Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel di Desa Jeraya Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo
Lampiran 2. Penggunaan dan Biaya Bibit/Benih per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian
- Kentang No.
Sampel
Luas Lahan (Ha)
Jumlah Bibit (Kg)
Harga Bibit/Kg (Rp)
Total/periode (Rp)
Lanjutan Lampiran 2
- Brokoli No.
Sampel
Luas Lahan (Ha)
Jumlah Benih (Bungkus)
Lanjutan Lampiran 2
Jumlah Benih (Bungkus)
Harga Benih (Rp)
Total/periode (Rp)
Lampiran 3. Penggunaan dan Biaya Bibit/Benih per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian
- Kentang
Jumlah Bibit (Kg)
Harga Bibit/Kg (Rp)
Total/periode (Rp)
Lanjutan Lampiran 3
Lanjutan Lampiran 3
Harga Benih (Rp)
Total/periode (Rp)
Lampiran 4. Penggunaan dan Biaya Pupuk per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian
- Kentang
Pupuk Anorganik Pupuk Organik
Lanjutan Lampiran 4
Pupuk Anorganik Pupuk Organik
Lanjutan Lampiran 4
Pupuk Anorganik Pupuk Organik
Lampiran 5. Penggunaan dan Biaya Pupuk per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian
- Kentang
Pupuk Anorganik Pupuk Organik
Lanjutan Lampiran 5
Pupuk Anorganik Pupuk Organik
Lanjutan Lampiran 5
Pupuk Anorganik Pupuk Organik
Lampiran 6. Penggunan dan Biaya Pestisida per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian
- Kentang
Lanjutan Lampiran 6
Victory 80 WP (Kg) Prevathon 50
Lanjutan Lampiran 6 Prevathon 50
sc (ml)
Harga @ Rp.
55000 Saaf 75 WP
Harga @ Rp.
55000/Btl Pantast
Lampiran 7. Penggunan dan Biaya Pestisida per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian
- Kentang
Lanjutan Lampiran 7
Lanjutan Lampiran 7
65000/Btl Pantast
Lampiran 8. Biaya Penyusutan dan Peralatan per Petani/Tahun pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) di Daerah Penelitian
- Kentang
No. Sampel
Luas Lahan (Ha)
Jenis Alat
Cangkul Sprayer Beko
Lanjutan Lampiran 8. Kentang
No. Sampel
Jenis Alat
Total
Sarung Tangan Gembor
Unit Harga (Rp)
Penyusutan (Rp)
Lanjutan Lampiran 8
Jenis Alat
Cangkul Pisau Sprayer
Lanjutan Lampiran 8. Brokoli
No. Sampel
Jenis Alat
Total
Lanjutan Lampiran 8
Jenis Alat
Cangkul Pisau Sprayer
Lanjutan Lampiran 8. Sawi
No. Sampel
Jenis Alat
Total
Penyusutan (Rp) Unit Harga (Rp) Umur Ekonomis
Lampiran 9. Curahan Tenaga Kerja dan Total Biaya Tenaga Kerja per Petani/Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian
- Pengolahan Lahan (Kentang)
Lanjutan Lampiran 9. Kentang - Penanaman
Lanjutan Lampiran 9. Kentang - Penyemprotan
Lanjutan Lampiran 9. Kentang - Pemanenan
Lanjutan Lampiran 9
- Pengolahan Lahan (Brokoli)
Lanjutan Lampiran 9. Brokoli - Penanaman
Lanjutan Lampiran 9. Brokoli - Pemupukan
Lanjutan Lampiran 9. Brokoli - Penyemprotan
Lanjutan Lampiran 9. Brokoli - Penyiangan
Lanjutan Lampiran 9. Brokoli - Pemanenan
Lanjutan Lampiran 9
- Pengolahan Lahan (Sawi)
Lanjutan Lampiran 9. Sawi - Penyemprotan
Lanjutan Lampiran 9. Sawi - Penyiangan
Lanjutan Lampiran 9. Sawi - Pemanenan
Lampiran 10. Curahan Tenaga Kerja dan Total Biaya Tenaga Kerja per Petani/Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian
- Pengolahan Lahan (Kentang)
Lanjutan Lampiran 10. Kentang - Penanaman
Lanjutan Lampiran 10. Kentang - Penyemprotan
Lanjutan Lampiran 10. Kentang - Pemanenan
Lanjutan Lampiran 10
- Pengolahan Lahan (Brokoli)
Lanjutan Lampiran 10. Brokoli - Penanaman
Lanjutan Lampiran 10. Brokoli - Pemupukan
Lanjutan Lampiran 10. Brokoli - Penyemprotan
Lanjutan Lampiran 10. Brokoli - Penyiangan
Lanjutan Lampiran 10. Brokoli - Pemanenan
Lanjutan Lampiran 10
- Pengolahan Lahan (Sawi)
Lanjutan Lampiran 10. Sawi - Penyemprotan
Lanjutan Lampiran 10. Sawi - Penyiangan
Lanjutan Lampiran 9. Sawi - Pemanenan
Lampiran 11. Total Biaya Produksi per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di daerah Penelitian
- Kentang (Sebelum eripsi)
No. Sampel
Luas Lahan
(Ha)
Komponen Biaya
Total Biaya Produksi (Rp) Bibit/Benih Pupuk Pestisida Penyusutan
Peralatan Tenaga Kerja
1 0,23 3.696.000 11.553.000 846.000 161.250 322.500 16.578.750
Total 5,68 90.888.000 272.059.500 17.577.000 3.240.000 6.480.000 390.244.500
Lanjutan Lampiran 11
- Kentang (Sesudah Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan
(Ha)
Komponen Biaya
Total Biaya Produksi (Rp) Bibit/Benih Pupuk Pestisida Penyusutan
Peralatan Tenaga Kerja
1 0,23 5.940.000 12.850.500 1.377.000 161.250 322.500 20.651.250
Total 5,68 146.070.000 302.592.000 28.636.500 3.240.000 6.480.000 487.018.500
Lanjutan Lampiran 11
- Brokoli (Sebelum Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan
(Ha)
Komponen Biaya
Total Biaya Produksi (Rp) Bibit/Benih Pupuk Pestisida Penyusutan
Peralatan Tenaga Kerja
1 0,23 1.200.000 6.279.000 1.170.000 188.750 2.749.500 11.587.250
Total 3,46 16.320.000 98.352.000 19.935.000 2.821.250 44.075.250 181.503.500
Lanjutan Lampiran 11
- Brokoli (Sesudah Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan
(Ha)
Komponen Biaya
Total Biaya Produksi (Rp) Bibit/Benih Pupuk Pestisida Penyusutan
Peralatan Tenaga Kerja
1 0,23 1.476.000 6.654.000 1.377.000 188.750 2.749.500 12.445.250
Total 3,46 20.406.000 104.292.000 22.873.500 2.821.250 44.075.250 195.944.000
Lanjutan Lampiran 11
- Sawi (Sebelum Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan
(Ha)
Komponen Biaya
Total Biaya Produksi Bibit/Benih Pupuk Pestisida Penyusutan
Peralatan Tenaga Kerja
1 0,2 180.000 3.952.500 375.000 203.750 1.568.250 6.279.500
Total 3,88 3.465.000 83.913.000 9.937.500 3.120.000 24.504.750 124.940.250
Lanjutan Lampiran 11
- Sawi (Seseudah Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan
(Ha)
Komponen Biaya
Total Biaya Produksi (Rp) Bibit/Benih Pupuk Pestisida Penyusutan
Peralatan Tenaga Kerja
1 0,2 255.000 5.782.500 441.000 203.750 1.568.250 8.250.500
Total 3,88 4.947.000 119.865.000 11.686.500 3.120.000 24.504.750 164.123.250
Lampiran 12. Produksi dan Penerimaan per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian
- Kentang (Sebelum Erupsi)
No. Sampel Luas Lahan
(Ha) Produksi (Kg)
Harga Jual
(Rp/Kg) Penerimaan (Rp)
Lanjutan Lampiran 12
- Kentang (Sesudah Erupsi)
No. Sampel Luas Lahan
(Ha) Produksi (Kg) Harga Jual (Rp/Kg) Penerimaan (Rp)
1 0,23 23.100 3.633 83.922.300
2 0,25 24.000 3.667 88.008.000
3 0,3 40.500 3.800 153.900.000
4 0,2 24.900 3.900 97.110.000
5 0,24 28.500 3.733 106.390.500
6 0,25 28.200 4.000 112.800.000
7 0,2 15.450 3.800 58.710.000
8 0,3 46.500 3.600 167.400.000
9 0,35 46.500 3.500 162.750.000
10 0,4 48.000 3.700 177.600.000
11 0,6 76.200 3.833 292.074.600
12 0,3 42.000 3.667 154.014.000
13 0,26 33.000 3.633 119.889.000
14 0,2 19.500 3.700 72.150.000
15 0,3 36.000 3.800 136.800.000
16 0,4 41.100 4.000 164.400.000
17 0,25 28.500 3.833 109.240.500
18 0,2 19.500 3.667 71.506.500
19 0,2 19.500 4.000 78.000.000
20 0,25 24.000 3.967 95.208.000
Total 5,68 664.950 75.433 2.501.873.400
Lanjutan Lampiran 12
- Brokoli (Sebelum Erupsi)
No. Sampel Luas Lahan
(Ha) Produksi (Kg)
Harga Jual
(Rp/Kg) Penerimaan (Rp)
Lanjutan Lampiran 12
- Brokoli (Sesudah Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan
(Ha) Produksi (Kg)
Harga Jual
(Rp/Kg) Penerimaan (Rp)
Lanjutan Lampiran 12
- Sawi (Sebelum Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan
(Ha) Produksi (Kg)
Harga Jual
(Rp/Kg) Penerimaan (Rp)
Lanjutan Lampiran 12
- Sawi (Sesudah Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan
(Ha) Produksi (Kg) Harga Jual (Rp/Kg)
Lampiran 15. Total Pendapatan per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian
- Kentang (Sebelum Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan (Ha)
Total Penerimaan (Rp)
Total Biaya Produksi
(Rp) Pendapatan (Rp)
Total 7,85 3.028.366.800 652.371.094 2.375.995.706
Lanjutan Lampiran 15
- Kentang (Sesudah Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan (Ha)
Total Penerimaan (Rp)
Total Biaya Produksi
(Rp) Pendapatan (Rp)
9 0,35 162.750.000 30.974.500 131.775.500
10 0,4 177.600.000 35.860.750 141.739.250
11 0,6 292.074.600 50.812.680 241.261.920
12 0,3 154.014.000 29.003.535 125.010.465
13 0,26 119.889.000 25.458.000 94.431.000
14 0,2 72.150.000 19.885.440 52.264.560
15 0,3 136.800.000 28.109.535 108.690.465
16 0,4 164.400.000 35.676.000 128.724.000
17 0,25 109.240.500 22.446.000 86.794.500
18 0,2 71.506.500 19.153.940 52.352.560
19 0,2 78.000.000 18.403.000 59.597.000
20 0,25 95.208.000 23.047.740 72.160.260
Total 5,68 2.501.873.400 520.260.445 1.981.612.955
Lanjutan Lampiran 15
- Brokoli (Sebelum Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan (Ha)
Total Penerimaan (Rp)
Total Biaya Produksi
(Rp) Pendapatan (Rp)
Total 6,15 1.610.709.300 317.165.713 1.293.543.587
Lanjutan Lampiran 15
- Brokoli (Sesudah Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan (Ha)
Total Penerimaan (Rp)
Total Biaya Produksi
(Rp) Pendapatan (Rp)
Total 3,46 1.196.385.600 196.693.010 999.692.590
Lanjutan Lampiran 15
- Sawi (Sebelum Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan (Ha)
Total Penerimaan (Rp)
Total Biaya Produksi
(Rp) Pendapatan (Rp)
Total 6,9 922.501.260 218.831.434 703.669.826
Lanjutan Lampiran 15
- Sawi (Sesudah Erupsi)
No. Sampel
Luas Lahan (Ha)
Total Penerimaan (Rp)
Total Biaya Produksi
(Rp) Pendapatan (Rp)
Total 3,88 659.644.650 132.419.259 527.225.391
Lampiran 13. Produktivitas Lahan per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitianmu
- Kentang (Sebelum Erupsi)
Lanjutan Lampiran 13
- Kentang (Sesudah Erupsi)
No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) Produktivitas Lahan (Kg/Ha)
1 0,23 23.100 100.435
2 0,25 24.000 96.000
3 0,3 40.500 135.000
4 0,2 24.900 124.500
5 0,24 28.500 118.750
6 0,25 28.200 112.800
7 0,2 15.450 77.250
8 0,3 46.500 155.000
9 0,35 46.500 132.857
10 0,4 48.000 120.000
11 0,6 76.200 127.000
12 0,3 42.000 140.000
13 0,26 33.000 126.923
14 0,2 19.500 97.500
15 0,3 36.000 120.000
16 0,4 41.100 102.750
17 0,25 28.500 114.000
18 0,2 19.500 97.500
19 0,2 19.500 97.500
20 0,25 24.000 96.000
Total 5,68 664.950 2.291.765
Lanjutan Lampiran 13
- Brokoli (Sebelum Erupsi)
No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) Produktivitas Lahan (Kg/Ha)
1 0,4 34.200 85.500
2 0,2 18.000 90.000
3 0,35 27.000 77.143
4 0,4 27.000 67.500
5 0,3 31.500 105.000
6 0,4 25.200 63.000
7 0,2 9.000 45.000
8 0,2 18.000 90.000
9 0,5 36.000 72.000
10 0,35 31.500 90.000
11 0,3 28.800 96.000
12 0,3 27.000 90.000
13 0,2 18.900 94.500
14 0,2 21.600 108.000
15 0,25 22.500 90.000
16 0,2 13.500 67.500
17 0,4 33.300 83.250
18 0,3 27.000 90.000
19 0,2 18.000 90.000
20 0,5 31.500 63.000
Total 6,15 499.500 1.657.393
Lanjutan Lampiran 13
- Brokoli (Sesudah Erupsi)
No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) Produktivitas Lahan (Kg/Ha)
1 0,23 18.000 78.261
2 0,1 8.100 81.000
3 0,2 11.400 57.000
4 0,2 14.400 72.000
5 0,24 16.500 68.750
6 0,2 11.100 55.500
7 0,08 4.500 56.250
8 0,1 6.300 63.000
9 0,25 9.000 36.000
10 0,23 16.200 70.435
11 0,2 12.600 63.000
12 0,2 12.000 60.000
13 0,1 8.100 81.000
14 0,12 12.600 105.000
15 0,16 9.000 56.250
16 0,08 4.500 56.250
17 0,23 15.300 66.522
18 0,2 13.200 66.000
19 0,1 8.100 81.000
20 0,24 16.200 67.500
Total 3,46 227.100 1.340.717
Lanjutan Lampiran 13
- Sawi (Sebelum Erupsi)
No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) Produktivitas Lahan (Kg/Ha)
1 0,4 22.500 56.250
2 0,3 22.050 73.500
3 0,3 23.400 78.000
4 0,2 22.500 112.500
5 0,5 27.000 54.000
6 0,3 22.950 76.500
7 0,4 24.300 60.750
8 0,3 19.800 66.000
9 0,2 13.500 67.500
10 0,4 24.750 61.875
11 0,5 23.400 46.800
12 0,4 18.450 46.125
13 0,5 24.750 49.500
14 0,3 19.800 66.000
15 0,3 18.900 63.000
16 0,4 23.940 59.850
17 0,2 13.500 67.500
18 0,3 25.200 84.000
19 0,3 22.500 75.000
20 0,4 18.720 46.800
Total 6,9 431.910 1.311.450
Lanjutan Lampiran 13
- Sawi (Sesudah Erupsi)
No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) Produktivitas Lahan (Kg/Ha)
1 0,2 11.100 55.500
2 0,2 9.000 45.000
3 0,2 9.600 48.000
4 0,2 11.550 57.750
5 0,24 12.000 50.000
6 0,2 11.100 55.500
7 0,24 16.050 66.875
8 0,2 10.200 51.000
9 0,08 6.000 75.000
10 0,24 11.100 46.250
11 0,2 9.900 49.500
12 0,16 7.500 46.875
13 0,24 9.300 38.750
14 0,2 10.650 53.250
15 0,2 9.300 46.500
16 0,24 9.450 39.375
17 0,08 6.300 78.750
18 0,2 10.200 51.000
19 0,2 9.000 45.000
20 0,16 7.500 46.875
Total 3,88 196.800 1.046.750
Lampiran 14. Jumlah Sayur-mayur Yang Ditawarkan per Tahun (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitianmu
- Kentang (Sebelum Erupsi)
No.
Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Yang Ditawarkan (Kg)
1 0,3 44.985
Lanjutan Lampiran 14
- Kentang (Sesudah Erupsi)
No.
Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Yang Ditawarkan (Kg)
1 0,23 23.089
2 0,25 23.988
3 0,3 40.485
4 0,2 24.890
5 0,24 28.488
6 0,25 28.188
7 0,2 15.440
8 0,3 46.485
9 0,35 46.483
10 0,4 47.980
11 0,6 76.170
12 0,3 41.985
13 0,26 32.987
14 0,2 19.490
15 0,3 35.985
16 0,4 41.080
17 0,25 28.488
18 0,2 19.490
19 0,2 19.490
20 0,25 23.988
Total 5,68 664.669
Lanjutan Lampiran 14
- Berokoli (Sebelum Erupsi)
No.
Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Yang Ditawarkan (Kg)
1 0,4 34.192
2 0,2 17.996
3 0,35 26.993
4 0,4 26.992
5 0,3 31.494
6 0,4 25.192
7 0,2 8.996
8 0,2 17.996
9 0,5 35.990
10 0,35 31.493
11 0,3 28.794
12 0,3 26.994
13 0,2 18.896
14 0,2 21.596
15 0,25 22.495
16 0,2 13.496
17 0,4 33.292
18 0,3 26.994
19 0,2 17.996
20 0,5 31.490
Total 6,15 499.377
Lanjutan Lampiran 14 - Brokoli (Sesudah Erupsi)
No.
Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Yang Ditawarkan (Kg)
1 0,23 17.995
2 0,1 8.098
3 0,2 11.396
4 0,2 14.396
5 0,24 16.495
6 0,2 11.096
7 0,08 4.498
8 0,1 6.298
9 0,25 8.995
10 0,23 16.195
11 0,2 12.596
12 0,2 11.996
13 0,1 8.098
14 0,12 12.598
15 0,16 8.997
16 0,08 4.498
17 0,23 15.295
18 0,2 13.196
19 0,1 8.098
20 0,24 16.195
Total 3,46 227.029
Lanjutan Lampiran 14 - Sawi (Sebelum Erupsi)
No.
Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Yang Ditawarkan (Kg)
1 0,4 22.496
2 0,3 22.047
3 0,3 23.397
4 0,2 22.498
5 0,5 26.995
6 0,3 22.947
7 0,4 24.296
8 0,3 19.797
9 0,2 13.498
10 0,4 24.746
11 0,5 23.395
12 0,4 18.446
13 0,5 24.745
14 0,3 19.797
15 0,3 18.897
16 0,4 23.936
17 0,2 13.498
18 0,3 25.197
19 0,3 22.497
20 0,4 18.716
Total 6,9 431.841
Lanjutan Lampiran 14 - Sawi (Sesudah Erupsi)
No.
Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Yang Ditawarkan (Kg)
1 0,2 11.098
2 0,2 8.998
3 0,2 9.598
4 0,2 11.548
5 0,24 11.998
6 0,2 11.098
7 0,24 16.048
8 0,2 10.198
9 0,08 5.999
10 0,24 11.098
11 0,2 9.898
12 0,16 7.498
13 0,24 9.298
14 0,2 10.648
15 0,2 9.298
16 0,24 9.448
17 0,08 6.299
18 0,2 10.198
19 0,2 8.998
20 0,16 7.498
Total 3,88 196.762
Lampiran 16. Paired Samples Test Produktivitas
- Kentang
Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.
T-TEST PAIRS=produktivitassebelum WITH produktivitassesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Produktivitas Kentang Sebelum
Erupsi 1.5348E5 20 36315.80116 8120.46000
Produktivitas Kentang Sesudah
Erupsi 1.1459E5 20 18938.69103 4234.82006
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Produktivitas Kentang Sebelum
Erupsi & Produktivitas Kentang
Sesudah Erupsi
20 .224 .343
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Produktivitas Kentang Sebelum
Erupsi - Produktivitas Kentang
Sesudah Erupsi
Lampiran 16. Paired Samples Test Produktivitas
- Brokoli
Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.
T-TEST PAIRS=produktivitassebelum WITH produktivitassesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Produktivitas Brokoli Sebelum
Erupsi 8.2870E4 20 15625.59831 3493.99000
Produktivitas Brokoli Sesudah
Erupsi 6.7036E4 20 14181.27389 3171.02924
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Produktivitas Brokoli Sebelum
Erupsi & Produktivitas Brokoli
Sesudah Erupsi
20 .547 .013
Paired Samples Test
Paired Differences
T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Produktivitas Brokoli Sebelum
Erupsi - Produktivitas Brokoli
Sesudah Erupsi
Lampiran 16. Paired Samples Test Produktivitas
- Sawi
Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.
T-TEST PAIRS=produktivitassebelum WITH produktivitassesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Produktivitas Sawi Sebelum
Erupsi 6.5572E4 20 15582.72259 3484.40270
Produktivitas Sawi Sesudah
Erupsi 5.2338E4 20 10512.45345 2350.65605
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Produktivitas Sawi Sebelum
Erupsi & Produktivitas Sawi
Sesudah Erupsi
20 .224 .343
Paired Samples Test
Paired Differences
T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Produktivitas Sawi Sebelum
Erupsi - Produktivitas Sawi
Sesudah Erupsi
Lampiran 17. Paired Samples Test Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan
- Kentang
T-TEST PAIRS=jumlahyangditawarkansebelum WITH jumlahyangditawarkansesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Jumlah Kentang yang
Ditawarkan Sebelum Erupsi 5.6838E4 20 18078.30369 4042.43160
Jumlah Kentang Yang
Ditawarkan Sesudah Erupsi 3.3233E4 20 14341.26531 3206.80441
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Jumlah Kentang yang
Ditawarkan Sebelum Erupsi &
Jumlah Kentang Yang
Ditawarkan Sesudah Erupsi
20 .948 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Jumlah Kentang yang
Ditawarkan Sebelum Erupsi -
Jumlah Kentang Yang
Ditawarkan Sesudah Erupsi
Lampiran 17. Paired Samples Test Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan
- Brokoli
Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.
T-TEST PAIRS=jumlahsayuryangditawarkansebelum WITH jumlahsayuryangditawarkansesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan
Sebelum Erupsi 2.4969E4 20 7332.49663 1639.59609
Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan
Sesudah Erupsi 1.1351E4 20 4050.01326 905.61050
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan
Sebelum Erupsi & Jumlah
Brokoli Yang Ditawarkan
Sesudah Erupsi
20 .835 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan
Sebelum Erupsi - Jumlah
Brokoli Yang Ditawarkan
Sesudah Erupsi
Lampiran 17. Paired Samples Test Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan
- Sawi
Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.
T-TEST PAIRS=jumlahsayuryangditawarkansebelum WITH jumlahsayuryangditawarkansesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan
Sebelum Erupsi 2.1592E4 20 3618.62078 809.14821
Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan
Sesudah Erupsi 9.8381E3 20 2203.50489 492.71867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan
Sebelum Erupsi & Jumlah
Brokoli Yang Ditawarkan
Sesudah Erupsi
20 .708 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan
Sebelum Erupsi - Jumlah
Brokoli Yang Ditawarkan
Sesudah Erupsi
Lampiran 18. Paired Samples Test Pendapatan
- Kentang
Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.
T-TEST PAIRS=pendapatansayursebelum WITH pendapatansayursesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pendapatan Kentang Sebelum
Erupsi 1.1880E8 20 4.66311E7 1.04270E7
Pendapatan Kentang Sesudah
Erupsi 9.9081E7 20 4.62399E7 1.03395E7
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pendapatan Kentang Sebelum
Erupsi & Pendapatan Kentang
Sesudah Erupsi
20 .891 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Pendapatan Kentang Sebelum
Erupsi - Pendapatan Kentang
Sesudah Erupsi
Lampiran 18. Paired Samples Test Pendapatan
- Brokoli
T-TEST PAIRS=pendapatansayursebelum WITH pendapatansayursesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pendapatan Brokoli Sebelum
Erupsi 6.4677E7 20 2.20900E7 4.93948E6
Pendapatan Brokoli Sesudah
Erupsi 4.9985E7 20 1.93278E7 4.32182E6
Paired Samples Test
Paired Differences
T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Pendapatan Brokoli Sebelum
Erupsi - Pendapatan Brokoli
Sesudah Erupsi
1.46925E7 1.12594E7 2.51767E6 9.42301E6 1.99621E7 5.836 19 .000
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pendapatan Brokoli Sebelum
Erupsi & Pendapatan Brokoli
Sesudah Erupsi
Lampiran 18. Paired Samples Test Pendapatan
- Sawi
T-TEST PAIRS=pendapatansayursebelum WITH pendapatansayursesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet0]
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pendapatan Sawi Sebelum
Erupsi 3.5183E7 20 9.23373E6 2.06472E6
Pendapatan Sawi Sesudah
Erupsi 2.6361E7 20 7.40394E6 1.65557E6
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pendapatan Sawi Sebelum
Erupsi & Pendapatan Sawi
Sesudah Erupsi
20 .387 .092
Paired Samples Test
Paired Differences
T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Pendapatan Sawi Sebelum
Erupsi - Pendapatan Sawi
Sesudah Erupsi
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 2001. Ilmu Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Aninomous. 2014. Syarat Tumbuh Tanaman.
BPTP Sumatera Utara. 2014. Rekomendasi Kebijakan Mitigasi Erupsi Sinabung. Balitjestro.litbang.pertanian.go.id/id/694.html. Akses tanggal 8 Desember 2014. Medan.
Dinas Pertanian Sumatera Utara. 2010. Statistik Pertanian 2010. Medan.
Fredy, M. 2010. Analisis Biaya dan Penetapan Harga Jual Produk Sebagai Alat Bantu Dalam Perencanaan Laba CV. Mulia Kasa. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah. Pekalongan.
Ginting, Bil Bela. 2012. Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi di Desa Kutarayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Skripsi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Karo, Sartika. 2014. Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi di Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Skripsi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Miraza, Bachtiar Hassan. 2010. Perdagangan Sayur Hortikultura.
Januari 2015. Medan.
Nahaba, Budi. 2014. VOA Indonesia: Gunung Sinabung Kembali Meletus, Sebagian Warga Masih Mengungsi.
9 Desember 2014. Medan.
Pujianto, Andi. 2013. Pengertian Penawaran dan Faktor yang Mempengaruhinya Desember 2014. Medan.
Sirait, Lilis. 2009. Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja, Produktivitas, Dan Pendapatan Petani Sayur Mayur Di Kabupaten Karo. Skripsi Departemen Agribisnis. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo. Jakarta
Sofyan, A. 2006. Manajemen Produksi dan Operasi. Rajawali Pers. Jakarta.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Supriana, T. 2013. Metode Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Diktat Kuliah. Medan.
Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
Susanto, 2013. Tabel Kandungan Gizi Pada Sayuran.
prakaryasmp.blogspot.com/2013/10/tabel-kandungan-gizi-pada-sayuran.html?m=1.
Wikipedia. 2014. Gunung Sinabung. Akses pada tanggal 15 Januari 2015. Medan.
Syahza, A. 2007. Model Pemasaran Produk Pertanian Berbasis Agribisnis Sebagai Upaya Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan. Lembaga Penelitian Universitas Riau. Pekanbaru.
Trisni. 2013. Dampak erupsi Merapi Terhadap Pendapatan Petani Salak Nglumut di Desa Kaliurang Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Desember 2014. Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditetapkan secara purposive sampling yaitu dilakukan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang telah dibuat terhadap
obyek yang disesuaikan dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2010). Penelitian
dilakukan di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Daerah
ini dipilih karena merupakan salah satu sentra produksi sayur-mayur di
Kecamatan Simpang Empat dan termasuk daerah yang terkena dampak erupsi
Gunung Sinabung dengan jarak lokasi ± 5 km dari kaki Gunung Sinabung.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang mengusahakan
sayur-mayur (Kentang, Brokoli, Sawi) di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang
Empat, Kabupaten Karo. Jumlah populasi petani sayur-mayur dalam penelitian ini
sebanyak 156 KK. Penentuan sampel dilakukan secara simple random sampling,
yakni proses pengambilan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu per
satu secara acak (semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih)
dimana jika sudah terpilih, tidak dapat dipilih lagi (Sugiyono, 2010).
Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini dihitung terlebih dahulu
agar dapat mewakili populasi. Rumus yang digunakan untuk menentukan besar
sampel adalah rumus Slovin (Supriana, 2013) sebagai berikut:
� = �
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Jumlah populasi
e = Batas toleransi kesalahan (error) sebesar 10%
Hasil perhitungan:
� = 156
1 + 156(0,1)2
� = 156 2,56 � = 60 sampel
Dengan demikian besar sampel yang diperoleh sebanyak 60 sampel.
3.3 Metode Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan mempergunakan
daftar pertanyaan/kuesioner kepada responden serta pengamatan secara langsung.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo dan instansi lainnya serta literatur yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk membuktikan hipotesis (1),
(2), dan (3) adalah metode komparatif. Metode ini adalah sejenis metode
deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat,
dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu
fenomena tertentu. Jadi metode komparatif adalah jenis metode yang digunakan
jumlah sayur-mayur yang ditawarkan dan pendapatan petani sayur-mayur di Desa
Jeraya, Kecamatan Simpang Empat sebelum dan sesudah terjadinya erupsi
gunung sinabung. Maka untuk melihat perbandingan produktivitas, jumlah
sayur-mayur yang ditawarkan dan pendapatan petani sayur-sayur-mayur tersebut akan
dilakukan uji paired sample T-test dengan alat bantu SPSS.
Uji perbedaan rata-rata dua sampel berpasangan atau uji paired sample t
test digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan rata- rata untuk dua sampel
bebas (independent) yang berpasangan. Adapun yang dimaksud berpasangan
adalah data pada sampel kedua merupakan perubahan atau perbedaan dari data
sampel pertama atau dengan kata lain sebuah sampel dengan subjek sama
mengalami dua perlakuan.
Kriteria pengambilan keputusan menggunakan nilai signifikan/P-Value:
Jika nilai signifikan/P-Value > 0,05 ; maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika nilai signifikan/P-Value < 0,05 ; maka H0 ditolak dan H1 diterima
Hipotesis yang diajukan adalah:
• H0 : Tidak ada perbedaan yang nyata produktivitas sayur-mayur (kentang,
brokoli, dan sawi) sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
H1 : Ada perbedaan yang nyata produktivitas sayur-mayur (kentang, brokoli,
dan sawi) sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
• H0 : Tidak ada perbedaan yang nyata jumlah sayur-mayur (kentang, brokoli,
dan sawi) yang ditawarkan sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
H1 : Ada perbedaan yang nyata jumlah sayur-mayur (kentang, brokoli, dan
• H0 : Tidak ada perbedaan yang nyata pendapatan petani sayur-mayur
(kentang, brokoli, dan sawi) sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
H1 : Ada perbedaan yang nyata pendapatan petani sayur-mayur (kentang,
brokoli, dan sawi) sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
3.5 Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan penafsiran, maka dibuatlah
beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1 Definisi
1. Dampak adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu keadaan atau kondisi,
dalam hal ini dilihat bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap
penawaran sayur-mayur di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat.
2. Sebelum erupsi Gunung Sinabung adalah keadaan produktivitas, jumlah
sayur-mayur yang ditawarkan, dan pendapatan pada tahun 2012.
3. Sesudah erupsi Gunung Sinabung adalah keadaan produktivitas, jumlah
sayur-mayur yang ditawarkan, dan pendapatan pada tahun 2014.
4. Jumlah sayur-mayur yang ditawarkan adalah banyaknya jumlah sayur-mayur
(kentang, brokoli, dan sawi) yang ditawarkan oleh petani kepada konsumen
(Kg).
5. Produktivitas adalah jumlah produksi sayur-mayur per luas lahan dalam
setahun (Kg/Ha).
6. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi sayur-mayur dalam satu hektar per
3.5.2 Batasan Operasional
Batasan operasional dari penelitian ini adalah:
1. Daerah penelitian dilakukan di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat,
Kabupaten Karo.
2. Penelitian dilakukan pada bulan Februari - April tahun 2015.
3. Sampel penelitian adalah petani sayur-mayur khususnya kentang, brokoli, dan
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN
4.1. Deskripsi Daerah Penelitan
4.1.1. Letak Geografis, Batas Wilayah dan Luas Wilayah
Desa Jeraya merupakan salah satu dari 17 Desa di Kecamatan Simpang
Empat Kabupaten Karo. Luas wilayah Desa Jeraya adalah 130,5 Ha atau 2,83
Km2. Secara astronomis Desa Jeraya berada pada kordinat 20 50’ – 030 19’ LU dan
970 55’ – 980 38’ BT. Secara umum keadaan topografi Desa Jeraya merupakan
daerah perbukitan/dataran tinggi dengan topografi bergelombang. Desa Jeraya
berada pada ketinggian sekitar 950m – 1.400m dpl. Iklim di Desa Jeraya secara
umum sama dengan iklim di wilayah-wilayah Indonesia yang memiliki musim
penghujan dan kemarau. Temperatur udara di Desa ini berkisar 160C – 270C. Hal
tersebut berpengaruh terhadap aktivitas penduduk, vegetasi dan pola tanam yang
ada di Desa Jeraya Kecamatan Simpang Empat.
Secara administratif Desa Jeraya berbatasan dengan:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Berastepu Kecamatan Simpang
Empat
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Surbakti Kecamatan Simpang
Empat
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Perteguhan Kecamatan Simpang
Empat
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pintubesi Kecamatan Simpang
4.2 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Jeraya tahun 2015 tercatat sebanyak 551 jiwa atau
156 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 279 jiwa laki-laki dan 272 jiwa
perempuan. Keadaan penduduk berdasarkan kelompok jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel 8 berikut:
Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Jeraya Tahun 2014
No Kelompok Umur Jumlah Penduduk (Jiwa) Presentase (%)
1. 0 – 4 25 4.54
2. 5 – 9 35 6.36
3. 10 – 14 39 7.08
4. 15 – 19 45 8.17
5. 20 – 24 70 12.71
6. 25 – 29 57 10.34
7. 30 – 34 62 11.25
8. 35 – 39 47 8.54
9. 40 – 44 45 8.17
10. 45 – 49 52 9.44
11. 50 – 54 32 5.81
12. 55 – 59 22 3.99
13. 60 – 64 4 0.72
14. 65 – 69 6 1.08
15. 70 – 74 6 1.08
16. 75+ 4 0.72
Jumlah 551 100.00
Dari tabel 8, menunjukkan bahwa penduduk Desa Jeraya dengan
kelompok umur usia kerja 20-59 tahun mempunyai proporsi yang terbesar yaitu
sebanyak 439 jiwa (70,25%), disusul dengan kelompok umur 0-19 tahun yaitu
sebesar 144 jiwa (26,15%), sedangkan kelompok umur > 60 tahun memiliki
jumlah penduduk terkecil yakni 20 jiwa (3,6%).
Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Jeraya Tahun 2014
No Tingkat Pendidikan Formal Jumlah Penduduk (Jiwa) Presentase (%)
1. Tidak Tamat SD 30 5.44
2. SD 99 17.96
3. SMP 189 34.30
4. SMA 213 38.65
5. Perguruan Tinggi 20 3.62
Jumlah 551 100.00
Sumber: Kantor Kepala Desa Jeraya 2014
Dari tabel 9 menunjukkan bahwa distribusi penduduk Desa Jeraya dengan
tingkat pendidikan tamat SMA berjumlah 213 jiwa dan sekaligus memiliki nilai
persentase tertinggi sebesar 38.65%. Dilanjutkan dengan tingkat pendidikan SMP
berjumlah 189 jiwa dengan persentase 34.30%, tingkat pendidikan SD sebesar 99
jiwa dengan persentase 17.96 %, tingkat pendidikan SD sebesar 30 jiwa dengan
persentase 5.44% dan tingkat pendidikan sarjana sebesar 20 jiwa dan sekaligus
4.2.1 Perekonomian Desa
Sebagai daerah penelitian pada umumnya sumber mata pencaharian
penduduk di Desa Jeraya ada pada sektor pertanian.komposisi penduduk Desa
Jeraya menurut sumber mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 10, berikut ini:
Tabel 10. Distribusi Penduduk Menurut Sumber Mata Pencaharian di Desa Jeraya Tahun 2014
No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Presentase (%)
1. Pertanian 324 58.80
2. Industri Rumah Tangga 18 3.26
3. PNS/ABRI 10 1.81
4. Lain-lain 16 2.90
5. Tidak/Belum Bekerja 182 33.03
Jumlah 551 100.00
Sumber: Kantor Kepala Desa Jeraya, 2014
Dari tabel 10 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di Desa Jeraya
memiliki mata pencaharian sebagai petani sebanyak 324 jiwa dengan persentase
58.80%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian berpengaruh kepada
sektor pertanian.
4.3 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di Desa Jeraya saat ini dapat dinilai telah cukup
memadai. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang telah tersedia baik
sarana angkutan, sarana pendidikan dan sarana sosial. Dari uraian diatas dapat
diketahui bahwa petani tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh sarana
produksi dan penjualan hasil karena sarana transportasi sudah cukup tersedia.
Tabel 11. Sarana dan Prasarana Umum di Desa Jeraya Tahun 2014
No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
1. Balai Desa 1
Sumber: Kantor Kepala Desa Jeraya, 2014
Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa balai desa di Desa Jeraya
terdapat 1 unit Balai Desa, 1 unit Polindes, 1 unit Mesjid, 2 unit Gereja, 1 unit
Kantor Kepala Desa, 1 unit Posyandu, 1 unit Poskesdes, dan 1 unit Pustu.
4.3.1 Disrtibusi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut
Penduduk Desa Jeraya menganut 3 (tiga) agama yaitu Islam, Kristen
Protestan dan Khatolik. Kehidupan beragama di Desa Jeraya secara umum
berlangsung harmonis. Distribusi penduduk menurut agama yang dianut dapat
dilihat jelas pada tabel 12 dibawah ini:
Tabel 12. Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Tahun 2014 No. Agama Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)
1. Kristen Protestan 250 45.38
2. Kristen Khatolik 189 34.30
3. Islam 112 20.32
Jumlah 551 100.00
Sumber : Kantor Kepala Desa Jeraya 2014
Penduduk Desa Jeraya menganut agama Kristen Protestan sebesar 250
jiwa (45.38% dari total penduduk di Desa Jeraya), agama Khatolik sebesar 189
jiwa (34.30% dari total penduduk Desa Jeraya) dan agama Islam sebesar 112 jiwa
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produktivitas Sayur-Mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Di Lokasi Penelitian Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung
Pada penelitian ini yang dilihat adalah bagaimana dampak erupsi Gunung
Sinabung terhadap produktivitas petani. Menurut Soekartawi (2002), kesuburan
lahan pertanian menentukan produktivitas lahan dimana lahan yang subur akan
menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari pada lahan yang tingkat
kesuburannya rendah. Produktivitas lahan juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
unsur hara pada suatu lahan serta kondisi lokasi dan iklim lahan tersebut. Maka,
produktivitas lahan adalah berupa variabel struktur tanah, tekstur tanah,
kandungan unsur hara dan kondisi agroklimat lahan tersebut.
Produktivitas dalam hal ini merupakan pembagian antara produksi yang
diperoleh dengan luas lahan. Produktivitas petani sayuran (kentang, brokoli dan
sawi) sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung di Desa Jeraya Kecamatan
Simpang Empat Kabupaten Simalungun diketahui dengan melihat
jawaban-jawaban responden terhadap kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan. Oleh karena itu diambil data sebelum dan sesudah erupsi, agar dapat
diketahui dampak yang terjadi di lapangan.
5.1.1 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produktivtas Sayur Kentang
Kentang merupakan tanaman ubi-ubian dan tergolong tanaman setahun.
Bentuk kentang sesungguhnya menyemak dan bersifat menjalar. Batangnya
berbentuk segi empat, panjangnya mencapai 50-120 cm dan tidak berkayu. Batang
kentang juga memiliki organ umbi. Umbi tersebut berasal dari cabang samping
yang masuk kedalam tanah. Cabang ini merupakan tempat menyimpan
karbohidrat sehingga membengkak dan bisa dimakan. Umbi bisa mengeluarkan
tunas dan nantinya akan membentuk cabang-cabang baru (Setiadi, 2009).
Berdasarkan warna kulit dan daging umbi, terdapat tiga golongan kentang
yaitu kentang kuning, kentang putih, dan kentang merah. Kentang kuning
memiliki kulit dan daging umbi berwarna kuning. Yang termasuk kelompok
kentang kuning adalah varietas Pattrones, Katella, Cosima, Cipanas, Granola dan
lain-lain. Kentang putih memiliki kulit dan umbi berwarna putih. Varietas yang
termasuk kelompok kentang putih adalah Donata, Radosa, dan Sebago. Kentang
merah berkulit merah dengan daging umbi berwarna kuning. Varietasnya Red
Pontiac, Arka, dan Desiree. Jenis kentang yang diteliti saat ini adalah jenis
kentang yang berwarna kuning. Jenis kentang ini merupakan salah satu yang
paling disenangi karena memiliki rasa enak, gurih, empuk, dansedikit berair.
Kandungan yang ada dalam kentang terdiri dari 70% nutrisi dan 30%
zat-zat lain. Zat-zat-zat lain berupa
potasium,
dijadikan patokan menu makan sehari-hari untuk mengkonsumsi nya karena baik
bagi kesehatan dalam tubuh.
Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah penghasil tanaman kentang
terbesar di Indonesia khususnya di Sumatera. Daerah tersebut dapat memproduksi
sayur kentang sekitar 30ton/ha setiap tahunnya. Namun, setelah terjadi bencana
meletusnya Gunung Sinabung sejak tahun 2010 yang merupakan letusan terbesar,
penurunan produksi pada sayur kentang. Luas lahan menghilang akibat tertutupi
material dari abu vulkanik. Tabel 13 menyajikan produktivitas kentang sebelum
dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
Tabel 13. Produktivitas Kentang Sebelum (Tahun 2012) dan Sesudah (Tahun 2014) Erupsi Gunung Sinabung
No. Uraian
Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi
Total Rataan Total Rata-rata
1. Luas Panen (Ha) 7,85 0,3925 5,68 0,284
2. Produksi (Kg) 1.137.150 56.858 664.950 33.248 3. Produktivitas (Kg/Ha) 3.069.546 153.477 2.291.765 114.588 Sumber: Data primer diolah, lampiran 12
Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa luas panen kentang berubah setelah
terjadinya erupsi Gunung Sinabung. Luas lahan di desa penelitian sebagian
tertutupi material dari debu vulkanik yaitu sekitar 50% sehingga mengalami gagal
panen. Seperti luas panen kentang sebelum erupsi yaitu seluas 7,85 ha dan setelah
erupsi luasan ini terpangkas menjadi 5,68 ha. Hal ini jelas akan berdampak pada
hasil produksi dan jumlah produktivitas.
Erupsi Gunung Sinabung juga membawa pengaruh yang besar terhadap
hasil produksi dan jumlah produktivitas pada tanaman sayuran. Selain karena luas
lahan yang berkurang, perubahan tersebut juga dapat dipengaruhi karena adanya
kerusakan pada tanaman. Tanaman kentang tertutupi abu vulkanik yang
mengakibatkan kentang susah untuk berkembang sehingga hasil panennya
5.1.2 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produktivitas Brokoli
Brokoli (Brassica oleracea L.) merupakan tanaman sayuran sub tropik
yang banyak dibudidayakan di Eropa dan Asia. Tanaman brokoli termasuk cool
season crop, sehingga cocok ditanam pada daerah pegunungan (dataran tinggi),
yang beriklim sejuk. Di Indonesia, tanaman brokoli sebagai sayuran
dibudidayakan secara luas pada daerah tinggi seperti Bukit Tinggi (Sumatera
Barat), Karo (Sumatera Utara), Pangalengan (Jawa Barat), dan Sumber Brantas
(Jawa Timur). Pada mulanya bunga brokoli dikenal sebagai sayuran daerah
beriklim dingin (sub tropis), sehingga di Indonesia cocok ditanam di dataran
tinggi antara 1.000 – 2.000 meter dari atas permukaan laut (dpl) yang suhu
udaranya dingin dan lembab. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan
produksi sayuran ini antara 15,5 - 18°C, dan maksimum 24°C.
(Muslim, 2009).
Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah dataran tinggi di Indonesia
yang membudidayakan sayuran. Pemasok sayuran terbesar untuk Sumatera adalah
dari Kabupaten Karo. Namun akibat erupsi Gunung Sinabung, produktivitas sayur
menurun. Semua lapisan, meskipun secara tidak langsung tetapi dampaknya
meluas, baik dari segi ekonomi, pertanian, peternakan, pemukiman, kesehatan dan
Tabel 14. Produktivitas Brokoli Sebelum (Tahun 2012) dan Sesudah (Tahun 2014) Erupsi Gunung Sinabung
No. Uraian
Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi
Total Rataan Total Rataan
1. Luas Panen (Ha) 6,15 0,3075 3,46 0,173
2. Produksi (Kg) 499.500 24.975 227.100 11.355 3. Produktivitas (Kg/Ha) 1.657.393 82.870 1.340.717 67.036 Sumber: Data primer diolah, lampiran 12
Dari tabel 14 dapat dijelaskan bahwa rata-rata produktivitas sayur brokoli
sesudah erupsi mengalami penurunan15.834kg/ha. Kerusakan lahan yang ringan
maupun berat memberi dampak yang cukup luas terhadap produktivitas sayur
yang ada di Karo.
5.1.3 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produktivitas Sawi
dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar
maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang
mirip satu sama lain.Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi
hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso,
caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok
pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi
asinan.Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sawi
sayur (untuk membedakannya dengan caisim).
Desa Jeraya merupakan salah satu desa di Kabupaten Karo yang menanam
sayuran sawi jenis sawi putih. Sekitar 3,88 hektar luas lahan yang ada di Desa
terjadi bencana letusan Gunung Sinabung mulai tahun 2010. Letusan Gunung
Sinabung membawa dampak yang besar terhadap tanaman sayuran yang ada
disana khususnya sayur sawi. Karena morfologi sayur sawi yang bertumbuh di
pemukaan tanah mengakibatkan dampak yang terjadi sangat nyata. Debu vulkanik
sudah menutupi sayur sawi sehingga bentuk sayur menyusut karena panas dan
mengakibatkan petani menjadi gagal panen. Berikut disajikan tabel 15
produktivitas sawi sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
Tabel 15. Produktivitas Sawi Sebelum (Tahun 2012) dan Sesudah (Tahun 2014) Erupsi Gunung Sinabung
No. Uraian
Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi Total Rataan Total Rataan
1. Luas Panen (Ha) 6,9 0,345 3,88 0,194
2. Produksi (Kg) 431.910 21.596 196.800 9.840 3. Produktivitas (Kg/Ha) 1.311.450 65.573 1.046.750 52.338 Sumber: Data primer diolah, lampiran 12
Dari tabel 15 dapat diketahui bahwa rata-rata produktivitas sayur sawi
mengalami penurunan sebesar 13.235 kg/ha. Tidak seperti tanaman kentang yang
pertumbuhannya didalam tanah, sayur sawi yang tumbuh di permukaan tanah,
tanamanlangsung menyentuh abu vulkanik sehingga tanaman menyusut akibat
lahar panas.
Untuk melihat perbedaan produktivitas kentang, brokoli dan sawi sebelum
dan sesudah erupsi Gunung Sinabung maka di analisis dengan menggunakan
Tabel 16. Hasil Uji Beda Rata –rata T-test Produktivitas Sayur –mayur Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung
Uraian Komoditi
Paired Differences
Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean T Df Sig.
Produktivitas Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung
Kentang 3.88890E4 37012.57494 8276.26336 4.699 19 .000 Brokoli 1.58338E4 14240.15079 3184.19452 4.973 19 .000 Sawi 1.32350E4 16733.19739 3741.65668 3.537 19 .002
Sumber: Data primer, diolah
Pada output Paired Samples Test dapat di interpretasikan seperti berikut:
Sig. = 0.000 α = 0.05
Keputusan Uji:
Karena nilai Sig. < α maka keputusannya adalah H0ditolak.
Jadi dengan tingkat signifikansi 5% didapatkan kesimpulan rata-rata
produktivitas sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung adalah ada perbedaan
yang nyata pada produktivitas kentang, brokoli dan sawi sebelum dan sesudah
5.2 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur-Mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Yang Ditawarkan Di Lokasi Penelitian Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung
Pada penelitian ini yang dilihat adalah bagaimana dampak erupsi Gunung
Sinabung terhadap jumlah sayur-mayur yang ditawarkan. Oleh karena itu diambil
data sebelum dan sesudah erupsi, agar dapat diketahui dampak yang terjadi di
lapangan. Jumlah sayur-mayur yang ditawarkan yaitu jumlah sayur yang
ditawarkan petani ke pasar.
Untuk lebih jelasnya, mengenai dampak erupsi Gunung Sinabung sebelum
dan sesudah terhadap jumlah sayur-mayur yang ditawarkan (kentang, brokoli dan
sawi) di Desa Jeraya Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Simalungun dapat
dijelaskan sebagai berikut.
5.2.1 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur Kentang Yang Ditawarkan
Pasokan beragam hortikultura sejak erupsi Sinabung menurun cukup
drastis. Biasanya tiap hari mencapai 600 ton lebih/hari aneka hortikultura
dipasarkan di pajak, kini tinggal 200 ton/hari. Data ini sesuai jumlah timbangan
sekitar 30 buah di lokasi pajak yang berpusat di pasar. Penurunan ini tidak hanya
bersumber dari wilayah zona merah, tapi juga meliputi berbagai wilayah di luar
zona merah, radius 5 km dari gunung Sinabung.
Kerusakan tanaman sayur-mayur akibat abu vulkanik dan awan panas juga
meliputi wilayah-wilayah di luar zona merah dan termasuk wilayah di luar
wilayah Tanah Karo.Banyak petani gagal panen atau memaksa panen lebih awal
akibat kerusakan batang atau rusak akibat mati karena pucuk layu. Seperti
kentang, kalau daun sudah terkena awan panas atau abu vulkanik, dalam waktu
kematangan sampai masa panen usia 90 hari.Usia kentang masih berusia 40 hari,
namun karena kena abu vulkanik, batang rusak sehingga tidak bisa mencapai usia
90 hari untuk masa panen.
Tabel 17. Jumlah Kentang Yang Ditawarkan Sebelum (Tahun 2012) dan Sesudah (Tahun 2014) Erupsi Gunung Sinabung
No. Uraian
Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi
Total Rataan Total Rataan
1. Luas Panen (Ha) 7,85 0,3925 5,68 0,284
2. Produksi (Kg) 1.137.150 56.858 644.950 33.247 3. Jumlah Yang Ditawarkan (Kg) 1.136.759 56.838 664.669 33.233 Sumber: Data primer diolah, lampiran 13
Dari tabel 17 diketahui data rata-rata jumlah sayur kentang yang
ditawarkan sebelum dan sesudah erupsi. Jumlah yang ditawarkan adalah jumlah
yang dijual ke pedagang setelah memangkasnya terlebih dahulu untuk
dikonsumsi. Bukan hanya dikonsumsi petani tersebut, tetapi juga dibagikan
kepada para tetangga untuk ucapan syukur dan terimakasih. Petani memangkas
hasil produksinya sejumlah 50 kg/ha per periode. Lalu sisanya ditawarkan ke
pedagang yang ada dipasar. Namun, dampak erupsi Gunung Sinabung sangat
mempengaruhi jumlah produksi sayur-mayur karena abu vulkanik yang merusak
tanaman sehingga jumlah sayur kentang yang ditawarkan juga menurun 23.605 kg
dari sebelumnya.
5.2.2 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur Brokoli Yang Ditawarkan
Dinas Pertanian Sumatera Utara mengakui hampir seluruh areal tanaman
Merdeka, Berastagi, Dolat Rakyat dan Barus Jaherusak oleh abu vulkanik letusan
Gunung Sinabung, Kabupaten Karo.Dari luas tanaman sayur-sayuran di enam
kawasan itu yang seluas 3.863 hektar, yang terganggu ada 3.589 hektar. Gangguan
itu menjadi perhatian serius Dinas Pertanian Karo.
Gangguan terjadi karena debu vulkanik dan bahan materail lainnya dari
Gunung Sinabung menutupi daun tanaman dan areal pertanaman sayuran.Produksi
yang terganggu ditambah pemanenan yang juga terganggu tentu saja membuat
pasokan di pasar menjadi berkurang.
Tabel 18. Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan Sebelum (Tahun 2012) dan Sesudah (Tahun 2014) Erupsi Gunung Sinabung
No. Uraian
Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi
Total Rata-rata Total Rata-rata
1. Luas Panen (Ha) 6,15 0,3075 3,46 0,173
2. Produksi (Kg) 499.500 24.975 227.100 11.355 3. Jumlah Yang Ditawarkan (Kg) 499.377 24.969 227.029 11.351 Sumber: Data primer diolah, lampiran 13
Tidak hanya sayur kentang, jumlah sayur brokoli yang ditawarkan ke
pasaran juga mengalami penurunan sesudah erupsi Gunung Sinabung yaitu
sebesar 13.618 kg. Karena faktanya hampir seluruh tanaman holtikultura
mengalami kerusakan akibat erupsi Gunung Sinabung. Petani memangkas
produksinya sebelum ditawarkan ke pasar sebesar 20kg/ha per periode.
5.2.3 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur Sawi yang Ditawarkan
Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara hingga saat