• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan terhadap Pembangunan Sistem Kawasan Konservasi di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan terhadap Pembangunan Sistem Kawasan Konservasi di Indonesia"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Media Konservasi Vol. No. 2, Juni 2001 : 39

-

46

TINJAUAN TERHADAP PEMBANGUNAN SISTEM KAWASAN KONSERVASI

DI INDONESIA

(Review on the Development of Conservation Area System in Indonesia)

AGUS DAN HADI

Jurusan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145

Besar pada Jurusan Konservasi Sumberdaya Fakultas Kehutanan IPB, Kampus IPB Darmaga, PO Box 168

ABSTRACT

lndonesia is categorized as one of the biodiversity centers in the world. The value of biological diversity as environmental, economic and social resources for maintaining the integrity and sustainability of natural systems and human life is very important. But, in other side, human development and the population increase have caused the high rate of extinction of various plant and animal species. This high rate of extinction calls for a very serious and prompt action of conservation. Priority should be given to designing protected area for protection of species and ecosystem. Quantitatively, conservation development programs of Indonesia have a great achievement by designating 385 protected area which covering 22 560 545.46 ha. This paper overviews the development of protected area in lndonesia including systems, history, existing distribution, problems and obstacles, and government policy.

Keywords : conservation, protected area, protected area system, protected area category, policy

PENDAHULUAN

lndonesia merupakan salah satu keanekaragam hayati dunia. Dibandingkan dengan negara-negara Pasifik, Indonesia memiliki Indeks Keanekaragaman Hayati (Biodiversity Index) tertinggi (Paine, 1997). Wilayah lndonesia mencakup tiga wilayah vegetasi yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, yaitu (Sormin, 1990) :

I . Wilayah Asia: meliputi dan Kalimantan yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae.

2. Wilayah Australia: mencakup Irian Jaya, Maluku, dan Sunda Kecil yang dicirikan oleh dominannya. famili Araucariaceae dan Myrtaceae.

3. Wilayah Transisi, meliputi Sulawesi dan Jawa yang didominasi oleh famili Myrtacea dan Verbenacea.

Walaupun kepulauan Indonesia hanya mewakili luas daratan dunia, tetapi memiliki 25% species ikan dunia, 17% spesies burung, 16% dan amphibi, 12% mamalia, 10% tumbuhan dan sejumlah invertebrata, dan mikroorganisme (Gautam et 2000). tropis lndonesia merupakan 10% dari tropis dunia dan 50% tropis Asia. Di dalam tropis 'Indonesia terdapat sekitar 4.000 spesies pohon, 267 spesies di antaranya merupakan spesies komersil.

Indonesia juga merupakan habitat bagi 500 spesies mamalia (100 spesies di antaranya endemik) dan 1.500 spesies burung (IUCN, 1992).

Tujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan adaan sistem kawasan konservasi di Indonesia yang meliputi : sistem, perkembangan, penyebaran, masalah- masalah dalam pengembangan, dan kebijakan

an kawasan konservasi.

Kekayaan biologis (sumberdaya hayati) di Indonesia antara lain dengan sistem kawasan konservasi yang meliputi areal ha Informasi Konservasi Alam, 2001) (atau lebih kurang dari luas Indonesia, 144 juta ha), terdiri

nasional (TN), cagar alam (CA), suaka margasatwa (SM), wisata (HW), buru (TB), dan

raya (Tahura). kawasan konservasi

eksistensinya diakui secara yuridis oleh Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam Hayati Ekosistemnya dan IUCN.

Mengacu pada UU No. 41 tahun 1999

Kehutanan dan Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 Konservasi Alam Hayati dan

(kawasan) konservasi adalah dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa ekosistemnya. Sistem kawasan konservasi (KK) terdiri kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49,

Undang-undang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang bersifat nasional dan menyeluruh sangat diperlukan sebagai dasar hukum untuk

RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya alam.. Hayati dan Ekosistemnya DPR/PEMERINTAH

Pengertian satwa langka diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yaitu : menurut Pasal 1 angka

Pengertian satwa langka diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yaitu : menurut Pasal 1 angka

Perbuatan ini melanggar pasal 21 ayat (2b) jo pasal 21 ayat (2d) undang-undang no 5 tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya perihal

5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (selanjutnya disebut Undang-Undang KSDA) sebagai pengaturan yang menampung dan mengatur

PENERAPAN SANKSI TERHADAP PEMELIHARA SATWA LIAR DI PROVINSI RIAU BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA SKRIPSI