• Tidak ada hasil yang ditemukan

Its rancang bangun pengolahan air rumah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Its rancang bangun pengolahan air rumah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Keterjangkauan Air pada daerah terpencil oleh PDAM sangat sulit dan memerlukan biaya yang cukup besar untuk membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Oleh sebab itu pada perencanaan ini diharapkan akan bermanfaat untuk memecahkan permasalahan kekurangan air pada daerah yang jauh dari jaringan PDAM namun masih dekat dan berada dalam Daerah Aliran Sungai.

Dalam tugas akhir ini akan direncanakan unit pengolahan air dengan skala rumah tangga yang menggunakan prinsip filtrasi. Pada reaktor ini terdapat 3 media yaitu : kerikil (Roughing Filter), pasir (Slow Sand Filter), dan keramik (tembikar) dan media yang dilapisi oleh TiO2. Filter ini didesain fleksibel sehingga bisa disesuaikan untuk diisi media alternatif yang terdapat pada daerah applikasi reaktor untuk memudahkan masyarakat dalam perakitannya.

Dari hasil perencanaan dan penelitian pada laboratorium, didapatkan hasil yang signifikan baik untuk removal kekeruhan maupun total coliform yang merupakan parameter pokok yang berpengaruh dengan kesehatan sesuai dengan PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 untuk baku mutu air bersih dan PERMENKES RI No. 492/MENKES/SK/VII/2010 untuk baku mutu air minum. Namun masih perlu dilakukan kajian ulang untuk filter air minum agar parameter total coliform dari hasil filtrasi bisa mencapai angka 0 atau removal menjadi 100%.

Kata Kunci— Roughing Filter, Slow Sand Filter, Filter Keramik, TiO2.

I. PENDAHULUAN

IR merupakan suatu kebutuhan hidup untuk semua makhluk hidup. Untuk memenuhi kebutuhan akan air salah satunya dapat dilakukan dengan cara membangun suatu instalasi pengolahan air minum pada daerah yang biasa disebut dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM pada seluruh wilayah Indonesia belum ada yang sanggup melayani kebutuhan air dan menjangkau seluruh penduduk yang tinggal pada daerah itu sendiri secara keseluruhan 100 %. Hingga saat ini, PDAM dengan pelayanan terbaik di Negara Indonesia yaitu yang dimiliki oleh Kota Surabaya sekalipun hanya baru mampu memenuhi kebutuhan air penduduknya sekitar 83 % (Anonim, 2012). Hal demikian disebabkan karena pembangunan sarana dan prasarana instalasi pengolahan air baru dan pengembangan jaringan pendistribusiannya cukup lama dan membutuhkan dana yang sangat besar dalam konstruksinya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan

adanya suatu alternatif teknologi dalam penyediaan air minum bagi masyarakat yang mudah, murah dan fleksibel untuk digunakan. Teknologi alternatif yang dipilih untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan merencanakan unit pengolahan air dalam skala rumah tangga. Tugas akhir perencanaan ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan ketersediaan air bersih yang cukup untuk menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416 tahun 1990 dan memenuhi kebutuhan air minum yang aman serta layak untuk dikonsumsi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 tahun 2010..

Untuk mendapatkan tujuan penelitian, maka dilakukan perencanaan Unit Pengolahan Air Skala Rumah Tangga yang tersusun atas Roughing Filter, Slow Sand Filter, dan Filter Tembikar dengan melakukan pengujian terhadap desain ktiteria pada prototipe reaktor jadi. Diharapkan dengan melakukan pengujian kriteria desain ini akan mendapatkan hasil yang signifikan untuk mendukung dalam proses perencanaan tugas akhir ini.

Teknologi Roughing Filtrasi adalah proses filtrasi melalui media kasar menggunakan tingkat filtrasi rendah. Hal ini terutama digunakan sebagai pretreatment untuk menghilangkan padatan sebelum filtrasi lambat (Boller,1993). Proses ini telah berhasil digunakan sebagai pretreatment untuk menghilangkan kekeruhan, yang selanjutnya diikuti oleh filtrasi pasir lambat (Ingallinella dkk, 1992,1998). Kriteria desain Roughing Filter menurut Wegelin (1996) adalah :

a. Filtration Rate (Vf) berkisar antara 0,3-1,5m/jam

b. Fraksi kerikil yang digunakan dapat dilihat dalam Tabel 1. c. Rasio penggunaan besaran media adalah 3 : 2 : 1

d. Kedalaman dari upflow dan downflow Roughing Filter antara 0,6-1,2m dan panjang horizontal flow antara 5-7m e. Lebar bak antara 4-5m

f. Area permukaan filter untuk upflow atau downflow antara 25-30m2 dan 4-6m2 luas cross area untuk horizontal flow. Wegelin (1996) juga melaporkan bahwa efisiensi removal kekeruhan Roughing Filter dengan yang cukup baik (0,85-0,90) untuk kekeruhan tinggi (150-500 NTU) tetapi mengalami penurunan (0,80-0,85) dengan periode kekeruhan sedang (30-50 NTU).

Rancang Bangun Unit Pengolahan Air

Skala Rumah Tangga

A. H. Putra dan W. Hadi.

Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail

: wahyonohadi@enviro.its.ac.id

(2)

Tabel 1

Fraksi Kerikil Roughing Filter

Filter Material Ukuran Material Filter dalam (mm)

Karakteristik Fraksi Pertama Fraksi Kedua Fraksi Ketiga

Coarse Filter 24 – 16 12 – 18 8 – 12

Normal Filter 12 – 18 8 – 12 4 – 8

Fine Filter 8 – 12 4 – 8 2 – 4

Sumber : Wegelin 1996

Dari kriteria desain Roughing Filter tersebut, maka digunakan RF tipe Fine Filter dengan hanya menggunakan kompartemen / fraksi 1 (range ayakan Ø 0,95<d<1,25cm) dan 2 (range ayakan Ø 0,435<d<0,95cm).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ellis (1985) peningkatan effluen slow sand filer hasil filtrat dari filter halus (diameter effektif / ES 0,3mm) tidak jauh lebih baik dari filter yang lebih kasar (diameter effektif / ES 0,6mm). Dalam penelitian yang menggunakan diameter effektif 0,6mm ini didapatkan removal 88% dari padatan tersuspensi (TSS), 76% dari BOD5 dan 97% removal dari organisme coliform. Dalam industri air minum penggunaan filter pasir lambat telah dibatasi secara tradisional dengan kekeruhan air baku. Batas normal yang disarankan bervariasi 10 sampai 50 NTU (Cox, 1969).

Dari kriteria desain Slow Sand Filter tersebut, maka digunakan SSF dengan hanya menggunakan fraksi diameter effektif (ES) 0,6mm yaitu range ayakan Ø 0,6<d<1,18mm.

Kemampuan (Filter Air Keramik / Ceramic Water Filter) CWFs adalah untuk menghilangkan submikron (0,02, 0,1, dan 0,5 µm) diameter microsphere bervariasi secara signifikan. Dalam filter keramik ini bisa ditambahkan pelapisan perak pada umumnya untuk meningkatkan penghilangan virus berukuran 0,02 µm microspheres (Bielefeldt dkk, 2010).

Dalam menentukan komposisi perbandingan antara pasir dengan tanah yang akan digunakan, menurut literatur yang ada perbandingannya 2:1 sampai 2:3 untuk tanah liat : pasir (Widarto, 1995). Dalam penelitian Shinta (1997), penentuan jumlah bahan pencampur didalam bahan gerabah dimulai dari nol (bahan gerabah asli) sampai 2,5. Untuk jumlah bahan pencampur ini tidak dapat diperbesar lagi karena tidak memungkinkan dalam proses pencetakannya.

Dari kriteria desain Filter Tembikar tersebut, maka digunakan filter dengan komposisi perbandingan tanah : pasir : media pencampur yaitu1 : 2 : 1 agar konstruksi menjadi lebih baik.

Titanium dioksida (TiO2) merupakan semikonduktor tipe-n mapan digunakan sebagai fotokatalis untuk membusuk polutan dalam air dan udara, serta untuk menghasilkan membersihkan diri bahan. Karakteristik hasil aktivitas fotokatalis dari daya oksidasi yang kuat dari lubang photogenerated bawah iradiasi ultraviolet. Dengan demikian, TiO2 telah banyak digunakan dalam bentuk suspensi untuk fotokatalitik membersihkan dari aliran air yang terkontaminasi (Lopez dkk, 2013)

Penggunaan TiO2 disini berfungsi untuk memperkuat kemampuan desinfeksi dari filter tembikar. Namun untuk menjaga agar kemampuan filter tembikar tidak terganggu, maka pelapisan TiO2 dilakukan pada media kerikil yang diletakkan pada filter. Dengan demikian pori-pori filter

tembikar tidak akan tertutup oleh pelapisan TiO2.

Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan

II. URAIANPENELITIAN

A. Parameter Pengujian

Parameter pengujian yang digunakan adalah kekeruhan (NTU) dengan metode spektrofotometri dan total coliform dengan metode MPN. Parameter ini dibandingkan dengan PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 untuk baku mutu air bersih dan PERMENKES RI No. 492/MENKES/SK/VII/2010 untuk baku mutu air minum.

Untuk baku mutu air bersih sesuai dengan Permenkes 416 1990 adalah kekeruhan maksimal 25NTU dan total coliform maksimal 50per 100ml sampel. Sedangkan untuk baku mutu air minum sesuai dengan Permenkes 492 2010 adalah kekeruhan maksimal 5NTU dan total coliform maksimal 0per 100ml sampel.

Dengan baku mutu tersebut maka dilakukan running dengan menggunakan air baku yang berasal dari air kali Surabaya yang diambil dari pintu air sungai Kali Mas pada bagian laminernya. Dari air baku tersebut dilakukan pengujian total coliform dan kekeruhan selama 5 hari dan juga digunakan variasi konsentrasi kekeruhan dengan penambahan lumpur dari sungai itu sendiri. Variasai konsentrasi kekeruhan yang digunakan adalah 50NTU, 250NTU, dan 500NTU berdasarkan kemampuan maksimal dari unit filter itu sendiri.

B. Hasil Pengujian

Hasil pengujian menunjukkan dari pembacaan hasil analisis variabel kekeruhan dalam Tabel 2 bisa diketahui (font merah) peningkatan nilai kekeruhan dalam analisis kekeruhan 50NTU pada hari Senin di effluent reaktor 2 nd, hari Kamis di effluent reaktor 4 th, dan hari Jumat di reaktor 4 th. Penyebab peningkatan dalam hasil analisis kekeruhan ini adalah kekeruhan yang dimungkinkan masih tertinggal dalam botol sampel karena proses pencucian yang kurang bersih. Secara general hasil analisis kekeruhan ini sudah normal dan tidak ada kesalahan fatal yang berarti.

Tabel 2

Analisis Kekeruhan dengan Variasi Konsentrasi

(3)

Hari Reaktor

Sumber : Hasil Analisis 2013

Catatan : sampel 0 adalah air baku sebelum masuk unit pengolahan. Sedangkan 1st (RF), 2nd (RF), 3rd (SSF), dan 4th (Filter Tembikar) adalah effluen dari masing masing reaktor.

Dari Tabel 3 dapat diketahui ada banyak kesalahan dalam proses pengujian dan analisis baik untuk uji total coliform maupun kekeruhan. Kesalahan tersebut misalnya adalah peningkatan konsentrasi total coliform dan kekeruhan pada effluent 4 th untuk analisis hari Kamis dan Jumat. Kesalahan dalam proses tersebut dimungkinkan disebabkan karena adanya kesalahan atau error dalam proses sampling yang menyebabkan adanya pencemar yang masuk dalam botol steril yang digunakan untuk air sampel analisis.

C. Analisis Kemampuan Removal dan Desinfeksi

Kemampuan removal dari suatu unit pengolahan air bisa diketahui dengan membandingkan performa dari tiap-tiap bagiannya secara parsial. Dalam hal kemampuan removal kekeruhan, diambil data dari analisisis kekeruhan 250NTU karena dirasa paling stabil dan tidak ada error pada saat analisis. Data dalam analisis kekeruhan 250NTU bisa dilihat dalam Tabel 2. Lalu dari data tersebut bisa dianalisis untuk mengetahui effluent harian dari tiap-tiap reaktor selama 5 hari proses running. Selanjutnya removal reaktor dan rata-ratanya bisa dilihat dalam Gambar 2.

Dari Grafik pada Gambar 2 dan 3 bisa diketahui bahwa rata-rata persentase removal reaktor sudah diatas 25 % untuk setiap bagiannya. Dengan demikian reaktor bisa dianggap cukup baik dalam meremove kekeruhan dalam suatu pengolahan air bersih.

Gambar 2. Grafik Removal dari Tiap Reaktor dan Rata-ratanya

Gambar 3. Grafik Besar % Removal dari Tiap Reaktor dan Rata-ratanya

Tabel 3

Analisis Removal Total Coliform dan Kekeruhan Sampel Harian Kali Surabaya

Sumber : Hasil Analisis 2013

Kemampuan desinfeksi dari suatu unit pengolahan air bisa diketahui dengan membandingkan performa dari tiap-tiap bagiannya secara parsial. Dalam hal kemampuan desinfeksi,

(4)

dikaji kemampuan desinfeksi dari Titanium Dioksida (TiO2) yang berfungsi sebagai fotokatalis dan memperkuat fungsi mikrofiltrasi dari filter air minum yang berupa filtyer tembikar. Untuk mengetahui kemampuan desinfeksi diambil data dari analisisis air baku harian dalam Tabel 3 sebelumnya. Dari data tersebut yang paling memungkinkan untuk dikai adalah sampel hari rabu karena tidak terjadi error dalam removal pada reaktor 4 th yang merupakan fotokatalis.

Dalam data pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa influen total coliform yang masuk dalam reaktor 4 th adalah 27000 total coliform/100ml sampel dan effluent dari reaktor 4 th adalah 5400 total coliform/100ml sampel. Dari hasil ini bisa dihitung bahwa kemampuan removal total coliformnya adalah 80 % sesuai dalam Tabel 3. Angka removal disini menunjukkan bahwa fungsi dari mikrofiltrasi yang diperkuat dengan fungsi fotokatalis dari Titanium Dioksida (TiO2) benar-benar bekerja. Dalam hal ini TiO2 menjadi senyawa katalis yang tidak terlarut dalam air namun bisa berfungsi untuk membunuh bakteri. Meskipun demikian, hasil dari analisis ini belum bisa dianggap valid sepenuhnya karena banyaknya faktor error dalam analisis pada hari-hari yang lain. Sehingga untuk dapat mengetahui kemampuan fotokatalis dan desinfeksi yang sesungguhnya masih perlu dilakukan pengkajian kembali dalam metode analisisnya agar hasilnya bisa menjadi lebih akurat.

III. EVALUASI

Dari hasil perencanaan dan running Prototipe Unit Pengolahan Air Skala Rumah Tangga yang telah dilakukan, dapat dilakukan evaluasi untuk memperbaiki kelemahan dan kesalahan dalam analisis guna menyempurnakan perencanaan tugas akhir ini kedepannya. Analisis evaluasi yang digunakan dalam perencanaan ini adalah analisis TOWS (Threat / Ancaman, Opportunity / Peluang, Weakness / Kelemahan, dan Strenght/Kekuatan)

A. Threat

1. Debit air sungai yang fluktuatif sehingga mempengaruhi kekeruhan air baku yang digunakan.

2. Pengaruh kekeruhan titik sampling yang dilakukan jika dinding atau tepian sungai tidak dicor atau berbeton. 3. Estimasi jarak antara rumah dengan sungai yang belum

diketahui dengan jelas

B. Opportunity

1. Konsentrasi pencemar non fisik yang menjadi lebih rendah ketika terjadi hujan. Terjadi proses pengenceran.

2. Harga konstruksi yang cukup murah dan terjangkau untuk masyarakat lapisan menengah kebawah. Karena alat ini didesain untuk diapplikasikan pada daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan SPAM sehingga tidak memungkinkan untuk memasang kran PDAM baru.

C. Weakness

1. Kadar total coliform yang belum bisa teremove 100% meskipun dengan filter tembikar dan fotokatalis TiO2.

2. Removal kekeruhan Roughing Filter dan Slow Sand Filter (Filter Air Bersih) belum bisa mencapai dibawah 5NTU secara stabil untuk menjadi air baku Air Minum (<5NTU dalam PerMenKes No.492 Tahun 2010).

3. Proses pengambilan air sungai yang dilakukan dengan manual sehingga akan menjadi tidak efisien dan jumlah yang diambil terbatas dengan kontainer atau tampungan air yang digunakan untuk membawa ke lokasi unit.

D. Strenght

1. Removal kekeruhan Roughing Filter dan Slow Sand Filter (Filter Air Bersih) yang cukup besar sampai dengan angka dibawah 20NTU sehingga air menjadi cukup jernih untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Sesuai dengan PerMenKes No.416 Tahun 1990 yaitu 25NTU.

2. Proses maintenance yang sederhana cukup dengan melakukan pembuangan lumpur melalui katup dibawah Roughing Filter. Sedangkan untuk Slow Sand Filter dilakukann dengan cara scrapping lalu penggantian pasir baru pada bagian atas filter.

3. Bentuk yang sederhana (compact) serta tidak memakan tempat yang luas dalam pemasangan unitnya.

4. Bisa dipasang diteras rumah sehingga effluen filter bisa langsung ditampung dalam tandon air bawah tanah (Ground Reservoir).

IV. HASILPERENCANAAN

Prototipe Reaktor yang direncanakan dan diteliti merupakan suatu alat yang digunakan untuk menguji kemampuan unit pengolahan sesuai dengan kriteria desain yang sudah ada dan telah ditentukan. Untuk menghitung debit dan dimensi unit pengolahan air skala rumah tangga yang sesungguhnya maka dilakukan perhitungan scaleup dari prototipe yang sudah ada.

Perhitungan debit diawali dengan penentuan kebutuhan air rata-rata harian untuk kebutuhan berumah tangga. Diasumsikan penghuni untuk setiap rumah adalah 5 orang dengan kebutuhan air normal 150 liter/orang.hari.

Demand Harian = Jumlah Penghuni x Kebutuhan Air = 5 x 150

= 750 Liter / Rumah. Hari = 0,75 m3 / Hari

Waktu Pengolahan (TD) = 12 Jam (ketika malam hari) Kecepatan Filtrasi (v) direncanakan 0,3 m/jam.

Unit ini didesain sedemikian rupa agar tetap ballance ketika reaktor dipercepat secara tidak sengaja menjadi 0,4 m/jam untuk memperoleh debit yang lebih besar oleh pengguna.

Debit Produksi Direncanakan

= Demand Harian / Waktu Pengolahan = 750 / 12

= 62,5 liter / jam = 0,01736 liter / detik = 0,0625 m3 / jam = 0,00001736 m3 / detik

(5)

Unit pengolahan air bersih yang dirangkai secara seri yaitu Roughing Filter dan Slow Sand Filter didesain dengan dimensi bak yang sama untuk memudahkan dalam proses konstuksi sehingga bisa direncanakan dan dihitung sebagai berikut.

Luas Permukaan Direncanakan = Q demand / v filtrasi

= (0,625 m3 / jam) / (0,3 m/jam) = 0,2083 m2

Direncanakan Permukaan Unit Pengolahan Berbentuk Lingkaran (Tong atau Bak)

Luas (A) = ¼ x Π x (D2)

Diameter (Ø) = ( (0,2083 m2 x 4) / (22/7) ) ^ (1/2) = 0,5149 m

= 51,49 cm

Diketahui Tong Biru 140 liter Ø 40 cm dengan H = 0,95m Digunakan sebanyak 2 buah (Khusus 3rd SSF).

Luas Permukaan (A) = ¼ x Π x (D2) x 2 = ¼ x (22/7) x (0,4^2) x 2 = 0,2514 m2

Debit (Q) = v x A

= 0,3 m/jam x 0,2514 m2 = 0,07543 m3/jam = 0,9051 m3/hari

= 0,07543 m3 / jam = 20,95 ml / detik

Sehingga untuk memperoleh satu liter air bersih memerlukan waktu selama = 47,73 detik / liter

Sedangkan untuk Roughing Filter digunakan hanya 1 buah untuk tiap kompartemennya (1st dan 2nd). Jadi dengan debit yang sama dengan Slow Sand Filter kecepatan filtrasinya dapat dihitung sebagai berikut.

Kecepatan Filtrasi (v) = Debit (Q) SSF / A bak = 0,07543 m3/jam x 0,1257 m2 = 0,6 m/jam

Kriteria desain RF adalah 0,3-1,5m/jam berdasarkan Wegelin 1996.

Debit Produksi Direncanakan

= Demand Harian / Waktu Pengolahan Waktu Pengolahan Direncanakan

= Demand harian / Debit Produksi Rencana = 0,75 m3 / 0,07543 m3/jam

= 9,94 jam = 10 jam

(assumsi jam pengolahan pada jam istirahat 19.00 sampai dengan 05.00).

Khusus untuk Filter Air Minum (Filter Tembikar), desain bisa menggunakan desain awal pada prototipe yaitu berbentuk setengah bola dengan diameter 25cm. Karena filter tembikar ini digunakan dengan sistem bhatch, debit yang masuk tidak kontinyu. Untuk memperbesar produksi effluen filter tembikar, bisa diperbanyak jumlah unitnya. Memperbanyak unit ini merupakan salah satu solusi untuk menggunakan filter tembikar yang sederhana. Hal ini disebabkan karena tidak memungkinkannya konstruksi filter dalam ukuran yang terlalu besar untuk memenuhi kebutuhan total air minum satu rumah

tangga.

Gambar Desain bisa dilihat pada bagian lampiran.

V. KESIMPULAN/RINGKASAN

Berdasarkan hasil perencanaan dan penelitian laboratorium yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan Unit Pengolahan Air Skala Rumah Tangga bisa dilakukan hanya dengan alat yang cukup sederhana yaitu tong / drum, pipa, selang, kran dan valve. Sedangkan untuk media yang digunakan adalah kerikil yang bisa ditemukan dimana saja (bisa juga menggunakan batu kali) dan pasir.

2. Kemampuan removal untuk unit pengolahan air bersih (Roughing Filter dan Slow Sand Filter) secara rata-rata mencapai lebih dari 90 % menghilangkan kekeruhan dari air baku Sungai Kali Surabaya.

3. Running terakhir menunjukkan removal total coliform mencapai 99 %, namun hal tersebut belum bisa membuat air menjadi layak minum sesuai dengan PERMENKES RI No. 492/MENKES/SK/VII/2010 karena yang memenuhi baru parameter kekeruhan yaitu sudah dibawh 5 NTU 4. Filter air bersih (Roughing Filter dan Slow Sand Filter)

sudah bisa digunakan berdasarkan dengan PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yaitu dibawah 25NTU dengan total coliform masksimal 50 per 100 ml sampel. Berdasarkan hasil perencanaan dan penelitian laboratorium yang telah dilakukan, dapat diberikan saran untuk memperbaiki sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan kajian dan penelitian ulang mengenai filter air minum yang berupa filter tembikar agar dapat menghilangkan bakteri total coliform secara keseluruhan sampai dengan removal 100%. Serta penggunaan metode analisis coliform yang lebih mutakhir agar hasil analisis yang didapatkan bisa lebih akurat.

2. Peningkatan kapasitas produksi untuk digunakan dalam skala desa perlu juga dikaji untuk lebih menurunkan biaya konstruksi dan perawatan.

3. Perlu dilakukan pengkajian hidrolika filtrasi (headloss) untuk meningkatkan performance dari unit pengolahan itu sendiri.

4. Perlu dilakukan pengkajian perubahan konsentrasi kekeruhan agar memungkinkan alat digunakan untuk segala kondisi.

5. Perlu dilakukan pengkajian waktu clogging agar proses perawatan (maintenance) unit bisa dilakukan lebih mudah.

LAMPIRAN

(6)

Denah Tampak Depan

Tampak Belakang Tampak Kanan

Gambar 4. Desain Rancang Bangun Unit Pengolahan Air Skala Rumah Tangga

UCAPANTERIMAKASIH

Penulis A.H. Putra mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini bisa bermanfaat dalam masa mendatang dan dapat diapplikasikan dalam kehidupan.

DAFTARPUSTAKA

[1] Aditya, R., 2010. Peningkatan Kualitas Air PDAM menggunakan Gerabah Dengan Larutan Perak Nitrat : Studi Kasus Jurusan Teknik Lingkungan. Laporan Tugas Akhir (S1). Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP ITS Surabaya

[2] Anonim. 2012. Jumlah Pelanggan Tahunan. Online. http://www.pdam-sby.go.id/page.php?get=jumlah_pelanggan_tahunan&bhs=1. Diakses pada Senin, 25 Februari 2013

[3] Bielefeldt, A.R., Kowalski, K., Schilling, C,. Schreier, S., Kohler, A., Summers, R.S. 2010. Removal of Virus to Protozoan Sized Particles in Point-of-Use Ceramic Water Filters. Journal of Water Research. Volume 44, 1482-1488

[4] Boller, M. 1993. Filter Mechanism in Roughing Filter. J. Water SRT Aqua 42, 174-185

[5] Cox, C. R. 1969. Operation and Control of Water Treatment Processes. Chap. 7. World Health Organisation. Geneva.

[6] Ellis, K.V. 1985. Slow Sand Filtration as a Technique for the Tertiay Treatment of Municipal Sewages. Journal of Wat. Res. Vol 21, No 4, pp. 403-410

[7] Ingallinella, A., Bachur, J., Rodrı´guez, J., Stecca, L., 1992. Water Clarification in up-Flow Gravel Beds. Ref. 2.19 Proceedings of the XXIII Interamerican Congress of Sanitary and Environmental Engineering. La Habana, Cuba (in Spanish).

[8] Ingallinella, A., Stecca, L., Wegellin, M. 1998. Up-flow Roughing Filtration: Rehabilitation of a Water Treatment Plant in Tarata. Water Science Technology. 37 (9), 105–112.

[9] Lopez, L., Daoud, W.A., Dutta, D., Panther, B.C., Turney, T.W. 2013. Effect of Substrate on Surface Morphology and Photocatalysis of Large-Scale TiO2 Films. Journal of Applied Surface Science. Volume 265, 162-168

[10] Permana, M.A. 2011. Penyisihan Kandungan Organik Dengan Metode Pelapisan Fotokatalis TiO2 Pada Permukaan Keramik. Laporan Tugas Akhir (S1). Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP ITS Surabaya

[11] Putra, A.H., 2013. Rancang Bangun Unit Pengolahan Air Skala Rumah Tangga. Laporan Tugas Akhir (S1). Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP ITS Surabaya

[12] Shinta, S.R. 1997. Analisa Komposisi Material Filter Tembikar dan Pengaruhnya Terhadap Penurunan Kandungan Bakteri E.Coli. Laporan Tugas Akhir (S1). Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP ITS Surabaya

[13] Trihadiningrum, Y. 1995. Mikrobiologi Lingkungan. Jurusan Teknik Lingkungan ITS. Surabaya

[14] Wegelin, M. 1996. Horizontal Roughing Filtration, a Design, Construction adn Operation Manual. CEPIS, OPS/OMS, Lima (in Spanish)

Gambar

Gambar 2. Grafik Removal dari Tiap Reaktor dan Rata-ratanya
Gambar Desain bisa dilihat pada bagian lampiran.

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan perbaikan yang diberikan diimplementasikan pada perusahaan sehingga dapat kembali dilakukan perhitungan ukuran performasi untuk mengetahui peningkatan kualitas yang

disimpulkan bahwa ada pengaruh kualitas layanan terhadap minat kunjungan ulang yang dimediasi oleh kepuasan pasien di Klinik Rumah Zakat Yogyakarta.. Kata kunci:

Jika terjadi infeksi pada kista bartolini maka kista ini dapat berubah menjadi abses, yang ukurannya dapat meningkat setiap hari dan sangat nyeri.. Namun kista tidak

&#34;Memperhatikan berbagai penafsiran terhadap berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012, khususnya berkaitan dengan pemberian resmisi, asimilasi dan pembebasan

jarak terpendek dari solusi ideal positif , namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif..  TOPSIS banyak digunakan

Kelima : Daftar nama peserta yang dinyatakan lulus seleksi pada penerimaan mahasiswa baru Politeknik Negeri Jakarta melalui jalur Seleksi Bersama Masuk

Berdasarkan hasil penelitian ini ekstrak etanol daun suji (Pleomele Angustifolia N.E Brown) data yang diperoleh hanya satu yang menunjukkan kemampuan menghambat

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mixed design untuk beton mutu tinggi yang direncanakan memiliki kuat tekan sebesar 60, 70, dan 80 MPa dengan menggunakan agregat