• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Faktor Pelayanan, Harga dan Biaya Lainnya terhadap pasien Rawat inap di RSU. Mitra Sejati Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Faktor Faktor Pelayanan, Harga dan Biaya Lainnya terhadap pasien Rawat inap di RSU. Mitra Sejati Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era perdagangan bebas, setiap perusahaan menghadapi persaingan

yang ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut

perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta

berusaha memenuhi harapan konsumen dengan cara memberikan pelayanan yang

lebih memuaskan daripada yang dilakukan oleh pesaing. Dengan demikian, hanya

perusahaan yang berkualitas yang dapat bersaing dan menguasai pasar. Kualitas

memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan

suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan

perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan

untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka.

Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan di mana

perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan

meminimumkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan (Kotler, 2005).

Pentingnya pelayanan kesehatan bagi setiap penduduk, menjadikan sebuah

rumah sakit mempunyai peranan yang penting dalam menjawab kebutuhan

masyarakat akan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan haruslah dapat dinikmati

oleh seluruh masyarakat. Peran rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kuratif,

(2)

pelayanan kesehatan. Karena pentingnya peran rumah sakit dalam sistem pelayanan

kesehatan, maka berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit

menjadi prioritas dalam pembangunan bidang kesehatan. Hal ini layak untuk

diupayakan agar seluruh masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan secara

terjangkau dan terlayani secara merata (Aditama, 2003).

Seiring dengan perkembangan negara dan rakyat Indonesia, rumah sakit di

Indonesia pun semakin lama semakin berkembang. Perkembangan rumah sakit

tersebut bukan hanya penambahan jumlah staff karyawan dan jumlah Rumah Sakit

lainnya tetapi juga peningkatan pelayanan kesehatan yang menjadi lebih lengkap dan

memuaskan baik dari segi pelayanan maupun dari segi peralatan rumah sakit. Rumah

Sakit merupakan salah satu perusahaan jasa, dimana perusahaan jasa ini adalah

perusahaan jasa yang memasarkan produk tidak nyata yang tidak dapat kita lihat atau

raba melainkan hanya dapat kita rasakan saja. Jasa adalah setiap tindakan atau

aktivitas dan bukan benda yang dapat ditawarkan oleh seseorang kepada orang lain

atau suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak

berwujud fisik), misalnya rumah sakit, kantor pengacara, perusahaan teknik,

perusahaan arsitektur (Sabarguna, 2004).

Rumah sakit sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan telah

mengalami banyak kemajuan, dimana salah satunya dapat dilihat dari jumlah rumah

sakit yang semakin bertambah. Jumlah rumah sakit Indonesia sendiri cenderung

(3)

peningkatan pada periode tersebut adalah rumah sakit milik pemerintah

propinsi/kabupaten/kota serta rumah sakit swasta (Azhary, 2009).

Pada tahun 2011 di Indonesia terdapat 9.133 sarana pelayanan kesehatan

publik dimana 1.765-nya adalah rumah sakit yang terdiri atas 142.884 tempat tidur

untuk pasien. Ini setara dengan 6,3 tempat tidur per 10.000 penduduk di Indonesia.

Distribusi tempat tidur rumah sakit di setiap provinsi juga tidak merata. Misalnya

pada rumah sakit di Provinsi Nusa Tenggara Timur provinsi tersedia 2,5 tempat tidur

per 10.000 penduduknya, sedangkan di Provinsi DKI Jakarta tersedia 16 tempat tidur

per 10.000 penduduknya. Ketersediaan tempat tidur yang rendah tersebut sejalan

dengan rendahnya pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit yang ada di Indonesia.

BOR di Indonesia tahun 2010 hanya berkisar diantara 55 % - 60 % saja (Awofeso,

2013).

Pelayanan yang diberikan rumah sakit merupakan pelayanan yang dapat

langsung di rasakan oleh konsumen secara instan, oleh karena itu konsumen dapat

bereaksi dengan segera terhadap jasa pelayanan yang mereka terima, seperti

konsumen memuji, mengeluh, marah, atau merasakan kepuasan atas pelayanan yang

mereka terima. Setelah mendapatkan pelayanan,pasien bisa berkomentar terhadap

pelayanan yang diterimanya, baik kepada Rumah Sakit itu sendiri atau kepada

kerabat dekatnya. Oleh sebab itu rumah sakit perlu untuk mempertahankan dan

meningkatkan kunjungan pasien dengan menampilkan dan memberikan pelayanan

(4)

Aditama (2003) mengungkapkan pasien yang mendapat kepuasan terhadap

pelayanan rumah sakit, akan menumbuhkan loyalitas dan rumah sakit sebagai

provider akan mendapatkan citra yang baik dari pasien serta mampu bertahan

menghadapi pesaingnya. Setelah rumah sakit mampu mengidentifikasi kepuasan dari

pasiennya, maka rumah sakit dapat dengan mudah menyelenggarakan kegiatan

pelayanan kesehatan, seperti: menyelenggarakan pelayanan dokter, perawat, farmasi,

atau obat-obatan, administrasi, tempat yang nyaman bagi pasien serta tarif yang

cukup terjangkau bagi pasien dan keluarganya.

Pasuraman et.al, dalam Irawan (2003), antisipasi kualitas harus dilakukan oleh

rumah sakit untuk tetap bertahan dan berkembang adalah meningkatkan pendapatan

dari pasien, karena pasien merupakan sumber pendapatan dari rumah sakit baik

secara langsung (out of pocket) maupun secara tidak langsung melalui asuransi

kesehatan. Tanpa adanya pasien rumah sakit tidak dapat bertahan dan berkembang

mengingat biaya operasional rumah sakit yang sangat tinggi. Oleh sebab itu dalam

rangka meningkatkan kunjungan pasien kerumah sakit maka rumah sakit harus

mampu menampilkan dan memberikan kepuasan kepada konsumen.

Angka pemanfaatan tempat tidur seperti di atas adalah salah satu indikator

yang mudah dilihat oleh masyarakat atau orang awam untuk memantau bagaimana

mutu sebuah pelayanan rumah sakit. Kondisi lain yang menunjukkan masalah mutu

yang dapat menyebabkan tidak terpenuhinya kepuasan pasien di rumah sakit menurut

Depkes RI tahun 1993 yakni adanya keluhan yang sering terdengar dari pihak

(5)

administrasi, sarana yang kurang memadai, kelambatan pelayanan, persediaan obat,

tarif pelayanan, perawatan medis, dan lain-lain (Trisnantoro, 2009).

Rumah Sakit Mitra Sejati Medan adalah salah satu rumah sakit swasta yang

ada di Kota Medan. Berdiri pada tanggal 10 Oktober 2001, rumah sakit ini melayani

rawat inap dan rawat jalan. Profil RSU Mitra Sejati memperlihatkan BOR yang

semakin naik tiap tahunnya. Data yang dihimpun dari Profil Rumah Sakit Mitra Sejati

Medan menunjukkan pada tahun 2010, BOR di rumah sakit ini adalah 53,37%, naik

menjadi 55,98% pada tahun 2011 dan 57,12% pada tahun 2012, dan Bulan Januari

sampai dengan Oktober 2013 menjadi 58,01 %. Walaupun naik, namun belum

mencapai standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Indonesia berdasarkan

Kepmenkes RI No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, yaitu

60-85%.

Hasil survei pendahuluan yang dilakukan dengan mewawancarai 10 orang

pasien rawat inap diketahui bahwa 6 dari 10 orang pasien tersebut mengaku belum

cukup puas dengan pelayanan di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan. Responden

seluruhnya adalah pasien rawat inap yang baru pertama kali dirawat inap di rumah

sakit ini. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor

pelayanan (kualitas pelayanan, harga dan biaya lainnya) apakah memengaruhi

(6)

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah apakah faktor-faktor pelayanan (kualitas pelayanan, harga dan biaya lainnya)

berpengaruh terhadap kepuasan pasien (expectation, performance, comparison,

confirmation dan disconfirmation) rawat inap di RSU Mitra Sejati Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor

pelayanan (kualitas pelayanan, harga dan biaya lainnya) berpengaruh terhadap

kepuasan pasien (expectation, performance, comparison, confirmation dan disconfirmation) rawat inap di RSU Mitra Sejati Medan.

1.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor-faktor pelayanan (kualitas

pelayanan, harga dan biaya lainnya) berpengaruh terhadap kepuasan pasien

(expectation, performance, comparison, confirmation dan disconfirmation) rawat inap di RSU Mitra Sejati Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Memberikan masukan bagi RSU Mitra Sejati Medan untuk meningkatkan

kepuasan pasien rawat inap agar sesuai dengan harapan manajemen rumah

(7)

b. Memberikan masukan bagi pihak RSU Mitra Sejati Medan untuk

meningkatkan faktor utama yang memengaruhi kinerja pelayanan rumah sakit

tersebut, sehingga mampu meningkatkan kepuasan pasien.

c. Bagi kalangan akademik, penelitian ini tentunya bermanfaat sebagai

kontribusi untuk memperkaya khasanah keilmuan pada umumnya dan

Referensi

Dokumen terkait

Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Medan merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah, dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik dengan meningkatkan kualitas

TINGKAT KECEMASAN SUAMI DALAM MENGHADAPI ISTRI YANG MENJALANI SECTIO CAESAREA DI RUMAH.. SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan.. Desain penelitian ini adalah

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul ‘Hubungan Pengawasan Kepala Ruangan Tentang Tindakan Cuci Tangan Perawat Di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan’ adalah

Saran kepada pihak Rumah Sakit Mitra Sejati Medan diharapkan dapat merubah perilaku perawat untuk menjadi lebih baik, khususnya pada perawat yang dinilai tidak melakukan

Kinerja perawat pelaksana merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Setiap rumah sakit mempunyai permasalahan dalam

Rumah Sakit Umum Ganesha merupakan salah satu rumah sakit swasta yang letaknya di Kabupaten Gianyar dalam kegiatan operasionalnya Rumah Sakit Ganesha memerlukan

Hasil penelitian mengenai hubungan daya tanggap dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan diperoleh bahwa terdapat hubungan yang