• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Melalui Komitmen Pegawai Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Melalui Komitmen Pegawai Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Iskandar Muda Medan"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA MELALUI KOMITMEN

PEGAWAI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA

Tbk CABANG ISKANDAR MUDA MEDAN

TESIS

Oleh

DELVIANA ROMAULI WANTI SIHOMBING 087019010/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S

E K O L AH

P A

S C

A S A R JA

(2)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA MELALUI KOMITMEN

PEGAWAI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA

Tbk CABANG ISKANDAR MUDA MEDAN

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

DELVIANA ROMAULI WANTI SIHOMBING 087019010/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA MELALUI KOMITMEN PEGAWAI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk CABANG ISKANDAR MUDA MEDAN Nama Mahasiswa : Delviana Romauli Wanti Sihombing

Nomor Pokok : 087019010

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE.) (Dr. Yeni Absah, SE., M.Si.) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS.) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE.)

(4)

Telah diuji pada:

Tanggal 7 Januari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE. Anggota : 1. Dr. Yeni Absah, SE., M.Si.

2. Prof. Dr. Rismayani, SE., MS.

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis saya yang berjudul:

“Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Melalui Komitmen Pegawai pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Iskandar Muda Medan”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara jelas dan benar.

Medan, Januari 2011 Yang membuat pernyataan,

(6)

ABSTRAK

PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk cabang Iskandar Muda Medan merupakan salah satu bank yang bergerak dibidang jasa. Menyadari pentingnya komitmen pegawai untuk itu perlu ditingkatkan lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian motivasi kerja kepada para pegawai PT BRI,Tbk cabang Iskandar Muda Medan. Hal ini dapat menghasilkan prestasi kerja para pegawai PT BRI,Tbk cabang Iskandar Muda Medan.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap komitmen pegawai dan sejauh mana pengaruh komitmen pegawai terhadap prestasi kerja pada PT BRI,Tbk cabang Iskandar Muda Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap komitmen pegawai dan untuk mengetahui dan menganalisis komitmen pegawai terhadap prestasi kerja PT BRI,Tbk cabang Iskandar Muda Medan.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah survey, sifat penelitian ini adalah deskriptif explanatory. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda, uji F dan uji t dimaksud untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) serta analisis regresi sederhana, uji t dimaksud untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tehnik pengumpulan data primer dengan melakukan wawancara (interview) dan menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner). Sampel dalam penelitian ini 43 responden.

Hasil penelitian menunjukkan dari uji serempak ,diperoleh hasil bahwa lingkungan kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh highly significant terhadap komitmen kerja pegawai PT BRI,Tbk cabang Iskandar Muda Medan. Variabel yang paling dominan yaitu motivasi kerja.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa lingkungan kerja, dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh highly significant terhadap komitmen kerja pegawai PT.BRI,Tbk cabang Iskandar Muda Medan. Motivasi kerja merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap komitmen pegawai.

(7)

ABSTRACT

PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Iskandar Muda Medan branch is one of the banks running in the sector of service. Realizinghow important the commitment of its employees is, this bank needs to make its work environment and the work motivation of its employees improved that a better work achievement can be performed by its employees.

The purpose of this axplanatory descriptive survey study was to find out and analyze to what extent the work environment and work motivation had an influence on the commitment of the employees and to what extent the commitment of the employees had an enfluence on the job performance of PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Iskandar Muda Medan branch.

The data for this study were based on the primary data obtained through interviewing and distributing questionnaires to 43 respondents selected to be the samples for this study. The hypothesis was tested through multiple linear regression analysis, F test and t-test to find out the influence of independent variables on dependent variables at the level of confidence of 95% (α = 0.05).

The result of this study with the tests simultaneously conducted showed that work environment and work motivation simultaneously had a highly significant influence on the work commitment of the employees of PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Iskandar Muda Medan branch. The most dominant variable was the work motivation.

The conclusion drawn from this study is that work environment and work motivation simultaneously had a highly significant influence on the work commitment of the employees of PT. Bank Rakyat Indonesi, Tbk. Iskandar Muda Medan branch. Work motivation was the most dominant variable that had an influence on the commitment of the employees.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah

memberikan hikmat dan karuniaNya kepada penulis selama proses menuntut ilmu

dan menyelesaikan tugas akhir tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir Strata-2 pada program Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dengan judul

“Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Melalui

Komitmen Pegawai Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Iskandar Muda

Medan”.

Selama menjalani proses perkuliahan dan penyelesaian tesis ini, penulis

banyak memperoleh bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, oleh karena

itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku Ketua Komisi

Pembimbing.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

(9)

4. Ibu Dr. Yeni Absah, SE., M.Si., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan dan bimbingan kepada

penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE., MS., Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, SE., M.Si., dan

Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Komisi Pembanding yang telah meluangkan

waktu dan memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

7. Bapak dan Ibu Staf Pengajar, serta pegawai di Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak I Wayan Purnata selaku Pimpinan Cabang Bank Rakyat Indonesia,Tbk dan

Bapak Edy Surianto selaku Supervisor Pelayanan Internal Bank Rakyat

Indonesi,Tbk Cabang Iskandar Muda Medan yang telah memberikan bantuan dan

izin untuk melakukan penelitian ini.

9. Ayahanda Marudut Sihombing dan Ibunda Rosmian br Hutauruk, terima kasih

atas kasih sayang dan doanya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-2 ini.

10.Elfrida Nurhayati Sihombing, SE dan Sahat Maradong Franciscus Sihombing,

atas dukungan dan doanya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

(10)

11.Bangun Parulian Nababan, S.H., M.Kn, yang selalu memberikan dukungan,

semangat dan doanya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

jenjang pendidikan Strata-2 ini.

12.Seluruh sahabat Angkatan XIV Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan semangatnya sehingga

penulis bisa menyelesaikan pendidikan Strata-2 ini.

13.Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam penyelesaian

tesis ini.

Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan rahmat dan karuniaNya kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-2. Penulis

menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu masih diharapkan

masih diharapkan dan kritikan yang positif dari pembaca untuk memberikan saran

yang konstruktif untuk perbaikan. Namun demikian kiranya tesis ini dapat bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen.

Medan, Januari 2011

Penulis,

(11)

RIWAYAT HIDUP

Delviana Romauli W Sihombing, lahir pada tanggal 06 Desember 1984 di

Tarutung, anak Pertama dari tiga bersaudara dari Ayahanda Marudut Sihombing dan

Ibunda Rosmian br Hutauruk.

Pendidikan dimulai tahun 1991 masuk Sekolah Dasar (SD) Negeri Inpres Aek

Kulim Labuhan Batu, tamat dan lulus tahun 1997. Tahun 1997 masuk Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Swasta Methodist Aek Nabara, tamat dan lulus

tahun 2000. Selanjutnya tahun 2000 masuk Sekolah Menengah Umum (SMU) Swasta

Khatholik Rantau Prapat, lulus dan tamat tahun 2003. Tahun 2003 melanjutkan studi

di Fakultas Ekonomi Universitas Widya Gama Malang-Jawa Timur Program Strata

Satu (S-1) Jurusan Ekonomi-Manajemen, tamat dan lulus tahun 2007, dan pada tahun

2008 melanjutkan studi ke Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Medan, Januari 2011

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 4

I.3. Tujuan Penelitian ... 4

I.4. Manfaat Penelitian ... 5

I.5. Kerangka Berpikir... 5

I.6. Hipotesis... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

II.1. Teori tentang Lingkungan Kerja ... 9

II.1.1. Pengertian Lingkungan Kerja ... 9

II.1.2. Lingkungan Kerja Sosial... 9

(13)

II.2. Teori tentang Motivasi ... 14

II.2.1. Pengertian dan TujuanMotivasi ... 14

II.2.2. Teori-teori Motivasi ... 17

II.2.3. Teori Proses Motivasi ... 21

II.3. Teori Komitmen Pegawai... ... 25

II.4. Teori tentang Prestasi Kerja ... 30

II.4.1. Pengertian Prestasi Kerja ... 30

II.4.2. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja ... 31

II.4.3. Syarat-syarat Penilaian Pretasi Kerja ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 37

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

III.2. Metode Penelitian ... 37

III.2.1. PendekatanPenelitian ... 37

III.2.2. Jenis Penelitian... 37

III.2.3. Sifat Penelitian ... 38

III.3. Populasi dan Sampel ... 38

III.4. Teknik Pengumpulan Data... 39

III.5. Jenis dan Sumber Data ... 39

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel... 40

(14)

III.6.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Hipotesis Kedua ... 42

III.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 43

III.7.1. Uji Validitas Instrumen ... 43

III.7.1.1. Uji validitas instrumen variabel lingkungan kerja... 44

III.7.1.2. Uji validitas instrumen variabel motivasi kerja... 45

III.7.1.3. Uji validitas instrumen variabel komitmen pegawai ... 46

III.7.1.4. Uji validitas instrumen variabel prestasi kerja... 47

III.7.2. Uji Reliabilitas ... 48

III.8. Model Analisis Data... 49

III.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama ... 49

III.8.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua ... 52

III.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 55

III.9.1. Uji Normalitas... 55

III.9.2. Uji Multikolinieritas... 55

III.9.3. Uji Heteroskedastisitas... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

IV.1. Hasil Penelitian ... 57

(15)

IV.1.1.1. Sejarah singkat PT. BRI, Tbk Cabang

Iskandar Muda Medan... 57

IV.1.1.2. Visi dan misi PT. BRI, Tbk Cabang

Iskandar Muda Medan... 58

IV.1.1.3. Struktur organisasi PT. BRI, Tbk Cabang

Iskandar Muda Medan... 59

IV.1.1.4. Tugas PT. BRI, Tbk Cabang Iskandar

Muda Medan ... 61

IV.1.1.5. Fungsi PT. BRI, Tbk Cabang Iskandar

Muda Medan ... 61

IV.1.2.Karakteristik Responden ... 67

IV.1.2.1. Karakteristik responden berdasarkan usia... 67

IV.1.2.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin... 68

IV.1.2.3. Karakteristik responden berdasarkan latar

belakang pendidikan ... 69

IV.1.2.4. Karakteristik responden berdasarkan lama

bekerja ... 69

IV.1.3.Penjelasan Atas Variabel Penelitian ... 70

IV.1.3.1. Penjelasan responden atas variabel

lingkungan kerja... 70

IV.1.3.2. Penjelasan responden atas variabel motivasi kerja... 75

IV.1.3.3. Penjelasan responden atas variabel

komitmen pegawai ... 78

IV.1.3.4. Penjelasan responden atas variabel prestasi

(16)

IV.1.4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 95

IV.1.4.1. Hasil uji normalitas hipotesis pertama ... 95

IV.1.4.2. Hasil uji multikolinieritas hipotesis pertama... 98

IV.1.4.3. Hasil uji heteroskedastisitas hipotesis pertama... 99

IV.1.4.4. Hasil uji normalitas hipotesis kedua ... 100

IV.2. Pembahasan... 102

IV.2.1.Pengujian Hipotesis Pertama ... 102

IV.2.1.1. Hasil regresi berganda... 102

IV.2.1.2. Koefisien determinasi (R-Square)... 104

IV.2.1.3. Uji secara serempak ... 104

IV.2.1.4. Uji secara parsial ... 106

IV.2.2.Pengujian Hipotesis Kedua ... 108

IV.2.2.1. Hasil regresi sederhana ... 108

IV.2.2.2. Koefisien determinasi (R-Square)... 109

IV.2.2.3. Uji secara parsial ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 112

V.1. Kesimpulan ... 112

V.2. Saran... 113

(17)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama... 41

III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 42

III.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Lingkungan Kerja... 44

III.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Motivasi kerja... 45

III.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Komitmen Pegawai ... 46

III.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Prestasi Kerja ... 47

III.7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 49

IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 67

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan... 69

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 70

IV.5. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan Kondisi Alat Penerangan yang Kurang Memadai... 71

IV.6. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan Ukuran Ruangan Kerja yang Kurang Luas ... 71

IV.7. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan Tata Letak Peralatan Kerja Kurang Baik ... 72

IV.8. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan Ketersediaan Perlengkapan Kerja Kurang Memadai ... 73

(18)

IV.10. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Hubungan Kerja Antar Pegawai Kurang Baik ... 74

IV.11. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Selalu Bekerja Keras dalam Menjalankan Tugas yang Diberikan... 75

IV.12. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Selalu Berorientasi Masa Depan ... 76

IV.13. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Cita-cita yang Tinggi untuk Pengembangan Karir Kemasa Depan ... 77

IV.14. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Selalu Menunjukkan Prestasi Terbaik... 77

IV.15. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Pegawai Selalu Tekun dalam Bekerja... 78

IV.16. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Pegawai Selalu Bekerja Lebih Keras ... 79

IV.17. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Nilai Organisasi Sejalan dengan Nilai yang Dimiliki Pegawai ... 79

IV.18. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Pegawai Menerima dan Melaksanakan Semua Tugas yang Diberikan .. 80

IV.19. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

PT. BRI, Tbk Merupakan Organisasi Terbaik Bagi Pegawai ... 81

IV.20. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Kebijakan Kepegawaian yang Dibuat... 81

IV.21. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Menjaga Nama Baik PT. BRI, Tbk... 82

IV.22. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Pegawai Bangga Dapat Bekerja di PT. BRI, Tbk ... 83

IV.23. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

(19)

IV.24. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Organisasi Dapat Mengilhami Pegawai ... 84

IV.25. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Kepedulian terhadap Reputasi Organisasi ... 84

IV.26. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan Pegawai Bekerja di Tempat Lain Sama Baiknya dengan Pegawai

Bekerja di PT. BRI, Tbk ... 85

IV.27. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan Tidak Banyak Hal yang Dapat Dicapai Pegawai Tetap Bekerja di

PT. BRI, Tbk ... 86

IV.28. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

PegawaiMerasa Punya Loyalitas yang Kecil ... 86

IV.29. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Bekerja di PT. BRI, Tbk Merupakan Keputusan yang Baik... 87

IV.30. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Sedikit Masalah Akan Meninggalkan Organisasi ... 88

IV.31. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Ketepatan Pegawai dalam Bekerja... 89

IV.32. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Ketelitian Pegawai dalam Menyelesaikan Pekerjaan... 89

IV.33. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Upaya yang Dilakukan Pegawai dalam Mencapai Target Kerja ... 90

IV.34. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Kecepatan Pegawai dalam Menyelesaikan Pekerjaan... 90

IV.35. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Pegawai Mengikuti Instruksi Kerja yang Diberikan Atasan... 91

IV.36. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Inisiatif Pegawai dalam Menyelesaikan Pekerjaan ... 92

IV.37. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

(20)

IV.38. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan

Kemampuan Pegawai dalam Menyelesaikan Pekerjaan ... 93

IV.39. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan Loyalitas Pegawai ... 93

IV.40. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan yang Berkaitan dengan Sikap Pegawai dengan Pegawai Lain dalam Bekerja ... 94

IV.41. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov... 98

IV.42. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Pertama ... 98

IV.43. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov... 102

IV.44. Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Pertama ... 103

IV.45. Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama ... 104

IV.46. Uji F Hipotesis Pertama ... 105

IV.47. Uji Parsial Hipotesis Pertama ... 106

IV.48. Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Kedua... 108

IV.49. Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua ... 109

(21)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

I.1. Kerangka Berpikir... 8

IV.1. Struktur Organisasi PT. BRI, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan ... 60

IV.2. Hasil Uji Normalitas Histogram Hipotesis Pertama ... 96

IV.3. Hasil Uji Normalitas P-P Plot Hipotesis Pertama ... 97

IV.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama ... 99

IV.5. Hasil Uji Normalitas Histogram Hipotesis Kedua ... 100

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 117

2. Hasil Regresi Hipotesis Pertama... 121

3. Hasil Regresi Hipótesis Kedua ... 124

(23)

ABSTRAK

PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk cabang Iskandar Muda Medan merupakan salah satu bank yang bergerak dibidang jasa. Menyadari pentingnya komitmen pegawai untuk itu perlu ditingkatkan lingkungan kerja yang kondusif dan pemberian motivasi kerja kepada para pegawai PT BRI,Tbk cabang Iskandar Muda Medan. Hal ini dapat menghasilkan prestasi kerja para pegawai PT BRI,Tbk cabang Iskandar Muda Medan.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap komitmen pegawai dan sejauh mana pengaruh komitmen pegawai terhadap prestasi kerja pada PT BRI,Tbk cabang Iskandar Muda Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap komitmen pegawai dan untuk mengetahui dan menganalisis komitmen pegawai terhadap prestasi kerja PT BRI,Tbk cabang Iskandar Muda Medan.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah survey, sifat penelitian ini adalah deskriptif explanatory. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda, uji F dan uji t dimaksud untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) serta analisis regresi sederhana, uji t dimaksud untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tehnik pengumpulan data primer dengan melakukan wawancara (interview) dan menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner). Sampel dalam penelitian ini 43 responden.

Hasil penelitian menunjukkan dari uji serempak ,diperoleh hasil bahwa lingkungan kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh highly significant terhadap komitmen kerja pegawai PT BRI,Tbk cabang Iskandar Muda Medan. Variabel yang paling dominan yaitu motivasi kerja.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa lingkungan kerja, dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh highly significant terhadap komitmen kerja pegawai PT.BRI,Tbk cabang Iskandar Muda Medan. Motivasi kerja merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap komitmen pegawai.

(24)

ABSTRACT

PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Iskandar Muda Medan branch is one of the banks running in the sector of service. Realizinghow important the commitment of its employees is, this bank needs to make its work environment and the work motivation of its employees improved that a better work achievement can be performed by its employees.

The purpose of this axplanatory descriptive survey study was to find out and analyze to what extent the work environment and work motivation had an influence on the commitment of the employees and to what extent the commitment of the employees had an enfluence on the job performance of PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Iskandar Muda Medan branch.

The data for this study were based on the primary data obtained through interviewing and distributing questionnaires to 43 respondents selected to be the samples for this study. The hypothesis was tested through multiple linear regression analysis, F test and t-test to find out the influence of independent variables on dependent variables at the level of confidence of 95% (α = 0.05).

The result of this study with the tests simultaneously conducted showed that work environment and work motivation simultaneously had a highly significant influence on the work commitment of the employees of PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Iskandar Muda Medan branch. The most dominant variable was the work motivation.

The conclusion drawn from this study is that work environment and work motivation simultaneously had a highly significant influence on the work commitment of the employees of PT. Bank Rakyat Indonesi, Tbk. Iskandar Muda Medan branch. Work motivation was the most dominant variable that had an influence on the commitment of the employees.

(25)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut.

Keberhasilan perusahaan dapat ditentukan oleh beberapa faktor, dan salah satu faktor

yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan ini adalah faktor sumber daya

manusia yang bekerja di perusahaan itu. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung pada keberhasilan

manajemen dalam mengelola sumber daya manusia yang terlibat di dalam aktivitas

perusahaan.

Persaingan pada era globalisasi saat ini menuntut sebuah perusahaan untuk

dapat memiliki sumber daya yang baik, khususnya sumber daya manusia yang

berkualitas. Selanjutnya, sumber daya manusia ini lebih dikenal dengan istilah

pegawai atau karyawan yang bekerja di suatu organisasi atau perusahaan. Perusahaan

yang memiliki pegawai yang berkualitas akan mempermudah manajemen

mengarahkannya pada penyelesaian tugas-tugas tertentu.

Sebagai upaya untuk mempertahankan pegawai yang berkualitas, maka

perusahaan harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan dari pegawai tersebut.

Pemenuhan kebutuhan pegawai akan memberikan dampak yang positif terhadap

(26)

PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. (PT. BRI, Tbk.) yang berlokasi di Jalan

Iskandar Muda No. 173 Medan adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang

jasa perbankan. Sebagai salah satu perbankan terkemuka di Indonesia, PT. BRI, Tbk

Cabang Iskandar Muda Medan dituntut untuk dapat bersaing dengan perbankan lain

yang senantiasa meningkatkan kinerjanya. Seperti halnya perusahaan lain, PT. BRI,

Tbk Cabang Iskandar Muda Medan juga tidak terlepas dari beberapa permasalahan

yang dihadapi di dalam pencapaian tujuannya.

Diantara banyaknya faktor yang menentukan keberhasilan pegawai dalam

menjalankan pekerjaannya, maka faktor lingkungan kerja pegawai merupakan salah

satu faktor yang perlu mendapat perhatian perusahaan. Karyawan yang bekerja di

lingkungan kerja yang sehat, secara langsung maupun tidak langsung ikut mendorong

peningkatan motivasi kerja dirinya. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat

akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan yang

kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak

mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Lingkungan kerja

yang kurang kondusif dapat berpengaruh pada rendahnya motivasi kerja karyawan.

Permasalahan yang timbul di lingkungan kerja pegawai PT. BRI, Tbk Cabang

Iskandar Muda Medan adalah masalah berkaitan dengan ruang kerja pegawai yang

dinilai masih terlalu sempit, sehingga seringkali konsentrasi pegawai terganggu

karena kondisi ini. Tidak adanya pemisah antara satu meja dengan meja kerja

pegawai yang lain mengakibatkan setiap pegawai tidak memiliki keleluasaan dalam

(27)

sesama pegawai lebih besar dibanding dengan mengerjakan tugas yang seharusnya

diselesaikan.

Secara tidak disadari, permasalahan yang timbul di atas memberikan dampak

negatif pada motivasi kerja pegawai PT. BRI, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan.

Kurang konsentrasinya pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan berdampak pada

menurunnya motivasi kerja pegawai. Penurunan motivasi ini dapat dilihat dari tidak

tercapainya target yang telah ditetapkan perusahaan untuk diselesaikan. Seringnya

komunikasi yang tidak berhubungan dengan pekerjaan diantara sesama pegawai pada

saat jam kerja, mengakibatkan banyak pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan.

Akibatnya, setiap pegawai selalu membandingkan pekerjaan mereka satu sama

lainnya. Di satu sisi, ada pegawai yang bekerja dengan giat dan tekun, dan di sisi lain

ada pegawai yang bekerja hanya pada saat-saat tertentu. Akan tetapi kompensasi yang

diterima oleh pegawai yang satu tidak berbeda dengan pegawai lainnya. Hal ini

perlahan-lahan dapat menurunkan motivasi kerja pegawai yang bekerja dengan giat

dan tekun sebelumnya.

Komitmen merupakan bentuk loyalitas yang lebih konkrit dapat dilihat dari

sejauhmana pegawai mencurahkan perhatian, gagasan dan tanggungjawabnya dalam

upaya perusahaan mencapai tujuan. Komitmen dapat dideteksi dari bagaimana

pegawai berhubungan satu dengan lainnya dan bagaimana perasaan mereka terhadap

perusahaan. Salah satu permasalahan yang berhubungan dengan komitmen pegawai

PT. BRI, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan adalah ketidakmampuan pegawai untuk

(28)

mengindikasikan awal mula komitmen pegawai terhadap pekerjaannya mulai

menurun. Penurunan komitmen pegawai ini secara perlahan akan menjadi kebiasaan

buruk bagi pegawai. Peranan manajemen PT. BRI, Tbk Cabang Iskandar Muda

Medan sangat dibutuhkan untuk mencegah dan mengantisipasi permasalahan ini.

Pengaruh keseluruhan dari beberapa permasalahan di atas dapat di lihat pada

menurunnya prestasi kerja pegawai PT. BRI, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan.

Beberapa pegawai mengeluhkan rendahnya penilaian kinerja pegawai yang

merupakan tolak ukur bagi perusahaan untuk menentukan tinggi rendahnya prestasi

kerja pegawai.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Sejauhmana pengaruh lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap komitmen

pegawai pada PT. BRI, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan?

2. Sejauhmana pengaruh komitmen pegawai terhadap prestasi kerja pada PT. BRI,

Tbk Cabang Iskandar Muda Medan?

I.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja dan motivasi

kerja terhadap komitmen pegawai dan prestasi kerja pada PT. BRI, Tbk Cabang

(29)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen pegawai terhadap

prestasi kerja PT. BRI, Tbk cabang Iskandar Muda Medan.

I.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi semua pegawai, pejabat

(pimpinan) PT. BRI, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan.

2. Sebagai menambah khasanah penelitian bagi program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang dapat dipergunakan dan

dikembangkan.

3. Sebagai menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang

Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya yang berkaitan dengan pengaruh

lingkungan kerja, motivasi terhadap komitmen pegawai dan prestasi.

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian

pada bidang yang sama dimasa yang akan datang.

I.5. Kerangka Berpikir

Menurut Mangkunegara (2007) bahwa “Prestasi kerja adalah hasil kerja

secara kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya”. Kondisi kerja yang kurang

baik dapat menyebabkan rendahnya prestasi kerja pegawai (Martoyo, 2000).

Lingkungan kerja merupakan bagian dari kondisi kerja pegawai, apabila

(30)

akan rendah. Sebaliknya, jika pegawai merasa tenang dan nyaman dalam

melaksanakan tugas, maka prestasi kerjanya akan meningkat. Menurut Rokhman

(2002) ”lingkungan kerja terbentuk oleh adanya komitmen eksternal hal ini muncul

karena adanya tuntutan terhadap penyelesaian tugas dan tanggung jawab dan

komitmen internal sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin dan lingkungan

organisasi dalam membutuhkan sikap dan prilaku profesional dalam menyelesaikan

tanggung jawab perusahaan”.

Menurut Sihombing (2004) ” lingkungan kerja adalah faktor-faktor diluar

manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor fisik ini

mencakup peralatan kerja, suhu ditempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan,

luas ruang kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbantuk

diperusahaan antara atasan dan bawahan serta antara sesama pegawai”.

Keberhasilan tenaga kerja dalam perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu: lingkungan kerja dimana pegawai melakukan aktivitasnya serta kesempatan

untuk maju dalam karir ( pengembangan karir ) bagi setiap pegawai. Kedua faktor ini

dapat menjadi motivasi bagi pegawai dalam meningkatkan prestasi kerjanya. Jika

hubungan antara atasan dan bawahan tidak baik maka karyawan tidak akan

mempunyai saluran untuk menyampaikan keluhan dan keinginan mereka. Hubungan

kerja yang tidak baik antara sesama pegawai juga memberikan pengaruh terhadap

komitmen kerja pegawai.

Mangkunegara (2003) menyatakan bahwa ”Motivasi kerja terbentuk dari

(31)

menciptakan relasi kerja yang harmonis dan efektif, pimpinan dan manajer perlu

menciptakan lingkungan kerja yang mendukung sinergi dan partisipasi kelompok”.

Menurut Robbins (2003:208) ”motivasi adalah satu proses yang menghasilkan suatu

intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan.

Sementara motivasi umum bersangkutan dengan upaya kearah setiap tujuan”.

Menurut Mulyadi (2001) ”untuk membangun komitmen pegawainya

diperlukan penghargaan akan motivasi untuk menghasilkan kinerja dan penghargaan

yang dirasakan adil oleh personal akan memotivasi personal secara maksimum dalam

menghasilkan kinerja yang luar biasa”. Komitmen pegawai pada dasarnya merupakan

cermin antusiasme kerjanya. Hal ini diwujudkan oleh kesediaan bawahan untuk

menyelesaikan tugas yang dibebankan secepat mungkin dan menyelesaikan tugas

dengan kualitas dan kuantitas melebihi standart yang ditetapkan. Komitmen

seseorang terhadap organisasi merupakan isu hangat penting sehingga beberapa

organisasi memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang

suatu jabatan/posisi. Pegawai yang mempunyai komitmen terhadap organisasi akan

menunjukkan peningkatan efektivitas organisasi melalui tingginya pencapaian

kinerja, kualitas pekerjaan, mengurangi keterlambatan dan ketidakhadiran.

Memahami komitmen organisasi merupakan hal yang penting agar tercipta kondisi

kerja yang kondusif sehingga organisasi dapat berjalan secara efektif dan efesien.

Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seseorang

pegawai memihak pada satu organisasi tertentu dengan tujuan-tujuannya, serta

(32)

organisasi juga merupakan nilai personal, yang kadang-kadang mengacu pada sikap

loyal pada perusahaan. Menurut Luthans (2006) menyatakan atasan (manajer) perlu

memberikan perhatian dan suasana kerja yang akan membangkitkan komitmen

pegawai.

Mathis dan Jackson (2000) menyatakan bahwa ”komitmen organisasi adalah

derajat yang mana pegawai percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan

tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi”.

Berdasarkan teori yang dikemukakan di atas maka kerangka pemikiran dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar I.1. Kerangka Berpikir

I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

1. Lingkungan kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap komitmen pegawai

pada PT. BRI, Tbk Cabang Iskandar Muda Medan.

2. Komitmen pegawai berpengaruh terhadap prestasi kerja pada PT. BRI, Tbk

Cabang Iskandar Muda Medan. Lingkungan

Kerja

Prestasi Kerja

Motivasi Kerja

(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori tentang Lingkungan Kerja II.1.1. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah suasana dimana karyawan melakukan aktivitas

setiap harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan

memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat

mempengaruhi emosional karyawan. Jika karyawan menyenangi lingkungan kerja

dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan betah ditempat kerjanya,

melakukan aktivitasnya sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif.

Sihombing (2004) menyatakan bahwa: “Lingkungan kerja adalah faktor-faktor di luar manusia baik fisik maupun non fisik dalam suatu organisasi. Faktor- fisik ini mencakup peralatan kerja, suhu ditempat kerja, kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang kerja sedangkan non fisik mencakup hubungan kerja yang terbentuk di perusahaan antara atasan dan bawahan serta antara sesama karyawan”. Lingkungan kerja itu mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama karyawan dan hubungan kerja antara bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat karyawan bekerja.

II.1.2. Lingkungan Kerja Sosial

Lingkungan kerja sosial mencakup hubungan yang terbina dalam perusahaan.

Seorang pegawai bekerja di dalam perusahaan tidak sendiri. Di dalam melakukan

aktivitas, pegawai pasti membutuhkan orang lain. Dengan demikian pegawai wajib

membina hubungan yang baik antara rekan kerja, bawahan maupun atasan karena

(34)

psikologis karyawan. Mello (2002) menyatakan bahwa “labor relations is key

strategic issue for organizations because the nature of the relationship between the

employeer and can have a significant inpact on morale, motivation and

productivity”. (Hubungan kerja adalah isu strategis kunci bagi organisasi karena sifat

hubungan antara pemberi kerja dan dapat memiliki inpact signifikan terhadap moral,

motivasi dan produktivitas).

Komunikasi yang baik merupakan kunci untuk membangun hubungan kerja.

Komunikasi yang buruk dapat menyebabkan kesalah pahaman karena gagal

menyampaikan pikiran dan perasaan satu sama lain. Komunikasi yang baik dapat

digunakan sebagai alat untuk memotivasi prestasi kerja karyawan dan membangun

tim kerja yang solid. Untuk membangun hubungan kerja yang baik, menurut

Mangkunegara (2003) diperlukan: “(1) pengaturan waktu, (2) tahu posisi diri,

(3) adanya kecocokan, (4) menjaga keharmonisan, (5) pengendalian desakan dalam

diri, (6) memahami dampak kata-kata atau tindakan anda pada diri orang lain,

(7) jangan mengatur orang lain sampai anda mampu mengatur diri sendiri, (8) tidak

mengumbar kemarahan pada orang lain, (9) besikap bijak dan bijaksana”. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk membangun hubungan kerja yang baik diperlukan

pengendalian emosional dengan baik ditempat kerja.

Mangkunegara (2003) menyatakan bahwa “untuk menciptakan hubungan

relasi kerja yang harmonis dan efektif, pimpinan dan manajer perlu (1) meluangkan

waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi emosi karyawan dan bagaimana mereka

(35)

memotivasi kreativitas”. Dari pernyataan ini dapat kita simpulkan bahwa pengelolaan

hubungan kerja dan pengendalian emosional ditempat kerja itu sangat perlu untuk

diperhatikan karena akan memberikan dampak terhadap prestasi kerja karyawan. Hal

ini disebabkan karena manusia itu bekerja bukan sebagai mesin.

Manusia mempunyai perasaan untuk dihargai dan bukan bekerja untuk uang

saja. Manusia bekerja untuk mendapatkan uang tetapi uang bukan merupakan tujuan

segalanya. Menusia bekerja untuk mendapatkan lebih dari sekedar uang, manusia

memerlukan penghargaan dari perusahaan, memiliki hubungan yang baik dengan

sesama karyawan dan manajer serta memiliki pekerjaan yang layak. Jadi uang bukan

merupakan alat motivasi yang utama untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan

sebaliknya hubungan kerja yang baik di lingkungan perusahaan merupakan kunci

utama untuk mendapatkan kepercayaan dan loyalitas karyawan yang pada akhirnya

memberikan dampak positif terhadap prestasi kerja karyawan.

II.1.3. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah tempat kerja karyawan melakukan aktivitasnya.

Lingkungan kerja fisik mempengaruhi semangat dan emosi kerja karyawan.

Faktor-faktor fisik ini mencakup suhu udara di tempat kerja, luas ruang kerja, kebisingan,

kepadatan, dan kesesakan. Faktor-faktor fisik ini sangat mempengaruhi tingkah laku

(36)

Robbins (2002) menyatakan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi

lingkungan kerja fisik adalah: a) suhu, b) kebisingan, c) penerangan dan d)mutu

udara”.

a. Suhu

Suhu adalah satu variabel dimana terdapat perbedaan individual yang besar. Suhu

yang nyaman bagi seseorang mungkin merupakan neraka bagi orang lain. Dengan

demikian untuk memaksimalkan produktivitas, adalah penting bahwa karyawan

bekerja di suatu lingkungan dimana suhu diatur sedemikian rupa sehingga berada

di antara rentang kerja yang dapat diterima setiap individu.

b. Kebisingan

Bukti dari telaah-telaah tentang suara menunjukkan bahwa suara-suara yang

konstan atau dapat diramalkan pada umumnya tidak menyebabkan penurunan

kinerja sebaliknya efek dari suara-suara yang tidak dapat diramalkan memberikan

pengaruh negatif dan mengganggu konsentrasi karyawan.

c. Penerangan

Bekerja pada ruang yang gelap dan samara-samar akan menyebabkan ketegangan

pada mata. Intensitas cahaya yang tepat dapat membantu karyawan dalam

memperlancar aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari intensitas cahaya juga

tergantung pada usia karyawan. Pencapaian kinerja pada tingkat penerangan yang

lebih tinggi adalah lebih besar untuk karyawan yang lebih tua dibanding yang

(37)

d. Mutu Udara

Merupakan fakta yang tidak bisa disangkal bahwa jika menghirup udara tercemar

membawa efek yang merugikan pada kesehatan pribadi. Udara yang tercemar

dapat mengganggu kesehatan pribadi keryawan. Udara yang tercemar di

lingkungan kerja dapat menyebabkan sakit kepala, mata perih, kelelahan, lekas

marah dan depresi.

Faktor lainnya yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah rancangan

ruang kerja. Rancangan ruang kerja yang baik dapat menimbulkan kenyaman bagi

karyawan ditempat kerjanya. Faktor-faktor dari rancangan ruang kerja tersebut

menurut Robbins (2002) terdiri atas : “a) ukuran ruang kerja, b) pengaturan ruang

kerja, c) privasi”.

a. Ukuran ruang kerja

Ruangan kerja sangat mempengaruhi kinerja karyawan Ruangan kerja yang

sempit dan membuat karyawan sulit bergerak akan menghasilkan kinerja yang

lebih rendah jika dibanding dengan karyawan yang memiliki ruang kerja yang

luas

b. Pengaturan

Jika ukuran ruang kerja merujuk pada besarnya ruangan per karyawan,

pengaturan merujuk pada jarak antara orang dan fasilitas. Pengaturan ruang kerja

(38)

berinteraksi dengan individu-individu yang dekat secara fisik. Oleh karena itu

lokasi kerja karyawan mempengaruhi informasi yang ingin diketahui.

c. Privasi

Privasi dipengaruhi oleh dinding, partisi dan sekatan-sekatan fisik lainnya.

Kebanyakan karyawan menginginkan tingkat privasi yang besar dalam pekerjaan

mereka (khususnya dalam posisi manajerial, di mana privasi diasosiasikan dalam

status). Namun kebanyakan karyawan juga menginginkan peluang untuk

berinteraksi dengan rekan kerja, yang dibatasi dengan meningkatnya privasi.

Keinginan akan privasi itu kuat dipihak banyak orang. Privasi membatasi

gangguan yang terutama sangat menyusahkan orang-orang yang melakukan

tugas-tugas rumit.

II.2. Teori tentang Motivasi

II.2.1. Pengertian dan Tujuan Motivasi

Untuk memberikan dorongan dan menggerakkan orang-orang agar mereka

bersedia bekerja semaksimal mungkin, perlu diusahakan adanya komunikasi dan

peran serta dari semua pihak yang bersangkutan. Motivasi menunjukkan agar manajer

mengetahui bagaimana memberikan informasi ang tepat pada bawahannya agar

mereka menyediakan waktunya guna melakukan usaha yang diperlukan untuk

memperoleh saran-saran dan rekomendasi-rekomendasi mengenai masalah yang

dihadapi. Untuk itu diperlukan keahlian manajer untuk memberikan motivasi kepada

(39)

Manullang (2004) menyatakan bahwa, motivasi adalah memberikan daya

peransang kepada karyawan yang bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja

dengan segala daya dan upayanya.

Menurut McCormick dalam mangkunegara (2000), motivasi kerja adalah

kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku

yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Sedangkan Nawawi (2003) menyatakan

motivasi adalah suau kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang

melakukan suatu perbuatan/kegiatan yang berlangsung secara sadar.

Dari definisi di atas tersebut dapat dijelaskan bahwa pimpinan harus

mengetahui apa dan bagaimana yang harus dipenuhi (pemuas kebutuhan pegawai)

sehingga dapat menjadi daya pendorong bagi pegawai untuk berprilaku kearah

tercapainya tujuan perusahan.

Dalam pemberian motivasi seluruh perusahaan mempunyai kesamaan tujuan

untuk merangsang dan mendorong individu agar bekerja lebih giat, efisien dan efektif

dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Ada beberapa tujuan yang diperoleh dari

pemberian motivasi menurut Hasibuan (2005) yaitu:

a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

b. Meningkatkan prestasi kerja karyawan

c. Meningkatkan kedisiplinan karyawan

d. Mempertahankan kestabilan perusahaan

e. Menefektifkan pengadaan karyawan

(40)

g. Menungkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi

h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

i. Meningkatkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas

j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

Produktifitas pegawai menjadi pusat perhatian dalam upaya untuk

meningkatkan kinerja yang mempengaruhi efisiensi dan efektifitas organisasi.

Analisis yang lebih mengkonsentrasikan pada kinerja akan lebih memberikan

penekanan pada 2 faktor utama yaitu:

1. Motivasi dari pegawai.

2. Kemampuan dari pegawai untuk bekerja. (Sulistiyani dan Rosidah, 2003:187).

Menurut Robbins (2008), ”motivasi adalah suatu proses yang menjelaskan

intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan”.

Menurut Wahjosomidjo untuk memberikan motivasi yang tepat pimpinan

hendaknya terus menerus:

1. Mengamati dan memahami tingkah laku bawahan.

2. Mencari dan menentukan sebab-sebab tingkah laku bawahan.

3. Memperhitungkan, mengawasi dan mengubah serta mengarahkan tingkah laku

bawahan.

Untuk memahami motivasi secara lebih mendalam maka harus di pahami pula

bahwa di dalam organisasi publik, akan terjadi interaksi dan aktivitas baik yang

bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan pelaksanaan tugas.

(41)

1. Interaksi kerjasama anatara pimpinan dan bawahan kolega maupun dengan atasan

pimpinan itu sendiri.

2. Dalam proses interaksi tersebut terjadi perilaku bawahan yang harus diperhatikan,

diarahkan, dibina, dikembangkan tetapi kemungkinan juga di paksakan agar

perilaku tersebut sesuai dengan organisasi yang bersangkutan.

3. Perilaku yang ditampilkan oleh para bawahan berjalan sesuai dengan sistem nilai

dan aturan atau bertentangan.

4. Dorongan prilaku yang berbeda-beda dapat terjadi karena keinginan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda pula. (Sulistiyani & Rosidah, 2009)

II.2.2. Teori-teori Motivasi

Teori-teori motivasi yang dikemukakan berikut ini merupakan hal penting,

karena teori motivasi ini dapat memudahkan bagi manajemen perusahaan untuk dapat

menggerakkan, mendorong dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada para

pegawai. Diantara berbagai teori motivasi yang dikemukankan oleh para ahli terdapat

tiga nama besar yang dianggap paling menonjol dan mempengaruhi jalan pikiran para

ahli sehubungan dengan teori kepuasan. Mereka itu adalah Abraham maslow yang

mengemukakan teori hirarki kebutuhan, Frederich Herzberq yang mengemukakan

teori dua faktor dan David McCelland yang mengemukakan teori prestasi

(42)

1. Teori Kebutuhan Maslow.

Teori ini memandang bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang

bertingkat-tingkat dari yang paling sederhana hingga yang paling tinggi berdasarkan kadar

kepentingannya. Kebutuhan itu antara lain:

a. Kebutuhan fisiologi (fisiological needs)

Kebutuhan dasar yang menunjang kehidupan manusia, yaitu pangan, sandang,

papan, dan Seks. Apabila kebutuhan fisiologi ini belum terpenuhi secukupnya,

maka kebutuhan lain tidak akan memotivasi manusia.

b. Kebutuhan rasa aman (Safety needs)

Kebutuhan akan terbebaskannya dari bahaya fisik, rasa takut kehilangan

pekerjaan dan materi.

c. Kebutuhan akan sosialisasi (social needs or afilitiation)

Sebagai mahluk social manusia membutuhkan pergaulan dengan sesamanya

dan sebagai bagian dari kelompok.

d. Kebutuhan penghargaan (esteem needs)

Kebutuhan merasa dirinya berharga dan dihargai orang lain.

e. Kebutuhan aktualisasi diri ( self actualization needs)

Kebutuhan untuk mengembangkan diri dan menjadi orang sesuai dengan yang

dicita-citakan.

Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan yang lebih tinggi

dan lebih rendah. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai

(43)

dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas (higher-order needs).

Perbedaan antara dua tingkatan tersebut didasarkan pada dasar pemikiran bahwa

kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal (di dalam diri seseorang),

sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal

(oleh hal-hal seperti imbalan kerja, kontrak serikat kerja, dan masa jabatan).

(Robbins & Judge, 2008).

2. Teori Dua Faktor Herzberg

Yang dimaksud dengan dua faktor tentang motivasi yang dikemukan oleh

herzberg adalah faktor yang membuat orang merasa puas (satisfers) dan faktor

yang membuat orang tidak puas (dissatisfers). Dalam pandangan lain dua faktor

yang dimaksudkan dalam teori motivasi Herzbeg adalah adanya dua rangkaian

kondisi. Kondisi pertama dimana orang merasa sehat dan faktor yang memotivai

(hygiene-motivator) dan faktor ekstrinsik dan intrinsic (extrinsic-intrinsic) sesuai

dengan bagaimana cara pandang orang yang membahasnya.

Teori dua faktor tidak begitu didukung dalam literatur dan menuai banyak

kritikan. Kritik-kritik terhadap teori tersebut meliputi:

a. Prosedur yang digunakan oleh Herzberg dibatasi oleh metodologinya. Ketika

segalanya berjalan dengan baik, individu-individu cenderung memuji diri

mereka sendiri. Sebaliknya, mereka menyalahkan kegagalan pada lingkungan

ekstrinsik.

b. Keandalan metologi Herzberg diragukan. Para penilai harus membuat

(44)

dengan menginterpretasikan respons seseorang dalam prilaku tertentu ketika

mencoba respons yang sama dengan cara berbeda.

c. Tidak ada ukuran kepuasan yang digunakan secara keseluruhan. Seseorang

mungkin tidak menyukai bagian dari suatu pekerjaan namun masih

menganggap pekerjaan tersebut bisa diterima secara menyeluruh.

d. Teori tersebut tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya. Teori dua faktor

mengabaikan variabel-variabel situasional.

e. Herzberg mengasumsikan hubungan antara kepuasan dan produktivitas, tetapi

metodologi penelitian yang digunakannya hanya melihat kepuasan dan tidak

melihat produktivitas. Untuk membuat penelitian ini lebih relevan, seseorang

harus mengasumsikan suatu hubungan yang kuat antara kepuasan dan

produktivitas. (Robbins & Judge, 2008 : 228-229).

3. Teori Motivasi McClelland

Teori kebutuhan McClelland merupakan teori yang menyatakan bahwa

pencapaian, kekuatan, dan hubungan adalah tiga kebutuhan penting yang

membantu menjelaskan motivasi. (Robbins & Judge, 2008 : 230).

Hasil penelian yang dilakukan oleh David McClelland menunjukkan bahwa

kebutuhan yang kuat untuk berprestasi, dorongan untuk berhasil berhubungan

dengan sejauh mana orang tersebut termotivasi untuk mengerjakan tugasnya. Tiga

kebutuhan yang dikemukakan oleh McClelland adalah:

a. Kebutuhan pencapaian (need for achievement) dorongan untuk melebihi,

(45)

b. Kebutuhan kekuatan (need for fower), kebutuhan untuk membuat individu

lain berprilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berprilaku

sebaliknya

c. Kebutuhan hubungan (need for affilitation), keinginan untuk menjalin suatu

hubungan antar personal yang ramah dan akrab.

McCleland sebenarnya ingin mengatakan, bahwa karyawan yang memiliki

kebutuhan prestasi (nAch) yang tinggi cendrung termotivasi dengan situasi kerja

yang penuh tantangan dan persaingan, sebaliknya orang yang mempunyai

kebutuhan prestasi yang rendah cendrung berperstasi dalam situasi dalam situasi

kerja yang sama. (Sribudi cantika yuli, 2005:139).

II.2.3. Teori Proses Motivasi

Teori-teori proses motivasi antara lain, teori X dan Y dari McGregor, teori

penentuan sasaran (goal setting theory), teori keadilan (equity theory) dan teori

pengharapan (expectation theory). Teori-teori proses motivasi ini banyak digunakan

ahli manajemen untuk mendorong para manajer menggunakannya didalam praktik

manajemen (Tampubolon 2008:93)

1. Teori X dan Teori Y

Douglas McGregor mengajukan dua pandangan yang berbeda mengenai manusia

yaitu seseorang itu pada dasarnya bersifat negatif, diberi nama teori X. dan yang

lainnya pada dasarnya bersifat positif, diberi nama teori Y. Dalam teori X terdapat

(46)

a. Karyawan tidak suka bekerja dan bilamana mungkin, akan berusaha

menghindarinya.

b. Karena para karyawan tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa,

dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

c. Para karyawan akan mengelakkan tanggung jawab dan sedapat mungkin

hanya mengikuti perintah formal.

d. Kebanyakan pekerja mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alas an untuk

dipecat) diatas semua faktor dan hanya menunjukkan sedikit ambisi

Dalam teori Y, terdapat empat asumsi berlawanan yang diyakini oleh manajer

yakni:

a. Para karyawan memandang pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat dan

bermain.

b. Seorang yang memiliki komitmen pada tujuan akan melakukan pengarahan

dan pengendalian diri.

c. Seorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima, bahkan mencari

tanggung jawab.

d. Kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik.

2. Teori Pencapaian Sasaran (goal setting theory)

Teori pencapaian sasaran sangat spesifik jika dilihat dari tingkat kesulitan

didalam pencapaian sasaran serta umpan baliknya karena didalam pencapaian

(47)

bahwa seorang individu berkomitmen pada tujuan tersebut yang berarti seorang

individu memutuskan untuk tidak merendahkan atau mengabaikan tujuan

tersebut. Berdasarkan prilaku, ini berarti bahwa seorang individu:

a. Yakin ia bisa mencapai tujuan tersebut dan

b. Ingin mencapainya

3. Teori Keadilan (equity theory)

Teori keadilan menguraikan bahwa setiap individu didalam melaksanakan

pekerjaanya selalu membandingkan antara input tugas dan hasil, beserta yang

lainnya didalam pertanggung jawabannya, serta berusaha mengatasi

ketidakseimbangan beban tugasnya. Rujukan yang dipilih oleh seorang karyawan

menambah kerumitan teori keadilan (equity theory). Inilah empat perbandingan

rujukan yang bisa digunakan oleh seorang karyawan.

a. Diri-di dalam, pengalaman-pengalaman seorang karyawan dalam posisi yang

berbeda di dalam organisasi karyawan tersebut pada saat ini.

b. Diri-di luar, pengalaman-pengalaman seorang karyawan dalam posisi atau

situasi diluar organisasi karyawan tersebut pada saat ini.

c. Individu lain-di dalam, individu atau kelompok individu lain di dalam

organisasi karyawan tersebut.

d. Individu lain-di luar, individu atau kelompok individu lain di luar organisasi

(48)

Berdasarkan teori keadilan, ketika karyawan merasakan ketidakadilan, mereka

bisa diperkirakan akan memilih satu dari enam pilihan berikut:

a. Mengubah masukan-masukan mereka (misalnya, jangan mengerahkan usaha

sebanyak itu)

b. Mengubah hasil-hasil mereka (misalnya, individu-individu yang dibayar

berdasarkan tarif per bagian bisa meningkatkan imbalan kerja mereka dengan

memproduksi kuantitas yang lebih rendah)

c. Mengubah persepsi-persepsi diri (misalnya, ”Saya biasanya berpikir saya

bekerja dengan kecepatan sedang tetapi sekarang saya sadar bahwa saya

bekerja jauh lebih keras daripada siapapun.”)

d. Mengubah persepsi-persepsi individu lain (misalnya, “Pekerjaan Mike sudah

tidak begitu diinginkan seperti yang saya kira sebelumnya.”)

e. Memilih rujukan yang berbeda (misalnya, “Mungkin saya tidak mendapatkan

penghasilan sebanyak kakak ipar laki-laki saya, tetapi saya bekerja jauh lebih

baik dari pada ayah saya ketika ia seumuran saya.”)

f. Meninggalkan bidang tersebut (misalnya, meninggalkan pekerjaan tersebut).

(Robbins & Judge, 2008 : 248)

Teori tersebut menentukan pernyataan konsep yang berhubungan dengan

imbalan kerja yang tidak adil sebagai berikut:

a. Dengan imbalan kerja yang ada pada saat itu, karyawan-karyawan yang

dibayar terlalu tinggi akan bekerja lebih banyak daripada karyawan-karyawan

(49)

b. Dengan imbalan kerja menurut kuantitas produksi, karyawan-karyawan yang

dibayar terlalu tinggi akan memproduksi unit-unit yang lebih sedikit tetapi

dengan kualitas yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan

karyawan-karyawan yang dibayar dengan adil.

c. Dengan imbalan kerja pada saat itu, karyawan-karyawan yang dibayar terlalu

rendah menghasilkan kualitas hasil yang lebih buruk.

d. Dengan imbalan kerja menurut kuantitas produksi, karyawan-karyawan yang

dibayar terlalu rendah akan menghasilkan banyak unit berkualitas rendah bila

dibandingkan karyawan-karyawan yang dibayar dengan adil.

4. Teori Pengharapan (expectancy theory)

Teori pengharapan merupakan tendensi kekuatan untuk melakukan sesuatu

dengan kebebasan menjadi suatu penciptaan kekuatan pengharapan untuk

mendapatkan hasil yang menarik bagi penghasilan individu. Teori ini terfokus

pada tiga efek hubungan, yaitu:

a. usaha (effort), hubungannya dengan performa (performance)

b. performa (performance), hubungannya dengan pengharapan (expectancy)

c. pengharapan (expectancy), berhubungan dengan sasaran (goal’s).

II.3. Teori Komitmen Pegawai

Salah satu untuk mengukur kualitas pengelolaan suatu perusahaan adalah

komitmen keryawannya. Menurut Mulyadi (2001) komitmen adalah kesediaan

(50)

pekerjaannya. Alwi (2001) berpendapat komitmen adalah bentuk loyalitas yang lebih

konkrit yang dapat dilihat dari sejauh mana karyawan mencurahkan perhatian,

gagasan dan tanggung jawabnya dalam upaya perusahaan mencapai tujuan. Menurut

Luthans (2006) menyatakan atasan (manajer) perlu memberikan perhatian dan

suasana kerja yang akan membangkitkan komitmen pegawai.

Atmosoeprapto (2002) mengatakan komitmen bisa diartikan “Keterikatan”

dan menyangkut dua unsur yakni:

a. Confidence yakni ukuran keyakinan diri seorang atau rasa mampu melakukan

suatu tugas dengan baik tanpa banyak diawasi.

b. Motivation yakni minat dan antusias seorang untuk melakukan suatu tugas dengan

baik. Argyris (2002) membagi komitmen menjadi dua bagian besar yakni:

1. Komitmen eksternal dibentuk oleh lingkungan kerja dan mucul karena adanya

tuntutan terhadap penyelesaian tugas dan tanggung jawab. Peran manajer dan

supervior sangat vital dalam menentukan timbulnya komitmen ini karena

belum adanya suatu kesadaran individual atas tugas yang diberikan.

2. Komitmen internal merupakan yang berasal dari diri seorang untuk

menyelesaikan berbagai tugas, tanggung jawab dan wewenang berdasarkan

pada alasan dan motivasi yang dimilikinya. Munculnya komitmen internal

sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin dan lingkungan organisasi

dalam membutuhkan sikap dan perilaku profesional dalam menyelesaikan

(51)

Karyawan yang berkomitmen akan mencurahkan energi emosional dan

perhatiannya keperusahaan. Komitmen dapat dideteksi dari bagaimana karyawan

berhubungan satu dengan lainnya dan dari bagaimana perasaan mereka terhadap

perusahaan. Faktor-faktor komitmen organisasi dalam organizational Commitment

Questionnaire terdiri atas tiga komponen yaitu:

a. Affective (Emotional Attachment) berkaitan dengan emosional, identifikasi dan

keterlibatan pegawai didalam suatu organisasi.

b. Continuance (Cost of leaving) yakni persepsi pegawai tentang kerugian yang akan

dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi.

c. Normative (Obligation to stay) merupakan perasaan-perasaan pegawai tentang

kewajiban tentang yang harus diberikan kepada organisasi.

Komitmen karyawan berkatian dengan bagaimana karyawan akan berprilaku

dalam perusahaan. Makna komitmen organisasi adalah tingkat kepercayaan dan

penerimaan tenaga terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap

ada di dalam organisasi yang pada akhirnya tergambar dalam statistic ketidakhadiran

(absent) serta keluar masuk tenaga kerja (turn over). Menurut Luthan (2006) makna

dari komitmen organisasi adalah:

a. Suatu keinginan yang kuat untuk menjadi anggota dari suatu organisasi tertentu.

b. Keinginan menuju level keahlian tinggi atas nama organisasi.

c. Suatu kepercayaan tertentu didalam penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan

(52)

Seorang tenaga kerja yang merasa terikat dengan organisasi akan merasa

senang untuk menjadi anggota organisasi, percaya akan organisasi dan memandang

baik tentang organisasi yang terwujud dalam perilaku organisasi dalam lingkungan

luar organisasi serta melakukan hal-hal terbaik untuk organisasi. Berbagai inisiatif

strategic berikut dapat dipilih organisasi untuk membangun komitmen karyawannya

yakni: (Mulyadi 2001)

a. Pembangunan mindset personal yang pas dengan lingkungan bisnis yang

dimasuki oleh perusahaan akan menyatukan sikap mental seluruh personal

perusahaan. Mindset merupakan sikap mental mapan yang dibentuk melalui

pendidikan, pengalaman dan prasangka.

b. Pelaksanaan proses internalisasi misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar

organisasi kedalam diri seluruh personal perusahaan untuk membangun komitmen

karyawan.

c. Peluang yang disediakn bagi personal untuk bertumbuh menjanjikan peningkatan

komitmen. Peluang untuk bertumbuh tersebut dalam bentuk pelatihan ketrampilan

(skill training), penugasan pekerjaan yang menuntut ketrampilan baru, umpan

balik tentang kinerja, kesempatan untuk bekerja dalam tim lintas fungsional dan

pengalaman pendidikan yang relevan.

d. Penghargaan akan motivasi untuk menghasilkan kinerja dan penghargaan yang

dirasakan adil oleh personal akan memotivasi personal secara maksimum dalam

(53)

e. Komunitas hubungan denga rekan kerja dan atasan merupakan penentu komitmen

karyawan.

f. Perusahaan perlu memberikan fleksibilitas dalam pengaturan (work arrangement)

untuk mengakomodasikan kepentingan karyawaan guna mingkatkan komitmen

karyawan.

g. Work impact, perusahaan perlu menjadikan karyawan bangsa atas hasil

pekerjaannya dan memberikan umpan balik tentang pemanfaatan hasil pekerjaan

karyawan tersebut bagi kepentingan perusahaan agar kedua hal tersebut mampu

meningkatkan komitman karyawan terhadap perusahaan.

Sugeng mengatakan (2002) ada dua cara yang dapat dilakukan perusahaan

untuk memperkuat komitmen keryawannya yakni:

a. Mengurangi tuntutan keja dengan cara: menentukan prioritas, menetapkan fokus

dan melakukan rekayasa.

b. Meningkatkan kemampuan karyawan dengan beberapa cara seperti: 1) Kontrol

yakni memberi karyawan kewenangan untuk mengontrol keputusan mengenai

bagaimana mereka mengerjakan pekerjaan mereka; 2) strategi atau visi yakni

menawarkan kepada karyawan visi dan arahan yang membuat mereka memeliki

komitman untuk bekerja keras; 3) tentang kerja yakni memberi karyawan

stimulasi kerja yang dapat mengembangkan ketrampilan baru; 4) kolaborasi dan

teamwork yakni membentuk tim untuk melekukan pekerjaan; 5) kultur kerja

yakni membangun suatu lingkungan dan suasana keterbukaan, menarik,

(54)

kompensasi kepada karyawan karena karena menyelesaikan pekerjaan dengan

baik; 7) komunikasi yakni menyebarkan informasi seiring mungkin dan secara

terbuka; 8) perhatian yakni memastikan bahwa setiap karyawan diperlukan sesuai

martabatnya; 9) tehnologi yakni memberi karyawan yang membuat pekerjaan

mereka menjadi lebih mudah dan; 10) pelatihan dan pengembangan yakni

memastikan bahwa karyawan memiliki ketrampilan untuk mengerjakan pekerjaan

mereka dengan baik.

II.4. Teori tentang Prestasi Kerja II.4.1. Pengertian Prestasi Kerja

Menurut Soeprianto (2001), prestasi kerja seorang karyawan pada dasarnya

adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan

berbagai kemungkinan, misalnya standar, target, sasaran atau kriteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Menurut Hasibuan (2002), prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang

didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Menurut Mangkunegara (2007) bahwa “Prestasi kerja adalah hasil kerja

secara kualitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya

Gambar

Gambar I.1. Kerangka Berpikir
Tabel III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Tabel III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
Tabel III.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Lingkungan Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Negeri

[r]

Berdasarkan hasil Rapat Pimpinan LPTK Rayon 204 Fakultas llmu Tarbiyah dan Kegurutin UIN Maulana Malik Malang pada tanggal 26 Nopember 2013, dengan ini kami sampaikun

Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal tanpa memperhatikan permintaan pasar, dapat diketahui dengan cara mengatahui produk apa yang harus dikurangi hasil produksi dengan

247 13052624020081 ABDUL HAMID Akidah Akhlak MA Mambaul Ulum 2

Skripsi yang berjudul “ Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Mencit (Mus musculus ” yang disusun oleh Dini Amalia, NIM:

mendiskusikan hal-hal yang belum teramati dalam komik Astrajingga berkaitan dengan budaya lokal. 14) Guru mendorong siswa

Sayasenang mendapatkan tambahan pekerjaan sehingga porsi tugas saya menjadi lebih banyak dibandingkan dengan rekan yang lain.. Saya selalu berusaha meningkatkan