PEMBUATAN PROGRAM GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN
TAHUN 2010
SKRIPSI
OLEH:
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
PEMBUATAN PROGRAM GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN
TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
SALMIA HASIBUAN NIM. 051000038
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :
PEMBUATAN PROGRAM GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN
TAHUN 2010
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : SALMIA HASIBUAN
NIM. 051000038
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 6 Desember 2010 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji
dr. Ria Masniari Lubis, M.Si dr.Yusniwarti Yusad, M.Si NIP. 19531018 198203 2 001 NIP. 19510520 198703 2 001
Medan, Desember 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan,
ABSTRACT
Barber Johnson’s Graph is one indicator of hospital assessments conducted by the calculation of Bed Occupancy Rate (BOR), Length of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI) and Bed Turn Over (BTO). At the Mitra Sejati General Hospital in Medan, it was made program of Barber Johnson Graphic by using Microsoft Excel. The calculation of BOR, LOS, TOI & BTO is done by inputing data of the number of beds available, the number of beds used and the number of patients go home.
The purpose of making Barber Johnson Graph Program using a computer is to facilitate staff in making the report of hospital report.
Implementation of the design and realization of the program Barber Johnson graph is done by using a spiral model. The model has six task regions namely the task of customer communication, planning, risk analysis, construction, release, and evaluation.
The results of this program are the monthly, quarter, semester, and annually Barber Jhonson’s graph in Mitra Sejati general hospital.
In the presence of this program it is expected it can be ease of make the hospital report, especially in the making of Barber Johnson Graph.
ABSTRAK
Grafik Barber Johnson merupakan salah satu indikator penilaian rumah sakit yang dilakukan dengan perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR), Length of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI) dan Bed turn Over (BTO). Pada Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan dilakukan pembuatan program grafik Barber Johnson dengan menggunakan Microsoft Excel. Perhitungan BOR, LOS, TOI dan BTO dengan menginput data jumlah tempat tidur tersedia, jumlah tempat tidur terpakai dan jumlah pasien pulang.
Tujuan pembuatan Program Grafik Barber Johnson adalah untuk memudahkan petugas dalam membuat laporan rumah sakit .
Pelaksanaan perancangan dan realisasi program Grafik Barber Johnson dilakukan dengan menggunakan model spiral. Model tersebut memiliki enam wilayah tugas yaitu komunikasi pelanggan, perencanaan, Analisis Resiko, konstruksi, peluncuran, dan evaluasi.
Hasil dari pembuatan program ini adalah grafik Barber Johnson bulanan, triwulan, semester dan tahunan Rumah Sakit Umum Mitra Sejati.
Dengan adanya program grafik Barber Johnson ini diharapkan dapat mempermudah pembuatan laporan rumah sakit terutama dalam pembuatan Grafik Barber Johnson.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Salmia Hasibuan
Tempat/Tgl Lahir : Medan, 8 September1987
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Anak Ke : 1 (satu) dari 5 (lima) orang bersaudara
Alamat : Jl. Rakyat No 98 Medan
Riwayat Pendidikan
SD Negeri 060879 Medan : 1993-1999
SLTP Pahlawan Nasional Medan : 1999-2002
SMA N 3 Medan : 2002-2005
FKM USU Medan : 2005-2010
Riwayat Organisasi
Periode 2006-2007 : Departemen Internal KOHATI HMI Komisariat FKM USU
Periode 2007-2008 : Wakil Sekertaris Umum Bidang Internal
KOHATI/Departemen PP HMI Komisariat FKM USU
Periode 2007-2008 : Kepala Bidang Internal KOHATI/Wakil Sekretaris Umum PP
HMI Komisariat FKM USU
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembuatan Program Grafik Barber Johnson di
Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan Tahun 2010”. Sholawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah
mereformasi peradaban manusia dari zaman kebodohan kezaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan yang bisa kita rasakan saat ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada ayahanda Abu Awan Hasibuan dan
ibunda tercinta Rosbani Lubis yang telah membesarkan, mendidik, membimbing
dengan penuh kasih sayang, dan tak henti mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Semoga Allah memberikan kebahagiaan kepada keduanya
baik di dunia maupun di akhirat.Amiin.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu sepantasnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu dr. Yusniwarti Yusad, MSi selaku Ketua Departemen Kependudukan dan
Biostatistika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
sekaligus dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan memberikan
masukan-masukan kepada penulis.
3. Ibu Dr. Ir. Erna Mutiara, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Skripsi I dan bapak
drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah memberikan bimbingan, arahan, ilmu, motivasi, serta dukungannya
4. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku dosen penguji yang telah meluangkan
waktu dan masukan-masukan yang telah diberikan kepada penulis.
5. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh Dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara atas bantuan selama perkuliahan.
7. Bapak dr. Parambir Singh, selaku direktur rumah sakit Mitra Sejati Medan.
8. Bapak Edwin Darmawan, SE, Ak selaku Kabag Personalia&Umum dan kak
Evi selaku bagian rekam medis yang telah banyak membantu selama penelitian
di rumah sakit Mitra Sejati Medan.
9. Seluruh staff pegawai Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan yang telah
banyak membantu selama penelitian.
10. Untuk adik- adikku tersayang: Eli, Ziza, Indah, Munawir yang selalu menjadi
semangat dan motivasi bagi penulis untuk menjadi yang terbaik.
11. Sahabat-sahabat terbaikku: Liza, Enny, Risty, Gita, widya, Marwa, Tania,
Ratna, Rina, wiwik yang menjadi penyemangat, teman bermain, teman belajar,
teman seperjuangan yang memberikan kesan yang tak terlupakan. Terima kasih
untuk kebersamaan kita selama ini.
12. Kawan-kawan seperjuangan di Departemen Kependudukan dan Biostatistika
:Juli, Yani, Adelina, Kak Betha, Kak Indri, Kak Febri, Kak Ratna yang saling
menyemangati dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Kakak-kakak dan adik-adik yang telah banyak membantu: kak Ani, Kak
Wiwik, Kak Dewi, Kak Apri, Kak Imna, Kak Sulawati, Irmayani, Ami, Ismil,
Vivi, dan winda
14. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak.
Medan, Desember 2010
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan ... i
Abstract ... ii
Abstrak ... iii
Daftar Riwayat Hidup ... iv
Kata Pengantar ... v
Daftar Isi ...viii
Daftar Gambar ... x
Daftar Tabel ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
2.1Grafik Barber Johnson ... 5
2.1.1 Konsep Barber Johnson... 5
2.1.2 Penggunaan Grafik Barber Johnson... 5
2.1.3 Indikator Rawat Inap Menurut Barber Johnson ... 6
2.1.4 Menggambar Dasar Grafik Barber Johnson ... 8
2.1.5.Menggambar Grafik Barber Jonson ... 12
2.1.6 Makna dari Grafik Barber Johnson ... 13
2.2 Microsoft Excel ... 15
2.2.1 Fungsi-fungsi pada Microsoft Excel ... 15
2.2.2 Komponen Microsoft Excel ... 17
2.3. Proses Pembuatan Program ... 18
2.3.1.Model Air terjun ... 19
2.3.2. Model Pengembangan Evolusioner ... 19
2.3.3. Model Pengembangan Sistem Formal ... 20
2.3.4. Model Pengembangan Berorientasi Pemakaian Ulang ... 20
2.3.5. Model Hibrid ... 21
2.3.5.1 Pengembangan Inkremental... 21
2.3.5.2 Model Spiral ... 22
BAB 3 PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PROGRAM ... 23
3.1 Kerangka Kerja ... 24
3.2 Perencanaan ... 26
3.2.1 Persiapan Perangkat Keras ... 26
3.2.2 Persiapan Perangkat Lunak ... 26
3.2.4 Pembuatan Program ... 27
3.3 Tahap Pelatihan ... 28
3.3.1 Uji Coba Program ... 28
3.3.2 Sosialisasi Program ... 28
BAB 4 GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI .. 29
4.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Mitra Sejati ... 29
4.2 Tujun, Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Umum Mitra Sejati ... 30
4.3 Sumber Daya Manusia ... 31
4.4 Sarana... 32
4.5 Data Pasien Berdasarkan Poli di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan ... 32
BAB 5 HASIL PEMBUATAN PROGRAM... 33
5.1 Program Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Mitra Sejati ... 33
5.2 Cara Kerja Program Grafik Barber Johnson ... 33
5.2.1 Flowchart Program ... 41
5.3 Pengujian Program Grafik Barber Johnson ... 48
BAB 6 PEMBAHASAN ... 49
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 51 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.2.6 Flowchart Grafik Bulanan... 46
Gambar 5.2.7 Flowchart Grafik Triwulan ... 46
Gambar 5.2.8 Flowchart Grafik Semester ... 47
DAFTAR TABEL
ABSTRACT
Barber Johnson’s Graph is one indicator of hospital assessments conducted by the calculation of Bed Occupancy Rate (BOR), Length of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI) and Bed Turn Over (BTO). At the Mitra Sejati General Hospital in Medan, it was made program of Barber Johnson Graphic by using Microsoft Excel. The calculation of BOR, LOS, TOI & BTO is done by inputing data of the number of beds available, the number of beds used and the number of patients go home.
The purpose of making Barber Johnson Graph Program using a computer is to facilitate staff in making the report of hospital report.
Implementation of the design and realization of the program Barber Johnson graph is done by using a spiral model. The model has six task regions namely the task of customer communication, planning, risk analysis, construction, release, and evaluation.
The results of this program are the monthly, quarter, semester, and annually Barber Jhonson’s graph in Mitra Sejati general hospital.
In the presence of this program it is expected it can be ease of make the hospital report, especially in the making of Barber Johnson Graph.
ABSTRAK
Grafik Barber Johnson merupakan salah satu indikator penilaian rumah sakit yang dilakukan dengan perhitungan Bed Occupancy Rate (BOR), Length of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI) dan Bed turn Over (BTO). Pada Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan dilakukan pembuatan program grafik Barber Johnson dengan menggunakan Microsoft Excel. Perhitungan BOR, LOS, TOI dan BTO dengan menginput data jumlah tempat tidur tersedia, jumlah tempat tidur terpakai dan jumlah pasien pulang.
Tujuan pembuatan Program Grafik Barber Johnson adalah untuk memudahkan petugas dalam membuat laporan rumah sakit .
Pelaksanaan perancangan dan realisasi program Grafik Barber Johnson dilakukan dengan menggunakan model spiral. Model tersebut memiliki enam wilayah tugas yaitu komunikasi pelanggan, perencanaan, Analisis Resiko, konstruksi, peluncuran, dan evaluasi.
Hasil dari pembuatan program ini adalah grafik Barber Johnson bulanan, triwulan, semester dan tahunan Rumah Sakit Umum Mitra Sejati.
Dengan adanya program grafik Barber Johnson ini diharapkan dapat mempermudah pembuatan laporan rumah sakit terutama dalam pembuatan Grafik Barber Johnson.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Rumah sakit merupakan bagian dari mata rantai rujukan pelayanan kesehatan
yang memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Tujuan pendirian rumah sakit adalah atas dasar naluri rasa
ingin tolong menolong, rasa sosial, rasa belas kasihan dan simpati diantaranya
sesama. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan bermutu
sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat (Adikoesoemo, 1995).
Dalam era globalisasi dan era pasar bebas, dimana persaingan akan
sedemikian ketat, menuntut semua bidang pembangunan mempersiapkan diri untuk
menghadapi era tersebut. Termasuk rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat, dituntut untuk meningkatkan pengelolaannya agar dapat bersaing dalam
memberikan pelayanan (Soejadi, 1996).
Dengan diterapkannya standar pelayanan rumah sakit oleh Departemen
Kesehatan, maka peran pusat data dan informasi dalam manajemen rumah sakit
makin dirasakan kebutuhannya. Kehadiran sistem pencatatan rekam medik dan
kaitannya timbal balik diharapkan dapat ikut membantu menilai sejauh mana
keberhasilan misi rumah sakit itu. Untuk dapat menilainya, perlu adanya kriteria
Manajemen rumah sakit menghendaki pengelolaan rumah sakit yang efektif
dan efisien. Efektif dalam arti tingkat keberhasilan penanganan terhadap pasien cukup
tinggi dan efisien berarti optimal dalam penggunaan sumber daya rumah sakit yang
ada. Suatu upaya serius dan terencana harus ditempuh agar keinginan tersebut dapat
tercapai (Wandy, 2009).
Penilaian efisiensi rumah sakit pada dasarnya menilai efisiensi pelayanan
medik yang berkaitan dengan pemanfaatan tempat tidur yang tersedia di rumah sakit
serta efisiensi pemanfaatan penunjang medik rumah sakit. Untuk menilai efisiensi
rumah sakit, dapat dipergunakan grafik Barber Johnson. Grafik Barber Johnson
sebagai salah satu indikator pengelolaan rumah sakit adalah suatu pengetahuan baru
yang belum banyak diketahui dan tampaknya sangat diperlukan oleh
pengelola-pengelola rumah sakit dalam menyusun perencanaan maupun pengambilan kebijakan,
disamping itu grafik Barber Johnson merupakan salah satu prasyarat penilaian oleh
Tim Akreditasi Rumah Sakit (Hartono, 1991).
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan
dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, analisis dan
penyimpulan serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah
sakit (Sabarguna, 2005).
Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang
penting dalam mewujudk an suatu sistem informasi di rumah sakit. Pengelolaan data
secara manual, mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang
lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan
pengelolaan data dengan cara manual dapat digantikan dengan suatu sistem informasi
dengan menggunakan komputer. Selain lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga
menjadi lebih akurat (Handoyo, 2008).
Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer
(Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir
dekade 80-an. Salah satu rumah sakit yang pada waktu itu telah memanfaatkan
komputer untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada.
Departemen Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga berusaha
mengembangkan sistem informasi rumah sakit pada beberapa rumah sakit pemerintah
dengan dibantu oleh tenaga ahli dari UGM (Sanjoyo, 2008).
Rumah Sakit Umum Mitra Sejati sebagai Rumah Sakit tipe C berkomitmen
teguh dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan selalu berusaha memberikan yang
terbaik bagi pasiennya. Komitmen ini menjadikan Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
berkembang mengikuti kemajuan zaman saat ini dan terus mengutamakan Sumber
Daya Manusia yang terampil dan berkualitas, ramah dalam pelayanan serta
mengutamakan kepuasan bagi pasien. RSU Mitra Sejati juga ikut dalam program
pemerintah dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
Grafik Barber Johnson merupakan salah satu indikator penilaian rumah sakit.
Pada Rumah Sakit Umum Mitra Sejati melakukan perhitungan BOR, LOS, TOI dan
BTO menggunakan sistem DOS tetapi masih belum dapat menunjukkan Grafik
Barber Johnson, sehingga grafik Barber Johnson masih manual.
Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan alat bantu berbasis komputer yang
Barber Johnson di Rumah Sakit Mitra Sejati. Dengan sistem komput er maka
pembuatan grafik Barber Johnson dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan akurat
dibanding dengan penyelesaian secara manual.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah di rumah sakit Mitra Sejati adalah masih manualnya pembuatan
grafik Barber Johnson sehingga sulit dalam melihat efisiensi rumah sakit tersebut.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Membuat Program Grafik Barber Johnson dengan menggunakan komputer di
Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Menghitung dan menyiapkan sheet Grafik Barber Johnson per bulan
2. Menghitung dan menyiapkan sheet Grafik Barber Johnson per triwulan
3. Menghitung dan menyiapkan sheet Grafik Barber Johnson per semester
4. Menghitung dan menyiapkan sheet Grafik Barber Johnson per tahun
1.4 Manfaat
1. Memberikan kemudahan dalam memperoleh Grafik Barber Johnson secara
otomatis.
2. Memberikan kemudahan bagi Rumah Sakit Mitra Sejati terutama bagian
rekam medis dalam membuat laporan grafik Barber Johnson setiap bulan,
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Grafik Barber Johnson 2.1.1 Konsep Barber Johnson
Barry Barber dan David Johnson pada tahun 1973 berhasil menciptakan suatu
metode yang digambarkan dalam sebuah grafik yang secara visual dapat menyajikan
dengan jelas tingkat efisiensi pelayanan rawat inap rumah sakit. Konsep Barber
Johnson di negara-negara maju digunakan dalam menejemen rumah sakit untuk
menilai efisiensi manejemen perawatan. Indikator-indikator yang digunakan meliputi
angka hunian penderita rawat inap (Bed Occupancy Rate = BOR), lama rata-rata
perawatan penderita di rumah sakit (Length of Stay = LOS), frekuensi penggunaan
tempat tidur rata-rata/tahun oleh berbagai penderita (Bed Turn Over = BTO), maupun
rata-rata lama sebuah tempat tidur berada dalam keadaan kosong (Turn Over Interval
= TOI) (Riyadi, 1993).
Konsep Barber Johnson tersebut untuk jelasnya dapat digambarkan melalui
suatu standar grafik dengan daerah penilaian efisiensi yang sudah ditetapkan oleh dua
indikator (TOI dan LOS) secara korelatif menurut tingkat BOR dan BTO.
2.1.2 Penggunaan Grafik Barber Johnson
Grafik Barber Jhonson bermanfaat untuk mengadakan perbandingan atau
dapat digunakan sebagai pembantu untuk menganalisa, menyajikan dan mengambil
1. Perbandingan dalam kurun waktu
Grafik Barber Johnson dapat menunjukkan perkembangan produktivitas dari
rumah sakit dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dari grafik dan bidang
efisiensi.
2. Perbandingan antar rumah sakit
Perbandingan kegiatan antar bagian yang sama di beberapa rumah sakit atau
antar bagian di suatu rumah sakit dapat digambarkan pada satu grafik. Dengan
jelas dan mudah diambil kesimpulan, rumah sakit mana atau bagian mana yang
pengelolaannya efisien.
3. Meneliti akibat perubahan kebijakan
Grafik dapat digunakan untuk meneliti suatu kebijakan realokasi tempat tidur
atau keputusan memperpendek Length of Stay.
4. Mengecek kesalahan laporan
Dengan menggambarkan ke-empat parameter Length of Stay, Turn Over
Interval, Bed Occupancy Rate, dan Bed Turn Over pada satu grafik. Laporan
dikatakan benar apabila empat parameter tersebut tepat pada posisi grafik
tersebut (Soejadi,1996).
2.1.3 Indikator Rawat Inap Menurut Barber Johnson
1. BOR (Bed Occupancy Rate)
Merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada periode tertentu. Standar
efisiensi BOR 75%-85%, apabila BOR > 85% berarti tempat tidur yang dipakai
BOR = ×100% A
O
2. LOS (Length of Stay)
Yaitu rata-rata jumlah hari pasien rawat inap yang tinggal di rumah sakit, tidak
termasuk bayi lahir, karena tempat tidur yang digunakan si bayi adalah nama
ibunya. Standar efisiensi LOS 3-12 hari dan LOS dianjurkan serendah mungkin
tanpa mempengaruhi kualitas pelayanan perawatan.
LOS =
D t O×
3. TOI (Turn Over Interval)
Digunakan untuk menentukan lamanya rata tempat tidur kosong atau
rata-rata tempat tidur tersedia pada periode tertentu yang tidak terisi antara pasien
keluar atau mati dengan pasien masuk. Standar efisiensi TOI adalah 1-3 hari.
Jika TOI lebih dari 3 hari perlu diperhatikan kualitas pelayanan perawatan.
TOI =
Adalah beberapa kali satu tempat tidur dipakai oleh pasien dalam periode
tertentu. Efisiensi BTO adalah 30 kali. Jika BTO terlalu rendah perlu
diperhatikan jumlah tempat tidur dan kualitas pelayanan perawatan.
BTO =
A D
Keterangan: O = Rata-rata tempat tidur yang terisi
D = Pasien pulang/keluar (H+M)
t = Waktu (Hari/bulan/tahun)(Rustiyanto, 2010).
2.1.4 Menggambar Dasar Grafik Barber Johnson
1. Gambar Sumbu X dan Sumbu Y
Gambar sumbu horizontal X-absis dan sumbu vertikaj Y-ordinat. X-absis
adalah Turn Over Interval (TOI) dan Y-ordinat adalah Length of Stay (LOS) (Soejadi,
1996).
Gambar 2.1 Gambar Sumbu X-absis (TOI) dan Sunbu Y-ordinat (LOS)
2. Garis BOR Pada Grafik Barber Johnson
a. Gambar garis BOR = 50% dengan menghubungkan titik (0,0) dan titik (1,1).
Penjelasan :
Jika average of beds (O) = 50%, maka O = ½ A.
O = Rata-rata tempat tidur yang terisi (average of beds)
D = Jumlah Pasien yang Keluar dalam Keadaan Hidup dan Meninggal
(discharges) selama setahun
A = Rata-rata Tempat Tidur yang Siap pakai ( Average of available beds).
L = O x 365/D
= ½ A x 365/D
T = ( A- O ) x 365/D
= (A- 1/2A) x 365/D
= 1/2A 365/D
b. Gambar garis BOR – 70%, dengan rumus yang sama akan menghasilkan 3L =
7T dengan titik (0,0) dan titik (3,7).
c. Gambar garis BOR = 80%, menghasilkan L = 4T dengan titik (0,0) dan titik
(1,4).
d. Gambar garis BOR = 90%, menghasilkan L = 9T dengan titik (0,0) dan titik
Gambar 2.2 Garis BOR 50%, 70%, 80%, 90%
3. Garis BTO Pada Grafik Barber Johnson
a. Gambar garis BTO = 30 pasien yaitu membentuk garis dengan titik (12 1/6,
12 1/6).
Penjelasan :
L = O x 365/D dan
T = (A – O ) x 365/D
T = (a X 365/D ) – O x 365/D
T = 365 A/D
Menggambar garis BTO 30
B = D/A 30 = D/A, dimana D = 30, A = 1, dan O = 1
L = O x 365/D
L = 12 1/6
T = 365 A/D
T = 12 1/6
Maka T = 12 1/6 dan L = 12 1/6, sehingga didapat garis dengan titik (12
1/6,12 1/6).
b. Gambar garis BTO = 20 pasien dengan cara yang sama membentuk garis
dengan titik (18 ¼, 18 ¼).
c. Gambar garis BTO = 15 pasien membentuk garis dengan titik (24 1/3, 24 1/3).
d. Gambar garis BTO = 12,5 pasien membentuk garis dengan titik (29 1/5,29
1/5).
4. Daerah Efisiensi pada Grafik Barber Johnson
Menggambar daerah yang efisien. Daerah efisien dibatasi oleh garis :
a. TOI = 1
b. LOS = 3
c. BOR ≥75 %
Menurut Barber Johnson grafik yang berbeda di luar daerah ini menunjukkan
bahwa sistem yang sedang berjalan kurang efisien. Pada satu grafik hasilnya adalah
komposisi seperti pada grafik dibawah ini (Soejadi, 1996).
Gambar 2.4 Daerah Efisiensi Pada Garfik Barber Johnson
2.1.5 Menggambar Grafik Barber Johnson
Untuk menentukan suatu titik efisiensi pada grafik Barber Jonson dengan
menghubungkan nelai LOS, TOI, BOR. Dan BTO berdasarkan data dari suatu rumah
sakit. Misalnya suatu rumah sakit nilai LOS nya 12 hari, TOI = 3 hari, BOR = 80%,
dan BTO = 25 pasien maka hasilnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini (Soejadi,
Gambar 2.5 Grafik Barber Johnson
2.1.6 Makna dari Grafik Barber Johnson
a. Makin dekat grafik BOR dengan Y ordinat, maka BOR makin tinggi.
b. Makin dekat grafik BTO dengan titik sumbu, maka BTO makin tinggi
jumlahnya.
c. Menurut Benjamin (1961), jika rata-rata Turn Over interval tetap, tetapi
length of Stay berkurang, maka Percentage bed occupancy akan menurun.
d. Bilamana Turn Over Interval tinggi, kenungkinan disebabkan karena
atau kebutukan tempat tidur darurat (the level and pattern of emergency bed
requirements). Turn Over Interval yang tinggi dapat diturunkan dengan
mengadakan perbaikan organisasi, tanpa mempengaruhi Length of Stay.
e. Bertambahnya Length of Stay disebabkan karena kelambanan adminstrasi di
rumah sakit, kurang baiknya perencanaan dalam memberikan pelayanan
kepada pasien atau kebijaksanaan di bidang medis (Soejadi, 1996).
2.2 Microsoft Excel
Excel merupakan program spreadsheet yang dapat membantu membuat
lembar kerja dan faktur baik yang sederhana maupun yang rumit. Excel dirancang
untuk membantu menghitung hasil perhitungan dari sebuah rumus dan membantu
menganalisi data nimerik. Excel juga memudahkan untuk mendapatkan informasi
numeric dan menampilkan data tersebut dalam bebagai jenis bagan, bahkan dapat
ditambahkan grafik dan objek lainnya pada lembar kerja untuk membuat hasil
cetakan dan laporan terlihat professional ( Habraken, 2002).
Microsoft Excel adalah sebuah program Spreadsheet, yaitu program yang
digunakan untuk melakukan pengolahan data pada sebuah kertas kerja elektronik
(electronic spreadsheet). Hal ini berarti Excel berguna pada pengolahan data
numerical (berhubungan dengan angka) yang kompleks dan bisa diterapkan dalam
berbagai bidang (Santoso, 2003).
Microsoft Excel adalah program spreadsheet yang cukup populer di
Indonesia. Program ini merupakan salah satu program aplikasi yang berada di dalam
menggunakan program ini untuk mengetik tabel, padahal di dalam Microsoft Excel
terdapat banyak fasilitas yang bisa digunakan untuk memaksimalkan pembuatan
laporan yang dibuat dalam bentuk format kolom dan baris. Salah satu fasilitas yang
disediakan oleh Microsoft Excel adalah Fungsi (Tim Divisi dan Pengembangan
MADCOMS, 2004).
2.2.1 Fungsi-fungsi pada Microsoft Excel
Fungsi adalah formula yang siap pakai yang melakukan serangkaian operasi
pada range nilai tertentu. Misalnya, untuk memperoleh total dari serangkaian angka
pada sel A1 sampa H1 dapat memasukkan fungsi =SUM (A1:H1). Fungsi Excel dapat
melakukan berbagai macam perhitungan untuk berbagai macam tujuan, termasuk
perhitungan keuangan dan statistik.
Setiap fungsi terdiri dari tiga elemen antara lain :
1. Tanda =, yang menunjukkan bahwa di belakangnya adalah fungsi (formula).
2. Nama fungsi, seperti SUM, yang menunjukkan operasi yang akan dilakukan
3. Daftar alamat sel, seperti (A1:H1), merupakan data yang akan dikerjakan oleh
Beberapa fungsi Excel yang sering digunakan dalam bebagai lembar kerja dalam
sebuah laporan (Habraken, 2002) :
Tabel 2.1 Fungsi Excel
No Fungsi Contoh Keterangan
1 AVERAGE =AVERAGE(B4:B9) Menghitung rata-rata dari
sekelompok nilai sel
2 COUNT =COUNT(A3:A7) Menghitung banyaknya sel
yang memiliki nilai dalam range tertentu. Fungsi ini juga dapat digunakan untuk memberitahu berapa banyak baris yang terdapat pada
spreadsheet
3 IF =IF(A3>=1000,”BONUS”,”N O BONUS”
Memungkinkan untuk menempatkan fungsi kondisional dalam suatu sel.
Dalam contoh jika A3 lebih besar atau sama dengan 1000 nilai yang benar, yaitu bonus digunakan. Jika A3 kurang dari 1000 nilai yang salah, yaitu no bonus tampak pada sel.
3 MAX =MAX(B4:B10) Mengembalikan nilai
maksimum dalam suatu range sel
4 MIN =MIN(B4:B10) Mengembalikan nilai
minimum dalam suatu range sel
5 PMT =PMT(.852/12,360,180000) Menghitung cicilan bulanan dari pinjaman selama 30 tahun (360 cicilan bulanan) dengan tingkat bunga 8.25% per tahun (.825/12 per bulan) dari 180.000
6 SUM = SUM(A1:A10) Menghitung total dalam suatu
2.2.2 Komponen Microsoft Excel
Di dalam Microsoft Excel terdapat beberapa komponen penting yang
menjalankan program ini antara lain :
1. BAR
Bar atau batang di dalam Microsoft Excel dapat berupa :
a. Tittle Bar, berada pada bagian atas jendela utama yang menampilkan nama
workbook yang sedang aktif.
b. Menu Bar, berisi perintah-perintah pada excel, terdiri dari sembilan menu
yang mencakup semua aktivitas operasional excel, seperti menginput data,
mengolah data, menyajikan hasil pengolahan, mengatur meu itu sendiri dan
sebagainya.
c. Toolbar, berfungsi untuk mempersingkat operasi-operasi yang bersifat rutin
(seperti mengcopy, menghapus dan lainnya).
d. Status Bar, berada pada paling bawah dari tampilan excel yang berfungsi
untuk menunjukkan status dari sebuah sel, apakah ready (siap untuk di input
suatu data), edit (sedang ada pemasukan suatu formula) dan lain sebagainya.
2. WORKSHEET
Worksheet adalah seebuah sheet pada sebuah workbook Excel. Tiap
Worksheet terdiri dari 256 kolom dan 65.536 baris (Habraken, 2002).
Worksheet atau lembar kerja merupakan komponen yang menempati
sebagian besar tempat di layar. Worksheet berfungsi sebagai tempat input data dan
pengolahan data menjadi informasi serta penayangan hasil informasi tersebut.
a. Column header atau petunjuk kolom, berfungsi untuk menunjukkan di
kolom mana pointer berada.
b. Row header atau petunjuk baris, berfungsi untuk menunjukkan di baris
mana pointer berada.
c. Cel, adalah hasil interaksi (pertemuan antara baris dan kolom). Sebuah sel
mewakili pertemuan sebuah kolom dan baris tertentu.
3. WORKBOOK
Workbook adalah file yang dihasilkan oleh Microsoft Excel. Sebuah
workbook dapat mengandung beberapa worksheet (lembar kerja), lembar kerja grafik.
File workbook disimpan dengan ekstensi .xls.
Microsoft Excel akan memberi nama workbook dengan nama Book1,
selanjutnya setiap membuka workbook baru Microsoft Excel akan memberi nama
Book2, book3, dan seterusnya. Setiap workbook terdiri dari beberapa worksheet,
dalam sebuah workbook boleh mempunyai 1 sampai 225 worksheet (Tim Divisi dan
Pengembangan MADCOMS, 2004).
2.3 Proses Pembuatan Program
Proses pembuatan program merupakan serangkaian kegiatan dan hasil yang
berhubungan dengannya, yang menuju pada dihasilkannya produk perangkat lunak.
Kegiatan ini bisa mencakup pengembangan perangkat lunak mulai dari awal,
walaupun kenyataannya makin sering terjadi bahwa perangkat lunak yang baru
Model proses perangkat lunak merupakan representasi abstrak dari proses
perangkat lunak. Setiap model proses mempresentasikan suatu proses dari sudut
padang tertentu sehingga hanya memberikan informasi parsial mengenai proses
tersebut.
2.3.1 Model Air Terjun (Waterfall)
Model pertama yang diterbitkan untuk proses pengembangan perangkat lunak
diambil dari proses rekayasa lain. Berkat penurunan dari satu fase ke fase lainnya,
model ini dikenal sebagai ”Model Air Terjun” atau siklus hidup perangkat lunak.
Model ini mengambil kegiatan proses dasar spesifikasi, pengembangan, validasi, dan
evolusi dan merepresentasikannya sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti
spesifikasi persyaratan, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian, dan
pemeliharaan
Pada prinsipnya, hasil dari setiap fase merupakan satu atau lebih dokumen
yang disetujui. Fase berikutnya tidak boleh dimulai sebelumfase sebelumnya dimulai.
Masalahnya dengan model air terjun adalah terjadinya pembagian proyek
menjadi tahap-tahap yag tidak fleksibel. Komitmen harus dilakukan pada tahap awal
proses dan akan sulit bagi perekayasa untuk menanggapi perubahan persyaratan
pelanggan. Dengan demikian, model air terjun harus digunakan hanya ketika
persyaratan dipahami dengan baik.
2.3.2 Model Pengembangan Evolusioner
Pengembangan evolusioner berdasarkan pada ide untuk mengembangkan
memperbaikinya vesri demi versi sampai sistem yang memenuhi persyaratan
terpenuhi.
Untuk sistem kecil atau sistem berukuran menengah dengan waktu hidup yang
pendek pendekatan evolusioner untuk pengembangan merupakan pendekatan paling
baik. Akan tetapi untuk sistem yang besar dan memiliki waktu hidup yang lama
masalah-masalah dengan pengembangan evolusioner bisa menimbulkan masalah
yang besar.
2.3.3 Model Pengembangan Sistem Formal
Pengembangan sistem formal merupakan pendekatan terhadap pengembangan
perangkat lunak yang memiliki kesamaan dengan model air tejun, akan tetapi proses
pengembangannya didasarkan pada transformasi matematis dari spesifikasi sistem
menjadi program yang dapat dijalankan.
Perbedaan antara pendekatan ini dengan model air terjun adalah:
1. Spesifikasi persyaratan perangkat lunak menjadi spesifikasi formal yang rinci
yang dinyatakan dalam notasi matematis.
2. proses pengembangan perancangan, implementasi, dan pengujian unit
digantikan oleh proses pengembangan transformasi dimana spesifikasi formal
diperbaiki melalui serangkaian transformasi menjadi program.
2.3.4 Model Pengembangan Berorientasi Pemakaian Ulang
Pada sebagian besar proyek perangkat lunak terjadi pemakaian ulang. Hal
ini biasanya terjadi secara informal ketika orang yang bekerja di proyek tersebut
mengtahui adanya rancangan atau kode yang mirip yang dibutuhkan, memodifikasi
evolusioner pemakaian ulang seringkali dipandang perlu untuk pengembangan sistem
yang cepat.
Model yang berorientasi pemakaian ulang mempunyai keuntungan nyata
yaitu mengurangi besarnya perangkat lunak yang akan dikembangkan serta
memperkecil biaya dan risiko. Keuntungan ini biasanya memungkinkan penyelesaian
perangkat lunak dengan cepat. Akan tetapi, kompromi persyaratan sangatlah penting
dan bisa menghasilkan sistem yang tidak memenuhi kebutuhan sebenarnya dari user.
Lebih jauh lagi, kontrol terhadap evolusi sistem akan hilang sementara versi baru
komponen yang dapat dipakai ulang tidak terkontrol oleh user.
2.3.5 Model Hibrid
Model hibrid yang mendukung pendekatan yang berbeda terhadap
pengembangan dan telah secara eksplisit dirancang untuk mendukung iterasi proses
antara lain:
2.3.5.1 Pengembangan Inkremental
Pengembangan Inkremental merupaka pengembangan perangkat lunak
dimana spesifikasi, perancangan, dan implementasi perangkat lunak dibagi menjadi
serangkaian inkremen yang dikembangkan secara bergantian.
Pada proses pengembangan inkremental, pelanggan mengidentifikasi secara
garis besar layanan yang akan disediakan oleh sistem. Mereka mengidentifikasi
layanan mana yang penting dan layanan mana yang tidak penting. Layanan dengan
prioritas tertinggi dikirim terlebih dahulu kepada pelanggan.
Keuntungan pengembangan inkremental yaitu pelanggan tidak perlu
tersebut dan resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah. Namun
ada beberapa masalah dengan pengembangan inkremental yaitu setiap inkremen
(bagian) harus relatif kecil dan setiap inkremen harus menyediakan sebagian dari
fungsionalitas sistem, dengan kata lain pengembang dapat mengalami kesulitan untuk
memetakan persyaratan pelanggan pada inkremen yang relatif besar.
2.3.5.2 Model Spiral
Model spiral (spiral model) pada awalnya diusulkan oleh Boehm, yang dibagi
menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, yang disebut juga dengan wilayah tugas,
sebanyak 3 sampai enam wilayah tugas.
Pada model spiral tidak ada fase-fase tetap seperti spesifikasi atau
perancangan. Model spiral mencakup model proses yang lain. Pembuatan prototipe
dapat digunakan pada satu spiral untuk menyelesaikan ketidakpastian persyaratan dan
BAB 3
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PROGRAM
3.1 Kerangka Kerja
Pelaksanaan perancangan dan realisasi program Grafik Barber Johnson
dilakukan dengan menggunakan model spiral. Karena model spiral dimulai dari tahap
awal hingga tahap akhir dan kembali ke tahapan awal dan yang paling penting ialah
dalam tahapan model spiral ini memiliki tahap analisis risiko yang dapat
meminimalisir risiko-risiko yang akan terjadi pada pembuatan progran Grafik
Bareber Johnson nantinya. Model spiral (spiral model) pada awalnya diusulkan oleh
Boehm, yang dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, yang disebut juga
dengan wilayah tugas, sebanyak 3 sampai enam wilayah tugas.
Gambar 3.1 Model spiral
Model spiral yang berisi enam wilayah tugas:
1) Komunikasi pelanggan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun
Rumah Sakit Umum Mitra Sejati). Disini dilakukan identifikasi masalah dan
kebutuhan program Grafik Barber Johnson dengan pihak rumah sakit.
2) Perencanaan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan
sumber-sumber daya, ketepatan waktu, dan informasi lain yang berhubungan. Pada
kegiatan ini dilakukan perencanaan pengembangan mulai dari perancangan
kerangka program Grafik Barber Johnson, data/informasi apa saja yang akan
dimuat, penentuan perangkat lunak pendukung yang akan digunakan dan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merancang dan
merealisasikannya.
3) Analisis risiko, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir risiko-risiko
baik manajemen maupun teknis. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap
kebutuhan program Grafik Barber Johnson yang dibahas dengan pihak
rumah sakit.
4) Perekayasaan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau
lebih representasi dari aplikasi tersebut. Tahap ini merupakan kegiatan
untuk membuat perancangan isi program Grafik Barber Johnson yang akan
digunakan. Hasil perancangan tersebut kemudian akan direalisasikan.
5) Konstruksi dan peluncuran, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk
mengkonstruksi, menguji, memasang dan memberikan pelayanan kepada
pemakai (contohnya pelatihan dan dokumentasi). Pada tahapan kegiatan ini
dilakukan pengujian terhadap program Grafik Barber Johnson yang telah
direalisasikan dan melatih salah seorang petugas rumah sakit yang ditunjuk
6) Evaluasi pelanggan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan
balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi
perangkat lunak, yang dibuat selama masa perekayasaan dan
diimplementasikan selama masa pemasangan. Berdasarkan hasil evaluasi
pelanggan (rumah sakit) dapat diketahui apakah proses terus berjalan atau
dimulai kembali dari tahap awal.
3.2. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dipersiapkan perangkat keras dan perangkat lunak
yang mendukung pembuatan program, data yang dimasukkan dan pembuatan
program grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati.
3.2.1 Persiapan Perangkat Keras
Persiapan perangkat keras yang dibutuhkan dalam membantu pembuatan
program perancangan grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati dan
adalah satu set komputer dengan perangkat kerasnya :
a. CPU ( Intel Pentium 3 atau yang terbaru)
b. Layar Monitor
c. Mouse dan Keyboard
d. Printer
3.2.2 Persiapan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pembuatan program grafik Barber
Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati adalah sistem operasi Microsoft Office
3.2.3 Persiapan Data dan Informasi
Setelah melakukan pengamatan, maka data yang dibutuhkan untuk program
perancangan grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati adalah data
pasien keluar, data jumlah tempat tidur yang terisi dan data jumlah tempat tidur yang
tersedia.
3.2.4 Pembuatan Program
Kerangka program Grafik Barber Johnson terdiri dari 5 sheet. Pada sheet
pertama berisi data pasien beserta perhitungan BOR, LOS, TOI, dan BTO untuk
tahunan, pada sheet kedua berisi data untuk semester, pada sheet ketiga berisi data
untuk triwulan, pada sheet keempat berisi data untuk bulanan, dan pada sheet kelima
Gambar 3.2 Diagram Alir Pembuatan Program
3.3 Tahap Pelatihan
Pada tahap pelatihan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain :
3.3.1 Uji Coba Program
Uji coba program dilakukan di Laboratorium Komputer Departemen
Kependudukan dan Biostatistik FKM USU.
3.3.2 Sosialisasi Program
Setelah sitem diuji coba dengan berhasil, sistem ini akan disosialisasikan
kepada petugas rekam medis Rumah Sakit Umum Mitra Sejati. MULAI
WORKSHEET
GRAFIK
SELESAI CETAK INPUT DATA
KE DALAM TABEL
sheet bulanan sheet triwulan sheet semester
BAB 4
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT MITRA SEJATI
4.1 Sejarah Rumah Sakit Mitra Sejati
Awalnya Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Jl. Jend. Besar A. H. Nasution
No.7 Medan hanya merupakan tempat praktek bersama dokter umum, dokter spesialis
dan dokter sub spesialis, serta didukung oleh dokter jaga 24 jam dan apotik.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan, kemudian tercetus rencana
untuk mengembangkan praktek bersama dokter spesialis ini menjadi sebuah rumah
sakit umum, dengan tujuan utama melayani masyarakat dalam hal kesehatan.
Maka dibentuklah sebuah yayasan yang diketuai oleh dr. Parambir Singh yang
diberi nama Yayasan Mitra Sejati dan disahkan secara hukum oleh Nur Eny Ginting,
SH, Notaris/PPAT,
Akte Tanggal : 10 Oktober 2001
Nomor : 14
Nama : Yayasan Mitra Sejati
Alamat : Jl. Jend. Besar A. H. Nasution No. 7 Medan
Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dari Yayasan Mitra Sejati
terbentuklah sebuah rumah sakit umum,
Nama : Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
Alamat : Jl. Jend. Besar A. H. Nasution No. 7 Medan
4.2 Tujuan, Visi, Misi, dan Rumah Sakit Mitra Sejati 1. Tujuan
a. Memberikan layanan kesehatan secara paripurna kepada segenap lapisan
masyarakat tanpa membedakan suku, ras dan agama/kepercayaan
b. Berperan serta secara aktif mensukseskan Program Pemerintah dalam
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat
ekonomi menengah ke bawah
c. Mengembangkan kerjasama pelayanan kesehatan dengan berbagai instansi
dan perusahaan, yaitu bagi pekerja dan pegawai beserta keluarganya
d. Secara terus menerus dan konsekuen meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sesuai standar kesehatan
sehingga mampu memberikan keuntungan bagi pengguna jasa Rumah
Sakit maupu n Rumah Sakit Umum Mitra Sejati sendiri
e. Meningkatkan serta mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia di
Rumah Sakit Umum Mitra Sejati sehingga mampu melayani setiap
pengguna jasa Rumah Sakit dengan Komitmen dan Manusiawi
2. Visi
Menjadi salah satu pusat rujukan pelayanan kesehatan terpercaya dengan
fasilitas lengkap yang senantiasa berupaya memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik, sebagai salah satu komitmen RSU Mitra Sejati
3. Misi
a. Mengedepankan layanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau oleh
b. Membantu Program Pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat
4. Motto
”Mitra Anda Menuju Hidup Sehat”
4.3 Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai Rumah Sakit Mitra Sejati sebanyak orang dengan rincian
sebagai berikut :
1. Dokter Umum : 18 Orang
Dokter
2. Dokter Gigi : 3 Orang
3. Dokter Spesialis : 55 Orang
1. Jenjang Pendidikan S1 Keperawatan : 9 Orang
Tenaga Keperawatan
2. Jenjang Pendidikan D3 Keperawatan : 70 Orang
Tenaga Kebidanan
D-III Kebidanan : 16 Orang
1. Fisiotherapy : 2 Orang
Tenaga Penunjang Medis
2. Penata Anaesthesi : 4 Orang
3. Akademi Analis Kesehatan : 8 Orang
5. Akademi Farmasi : 6 Orang
6. Akademi Radiologi : 5 Orang
Tenaga Penunjang Umum/Non Medis
1. Kelas Utama/ Super VIP : 1 Tempat Tidur : 41 Orang
4.4 Sarana a. Tempat tidur
Rumah Sakit Mitra Sejati memiliki tempat tidur sebanyak 147 tempat tidur
dengan rincian sebagai berikut :
2. Kelas VIP A : 5 Tempat tidur
3. Kelas VIP B : 8 Tempat tidur
4. Kelas I : 20 Tempat tidur
5. Kelas II : 18 Tempat tidur
6. Kelas III : 60 Tempat tidur
7. Ruang Bersalin : 26 Tempat tidur
8. Ruang ICU : 8 Tempat tidur
b. Fasilitas
Fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit Mitra Sejati meliputi Unit Gawat
Darurat (UGD), poliklnik spesialis, laboratorium, farmasi, radiologi, gizi, ambulans,
Terdapat juga pelayanan terapi di Rumah Sakit Mitra Sejati yaitu, USG 2D &
4D, Fisiotherapy, Laparascopy, Stapler Haemorroidectomy, Laboratorium TUR-P &
URS, Bedside Monitoring, Radiologi (Rontgen), Treadmill (Uji Latih Beban Jantung),
EEG ( Pemeriksaan Listrik Otak ), EKG (Rekam Gelombang Jantung), Echo-Cardio
Graphy (USG Jantung), Endoscopy (Gastroscopy & Colonoscopy )
4.5 Data Pasien Berdasarkan Poli di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan
Data jumlah pasien Rumah Sakit Mitra Sejati Medan berdasarkan poli per 1
Juni 2009 hingga 17 April 2010 sebagai berikut :
Umum : 945 Pasien
Obstetri dan Ginekologi : 1482 Pasien
Pediatri : 1069 Pasien
Internis : 1127 Pasien
Saraf : 252 Pasien
Bedah : 435 Pasien
Orthopedi : 48 Pasien
THT : 19 Pasien
Paru : 137 Pasien
Jantung : 38 Pasien
Urologi : 15 Pasien
Mata : 16 Pasien
BAB 5
HASIL PERANCANGAN PROGRAM
5.1 Program Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan
Program Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan dibuat
menggunakan perancangan input dan perancangan output. Perancangan input yang
berhasil dibuat yaitu data jumlah tempat tidur tersedia, jumlah tempat tidur terpakai,
dan jumlah pasien pulang/keluar (hidup+mati). Perancangan output yang berhasil
dibuat berupa Grafik Barber Johnson bulanan, Grafik Barber Johnson triwulan,
Grafik Barber Johnson semester, dan Grafik Barber Johnson tahunan.
5.2 Cara kerja program Grafik Barber Johnson
Klik start shortcut to Microsoft Excel, muncul workbook lalu pilih nama file
program Grafik Barber Johnson pada document, maka menu utama akan muncul.
Tampilan menu utama seperti lembar berikutnya:
Pada menu utama terdapat dua pilihan yaitu input data dan laporan.
A. Input Data
Pada input data terdapat pilihan berupa data bulanan, data triwulan, data
semester, dan data tahunan.
1. Data Bulanan
Pada worksheet bulanan dapat diinput data untuk bulanan, yaitu data
jumlah tempat tidur yang terpakai setiap bulan, dan data jumlah pasien
pulang/keluar (hidup + mati). Bahkan dapat juga menginput data jumlah
tempat tidur yang tersedia jika terjadi perubahan. Setelah selesai dapat
kembali ke menu utama.
2. Data Triwulan
Pada worksheet triwulan dapat diinput data untuk per triwulan, yaitu data
jumlah tempat tidur yang terpakai pada triwulan pertama, triwulan kedua,
triwulan ketiga ataupun pada triwulan keempat, dan dapat juga menginput
data jumlah pasien pulang/keluar (hidup + mati). Bahkan dapat juga
menginput data jumlah tempat tidur yang tersedia jika terjadi perubahan
pada setiap triwulannnya. Setelah selesai dapat kembali ke menu utama.
Gambar 5.3 Worksheet Data Triwulan
3. Data Semester
Pada worksheet semester dapat diinput data untuk semester I dan semester
II, yaitu data jumlah tempat tidur yang terpakai pada tiap semester, dan
data jumlah pasien pulang/keluar (hidup + mati) pada semester tersebut.
Bahkan dapat juga menginput data jumlah tempat tidur yang tersedia jika
terjadi perubahan pada tiap semester. Setelah selesai dapat kembali ke
Gambar 5.4 Worksheet Data Semester
4. Data Tahunan
Pada worksheet tahunan dapat diinput data untuk tiap tahunnya, yaitu data
jumlah tempat tidur yang terpakai di tiap tahun, dan data jumlah pasien
pulang/keluar (hidup + mati) setiap tahunnya. Setelah selesai dapat
kembali ke menu utama.
B. Laporan
Pada laporan terdapat pilihan berupa grafik bulanan, grafik triwulan, grafik
semester, dan grafik tahunan.
1. Grafik Bulanan
Setelah data diinput pada worksheet data bulanan maka grafik telah dapat
dilihat pada worksheet grafik bulanan. Pada worksheet grafik bulanan
dapat terlihat pergerakan data yang telah diinput tadi pada grafik, lalu
dapat dicetak seperti penggunaan excel pada umumnya atau kembali ke
halaman utama.
2. Grafik Triwulan
Setelah data diinput pada worksheet data triwulan maka grafik telah dapat
dilihat pada worksheet grafik triwulan. Pada worksheet grafik triwulan
dapat terlihat pergerakan data yang telah diinput tadi pada grafik, lalu
dapat dicetak seperti penggunaan excel pada umumnya atau kembali ke
halaman utama.
3. Grafik Semester
Setelah data diinput pada worksheet data semester maka grafik telah dapat
dilihat pada worksheet grafik semester. Pada worksheet grafik semester
dapat terlihat pergerakan data yang telah diinput tadi pada grafik, lalu
dapat dicetak seperti penggunaan excel pada umumnya atau kembali ke
halaman utama.
4. Grafik Tahunan
Setelah data diinput pada worksheet data tahunan maka grafik telah dapat
dilihat pada worksheet grafik tahunan. Pada worksheet grafik tahunan
dapat terlihat pergerakan data yang telah diinput tadi pada grafik, lalu
dapat dicetak seperti penggunaan excel pada umumnya atau kembali ke
halaman utama.
5.2.1 Flowchart Program
a. Flowchart Menu Utama
Start
Z: Kembali ke menu utama
A: Bersambung ke Prosedur Data Bulanan B: Bersambung ke Prosedur Data Triwulan C: Bersambung ke Prosedur Data Semester D: Bersambung ke Prosedur Data Tahunan E: Bersambung ke Prosedur Grafik Bulanan F: Bersambung ke Prosedur Grafik Triwulan G: Bersambung ke Prosedur Grafik Semester H: Bersambung ke Prosedur Grafik Tahunan
b. Flowchart Data Bulanan
A: Sambungan Dari Prosedur Data Bulanan
c. Flowchart Data Triwulan
B: Sambungan Dari Prosedur Data Triwulan
d. Flowchart Data Semester
C: Sambungan Dari Prosedur Data Semester
e. Flowchart Data Tahunan
D: Sambungan Dari Prosedur Data Tahunan
f. Flowchart Grafik Bulanan
E
Kembali ke Menu Utama
E: Sambungan Dari Prosedur Grafik Bulanan
Tampilkan
Gambar 5.2.6 Flowchart Grafik Bulanan
g. Flowchart GrafikTriwulan
F
Kembali ke Menu Utama
F: Sambungan Dari Prosedur Grafik Triwulan
Tampilkan
h. Flowchart Grafik Semester
G
Kembali ke Menu Utama
G: Sambungan Dari Prosedur Grafik Semester
Tampilkan
Gambar 5.2.8 Flowchart Grafik Semester
i. Flowchart Grafik Tahunan
H
Kembali ke Menu Utama
H: Sambungan Dari Prosedur Grafik Tahunan
Tampilkan
5.3 Pengujian dan Sosialisai Program Grafik Barber Johnson
Pengujian program Grafik Barber Johnson dilakukan di Laboratorium
Komputer Departemen Kependudukan dan Biostatistik FKM USU dengan
menggunakan Microsoft excel. Proses uji coba dilakukan untuk memastikan bahwa
program tersebut sudah benar, dan tidak ada kesalahan yang terkandung didalamnya.
Setelah dilakukan uji coba kemudian dilakukan sosialisasi kepada pihak
rumah sakit, terdapat beberapa yang perlu ditambahkan sesuai kebutuhan pihak
BAB 6 PEMBAHASAN
Ada beberapa keuntungan dalam penggunaan program Grafik Barber Johnson
di Rumah Sakit Mitra Sejati diantaranya adalah:
1. Kemudahan dalam perhitungan BOR, LOS, TOI, dan BTO
Setelah petugas selesai menghitung secara manual jumlah tempat tidur
terpakai, jumlah tempat tidur tersedia, jumlah hari dalam satu periode, dan
jumlah pasien keluar (hidup/mati) kemudian di input ke tabel, maka petugas
tidak perlu lagi menghitung BOR, LOS, TOI, dan BTO, karena dengan
program ini akan terhitung dan diketahui hasilnya, baik untuk bulanan,
triwulan, semester, dan tahunan.
2. Efekif waktu
Setelah petugas selesai menghitung secara manual jumlah tempat tidur
terpakai, jumlah tempat tidur tersedia, jumlah hari dalam satu periode, dan
jumlah pasien keluar (hidup/mati) kemudian di input ke tabel, maka petugas
tidak perlu menghitung BOR, LOS, TOI, dan BTO secara manual lagi karena
telah terhitung oleh komputer sehingga waktu pengerjaan dapat cepat
terselasaikan.
3. Kemudahan dalam pembuatan Garfik Barber Johnson
Dalam pembuatan grafik barber Johnson juga dapat lebih mudah karena
terdapat beberapa. Jenis grafik Barber Johnson yang dihasilkan antara lain:
a. Grafik Barber Johnson per Bulanan
c. Grafik Barber Johnson per Semester
d. Grafik Barber Johnson per Tahunan
4. Efisien Sumber Daya Manusia (SDM)
Petugas untuk pengentrian data pencetakan grafik cukup satu orang saja,
sehingga sumber daya yang dibutuhkan menjadi efisien.
5. keakuratan Data
Pada perhitungan data BOR, LOS, TOI, dan BTO yang dibutuhkan untuk
menggambarkan grafik Barber Johnson dapat lebih akurat, baik untuk
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Pada program grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
Medan yang telah dibuat adalah :
1. Program Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan dibuat
menggunakan perancangan input dan perancangan output.
2. Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pembuatan program grafik Barber
Johnson di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati adalah sistem operasi Microsoft
Office Excel 2003.
3. Data yang diinput adalah jumlah tempat tidur tersedia, jumlah tempat tidur
terpakai, dan jumlah pasien pulang/keluar (hidup+mati).
4. Terdapat sheet Grafik Barber Johnson Per Bulan
5. Terdapat Sheet Grafik Barber Johnson per triwulan
6. Terdapat Sheet Grafik Barber Johnson per smester
7.2 Saran
1. Kepada pihak Rumah Sakit Mitra Sejati Medan agar menambah satu unit
komputer di ruang rekam medis agar dapat memudahkan dalam pengerjaan
grafik Barber Johnson.
2. Kepada pihak Rumah Sakit Mitra Sejati Medan agar menambah pegawai di
rekam medis agar lebih berkonsentrasi dalam membuat grafik Barber Johnson
DAFTAR PUSTAKA
Adikoesoemo, S. 1994. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Habraken, J. 2002. Penuntun 10 Menit Microsoft Excel 2002. Yogyakarta: Andi
offset
Handoyo, E, dkk. 2008. Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Web
pada Subsistem Farmasi. http\\www.akademik.UNSRI.ac.id/download/
journal/files/udjournal/eko.pdf Diakses 23 Oktober 2009.
Hartono, D. 1991. Indikator Penampilan Penilaian Rumah Sakit. Jakarta. Cermin
Dunia Kedokteran 7 : 20 -23.
Riyadi, S. 1994. Penilaian Kembali Penggunaan Metoda Barber Johnson dalam
Penilaian Efisiensi Pelayanan Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta. Cermin
Dunia Kedokteran 91: 63 -67.
Rustiyanto, E. 2010. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan keputusan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Sabarguna. 2005. Sistem Informasi rumah Sakit penerbit Konsorsium Rumah Sakit
Jateng-DIY
Sanjoyo, R. 2008. Sistem Informasi Kesehatan. D3 rekam Medis FMIPA UGM.
http\\yoyoke.web.ugm.ac.id/download/qualityassurance.pdf Diakses 23
Oktober 2009
Santoso, S. 2003. Microsoft Excel, Mengolah Data Secara Profesional. Yogyakarta
Soejadi, DHHSA. 1996. Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit Grafik Barber
Johnson Sebagai Salah Satu Indikator. Jakarta : Katiga Bina
Sommerville, I. 2003. Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Erlangga
Sutejo, B. 2000. Alogaritma dan Tekhnik Pemograman. Yogyakarta: Andi Offset
Tim Divisi dan Pengembangan MADCOMS-MADIUN. 2004. Rumus & Fungsi
pada Microsoft Excel. Yogyakarta: Andi Offset
Wandy. 2009. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. http\\irwandykapalawi.
wordpress.com/2009/04/16/system-informasi-manajemenrumah-sakit/