• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Penalaran Moral Remaja Dalam Keluarga Tradisional Inti Dan Keluarga Penghasilan Ganda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbedaan Penalaran Moral Remaja Dalam Keluarga Tradisional Inti Dan Keluarga Penghasilan Ganda"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PEKERJA PT. PACIFIC MEDAN

INDUSTRI KIM II MEDAN

Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Skripsi Psikologi

Oleh:

Agus Purwanto

021301049

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Agus Purwanto : 021301049

Gambaran Stres Kerja pada Pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan

ix + 52 + 18 (1980-2005)

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan. Stres kerja dapat didefinisikan sebagai suatu beban atau ketegangan yang dialami pekerja baik fisik maupun psikis karena ketidak seimbangan anatara tuntutan atau kebijaksanaan perusahaan dengan kemampuan pekerja sehingga dapat mempengaruhi prestasi kerja.semakin tinggi nilai yang diperoleh pada skala stres kerja berarti semakin tinggi tingkat stres yang dialami pekerja.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan skala stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang dengan kriteria para pekerja yang bekerja di PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 50 orang yang merupakan pekerja PT.Pacific Medan Industri KIM II Medan terdiri dari 2 orang tergolong pada kategori stress kerja yang tinggi, 47 orang tergolong pada kategori stress kerja yang sedang dan 1 orang tergolong pada kategori stress kerja yang rendah.

Saran dalam penelitian ini agar menciptakan lingkungan iklim kerja yang kondusif melalui penyediaan sarana dan prasarana yang cukup memuaskan bagi pekerja maupun perusahaan dan .secara berkala melakukan evaluatif terhadap beban kerja yang diberikan bagi para pekerja.

Kata kunci : Stres Kerja Pekerja

PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan

(3)

petunjuk, kemudahan, kekuatan yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini ditengah segala cobaan yang harus saya hadapi. Penulis yakin semua ini merupakan sarana–Nya untuk mendewasakan dan meningkatkan kecintaan penulis kepada–Nya. Semoga penulis menjadi hamba– Mu yang pandai bersyukur. Amin.

Penulis menyadari bahwa bannyak pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak dr Chairul Yoel, Sp.A(K), selaku dekan Fakultas Psikologi

2. Bapak Ferry Novliadi, M.Psi, yang telah bersedia membimbing penulis selama skripsi penuh dengan kesabaran menghadapi penulis seperti saya yang banyak memikirkan urusan kuliah, kerja dan rumah tangga. Ribuan terima kasih pak, atas waktu, saran, dukungan dan pengertian yang bapak berikan.

3. Ibu Rika Eliana, M. Psi, yang telah membimbing penulis selama kuliah hingga selesai. Terima kasih atas semangat yang ibu berikan kepada penulis.

4. Ibu Gustiarti Leila, M.Psi, yang telah membantu penulis dalam urusan perkuliahan. Terima kasih atas saran yang ibu berikan.

(4)

menjadi anak sholeh dan berbakti kepadamu.

7. Kepada anak dan istriku yang jauh disana. Terima kasih doa dan dukungan yang sudah diberikan. Ntar kalau penulis telah selesai kita pasti berkumpul dan menghabiskan waktu bersama – sama dengan penuh cinta dan kasih sayang. Penulis rindu dengan kalian disana. Tunggu Ayah ya nak.

8. Kepada semua keluargaku di Medan maupun di Pekan Baru. Terima kasih atas doa dan dukungan yang uda kalian berikan.

9. Kepada mertuaku dan semuanya yang ada di Pekan Baru. Terimah kasih atas kebaikan hati menjaga anak dan istriku.

10. Buat sahabatku Putra, terima kasih uda menemaniku dalam urusan skripsi ini. Terima kasih sekali lagi atas bantuannya tanpa mengenal malam maupun siang kamu benar – benar siap jika kubutuhkan.

11. Pak Prapto supir, makasi ya pak uda bantuin sebarin skala pada pekerja. 12. Buat sahabatku Naswa, Novri dan Bang seniorku, terima kasih atas semua

yang kalian berikan.

13. Buat teman – teman seperjuangan dalam skripsi maupun seminar. Terima kasih atas social support kalian

(5)

16. Terima kasih juga peneliti ucapkan pada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dam materil kepada peneliti sehingga skripsi ini dapa diselesaikan dengan baik.

Medan, Mei 2008

Agus Purwanto

(6)

Daftar Isi...v

Daftar Tabel...viii

Daftar Lampiran...ix

BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah...1

I. B. Permasalahan Penelitian...5

I. C. Tujuan Penelitian...5

I. D. Manfaat penelitian...5

I.D.1.Manfaat Teoritis ...5

I.D.2.Manfaat Praktis...6

I. D. Sistematika Penulisan...7

BAB II LANDASAN TEORI II.A.Stres...8

II.A.1.Defenisi Stres...8

II.A.2.Sumber Stres...10

II.B.Stres Kerja...13

II.B.1. Defenisi Stres Kerja...13

II.B.2. Aspek Stres Kerja...14

II.B.3.Dampak Stres Kerja...16

(7)

III. C. Permasalahan Penelitian...22

III. D. Subjek Penelitian...22

III.D.1.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel...22

III.D.2. Karekteristik Subjek Penelitian...23

III. E. Metode Pengumpulan Data...23

III. F. Validitas dan Rehabilitas alat Ukur...26

III. G. Prosedur Penelitian...29

III.G.1. Persiapan Penelitian...29

III.G.2. Pelaksanaan Penelitian...30

III. H. Metode Analisa Data...30

BAB IV ANALISA DATA IV. A.Gambaran Subjek Penelitian...31

IV.A.1.Jenis Kelamin Subjek Penelitian...31

IV.A.2. Usia Subjek Penelitian...32

IV.A.3. Lama Bekerja Subjek Penelitian...32

IV.A.4. Status Pernikahan Subjek Penelitian...33

IV.A.5.Pendidikan Subjek Penelitian...34

IV.B. Hasil Utama Penelitian...35

IV.C. Hasil Tambahan Penelitian...37

(8)

IV.C.5. Gambaran Stres Kerja Ditinjau dari Pendidikan...43

BAB V .KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN V.A. Kesimpulan...45

V.B.Diskusi...48

V.C. Saran...50

(9)

Tabel. 2. Skala Stres Kerja Setelah Uji Coba

Tabel .3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel. 4. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Tabel. 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Bekerja Tabel. 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Status Perkawinan Tabel. 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Pe ndidikan Terakhir Tabel. 8. Gambaran Skala Stres Kerja

Tabel. 9. Kategorisasi Skor Skala Stres Kerja Tabel. 10. Gambaran Skor Skala Stres Kerja

Tabel. 11. Gambaran Stres Kerja Ditinjau Dari Jenis Kelamin Tabel. 12. Gambaran Stres Kerja Ditinjau Dari Usia

(10)
(11)

Agus Purwanto : 021301049

Gambaran Stres Kerja pada Pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan

ix + 52 + 18 (1980-2005)

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan. Stres kerja dapat didefinisikan sebagai suatu beban atau ketegangan yang dialami pekerja baik fisik maupun psikis karena ketidak seimbangan anatara tuntutan atau kebijaksanaan perusahaan dengan kemampuan pekerja sehingga dapat mempengaruhi prestasi kerja.semakin tinggi nilai yang diperoleh pada skala stres kerja berarti semakin tinggi tingkat stres yang dialami pekerja.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan skala stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang dengan kriteria para pekerja yang bekerja di PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 50 orang yang merupakan pekerja PT.Pacific Medan Industri KIM II Medan terdiri dari 2 orang tergolong pada kategori stress kerja yang tinggi, 47 orang tergolong pada kategori stress kerja yang sedang dan 1 orang tergolong pada kategori stress kerja yang rendah.

Saran dalam penelitian ini agar menciptakan lingkungan iklim kerja yang kondusif melalui penyediaan sarana dan prasarana yang cukup memuaskan bagi pekerja maupun perusahaan dan .secara berkala melakukan evaluatif terhadap beban kerja yang diberikan bagi para pekerja.

Kata kunci : Stres Kerja Pekerja

PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dunia kerja merupakan salah satu hal yang menarik untuk dibahas, karena didalamnya terdapat beberapa unsur penting dalam hubungannya dengan pelaksanaan kerja. Beragam sikap yang ditunjukan oleh seorang pekerja dalam menjalani pekerjaannya, beragam pula faktor yang menentukan bagaimana seorng itu melaksanakan pekerjaannya menjadi tanggung jawabnya. Kesanggupan ataupun ketahanan seseorang dalam bekerja menggambarkan kekuatan daya tahan atau staminanya. Apabila seorang pekerja tidak mampu bertahan dengan tuntutan kerjanya, maka pekerja akan mengalami kelelahan yang dapat mengganggu produktivitas. Selanjutnya sebagai akibat dari banyaknya tugas yang harus diselesaikan juga akan membuat seorang pekerja merasakan beban (Stoner, 1986).

Saat seorang pekerja menerima suatu pekerjaan, pekerja biasanya memiliki suatu pemikiran apayang diharapkan dari peran mereka pekerja mungkin memiliki deskripsi kerja, spesifikasi pekerjaan, syarat dan kondisi kerja dan informasi yang didapat dari suatu wawancara. Namun seringkali, setelah memulai bekerja, semuanya mulai tidak dapat diterima atau bahkan berubah drastis. Contohnya, beban kerja yang bervariasi, tugas menjadi otomatis dan jam kerja diperpanjang, alur pelaporan diubah, peran yang tidak jelas.

(13)

Perusahaan seharusnya dapat memastikan bahwa kepentingan minimal organisasi dari pekerja terpenuhi. Namun tanpa adanya komitmen pekrerja, maka pekerja tidak dapat memenuhi tujuan tersebut. Jika pekerja tidak bahagia dalam melakukan pekerjaannya, maka itu akan tercemin pada hasil kerja mereka.

Komunikasi yang efektif adalah kunci untuk memastikan bahwa perusahaan tahu kapan seorang pekerja merasa tidak bahagia dengan aspek fundamental kerja mereka. Pekerja mungkin secara diam–diam berfikir bahwa pekerjaan itu tidak lagi tepat bagi pekerja itu sendiri. Pekerja mungkin merasa bingung, merasa direndahkan dan sepertinya pekerja menyimpan pikiran itu sendiri.

Perlakuan yang tidak adil, membual, perilaku yang tidak masuk akal, pelecehan, serangan dan konflik personal semuanya tidak layak di tempat kerja atau dimanapun juga, namun hal tersebut biasanya dan dapat menimbulkan stres bagi yang mengalami maupun yang menanganinya ( Atkinson, 2000).

Kondisi – kondisi yang membuat seorang pekerja merasa bekerja di bawah tekanan ini akan menyebabkan timbulnya permasalahan baru dalam perusahaan, sebab pekerja yang bekerja dengan rasa tidak senang akan menghasilkan pekerjaan yang kurang baik. Oleh sebab itu, maka sewajarnya pihak manajemen perusahaan, mempelajari berbagai kondisi yang dapat menjadi pemicu terjadinya sikap tidak senang pekerja dalam melakukan pekerjaannya dapat diartikan sebagai stres kerja. Stres kerja itu sendiri berbeda untuk setiap orang.

(14)

Banyaknya pekerja yang mengalami stres di tempat kerja akan mendapati bahwa hal tersebut mempengaruhi hubungan mereka dengan yang lain, mereka mungkin menjadi tertutup, kurang bergairah atau agresif. Saat hubungan pekerja didalam perusahaan rusak, efektivitas pekerja secara keseluruhan akan berkurang. Permasalahan tersebut harus diselesaikan dengan perusahaan karena bisa menyebabkan kebencian, kecemasan atau hilangnya motivasi. Pekerja akan lain sebagai solusi dari rasa tidak puas itu.

Saat seorang berada dalam tekanan yang berat, mereka kehilangan kemampuan berkonsentrasi pada beberapa bidang kerja, hal ini akan meningkatkan kesalahan dan kecelakaan kerja. Kesalahan yang paling sering adalah pada pekerjaanya. Kebanyakan kecelakaan dan kesalahan itu sebenarnya dapat dihindari, karena mereka pekerja adalah hasil dari suatu tindakan atau kurangnya tindakan yang dilakukan oleh seorang pekerja yang mengalami stres.

Stres kerja biasanya berhubungan dengan kondisi yang terjadi dilingkungan dan hal ini dapat berupa bahaya atau ancaman yang menyebabkan individu merasa takut, cemas, rasa bersalah, marah, sedih, putus asa, dan bosan( Lazarus dalam freser, 1985).

(15)

Sebagaiman telah dijelaskan diatas melalui literatur dan beberapa referensi, PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan tidak luput dari masalah stres kerja bagi para pekerjanya. Respon yang saya terima mengenai hal – hal yang menyebabkan stres ditempat kerja melalui beberapa sampel pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan antara lain : jam kerja yang terlalu padat, lembur yang tidak direncanakan oleh pekerja, perubahan dalam lingkungan pekerjaan, para atasan yang otoliter, pelecehan terhadap pekerja yang dilakukan oleh karyawan untuk membersihkan kamar mandi jika pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja telah selesai tetapi belum waktunya untuk pulang, kurangnya kepercayaan terhadap pekerjaan yang telah selesai, kurang jelasnya arus laporan yang dibuat oleh pengawas, terlalu banyak tanggung jawab terhadap pekerjaannya, terlalu banyak keputusan yang diambil, sikap perusahaan terhadap absensi, kurangnya kesempatan untuk dipromosikan, para atasan kurang memberikan perhatian kebutuhan pekerja, pencahayaan yang kurang ditempat kerja, pergantian shift kerja yang tidak beraturan, masalah perjalanan tranportasi yang tidak pernah dibayar oleh pengawas , kesombongan antar pekerja, tidak ada penghargaan bagi para pekerja (bonus), takut adanya pengurangan pekerja, perlakuan para pekerja lain lebih baik yang dilakukan oleh atasan.

(16)

Dalam keadaan sebagaimana yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti dalam kesempatan ini bermaksud ingin meneliti “ Gambaran Stres Kerja Pada Pekerja di PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan”.

I.B. PERMASALAHAN PENELITIAN

Adapun permasalahan yang ingin dilihat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran stres kerja pada pekerja di PT. Pacific Medan

Industri KIM II Medan.

2. Bagaimana gambaran stres kerja pada pekerja di PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan ditinjau dari segi usia, jenis kelamin, lama kerja di perusahaan, status perkawinan dan pendidikan.

I.C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran stres kerja pada pekerja di PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan.

I.D. MANFAAT PENELITIAN I.D.1. Manfaat Teoritis

(17)

2. Sebagai titik awal bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai stres kerja dan faktor – faktor lain yang melatarbelakangi stres kerja.

3. Memberikan sumbangan teoritis kepada para ilmuwan mengenai stres kerja terutama dimasa sekarang ini.

4. Membuka dan menambah wawasan dalam bidang ilmu khususnya Psikologi Industri dan organisasi.

5. Menambah literatur perpustakaan Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas Psikologi mengenai teori – teori stres kerja. .

I.D.2. Manfaat Praktis

1. Harapan peneliti dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai stres kerja pada pekerja, serta membantu perusahaan memahami apa yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi stres kerja pada pekerja.

2. Sebagai langkah awal perusahaan untuk menetapkan sistem dan cara yang baru dalam mengatasi stres kerja.

I. E. SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian ini dirancang dengan susunan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan

(18)

Bab II : Landasan Teori

Bab ini memuat tinjauan teoritis yang terdiri dari teori-teori yang menjelaskan data penelitian, yaitu tentang stres dan stres kerja termasuk pengertian, penyebab, aspek dan lainnya.

Bab III : Metodologi Penelitian

Dalam bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan, termasuk subjek dan lokasi penelitian. selain itu juga memuat teknik pengambilan sampel serta metode pengambilan data yang digunakan. Bab IV : Analisa Data Penelitian

Bab ini memuat data subjek, analisa dan interprestasi data. Bab V : Kesimpulan, Diskusi dan Saran

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

II. A. STRES

II. A. 1. Definisi Stres

Pada umumnya kita merasakan bahwa stres merupakan suatu kondisi negatif atau keadaan yang tidak menyenangkan, Selye (dalam Rice, 1992) membedakan antar distress atau stress yang negatif dan eustress atau stress yang positif. Distress mengarah pada kerusakan atau ketidaknyamanan dengan situasi cemas, takut dan kwatir. Inti dari stress adalah pengalaman psikologi yang negatif yang menimbulkan kesakitan, sehingga individu merasa perlu untuk menghindarinya (Rice,1992). Sedang eustress atau stress yang positif menurut Selya ( dalam Rice, 1992) adalah pengalaman yang memuaskan atau kenyaman. Eustress dapat meningkatkan kesadaran, meningkatkan mental kesiagaan dan menigkatkan performance. Disamping itu, eustress juga dapat memberikan motivasi pada individu.

Penelitian ini menekankan pada stres yang negatif yang mengarah pada kerusakan dan ketidaknyamanan sehingga menurunkan performance atau pengalaman psiklogi yang negatif menimbulkan kesakitan yang memiliki kesamaan dengan pengalaman kecemasan, kemarahan, kekhawatiran.

(20)

a. Stimulus

Stres sebagai stimulus berfokus pada lingkungan individu sebagai sumber atau penyebab ketegangan pada dirinya dalam suatu kejadian atau keadaan tertentu seperti “job stres yang tinggi”. Keadaan tersebut dirasakan mengancam atau berbaya sehingga menimbulkan ketegangan, yang disebut sebagai stressor. b. Respon

Stres sebagai respon berpusat pada reaksi individu terhadap stres. Respon yang muncul dapat secara fisiologis, seperti jantung berdebar, gemetar dan pusing, secara psikologis seperti takut, cemas, sulit berkosentrasi dan mudah tersinggung.

c. Proses

Stres sebagai proses terdiri dari stressor dan strain. Dimensi yang penting lainnya adalah hubungan antara individu dengana lingkungan (COX, 1978, Lazarus & Folkman, 1984, Lazarus & Launier, 1978, Mechanic, 1976). Proses ini merupakan interaksi dan penyesuaian yang berlanjut yang disebut transaksi antara stimulus atau respon tapi juga merupakan sebuah proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.

(21)

Selain itu, menurut Lazarus & Folkman ( dalam Morgan, 1986) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh (kondisi penyakit, latihan dan lain – lain) atau oleh kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping.

Berdasarkan berbagai definisi diatas, maka disimpulkan bahwa stres adalah keadaan internal atau eksternal yang dirasakan membahayakan atau mengancam kesejahteraan atau kenyamanan individu. Situasi ini menyebabkan individu bereaksi baik secara fisiologis maupun psikologis dan melakukan penyesuaian diri terhadap situasi tersebut.

II. A. 2. Sumber – Sumber Stres

Menurut Lazarus & Folkman (dalam Morgan, 1986) kondisi fisik, lingkungan dan sosial yang merupakan penyebab dari kondisi stres disebut dengan stressor. Stressor dapat berwujud dan berbentuk fisik, seperti polusi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial. Pikiran ataupun perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.

Lazarus & Cohen (1984) mengklasifikasikan stressor kedalam tiga kategori, yaitu :

a. Catacysmic Event

(22)

b. Personal Stressor

Kejadian – kejadian penting mempengaruhi sedikit orang atau sejumlah orang tertentu, seperti kritis keluarga.

c. Background stressor

Pertikaian atau permasalahan yang bisa terjadi setiap hari, seperti masalah dalam pekerjaan dan rutinitas pekerjaan.

Sarafino (1998) membagi tiga jenis sumber stres yang dapat terjadi pada kehidupan individu :

a. Sumber yang berasal dari individu

Ada dua cara stres berasal dari individu. Pertama adalah melalui adanya penyakit. Penyakit yang diderita individu menyebabkan tekanan biologis dan psikologis sehingga menimbulkan stres. Sejauh mana tingkat stres yang dialami individu dengan penyakitnya dipengaruhi faktor usia dan keparahan penyakit yang dialaminya. Cara kedua adalah melalui terjadinya konflik. Konflik merupakan sumber yang paling utama. Didalam konflik individu memiliki dua kecenderungan yang berlawanan : menjauh dan mendekat. Individu harus memiliki dua atau lebih alternatif pilihan yang masing–masing memiliki kelebihan dan kekuhrangannya se ndiri. Keadaan seperti ini banyak dijumpai saat individu dihadapkan pada keputusan–keputusan mengenai kesehatannya.

b. Sumber yang berasal dari keluarga

(23)

berdampak kepada anggota keluarga lainnya. Konflik interpersonal ini dapat timbul dari adanya masalah finansial, perilaku yang tidak sesuai, melalui adanya tujuan yang berbeda antar anggota keluarga, bertambahnya anggota keluarga perceraian orang tua, penyakit dan kecacatan yang dialami anggota keluarga dan kematian anggota keluarga. .

c. Sumber stres yang berasal dari komunitas dan masyarakat

Adanya hubungan manusia dengan lingkungan luar menyebabkan banyak kemungkinan munculnya sumber – sumber stres. Misalnya : stres yang dirasakan anak sekolah akibat adanya kompetisi – kompetisi dalam hal seperti olah raga.

Di sisi lain, stres yang dialami oleh orang dewasa banyak diperoleh melalui pekerjaannya dan berbagai situasi lingkungan. Stres yang diperoleh melalui pekerjaan contohnya dikarenakan : diluar sisi kerja, kontrol yang rendah terhadap pekerjaan yang diemban, kurangnya hubungan interpersonal dengan sesama rekan kerja, promosi jabatan, kehilangan pekerjaan lainnya. Stres yang diperoleh dari lingkungan juga dapat diakibatkan oleh lingkungan yang berisik dan padat serta lingkungan yang tercemar ( Sarafino, 1998).

d. Life – Change Events

(24)

Berdasarkan berbagai definisi – definisi diatas, maka disimpulkan bahawa stressor adalah kondisi fisik, lingkungan, dan sosial yang merupakan penyebab dari kondisi stres. Stressor ini dapat terwujud fisik saeperti polusi udara, piikiran atau perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajenasi, rutinitas pekerjaan, berkaitan dengan lingkungan sosial seperti interaksi sosial, masalah dalam keluarga, serta bencana alam juga dapat menjadi stressor.

II. B. STRES KERJA II. B. 1. Definisi Stres Kerja

Stres kerja definisikan sebagai keadan respon fisik dan emosi yang muncul ketika persyaratan–persyaratan kerja tidak sesuai dengan kapasitas sumber daya atau kebutuhan pekerja ( NIOSH Research, 1998). Stres kerja dapat menyebabkan kondisi keshatan menjadi kurang baik. Konsep dari stres kerja adalah selalu comfosed dengan tantangan, tetapi konsep ini tidak selalu sama. Tantangan mendorong secara psikologis dan secara fisik namun memotivasi untuk belajar.

(25)

Stoner (1986) mengatakan bahwa pekerjaan yang berbeda bagi setiap pekerja akan menimbulkan tingkat stres kerja cyang berbeda pula. Stres kerja berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap aspek–aspek pekerjaan terutama terhadap motif berprestasi yang kelak akan berhubungan dengan proses kerja.

Wilford (dalam Fraser,1985) berpendapat bahwa stres kerja terjadi apabila terdapat penyimpangan–penyimpangan dari kondisi-kondisi yang suatu ketidak seimbangan antara tuntutan kerja dengan kemampuan pekerjaannya. Stres kerja muncul dari interaksi individu dengan pekerjaannya dan dicirikan oleh perubahan–perubahan didalam individu tersebut yang mendorong dari fungsi norma.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah suatu beban atau ketegangan yang dialami pekerja baik fisik maupun psikis karena adanya ketidak seimbangan antara tuntutan atau kebijaksanaan perusahaan dengan kemampuan pekerja sehingga dapat mempengaruhi prestasi kerja.

II. B. 2. Aspek – Aspek Stres Kerja

Beehr dan Newman (dalam Luthans, 2005) mengklasifikasikan 3 aspek dalam stres kerja yaitu :

1. Aspek Fisik

(26)

punggung, tekanan dileher dan tenggorokan, susah menelan, kram otot, susah tidur, kehilangan gairah seksual, kaki dan tangan dingin, lelah, tekanan darah tinggi, denyut nadi cepat, kehilangan selera makan, gangguan pencernaan dan pernafasan.

2. Aspek Psikis

Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan ketidak puasan dalam pekerjaan. Hal ini adalah efek psikologis yang jelas dan paling sederhana. Namun , stres muncul pada keadaan psikis pada pekerja misalnya : mudah lupa, pikiran kacau, susah berkonsentrasi, sukar mengambil keputusan, percaya pada hal – hal yang tidak rasional, sering mengalami mimpi buruk, berbicara sendiri. Termasuk juga gejala emosional seperti mudah marah, perasaan jengkel, mudah merasa terganggu, gelisah, cemas, panik, ketakutan, sedih, depresi, kebutuhan yang tinggi untuk bergantung kepada orang lain, perasan butuh pertolongan, putus asa, pesimis, tidak berharga, kesepian, menyalahkan diri sendiri dan prustasi.

3. Aspek Prilaku

(27)

Sedangkan dalam kehiudupan pekerjaan, para pekerja akan mengalami hal – hal seperti tidak merespon tantangan, kehilangan kreativitas, perfoma rendah, sering absen, aspirasi rendah, motivasi renadah, menerima status rendah, tidak ada inisiatif, komunikasi buruk, kurang orientasi, terlalu banyak bekerja, terlalu mengontrol dan tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.

Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek stres kerja dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu : fisik, psikologis dan prilaku. Aspek fisik dapat berupa gejala – gejala fisiologis seperti gangguan pencernaan, gangguan pernafasan, hipertensi. Aspek psikis dapat berupa gejala gejala emosional seperti panik, gelisah, deperesi. Aspek perilaku dapat berhubungan dengan kehidupan pribadi dan kehidupan pekerjaan.

II.B.3 Dampak Stres Kerja Bagi Individu

Dampak stres kerja bagi individu menurut Luthans (2005), antara lain : 1. Kesehatan

Tubuh manusia pada dasarnya dilengkapi sistem kekebalan untuk mencegah serangan penyakit. Tubuh manusiah dalam mencegah dan mengatasi pengaruh penyakit tertentu, dengan cara memproduksi antibodi sehingga orang yang terkena stres mudah pula terkena penyakit.

2. Psikologis

(28)

dapat menimbulkan perasaan ingin bunuh diri atau kematian pada penderita stres.

3. Interaksi Interpersonal

Karyawan yang bekerja di suatu organisasi menunjukan bahwa stres kerja menyebabkan terjadinya ketegangan dan konflik antara pihak karyawan dengan pihak manejemen. Tingginya emosi berpotensi menghambat kerja sama antara individu satu dengan yang lain.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak stres kerja terhadap individu adalah munculnya masalah yang berhubungan dengan kesehatan, psikologis dan interaksi interpersonal. Masalah kesehatan seperti gejala Gangguan fisik misalnya : tekanan darah tinggi, penyakit jantung. Masalah psikologis seperti depresi, apatisme, reaksi emosional, kemarahan. Masalah dalam interaksi interpersonal yaitu terjadinya ketegangan dan konflik antara pihak pekerja dengan pihak manajemen dan terhambatnya kerja sama antara individu satu dengan yang lain.

II.B.4. Faktor-Faktor Stres Kerja

Robbins (1998), mengemukakan faktor –faktor yang dapat menimbulkan stres kerja antara lain :

1. Faktor lingkungan

(29)

manejer terhadap bawahan, kurangnya kebersamaan dalam lingkungan pekerjaan.

2. Faktor organisasional

Seperti tuntutan tugas yang berlebihan, tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurung waktu tertentu.

3. Faktor individual

Situasi atau kondisi yang mempengaruhi kehidupan secara individual seperti faktor ekonomi, keluarga dan kepribadian dari karyawan itu sendiri.

Menurut Sarafino (1994), faktor–faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah :

1. Tuntutan kerja yang terlalu tinggi, seperti pekerjaan diluar kontrol pekerja yang harus dilakukan secara berulang dan terus menerus, evaluasi lampiran kerja oleh atasan.

2. Perubahan tanggung jawab dalam kerja.

3. Pekerjaan yang berkaitkan dengan tanggung jawab terhadap nyawa orang lain, seperti pekerjaan tenaga medis dimana memiliki beban yang tinggi terhadap nyawa orang lain sehingga menyebabkan kelelahan psikis dan akhirnya menimbulkan stres.

4. Lingkungan fisik pekerjaan yang tidak nyaman.

5. Hobi interpersonal yang tidak baik dalam lingkungan kerja. 6. Promosi jabatan yang tidak adekuat.

(30)

Menurut Lazarus (1985) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah :

1. Kondisi kerja yang kurang baik, seperti penerangan yang kurang baik, bising, terlalu dingin atau panas, dan polusi udara.

2. Beban pekerjaan yang berlebihan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Tugas yang berlebihan secara kuantitatif terjadi bila penyelesaian suatu pekerjaan dalam waktu yang singkat. Sedangkan tugas yang berlebihan secara kualitatif bila tuntutan pekerjaan lebih tinggi dari pada pengetahuan dan ketrampilan pekerja.

3. Desakan waktu. Desakan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tidak cukup sehingga pekerjaan selesai pada waktu yang di tentukan.

4. Bahaya fisik, yang berupa kondisi kerja yang membahayakan, seperti membersihkan kaca jendela gedung bertingkat atau adanya lingkungan kerja yang membahayakan. Contohnya bekerja di tempat ketinggian dan pemakaian mesin-mesin pemotong.

5. Spesialisasi pekerjaan. Pada pekerjaan yang rutin dan sempit, para pekerja sulit untuk mempersepsikan pekerjaannya sehingga pekerjaan menjadi menarik dan tidak membosankan pekerja.

(31)

a. Dari diri individu adalah usia, kondisi fisik dan faktor kepribadian, apakah kepribadian tipe A atau tipe B, pribadi ekstrovert atau introvert ayang secara keseluruhan dituangkan dalam lima faktor kepribadian (Big Five Factor Personality yang meliputi ektraversia, emotional stability, agrecables,dan operres to experience} dalam hal ini emotional stability berhubungan dengan mudah tidaknya seorang mengalami stres.

b. Faktor dari luar individu adalah lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan kerja, cita-cita.

Lingkungan mendorong kondisi kerja penuh dengan stres yang disebut stres kerja dan dapat langsung mempengaruhi keamanan pekerja dan kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor- faktor yang menyebabkan stres kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Faktor internal antara lain faktor individu

Faktor individu seperti keluarga, ekonomi, kepribadian. 2. Faktor eksternal antara lain faktor lingkungan dan organisasi.

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

Permasalahan yang ingin dilihat dalam penelitian ini sesuai dengan yang telah dikemukakan pada Bab I Pendahuluan adalah untuk mendapatkan gambaran stres kerja pada pekerja di PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskritif dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai kekhususan objek penelitian, misalnya menggambarkan ciri–ciri kondisi suatu gejala dalam penelitian, orang atau kelompok.

Pembahasan dalam metode penelitian meliputi : identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subyek penelitian dan metode analisa (hadi, 2000).

III. A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya satu variabel, yaitu stres kerja.

III. B. DEFINISI OPERASIONAL

(33)

Sebaliknya semakin rendah nilai yang diperoleh pada skala stres kerja menunujukan semakin rendah tingkat stres kerja pada pekerja.

III. C. PERMASALAHAN PENELITIAN

Adapun permasalahan yang ingin dilihat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran stres kerja pada pekerja di PT. Pacific Medan Industri

KIM II Medan.

2. Bagaimana gambaran stres kerja pada pekerja di PT. Pacific Medan industri KIM II Medan ditinjau dari segi usia, jenis kelamin, lama kerja di perusahaan, status perkawinan dan pendidikan.

III.D.SUBJEK PENELITIAN

III.D.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah jumlah individu yang bisa dikenai generalisasi dari kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel penelitian . populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang setidaknya mempunyai satu sifat yang sama (Hadi,2000).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja di PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan.

(34)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik ramdom sampling yaitu pengambilan sampel secara random atau tanpa pandang bulu. Dalam random sampling individu dalam populasi baik secara sendiri–sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel untuk ikut serta dalam penelitian (Hadi,2000).

Mengingat penelitian ini melibatkan populasi yang terdiri dari kelompok-kelompok yang mempunyai susunan bertingkat yang berupa jabatan-jabatan pekerja maka teknik randomisasi yang akan digunakan adalah proportional stratified random sampling.

III.D.2. Karakteristik Subjek Penelitian

Tujuan peneltian ini adalah untuk melihat gambaran stres kerja pada pekerja di PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan. Oleh karena itu subjek penelitian harus memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian tersebut.

Karakteristik subjek penelitian ini adalah pekerja di PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang meliputi tiga shift yaitu pekerja shift pagi, pekerja shif sore dan pekerja shift malam.

III. E. METODE PENGUMPULAN DATA

(35)

Metode skala digunakan mengingat data yang ingin diukur berupa konstrak atau konsep psikologi yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar,2000).

Hadi (2000) menyatakan bahwa skala dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.

2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penyidik adalah benar dan dapat dipercaya.

3. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya sudah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh penyidik.

Metode skala mempunyai kebaikan-kebaikan dan alasan-alasan penggunaan, yaitu:

1. Pertanyaan disusun untuk memancing jawaban yang merupaakan refleksi dari keadaan diri sendiri subyek yang tidak disadari.

2. Skala digunakan untuk mengungkap suatu atribut tunggal. 3. Subjek tidak menyadari arah jawaban yang sesunggunya.

Dalam penelitian ini digunakan satu skala yaitu skala stres kerja.

(36)

Model skala stres kerja pada pekerja di PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan menggunakan model skala Likert. Jumlah aitem pada skala stress kerja pada pekerja di PT. Pacific Medan Industri sekitar 60 aitem, terdiri dari pernyataan dengan 4(lima) pilihan jawaban yaitu : (1)sangat setuju(SS); (2)setuju(S); (3)tidak setuju(TS); (4)sangat tidak setuju(STS). Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung). Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 4. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu : SS=4, S=3, TS=2, STS=1. Bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu: SS=1, S=2, TS=3, STS=4, .

Tabel.1

Blue Print Skala Stres Kerja

Pada Pekerja di PT.Pacific Medan Industri KIM II Medan Sebelum Uji Coba

(37)

2 Organisasional a.Tuntutan tugas yang berlebihan

9,29,49 4,24,44 19,39,59 14,34, 54

5,25,45 20,40,60 15,35, 55

12 20

TOTAL 15 15 15 15 60 100

III. F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

Validitas reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menentukan keakuratan dan keobjektifan hasil penelitian yang dilakukan. Suatu alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes ini (Azwar,2000).

a. Validitas alat ukur

validitas memiliki sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur mengukur fungsinya. Suatu alat tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila alat tes tersebut menjalan kan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran (Azwar, 2000). Validitas tidak begitu saja melekat pada tes itu sendiri, tetapi tergantung pada penggunaanya dan subjek yang dikenai tes.

(38)

Menurut Azwar (2000), skala yang disusun berdasarkan kawasan ukur yang teridentifikasi dengan baik dan dibatasi dengan jelas, secara teoritik akan valid. b. Reliabilitas

Menurut Ancok (1993), reliabilitas adalah indeks sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Menurut Hadi (2000), reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi item-item tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 1997).

(39)

Tabel.2

Blue Print Skala Stres Kerja

Pada Pekerja di PT.Pacific Medan Industri KIM II Medan Sesudah Uji Coba

(40)

III. G. PROSEDUR PENELITIAN III. G. 1. Tahap Persiapan

Hal – hal yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi pengurusan izin penelitian dan penyusunan alat ukur dan menguji cobaan alat ukur tersebut.

a. Perizinan

penelitian yang dilakukan untuk melihat gambaran stres kerja pada pekerja di PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan selaku tempat penelitian. Oleh karenanya sebelum melakukan pengambilan data maka penting untuk mengurus surat perizinan penelitian.

Proses perizinan ini akan dimulai dari Fakultas Psikologi Univerrsitas Sumatera utara, dalam hal ini pihak Fakultas Psikologi Univerrsitas Sumatera Utara mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian kepada PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan.

b. Persiapan alat ukur penelitian

Peneliti menyusun dan menyiapkan terlebih dahulu alat ukur yang akan digunakan yaitu skala sters kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan. Dalam penyusunan alat ukur yang berupa skala, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan aspek–aspek tersebut akan dibuat pernyataan –pernyataan atau aitem–aitem.

c. Uji coba alat ukur penelitian

(41)

Uji coba alat ukur dilakukan untuk memperoleh alat ukur yang memiliki validitas dan reliabilitas yaang memadai.

III. G. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian untuk memperoleh data sebenarnya dilakukan setelah diperoleh alat ukur yang telah diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Pengambilan data penelitian akan dilakukan di PT. Pacifik Medan Industri KIM II Medan.

Dalam proses pelaksanaan ini peneliti akan menyebarkan alat ukur penelitian yang berupa skala stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan. Penyebaran alat ukur akan dilakukan diluar jam kerja.

III. H. METODE ANALISA DATA

Azwar (2001) mengatakan bahwa penelitian deskriptif menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah ipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung kepada data yang diperoleh. Azwar (2001) juga menyatakan bahwa uraian kesimpulan dalam penelitian deskriptif didasari oleh angka yang diolah secara tidak terlalu mendalam.

(42)

BAB IV

ANALISA DATA

Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum subjek penelitian dan hasil panelitian yang berkaitan dengan analisa data penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang ingin dilihat pada penelitian ini maupun analisa tambahan terhadap data yang ada.

IV.A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang. Pada penelitian ini didapatkan gambaran mengenai ciri-ciri demografi subjek yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, dan lama bekerja di perusahaan.

IV.A.1. Jenis Kelamin Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini dibedakan jenis kelaminnya yaitu pria dan wanita dengan penyebaran sebagai berikut:

Tabel. 3

Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frequency Percent Valid Percent Valid pria 42 84 84

(43)

Dari Tabel. 3 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan subjek yang berjumlah 50 orang, sebanyak 42(84%) orang subjek berjenis kelamin pria dan 8 (16%) orang subjek berjenis kelamin wanita.

IV.A.2. Usia Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pekerja dengan tingkatan usia dibagi menjadi dua kelompok usia dengan penyebaran sebagai berikut:

Tabel. 4

Gambaran Subjek Berdasarkan Usia

Kelompok Usia Frequency Percent Valid Percent Valid 18 – 24

tahun 27 54 54 25 – 40

tahun 23 46 46 Total 50 100,0 100,0

Dari Tabel.4 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan subjek yang berjumlah 50 orang, sebanyak 27 (54%) orang subjek dalam kelompok 18 – 24 tahun dan 23 (46%) orang dalam kelompok usia 25 – 40 tahun.

IV.A.3 Lama Bekerja Subjek Penelitian

(44)

Tabel.5

Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan lama bekerja

Lama Bekerja Frequency Percent Valid Percent Valid < 1 tahun 13 26 26

1 – 2

tahun 17 34 34 > 2 tahun 20 40 40 Total 50 100,0 100,0

Dari Tabel.5 dapat dilihat bahwa dari keseluruhan subjek yang berjumlah 50 orang, sebanyak 13 (26%) orang subjek telah bekerja kurang dari satu tahun, 17 (34 %) orang subjek telah bekerja antara satu sampai dua tahun dan 20 (40 %) orang subjek telah bekerja lebih dari dua tahun.

IV.A.4. Status Pernikahan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini memiliki status pernikahan yang berbeda dengan penyebaran sebagai berikut:

Tabel.6

Gambaran Subjek Berdasarkan Status Pernikahan

Status Menikah Frequency Percent Valid Percent Valid Menikah 14 28 28

Belum

(45)

Dari Tabel.6 dapat diketahui bahwa dari 50 orang subjek, sebanyak 14 (28%) orang subjek berstatu menikah dan 36 (72%) orang subjek berstatus belum menikah.

IV. A.5 Pendidikan Terakhir Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berasal dari latar belakang pendidikan terakhir yang berbeda dengan perincian sebagai berikut:

Tabel.7

Gambaran Subjek Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Valid SD 1 2 2

SMP 4 8 8 SMU 43 86 86 S-1 2 4 4 Total 50 100,0 100,0

(46)

IV.B. HASIL UTAMA PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan.

Untuk itu peneliti menggunakan skala stres kerja terhadap para pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang terdiri dari 32 item dengan rentang nilai berkisar antara 1- 4 sehingga menghasilkan kemungkinan nilai tertinggi adalah 128 dan nilai terendah 32.

Tabel. 8

Gambaran Skor Skala Stres Kerja Pada Pekerja PT.Pacific Medan Industri KIM II Medan

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Total

Valid N (listwise)

50 50

68,00 108 90,16 8,64

Pada penelitian ini, subjek penelitian dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan skor skala stress kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan, yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Untuk memberikan makna interprestasi terhadap mean skor yang telah diperoleh, digunakan suatu norma kategorisasi sebagai berikut :

X < (  - 1, 0 ) rendah

(  - 1, 0 ) ≤ X < (  - 1, 0 ) sedang

X ≥ (  - 1, 0) tinggi

(47)

Tabel. 9

Kategorisasi Skor Skala Stres Kerja pada Pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan.

Kategori Skor

Rendah X > 75

Sedang 75 < X < 107

Tinggi X ≥ 107

Dari pengolahan data yang dilakukan, maka gambaran skor skala Stres Kerja pada Pekerja PT.Pacific Medan industri KIM II Medan dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel. 10

Gambaran Skor Skala Stres Kerja pada Pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan

Frequency Percent Valid Percent Valid Rendah 1 2 2

Sedang 47 94 94 Tinggi 2 4 4 Total 50 100,0 100,0

(48)

IV.C. HASIL TAMBAHAN PENELITIAN

Selain untuk memperoleh gambaran mengenai gambaran stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan. Pada penelitian ini juga akan dipaparkan mengenai gambaran stres kerja ditinjau dari data kontrolnya.

IV.C.1. Gambaran Stres Kerja Pada Pekerja PT. Pacifik Medan Industri KiM II Medan Ditinjau Dari Jenis Kelamin

Bila ditinjau dari jenis kelamin subjek penelitian, maka dapat diketahui gambaran stres kerja sebagai berikut:

Tabel.11

Gambaran Stres Kerja Pada Pekerja

PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan Ditinjau Dari Jenis Kelamin

Usia Min Max Mean

STRES KERJA Total Rendah Sedang Tinggi

Pria 68 108 90,16 Count 1 39 2 42 % within GENDER 2,4% 92,9% 4,8% 100,0% % within SKALA 100,0% 83,0% 100,0% 84,0%

% of Total 2,0% 78% 4,0% 84,0% Wanita 75 95 84,12 Count 0 8 0 8 % within GENDER 0,0% 100,0% 0,0% 100,0% % within SKALA 0,0% 17,0% 0,0% 16,0%

% of Total 0,0% 16,0% 0,0% 16,0% Total 68 108 90,16 Count 1 47 2 50 % within GENDER 2,0% 94,0% 4,0% 100,0% % within SKALA 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

(49)

Dari Tabel.11 diatas, dapat dilihat bahwa mean stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan terhadap wanita (84,12%) lebih rendah daripada mean stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan terhadap pria (90,16%). Dari 50 orang subjek, yang tergolongkan memiliki stres kerja yang tinggi adalah sebanyak 2 orang yang terdiri dari 2 orang pria. Sedangkan subjek yang memiliki stes kerja yang rendah adalah sebanyak 1 orang yang terdiri dari 1 orang pria, dan yang tergolongkan memiliki stress kerja yang berada pada kategori sedang adalah sebanyak 47 orang yang terdiri dari 39 orang adalah pria dan 8 orang adalah wanita. Sedangkan dari perbandingan persentase terhadap jenis kelamin dapat dilihat bahwa persentase untuk stress kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang berada pada kategorisasi tinggi pada pria (4,8,0%) lebih tinggi daripada wanita (001%). Persentase untuk stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang berada pada kategorisasi rendah pada pria (2,4%) lebih tinggi daripada wanita (0,0%). Sedangkan persentase untuk stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang berada pada kategorisasi sedang pria (83,0%) lebih tinggi daripada wanita (17,0%).

IV.C.2. Gambaran Stres Kerja Pada Pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan Ditinjau Dari Usia

(50)

Tabel.12

Gambaran Stres Kerja pada Pekerja

PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan Ditinjau Dari Usia

Usia Min Max Mean

Sikap Kerja Pada Pekerja Total Rendah Sedang Tinggi

18-24 tahun 68 98 88,51 Count 1 26 0 27

Dari Tabel 12, dapat dilihat bahwa mean tertinggi berada pada kelompok usia 25–40 tahun (91,08) dan terendah pada kelompok usia 18–24 tahun (88,51). Stres kerja yang tinggi pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan dimiliki oleh subjek pada kelompok usia 25–40 tahun (2), stres kerja yang sedang pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan paling banyak dimiliki oleh kelompok usia usia 18–24 tahun (26), dan stres kerja yang rendah pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan paling banyak dimiliki oleh usia 18–24 tahun.

(51)

Persentase untuk stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang berada pada kategorisasi rendah pada usia 18-24 tahun (3,7%) lebih tinggi daripada usia 25–40 tahun (0,0%). Sedangkan persentase untuk stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang berada pada kategorisasi sedang pada usia 18–24 tahun (96,3%) lebih tinggi daripada usia 25-40 tahun (91,30%).

IV.C.3. Gambaran Stres Kerja Pada Pekerja PT . Pacific Medan Industri KIM II Medan Ditinjau dari Lama bekerja

Bila ditinjau dari lama bekerja subjek penelitian, maka dapat diketahui gambaran stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan sebagai berikut:

Tabel.13

Gambaran Stres Kerja Pada Pekerja

PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan Ditinjau Dari lama Bekerja

Lama bekerja

Min Max Mean

Stres Kerja Pada Pekerja Total Rendah Sedang Tinggi

(52)

% of Total 0,0% 38,0% 2,0% 40,0% Total 68 108 90,16 Count 1 47 2 50 % within KERJA 2,0% 94,0% 4,0% 100,0% % within SKALA 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 2,0% 94,0% 4,0% 100,0%

Dari Tabel.13, dapat dilihat bahwa mean tertinggi berada pada kelompok subjek yang bekerja lebih dari 2 tahun(90,25) dan mean yang rendah berada pada kelompok subjek yang bekerja antara 1 – 2 tahun (88,76). Sedangkan dari perbandingan persentase terhadap lama bekerja subjek penelitian dapat dilihat bahwa persentase untuk stress kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang berada pada kategorisasi tinggi pada lama bekerja 1-2 tahun dan lebih dari 2 tahun (50,0%) lebih tinggi daripada lama bekerja kurang dari 1 tahun (0,0%). Persentase untuk stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang berada pada kategorisasi rendah pada lama bekerja kurang dari 1 tahun dan lebih dari 2 tahun(0,0%) lebih rendah daripada lama bekerja antara 1-2 tahun(100,0%). Sedangkan persentase untuk stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang berada pada kategorisasi sedang pada lama bekerja lebih dari 2 tahun(40,4%) lebih tinggi daripada lama bekerja antara 1-2tahun (31,9%) dan lama bekerja kurang dari 1 tahun (27,7%).

IV.C.4. Gambaran StresKerja Pada Pekerja PT.Pacific Medan Industri KIM II Medan Dari Status Pernikahan

(53)

Tabel 14

Gambaran Stres Kerja Pada Pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan Ditinjau Dari Status Pernikahan

Status menikah

Min Max Mean

Stres Kerja Pada pekerja Total Rendah Sedang Tinggi

Menikah 75 108 89,35 Count 0 13 1 14

(54)

kategorisasi sedang berdasarkan status adalah pada status belum menikah (72,3%)lebih tinggi daripada status yang menikah(27,7%).

IV.C.5. Gambaran Stres Kerja Pada Pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan Ditinjau Dari Pendidikan Terakhir

Bila ditinjau dari pendidikan terakhir subjek penelitian, maka dapat diketahui gambaran stres kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan sebagai berikut:

Tabel.15

Gambaran Stres Kerja Pada Pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan Ditinjau Dari Pendidikan Terakhir

Pend. Ter-akhir

Min Max Mean

Stres Kerja Pada Pekerja Total Rendah Sedang Tinggi

(55)
(56)

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan, diskusi dan saran sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh. Pada bagian ini akan dijabarkan kesimpulan yang dilanjutkan dengan diskusi mengenai hasil penelitian yang diperoleh pada bagian akhir lalu dikemukakan saran–saran praktis yang diharapkan dapat berguna bagi peneliti yang akan datang yang berhubungan dengan penelitian ini.

V.A. KESIMPULAN

Dari analisa data yang diperoleh dari data penelitian, dapat diketahui bahwa gambaran stress kerja pada pekerja PT.Pacific Medan Industri KIM II Medan bervariasi dari kategori rendah, sedang dan tinggi.

(57)

Berdasarkan karekteristik subjek penelitian maka stress kerja pada pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Ditinjau dari jenis kelamin, diketahui bahwa pekerja PT. Pacific Medan

Industri KIM II Medan yang memiliki stress kerja yang tergolong pada kategori tinggi adalah kelompok pria sebanyak 2 orang. Sedangkan subjek yang memiliki stres kerja yang tergolong pada kategori rendah adalah pada kelompok pria sebanyak 1 orang, dan yang memiliki stress kerja yang tergolong pada kategori sedang adalah kelompok pria dan wanita sebanyak 47 orang yang terdiri dari 39 orang adalah pria dan 8 orang adalah wanita.

2. Ditinjau dari usia, diketahui bahwa pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang memiliki stress kerja yang tergolong tinggi dimiliki oleh subjek pada kelompok usia 25–40 tahun sebanyak 2 orang. Sedangkan subjek yang tergolong pada kategori stres kerja yang sedang dimiliki oleh kelompok usia usia 1 –24 tahun sebanyak 26 orang, dan stres kerja yang tergolong pada kategorisasi rendah dimiliki oleh usia 18–24 tahun sebanyak 1 orang.

(58)

Stres kerja yang tergolong pada kategorisasi rendah dimiliki subjek yang telah bekerja 1–2 tahun sebanyak 1 orang.

4. Ditinjau dari status pernikahan, diketahui bahwa pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang memiliki stress kerja yang tergolong pada kategori tinggi dimiliki oleh subjek pada kelompok status yang menikah dan belum menikah masing – masing 1 orang. Sedangkan subjek yang tergolong pada kategori stres kerja yang sedang dimiliki oleh kelompok status menikah sebanyak 13 orang dan kelompok status yang belum menikah sebanyak 34 orang. Stres kerja yang tergolong pada kategorisasi rendah dimiliki oleh kelompok status belum menikah sebanyak 1 orang.

5. Ditinjau dari tingkat pendidikan terakhir, diketahui bahwa pekerja PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan yang memiliki stres kerja yang tergolong pada kategori tinggi dimiliki oleh subjek pada tingkat pendidikan SMU sebanyak 2 orang. Sedangkan subjek yang tergolong pada kategori stres kerja yang sedang dimiliki oleh tingkat pendikan SD sebanyak 1 orang, SMP sebanyak 4 orang, SMU sebanyak 40 orang dan S1 sebanyak 2 orang. Stres kerja yang tergolong pada kategorisasi rendah dimiliki oleh tingkat pendidikan SMU sebanyak 1 orang.

(59)

V. B. DISKUSI

Setiap orang pasti pernah mengalami stres. Adakalanya stres yang dialami seseorang ini adalah kecil dan hampir tak berarti, namun bagi yang lain dianggap mengganggu dan berlanjut dalam waktu yang relatif lama.

Apapun yang namanya pekerjaan, secara umum pekerja hanya mampu memikul beban sampai suatu batas tertentu bahkan ada beban yang dirasa tidak sanggup untuk dijalani. Untuk dapat mengobati itu semua maka pekerja harus bisa mengontrol faktor-faktor yanag dapat menimbulkan stres.

Faktor - faktor yang potensional menjadi sumber stres secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yang pertama faktor interenal (individu yang bersangkutan) dan yang kedua adalah faktor eksternal ( dilingkungan sosial maupun tempat kerja).

Selanjutnya dapat diuraikan mengenai gambaran stres kerja berdasarkan mean score yang diperoleh subjek penelitian dengan karekteristik yang dianggap mempengaruhi setiap aspek – aspek stres kerja yaitu : jenis kelamin, usia, lama bekerja, status perkawinan dan tingkat pendidikan terakhir.

1. Jenis Kelamin

(60)

Hal ini mungkin disebabkan pria kurang puas dengan sarana maupun salery yang mereka dapatkan.

2. Usia

Berdasarkan usia penelitian, diperoleh gambaran stres kerja tertinggi dimiliki oleh subjek yang berusia 25–40 tahun. Siklus pengembangan karir pada usia tersebut mestinya pekerja sudah mampu mengembangakan potensi yang ada pada dirinya sehingga pekerja dapat mengetahui posisi yang lebih baik dan menetapkan apakah bidang yang mereka galih sudah sesuai dengan kemampuan mereka ( Desslar,1997).

3. Lama Bekerja diperusahaan

Berdasarkan lama bekerja siubjek penelitian tersebut, diperoleh gambaran stres kerja tertinggi dimiliki oleh subjek yang telah bekrerja 1 tahun keatas. Pekerjaan yang selalu menoton setiap harinya dan banyaknya tugas maka menyebabkan pekerja mengalami kelelahan sehingga hal tersebut memungkinkan dapat menimbulkan stres.

4. Status Perkawinan

(61)

antara pekerjaan dengan keluarga sehingga memiliki konsekwensi negatif yang dapat menimbulkan ketidak puasan pada pekerjaan ( Hurlock, 1980). 5. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian diperoleh gambaran stres kerja tertinggi dimiliki oleh subjek yang tingkat pendidikan SMU. Tingkat pendidikan dan kemampuan seseorang sangat diperhatikan untuk pengembangan karyawan dalam suatu perusahaan .

Menurut Brogli ( dalam Sumitro dan Anggreani , 2001), pendidikan seseorang memberikan kontribusi yang esensial untuk menghadapi pengembangan karir.

V.C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh , maka dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi peneliti selanjutnya yang berhubungna dengan stress kerja.

V.C.1. Saran Metodologis

(62)

V.C. 2. Saran Praktis a. Saran untuk individu

1. Pekerja sebaiknya mampu untuk lebih asertif dalam mengemukakan apa yang dirasakan pada pekrerjaannya.

2. Pelihara hubungan yang baik dengan rekan–rekan sekerja dan dengan mandor.

3. Sebaiknya pekerja lebih bisa menerima keputusan peusahaan dan selalu berpikir positif.

4. Peneliti selanjutnya perlu melakukan wawancara kepada pekerja yang diteliti untuk memperoleh informasi tambahan. Sebaiknya juga dilakukan juga pada bagian personalia ataupun bagian SDM mengingat bagian inilah yang dianggap lebih cepat memberi informasi mengenai pekerja.

b. Saran untuk perusahaan

1. PT. Pacific Medan Industri KIM II Medan disarankan untuk melakukan anlisa jabatan untuk mengevaluasi beban kerja masing – masing jabatan dan memberikan gaji yang sesuai dengan beban kerja dan biaya hidup serta kesejahteraannya.

(63)

3. Menciptakan lingkungan iklim kerja yang kondusif melalui penyediaan sarana dan prasarana yang cukup memuaskan bagi pekerja.

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, R.L., dkk.(2000). Hilgards Introduction to Psychology. ( 13 th ed). Editor : Smith, Carolyn D. Harcourt College Publishers.

Arikunto, S. 2002. Edisi revisi V. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Chaplin, J.P. (1999). Kamus Lengkap psikologi ( Terjemahan dari Dr. Kartini Kartono), Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Freaser, T.M. (1985). Stres dan Kepuasan Kerja. Jakarta; PT.Pustaka Binaman Pressindo.

Hadi, S. 1991. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Handoko. T.H. (1995) .Managemen Personalia. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

Hurlock,E.B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan ( terjemahan Istiwidayanti & Soedjarwo), Edisi 5. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Luthans,F. (2005). Organization Behavior (10.Ed). New York; Mc. Graw Hill. Moleong,L,J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. P.T.Remaja

Rosdakarya.

Poerwandari, E.K.(2001). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Penerbit : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran. Jakarta: Pendidikan Psikologi (PSP3) UI.

Rice, P.L. (1992). Stress and Health 2nd,ed. California. Wadsworth, Inc.

Robbins,S.P.(1998). Perilaku Organisasi, Konsep, Aplikasi, Edisi Bahas Indonesia, Jilid2 Jakarta; PT. Prenhalindo.

Sarafino,E.P.(1994), Health Psychology (2.Ed). New York; willey.

(65)

Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Ed, 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Whidhiyastuty Hardani.(2002).Studi meta Analisis Tentang Hubungan Antara Stres Kerja dengan Prestasi Kerja, Jurnal Psikologi Tahun XXVIII Nomor 1 UGM, Yogyakarta

(66)

3. Berilah tanda (X) pada salah satu alternatif jawaban

SS : Jika saudara Sangat Setuju dengan pernyataan yang diajukan S : Jika saudara Setuju dengan pernyataan yang diajukan

TS : Jika saudara Tidak Setuju dengan pernyataan yang diajukan STS : Jika saudara Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan yang

diajukan

4. Apabila saudara keliru dan sudah terlanjur memberikan tanda silang (X), maka lingkari jawaban yang keliru tersebut dan beri tanda silang (X) jawaban yang baru saudara pilih

DATA PRIBADI

NAMA/INISIAL :

USIA :

LAMA BEKERJA :

JENIS KELAMIN :

JABATAN :

BAGIAN :

(67)

meninggalkan barang berharga saya ditempat kerja.

2 Saya tidak menerima apapun semua keputusan mandor.

3 Saya tidak ingin keluar dari pekerjaan saya. 4 Saya mampu mengerjakan pekerjaan

walaupun banyak masalah.

5 Saya merasa waktu istirahat saya saat ini sangat cukup.

6 Saya merasa ruang saya bekerja sangatlah panas

7 Saya sering merasa cemas bila mandor mengawasi pekerjaan saya

8 Ditempat bekerja saya tidak pernah mempunyai teman kerja yang cocok dengan saya.

9 Saya merasa sesak nafas apabila beban kerja terlalu banyak.

10 Saya merasa waktu istirahat saya kurang. 11 Waktu makan saya sangat teratur.

12 Mandor saya tidak pernah memarahi saya. 13 Saya sering merasa tidak percaya diri dengan

hasil pekerjaan yang saya lakukan.

(68)

memikirkan apa yang terbaik bagi perusahaan.

18 Saya tidak suka ada yang mengusik hasil pekerjaan saya.

19 Saya sering mengobrol dengan rekan kerja saya walaupun itu menyangkut masalah pekerjaan.

20 Saya akan menggunakan obat penenang apabila saya tidak dapat mengatasi pekerjaan saya.

21 Saya sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi pada pekerjaan.

22 Saya jarang mengeluh sakit.

23 Mandor saya sangat memahami saya.

24 Saya tridak pernah putus asa dalam melaksanakan pekerjaan yang sulit.

25 Saya dapat bersilkap tenang dan sabar dalam menghadapi situasi yang menekan.

26 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan saya tewpat pada waktunya.

27 Saya merasa cemas meninggalkan pakaian ganti ditempat kerja.

(69)

32 Udara ditempat kerja cukup baik sehingga kerjaan terselesaikan dengan baik.

33 Bagi saya curhat kepada mandor memberikan jalan keluar terhadap pekerjan yang say hadapi.

34 Saya selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan rekan saya saat istirahat tiba. 35 Saya mampu berkonsentrasi walaupun saya

memiliki banyak permasalahan.

36 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

37 Saya tidak pernah merasakan kram otot pada saat sedang bekerja.

38 Saya sering dimarahi oleh mandor walaupun pekerjaan saya benar.

39 Saya akan pergi dengan teman kerja ketempat hiburan untuk melepaskan ketegangan.

40 Saya akan menarik nafas panjang jika sedang menghadapi pekerjaan yang berat.

41 Saya sering merasa lelah saat mendapat giliran kerja.

42 Kebisingan yang saya rasakan membuat saya tetap senang dalam bekerja.

(70)

sabar walaupun tugas yang diberikan berada dalam batas waktu yang telah ditetapkan. 47 Kehilangan barang membuat saya tidak

percaya dengan teman kerja saya.

48 Saya merasa mandor saya tidak berlaku adil terhadap saya.

49 Menurut saya menunjukan rasa marah kepada teman kerja dapat menyelesaiakan masalah.

50 Saya akan berpikiran negatif bila beban kerja sangat padat.

51 Jika pekerjaan tidak memenuhi target saya akan menyalahkan orang lain.

52 Walaupun sering terjadi kehilangan benda ditempat kerja, saya tidak takut kalau harus meletakan barang-barang saya.

53 Mandor saya menyuruh tanpa pernah ada kata yang kasar.

54 Saya tidak akan melampiaskan rasa kesal saya kepada teman kerja saya.

55 Saya mampu menyelesaikan tugas meskipun ketegangan yang saya rasakan.

56 Saya selalu berusaha untuk menemukan jalan keluar agar pekerjaan selesai.

(71)
(72)
(73)

Gambar

Tabel.1
Tabel.2
Tabel. 9
Gambaran Stres Kerja Pada Pekerja
+4

Referensi

Dokumen terkait

Proses penggunaan robot hydraulic yaitu dengan memanfaatkan tekanan yang dihasilkan akibat dari gerakan fluida atau zat cair yang mendorong tiap komponen sehingga

47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dapat menjadi dasar kebijaksanaan dalam upaya menjaga pemanfaatan dan pengelolaan danau dan waduk yang tetap

Adalah wajar apabila permintaan peninjauan kembali terhadap putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum oleh terpidana atau ahli warisnya dikecualikan

Pertama, bahwa salah satu tujuan pendidikan jasmani adalah mengarahkan peserta didik pada pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis. Melalui aktivitas gerak yang

Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dimana peneliti memaparkan strategi strategi apa saja yang dilakukan oleh seorang Parent Ralation Officer di SIS Kebon

Perbedaan kandungan komponen anorganik saliva mungkin dipengaruhi oleh bahan- bahan yang digunakan dalam aktivitas menyirih, misalnya penggunaan kapur sirih yang mungkin

konvensional mempunyai pengertiaan yang sama seperti yang telah disampaikan oleh para ahli. Bank syariah mempunyai pengertian dan tugas yang sama yaitu menghimpun

Na diklofenak merupakan derivat fenil asetat, yang mempunyai efek farmakologi adalah penghambat siklooksigenase yang kuat dengan efek antiinflamasi, analgetik dan