• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE STUDI 3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III METODE STUDI 3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III METODE STUDI 3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Secara umum studi yang akan dilakukan berdasarkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan, pengukuran,dan wawancara dilapangan. Untuk wawancara seluruh masyarakat berpeluang untuk menjadi responden baik pendapat masyarakat miskin dan pendapat masyarakat kaya,Sedangkan data sekunder diperoleh dengan studi pustaka/literatur yang dihimpun. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data disesuaikan dengan komponen yang akan ditelaah.

Studi ini dirancang untuk mendapatkan data primer dan sekunder seakurat mungkin sehingga dapat digunakan untuk menelaah dan mengamati komponen lingkungan yang diprakirakan terkena dampak akibat kegiatan pengembangan jalan Tol Bandar Raya di desa Bandar Raya kecamatan Payung Sekaki ,kota Pekanbaru.

Data yang dikumpulkan meliputi komponen geo-fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data sekunder, yaitu dengan menggunakan data-data yang telah ada tentang proyek-proyek pembangunan/pengembangan jalan tol di beberapa lokasi.

Pengumpulan dan analisis data berbagai komponen lingkungan perlu dilakukan untuk:

a. Menelaah, mengamati, dan mengukur rona lingkungan awal yang diperkirakan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek;

b. Menelaah dan mengamati komponen rencana kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak pada lingkungan di sekitarnya;

(2)

3.1.1 Komponen Lingkungan Tata Ruang

3.1.1.1. Transportasi (Peningkatan Bangkitan Lalu Lintas dan Kerusakan Jalan)

A.Metoda Pengumpulan Data

Data transportasi (Peningkatan bangkitan lalu lintas dan kerusakan jalan) merupakan data primer yang diperoleh dari pengukuran di lapangan.Pengukuran transportasi (Peningkatan bangkitan lalu lintas dan kerusakan jalan)akan dilakukan dilokasi rencana kegiatan yang diprakirakan akan terkena dampak.

a. Volume Lalu Lintas

Volume arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melintas satu garis melintang pada jalan raya per satuan waktu .Volume dan jenis kendaraanya merupakan parameter dasar yang penting untuk mengetahui tingkat pelayanan dan kecepatan.

Volume lalu lintas ruas jalan yang diperkirakan terkena dampak diketahui melalui survey perhitungan lalu lintas yang dilakukan secara manual pada suatu titik pengamatan pada waktu sibuk. Satuan volume lalu lintas ini adalah smp/jam (satuan mobil penumpang/jam)

b. Kapasitas Jalan

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)memberikan satu rumus pendekatan untuk menghitung kapasitas satu ruas jalan sebagai berikut,

C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS (smp/jam) Dimana :

C = kapasitas

(3)

FCW = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas

FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah

FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping

FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

Nilai-nilai faktor ini ditentukan berdasarkan tabe C-1 s/d C-6 Manual Kapasitas Jalan Indonesia.

d. Bangkitan Lalu lintas

Dalam memprediksi bangkitan dan tarikan ,yang peru di analisa adalah potensi-potensi yang dominan yang menyebabkan terjadinya pergerakan dari dan ke suatu wiayah.secara umum,faktor yang dominan sebagai penyebab bangkitan dan tarikan perjaanan adalah jumlah penduduk.Jadi bangkitan dan tarikan dapat dimodelkan berdasarkan faktor dominan tersebut.bangkitan tarikan dapat diprediksi dengan menggunakan konsep equilibrium antara bangkitan dengan tarikan ,sehingga antara toal bangkitan yang terjadi akan sama dengan total tarikan perjalanan yang terjadi.dalam persamaan matematis bisa dapat dirumuskaan sebagai berikut :

Pij = Pji Dengan :Pij = Pejalanan dari i ke j

Pji = Pejalanan dari j ke i

Untuk peramalan jumlah perjalanan di masa mendatang dapat digunakan persamaan sebagai berikut :

Ti = Fiti

Dimana : Ti dan ti = pergerakan pada masa mendatang dan sekarang

Fi = faktor pertumbuhan (seperti populasi (P),pendapatan (P),dan pemilikan kendaraan (C)) .

B. Metode Analisa Data

(4)

Komponen lingkungan yang termasuk dalam lingkup kajian geofisik-kimia adalah ikim ,kualitas udara, kualitas air laut,dan hidrooseanografi.

3.1.2.1 Iklim

Parameter yang diteliti dalam sub komponen iklim meliputi data iklim yang relevan dengan studi ini adalah curah hujan, suhu, kelembaban, dan kecepatanangin.

A. Metode Pengumpulan Data

Data iklim yang dikumpulkan merupakan data sekunder data iklim di daerah lokasi proyek diperoleh dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Pekanbaru .Data yang berhasil dikoreksi selanjutnya dianalisis,yang meliputi curah hujan, suhu, kelembaban, dan kecepatan angin sehingga menggambarkan keadaan iklimdi tapak studi.

B. Metode Analis Data

Metode analisa data untuk sub komponen iklim dilakukan dengan metode analogi.Data-data tersebut akan digunakan untuk data penunjang dalam menganalisa dampak.

3.1.2.2. Kualitas Udara A. Metode pengumpulan data

Data kuaitas udara merupakan data primer yagng diperoleh dari pengukuran di lapangan .pengukuran kualitas udara akan dilakukan di lokasi rencana kegiatanyang diperkirakan akan terkena dampak.data yang diperlukan untuk menunjang kualitas udara adalah arah dan kecepatan angin,kelembaban,temperatur,dan tekanan udara.arah dan kecepatan angin diukur dengan menggunakan anemometer ,kelembaban dan temperatur udara diukur dengan menggunakan Higrotermometer,dan mengukur tekanan udara dengan menggunakan Barometer.

(5)

Ringkasan parameter dan metode analisis kualitas udara dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Parameter, Metoe, dan Peralatan Analisis Kualitas Udara No Parameter Metode analisis Alat analisis

1. Sulfur dioksida (SO2) Pararosanilin Spektrofotometer

2. Karbon monoksida (CO) NDIR NDIR Analyzer

3. Nirogen dioksida (NO2) Saltzman Spektrofotometer 4. Oksidan (O3) Chemiluminescent Spektrofotometer 5. Hidrokarbon (HC) Flame lonization Gas Chromatography 6. Partikel <10 µm (PM10) Gravimetrik Timbangan analitik

kuantitatif,dust sampler.

7. Debu Gravimetrik Timbangan analitik

kuantitatif,dust sampler Sampling kualitas udara ambien ditetapakan dengan mempertimbangkan faktor meteorologi yatu arah dan kecepatan angin (windrose).jumlah titik pengambilan ccontoh uji minimal adalah sebanyak 2 titik pengukuran yang mewakili d0wnwind areadan upwind area.

B. Metode Analisa Data

Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan antara data yang dperoleh hasil sampling dan analisis laboratorium dengan baku mutu kualitas udara ambien yang mengacu pada peraturan No. 41 tahun 1999tentang pengendalan pencemaran. Data yang di peroleh akan di analisa secara deskriptif.

3.1.2.3 Kebisingan

A. Metode Pengumpulan Data

(6)

B. Metode Analis Data

Analis data dilakukan dengan cara membandingkan antara data yang diperoleh dari hasil sampling dengan keputusan menteri lingkuungan hidup : Kep-48/MENKLH/11/1996. Data yang diperoleh akan dianalisi secara deskriptif.

3.1.2.3 Tata Ruang

Parameter yang diteliti merupakan kesesuaian lokasi proyek dengan tata ruang didalam wilayah pembangunan rencana tata ruang kota Pekanbaru pada Wilayah Pembangun (WP) 1 meliputi kesesuaian fungsi lahan serta luas wilayah pembangunan.

A. Metode Pengumpulan Data

Data mengenai tata ruang diperoleh dari Dinas Tata Ruang Wilayah dan Kota Pekanbaru.

B. Metode Analisa Data

Metode analisa yang digunakan dalam kesesuaian lokasi proyek dengan tata ruang adalah menelaah dokumen tata ruang Kota Pekanbaru sesuai dengan fungsinya untuk mencocokan pada keadaan sebenarnya dan rencana lokasi proyek.

3.1.2 Komponen Lingkungan Biologi

(7)

A. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data untuk komponen biologi adalah dengan pengamatan langsung yaitu menggunakan metode inventarisasi jenis flora dan fauna sampel dengan titik sampel sebanyak 3 titik,seperti dapat dilihat pada Tabel 3.2.

B. Metode Analisa Data

Metode analisa data untuk komponen biologi meliputi analisa nilai ekologis dan kelimpahan jenis serta keanekaragaman. Analisis jenis ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan jenis tanaman dan fauna yang bersifat ekonomis, langka ataupun yang dilindungi oleh perundang-undangan Indonesia.

Tabel 3.2 Metode Analisa Data Biologi

No .

Kompone n

Indikator Parameter Metode

Pengumpula n data

Pengukura n

Analisis

1. Flora Keanekaragama

n

Populasi Jenis

Manfaat dan fungsi

Pengamatan lapangan atau data primer

visual Tabulasi

dan deskrips i

2. Fauna Keanekaragama

n Sebaran jenis Populasi jenis Intensitas kasus Pengamatan lapangan atau data primer

visual Tabulasi

dan deskrips i

3.1.3 Komponen sosial ekonomi dan budaya

Paramater yang diteliti diseleksi berdasarkan keputusan Kepala Bappedal No.Kep299/11/1996 adalah ;

 Demografi, meliputi jumlah dan kepadatan penduduk serta struktur

(8)

 Sosial ekonomi, meliputi kesempatan kerja, mata pencaharian, peluang

warung makan, tingkat pendapatan masyarakat, peningkatan PAD, ganti rugi, tuntutan ganti rugi, kemacetan lalu lintas, kerusakan jalan,dan kenyamanan lalu-lintas

 Sosial budaya, meliputi keresahan masyarakat, pendidikan, norma dan

nilai tradisional maupun modern serta budaya yang ada.

 Pertahanan/keamanan, meliputi tingkat keamanan dan ketertiban

masyarakat.

A. Metoda pengumpulan data

Kegiatan pengumpulan data diarahkan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui:

a. Masukan langsung dari masyarakat saat sosialisasi.

b. Hasil kuisioner pada saat sosialisasi dan konsultasi publik Masukan langsung dari masyarakat pemerhati setelah membaca pemasangan iklan.

c. Hasil kuisioner untuk masyarakat sekitar pada saat penyusunan dokumen

andal.

d. Wawancara.

B. Metoda analisa data

Data yang terkumpul akan dianalisa dengan tabulasi silang dan analisis deskriptif.Apabila data yang tersedia menuntut waktu (time series) maka akan dilakukan analisa kecenderungan (trend series) .

Lokasi pengambilan data Kegiatan pengambilan data ini dilakukan pada penduduk yang berada di sekitar proyek, sedangkan data sekunder diperoleh dari badan pusat statistik (BPS) kota Pekanbaru maupun dari instansi terkait.

Tabel 3.3 Metode Analisa Komponen Sosial Ekonomi Dan Budaya

(9)

. Pengumpula n data

Pengukuran/ala t

1. Demografi kependuduka

n

Jumlah penduduk, Kepadatan,

Jumlah jiwa/KK, Mobilitas penduduk, Jumlah rumah tangga Jenis kelamin.

Survey/studi pustaka

Kuisioner

2. Sosial Budaya Pendidikan

Masalah sosial

Tingkat pendidikan , Persepsi dan sikap masyaraka,

Tingkat keimanan dan ketertiban.

Survey/studi pustaka

Kuisioner

3. Sosial Pendapatan Tingkat pendapatan Survey/studi

pustaka

Kuisioner

3.1.3 Komponen kesehatan masyarakat

Parameter yang diteliti

a. Parameter yang berpengaruh terhadap kesehatan, meliputi : limbah, MCK,

penurunan sanitasi lingkungan, kecelakaankerja, gangguan kesehatan masyarakat.

b. Kondisi sanitasi lingkungan, meliputi : peningkatan volume sampah, peningkatan limbah cair, dan peningkatan buangan material.

A. Metode Pengumpulan Data

(10)

B. Metode analisa data

Baik data primer maupun data sekunder yang terkumpul akan dianalisa dengan analisis deskriptif, dan data kualitatif akan dianalisa dengan teknik content analisis berdasarkan topik wawancara.

Tabel 3.4 Metode Pengumpulan dan analisa data komponen kesehatan masyarakat

No .

Komponen Indikator Parameter Metode

Pengumpulan data Pengukuran/al at 1. Kesehatan lingkungan Sanitasi lingkungan Jumlah penduduk, Kepadatan, Tingkat pendidikan, Sarana pembuangan sampah,

Sarana pembuangan air limbah,

Tingkat pendapatan, Gangguan lingkungan.

Survey dan wawancara Kuisioner 2. Kesehatan masyaraka t Status kesehatan

Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, Tingkat pendapatan, Jenis penyakit yang pernah diderita.

Wawancara dan

inventarisasi data

Kuisioner dan deskriptif

3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting 3.2.1. Metode Perkiraan Besaran Dampak

Prakiraan besarnya dampak merupakan selisih kualtas lingkungan antara kondisi lingkugan dengan adanya kegiatan 9proyek) dengan kondisi lingkungan tanpa adanya proyek.metode prakiraan besaran dampak dihitung dengan menggunakan formula sederhana :

(11)

Dimana:

KLP = kondisi lingkungan dengan adanya proyek

KLTP = kondisi lingkungan tanpa adanya proyek.kondisi tanpa proyek diasumsikan sama dengan rona lingkungan awal.

Penentuan kondisi lingkungan saat kegiatan (proyek0 dari masing-masing komponen lingkungan yang terkena dampak (dampak penting hipotetik0menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut :

3.2.1.1 Model Matematia

Metode ini memakai model matematik untuk menghubungkan sebab akibat dari kegiatan proyek pembangunan dengan lingkungan, sehingga besaran dampak maupun intensitas dampak lebih mudah diperoleh dan dianalisa.

A. Penurunan Kualitas Udara

Prakiraan penyebaran polutan dihitung menggunakan Gaussian Dispersion Model untuk parameter debu.konsentrasi pencemarr pada jarak x ,y pada keadaan polutan debu yang kontinyu dengan ketinggian efektif stack H adalah C( x,y,H ), dihitung dengan persamaan berikut :

Dimana :

C = konsentrasi suatu gas diatas permukaan tanah (Ug/m3)

Q = banyaknya gas yang dikeluarkan (Ug/m3) merupakan variabel prediktor ay = pembauran parameter gas secara horizontal

(12)

x,y = jarak terjauh angin yang searah dan berlawanan arah angin (m) Y = tinggi permukaan diatas tanah

Dampak terhadap kualitas udara diprediksi dengan membandngkan kualitas udara sebelum adanya kegiatan (tanpa proyek) dengan kondisi lingkungan dengan adanya kegiatan (proyek).kualitas udara selama kegiatan berlangsung,dperkirakan menggunakan model Gaussian.nilai yang diperoleh hasil model dibandingkan dengan baku mutu udara ambien yaitu Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.Dampak dikategorikan sebagai dampak penting apabila hasil pemodelan melebihi baku mutu .

3.2.1.2 Penilaian Ahli

3.2.2 Penentuan Sifat Penting Dampak

Penilaian terhadap sifat penting dampak dilakukan dengan merujuk kepada Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor: KEP-056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Sedangkan dalam kaitannya dengan evaluasi dampak dilakukan perbedaan derajat penting dampak menjadi 2 (dua) kategori, yaitu: Tidak Penting (TP) dan Penting (P). Sifat dampak dibedakan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu dampak negatif (-) dan dampak positif (+). Dampak bersifat negatif apabila perubahan/dampak diperkirakan menurunkan kualitas lingkungan, dan bersifat positif apabila perubahan/dampak diperkirakan meningkatkan kualitas lingkungan.

Penentuan dampak penting didasarkan pada UU No. 32 Tahun 2009 ,pasal 22 ayat 2 serta Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor: KEP-056 Tahun 1994 sebagai berikut :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak

(13)

besar dari jumlah manusi yang menikmati manfaat dari usaha/kegiatan di wilayah studi maka dampak dari usaha /kegiatan tersebut tergolong penting 2. Luas wilayah persebaran dampak

Dampak lingkungan rencana usaha/kegiatan bersifat penting bilamana :”rencana usaha / kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami perubahan mendasar dari segi aintensitas dampak,atau tidk berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak .’

3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak kegiatan dapat berlangsung lama atau dalam waktu singkat pada tahap persiapan,tahap operasi sampai dengan tahap pasca operasi .atas dasar pengerian ini maka dampak lingkungan bersifat penting bilamana : “Rencana usaha/kegiatamn mengakibatkan timbulnya perubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak ,atau segi kumulatif dampak yang berlangsung hanya pada satu atau lebih tahapan kegiatan .

4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak

Dikarenakan dampak terhadap kompoonen lingkungan akan berdampak lannjut terhadap komponen lingkungan ainnya ,sehinngga atas pengertian ini dampakk tergolong pentng biila : “Rencana usaha /kegiatan menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau sama dengan komponen yang terkena dampak primer“.

5. Sifat kumulatif dampak

Dampak suatu usaha atau kegiatan tergolong berdampak besar dan penting bila :

a. Dampak lingkungan berlangsung eruang kali dan terus-menerus,sehingga pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh ingkungan alam/sosial yang menerimanya.

(14)

c. Dampak lingkungan dari berbagai sumber keiatan menimbulkan efek yang sering memperkuat 9sinergetik)

6. Berbalik/tidak berbaliknya dampak

Dampak bersifat penting bilamana :”Perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan invensi manusia.

Suatu dampak dikatagorikan penting apabila manusia langsung terkena dampak dan atau berdasarkan penilaian termasuk ke dalam 3 kriteria dari 7 kriteria dampak penting yang memungkinkan dampak tersebut dinilai sebagai dampak penting. Pembuatan batasan penilaian terhadap masing-masing kriteria dimaksudkan untuk memudahkan penilaian terhadap pentingnya dampak. Dengan ketentuan bahwa dampak yang terjadi akibat adanya kegiatan dikategorikan sebagai dampak penting yang perlu dikelola, apabila memiliki skala minimum 3 dari 7 kriteria yang diberikan, akan diambil skala terbesar. Skala kepentingan masing-masing kriteria dapat dilihat pada Tabel 3.5

(15)

3.2.3 Metode Evaluasi Dampak Penting

Evaluasi dampak akan dilakukan terhadap hasil prakiraan dampak penting dari rencana kegiatan .evaluasi dampak penting memuat hal-hal:

(16)

komponen lingkungan terkena dampak dan antar komponen lingkungan yang terkena dampak penting itu sendiri

b. Penilaian kelayakan lingkungan yang menilai secara utuh rencana kegiata yang didasarkan pada tujuan pembangunan yang ramah lingkungan

Gambar

Tabel 3.2 Metode Analisa Data Biologi
Tabel 3.4 Metode Pengumpulan dan analisa data komponen

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dimaksudkan untuk pembuatan membran ultrafiltrasi yang mempunyai ketahanan terhadap fouling dengan modifikasi metode inversi fase melalui polimerisasi

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak ubi gadung dan ekstrak buah maja berpengaruh pada tingkat mortalitas larva ulatgrayak,

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perendaman bahan cetak alginat (hydrocolloid irreversible) dengan glutaraldehyde 2% dan waktu perendaman selama 10

Berdasarkan bobot kriteria kompetensi tersebut maka akan dilakukan penilaian kinerja karyawan berdasarkan kompetensi serta karyawan yang dinilai hanya pada bagian

sangatlah penting bahwa mereka melihat kualitas konsisten yang layak diikuti. Jika anda adalah contoh yang baik hanya sesekali, itu menunjukkan hubungan anda dengan

the remote sensing of land surface temperature and ground emissivity using NOAA-AVHRR data. Remote

Pada kesempatan yang sama penulis juga melakukan wawancara dengan Bapak Mahmudin selaku hakim pada Pengadilan Agama Makassar terkait implementasi asas sederhana,

Metro sebagai ruang terbuka publik Metode deskriptif 7 Desti Rahmiati , Bambang Setioko, Gagoek Hardiman, 2013, Universitas Bandar Lampung Pengaruh Perubahan Fungsi