untuk komoditi j di propinsi i P(9,j) : harga komoditi j di Jakarta Selatan

Q(i,j) : volume komoditi j (unit) yang dikonsumsi di propinsi

Unit Kuantitas sewa rumah ditentukan berdasarkan Indeks Kualitas Rumah yang dibentuk dari tujuh komponen kualitas rumah yang diperoleh dari modul Susenas. Nilai dari masing-masing komponen adalah:

(26)

15 1. Lantai: keramik, marmer atau granit = 1, lainnya = 0,

2. Luas lantai per orang3 10 m2 = 1, lainnya=0, 3. Dinding: tembok = 1, lainnya = 0,

4. Atap: kayu/sirap, beton = 1, lainnya = 0, 5. Fasilitas penerangan: listrik = 1, lainnya = 0 6. Fasilitas air minum: ledeng = 1, lainnya = 0, 7. Jamban: milik sendiri = 1, lainnya = 0, 8. Skor awal untuk setiap rumah = 1.

Indeks kualitas rumah merupakan penjumlahan dari skor yang dimiliki oleh suatu rumah tinggal dan bernilai sampai dengan 8.

Kuantitas dari rumah yang dikonsumsi oleh suatu rumah tangga adalah Indeks Kualitas Rumah=6, maka kuantitas rumah yang dikonsumsi oleh rumah tangga tersebut adalah 6/8 atau 0,75 unit.

Tabel Tabel Tabel

Tabel 4. 4. 4. 4. Daftar paket komoditas yang digDaftar paket komoditas yang digDaftar paket komoditas yang digDaftar paket komoditas yang digunakan dalam unakan dalam unakan dalam unakan dalam

PPPPenghitungan PPPenghitungan PPPenghitungan PPPenghitungan PPP

Komoditi Komoditi Komoditi

Komoditi UnitUnit UnitUnit Proporsi dari total Proporsi dari total Proporsi dari total Proporsi dari total konsumsi konsumsi konsumsi konsumsi

1. Beras lokal Kg 7,25

2. Tepung terigu Kg 0,10

3. Singkong Kg 0,22

4. Tuna/cakalang Kg 0,50

5. Teri Ons 0,32

6. Daging sapi Kg 0,78

7. Ayam Kg 0,65

8. Telur Butir 1,48

9. Susu kental manis 397 gram 0,48

10. Bayam Kg 0,30

11. Kacang panjang Kg 0,32

12. Kacang tanah Kg 0,22

13. Tempe Kg 0,79

14. Jeruk Kg 0,39

15. Pepaya Kg 0,18

16. Kelapa Butir 0,56

17. Gula Ons 1,61

18. Kopi Ons 0,60

19. Garam Ons 1,15

20. Merica Ons 0,13

21. Mie instans 80 gram 0,79

(27)

16 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan

22. Rokok kretek 10 btng 2,86

23. Listrik Kwh 2,06

24. Air minum M3 0,46

25. Bensin Liter 1,02

26. Minyak tanah Liter 1,74

27. Sewa rumah Unit 11,56

Total 37,52

Sumber : BPS/

ForForFor

Formula Atkinsonmula Atkinsonmula Atkinsonmula Atkinson

Formula Atkinson yang digunakan untuk menyesuaikan nilai Y3 adalah:

C(i)* =C(i)

= Z + 2 (C(i)-Z)(1/2), jika C(i)<Z

= Z + 2(Z)(1/2)+3(C(i)-2Z)(1/3), jika Z<C(i)<2Z

= Z + 2(Z)(1/2)+3(Z)(1/3)+4(C(i) – 3Z)(1/4), jika 3Z<C(i)<4Z dimana:

C(i) : PPP dari nilai riil pengeluaran per kapita

Z : batas tingkat pengeluaran yang ditetapkan secara arbiter sebesar Rp549.500,- per kapita per tahun atau Rp1.500,- per kapita per hari.

2.2.5 2.2.52.2.5

2.2.5 Reduksi ShortfallReduksi Shortfall Reduksi ShortfallReduksi Shortfall

Perbedaan laju perubahan IPM selama periode waktu tertentu dapat diukur dengan rata-rata reduksi shortfall per tahun. Nilai shortfall mengukur keberhasilan dipandang dari segi jarak antara apa yang telah dicapai dengan apa yang harus dicapai, yaitu jarak dengan nilai maksimum. Kondisi ideal yang dapat dicapai adalah IPM sama dengan 100. Nilai reduksi shortfall yang lebih besar menandakan peningkatan IPM yang lebih cepat. Pengukuran ini didasarkan pada asumsi bahwa laju perubahan tidak bersifat linier, tetapi laju perubahan cenderung melambat pada tingkat IPM yang lebih tinggi.

Formula penghitungan reduksi shortfall adalah:

( ) ( )

( ) ( )

100

/ 1 1

IPM

IPM ×

= +

n

t ideal

t

R n

IPM IPM

(28)

17 Dimana:

IPM(t) adalah IPM tahun ke t

IPM(ideal) adalah 100

n = tahun

Nilai reduksi shortfall juga dapat dihitung untuk masing-masing komponen IPM.

5.5 5.55.5

5.5 Tingkatan Status Pembangunan ManusiaTingkatan Status Pembangunan Manusia Tingkatan Status Pembangunan ManusiaTingkatan Status Pembangunan Manusia

Dengan menggunakan IPM, UNDP membagi tingkatan status pembangunan manusia suatu negara atau wilayah ke dalam tiga golongan, yaitu rendah (kurang dari 50), sedang atau menengah (antara 50 dan 80), dan tinggi (80 ke atas). Untuk keperluan perbandingan antar kabupaten/kota tingkatan status menengah dipecah menjadi dua, yaitu menengah bawah dan menengah atas, dengan kriteria sebagai berikut:

IPM IPM IPM

IPM Status Pembangunan ManusiaStatus Pembangunan Manusia Status Pembangunan ManusiaStatus Pembangunan Manusia 100 ---

Tinggi

80 --- Menengah atas

66 --- Menengah bawah

50 ---

Rendah

0 ---

(29)

18 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pelalawan 5.65.65.6

5.6 Konsep dan DefinisiKonsep dan Definisi Konsep dan DefinisiKonsep dan Definisi Angka Buta Huruf (dewasa) Angka Buta Huruf (dewasa)Angka Buta Huruf (dewasa)

Angka Buta Huruf (dewasa): proporsi penduduk berumur 15 tahun ke atas yang tidak dapat membaca dan menulis dalam huruf Latin atau lainnya. Dihitung dengan cara 100 dikurangi dengan angka melek huruf (dewasa).

AAA

Angka harapan hidup pada waktu lahir (engka harapan hidup pada waktu lahir (engka harapan hidup pada waktu lahir (engka harapan hidup pada waktu lahir (e0000)))): perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur.

Paritas daya beli (Purchasing power parity Paritas daya beli (Purchasing power parityParitas daya beli (Purchasing power parity

Paritas daya beli (Purchasing power parity----PPP)PPP)PPP): PPP memungkinkan PPP) dilakukannya perbandingan harga-harga riil antar propinsi dan antar kabupaten, mengingat nilai tukar yang biasa digunakan dapat menurunkan atau menaikkan nilai daya beli yang terukur dari konsumsi perkapita yang telah disesuaikan. Dalam konteks PPP untuk Indonesia, satu rupiah di suatu propinsi memiliki daya beli yang sama dengan satu rupiah di Jakarta. PPP dihitung berdasrkan pengeluaran riil per kapita setelah disesuaikan dengan indeks harga konsumen dan penurunan utilitas marginan yang dihitung dengan rumus Atkinson.

Indeks Daya Beli Indeks Daya BeliIndeks Daya Beli

Indeks Daya Beli: salah satu dari tiga komponen indeks pembangunan manusia yang didasarkan pada paritas daya beli (PPP) disesuaikan dengan rumus Atkitson. Nilai indeks ini berkisar antara 0-100. Detail penghitungan indeks ini disajikan di catatan teknis.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Indeks Harga Konsumen (IHK)Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks Harga Konsumen (IHK): indeks yang menunjukkan perbandingan relatif antara tingkat harga pada saat bulan survei dan tingkat harga pada bulan sebelumnya, yang ditimbang dengan nilai konsumsi pada kedua bulan tersebut. IHK dihitung dengan formula Laspeyres yang dikembangkan.

Indeks IndeksIndeks

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Pembangunan Manusia (IPM)Pembangunan Manusia (IPM): indeks komposit yang tersusun Pembangunan Manusia (IPM) dari tiga indikator: lama hidup yang diukur dengan angka harapan hidup ketika lahir; pendidikan yang diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas; dan standar hidup yang diukur dengan pengeluaran per kapita (PPP Rupiah). Nilai indeks berkisar antara 0-100.

Indeks Pendidikan Indeks PendidikanIndeks Pendidikan

Indeks Pendidikan: salah satu dari tiga komponen indeks pembangunan manusia. Indeks ini didasarkan pada kombinasi angka melek huruf di kalangan penduduk dewasa dan rata-rata lama sekolah.

(30)

19 Nilai indeks tersebut berkisar antara 0-100. Cara penghitungan tersaji di atas.

Rata RataRata

Rata----rata lama sekolahrata lama sekolahrata lama sekolahrata lama sekolah: rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berumur 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Cara perhitungan disajikan di atas.

(31)

Referensi

Dokumen terkait

Objek dalam penelitian ini adalah kualitas soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) berdasarkan analisis validitas, reliabilitas, kesukaran item, daya pembeda

Pada posisi problematis inilah pentingnya penelitian ini dilakukan dan potensi hasil yang daharapkan sesuai dengan Rencana Induk Penelitian Universitas Udayana

Pada hierarki V karakter gaya Cina yaitu terdapat ukiran di daun pintu dengan motif mega mendung yang merupakan campuran budaya Cina dan Cirebon, terdapat relief bunga

Jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan individu, waktu kerja dibatasi oleh banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, peralatan kerja yang kurang mendukung akan mempengaruhi

Tanah yang digunakan untuk menutup lubang bekas penambangan pada TS 1.44 Mapur PT Timah (Persero) Tbk, berasal dari pekerjaan stripping (pengupasan tanah atas),

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

Sebuah penelitian terhadap kasus-kasus ensefalopati bilirubin klasik di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, serta laporan-laporan terbaru tentang neuropati

Sedangkan Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan Perundang-Undangan dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan