• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh tingkat Penambahan Mineral Yodium dan Tingkat Protein Ransum terhadap Persentase Bobot Karkas Lemak Abdominal dan Bobot Kelenjar Tiroid Ayam Pedaging

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh tingkat Penambahan Mineral Yodium dan Tingkat Protein Ransum terhadap Persentase Bobot Karkas Lemak Abdominal dan Bobot Kelenjar Tiroid Ayam Pedaging"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENGARUH TI:o-IGKAT PENAMDAHAN MINERAL YODIUM DAN TINGKA:r. PROTEIN RAN SUM TERHADAP PERSENTASE BOBOT KARKAS

LEMAK ABDOMINAL DAN DOBOT KELENJAR TIROID AYAM PEDAGING

KARYA ILMIAH

J PUTU RAJ SUTA

FAKULTAS PETERNAKAN IN5TITUT PERTANIAN BOGOII

1984

(3)

Badan dibersihkan dengan air

Pikiran dibersihkan dengan kejujuran

Roh!jiwa dibersihkan dengan pengetahuan dan tapa

Budi dibersihkan dengankebijaksanaan

Hセ。ョオウュイエゥ@ V. 109) •

Bulan dan bintang memberi penerangan diwaktu malam

セ。エ。ィ。イゥ@ bersinar menerangi dataran bumi

Ilmu pengetahuan, pelajaran dan dharma menerangi tribhuwana dengan sempurna Putra yang baik, saleh dan pandai mem-bahagiakan keluarganya

(Niti Sastra IV. 1).

Jangan anda membodohkan diri sendiri dengan melalaikan kesempatan untuk ber-prakarsa,.yang berarti untuk menambah

(4)

RINGKASAN

I PUTU RAI SUTA, 1984. Pengaruh Tingkat Penambahan Mineral Vodium dan Tingkat Protein Ransum terhadap Persen-tase Bobot Karkas, Lemak Abdominal dan 8obot Keleniar Tiroid Ayam Pedaging. k。イケセ@ Ilmiah Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor.' '

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

:

.

Prof. Or. Dawan Sugandi Ir. Ibnu Katsir Amrullah, MS.

Penelitian ini dilakukan di 8agian Ternak Unggas, Departemen Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor, selama delapan minggu sejak tang-gal 24 Februari sampai dengan 20 April 1984.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat penambahan mineral yodium pada berbagai tingkat pro-tein ransum terhadap persentase bobot karkas, irisan komer-sian karkas, lemak abdominal dan bobot kelenjar tiroid ayam pedaging.

Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial 3 X 3 dengan Rancangan Acak Lengkap yaitu terdiri dari tiga ting-kat penambahan mineral yodium (0, 150 dan 300 ppb) dan tiga tingkat kandungan protein ransum (IS, 20 dan 25%). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali dengan ウ・エセ。ー@

ulangan terdiri dari 10 ekor ayam ,(kepadatan 10 ekor/m ). Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati, maka data yang diperoleh dianalisa dengan Analisis Sidik Ragam. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan Uji Jarak Duncan, sedangkan untuk mengetahui respon perlakuan apakah bersifat linier at au kuadratik, maka dilakukan Uji 'Polinomial Orthogonal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat protein ransum berpengaruh nyata (p< 0.05) terhadap persentase bo-bot karkas, tetapi tidak nyata dipengaruhi oleh tingkat pe-nambahan mineral yodium dan interaksinya dengan tingkat protein ransum. Rataan persentase bobot karkas untuk ting-kat 15% protein ransum nyata (p

<

0.05) lebih rendah diban-dingkan dengan rataan persentase bobot karkas untuk tingkat 20% dan 25% protein ransum. Hubungan antara tingkat pro-tein ransum dengan rataan persentase bobot karkas nyata

(p < 0.05) bersi fat linier posi ti f 2dengan persamaan regresi linier: Y; 69.2131 + 0.2497X (R = 0.73 atau r

=

0.65).
(5)

ran sum dihasilkan rataan persentase bobot irisan dada sa-ngat nyata (P( 0.01) lebih tinggi dibandingkan dengan ra-taan persentase bobot irisan dada pada tingkat 15% protein ransum. Hubungan antara tingkat protein ransum dengan ra-taan persentase bobot irisan dada nyata (P( 0.05) menunjuk-kan hubungan yang bersifat kuadratik 、・ョァ。ョRュッ、セQ@ persama-an kuadrat:

Y

=

1.8195 + 1.955SX - 0.0411X (R

=

0.13). Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh bahwa pada ting-kat 23.8% protein ransum akan dihasilkan rataan persentase bobot irisan dada paling tinggi yaitu sebesar 2S.08%.

Persentase bobot irisan sayap nyata Hーセ@ O.OS) dipe_ ngaruhi oleh tingkat protein ran sum dan interaksi antara tingkat ーイッエ・ゥセ@ ransum dengan tingkat penambahan mineral yodium,'tetapi tidak nyata 、ゥセ・ョ「。エオィゥ@ oleh tingkat penam-bahan mineral yodium. Hasil Uji Interaksi menunjukkan bahwa pada tingkat 2S% proteinransum dengan tanpa penam-bahan mineral yodium dihasilkan rataan persentase bobot irisan sayap sangat nyata (P< 0.01) lebih tinggi dibanding-kan dengan rataan persentase bobot irisan sayap pada ting-kat 2S% protein ransum dengan penambahan mineral yodium sebany.k ISO ppb, sedangkan pada tingkat 20% protein ransum dengan tanpa penambahan mineral yodium dihasilkan rataan persentase bobot irisan sayap sangat nyata lebih HpHセセPUI@

lebih rendah dibandingkan dengan rataan persentase bobot irisan sayap pada tingkat 2S% protein ran sum dengan tanpa penambahan mineral yodium. Hasil Uji Jarak Duncan menun-jukkan bahwa pada tingkat 2S% protein ran sum dihasilkan rataan persentase bobot irisan sayap nyata (P(0.05) lebih tinggi daripada rataan persentase bobot irisan sayap pada tingkat 1S% dan 20% protein ransum. Pengaruh interaksi antara tingkat protein ransum dengan tingkat penambahan mineral yodium terhadap rataan persentase bobot irisan sa-yap yaitu ditunjukkan oleh model persamaan poli2omial Be-perti ini: Y,

=

S.3S79 + 0.20284X 1 - 02004156XI +, _

0.03046X - 0.00278X X + 0.00006667X X.

Per&entase bobot frisan betis (dtum&tick) hanya nyata (P(O.OS) dipengaruhi oleh tingkat protein ransum. Rataan persentase bobot irisan betis pada tingkat 2S% protein ran-sum nyata (p< 0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan rataan persentase bobot irisan betis pada tingkat lS% dan 20% pro-tein ran sum. Hubungan antara tingkat protein ran sum dengan rataan persentase bobot irisan betis menunjukkan hubungan yang nyata (P<O.OS) bersifat linier positif, 、・ョァセョ@ model persamaan regresi linier: Y

=

8.6444 + D.IOS8X (R

=

0.66 atau r = 0.81)

Persentase bobot lemak abdominal sangat nyata (p< O.Ol) dipengaruhi oleh tingkat protein ransum. tetapi tidak nyata dipengaruhi oleh tingkat penambahan mineral YOdium dan

(6)

tingkat 15%, sedangkan rataan persentase bobot lemak abdo-minal pada tingkat 20% protein ransum nyata (p

<

0.05) bih rendah dibandingkan dengan rataan persentase bobot le-mak abdominal pada tingkat 15% protein ransum. Hubungan antara tingkat protein ransum dengan rataan persentase bo-bot lemak abdominal adalah nyata (p

<

0.05) bersifat kua-dratik, dengan model persamaan セオ。、セ。エ@ sebagai berikut: Y

=

15.2846 - 1.1150X + 0.023lX (R

=

0.13). Berdasarkan perSamaan ini diperoleh bahwa pada tingkat 24.15% protein ransum akan dihasilkan rataan persentase bobot lemak abdo-minal yang paling rendah yaitu sebesar 1.82%.
(7)

PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN MINERAL VODIUM DAN TINGKAT

PROTEIN RANSUM TERHAOAP PERSENTASE BOBOT KARKAS

LEMAK ABDOMINAL DAN BOBOT KELENJAR TIROID

AYAM PEDAGING

Karya Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan

oleh

I PUTU RAI SUTA

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1984

(8)

PENGARUf;f' TINGKAT PENAMBAHAN MINERAL YDDIUM DAN TINGKAT

PROTEIN RANSUM TERHADAP PERSENTASE BOBOT KARKAS

LEMAK ABDOMINAL DAN BOBOT KELENJAR TIROID

AYAM PEDAGING

oleh

I PUTU RAl SUTA

D. 16 0849

Karya Ilmiah ini telah disetujui dan disidangkan

diha-dapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal

9

NOQember 1984

Prof. Dr. Dawan Sugandi

Pembimbing Utama

Ketua Jurusan

Ilmu Produksi Ternak

Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

A.di- -Sudanu

,

Ir. Ibnu Katsir. mrul1ah, MS

Pembimbing Anggota

Dekan

(9)

RIWAYAT HIOUP

Penulis dilahirkan di Tabanan, Bali pada tanggal

14 April 1960. Penulis merupakan anak pertama dari empat

bersaudara dengan Ayah Nyoman eakera dan Ibu

Ni

Made Gedong.

Pada tahun 1967 panulis memasuki Sekolah Oasar Antap

dan lulus tahun 1972. Kamudian melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama Nageri di Bajara Kacamatan Selemad.g

Kabupaten Tabanan dan lulus tahun 1975. Pada tahun 1976

memasuki Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan Negeri di

Denpasar. lulus tahun 1979.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Tingkat

Per-siapan Bersama

di

Institut Pertanian Bogor pada tahun 1979

melalui Proyek Perintis I I , dan pada tahun

19B1

terdaftar

sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Bogar.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa atas segala rahmatNya, sehingga penulis

da-pat menyelesaikan penelitian dan penyusunan karya ilmiah

ini. yang mana merupakan salah satu syarat untuk

mempero-leh gelar Sarjana Peternakan pada fakultas Peternakan.

Institut Pertanian Bogar.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Prof. Dr.

Dawan

Sugandi

sebagai pembimbing utama; Bapak Ir. Ibnu Katsir Amrullah. MS

sebagai pembimbing anggota. yang telah memberikan

pengarah-an dpengarah-an membimbing penulis selama melakspengarah-anakpengarah-an penelitipengarah-an

dan penullsan karya ilmiah inl.

Selanjutnya penulls menyampaikan terima kasih yang

se-besar-besarnya kepada yang terhormat Bapak Dekan beserta

Staf Pengajar fakultas Peternakan, Instltut Pertanian Bogar

at as segala fasilitas, bimbingan 'serta ilmu dan pengetahuan

yang telah diberikan selama penulis mengikuti pendidikan

di fakultas Peternakan, Institut Pertanian Boger.

Tak lupa pula penulis menyampaikan terlma kasih kepada

Ibu Ir. Umiyati Atmomarseno yang telah memberikan

kasempat-an kepada penulis untuk turut melakukkasempat-an penelitikasempat-an.

Juga

kepada ternan-ternan satu penelitian, penulis mengucapkan

terima kasih atas kerjasama yang baik selama melakukan

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)

PENGARUH TI:o-IGKAT PENAMDAHAN MINERAL YODIUM DAN TINGKA:r. PROTEIN RAN SUM TERHADAP PERSENTASE BOBOT KARKAS

LEMAK ABDOMINAL DAN DOBOT KELENJAR TIROID AYAM PEDAGING

KARYA ILMIAH

J PUTU RAJ SUTA

FAKULTAS PETERNAKAN IN5TITUT PERTANIAN BOGOII

1984

(164)

Badan dibersihkan dengan air

Pikiran dibersihkan dengan kejujuran

Roh!jiwa dibersihkan dengan pengetahuan dan tapa

Budi dibersihkan dengankebijaksanaan

Hセ。ョオウュイエゥ@ V. 109) •

Bulan dan bintang memberi penerangan diwaktu malam

セ。エ。ィ。イゥ@ bersinar menerangi dataran bumi

Ilmu pengetahuan, pelajaran dan dharma menerangi tribhuwana dengan sempurna Putra yang baik, saleh dan pandai mem-bahagiakan keluarganya

(Niti Sastra IV. 1).

Jangan anda membodohkan diri sendiri dengan melalaikan kesempatan untuk ber-prakarsa,.yang berarti untuk menambah

(165)

RINGKASAN

I PUTU RAI SUTA, 1984. Pengaruh Tingkat Penambahan Mineral Vodium dan Tingkat Protein Ransum terhadap Persen-tase Bobot Karkas, Lemak Abdominal dan 8obot Keleniar Tiroid Ayam Pedaging. k。イケセ@ Ilmiah Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor.' '

Pembimbing Utama

Pembimbing Anggota

:

.

Prof. Or. Dawan Sugandi Ir. Ibnu Katsir Amrullah, MS.

Penelitian ini dilakukan di 8agian Ternak Unggas, Departemen Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor, selama delapan minggu sejak tang-gal 24 Februari sampai dengan 20 April 1984.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat penambahan mineral yodium pada berbagai tingkat pro-tein ransum terhadap persentase bobot karkas, irisan komer-sian karkas, lemak abdominal dan bobot kelenjar tiroid ayam pedaging.

Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial 3 X 3 dengan Rancangan Acak Lengkap yaitu terdiri dari tiga ting-kat penambahan mineral yodium (0, 150 dan 300 ppb) dan tiga tingkat kandungan protein ransum (IS, 20 dan 25%). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali dengan ウ・エセ。ー@

ulangan terdiri dari 10 ekor ayam ,(kepadatan 10 ekor/m ). Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati, maka data yang diperoleh dianalisa dengan Analisis Sidik Ragam. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan Uji Jarak Duncan, sedangkan untuk mengetahui respon perlakuan apakah bersifat linier at au kuadratik, maka dilakukan Uji 'Polinomial Orthogonal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat protein ransum berpengaruh nyata (p< 0.05) terhadap persentase bo-bot karkas, tetapi tidak nyata dipengaruhi oleh tingkat pe-nambahan mineral yodium dan interaksinya dengan tingkat protein ransum. Rataan persentase bobot karkas untuk ting-kat 15% protein ransum nyata (p

<

0.05) lebih rendah diban-dingkan dengan rataan persentase bobot karkas untuk tingkat 20% dan 25% protein ransum. Hubungan antara tingkat pro-tein ransum dengan rataan persentase bobot karkas nyata

(p < 0.05) bersi fat linier posi ti f 2dengan persamaan regresi linier: Y; 69.2131 + 0.2497X (R = 0.73 atau r

=

0.65).
(166)

ran sum dihasilkan rataan persentase bobot irisan dada sa-ngat nyata (P( 0.01) lebih tinggi dibandingkan dengan ra-taan persentase bobot irisan dada pada tingkat 15% protein ransum. Hubungan antara tingkat protein ransum dengan ra-taan persentase bobot irisan dada nyata (P( 0.05) menunjuk-kan hubungan yang bersifat kuadratik 、・ョァ。ョRュッ、セQ@ persama-an kuadrat:

Y

=

1.8195 + 1.955SX - 0.0411X (R

=

0.13). Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh bahwa pada ting-kat 23.8% protein ransum akan dihasilkan rataan persentase bobot irisan dada paling tinggi yaitu sebesar 2S.08%.

Persentase bobot irisan sayap nyata Hーセ@ O.OS) dipe_ ngaruhi oleh tingkat protein ran sum dan interaksi antara tingkat ーイッエ・ゥセ@ ransum dengan tingkat penambahan mineral yodium,'tetapi tidak nyata 、ゥセ・ョ「。エオィゥ@ oleh tingkat penam-bahan mineral yodium. Hasil Uji Interaksi menunjukkan bahwa pada tingkat 2S% proteinransum dengan tanpa penam-bahan mineral yodium dihasilkan rataan persentase bobot irisan sayap sangat nyata (P< 0.01) lebih tinggi dibanding-kan dengan rataan persentase bobot irisan sayap pada ting-kat 2S% protein ransum dengan penambahan mineral yodium sebany.k ISO ppb, sedangkan pada tingkat 20% protein ransum dengan tanpa penambahan mineral yodium dihasilkan rataan persentase bobot irisan sayap sangat nyata lebih HpHセセPUI@

lebih rendah dibandingkan dengan rataan persentase bobot irisan sayap pada tingkat 2S% protein ran sum dengan tanpa penambahan mineral yodium. Hasil Uji Jarak Duncan menun-jukkan bahwa pada tingkat 2S% protein ran sum dihasilkan rataan persentase bobot irisan sayap nyata (P(0.05) lebih tinggi daripada rataan persentase bobot irisan sayap pada tingkat 1S% dan 20% protein ransum. Pengaruh interaksi antara tingkat protein ransum dengan tingkat penambahan mineral yodium terhadap rataan persentase bobot irisan sa-yap yaitu ditunjukkan oleh model persamaan poli2omial Be-perti ini: Y,

=

S.3S79 + 0.20284X 1 - 02004156XI +, _

0.03046X - 0.00278X X + 0.00006667X X.

Per&entase bobot frisan betis (dtum&tick) hanya nyata (P(O.OS) dipengaruhi oleh tingkat protein ransum. Rataan persentase bobot irisan betis pada tingkat 2S% protein ran-sum nyata (p< 0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan rataan persentase bobot irisan betis pada tingkat lS% dan 20% pro-tein ran sum. Hubungan antara tingkat protein ran sum dengan rataan persentase bobot irisan betis menunjukkan hubungan yang nyata (P<O.OS) bersifat linier positif, 、・ョァセョ@ model persamaan regresi linier: Y

=

8.6444 + D.IOS8X (R

=

0.66 atau r = 0.81)

Persentase bobot lemak abdominal sangat nyata (p< O.Ol) dipengaruhi oleh tingkat protein ransum. tetapi tidak nyata dipengaruhi oleh tingkat penambahan mineral YOdium dan

(167)

tingkat 15%, sedangkan rataan persentase bobot lemak abdo-minal pada tingkat 20% protein ransum nyata (p

<

0.05) bih rendah dibandingkan dengan rataan persentase bobot le-mak abdominal pada tingkat 15% protein ransum. Hubungan antara tingkat protein ransum dengan rataan persentase bo-bot lemak abdominal adalah nyata (p

<

0.05) bersifat kua-dratik, dengan model persamaan セオ。、セ。エ@ sebagai berikut: Y

=

15.2846 - 1.1150X + 0.023lX (R

=

0.13). Berdasarkan perSamaan ini diperoleh bahwa pada tingkat 24.15% protein ransum akan dihasilkan rataan persentase bobot lemak abdo-minal yang paling rendah yaitu sebesar 1.82%.
(168)

PENGARUH TINGKAT PENAMBAHAN MINERAL VODIUM DAN TINGKAT

PROTEIN RANSUM TERHAOAP PERSENTASE BOBOT KARKAS

LEMAK ABDOMINAL DAN BOBOT KELENJAR TIROID

AYAM PEDAGING

Karya Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan

oleh

I PUTU RAI SUTA

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1984

(169)

PENGARUf;f' TINGKAT PENAMBAHAN MINERAL YDDIUM DAN TINGKAT

PROTEIN RANSUM TERHADAP PERSENTASE BOBOT KARKAS

LEMAK ABDOMINAL DAN BOBOT KELENJAR TIROID

AYAM PEDAGING

oleh

I PUTU RAl SUTA

D. 16 0849

Karya Ilmiah ini telah disetujui dan disidangkan

diha-dapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal

9

NOQember 1984

Prof. Dr. Dawan Sugandi

Pembimbing Utama

Ketua Jurusan

Ilmu Produksi Ternak

Fakultas Peternakan

Institut Pertanian Bogor

A.di- -Sudanu

,

Ir. Ibnu Katsir. mrul1ah, MS

Pembimbing Anggota

Dekan

(170)

RIWAYAT HIOUP

Penulis dilahirkan di Tabanan, Bali pada tanggal

14 April 1960. Penulis merupakan anak pertama dari empat

bersaudara dengan Ayah Nyoman eakera dan Ibu

Ni

Made Gedong.

Pada tahun 1967 panulis memasuki Sekolah Oasar Antap

dan lulus tahun 1972. Kamudian melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama Nageri di Bajara Kacamatan Selemad.g

Kabupaten Tabanan dan lulus tahun 1975. Pada tahun 1976

memasuki Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan Negeri di

Denpasar. lulus tahun 1979.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Tingkat

Per-siapan Bersama

di

Institut Pertanian Bogor pada tahun 1979

melalui Proyek Perintis I I , dan pada tahun

19B1

terdaftar

sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Bogar.

(171)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa atas segala rahmatNya, sehingga penulis

da-pat menyelesaikan penelitian dan penyusunan karya ilmiah

ini. yang mana merupakan salah satu syarat untuk

mempero-leh gelar Sarjana Peternakan pada fakultas Peternakan.

Institut Pertanian Bogar.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Prof. Dr.

Dawan

Sugandi

sebagai pembimbing utama; Bapak Ir. Ibnu Katsir Amrullah. MS

sebagai pembimbing anggota. yang telah memberikan

pengarah-an dpengarah-an membimbing penulis selama melakspengarah-anakpengarah-an penelitipengarah-an

dan penullsan karya ilmiah inl.

Selanjutnya penulls menyampaikan terima kasih yang

se-besar-besarnya kepada yang terhormat Bapak Dekan beserta

Staf Pengajar fakultas Peternakan, Instltut Pertanian Bogar

at as segala fasilitas, bimbingan 'serta ilmu dan pengetahuan

yang telah diberikan selama penulis mengikuti pendidikan

di fakultas Peternakan, Institut Pertanian Boger.

Tak lupa pula penulis menyampaikan terlma kasih kepada

Ibu Ir. Umiyati Atmomarseno yang telah memberikan

kasempat-an kepada penulis untuk turut melakukkasempat-an penelitikasempat-an.

Juga

kepada ternan-ternan satu penelitian, penulis mengucapkan

terima kasih atas kerjasama yang baik selama melakukan

Referensi

Dokumen terkait

Variasi sapaan pedagang buah-buahan di pasar tradisional, Bangkalan, Madura terjadi secara alamiah saat tawar-menawar. Penelitian ini mendeskripsikan variasi

Dari goals, purpose, dan result diatas, maka dapat dijabarkanmenjadi lima kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut adalah 1) advokasi kepada pemerintahan desa

Pada sistem yang berjalan saat ini terjadi beberapa kendala diantaranya informasi yang tidak tersebar dengan baik dan tidak semua mengetahui informasinya, dikarenakan

Untuk mendapatkan tujuan penelitian, maka dilakukan perencanaan Unit Pengolahan Air Skala Rumah Tangga yang tersusun atas Roughing Filter, Slow Sand Filter, dan

g) Apakah proses pembiasaan yang bapak ajarkan berhasil dan diterapkan oleh peserta didik berkebutuhan khusus (tunarungu)?.. h) Uswatun hasanah merupakan pendukung

4. Mengetahui pengelolaan lingkungan yang seharusnya dilakukan untuk proyek pengembangan Lapangan Beta. Mengetahui kondisi karakteristik rona lingkungan awal dari Lapangan

Selanjutnya, sebagaimana telah disinggung di atas, hermeneutika Ricoeur bersentuhan dengan metode strukturali, khususnya yang dikemukakan Ferdinand de Saussure

Hal ini dilakukan untuk kelangsungan manuskrip karena banyaknya pengunjung dari mahasiswa, ilmuwan, dosen dan lain-lain menggunakan manuskrip, akses terhadap