Lampiran 1.Flow chart pelaksanaan penelitian
Mulai
Merancang bentuk alat
Menggambar dan menentukan dimensi alat
Memilih bahan
Diukur bahan yang akan digunakan
Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
dimensi pada gambar
Pengelasan
Digerinda permukaan yang kasar Merangkai alat
Pengecatan
a b
Pengujian alat
Layak
Analisis data Pengukuran parameter
Data
Selesai
Lampiran 2. Spesifikasi alat pemarut kelapa tipe screw 1. Dimensi alat
Panjang = 66 cm
Lebar = 50 cm
Tinggi = 110cm
2. Bahan yang digunakan
Rangka = Besi UNP dan besi siku
Screw Pendorong = Stainless steel Tabung Screw =Stainless steel 3. Transmisi daya pada belt conveyor
Puli motor listrik = 2 inch Puli pada as screw = 8 inch
Sabuk-V = Tipe B-60
4. Motor listrik
Tenaga =1 HP
Ulangan
Kapasitas efektif alat = Berat kelapa terparut
Waktu yang dibutuhkan(kg/jam)
= 1 kg
0,0165 jam
= 60,60kg/jam
Rendemen = Berat kelapa terparut
Berat awal bahan × 100% = 0,968 Kg
1 Kg × 100% = 96,8%
Pers.Kelapa Tidak Terparut = Berat kelapa tidak terparut
Berat awal bahan × 100%
= 0,013 kg
1 kg ×100%
= 1,3%
Pers. Kelapa parut tertiggal = Berat kelapa parut tertinggal
Berat awal bahan × 100%
= 0,017 kg
1 kg ×100%
Lampiran 4. Biaya pemakaian alat
Unsur produksi
1. Biaya pembuatan alat (P) = Rp6.000.000 2. Umur ekonomi (n) = 5 tahun 3. Nilai akhir alat (S) = Rp600.000
4. Jam kerja = 8 jam/hari
5. Produksi/hari = 484,848 kg/hari 6. Biaya operator = Rp 10.000/jam 7. Biaya listrik = Rp 1051,233/jam 8. Biaya perbaikan = Rp 26,91/ jam 9. Bunga modal dan asuransi = Rp 342.000 /tahun
Perhitungan biaya produksi a. Biaya Tetap (BT)
1. Biaya penyusutan (D)
Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, n-1)
Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
Akhir Tahun k(P-S) (Rp) (A/F, 7.5%, n) (F/P, 7.5%, n-1) Dt Nilai Mesin Tiap
2. Bunga modal (7,5%) dan asuransi (2%)
I = i(P)(n+1) 2n
= (9,5%)Rp 6.000.000 (5+1) 2(5)
= Rp342.000/tahun
Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun
Tahun D (Rp) I(Rp)/tahun Biaya tetap
b. Biaya tidak tetap (BTT)
1. Biaya perbaikan alat (reparasi)
Biaya reparasi = 1,2%(P-S)
2. Biaya listrik c. Biaya Pemarutan Kopra Kelapa
Biaya pokok = [BT
x+ BTT] C
Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun
Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.
P = profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas. SP = selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi) (Rp)
VC = variabel cash (biaya tidak tetap) per unit produksi (Rp)
Biaya tidak tetap (VC) = Rp 11.051,233/jam (1 jam = 60,60 kg) = Rp182,363/kg
Penerimaan setiap produksi (SP) = Rp2.000/kg
SP-VC = Rp 1817,637
Lampiran 7.Net present value
Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present).Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke nol (0) dalam perhitungan cash flow investasi.
NPV = PWB – PWC Keterangan :
PWB = present worth of benefit PWC = present worth of cost
Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran atau kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu:
NPV > 0 artinya investasi akan menguntungkan/ layak NPV < 0 artinya investasi tidak menguntungkan Investasi = Rp6.000.000
Nilai akhir = Rp 600.000 Suku bunga bank = Rp 7.5% Suku bunga coba-coba = Rp 10%
Umur alat = 5 tahun
3 192,0522 60,60 2.058 23.951.751,71 4 192,6046 60,60 2.058 24.020.644,17 5 193,1991 60,60 2.058 24.094.787,12
Cash in Flow 7.5%
1. Pendapatan = Pendapatan x (P/A, 7.5%,5) = Rp 249.429.600 x 4,04645 = Rp 1.009.304.404,920 2. Nilai akhir = Nilai akhir x (P/F, 7.5%,5)
= Rp 600.000 x 0,6968 = Rp 418.080
Jumlah CIF = Rp 1.009.304.404,920 + Rp 418.080 = Rp 1.009.722.484,92
1. Investasi = Rp 6.000.000
2. Pembiayaan = Pembiayaan x (P/F, 7.5%,n) Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun (n) Biaya (P/F, 7.5%, n) Pembiayaan (Rp) 1 24.213.132,62 0.9302 22.164.872,62 2 24.278.805,32 0.8654 20.672.381,64 3 24.349.380,78 0.8050 19.281.160,13 4 24.425.282,69 0.7489 17.989.060,42 5 24.506.995,27 0.6968 16.789.247,66
Total 96.896.722,46
Jumlah COF = Rp 6.000.000 + Rp96.896.722,46 = Rp102.896.722,46
NPV 7.5% = CIF – COF
Lampiran 8. Internal rate of return
Internal Rate of Return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. IRR adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0.
IRR = q% + X
X - Y× (q% - p%) Keterangan :
p = suku bunga bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba ( > dari p) = Rp 249.429.600x 3,7908 = Rp945.537.727,68
2. Nilai akhir = Nilai akhir x (P/F, 10%,5) = Rp 600.000 x 0,6209
= Rp372.540
Tahun (n) Biaya (P/F, 10%, n) Pembiayaan (Rp) 1 24.213.132,62 0,9091 21.662.100,30 2 24.278.805,32 0,8264 19.740.762,87 3 24.349.380,78 0,7513 17.994.951,06 4 24.425.282,69 0,6830 16.406.099,97 5 24.506.995,27 0,6209 14.960.453,32 Total 90.764.367,51
Jumlah COF = Rp 6.000.000+ Rp 90.764.367,51 = Rp 96.764.367,51
NPV 10 % = CIF – COF
= Rp945.165.187,68– Rp 96.764.367,51 = Rp 848.400.820,17
Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus: IRR = q% + X
X - Y× (q% - p%) = 10% + Rp 945.165.187,68
Rp945.165.187,68 – Rp 848.400.820,17 × (10% - 7.5%) = 10% + (9,76 × 2,5 %)
Lampiran 9. Gambar Bahan (Kopra)
Kopra Kelapa Sebelum Diparut
Tampak Depan
Tampak Samping
Mata Pemarut
Achmad, Z., 2006. Elemen Mesin 1. PT Refika Aditama, Bandung. Amanto, H dan Haryanto. 1999. Ilmu Bahan. Bumi Aksara, Jakarta.
.
Daryanto. 1993. Dasar-Dasar Teknik Mesin. Rineka Cipta. Jakarta.
Daywin, F. J., R. G. Sitompul dan I. Hidayat. 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Djoekardi, D. 1996. Mesin-Mesin Motor Induksi. Universitas Trisakti, Jakarta. Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hidayat, I., dkk., 1999. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. IPB Press, Bogor.
Hardjosentono, dkk. 1996. Mesin-Mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Maleev, L. 1991. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Erlangga. Jakarta. Purba, R. 1997. Analisa Biaya dan Manfaat. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Rindengan.2004. Pertumbuhan Kelapa Di Daerah Tropis.Bumi Aksara, Jakarta. Rizaldi, T. 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian FP-USU.
Medan.
Shigley dan Mitchell. 1999. Coconuts : production, processing, products. The AVI Publishing Company Inc., Westport, Connecticut.
Smith, H. P., dan Wilkes, L.H. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. UGM-Press. Yogyakarta.
Soeharno. 2007. Teori Mikroekonomi. Andi Press. Yogyakarta.
Soenarta, N dan S. Furuhama. 2002. Motor Serbaguna. Pradnya Paramita, Jakarta. Stolk, J dan Kros. 1986. Elemen Mesin. Erlangga. Jakarta.
Sukirno. 1999. Mekanisasi Pertanian. UGM. Yogyakarta.
Sularso dan K. Suga. 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradya Paramitha. Jakarta.
Waldiyono. 2008 . Ekonomi Teknik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan Maret
2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Program Studi Keteknikan Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bahan dan Alat Penelitian
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah kopra kelapa, baut dan mur, motor listrik, stainless steel, besi cat dan thinner.
Adapun alat-alat yang digunakan adalahmeteran, mesin bubut, mesin bor, mata bor, mesin gerinda, mesin las, obeng, kunci L, pisau, kunci T, drip, kalkulator, komputer dan alat tulis.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur (kepustakaan), kemudian dilakukan perancangan bentuk dan pembuatan atau perangkaian komponen-komponen alat kelapa parut tipe screw. Setelah itu, dilakukan pengujian alat dan pengamatan parameter.
Pelaksanaan Penelitian
a.Perancangan dan pembuatan alat
Adapun langkah-langkah pembuatan alat pemarut kelapa tipe screwadalah: 1. Merancang bentuk alat pemarut kelapa tipe screw kemudian dibuat gambar
tekniknya.
2. Memilih bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pemarut kelapa 3. Melakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan.
4. Memotong bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
5. Melakukan pengelasan dan pengeboran untuk pemasangan kerangka alat. 6. Menggerinda permukaan yang terlihat kasar bekas pengelasan.
7. Melakukan pengecatan guna memperpanjang umur pemakaian alat dan menambah daya tarik alat pemarut kelapa tipe screw.
8. Merangkai komponen alat pemarut kelapa tipe screw. Prosedur Penelitian
1. Menyiapkan kopra kelapa sebanyak 1 kg
2. Menyalakan motor listrik dengan menghubungkannya pada arus listrik 3. Memasukkan kopra kelapa kedalam hopper
4. Mencatat waktu pertama kali kopra terparut setelah dimasukkan bahan 5. Mencatat waktu yang dibutuhkan alat untuk pemarutan per kg kopra 6. Ditimbang bahan yang telah terparut
7. Ditimbang bahan yang tidak terparut
Kapasitas efektif alat
Pengukuran kapasitas alat dilakukan dengan membagi berat kopra kelapa yang diparut terhadap waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemarutan. Kapasitas biasanya dihitung dalam satuan kg/jam. Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (1).
Persentase kopra tidak terparut
Persentase kopra tidak terparut dihitung dengan membagikan berat kopra tidak terparut terhadap berat kopra awal.
Persentase kopra tidak terparut = Berat kopra tidak terparut (kg)
berat kopra awal(kg) × 100% ... (11) Persentase kelapa parut tertinggal
Persentase kelapa parut tertinggal dihitung dengan membagikan berat kopra tertinggal terhadap berat kopra awal.
Persentase kelapa parut tertinggal = berat kelapa parut tertinggal
berat kopra awal x100% ... (12) Analisis Ekonomi
Biaya pokok
Analisis ekonomi dilakukan dengan menghitung biaya pokok yang tediri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap yakni dengan menggunakan persamaan (3). Kemudian dilanjutkan dengan menghitung biaya tetap dan biaya tidak tetap sebagai berikut:
Biaya tetap
Dihitung dengan persamaan (4) dengan menggunakan I = 7,5%. 2) Biaya bunga modal dan asuransi
Diperhitungkan untuk mengembalikan nilai modal yang ditanam sehingga pada akhir umur peralatan diperoleh suatu nilai uang yang present value nya sama dengan nilai modal yang ditanam. Dihitung dengan persamaan (5). Biaya tidak tetap
Menurut Daywin, dkk., (2008), biaya tidak tetap terdiri dari : 1) Biaya listrik (Rp/Kwh) = Rp.1.352.
2) Biaya perbaikan alat. Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan (6)
3) Biaya Operator
Biaya operator tergantung pada kondisi lokal,dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahunan dibagi dengan total jam kerjanya.
Break even point
Manfaat perhitungan BEP adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola layak untuk dijalankan.Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan.Hal ini dapat dianalisis dengan persamaan (7).
Net present value
persamaan (8).
Internal rate of return
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat Pemarut Kelapa Tipe Screw
Alat pemarut kelapa tipe screw adalah alat yang dirancang untuk memarut kelapa kopra yaitu kelapa yang sudah dipisahkan dari tempurungnya. Perancangan dan pembuatan alat ini bertujuan untuk membantu dan mempermudah masyarakat untuk menghasilkan kelapa parut.Kelapa parut yang dihasilkan dari alat ini dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga dan dapat juga diolah lebih lanjut menjadi tepung kelapa melalui proses pengeringan terlebih dahulu.
Alat ini mempunyai dimensi panjang 50 cm, lebar 65 cm dan tinggi 110 cm. Alat pemarut kelapa tipe screw ini terdiri dari empat bagian utama yaitu rangka alat, screw pendorong, motor listrik dan mata pemarut berbentuk lingkaran. Kerangka alat terbuat dari besi siku agar mampu menahan beban kerja dari silinder pengupas.
Screw pendorong terbuat dari bahan stainless steel dengan diameter 4,8 cm dan panjang 48,5 cm. Jarak antar ulir 6 cm, Tebal plat ulir 5mm, jumlah ulir 4 buah, panjang poros ulir 20,5 cm, kemiringan ulir 450.Screw pendorong berfungsi untuk mendorong kopra kelapa dari tabung pemasukan menuju mata pemarut.
Alat pemarut kelapa tipe screw ini bekerja berdasarkan prinsip putaran pada screw pendorong . Putaran pada screw pendorong dihasilkan oleh putaran pada motor listrik yang ditransmisikan kepulidan sabuk V. Puli ini terhubung dengan poros yang berfungsi untuk memutar silinder pengupas.
Proses pemarutan dimulai dengan masuknya kopra kelapa melalui hopper dan dihantarkan menuju area pemarutan. Pada area pemarutan kopra
kelapa diparut oleh mata pemarut yang berbentuk lingkaran dengan putaran 1400 rpm. Kopra yang telah terparut akan jatuh ke saluran pengeluaran.
Tabel 2. Data pengamatan pemarutan kelapa
Ulangan
kelapa selesai diparut dan mesin dimatikan. Dari penelitian yang telah dilakukan tiga kali ulangan diperoleh
Tabel 3 Kapasitas Efektif Alat
Ulangan Berat awal (kg) Waktu (jam) Kapasitas (kg/jam)
I 1 0,0161 62,111
II 1 0,0168 59,523
III 1 0,0166 60,240
Total 3 0,0495 60,606
Rataan 1 0,0165 60,606
Dari Tabel 3 diperoleh waktu pemarut kelapa kopra adalah 0,0165 jam sehingga diperoleh kapasitas efektif alat sebesar 60,606 kg/jam. Dalam hal ini proses pemarutan pada setiap ulangan dilakukan tidak secara kontinyu agar perlakuan pada setiap percobaan menjadi sama. Pada hasil pengamatan didapat bahwa kapasitas alat yang tertinggi terdapat pada ulangan ke I yaitu 62,111kg/jam dan kapasitas alat terendah terdapat pada ulangan II yaitu 59,523 kg/jam.
Persentase Kopra Tidak Terparut
Persentase kopra tidak terparut dapat dihitung dengan membagikan berat kopra tidak terparut dengan berat kopra awal dikali 100%. Dari hasil penelitian diperoleh persentase kopra yang tidak terparut sebagai berikut
Tabel 7. Persentase kopra tidak terparut
berat kelapa parut tertinggal dengan berat bahan awal dikali dengan 100%. Dari hasil penelitian diperoleh persen kelapa parut tertinggal sebagai berikut:
Tabel 8. Persentase kelapa parut tertinggal
Ulangan Berat awal (kg) Berat kelapa parut tertinggal
Dari tabel 8 diperoleh persentase rataan kelapa parut tertinggal sebesar 1,7%.
Analisis Ekonomi
Biaya Pokok
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.
Break even point
Menurut Waldiyono (2008) analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing). Selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan diperoleh nilai BEP yang dapat dilihat pada lampiran 5. Alat ni mencapai titik impas apabila telah memarut kopra sebanyak 699,744 kg pada tahun pertama, 738,113 kg pada tahun ke-dua, 779,372 kg pada tahun ke-tiga, 823,727 kg pada tahun ke-empat dan 871,458 kg pada tahun ke-lima. Peningkatan BEP dipengaruhi oleh biaya penyusutan yang meningkat setiap tahun.
Net present value
Dalam menginvestasikan modal dalam penambahan alat pada suatu usaha maka net present value dapat dijadikan salah satu alternatif dalam analisa finansial. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada lampiran 6 dapat
diketahui besarnya NPV7,5% adalah Rp 906.825.762,46. Pada suku bunga 7,5%, penerimaan yang diperoleh akan lebih besar daripada pengeluaran sehingga usaha ini layak untuk dijalankan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai NPV > 0.
Internal rate of return
Internal rate of return berfungsi untuk melihat seberapa layak suatu usaha
maka keuntungan yang diperoleh dari usaha ini semakin kecil.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kapasitas efektif alat pemarut kelapa tipe screw yang digunakan dalam penelitian sebesar 60,606 kg/jam.
2. Persentase bahan tertinggal adalah 1,7%, persentase bahan tidak terparut adalah 1,3%.
3. Biaya pokok yang dikeluarkan untuk memproduksi kopra kelapa sebanyak 1 kg dari alat pemarut kelapa tipe screw adalah Rp191,060 pada tahun pertama dan Rp 193,458 pada tahun ke-lima.
4. Alat ini akan mencapai break even point (titik impas) setelah memarut kopra kelapa sebanyak 699,744 kg pada tahun pertama dan 871,458 kg pada tahun kelima.
5. Net present value 7,5% dari alat pemarut kopra tipe screw ini adalah Rp 906.825.762,46 yang artinya usaha ini layak untuk dijalankan.
6. Internal rate of return dari alat pemarut kelapa tipe screw ini adalah 25,4%.
Saran
Indonesia yang merupakan negara tropis dengan banyaknya pulau merupa kan negara produsen kelapa utama di dunia. Hal ini terjadi karena kelapa umumnya tumbuh di kawasan pantai. Hampir di semua provinsi di Indonesia dapat dijumpai tanaman kelapa yang pengusahaannya berupa perkebunan rakyat. Pohon kelapa sering disebut pohon kehidupan karena sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman kelapa memberikan manfaat bagi manusia.Hanya saja selama ini produk kelapa mendapatkan saingan dari produk kelapa sawit. Namun, ditinjau dari ragam produk yang dapat dihasilkan oleh buah kelapa, produk kelapa sawit belum mampu menyainginya.Hal ini merupakan peluang untuk pengembangan kelapa menjadi aneka produk yang bermanfaat (Rindengan, 2004).
Dengan mengamati pembudidayaan tanaman di daerah daerah berperadaba n tertua di dunia, dimana di Philipina dan Srilanka telah dikenal sejak 300 tahun sebelum Masehi dan di India telah pula dikenal sejak 3000 tahun yang lalu, maka diperkirakan bahwa kelapa pasti berasal dari daerah tropis sekitarnya. Pada akhirnya para peneliti berkesimpulan bahwa kelapa berasal dari kawasan yang sekarang kita kenal sebagai Malaysia-Indonesia. Dari kawasan inilah, baik arus laut maupun perantaraan manusia, kelapa menyebar ke daerah-daerah lain (Suhardiyono, 1987).
Andes di Columbia, Amerika Serikat. Dari sinilah pada zaman prasejarah kelapa menyebar dibawa oleh penjelajah-penjelajah di kawasan Pasifik. Teori kedua beranggapan bahwa kelapa berasal dari daerah pantai kawasan Amerika Tengah, dimana dengan perantaraan arus lautan terbawa dan menyebar ke pulau-pulau Samudera Pasifik. Teori ketiga menyatakan bahwa daerah asal kelapa adalah suatu kawasan di Asia Selatan atau Malaysia atau mungkin Pasifik Barat. Berlawanan dengan teori kedua, menurut teori ketiga ini dari kawasan terakhir itulah kelapa menyebar ke pantai-pantai barat benua Amerika, terutama pada daerah tropis (Warisno, 1998).
Botani Kelapa
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, maka kelapa bisa digolongkan sebagai: Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Palmales
Famili : Palmae Genus : Cocos
Species : Cocos nucifera
Penggolongan varietas kelapa umumnya berdasarkan perbedaan-perbedaan umur pohon mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna buah serta sifat-sifat khusus yang lain (Suhardiman, 1999).
perkebunan kelapa, sekitar 97,4% dikelola oleh perkebunan rakyat yang melibatkan sekitar 3,1 juta keluarga petani, sisanya sebanyak 2,1% dikelola perkebunan besar swasta dan 0,5% dikelola perkebunan besar negara. Meskipun Indonesia memiliki areal kebun kelapa yang paling luas, tetapi produksinya hanya menduduki urutan kedua (Sukamto, 2001).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara perkembangan luas areal tanaman kelapa di Sumatera Utara terus meningkat dari tahun ketahun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel1 di bawah ini.
Tabel 1. Luas tanaman dan produksi kelapa tanaman perkebunan rakyat Sumatera Utara tahun 2011 Sumber/Source : Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara/Plantation Office of
Sumatera Utara Province
Peranan Mekanisasi Pertanian
mesin pertanian yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat (Hardjosentono, dkk., 1996).
Peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah:
1. Meningkatkan efisiensi tenaga manusia 2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani
3. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas serta kapasitas produksi pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani, yaitu dari tipe pertanian untuk kebutuhan keluarga (subsistence farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming)
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari bersifat agraris menjadi bersifat industri
(Hardjosentono, dkk, 1996).
Komponen Alat Pemarut Kelapa Tipe Screw
Rangka alat
Kerangka alat berfungsi sebagai pendukung komponen alat lainnya yang terbuat dari besi yang berbentuk siku yang akan disambung dengan menggunakan teknik pengelasan.
Motor listrik
Motor listrik mempunyai keuntungan yakni dapat dihidupkan dengan hanya memutar saklar, suara dan getaran tidak menjadi gangguan, udara tidak ada yang dihisap juga tidak ada gas buang dan pada motor DC mempunyai daya besar pada putaran rendah dan pada motor AC menggunakan sumber daya umum yang tidak mudah mengubah putarannya. Namun motor listrik memiliki kekurangan yakni,motor listrik ini membutuhkan sumber daya, kabel harus dapat dihubungkan dengan stop kontak, dengan demikian tempat penggunannya sangat terbatas oleh panjang kabel, kalau dipergunakan baterai sebagai sumber daya maka beratnya akan menjadi besar, secara umum biaya listrik motor listrik ini lebih tinggi daripada harga bahan bakar minyak dan untuk menghasilkan daya yang sama dihasilkan oleh sebuah motor pembakaran, maka motor listrik akan lebih berat (Soenarta dan Furuhama, 2002).
Puli
Puli berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran yang dihasilkan dari motor yang selanjutnya diteruskan lagi ke sabuk V dan akan memutar poros.Puli sabuk dibuat dari besi cor atau dari baja. Puli kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan puli dari paduan aluminium. (Stolk dan Kros, 1986).
Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Hal- hal yang perlu diperhatikan di dalam merencanakan sebuah poros adalah:
1. Kekuatan poros
Suatu poros dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan.Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan.Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atasnya.
2. Kekakuan poros
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. Korosi
Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang berhenti lama, dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida yang korosif sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.
5. Bahan poros
Poros untuk mesin biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin (Sularso dan Suga, 2004).
Bantalan
Bantalan(bearing)berguna untuk menumpu poros dan memberi kemungkinan poros dapat berputar dengan leluasa (dengan gesekan yang sekecil mungkin). Beberapa macam bantalan, pada prinsipnya bantalan dapat digolongkan menjadi:
- Bantalan dengan beban aksial
- Bantalan dengan beban campuran (aksial-radial) (Maleev, 1991).
Sabuk V
Sabuk bentuk trapesium atau V dinamakan demikian karena sisi sabuk dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. Kontak gesekan yang terjadi antara sisi sabuk V dengan dinding alur menyebabkan berkurangnya kemungkinan selipnya sabuk penggerak dengan tegangan yang lebih kecil dari pada sabuk yang pipih. Dalam kerjanya, sabuk V mengalami pembengkokan ketika melingkar melalui roda transmisi. Bagian sebelah luar akan mengalami tegangan, sedangkan bagian dalam akan mengalami tekanan.
Susunan khas sabuk V terdiri atas :
1. Bagian elastis yang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi
2. Bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan daya rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut
(Smith dan Wilkes, 1990). Screw Pendorong
4. Tempat tidur rumah sakit 5. C klem dan lain sebagainya (Achmad, 2006).
Saluran pemasukan bahan (hopper)
Merupakan saluran pemasukan bahan untuk selanjutnya dilakukan pengolahan dengan proses pengepresan bahan oleh screw press.
Tabung Screw
Tabung screw berfungsi sebagai tempat dari ulir atau screw pendorong untuk mendorong bahan dari hopper menuju mata pemarut. Tabung press berbentuk tabung silinder yang terbuat dari material yang padat dan kokoh.
Mata Pemarut
Mata pemarut pada alat ini berbentuk lingkaran berbahan teflon dimana pada permukaan teflon disusun paku yang jumlahnya mencapai ratusan. Ujung-ujung paku yang menempel pada teflon ini yang berfungsi sebagai mata pemarutnya.
Logam yang Digunakan
Baja tahan karat (stainless steel)
Logam yang digunakan merupakan logam baja tahan karat (stainless steel). Baja tahan karat yang mempunyai seratus lebih jenis yang berbeda-beda.
1. Baja tahan karat ferit
Baja ini mengandung unsur karbon yang rendah (sekitar 0,04 % C) dan sebagian besar dilarutkan dalam besi. Sementara itu, unsur lainnya yaitu kromium sekitar 13%- 20% dan tambahan kromium tergantung pada tingkat ketahanan karat yang diperlukan.
2.Baja tahan karat austenit
Baja tahan karat austenit mengandung nikel dan kromium yang amat tinggi, nikel akan membuat temperatur transformasinya rendah, sedangkan kromium akan membuat kecepatan pendinginan kritisnya rendah.
3 Baja tahan karat martensit
Baja tahan karat martensit mengandung sejumlah besar unsur karbon. Baja yang mengandung 0,1 % C, 13 % Cr, dan 0,5 % Mn ini dapat didinginkan untuk memperbaiki kekuatannya, tetapi tidak menambah kekerasan.
(Amanto dan Haryanto, 1999).
Campuran yang bahan dasarnya besi yang mengandung paling sedikitnya 12 persen chromium disebut baja tak-berkarat (stainless steel). Sifat yang paling penting dari baja ini adalah ketahanannya terhadap berbagai macam, walaupun tidak semua, kondisi korosi. Ada empat jenis baja tak-berkarat yang ada, yaitu ferritic-chromium steel, austentic chromium-nickel steel, dan martensitic andprecipitation hardenable stainless steel (Shigley dan Mitchell, 1999).
saluran pemasukan (hopper), silinder tabung, screw penorong, dan saluran pengeluran.
Besi
Besi adalah logam putih seperti perak, dapat di poles, keras, dapat ditempa, dapat dilengkungkan, dan bersifat magnetik. Besi adalah unsur yang sangat stabil dan merupakan unsur terbanyak kedelapan di bumi ini setelah Silikon, juga merupakan unsur logam terbanyak ketiga pada lapisan kulit bumi setelah Aluminium dan Silokon. Bijih besi yang banyak dikenal diantaranya Magnetite (Fe3O4), Hermanite (Fe2O3), Siderite (FeCO3), Pirite (FeS2) (Amanto dan Haryanto, 1999).
Mekanisme Pemarut Kelapa Kopra
Kopra yang telah dipisahkan dari tempurung kelapa dimasukkan kedalam hopper kemudian diteruskan ke mata pemarut yang berbentuk lingkaran oleh screw pendorong, hasil parutan dari kopra tersebut jatuh kedalam saluran
pengeluaran dan kemudian kelapa yang sudah diparut ditampung pada alat penampung yang sudah disiapkan.
Mekanisme Pembuatan Alat
Kekuatan, keawetan, dan pelayanan yang diberikan peralatan usaha tani bergantung terutama pada macam dan kualitas bahan yang digunakan untuk pembuatannya. Dalam pembuatannya terdapat kecenderungan konstruksi peralatan untuk meniadakan sebanyak mungkin baja tuangan dan mengganti dengan baja tekan atau baja cetak. Bilamana hal ini dilakukan dapat menekan biaya membuat mesin dalam jumlah besar. Keberhasilan atau kegagalan alat sering sekali tergantung pada bahan yang dipakai untuk pembuatannya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan peralatan usaha tani dapat diklasifikasikan dalam logam dan non logam (Smith dan Wilkes, 1990).
Kapasitas Efektif Alat
Menurut Daywin,dkk.,(2008) kapasitas efektif suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh : ha. Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi : Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW (Daywin, dkk., 2008).
Kapasitas Efektif Alat = Produk Yang Diolah
Waktu ... (1) Rendemen
Berat Bahan Baku
Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan. Sedangkan, biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan
(Soeharno, 2007). Biaya Pemakaian Alat
Pengukuran biaya pemarutan bahan dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
Biaya pokok = [ BT
x
+
BTT] C ... (3) Keterangan:BT : Total biaya tetap (Rp/tahun) BTT : Total biaya tidak tetap (Rp/jam) x : Total jam kerja pertahun (jam/tahun) C : Kapasitas alat (jam/satuan produksi)
dipengaruhi oleh jam kerja alsin, sedangkan biaya tidak tetap sangat dipengaruhi oleh alsin.
1. Biaya tetap
a. Biaya penyusutan (metode garis lurus)
Dalam pemakaian alsin, biaya ini merupakan biaya yang sangat penting dan dapat merupakan biaya yang terbesar.Biaya ini merupakan biaya untuk mengganti alsin jika umur ekonominya telah sampai atau jika alsin itu dijual sebelum habis masa umur ekonominya. Dapat dihitung dengan metoda garis lurus dengan rumus sebagai berikut :
Dt= (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, t-1) ... (4) b. Biaya bunga modal dan asuransi
Bunga modal dan asuransi ada kalanya perhitungannya digabung dan kadang kala dipisah, maka biaya-biaya ini diperhitungkan berdasarkan persentase nilai awal. Jika digabung, besarnya adalah:
I = i(P)(n+1)
2n ... (5) Keterangan:
Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian, namun beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya.
d. Biaya gudang/gedung
Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5-1%, rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.
2. Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari :
a. Biaya perbaikan untuk motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak. Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan :
Biaya reparasi = 1,2 % (P-S)
1000 jam ... (6) Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator.Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya(Hidayat,dkk.,1999). .
Break Even Point
Untuk menentukan produksi titik impas (BEP) maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:
N = F
R-V... (7) Keterangan:
N : jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas per tahun(Kg) F : biaya tetap per tahun (rupiah)
R : penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (rupiah) V : biaya tidak tetap per unit produksi
(Waldiyono,2008). Net present value
Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present).Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke nol (0) dalam perhitungan cash flow investasi.
Cash flow yang benefit saja perhitungannya disebut dengan present worth of benefit (PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan hanya cash out (cost) disebut dengan present worth of cost (PWC). Sementara itu NPV diperoleh dari PWB dikurangi PWC, yakni:
NPV = PWB - PWC ... (8) PWB = present worth of benefit
PWC = present worth of cost
(Giatman, 2006). Internal rate of return
Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan
kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. IRR adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh:
B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR dengan menggunakan rumus berikut:
IRR = p % + X
X+Y × (q % - p %) (positif dan negatif) ... (9) atau
IRR = q % + X
X-Y × (q % - p%) (positif dan positif) ... (10) Keterangan:
P= suku bunga bank paling atraktif q= suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam meningkatkan produksi pertanian, proses produksi yang meliputi prapanen sampai pascapanen memerlukan dukungan berbagai sarana dan prasarana yang efektif, diantaranya adalah dukungan alat dan mesin pertanian.Hasil-hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan harus memiliki penanganan pascapanen yang baik.Penanganan yang dilakukan diusahakan memperhatikan tingkat standarisasi mutu yang diizinkan agar hasil yang diperoleh baik. Penanganan yang tidak baik akan berdampak pada kualitas bahan yang buruk, harga jual yang rendah, serta dapat menimbulkan kerugian bagi para produsen hasil pertanian tersebut.
Dari masa ke masa kebutuhan manusia selalu meningkat. Itulah sebabnya manusia dituntut untuk selalu berusaha dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia.Oleh karena itu, untuk meningkatkan kebutuhan hidup manusia di sektor pertanian maka produksi pertanian harus ditingkatkan.
akan menggerakkan peralatan yang diperlukan. Kegunaan dari alat tersebut tidak saja dilihat dari segi praktis dan efisiensi kerjanya, tetapi juga digunakan sebagai lambang kepatuhan terhadap nenek moyang atau generasi sebelumnya yang sudah membuktikan kegunaan dan hasilnya, dari mulai mengolah tanah hingga penyebaran hasilnya (Depdikbud, 2001).
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia.Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam.Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang kompleks. Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumberdaya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno, 1999). Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di zaman modern ini, manusia sebagai mahluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu hal maka manusia berusaha untuk menciptakan atau membuat suatu peralatan yang lebih efisien dan praktis yang dapat membantu bahkan menggantikan tenaga manusia dengan alat bantu yaitu mesin pertanian.
bersumber dari kelapa.Selain itu tanaman kelapa merupakan tanaman serba guna, yang keseluruhan bagiannya dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia dan menghasilkan keuntungan.Oleh karena itu kelapa mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan dan perekonomian di Indonesia (Suhardiyono, 1987).
Kelapa merupakan tanaman tropis yang penting bagi negara-negara Asia dan Pasifik. Kelapa di samping dapat memberikan devisa bagi negara juga merupakan mata pencarian jutaan petani, yang mampu memberikan penghidupan puluhan juta keluarganya. Hal ini memungkinkan karena tanaman kelapa yang juga sering disebut pohon kehidupan (the tree of life) tumbuh dominan di kawasan pantai. Disebut pohon kehidupan karena seluruh bagian tanamannya sangat bermanfaat bagi manusia. Buah kelapa yang terdiri atas sabut kelapa, tempurung, daging buah dan air kelapa tidak ada yang terbuang dan dapat dimanfaatkan untuk dapat menghasilkan produk industri, antara lain kelapa parutan kering yang banyak digunakan untuk campuran dalam industri makanan kecil seperti permen, gula-gula, kue, puding, dan lain-lain (Suhardiyono, 1987).
selanjutnya pengukuran, pemotongan, perangkaian, pengelasan dan finishing. Selanjutnya dilakukan uji kelayakan pada alat dan dilakukan pengukuran parameter yang digunakan pada penelitian.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menguji alat pemarut kelapa tipe screw dengan menggunakan kelapa sebagai bahan bakunya.
Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikandiProgram Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai alat pemarut kelapa.
ABSTRAK
DOMEN SITOHANG :Rancang Bangun Alat Pemarut Kelapa Tipe Screw, dibimbing oleh ACHWIL PUTRA MUNIR dan LUKMAN ADLIN HARAHAP.
Dalam meningkatkan produksi pertanian yang meliputi prapanen sampai pascapanen memerlukan sarana dan prasarana yang efektif seperti alat dan mesin pertanian.Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menguji alat pemarut kelapa tipe screw dengan menggunakan kelapa sebagai bahan bakunya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016 sampai dengan Maret 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.Parameter yang diamati yaitu kapasitas efektif alat, presentase kopra tidak terparut, presentase kopra yang tertinggal dan analisis ekonomi.
Dari hasil penelitian diperoleh kapasitas efektif alat sebesar 60,606 kg/jam, persentase bahan tidak terparut sebesar 1,3%, persentase kopra yang tertinggal sebesar 1,7% dan nilai analisis ekonomi untuk biaya pokok pada tahun pertama sebesar Rp191,060 dan pada tahun kelima sebesar Rp 193,458, break even point (BEP) 699,744 kg pada tahun pertama dan 871,458 kg pada tahun kelima, dan nilai Net present value (NPV )sebesar7,5%, nilai Internal rate of return (IRR) sebesar 25,4%.
Kata Kunci : Alat pemarut kelapa tipe screw, kelapa kopra
ABSTRACT
Domen Sitohang : Design of Screw Type Coconut guiter supervised by ACHWIL PUTRA MUNIR and LUKMAN ADLIN HARAHAP.
In improving agricultural production, that including pre- to post-harvest facilities and infrastructure, require, effective agricultural tools and machines. This research was aimed to design and test screw type coconut grater using coconut new materil. This study was conducted in February 2016 until March 2016 at the Laboratory of Agricultural Engineering Study Program of Agricultural Engineering Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan. The parameters observed were the effective capacity of the tool,ungrated percentage of copra, percentage of remaining copra and economic analysis. The results should that the effective capacity was 60.606 kg / h, the percentage of ungrated material was 1.3%, the percentage of copra were left was 1.7% and the value of economic analysis for the cost of goods in the first year was Rp191,060 and in the fifth year was Rp 193.458, break even point (BEP) was 699.744 kg in the first year and 871.458 kg in the fifth year, and the value of Net present value (NPV) was 7.5%, the value internal rate of return (IRR) was 25.4% .
DRAFT
OLEH:
DOMEN SITOHANG 110308050
RANCANG BANGUN ALAT PEMARUT KELAPA TIPE
SCREW
DRAFT
OLEH:
DOMEN SITOHANG 110308050
Draft sebagai salah satu syarat untuk melalukan seminar hasil penelitian di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Achwil Putra Munir, STP, M.Si Lukman Adlin Harahap, STP, M.Si
Ketua Anggota
dibimbing oleh ACHWIL PUTRA MUNIR dan LUKMAN ADLIN HARAHAP. Dalam meningkatkan produksi pertanian yang meliputi prapanen sampai pascapanen memerlukan sarana dan prasarana yang efektif seperti alat dan mesin pertanian.Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menguji alat pemarut kelapa tipe screw dengan menggunakan kelapa sebagai bahan bakunya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016 sampai dengan Maret 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.Parameter yang diamati yaitu kapasitas efektif alat, presentase kopra tidak terparut, presentase kopra yang tertinggal dan analisis ekonomi.
Dari hasil penelitian diperoleh kapasitas efektif alat sebesar 60,606 kg/jam, persentase bahan tidak terparut sebesar 1,3%, persentase kopra yang tertinggal sebesar 1,7% dan nilai analisis ekonomi untuk biaya pokok pada tahun pertama sebesar Rp191,060 dan pada tahun kelima sebesar Rp 193,458, break even point (BEP) 699,744 kg pada tahun pertama dan 871,458 kg pada tahun kelima, dan nilai Net present value (NPV )sebesar7,5%, nilai Internal rate of return (IRR) sebesar 25,4%.
Kata Kunci : Alat pemarut kelapa tipe screw, kelapa kopra
ABSTRACT
Domen Sitohang : Design of Screw Type Coconut guiter supervised by ACHWIL PUTRA MUNIR and LUKMAN ADLIN HARAHAP.
In improving agricultural production, that including pre- to post-harvest facilities and infrastructure, require, effective agricultural tools and machines. This research was aimed to design and test screw type coconut grater using coconut new materil. This study was conducted in February 2016 until March 2016 at the Laboratory of Agricultural Engineering Study Program of Agricultural Engineering Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan. The parameters observed were the effective capacity of the tool,ungrated percentage of copra, percentage of remaining copra and economic analysis. The results should that the effective capacity was 60.606 kg / h, the percentage of ungrated material was 1.3%, the percentage of copra were left was 1.7% and the value of economic analysis for the cost of goods in the first year was Rp191,060 and in the fifth year was Rp 193.458, break even point (BEP) was 699.744 kg in the first year and 871.458 kg in the fifth year, and the value of Net present value (NPV) was 7.5%, the value internal rate of return (IRR) was 25.4% .
RIWAYAT HIDUP
Domen Sitohang, dilahirkan di Torgamba pada tanggal 5 mei 1993 dari pasangan suami istri Ayah Riston Sitohang dan Ibu Deli br.Siagian, penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Rantau utara pada tahun 2011 dan diterima di Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tertulis pada tahun 2011.
Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti organisasi Ikatan Mahasiswa Keteknikan Pertanian (IMATETA) FP-USU sebagai anggota, dan pernah menjadi Badan Pengurus Harian (BPH) organisasi tersebut masa bakti 2012-2013.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan draft dengan judul “Rancang Bangun Alat Pemarut Kelapa Tipe Screw” yang merupakan salah satu syarat untuk melaksanakan seminar hasil penelitian di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Achwil Putra Munir, STP, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Lukman Adlin Harahap, STP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing
yang banyak membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan draft ini dengan baik.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih, semoga draft ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, April 2016
DAFTAR ISI
Kegunaan Penelitian... 3
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Kelapa ... 5
Botani Kelapa ... 6
Kondisi Perkelapaan di Indonesia ... 7
Peranan Mekanisasi Pertanian ... 7
Komponen Alat ... 8
Screw Pendorong ... 12
Saluran Pemasukan (Hopper) ... 13
Tabung Screw ... 13
Mata Pemarut ... 14
Logam yang Digunakan ... 14
Baja Tahan Karat (Stainless Steel) ... 14
Besi ... 14
Mekanisme Pemarut Kopra Kelapa ... 14
Mekanisme Pembuatan Alat ... 14
Kapasitas Efektif Alat ... 14
Rendemen ... 15
Analisis Ekonomi ... 15
Biaya Pemakaian Alat ... 15
Biaya Tetap ... 16
Biaya Tidak Tetap ... 16
Break Even Point... 17
Net Present Value ... 18
Internal Rate of Return... 19
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ... 20
Persentase Kelapa Parut Tertinggal ... 22
Analisis Ekonomi ... 22
HASIL DAN PEMBAHASAN Alat Pemarut Kelapa Tipe Screw ... 23
Prinsip Pemarutan ... 23
Kapasitas Efektif Alat ... 23
Persentase Kopra Tidak Terparut ... 23
Persentase Kelapa Parut Tertinggal ... 23
Analisis Ekonomi ... 24
Biaya Pokok ... 25
Break Even Point... 25
Net Present Value ... 25
Internal Rate of Return... 25
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 26
Saran ... 26
DAFTAR TABEL
No. Hal
1. Luas tanaman kelapa di Sumatera Utara ...7
2. Data pengamatan pemarutan kelapa ...28
3. Kapasitas efektif alat ...29
4. Persentase kopra tidak terparut ...29
No Hal
1. Flowchart pelaksanaan penelitian ...36
2. Spesifikasi alat pemarut kelapa tipe screw ...38
3. Data pengamatan pemarutan kelapa ...39
4. Biaya pemakaian alat ...40
5. Biaya produksi ...41
6. Break even point ...43
7. Net present value ...44
8. Internal rate of return ...46
9. Proses persiapan dan pengupasan bahan ...48
10. Gambar hasil pemarutan kopra kelapa ...49
11. Gambar alat pemarut kelapa tipe screw ...51