• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kepribadian, Kemampuan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Kepribadian, Kemampuan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KEPRIBADIAN, KEMAMPUAN

KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA SDM

OUTSOURCING

PADA PT. CATUR KARYA SENTOSA

MEDAN

TESIS

Oleh

EFFENDI SINUHAJI

097019060/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS PENGARUH KEPRIBADIAN, KEMAMPUAN

KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA SDM

OUTSOURCING

PADA PT. CATUR KARYA SENTOSA

MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen Pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

EFFENDI SINUHAJI

097019060/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH KEPRIBADIAN, KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA SDM

OUTSOURCING PADA PT. CATUR KARYA

SENTOSA MEDAN Nama Mahasiswa : Effendi Sinuhaji Nomor Pokok : 097019060

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Dr. Prihatin Lumban Raja, M.Si) (Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc K e t u a

) Anggota

Tanggal lulus : 29 Desember 2011

Ketua Program Studi Direktur

(4)

Telah di Uji Pada

Tanggal : 29 Desember 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Prihatin Lumbanraja, MSi Anggota : 1. Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc

2. Prof. Dr. Paham Ginting, MS

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini yang berjudul : ”Analisis Pengaruh Kepribadian, Kemampuan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tesis ini belum

pernah dipublikasikan oleh siapapun, juga sebelumnya. Sumber-sumber data dan

informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Maret 2012 Yang Membuat Peryataan

(6)

ABSTRAK

Kinerja pegawai adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam hal ini mencakup kinerja individu, kinerja kelompok, kinerja perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Kinerja pegawai akan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor dan beberapa diantara faktor tersebut adalah kepribadian, kemampuan, dan motivasi kerja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepribadian, kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan sifat penelitian adalah explanatory research yang menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan varabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PT. Catur Karya Sentosa Medan yaitu sebanyak 42 orang, dan seluruh populasi tersebut dijadikan menjadi sampel dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi dan variabel-variabel yang diteliti menggunakan skala Likert. Daftar pertanyaan terlebih dahulu diuji dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas, pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17.0, dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepribadian, kemampuan, dan motivasi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan, dan secara parsial kemampuan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan, sedangkan kepribadian dan motivasi kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan.

(7)

ABSTRACT

Employee performance is the level of achievement of the implementation of certain tasks in this regard include individual performance, group performance, company performance is influenced by internal and external. Employee performance will be influenced by many factors, some of which is personality, ability, and motivation.

The objective of this study is to know and to analyze the influence of personality, ability, and motivation on employee outsourcing performance at PT. Catur Karya Sentosa Medan. The method used in this study is the survey approach, the study was descriptive quantitative and the nature of the research is explanatory research. The population in this study was all employees outsourcing at PT. Catur Karya Sentosa Medan, with the amount to 42 employees, and sample in this study all population. Data were collected by doing interviews, documentation study and giving questionnaires. Variables examined by using a likert scale. First questionnaire was tested by using the validity and reliability test. Processing data with SPSS software version 17.0 ware analyzed by using descriptive analysis an hypothesis testing with multiple linear regression.

The finding in this study show that personality, ability, and motivation are simultaneously significant effect of the performance of employees outsourcing at PT. Catur Karya Sentosa Medan. And partially ability signicantly influence the employee outsourcing performance at PT. Catur Karya Sentosa Medan, and personality and motivation no signicantly influence the employee outsourcing performance at PT. Catur Karya Sentosa Medan.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan karuniaNya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penelitian

tesis ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan penelitian tesis

ini masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa, cara penulisan dan analisis

semuanya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu peneliti masih

mengharapkan masukan ataupun kritikan dari semua pihak yang membaca tesis

ini agar tesis ini lebih baik.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister

Manajemen Sekola Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, judul penelitian

dalam tesis ini adalah Analisis Pengaruh Kepribadian, Kemampuan Kerja Dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya

Sentosa Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini penulis menerima

banyak masukan dari banyak pihak yang membantu serta membimbing penulis

untuk menyelesaikan tesis ini atas dasar itu penulis menyampaikan terima kasih

yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K), Selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, Selaku Direktur Sekolah

(9)

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Magister

Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Univesitas Sumatera Utara dan

sekaligus sebagai dosen pembanding.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE,MBA, Selaku Sekretaris Program Studi

Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Univesitas Sumatera Utara

dan sekaligus sebagai dosen pembanding.

5. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, MSi, selaku Pembimbing Utama dan Ibu Dr.

Sitti Raha Agoes Salim, MSc, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan dan bimbingan

yang sangat berarti bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini, serta bapak

Drs. Syahyunan, MSi sebagai dosen pembanding yang telah memberikan

kritikan yang membangun isi tesis ini.

6. Terkhusus buat Istriku tercinta Kristina Penalemen Sembiring Cholya. SE

yang telah memberikan dukungan penuh untuk menyelesaikan Pasca Sarjana

ini, dan khusus buat anakku yang tersayang Andre Eky Pepayosa Sinuhaji

dan Ella Effrisna Ivana Br Sinuhaji yang telah banyak memberikan

pengertian bagi Penulis.

7. Buat Orang Tua Penulis Alm. Metehsa Sinuhaji dan Ibunda Serta Br Ginting

yang telah membesarkan, mendidik Penulis sampai jenjang Pendidikan

Tinggi.

8. Buat Mertua Penulis Alm. Milo Sembiring Cholya dan Alm. Menaken Br

(10)

9. Seluruh Civitas Akademika dan pihak yang terkait yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu dalam penulisan tesis ini.

Semoga Tuhan yang memberikan rahmat dan karuniaNya kepada semua

piak yang telah memberikan bantuan moral maupun materil kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Medan, Desember 2011

Penulis,

(11)

RIWAYAT HIDUP

Effendi Sinuhaji, lahir di Sukatendel pada tanggal 08 Oktober 1970, anak

dari Alm. Metehsa Sinuhaji dan Serta Br Ginting.

Sekolah Dasar di SD Swasta Letjen Jamin Ginting Berastagi tamat dan

lulus tahun 1983, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri.2 Berastagi

tamat dan lulus tahun 1986, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri.1

Berastagi tamat dan lulus tahun 1989, Sarjana Ekonomi Program Studi

Manajemen di Fakultas Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tjut

Nyak Dhien Medan, tamat dan lulus tahun 1993 mengikuti Pendidikan di

Program Studi Magister Ilmu Ekonomi di Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara tahun 2009.

Penulis pernah bekerja sebagai Staff Operasional di PT. Wira Karitas

Jakarta sejak dari tahun 1993 sampai 1995, sebagai Marketing Kredit di Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) Bumi Asih di Berastagi sejak tahun 1995-1996,

sebagai Staff Kredit dan Legal Officer di Bank Danamon Indonesia di

Kabanjahe sejak tahun 1996 sampai 1999, Sebagai Senior Legal Officer di Bank

Ekonomi Raharja. Member HCBC Group sejak tahun 2000 sampai tahun 2011,

sebagai Dosen tidak tetap di AMIK MBP Medan sejak tahun 2002 sampai 2004,

sebagai Dosen tidak tetap di Universitas Preston Indonesia sejak tahun 2006

sampai 2009, sebagai Dosen Tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma

(STIM-SUKMA) sejak tahun 2000 sampai sekarang, sebagai Dosen di Fakultas

Hukum Universitas Tjut Nyak Dhien Medan sejak tahun 2007 sampai sekarang,

sebagai Direktur Utama di PT. Catur Karya Sentosa sejak tahun 2009

sampai sekarang.

Demikian Riwayat Hidup Penulis.

Medan, Desember 2011 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

2.4.2. Teori Hirarki kebutuhan Maslow ... 16

2.5. Teori tentang Kinerja ... 18

2.5.1. Pengertian Kinerja ... 18

2.5.2. Metode Penilaian dan Evaluasi Kinerja ... 19

2.5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 24

(13)

3.3.1. Populasi ... 31

3.3.2. Sampel ... 32

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 32

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 33

3.6. Operasional Variabel Penelitian ... 33

3.7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 35

3.7.2. Pengujian Reliabilitas ... 40

3.8. Model Analisis Data ... 42

3.8.1. Pengujian Hipotesis ... 43

3.9. Uji Asumsi Klasik ... 45

3.9.1. Uji Normalitas ... 45

3.9.2. Uji Multikolinieritas ... 46

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1. Hasil Penelitian ... 48

4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 48

4.1.2. Karakteristik Responden ... 50

4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 50

4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 51

4.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

4.1.3. Analisis Atas Variabel Penelitian... 52

(14)

4.2.2. Uji Multikolinierisitas ... 60

4.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.3. Pengujian Hipotesis ... 62

4.3.1. Koefisien Determinasi ... 62

4.3.2. Model Persamaan ... 63

4.3.3. Uji Serempak (Uji F) ... 64

4.3.4. Uji Parsial (Uji T) ... 65

4.4. Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1. Kesimpulan ... 70

5.2. Saran . ... 71

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul ... Halaman

1.1. Karyawan Outsourcing PT. Catur Karya Sentosa yang

dikembalikan Oleh Perusahaan ... 3

1.2. Absensi Karyawan ... 4

3.1. Sebaran Populasi Penelitian ... 31

3.2. Operasional Variabel Penelitian: Definisi, Indikator, Skala Pengukuran ... 34

3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepribadian ... 36

3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kemampuan ... 38

3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Motivasi ... 39

3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja ... 40

3.8. Hasil Uji Reliabilitas ... 41

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 51

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

4.4. Penjelasan responden atas Variabel Kepribadian ... 53

4.5. Penjelasan responden atas Variabel Kemampuan ... 54

4.6. Penjelasan responden atas Variabel Motivasi ... 56

4.7. Penjelasan responden atas Variabel Kinerja ... 57

4.8. Hasil Uji Multikonearitas ... 61

4.9. Koefisien Determinan (R) ... 62

4.10. Model Persamaan ... 63

4.11. Uji Serempak ( Uji F ) ... 65

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual ... 28

4.1. Struktur Organisasi PT. Catur Karya Sentosa Medan ... 49

4.2. Uji Normalitas ... 59

4.3. Uji Normalitas PP-Plot ... 59

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul ... JJJHalaman

1. Kuesioner Penelitian ... 74 2. Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel kepribadian .... 80 3. Uji Hipotesis ... 89

(18)

ABSTRAK

Kinerja pegawai adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam hal ini mencakup kinerja individu, kinerja kelompok, kinerja perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Kinerja pegawai akan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor dan beberapa diantara faktor tersebut adalah kepribadian, kemampuan, dan motivasi kerja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepribadian, kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan sifat penelitian adalah explanatory research yang menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan varabel lainnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PT. Catur Karya Sentosa Medan yaitu sebanyak 42 orang, dan seluruh populasi tersebut dijadikan menjadi sampel dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi dan variabel-variabel yang diteliti menggunakan skala Likert. Daftar pertanyaan terlebih dahulu diuji dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas, pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17.0, dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepribadian, kemampuan, dan motivasi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan, dan secara parsial kemampuan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan, sedangkan kepribadian dan motivasi kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan.

(19)

ABSTRACT

Employee performance is the level of achievement of the implementation of certain tasks in this regard include individual performance, group performance, company performance is influenced by internal and external. Employee performance will be influenced by many factors, some of which is personality, ability, and motivation.

The objective of this study is to know and to analyze the influence of personality, ability, and motivation on employee outsourcing performance at PT. Catur Karya Sentosa Medan. The method used in this study is the survey approach, the study was descriptive quantitative and the nature of the research is explanatory research. The population in this study was all employees outsourcing at PT. Catur Karya Sentosa Medan, with the amount to 42 employees, and sample in this study all population. Data were collected by doing interviews, documentation study and giving questionnaires. Variables examined by using a likert scale. First questionnaire was tested by using the validity and reliability test. Processing data with SPSS software version 17.0 ware analyzed by using descriptive analysis an hypothesis testing with multiple linear regression.

The finding in this study show that personality, ability, and motivation are simultaneously significant effect of the performance of employees outsourcing at PT. Catur Karya Sentosa Medan. And partially ability signicantly influence the employee outsourcing performance at PT. Catur Karya Sentosa Medan, and personality and motivation no signicantly influence the employee outsourcing performance at PT. Catur Karya Sentosa Medan.

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Kinerja seorang karyawan didalam organisasi tentunya tidak terlepas

dari kepribadian, kemampuan serta motivasi karyawan tersebut dalam

menjalankan tugas dan pekerjaanya tentunya tidak terlepas dari motivasi

yang ada dalam diri pegawai tersebut, dan motivasi seorang pegawai akan

terlihat dari aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam melaksanakan tugas

dan pekerjaannya didalam organisasi.

Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting dalam suatu

perusahaan karena sumber daya manusia memiliki peranan sebagai subyek

pelaksanaan kebijakan dan kegiatan operasional sebuah perusahaan. Setiap

organisasi haruslah memperhatikan dan memberdayakan sumber daya manusia

yang dimilikinya dengan baik agar organisasi dapat berkembang.

Mempekerjakan karyawan dalam status ikatan kerja (outsourcing)

sekarang ini menjadi pertimbangan yang strategis bagi pemilik atau pemimpin

perusahaan baik itu perusahaan milik negara maupun perusahaan milik swasta

dan keputusan mempekerjakan karyawan dengan status ikatan kerja

(outsourcing) atau karyawan tetap menjadi salah satu kebijakan strategis bagi

sebuah organisasi. Banyak perusahaan outsourcing yakni perusahaan yang

(21)

perusahaan-perusahaan pemberi kerja, sehingga perusahaan-perusahaan yang memerlukan tenaga tidak

perlu susah-susah mencari, menyeleksi dan melatih tenaga kerja yang

dibutuhkan(Gunarto, 2006).

Saat ini fenomena memilih kebijakan untuk menggunakan tenaga kerja

outsourcing ini semakin bertambah populer saat terjadinya krisis ekonomi global

yang melanda hampir seluruh negara di dunia ini tidak terkecuali Indonesia.

Banyak perusahaan yang berhadapan dengan penurunan tingkat penjualan, dan

disisi lain kebutuhan biaya hidup karyawan meningkat karena kenaikan harga

bahan kebutuhan pokok, maka terjadilah konflik antara karyawan yang menuntut

kenaikan upah tetapi manajemen kesulitan memenuhi karena kondisi perusahaan

menurun dan akibatnya cukup banyak perusahaan yang terpaksa tutup karena

situasi tersebut.

Dengan semakin banyaknya tenaga kerja yang bekerja dengan status

kontrak bukan berarti semua karyawan dapat menunjukkan kinerja yang baik,

seperti halnya di PT. Catur Karya Sentosa sebagai penyalur tenaga kerja kontrak

menghadapi masalah-masalah yang menunjukkan rendahnya kinerja mereka

masih terlihat, seperti kemampuan yang belum memadai, motivasi yang kurang

bahkan kepribadian karyawan yang kurang baik, sebagai contoh ada karyawan

yang tidak diperpanjang kontraknya karena karyawan tersebut mencuri, adanya

karyawan yang bekerja sebagai satpan tetapi sering ketiduran saat tugas, dalam

beberapa tahun terakhir ini PT. Catur Karya Sentosa juga menghadapi masalah

(22)

sumber daya manusia/tenaga kontrak milik PT. Catur Karya Sentosa dari

beberapa perusahaan yang tentunya karena memiliki masalah di tahun 2009 dan

2010 saja karyawan mereka yang dikembalikan oleh perusahaan sebanyak 7

orang yaitu 3 orang tahun 2009 dan 4 orang tahun 2010, pengembalian tenaga

kerja yang diakibatkan oleh rendahnya kemampuan tenaga kerja tersebut dan

tidak sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan bahkan juga diakibatkan karena

tenaga kerja tersebut memiliki kepribadian yang kurang baik seperti melawan

pada atasan, mencuri dan lain-lain, dan hal ini akan berakibat buruk terhadap

citra perusahaan penyedia tenaga kerja dalam hal ini PT. Catur Karya Sentosa,

adapun jumlah pegwai yang dikembalikan tersebut terlihat pada Tabel 1.1

dibawah.

Tabel 1.1. Karyawan Outsourcing PT. Catur Karya Sentosa yang dikembalikan oleh perusahaan

No Tahun Jumlah

1 2009 3 orang

2 2010 4 orang

Sumber: PT. Catur Karya Sentosa

Karyawan yang dikembalikan selama dua tahun diatas merupakan jumlah

yang cukup besar apabila dibandingkan dengan jumlah karyawan sekarang yaitu

sebanyak 42 orang. Selain masalah diatas PT. Catur Karya Sentosa juga

menerima laporan tentang data-data absensi karyawan dari beberapa perusahaan

(23)

Tabel 1.2. Absensi Karyawan

Perusahaan Jumlah

Karyawan

Jumlah Absen Oktober 2010 sampai dengan Januari 2011

Dynea Mugi 5 orang 22 kali

Perumahan Alam Hijau 3 orang 8 kali

Graha Niaga 10 orang 29 kali

Sumber: PT. Catur Karya Sentosa

Tabel diatas mengidentifikasikan bahwa banyak karyawan yang tidak

termotivasi untuk bekerja hal ini ditandai dengan tingginya ketidakhadiran

pegawai ditempat kerja dengan berbagai alasan, selain tidak hadir kerja ada juga

beberapa karyawan di beberapa perusahan yang sering terlambat hadir ditempat

kerja.

Dalam rangka memberdayakan pegawai yang ada maka PT. Catur Karya

Sentosa harus mampu memotivasi pegawainya agar mau dan bersemangat dalam

melakukan pekerjaanya didalam perusahaan, selain itu perusahaan meningkatkan

kemampuan karyawan dan harus memperhatikan kepribadian karyawan maupun

(24)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas dirumuskan masalah

adalah ”apakah faktor kepribadian, kemampuan kerja dan motivasi karyawan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja SDM Outsourcing pada PT. Catur Karya

Sentosa Medan”.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

kepribadian, kemampuan kerja dan motivasi karyawan terhadap kinerja SDM

Outsourcing pada PT. Catur Karya Sentosa Medan

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi pihak perusahaan, dapat digunakan sebagai pedoman dalam rangka

meningkatkan Kepribadian dan Kemampuan SDM Outsourcing serta

Motivasi SDM Outsourcing guna meningkatkan kinerja SDM Outsourcing

Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan.

2. Bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU,

merupakan tambahan kekayaan penelitian studi kasus untuk dapat

(25)

3. Bagi Peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan pengetahuan yang

dimiliki akan bertambah luas terutama mengenai Kepribadian, Kemampuan,

Motivasi Karyawan dan Kinerja.

4. Bagi Peneliti berikutnya, sebagai referensi dalam melakukan penelitian

khususnya mengenai Kepribadian, Kemampuan, Motivasi Karyawan, dan

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Syibli,dkk, (2010) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh

Faktor-Faktor Rekrutmen Terhadap Kinerja SDM Outsourcing PT. Telkom Dengan

Pendekatan SEM, penelitian ini dilakukan di PT Telekomunikasi Indonesia Divisi

Regional V Jawa Timur sebagai Divisi yang melaksanakan sistem outsourcing

operasi dan pemeliharaan jaringan kabel tembaga di PT TELKOM Area Jawa Timur.

Populasi penelitian ini adalah karyawan outsourcing, khususnya tingkat

teknisi pada perusahaan tersebut yang berjumlah 1.983 karyawan. Pengambilan

sampel dilakukan dengan cara nonprobability sampling di Kantor Daerah

Telekomunikasi (KANDATEL) Surabaya Timur dengan sampel yang disebarkan

sebanyak 480 responden.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor yang

dominan dalam mempngaruhi kinerja SDM outsourcing yang terdiri dari variabel

kemampuan, kepribadian, motivasi dan komitmen terhadap kinerja SDM

outsourcing.

Analisis statistik yang digunakan untuk uji pengaruh pada penelitian ini

adalah Structural Equation Modelling (SEM). Analisis ini menunjukkan bahwa

(27)

adalah kemampuan dan komitmen sedangkan kepribadian dan motivasi tidak

berpengaruh terhadap kinerja SDM outsourcing.

Devi (2009) melakukan penelitian di PT.Semeru Karya Buana Semarang

dengan judul Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja

Karyawan Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada

Karyawan Outsourcing PT.Semeru Karya Buana Semarang.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja karyawan outsourcing PT.

Semeru Karya Buana Semarang. Penelitian ini menggunakan variabel kepuasan kerja

dan motivasi sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan outsourcing sebagai

variabel terikat dan menggunakan komitmen organisasional sebagai variabel

intervening. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan outsourcing PT.

Semeru Karya Buana dari semua divisi perusahaan baik yang memiliki jangka

kontrak kerja kurang dari satu tahun maupun lebih dari satu tahun. Populasi ini

berjumlah 100 karyawan antara lain menempati bagian produksi (log dan packing),

assembling, dan quality control. Dalam penelitian ini digunakan metode sensus yaitu

dengan memberikan kuesioner pada seluruh populasi yang berjumlah 100 orang yang

terdiri dari karyawan outsourcing dalam semua bagian perusahaan. Data

dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner yaitu dengan memberikan

daftar pertanyaan atau kuesioner secara langsung kepada para responden. Teknik

analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis SEM (Structural Equation

Modelling) yang dioperasikan melalui program AMOS 7. Hasil penelitian

(28)

komitmen organisasional, namun variabel motivasi menunjukkan hasil yang tidak

signifikan positif terhadap komitmen organisasional. Lebih lanjut, variabel kepuasan

kerja dan motivasi menunjukkan pengaruh yang signifikan

positif terhadap kinerja karyawan.

2.2. Teori Kepribadian

Kepribadian diartikan sebagai kombinasi dari keseimbangan karakteristik fisik

dan mental yang memberikan identitas seseorang (Kreitner dan Angelo, 2001).

Sifat atau ciri merupakan bagian yang membentuk kepribadian dan merupakan

petunjuk serta sumber keunikan individu. Sifat atau ciri dapat diduga sebagai

pengarah perilaku individu yang konsisten dan khas (Hasibuan, 2001).

Seperti kekuatan seseorang bagaimana seseorang berkinerja merupakan

hal yang unik. Hal ini berkenaan dengan kepribadian. Entah kepribadian

terbentuk secara alami atau diajari kepribadian itu dapat dipastikan terbentuk

jauh sebelum seseorang itu bekerja. Cara seseorang untuk berkinerja dapat

sedikit dimodifikasi namun hampir tidak mungkin diubah sepenuhnya dan

tentunya tidak mudah. Seperti orang mencapai hasil dengan melakukan apa yang

mereka kuasai dengan baik, mereka juga mencapai hasil dengan memakai cara

terbaik. Beberapa kepribadian yang umum menentukan bagaimana seseorang

(29)

Seseorang dengan kepribadian baik mampu memikul tanggung jawab

terhadap kehidupan mereka sendiri. Dalam hal itu, mereka “berdiri sendiri” dan tidak

memindahkan tanggung jawab terhadap orang lain. Mereka sendiri yang bertanggung

jawab atas apa yang membangun kehidupan mereka, untuk segala sesuatu yang

mereka katakan, lakukan, rasakan, atau pikirkan (Prihanto, 2003).

Secara umum kepribadian manusia dapat digambarkan oleh lima dimensi

atau faktor. Dimensi kepribadian “Big Five” mencakup: extroversion

(keterbukaan terhadap lingkungan social dan fisik), emotional stability

(stabilitas emosional), agreeableness (kesetujuan) conscientiousness

(pengaturan diri) dan openness to experience keterbukaan terhadap pengalaman

(Ivancevich, 2005)

Menurut Robin , terdapat lima faktor yang menjadi dasar perkembangan

kepribadian tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Sifat Dasar

2. Lingkungan Pranatal

3. Perbedaan Perorangan

4. Lingkungan

Lingkungan yaitu kondisi disekitar individu yang mempengaruhi proses

sosialisasinya.

Lingkungan dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Lingkungan alam, yaitu keadaan tanah, iklim, flora, dan fauna di sekitar

(30)

b. Kebudayaan, yaitu cara hidup masyarakat tempat individu itu berada.

Kebudayaan mempunyai aspek material (Rumah, perlengkapan hidup dan hasil

teknologi lainnya) dan aspek nonmaterial (nilai-nilai dan pandangan hidup).

c. Manusia lain dan masyarakat di sekitar individu, pengaruh manusia lain dan

masyarakat dapat member stimulasi atau membatasi proses sosialisasi.

5. Motivasi

Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang

menggerakkan individu untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan

menjadi dorongan dan kebutuhan. Dorongan adalah ketidakseimbangan dalam

diri individu karena pengaruh yang dating dari dalam mapun luar individu, yang

mempengaruhi dan mengerahkan perbuatan individu dalam rangka mencapai

keseimbangan kembali.

Kebutuhan manusia yang penting menurut Louis Raths adalah :

a. Kebutuhan untuk bersama orang lain;

b. Kebutuhan untuk berprestasi;

c. Kebutuhan afeksi

d. Kebutuhan bebas dari rasa takut;

e. Kebutuhan bebas dari rasa bersalah;

f. Kebutuhan untuk turut serta dalam pengambilan keputusan mengenai

persoalan yang menyangkut hidupnya;

g. Kebutuhan akan kepastian ekonomi;

(31)

2.3. Kemampuan

Kemampuan adalah sifat ( bawaan lahir atau dipelajari) yang memungkinkan

seseorang melakukan sesuatu yang bersifat mental atau fisik (Gibson, 1992: 54-55).

Kemampuan sering kali mempunyai arti yang menyangkut inteligensi, batasan

inteligensi sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan sebaik-baiknya

terhadap lingkungan. Tingkat inteligensi seseorang sangat menentukan kekuasaannya

dalam bekerja (As’ad, 1991:5). Dalam pekerjaan seseorang yang memiliki inteligensi

yang tinggi akan mampu/sanggup mengatahi masalah-masalah yang sulit dalam

pekerjaanya dan sebaliknya sumber daya manusia yang memiliki inteligensi yang

rndah akan sulit memecahkan masalah dalam pekerjaanya.

Kemampuan yang didasari oleh kreativitas dan keterampilan adalah proses

mental yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Bloom (1981), menyatakan

bahwa:

”Abilities and skill refer to organized modes of operation and generalized techniques

with materials and skill objectives emphansize the mental processes of organizing

and reorganizing material to achieve a particular purpose.

Sutermeister, (1976) mengatakan bahwa kemampuan adalah faktor penting

dalam meningkatkan produktifitas kerja, kemampuan berhubungan dengan

pengetahuan (Knowledge) dan keterampilan (Skill) yang dimiliki seseorang.

Selanjutnya (Davis 1994) mengatakan bahwa ”Skill is learned but an abilities (for

example: to react of quikly) is general characteristic of the performer and can be

(32)

kemampuan adalah dua hal yang saling berhungan dimana kemampuan seseorang itu

dapat kita lihat dari keterampilan dia dalam mengerjakan pekerjaannya.

Menurut Gibson (1987) : Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan

faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Sedangkan

variabel demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung.

Keterampilan atau kemampuan dapat dipelajari dan dikembangkan dari

pengalaman, umpan balik dan praktik, seperti keterampilan dan kemampuan

komunikasi, interpersonal dan beberapa kemampuan mental. (Dale, 2003)

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan

individu ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya: tingkat pendidikan,

pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan pelatihan yang pernah diikuti oleh

individu tersebut.

2.4. Motivasi

Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu

yang dihadapi. Menurut Robbins (2001:166) menyatakan definisi dari motivasi yaitu

kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi

yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan

individual.

Sedangkan menurut Siagian sebagai-mana dikutip oleh Purnomo (2004:36)

menyatakan bahwa motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang

(33)

keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai

kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam

rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan

sebelumnya.Vroom (1964) dalam Luthan (2005) mengatakan kekuatan motivasi

adalah valensi dan harapan. Teori pengharapan berargumentasi bahwa motivasi

kerja ditentukan oleh keyakinan individu yang berhubungan dengan, hubungan

usaha-kinerja (expectancy = pengharapan), hubungan kerja-hasil

(instrumentalitas = perantara), dan persepsi pentingnya berbagai macam hasil

pekerjaan (valence = valensi).

Sunarti (2003:22) menyatakan ada tiga faktor utama yang mempengaruhi

motivasi yaitu perbedaan karakteristik individu, perbedaan karakteristik pekerjaan,

dan perbedaan karakteristik lingkungan kerja. Dalam rangka mendorong tercapainya

produktivitas kerja yang optimal maka seorang manajer harus dapat

mempertimbangkan hubungan antara ketiga faktor tersebut dan hubungannya

terhadap perilaku individu. Pada dasarnya motivasi individu dalam bekerja dapat

memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal

ini akan meningkatkan produktivitas kerja individu yang berdampak pada pencapaian

tujuan dari organisasi.

Menurut Reksohadiprodjo dan Handoko, (1997:252) motivasi adalah

keadaan dalam pribadi seorang yang mendorong keinginan individu melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Buhler, (2004:191)

(34)

pada dasarnya adalah proses yang menentukan seberapa banyak usaha yang akan

dicurahkan untuk melaksanakan pekerjaan”. Motivasi atau dorongan untuk

bekerja ini sangat menentukan bagi tercapainya sesuatu tujuan, maka manusia

harus dapat menumbuhkan motivasi kerja setinggi-tingginya bagi para karyawan

dalam perusahaan”. Motivasi bukanlah pekerjaan sambilan, ia bukanlah sesuatu

tambahan setelah organisasi didirikan dan dioperasikan. Motivasi melibatkan

hubungan mendasar yang terbangun dalam hubungan organisasi. (Dale 2002).

Menurut Hamzah (2008 : 71 – 73) motivasi kerja merupakan salah satu

faktor yang turut menentukan kinerja seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh

motivasi pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas

motivasi yang diberikan. Perbedaan motivasi kerja bagi pegawai biasanya

tercermin dalam berbagai kegiatan dan bahkan prestasi yang dicapainya.

Dari pengertian ini, jelaslah bahwa dengan memberikan motivasi yang tepat,

maka karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam

melaksanakan tugasnya dan mereka akan meyakini bahwa dengan keberhasilan

organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, maka

kepentingan-kepentingan pribadinya akan terpelihara pula.

Menurut Hamzah (2008) motivasi kerja merupakan salah satu faktor

yang turut menentukan kinerja seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi

pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang

diberikan. Perbedaan motivasi kerja bagi pegawai biasanya tercermin dalam

(35)

Sedangkan menurut McClland (Mulyasa 2006 : 145) menyatakan bahwa

motivasi adalah unsur penentu yang mempengaruhi perilaku yang terdapat dalam

setiap individu. Motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, yang

terjadi pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sempat

dirasakan atau mendesak.

Menurut Hasibuan (2000) motivasi adalah pemberian daya penggerak

yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja

efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Dari pengertian ini dapat kita lihat bahwa dengan bekerjasama dan bekerja efektif

maka kinerja juga akan meningkat.

Menurut Santoso (2008 : 56 – 57) motivasi merupakan suatu proses

psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan

keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Dan motivasi sebagai proses

psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seorang orang itu sendiri

yang disebut faktor intrinsik atau faktor dari luar diri yang disebut faktor

ekstrinsik.

2.4.1. Teori Dua Faktor Herzberg

Herzberg (dalam Owens 1987:125), mengatakan bahwa hubungan

seseorang dengan pekerjaan merupakan hal yang sangat mendasar, dan sikap

terhadap pekerjaannya ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan dalam

pekerjaan. Dalam penilitiannya Herzberg menyimpulkan bahwa kepuasan

(36)

hubungan pekerjaan tersebut dengan aspek-aspek disekitar yang berhubungan

dengan pekerjaan (job context). Kepuasan-kepuasan dalam bekerja oleh

Herzberg diberi nama motivator, adapun ketidakpuasan disebut faktor higiene.

Kedua faktor ini kemudian dikenal dengan teori motivasi dua faktor dari

Herzberg.

2.4.2. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

Maslow berpendapat bahwa dalam setiap manusia terdapat suatu hirarkhi

yang terdiri dari lima kebutuhan. Pemenuhan kelima kebutuhan tersebut

dilakukan secara bertahap dari yang paling rendah basic phisiological needs

bergerak menuju self-actualization.

Selanjutnya Maslow (1994) menerangkan lima tingkatan kebutuhan

manusia itu sebagai berikut:

a. Kebutuhan-kebutuhan fisiolgis (Phisiological needs). Kebutuhan fisiologis ini

berupa kebutuhan dasar bagi manusia, oleh karena itu kebutuhan ini masih

bersifat kebutuhan jasmani/fisik atau kebendaan. Kebutuhan ini berupa pangan,

sandang, dan pakaian. Contoh kongkrit misalnya : gaji, honorarium,

insentive/upah pungut, kebutuhan perumahan, pakaian seragam dan sebagainya.

Kebutuhan ini merupakan motivasi terbesar.

b. Kebutuhan akan keselamatan (Safety needs). Kebutuhan akan keselamatan ini

berupa: keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa

takut, cemas dan kekalutan, ketertiban, hukum, kebijakan dan administrasi, dan

(37)

eksklusif, yang menyerap semua kapasitas organisme dalam usaha memuaskan

kebutuhan itu, dan layaknya apabila organisme itu digambarkan sebagai suatu

mekanisme pencari keselamatan.

c. Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta (Social affilliation needs).

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan ingin dihormati, ingin maju, hubungan yang

harmonis antar sesama teman maupun atasan, diterima dalam kelompoknya

dimana ia berada, rasa cinta terhadap sekolah dan siswa yang diajar, rasa

memiliki terhadap sekolah. Suatu hal yang harus ditekankan mengenai hal ini

bahwa cinta bukan sinonim dengan seks. Seks dapat ditelaah sebagai kebutuhan

fisik murni.

d. Kebutuhan akan harga diri (Esteen needs). Hampir semua orang dalam

masyarakat mempunyai kebutuhan dan keinginan akan penilaian mantap, akan

hormat diri atau harga diri, dan penghargaan dari orang lain. Kebutuhan ini dapat

diklasifikasikan dalam dua perangkat, perangkat pertama keinginan akan

kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan dan kemampuan, kepercayaan pada

diri sendiri, serta kemerdekaan dan kebebasan. Kedua adalah apa yang disebut

hasrat akan nama baik atau gengsi, status, ketenaran, pengakuan, perhatian, dan

martabat.

e. Kebutuhan akan perwujudan diri (The needs of self-actualization). Keinginan

orang akan perwujudan diri, yakni pada kecenderungannya untuk mewujudkan

(38)

keinginan untuk makin lama makin istimewa, untuk menjadi apa saja menurut

kemampuannya, misalnya sebagai pegawai teladan.

2.5. Kinerja

2.5.1. Pengertian Kinerja

Menurut Sedarmayanti (2004) Pengertian kinerja (Performance) adalah

hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing

dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara ilegal tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Definisi kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Simanjuntak (2005)

adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam hal ini

mencakup kinerja individu, kinerja kelompok, kinerja perusahaan yang

dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Kinerja berasal dari pengertian

performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil

kerja atau prestasi kerja, namun sebenarnya kinerja mempunyai makna yang

lebih luas, bukan hanya hasil, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan

berlangsung. (Wibowo, 2007).

Menurut Siagian (2000) mengemukakan pengertian kinerja bahwa :

“Kinerja adalah kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari

sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal

(39)

Sedang menurut Ravianto (2000), yaitu : “Kinerja adalah pengaruh kerja

antara jumlah produk yang dihasilkan dengan jumlah sumber daya yang

diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut, atau dengan rumusan yang

lebih umum rasio antara keputusan kebutuhan dan pengorbanan yang diberikan”.

Pengertian kinerja menurut Bernadin, Kane & Johnson adalah sebagai

berikut : “Kinerja adalah Outcome hasil kerja keras organisasi dalam

mewujudkan strategik yang ditetapkan organisasi, kepuasan pelanggan serta

kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi masyarakat”.

Berdasarkan penjelasan tentang pengertian kinerja oleh beberapa ahli

diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi seseorang baik

kuantitas dan kualitas karena dalam melaksanakan pekerjaan dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada dalam periode tertentu.

2.5.2. Metode Penilaian dan Evaluasi Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan

untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

Pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan

sasaran. Secara garis besarnya standar penilaian kinerja pegawai dapat

digolongkan menjadi 3 bentuk yaitu :

1. Standar Dalam Bentuk Fisik

Standar dalam bentuk fisik adalah semua standar yang dipergunakan untuk

(40)

dalam bentuk uang, sifatnya kuantitatif, seperti : kuantitas hasil produksi,

kualitas hasil produksi dan waktu

2. Standar Dalam Bentuk Uang

Standar dalam bentuk uang adalah semua standar yang dipergunakan untuk

menilai atau mengukur kinerja dalam jumlah uang.

3. Standar Intangibel

Standar Intangibel adalah semua standar yang biasa digunakan untuk

mengukur atau menilai kegiatan yang diukur baik dalam bentuk uang

maupun satuan lainnya.

Level atas dari struktur organisasi memerlukan kualitas informasi kinerja

dengan karakteristik sebagai berikut :

a. Informasi kinerja sifatnya lebih teragregasi

b. Data/informasi kinerja tidak hanya bersifat kuantitatif seperti input dan

output, tetapi juga yang bersifat kualitatif, misalnya informasi mengenai

outcome dan impact dari program instansi.

c. Informasi kinerja yang bersifat real time

Sedangkan untuk pimpinan di tingkat bawah kebutuhan informasi kinerja

biasanya tidak teragregasi, bersifat lebih kuantitatif, dan dengan frekuensi

lebih sering, misalnya mingguan, harian bahkan ke menit. Oleh

karenanya desain dari suatu sistem pengukuran harus memperhatikan

(41)

Setiap organisasi biasanya cenderung untuk tertarik pada pengukuran

kinerja dalam aspek berikut ini:

1. Aspek finansial

Aspek finansial dapat dianalogikan sebagai aliran darah dalam tubuh

manusia, maka aspek finansial merupakan aspek penting yang perlu

diperhatikan dalam pengukuran kinerja.

2. Kepuasaan pelanggan

Dalam globalisasi perdagangan, peran dan posisi pelanggan sangat

krusial dalam penentuan strategi perusahaan. Hal serupa juga terjadi pada

instansi pemerintah. Dengan semakin banyaknya tuntutan masyarakat

akan pelayanan berkualitas, maka instansi pemerintah dituntut untuk

secara terus menerus memberikan pelayanan yang berkualitas prima.

Untuk itu pengukuran kinerja perlu di desain sehingga pimpinan dapat

memperoleh informasi yang relevan atas tingkat kepuasan pelanggan.

3. Operasi bisnis internal

Informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa

seluruh kegiatan instansi pemerintah sudah in-concert (seirama) untuk

mencapai tujuan dan sasaran organisasi seperti yang tercantum dalam

rencana strategi. Disamping itu informasi operasi bisnis internal

diperlukan untuk melakukan perbaikan terus menerus atas efisiensi dan

(42)

4. Kepuasan Pegawai

Dalam setiap organisasi, pegawai merupakan asset yang harus dikelola

dengan baik. Apalagi dalam perusahaan yang banyak melakukan inovasi,

peran strategis pegawai sungguh sangat nyata. Hal serupa juga terjadi

pada instansi pemerintah. Apabila pegawai tidak terkelola dengan baik

maka kehancuran dari instansi pemerintah sungguh sulit untuk dicegah.

5. Kepuasan komunitas dan shareholders/stakeholders

Instansi pemerintah tidak beroperasi “in vacum”, artinya kegiatan

instansi pemerintah berinteraksi dengan berbagai pihak yang menaruh

kepentingan terhadap keberadaannya. Untuk itu informasi dari

pengukuran kinerja perlu di desain untuk mengakomodasikan pada

kepuasan dari pada stakeholders.

6. Waktu

Ukuran waktu juga merupakan variabel yang perlu diperhatikan dalam

desain pengukuran kinerja. Betapa sering kita membutuhkan informasi

untuk pengambilan keputusan, Namun informasi tersebut lambat

diterima. Sebaliknya informasi yang ada sering sudah tidak relevan atau

kadaluarsa.

Evaluasi kinerja dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan

kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari para pelaku organisasi.

(43)

1. Meningkatkan saling pengertian antara pegawai tentang persyaratan

kinerja

2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang pegawai, sehingga mereka

termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya

berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.

3. Mencatat dan membuat analisis dari setiap persoalan untuk mencapai

persyaratan kinerja tersebut pada nomor 1.

4. Memberikan peluang kepada pegawai untuk mendiskusikan keinginan

dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau

terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang.

5. Mendefiniskan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga

pegawai termotivasi untuk berprestasi sesuai potensi.

6. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan, yang sesuai dengan

kebutuhan pelatihan, khususnya rencana diklat dan kemudian menyetujui

rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.

2.5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bagi pimpinan dapat digunakan untuk

menentukan pendekatan kepada pegawai dalam memperoleh kepuasan kerja

maupun meningkatkan kinerja pegawai. Menurut Bernardi dan Russel (dalam

(44)

kerja individu serta kesempatan kerja yang diperoleh individu atau karyawan

tersebut di dalam pekerjaannya”.

Sedangkan menurut Tiffin dan Cormick (1979 : 79), bahwa Performance

atau kinerja berhubungan dengan individual variabel dan situational variabel.

Individual variabel mencakup sikap, karakteristik kepribadian, karakteristik

fisik, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dan personal

variabel lainnya. Situasional variabel terdiri dari physical dan job variable, serta

organisasional variabel antara lain : metode kerja, ruang dan susunan kerja, serta

lingkungan fisik, karakter organisasi, pelatihan dan supervisi, tipe

insentif/kompensasi, dan lingkungan sosial.

Menurut Robbins (2001) ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi

kinerja :

a. Kemampuan fisik, mental, pengetahuan dan keterampilan.

b. Motivasi, yaitu kemampuan individu untuk mengeluarkan energi yang

diperlukan untuk mencapai tujuan

c. Kesempatan, atau oppurtunity yaitu kesempatan bagi individu untuk

menunjukkan kinerjanya.

Menurut Simamora dalam Mangkunegara (2006) Kinerja dipengaruhi

oleh tiga faktor:

a. Faktor individual yang mencakup kemampuan, keahlian, latar belakang dan

(45)

b. Faktor psikologis terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan

motivasi.

c. Faktor organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan,

struktur, dan job design.

2.5.4. Hubungan antara kemampuan dan motivasi kerja dengan kinerja.

Motivasi merupakan suatu cara yang dipakai manajer guna mengarahkan

bawahannya agar mereka bersedia mengikutinya. Menurut Handoko, (2001)

motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan

memelihara perilaku manusia.

Motivasi merupakan subjek yang sangat penting karena manajer dapat

menggunakan motivasi untuk mempengaruhi bawahannya agar mau dan bersedia

untuk mengikuti dan bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi,

walaupun demikian motivasi bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi

kinerja seseorang beberapa faktor lain salah sau diantaranya adalah kemampuan

individu.

Sedangkan menurut Sutermeister (Sugiyono, 2008 : 27) faktor-faktor

yang mempengaruhi kerja sangatlah kompleks. Faktor-faktor tersebut antara

lain: latihan dan pengalaman kerja, pendidikan, sikap kepribadian, organisasi,

para pemimpin, kondisi social, kebutuhan individu, kondisi fisik tempat kerja,

kemampuan, motivasi kerja dan sebagainya. Menurut Wirawan (2009:5) kinerja

adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi – fungsi atau indikator –indikator

(46)

Menurut pendapat Porter dan Miles, (2000) tiga variabel yang

mempengaruhi kinerja adalah kemampuan, motivasi, dan persepsi peran. Dari

tiga variabel yang mempengaruhi kinerja tersebut yang paling berpengaruh

adalah variabel motivasi dan variabel kemampuan. Menurut pendapat Porter dan

Miles motivasi kerja ditentukan oleh tiga karakteistik, yaitu karakteistik

individu, karakteistik pekerjaan, dan karakteistik situasi kerja.

2.6. Kerangka Konseptual

Apabila suatu organisasi berjalan dengan lesu, tentunya yang bermasalah

bukanlah hanya pimpinannya tetapi juga bawahannya terutama mengenai

kepribadian dan kemampuan karyawan yang dimiliki organisasi tersebut, selain

itu orang juga sering mempersoalkan motivasi para pekerja didalam organisasi.

Pengertian motivasi erat kaitannya dengan timbulnya suatu

kecenderungan untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan. Ada hubungan

yang kuat antara kebutuhan motivasi, perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan

kepuasan, karena setiap perubahan senantiasa berkat adanya dorongan motivasi.

Setiap tindakan atau perbuatan seseorang cenderung dimulai dari apa yang

memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu.

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seorang yang mendorong

keinginan individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.

Buhler, (2004:191) memberikan pendapat tentang pentingnya motivasi sebagai

(47)

banyak usaha yang akan dicurahkan untuk melaksanakan pekerjaan”. Motivasi

atau dorongan untuk bekerja ini sangat menentukan bagi tercapainya sesuatu

tujuan, maka manusia harus dapat menumbuhkan motivasi kerja

setinggi-tingginya bagi para karyawan dalam perusahaan”.

Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya dan agar

kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif tentunya

harus didukung oleh suatu norma yang diakui tentang kebenarannya dan dipatuhi

sebagai pedoman dalam bertindak.

Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang di dalam melakukan tugas

pekerjaannya. Kedua pengertian tersebut menekankan pada keberhasilan

seseorang dalam melaksanakan tugasnya, tetapi tidak boleh diabaikan bahwa

pekerjaan manusia itu tidak selamanya menghasilkan wujud nyata. Selanjutnya

Meiyer (2008) mengatakan bahwa job performance sebagai kesuksesan

seseorang di dalam melaksanakan pekerjaan. Sukses dalam pelaksanaan kerja

merupakan wujud kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan.

Kamars (2002) menyatakan kinerja merupakan terjemahan dan kata

performance yang berarti kemauan dan kemampuan dalam melakukan suatu pekerjaan. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara

legal. Pendapat dari kedua ahli tersebut menekankan kinerja sebagai suatu proses

(48)

seseorang dalam bekerja dapat dievaluasi dari tindakan dan perilaku yang

diperlihatkan.

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.7. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan di atas, maka

hipotesis kerja yang diajukan dalam penelitian ini adalah ”Kepribadian,

Kemampuan Kerja dan Motivasi kerja Karyawan Berpengaruh Signifikan

Terhadap Kinerja SDM Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa Medan”.

Motivasi Kerja

Kemampuan

Kepribadian

Kinerja

SDM

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian berupa deskriptif kuantitatif, Nazir (2005, 54)

menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode dalam meneliti

status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk

membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3.1.2. Sifat Penelitian

Adapun sifat penelitian adalah explanatory research Sugiyono (2003)

menyatakan bahwa, penelitian explanatory merupakan penelitian yang

bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta

hubungan antara satu variabel dengan varabel lainnya.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan PT. Catur Karya Sentosa Medan yang berlokasi di

Jln. Bambu II Komplek Graha Niaga Blok A No. 5 Medan. Adapun penelitian

(50)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Outsourcing

PT. Catur Karya Sentosa Medan yang berjumlah 42 orang yang di tempatkan

dibeberapa perusahaan yaitu Graha Niaga, Perumahan Alam Hijau, First

Finance, Sumut Pos, Karaoke Nav II, Toko Asia, Restourant Asean Light,

Tumble Tots, Tobrubber, Intraco Penta, Dynea Mugi, dan Intraco. adapun

sebaran karyawan tersebut di setiap perusahaan terlihat dalam Tabel 3.1

dibawah ini.

Tabel 3.1. Sebaran Populasi Penelitian

No Nama Perusahaan Jumlah Karyawan Yang ditempatkan oleh PT.Catur Karya Sentosa Medan. (orang)

1. Graha Niaga 10

2. Perumahan Alam Hijau 3

3. First Finance 3

4. Sumut Pos 4

5. Karaoke Nav II 5

6. Toko Asia 1

7. Asian Light 1

8. Tumble Tots 2

9. Tobrubber 3

10. Intraco Penta 4

11. Dynea Mugi 5

12. Intraco 1

Total 42 orang

(51)

3.3.2. Sampel

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dalam

penelitian ini (sensus) yaitu semua pegawai kontrak yang dimiliki oleh PT.

Catur Karya Sentosa Medan yang ditempatkan di 12 perusahaan di Medan

dengan jumlah 42 orang, dan cara pengambilan sampel dilakukan dengan

menjumpai langsung ke perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja dengan

mempedomani data yang ada di PT. Catur Karya Sentosa Medan tentang

jumlah karyawan, nama, dan tempat bekerja karyawan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam kegiatan penelitian ini, data dan informasi dikumpulkan dengan

menggunakan metode, yaitu :

1. Daftar pertanyaan (Questionaire) yang diberikan kepada Pegawai

Outsourcing Pada PT. Catur Karya Sentosa yang menjadi responden.

2. Wawancara (Interview) kepada pihak yang berkompeten atau berwenang

untuk memberikan informasi dan keterangan yang dibutuhkan oleh penelitian

ini.

3. Studi dokumentasi yaitu dengan melakukan pengumpulan dokumen-dokumen

pendukung yang diperoleh secara langsung dari PT. Catur Karya Sentosa

Medan, yang berhubungan dengan kepribadian, kemampuan, motivasi, dan

(52)

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer diperoleh dari wawancara (Interview) dan daftar pertanyaan (

Questionaire).

b. Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi.

c.

3.6. Identifikasi dan Overasionalisasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan Variabel

terikat (Y). Variabel bebas terdiri dari Kepribadian, (X1), Kemampuan (X2), dan

Motivasi Kerja (X3

Definisi operasional variabel penelitian ini dilihat dalam tabel berikut: ), sedangkan yang menjadi variabel terikatnya adalah Kinerja

(53)

Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian: Definisi, Indikator, dan Skala Pengukuran

Variabel Defenisi Indikator Pengukura

X1 Kepribadian

Kepribadian diartikan sebagai kombinasi dari keseimbangan karakteristik fisik dan mental yang memberikan identitas seseorang.

1. Tanggung Jawab 2. Ketekunan 3. Disiplin waktu 4. Berpikir Positif 5. Cara 8. Bertukar pikiran 9. Saling percaya 10.Sikap tegas 11.Mencari solusi

Skala Likert

Kemampuan

(X2

Kemampuan adalah sifat ( bawaan lahir atau

dipelajari) yang

memungkinkan seseorang melakukan sesuatu yang bersifat mental atau fisik. )

1. Cepat Tanggap 2. Inisiatif

3. Tangguh

4. Bekerja melebihi jam kerja wajib 5. Kesesuaian

dengan pendidikan 6. Pelatihan

Motivasi adalah daya pendorong yang

mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan

berbagai kegiatan yang menjadi tanggung

jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam

4. Semangat dalam Melaksanakan program.

5. Disukai.

6. Loyalitas

(54)

Sumber: Kreitner (2001), Gibson (2002), Purnomo (2004), Kamars (2002)

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas 3.7.1. Pengujian validitas

Validitas menunjuk kepada sejauhmana alat pengukur itu dapat melakukan

fungsinya mengukur dengan cermat dan tepat sesuai yang diharapkan. Suatu skala

pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan

mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia

tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang

seharusnya ia lakukan.(Kuncoro, 2003)

Pengujian v

rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya (Purnomo 2004)

aliditas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas suatu alat

ukur, semakin tinggi tingkat validitasnya maka alat ukur tersebut semakin

menunjukkan semakin mengenai sasaranya, atau semakin menunjukkan apa yang Y

Kinerja SDM Outsourcing

(55)

seharusnya diukur. Pengujan ini akan dilakukan kepada 30 orang di Perusahaan

Outsourcing PT “ASS”. Pengujian validitas instrument dilakukan dengan cara

membandingkan nilai korelasi antara setiap butir pertanyaan dan total pertanyaan,

apabila r hitung r tabel

Cara lain untuk menguji validitas data adalah dengan menggunakan Product

Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut:

maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid.

Koefisien korelasi produk moment antara butir instrument yang akan

digunakan dengan skor semua butir instrument dalam variable yang

bersangkutan

Jumlah skor butir instrument yang digunakan

= Jumlah skor semua butir dalam varviabel tersebut

Jumlah responden sementara

Teknik pengujian validitas dengan menggunakan tingkat signifikan 5%

untuk mengetahui keeratan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan cara

mengkorelasikan antara skor ítem pertanyaan terhadap skor total. Apabila nilai total

pearson correlation > 0,3, atau probabilitas kurang dari 0,05 maka ítem tersebut valid

(56)

3.7.1.1. Pengujian validitas Instrumen Variabel Kepribadian

Hasil pengujian validitas instrument variabel kepribadian dapat dilihat pada

Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepribadian Pernyataan Corrected

Item total

1. Bertanggung jawab atas pekerjaan 2. Tekun dalam mengerjakan

pekerjaan

3. Tidak pernah terlambat masuk kerja 4. Tidak pulang kerja sebelum jam

keluar kerja

5. Berpikiran positif terhadap kebijakan yang dilakukan atasan 6. Tidak gampang gelisah apabila ada

masalah.

7. Selalu merasa aman dalam setiap pekerjan

8. Selalu bekerja sama dengan teman sekerja

9. Selalu bertukar pikiran dengan teman sekerja

10.Rekan sekerja saya selalu percaya kepada saya

11.Selalu bersikap tegas kepada rekan kerja

12.Memberikan jalan keluar apabila mendapat hambatan/masalah.

Berdasarkan Tabel 3.3 di atas, tentang pengujian instrumen kepribadian

diperoleh nilai Corrected Item Total Correlation secara keseluruhan lebih besar dari

0,30. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument pernyataan dari variabel

(57)

dalam penelitian, selain itu hal ini juga diperkuat oleh nilai signifikansi (2-tailed)

yang seluruhnya dibawah 0.05.

3.7.1.2. Pengujian validitas Instrumen Variabel kemampuan

Hasil pengujian validitas daftar pertanyaan variabel kemampuan dapat dilihat

pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel kemampuan

Pernyataan Corrected

Item total

1. Menanggapi Pemberitahuan atau instruksi atasan

2. Memikirkan bagaimana cara paling baik mengerjakan pekerjaan

3. Mengerjakan pekerjaan yang berat 4. Sanggup bekerja melebihi jam kerja

wajib

5. Memiliki pendidikan yang sesuai dengan pekerjaan.

6. Mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan pekerjan

7. Bekerja di perusahaan lain 8. Terampil mengerjakan

pekerjaan-pekerjaan kantor

Berdasarkan Tabel 3.4 di atas, dipeoleh hasil pengujian instrument variabel

kemampuan secara keseluruhan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation

diatas 0,30. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh daftar pertanyaan yang

(58)

penelitian, selain itu hal ini juga diperkuat oleh nilai signifikansi (2-tailed) yang

seluruhnya dibawah 0.05.

3.7.1.3. Pengujian validitas Instrument Variabel Motivasi

Hasil pengujian validitas instrument variabel motivasi dapat dilihat pada

Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Instrument Variabel Motivasi

Pernyataan Corrected

Item total

1. Merasa nyaman bekerja diperusahaan.

2. Menghargai pegawai yang berprestasi.

3. Merasa bangga menjadi bagian perusahaan.

4. Menikmati pekerjaan 5. Mendapat gaji yang tinggi 6. Membela perusahaan

0.825

Berdasarkan Tabel 3.5 di atas, diperoleh hasil pengujian instrument variabel

motivasi secara keseluruhan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation diatas

0,30. Maka disimpulkan bahwa seluruh daftar pertanyaan dari variabel motivasi yang

digunakan adalah valid dan instrument ini dapat digunakan dalam penelitian, selain

itu hal ini juga diperkuat oleh nilai signifikansi (2-tailed) yang seluruhnya dibawah

(59)

3.7.1.4. Pengujian validitas Instrumen Variabel Kinerja

Hasil pengujian validitas instrumen variabel Kinerja dapat dilihat pada Tabel

3.6 berikut:

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja

Pernyataan Corrected

Item total

1. Mencapai jumlah pekerjaan yang ditetapkan perusahaan.

2. Kualitas pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

3. Mampu mengendalikan biaya-biaya yang tidak perlu

4. Mengerjakan pekerjaan dengan teliti 5. Selalu sopan kepada tamu/pelanggan. 6. Mematuhi peraturan yang ditetapkan

perusahaan.

7. Selalu tepat waktu tiba dikantor.

8. Memberikan pelayanan yang baik kepada tamu/pelanggan

Berdasarkan Tabel 3.6 di atas, dipeoleh hasil pengujian instrument variabel

kinerja secara keseluruhan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang

lebih besar dari 0,30. Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh

instrument pernyataan dari variabel kinerja yang digunakan adalah valid dan

instrument ini dapat digunakan dalam penelitian, hal diperkuat juga oleh nilai

Gambar

Tabel 1.2. Absensi Karyawan
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Tabel 3.1. Sebaran Populasi Penelitian
Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian: Definisi, Indikator, dan                       Skala Pengukuran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dengan uji t (secara parsial) menunjukkan bahwa motivasi dan pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Pusat PT.. Bank

Apakah job insecurity berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi karyawan outsourcing PT.PLN (PERSERO) Pembangkit Sumatera Bagian Utara Sektor

Kepemimpinan, sedangkan hubungan Motivasi dengan Kinerja adalah hubungan yang kuat/ kemampuan kerja dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

Kepemimpinan, sedangkan hubungan Motivasi dengan Kinerja adalah hubungan yang kuat/ kemampuan kerja dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

Apakah Lingkungan Kerja dan Kepribadian berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Divisi SDM dan Divisi Umum pada PDAM Tirtanadi Medan1. 1.3 Tujuan dan

Hasil yang diperoleh penelitian ini menunjukkan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pada karyawan PT.. Wijaya Karya

diterima, yang artinya bahwa kecerdasan emosional, kemampuan SDM, dan efektivitas pelayanan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi

Kepemimpinan, sedangkan hubungan Motivasi dengan Kinerja adalah hubungan yang kuat/ kemampuan kerja dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap