• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengendalian Intern atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas ATM pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Pusat Pasar Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengendalian Intern atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas ATM pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Pusat Pasar Medan"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS ATM PADA PT BANK DANAMON

INDONESIA,Tbk CABANG PUSAT PASAR MEDAN

OLEH

NAMA : YUSLIA SAFRINA

NIM : 060522038

JURUSAN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillaahir rahmaanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Program Ekstensi S-1 Universitas Sumatera Utara. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang “Sistem pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran kas ATM pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk cabang pusat pasar Medan”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi yang terkandung dalam skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh kaena itu, penulis dengan hati yang tulus dan ikhlas menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan skripsi ini.

(3)

memberikan doa dan motivasi serta dukungan baik secara moril maupun matrial kepada penulis.

Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan dan sumbangan pemikiran dalam mengarahkan dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran sampai penulis dapat menyelesikan skripsi ini.

4. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding dan Penguji 1 dan Bapak Sambas Ade Kusuma, SE, M.Si selaku Dosen Pembanding dan Penguji 2 yang bersedia memberikan sumbangan saran dan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

(4)

6. Buat Bound thank’s for everything that you give for me, you’re the best, sahabatku Lisa, Desi, Roudhah, terima kasih telah membantu penulis menggapai cita-cita dan selalu mensuport penulis dalam suka dan duka.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan semoga apa yang telah kita lakukan mendapat rahmat dan ridho Allah SWT. Amien.

Medan, 11 Mei 2009 Penulis,

(5)

ABSTRAK

PT Bank Danamon Indonesia, Tbk sebagai salah satu bank milik swasta senantiasa berusaha memenuhi tuntutan kebutuhan nasabahnya dalam bertransaksi di ATM dan seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu fasilitas ATM harus terus dikembangkan dengan menambah aneka fitur atau menu-menu transaksi.

Dalam proses transaksi ATM tentunya diperlukan sistem pengendalian yang baik untuk menghindari terjadinya kecurangan yang ditimbulkan oleh pihak luar. Sistem pengamanan ATM dilengkapi dengan master key dan pin, dengan sistem pengamanan untuk komputerisasi dari sistem ICBS adalah password.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang sistem pengendalian intern terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas ATM yang ada pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk serta mengetahui sejauh mana peran sistem pengendalian intern tersebut dalam mengatasi atau memperkecil terjadinya penyelewengan yang mungkin terjadi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentsasi

Dari hasil penelitian tersebut penulis mendapat kesimpulan bahwa sistem pegolahan data berbasisi komputer yang ada pada perusahaan yaitu sistem ICBS yang memiliki beberapa subsistem yaitu: Branch Teller Subsystem, Funding Subsystem, Loan Subsystem dan ATM Subsystem. Subsistem tersebut berperan penting dalam proses transaksi ATM yang berlangsung karena proses transaksi ATM yang berlangsung akan langsung mempengaruhi saldo rekening nasabah dengan aplikasi sistem yang ada. Dalam proses transaksi pada ATM perusahaan melakukan pengendalian umum dan pengendalian aplikasi yang diawasi oleh kantor cabang agar kegiatan operasional dapat berjalam dengan lancar dan baik. Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, Penerimaan dan pengeluaran Kas,

(6)

ABSTRACT

PT Bank of Danamon Indonesia, Tbk as one of bank property of private sector ever try to fulfill demand requirement of its client in transacting ATM and along with growth of information technology, Therefore facility of ATM have to continue to be developed by growing is multifarious transaction menu and fitur. In course of transaction of ATM it is of course needed operation system which good to avoiding the happening of insincerity generated by outside party. System security of ATM provided with master of key and of password.

Target of this research is to know about internal control system to transaction revenue and expenditure of cash of ATM exist in PT Bank of Danamon Indonesia, Tbk and also know how far role of the internal control system in overcoming or minimizing the happening of deviation which possible happened.

In this research writer of descriptive research method. Data type the used primary data and of sekunder. As for data collecting technique the used documentation and interview.

From result of research writer get conclusion that data-processing system base on computer exist in company that is system of ICBS owning some subsystem that is : Teller subsystem Branch, subsystem funding, subsystem loan and of ATM subsystem. The subsystem play important role in course of transaction of ATM that goes on because transaction process of ATM that goes on will be direct influence account balance of client existing system application, in course of transaction ATM company operation of public and operation of application observed by office of branch to be operational activity walk at ease and goodness.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN………. i

KATA PENGANTAR……… ii

ABSTRAK……….. v

ABSTRACT……… vi

DAFTAR ISI……….. vii

DAFTAR GAMBAR………. xi

DAFTAR TABEL……….. xii

DAFTAR LAMPIRAN………. xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang………... 1

B. Perumusan Masalah……… 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 5

D. Kerangka Konseptual………. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pengendalian Intren 1. Pengertian Pengendalian Intern……… 8

2. Tujuan Pengendalian Intern………. 9

(8)

B. Kas

1. Pengertian Kas………. 13

2. Klasifikasi Kas………. 14

3. Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas………. 15

4. Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas………... 19

C. Pengertian dan Fungsi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) 1. Pengertian ATM……….. 21

2. Fungsi Anjungan Tunai Mandiri (ATM)…………. 22

3. Penerimaan dan Pengeluaran kas ATM…………... 23

D. Proses Pengolahan Data Pada ATM 1. Batch Processing………. . 24

2. Immediate Processing (On-Line Processing)…….. 25

E. Pengendalian Intern pada ATM 1. Pengendalian Umum……… 30

2. Pengendalian Khusus atas Aplikasi………. 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 34

B. Sumber dan Jenis Data……….. 35

C. Teknik Pengumpulan Data……… 35

(9)

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT Bank Danamon Indonesia Tbk a. Sejarah Singkat Perusahaan……….. 36 b. Struktur Organisasi Perusahaan………. 39 2. Proses Transaksi ATM

a. Pengertian dan Ruang Lingkup ICBS………… 46 b. Infrastruktur yang Digunakan ATM………….. 48 c. Proses Transaksi Harian ATM……….. . 51 3. Masalah-Masalah dalam Transaksi ATM

dan Penangananya……… 56 4. Pengendalian Sistem Komputer pada PT Bank Danamon

Indonesia, Tbk

a. Pengendalian dari aplikasi ICBS……… 62 b. Pengendalian ATM………. 65 B. Analisa Hasil Penelitian

1. Analisa dan Evaluasi Terhadap Penerapan ICBS Pada Transaksi Kas ATM

di PT Bank Danamon Indonesia ………. 66 2. Analisa dan Evaluasi Terhadap Metode

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……… 74 B. Saran……….. 76

DAFTAR PUSTAKA………. 77

(11)

DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL HAL

(12)

DAFTAR TABEL

NO JUDUL HAL

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

NO JUDUL HAL

Lampiran 1 Struktur Organisasi Perusahaan………. 39 Lampiran 2 Berita Acara Pengisian Uang………. 53 Lampiran 3 Pembukuan Transaksi Penarikan Tunai ATM

Nasabah Cabang Sendiri……… 54 Lampiran 4 Pembukuan Transaksi Penarikan Tunai ATM

Nasabah Cabang Lain………. 55 Lampiran 5 Pembukuan Transaksi Pemindahbukuan

(14)

ABSTRAK

PT Bank Danamon Indonesia, Tbk sebagai salah satu bank milik swasta senantiasa berusaha memenuhi tuntutan kebutuhan nasabahnya dalam bertransaksi di ATM dan seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu fasilitas ATM harus terus dikembangkan dengan menambah aneka fitur atau menu-menu transaksi.

Dalam proses transaksi ATM tentunya diperlukan sistem pengendalian yang baik untuk menghindari terjadinya kecurangan yang ditimbulkan oleh pihak luar. Sistem pengamanan ATM dilengkapi dengan master key dan pin, dengan sistem pengamanan untuk komputerisasi dari sistem ICBS adalah password.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang sistem pengendalian intern terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas ATM yang ada pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk serta mengetahui sejauh mana peran sistem pengendalian intern tersebut dalam mengatasi atau memperkecil terjadinya penyelewengan yang mungkin terjadi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentsasi

Dari hasil penelitian tersebut penulis mendapat kesimpulan bahwa sistem pegolahan data berbasisi komputer yang ada pada perusahaan yaitu sistem ICBS yang memiliki beberapa subsistem yaitu: Branch Teller Subsystem, Funding Subsystem, Loan Subsystem dan ATM Subsystem. Subsistem tersebut berperan penting dalam proses transaksi ATM yang berlangsung karena proses transaksi ATM yang berlangsung akan langsung mempengaruhi saldo rekening nasabah dengan aplikasi sistem yang ada. Dalam proses transaksi pada ATM perusahaan melakukan pengendalian umum dan pengendalian aplikasi yang diawasi oleh kantor cabang agar kegiatan operasional dapat berjalam dengan lancar dan baik. Kata kunci: Sistem Pengendalian Intern, Penerimaan dan pengeluaran Kas,

(15)

ABSTRACT

PT Bank of Danamon Indonesia, Tbk as one of bank property of private sector ever try to fulfill demand requirement of its client in transacting ATM and along with growth of information technology, Therefore facility of ATM have to continue to be developed by growing is multifarious transaction menu and fitur. In course of transaction of ATM it is of course needed operation system which good to avoiding the happening of insincerity generated by outside party. System security of ATM provided with master of key and of password.

Target of this research is to know about internal control system to transaction revenue and expenditure of cash of ATM exist in PT Bank of Danamon Indonesia, Tbk and also know how far role of the internal control system in overcoming or minimizing the happening of deviation which possible happened.

In this research writer of descriptive research method. Data type the used primary data and of sekunder. As for data collecting technique the used documentation and interview.

From result of research writer get conclusion that data-processing system base on computer exist in company that is system of ICBS owning some subsystem that is : Teller subsystem Branch, subsystem funding, subsystem loan and of ATM subsystem. The subsystem play important role in course of transaction of ATM that goes on because transaction process of ATM that goes on will be direct influence account balance of client existing system application, in course of transaction ATM company operation of public and operation of application observed by office of branch to be operational activity walk at ease and goodness.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya, perusahaan besar yang memiliki struktur organisasi yang mulai berkembang selalu dihadapkan pada masalah bagaimana cara mengelola perusahaan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien terutama dalam pengendalian harta benda. Oleh karena pentingnya pengendalian harta benda, maka perlu adanya kontrol yang baik dari pihak manajemen perusahaan tersebut. kontrol yang dimaksud adalah sistem pengendalian.

Salah satu harta perusahaan yang sangat penting dan paling sulit diawasi adalah kas. Kas merupakan unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, makin besar jumlah kas yang tersedia dalam perusahaan maka makin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Ini berarti perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk dapat memenuhi kewajiban finansialnya, tetapi ini tidak berarti bahwa perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan persedian kas yang sangat besar karena semakin besar jumlah kas maka semakin besar jumlah uang yang menganggur sehingga akan memperkecil tingkat profitabilitas perusahaan.

(17)

pentingnya perencanaan dan pengendalian dalam mendukung keberhasilan perusahaan menjalankan aktivitasnya.

Salah satu bentuk perusahaan yang sangat erat kaitannya dengan kas adalah perbankan. Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran sangat besar dalam perekonomian dewasa ini. Peran bank terutama sebagai lembaga penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat. Peran tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan dunia usaha dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan. Bank sebagai salah satu sektor jasa financial, performanya sangat bergantung pada baik burukny pelayanan.

Dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat, sebuah bank akan menghadapi persaingan dari bank lain dalam memikat calon nasbahnya untuk menyimpan dana yag mereka miliki. Untuk itu sebuah bank akan berusha menciptakan dan menawarkan produk-produk perbankan yang didukung dengan fasilitas yang mutahir sehingga mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi.

Salah satu fasilitas perbankan yang ditawarkan sebagai salah satu alternative delivery channels dalam bertransaksi dengan bank adalah ATM (Automatic Teller Machine) yaitu suatu mesin atau alat yang berfungsi sebagai pelayan bank secara elektronik yang melaksanakan fungsi teller secara otomatis. Fasilitas perbankan ini diberikan oleh bank kepada nasabahnya sebagai instrumen dan alat bertransaksi dari produk utamanya yaitu tabungan.

(18)

bertransaksi, dan seiring dengan perkembangan teknologi informasi, Bank Danamon memahami bahwa kebutuhan nasabah bertransaksi juga semakin beragam. Oleh karena itu fasilitas ATM Bank Danamon harus dikembangkan pula dengan menambahkan aneka fitur atau menu transaksi.

Salah satu fasilitas fitur yang diberikan ATM Bank Danamon adalah transaksi tunai dan non tunai,fasilitas transaksi tunai adalah penarikan tunai yang dapat dilakukan oleh nasabah yang memiliki kartu ATM. Seorang nasabah agar dapat bertransaksi melalui mesin ATM diberikan sebuah kartu plastik yang di sebut Kartu ATM dan PIN (Personal Identification Number). Fasilitas ATM diciptakan sebagai upaya untuk mengatasi kendala jarak dan waktu. Dengan fasilitas tersebut nasabah dapat melakukan pelayanan sendiri tanpa melalui counter dikantor bank dengan dilayani seorang teller pada jam kerja saja. Di samping itu fasilitas ATM memberikan pelayanan 24 jam sehari.

(19)
(20)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi perumusan masalah sehubungan dengan judul tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pengendalian intern terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas ATM pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk?

2. Apakah sistem pengendalian intern terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas ATM tersebut telah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku di PT Bank Danamon Indonesia Tbk sehingga dapat mengatasi atau memperkecil terjadinya peyelewengan-penyelewengan?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang sistem pengendalian intern terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas ATM yang diterapkan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk?

2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pengendalian intern terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas ATM yang ada pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk dalam mengatasi atau memperkecil terjadinya penyelewengan-penyelewengan yang mungkin terjadi.

(21)

1. Bagi penulis, untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan yang mendalam bagi penulis mengenai sistem pengendalian intern terhadap penerimaan dan pengeluaran kas ATM

2. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan atau masukan yang berkaitan dengan sistem pengendalian intern terhadap penerimaan dan pengeluaran kas ATM.

(22)

D. Kerangka Konseptual

Gambar 1.1

Kerangka Konseptual Penelitian PT Bank Danamon

Indonesia Cabang Medan

Cash Management Unit

Sistem Pengendalian Intren Kas ATM PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Cabang Pusat Pasar Medan Head Teller

ATM Unit

Proses Transaksi

Nasabah

Transaksi Tunai Transaksi Non Tunai ICBS

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pengendalian Intern

1. Pengertian Pengendalian Intern

Pengendalian intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak dipergunakan dalam berbagai variasi kepentingan dan pengertian. Fungsi dari pengendalian intern semakin penting dikarenakan semakin berkembang perusahaan. Semua pimpinan perusahaan harus menyadari dan memahami betapa pentingnya pengendalian intern.

Menurut Mulyadi (2002: 181)

“Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang didisain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yakni keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi”

Menurut Marshall dan Paul John (2004: 229)

(24)

Menurut Guy (2002:226) mengidentifikasikan “Pengendalian intern terdiri dari 5 Komponen yang saling terkait satu sama lainya, yaitu:

a. Lingkungan Pengendalian b. Penilaian risiko

c. Aktivitas Pengendalian d. Informasi dan Komunikasi e. Pemantauan.

Dari pengertian pengendalian di atas, kita dapat memahami bahwa pengendalian merupakan suatau proses yang terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk dilaksanakan oleh orang-orang untuk memberikan keyakinaan yang memadai dalam pencapaiaan tujuan-tujuan tertentu yang saling berkaitan.

Dengan adanya penerapan pengendalian dalam setiap kegiatan operasional perusahaan, maka diharapkan tidak akan terjadi tindakan-tindakan penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan, misalnya penggelapan baik yang dilakuakan secara sengaja maupun tidak sengaja.

2. Tujuan Pengendalian Intern

(25)

Menurut Mulyadi (2001: 163), ada empat tujuan sistem pengendalian intern, yaitu :

1. Menjaga harta milik perusahaan

Adanya pengendalian intern untuk menghindari kemungkinan penyelewengan harta dari perusahaan dan memisahkan harta dengan biaya-biaya lainnya. Dengan cara mempertanggung jawabkan transaksi yang berkaitan denga pembelian dan penjualan, melindungi harta melalui sistem pengendalian intern yang melekat dan menetapkan bagian harta yang dikomsumsikan.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

Tujuan dari internal check adalah untuk mencegah kesalahan dalam pekerjaan akuntansi baik yang disengaja atau tidak sengaja. Jika suatu kesalahan dapat dihindari maka dianggap bahwa laporan akuntansi menyajikan informasi yang dapat diandalkan. Oleh karena itu transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau dengan wewenang pimpinan, dan juga trtansaksi-transaksi tersebut dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan dibuatnya laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.

3. Mendorong efisiensi

Efisiensi didalam perusahaan dapat dilakukan dengan adanya pembagian tanggung jawab. Pada umumnya satu bagian tidak boleh bertanggung jawab untuk melaksanakan semua tahapan-tahapan transaksi. Pembagian tangung jawab tersebut harus memisahkan operasi, penyimpanan dalam pembukuan. Maka dengan adanya pembagian tanggung jawab dapat meningkatkan kecermatan tanpa memerlukan duplikasi atau pemborosan tenaga.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

(26)

Jelaslah bahwa tujuan pengendalian intern adalah untuk keandalan pelaporan keuangan termasuk menjaga integritas informasi akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, pencurian yang dilakukan oleh pihsk didalam maupun diluar perusahaan, dan juga harus memudahkan pelacakan kesalahan baik yang disengaja ataupun yang tidak sengaja sehingga memperlancar proses audit jika dilaksanakan. Tujuan berikut adalah tercapainya efektivitas dan efisiensi organisasi perusahaan dan dipatuhinya hokum dan peraturan-peraturan yang berlaku

3. Unsur Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001:164) ada 4 unsur pokok sistem pengendalian intern, yaitu:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kakayaan, utang, pendapatan dan baiya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Penjelasan unsur-unsur tersebut diatas adalah sebagai berikut:

(27)

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Setiap transaksi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi, karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional, pembagian wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan akan terlaksana dengan baik jika diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.

(28)

B. KAS

1. Pengertian Kas

Kas menurut pengertian yang sempit berarti uang. Didalam akuntansi istilah kas mengandung pengertian yang lebih luas karena meliputi juga uang kertas, logam, cek, pos wesel, simpanan di Bank dan segala sesuatu yang dapat disamakan dengan uang.

Dibanding dengan aktiva lainnya, kas adalah merupakan aktiva yang paling mudah dicuri. Disamping itu sebagian besar transaksi perusahaan biasanya terdiri dari transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Mengingat kedua hal tersebut, maka pengendalian intern terhadap kas merupakan masalah yang sangat penting artinya bagi perusahaan.

Kas merupakan aktiva yang paling sering terlibat dengan setiap transaksi yang ada atau dengan kata lain hampir semua transaksi berhubungan dengan kas, karena kas disukai banyak orang, mempunyai fisik yang kecil dan sangat sulit diidentifikasikan sehingga menimbulkan keinginan semua orang untuk memilikinya, karena itulah banyak orang melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya.

(29)

Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa kas adalah harta kekayaan yang paling lancar dan mempunyai peranan penting dalam kegiatan perusahaan. Kas terlibat dalam hampir semua kegiatan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung serta merupakan dasar pengukuran dan pencatatan untuk semua transaksi

2. Klasifikasi Kas

Kas umumnya diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, agar bias dilaporkan sebagai kas. Dalam mengklasifikasikan kas, Smith & Skousen (1996:243) mengatakan bahwa “suatu pos harus tersedia setiap saat dan tidak dibatasi penggunaanya untuk pembayaran kewajiban lancar. Pedoman umum untuk menentukan suatu pos sebagai kas adalah dapat diterimanya pos tersebut sebagai depositi sebesar nilai nominalnya, pada sebuah bank atau lembaga keuangan lainnya”

Pos-pos diklasifikasikan sebagai kas meliputi mata uang logam dan kertasyang ada diperusahaan, serta dana dalam deposito bank yang tidak dibatasi penggunaanya, yang sering kali disebut rekening koran bank karena hal itu dapat ditarik atas permintaan.

(30)

Dalam hal ini, kas merupakan suatu aktiva lancar yang meliputi uang logam, uang kertas, dan pos-pos lain yang dapat digunakan sebagai alat tukar dan mempunyai dasar pengukuran akuntansi. Sebagai dasar instrument (seperti cek, wesel bank, dan wesel pos) dikualifikasikan sebagai kas karena dapat dikonversikan menjadi uang logam atau uang kertas jika hal itu diperlukan dan dapat diterima sebagai setoran oleh bank sebesar jumlah nominalnya. Komponen kas yang dibatasi penggunaan dan penarikannya harus diungkapkan atau dilaporkan secar terpisah dan diklasifikasikan sebagai investasi, piutang, dan aktiva lainnya.

Dalam mengklasifikasikan kas, Kieso (2004:380) mengatakan bahwa “kas terdiri dari uang logam, uang kertas,dan dana yang tersedia pada deposito dibank”. Instrument yang dapat dinegosiasikan seperti pos wesel (money order), cek yang disahkan (certified check), cek kasir (cashier check), cek pribadi dan wesel bank (bank draft) juga dipandang sebagai kas” rekening tabungan juga dipandang sebagai kas.” Rekening tabungan juga dipandang sebagai sebagai kas.

3. Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas

(31)

Menurut Mulyadi (2001:6) pengertian prosedur adalah: “urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yeng terjadi berulang-ulang.”

Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu peneriman kas berasal dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem akuntansi kas terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mendefinisikan, menghimpun, menganalisis, mengelompokkan, mencatat dan melaporakan transksi satuan usaha selama satu priode akuntansi. Sistem akuntansi kas dirancang untuk menangani penerimaan dan pengeluaran kas.

Dalam pencatatan transaksi penerimaan kas ini dikenal buku harian penerimaan kas (cash receipt joural) sebagai media pencatatan. Pada umumnya penerimaan kas yang utama adalah dari penjualan tunai dan penerimaan hasil tagihan, disamping itu memang terdapat juga sumber penerimaan kas lainnya, misalnya penerimaan sewa, penjualan aktiva/tanah, setoran wajib tunai, pembebanan dan lain sebagainya. Pengendalian intern pada umumnya ditujukan untuk pengawasan kedua sumber penerimaan kas yang disebut diatas.

(32)

a. penjualan Tunai

Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

Sistem penerimaan kas melalui penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur menurut Mulyadi (2001:456) dapat dilakukan dengan cara:

1. Over The Counter Sales

Over the counter sales merupakan penjualn tunai dimana pembeli dating ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau poduk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli.

2. Cash On Delivery Sales (COD Sales)

Cash on delivery sales merupakan trasaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum atau yang lainya. COD sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan kas bagi perusahaan penjual.

3. Credit Card Sales

(33)

sarana penagihan bagi penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi penjual maupun pembeli.

b. Piutang

Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh perusahaa, bukan oleh karyawan yang tidak berhak menerimanya. Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui barbagai cara:

1. Penagihan Perusahaan

Menurut sistem pengendalian intern yang baik, semua peneriman kas dari debitur harus dalam bentuk cek atas nama atau bilyet giro. Penerimaan kas melalui penagihan perusahaan mempunyai kelemahan dalam penegndalian antara lain memberikan peluang bagi penagih perusahaan melakukan penyelewengan kas.

3. Melalui Pos

Jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos, maka yan bertanggung jawab untuk menerima surat beserta cek adalah bagian sekretaris.

4. Melalui Lock Box Collection Plan

(34)

4. Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas

Sistem pengeluaran kas memproses pembayaran kewajiban yang dihasilkan oleh sistem pembelian. Tujuan utam dari sistem ini adalah untuk memastikan bahwa kreditor yang sah menerima jumlah terutang yang benar ketika kewajiban jatuh tempo. Jika sistem tersebut melakukan pembayaran lebih awal, perusahaan melewatkan penghasilan bunga yang dapat dihasiklan dari dana tersebut, demikian jika kewajiban dibayar telat, perusahaan akan kehilangan diskon pembelian atau dapat mengacaukan kredibilitasnya sendiri. Sistem ini terdiri dari tiga proses yaitu:

a. Proses utang dagang mempelajari fila utang dagang untuk jatuh tempo setiap item dan mengotorisasi proses pembayaran kas untuk melakukan pembayaran.

b. Proses pembayaran kas menyiapkan dan mendistribusikan cek ke pemasok. Salinan cek-cek tersebut dikembalikan ke utang dagang sebagai bukti bahwa kewajibannya dibayar dan akun utang dagangnya diperbaharui untuk memindahkan kewajiban tersebut.

(35)

Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena jumlahnya relatif kecil), dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan salah satu sistem fluctuating fund balance atau imprest sistem.

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah:

a. Bukti kas keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut

b. Cek

Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum pada cek

c. Permintaan cek

(36)

C. Pengertian dan Fungsi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) 1. Pengertian ATM

Dalam dunia perbankan, pelayanan merupakan faktor penting dalam menarik daya pikat nasabah. Nasabah pada umunnya akan memilih salah satu bank yang memiliki tingkat pelayananyang baik dan memuaskan. Pelayanan yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah tidak hanya dari sisi pelayanan teller dan customer service, tetapi harus dilihat secara holistic dengan hal-hal lain, seperti penganekaragaman produk bank dan peningkatan layanan ATM.

Menurut Kasmir (2007:327) defenisi ATM adalah: “ATM merupakan mesin yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi perbankan secara otomatis selama 24 jam dalam 7 hari termasuk hari libur.

ATM (Automatic Teller Machine) atau dalam bahasa Indonesia menjadi Anjungan Tunai Mandiri adalah suatu sistem pelayanan bank secara elektronik yang melaksanakan fungsi teller secara otomatis, dimana kini banyak bank yang menerapkan sistem ATM guna menambah kecepatan dalam melayani kebutuhan nasabah akan uang tunai khususnya, disamping memberi kenyamanan bagi nasabah dalam melakukan transaksi perbankan pada umumnya.

(37)

penarikan atau transaksi tunai maksimum perhari. Batas penarikan ATM dirtetapkan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kerusakan pada perangkat ATM, selain itu batas jumlah penarikan diterapkan untuk mengantisipasi kelebihan penyediaan uang tunai dalam ATM.

Pada umumnya nasabah yang mengunakan fasilitas ATM akan dikenakan biaya administrasi pengelolaan rekening dan biaya bulanan kartu ATM ditetapkan oleh masing-masing bank

2. Fungsi Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

Fungsi utama ATM adalah dapat melakukan penarikan tunai, namun tidak hanya itu fungsi ATM dapat mempermudah nasabah dalam melakukan aktivitas perbankan lainnya seperti:

a. Informasi saldo

b. Pembayaran tagihan handphone, kartu kredit, telepon, listrik dan air c. Pemindahbukuan (open transfer)

d. Penggantian pin e. Informasi Kurs

f. Pembelian pulas isi ulang g. Pembayaran Pinjaman

Dilihat dari pengertian ATM diatas ada 5 kepuasan yang dapat dirasakan nasabah bila bertransaksi melalui ATM, yaitu:

a. kemudahan penggunaan jasa perbankan b. keleluasaan waktu pelayanan

(38)

d. keamanan pelayanan

e. keanekaragaman pelayanan.

Diindonesia ATM boleh dikatakan baru dikenal sekitar satu dasawarsa (10 tahun) lalu, adapun latar belakang pembentukan ATM ini lakukan oleh sektor perbankan adalah bertujuan:

a. untuk mengikatkan pelayanan b. untuk menunjang bisnis ritail

c. untuk menghadapi teknologi informasi perbankan antar bank d. kebutuhan masyarakat/keterbatasan waktu

e. sebagai saran promosi

3. Penerimaan dan Pengeluaran kas ATM

Penerimaan kas ATM dapat berasal dari sumber pembayaran-pembayaran seperti: pembayaran-pembayaran kartu kredit (ANZ, Citibank, HSBC), pembayaran tagihan telepon (telkom), pembayaran tagihan listrik (PLN), pembayaran pasca bayar handphone (XL, Telkomsel, Flexi, Internet Speddy), pembayaran pinjaman (Citibank Personal Loan, Adira), dan pembayaran lainnya

(39)

D. Proses Pengolahan Data Pada ATM

Dalam pengolahan data atau pengolahan data berbasis komputer, bentuk sistem jaringan kerja dan peralatan yang mendukung yang diterapkan perusahaan merupakan suatu faktor penting yang saling mempengaruhi sehingga menghasilkan informasi yang cepat. Misalnya apabila data tentang kegiatan bisnis dikumpulkan maka akan menimbulkan teknik pemrosesan atau pembaharuan transkasi yang mempengaruhi kegiatan bisnis.

Menurut Romney dan Steinbart (2004:32) teknik pengolahan data berbasisi komputer ada dua yaitu:

1. Batch Processing

2. Immediate Processing (On-Line Processing)

Penjelasan atas masing-masing metode ini adalah sebagai berikut

• Proses batch processing merupakan sistem pengolahan data secara Batch

atau tumpukan pada dasarnya dilakukan secara priodik atau berkelompok, artinya data yang akan diproses dikumpulkan dan disimpan dulu sampai terkumpul dalam jumlah yang cukup banyak atau sampai pada saat yang ditentukan secara priodik. Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk memproses transaksi rutin yang volumenya cukup besar.

(40)

proses berikutnya, muncul istilah processing cycle, atau daur proses, yaitu istilah yang digunakan untuk tenggang waktu tersebut.

Pengolahan data dengan sistem batch processing pada umumnya merupakan himpunan dari beberapa jenis kegiatan atau tahapan yang disebut run. Dengan suatu program khusus, setiap run melaksanakan satu tahap atau lebih pengolahan data. Selain itu, setiap run harus diselesaikan sebelum run berikutnya dilaksanakan, artinya dilaksanakan satu demi satu secara bertahap. Sesuai dengan sistemnya, proses bertahap ini dilaksanakan secara berkelompok. Jadi setelah suatu run diselesaikan, operator komputer harus mempersiapkan file yang diperlukan untuk run berikutnya.

Sistem batch processing ini cocok digunakan jika transaksi yang diolah berjumlah besar, file-file tidak segera dimutakhirkan (update), dan laporan-laporan disajikan secara priodik.

Kelemahan sistem batch processing ini adalah bahan laporan yang dihasilkan bukan laporan yang benar-benar mutakhir, melainkan hanya mencerminkan posisi pada tanggal laporan terakhir. Selain itu sistem ini memiliki aplikasi-aplikasi yang terpisah antara satu dengan lainnya. Setiap aplikasi memiliki file dan master file yang berbeda dan terpisah, antara aplikasi yang satu dengan yang lainnya tidak ada hubungan dan pembagian data.

• Immediate Processing (On-Line Processing) merupakan sistem dimana

(41)

terpengaruh oleh transaksi itu. Dengan demikian, setiap file akan selalu menunjukkan status yang mutakhir. Pendekatan immediate processingini sangat cocok untuk diterapkan dalam sistem yang dinamis, yaitu sistem yang memerlukan informasi yang selalu mutakhir.

Sebagai contoh yang paling mudah dikenal adalah sistem pencatatan tabungan pada bank. Para penabung yang ingin menyetor atau menarik tabungannya biasanya akan mendatangi petugas bank dibagian depan bank. Setiap data dimasukkan ke dalam komputer melalui terminal yang tersedia. Komputer akan mengecek kebenaran nama, nomor, jumlah tabungan yang ada, dan keabsahan jumlah penarikan. Petugas juga melakukan pengecekan atas keabsahan tanda tangan penabung melalui alat khusus. Di beberapa bank, sistem ini dilengkapi pula dengan kata sandi (password) untuk mengecek keabsahan penarikan. Apabila kata sandi itu tidak sesuai, komputer akan menolak penarikan.

(42)

Sistem immediate processing disebut juga interactive processing system atau sistem pengolahan data interaktif, karena pengolahan data on-line pada umumnya menciptakan interaksi langsung antara manusia dengan sistem komputer.

Sistem on-line ini tidak terdiri dari beberapa run seperti batch processing. Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam sistem on-line ini khususnya adalah data entry dan editing data, pemeliharaan data (file updating), permintaan data dari file (file inquiry) dan penyusunan laporan.

Setiap kegiatan tersebut berada dibawah kendali program komputer. Sedangkan program-program yang terdapat dalam sistem on-line diarahkan dan dikoordinasikan oleh sistem operasi komputer.

Pengolahan data secara on-line bias dilakukan setempat dalam arti bahwa antara operator yang mengelolah data dengan central processing unit (CPU) berada dalam satu lokasi goegrafis sehingga tidak perlu ada sistem komunikasi antara operatoe dan CPU, namun demikian sistem on-line juga bisa dilakukan dengan berjarak (remote) artinya CPU dan operator tidak berada dalam satu lokasi goegrafis. Dengan kata lain, antara terminal yang digunakan operator dengan CPU harus berjalan sistem komunikasi.

(43)

kesalahan pengetikan akan langsung ditolak oleh komputer. Dengan demikian, penggunaan format tersebut akan mengurangi kemungkinan kesalahan.

Sealain dari format baku, pemasukan data input juga dapat dilakukan dengan menggunakan model diolog atau pengajuan pertanyaan pada layar monitor terminal. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab oleh petugas operator pemasuk data. Bentuk ini digunakaan pada sistem komputer on-line yang pada umumnya melayani lebih dari satu aplikasi.

Selain output dalam bentuk hardcopy (tercetak di kertas), sistem on-line juga dapat menyajikan output dalam bentuk softcopy atau tampilan yang disajikan pada layar komputer cathode-ray-tube (CRT)

(44)

E. Pengendalian Intern pada ATM

Menurut AICPA, semakin meningkatnya kesadaran mengenai pentingnya pengendalian intern dapat disebabkan oleh unsur-unsur sebagai berikut:

1. Ruang lingkup dan luas perusahaan sebagai kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri, telah meluas sedemikian rupa sehingga struktur organisasi perusahaan itu menjadi kompleks dan melebar ke segala arah, sehingga untuk mengawasi jalannya operasi-operasi secara efektif, manajemen herus bergantung kepada laporan-laporan dan analisa-analisa yang benar dan banyak jumlahnya.

2. Tanggung jawab utama untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan dan untuk mencegah serta menemukan kasalahan-kesalahan dan penggelapan (fraud) terletak ditangan manajemen. Mempertahankan adanya sistem internal kontrol yang baik adalah perlu dan tidak dapat diabaikan dengan maksud agar dapat melaksanakan tanggung jawab yang tepat.

(45)

menyebabkan menajemen menaruh kepercayaan yang lebih besar terhadap kebenaran data.

4. Adalah tidak praktis bagi akuntan publik untuk melakukan audit secara mendetail terhadap hampir semua perusahaan dalam batas biaya yang ekonomis. Selanjutnya suatu audit yang dilakukan oleh seorang akuntan publik itu tidak dianggap sebagai pengganti pengendalian-pengendalian yang seharusnya dilakukan sendiri didalam perusahaan terhadap peristiwa yang nyata dalam melaksanakan transaksi-transaksi.

Pengendalian Intern tersebut dipisahkan menjadi dua bagian yaitu: 1. Pengendalian Umum

Pengendalian umum mencakup rencana organisasi dan operasi dari kegiatan prosedur untuk pendokumentasian, mereview, menguji dan menyetujui sistem dan program perusahaan-perusahaan. Pengendalian umum memberikan tingkat keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian intern secara keseluruhan dapat tercapai. Pengendalian umum meliputi:

a. Documentation Standards

Dokumentasi adalah kumpulan persoalan yang tertulis atau tercetak yang memberikan informasi tentang suatu permasalahan tertentu. Dokumentasi yang baik adalah aset penting untuk efisiensi operasi dan pengendalian terhadap sistem komputer.

b. Protection of Facilities

(46)

c. Data Security

Menjaga integritas dan keamanan data merupakan pencegahan keamanan data yang tersimpan diluar supaya tidak hilang, rusak, dan diakses oleh orang yang tidak berhak

d. Hardware Controls

Pengawasan perangkat keras (hardware control) merupakan penegndalian yang sudah dipasang didalam komputer (built in). Pengendalian ini dimaksudkan untuk mendeteksi kasalahan atau tidak berfungsinya perangkat keras (hardware malfunction). Pengendalain perangkat keras dapat dapat berupa pemeriksaan parity (parity check), pemeriksaan gaung (echo check), pemeriksaan baca ulang (dual read check), pemeriksaan validitas (Validity check), dan peeriksaan kesalahan lain-lain (miscellaneous check)

e. Insurance

Program asuransi (jaminan) adalah bagian dari kunci strategi pengendalian organisasi untuk mencegah fasilitas komputer dan data dari segala kerugian yang mungkin terjadi. Resiko utama yang dijaminkan termasuk: kebakaran, kebanjiran, kerusuhan dan sabotase.

2. Pengendalian Khusus atas Aplikasi

(47)

a. Pengendalian atas masukan (input Controls)

Pengendalian masukan ini merupakan pengendalian aplikasi yang penting, kerena input yang salah, outputnya juga akan salah. Sampah yang masuk, sampah juga yang keluar. Pada tahap masukan ini data input harus benar-benar babas dari kasalahan. Data input yang akan dimasukkan ke dalam komputer melibatkan beberapa tahap:

1. Data capture (penangkapan data) merupakan proses mengidentifikasi dan mencatat kejadian nyata yang terjadi akibat transaksi yang dilakukan oleh organisasi.

2. Data preparation (penyiapan data) merupakan proses mengubah data yang telah ditangkap kedalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin (machine readable form)

3. Data entry (pemasukan data) merupakan proses memasukkan data ke komputer.

b. Pengendalian atas pengolahan (processing Controls)

Pengendalian atas pengolahan bertujuan untuk mengecek dapat dipercayainya seluruh penerapan akuntansi berbasis komputer serta menguji apakah seluruh transaksi telah dicatat dan diolah secara layak atau untuk menjamin tidak ada transaksi ditambahkan.

Pengendalian yang efektif harus meliputi:

(48)

2. Control Totals, yang dikembangkan selama proses dan direkonsiliasi terhadap input control totals

3. The Console Log (suatu rekaman kronologis dari operasi CPU)

4. Data Recovery Procedures, yang akan digunakan bila terdapat kerusakan perangkat keras sehingga file yant tepat dapat dibentuk kembali.

5. The Computer Operator, yang mana harus mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan dalam menjalankan tugasnya.

6. File Labels, internal dan eksternal yang secara utuh diperolah agar file tidak akan rusak secara tiba-tiba.

7. The Cryptografic Technique, suatu teknik yang menterjemahkan data menjadi kode-kode rahasia untuk penyimpanan, yang akan melindungi terhadap penyimpangan data yang tidak diotorisasi.

c. Pengendalian atas Keluaran (Output Control)

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk yang berlokasi di Jalan Pusat Pasar no. 179/181 Medan.

Adapun jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut (tahun 2009) Tabel 2.1

Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Januari Februari Maret April Mei Pengajuan Proposal X

Persetujuan Proposal X Pengumpulan Data dan

Penyerahan Proposal kepada Pembimbig

X

Seminar Proposal dan Pengumpulan Data

X

Bimbingan Penulisan

Skripsi X

Bimbingan dan

Penyelesaian Skripsi X X

(50)

B. Sumber dan Jenis Data

1. Data Primer, yaitu data yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis melalui teknik wawancara yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yang dalam hal ini adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 2. Data Sekunder, yaitun data yang diperoleh dari perusahaan dan data

tersebut sudah diolah seperti sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi.

C. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data menggunakan beberapa cara yaitu:

1. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan pihak-pihak didalam perusahaan yang berwenang untuk memberikan keterangan yang berkaitan dengan penelitian.

2. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data sekunder yang telah terdokumentasi baik data keuangan maupun non keuangan. Data ini bersumber dari perusahaan dan buku literature yang ada.

D. Metode Analisa Data

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk yang berlokasi di Jalan Pusat Pasar no. 179/181 Medan.

Adapun jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut (tahun 2009) Tabel 2.1

Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Januari Februari Maret April Mei Pengajuan Proposal X

Persetujuan Proposal X Pengumpulan Data dan

Penyerahan Proposal kepada Pembimbig

X

Seminar Proposal dan Pengumpulan Data

X

Bimbingan Penulisan

Skripsi X

Bimbingan dan

Penyelesaian Skripsi X X

(52)

B. Sumber dan Jenis Data

1. Data Primer, yaitu data yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis melalui teknik wawancara yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yang dalam hal ini adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 2. Data Sekunder, yaitun data yang diperoleh dari perusahaan dan data

tersebut sudah diolah seperti sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi.

C. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data menggunakan beberapa cara yaitu:

1. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan pihak-pihak didalam perusahaan yang berwenang untuk memberikan keterangan yang berkaitan dengan penelitian.

2. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data sekunder yang telah terdokumentasi baik data keuangan maupun non keuangan. Data ini bersumber dari perusahaan dan buku literature yang ada.

D. Metode Analisa Data

(53)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT Bank Danamon Indonesia Tbk a. Sejarah singkat Perusahaan

Bank merupakan salah satu lembaga keungan yang mempunyai peranan yang penting dalam masyarakat yang berfungsi sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat (dalam bentuk tabungan, deposito dan giro) yang disebut juga dengan dana pihak ketiga dan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman / kredit yang mana telah membantu menciptakan fungsi investasi (selain jasa-jasa operasional perbankan lainya). Meningkatnya jumlah tabungan akan meningkatkan income / kesejahteraan masyarakat.

(54)

Suatu organisasi sebelum menentukan tujuan-tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan misi atau maksud organisasi. Misi menggambarkan bidang-bidang produk, pasar dan teknologi yang ditekankan perusahaan, dimana hal ini mencerminkan nilai-nilai dan berbagai prioritas dari para pembuat keputusan strategik. Misi organisasi juga menentukan fungsi yang hendak dijalani dalam sistem sosial atau ekonomi tertentu. Sedangkan visi adalah gambaran masa depan yang masuk akal, realistik dan menarik.

Adapun misi Bank Danamon yang telah ditetapkan adalah menawarkan jasa perbankan yang berkualitas tinggi dengan pengutamaan pada bidang layanan perbankan retail, dimana pemberian kredit Bank Danamon diprioritaskan pada retail khususnya kredit usaha kecil (KUK) yang jangkauanya akan diarahkan ke desa-desa dan tetap dilaksanakan dengan prinsip penuh kehati-hatian. Sedangkan yang menjadi visi bank danamon salah satunya adalah mempunyai jaringan cabang yang besar dan mencakup wilayah yang luas.

(55)

Bank Danamon sebagai Bank Take Over (BTO) terus menerus diterpa berbagai rumor ketidakpastian kelangsungan usahanya yang sewaktu-waktu terdapat kemungkinan untuk dilikuidasi atau ditutup. Kepastian bahwa Bank Danamon tetap dipertahankan beroperasi adalah sejak pengumuman pemerintah tanggal 21 Agustus 1998 dimana Bank Danamon tidak termasuk BANK BTO yang dibekukan operasinya.

Sejalan dengan itu, kepercayaan masyarakat kembali tumbuh dan kembali mempergunakan jasa-jasa perbankan di Bank Danamon.saat ini manajemen bersama BPPN sedang melaksanakan langkah-langkah penyehatan kembali untuk membawa Bank Danamon menjadi bank yang akan mempunyai peranan penting dalam perbankan nasional.

Pada tahun 1999 delapan bank bergabung (merger) ke Bank Danamon dimana hal ini merupakan suatu kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah kepada Bank Danamon. Kedelapan bank tersebut adalah: Bank Tiara, Bank Duta, Bank BNN (Bank Nusa Nasional), Bank Pos, Bank Tamara, Bank Rama, Bank RSI (Risyad Salim Indonesia) dan Bank Jaya.

(56)

Danamon itu akan berlangsung sekitar 2 tahun lebih. Hal ini di karenakan kedelapan bank tersebut menggunakan sistem yang berbeda satu sama lainnya dan ini harus disatukan menjadi sistem yang akan dilaksanakan oleh Bank Danamon Indonesia untuk selanjutnya.

Dengan telah dilakukannya proses merger delapan bank kedalam Bank Danamon Indonesia telah menjadikan posisi Bank Danamon semakin kuat dalam dunia perbankan Indonesia, sebab tentu saja dengan merger tersebut akan memperbesar asset Bank Danamon Indonesia dan yang tak kalah pentingnya adalah menambah kepercayaan masyarakat Indonesia akan keberadaan Bank Danamon di Indonesia.

b. Struktur Organisasi Perusahaan.

Struktur organisasi merupakan landasan kerja bagi serluruh karyawan yang ada dalam suatu perusahaan. Dimana struktur organisasi ini pada pokoknya mengandung penetapan batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan perusahaan. Oleh sebab itu Pemimpin Cabang sebagai orang yang bertanggungjawab atas kelangsungan organisasi haruslah mampu mengkoordinasi seoptimal mungkin, khususnya terhadap seluruh sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi, sehingga terciptanya kerjasama yang efektif baik secara vertikal, horizontal maupun lateral.

(57)

PT Bank Danamon Indonesia cabang pusat pasar medan dipimpin oleh seorang pemimpin cabang dimana secara keseluruhan bidang kerjanya dapat dikelompokan menjadi dua divisi yaitu; Bidang Pemasaran dan Bidang Operasional. Sedangkan bidang Teknologi Wilayah bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin Wilayah yang berkedudukan di jalan Diponegoro medan.

Adapun tugas pokok dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Pemimpin Cabang

a. Mengkoordinir, memeriksa kembali dan mengawasi seluruh pekerjaan dari pada bagian yang merupakan wewenang dan tanggung jawabnya. b. Mencari penyelesaian yang sesuai dengan ketentuan perusahaan bila

bawahan melakukan penyimpangan dalam pekerjaan atau menemukan masalah yang berhubungan dengan transaksi nasabah.

c. Beserta bawahaan menjaga dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan divisi lain selam tidak melakukan penyimpangan dalam hal pekerjaan.

2. Sekertaris

a. Menerima dan memfile surat-surat yang masuk ditujukan kepada wakil pimpinan bidang pemasaran maupun operasional.

(58)

3. Wapinca bidang pemasaran

a. Bertanggung jawab atas pencapaian budget consumer loan dan non consumer loan yang telah ditetapkan perusahaan.

b. Bertanggung jawab mengatur / merencanakan semua hubungan bank dengan nasabah maupun calon nasabah yang ditanganinya serta mempunyai perencanaan dan strategi pemasaran yang jelas.

c. Mengkoordinasikan dan membimbing para marketing officer untuk bekerja optimal, efektif, efisien dan sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki dan juga memonitor pelaksanaan pemberian kredit.

d. Memastikan keabsahan dari setiap dokumentasi kredit sebelum ditandatangani.

e. Sedini mungkin memberi masukan kepada pemimpin atas setiap permasalahan yang timbul sehubungan dengan penanganan account nasabah

4. Kepala bidang dana dan pelayanan

a. Bertanggung jawab atas pencapaian budget funding yang telah ditetapkan perusahaan.

b. Memantau dan memelihara hubungan baik dengan semua nasabah deposito, giro dengan cara yang sesuai dengan kebijakan perusahaan. c. Memonitor perkembangan suku bunga deposito agar sesuai dengan

(59)

5. Bidang pemasaran dan hubungan nasabah (costumer relation) a. Senantiasa menawarkan jasa/ produk perusahaan kepada nasabah. b. Memelihara hubungan yang baik terhadap nasabah.

6. Pelayanan nasabah (costumer service)

a. Melakukan penginputan data-data nasabah baru.

b. Memberikan infirmasi kepada nasabah maupun calon-calon nasabah yang datang mengenai produk/jasa perusahaan dengan lengkap dan benar.

c. Memelihara nota-nota yang ditujukan bagi nasabah. 7. Kepala bidang pemasaran kredit

a. Memantau dan memelihara hubungan baik dengan nasabah kredit. b. Memantau pekerjaan staffnya dan membantunya apabila ada complain

dari nasabah. 8. Staf pemasaran kredit.

a. Secara periodik melakukan kunjungan dan mengoptimalkan hubungan dengan nasabah maupun calon nasabah untuk menggali potensi yang ada dan senantiasa menawarkan jasa/produk perusahaan yang selama ini belum dimanfaatkan nasabah.

(60)

c. Memastikan keabsahan dari semua dokumentasi kredit sebelum ditandatangani dan dapat mewakili perusahaan dalam pengkaitan kredit sesui dengan proposal yang telah disetujui.

9. Wapinca bidang operasional

a. Mengkoordinasi dan mengawasi seluruh pekerjaan dari pada bagian teller, loan admin, customer service, kliring, transfer/inkaso, checker, operator/fax bertanggung jawab langsung kepada branch service manager.

b. Membantu bawahan dalam hal mengatasi masalah transaksi nasabah sehari-hari sesuai dengan ketentuan perusahaan yang berlaku.

10. Kepala Teller.

a. Mengkoordinasi dan mengawasi tugas-tugas dari pada teller sesuai dengan ketentuan perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada KAP.

b. Menyerahkan dan menerima uang yang dibutuhkan maupun yang disetor oleh teller setiap pagi dan sore yang diambil maupun disimpan di khasanah.

11. Teller

a. Melayani penyetoran warkat/ unag tunai dan pengambilan uang tunai setiap hari.

(61)

12. Kepala administrasi dan pembukuan

a. Memantau dan melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan operasional perusahaan.

b. Memeriksa terlebih dahulu sebelum menandatangani deposito nasabah. c. Menagani komplain nasabah

13. Back office.

a. Bagian kliring, melaksanakan tugas-tugas kliring dan bertanggung jawab langsung kepada kepala administrasi dan pembukuan (KAP), meneliti keabsahan semua warkat yang akan dikliringkan.

b. Bagian transfer/inkaso, yaitu menjalankan transfer sesuai dengan tanggal transaksi, serta bertanggung jawab atas jalanya transfer dan menginput warkat inkaso sesuai dengan tanggal transaksi serta meneliti keabsahaan warkat tersebut.

c. Bagian atm, yaitu melakukan pengisian uang di ATM, menjamin ketersediaan uang di mesin atm, serta memonitor mesin atm.

14. Bidang umum

a. Mengontrol persediaan alat-alat koantor yang ada pada perusahaan. b. Setiap bulan melakukan penginputan data tagihan rekening telpon

nasbah.

(62)

Bidang Teknologi Wilayah Tugas dan Tanggug Jawab Strategis

1. Memastikan ketersediaan dan kelayakan hardware dan software diseluruh unit kerja diwilayahnya sesuai podoman dan standart yang ditetapkan kantor pusat.

2. Memonitor semua aplikasi yang berlaku dari kantor pusat sesuai garis penugasan Divisi Teknologi (Kantor Pusat).

3. Memelihara dan menyelenggarkan data base regional information sistem dalam internet sekaligus sebagai administrator email user.

4. Menjaga bahwa program-program aplikasi yang terpasang diseluruh unit kerja di wilayah hanyalah software yang resmi ditetapkan oleh Divisi Teknologi (Kantor Pusat).

Teknis

a. Memestikan kepemilikan up to date user manual untuk setiap aplikasi didalam masing-masing unit kerja di wilayahnya.

b. Melaksanakan fungsi quality control atas program yang hendak diterapkan dengan menjalankan test assurance.

c. Memberi rekomendasikan atas penambahan hardware maupun aksesoris/spare parts.

(63)

e. Memelihara jalur-jalur komunikasi teknologi on line baik untuk sistem ATM maupun server dan terminal data base regional informasi sistem serta hardware dan software lainya.

f. Membantu kebutuhan atas perolahan data/informasi khususnya data masa lalu yang sudah tidak tersedian dalam sistem.

Dalam pelaksanaan tugas harus senantiasa bekerja sama dan dalam koordinasi dengan Divisi Teknologi Kantor Pusat. Bagian Teknologi Wilayah bertanggung jawab kepada Pimpinan Wilayah yang berkedudukan di Jalan Diponegoro Medan.

2. Proses Transaksi ATM

a. Pengertian dan Ruang Lingkup ICBS

Dalam rangka era globalisasi dan meningkatnya daya saing di bidang industri perbankan yang akhir-akhir ini dan dimasa yang akan dating semakin ketat, PT Bank Danamon Indonesia, Tbk sebagai lembaga perbankan setiap saat memperbaiki sarana dan prasarana yang ada, terutama dalam hal teknologi dan sumber daya manusia, dimana kedua hal ini merupakan ujung tombak keunggulan industri perbankan saat ini. PT Bank Danamon Inonesia, Tbk juga tidak kalah dalam hal teknologi.

(64)

sistem dan pengolahan data bank yang bersifat finansial maupun data non finansial yang saling terkait satu sama lain. ICBS itu adalah singkatan dari International Comprehensive Banking System. ICBS dikembangkan dengan maksud agar dapat menjangkau prospek dimasa yang akan datang dan berkesinambungan, dapat mengatur cabang-cabang sendiri, tanpa tergantung pada kantor pusat, tetapi tetap dapat melakukan transaksi jika terjadi gangguan sistem pada salah satu cabang lain.

ICBS merupakan suatu prosedur sistem informasi akuntasi berbasis komputer yang diterapakan oleh perusahaan jasa perbankan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk untuk mengelola data transaksi finansial maupun non finansial pada perusahan tersebut atau malakukan GL (General Ledger) konsolidasi.

(65)

Perubahan sistem ini memberikan dampak yang positif terhadap kemajuan dalam pengolahan data keuangan dan non keuangan sehingga terwujud informasi manajemen yang cepat, tepat, lengkap, dan akurat. Ruang lingkup yang terdapat dalam ICBS adalah perangkat keras, perangkat lunak dan pemakai yang terdiri dari teller, petugas ATM, data entry, dan jajaran pimpinan.

b. Infrastruktur yang Digunakan ATM

PT Bank Danamon Indonesia, Tbk memiliki ATM multifungsi yang diperkenalkan kepada nasabah. ATM multifungsi adalah produk perbankan elektronik dari PT Bank Danamon Indonesia, Tbk yang memberi kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi perbankan baik tunai maupun non tunai. Transaksi ATM multifungsi PT Bank Danamon Indonesia, Tbk yang dapat dilakukan sebagai berikut:

• Penarikan Tunai

• Informasi Saldo

• Transfer Dana Antar Rekening Danamon

• Transfer Dana Antar Rekening Bank Lain

• Pembelian Pulsa isi ulang

• Pembayaran Tagihan Listrik, Air, Telepon, dan Kartu Kredit

• Penggantian PIN

(66)

Kartu ATM

Kartu ATM yang dikeluarkan oleh PT Bank Danamon Indonesia, Tbk, berupa kartu plastik yang digunakan untuk kemudahan dalam melakukan transaksi yang diperkenankan olah bank. Karrtu ini memiliki fungsi sebagai kartu ATM, Autodebit dimerchant berlogo Maestro/Master Card, sebagai kartu ATM Internasional dengan tanda alto dan cirrus.

Mesin ATM

Mesin ATM yang digunakan untuk proses transaksi dan pelaporannya adalah sebagai berikut:

• Komputer, perangkat computer yang digunakan dengan spesifikasi

minimal PC IBM Compotible dengan Standart memori minimum 16 Mb, dan memiliki kapasitas sisa hard disc minimal 40 Mb.

• Sistem operasi mempergunakan windows versi 95 ka atas.

• Monitor, sebagai layar informasi produk layanan bank pada saat

nasabah berintegrasi dengan ATM

• Catridge, sebagai tempat penyediaan uang di ATM yang terdiri

dari 2 kotak. Pada umumnya tidak semua catridge diisi karena pengisian catridge disesuaikan dengan kondisi tertentu atau keberadaan ATM. Masing-masing kotak berisi maksimal Rp.125 juta dengan pecahan uang 50.000,00.

• Printer, menggunakan printer dengan labar kertas minimum 132

(67)
(68)

• Card Reader berfungsi untuk membaca kartu yang masuk ke mesin

ATM

• Currency Dispenser merupakan bagian perangkat ATM yang

berfungsi untuk mengeluarkan uang kepada nasabah.

Saat ini PT Bank Danamon Indonesia, Tbk mengunakan mesin bermerek Wincor, Nixdorf yang dianggap baik dalam menunjang peningkatan pelayanan kepada nasabah. Merek ini memiliki kualitas yang baik dalam pengoperasiannya.

Saluran Komunikasi

Saluran komunikasi data ATM yang digunakan adalah modem, yang terdiri dari VSAT (very small aperture terminal) yang digunakan sebagai alat komunikasi data antar cabang yang dikelola olah data communition provider PT Aplikanusa Lintas Arta, tandem atau Base-24 merupakan alat mainframe yang digunakan sebagai alat untuk memproses seluruh transaksi yang terjadi. Disamping alat komunikasi data tersebut, media transmisi yang digunakan sebagai channel transmisi dari data yang dikirimkan yaitu berupa satellite.

c. Proses Transaksi Harian ATM 1. Kondisi Transaksi

Di dalam pelayanannya, PT Bank Danamon Indonesia, Tbk membagi proses transaksi ATM ke dalam 2 (dua) kondisi, yaitu:

• Transaksi On-Line

(69)

transaksi tersebut akan diotorisasa secara langsung olah server cabang nasabah tersebut.

• Transaksi Off-Line

Yang dimaksud dengan transaksi Off-Line adalah transaksi ATM yang terjadi dalam keadaan dimana server cabang nasabah yang melakukan tarnsaksi dala keadaan mati/rusak (off-line) sehingga transaksi tersebut akan diiotorisasikan oleh server oleh server tandem. Apabila server cabang nasabah tersebut sudah hidup/on-line maka data transaksi tersebut akan diteruskan server tandem ke server cabang nasabah melalui proses rekonsiliasi.

2. Pembukuan Pengambilan Uang

Dalam penyediaan uang untuk ATM dilakukan oleh Head Teller kantor cabang yang sebelumya dilakukan penyortiran terlebih dahulu, selanjutnya dalam pengisian uang maka dilakukan pengambilan uang dari kas kantor cabang, yang selanjutnya dapat dimasukkan kedalam mesin ATM. Kemudian petugas ATM membuat voucer untuk dibukukan oleh petugas ATM kantor cabang tersebut dengan jurnal sebagai berikut:

D : Kas ATM

(70)

3. Pembukuan Pengisian Uang (Restocking)

Pada saat mesin ATM melakukan pengisian uang (restocking) maka petugas ATM akan membuat voucer pembukuan pengisian yang akan dibukukan oleh petugas ATM kantor cabang serta melampirkan berita acara pengisian uang ATM tersebut.

(Lampiran 2)

Dengan jurnal sebagai berikut: D : Kas ATM mesin A K : Kas ATM Replenishment

Selanjutnya sisa uang yang ada pada mesin ATM yang telah direstocking dihitung maka sisa tersebut disetor ke kas kantor cabang tersebut dengan jurnl sebagai berikut:

D : Kas Kantor Cabang K : Kas ATM Mesin A

4. Pembukuan Transaksi Penarikan Tunai ATM

Pencatatan pembukuan transaksi penerika tunai terbagi atas:

• Transaksi ATM Nasabah Cabang Sendiri.

(71)

dengan permintaan nasabah tersebut. Dalam hal ini pembukuan yang terjadi adalah transaksi auto system:

D : Rekening Nasabah Pemilik Kartu ATM K : Kas ATM Cabang A

(Lampiran 3)

• Transaksi ATM Nasabah Cabang Lain

Nasabah cabang B melakukan trnsaksi di ATM cabang A. Dari ATM akan dilanjutkan ke server tandem, kemudian server tandem akan memverifikasi data ke server cabang B. Jika data sesuai maka server akan mengotorisasi keserver tandem dan selanjutnya diteruskan ke ATM untuk mengeluarkan uang tunai sesuai dengan permintaan nasabah tersebut. Dalam hal ini terjadi pembukuan di 2 kantor cabang.

Pembukuan dikantor cabang B D : Rekening Nasabah Cabang B K : RAK Cabang A (pemilik ATM) Pembukuan dikantor cabang A D : RAK Cabang B

K : Kas ATM Cabang A (Lampiran 4)

5. Pembukuan Transaksi Pemindahbukuan (Open Transfer)

(72)

meneruskan data yang diterima ke server cabang penerima. Dicabang penerima akan diperiksa apakah rekening yang dimasukkan benar atau tidak sesuai dengan data cabang penerima.

Cabang penerima akan memberikan jawaban ke server tandem apakah data yang diterima benar atau salah. Server tandem akan mengirimkan data kembali ke layar ATM, sesuai dengan data yag diterima dari cabang penerima. Dalam hal server cabang penerima dalam keadaan on-line, maka di layar ATM akan di displaykan nama nasabah penerima, bila of-line maka nasbah penerima tidak muncul di layar ATM.

Jika nasabah pengirim yakin dengan nama dan nomor rekening nasabah penerima yang tertera di layar ATM, nasabah akan melanjutkan transaksi. Dari server tandem transaksi akan diteruskan dalam 2 arah sekaligus, yaitu ke cabang penerima dan cabang pengirim. Dalam keadaan ini terjadi 2 pembukuan yang berbeda pada masing-masing cabang

Pada cabang penerima jurnalnya: D : RAK Cabang Pengirim K : Rekening Nasabah Penerima

Dalam hal ini saldo rekening nasabah penerima bertambah Sedangkan pembukuan di cabang pengiriman:

D : Rekening Nasabah Pengirim K : RAK Cabang Penerima

(73)

Proses pembukuan ini akan diteruskan ke server tandem untu meng-up date data yang di server tandem. Selanjutnya dari server tandem akan diteruskan ke ATM untuk menunjukkan transaksi berhasil dan telah selesai. (Lampiran 5)

3. Masalah-Masalah dalam Transaksi ATM dan Penangananya

Kecanggihan teknologi informasi perbankan saat ini sangat membantu nasabah serta memberikan manfaat dalam pelayanan yang menggunakan ATM. Dengan penggunaan program ICBS, maka diharapkan daapt meningkatkan performance dan layanan ATM Bank Danamondalam rangka mengoptimalkan kepuasan kepuasan nasabah, daya saing, brand image, pangsa pasar serta profitabilitas untuk menunjang pengembangan bisnis Bank Danaomon.

Meskipun PT Bank Danamon Indonesi, Tbk telah memaksimalkan penyediaan jasa layanannya terhadap para nasabah, masih juga terdapat beberapa kendala dalam transaksi via ATM yang menyebabkan adanya keluhan/komplain dari nasabah. Keluhan nasabah pengguna ATM dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu:

• Transaksi On-Us adalah transaksi pada ATM Bank Danamon yang

dilakukan oleh pemegang karrtu ATM Bank Danamon

• Transaksi Not On-Us adalah transaksi pada ATM Bank Danamon yang

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 2.1 Jadwal Penelitian
Tabel 2.1 Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Prasetiawati: Pengawasan Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT.. Serdang Mandiri

Mukriyadi,Sigit.2006, Analisis sistem pengendalian intern atas prosedur penerimaan dan pengeluaran kas Pada koperasi Karyawan SekarB. Kurnia PT Karya Niaga bersama

penulis tertarik untuk memilih judul “Analisi s Pengendalian Intern Atas Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas Kecil pada PT Bejana Teknik Jaya”. 1.2

Berdasarkan analisis deskriptif terhadap unsur-unsur sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas KPRI “RAHAYU” Sapuran unit simpan pinjam,

Hasil penelitian pertama dengan menggunakan analisis deskriptif menunjukkan bahwa pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas Gereja Kristen Indonesia sudah sesuai

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Bahu Manado telah memenuhi unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas dan berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan

efektif dan apakah pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas telah berperan dalam menunjang efektivitas pengelolaan kas pada Pemerintah Daerah

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Manopo (2013) mengenai Analisis Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas pada PT. Bank Rakyat Indonesia