• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Program Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pembuatan Program Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan Tahun 2010"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN PROGRAM GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN

TAHUN 2010

SKRIPSI

OLEH:

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010

(2)

PEMBUATAN PROGRAM GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

SALMIA HASIBUAN NIM. 051000038

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :

PEMBUATAN PROGRAM GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN

TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : SALMIA HASIBUAN

NIM. 051000038

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 6 Desember 2010 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

dr. Ria Masniari Lubis, M.Si dr.Yusniwarti Yusad, M.Si NIP. 19531018 198203 2 001 NIP. 19510520 198703 2 001

Medan, Desember 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

ABSTRACT

Barber Johnson’s Graph is one indicator of hospital assessments conducted by the calculation of Bed Occupancy Rate (BOR), Length of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI) and Bed Turn Over (BTO). At the Mitra Sejati General Hospital in Medan, it was made program of Barber Johnson Graphic by using Microsoft Excel. The calculation of BOR, LOS, TOI & BTO is done by inputing data of the number of beds available, the number of beds used and the number of patients go home.

The purpose of making Barber Johnson Graph Program using a computer is to facilitate staff in making the report of hospital report.

Implementation of the design and realization of the program Barber Johnson graph is done by using a spiral model. The model has six task regions namely the task of customer communication, planning, risk analysis, construction, release, and evaluation.

The results of this program are the monthly, quarter, semester, and annually Barber Jhonson’s graph in Mitra Sejati general hospital.

In the presence of this program it is expected it can be ease of make the hospital report, especially in the making of Barber Johnson Graph.

(5)

ABSTRAK

Grafik Barber Johnson merupakan salah satu indikator penilaian rumah sakit yang dilakukan dengan perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR), Length of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI) dan Bed turn Over (BTO). Pada Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan dilakukan pembuatan program grafik Barber Johnson dengan menggunakan Microsoft Excel. Perhitungan BOR, LOS, TOI dan BTO dengan menginput data jumlah tempat tidur tersedia, jumlah tempat tidur terpakai dan jumlah pasien pulang.

Tujuan pembuatan Program Grafik Barber Johnson adalah untuk memudahkan petugas dalam membuat laporan rumah sakit .

Pelaksanaan perancangan dan realisasi program Grafik Barber Johnson dilakukan dengan menggunakan model spiral. Model tersebut memiliki enam wilayah tugas yaitu komunikasi pelanggan, perencanaan, Analisis Resiko, konstruksi, peluncuran, dan evaluasi.

Hasil dari pembuatan program ini adalah grafik Barber Johnson bulanan, triwulan, semester dan tahunan Rumah Sakit Umum Mitra Sejati.

Dengan adanya program grafik Barber Johnson ini diharapkan dapat mempermudah pembuatan laporan rumah sakit terutama dalam pembuatan Grafik Barber Johnson.

(6)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Salmia Hasibuan

Tempat/Tgl Lahir : Medan, 8 September1987

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Anak Ke : 1 (satu) dari 5 (lima) orang bersaudara

Alamat : Jl. Rakyat No 98 Medan

Riwayat Pendidikan

SD Negeri 060879 Medan : 1993-1999

SLTP Pahlawan Nasional Medan : 1999-2002

SMA N 3 Medan : 2002-2005

FKM USU Medan : 2005-2010

Riwayat Organisasi

Periode 2006-2007 : Departemen Internal KOHATI HMI Komisariat FKM USU

Periode 2007-2008 : Wakil Sekertaris Umum Bidang Internal

KOHATI/Departemen PP HMI Komisariat FKM USU

Periode 2007-2008 : Kepala Bidang Internal KOHATI/Wakil Sekretaris Umum PP

HMI Komisariat FKM USU

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembuatan Program Grafik Barber Johnson di

Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan Tahun 2010”. Sholawat dan salam

senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah

mereformasi peradaban manusia dari zaman kebodohan kezaman yang penuh dengan

ilmu pengetahuan yang bisa kita rasakan saat ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada ayahanda Abu Awan Hasibuan dan

ibunda tercinta Rosbani Lubis yang telah membesarkan, mendidik, membimbing

dengan penuh kasih sayang, dan tak henti mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Semoga Allah memberikan kebahagiaan kepada keduanya

baik di dunia maupun di akhirat.Amiin.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan,

bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu sepantasnya penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, MSi selaku Ketua Departemen Kependudukan dan

Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

sekaligus dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan memberikan

masukan-masukan kepada penulis.

3. Ibu Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Skripsi I dan bapak

drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang

telah memberikan bimbingan, arahan, ilmu, motivasi, serta dukungannya

(8)

4. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku dosen penguji yang telah meluangkan

waktu dan masukan-masukan yang telah diberikan kepada penulis.

5. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara atas bantuan selama perkuliahan.

7. Bapak dr. Parambir Singh, selaku direktur rumah sakit Mitra Sejati Medan.

8. Bapak Edwin Darmawan, SE, Ak selaku Kabag Personalia&Umum dan kak

Evi selaku bagian rekam medis yang telah banyak membantu selama penelitian

di rumah sakit Mitra Sejati Medan.

9. Seluruh staff pegawai Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan yang telah

banyak membantu selama penelitian.

10. Untuk adik- adikku tersayang: Eli, Ziza, Indah, Munawir yang selalu menjadi

semangat dan motivasi bagi penulis untuk menjadi yang terbaik.

11. Sahabat-sahabat terbaikku: Liza, Enny, Risty, Gita, widya, Marwa, Tania,

Ratna, Rina, wiwik yang menjadi penyemangat, teman bermain, teman belajar,

teman seperjuangan yang memberikan kesan yang tak terlupakan. Terima kasih

untuk kebersamaan kita selama ini.

12. Kawan-kawan seperjuangan di Departemen Kependudukan dan Biostatistika

:Juli, Yani, Adelina, Kak Betha, Kak Indri, Kak Febri, Kak Ratna yang saling

menyemangati dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Kakak-kakak dan adik-adik yang telah banyak membantu: kak Ani, Kak

Wiwik, Kak Dewi, Kak Apri, Kak Imna, Kak Sulawati, Irmayani, Ami, Ismil,

Vivi, dan winda

14. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa

(9)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi

semua pihak.

Medan, Desember 2010

Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ... i

Abstract ... ii

Abstrak ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ...viii

Daftar Gambar ... x

Daftar Tabel ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

2.1Grafik Barber Johnson ... 5

2.1.1 Konsep Barber Johnson... 5

2.1.2 Penggunaan Grafik Barber Johnson... 5

2.1.3 Indikator Rawat Inap Menurut Barber Johnson ... 6

2.1.4 Menggambar Dasar Grafik Barber Johnson ... 8

2.1.5.Menggambar Grafik Barber Jonson ... 12

2.1.6 Makna dari Grafik Barber Johnson ... 13

2.2 Microsoft Excel ... 15

2.2.1 Fungsi-fungsi pada Microsoft Excel ... 15

2.2.2 Komponen Microsoft Excel ... 17

2.3. Proses Pembuatan Program ... 18

2.3.1.Model Air terjun ... 19

2.3.2. Model Pengembangan Evolusioner ... 19

2.3.3. Model Pengembangan Sistem Formal ... 20

2.3.4. Model Pengembangan Berorientasi Pemakaian Ulang ... 20

2.3.5. Model Hibrid ... 21

2.3.5.1 Pengembangan Inkremental... 21

2.3.5.2 Model Spiral ... 22

BAB 3 PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PROGRAM ... 23

3.1 Kerangka Kerja ... 24

3.2 Perencanaan ... 26

3.2.1 Persiapan Perangkat Keras ... 26

3.2.2 Persiapan Perangkat Lunak ... 26

(11)

3.2.4 Pembuatan Program ... 27

3.3 Tahap Pelatihan ... 28

3.3.1 Uji Coba Program ... 28

3.3.2 Sosialisasi Program ... 28

BAB 4 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI .. 29

4.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Mitra Sejati ... 29

4.2 Tujun, Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Umum Mitra Sejati ... 30

4.3 Sumber Daya Manusia ... 31

4.4 Sarana... 32

4.5 Data Pasien Berdasarkan Poli di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan ... 32

BAB 5 HASIL PEMBUATAN PROGRAM... 33

5.1 Program Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Mitra Sejati ... 33

5.2 Cara Kerja Program Grafik Barber Johnson ... 33

5.2.1 Flowchart Program ... 41

5.3 Pengujian Program Grafik Barber Johnson ... 48

BAB 6 PEMBAHASAN ... 49

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 51 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.2.6 Flowchart Grafik Bulanan... 46

Gambar 5.2.7 Flowchart Grafik Triwulan ... 46

Gambar 5.2.8 Flowchart Grafik Semester ... 47

(13)

DAFTAR TABEL

(14)

ABSTRACT

Barber Johnson’s Graph is one indicator of hospital assessments conducted by the calculation of Bed Occupancy Rate (BOR), Length of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI) and Bed Turn Over (BTO). At the Mitra Sejati General Hospital in Medan, it was made program of Barber Johnson Graphic by using Microsoft Excel. The calculation of BOR, LOS, TOI & BTO is done by inputing data of the number of beds available, the number of beds used and the number of patients go home.

The purpose of making Barber Johnson Graph Program using a computer is to facilitate staff in making the report of hospital report.

Implementation of the design and realization of the program Barber Johnson graph is done by using a spiral model. The model has six task regions namely the task of customer communication, planning, risk analysis, construction, release, and evaluation.

The results of this program are the monthly, quarter, semester, and annually Barber Jhonson’s graph in Mitra Sejati general hospital.

In the presence of this program it is expected it can be ease of make the hospital report, especially in the making of Barber Johnson Graph.

(15)

ABSTRAK

Grafik Barber Johnson merupakan salah satu indikator penilaian rumah sakit yang dilakukan dengan perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR), Length of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI) dan Bed turn Over (BTO). Pada Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan dilakukan pembuatan program grafik Barber Johnson dengan menggunakan Microsoft Excel. Perhitungan BOR, LOS, TOI dan BTO dengan menginput data jumlah tempat tidur tersedia, jumlah tempat tidur terpakai dan jumlah pasien pulang.

Tujuan pembuatan Program Grafik Barber Johnson adalah untuk memudahkan petugas dalam membuat laporan rumah sakit .

Pelaksanaan perancangan dan realisasi program Grafik Barber Johnson dilakukan dengan menggunakan model spiral. Model tersebut memiliki enam wilayah tugas yaitu komunikasi pelanggan, perencanaan, Analisis Resiko, konstruksi, peluncuran, dan evaluasi.

Hasil dari pembuatan program ini adalah grafik Barber Johnson bulanan, triwulan, semester dan tahunan Rumah Sakit Umum Mitra Sejati.

Dengan adanya program grafik Barber Johnson ini diharapkan dapat mempermudah pembuatan laporan rumah sakit terutama dalam pembuatan Grafik Barber Johnson.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan bagian dari mata rantai rujukan pelayanan kesehatan

yang memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat

kesehatan masyarakat. Tujuan pendirian rumah sakit adalah atas dasar naluri rasa

ingin tolong menolong, rasa sosial, rasa belas kasihan dan simpati diantaranya

sesama. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan bermutu

sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan

masyarakat (Adikoesoemo, 1995).

Dalam era globalisasi dan era pasar bebas, dimana persaingan akan

sedemikian ketat, menuntut semua bidang pembangunan mempersiapkan diri untuk

menghadapi era tersebut. Termasuk rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada

masyarakat, dituntut untuk meningkatkan pengelolaannya agar dapat bersaing dalam

memberikan pelayanan (Soejadi, 1996).

Dengan diterapkannya standar pelayanan rumah sakit oleh Departemen

Kesehatan, maka peran pusat data dan informasi dalam manajemen rumah sakit

makin dirasakan kebutuhannya. Kehadiran sistem pencatatan rekam medik dan

kaitannya timbal balik diharapkan dapat ikut membantu menilai sejauh mana

keberhasilan misi rumah sakit itu. Untuk dapat menilainya, perlu adanya kriteria

(17)

Manajemen rumah sakit menghendaki pengelolaan rumah sakit yang efektif

dan efisien. Efektif dalam arti tingkat keberhasilan penanganan terhadap pasien cukup

tinggi dan efisien berarti optimal dalam penggunaan sumber daya rumah sakit yang

ada. Suatu upaya serius dan terencana harus ditempuh agar keinginan tersebut dapat

tercapai (Wandy, 2009).

Penilaian efisiensi rumah sakit pada dasarnya menilai efisiensi pelayanan

medik yang berkaitan dengan pemanfaatan tempat tidur yang tersedia di rumah sakit

serta efisiensi pemanfaatan penunjang medik rumah sakit. Untuk menilai efisiensi

rumah sakit, dapat dipergunakan grafik Barber Johnson. Grafik Barber Johnson

sebagai salah satu indikator pengelolaan rumah sakit adalah suatu pengetahuan baru

yang belum banyak diketahui dan tampaknya sangat diperlukan oleh

pengelola-pengelola rumah sakit dalam menyusun perencanaan maupun pengambilan kebijakan,

disamping itu grafik Barber Johnson merupakan salah satu prasyarat penilaian oleh

Tim Akreditasi Rumah Sakit (Hartono, 1991).

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan

dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, analisis dan

penyimpulan serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah

sakit (Sabarguna, 2005).

Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang

penting dalam mewujudk an suatu sistem informasi di rumah sakit. Pengelolaan data

secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang

lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan

(18)

pengelolaan data dengan cara manual dapat digantikan dengan suatu sistem informasi

dengan menggunakan komputer. Selain lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga

menjadi lebih akurat (Handoyo, 2008).

Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer

(Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir

dekade 80-an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu telah memanfaatkan

komputer untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada.

Departemen Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga berusaha

mengembangkan sistem informasi rumah sakit pada beberapa rumah sakit pemerintah

dengan dibantu oleh tenaga ahli dari UGM (Sanjoyo, 2008).

Rumah Sakit Umum Mitra Sejati sebagai Rumah Sakit tipe C berkomitmen

teguh dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan selalu berusaha memberikan yang

terbaik bagi pasiennya. Komitmen ini menjadikan Rumah Sakit Umum Mitra Sejati

berkembang mengikuti kemajuan zaman saat ini dan terus mengutamakan Sumber

Daya Manusia yang terampil dan berkualitas, ramah dalam pelayanan serta

mengutamakan kepuasan bagi pasien. RSU Mitra Sejati juga ikut dalam program

pemerintah dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.

Grafik Barber Johnson merupakan salah satu indikator penilaian rumah sakit.

Pada Rumah Sakit Umum Mitra Sejati melakukan perhitungan BOR, LOS, TOI dan

BTO menggunakan sistem DOS tetapi masih belum dapat menunjukkan Grafik

Barber Johnson, sehingga grafik Barber Johnson masih manual.

Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan alat bantu berbasis komputer yang

(19)

Barber Johnson di Rumah Sakit Mitra Sejati. Dengan sistem komput er maka

pembuatan grafik Barber Johnson dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan akurat

dibanding dengan penyelesaian secara manual.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah di rumah sakit Mitra Sejati adalah masih manualnya pembuatan

grafik Barber Johnson sehingga sulit dalam melihat efisiensi rumah sakit tersebut.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Membuat Program Grafik Barber Johnson dengan menggunakan komputer di

Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Menghitung dan menyiapkan sheet Grafik Barber Johnson per bulan

2. Menghitung dan menyiapkan sheet Grafik Barber Johnson per triwulan

3. Menghitung dan menyiapkan sheet Grafik Barber Johnson per semester

4. Menghitung dan menyiapkan sheet Grafik Barber Johnson per tahun

1.4 Manfaat

1. Memberikan kemudahan dalam memperoleh Grafik Barber Johnson secara

otomatis.

2. Memberikan kemudahan bagi Rumah Sakit Mitra Sejati terutama bagian

rekam medis dalam membuat laporan grafik Barber Johnson setiap bulan,

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Grafik Barber Johnson 2.1.1 Konsep Barber Johnson

Barry Barber dan David Johnson pada tahun 1973 berhasil menciptakan suatu

metode yang digambarkan dalam sebuah grafik yang secara visual dapat menyajikan

dengan jelas tingkat efisiensi pelayanan rawat inap rumah sakit. Konsep Barber

Johnson di negara-negara maju digunakan dalam menejemen rumah sakit untuk

menilai efisiensi manejemen perawatan. Indikator-indikator yang digunakan meliputi

angka hunian penderita rawat inap (Bed Occupancy Rate = BOR), lama rata-rata

perawatan penderita di rumah sakit (Length of Stay = LOS), frekuensi penggunaan

tempat tidur rata-rata/tahun oleh berbagai penderita (Bed Turn Over = BTO), maupun

rata-rata lama sebuah tempat tidur berada dalam keadaan kosong (Turn Over Interval

= TOI) (Riyadi, 1993).

Konsep Barber Johnson tersebut untuk jelasnya dapat digambarkan melalui

suatu standar grafik dengan daerah penilaian efisiensi yang sudah ditetapkan oleh dua

indikator (TOI dan LOS) secara korelatif menurut tingkat BOR dan BTO.

2.1.2 Penggunaan Grafik Barber Johnson

Grafik Barber Jhonson bermanfaat untuk mengadakan perbandingan atau

dapat digunakan sebagai pembantu untuk menganalisa, menyajikan dan mengambil

(21)

1. Perbandingan dalam kurun waktu

Grafik Barber Johnson dapat menunjukkan perkembangan produktivitas dari

rumah sakit dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dari grafik dan bidang

efisiensi.

2. Perbandingan antar rumah sakit

Perbandingan kegiatan antar bagian yang sama di beberapa rumah sakit atau

antar bagian di suatu rumah sakit dapat digambarkan pada satu grafik. Dengan

jelas dan mudah diambil kesimpulan, rumah sakit mana atau bagian mana yang

pengelolaannya efisien.

3. Meneliti akibat perubahan kebijakan

Grafik dapat digunakan untuk meneliti suatu kebijakan realokasi tempat tidur

atau keputusan memperpendek Length of Stay.

4. Mengecek kesalahan laporan

Dengan menggambarkan ke-empat parameter Length of Stay, Turn Over

Interval, Bed Occupancy Rate, dan Bed Turn Over pada satu grafik. Laporan

dikatakan benar apabila empat parameter tersebut tepat pada posisi grafik

tersebut (Soejadi,1996).

2.1.3 Indikator Rawat Inap Menurut Barber Johnson

1. BOR (Bed Occupancy Rate)

Merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada periode tertentu. Standar

efisiensi BOR 75%-85%, apabila BOR > 85% berarti tempat tidur yang dipakai

(22)

BOR = ×100% A

O

2. LOS (Length of Stay)

Yaitu rata-rata jumlah hari pasien rawat inap yang tinggal di rumah sakit, tidak

termasuk bayi lahir, karena tempat tidur yang digunakan si bayi adalah nama

ibunya. Standar efisiensi LOS 3-12 hari dan LOS dianjurkan serendah mungkin

tanpa mempengaruhi kualitas pelayanan perawatan.

LOS =

D t O×

3. TOI (Turn Over Interval)

Digunakan untuk menentukan lamanya rata tempat tidur kosong atau

rata-rata tempat tidur tersedia pada periode tertentu yang tidak terisi antara pasien

keluar atau mati dengan pasien masuk. Standar efisiensi TOI adalah 1-3 hari.

Jika TOI lebih dari 3 hari perlu diperhatikan kualitas pelayanan perawatan.

TOI =

Adalah beberapa kali satu tempat tidur dipakai oleh pasien dalam periode

tertentu. Efisiensi BTO adalah 30 kali. Jika BTO terlalu rendah perlu

diperhatikan jumlah tempat tidur dan kualitas pelayanan perawatan.

BTO =

A D

Keterangan: O = Rata-rata tempat tidur yang terisi

(23)

D = Pasien pulang/keluar (H+M)

t = Waktu (Hari/bulan/tahun)(Rustiyanto, 2010).

2.1.4 Menggambar Dasar Grafik Barber Johnson

1. Gambar Sumbu X dan Sumbu Y

Gambar sumbu horizontal X-absis dan sumbu vertikaj Y-ordinat. X-absis

adalah Turn Over Interval (TOI) dan Y-ordinat adalah Length of Stay (LOS) (Soejadi,

1996).

Gambar 2.1 Gambar Sumbu X-absis (TOI) dan Sunbu Y-ordinat (LOS)

2. Garis BOR Pada Grafik Barber Johnson

a. Gambar garis BOR = 50% dengan menghubungkan titik (0,0) dan titik (1,1).

Penjelasan :

Jika average of beds (O) = 50%, maka O = ½ A.

(24)

O = Rata-rata tempat tidur yang terisi (average of beds)

D = Jumlah Pasien yang Keluar dalam Keadaan Hidup dan Meninggal

(discharges) selama setahun

A = Rata-rata Tempat Tidur yang Siap pakai ( Average of available beds).

L = O x 365/D

= ½ A x 365/D

T = ( A- O ) x 365/D

= (A- 1/2A) x 365/D

= 1/2A 365/D

b. Gambar garis BOR – 70%, dengan rumus yang sama akan menghasilkan 3L =

7T dengan titik (0,0) dan titik (3,7).

c. Gambar garis BOR = 80%, menghasilkan L = 4T dengan titik (0,0) dan titik

(1,4).

d. Gambar garis BOR = 90%, menghasilkan L = 9T dengan titik (0,0) dan titik

(25)

Gambar 2.2 Garis BOR 50%, 70%, 80%, 90%

3. Garis BTO Pada Grafik Barber Johnson

a. Gambar garis BTO = 30 pasien yaitu membentuk garis dengan titik (12 1/6,

12 1/6).

Penjelasan :

L = O x 365/D dan

T = (A – O ) x 365/D

T = (a X 365/D ) – O x 365/D

T = 365 A/D

Menggambar garis BTO 30

B = D/A 30 = D/A, dimana D = 30, A = 1, dan O = 1

L = O x 365/D

(26)

L = 12 1/6

T = 365 A/D

T = 12 1/6

Maka T = 12 1/6 dan L = 12 1/6, sehingga didapat garis dengan titik (12

1/6,12 1/6).

b. Gambar garis BTO = 20 pasien dengan cara yang sama membentuk garis

dengan titik (18 ¼, 18 ¼).

c. Gambar garis BTO = 15 pasien membentuk garis dengan titik (24 1/3, 24 1/3).

d. Gambar garis BTO = 12,5 pasien membentuk garis dengan titik (29 1/5,29

1/5).

(27)

4. Daerah Efisiensi pada Grafik Barber Johnson

Menggambar daerah yang efisien. Daerah efisien dibatasi oleh garis :

a. TOI = 1

b. LOS = 3

c. BOR ≥75 %

Menurut Barber Johnson grafik yang berbeda di luar daerah ini menunjukkan

bahwa sistem yang sedang berjalan kurang efisien. Pada satu grafik hasilnya adalah

komposisi seperti pada grafik dibawah ini (Soejadi, 1996).

Gambar 2.4 Daerah Efisiensi Pada Garfik Barber Johnson

2.1.5 Menggambar Grafik Barber Johnson

Untuk menentukan suatu titik efisiensi pada grafik Barber Jonson dengan

menghubungkan nelai LOS, TOI, BOR. Dan BTO berdasarkan data dari suatu rumah

sakit. Misalnya suatu rumah sakit nilai LOS nya 12 hari, TOI = 3 hari, BOR = 80%,

dan BTO = 25 pasien maka hasilnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini (Soejadi,

(28)

Gambar 2.5 Grafik Barber Johnson

2.1.6 Makna dari Grafik Barber Johnson

a. Makin dekat grafik BOR dengan Y ordinat, maka BOR makin tinggi.

b. Makin dekat grafik BTO dengan titik sumbu, maka BTO makin tinggi

jumlahnya.

c. Menurut Benjamin (1961), jika rata-rata Turn Over interval tetap, tetapi

length of Stay berkurang, maka Percentage bed occupancy akan menurun.

d. Bilamana Turn Over Interval tinggi, kenungkinan disebabkan karena

(29)

atau kebutukan tempat tidur darurat (the level and pattern of emergency bed

requirements). Turn Over Interval yang tinggi dapat diturunkan dengan

mengadakan perbaikan organisasi, tanpa mempengaruhi Length of Stay.

e. Bertambahnya Length of Stay disebabkan karena kelambanan adminstrasi di

rumah sakit, kurang baiknya perencanaan dalam memberikan pelayanan

kepada pasien atau kebijaksanaan di bidang medis (Soejadi, 1996).

2.2 Microsoft Excel

Excel merupakan program spreadsheet yang dapat membantu membuat

lembar kerja dan faktur baik yang sederhana maupun yang rumit. Excel dirancang

untuk membantu menghitung hasil perhitungan dari sebuah rumus dan membantu

menganalisi data nimerik. Excel juga memudahkan untuk mendapatkan informasi

numeric dan menampilkan data tersebut dalam bebagai jenis bagan, bahkan dapat

ditambahkan grafik dan objek lainnya pada lembar kerja untuk membuat hasil

cetakan dan laporan terlihat professional ( Habraken, 2002).

Microsoft Excel adalah sebuah program Spreadsheet, yaitu program yang

digunakan untuk melakukan pengolahan data pada sebuah kertas kerja elektronik

(electronic spreadsheet). Hal ini berarti Excel berguna pada pengolahan data

numerical (berhubungan dengan angka) yang kompleks dan bisa diterapkan dalam

berbagai bidang (Santoso, 2003).

Microsoft Excel adalah program spreadsheet yang cukup populer di

Indonesia. Program ini merupakan salah satu program aplikasi yang berada di dalam

(30)

menggunakan program ini untuk mengetik tabel, padahal di dalam Microsoft Excel

terdapat banyak fasilitas yang bisa digunakan untuk memaksimalkan pembuatan

laporan yang dibuat dalam bentuk format kolom dan baris. Salah satu fasilitas yang

disediakan oleh Microsoft Excel adalah Fungsi (Tim Divisi dan Pengembangan

MADCOMS, 2004).

2.2.1 Fungsi-fungsi pada Microsoft Excel

Fungsi adalah formula yang siap pakai yang melakukan serangkaian operasi

pada range nilai tertentu. Misalnya, untuk memperoleh total dari serangkaian angka

pada sel A1 sampa H1 dapat memasukkan fungsi =SUM (A1:H1). Fungsi Excel dapat

melakukan berbagai macam perhitungan untuk berbagai macam tujuan, termasuk

perhitungan keuangan dan statistik.

Setiap fungsi terdiri dari tiga elemen antara lain :

1. Tanda =, yang menunjukkan bahwa di belakangnya adalah fungsi (formula).

2. Nama fungsi, seperti SUM, yang menunjukkan operasi yang akan dilakukan

3. Daftar alamat sel, seperti (A1:H1), merupakan data yang akan dikerjakan oleh

(31)

Beberapa fungsi Excel yang sering digunakan dalam bebagai lembar kerja dalam

sebuah laporan (Habraken, 2002) :

Tabel 2.1 Fungsi Excel

No Fungsi Contoh Keterangan

1 AVERAGE =AVERAGE(B4:B9) Menghitung rata-rata dari

sekelompok nilai sel

2 COUNT =COUNT(A3:A7) Menghitung banyaknya sel

yang memiliki nilai dalam range tertentu. Fungsi ini juga dapat digunakan untuk memberitahu berapa banyak baris yang terdapat pada

spreadsheet

3 IF =IF(A3>=1000,”BONUS”,”N O BONUS”

Memungkinkan untuk menempatkan fungsi kondisional dalam suatu sel.

Dalam contoh jika A3 lebih besar atau sama dengan 1000 nilai yang benar, yaitu bonus digunakan. Jika A3 kurang dari 1000 nilai yang salah, yaitu no bonus tampak pada sel.

3 MAX =MAX(B4:B10) Mengembalikan nilai

maksimum dalam suatu range sel

4 MIN =MIN(B4:B10) Mengembalikan nilai

minimum dalam suatu range sel

5 PMT =PMT(.852/12,360,180000) Menghitung cicilan bulanan dari pinjaman selama 30 tahun (360 cicilan bulanan) dengan tingkat bunga 8.25% per tahun (.825/12 per bulan) dari 180.000

6 SUM = SUM(A1:A10) Menghitung total dalam suatu

(32)

2.2.2 Komponen Microsoft Excel

Di dalam Microsoft Excel terdapat beberapa komponen penting yang

menjalankan program ini antara lain :

1. BAR

Bar atau batang di dalam Microsoft Excel dapat berupa :

a. Tittle Bar, berada pada bagian atas jendela utama yang menampilkan nama

workbook yang sedang aktif.

b. Menu Bar, berisi perintah-perintah pada excel, terdiri dari sembilan menu

yang mencakup semua aktivitas operasional excel, seperti menginput data,

mengolah data, menyajikan hasil pengolahan, mengatur meu itu sendiri dan

sebagainya.

c. Toolbar, berfungsi untuk mempersingkat operasi-operasi yang bersifat rutin

(seperti mengcopy, menghapus dan lainnya).

d. Status Bar, berada pada paling bawah dari tampilan excel yang berfungsi

untuk menunjukkan status dari sebuah sel, apakah ready (siap untuk di input

suatu data), edit (sedang ada pemasukan suatu formula) dan lain sebagainya.

2. WORKSHEET

Worksheet adalah seebuah sheet pada sebuah workbook Excel. Tiap

Worksheet terdiri dari 256 kolom dan 65.536 baris (Habraken, 2002).

Worksheet atau lembar kerja merupakan komponen yang menempati

sebagian besar tempat di layar. Worksheet berfungsi sebagai tempat input data dan

pengolahan data menjadi informasi serta penayangan hasil informasi tersebut.

(33)

a. Column header atau petunjuk kolom, berfungsi untuk menunjukkan di

kolom mana pointer berada.

b. Row header atau petunjuk baris, berfungsi untuk menunjukkan di baris

mana pointer berada.

c. Cel, adalah hasil interaksi (pertemuan antara baris dan kolom). Sebuah sel

mewakili pertemuan sebuah kolom dan baris tertentu.

3. WORKBOOK

Workbook adalah file yang dihasilkan oleh Microsoft Excel. Sebuah

workbook dapat mengandung beberapa worksheet (lembar kerja), lembar kerja grafik.

File workbook disimpan dengan ekstensi .xls.

Microsoft Excel akan memberi nama workbook dengan nama Book1,

selanjutnya setiap membuka workbook baru Microsoft Excel akan memberi nama

Book2, book3, dan seterusnya. Setiap workbook terdiri dari beberapa worksheet,

dalam sebuah workbook boleh mempunyai 1 sampai 225 worksheet (Tim Divisi dan

Pengembangan MADCOMS, 2004).

2.3 Proses Pembuatan Program

Proses pembuatan program merupakan serangkaian kegiatan dan hasil yang

berhubungan dengannya, yang menuju pada dihasilkannya produk perangkat lunak.

Kegiatan ini bisa mencakup pengembangan perangkat lunak mulai dari awal,

walaupun kenyataannya makin sering terjadi bahwa perangkat lunak yang baru

(34)

Model proses perangkat lunak merupakan representasi abstrak dari proses

perangkat lunak. Setiap model proses mempresentasikan suatu proses dari sudut

padang tertentu sehingga hanya memberikan informasi parsial mengenai proses

tersebut.

2.3.1 Model Air Terjun (Waterfall)

Model pertama yang diterbitkan untuk proses pengembangan perangkat lunak

diambil dari proses rekayasa lain. Berkat penurunan dari satu fase ke fase lainnya,

model ini dikenal sebagai ”Model Air Terjun” atau siklus hidup perangkat lunak.

Model ini mengambil kegiatan proses dasar spesifikasi, pengembangan, validasi, dan

evolusi dan merepresentasikannya sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti

spesifikasi persyaratan, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian, dan

pemeliharaan

Pada prinsipnya, hasil dari setiap fase merupakan satu atau lebih dokumen

yang disetujui. Fase berikutnya tidak boleh dimulai sebelumfase sebelumnya dimulai.

Masalahnya dengan model air terjun adalah terjadinya pembagian proyek

menjadi tahap-tahap yag tidak fleksibel. Komitmen harus dilakukan pada tahap awal

proses dan akan sulit bagi perekayasa untuk menanggapi perubahan persyaratan

pelanggan. Dengan demikian, model air terjun harus digunakan hanya ketika

persyaratan dipahami dengan baik.

2.3.2 Model Pengembangan Evolusioner

Pengembangan evolusioner berdasarkan pada ide untuk mengembangkan

(35)

memperbaikinya vesri demi versi sampai sistem yang memenuhi persyaratan

terpenuhi.

Untuk sistem kecil atau sistem berukuran menengah dengan waktu hidup yang

pendek pendekatan evolusioner untuk pengembangan merupakan pendekatan paling

baik. Akan tetapi untuk sistem yang besar dan memiliki waktu hidup yang lama

masalah-masalah dengan pengembangan evolusioner bisa menimbulkan masalah

yang besar.

2.3.3 Model Pengembangan Sistem Formal

Pengembangan sistem formal merupakan pendekatan terhadap pengembangan

perangkat lunak yang memiliki kesamaan dengan model air tejun, akan tetapi proses

pengembangannya didasarkan pada transformasi matematis dari spesifikasi sistem

menjadi program yang dapat dijalankan.

Perbedaan antara pendekatan ini dengan model air terjun adalah:

1. Spesifikasi persyaratan perangkat lunak menjadi spesifikasi formal yang rinci

yang dinyatakan dalam notasi matematis.

2. proses pengembangan perancangan, implementasi, dan pengujian unit

digantikan oleh proses pengembangan transformasi dimana spesifikasi formal

diperbaiki melalui serangkaian transformasi menjadi program.

2.3.4 Model Pengembangan Berorientasi Pemakaian Ulang

Pada sebagian besar proyek perangkat lunak terjadi pemakaian ulang. Hal

ini biasanya terjadi secara informal ketika orang yang bekerja di proyek tersebut

mengtahui adanya rancangan atau kode yang mirip yang dibutuhkan, memodifikasi

(36)

evolusioner pemakaian ulang seringkali dipandang perlu untuk pengembangan sistem

yang cepat.

Model yang berorientasi pemakaian ulang mempunyai keuntungan nyata

yaitu mengurangi besarnya perangkat lunak yang akan dikembangkan serta

memperkecil biaya dan risiko. Keuntungan ini biasanya memungkinkan penyelesaian

perangkat lunak dengan cepat. Akan tetapi, kompromi persyaratan sangatlah penting

dan bisa menghasilkan sistem yang tidak memenuhi kebutuhan sebenarnya dari user.

Lebih jauh lagi, kontrol terhadap evolusi sistem akan hilang sementara versi baru

komponen yang dapat dipakai ulang tidak terkontrol oleh user.

2.3.5 Model Hibrid

Model hibrid yang mendukung pendekatan yang berbeda terhadap

pengembangan dan telah secara eksplisit dirancang untuk mendukung iterasi proses

antara lain:

2.3.5.1 Pengembangan Inkremental

Pengembangan Inkremental merupaka pengembangan perangkat lunak

dimana spesifikasi, perancangan, dan implementasi perangkat lunak dibagi menjadi

serangkaian inkremen yang dikembangkan secara bergantian.

Pada proses pengembangan inkremental, pelanggan mengidentifikasi secara

garis besar layanan yang akan disediakan oleh sistem. Mereka mengidentifikasi

layanan mana yang penting dan layanan mana yang tidak penting. Layanan dengan

prioritas tertinggi dikirim terlebih dahulu kepada pelanggan.

Keuntungan pengembangan inkremental yaitu pelanggan tidak perlu

(37)

tersebut dan resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah. Namun

ada beberapa masalah dengan pengembangan inkremental yaitu setiap inkremen

(bagian) harus relatif kecil dan setiap inkremen harus menyediakan sebagian dari

fungsionalitas sistem, dengan kata lain pengembang dapat mengalami kesulitan untuk

memetakan persyaratan pelanggan pada inkremen yang relatif besar.

2.3.5.2 Model Spiral

Model spiral (spiral model) pada awalnya diusulkan oleh Boehm, yang dibagi

menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, yang disebut juga dengan wilayah tugas,

sebanyak 3 sampai enam wilayah tugas.

Pada model spiral tidak ada fase-fase tetap seperti spesifikasi atau

perancangan. Model spiral mencakup model proses yang lain. Pembuatan prototipe

dapat digunakan pada satu spiral untuk menyelesaikan ketidakpastian persyaratan dan

(38)

BAB 3

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PROGRAM

3.1 Kerangka Kerja

Pelaksanaan perancangan dan realisasi program Grafik Barber Johnson

dilakukan dengan menggunakan model spiral. Karena model spiral dimulai dari tahap

awal hingga tahap akhir dan kembali ke tahapan awal dan yang paling penting ialah

dalam tahapan model spiral ini memiliki tahap analisis risiko yang dapat

meminimalisir risiko-risiko yang akan terjadi pada pembuatan progran Grafik

Bareber Johnson nantinya. Model spiral (spiral model) pada awalnya diusulkan oleh

Boehm, yang dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, yang disebut juga

dengan wilayah tugas, sebanyak 3 sampai enam wilayah tugas.

Gambar 3.1 Model spiral

Model spiral yang berisi enam wilayah tugas:

1) Komunikasi pelanggan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun

(39)

Rumah Sakit Umum Mitra Sejati). Disini dilakukan identifikasi masalah dan

kebutuhan program Grafik Barber Johnson dengan pihak rumah sakit.

2) Perencanaan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan

sumber-sumber daya, ketepatan waktu, dan informasi lain yang berhubungan. Pada

kegiatan ini dilakukan perencanaan pengembangan mulai dari perancangan

kerangka program Grafik Barber Johnson, data/informasi apa saja yang akan

dimuat, penentuan perangkat lunak pendukung yang akan digunakan dan

berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merancang dan

merealisasikannya.

3) Analisis risiko, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir risiko-risiko

baik manajemen maupun teknis. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap

kebutuhan program Grafik Barber Johnson yang dibahas dengan pihak

rumah sakit.

4) Perekayasaan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau

lebih representasi dari aplikasi tersebut. Tahap ini merupakan kegiatan

untuk membuat perancangan isi program Grafik Barber Johnson yang akan

digunakan. Hasil perancangan tersebut kemudian akan direalisasikan.

5) Konstruksi dan peluncuran, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk

mengkonstruksi, menguji, memasang dan memberikan pelayanan kepada

pemakai (contohnya pelatihan dan dokumentasi). Pada tahapan kegiatan ini

dilakukan pengujian terhadap program Grafik Barber Johnson yang telah

direalisasikan dan melatih salah seorang petugas rumah sakit yang ditunjuk

(40)

6) Evaluasi pelanggan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan

balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi

perangkat lunak, yang dibuat selama masa perekayasaan dan

diimplementasikan selama masa pemasangan. Berdasarkan hasil evaluasi

pelanggan (rumah sakit) dapat diketahui apakah proses terus berjalan atau

dimulai kembali dari tahap awal.

3.2. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dipersiapkan perangkat keras dan perangkat lunak

yang mendukung pembuatan program, data yang dimasukkan dan pembuatan

program grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati.

3.2.1 Persiapan Perangkat Keras

Persiapan perangkat keras yang dibutuhkan dalam membantu pembuatan

program perancangan grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati dan

adalah satu set komputer dengan perangkat kerasnya :

a. CPU ( Intel Pentium 3 atau yang terbaru)

b. Layar Monitor

c. Mouse dan Keyboard

d. Printer

3.2.2 Persiapan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pembuatan program grafik Barber

Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati adalah sistem operasi Microsoft Office

(41)

3.2.3 Persiapan Data dan Informasi

Setelah melakukan pengamatan, maka data yang dibutuhkan untuk program

perancangan grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati adalah data

pasien keluar, data jumlah tempat tidur yang terisi dan data jumlah tempat tidur yang

tersedia.

3.2.4 Pembuatan Program

Kerangka program Grafik Barber Johnson terdiri dari 5 sheet. Pada sheet

pertama berisi data pasien beserta perhitungan BOR, LOS, TOI, dan BTO untuk

tahunan, pada sheet kedua berisi data untuk semester, pada sheet ketiga berisi data

untuk triwulan, pada sheet keempat berisi data untuk bulanan, dan pada sheet kelima

(42)

Gambar 3.2 Diagram Alir Pembuatan Program

3.3 Tahap Pelatihan

Pada tahap pelatihan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain :

3.3.1 Uji Coba Program

Uji coba program dilakukan di Laboratorium Komputer Departemen

Kependudukan dan Biostatistik FKM USU.

3.3.2 Sosialisasi Program

Setelah sitem diuji coba dengan berhasil, sistem ini akan disosialisasikan

kepada petugas rekam medis Rumah Sakit Umum Mitra Sejati. MULAI

WORKSHEET

GRAFIK

SELESAI CETAK INPUT DATA

KE DALAM TABEL

sheet bulanan sheet triwulan sheet semester

(43)

BAB 4

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT MITRA SEJATI

4.1 Sejarah Rumah Sakit Mitra Sejati

Awalnya Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Jl. Jend. Besar A. H. Nasution

No.7 Medan hanya merupakan tempat praktek bersama dokter umum, dokter spesialis

dan dokter sub spesialis, serta didukung oleh dokter jaga 24 jam dan apotik.

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan, kemudian tercetus rencana

untuk mengembangkan praktek bersama dokter spesialis ini menjadi sebuah rumah

sakit umum, dengan tujuan utama melayani masyarakat dalam hal kesehatan.

Maka dibentuklah sebuah yayasan yang diketuai oleh dr. Parambir Singh yang

diberi nama Yayasan Mitra Sejati dan disahkan secara hukum oleh Nur Eny Ginting,

SH, Notaris/PPAT,

Akte Tanggal : 10 Oktober 2001

Nomor : 14

Nama : Yayasan Mitra Sejati

Alamat : Jl. Jend. Besar A. H. Nasution No. 7 Medan

Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dari Yayasan Mitra Sejati

terbentuklah sebuah rumah sakit umum,

Nama : Rumah Sakit Umum Mitra Sejati

Alamat : Jl. Jend. Besar A. H. Nasution No. 7 Medan

(44)

4.2 Tujuan, Visi, Misi, dan Rumah Sakit Mitra Sejati 1. Tujuan

a. Memberikan layanan kesehatan secara paripurna kepada segenap lapisan

masyarakat tanpa membedakan suku, ras dan agama/kepercayaan

b. Berperan serta secara aktif mensukseskan Program Pemerintah dalam

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat

ekonomi menengah ke bawah

c. Mengembangkan kerjasama pelayanan kesehatan dengan berbagai instansi

dan perusahaan, yaitu bagi pekerja dan pegawai beserta keluarganya

d. Secara terus menerus dan konsekuen meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sesuai standar kesehatan

sehingga mampu memberikan keuntungan bagi pengguna jasa Rumah

Sakit maupu n Rumah Sakit Umum Mitra Sejati sendiri

e. Meningkatkan serta mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia di

Rumah Sakit Umum Mitra Sejati sehingga mampu melayani setiap

pengguna jasa Rumah Sakit dengan Komitmen dan Manusiawi

2. Visi

Menjadi salah satu pusat rujukan pelayanan kesehatan terpercaya dengan

fasilitas lengkap yang senantiasa berupaya memberikan pelayanan kesehatan

yang terbaik, sebagai salah satu komitmen RSU Mitra Sejati

3. Misi

a. Mengedepankan layanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau oleh

(45)

b. Membantu Program Pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan

masyarakat

4. Motto

”Mitra Anda Menuju Hidup Sehat”

4.3 Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai Rumah Sakit Mitra Sejati sebanyak orang dengan rincian

sebagai berikut :

1. Dokter Umum : 18 Orang

Dokter

2. Dokter Gigi : 3 Orang

3. Dokter Spesialis : 55 Orang

1. Jenjang Pendidikan S1 Keperawatan : 9 Orang

Tenaga Keperawatan

2. Jenjang Pendidikan D3 Keperawatan : 70 Orang

Tenaga Kebidanan

D-III Kebidanan : 16 Orang

1. Fisiotherapy : 2 Orang

Tenaga Penunjang Medis

2. Penata Anaesthesi : 4 Orang

3. Akademi Analis Kesehatan : 8 Orang

(46)

5. Akademi Farmasi : 6 Orang

6. Akademi Radiologi : 5 Orang

Tenaga Penunjang Umum/Non Medis

1. Kelas Utama/ Super VIP : 1 Tempat Tidur : 41 Orang

4.4 Sarana a. Tempat tidur

Rumah Sakit Mitra Sejati memiliki tempat tidur sebanyak 147 tempat tidur

dengan rincian sebagai berikut :

2. Kelas VIP A : 5 Tempat tidur

3. Kelas VIP B : 8 Tempat tidur

4. Kelas I : 20 Tempat tidur

5. Kelas II : 18 Tempat tidur

6. Kelas III : 60 Tempat tidur

7. Ruang Bersalin : 26 Tempat tidur

8. Ruang ICU : 8 Tempat tidur

b. Fasilitas

Fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit Mitra Sejati meliputi Unit Gawat

Darurat (UGD), poliklnik spesialis, laboratorium, farmasi, radiologi, gizi, ambulans,

(47)

Terdapat juga pelayanan terapi di Rumah Sakit Mitra Sejati yaitu, USG 2D &

4D, Fisiotherapy, Laparascopy, Stapler Haemorroidectomy, Laboratorium TUR-P &

URS, Bedside Monitoring, Radiologi (Rontgen), Treadmill (Uji Latih Beban Jantung),

EEG ( Pemeriksaan Listrik Otak ), EKG (Rekam Gelombang Jantung), Echo-Cardio

Graphy (USG Jantung), Endoscopy (Gastroscopy & Colonoscopy )

4.5 Data Pasien Berdasarkan Poli di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan

Data jumlah pasien Rumah Sakit Mitra Sejati Medan berdasarkan poli per 1

Juni 2009 hingga 17 April 2010 sebagai berikut :

Umum : 945 Pasien

Obstetri dan Ginekologi : 1482 Pasien

Pediatri : 1069 Pasien

Internis : 1127 Pasien

Saraf : 252 Pasien

Bedah : 435 Pasien

Orthopedi : 48 Pasien

THT : 19 Pasien

Paru : 137 Pasien

Jantung : 38 Pasien

Urologi : 15 Pasien

Mata : 16 Pasien

(48)

BAB 5

HASIL PERANCANGAN PROGRAM

5.1 Program Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan

Program Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan dibuat

menggunakan perancangan input dan perancangan output. Perancangan input yang

berhasil dibuat yaitu data jumlah tempat tidur tersedia, jumlah tempat tidur terpakai,

dan jumlah pasien pulang/keluar (hidup+mati). Perancangan output yang berhasil

dibuat berupa Grafik Barber Johnson bulanan, Grafik Barber Johnson triwulan,

Grafik Barber Johnson semester, dan Grafik Barber Johnson tahunan.

5.2 Cara kerja program Grafik Barber Johnson

Klik start shortcut to Microsoft Excel, muncul workbook lalu pilih nama file

program Grafik Barber Johnson pada document, maka menu utama akan muncul.

Tampilan menu utama seperti lembar berikutnya:

(49)

Pada menu utama terdapat dua pilihan yaitu input data dan laporan.

A. Input Data

Pada input data terdapat pilihan berupa data bulanan, data triwulan, data

semester, dan data tahunan.

1. Data Bulanan

Pada worksheet bulanan dapat diinput data untuk bulanan, yaitu data

jumlah tempat tidur yang terpakai setiap bulan, dan data jumlah pasien

pulang/keluar (hidup + mati). Bahkan dapat juga menginput data jumlah

tempat tidur yang tersedia jika terjadi perubahan. Setelah selesai dapat

kembali ke menu utama.

(50)

2. Data Triwulan

Pada worksheet triwulan dapat diinput data untuk per triwulan, yaitu data

jumlah tempat tidur yang terpakai pada triwulan pertama, triwulan kedua,

triwulan ketiga ataupun pada triwulan keempat, dan dapat juga menginput

data jumlah pasien pulang/keluar (hidup + mati). Bahkan dapat juga

menginput data jumlah tempat tidur yang tersedia jika terjadi perubahan

pada setiap triwulannnya. Setelah selesai dapat kembali ke menu utama.

Gambar 5.3 Worksheet Data Triwulan

3. Data Semester

Pada worksheet semester dapat diinput data untuk semester I dan semester

II, yaitu data jumlah tempat tidur yang terpakai pada tiap semester, dan

data jumlah pasien pulang/keluar (hidup + mati) pada semester tersebut.

Bahkan dapat juga menginput data jumlah tempat tidur yang tersedia jika

terjadi perubahan pada tiap semester. Setelah selesai dapat kembali ke

(51)

Gambar 5.4 Worksheet Data Semester

4. Data Tahunan

Pada worksheet tahunan dapat diinput data untuk tiap tahunnya, yaitu data

jumlah tempat tidur yang terpakai di tiap tahun, dan data jumlah pasien

pulang/keluar (hidup + mati) setiap tahunnya. Setelah selesai dapat

kembali ke menu utama.

(52)

B. Laporan

Pada laporan terdapat pilihan berupa grafik bulanan, grafik triwulan, grafik

semester, dan grafik tahunan.

1. Grafik Bulanan

Setelah data diinput pada worksheet data bulanan maka grafik telah dapat

dilihat pada worksheet grafik bulanan. Pada worksheet grafik bulanan

dapat terlihat pergerakan data yang telah diinput tadi pada grafik, lalu

dapat dicetak seperti penggunaan excel pada umumnya atau kembali ke

halaman utama.

(53)

2. Grafik Triwulan

Setelah data diinput pada worksheet data triwulan maka grafik telah dapat

dilihat pada worksheet grafik triwulan. Pada worksheet grafik triwulan

dapat terlihat pergerakan data yang telah diinput tadi pada grafik, lalu

dapat dicetak seperti penggunaan excel pada umumnya atau kembali ke

halaman utama.

(54)

3. Grafik Semester

Setelah data diinput pada worksheet data semester maka grafik telah dapat

dilihat pada worksheet grafik semester. Pada worksheet grafik semester

dapat terlihat pergerakan data yang telah diinput tadi pada grafik, lalu

dapat dicetak seperti penggunaan excel pada umumnya atau kembali ke

halaman utama.

(55)

4. Grafik Tahunan

Setelah data diinput pada worksheet data tahunan maka grafik telah dapat

dilihat pada worksheet grafik tahunan. Pada worksheet grafik tahunan

dapat terlihat pergerakan data yang telah diinput tadi pada grafik, lalu

dapat dicetak seperti penggunaan excel pada umumnya atau kembali ke

halaman utama.

(56)

5.2.1 Flowchart Program

a. Flowchart Menu Utama

Start

Z: Kembali ke menu utama

A: Bersambung ke Prosedur Data Bulanan B: Bersambung ke Prosedur Data Triwulan C: Bersambung ke Prosedur Data Semester D: Bersambung ke Prosedur Data Tahunan E: Bersambung ke Prosedur Grafik Bulanan F: Bersambung ke Prosedur Grafik Triwulan G: Bersambung ke Prosedur Grafik Semester H: Bersambung ke Prosedur Grafik Tahunan

(57)

b. Flowchart Data Bulanan

A: Sambungan Dari Prosedur Data Bulanan

(58)

c. Flowchart Data Triwulan

B: Sambungan Dari Prosedur Data Triwulan

(59)

d. Flowchart Data Semester

C: Sambungan Dari Prosedur Data Semester

(60)

e. Flowchart Data Tahunan

D: Sambungan Dari Prosedur Data Tahunan

(61)

f. Flowchart Grafik Bulanan

E

Kembali ke Menu Utama

E: Sambungan Dari Prosedur Grafik Bulanan

Tampilkan

Gambar 5.2.6 Flowchart Grafik Bulanan

g. Flowchart GrafikTriwulan

F

Kembali ke Menu Utama

F: Sambungan Dari Prosedur Grafik Triwulan

Tampilkan

(62)

h. Flowchart Grafik Semester

G

Kembali ke Menu Utama

G: Sambungan Dari Prosedur Grafik Semester

Tampilkan

Gambar 5.2.8 Flowchart Grafik Semester

i. Flowchart Grafik Tahunan

H

Kembali ke Menu Utama

H: Sambungan Dari Prosedur Grafik Tahunan

Tampilkan

(63)

5.3 Pengujian dan Sosialisai Program Grafik Barber Johnson

Pengujian program Grafik Barber Johnson dilakukan di Laboratorium

Komputer Departemen Kependudukan dan Biostatistik FKM USU dengan

menggunakan Microsoft excel. Proses uji coba dilakukan untuk memastikan bahwa

program tersebut sudah benar, dan tidak ada kesalahan yang terkandung didalamnya.

Setelah dilakukan uji coba kemudian dilakukan sosialisasi kepada pihak

rumah sakit, terdapat beberapa yang perlu ditambahkan sesuai kebutuhan pihak

(64)

BAB 6 PEMBAHASAN

Ada beberapa keuntungan dalam penggunaan program Grafik Barber Johnson

di Rumah Sakit Mitra Sejati diantaranya adalah:

1. Kemudahan dalam perhitungan BOR, LOS, TOI, dan BTO

Setelah petugas selesai menghitung secara manual jumlah tempat tidur

terpakai, jumlah tempat tidur tersedia, jumlah hari dalam satu periode, dan

jumlah pasien keluar (hidup/mati) kemudian di input ke tabel, maka petugas

tidak perlu lagi menghitung BOR, LOS, TOI, dan BTO, karena dengan

program ini akan terhitung dan diketahui hasilnya, baik untuk bulanan,

triwulan, semester, dan tahunan.

2. Efekif waktu

Setelah petugas selesai menghitung secara manual jumlah tempat tidur

terpakai, jumlah tempat tidur tersedia, jumlah hari dalam satu periode, dan

jumlah pasien keluar (hidup/mati) kemudian di input ke tabel, maka petugas

tidak perlu menghitung BOR, LOS, TOI, dan BTO secara manual lagi karena

telah terhitung oleh komputer sehingga waktu pengerjaan dapat cepat

terselasaikan.

3. Kemudahan dalam pembuatan Garfik Barber Johnson

Dalam pembuatan grafik barber Johnson juga dapat lebih mudah karena

terdapat beberapa. Jenis grafik Barber Johnson yang dihasilkan antara lain:

a. Grafik Barber Johnson per Bulanan

(65)

c. Grafik Barber Johnson per Semester

d. Grafik Barber Johnson per Tahunan

4. Efisien Sumber Daya Manusia (SDM)

Petugas untuk pengentrian data pencetakan grafik cukup satu orang saja,

sehingga sumber daya yang dibutuhkan menjadi efisien.

5. keakuratan Data

Pada perhitungan data BOR, LOS, TOI, dan BTO yang dibutuhkan untuk

menggambarkan grafik Barber Johnson dapat lebih akurat, baik untuk

(66)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Pada program grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati

Medan yang telah dibuat adalah :

1. Program Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan dibuat

menggunakan perancangan input dan perancangan output.

2. Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pembuatan program grafik Barber

Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati adalah sistem operasi Microsoft

Office Excel 2003.

3. Data yang diinput adalah jumlah tempat tidur tersedia, jumlah tempat tidur

terpakai, dan jumlah pasien pulang/keluar (hidup+mati).

4. Terdapat sheet Grafik Barber Johnson Per Bulan

5. Terdapat Sheet Grafik Barber Johnson per triwulan

6. Terdapat Sheet Grafik Barber Johnson per smester

(67)

7.2 Saran

1. Kepada pihak Rumah Sakit Mitra Sejati Medan agar menambah satu unit

komputer di ruang rekam medis agar dapat memudahkan dalam pengerjaan

grafik Barber Johnson.

2. Kepada pihak Rumah Sakit Mitra Sejati Medan agar menambah pegawai di

rekam medis agar lebih berkonsentrasi dalam membuat grafik Barber Johnson

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Adikoesoemo, S. 1994. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Habraken, J. 2002. Penuntun 10 Menit Microsoft Excel 2002. Yogyakarta: Andi

offset

Handoyo, E, dkk. 2008. Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Web

pada Subsistem Farmasi. http\\www.akademik.UNSRI.ac.id/download/

journal/files/udjournal/eko.pdf Diakses 23 Oktober 2009.

Hartono, D. 1991. Indikator Penampilan Penilaian Rumah Sakit. Jakarta. Cermin

Dunia Kedokteran 7 : 20 -23.

Riyadi, S. 1994. Penilaian Kembali Penggunaan Metoda Barber Johnson dalam

Penilaian Efisiensi Pelayanan Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta. Cermin

Dunia Kedokteran 91: 63 -67.

Rustiyanto, E. 2010. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan keputusan.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Sabarguna. 2005. Sistem Informasi rumah Sakit penerbit Konsorsium Rumah Sakit

Jateng-DIY

Sanjoyo, R. 2008. Sistem Informasi Kesehatan. D3 rekam Medis FMIPA UGM.

http\\yoyoke.web.ugm.ac.id/download/qualityassurance.pdf Diakses 23

Oktober 2009

Santoso, S. 2003. Microsoft Excel, Mengolah Data Secara Profesional. Yogyakarta

(69)

Soejadi, DHHSA. 1996. Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit Grafik Barber

Johnson Sebagai Salah Satu Indikator. Jakarta : Katiga Bina

Sommerville, I. 2003. Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Erlangga

Sutejo, B. 2000. Alogaritma dan Tekhnik Pemograman. Yogyakarta: Andi Offset

Tim Divisi dan Pengembangan MADCOMS-MADIUN. 2004. Rumus & Fungsi

pada Microsoft Excel. Yogyakarta: Andi Offset

Wandy. 2009. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. http\\irwandykapalawi.

wordpress.com/2009/04/16/system-informasi-manajemenrumah-sakit/

Gambar

Gambar 2.1 Gambar Sumbu X-absis (TOI) dan Sunbu Y-ordinat (LOS)
Gambar 2.2 Garis BOR 50%, 70%, 80%, 90%
Gambar 2.3 Garis BTO 30, 20,  15, 12.5
Gambar 2.4 Daerah Efisiensi Pada Garfik Barber Johnson
+7

Referensi

Dokumen terkait

TINGKAT KECEMASAN SUAMI DALAM MENGHADAPI ISTRI YANG MENJALANI SECTIO CAESAREA DI RUMAH.. SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN

Rumah Sakit Umum Mitra Sejati telah mendapat uji akreditasi rumah sakit terhadap seluruh anggota/staf keperawatan namun setelah berjalan satu tahun sampai dengan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul ‘Hubungan Pengawasan Kepala Ruangan Tentang Tindakan Cuci Tangan Perawat Di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan’ adalah

Pirngadi Medan agar memperhatikan kembali rumus yang digunakan dalam menghitung nilai BOR, AvLOS, TOI dan BTO serta membuat grafik Barber Johnson secara rutin setiap tahun

Hasil penelitian mengenai hubungan daya tanggap dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan diperoleh bahwa terdapat hubungan yang

Berdasarkan grafik Barber Johnson pada bangsal Seruni untuk semua kelas perawatan belum efisien karena nilai BOR yang rendah dan LOS yang rendah. Hal tersebut

Pada tabel 2, indikator ALOS > 3 dan BTO < 80, ha1 ini rnerupakan daerah efisiensi, narnun jika digarnbarkan pada grafik Barber Johnson hanya ada4 rurnah sakit yang

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 6 Nomor 4 Edisi November 2021 34-44 42 Begitupun dengan hasil grafik Barber Johnson selama satu tahun pada Tahun 2020 dapat dilihat