• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI KOTA PADANGSIDIMPUAN DAN PROFIL PARTAI GOLKAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II DESKRIPSI KOTA PADANGSIDIMPUAN DAN PROFIL PARTAI GOLKAR"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

29

BAB II

DESKRIPSI KOTA PADANGSIDIMPUAN DAN PROFIL PARTAI GOLKAR

A. Deskripsi Kota Padangsidimpuan

A.1 Letak Geografis Kota Padangsidimpuan

Secara geografis Kota Padangsidimpuan terletak pada posisi 01° 08’ 07’’ - 01° 28’ 19’’ Lintang Utara dan 99° 13’ 53’’ - 99° 21’ 31’’ Bujur Timur. Sebelumnya Padangsidimpuan merupakan Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1982. Kemudian sejak tanggal 21 Juni 2001, berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2001, Kota Padangsidimpuan ditetapkan sebagai Daerah Otonom dan merupakan hasil penggabungan dari Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru, dan Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara yang sebelumnya masuk wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Kota Padangsidimpuan berada dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan.

(2)

30

A.2 Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Kota Padangsidimpuan pada tahun 2009 mencapai 191,912 Jiwa. Kecamatan Padangsidimpuan Selatan dan Kecamatan Padangsidimpuan Utara memiliki jumlah penduduk yang relatif lebih besar dibanding dengan kecamatan lainnya yakni masing-masing mencapai 61,855 jiwa dan 59,535 jiwa. Sedangkan Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu memiliki jumlah penduduk paling sedikit jika dibandingkan dengan Kecamatan lainnya yakni 7,612 jiwa. Kondisi ini tentunya dipengaruhi oleh sifat perkotaan dan perdesaan yang mencirikan masing-masing kecamatan dimana Kecamatan Padangsidimpuan Selatan dan Padangsidimpuan Utara lebih bersifat urban sedangkan Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu lebih bersifat plural.

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Kota Padangsidimpuan SP-2010 Kelompok

Umur

Jenis Kelamin

Total

Laki-laki Perempuan

0 - 4 10,304 10,127 20,431

5 - 9 10,724 10,055 20,779

10 - 14 11,026 10,648 21,674

15 - 19 10,823 11,716 22,539

20 - 24 8,702 10,282 18,984

25 - 29 7,712 7,905 15,617

30 - 34 6,710 6,691 13,401

35 - 39 5,936 6,362 12,298

40 - 44 5,579 6,228 11,807

45 - 49 5,151 5,388 10,539

50 - 54 4,329 4,420 8,749

55 - 59 2,726 2,818 5,544

60 - 64 1,374 1,772 3,146

65 - 69 1,022 1,458 2,480

70 - 74 703 1,018 1,721

75 + 613 1,209 1,822

(3)

31

Berdasarkan tabel di atas maka dapat kita simpulkan bahwa penduduk Kota Padangsidimpuan yang disensus tahun 2010 lebih banyak didominasi oleh penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Dari tabel di atas juga dapat kita simpulkan bahwa penduduk Kota Padangsidimpuan mayoritas berusia 15-50 tahun keatas (termasuk usia pemilih pemula, usia produktif dan memiliki hak pilih dalam pemilihan Walkota dan Wakil Walikota Kota Padangsidimpuan Tahun 2012).

Apabila partai politik ataupun calon Walikota dan calon Wakil Walikota dapat menyakinkan hati penduduk untuk menggunakan hak pilihnya dan memilih mereka dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah, maka kesempatan mereka untuk memenangkan Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Padangsidimpuan semakin terbuka lebar jika dilihat dari banyak jumlah penduduk usia produktif dan memiliki hak pilih dalam Pemilukada Di Kota Padangsidimpuan.

Tabel 2.2

Komposisi etnik di Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Padang Lawas dan

Kota Padangsidimpuan, 2010

Etnik Kabupaten/kota Total Mandailing Natal Tapanuli Selatan Padang Lawas Utara Padang Lawas

P.Sidimpuan

Aceh 0.09 0.06 0.07 0.02 0.13 0.07

Angkola 0.52 60.14 73.18 37.23 44.81 37.72

Karo 0.11 0.11 0.25 0.17 0.29 0.17

Mandailing 77.71 7.38 2.62 42.79 20.10 36.30

Pakpak 0.01 0.20 0.07 0.02 0.03 0.06

Simalungun 0.11 0.16 0.26 0.16 0.05 0.15

Sibolga 1.19 0.18 0.24 0.38 0.35 0.56

Toba 2.56 14.67 7.25 3.15 14.48 7.64

Dairi 0.02 0.05 - - - 0.02

Asahan - - 0.00 0.03 0.01 0.01

(4)

32

Nias 1.03 9.48 4.54 2.81 2.45 3.84

Pesisir 4.16 - - - - 1.29

Siladang 0.01 0.01 0.00 0.05 0.02 0.02

Ulu 1.47 - - - - 0.46

Minangkabau 0.53 0.79 0.35 0.62 4.18 1.10

Riau 0.02 0.00 0.00 0.01 0.03 0.01

Melayu 2.61 0.04 0.09 0.16 0.36 0.91

Sunda 0.37 0.07 0.26 0.67 0.28 0.33

Jawa 7.23 6.56 10.62 11.49 11.31 9.01

Tionghoa 0.01 0.00 0.01 - 0.70 0.11

Lainnya 0.19 0.07 0.16 0.16 0.37 0.18

Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber: Diolah dari Sensus Penduduk 2010

(5)

33

Padangsidimpuan mayoritas beragama Islam, dan dapat disimpulkan bahwa penduduk Kota Padangsidimpuan mayoritas beragama Islam.

A.3 Perekonomian Wilayah Kota Padangsidimpuan

Kota Padangsidimpuan merupakan kota di Provinsi Sumatera Utara yang dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan bagi kota-kota di sekitarnya. Sejalan dengan hal tersebut, sektor perdagangan merupakan kontributor terbesar bagi PDRB daerah ini dibanding sektor lainnya. Sektor-sektor yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah, urutan sektor-sektor sesuai dengan besarnya kontribusi adalah sebagai berikut:

 Perdagangan, Hotel dan Restoran

 Jasa-Jasa

 Pertanian

 Pengangkutan dan Komunikasi

 Industri Pengolahan

 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

 Listrik, Gas dan Air Bersih

 Pertambangan/Penggalian.

(6)

34

Karena posisinya itu, kota ini juga sering disebut sebagai kota transit. Posisi yang menguntungkan itu membuat transportasi darat dari dan ke kota ini mudah. Dengan kemudahan sarana transportasi, Padangsidimpuan merupakan pusat perdagangan untuk menampung dan menjadi tempat pemasaran hasil-hasil pertanian kawasan Batang Toru dan sekitarnya, kawasan Sipirok, Gunung Tua dan sekitarnya serta kawasan Angkola Jaya dan sekitarnya. Sehingga dalam rencana struktur ruang wilayah Provinsi Sumatera Utara, Kota Padangsidimpuan ditetapkan sebagai PKW dengan fungsi utama pusat pemerintahan Kabupaten; pengolahan hasil pertanian tanaman pangan dan hasil hutan; serta perdagangan dan Jasa. Artinya fokus pengembangan Kota Padangsidimpuan dalam aspek pertanian adalah pada aspek pengolahan hasil, sehingga memberi nilai lebih terhadap perekonomian kota.

A.4 Sarana Pendidikan

Salah satu unsur penting dalam pelaksanaan pembangunan yang baik dan berkesinambungan adalah tersedianya sumber daya manusia yang cukup dan memiliki keahlian/skill yang tinggi. Keahlian yang tinggi dapat diperoleh melalui pemberian pembelajaran lebih dini melalui wajib belajar minimal 9 tahun.

(7)

35

Tabel 2.3

Jumlah dan Jarak Seluruh Sekolah di Kota Padangsidimpuan Jumlah dan Jarak SMK menurut kecamatan di Kota Padangsidimpuan

Kecamatan Jumlah

keluarga

Jumlah SMK Total

SMK

Jika tidak ada SMK dalam desa, jarak terdekat

Negeri Swasta Rata-rata Terjauh

Kota Padangsidimpuan 39,074 4 12 16 5.7 16.5

P. Sidimpuan Tenggara 5,887 0 0 0 7.1 14.0

P. Sidimpan Selatan 12,274 2 4 6 2.2 2.8

P. Sidimpuan Batunadua 3,802 0 0 0 5.7 10.4

P. Sidimpuan Utara 11,940 2 7 9 2.3 8.0

P. Sidimpuan Hutaimbaru 3,544 0 0 0 5.0 9.0

P. Sidimpuan Angkola Julu 1,627 0 1 1 11.1 16.5

Tabel. Jumlah dan Jarak SMU menurut kecamatan di Kota Padangsidimpuan

Kecamatan keluarga Jumlah Jumlah SMU Total SMU

Jika tidak ada SMU dalam desa, jarak terdekat

Negeri Swasta Rata-rata Terjauh

Kota Padangsidimpuan 39,074 10 22 32 2.7 9.0

P. Sidimpuan Tenggara 5,887 1 2 3 3.0 6.0

P. Sidimpan Selatan 12,274 2 9 11 1.7 2.5

P. Sidimpuan Batunadua 3,802 1 1 2 2.5 7.3

P. Sidimpuan Utara 11,940 6 8 14 1.8 7.0

P. Sidimpuan Hutaimbaru 3,544 0 1 1 4.8 9.0

P. Sidimpuan Angkola Julu 1,627 0 1 1 2.2 16.0

Tabel. Jumlah dan Jarak SMP menurut kecamatan di Kota Padangsidimpuan

Kecamatan Jumlah

keluarga

Jumlah SMP Total

SMP

Jika tidak ada SMP dalam desa, jarak terdekat

Negeri Swasta Rata-rata Terjauh

Kota Padangsidimpuan 39,074 12 23 35 2.2 7.2

P. Sidimpuan Tenggara 5,887 2 3 5 2.2 5.0

P. Sidimpan Selatan 12,274 4 7 11 1.7 2.0

P. Sidimpuan Batunadua 3,802 1 2 3 2.4 7.2

P. Sidimpuan Utara 11,940 4 9 13 1.2 2.0

P. Sidimpuan Hutaimbaru 3,544 1 2 3 3.0 5.0

(8)

36

Tabel. Jumlah dan Jarak SD menurut kecamatan di Kota Padangsidimpuan

Kecamatan keluarga Jumlah Jumlah SD Total SD

Jika tidak ada SD dalam desa, jarak terdekat (km)

Negeri Swasta Rata-rata Terjauh

Kota Padangsidimpuan 39,074 87 17 104 1.0 2.0

P. Sidimpuan Tenggara 5,887 16 0 16 0.8 1.5

P. Sidimpan Selatan 12,274 23 10 33 - .

P. Sidimpuan Batunadua 3,802 10 2 12 0.9 1.8

P. Sidimpuan Utara 11,940 23 5 28 1.4 2.0

P. Sidimpuan Hutaimbaru 3,544 9 0 9 0.7 1.0

P. Sidimp. Angkola Julu 1,627 6 0 6 1.3 1.5

A.5 Sarana Kesehatan

Kesehatan merupakan kata kunci yang harus dipedomani, sebab manusia yang sehatlah yang dapat berpikir dan berbuat untuk untuk pembangunan negeri ini. Akan tetapi sebagai manusia suatu waktu pasti akan terkena penyakit. Menyikapi kondisi tersebut perlu adanya antisipasi melalui pengadaan sarana dan prasarana kesehatan.

Sarana kesehatan yang tersedia di Kota Padangsidimpuan ada sebanyak 89 unit yang terdiri dari Rumah Sakit 3 unit, Rumah Sakit Bersalin 4 unit, Poliklinik 11 unit, Puskesmas 8 unit, Puskesmas Pembantu 32 unit, Tempat Praktik Dokter 21 unit, dan tempat Praktik Bidan 51 unit.

B. Partai Golkar

B.1 Sejarah Berdirinya Partai Golkar

(9)

37

perlawanan terhadap rongrongan dari PKI beserta ormasnya. Selanjutnya Sekber GOLKAR beranggotakan 61 organisasi fungsional yang kemudian berkembang menjadi 291 organisasi fungsional. Perkembangan yang cukup signifikan ini terjadi karena adanya kesamaan visi di antara masing-masing anggota.

Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber GOLKAR ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 (tujuh) Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu:

1. Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO)

2. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI)

3. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR)

4. Organisasi Profesi

5. Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM)

6. Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI)

7. Gerakan Pembangunan

(10)

38

karena Golkar dipimpin ABRI aktif, dan faktanya tokoh ABRI begitu berpengaruh dalam terbentuknya Institusi ini Golongan Karya kemudian disebut juga sebagai masyarakat kekaryaan, yang terdiri dari golongan fungsional, selanjutnya ada penggolongan keanggotaan yang berasal dari warga Negara Indonesia sesuai dengan pekerjaannya dalam lapangan produksi yang ada yakni:

1. Angkatan Buruh/Petani

2. Angkatan Tani dan nelayan

3. Angkatan Pengusaha Nasional

4. Angkatan Bersenjata (Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, Kepolisian, Veteran)

5. Angkatan Alim Ulama (Pemuka 5 Agama yang di akui di Indonesia)

6. Angkatan Proklamasi

7. Angkatan jasa (cendikiawan, guru dan pendidik, seniman, wartawan, pemuda, wanita dan warga keturunan)

(11)

39

Sekber Golkar sebagai wadah alternatif atau pengimbang kekuatan front Nasionalis, menyusul kegagalan G30S/PKI. Maka Sekber Golkar bersama kekuatan Pancasila lainnya merapatkan barisan dan mecanangkan upaya pembaharuan, serta pembangunan di berbagai sektor kehidupan, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Maka pada saat dimulainya pemerintahan Orde Baru jadilah Golkar sebagai kekuatan terbesar dalam perpolitikan Indonesia, hingga akhirnya partai ini memenangkan secara mutlak seluruh PEMILU yang diadakan pada masa pemerintahan orde baru.

B.2 Hegemoni Golkar dan kebijakan Kristalisasi Partai Politik

Pemilu 1971 menampilkan Golkar sebagai pemenang dan menyapu bersih lawan-lawan politiknya secara nasional, maka hal ini dimanfaatkan oleh Soeharto untuk memperkuat posisi Golkar di parlemen dengan lebih menyederhanakan jumlah partai politik, dengan dalih bahwa Sistem politik dengan menjalankan multipartai, sangat mengganggu jalannya pembangunan di era orde baru. Maka pada 4 maret 1970 terbentuklah kelompok nasionalis yang merupakan gabungan PNI, IPKI, MURBA, PARKINDO dan partai katolik. Tanggal 14 Maret 1970 terbentuk kelompok spiritual yang terdiri dari NU, PARMUSI, PSII dan PERTI. Kemudian kelompok nasionalis diberi nama kelompok demokrasi pembangunan, sedangkan kelompok kedua diberi nama kelompok persatuan.

(12)

40

Indonesia pada tanggal 10 januari 1973. Lalu kelompok spiritual yang kemudian menjadi kelompok persatuan, pada tanggal 19 Februari 1973 menggabungkan kegiatan politiknya ke dalam wadah Partai Persatuan Pembangunan. Selanjutnya tindak lanjut dari isu peleburan partai ini, maka pada tanggal 6 desember 1974 pemerintah orde baru menyampaikan rencana UU partai politik dan Golongan Karya kepada DPR, sebagai aturan hukum peleburan partai politik secara besar-besaran, yang terjadi pertama kalinya dalam sejarah kepartaian Indonesia. Implikasi dari kebijakan itu yakni fusi partai politik, Golkar kemudian menjelma menjadi organisasi politik dengan kekuatan yang tidak bisa disaingi oleh dua kekuatan politik lainnya, sehingga dalam pemilu 1977 Golongan Karya adalah kekuatan politik yang sudah mempunyai identitas, sedangkan kedua partai lainya adalah dua partai baru yang mencoba mempertaruhkan identitasnya untuk menarik masa pendukung dalam pemilu.

PPP menangkap isu agama, sebagai satu-satunya pelekat utama bagi partainya. Sasaran utamanya adalah umat Islam dan organisasi-organisasi islam pendukungnya seperti NU, PSII, Muslimin Indonesia dan PERTI. Sasaran lain adalah pemilih rasional yang mengganggap PPP sebagai alternatif pilihan politik bagi masyarakat, serta perwacanaan yang dibangun, bahwa PPP adalah satu-satunya wadah bagi umat Islam.

(13)

41

lain, PDI adalah partai politik yang sangat bersusah payah merumuskan identitas dirinya kepada massa pemilihnya sendiri. PDI yang bercirikan demokrasi Indonesia kebangsaan dan keadilan sosial, mencoba membangun citranya sebagai partai rakyat kecil, walaupun praktis tidak terlalu besar manfaatnya. Hal ini tentunya karena ketidakmampuan partai tersebut untuk merumuskan siapa dirinya, maka diapun tidak mampu menumbuhkan proses identifikasi pemilih dengan dirinya. Golkar sebagai kekuatan politik tidak mampu disaingi oleh dua partai pesaingnya, Golkar dalam Pemilu menjual jargon “politik no pembangunan yes” pada massa pemilihnya. Kemudian, Golkar mengidentifikasi dirinya sebagai golongan yang terdiri dari manusia modern, yang mengusahakan modernisasi dan pembangunan bagi masyarakat. Disamping karena kuatnya pengaruh Golkar ditengah masyarakat, dan ditopang oleh birokrasi dan ABRI yang menjadi landasan kekuatan politik orde baru, maka tak pelak lagi, Golkar menjadi pemenang mutlak dalam setiap pemilu Orde Baru dan menjadi Absolute Majority

di parlemen.

(14)

42

Selanjutnya, ada pembentukan keluarga besar Golongan Karya sebagai jaringan konstituen, yang dibina sejak awal Orde Baru melalui suatu pengaturan informal, yaitu jalur A untuk lingkungan militer, jalur B untuk lingkungan birokrasi dan jalur G untuk lingkungan sipil di luar birokrasi. Pemuka ketiga jalur terebut melakukan fungsi pengendalian terhadap Golkar melalui Dewan Pembina yang mempunyai peran sangat strategis.

(15)

43 Daftar Nama Ketua Umum DPP Golkar :

1. Djuhartono (1964-1969)

2. Suprapto Sukowati (1969–1973)

3. Amir Moertono (1973–1983)

4. Sudharmono (1983–1988)

5. Wahono (1988–1993)

6. Harmoko (1993–1998)

7. Akbar Tandjung (1998–2004)

8. Jusuf Kalla (2004–2009)

9. Aburizal Bakrie (2009–sekarang)

B.3 Platform Partai Golkar

(16)

44

Adapun yang menjadi acuan Partai Golkar adalah:

 Partai GOLKAR bepijak pada landasan tetap tegaknya Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

 Partai GOLKAR mengembangkan wawasan kemajemukan yang inklusif

yang mendorong dinamika dan persaingan yang sehat serta berorientasi pada kemajuan serta senantiasa siap berkompetisi secara sehat.

 Partai GOLKAR menjunjung tinggi ajaran agama yang dalam gerak

langkahnya senantiasa mendasarkan pada nilai-nilai etika dan moralitas berdasarkan ajaran agama. Etika dan moralitas adalah saripati dari ajaran agama dan buah dari keberagaman itu sendiri.

 Partai GOLKAR adalah Partai yang demokratis yang memiliki komitmen

pada demokrasi.

 Partai GOLKAR adalah Partai Moderat yang senantasa mengambil posisi

tengah dan menempuh garis moderasi.

 Partai GOLKAR mengutamakan pembangunan hukum untuk keadilan dan

(17)

45

B.4 Visi dan Misi Partai Golkar

Adapun yang menjadi visi Partai Golkar adalah,

“Partai GOLKAR berjuang demi terwujudnya Indonesia baru yang maju, modern, bersatu, damai, adil dan makmur dengan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, berahlak baik, menjunjung tinggi hak asasi manusia, cinta tanah air, demokratis, dan adil dalam tatanan masyarakat madani yang mandiri, terbuka, egaliter, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja dan semangat kekaryaan, serta disiplin yang tinggi.

Adapun yang menjadi misi Partai Golkar adalah,

“Dalam rangka mengaktualisasikan doktrin dan mewujudkan visi tersebut Partai GOLKAR dengan ini menegaskan misi perjuangannya, yakni: menegakkan, mengamalkan, dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara dan idiologi bangsa demi untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan mewujudkan cita-cita Proklamasi melalui pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis, menegakkan supremasi hukum, mewujudkan kesejahteraan rakyat, dan hak-hak asasi manusia. Dalam rangka membawa misi mulia tersebut Partai GOLKAR melaksanakan fungsi-fungsi sebagai sebuah partai politik modern, yaitu:

(18)

46

(2) melakukan rekruitmen kader-kader yang berkualitas melalui sistem prestasi (merit system) untuk dapat dipilih oleh rakyat menduduki posisi-posisi politik atau jabatan-jabatan publik. Dengan posisi-posisi atau jabatan politik ini maka para kader dapat mengontrol atau mempengaruhi jalannya pemerintahan untuk diabdikan sepenuhnya bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

(3) meningkatkan proses pendidikan dan komunikasi politik yang dialogis dan partisipatif, yaitu membuka diri terhadap berbagai pikiran, aspirasi dan kritik dari masyarakat.

B.5 Perkembangan Partai Golkar di Kota Padangsidimpuan

Sejarah dan perkembangan Partai Golkar di Kota Padangsidimpuan juga mengalami proses yang hampir sama dengan di daerah-daerah lain khususnya di Sumatera Utara, yakni kekuatan Partai Golkar yang sangat mengakar dan masuk ke dalam pelosok desa di daerah Padangsidimpuan. Fenomena politik ini, tentu saja terjadi karena akses yang dimiliki partai Golkar begitu besar hingga ke masyarakat pelosok desa, akibat dari kuatnya cengkeraman pemerintahan Orde Baru sebagai pemegang kekuasaan dan tidak berdayanya partai politik yang lain yang merupakan pesaing Partai Golkar.

(19)

47

Eksistensi Partai Golkar pun terpelihara dengan baik di daerah paling selatan Sumatera Utara ini, karena dipengaruhi oleh dukungan luas para pemimpin adat ataupun tokoh masyarakat setempat, karena para tokoh masyarakat ini memiliki kedekatan emosional dengan kekuasaan atau pun pemerintah saat itu. Mereka ini menjadi sangat memiliki pengaruh di setiap desa, karena tokoh-tokoh ini yang dianggap sebagai raja-raja adat ini tentunya masih memiliki keterikatan budaya dan ekonomi dengan masyarakat serta memiliki kekuatan yang harus ditaati oleh masyarakatnya.

Dilihat dari rivalitas politik, pesaing terberat partai Golkar pada setiap hajatan Pemilu, praktis hanya partai yang berbasis Islam yakni Partai Persatuan Pembangunan. Hal ini dikarenakan basis Islam tradisional yang begitu melekat kuat di daerah Padangsidimpuan dan sekitarnya, serta ditunjang keberadaan pondok pesantren yang membawa simbol-simbol tradisionalisme Islam. Sehingga di Padangsidimpuan sampai sekarang ini, selain Golkar yang memiliki masa pemilih tradisional, PPP juga tercatat tetap memiliki basis pemilih tradisional.

(20)

48

berasal dari Tapanuli bagian Utara yang notabene beragama di luar Islam, sehingga ini mempengaruhi pencitraan tersendiri bagi PDI ataupun PDI-Perjuangan saat ini di tengah-tengah masyarakat Mandailing secara luas.

Kejatuhan rezim Orde Baru, pada 1998 dan dimulainya era Reformasi memberikan dampak besar terhadap eksistensi partai Golkar di Padangsidimpuan, karena pada Pemilu 1999, untuk pertama kalinya Golkar sejak berakhirnya periode Orde Baru mengalami kekalahan dalam Pemilu. Yakni menjadi partai yang hanya memperoleh suara terbanyak kedua setelah PPP di Padangsidimpuan, dan secara nasional juga dikalahkan oleh PDI-Perjuangan, dengan slogan khas partainya, yang mencitrakan diri sebagai partainya “wong cilik” atau yang mewakili rakyat kecil. Hal ini tentu saja di pengaruhi oleh arus bawah yang merubah konstelasi politik tanah air waktu itu, yang menghendaki perubahan secara fundamental terhadap keseluruhan sendi-sendi kehidupan ketatanegaraan Indonesia serta perwacanaan yang di bangun melalui publikasi media, yang seakan-akan menyatakan bahwa Partai Golkar adalah penyebab krisis 1998, maka disitulah masa-masa kemunduran Partai Golkar, bahkan banyak dijumpai masyarakat yang sengaja menghindari segala sesuatu yang melekat dengan simbol-simbol orde baru, termasuk Partai Golkar yang dicitrakan sebagai bagian dan kekuatan politik Orde baru.

(21)

49

hingga meraih kemenangan dalam Pemilu. Tidak ada lagi intervensi yang dilakukan untuk memaksakan pilihan politik tertentu dalam pemilu, ataupun pilihan partai yang sangat terbatas seperti yang terjadi semasa Orde Baru. Maka menyikapi hal itu, Partai Golkar pun melakukan metamorfosa melalui program pembaharuan yang dilakukannya, dengan memunculkan wajah baru Partai Golkar, dengan apa disebut sebagai “paradigma Golkar baru”. Penguatan Kader menjadi konsentrasi Partai Golkar, program kerja yang real bagi masyarakat menjadi karya nyata Partai Golkar untuk memperoleh simpatik konstituen. Hal yang sama pun dilakukan oleh seluruh fungsionaris Partai Golkar di Mandailing Natal, yang bahu-membahu sebagai mesin politik partai Golkar untuk memenangkan Pemilu di Padangsidimpuan.

(22)

50

C. Struktur Pengurus DPD Partai Golkar Kota Padangsidimpuan

Pada tanggal 5 november 2012 DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara mengesahkan Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Kota Padangsidimpuan Masa Bakti : 2009-2015. Berikut adalah susunannya :

Tabel 2.4

Susunan Pengurus DPD Partai Golkar Kota Padangsidimpuan Masa Bakti 2009 - 2015

NO. N A M A JABATAN

1. IRSAN EFENDI NASUTION, SH K E T U A

2. Drs. SARJAN LUBIS Wakil Ketua Bidang Organisasi

3. SAIFUL BAHRI SIREGAR Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan

Keanggotaan

4. MARA PARDAMEAN NASUTION Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu

5. ARIFIN NASUTION Wakil Ketua Bidang Pemuda, Olahraga dan

Kebudayaan

6. SRI PURNAMA DEWI HARAHAP,

S.Sos

Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan

7. Ir. ZAINUL NUL SIREGAR Wakil Ketua Bidang Hukum,

Perundang-undangan dan HAM

8. Drs. HANAFI NASUTION, Msi Wakil Ketua Bidang Pendidikan Pengkajian

dan Pengembangan

9. H. MHD. ANWAR PANJAITAN Wakil Ketua Bidang Hubungan Antar

Organisasi, Komunikasi dan Informasi

10. Drs. SUTAN KALI HASAN SIREGAR

Wakil Ketua Bidang Agama,Kerohanian dan Sosial Masyarakat

11. ILHAM KURNIA PAJRI PASARIBU, SE Wakil Ketua Bidang Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM

12. SIWAN SISWANTO, SH S E K R E T A R I S

(23)

51

14. SUKATNO, S.Pd Wakil Sekretaris Bidang Kaderisasi dan

Keanggotaan

15. APERINUS WARUWU Wakil Sekretaris Bidang Pemenangan

Pemilu

16. MANGARAHON SIREGAR Wakil Sekretaris Bidang Pemuda, Olahraga

dan Kebudayaan

17. RABIYATUL ADAWIYAH SIREGAR,

M.Pd

Wakil Sekretaris Bidang Pemberdayaan Perempuan

18. ULY PANJAITAN Wakil Sekretaris Bidang Hukum,

Perundang-undangan dan HAM

19. ADEK SAFITRI SITOMPUL Wakil Sekretaris Bidang Pendidikan

Pengkajian dan Pengembangan

20. NASRUDDIN NASUTION Wakil Sekretaris Bidang Hubungan Antar

Organisasi, Komunikasi dan Informasi

21. USTADZ H. ALI TUA TANJUNG , LC Wakil Sekretaris Bidang

Agama,Kerohanian dan Sosial Masyarakat

22. SANTA ELISABET SITUMORANG, SE Wakil Sekretaris Bidang Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM

23. HJ. HAMIDAH BATUBARA B E N D A H A R A

24. ELFI SAHRI ROMADONA, S.Sos Wakil Bendahara Bidang Organisasi

25. ANDRI MARROHA SIREGAR Wakil Bendahara Bidang Kaderisasi dan

Keanggotaan

26. DARMANSYAH SIREGAR Wakil Bendahara Bidang Pemenangan

Pemilu

27. RULIAN Wakil Bendahara Bidang Pemuda, Olahraga

dan Kebudayaan

28. EMMA MARIANI Wakil Bendahara Bidang Pemberdayaan

Perempuan

29. AHMAD SUHERI SIMANJUNTAK,

S.Sos

Wakil Bendahara Bidang Hukum, Perundang-undangan dan HAM

30. TONGKU PANUSUNAN HASIBUAN,

S.Pd

Wakil Bendahara Bidang Pendidikan Pengkajian dan Pengembangan

31. RICKY A. GOVA SIREGAR Wakil Bendahara Bidang Hubungan Antar

Organisasi, Komunikasi dan Informasi

32. MAULINA SARI LUBIS Wakil Bendahara Bidang

Agama,Kerohanian dan Sosial Masyarakat

33. JULIANI Wakil Bendahara Bidang Tenaga Kerja,

(24)

52

34. ARMEN LUBIS Bagian Organisasi

35. HAPOSAN PANGGABEAN Bagian Organisasi

36. ARIF HAKIKI, S.H.I Bagian Organisasi

37. SITI YUSNIDA Bagian Organisasi

38. SANGKOT HUTASUHUT Bagian Kaderisasi dan Keanggotaan

39. HJ. CHADIJAH LUBIS Bagian Kaderisasi dan Keanggotaan

40. ERWINSYAH PUTRA, SE.AK Bagian Kaderisasi dan Keanggotaan

41. HAMKA HAMID NASUTION Bagian Kaderisasi dan Keanggotaan

42. ALVIAN LAISMANA Bagian Pemenangan Pemilu

43. HERRY DONLD SIMORANGKIR Bagian Pemenangan Pemilu

44. SAHNAN PURBA Bagian Pemenangan Pemilu

45. MHD. SUKRI BATUBARA Bagian Pemenangan Pemilu

46. HUSIN BASRI NASUTION Bagian Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan

47. AINUN MARDIA PULUNGAN Bagian Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan

48. ZULKIFLI MELAYU Bagian Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan

49. NURAINI Bagian Pemberdayaan Perempuan

50. RAHIMAH HASIBUAN Bagian Pemberdayaan Perempuan

51. FAUZIAH Bagian Pemberdayaan Perempuan

52. JULI INDRA YANTI SIREGAR Bagian Pemberdayaan Perempuan

53. TAPSIR SIREGAR Bagian Hukum, Perundang-undangan dan

HAM

54. HJ. NURPILIHAN Bagian Hukum, Perundang-undangan dan

HAM

56. MUHAMMAD Bagian Pendidikan, Pengkajian dan

Pengembangan

57. AHMAD RIFAI Bagian Pendidikan, Pengkajian dan

Pengembangan

58. SUPRIONO Bagian Pendidikan, Pengkajian dan

(25)

53

59. RONI TUA NASUTION Bagian Pendidikan, Pengkajian dan

Pengembangan

60. AHMAD MARZUKI LUBIS, SH Bagian Hubungan Antar Organisasi,

Komunikasi dan Informasi

61. ANDI SYAPUTRA LUBIS Bagian Hubungan Antar Organisasi,

Komunikasi dan Informasi

62. ANWAR LATIEF Bagian Hubungan Antar Organisasi,

Komunikasi dan Informasi

63. ROBERT SULAIMAN RITONGA Bagian Hubungan Antar Organisasi,

Komunikasi dan Informasi

64. PARLAUNGAN HARAHAP Bagian Agama, Kerohanian dan Sosial

Masyarakat

65. SRI AGUSTINA NASUTION Bagian Agama, Kerohanian dan Sosial

Masyarakat

66. MUHAMMAD ANSYORSYAH Bagian Agama, Kerohanian dan Sosial

Masyarakat

67. ARDIANSYAH Bagian Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM

68. RIANTI WARDIAH Bagian Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM

Gambar

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Tabel 2.2
Tabel. Jumlah dan Jarak SMU menurut kecamatan di Kota Padangsidimpuan
Tabel. Jumlah dan Jarak SD menurut kecamatan di Kota Padangsidimpuan
+2

Referensi

Dokumen terkait

4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut : 4.1.a Cukup Jelas.. 4.1.b

Negara Tiongkok telah berhasil dalam menciptakan label bahwa Panda merupakan simbol penyelamatan dan pelestarian lingkungan, maka diplomasi Panda pun juga dilakukan

Some specific method and techniques are particularly introduced for pixel scale and whole product validation, including the ground observation field selection criteria,

Perusahaan pasangan usaha yang termasuk dalam kategori bermasalah atau wanprestasi, maka dilakukan tindakan penyehatan atau penyelamatan dan penyelesaian

Memang dalam hal batas waktu penitipan telah di atur dalam Peraturan menteri hukum dan hak asasi manusia republik indonesia nomor 16 tahun 2014 tentang tata cara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan iklim komunikasi dan motivasi belajar dengan hasil belajar ilmu komunikasi.. Populasi penelitian ini

Adanya persamaan dalam novel tersebut dapat diinterpretasikan bahwa kedua pengarang, yaitu Yosep Iskandar dan Langit Hariadi Kresna dalam proses kreatifnya mengacu

It is concluded that improvement of the cocoa productivity and farmer capacity surroundings the two mining sites associated with high adoption of technology by farmers, better access