• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan (Kentang, Brokoli, Sawi) Di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan (Kentang, Brokoli, Sawi) Di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel di Desa Jeraya Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

(2)
(3)
(4)

Lampiran 2. Penggunaan dan Biaya Bibit/Benih per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian

- Kentang No.

Sampel

Luas Lahan (Ha)

Jumlah Bibit (Kg)

Harga Bibit/Kg (Rp)

Total/periode (Rp)

(5)

Lanjutan Lampiran 2

- Brokoli No.

Sampel

Luas Lahan (Ha)

Jumlah Benih (Bungkus)

(6)

Lanjutan Lampiran 2

Jumlah Benih (Bungkus)

Harga Benih (Rp)

Total/periode (Rp)

(7)

Lampiran 3. Penggunaan dan Biaya Bibit/Benih per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian

- Kentang

Jumlah Bibit (Kg)

Harga Bibit/Kg (Rp)

Total/periode (Rp)

(8)

Lanjutan Lampiran 3

(9)

Lanjutan Lampiran 3

Harga Benih (Rp)

Total/periode (Rp)

(10)

Lampiran 4. Penggunaan dan Biaya Pupuk per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian

- Kentang

Pupuk Anorganik Pupuk Organik

(11)

Lanjutan Lampiran 4

Pupuk Anorganik Pupuk Organik

(12)

Lanjutan Lampiran 4

Pupuk Anorganik Pupuk Organik

(13)

Lampiran 5. Penggunaan dan Biaya Pupuk per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian

- Kentang

Pupuk Anorganik Pupuk Organik

(14)

Lanjutan Lampiran 5

Pupuk Anorganik Pupuk Organik

(15)

Lanjutan Lampiran 5

Pupuk Anorganik Pupuk Organik

(16)

Lampiran 6. Penggunan dan Biaya Pestisida per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian

- Kentang

(17)

Lanjutan Lampiran 6

Victory 80 WP (Kg) Prevathon 50

(18)

Lanjutan Lampiran 6 Prevathon 50

sc (ml)

Harga @ Rp.

55000 Saaf 75 WP

Harga @ Rp.

55000/Btl Pantast

(19)

Lampiran 7. Penggunan dan Biaya Pestisida per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian

- Kentang

(20)

Lanjutan Lampiran 7

(21)

Lanjutan Lampiran 7

65000/Btl Pantast

(22)

Lampiran 8. Biaya Penyusutan dan Peralatan per Petani/Tahun pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) di Daerah Penelitian

- Kentang

No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Jenis Alat

Cangkul Sprayer Beko

(23)

Lanjutan Lampiran 8. Kentang

No. Sampel

Jenis Alat

Total

Sarung Tangan Gembor

Unit Harga (Rp)

Penyusutan (Rp)

(24)

Lanjutan Lampiran 8

Jenis Alat

Cangkul Pisau Sprayer

(25)

Lanjutan Lampiran 8. Brokoli

No. Sampel

Jenis Alat

Total

(26)

Lanjutan Lampiran 8

Jenis Alat

Cangkul Pisau Sprayer

(27)

Lanjutan Lampiran 8. Sawi

No. Sampel

Jenis Alat

Total

Penyusutan (Rp) Unit Harga (Rp) Umur Ekonomis

(28)

Lampiran 9. Curahan Tenaga Kerja dan Total Biaya Tenaga Kerja per Petani/Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian

- Pengolahan Lahan (Kentang)

(29)

Lanjutan Lampiran 9. Kentang - Penanaman

(30)
(31)

Lanjutan Lampiran 9. Kentang - Penyemprotan

(32)
(33)

Lanjutan Lampiran 9. Kentang - Pemanenan

(34)

Lanjutan Lampiran 9

- Pengolahan Lahan (Brokoli)

(35)

Lanjutan Lampiran 9. Brokoli - Penanaman

(36)

Lanjutan Lampiran 9. Brokoli - Pemupukan

(37)

Lanjutan Lampiran 9. Brokoli - Penyemprotan

(38)

Lanjutan Lampiran 9. Brokoli - Penyiangan

(39)

Lanjutan Lampiran 9. Brokoli - Pemanenan

(40)

Lanjutan Lampiran 9

- Pengolahan Lahan (Sawi)

(41)
(42)
(43)

Lanjutan Lampiran 9. Sawi - Penyemprotan

(44)

Lanjutan Lampiran 9. Sawi - Penyiangan

(45)

Lanjutan Lampiran 9. Sawi - Pemanenan

(46)

Lampiran 10. Curahan Tenaga Kerja dan Total Biaya Tenaga Kerja per Petani/Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian

- Pengolahan Lahan (Kentang)

(47)

Lanjutan Lampiran 10. Kentang - Penanaman

(48)
(49)

Lanjutan Lampiran 10. Kentang - Penyemprotan

(50)
(51)

Lanjutan Lampiran 10. Kentang - Pemanenan

(52)

Lanjutan Lampiran 10

- Pengolahan Lahan (Brokoli)

(53)

Lanjutan Lampiran 10. Brokoli - Penanaman

(54)

Lanjutan Lampiran 10. Brokoli - Pemupukan

(55)

Lanjutan Lampiran 10. Brokoli - Penyemprotan

(56)

Lanjutan Lampiran 10. Brokoli - Penyiangan

(57)

Lanjutan Lampiran 10. Brokoli - Pemanenan

(58)

Lanjutan Lampiran 10

- Pengolahan Lahan (Sawi)

(59)
(60)
(61)

Lanjutan Lampiran 10. Sawi - Penyemprotan

(62)

Lanjutan Lampiran 10. Sawi - Penyiangan

(63)

Lanjutan Lampiran 9. Sawi - Pemanenan

(64)

Lampiran 11. Total Biaya Produksi per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di daerah Penelitian

- Kentang (Sebelum eripsi)

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha)

Komponen Biaya

Total Biaya Produksi (Rp) Bibit/Benih Pupuk Pestisida Penyusutan

Peralatan Tenaga Kerja

1 0,23 3.696.000 11.553.000 846.000 161.250 322.500 16.578.750

Total 5,68 90.888.000 272.059.500 17.577.000 3.240.000 6.480.000 390.244.500

(65)

Lanjutan Lampiran 11

- Kentang (Sesudah Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha)

Komponen Biaya

Total Biaya Produksi (Rp) Bibit/Benih Pupuk Pestisida Penyusutan

Peralatan Tenaga Kerja

1 0,23 5.940.000 12.850.500 1.377.000 161.250 322.500 20.651.250

Total 5,68 146.070.000 302.592.000 28.636.500 3.240.000 6.480.000 487.018.500

(66)

Lanjutan Lampiran 11

- Brokoli (Sebelum Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha)

Komponen Biaya

Total Biaya Produksi (Rp) Bibit/Benih Pupuk Pestisida Penyusutan

Peralatan Tenaga Kerja

1 0,23 1.200.000 6.279.000 1.170.000 188.750 2.749.500 11.587.250

Total 3,46 16.320.000 98.352.000 19.935.000 2.821.250 44.075.250 181.503.500

(67)

Lanjutan Lampiran 11

- Brokoli (Sesudah Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha)

Komponen Biaya

Total Biaya Produksi (Rp) Bibit/Benih Pupuk Pestisida Penyusutan

Peralatan Tenaga Kerja

1 0,23 1.476.000 6.654.000 1.377.000 188.750 2.749.500 12.445.250

Total 3,46 20.406.000 104.292.000 22.873.500 2.821.250 44.075.250 195.944.000

(68)

Lanjutan Lampiran 11

- Sawi (Sebelum Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha)

Komponen Biaya

Total Biaya Produksi Bibit/Benih Pupuk Pestisida Penyusutan

Peralatan Tenaga Kerja

1 0,2 180.000 3.952.500 375.000 203.750 1.568.250 6.279.500

Total 3,88 3.465.000 83.913.000 9.937.500 3.120.000 24.504.750 124.940.250

(69)

Lanjutan Lampiran 11

- Sawi (Seseudah Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha)

Komponen Biaya

Total Biaya Produksi (Rp) Bibit/Benih Pupuk Pestisida Penyusutan

Peralatan Tenaga Kerja

1 0,2 255.000 5.782.500 441.000 203.750 1.568.250 8.250.500

Total 3,88 4.947.000 119.865.000 11.686.500 3.120.000 24.504.750 164.123.250

(70)

Lampiran 12. Produksi dan Penerimaan per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian

- Kentang (Sebelum Erupsi)

No. Sampel Luas Lahan

(Ha) Produksi (Kg)

Harga Jual

(Rp/Kg) Penerimaan (Rp)

(71)

Lanjutan Lampiran 12

- Kentang (Sesudah Erupsi)

No. Sampel Luas Lahan

(Ha) Produksi (Kg) Harga Jual (Rp/Kg) Penerimaan (Rp)

1 0,23 23.100 3.633 83.922.300

2 0,25 24.000 3.667 88.008.000

3 0,3 40.500 3.800 153.900.000

4 0,2 24.900 3.900 97.110.000

5 0,24 28.500 3.733 106.390.500

6 0,25 28.200 4.000 112.800.000

7 0,2 15.450 3.800 58.710.000

8 0,3 46.500 3.600 167.400.000

9 0,35 46.500 3.500 162.750.000

10 0,4 48.000 3.700 177.600.000

11 0,6 76.200 3.833 292.074.600

12 0,3 42.000 3.667 154.014.000

13 0,26 33.000 3.633 119.889.000

14 0,2 19.500 3.700 72.150.000

15 0,3 36.000 3.800 136.800.000

16 0,4 41.100 4.000 164.400.000

17 0,25 28.500 3.833 109.240.500

18 0,2 19.500 3.667 71.506.500

19 0,2 19.500 4.000 78.000.000

20 0,25 24.000 3.967 95.208.000

Total 5,68 664.950 75.433 2.501.873.400

(72)

Lanjutan Lampiran 12

- Brokoli (Sebelum Erupsi)

No. Sampel Luas Lahan

(Ha) Produksi (Kg)

Harga Jual

(Rp/Kg) Penerimaan (Rp)

(73)

Lanjutan Lampiran 12

- Brokoli (Sesudah Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha) Produksi (Kg)

Harga Jual

(Rp/Kg) Penerimaan (Rp)

(74)

Lanjutan Lampiran 12

- Sawi (Sebelum Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha) Produksi (Kg)

Harga Jual

(Rp/Kg) Penerimaan (Rp)

(75)

Lanjutan Lampiran 12

- Sawi (Sesudah Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan

(Ha) Produksi (Kg) Harga Jual (Rp/Kg)

(76)

Lampiran 15. Total Pendapatan per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitian

- Kentang (Sebelum Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Total Penerimaan (Rp)

Total Biaya Produksi

(Rp) Pendapatan (Rp)

Total 7,85 3.028.366.800 652.371.094 2.375.995.706

(77)

Lanjutan Lampiran 15

- Kentang (Sesudah Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Total Penerimaan (Rp)

Total Biaya Produksi

(Rp) Pendapatan (Rp)

9 0,35 162.750.000 30.974.500 131.775.500

10 0,4 177.600.000 35.860.750 141.739.250

11 0,6 292.074.600 50.812.680 241.261.920

12 0,3 154.014.000 29.003.535 125.010.465

13 0,26 119.889.000 25.458.000 94.431.000

14 0,2 72.150.000 19.885.440 52.264.560

15 0,3 136.800.000 28.109.535 108.690.465

16 0,4 164.400.000 35.676.000 128.724.000

17 0,25 109.240.500 22.446.000 86.794.500

18 0,2 71.506.500 19.153.940 52.352.560

19 0,2 78.000.000 18.403.000 59.597.000

20 0,25 95.208.000 23.047.740 72.160.260

Total 5,68 2.501.873.400 520.260.445 1.981.612.955

(78)

Lanjutan Lampiran 15

- Brokoli (Sebelum Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Total Penerimaan (Rp)

Total Biaya Produksi

(Rp) Pendapatan (Rp)

Total 6,15 1.610.709.300 317.165.713 1.293.543.587

(79)

Lanjutan Lampiran 15

- Brokoli (Sesudah Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Total Penerimaan (Rp)

Total Biaya Produksi

(Rp) Pendapatan (Rp)

Total 3,46 1.196.385.600 196.693.010 999.692.590

(80)

Lanjutan Lampiran 15

- Sawi (Sebelum Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Total Penerimaan (Rp)

Total Biaya Produksi

(Rp) Pendapatan (Rp)

Total 6,9 922.501.260 218.831.434 703.669.826

(81)

Lanjutan Lampiran 15

- Sawi (Sesudah Erupsi)

No. Sampel

Luas Lahan (Ha)

Total Penerimaan (Rp)

Total Biaya Produksi

(Rp) Pendapatan (Rp)

Total 3,88 659.644.650 132.419.259 527.225.391

(82)

Lampiran 13. Produktivitas Lahan per Tahun Pada Sayur-mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitianmu

- Kentang (Sebelum Erupsi)

(83)

Lanjutan Lampiran 13

- Kentang (Sesudah Erupsi)

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) Produktivitas Lahan (Kg/Ha)

1 0,23 23.100 100.435

2 0,25 24.000 96.000

3 0,3 40.500 135.000

4 0,2 24.900 124.500

5 0,24 28.500 118.750

6 0,25 28.200 112.800

7 0,2 15.450 77.250

8 0,3 46.500 155.000

9 0,35 46.500 132.857

10 0,4 48.000 120.000

11 0,6 76.200 127.000

12 0,3 42.000 140.000

13 0,26 33.000 126.923

14 0,2 19.500 97.500

15 0,3 36.000 120.000

16 0,4 41.100 102.750

17 0,25 28.500 114.000

18 0,2 19.500 97.500

19 0,2 19.500 97.500

20 0,25 24.000 96.000

Total 5,68 664.950 2.291.765

(84)

Lanjutan Lampiran 13

- Brokoli (Sebelum Erupsi)

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) Produktivitas Lahan (Kg/Ha)

1 0,4 34.200 85.500

2 0,2 18.000 90.000

3 0,35 27.000 77.143

4 0,4 27.000 67.500

5 0,3 31.500 105.000

6 0,4 25.200 63.000

7 0,2 9.000 45.000

8 0,2 18.000 90.000

9 0,5 36.000 72.000

10 0,35 31.500 90.000

11 0,3 28.800 96.000

12 0,3 27.000 90.000

13 0,2 18.900 94.500

14 0,2 21.600 108.000

15 0,25 22.500 90.000

16 0,2 13.500 67.500

17 0,4 33.300 83.250

18 0,3 27.000 90.000

19 0,2 18.000 90.000

20 0,5 31.500 63.000

Total 6,15 499.500 1.657.393

(85)

Lanjutan Lampiran 13

- Brokoli (Sesudah Erupsi)

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) Produktivitas Lahan (Kg/Ha)

1 0,23 18.000 78.261

2 0,1 8.100 81.000

3 0,2 11.400 57.000

4 0,2 14.400 72.000

5 0,24 16.500 68.750

6 0,2 11.100 55.500

7 0,08 4.500 56.250

8 0,1 6.300 63.000

9 0,25 9.000 36.000

10 0,23 16.200 70.435

11 0,2 12.600 63.000

12 0,2 12.000 60.000

13 0,1 8.100 81.000

14 0,12 12.600 105.000

15 0,16 9.000 56.250

16 0,08 4.500 56.250

17 0,23 15.300 66.522

18 0,2 13.200 66.000

19 0,1 8.100 81.000

20 0,24 16.200 67.500

Total 3,46 227.100 1.340.717

(86)

Lanjutan Lampiran 13

- Sawi (Sebelum Erupsi)

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) Produktivitas Lahan (Kg/Ha)

1 0,4 22.500 56.250

2 0,3 22.050 73.500

3 0,3 23.400 78.000

4 0,2 22.500 112.500

5 0,5 27.000 54.000

6 0,3 22.950 76.500

7 0,4 24.300 60.750

8 0,3 19.800 66.000

9 0,2 13.500 67.500

10 0,4 24.750 61.875

11 0,5 23.400 46.800

12 0,4 18.450 46.125

13 0,5 24.750 49.500

14 0,3 19.800 66.000

15 0,3 18.900 63.000

16 0,4 23.940 59.850

17 0,2 13.500 67.500

18 0,3 25.200 84.000

19 0,3 22.500 75.000

20 0,4 18.720 46.800

Total 6,9 431.910 1.311.450

(87)

Lanjutan Lampiran 13

- Sawi (Sesudah Erupsi)

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) Produktivitas Lahan (Kg/Ha)

1 0,2 11.100 55.500

2 0,2 9.000 45.000

3 0,2 9.600 48.000

4 0,2 11.550 57.750

5 0,24 12.000 50.000

6 0,2 11.100 55.500

7 0,24 16.050 66.875

8 0,2 10.200 51.000

9 0,08 6.000 75.000

10 0,24 11.100 46.250

11 0,2 9.900 49.500

12 0,16 7.500 46.875

13 0,24 9.300 38.750

14 0,2 10.650 53.250

15 0,2 9.300 46.500

16 0,24 9.450 39.375

17 0,08 6.300 78.750

18 0,2 10.200 51.000

19 0,2 9.000 45.000

20 0,16 7.500 46.875

Total 3,88 196.800 1.046.750

(88)

Lampiran 14. Jumlah Sayur-mayur Yang Ditawarkan per Tahun (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Daerah Penelitianmu

- Kentang (Sebelum Erupsi)

No.

Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Yang Ditawarkan (Kg)

1 0,3 44.985

(89)

Lanjutan Lampiran 14

- Kentang (Sesudah Erupsi)

No.

Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Yang Ditawarkan (Kg)

1 0,23 23.089

2 0,25 23.988

3 0,3 40.485

4 0,2 24.890

5 0,24 28.488

6 0,25 28.188

7 0,2 15.440

8 0,3 46.485

9 0,35 46.483

10 0,4 47.980

11 0,6 76.170

12 0,3 41.985

13 0,26 32.987

14 0,2 19.490

15 0,3 35.985

16 0,4 41.080

17 0,25 28.488

18 0,2 19.490

19 0,2 19.490

20 0,25 23.988

Total 5,68 664.669

(90)

Lanjutan Lampiran 14

- Berokoli (Sebelum Erupsi)

No.

Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Yang Ditawarkan (Kg)

1 0,4 34.192

2 0,2 17.996

3 0,35 26.993

4 0,4 26.992

5 0,3 31.494

6 0,4 25.192

7 0,2 8.996

8 0,2 17.996

9 0,5 35.990

10 0,35 31.493

11 0,3 28.794

12 0,3 26.994

13 0,2 18.896

14 0,2 21.596

15 0,25 22.495

16 0,2 13.496

17 0,4 33.292

18 0,3 26.994

19 0,2 17.996

20 0,5 31.490

Total 6,15 499.377

(91)

Lanjutan Lampiran 14 - Brokoli (Sesudah Erupsi)

No.

Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Yang Ditawarkan (Kg)

1 0,23 17.995

2 0,1 8.098

3 0,2 11.396

4 0,2 14.396

5 0,24 16.495

6 0,2 11.096

7 0,08 4.498

8 0,1 6.298

9 0,25 8.995

10 0,23 16.195

11 0,2 12.596

12 0,2 11.996

13 0,1 8.098

14 0,12 12.598

15 0,16 8.997

16 0,08 4.498

17 0,23 15.295

18 0,2 13.196

19 0,1 8.098

20 0,24 16.195

Total 3,46 227.029

(92)

Lanjutan Lampiran 14 - Sawi (Sebelum Erupsi)

No.

Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Yang Ditawarkan (Kg)

1 0,4 22.496

2 0,3 22.047

3 0,3 23.397

4 0,2 22.498

5 0,5 26.995

6 0,3 22.947

7 0,4 24.296

8 0,3 19.797

9 0,2 13.498

10 0,4 24.746

11 0,5 23.395

12 0,4 18.446

13 0,5 24.745

14 0,3 19.797

15 0,3 18.897

16 0,4 23.936

17 0,2 13.498

18 0,3 25.197

19 0,3 22.497

20 0,4 18.716

Total 6,9 431.841

(93)

Lanjutan Lampiran 14 - Sawi (Sesudah Erupsi)

No.

Sampel Luas Lahan (Ha) Jumlah Yang Ditawarkan (Kg)

1 0,2 11.098

2 0,2 8.998

3 0,2 9.598

4 0,2 11.548

5 0,24 11.998

6 0,2 11.098

7 0,24 16.048

8 0,2 10.198

9 0,08 5.999

10 0,24 11.098

11 0,2 9.898

12 0,16 7.498

13 0,24 9.298

14 0,2 10.648

15 0,2 9.298

16 0,24 9.448

17 0,08 6.299

18 0,2 10.198

19 0,2 8.998

20 0,16 7.498

Total 3,88 196.762

(94)

Lampiran 16. Paired Samples Test Produktivitas

- Kentang

Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.

T-TEST PAIRS=produktivitassebelum WITH produktivitassesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Produktivitas Kentang Sebelum

Erupsi 1.5348E5 20 36315.80116 8120.46000

Produktivitas Kentang Sesudah

Erupsi 1.1459E5 20 18938.69103 4234.82006

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Produktivitas Kentang Sebelum

Erupsi & Produktivitas Kentang

Sesudah Erupsi

20 .224 .343

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Produktivitas Kentang Sebelum

Erupsi - Produktivitas Kentang

Sesudah Erupsi

(95)

Lampiran 16. Paired Samples Test Produktivitas

- Brokoli

Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.

T-TEST PAIRS=produktivitassebelum WITH produktivitassesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Produktivitas Brokoli Sebelum

Erupsi 8.2870E4 20 15625.59831 3493.99000

Produktivitas Brokoli Sesudah

Erupsi 6.7036E4 20 14181.27389 3171.02924

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Produktivitas Brokoli Sebelum

Erupsi & Produktivitas Brokoli

Sesudah Erupsi

20 .547 .013

Paired Samples Test

Paired Differences

T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Produktivitas Brokoli Sebelum

Erupsi - Produktivitas Brokoli

Sesudah Erupsi

(96)

Lampiran 16. Paired Samples Test Produktivitas

- Sawi

Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.

T-TEST PAIRS=produktivitassebelum WITH produktivitassesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Produktivitas Sawi Sebelum

Erupsi 6.5572E4 20 15582.72259 3484.40270

Produktivitas Sawi Sesudah

Erupsi 5.2338E4 20 10512.45345 2350.65605

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Produktivitas Sawi Sebelum

Erupsi & Produktivitas Sawi

Sesudah Erupsi

20 .224 .343

Paired Samples Test

Paired Differences

T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Produktivitas Sawi Sebelum

Erupsi - Produktivitas Sawi

Sesudah Erupsi

(97)

Lampiran 17. Paired Samples Test Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan

- Kentang

T-TEST PAIRS=jumlahyangditawarkansebelum WITH jumlahyangditawarkansesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Jumlah Kentang yang

Ditawarkan Sebelum Erupsi 5.6838E4 20 18078.30369 4042.43160

Jumlah Kentang Yang

Ditawarkan Sesudah Erupsi 3.3233E4 20 14341.26531 3206.80441

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Jumlah Kentang yang

Ditawarkan Sebelum Erupsi &

Jumlah Kentang Yang

Ditawarkan Sesudah Erupsi

20 .948 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Jumlah Kentang yang

Ditawarkan Sebelum Erupsi -

Jumlah Kentang Yang

Ditawarkan Sesudah Erupsi

(98)

Lampiran 17. Paired Samples Test Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan

- Brokoli

Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.

T-TEST PAIRS=jumlahsayuryangditawarkansebelum WITH jumlahsayuryangditawarkansesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan

Sebelum Erupsi 2.4969E4 20 7332.49663 1639.59609

Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan

Sesudah Erupsi 1.1351E4 20 4050.01326 905.61050

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan

Sebelum Erupsi & Jumlah

Brokoli Yang Ditawarkan

Sesudah Erupsi

20 .835 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan

Sebelum Erupsi - Jumlah

Brokoli Yang Ditawarkan

Sesudah Erupsi

(99)

Lampiran 17. Paired Samples Test Jumlah Sayur- Mayur Yang Ditawarkan

- Sawi

Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.

T-TEST PAIRS=jumlahsayuryangditawarkansebelum WITH jumlahsayuryangditawarkansesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan

Sebelum Erupsi 2.1592E4 20 3618.62078 809.14821

Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan

Sesudah Erupsi 9.8381E3 20 2203.50489 492.71867

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan

Sebelum Erupsi & Jumlah

Brokoli Yang Ditawarkan

Sesudah Erupsi

20 .708 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan

Sebelum Erupsi - Jumlah

Brokoli Yang Ditawarkan

Sesudah Erupsi

(100)

Lampiran 18. Paired Samples Test Pendapatan

- Kentang

Your trial period for SPSS for Windows will expire in 14 days.

T-TEST PAIRS=pendapatansayursebelum WITH pendapatansayursesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pendapatan Kentang Sebelum

Erupsi 1.1880E8 20 4.66311E7 1.04270E7

Pendapatan Kentang Sesudah

Erupsi 9.9081E7 20 4.62399E7 1.03395E7

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pendapatan Kentang Sebelum

Erupsi & Pendapatan Kentang

Sesudah Erupsi

20 .891 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pendapatan Kentang Sebelum

Erupsi - Pendapatan Kentang

Sesudah Erupsi

(101)

Lampiran 18. Paired Samples Test Pendapatan

- Brokoli

T-TEST PAIRS=pendapatansayursebelum WITH pendapatansayursesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pendapatan Brokoli Sebelum

Erupsi 6.4677E7 20 2.20900E7 4.93948E6

Pendapatan Brokoli Sesudah

Erupsi 4.9985E7 20 1.93278E7 4.32182E6

Paired Samples Test

Paired Differences

T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pendapatan Brokoli Sebelum

Erupsi - Pendapatan Brokoli

Sesudah Erupsi

1.46925E7 1.12594E7 2.51767E6 9.42301E6 1.99621E7 5.836 19 .000

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pendapatan Brokoli Sebelum

Erupsi & Pendapatan Brokoli

Sesudah Erupsi

(102)

Lampiran 18. Paired Samples Test Pendapatan

- Sawi

T-TEST PAIRS=pendapatansayursebelum WITH pendapatansayursesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pendapatan Sawi Sebelum

Erupsi 3.5183E7 20 9.23373E6 2.06472E6

Pendapatan Sawi Sesudah

Erupsi 2.6361E7 20 7.40394E6 1.65557E6

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pendapatan Sawi Sebelum

Erupsi & Pendapatan Sawi

Sesudah Erupsi

20 .387 .092

Paired Samples Test

Paired Differences

T df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pendapatan Sawi Sebelum

Erupsi - Pendapatan Sawi

Sesudah Erupsi

(103)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 2001. Ilmu Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Aninomous. 2014. Syarat Tumbuh Tanaman.

BPTP Sumatera Utara. 2014. Rekomendasi Kebijakan Mitigasi Erupsi Sinabung. Balitjestro.litbang.pertanian.go.id/id/694.html. Akses tanggal 8 Desember 2014. Medan.

Dinas Pertanian Sumatera Utara. 2010. Statistik Pertanian 2010. Medan.

Fredy, M. 2010. Analisis Biaya dan Penetapan Harga Jual Produk Sebagai Alat Bantu Dalam Perencanaan Laba CV. Mulia Kasa. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah. Pekalongan.

Ginting, Bil Bela. 2012. Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi di Desa Kutarayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Skripsi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Karo, Sartika. 2014. Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi di Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Skripsi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Miraza, Bachtiar Hassan. 2010. Perdagangan Sayur Hortikultura.

Januari 2015. Medan.

Nahaba, Budi. 2014. VOA Indonesia: Gunung Sinabung Kembali Meletus, Sebagian Warga Masih Mengungsi.

9 Desember 2014. Medan.

Pujianto, Andi. 2013. Pengertian Penawaran dan Faktor yang Mempengaruhinya Desember 2014. Medan.

(104)

Sirait, Lilis. 2009. Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja, Produktivitas, Dan Pendapatan Petani Sayur Mayur Di Kabupaten Karo. Skripsi Departemen Agribisnis. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo. Jakarta

Sofyan, A. 2006. Manajemen Produksi dan Operasi. Rajawali Pers. Jakarta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Supriana, T. 2013. Metode Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Diktat Kuliah. Medan.

Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Susanto, 2013. Tabel Kandungan Gizi Pada Sayuran.

prakaryasmp.blogspot.com/2013/10/tabel-kandungan-gizi-pada-sayuran.html?m=1.

Wikipedia. 2014. Gunung Sinabung. Akses pada tanggal 15 Januari 2015. Medan.

Syahza, A. 2007. Model Pemasaran Produk Pertanian Berbasis Agribisnis Sebagai Upaya Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Pedesaan. Lembaga Penelitian Universitas Riau. Pekanbaru.

Trisni. 2013. Dampak erupsi Merapi Terhadap Pendapatan Petani Salak Nglumut di Desa Kaliurang Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Desember 2014. Medan.

(105)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditetapkan secara purposive sampling yaitu dilakukan

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang telah dibuat terhadap

obyek yang disesuaikan dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2010). Penelitian

dilakukan di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Daerah

ini dipilih karena merupakan salah satu sentra produksi sayur-mayur di

Kecamatan Simpang Empat dan termasuk daerah yang terkena dampak erupsi

Gunung Sinabung dengan jarak lokasi ± 5 km dari kaki Gunung Sinabung.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang mengusahakan

sayur-mayur (Kentang, Brokoli, Sawi) di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang

Empat, Kabupaten Karo. Jumlah populasi petani sayur-mayur dalam penelitian ini

sebanyak 156 KK. Penentuan sampel dilakukan secara simple random sampling,

yakni proses pengambilan sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu per

satu secara acak (semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih)

dimana jika sudah terpilih, tidak dapat dipilih lagi (Sugiyono, 2010).

Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini dihitung terlebih dahulu

agar dapat mewakili populasi. Rumus yang digunakan untuk menentukan besar

sampel adalah rumus Slovin (Supriana, 2013) sebagai berikut:

� = �

(106)

Keterangan:

n = Besar sampel

N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi kesalahan (error) sebesar 10%

Hasil perhitungan:

� = 156

1 + 156(0,1)2

� = 156 2,56 � = 60 sampel

Dengan demikian besar sampel yang diperoleh sebanyak 60 sampel.

3.3 Metode Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan mempergunakan

daftar pertanyaan/kuesioner kepada responden serta pengamatan secara langsung.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait, seperti Badan

Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo dan instansi lainnya serta literatur yang

berhubungan dengan penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk membuktikan hipotesis (1),

(2), dan (3) adalah metode komparatif. Metode ini adalah sejenis metode

deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat,

dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu

fenomena tertentu. Jadi metode komparatif adalah jenis metode yang digunakan

(107)

jumlah sayur-mayur yang ditawarkan dan pendapatan petani sayur-mayur di Desa

Jeraya, Kecamatan Simpang Empat sebelum dan sesudah terjadinya erupsi

gunung sinabung. Maka untuk melihat perbandingan produktivitas, jumlah

sayur-mayur yang ditawarkan dan pendapatan petani sayur-sayur-mayur tersebut akan

dilakukan uji paired sample T-test dengan alat bantu SPSS.

Uji perbedaan rata-rata dua sampel berpasangan atau uji paired sample t

test digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan rata- rata untuk dua sampel

bebas (independent) yang berpasangan. Adapun yang dimaksud berpasangan

adalah data pada sampel kedua merupakan perubahan atau perbedaan dari data

sampel pertama atau dengan kata lain sebuah sampel dengan subjek sama

mengalami dua perlakuan.

Kriteria pengambilan keputusan menggunakan nilai signifikan/P-Value:

Jika nilai signifikan/P-Value > 0,05 ; maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika nilai signifikan/P-Value < 0,05 ; maka H0 ditolak dan H1 diterima

Hipotesis yang diajukan adalah:

• H0 : Tidak ada perbedaan yang nyata produktivitas sayur-mayur (kentang,

brokoli, dan sawi) sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.

H1 : Ada perbedaan yang nyata produktivitas sayur-mayur (kentang, brokoli,

dan sawi) sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.

• H0 : Tidak ada perbedaan yang nyata jumlah sayur-mayur (kentang, brokoli,

dan sawi) yang ditawarkan sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.

H1 : Ada perbedaan yang nyata jumlah sayur-mayur (kentang, brokoli, dan

(108)

• H0 : Tidak ada perbedaan yang nyata pendapatan petani sayur-mayur

(kentang, brokoli, dan sawi) sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.

H1 : Ada perbedaan yang nyata pendapatan petani sayur-mayur (kentang,

brokoli, dan sawi) sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan penafsiran, maka dibuatlah

beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1 Definisi

1. Dampak adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu keadaan atau kondisi,

dalam hal ini dilihat bagaimana dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap

penawaran sayur-mayur di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat.

2. Sebelum erupsi Gunung Sinabung adalah keadaan produktivitas, jumlah

sayur-mayur yang ditawarkan, dan pendapatan pada tahun 2012.

3. Sesudah erupsi Gunung Sinabung adalah keadaan produktivitas, jumlah

sayur-mayur yang ditawarkan, dan pendapatan pada tahun 2014.

4. Jumlah sayur-mayur yang ditawarkan adalah banyaknya jumlah sayur-mayur

(kentang, brokoli, dan sawi) yang ditawarkan oleh petani kepada konsumen

(Kg).

5. Produktivitas adalah jumlah produksi sayur-mayur per luas lahan dalam

setahun (Kg/Ha).

6. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang

dikeluarkan selama proses produksi sayur-mayur dalam satu hektar per

(109)

3.5.2 Batasan Operasional

Batasan operasional dari penelitian ini adalah:

1. Daerah penelitian dilakukan di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat,

Kabupaten Karo.

2. Penelitian dilakukan pada bulan Februari - April tahun 2015.

3. Sampel penelitian adalah petani sayur-mayur khususnya kentang, brokoli, dan

(110)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitan

4.1.1. Letak Geografis, Batas Wilayah dan Luas Wilayah

Desa Jeraya merupakan salah satu dari 17 Desa di Kecamatan Simpang

Empat Kabupaten Karo. Luas wilayah Desa Jeraya adalah 130,5 Ha atau 2,83

Km2. Secara astronomis Desa Jeraya berada pada kordinat 20 50’ – 030 19’ LU dan

970 55’ – 980 38’ BT. Secara umum keadaan topografi Desa Jeraya merupakan

daerah perbukitan/dataran tinggi dengan topografi bergelombang. Desa Jeraya

berada pada ketinggian sekitar 950m – 1.400m dpl. Iklim di Desa Jeraya secara

umum sama dengan iklim di wilayah-wilayah Indonesia yang memiliki musim

penghujan dan kemarau. Temperatur udara di Desa ini berkisar 160C – 270C. Hal

tersebut berpengaruh terhadap aktivitas penduduk, vegetasi dan pola tanam yang

ada di Desa Jeraya Kecamatan Simpang Empat.

Secara administratif Desa Jeraya berbatasan dengan:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Berastepu Kecamatan Simpang

Empat

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Surbakti Kecamatan Simpang

Empat

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Perteguhan Kecamatan Simpang

Empat

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pintubesi Kecamatan Simpang

(111)

4.2 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Jeraya tahun 2015 tercatat sebanyak 551 jiwa atau

156 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 279 jiwa laki-laki dan 272 jiwa

perempuan. Keadaan penduduk berdasarkan kelompok jenis kelamin dapat dilihat

pada tabel 8 berikut:

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Jeraya Tahun 2014

No Kelompok Umur Jumlah Penduduk (Jiwa) Presentase (%)

1. 0 – 4 25 4.54

2. 5 – 9 35 6.36

3. 10 – 14 39 7.08

4. 15 – 19 45 8.17

5. 20 – 24 70 12.71

6. 25 – 29 57 10.34

7. 30 – 34 62 11.25

8. 35 – 39 47 8.54

9. 40 – 44 45 8.17

10. 45 – 49 52 9.44

11. 50 – 54 32 5.81

12. 55 – 59 22 3.99

13. 60 – 64 4 0.72

14. 65 – 69 6 1.08

15. 70 – 74 6 1.08

16. 75+ 4 0.72

Jumlah 551 100.00

(112)

Dari tabel 8, menunjukkan bahwa penduduk Desa Jeraya dengan

kelompok umur usia kerja 20-59 tahun mempunyai proporsi yang terbesar yaitu

sebanyak 439 jiwa (70,25%), disusul dengan kelompok umur 0-19 tahun yaitu

sebesar 144 jiwa (26,15%), sedangkan kelompok umur > 60 tahun memiliki

jumlah penduduk terkecil yakni 20 jiwa (3,6%).

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Jeraya Tahun 2014

No Tingkat Pendidikan Formal Jumlah Penduduk (Jiwa) Presentase (%)

1. Tidak Tamat SD 30 5.44

2. SD 99 17.96

3. SMP 189 34.30

4. SMA 213 38.65

5. Perguruan Tinggi 20 3.62

Jumlah 551 100.00

Sumber: Kantor Kepala Desa Jeraya 2014

Dari tabel 9 menunjukkan bahwa distribusi penduduk Desa Jeraya dengan

tingkat pendidikan tamat SMA berjumlah 213 jiwa dan sekaligus memiliki nilai

persentase tertinggi sebesar 38.65%. Dilanjutkan dengan tingkat pendidikan SMP

berjumlah 189 jiwa dengan persentase 34.30%, tingkat pendidikan SD sebesar 99

jiwa dengan persentase 17.96 %, tingkat pendidikan SD sebesar 30 jiwa dengan

persentase 5.44% dan tingkat pendidikan sarjana sebesar 20 jiwa dan sekaligus

(113)

4.2.1 Perekonomian Desa

Sebagai daerah penelitian pada umumnya sumber mata pencaharian

penduduk di Desa Jeraya ada pada sektor pertanian.komposisi penduduk Desa

Jeraya menurut sumber mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 10, berikut ini:

Tabel 10. Distribusi Penduduk Menurut Sumber Mata Pencaharian di Desa Jeraya Tahun 2014

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Presentase (%)

1. Pertanian 324 58.80

2. Industri Rumah Tangga 18 3.26

3. PNS/ABRI 10 1.81

4. Lain-lain 16 2.90

5. Tidak/Belum Bekerja 182 33.03

Jumlah 551 100.00

Sumber: Kantor Kepala Desa Jeraya, 2014

Dari tabel 10 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di Desa Jeraya

memiliki mata pencaharian sebagai petani sebanyak 324 jiwa dengan persentase

58.80%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian berpengaruh kepada

sektor pertanian.

4.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di Desa Jeraya saat ini dapat dinilai telah cukup

memadai. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang telah tersedia baik

sarana angkutan, sarana pendidikan dan sarana sosial. Dari uraian diatas dapat

diketahui bahwa petani tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh sarana

produksi dan penjualan hasil karena sarana transportasi sudah cukup tersedia.

(114)

Tabel 11. Sarana dan Prasarana Umum di Desa Jeraya Tahun 2014

No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1. Balai Desa 1

Sumber: Kantor Kepala Desa Jeraya, 2014

Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa balai desa di Desa Jeraya

terdapat 1 unit Balai Desa, 1 unit Polindes, 1 unit Mesjid, 2 unit Gereja, 1 unit

Kantor Kepala Desa, 1 unit Posyandu, 1 unit Poskesdes, dan 1 unit Pustu.

4.3.1 Disrtibusi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut

Penduduk Desa Jeraya menganut 3 (tiga) agama yaitu Islam, Kristen

Protestan dan Khatolik. Kehidupan beragama di Desa Jeraya secara umum

berlangsung harmonis. Distribusi penduduk menurut agama yang dianut dapat

dilihat jelas pada tabel 12 dibawah ini:

Tabel 12. Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Tahun 2014 No. Agama Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1. Kristen Protestan 250 45.38

2. Kristen Khatolik 189 34.30

3. Islam 112 20.32

Jumlah 551 100.00

Sumber : Kantor Kepala Desa Jeraya 2014

Penduduk Desa Jeraya menganut agama Kristen Protestan sebesar 250

jiwa (45.38% dari total penduduk di Desa Jeraya), agama Khatolik sebesar 189

jiwa (34.30% dari total penduduk Desa Jeraya) dan agama Islam sebesar 112 jiwa

(115)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produktivitas Sayur-Mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Di Lokasi Penelitian Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung

Pada penelitian ini yang dilihat adalah bagaimana dampak erupsi Gunung

Sinabung terhadap produktivitas petani. Menurut Soekartawi (2002), kesuburan

lahan pertanian menentukan produktivitas lahan dimana lahan yang subur akan

menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari pada lahan yang tingkat

kesuburannya rendah. Produktivitas lahan juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya

unsur hara pada suatu lahan serta kondisi lokasi dan iklim lahan tersebut. Maka,

produktivitas lahan adalah berupa variabel struktur tanah, tekstur tanah,

kandungan unsur hara dan kondisi agroklimat lahan tersebut.

Produktivitas dalam hal ini merupakan pembagian antara produksi yang

diperoleh dengan luas lahan. Produktivitas petani sayuran (kentang, brokoli dan

sawi) sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung di Desa Jeraya Kecamatan

Simpang Empat Kabupaten Simalungun diketahui dengan melihat

jawaban-jawaban responden terhadap kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan. Oleh karena itu diambil data sebelum dan sesudah erupsi, agar dapat

diketahui dampak yang terjadi di lapangan.

5.1.1 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produktivtas Sayur Kentang

Kentang merupakan tanaman ubi-ubian dan tergolong tanaman setahun.

Bentuk kentang sesungguhnya menyemak dan bersifat menjalar. Batangnya

berbentuk segi empat, panjangnya mencapai 50-120 cm dan tidak berkayu. Batang

(116)

kentang juga memiliki organ umbi. Umbi tersebut berasal dari cabang samping

yang masuk kedalam tanah. Cabang ini merupakan tempat menyimpan

karbohidrat sehingga membengkak dan bisa dimakan. Umbi bisa mengeluarkan

tunas dan nantinya akan membentuk cabang-cabang baru (Setiadi, 2009).

Berdasarkan warna kulit dan daging umbi, terdapat tiga golongan kentang

yaitu kentang kuning, kentang putih, dan kentang merah. Kentang kuning

memiliki kulit dan daging umbi berwarna kuning. Yang termasuk kelompok

kentang kuning adalah varietas Pattrones, Katella, Cosima, Cipanas, Granola dan

lain-lain. Kentang putih memiliki kulit dan umbi berwarna putih. Varietas yang

termasuk kelompok kentang putih adalah Donata, Radosa, dan Sebago. Kentang

merah berkulit merah dengan daging umbi berwarna kuning. Varietasnya Red

Pontiac, Arka, dan Desiree. Jenis kentang yang diteliti saat ini adalah jenis

kentang yang berwarna kuning. Jenis kentang ini merupakan salah satu yang

paling disenangi karena memiliki rasa enak, gurih, empuk, dansedikit berair.

Kandungan yang ada dalam kentang terdiri dari 70% nutrisi dan 30%

zat-zat lain. Zat-zat-zat lain berupa

potasium,

dijadikan patokan menu makan sehari-hari untuk mengkonsumsi nya karena baik

bagi kesehatan dalam tubuh.

Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah penghasil tanaman kentang

terbesar di Indonesia khususnya di Sumatera. Daerah tersebut dapat memproduksi

sayur kentang sekitar 30ton/ha setiap tahunnya. Namun, setelah terjadi bencana

meletusnya Gunung Sinabung sejak tahun 2010 yang merupakan letusan terbesar,

(117)

penurunan produksi pada sayur kentang. Luas lahan menghilang akibat tertutupi

material dari abu vulkanik. Tabel 13 menyajikan produktivitas kentang sebelum

dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.

Tabel 13. Produktivitas Kentang Sebelum (Tahun 2012) dan Sesudah (Tahun 2014) Erupsi Gunung Sinabung

No. Uraian

Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi

Total Rataan Total Rata-rata

1. Luas Panen (Ha) 7,85 0,3925 5,68 0,284

2. Produksi (Kg) 1.137.150 56.858 664.950 33.248 3. Produktivitas (Kg/Ha) 3.069.546 153.477 2.291.765 114.588 Sumber: Data primer diolah, lampiran 12

Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa luas panen kentang berubah setelah

terjadinya erupsi Gunung Sinabung. Luas lahan di desa penelitian sebagian

tertutupi material dari debu vulkanik yaitu sekitar 50% sehingga mengalami gagal

panen. Seperti luas panen kentang sebelum erupsi yaitu seluas 7,85 ha dan setelah

erupsi luasan ini terpangkas menjadi 5,68 ha. Hal ini jelas akan berdampak pada

hasil produksi dan jumlah produktivitas.

Erupsi Gunung Sinabung juga membawa pengaruh yang besar terhadap

hasil produksi dan jumlah produktivitas pada tanaman sayuran. Selain karena luas

lahan yang berkurang, perubahan tersebut juga dapat dipengaruhi karena adanya

kerusakan pada tanaman. Tanaman kentang tertutupi abu vulkanik yang

mengakibatkan kentang susah untuk berkembang sehingga hasil panennya

(118)

5.1.2 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produktivitas Brokoli

Brokoli (Brassica oleracea L.) merupakan tanaman sayuran sub tropik

yang banyak dibudidayakan di Eropa dan Asia. Tanaman brokoli termasuk cool

season crop, sehingga cocok ditanam pada daerah pegunungan (dataran tinggi),

yang beriklim sejuk. Di Indonesia, tanaman brokoli sebagai sayuran

dibudidayakan secara luas pada daerah tinggi seperti Bukit Tinggi (Sumatera

Barat), Karo (Sumatera Utara), Pangalengan (Jawa Barat), dan Sumber Brantas

(Jawa Timur). Pada mulanya bunga brokoli dikenal sebagai sayuran daerah

beriklim dingin (sub tropis), sehingga di Indonesia cocok ditanam di dataran

tinggi antara 1.000 – 2.000 meter dari atas permukaan laut (dpl) yang suhu

udaranya dingin dan lembab. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan

produksi sayuran ini antara 15,5 - 18°C, dan maksimum 24°C.

(Muslim, 2009).

Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah dataran tinggi di Indonesia

yang membudidayakan sayuran. Pemasok sayuran terbesar untuk Sumatera adalah

dari Kabupaten Karo. Namun akibat erupsi Gunung Sinabung, produktivitas sayur

menurun. Semua lapisan, meskipun secara tidak langsung tetapi dampaknya

meluas, baik dari segi ekonomi, pertanian, peternakan, pemukiman, kesehatan dan

(119)

Tabel 14. Produktivitas Brokoli Sebelum (Tahun 2012) dan Sesudah (Tahun 2014) Erupsi Gunung Sinabung

No. Uraian

Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi

Total Rataan Total Rataan

1. Luas Panen (Ha) 6,15 0,3075 3,46 0,173

2. Produksi (Kg) 499.500 24.975 227.100 11.355 3. Produktivitas (Kg/Ha) 1.657.393 82.870 1.340.717 67.036 Sumber: Data primer diolah, lampiran 12

Dari tabel 14 dapat dijelaskan bahwa rata-rata produktivitas sayur brokoli

sesudah erupsi mengalami penurunan15.834kg/ha. Kerusakan lahan yang ringan

maupun berat memberi dampak yang cukup luas terhadap produktivitas sayur

yang ada di Karo.

5.1.3 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produktivitas Sawi

dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar

maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang

mirip satu sama lain.Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi

hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso,

caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok

pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi

asinan.Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sawi

sayur (untuk membedakannya dengan caisim).

Desa Jeraya merupakan salah satu desa di Kabupaten Karo yang menanam

sayuran sawi jenis sawi putih. Sekitar 3,88 hektar luas lahan yang ada di Desa

(120)

terjadi bencana letusan Gunung Sinabung mulai tahun 2010. Letusan Gunung

Sinabung membawa dampak yang besar terhadap tanaman sayuran yang ada

disana khususnya sayur sawi. Karena morfologi sayur sawi yang bertumbuh di

pemukaan tanah mengakibatkan dampak yang terjadi sangat nyata. Debu vulkanik

sudah menutupi sayur sawi sehingga bentuk sayur menyusut karena panas dan

mengakibatkan petani menjadi gagal panen. Berikut disajikan tabel 15

produktivitas sawi sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.

Tabel 15. Produktivitas Sawi Sebelum (Tahun 2012) dan Sesudah (Tahun 2014) Erupsi Gunung Sinabung

No. Uraian

Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi Total Rataan Total Rataan

1. Luas Panen (Ha) 6,9 0,345 3,88 0,194

2. Produksi (Kg) 431.910 21.596 196.800 9.840 3. Produktivitas (Kg/Ha) 1.311.450 65.573 1.046.750 52.338 Sumber: Data primer diolah, lampiran 12

Dari tabel 15 dapat diketahui bahwa rata-rata produktivitas sayur sawi

mengalami penurunan sebesar 13.235 kg/ha. Tidak seperti tanaman kentang yang

pertumbuhannya didalam tanah, sayur sawi yang tumbuh di permukaan tanah,

tanamanlangsung menyentuh abu vulkanik sehingga tanaman menyusut akibat

lahar panas.

Untuk melihat perbedaan produktivitas kentang, brokoli dan sawi sebelum

dan sesudah erupsi Gunung Sinabung maka di analisis dengan menggunakan

(121)

Tabel 16. Hasil Uji Beda Rata –rata T-test Produktivitas Sayur –mayur Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung

Uraian Komoditi

Paired Differences

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean T Df Sig.

Produktivitas Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung

Kentang 3.88890E4 37012.57494 8276.26336 4.699 19 .000 Brokoli 1.58338E4 14240.15079 3184.19452 4.973 19 .000 Sawi 1.32350E4 16733.19739 3741.65668 3.537 19 .002

Sumber: Data primer, diolah

Pada output Paired Samples Test dapat di interpretasikan seperti berikut:

Sig. = 0.000 α = 0.05

Keputusan Uji:

Karena nilai Sig. < α maka keputusannya adalah H0ditolak.

Jadi dengan tingkat signifikansi 5% didapatkan kesimpulan rata-rata

produktivitas sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung adalah ada perbedaan

yang nyata pada produktivitas kentang, brokoli dan sawi sebelum dan sesudah

(122)

5.2 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur-Mayur (Kentang, Brokoli, dan Sawi) Yang Ditawarkan Di Lokasi Penelitian Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung

Pada penelitian ini yang dilihat adalah bagaimana dampak erupsi Gunung

Sinabung terhadap jumlah sayur-mayur yang ditawarkan. Oleh karena itu diambil

data sebelum dan sesudah erupsi, agar dapat diketahui dampak yang terjadi di

lapangan. Jumlah sayur-mayur yang ditawarkan yaitu jumlah sayur yang

ditawarkan petani ke pasar.

Untuk lebih jelasnya, mengenai dampak erupsi Gunung Sinabung sebelum

dan sesudah terhadap jumlah sayur-mayur yang ditawarkan (kentang, brokoli dan

sawi) di Desa Jeraya Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Simalungun dapat

dijelaskan sebagai berikut.

5.2.1 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur Kentang Yang Ditawarkan

Pasokan beragam hortikultura sejak erupsi Sinabung menurun cukup

drastis. Biasanya tiap hari mencapai 600 ton lebih/hari aneka hortikultura

dipasarkan di pajak, kini tinggal 200 ton/hari. Data ini sesuai jumlah timbangan

sekitar 30 buah di lokasi pajak yang berpusat di pasar. Penurunan ini tidak hanya

bersumber dari wilayah zona merah, tapi juga meliputi berbagai wilayah di luar

zona merah, radius 5 km dari gunung Sinabung.

Kerusakan tanaman sayur-mayur akibat abu vulkanik dan awan panas juga

meliputi wilayah-wilayah di luar zona merah dan termasuk wilayah di luar

wilayah Tanah Karo.Banyak petani gagal panen atau memaksa panen lebih awal

akibat kerusakan batang atau rusak akibat mati karena pucuk layu. Seperti

kentang, kalau daun sudah terkena awan panas atau abu vulkanik, dalam waktu

(123)

kematangan sampai masa panen usia 90 hari.Usia kentang masih berusia 40 hari,

namun karena kena abu vulkanik, batang rusak sehingga tidak bisa mencapai usia

90 hari untuk masa panen.

Tabel 17. Jumlah Kentang Yang Ditawarkan Sebelum (Tahun 2012) dan Sesudah (Tahun 2014) Erupsi Gunung Sinabung

No. Uraian

Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi

Total Rataan Total Rataan

1. Luas Panen (Ha) 7,85 0,3925 5,68 0,284

2. Produksi (Kg) 1.137.150 56.858 644.950 33.247 3. Jumlah Yang Ditawarkan (Kg) 1.136.759 56.838 664.669 33.233 Sumber: Data primer diolah, lampiran 13

Dari tabel 17 diketahui data rata-rata jumlah sayur kentang yang

ditawarkan sebelum dan sesudah erupsi. Jumlah yang ditawarkan adalah jumlah

yang dijual ke pedagang setelah memangkasnya terlebih dahulu untuk

dikonsumsi. Bukan hanya dikonsumsi petani tersebut, tetapi juga dibagikan

kepada para tetangga untuk ucapan syukur dan terimakasih. Petani memangkas

hasil produksinya sejumlah 50 kg/ha per periode. Lalu sisanya ditawarkan ke

pedagang yang ada dipasar. Namun, dampak erupsi Gunung Sinabung sangat

mempengaruhi jumlah produksi sayur-mayur karena abu vulkanik yang merusak

tanaman sehingga jumlah sayur kentang yang ditawarkan juga menurun 23.605 kg

dari sebelumnya.

5.2.2 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur Brokoli Yang Ditawarkan

Dinas Pertanian Sumatera Utara mengakui hampir seluruh areal tanaman

(124)

Merdeka, Berastagi, Dolat Rakyat dan Barus Jaherusak oleh abu vulkanik letusan

Gunung Sinabung, Kabupaten Karo.Dari luas tanaman sayur-sayuran di enam

kawasan itu yang seluas 3.863 hektar, yang terganggu ada 3.589 hektar. Gangguan

itu menjadi perhatian serius Dinas Pertanian Karo.

Gangguan terjadi karena debu vulkanik dan bahan materail lainnya dari

Gunung Sinabung menutupi daun tanaman dan areal pertanaman sayuran.Produksi

yang terganggu ditambah pemanenan yang juga terganggu tentu saja membuat

pasokan di pasar menjadi berkurang.

Tabel 18. Jumlah Brokoli Yang Ditawarkan Sebelum (Tahun 2012) dan Sesudah (Tahun 2014) Erupsi Gunung Sinabung

No. Uraian

Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi

Total Rata-rata Total Rata-rata

1. Luas Panen (Ha) 6,15 0,3075 3,46 0,173

2. Produksi (Kg) 499.500 24.975 227.100 11.355 3. Jumlah Yang Ditawarkan (Kg) 499.377 24.969 227.029 11.351 Sumber: Data primer diolah, lampiran 13

Tidak hanya sayur kentang, jumlah sayur brokoli yang ditawarkan ke

pasaran juga mengalami penurunan sesudah erupsi Gunung Sinabung yaitu

sebesar 13.618 kg. Karena faktanya hampir seluruh tanaman holtikultura

mengalami kerusakan akibat erupsi Gunung Sinabung. Petani memangkas

produksinya sebelum ditawarkan ke pasar sebesar 20kg/ha per periode.

5.2.3 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur Sawi yang Ditawarkan

Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara hingga saat

Gambar

Tabel 8.  Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Jeraya Tahun 2014
Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa  Jeraya  Tahun 2014
Tabel 10. Distribusi Penduduk Menurut Sumber Mata Pencaharian di Desa Jeraya Tahun 2014
Tabel 12. Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

The proposed protocol is based on the development of a procedural modelling methodology for archaeological data representation. The approach has been developed

Sebagai gambaran yang dapat membantu kita dalam melihat wujud budaya mutu sekolah unggul yang tercermin di sekolah, misalnya yang nampak pada: (a) visi dan misi

bahwa guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat perlu memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan dengan berdasar pada prinsip ekonomi

Beres-beres Anak dan guru membereskan alat main bersama Anak dan guru Observasi Sikap Jujur b. Evaluasi Guru menggali pengalaman

bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a di atas, perlu ditetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Penetapan Tim

Herminarto Sofiian rozin,

Rumah Deiensi Imigdi SemaEng akd mengadakan Pelelangd Umum K€giaian Konstlksi Pembangunan samna dan P.asa€na [ingkungan Godung d€ngan ni ai HPs Rp.. Unrik inlonnasi

3 Bahan-bahan/alat teknis 56 paket 196.000.000,- APBD Kegiatan pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pekerja rokok 4 Bahan praktek/percontohan 56 paket 100.000.000,- APBD