• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, Dan Spiritual Terhadap Keputusan Membeli Teh Botol Sosro Pada Mahasiswa FE USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, Dan Spiritual Terhadap Keputusan Membeli Teh Botol Sosro Pada Mahasiswa FE USU"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PEMASARAN RASIONAL, EMOSIONAL, DAN SPIRITUAL

TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI TEH BOTOL SOSRO PADA

MAHASISWA FE USU

OLEH :

ASTRIA AMELIA LUBIS

090521066

PROGRAM STUDI MANAJEMEN EKSTENSI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

MEDAN

Nama

: Astria Amelia Lubis

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nim

: 090521066

Program Studi

: Strata-I Manajemen Ekstensi

Konsentrasi

: Pemasaran

Judu l Skripsi : Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, & Spiritual

Terhadap Keputusan Membeli Teh Botol Sosro Pada

Mahasiswa FE USU.

Medan, 14 April 2012

Peneliti

Astria Amelia Lubis

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

NAMA

: Astria Amelia Lubis

PERSETUJUAN PERCETAKAN

NIM

: 090521066

Program Studi

: Manajemen Exstensi

Konsentrasi

: Pemasaran

Judul

: Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, & Spiritual

Terhadap Keputusan Membeli Teh Botol Sosro Pada

Mahasiswa FE USU.

Tanggal, Februari 2012

Ketua Program Studi

Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si

NIP. 1964121619900 3 2 001

Tanggal, Februari 2012

Ketua Departemen

Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME

(4)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PENGARUH PEMASARAN RASIONAL, EMOSIONAL, DAN SPIRITUAL

TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI TEH BOTOL SOSRO PADA

MAHASISWA FE USU

Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir guna

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara Medan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Medan, 14 April 2012

Astria Amelia Lubis

(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

: Astria Amelia Lubis

Nim

: 090521066

Program Studi

: Strata-I Manajemen Ekstensi

Konsentrasi

: Pemasaran

Judul Skripsi : Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, & Spiritual

Terhadap Keputusan Membeli Teh Botol Sosro Pada

Mahasiswa FE USU.

Ketua Program Studi S 1

Pembimbing Skripsi

Manajemen

Dr. Endang Sulistya Rini, SE. Msi

Dr. Endang Sulistya Rini, SE. Msi

NIP. 19641216 19900 3 001

NIP. 1964121619900 3 001

Pembaca Penilai

(6)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah ‘Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spritual Terhadap Keputusan Membeli Produk Teh Botol Sosro Pada Mahasiswa FE USU”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemasaran rasional, emosional, dan spiritual terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE.USU.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Sampel penelitian sebesar 53 orang responden. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda.

Hasil penelitian membuktikan bahwa secara serempak pemasaran rasional, emosional, dan spiritual berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE USU. Sedangkan secara parsial bahwa pemasaran emosional merupakan yang dominan yang berpengaruh terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE USU.

.

(7)

ABSTRACT

The title of this research is' Influence Marketing Rational, Emotional, and Spiritual Decision Against Buying Product Botol Sosro In FE USU Student ". The purpose of this research is to investigate and analyze the influence of marketing rational, emotional, and spiritual to the decision to buy products Botol Sosro on FE.USU student.

The data used in this study is to use primary data and secondary data. Study sample of 53 respondents. Data analysis methods used is descriptive quantitative by using multiple linear regression.

The results proved that the simultaneous marketing of rational, emotional, and spiritual influence in a positive and significant impact on purchasing decisions on products Botol Sosro FE USU students. While the partial that emotional marketing is the dominant influence on purchasing decisions on products Botol Sosro FE USU students.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmat

dan ridho-Nya khususnya bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian

ini. Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengangkat judul “Pengaruh Pemasaran

Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Keputusan Membeli Teh Botol

Sosro Pada Mahasiswa FE USU”. Terkhusus kedua orang tua saya yakni,

Asrul

Lubis (Ayahanda), dan Sri Hidayati (Ibunda)

yang telah membesarkan penulis

yang tidak dapat terbalas jasanya oleh peneliti.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak terhingga

kepada kedua orang tua penulis. Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan

terima kasih kepada :

1.

Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2.

Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3.

Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4.

Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5.

Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan arahan

(9)

6.

Ibu Dr. Beby Karina F.S, SE selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

banyak membantu dan meberikan saran untuk kesempurnaan dalam skripsi

ini.

7.

Untuk Adik-adikku Reza dan Nisa, terima kasih atas dukungan doa dan

semangat yang telah diberikan selama ini.

8.

Untuk seluruh Teman-teman Manajemen Ekstensi stambuk 2009. Terima

kasih atas bantuan dan doa yang telah diberikan selama ini.

9.

Seluruh staf pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih atas semuanya yang telah

membantu peneliti hingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dan kepada Allah

SWT peneliti mohon ampun atas segala kesalahan dan kekhilafan selama

membuat skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karuniaNya

kepada kita semua khususnya kepada peneliti.

Medan, April 2012

Peneliti

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen ... 7

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 7

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 7

2.2 Pemasaran Rasional ... 15

2.3 Emosional ... 17

2.4 Spritual ... 19

2.5 Keputusan Konsumen atau Keputusan Pembelian ... 22

2.6 Penelitian Terdahulu ... 30

2.7 Kerangka Konseptual ... 32

2.8 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Batasan Operasional ... 34

3.4 Definisi Operasional ... 35

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 35

3.6 Populasi dan Sampel ... 36

3.7 Jenis Data ... 37

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38

(11)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Berdirinya Teh Botol Sosro ... 42

4.2 Hasil Penelitian ... 43

4.2.1 Uji Validitas dan Reabilitas ... 43

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden ... 44

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Pnelitian ... 45

4.2.4 Uji Asumsi Klasik ... 49

4.2.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 52

4.3 Pembahasan... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(12)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel

Tabel 1.1 Top Brand Minuman Kemasan Periode 2011 ... 4

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 33

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 34

(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen ... 8 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 28

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran

(15)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah ‘Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spritual Terhadap Keputusan Membeli Produk Teh Botol Sosro Pada Mahasiswa FE USU”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemasaran rasional, emosional, dan spiritual terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE.USU.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Sampel penelitian sebesar 53 orang responden. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda.

Hasil penelitian membuktikan bahwa secara serempak pemasaran rasional, emosional, dan spiritual berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE USU. Sedangkan secara parsial bahwa pemasaran emosional merupakan yang dominan yang berpengaruh terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE USU.

.

(16)

ABSTRACT

The title of this research is' Influence Marketing Rational, Emotional, and Spiritual Decision Against Buying Product Botol Sosro In FE USU Student ". The purpose of this research is to investigate and analyze the influence of marketing rational, emotional, and spiritual to the decision to buy products Botol Sosro on FE.USU student.

The data used in this study is to use primary data and secondary data. Study sample of 53 respondents. Data analysis methods used is descriptive quantitative by using multiple linear regression.

The results proved that the simultaneous marketing of rational, emotional, and spiritual influence in a positive and significant impact on purchasing decisions on products Botol Sosro FE USU students. While the partial that emotional marketing is the dominant influence on purchasing decisions on products Botol Sosro FE USU students.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya tujuan dalam mendirikan perusahaan adalah mencari laba semaksimal mungkin. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya. Perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang menguntungkan pada tingkat kualitas yang diharapkan, akan mampu mengatasi tantangan dari para pesaing terutama dalam bidang pemasaran. Oleh karena itu untuk menarik konsumen melakukan pembelian maka perusahaan harus dapat menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang dihadapi.

Keputusan membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Keputusan pembelian merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu (Setiadi, 2003:17). Keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh strategi pemasaran,yakni rasional, emosional dan spiritual.

(18)

Menurut Schmit dalam Rini (2009:1) menyatakan bahwa konsep experiental

marketing sangat membatasi cara pandang pemasar terhadap pengambilan keputusan

yang diambil oleh konsumen, yang melibatkan elemen rasionalitas dan logika, serta aspek emosional dan irasional dalam pembelian.

Perkembangan industri yang bergerak di

fast moving consumer goods

semakin pesat. Salah satu segmen yang paling menjanjikan adalah minuman

ringan. Pada tahun 2003 pertumbuhan minuman ringan mencapai 13% dengan

volume penjualan sebesar sepuluh milyar liter . Angka tersebut tentunya mencapai

nominal lebih tinggi pada beberapa tahun terakhir melihat semakin banyaknya

perusahaan yang memasuki pasar minuman ringan (Fianarati,2005:1).

Salah satu minuman ringan yang menjadi favorit di Indonesia adalah teh

dalam kemasan atau teh siap saji. Hal ini seiring dengan kebiasaan masyarakat

Indonesia mengonsumsi teh. Hasil survey lembaga penelitian MARS di lima kota

besar di Indonesia menunjukkan bahwa teh dikonsumsi oleh 75% penduduk

Indonesia. Kerja keras PT. Sinar Sosro dalam mengedukasi pasar untuk

mengonsumsi Teh Botol Sosro menjadikan teh kemasan diterima baik oleh pasar.

Hal ini ditunjukkan dari survey yang dilakukan oleh PT. Coca Cola Amatil yang

disampaikan pada

CCA’s Investor Meeting

pada tahun 2004 yang memperlihatkan

minuman teh siap saji atau teh kemasan di Indonesia berada pada posisi kedua di

bawah air mineral dan mengungguli minuman ringan berkarbonasi.

Antara tahun 2004 sampai tahun 2010, pertumbuhan minuman ringan di

(19)

makanan dan minuman mencapai Rp. 493,0 triliun, di mana di dalam omzet

tersebut

market size

minuman mencapai 50,6%. Komposisi persentase itu terdiri

dari minuman berenergi 2,1%, minuman

isotonic

1,5%, teh siap minum 12,0 %,

minuman berkarbohidrat 10,0%, minuman sari buah 1,5%, air minum dalam

kemasan 18,0% dan sirup 1 %. Pada tahun 2011 asosiasi industri minuman ringan

mengharapkan pasar minuman teh siap saji meningkat 7,5% dari total produksi

1,55 milyar liter pada tahun 2010 menjadi 1,67 milyar liter (www.

indonesiafinancetoday.com).

Pada masa-masa awal peluncurannya, Teh Botol Sosro tidak banyak dilirik oleh konsumen, tapi kemudian perlahan tapi pasti produk Teh Botol Sosro mulai mendapatkan tempat di hati konsumen Indonesia. Terlebih ketika slogan “Apapun makannya, minumnya Teh Botol Sosro” di munculkan. Slogan ini tidak saja menggunc ang sesama produk teh namun juga produk minuman secara keseluruhan. Keunikan dapat dilihat dari metode pemasaran Teh Botol Sosro adalah pada kekakuan dari produk itu sendiri. Semenjak diluncurkan pada tahun 1970, produk Teh Botol Sosro baik rasa, kemasan, logo maupun penampilan tidak

mengalami perubahan sama sekali, bahkan ketika perusahaan multinational Pepsi dan Coca-cola masuk melalui produk teh Tekita dan Frestea, Sosro tetap tidak bergeming.

Kehadiran Teh Botol Sosro di pasar minuman teh kemasan membuat

persaingan semakin ketat. Sebelumnya telah banyak perusahaan yang mencoba

memanfaatkan ceruk pasar teh kemasan. Tabel di bawah ini menunjukkan

(20)

Tabel 1.1

Top Brand Minuman Kemasan Periode 2011

No Merek

1 Teh Botol Sosro

2 Frestea

3 Frui Tea

4 Ultra Teh Kotak

Sumber : www. Topbrand award.com (2011)

Berdasarkan pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Teh Botol Sosro berada pada peringkat pertama jika dibandingkan dengan pesaingnya hal ini tentu saja dapat disebabkan oleh faktor didalam keputusan pembelian konsumen seperti pemasaran rasional, emosional, dan spiritual hal ini juga memicu peneliti ingin mengetahui apa yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan membeli Teh Botol Sosro, yang terutama yang berasal dari dalam diri konsumen (rasional, emosional, spiritual) itu sendiri ditengah banyaknya tawaran produk-produk baru dengan aneka rasa dan kemasan yang unik-unik.

Berdasarkan pra survey pendahuluan bahwa peneliti melihat mahasiswa khususya FE USU lebih banyak mengkonsumsi Teh Botol Sosro, maka penelit tertarik untuk meneliti Pembelian minuman kemasan merek “Teh Botol Dikalangan Mahasiswa FE USU.

(21)

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pemasaran rasional, emosional, dan spiritual berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE USU?.”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemasaran rasional, emosional, dan spiritual terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE.USU”

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat didalam penelitian ini adalah:

a. Bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Sebagai masukan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya mengenai pemasaran rasional, emosional, dan spiritual terhadap keputusan membeli.

b. Bagi Peneliti

Untuk menambah ilmu pengetahuan dibidang manajemen khususnya di bidang pemasaran mengenai pemasaran rasional, emosional, spiritual dan keputusan membeli.

(22)
(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Konsumen

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:45), perilaku Konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Menurut Supranto dan Nandan (2011:3) perilaku konsumen merupakan tindakan langsung terlibat dalam mendapatkan, mengggunakan (memakai, mengkonsumsi), dan menghabiskan produk termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini .

Menurut Anoraga (2004:223) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan melalui pencarian, pembelian, penggunaan, pengevaluasian dan penentuan produk atau jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka. Menurut James F. Engel dalam Rangkuti (2003:58) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkomsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

(24)

Menurut Kotler (2005:144): faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.

Budaya Sosial

Kelompok Acuan

Keluarga

Peran dan Status

Pribadi

Umur dan Tahap daur hidup Pekerjaan Situasi ekonomi Gaya hidup Kepribadian dan konsep diri Psikologis Motivasi Persepsi Pengetahuan Keyakinan dan Sikap Pembeli Budaya Subbudaya Kelas Sosial

Sumber : Kotler, (2005)

Gambar 2.1 : Fakor–faktor yang Mempengaruhi Konsumen

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Faktor kebudayaan

Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:

(25)

1). Budaya

Budaya adalah keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, kebiasaan, dan setiap kemampuan dan kebiasaan yang di peroleh oleh setiap orang sebagai anggota masyarakat termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai nilai dalam keluarga. Sub budaya. Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

2). Kelas sosial

Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.

b. Faktor sosial

(26)

Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:

1). Kelompok

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal-seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja.

2) Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.

3). Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.

c. Faktor pribadi

(27)

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

1). Umur dan tahap daur hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.

2). Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.

3). Situasi ekonomi

(28)

4). Gaya hidup

Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

5). Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.

d. Faktor Psikologis

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang.

(29)

1). Motivasi

Para peneliti motivasi mengumpulkan informasi mendalam dari sekelompok kecil sampel konsumen untuk mengetahui motif yang lebih dalam untuk pilihan-pilihan produk mereka. Mereka menggunakan wawancara mendalam tanpa arahan dan berbagai macam “teknik proyektif” untuk menanggalkan penjagaan ego yaitu teknik-teknik seperti asosiasi kata, penyelesaian kalimat, interpretasi gambar dan bermain peran. Para peneliti motivasi telah mendapatkan kesimpulan-kesimpulan yang menarik dan kadang-kadang aneh tentang apakah yang ada dibenak konsumen sehubungan dengan pembelian tertentu. Meskipun kadang-kadang menghasilkan kesimpulan-kesimpulan aneh, riset motivasi tetap bermanfaat sebagai alat bagi para pemasar untuk memahami perilaku konsumen secara lebih dalam.

2). Persepsi

Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia. Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi. Orang dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 macam proses penerimaan indera, yaitu:

a). Perhatian Selektif

(30)

b). Distorsi selektif

Menguraikan kecenderungan orang untuk mengintepretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini.

c). Ingatan Selektif

Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari. Mereka cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif.

3). Pengetahuan

Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif.

4). Keyakinan dan sikap

Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya ini, pada waktunya mempengaruhi tingkah laku membeli. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak.

(31)

membeli. Bila ada sebagian keyakinan yang salah dan menghalangi pembelian, pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk mengkoreksinya.

Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau menjauhinya.

Menurut Kotler (2005:157) : Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan ini mungkin didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi dan mungkin tidak.

2.2 Pemasaran Rasional

Pemasaran rasional merupakan strategi pemasaran yang dirancang berdasarkan motivasi konsumen dalam memilih produk karena alasan rasional (Kartajaya,2004:12)

Andreani (2007:2) berpendapat bahwa “dengan berpikir (

think

) dapat

merangsang kemampuan intelektual dan kreativitas seseorang”. Schmitt dalam

Rini (2009:3) perusahaan berusaha untuk menantang konsumen, dengan cara

memberikan problem-

solving

experiences

, dan mendorong pelanggan untuk

berinteraksi secara kognitif dan/atau secara kreatif dengan perusahaan atau

produk. Iklan pikiran biasanya lebih bersifat tradisional, menggunakan lebih

banyak informasi tekstual, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tak

(32)

berhasil adalah (1) menciptakan sebuah kejutan yang dihadirkan baik dalam

bentuk visual, verbal ataupun knseptual, (2) berusaha untuk memikat pelanggan

dan (3) memberikan sedikit provokasi.

1. Kejutan (Surprise)

Kejutan merupakan suatu hal yang penting dalam membangun pelanggan agar mereka terlibat dalam cara berpikir yang kreatif. Kejutan dihasilkan ketika pemasar memulai dari sebuah harapan. Kejutan harus bersifat positif, yang berarti pelanggan mendapatkan lebih dari yang mereka minta, lebih menyenangkan dari yang mereka harapkan, atau sesuatu yang sama sekali lain dari yang mereka harapkan yang pada akhirnya dapat membuat pelanggan merasa senang. Dalam experiential marketing, unsur surprise menempati hal yang sangat penting karena dengan pengalaman-pengalaman yang mengejutkan dapat memberikan kesan emosional yang mendalam dan diharapkan dapat terus membekas di benak konsumen dalam waktu yang lama.

2. Memikat (Intrigue)

Jika kejutan berangkat dari sebuah harapan, intrigue campaign mencoba membangkitkan rasa ingin tahu pelanggan, apa saja yang memikat pelanggan. Namun, daya pikat ini tergantung dari acuan yang dimiliki oleh setiap pelanggan. Terkadang apa yang dapat memikat seseorang dapat menjadi sesuatu yang membosankan bagi orang lain, tergantung pada tingkat pengetahuan, kesukaan, dan pengalam pelanggan tersebut.

3. Provokasi (Provocation)

(33)

2.3 Emosional

Emosional adalah pembelian yang berkaitan dengan perasaan atau emosi seseorang dan bersifat subjektif seperti pengungkapan rasa cinta, kebanggaan, dan sebagainya. Pembelian yang didasari motivasi emosional terjadi pada saat proses penyeleksian barang atau jasa, didasari oleh alasan yang subjektif dan pribadi, seperti misalnya kebanggaan, ketakutan, afeksi atau status. Pemasaran emosional merupakan strategi pemasaran yang dirancang berdasarkan keinginan membeli konsumen untuk dapat mengekspresikan emosi dan perasaanya (Kartajaya,200414) .

Perasaan di sini sangatlah berbeda dengan kesan sensorik karena hal ini berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa seseorang. Ini bukan sekedar menyangkut keindahan, tetapi suasana hati dan emosi jiwa yang mampu membangkitkan kebahagiaan atau bahkan kesedihan (Andreani,2007:2).

Menurut Schmitt dalam Rini (2009:3) menyatakan bahwa perasaan berhubungan dengan perasaan yang paling dalam dan emosi pelanggan. Iklan yang bersifat feel good

(34)

pelanggan, maka perusahaan dapat menciptakan loyalitas merek yang kuat dan bertahan lama.

Menurut Schmitt dalam Rini (2009:3),yakni Affective experience adalah tingkat pengalaman yang merupakan perasaan yang bervariasi dalam intensitas, mulai dari perasaan yang positif atau pernyataan mood yang negatif sampai emosi yang kuat. Jika pemasar bermaksud untuk menggunakan affective experience sebagai bagian dari strategi pemasaran, maka ada dua hal yang harus diperhatikan dan dipahami, yaitu:

a. Suasana hati (moods), Moods merupakan affective yang tidak spesifik. Suasana hati dapat dibangkitkan dengan cara memberikan stimuli yang spesifik. Suasana hati merupakan keadaan afektif yang positif atau negatif. Suasana hati seringkali mempunyai dampak yang kuat terhadap apa yang diingat konsumen dan merek apa yang mereka pilih.

b. Emosi (emotion), lebih kuat dibandingkan suasana hati dan merupakan pernyataan afektif dari stimulus yang spesifik, misalnya marah, irihati, dan cinta. Emosi-emosi tersebut selalu disebabkan oleh sesuatu atau seseorang (orang, peristiwa, perusahaan, produk, atau komunikasi).

2.4 Spritual

(35)

Prinsip-prinsip spiritual marketing yakni:

a. Pelanggan harus dicintai perusahaan karena hanya dengan mencintai pelanggan sebuah perusahaan akan bertahan hidup. Sedangkan pesaing harus dipandang sebagai mitra untuk berkembang sehingga hrus dapat dihormati.

b. Tingkat persaingan yang semakin ketat, globalisasi dan perkembangan teknologi, marketer harus semakin sensitive dalam melihat perubahan dan siap sedia selalu apabila sewaktu-waktu keadaan memaksanya untuk berubah.

c. Prinsip yang menekankan perusahaan tidak perlu berambisi memenuhi kebutuhan dan keinginan semua orang tapi harus dapat melayani segmen pasar yang benar membutuhkannya.

Perkembangan pemasaran spiritual sendiri mampu mengembalikan nilai-nilai agama di tengah-tengah kehidupan perekonomian masyarakat kita. Dalam berbisnis telah muncul kesadaran akan pentingnya etika, kejujuran, dan prinsip-prinsip agama lainnya. Perusahaan-perusahaan yang telah menjalankan bisnis dengan menerapkan pemasaran spiritual telah memberikan contoh kepada kita, tentang cara-cara berbisnis yang berpegang teguh pada kebenaran, kejujuran, sikap amanah, serta tetap memperoleh keuntungan. Nilai-nilai inilah yang menjadi landasan atau hukum dalam melakukan suatu bisnis..

(36)

Istilah spriritual marketing memang kerap kali kita dengar dalam kegiatan pemasaran yang biasa diusung oleh lembaga keuangan syariah. Di samping istilah spriritual marketing, beberapa pihak sering juga menggunakan istilah sharia marketing. Arti dari keduanya hampir mempunyai kesamaan, yaitu satu model kegiatan pemasaran yang dilandasi oleh nilai spiritual atau nilai syariah. Dari sini, dapat difahami, nilai-nilai spiritual yang ada dalam sebuah ajaran agama, dapat dijadikan pedoman bagi pengikutnya dalam menjalankan aktivitas ekonominya.

Pada prinsipnya, spriritual marketing merupakan bagian dari etika marketing yang dapat memberikan panduan bagi marketer dalam menjalankan kegiatan pemasarannya sehingga sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh perusahaan. Tujuan dari kegiatan pemasaran diharapkan mengarah pada pemerolehan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, secara internal, perusahaan sudah mempunyai rambu-rambu tersendiri dalam melaksanakan kegiatan pemasaran.

Pendekatan spiritual dalam membangun brand, misalnya, diyakini tidak hanya sanggup mendongkrak profit, lebih dari itu mampu menebarkan value yang menjamin kelanggengan merek. Bahkan sanggup membentuk diferensiasi yang tak tertandingi. Lalu dimana sesungguhnya efek luar biasanya? bahwa pemasaran tidak hanya dalam pengertian the meaning of marketing, melainkan juga dalam pengertian marketing of the

meaning. Yang berarti adanya tuntutan agar dunia pemasaran menunjukkan nilainya.

(37)

2.5 Keputusan Konsumen atau Keputusan Pembelian

Menurut Supranto dan Nandan (2011:211) menyatakan bahwa pembuatan keputusan konsumen atau sering disebur keputusan pembelian merupakan suatu aliran interaksi antar proses faktor lingkungan, kognitif, dan afektif dan tindakan perilaku.

Menurut (Kotler,2005:204) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.

3. Evaluasi Alternatif

(38)

masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.

4. Keputusan Membeli

Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.

5. Tingkah Laku Pasca Pembelian.

(39)

Keputusan atau niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Keputusan pembelian merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu (Setiadi, 2003:17).

Menurut Setiadi (2003:18) ada dua faktor dapat mempengaruhi keputusan pembelian yaitu faktor pertama adalah sikap lain. Sejauh mana sikap orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan seseorang. Faktor kedua adalah situasi yang tidak diharapkan.Konsumen mungkin membentuk niat membeli berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan yang diperkirakan, harga yang diharapkan.Namun, kejadian-kejadian yang tidak diharapkan dapat mengubah niat untuk membeli.Jadi, pilihan dan niat membeli tidak selalu menghasilkan pilihan membeli yang aktual.

Kotler (2009:184) mengatakan pada proses keputusan pembelian konsumen melalui lima tahap: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Gambar 2.9 memberikan kerangka kisaran penuh pertimbangan yang muncul ketika konsumen menghadapi pembelian baru yang memerlukan keterlibatan tinggi. Konsumen tidak selalu melalui lima tahap pembelian itu seluruhnya.

Lima proses keputusan pembelian dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.

Pengenalan Masalah

(40)

akan muncul, dan bagaimana kebutuhan atau masalah mengarah pada

konsumen.

b.

Pencarian informasi

Konsumen yang tertarik akan mencari lebih banyak informasi. Jika dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang memuaskan berada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Jika tidak, konsumen mungkin menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berkaitan dengan kebutuhan.

Pada satu tingkat, konsumen hanya mengalami perhatian yang meningkatkan jumlah pencarian yang dilakukan tergantung pada kuatnya dorongan jumlah pencarian yang dimilikinya pada saat memulai, kemudahan memperoleh informasi yang banyak, nilai yang diberikannya pada tambahan informasi, dan kepuasan yang dapatkan melakukan pencarian.

Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber. Sumber-sumber ini meliputi :

1)

Sumber Pribadi, keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2)

Sumber Komersial, wiraniaga, dialer, kemasan, pajangan.

3)

Sumber Publik, media massa, organisasi penilai pelanggan.

4)

Sumber Pengalaman, mengenali, memeriksa, menggunakan

produk.

(41)

c.

Evaluasi alternatif

Pemasar telah mengetahui bagaimana konsumen menggunakan informasi untuk mencapai satu set pilihan merek akhir. Pemasar juga perlu mengetahui bagaimana konsumen mengevaluasi berbagai alternatif. Konsep-konsep dasar yang membantu pemasar menjelaskan proses evaluasi konsumen yaitu:

1)

Berasumsi bahwa setiap konsumen melihat suatu produk sebagai

satu paket atribut produk.

2)

Konsumen akan memberikan tingkat kepentingan yang berbeda

pada atribut-atribut yang berbeda menurut kebutuhan dan

keinginan yang unik.

3)

Konsumen kemungkinan akan mengembangkan satu susunan

keyakinan merek mengenai posisi setiap merek pada setiap atribut.

Seperangkat keyakinan mengenai merek tertentu dikenal sebagai

citra merek (

brand image

), berdasarkan pengalamannya dan

pengaruh persepsi selektif, distorsi selektif, dan retensi selektif,

keyakinan konsumen mungkin berbeda dari atribut sebenarnya.

4)

Harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi terhadap

tingkat-tingkat atribut yang berbeda.

5)

Konsumen mencapai suatu sikap terhadap merek yang berbeda

lewat prosedur evaluasi.

(42)

tergantung pada individu konsumen dan situasi pembelian tertentu.Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan perhitungan yang cermat dan pemikiran logis.Konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi, bahkan membeli hanya berdasarkan dorongan sesaat dan tergantung pada intuisi.Kadangkala konsumen mengambil keputusan pembelian sendiri, kadangkala mereka bertanya pada teman, atau wiraniaga untuk nasehat membeli.

d.

Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar

merek dalam kumpulan pilihan.Konsumen juga membentuk maksud

untuk membeli merek yang paling disukai. Konsumen dapat membentuk

lima sub keputusan: merek, penyalur, kuantitas, waktu, dan metode

pembayaran.

Kotler (2009:188) menyebutkan dua model dari pilihan

konsumen.Model ekspektasi nilai atau model kompensatoris yaitu hal-hal

yang dianggap baik untuk sebuah produk dapat membantu menutup

hal-hal yang dianggap buruk.Model nonkompensatoris dimana pertimbangan

antara atribut positif dan negatif tidak selalu saling mengurangi. Model

nonkompensatoris ini memiliki tiga heuristik pilihan:

1)

Dengan heuristik konjungtif (

conjunctive heuristic

), konsumen

menetapkan tingkat

cut off

minimum yang dapat diterima untuk

setiap atribut dan memilih alternative pertama yang memenuhi

standar minimum untuk semua atribut.

2)

Dengan heuristik leksikografis (

lexicographic heuristic

),

konsumen memilih merek terbaik berdasarkan atribut yang

dianggap penting.

(43)

berdasarkan atribut yang berhubungan positif dengan arti

pentingnya dan menghilangkan merek yang tidak memenuhi

batasan minimum yang dapat diterima.

Konsumen tidak harus menggunakan satu jenis aturan pilihan saja.Terkadang, mereka menerapkan strategi keputusan bertahap yang menggabungkan dua pilihan atau lebih.

Bahkan jika konsumen membentuk evaluasi merek, dua faktor umum dapat mengintervensi antara maksud pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain : intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang kita sukai, motivasi kita untuk mematuhi orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diantisipasi.

e.

Perilaku Pasca Pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan membantunya merasa nyaman dengan merek tersebut.

2.6 Penelitian Terdahulu

(44)

analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variable kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terhadap The Botol Sosro. Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.Variabel cuaca berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Nilai koefisien determinasi, hal ini berarti keputusan pembelian dipengaruhi oleh variable kualitas produk, harga, promosi, dan cuaca, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Wahyudin (2003) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh

budaya

Terhadap Keputusan Pembelian Notebook (Studi Pada Mahasiswa S1

Fisip UPI)”. Teknik analisis penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi

berganda. Jumlah sampel penelitian sebesar 80 orang responden. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa budaya berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar

[image:44.595.159.465.617.752.2]

56%, sedangkan sisanya tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti dan

TahunPenelitian

Judul Penelitian Hasil Penelitian

Lembang (2010)

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian

(45)

The Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro)

pembelian terhadap The Botol Sosro. Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.Variabel cuaca berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Nilai koefisien

determinasi, hal ini berarti keputusan pembelian

(46)
[image:46.595.160.464.155.387.2]

Tabel 2.1

Lanjutan Review Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti dan

TahunPenelitian

Judul Penelitian Hasil Penelitian

Wahyudin (2003)

Analisis Pengaruh budaya Terhadap Keputusan Pembelian Notebook (Studi Pada Mahasiswa S1 Fisip UPI)

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa budaya

berpengaruh

terhadap keputusan

pembelian sebesar

56%, sedangkan

sisanya

tidak

diteliti dalam

penelitian ini.

2.7 Kerangka Konseptual

Menuru Kertajaya (2004:166) bahwa keputusan pembelian dalam suatu produk maupun jasa dapat dipengaruhi oleh pemasaran rasional, emosional dan spiritual.

Pemasaran rasional merupakan strategi pemasaran yang dirancang berdasarkan motivasi konsumen dalam memilih produk karena alasan rasional (Kartajaya,2004:12)

(47)

Berdasarkan pendapat para pakar maka peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut

[image:47.595.114.505.214.398.2]

Sumber : Kartajaya (2004), Mussry. et al, (2007).

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah: “Pemasaran rasional, emosional, dan spiritual berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE USU”.

Pemasaran Rasional (X1)

Emosional

(X2)

Spritual

(X3)

Keputusan Membeli

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini berbentuk explanatory, yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh pemasaran rasional, emosional, dan spiritual terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE USU.

Pendekatan penelitian ini adalah menggunakan pendekatan survei. Survei merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam (Arikunto, 2007:236).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilakukan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, sedangkan waktu penelitian akan dilakukan dari Maret 2012 sampai dengan Mei 2012.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Independen/bebas (X) yakni pemasaran rasional (X1), emosional (X2),

dan spiritual (X3).

(49)

3.4. Definisi Operasional

[image:49.595.115.522.305.747.2]

Definisi operasional penelitian ini adalah:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran Pemasaran

Rasional (X1)

Pemasaran rasional merupakan strategi pemasaran yang dirancang

berdasarkan motivasi konsumen dalam memilih produk karena alasan rasional

1. Manfaat Fungsional 2. Harga

3. Kualitas Produk

Likert

Emosional (X2)

Pemasaran emosional

merupakan strategi pemasaran yang dirancang

berdasarkan keinginan membeli konsumen untuk dapat mengekspresikan emosi dan perasaanya

1. Kebudayaan 2. Lingkungan 3. Pengaruh orang

lain

Likert

Spiritual (X3)

Pemasaran spiritual merupakan strategi pemasaran yang dirancang

berdasarkan etika dan kejujuran

1. Komposisi yang sesuai

2. Isi yang sesuai 3. Tidak

Berpengawet 4. Tidak

Berpewarna Likert Keputusan Membeli (Y) Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih

1. Pilihan

2. Keputusan yang tepat

3. Keputusan Beradasarkan Evaluasi

(50)

perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Sumber : Kartajaya (2004), Mussry et, al. (2007), dan Setiadi (2003).

3.5 Skala Pengukuran Variabel

[image:50.595.113.520.112.167.2]

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Sugiyono,2008:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk sebagai berikut

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

(51)

3.6. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008:115). Target populasi pada penelitian ini dilakukan pada mahasiswa FE USU yang telah melakukan pembelian teh botol sosro, dengan menggunakan rumus: (Supramono, 2003:52):

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Zα = Nilai Standar normal yang besarnya tergantung kepadaα

Bila α = 0.05 maka Z = 1,96

Bila α = 0,1 maka Z = 1,67

p = Estimasi proporsi populasi q = 1-p

d = penyimpangan yang ditolerir

(52)

n = 52.29 dibulatkan menjadi 53 orang.

Teknik pengambilan sampel penelitian ini dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu, yakni mahasiswa yang pernah melakukan pembelian dan telah mengkons umsi Teh Botol Sosro.

3.7 Jenis Data

Jenis data penelitian ini adalah:

a. Data primer, yakni data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan daftar pertanyaan (questionaire).

b. Data sekunder, yakni data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal-jurnal penelitian, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Kuesioner

(53)

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data dari buku-buku, jurnal-jurnal penelitian, majalah dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,2006:45). Bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,3 keatas maka tiap faktor tersebut merupakan konstruksi yang kuat (Sugiyono,2008: 146). Adapun jumlah anggota sampel yang digunakan berjumlah 30 orang yang dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang melakukan pembelian Teh Botol Sosro.

2. Uji Reliabilitas

(54)

3.10. Teknis Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

b. Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :

1). Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2 -tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Ghozali,2006:110).

2). Uji Heteroskedastisitas

(55)

heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Ghozali,2006:105).

3). Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2006:91). Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan

Variante Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut :

a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas

b. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikoliniearitas

c. Analisis Regresi Berganda

Peneliti menggunakan analisis regresi linier besrganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 16.00 agar hasil yang diperoleh lebih terarah

(56)

Dimana :

Y = Keputusan Membeli. a = Konstanta.

b1, b2 = Koefisien Regresi Berganda.

X1 = Pemasaran Rasional

X2 = Emosional

X3 = Spritual

e = Variabel Penganggu (standard error)

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Uji secara Simultan /Serempak (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (serempak) terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

a) H0 : b1=b2=b3 = 0, (Pemasaran rasional, emosional, dan spiritual

(57)

b) Ha : b1=b2=b3 ≠ 0 , (Pemasaran rasional, emosional, dan spiritual

berpengaruh secara serempak terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE USU).

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

2. Ha diterima jika Fhitung > Ftabelpada α = 5%

2) Uji secara Parsial /Individual (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel dependen.

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

a) H0 : bi = 0, (Pemasaran rasional, emosional, dan spiritual tidak

berpengaruh secara parsial terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE USU).

b) Ha : bi ≠ 0 , (Pemasaran rasional, emosional, dan spiritual

berpengaruh secara parsial terhadap keputusan membeli produk Teh Botol Sosro pada mahasiswa FE USU).

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. H0 diterima jika – thitung < ttabelpada α = 5%

2. Ha diterima jika – thitung > ttabel pada α = 5%

(58)
(59)

BAB I V

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Berdirinya Teh Botol Sosro

SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama SOSRO diambil dari nama keluarga pendirinya yakni SOSRODJOJO.

Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah Jawa Tengah.

Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di daerah Jawa Tengah.

Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor, dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.

(60)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner).

a. Jika r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.

b. Jika r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

Tabel 4.1 Uji Validitas

Item-Total Statistics

50.8000 30.648 .502 .834

50.9667 30.654 .447 .836

51.0000 30.690 .464 .836

51.2000 29.131 .572 .828

51.0333 28.378 .625 .824

51.1667 30.006 .471 .835

51.1333 28.947 .628 .825

50.8333 30.075 .462 .836

50.9333 30.961 .353 .842

51.2667 29.857 .593 .828

51.2000 30.372 .382 .841

51.2000 30.993 .366 .841

51.1333 29.844 .468 .835

51.1333 29.844 .468 .835

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Sumber : Data Primer (2012)

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan seluruh pertanyaan valid, karena nilai

corrected item total correlaction seluruh pernyataan bernilai lebih besar atau sama dengan nilai rtabel 0,361 dan dapat dipergunakan dalam penelitian.

[image:60.595.154.454.354.576.2]
(61)

a. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.

b. Jika ralpha positif atau lebih kecil dari rtabel maka dinyatkaan tidak reliabel

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

.844 14

Cronbach's

Alpha N of Items

Sumber : Data Primer (2012)

Berdasarkan pada Tabel 4.2 menunjukkan nilai cronbacha alpha bernilai diatas 0,844 hal ini menunjukkan bahwa kuesioner penelitian ini reliabel sehingga dapat diteruskan untuk melakukan penelitian.

4.2.2 Analisis Deskriptif Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 37 70

Perempuan 16 30

Jumlah 53 100

(62)

Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, yakni responden laki-laki sebesar 37 orang responden atau 70% dan wanita sebesar 16 orang responden atau 30%.

[image:62.595.169.451.280.383.2]

b.Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Persentase

19 Tahun – 24 Tahun 49 93

25 Tahun – 30 Tahun 4 7

Jumlah 53 100

Sumber: Data Primer (2012) Data diolah.

Tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan umur,yakni bahwa yang ber umur 19 Tahun – 24 Tahun sebesar 49 orang responden atau 93%, 25-30 tahun sebesar 4 orang responden atau 7%.

[image:62.595.184.437.570.710.2]

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Umur Jumlah Persentase

Manajemen 39 40

Ekonomi Pembangunan

7 30

Akuntansi 7 30

Jumlah 53 100

(63)
[image:63.595.108.540.280.465.2]

Tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan jurusan,yakni manajemen sebesar 39 orang responden, ekonomi pembangunana sebesar 7 orang responden, dan akuntansi sebesar 7 orang responden.

[image:63.595.108.538.282.466.2]

4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Variabel Pemasaran Rasional (X1) Item

Pertanyaan

STS TS KS S SS Total F

Pengguna

Total %

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 4 7.5 12 22.6 34 64.2 3 5.7 53 100 2 0 0 1 1.9 2 3.8 21 39.6 29 54.7 53 100 3 0 0 5 9.4 11 20.8 29 54.7 8 15.1 53 100 4 0 0 9 17.0 17 32.1 26 49.1 1 1.9 53 100

Sumber : Data Primer, 2011 (Data Diolah).

1)

Pada item pertanyaan 1, sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 4 orang responden, kurang setuju sebesar 12 orang responden, setuju

sebesar 34 orang responden, dan sangat setuju sebesar 3 orang responden.

2)

Pada item pertanyaan 2, sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 1 orang responden, kurang setuju sebesar 2 orang responden, setuju

sebesar 21 orang responden, dan sangat setuju sebesar 9 orang responden.

3)

Pada item pertanyaan 3, sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 5 orang responden, kurang setuju sebesar 11 orang responden, setuju

(64)

4)

Pada item pertanyaan 4, sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 9 orang responden, kurang setuju sebesar 17 orang responden, setuju

[image:64.595.108.537.242.425.2]

sebesar 26 orang responden, dan sangat setuju sebesar 1 orang responden.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Variabel Pemasaran Emosional (X2) Item

Pertanyaan

STS TS KS S SS Total F

Pengguna

Total %

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 1 1.9 3 5.7 15 28.3 34 64.2 53 100 2 0 0 1 1.9 3 5.7 15 28.3 34 64.2 53 100 3 0 0 1 1.9 0 0 18 34 34 64.2 53 100 4 0 0 14 26.4 13 24.5 23 43.4 3 5.7 53 100 Sumber : Data Primer, 2012 (Data Diolah).

1.

Pada item pertanyaan 1, sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 1 orang responden, kurang setuju sebesar 2 orang responden, setuju

sebesar 18 orang responden, dan sangat setuju sebesar 32 orang responden.

2.

Pada item pertanyaan 2, sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 1 orang responden, kurang setuju sebesar 3 orang responden, setuju

sebesar 15 orang responden, dan sangat setuju sebesar 34 orang responden.

3.

Pada item pertanyaan 3, sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 1 orang responden, kurang setuju tidak ada responden, setuju sebesar

(65)

4.

Pada item pertanyaan 4, sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 14 orang responden, kurang setuju sebesar 13 orang responden, setuju

[image:65.595.109.538.244.424.2]

sebesar 23 orang responden, dan sangat setuju sebesar 3 orang responden.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Variabel Pemasaran Spiritual (X3) Item

Pertanyaan

STS TS KS S SS Total F

Pengguna

Total %

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 1 1.9 0 0 20 37.7 32 60.4 53 0 2 0 0 1 1.9 2 3.8 18 34.0 32 60.4 53 0 3 0 0 15 28.3 12 22.6 25 7.2 1 1.9 53 0 4 3 5.7 10 18.9 9 17.0 24 45.3 7 13.2 53 3 Sumber : Data Primer, 2012 (Data Diolah).

1.

Pada item pertanyaan 1 sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 1 orang responden, kurang setuju tidak ada responden, setuju sebesar

20 orang responden , dan sangat setuju sebesar 32 orang responden.

2.

Pada item pertanyaan 2 sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 1 orang responden, kurang setuju sebesar 2 orang responden, setuju

sebesar 18 orang responden , dan sangat setuju sebesar 32 orang responden.

3.

Pada item pertanyaan 3 sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 15 orang responden, kurang setuju sebesar 12 orang responden, setuju

(66)

4.

Pada item pertanyaan sangat tidak setuju 3 orang responden, tidak setuju

sebesar 10 orang responden, kurang setuju sebesar 9 orang responden, setuju

[image:66.595.109.538.329.532.2]

sebesar 24 orang responden , dan sangat setuju sebesar 7 orang responden.

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Membeli (Y) Item

Pertanyaan

STS TS KS S SS Total F

Pengguna

Total %

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 4 7.5 12 22.6 34 64.2 3 5.7 53 100 2 0 0 1 1.9 2 3.8 21 39.6 29 54.7 53 100 3 0 0 5 9.4 11 20.8 29 54.7 8 15.1 53 100 4 0 0 9 17.0 17 32.1 26 49.1 1 1.9 53 100 5 0 0 11 20.8 14 26.4 26 49.1 2 3.8 53 100

Sumber : Data Primer, 2011 (Data Diolah).

1)

Pada item pertanyaan 1 sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 4 orang responden, kurang setuju sebesar 12 orang responden, setuju

sebesar 34 orang responden, dan sangat setuju sebesar 3 orang responden.

2)

Pada item pertanyaan 2 sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 1 orang responden, kurang setuju sebesar 2 orang responden, setuju

(67)

3)

Pada item pertanyaan 3 sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 5 orang responden, kurang setuju sebesar 11 orang responden, setuju

sebesar 29 orang responden, dan sangat setuju sebesar 8 orang responden.

4)

Pada item pertanyaan 4 sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 9 orang responden, kurang setuju sebesar 17 orang responden, setuju

sebesar 26 orang responden, dan sangat setuju sebesar 1 orang responden.

5)

Pada item pertanyaan 5 sangat tidak setuju tidak ada responden, tidak setuju

sebesar 11 orang responden, kurang setuju sebesar 14 orang responden, setuju

sebesar 26 orang responden, dan sangat setuju sebesar 2 orang responden.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan regresi linier berganda, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yakni (1) Uji Normalitas, (2) Uji Heteroskedastisitas, dan (3) Uji Multikolinieritas.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu pada

(68)

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E xpect ed C um P rob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

[image:68.595.265.377.157.273.2]

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.2 :Pegujian Normalitas

[image:68.595.181.442.546.681.2]

Sumber : Data Primer (2012)

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-sumirnov

pada tingkat signifikan 5 % (0,05). Hasil uji kolmogrov-Sumirnov dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

53 .0000000 1.28696067 .179 .141 -.179 1.302 .068 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed)

Un

Gambar

Gambar 2.1    :  Fakor–faktor yang Mempengaruhi Konsumen
Tabel 2.1
Tabel 2.1
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

The coefficient value of EPC &lt; 1, shows a lack of protection to producers or cacao farmers, and means that the government, even though giving subsidy policy to input

Administrasi : tidak ada surat penawaran, Jaminan penawaran, metode pelaksanaan dan surat dukungan dari bank. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi

RAYA MUNCAR, DSN.SRONO RT.01/RW.02 DESA KEBAMAN SRONO KAB.. 47 BAGOREJO

[r]

A fi eld survey was carried out in Selo to ask questions to biogas users (N=21) and non- users (N=5) on their energy and fertilizer consumption, as well as emissions reductions

Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen Direktorat Jenderal Bina Marga dan/atau rencana keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sesuai dengan

Kesamaan dari ketiga penelitian sejenis terdahulu tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah, adanya aktivitas komunikasi yang dilakukan sebuah badan

Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk  hidup