• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KHUSUS HOTEL BISNIS DI MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III TINJAUAN KHUSUS HOTEL BISNIS DI MAKASSAR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS HOTEL BISNIS

DI MAKASSAR

A. Rencana Umum Tata Ruang Kota Makassar

Wilayah Kota Makassar meliputi suatu daratan yang luas yang membujur di pantai barat pulau Sulawesi dan beberapa pulau kecil disekitarnya. Secara administrasi Kota Makassar terbagi atas empat belas kecamatan. Adapun batas-batas wilayah Kota Makassar sebagai berikut :

Bagian Utara : Kabupaten Pangkajene Kepulauan Bagian Timur : Kabupaten Maros

Bagian Selatan : Kabupaten Gowa Bagian Barat : Selat Makassar

(2)

Tabel 3.1

Rencana Fungsi Struktur Tata Ruang Bagian Wilayah Kota Makassar Tahun 2008 sampai 2015

BWK KECAMATAN LUAS

B Ujung Tanah 594 Transportasi Laut (Pelabuhan)

Pariwisata Tirta, Militer, Pemukiman C Tamalate 2.021 Rekreasi Pantai,

Jasa Pariwisata Perdagangan,Pemukiman, Pendidikan Tinggi, Transportasi Darat, Hutan Kota/ Taman Kota

D Rappocini 923 Jasa Pelayanan Sosial/Umum

F Manggala 2.414 Pemukiman Pariwisata/Rekreasi, Taman Kota, Jasa Pelayanan Sosial, Pendidikan Tinggi

G Tallo 583 Pariwisatan, Hutan/

Taman Kota Jasa Sosial/Umum,Pemukiman Taman/ Hutan Kota

(3)

Sebagai suatu sistem wilayah, maka kota terbentuk oleh adanya interaksi antar Bagian Wilayah Kota (BWK) yang mempunyai fungsi tertentu. Sehubungan dengan perkembangan kebutuhan lahan untuk kegiatan-kegiatan perkotaan, maka fungsi eksisting BWK – BWK di Kota Makassar di masa mendatang dinilai tidak memadai lagi. Dengan demikian, Rencana Tata Guna Lahan (RTGL) Kota Makassar didekati melalui fungsi (primer dan sekunder) tiap-tiap BWK, yang nantinya akan merupakan kerangka bagi pola tata guna lahan kota.

B. Tinjauan Lokasi Hotel Bisnis

Salah satu faktor utama yang dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan jenis hotel adalah lokasi dimana hotel tersebut berada. Untuk lokasi dari hotel bisnis harus terletak pada pusat-pusat kegiatan bisnis berupa perkantoran dan pusat perdagangan hal tersebut diakibatkan karena sasaran pasarnya adalah kalangan bisnis. Para pelaku bisnis pada umumnya lebih suka mencari tempat akomodasi hotel untuk menginap yang berlokasi dekat dari tempatnya melakukan bisnis, dengan mempertimbangkan efisiensi waktu, efektifitas dan ekonomis.

Untuk mendapatkan lokasi yang sesuai dengan kriteria di atas, harus diadakan suatu tinjauan dan analisa yang baik tentang lokasi-lokasi yang ada di Makassar.

(4)

sangat membutuhkan sarana akomodasi untuk menunjang kegiatan bisnis.

Dengan semakin bertambahnya jumlah hotel seiring semakin banyaknya kebutuhan akan sarana akomodasi maka persaingan antar hotel-hotel tersebut tidak dapat dihindari. Oleh karena itu perlu adanya spesifikasi dan kwalitas pelayanan, dengan mempertimbangkan potensi pasar agar lebih kompetitif.

C. Sistem Pengelolaan Bangunan

Status kelembagaan dan sistem pengelolaan akomodasi hotel memiliki dua alternatif kepemilikan yaitu :

1. Swasta

Pengelolaannya ditangani langsung oleh pihak swasta secara profesional.

2. Swasta dan pemerintah

Pengelolaannya ditangani langsung oleh pihak swasta dan bekerja sama dengan instansi pemerintah yang terkait didalamnya.

D. Kondisi Wisatawan dan Hotel Bisnis di Makassar 1. Arus pengunjung / wisatawan

(5)

Tabel 3.2

Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Provinsi Sulawesi Selatan, 2011 2015‒

Tahun 2011-2015

2015 Wisatawan

Mancanegara Nusantara Jumlah

2011 51749 4471632 4523381

2012 64601 4871966 4936567

2013 106584 5385809 5492393

2014 151763 5920528 6072291

2015 191773 7128826 7320599

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Persentase tamu berdasarkan maksud kunjungan

Berikut ini disajikan data beberapa hotel masing-masing maksud kunjungan tamu yang menggunakan akomodasi hotel.

Tabel 3.3

Jumlah Tamu Menurut Maksud Kunjungan Ke Makassar

No. Tujuan Nusantara Mancanegara

1 Wisata 50,15% 19,60%

2 Bisnis 19,60% 50,15%

3 Wisata + Bisnis 25,12% 24,12%

4 Lain-lain 15,23% 61,23%

Sumber : Laporan Statistik Hotel

(6)

terus berkembang, sehingga kebutuhan akan sarana akomodasi berupa hotel akan meningkat.

3. Presentase pemakaian akomodasi hotel

Pengertian dari akomodasi hotel adalah saran untuk menyediakan pelayanan jasa penginapan yang dilengkapi dengan jasa penginapan makan dan jasa pelayanan lainnya.

Akomodasi yang merupakan prasarana wisatawan baik nusantara maupun domestik yang datang untuk tujuan bisnis maupun pleasure (kesenangan) yang mana prasarana akomodasi ini dimungkinkan tamu untuk beristirahat dan melakukan kegiatan melalui akomodasi hotel. Pengeluaran para tamu/wisatawan terbesar yaitu sebesar 30% dari pengeluaran keseluruhan, terutama dengan pertumbuhan jumlah hotel pada tahun 90-an.

Sampai saat ini jumlah kamar untuk hotel berbintang di Makassar mencapai 1987 kamar dari 25 unit hotel, dengan perincian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4

Posisi Akomodasi Hotel di Makassar Tahun 2013

Jenis Hotel

Tahun 1996 Tahun 1997 Tahun 1998 Tahun 1999 Tahun 2000 Hotel Kmr Hotel Kmr Hotel Kmr Hotel Kmr Hotel Kmr

Bintang 5 1 230 2 450 3 450

Bintang 4 3 470 3 470 3 470 3 574 3 574 Bintang 3 3 251 3 251 4 334 4 339 4 339 Bintang 2 8 113 6 113 6 219 6 322 7 372 Bintang 1 6 218 6 254 9 343 9 252 9 252 Jumlah 20 1052 18 1088 23 1176 24 1939 25 1987

(7)

4. Lama tinggal wisatawan

Lama tinggal wisatawan pada hotel berbintang di Sulawesi Selatan khususnya di Makassar per bulan 2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4

Rata-Rata Lama Menginap Tamu Asing dan Dalam Negeri pada Hotel Berbintang per Bulan 2015

Bulan

2015

Rata-Rata Lama Menginap Tamu Asing dan Dalam Negeri pada Hotel

Berbintang

Rata-Rata Lama Menginap Tamu Asing dan Dalam

Negeri pada Seluruh Hotel

Berbintang

Bintang 2 Bintang 3 Bintang 4

Januari 1.65 5.16 1.88 2.61

Februari 4.26 2.02 1.71 2.58

Maret 1.95 1.76 1.35 1.77

April 1.75 2.32 1.9 1.93

Mei 2.95 2.18 2.64 2.56

Juni 3.05 3.19 1.93 2.5

Juli 1.87 2.57 1.63 1.95

Agustus 1.89 2.44 2.22 1.96

September 1.75 1.86 2.13 1.94

Oktober 1.7 1.46 1.75 1.71

November 1.44 2 1.95 1.27

Desember 1.59 1.32 1.29 1.43

(8)

Tabel 3.4

Rata-Rata Lama Menginap Dalam Negeri pada Hotel Berbintang per Bulan 2015

Bulan

2015

Rata-Rata Lama Menginap Dalam Negeri pada Hotel Berbintang

Rata-Rata Lama Menginap Dalam Negeri

pada Seluruh Hotel Berbintang Bintang 2 Bintang 3 Bintang 4

Januari 1.62 5.07 1.87 2.58

Februari 4.17 1.9 1.66 2.54

Maret 1.93 1.7 1.27 1.73

April 1.63 2.27 1.8 1.84

Mei 2.93 2.22 2.6 2.55

Juni 3.04 2.17 1.9 2.3

Juli 1.78 2.33 1.49 1.8

Agustus 1.91 2.41 1.96 1.87

September 1.76 1.77 2.08 1.91

Oktober 1.7 1.43 1.74 1.7

November 1.42 1.88 1.84 1.66

Desember 1.53 1.31 1.24 1.38

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.

Tabel di atas terlihat kecenderungan peningkatan wisatawan menginap di hotel berbintang.

Dengan rata-rata tingkat hunian perbulannya yang mempunyai tingkat tertinggi selama 4 (empat) bulan (Juni – September) sekitar 60% serta dari tabel 3.7 rata-rata tinggal tamu pada hotel berbintang 2,6 hari, dari dasar ini merupakan acuan dalam menghitung prediksi jumlah kamar tidur sesuai tahun 2015.

(9)

Keberadaan hotel bisnis di Makassar mempunyai prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan, hal tersebut diakibatkan karena banyaknya potensi bisnis yang ada di Makassar. Potensi tersebut antara lain :

a. Secara geografis lokasi kota Makassar terletak di tengah Indonesia sehingga menguntungkan dari jarak pencapaian.

b. Makassar sebagai salah satu kota besar di Indonesia telah mempunyai sarana dan fasilitas-fasilitas penunjang yang baik sehingga dapat mendukung keadaan hotel bisnis.

c. Kota Makassar sebagai basis pengembangan Kawasan Timur Indonesia baik di bidang pemerintahan, ilmu dan teknologi, industri maupun jasa, sehingga banyak perusahaan negara maupun swasta berbasis di Makassar.

d. Mempunyai hubungan dengan negara-negara sahabat seperti Australia, negara ASEAN, Amerika Serikat dan lain-lain.

(10)

2. Dasar perhitungan jumlah pengunjung/wisatawan a. Pertimbangan

1) Pertumbuhan wisatawan 2000 – 2001 - Wisatawan Mancanegara = 7,06% - Wisatawan Nusantara = 12,01%

2) Proyeksi kebutuhan kamar diprediksi berdasarkan jumlah wisatawan yang datang ke Makassar dari data 5 tahun terakhir (1997 – 2001).

3) Jumlah kunjungan wisatawan tahun 2001. - Wisatawan Nusantara = 615.326 orang - Wisatawan Mancanegara = 342.096 orang

4) Hotel bisnis akan dibangun di Makassar dengan prediksi 15 tahun yaitu pada tahun 2016.

5) Rumus yang digunakan untuk perhitungan ini adalah : Pt = Po (1 + r)n

Keterangan :

Pt = Jumlah wisatawan sampai tahun 2016 Po = Besarnya wisatawan tahun berakhir 2001 r = Prosentase rata-rata pertahun

n = selisih tahun / tahun prediksi (15 tahun)

b. Perhitungan

1) Jumlah wisatawan mancanegara Pt = Po (1 + r)n

= 342,096 (1 + 7,06)15

(11)

= 413,594

Jumlah wisatawan keseluruhan pada tahun 2016 adalah : 413.594 + 1.200.501 = 1.614.095

Untuk prediksi kunjungan Wisatawan dan Bisnis ke kota Makassar pada tahun 2016 adalah 35% x 1.614.095 =

564.933 orang.

Jumlah wisatawan bisnis baik domestik maupun manca negara yang berkunjung ke Sulawesi Selatan, kita asumsikan 35% ke Kota Makassar dan 65% ke kabupaten-kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan.

3. Dasar perhitungan kebutuhan kamar a. Pertimbangan

Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan jumlah kamar sebagai berikut :

1) Jumlah kunjungan wisatawan ke Makassar sesuai tahun prediksi (2016) = 1.614.095 orang wisatawan.

2) Rata-rata lama menginap pada hotel berbintang di Makassar = 3 hari (Berdasarkan tabel 3.7)

3) Rumus yang digunakan :

(12)

Dimana :

 TT = Jumlah kamar tidur yang dibutuhkan

BOR = Tingkat hunian kamar tidur (Bed Occupancy Rate) LOS = Lama tinggal tamu rata-rata (Length of Stay)

Dari tabel 3.8 jumlah tamu / pengunjung dan jumlah hari terpadat pengunjung yaitu selama 4 (empat) bulan Juni – September, atau  120 hari. Tingkat hunian kamar hotel pada bulan tersebut mencapai 50%.

b. Perhitungan

Dari rumus di atas maka perhitungan jumlah tempat tidur pada tahun 2016 adalah

1). LOS (Length of Stay) = 2 hari 2). BOR (Bed Occupancy Rate) = 60% 3). Jumlah hari terpadat = 120 hari

4). Jumlah tamu / pengunjung = 60% x 564.933 = 338.959 Maka :

TT = x 100% 9.415 60%

x 120

338.959 x

2

5). Jika setiap kamar diisi dua tempat tidur, maka kebutuhan kamar sebanyak 4.707

6). Dari kebutuhan kamar tersebut, dibutuhkan jumlah kamar untuk hotel berbintang sebanyak 1987 kamar, maka jumlah kamar yang dibutuhkan adalah sebanyak 4.707 – 1987 = 2.720 kamar.

(13)

Asumsi 35% diambil dari data yang ada dimana pengunjung/penghuni terbanyak ada pada hotel berbintang 4 dan berbintang 5.

8). Untuk perencanaan hotel ini diasumsikan 20% dari kebutuhan kamar yang ada, maka :

20% x 952 = 190 buah kamar tidur

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3Jumlah Tamu Menurut Maksud Kunjungan
Tabel 3.4
Tabel 3.4Rata-Rata Lama Menginap Tamu Asing dan Dalam Negeri pada Hotel
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pemasaran yang dilakukan oleh Beteng Trade Center (BTC) ditujukan kepada para masyarakat baik warga Solo maupun luar Solo, wisatawan domestik dan juga mancanegara untuk

Tauhid, adil, berkehendak bebas, tanggung jawab dan ihsan adalah aspek dari etika bisnis Islam. Nilai-nilai etika bisnis Islam wajib diterapkan bagi perusahaan yang

Demikian program ruang yang di dapatkan setelah melakukan proses perkiraan dari data pengunjung yang berwisatawan dari mancanegara maupun domestic yang datang ke

Semakin meningkatnya pangsa pasar wisatawan baik domestik maupun luar negeri yang datang ke kota tersebut dimulai sejak walikota Batu menjadikan kota Batu sebagai KWB

Setiap pengelola obyek wisata selalu menginginkan tempat wisata untuk menyedot wisatawan baik domestik maupun internasional, tetapi ada hal-hal yang harus diperhitungkan

Ancaman platform tersebut menjadi disruptif di mana ancaman ini dapat mengubah pola pengelolaan bisnis akomodasi karena aturan yang berbeda dan dapat membuat para pengelola

City hotel adalah hotel yang terletak di pusat kota yang bertujuan untuk menyediakan akomodasi bagi tamu atau wisatawan yang pada umumnya bertujuan untuk

Yang dimaksud dengan table service adalah suatu system adalah suatu system pelayanan restoran di mana para tamu duduk di kursi menghadap meja makan, dan kemudian makanan