• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI

KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM

MITRA SEJATI MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Kasmawati Naibaho 101101015

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014

(2)
(3)

PRAKATA

Puji syukur penulis untaikan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat

serta Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi ini dengan judul “faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja perawat

di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar

sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bimbingan, bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

2. Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

3. Evi Karota Bukit, S.Kep, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Diah Arruum, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah menyediakan waktu serta memberikan arahan dan masukan kepada

penulis selama penyusunan skripsi ini.

(4)

6. Siti Saidah Nasution, S,Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku dosen penguji I yang

memberikan saran dan kritiknya dalam perbaikan penulisan skripsi ini

7. Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen penguji II yang

memberikan saran dan kritiknya dalam perbaikan penulisan skripsi ini

8. Seluruh Dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan

staf nonakademikyang membantu memfasilitasi secara administratif.

9. Kepala dan staf pegawai Rumah Sakit Advent Medan

10.Kepala dan staf Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan

11.Seluruh perawat yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini

12.Orangtua, ayah H.Salamat Naibaho yang tercinta dan terkasih, Ibunda Hj.

Saripah Hasibuan yang selalu memberikan dukungan dan do’anya, yang

terus memberi semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik

13.Uong Yanti, Alang vai, Ezi dan Silvi kakak dan adik-adik terkasih,

terimakasih atas semua dukungannya.

14.Sahabat-sahabat terkasih, Ilda, Nanda, Nova, Dini, dan Nona, terimakasih

atas doa dan dukungannya. Hal terindah bisa bertemu dengan kalian dan

bersama-sama berjuang di Fakultas Keperawatan

15.Kakak-kakak dan adik-adik di Sanggar Pramuka USU terimakasih atas

dukungan kalian semua dan salam sabha bersaudara.

(5)

16.Rekan-rekan seperjuangan Program S-1 Reguler stambuk 2010,

terimakasih atas dukungan teman-teman semua. Semoga perjuangan kita

selama 4 tahun akan menuai hasil

17.Semua Pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya

satu persatu yang telah banyak membantu penulis baik dalam penyelesaian

skripsi ini maupun dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas

Keperawatan USU.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari penulisan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Oleh sebab itu, dengan

segala kerendahan hati penulis berharap masukan yang berharga dari semua

pihak untuk kebaikan dimasa yang akan datang. Semoga penelitian ini

bermanfaat bagi kita terutama bagi pendidikan keperawatan, pelayanan

kesehatan, dan penelitian keperawatan.

Medan, Juli 2014

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul…...……… i

Lembar Pengesahan Skripsi…………..………. ii

Prakata……... ………...……… iii

Daftar Isi…… ………...……… vi

Daftar Tabel... ………...……… vii

Daftar Skema. ………...……… vii

Abstrak……... ………..………. ix

Daftar Lampiran….……… xi

BAB 1 Pendahulua……… 1

1.1Latar Balakang………... 4

1.2Rumusan Masalah ………. 4

1.3Tujuan Penelitian………... 4

1.4Manfaat Penelitian………. 5

BAB 2 Tinjauan Pustaka…. ………. 6

2.1 Konsep Motivasi………. 6

2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja………. 6

2.1.2 Teori Motivasi Menurut Abraham Maslow.………. 7

2.1.3 Tujuan Motivasi…..………. 11

2.1.4 Prinsip-Prinsip Dalam Memotivasi Kerja………. 11

2.1.5 Dimensi Motivasi….………. 12

2.1.6 Stategi Meningkatkan Motivasi………. 12

2.1.7 Teknik Memotivasi..………. 13

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja…... ……. 14

2.2.1 Faktor Staf………. 14

2.2.2 Faktor Lingkungan Kerja……….. 15

2.2.3 Faktor Kepemimpinan…….………. 15

BAB 3 Kerangka Penelitian ………. 18

3.1 Kerangka Penelitian……..………. 18

3.2 Definisi Operasional…….………. 18

3.3 Hipotesis Penelitian……..………. 21

BAB 4 Metodologi Penelitian……...……… 22

4.1 Desain Penelitian...……… 22

4.2 Populasi dan Sampel…….……… 22

4.2.1 Populasi Penelitian.. ……… 22

4.2.2 Sampel Penelitian… ……… 22

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian……… 23

4.4 Pertimbangan Etik ……… 23

4.5 Intrumen Penelitian…….. ……… 24

(7)

4.6 Uji Validitas Dan Reliabilitas……… 26

4.6.1 Uji Validitas ……… 26

4.6.2 Ujia Reliabilitas……….... 27

4.7 Pengumpulan Data……… 27

4.8 Analisa Data……..……… 29

4.8.1 Statistik Univariat……… 29

4.8.2 Statistik Bivariat…..……… 29

BAB 5 Hasil dan Pembahasan…..………... 30

5.1 Hasil Penelitian….……… 30

5.1.1 Analisis Univariat....……… 30

5.1.2 Analisis Bivariat….. ……… 34

5.2 Pembahasan…….. ……… 35

BAB 6 Kesimpulan dan Saran…….……… 45

6.1 Kesimpulan……… 45

6.2 Saran…….……… 45

Daftar Pustaka………..……… 47 Lampiran-Lampiran

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Perawat ……… 19

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan umur,jenis kelamin, agama, suku, dan pendidikan terakhir dan lama kerja……. ……… 32

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi faktor staf, lingkungan kerja, dan kepemimpinan ……… 33

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi motivasi kerja ……… 33

Tabel 5.4 Hasil analisis korelasi faktor staf, lingkungan, dan kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat……… 34

(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Penelitian ……….. 18

(10)

Title :Factors that affect the working motivation of nurses in public hospitals Mitra Sejati Medan

Name : Kasmawati Naibaho

Student No :101101015

Major : Sarjana Keperawatan(S.Kep)

Year : 2014

Abstrak

Work motivation is an impetus for the career in doing work that can be affected by factors, environment, staff and leadership. The purpose of this research is to know the factors that affect the motivation of working nurses in public hospitals is a true partner of the terrain. The design of this research is a descriptive correlation with number of samples as much as 89 nurses taken with purposive sampling techniques. Analysis of the data used in this research is the frequency distribution and correlation of spearman. The results showed that 78.7% less staff good, 60.7% less working environment good, 76.4% less good leadership, work motivation and 77.5% unfavorable. Staff factors related to the motivation of working staff nurse with a p value 0.000 and r = 0.605, environment-related motivation of working with p value 0.000 and r = 0.645, then leadership related to the motivation of working with p value 0.005 and r = 0.295. Hopefully the hospital can increase the motivation of working relationships with attention to caregivers of fellow co-workers, work environment that is conducive and comfortable, as well as the direction and care of the leadership.

Keywords: staff, environment, leadership, work motivation

(11)

Judul :Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan

Nama : Kasmawati Naibaho

NIM :101101015

Jurusan : Sarjana Keperawatan(S.Kep)

Tahun Akademik : 2014

Abstrak

Motivasi kerja merupakan suatu dorongan bagi perawat dalam melakukan pekerjaan yang dapat dipengaruhi oleh faktor staf, lingkungan, dan kepemimpinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan jumlah sampel sebanyak 89 perawat yang diambil dengan teknik purvosive sampling. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah distribusi frekuensi dan korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor staf 78.7% kurang baik, lingkungan kerja 60.7% kurang baik, kepemimpinan 76.4% kurang baik, dan motivasi kerja 77.5% kurang baik. Faktor staf berhubungan dengan motivasi kerja perawat dengan p value 0.000 dan r=0.605, lingkungan berhubungan dengan motivasi kerja dengan p value 0.000 dan r=0.645, kemudian kepemimpinan berhubungan dengan motivasi kerja dengan p value 0.005 dan r=0.295. Diharapkan rumah sakit dapat meningkatkan motivasi kerja perawat dengan memperhatikan hubungan sesama rekan kerja, lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman, serta pengarahan dan kepedulian dari pimpinan.

Kata kunci : staf, lingkungan, kepemimpinan, motivasi kerja

(12)

Title :Factors that affect the working motivation of nurses in public hospitals Mitra Sejati Medan

Name : Kasmawati Naibaho

Student No :101101015

Major : Sarjana Keperawatan(S.Kep)

Year : 2014

Abstrak

Work motivation is an impetus for the career in doing work that can be affected by factors, environment, staff and leadership. The purpose of this research is to know the factors that affect the motivation of working nurses in public hospitals is a true partner of the terrain. The design of this research is a descriptive correlation with number of samples as much as 89 nurses taken with purposive sampling techniques. Analysis of the data used in this research is the frequency distribution and correlation of spearman. The results showed that 78.7% less staff good, 60.7% less working environment good, 76.4% less good leadership, work motivation and 77.5% unfavorable. Staff factors related to the motivation of working staff nurse with a p value 0.000 and r = 0.605, environment-related motivation of working with p value 0.000 and r = 0.645, then leadership related to the motivation of working with p value 0.005 and r = 0.295. Hopefully the hospital can increase the motivation of working relationships with attention to caregivers of fellow co-workers, work environment that is conducive and comfortable, as well as the direction and care of the leadership.

Keywords: staff, environment, leadership, work motivation

(13)

Judul :Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan

Nama : Kasmawati Naibaho

NIM :101101015

Jurusan : Sarjana Keperawatan(S.Kep)

Tahun Akademik : 2014

Abstrak

Motivasi kerja merupakan suatu dorongan bagi perawat dalam melakukan pekerjaan yang dapat dipengaruhi oleh faktor staf, lingkungan, dan kepemimpinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan jumlah sampel sebanyak 89 perawat yang diambil dengan teknik purvosive sampling. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah distribusi frekuensi dan korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor staf 78.7% kurang baik, lingkungan kerja 60.7% kurang baik, kepemimpinan 76.4% kurang baik, dan motivasi kerja 77.5% kurang baik. Faktor staf berhubungan dengan motivasi kerja perawat dengan p value 0.000 dan r=0.605, lingkungan berhubungan dengan motivasi kerja dengan p value 0.000 dan r=0.645, kemudian kepemimpinan berhubungan dengan motivasi kerja dengan p value 0.005 dan r=0.295. Diharapkan rumah sakit dapat meningkatkan motivasi kerja perawat dengan memperhatikan hubungan sesama rekan kerja, lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman, serta pengarahan dan kepedulian dari pimpinan.

Kata kunci : staf, lingkungan, kepemimpinan, motivasi kerja

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang memberi

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rumah Sakit adalah organisasi

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan perorangan secara paripurna,

meliputi promotif, preventif, dan rehabilitatif (Permenkes No.147, 2010). Rumah

sakit menyediakan jasa pelayanan kesehatan dengan proporsi tenaga perawat

terbesar yakni 42.40 % dibanding tenaga kesehatan lainnya (Depkes RI, 2008).

Sehingga perawat memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

pelayanan rumah sakit karena perawat satu-satunya pemberi pelayanan kesehatan

kepada pasien selama dua puluh empat jam (Gillies, 1996).

Pelayanan keperawatan menjadi salah satu faktor penentu kualitas

pelayanan dan citra rumah sakit dimata masyarakat. Melihat pentingnya tugas dan

fungsi perawat maka rumah sakit membutuhkan tenaga perawat yang profesional

dalam memberikan asuhan keperawatan (Hidayat, 2008). Profesionalisme kerja

perawat tidak terlepas dari dorongan atau semangat dalam diri atau lingkungan

tempat ia bekerja, dorongan atau semangat tersebut sering disebut sebagai

motivasi (Marquis & Huston, 2010).

Motivasi merupakan tindakan yang dilakukan seseorang untuk memenuhi

kebutuhan yang belum terpenuhi dalam dirinya (Marquis & Huston, 2010).

Kebutuhan tersebut mulai dari kebutuhan yang paling dasar sampai kebutuhan

(15)

yang paling tinggi seperti kebutuhan fisiologis, aman dan nyaman, sosial/cinta,

penghargaan dan aktualisasi diri (Marquis & Huston, 2010). Karena adanya

keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut perawat akan bekerja semaksimal

mungkin untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkannya, dorongan dan

keinginan sehingga perawat melakukan pekerjaan dengan baik disebut sebagai

motivasi kerja (Suyanto, 2009).

Seseorang yang termotivasi dalam bekerja biasanya akan melaksanakan

upaya substansial guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya dan

organisasi dimana ia bekerja, sedangkan seseorang yang tidak termotivasi hanya

memberikan upaya minimum dalam hal bekerja (Winardi, 2001). Sama halnya

seperti perawat, perawat yang tidak termotivasi dalam bekerja maka akan

memberikan upaya yang minimum juga dalam pekerjaannya. Dibuktikan hasil

penelitian Mulyono, Hamzah, & Abdullah (2012) di Ambon menyatakan 64.29%

motivasi kerja perawat tidak baik dengan hasil kinerjanya yang tidak baik pula.

Penelitian lain dinyatakan oleh Wahyuni (2012) bahwa ada hubungan motivasi

kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Medan

dengan nilai p=0.006.

Motivasi yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik, namun untuk

menciptakan motivasi kerja yang baik tidak terlepas dari faktor-faktor

mempengaruhinya. Menurut Sitorus& Panjaitan (2011) menyatakan bahwa

motivasi kerja perawat dipengaruhi oleh dua faktor, faktor intrinsik yaitu faktor

staf dan faktor ekstrinsik yaitu lingkungan kerja dan kepemimpinan. Suasana atau

lingkungan kerja yang mendukung, hubungan dengan rekan kerja yang baik, serta

(16)

pemimpin yang selalu memberikan penghargaan akan menciptakan suasana yang

memotivasi yang berdampak baik terhadap hasil kinerja perawat (Marquis &

Huston, 2010).

Penelitian yang dilakukan Khoir (2011) di Rumah Sakit Islam Malahayati

Medan menyatakan bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan kepala ruangan

terhadap motivasi kerja perawat. Kemudian penelitian Hikmet (2009) di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan menyatakan bahwa keamanan kerja,

hubungan kerja, pengawasan dan penghargaan berpengaruh signifikan terhadap

motivasi kerja perawat dalam pelaksanaan rekam medis. Hasil penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh pada motivasi kerja

perawat.

Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan berada di Jl. A. H Nasution No.7

A Medan Johor. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe C yang memiliki

jumlah perawat 103 orang. Penelitian Pinem (2010) tentang pengaruh budaya

organisasi dan penerapan standar operasional prosedur pelayanan keperawatan

terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan

menyatakan bahwa kinerja perawat di rumah sakit tersebut masih kurang yaitu

61.7%,karena motivasi merupakan dorongan atau semangat yang muncul dari

dalam diri perawat untuk bersikap dan berperilaku, maka peneliti mengaitkan

kemungkinan terjadinya penurunan pada motivasi kerja sehingga akan berdampak

terhadap kinerjanya.Begitu pentingnya motivasi terhadap kinerja perawat,

sehingga peneliti tertarik mengetahui tentangfaktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan.

(17)

1.2Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah ada faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan.

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi faktor staf di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan

b. Mengidentifikasi faktor lingkungan kerja di Rumah Sakit UmumMitra Sejati

Medan

c. Mengidentifikasi faktor kepemimpinan di Rumah Sakit UmumMitra Sejati

Medan

d. Mengidentifikasi motivasi kerja perawat di Rumah Sakit UmumMitra Sejati

Medan

e. Mengetahui hubungan faktor staf dengan motivasi kerja perawat di Rumah

Sakit UmumMitra Sejati Medan

f. Mengetahui hubungan faktor lingkungan kerja dengan motivasi kerja perawat

di Rumah Sakit UmumMitra Sejati Medan

g. Mengetahui hubungan faktor kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat

di Rumah Sakit UmumMitra Sejati Medan

(18)

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Praktek Keperawatan

Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit untuk meningkatkan motivasi

kerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan.

1.4.2 Bagi Pendidikan Keperawatan

Menambah data dan kepustakaan pendidikan untuk meningkatkan

pengetahuan dan motivasi peserta didik dalam memberikan asuhan keperawatan.

1.4.3 Bagi Penelitian selanjutnya

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dan sebagai bahan masukan

bagi penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja perawat.

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep Motivasi

2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi adalah tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi

kebutuhan yang belum terpenuhi. Hal ini adalah keinginan untuk melakukan

upaya mencapai tujuan atau penghargaan untuk mengurangi ketegangan yang

disebabkan oleh kebutuhan tersebut (Marquis & Huston, 2010). Motivasi adalah

bagian fundamental dari kegiatan manajemen sehingga semua kegiatan organisasi

tidak akan berfaedah jika anggota yang ada didalam organisasi tersebut tidak

termotivasi menyumbangkan usaha guna memenuhi tugas yang dibebankan

kepadanya (Suyanto, 2009).

Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk

membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan

dengan lingkungan kerja (Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam, 2012). Menurut

Suyanto (2009) motivasi kerja adalah dorongan dan keinginan sehingga staf

melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan baik demi mencapai tujuan yang

diinginkan.

(20)

2.1.2 Teori Motivasi Menurut Abraham Maslow

Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakikatnya adalah

untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Abraham Maslow orang termotivasi

untuk memuaskan kebutuhan tertentu, mulai dari kebutuhan bertahan hidup dasar

sampai kebutuhan hidup kompleks, bahwa orang mencari kebutuhan yang lebih

tinggi saat kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi secara dominan.

Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan

dan aktualisasi diri (Marquis & Huston, 2010). Kelima kebutuhan tersebut adalah:

a. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup seseorang (Hasibuan, 1996).

Kebutuhan-kebutuhan fisiologikal ini memiliki karakteristik, yaitu relatif independen satu

sama lain, dapat diidentifikasi dengan sebuah lokasi khusus didalam tubuh, pada

sebuah kultur berkecukupan kebutuhan ini bukan merupakan motivator-motivator

tipikal, melainkan motivator-motivator yang tidak biasa. Maka kebutuhan ini

harus dipenuhi secara berulang-berulang dalam periode waktu yang relatif singkat

agar tetap terpenuhi (Winardi, 2001). Kebutuhan itu meliputi makanan, minuman,

istirahat, tidur, kontrol suhu dan menghindari rasa sakit (Gillies, 1996).

Terpenuhinya kebutuhan fisiologis merupakan faktor utama untuk

mempertahankan hidup. Kebutuhan utama inilah yang mendorong setiap individu

melakukan pekerjaan apa saja, karena ia akan memperoleh imbalan, baik berupa

uang atau barang yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan utama ini

(Sitorus & Panjaitan, 2011). Dengan kata lain kebutuhan ini dapat merangsang

(21)

seseorang untuk berperilaku dan bekerja lebih giat (Hasibuan, 1996). Begitu juga

dengan perawat, dengan adanya tujuan untuk memenuhi kebutuhan ini,maka ia

akan terdorong atau termotivasi untuk bekerja lebih giat agar ia memperoleh

imbalan dari pekerjaan yang ia lakukan yang dapat ia gunakan untuk memenuhi

kebutuhan ini.

b. Kebutuhan Keamanan

Setiap individu mendambakan keamanan bagi dirinya. Setelah kebutuhan

pertama dan utama terpenuhi, timbul perasaan perlunya pemenuhan kebutuhan

keamanan (Sitorus & Panjaitan, 2011). Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan

akan keamanan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan dan

keselamatan dalam melakukan pekerjaan (Hasibuan, 1996). Kebutuhan ini

meliputi rasa aman, perlindungan, dan keselamatan (Gillies, 1996).Kebutuhan

keamanan ini juga mencakup keinginan untuk mengetahui batas-batas perilaku

yang diperkenankan, maksudnya keinginan akan kebebasan di dalam batas-batas

tertentu daripada kebebasan yang tidak ada batasnya. Seseorang yang tidak

memiliki pengetahuan lengkap tentang batas-batas perilaku yang diterima bagi

dirinya dapat mempunyai perasaan terancam (Winardi, 2001). Perawat yang

merasa aman, merasa dilindungi, dan terjamin keselamatannya dalam bekerja

maka akan lebih semangat dan giat dalam melakukan pekerjaan tersebut.

c. Kebutuhan Sosial

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai

serta diterima dalam pergaulan kelompok dan lingkungan tempat ia bekerja.

Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain

(22)

dilingkungan ia bekerja, kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap

manusia merasa dirinya penting, kebutuhan akan perasaan kemajuan dan

kebutuhan akan perasaan ikut serta (Hasibuan, 1996).perawat yang merasa dirinya

dihormati, diikutsertakan dalam menangani pasien, dan diterima dilingkungan ia

bekerja akan menstimulus perilakunya untuk bekerja lebih baik, karena ia merasa

nyaman dengan situasi kerja yang saling mendukung dan saling menghormati

tersebut.

Setiap manusia senantiasa perlu pergaulan dengan sesama manusia lain.

Selama hidup manusia di dunia ini tidak mungkin terlepas dari pihak lain.

Walaupun sudah terpenuhi kebutuhan pertama dan kedua, jika ia tidak dapat

bergaul pasti ia merasakan kegelisahan (Sitorus & Panjaitan, 2011).

d. Kebutuhan Harga Diri atau Penghargaan

Setiap manusia mendambakan penghargaan. Itulah sebabnya orang

berusaha melakukan pekerjaan atau kegiatan yang memungkinkan ia mendapat

penghormatan dan penghargaan dari oranglain (Sitorus & Panjaitan, 2011).

Kebutuhan harga diri atau penghargaan ini meliputi status, menghargai orang lain,

dan menghargai diri sendiri (Gillies, 1996).Kebutuhan ini juga berkaitan dengan

reputasi seorang individu atau penghargaan dari pihak lain, kebutuhan akan

status,pengakuan, apresiasi terhadap dirinya, dan respek yang diberikan oleh

pihak lain (Winardi, 2001). Perawat yang telah melakukan pekerjaannya secara

profesional kiranya perlu mendapatkan penghargaan yang diperoleh dari atasan,

rekan kerja, dan rumah sakit dimana ia bekerja sebagai harapan dikedepannya

agar ia bekerja lebih baik lagi.

(23)

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk merealisasikan potensi

yang ada pada dirinya untuk mencapai pengembangan diri secara berkelanjutan

dan untuk menjadi kreatif dalam arti kata seluas-luasnya (Winardi, 2001).

Kebutuhan aktualisasi ini berbeda dengan dengan kebutuhan lainnya, kebutuhan

ini dapat dipenuhi berdasarkan usaha individu itu sendiri dan berhubungan dengan

pertumbuhan seorang individu yang berlangsung secara terus menerus (Hasibuan,

1996). Seseorang yang sudah mencapai kebutuhan ini senantiasa percaya diri dan

berusaha mempertahankan prestasinya (Sitorus & Panjaitan, 2011). Dengan

adanya kesempatan untuk tumbuh dan berkembang bagi perawat, maka akan

menumbuhkan motivasi juga bagi perawat itu sendiri.

Teori kebutuhan yang disampaikan oleh Abraham maslow dapat dikaitkan

dengan motivasi perawat dalam bekerja, dengan adanya tujuan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan tersebut menjadikan perawat bekerja lebih giat dan lebih

semangat, karena dengan bekerja ia akan mendapat imbalan baik materil dan

nonmaterial yang ia harap dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Kebutuhan yang terpenuhi akan menjadi pemotivator bagi perawat untuk bekerja

lebih giat lagi.Masalah-masalah yang muncul pada staf keperawatan seperti

kurang semangat, tidak disiplin, dan datang terlambat, maka manager sangat

berperan penting untuk meninjau permasalahan tersebut menurut teori kebutuhan

dasar Maslow. Apakah kebutuhan tersebut sudah terpenuhi atau belum. Jika

kebutuhan tersebut belum terpenuhi maka kemungkinan motivasi kerja menjadi

buruk (Suyanto, 2009).

(24)

2.1.3 Tujuan Motivasi Kerja

Tujuan motivasi kerja adalah mendorong gairah dan semangat kerja,

meningkatkan moral dan kepuasan kerja, meningkatkan produktivitas kerja,

mempertahankan loyalitas dan kestabilan pekerja, meningkatkan kedisiplinan dan

menurunkan tingkat absensi pekerja, mengefektifkan pengadaan pekerja,

menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, meningkatkan kreativitas dan

partisipasi pekerja, meningkatkan kesejahteraan pekerja, dan meningkatkan rasa

bertanggungjawab yang tinggi para pekerja(Hasibuan, 1996).

2.1.4 Prinsip-Prinsip dalam Memotivasi Kerja

Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai meliputi

prinsip partisipatif, komunikasi, mengakui andil bawahan, pendelegasian

wewenang, dan memberi perhatian. Prinsip partisipatif yaitu memberikan

kesempatan kepada pegawai ikut berpartisipasi menentukan tujuan yang akan

dicapai oleh pemimpin dalam upaya memotivasi kerja. Prinsip komunikasi adalah

mengkomukasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian

tugas, informasi yang jelas akan membuat kerja pegawai lebih mudah

dimotivasi(Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam 2012).

Prinsip selanjutnya adalah mengakui andil bawahan, yaitu pemimpin

mengakui bahwa bawahan(pegawai) mempunyai andil dalam usaha pencapaian

tujuan, dengan pengakuan tersebut pegawai akan mudah termotivasi. Prinsip

pendelegasian wewenang adalah memberikan otoritas atau wewenang kepada

bawahan untuk dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang

(25)

dilakukannya sewaktu-waktu, hal ini dapat membuat pegawai termotivasi

mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. Prinsip memberi perhatian

adalah memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahannya,

sehingga bawahan akan termotivasi bekerja sesuai dengan harapan pemimpin.

(Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam 2012).

2.1.5 Dimensi Motivasi Kerja

Ditinjau dari terminologi umum tentang motivasi kerja yang memberikan

makna sebagai daya dorong, keinginan, kebutuhan dan kemauan, maka dimensi

motivasi kerja bagi personel dipengaruhi oleh dua faktor intrinsik seperti

pengakuan, tanggungjawab, dan pengembangan diri yang dikategorikan sebagai

faktor motivasi. Sedangkan faktor ekstrinsik seperti kebijaksanaan, hubungan

antar pribadi, dan situasi kerja dikategorikan sebagai faktor ketahanan/penyehat

(Suyanto, 2009).

2.1.6 Strategi Meningkatkan Motivasi

Salah satu cara meningkatkan motivasi adalah menata kembali penugasan

yang ada dengan memodifikasi setiap tugas keperawatan agar dapat meningkatkan

tanggungjawab, otonomi dan pengembangan sikap professional (Marquis &

Houston, 1998 dalam Suyanto, 2009). Selanjutnya agar motivasi dapat terus ada,

maka perlu cara lain seperti menciptakan iklim kerja. Adapun cara

menciptakannya adalah sebagai berikut: Mengidentifikasi sumber stress (jumlah

pasien yang berlebihan, kondisi pasien yang berat dan serius, staf perawat kurang,

(26)

konflik diantara perawat-dokter). Langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan

pencegahan atau mengurangi stress, dengan cara rotasi dinas, tidak terlalu sering

melakukan perubahan, dan mengadakan program latihan. Cara lain yang dapat

dilakukan adalah menciptakan suasana kerja yang akrab dan terbuka, komunikasi

yang efektif baik secara verbal maupun nonverbal secara horizontal, mengurangi

kontrol yang berlebihan pada tugas yang telah diberikan agar dapat

mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab staf, memberikan

reinforcement pada hasil kerja/penampilan yang positif, peningkatan

kesejahteraan, dan mengembangkan konsep kerja tim (Suyanto, 2009).

2.1.7 Teknik Memotivasi

Teknik memotivasi bawahan dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan,

seperti; bersikap baik dengan cara menciptakan kondisi kerja, menggunakan

kekerasan yaitu pemimpin menggunakan wewenangnya untuk menekan bawahan,

perundingan implisit yaitu melalui perundingan antara bawahan dan atasan

terhadap hasil kerja yang dicapai sesuai dengan imbalan yang akan diberikan,

kompetisi yaitu dengan memberikan kesempatan seseorang untuk melakukan

pekerjaannya sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya, internalisasi yaitu

pertimbangan terhadap keterampilan,kebebasan, perhatian, dan percaya diri yang

dimiliki (Suyanto, 2009).

(27)

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Motivasi dalam bekerja dipengaruhi oleh dua faktor meliputi faktor

motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri individu tersebut yang mendorong

dirinya menjadi lebih produktif. Motivasi intrinsik secara langsung berhubungan

dengan tingkat ambisi seseorang. (Marquis & Huston, 2010). Faktor intrinsik

meliputi faktor staf, seperti ciri-ciri pribadi seseorang (individual characteristics),

tingkat dan jenis pekerjaan (job characteristics) dan lingkungan kerja (work

situation characteristics). Faktor ektrinsik meliputi lingkungan kerja dan

kepemimpinan (Sitorus & Panjaitan, 2011).

2.2.1 Faktor Staf

Faktor staf yaitu faktor yang memiliki peranan penting dalam motivasi

seperti kemampuan kerja, semangat atau moral kerja, rasa kebersamaan dalam

kehidupan kelompok, prestasi dan produktivitas kerja. Tiga faktor utama yang

berpengaruh pada motivasi staf yaitu, ciri-ciri pribadi seseorang, tingkat dan jenis

pekerjaan, dan lingkungan kerja.

Karakteristik perorangan atau ciri-ciri pribadi seseorang (individual

characteristics) adalah minat, sikap dan kebutuhan yang dibawa oleh seseorang

kedalam situasi kerja. Setiap orang memiliki karakterisitik yang berbeda, karena

itu motivasi mereka akan berbeda pula. Karakteristik tingkat dan jenis pekerjaan

(job characteristics) adalah atribut dari tugas karyawan dan meliputi besarnya

tanggung jawab, variasi tugas, dan sejauh mana pekerjaan itu memberikan

kepuasan. Karakteristik lingkungan kerja (work situation characteristics) adalah

(28)

faktor-faktor dalam pekerjaan individu meliputi dorongan rekan kerja,

penghargaan dan kepedulian dari organisasi itu sendiri (Sitorus dan Panjaitan,

2011).

2.2.2 Lingkungan kerja

Faktor lingkungan kerja meliputi kebijakan-kebijakan yang telah

ditetapkan dalam organisasi tersebut, termasuk prosedur kerja, rencana dan

program kerja, persyaratan kerja, alat-alat dan sarana yang diperlukan didalam

mendukung pelaksanaan kerja, termasuk tempat bekerja (Sitorus dan Panjaitan,

2011).

2.2.3 Kepemimpinan

Faktor kepemimpinan dalam arti sifat-sifat dan perilaku pemimpin

terhadap staf, bagaimana pemimpin sukses mempengaruhi orang lain untuk

bekerjasama secara produktif dan dalam kondisi yang menyenangkan, atau yang

disebut sebagai pemimpin yang efektif. Komponen yang efektif meliputi

mempunyai pengetahuan yang baik tentang kepemimpinan dan menguasai bidang

kepakarannya, mempunyai kesadaran diri yang baik dan dengan memahami

dirinya dan orang orang lain, berkomunikasi secara jelas dan efektif, bersemangat

melakukan aktifitas pada area tanggung jawabnya, menetapkan tujuan dan jelas

diketahui stafnya, dan melakukan dengan konkrit (action) (Sitorus dan Panjaitan,

2011).

(29)

Komponen pengetahuan adalah pemimpin memahami tentang

kepemimpinan antara lain pengertian, gaya kepemimpinan, bagaimana menjadi

pemimpin yang efektif dan pengetahuan tentang bidang kepakarannya. Pemimpin

cenderung menjadi tempat bertanya bagi orang lain. Pengetahuan yang baik juga

modal utama dalam mempengaruhi orang lain karena dia mampu menghasilkan

ide-ide baru. Disamping itu, seorang pemimpin juga kritis dan tidak menyenangi

pekerjaan rutin (Sitorus dan Panjaitan, 2011). Komponen kesadaran diri adalah

pemimpin menyadari kekurangan dan kelebihannya sehingga dia menjadi lebih

fleksibel, mandiri, dan tidak bergantung pada orang lain. Pemimpin dapat

mengekspresikan perasaan senang dan penghargaan kepada orang lain. Kesadaran

diri ini penting karena bila seseorang menyukai dirinya, orang tersebut akan lebih

disukai orang lain. Kalau seorang merasa dirinya seorang pemimpin, maka ia akan

cenderung menjadi pemimpin (Sitorus dan Panjaitan, 2011).

Komponen komunikasi adalah pemimpin menjadi pendengar yang baik,

berkomunikasi jelas dengan orang lain, memberikan umpan balik kepada staf

tanpa menyalahkan, dan juga menerima umpan balik tentang dirinya dengan baik.

pengaruh yang besar dari pemimpin ialah saat mengkomunikasikan visinya

kepada kelompok/ruangan (Sitorus dan Panjaitan, 2011). Komponen bersemangat

adalah pemimpin yang bersemangat dapat meningkatkan efektifitas pekerjaan.

Saat berinteraksi semngat pemimpin dapat menular kepada stafnya (Sitorus dan

Panjaitan, 2011). Komponen tujuan/sasaran adalah pemimpin menetapkan tujuan

sejalan dan dapat diterima kelompok, oleh karena itu pemimpin mencari masukan

dari stafnya dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai (Sitorus dan Panjaitan,

(30)

2011). Komponen bekerja secara konkrit (action) adalah pemimpin tidak hanya

berangan tetapi melakukan secara konkrit. pemimpin mempunyai ide-ide baru dan

tidak menunggu instruksi. pemimpin mengerahkan dan mempberdayakan orang

lain serta berani bertanggung jawab (Sitorus dan Panjaitan, 2011).

Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap unsur

pimpinan sebab keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain

tergantung pada kemampuan pemimpin untuk menciptakan motivasi yang tepat

bagi staf (Sitorus& Panjaitan, 2011). Hal yang sama juga disampaikan Suyanto

(2009) keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dapat

dilihat bila mampu menciptakan suasana motivasi yang sesuai dengan keadaan

bawahan dan pekerjaannya.

(31)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang

satu dengan variabel yang lain dari masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo,

2010). Berdasarkan tujuan penelitian sebelumnya maka kerangka penelitian ini

bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja

perawat di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan.

Skema. 3 Kerangka Penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Perawat

3.2 Definisi Operasional

Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja perawat dan variabel dependen yaitu

motivasi kerja.

Motivasi Kerja Faktor-faktor mempengaruhi

motivasi kerja

1. Staf

2. Lingkungan kerja 3. Kepemimpinan

(32)

Tabel 1. Definisi operasional faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja perawat

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur 1 Faktor-faktor

yang terdiri dari 8, pernyataan (1,2,3,4,5,6,7,8)

- Dikategorikan 26-32baik, 17-25 kurang baik, dan 8-16 tidak baik

- Ordinal

(33)

- Lingkungan terdiri dari 9, pernyataan (9,10,11,12,13,1 4,15,16,17)

-Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 8, pernyataan (18,19,20,21,22, 23,24,25)

- Dikategorikan 29-36baik, 19-28 kurang baik, dan 9-18 tidak baik

(34)

2 Motivasi kerja Dorongan

3.3Hipotesis Peneleitian

Hasil penelitian menunjukkan:

3.3.1 Adanya hubungan faktor staf dengan motivasi kerja perawat di Rumah

Sakit Mitra Sejati Medanyang berarti H nol (Ho) ditolak.

3.3.2 Adanya hubungan faktor lingkungan dengan motivasi kerja perawat di

Rumah Sakit Mitra Sejati Medanyang berarti H nol (Ho) ditolak.

3.3.3 Adanya hubungan faktor kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat di

Rumah Sakit Mitra Sejati Medan yang berarti H nol (Ho) ditolak.

(35)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif. Desain

penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja perawat di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan.

4.2Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Rumah Sakit

Mitra Sejati Medan. Berdasarkan data yang didapat dari bidang keperawatan

Rumah Sakit Mitra Sejati Medan, total populasi perawat pelaksana adalah

sebanyak 103orang.

4.2.2 Sampel penelitian

Teknik pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan cara

purposive sampling.Sampel pada penelitian ini berdasarkan ktiteria inklusi yaitu

perawat pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan

dengan pengalaman kerja minimal satu tahun dan tidak sedang cuti bekerja.Besar

sampel pada penelitian adalah 89 perawat pelaksana berdasarkan kriteria inklusi.

(36)

4.3Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada April - Mei 2014 di Rumah Sakit Umum

Mitra Sejati Medan. Alasan peneliti memilih rumah sakit tersebut karena belum

pernah dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja perawat di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan.

4.4Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dengan izin dari Pimpinan Rumah Sakit

Umum Mitra Sejati Medan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pertimbangan

etik yang harus diperhatikan, yaitu autonomy, beneficence, maleficience, anomity,

dan justice. Pertimbangan etik terkait penelitian ini dilakukan melalui Komisi Etik

Penelitian Kesehatan dari institusi Fakultas Keperawatan.

Prinsip autonomy adalah peneliti memberikan kebebasan bagi calon

responden menentukan keputusan sendiri apakah bersedia ikut dalam penelitian

atau tidak, tanpa ada paksaan atau pengaruh dari peneliti. Prinsip

beneficenceadalah bahwa penelitian yang dilakukan haruslah me,punyai

keuntungan baik bagi peneliti maupun bagi responden penelitian. Prinsip

maleficiencebahwa penelitian ini menggunakan prosedur yang tidak menimbulkan

bahaya bagi responden. Prinsip anomity bahwa peneliti mencantumkan nama

responden dan hanya menuliskan kode atau inisial nama responden pada lembar

pengumpulan data. Prinsip justicebahwa peneliti tidak melakukan diskriminasi

(37)

saat memilih responden penelitian. Responden dipilih berdasarkan criteria inklusi

yang telah ditetapkan.

4.5Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah

kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah jenis kuesioner tertutup, yaitu

yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden hanya tinggal

membubuhkan tanda check-list (√) pada kolom yang tersedia.

Kuesioner ini terdiri atas tiga bagian yaitu kuesioner data demografi

perawat, kuesioner pernyataan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja perawat, dan kuesioner pernyataan untuk motivasi kerja perawat. Bagian

pertama berupa kuesioner data demografi meliputi kode, initial, umur, jenis

kelamin, agama, suku, pendidikan terakhir, dan masa kerja.

Bagian kedua berupa kuesioner untuk faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi kerja perawat terdiri dari 25 pernyataan. Kuesioner yang digunakan

penelitian ini adalah kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja

perawat yang disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang terdiri dari

(1-8) pernyataan untuk faktor staf, (9-17) pernyataan untuk faktor lingkungan

kerja, dan (18-25) pernyataan untuk faktor kepemimpinan. Kuesioner pada

penelitian berupa pernyataan positif dan menggunakan skala likert dengan 4

pilihan jawaban yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju

(KS), Tidak Setuju (TS). Skor nilai yang diberikan dari 1 sampai 4, dimana

jawaban Sangat Setuju (SS) bernilai 4, Setuju (S) bernilai 3, Kurang Setuju (KS)

(38)

bernilai 2, Tidak Setuju (TS) bernilai 1. Dengan total skor untuk faktor staf 8-32,

faktor lingkungan kerja 9-36, dan faktor kepemimpinan 8-32.

Berdasarkan rumus statistik untuk mencari panjang kelas yaitu p= rentang

/banyak kelas, dimana p merupakan panjang kelas, rentang didapat dengan

mengurangi nilai tertinggi dan nilai terendah sehingga didapat untuk faktor staf

24, lingkungan kerja 27, dan kepemimpinan 24 dan banyak kelas dibagi 3 kategori

kelas untuk faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja perawat, maka akan

diperoleh panjang kelas untuk faktor staf p=8, lingkungan kerja p=9, dan

kepemimpinan p=8. faktor staf dengan p = 8 dan nilai terendah 8 sebagai batas

bawah kelas interval pertama, maka faktor staf dikategorikan atas kelas interval

sebagai berikut: 8-16 adalah tidak baik, 17-25 kurang baik, dan 26-32baik, faktor

lingkungan kerja dengan p = 9 dan nilai terendah 9 sebagai batas bawah kelas

interval pertama, maka faktor lingkungan kerjadikategorikan atas kelas interval

sebagai berikut: 9-18 adalah tidak baik, 19-28 kurang baik, dan 29-36baik, dan

faktor kepemimpinan dengan p = 8 dan nilai terendah 8 sebagai batas bawah kelas

interval pertama, maka faktor kepemimpinandikategorikan atas kelas interval

sebagai berikut: 8-16 adalah tidak baik, 17-25 kurang baik, dan 26-32baik.

Bagian ketiga berupa kuesioner untuk motivasi kerja perawat terdiri dari

18 pernyataan. Kuesioner yang digunakan penelitian ini adalah Kuesioner

motivasi kerja yang disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang

terdiri dari (1-3) pernyataan untuk kebutuhan fisiologis, (4-8) pernyataan untuk

kebutuhan keamanan, (9-11) pernyataan untuk kebutuhan sosial, (12-15)

pernyataan untuk kebutuhan penghargaan, (16-18) pernyataan untuk

(39)

kebutuhanaktualisasi diri. Pernyataan dalam kuesioner disusun dengan

menggunakan skala likert dengan 4pilihan jawaban yang terdiri dari Sangat Setuju

(SS), Setuju (S),Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS). Skor nilai yang diberikan

dari 1 sampai 4, dimana untuk pernyataan Sangat Setuju (SS) bernilai 4, Setuju

(S) bernilai 3, Kurang Setuju (KS) bernilai 2, Tidak Setuju (TS) bernilai 1, dengan

total skor 18-72.

Berdasarkan rumus statistik untuk mencari panjang kelas yaitu p=

rentang/banyak kelas, dimana p merupakan panjang kelas, rentang didapat dengan

mengurangi nilai tertinggi dan nilai terendah sehingga didapat 54 dan banyak

kelas dibagi 3 kategori kelas untuk motivasi kerja perawat, maka akan diperoleh

panjang kelas sebesar 18. dengan p = 18 dan nilai terendah 18 sebagai batas

bawah kelas interval pertama, maka motivasi kerja perawat dikategorikan atas

kelas interval sebagai berikut: 18-36adalah motivasi tidak baik, 37-55 motivasi

kurang baik dan 56-72 adalah motivasi baik.

4.6Uji Validitas dan Reliabilitas

4.6.1 Uji Validitas

Uji Validitas yang digunakan adalah validitas konstrak. Uji validitas

dilakukan di Rumah Sakit Advent dengan jumlah sampel 30 dengan r tabel 0.3.

Nilai dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel, sedangkan nilai dinyatakan tidak

valid apabila r tabel < r hitung. Kuesioner yang nilai hitungnya < 0.3 maka

kalimat pada pernyataan di masing-masing variabel tersebut direvisi oleh peneliti

(40)

karena kesalahan variabel terdapat pada redaksinya. Hasil uji validitasnya

dinyatakan valid karena semua nilai r hitungnya tidak kurang dari 0.3.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, serta menunjukkan apakah hasil

pengukuran tetap konsisten atau tidak bila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih pada gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas dalam penelitian dilakukan uji cronbach

alpha. Uji reliabilitasdilakukan kepada 30 orang dari populasi yang sesuai dengan

kriteria sampel penelitian yang berada di Rumah Sakit Advent Medan.Alasan

dilakukan uji di rumah sakit tersebut karena Rumah Sakit Advent Medan

merupakan rumah sakit tipe C yang sama tipenya dengan Rumah Sakit Umum

Mitra Sejati Medan.

Hasil uji reliabilitas instrumen faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

kerja (staf, lingkungan kerja, kepemimpinan) dinyatakan reliabeldengan

menggunakan cronbach alfha 0.954.Hasil uji reliabilitas instrumen motivasi kerja

adalah 0.903.

4.7Pengumpulan Data

Tahap awal penelitian ini dimulai dengan mengurus surat izin ke rumah

sakit yang telah disetujui oleh pihak akademik, apabila telah disetujui peneliti

berkoordinasi dengan bagian keperawatan dan kepala ruangan di masing-masing

(41)

ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan. Kemudian memilih

responden yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan peneliti atas bantuan

kepala ruangan, dan menyebarkan kuesioner kepada responden di ruang rawat

inap rumah sakit tersebut.

Setelah memilih kriteria responden peneliti memeriksa data responden di 6

ruangan rawat inap melalui bantuan kepala ruangan. Kemudian peneliti

melakukan pengumpulan data dengan cara mengambil lebih kurang 10 responden

setiap kunjungan selama 1 bulan untuk seluruh ruangan pada shift pagi, sore, dan

malam. Peneliti menemui responden disaat sedangistirahat dan tidak sibuk

bekerja. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan proses penelitian,

lalu responden dipersilahkan untuk menandatangani surat persetujuan penelitian

apabila bersedia menjadi responden. Kemudian, peneliti mempersilahkan

responden untuk mengisi kuesioner dengan diberi waktu lebih kurang 30 menit,

dan memberi kesempatan kepada responden untuk bertanya apabila ada

pernyataan yang tidak dimengerti. Setelah selesai pengumpulan data maka peneliti

memeriksa kembali kelengkapan kuesioner, kemudian mengumpulkan kuesioner

yang telah diisi oleh responden dengan lengkap.

(42)

4.8Analisa Data

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini

ada dua, yaitu:

4.8.1 Statistik Univariat

Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu

variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian. Pada

penelitian ini, analisa data dengan metode statistik univariat digunakan untuk data

demografi, menganalisa variabel independen yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi kerja dan variabel dependen yaitu motivasi kerja di

Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan. Hasil analisa data demografi untuk usia

dan lama kerja diolah dalam data numerik di analisa dengan mean, median,

standar deviasi, minimal, dan maksimal dengan 95% confident interval.Jenis

kelamin, agama, suku, dan pendidikan terakhir diolah dalam data distribusi

frekuensi dan persentase (Dahlan, 2011).Variabel faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi kerja (Staf, lingkungan kerja, dan kepemimpinan) terdiri

dari 3 kategori jawaban yaitu baik, kurang baik, dan tidak baik. Variabel motivasi

kerja didistribusikan kedalam 3 kategori jawaban yaitu motivasi kerja baik,

kurang baik dan tidak baik.

4.9Statistik Bivariat

Bivariat statistik adalah suatu prosedur untuk menganalisa hubungan

antara dua variabel (Notoatmodjo, 2010). Uji statistik yang digunakan adalah uji

statistik Korelasi Spearmanyang bertujuan untuk melihat pengaruh variabel

independen dan dependen. Uji statistikini melihat nilai p (p value), kekuatan

(43)

korelasi ( r ) dan arah korelasi. p value bertujuan untuk melihat apakah terdapat

korelasi yang bermakna antara dua variabel atau tidak, dikatakan bermakna

apabila p < 0.05. Kekuatan korelasi ( r ) bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

kekuatan hubungan dua variabel, 0.00-0.199 dinyatakan sangat lemah, 0.20-0.399

lemah, 0.40-0.599 sedang, 0.60-0.79 kuat dan 0.80-1.000 dinyatakan sangat kuat.

Arah korelasi bertujuan untuk melihat apakah arah korelasi tersebut positif

(searah) atau negatif (berlawanan arah), dinyatakan positif apabila semakin besar

nilai satu variabel menyebabkan semakin besar pula nilai variabel lainnya,

dinyatakan negatif apabila semakin besar nilai satu variabel menyebabkan

semakin kecil nilai variabel lainnya (Dahlan, 2008). Variable independen pada

penelitian ini yaitu staf, lingkungan kerja, dan kepemimpinan, kemudian variabel

dependen yaitu motivasi kerja.

(44)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian menguraikan tentang hasil penelitian faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati

Medan. Penelitian dilakukan dari bulan April hingga Mei 2014 dengan jumlah

responden sebanyak 89 orang yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Mitra

Sejati Medan. Hasil penelitian berupa univariat dan bivariat.

5.1.1 Analisis Univariat

Hasil analisa univariat menggambarkan distribusi responden berdasarkan

karakteristik demografi responden (umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan

terakhir, lama berkerja), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja (staf,

lingkungan kerja, kepemimpinan) dan motivasi kerja. dapat dilihat pada tabel

berikut:

(45)

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan terakhir, dan lama bekerjadi Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan(n=89)

Variabel Jumlah Persentase (%)

Umur

Hasil analisa pada tabel 5.1 didapatkan bahwa rentang umur responden

23-45 tahun, Sebagian besar responden adalah perempuan sebanyak 78.7 %, lebih

dari separohnya beragama islam 65.2 %, suku batak 61.8 %, pendidikan terakhir

S1 keperawatan 58.4 %, serta rentang lama bekerja adalah 1-11 tahun.

(46)

Tabel 5.2Distribusi frekuensi faktor staf, lingkungan kerja, dan kepemimpinan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan (n=89)

No Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

1 Staf Baik 6 6.7

Kurang Baik 70 78.7

Tidak Baik 13 14.6

2 Lingkungan Kerja Baik 12 13.5

Kurang Baik 54 60.7

Tidak Baik 23 25.8

3 Kepemimpinan Baik 21 23.6

Kurang Baik 68 76.4

Tidak Baik 0 0

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa faktor staf sebagian besar 78.7% kurang baik,

faktor lingkungan kerja sebanyak 60.7% kurang baikdan faktor kepemimpinan

sebagian besar76.4%.

Tabel 5.3Distribusi frekuensi motivasi kerja di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan (n=89)

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Motivasi kerja Baik 20 22.5

Kurang Baik 69 77.5

Tidak Baik 0 0

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar 77.5% motivasi kerja responden

pada kategori kurang baik.

(47)

5.1.2 Analisis Bivariat

Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan korelasi spearman.

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang

bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen.

Tabel 5.4 Hasil analisis korelasi faktor staf, lingkungan, dan kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan(n=89)

Variabel R p value

Faktor Staf 0.605 0.000

Faktor Lingkungan 0.645 0.000

Faktor Kepemimpinan 0.294 0.005

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa hubungan faktor staf dengan motivasi kerja

perawat menunjukkan pola positif, artinya semakin baik faktor staf maka akan

semakin baik pula motivasi perawat dalam bekerja, dengan hubungan kuat 0.605.

Hasil uji statistik lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara faktor staf dengan motivasi kerja perawat (pvalue 0.000 < 0.05,

maka Ho ditolak).

Hubungan faktor lingkungan dengan motivasi kerja perawatmenunjukkan

pola positif juga, artinya semakin baik faktor lingkungan maka akan semakin baik

motivasi perawat dalam bekerja, dengan hubungan tersebut 0.645. Hasil uji

statistik lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara faktor lingkungan dengan motivasi kerja perawat (P value 0.000 < 0.05,

maka Ho ditolak).

(48)

Hubungan faktor kepemimpinan dengan motivasi kerja

perawatmenunjukkan pola positif, artinya semakin baik faktor kepemimpinan

maka semakin baik pula motivasi perawat dalam bekerja, dengan hubungan lemah

0.294. Hasil uji statistik lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara faktor kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat (P value

0.005< 0.05, maka Ho ditolak).

5.2 Pembahasan

5.2.1 Faktor Staf

Faktor staf merupakan salah satu bagian dalam organisasi yang terdiri dari

kebutuhan-kebutuhan yang dibawa staf kedalam situasi kerja, variasi pekerjaan,

dukungan orang-orang disekitar kerja, tanggung jawab, penghargaan, dan

kepuasan yang dibawa staf itu sendiri ke dalam situasi kerja (Sitorus dan

Panjaitan, 2011).Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor staf pada kategori

kurang baik 78.7%. Hal ini didukung dari item kuesioner tentang faktor staf yang

menyatakan bahwa perawat bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya, perawat kurang mendapat kepedulian dan penghargaandari orang

sekitar kerja, dan bahkan perawat mengevaluasi dirinya kurang memiliki

tangggung jawab dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa perawat bukan

hanya membutuhkan kebutuhan fisiologisnya saja terpenuhi, melainkan

membutuhkan rasa saling menghargai dan peduli dilingkungan kerja.

Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa salah satu faktor staf adalah

penghargaan dan tanggung jawab. Hal ini berarti faktor staf adalah faktor yang

(49)

penting dalam organisasi.Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian

Aprilia (2012) yang menyatakan bahwa tanggung jawab perawat tinggi di RSUD

PROF.Dr.H. Aloei Saboe.

Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa14.6% perawat menyatakan bahwa

faktor staf pada kategori tidak baik. Hal ini didukung dari kuesioner yang

menyatakan bahwa perawat tidak puas terhadap pekerjaannya. Pada penelitian ini

hanya 6.7 % perawat yang menyatakan bahwa faktor staf baik dan hanya sedikit

pula perawat yang menyatakan puas terhadap pekerjaannya. Hal ini disebabkan

karena adanya perbedaan karakteristik perawat baik dari usia maupun lama

bekerja. Perawat yang usianya lebih tua biasanya akan berkurang produktifitas

kerjanya, hal ini sesuai dengan pernyataan Robbins dan Judge (2008) yang

menyatakan bahwa kinerja seseorang akan menurun seiring bertambahnya usia.

Lama bekerja juga mempengaruhi kepuasaan kerja perawat, semakin lama

seseorang dalam dalam suatu pekerjaan maka akan semakin kecil kemungkinan

untuk mengundurkan diri, artinya menunjukkan bahwa perawat tersebut puas

terhadap pekerjaannya (Robbin dan Judge, 2008).Hal tersebut dapat dinyatakan

bahwa di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan memiliki komitmen kerja yang

masih berubah-ubah yang terbukti dari usia perawat yang masih muda dengan

lama kerja singkat sehingga dapat mencerminkan motivasi kerja perawat.

(50)

5.2.2 Faktor Lingkungan kerja

Faktor lingkungan kerja adalah kondisi disekitar kerja yang meliputi

kebijakan-kebijakan, prosedur kerja, rencana dan program kerja, persyaratan

kerja, alat-alat dan sarana yang diperlukan didalam mendukung pelaksanaan kerja,

serta tempat bekerja(Sitorus dan Panjaitan, 2011). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor lingkungan pada kategori kurang baik60.7%. Hal ini didukung dari

item kuesioner tentang faktor lingkungan yang menyatakan bahwa perawat

kurang patuh terhadap kebijakan di ruangan, tempat kerja kurang kondusif dan

ruangan kurang memberikan kenyamanan.Berbeda halnya pada item kuesioner

lingkungan kerja yang menyatakan bahwa alat-alat dirumah sakit lengkap dan

mendukung pelaksanaan kerja.Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya

kelengkapan alat-alat saja yang diperlukan didalam lingkungan kerja melainkan

kondisi lingkungan yang kondusif dan lingkungan yang memberikan

kenyamananperlu dalam pelaksanaan kerja.Hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian Aprilia (2012) yang menyatakan bahwa 84.3% perawat setuju

bahwa kondisi kerja atau lingkungan kerja di RSUD PROF.Dr.H. Aloei Saboe

baik.

Analisis selanjutnya didapatkan bahwa 25.8% perawat menyatakan

lingkungan kerja tidak baik. Hal ini didukung oleh Gatot dan Adisasmito (2004)

yang menyatakan bahwa 33.3% perawatsetuju kondisi tempat kerja tidak baik.

Ditambahkan Aprilia (2012) yang menyatakan bahwa 16.6% perawat menyatakan

kondisi kerja tidak baik dengan lingkungan yang tidak kondusif dan tidak

memberikan kenyamanan. Pada penelitian ini hanya 13.5% perawat yang

(51)

menyatakan bahwa lingkungan kerja baik. Hal ini didukung dari kuesioner yang

menyatakan bahwa 13.5% perawat setujukondisi lingkungan kerja kondusif. Hal

ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan kerja perlu ditingkatkan kembali agar

meningkatkan produktifitas kerja.

5.2.3 Faktor Kepemimpinan

Faktor kepemimpinan maksudnya adalah pemimpin mampu mempengaruhi

orang lain secara efektif, yaitu pemimpin memiliki pengetahuan yang baik tentang

kepemimpinannya, mempunyai kesadaran diri yang baik, memahami diri dan

orang lain, berkomunikasi secara jelas dan efektif, semangat melakukan aktifitas

pada area tanggung jawabnya, menetapkan tujuan secara jelas dan diketahui oleh

stafnya, serta melakukan pekerjaannya secara konkrit (action) (Sitorus dan

Panjaitan, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kepemimpinan pada kategori

kurang baik 76.4%.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratiwi,

Kartasurya, Irene, dkk (2014) yang menyatakan bahwa kualitas kepemimpinan di

RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak kurang baik. Hal ini juga didukung item

kuesioner faktor kepemimpinan yang menunjukkan bahwa pemimpin perlu

memiliki kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan pasien dengan kritis,

perlu mengoptimalkan pengarahan dan memberi masukan kepada perawat.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Sumarni (2008) di Rumah

Sakit Bangkatan Binjai yang menyatakan bahwa pemimpin di rumah sakit

tersebut memberi saran serta mendukung bawahan, pemimpin menyelesaikan

(52)

konflik dan berkomunikasi secara efektif, dan pemimpin memiliki kecakapan

sosial dalam bentuk mengartikulasikan pemikiran bawahannya, artinya bahwa

kepemimpinan dirumah sakit tersebut baik. Berbeda juga dengan penelitian

Atanay (2008) yang menyatakan bahwa kepemimpinan di Rumah Sakit Umum

Fak-fak pada kategori sedang 72.5%.

Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa 23.6% perawat menyatakan

kepemimpinan pada kategori baik. Hal ini didukung dari item kuesioner yang

menyatakan bahwa 28.1% perawat setuju pemimpin memberikan ide-ide baru

dalam mengatasi permasalahan pasien, dan 30.3% perawat setuju pemimpin

memberi motivasi kerja bagi perawat. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan

baik hanya saja perlu ditingkatkan lagi.

5.2.4 Motivasi kerja

Motivasi kerja adalah dorongan dan keinginan yang berpengaruh untuk

membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku seseorang sehingga

seseorang itu melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan baik demi

mencapai tujuan yang diinginkan (Suyanto, 2009). Motivasi ini dilihat dari teori

Abraham Maslow yang beranggapan bahwa orang termotivasi untuk memuaskan

kebutuhan tertentu, mulai dari kebutuhan bertahan hidup dasar sampai kebutuhan

hidup kompleks, kebutuhan itu berupa kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial,

penghargaan dan aktualisasi diri (Marquis & Huston, 2010).

Hasil analisis menunjukkan bahwa 77.5%perawat memiliki motivasi kerja

kurang baik.Hasil penelitian ini didukung dari item kuesioner motivasi kerja yang

(53)

menunjukkan bahwa kebutuhan keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi

diri kurang. Berbeda halnya pada kebutuhan fisiologis, perawat menyatakan

setuju bahwa kebutuhan fisiologisnya sudah terpenuhi dengan kategori motivasi

baik 22.5%. Hal ini menunjukkan bahwa perawat membutuhkan

kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi terpenuhi, seperti adanya jaminan kesehatan untuk

keamanan kerja, perasaan diikutsertakan, perasaan dihargai, dan diberi

kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan. Berdasarkan hasil tersebut

pentingnya terpenuhi kebutuhan keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi

diri guna meningkatkan motivasi kerja.

Hal ini sesuai dengan teori Abraham Maslow yang menyatakan bahwa

manusia hakikatnya hidup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya,

orang mencari kebutuhan yang lebih tinggi saat kebutuhan yang lebih rendah telah

terpenuhi (Marquis dan Huston, 2010).Hasilpenelitian ini berbeda dengan

penelitian Wulandari (2013) yang menyatakan bahwa motivasi kerja perawat

tinggi 68.8%, juga dengan penelitian Roatib, Suhartini dan Supriyadi (2006) yang

menyatakan bahwa motivasi perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung Semarang dalam kategori tinggi yaitu 80.9%, juga penelitian Aprilia

(2012) yang menyatakan bahwa motivasi kerja perawat tinggi yaitu 91.6%.

5.2.5 Hubungan Faktor Staf dengan Motivasi Kerja Perawat

Hasil analisis hubungan antara faktor staf dengan motivasi kerja perawat

menunjukkan pola hubungan positif (r=0.605). artinya bahwa semakin baik faktor

staf maka akan semakin baik motivasi perawat dalam bekerja, dan sebaliknya

(54)

semakin kurang baik faktor staf maka semakin mengurangi motivasi kerja. Hasil

analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor staf dengan

motivasi kerja perawat, dengan p value 0.000.Hubungan saling menghargai

dirumah sakit tersebut kurang, terbukti motivasi kerjanya juga kurang, berarti

rumah sakit tersebut butuh meningkatkan hubungan saling menghargai dalam

meningkatkan motivasi kerja perawat, sehingga dengan begitu tanggung jawab

perawat juga meningkat dalam memberikan pelayanan.

Begitu pentingnya pengaruh faktor staf ini terhadap motivasi kerja. Hal ini

didukung penelitian penelitian Juliani (2012) menyatakan bahwa tanggungjawab

dan kepuasan memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja perawat. Marquis &

Huston(2010) menyatakan bahwa hubungan interpersonal yang baik menciptakan

suasana memotivasi yang baik. Zulfikar (2004) menyatakan bahwa kepuasaan

memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja perawat.Gillies (1996) menyatakan

bahwa tugas/pekerjaan yang tidak membosankan mengurangi kejenuhan dan

dapat meningkatkan motivasi kerja staf.

5.2.6 Hubungan Faktor Lingkungan Kerja dengan Motivasi Kerja Perawat

Hasil analisis hubungan antara faktor lingkungan dengan motivasi kerja

perawat menunjukkan pola hubungan positif (r=0.645), artinya bahwa semakin

baik faktor lingkungan maka akan semakin baik motivasi perawat dalam bekerja,

dengan hubungan kuat 0.645.Hal ini sejalan dengan pernyataan Aprilia (2012)

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kondisi lingkungan kerja

dengan motivasi kerja perawat, kondisi kerja yang baik akan memberikan

(55)

motivasi kerja baik bagi perawat atau sebaliknya kondisi kerja yang kurang

nyaman akan membuat perawat tidak nyaman dalam menjalankan tugas

sehari-hari.

Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara faktor lingkungan

dengan motivasi kerja perawat, dengan p value0.000. Hal ini sejalan dengan

penelitianMarquis & Huston(2010)menyatakan bahwa lingkungan kerja yang

suportif atau mendukung akan menciptakan motivasi yang baik. Hal ini sejalan

dengan pernyataan Mangkunegara (2000 dalam Nursalam, 2012) yangmenyatakan

bahwa faktor lingkungan memegang peranan penting dalam motivasi, kondisi

kerja yang kondusif dapat menciptakan suasana yang memotivasi bagi perawat.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilham (2010) bahwa perawat

yang memilikimotivasi kerja yang rendah dikarenakan lingkungan kerja yang

tidak kondusif.Suyanto (2009) juga menyatakan bahwa motivasi kerja memiliki

beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah lingkungan kerja.

Faktor lingkungan menunjukkan sebagai faktor yang penting dalam

meningkatkan motivasi kerja perawat (Sitorus dan Panjaitan, 2011). Hal tersebut

berarti lingkungan kerja di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan belum

memiliki tempat kerja yang kondusif dan nyaman yang dapat meningkatkan

motivasi perawat.

5.2.7 Hubungan Faktor Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja Perawat

Analisis hubungan antara faktor kepemimpinan dengan motivasi kerja

perawat menunjukkan pola hubungan positif (r=0.294), artinya bahwa semakin

Gambar

Tabel 1. Definisi operasional faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan umur, jenis kelamin,
Tabel 5.2Distribusi frekuensi faktor staf, lingkungan kerja, dan kepemimpinan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan (n=89)
Tabel 5.4 Hasil analisis korelasi faktor staf, lingkungan, dan kepemimpinan dengan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan(n=89)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari pembuatan program ini adalah grafik Barber Johnson bulanan, triwulan, semester dan tahunan Rumah Sakit Umum Mitra Sejati.. Dengan adanya program grafik Barber Johnson

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan budaya organisasi dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.. Penelitian ini menggunakan

penelitian dengan judul: “FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA TENAGA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA (RSIS)”.. Perumusan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan kerja tenaga perawat di Rumah Sakit Islam Surakarta dan untuk mengetahui adanya pengaruh antara karakteristik individu (umur,

Rumah Sakit Umum Mitra Sejati telah mendapat uji akreditasi rumah sakit terhadap seluruh anggota/staf keperawatan namun setelah berjalan satu tahun sampai dengan

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang memengaruhi dalam motivasi kerja Perawat di Wilayah Kerja

Hasil penelitian mengenai hubungan daya tanggap dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan diperoleh bahwa terdapat hubungan yang

Motivasi pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor dari dalam individu perawat maupun faktor dari luar individu