• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA SMK TI (TEKNOLOGI INDUSTRI) PADA PEMBELAJARAN KOLOID DENGAN MENGKOMUNIKASIKANNYA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA SMK TI (TEKNOLOGI INDUSTRI) PADA PEMBELAJARAN KOLOID DENGAN MENGKOMUNIKASIKANNYA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA SMK TI (TEKNOLOGI INDUSTRI) PADA PEMBELAJARAN KOLOID DENGAN MENGKOMUNIKASIKANNYA

PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

LAMTIAR FERAWATY SIREGAR NIM : 8146142020

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

LAMTIAR FERAWATY SIREGAR. Pengembangan Bahan Ajar Kimia SMK TI (Teknologi Industri) Pada Pembelajaran Koloid Dengan Mengkomunikasikannya Pada Mata Pelajaran Produktif. Tesis, Medan: Program Studi Pndidikan Kimia. Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengembangkan bahan ajar kimia dengan mengkomunikasikannya pada mata pelajaran produktif. (2) Mengetahui perbedaan secara signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar kimia dengan mengkaitkannya pada mata pelajaran produktif dibandingkan bahan ajar kimia tanpa mengkaitkannya pada mata pelajaran produktif. Jenis penelitian termasuk penelitian dan pengembangan (research and development). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMK TI. Sampel dalam penelitian ini adalah SMK Swasta Teladan Sumatera Utara-2 sebanyak 2 kelas yang berjumlah 60 orang yang diambil secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bahan ajar penerbit A dan B pada pokok bahasan koloid berdasarkan BSNP Bahan ajar penerbit A memiliki nilai rata-rata sebesar 2,4 yang artinya kurang valid dan perlu revisi. Bahan ajar penerbit B memiliki nilai rata-rata sebesar 2,7 yang artinya valid dan tidak perlu revisi. (2) Bahan ajar kimia pada materi koloid yang telah dikembangkan untuk kelas XII SMK semester II telah layak/ standar dengan nilai rata-rata 4,3 yang artinya sangat valid dan tidak perlu revisi. (3) Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa dengan implementasi bahan ajar kimia yang telah dikembangkan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa menggunakan bahan ajar kimia yang ada dari sekolah.(Sig-I-tailed <α (0,013<0.05).

(6)

ii ABSTRACT

LAMTIAR FERAWATY SIREGAR. Development of Instructional Materials Chemistry vocational IT (Industrial Technology) On Colloid Learning Lesson With Productive. Tesis, Medan: Program Studi Pndidikan Kimia. Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

The purpose of this study was to: (1) Develop teaching materials chemistry to communicate on subjects productive. (2) Knowing the significant differences between student learning outcomes using chemical teaching materials on the subjects by linking productive than chemical teaching materials on subjects without linking it productive. This type of research, including research and development (research and development). The study population was all students of class XII SMK TI. The sample in this study are North Sumatra Exemplary Private SMK-2 by 2 classes of 60 people taken by purposive sampling.The results showed that: (1) teaching materials publisher of A and B on the subject of colloid based BSNP teaching materials publisher A has an average value of 2.4, which means less valid and need revision. Teaching materials publisher B has an average value of 2.7, which means valid and do not need revision. (2) teaching materials chemistry on colloidal material that has been developed for the class XII SMK second half was decent/standard with the average value of 4.3 which means that it is valid and does not need revision. (3) There are significant differences in student learning outcomes with the implementation of chemical teaching materials have been developed better than the results of student learning using the existing teaching materials chemistry from the school. (Sig-I-tailed <α (0.013 <0.05).

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul: “”Pengembangan Bahan Ajar Kimia SMK TI (Teknologi Industri) Pada Pembelajaran Koloid Dengan Mengkomunikasikannya Pada Mata Pelajaran Produktif”.

Penulisan tesis ini bertujuan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Selain itu, penulis juga dapat melatih dan mengembangkan kemampuan dalam menemukan masalah-masalah yang ada dalam pendidikan dan mencari solusinya.

Tesis ini dapat terselesaikan dengan baik tentunya tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S. sebagai dosen dosen pembimbing I dan Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd. sebagai dosen pembimbing II. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si., Bapak Dr. Mahmud, M.Sc., Bapak Prof. Dr. Wesly Hutabarat, M.Sc., sebagai tim penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari perencanaan penelitian sampai pada penyusunan tesis ini. Ucapan terimakasih juga penulis disampaikan kepada Bapak Kepala Sekolah SMK Swasta Teladan Sumatera Utara-2, Bapak/Ibu guru Sekolah SMK Swasta Teladan Sumatera Utara-2 yang membantu dalam melaksanakan penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Hibber Siregar dan Ibunda Nurmani Sianturi, beserta abang/kakak: K.Sihombing/J.Siregar, Imelda Tamaris Siregar, H.Nababan/J.Siregar, dan adik D.Marbun/A.Siregar, Martogi Siregar, Lundu Siregar dan Johannes Calvin Siregar yang telah mendoakan, memberikan motivasi dan dukungan material dalam penyelesaian tesis ini.

(8)

iv

(Arwatina Halawa, Mertina Siregar, Devi Hutabarat) yang telah mendukung doa dan memotivasi saya dalam menyelesaikan tesis.

Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini terdapat kekurangan yang disebabkan kemampuan penulis. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Akhirya, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 5 September 2016

(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACK ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.2. Pengertiaaan Belajar 9

2.3. Teor-Teori Belajar 10

2.4. Strategi Pembelajaran 13

(10)

vi

2.6. Sekolah Menengah Kejuruan 14

2.6.1. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan 15

2.6.2. Pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan 15

2.7. Konsep Dasar Bahan Ajar 23

2.7.1. Manfaat dan Prinsip Pengembangan Bahan Ajar 24 2.7.2. Konteks Teori Pembelajaran Dalam Pengembangan Bahan Ajar 25

2.7.3. Menganalisis Bahan Ajar 28

2.7.4. Berbagai Model Dan Bentuk Bahan Ajar 29 2.8. Standarisasi Kelayakan Bahan Ajar Kimia 30

2.8.1. Standarisasi Kelayakan Isi 30

2.8.2. Standarisasi Kelayakan Bahasa 30

2.8.3. Standarisasi Kelayakan Penyajian 30

2.8.4. Standarisasi Kelayakan Kegrafikan 31

2.9. Karakteristik Ilmu Kimia 31

2.10. Teknik Kendaraan Ringan 32

2.11. Hipotesis 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelian 34

3.2. Populasi Dan Sampel 34

3.3. Metode Penelitian 35

3.4. Gambaran Umum Penelitian 35

(11)

vii

3.5.1. Analisis Bahan Ajar 36

3.5.2. Pengembangan Bahan Ajar 37

3.5.3.Standarisasi Bahan Ajar 37

3.5.4. Ujicoba Bahan Ajar 37

3.5.5. Implementasi Bahan Ajar 37

3.5.6. Pengukuran Motivasi Belajar Siswa 38

3.5.7. Pengolaan dan Analisis Data 38

3.6. Instrumen Penelitian 39

3.6.1. Tes 40

3.6.1.1. Validitas Tes 40

3.6.1.2. Reliabilitas Tes 40

3.6.1.3. Taraf Kesukaran Soal 41

3.6.1.4. Daya Beda (D) 41

3.7. Teknik Analisis Data 42

3.7.1. Uji Normalitas 43

3.7.2. Uji Homogenitas 43

3.8. Uji Hipotesis 43

3.9. Uji Keberhasilan Bahan Ajar Terhadap Hasil Belajar Siswa 44

BAB IV HASIL PENELITIAN 45

4.1. Deskripsi Umum Penelitian 45

4.2. Analisis Bahan Ajar Penerbit A dan Penerbit B pada Koloid 48

(12)

viii

4.4. Deskripsi Data Standarisasi Bahan Ajar Kimia 51

4.4.1. Standarisasi Bahan Ajar Kimia Pokok Bahasan Koloid 52

4.5. Pembahasan Standarisasi Bahan Ajar 53

4.6. Hasil Standarisasi Instrumen Penelitian 58

4.6.1. Validitas Instrumen Tes 58

4.6.2. Reliabilitas Instrumen Tes 58

4.6.3. Daya Pembeda Instrumen Tes 58

4.6.4. Tingkat Kesukakaran Instrumen Tes 58

4.7. Implementasi Bahan Ajar 59

4.8. Uji Normalitas Data 60

4.9. Uji Homogenitas Data 61

4.10. Uji Hipotesis 62

4.11. Persen Peningkatan Hasil Belajar 62

4.12. Pengaruh Bahan Ajar Yang Dikembangkan Terhadap Motivasi

Belajar siswa 63

4.13. Pembahasan Hasil Penelitian 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

5.1. Kesimpulan 66

5.2. Saran 67

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Skemadesainpenelitianmulaidari survey sampai

(14)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan ... 16 Tabel 3.1. Kriteria validitas analisis nilai rata-rata ... 39 Tabel 4.1. Perbandingan rata-rata hasil uji kelayakan ... 46 Tabel 4.2. Penilaian kualitas bahan ajar yang telah dikembangkan

menurut persepsi guru dan dosen (dalam kelayakan isi) . 54 Tabel 4.3. Penilaian kualitas bahan ajar yang telah dikembangkan

menurut persepsi guru dan dosen (dalam kelayakan bahasa) ... 58 Tabel 4.4. Penilaian kualitas bahan ajar yang telah dikembangkan

menurut persepsi guru dan dosen (dalam kelayakan penyajian) ... 59 Tabel 4.5. Penilaian kualitas bahan ajar yang telah dikembangkan

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus dan RPP ... 71

Lampiran 2. Instrumen Penilaian Bahan Ajar ... 90

Lampiran 3. Lembar Soal Dan Jawaban ... 101

Lampiran 4. Bahan Ajar ... 107

Lampiran 5. Angket Motivasi Siswa ... 163

Lampiran 6. Angket Kelayakan Isi Bahan Ajar ... 166

Lampiran 7 Validitas Soal 172

Lampiran 8 Reliabilitas Instrumen Tes 173

Lampiran 9 Daya Pembeda Tes 174

Lampiran 10 Tingkat Kesukaran Tes 175

Lampiran 11. Data SPSS Uji Normalitas ... 176

Lampiran 12. Data SPSS Uji Homogenitas ... 178

Lampiran 13. Data SPSS Uji Hipotesis 179

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan selama kurun waktu 60 tahun setelah Indonesia merdeka belum menunjukkan peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam memerangi kemiskinan yaitu memberikan pendidikan kepada warga Indonesia. Dalam rangka mendukung transformasi menuju masyarakat Indonesia yang sejahtera, pendidikan nasional menetapkan sebuah visi yaitu pendidikan yang mengedepankan kemandirian menuju keunggulan untuk meraih kemajuan dan kemakmuran berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Melalui visi ini, pendidikan nasional diharapkan menghasilkan manusia dan masyarakat Indonesia yang demokratis-religius yang berjiwa mandiri, bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan keunggulan sehingga tercapai kemajuan dan kemakmuran.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab II pasal 3, bahwa pendidikan nasional memiliki fungsi mengembangkan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pengembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan. Nilai keagamaan dan kebudayaan merupakan nilai inti bagi masyarakat yang dipandang sebagai dasar untuk mewujudkan cita-cita kehidupan yang bersatu, bertoleransi, berkeadilan dan sejahtera. Pembangunan pendidikan nasional tidak hanya melahirkan orang-orang cerdas tetapi mendewasakan emosi dan kepribadian sekaligus meninggikan moralitas dan religius siswa. Inti pendidikan sesungguhnya berada pada proses pendidikan atau pembelajaran.

(17)

2

verbalistis. Proses pembelajaran harus diubah secara kolaboratif dan kooperatif antara siswa dan guru. Dalam proses pembelajaran diharapkan terjadi transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. (Prastowo, 2014)

Buku siswamerupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pembelajaran, kegiatan penyelidikan berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi, dan contoh-contoh penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu buku bacaan siswa ini juga sebagai panduan belajar baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun belajar mandiri. Materi ajar berisikan garis besar bab, kata-kata sains yang dapat dibaca pada uraian materi pelajaran, tujuan yang memuat tujuan yang hendak dicapai setelah mempelajari materi, materi pelajaran berisi uraian materi yang harus dipelajari, bagan atau gambar yang mendukung ilustrasi pada uraian materi, kegiatan percobaan menggunakan alat dan bahan sederhana menggunakan teknologi sederhana yang dapat dikerjakan siswa, uji diri setiap sub materi pokok, dan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang perlu didiskusikan. (Trianto, 2007). Kesederhanaan modul pengajaran dirancang untuk membuat siswa nyaman, mampu dengan demikian tertarik dan termotivasi dalam materi pelajaran. (Shabani, R., dkk., 2011).

Pengembangan model pembelajaran sebagai bagian dari proses humanisme pada peserta didik berimplikasi pada berbagai komponen dalam sistema interaksi edukatif, salah satunya yaitu bahan ajar pendukungnya. Implikasi model pembelajaran dalam pengembagan bahan ajar terletak pada dua aspek, yaitu pada materi (isi) bahan ajar maupun bahan ajarnya. Materi pembelajaran (bahan ajar) merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai stándar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar, materi bahan ajar berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa.

(18)

3

tidak lebih. Urutan (sequence) perlu diperhatikan agar pembelajaran menjadi runtut. Perlakuan atau cara mengajarkan atau menyampaikan dan mempelajari perlu dipilih setpat-tepatnya agar tidak salah mengajarkan atau mempelajarinya.

Implikasi pembelajaran berkaitan erat dengan pemilihan jenis bahan ajar yang dikembangkan dan proses pengembangannya. Bahan ajar merupakan segala bahan baik informasi, alat, maupun teks yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelahaan implementasi pembelajaran.(Prastowo, 2014). Bahan ajar yang sangat efektif dipergunakan sebagai media pembelajaran karena berfungsi sebagai alat komunikasi membawa informasi akurat dari sumber belajar kepada pembelajar. Dengan demikian bahan ajar sebagai media pendidikan sangat diperlukan dalam pembelajaran karena dapat menjelaskan berbagai fenomena yang sulit, termasuk konsep yang abstrak menjadi pengetahuan yang realistis.

Bahan ajar sangat bermanfaat untuk memberi pengalaman dan sumber belajar secara langsung dan konkret pada siswa karena dapat memberikan ilustrasi pada sesuatu materi yang sulit diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung (Folb, dkk., 2011). Bahan pembelajaran kimia berkualitas baik dan standar akan dapat menolong siswa di dalam pembelajaran, sehingga kompetensi dapat tercapai. Bahan pembelajaran kimia mencakup komponen materi kimia sesuai dengan pokok bahasan yang diwajibkan didalam kurikulum nasional, dan berisi materi pengayaan agar pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran kimia meningkat.

Kimia adalah ilmu tentang materi yang bersangkutan dengan komposisi zat, struktur, sifat dan interaksi antara zat. Kimia harus diajarkan pada tiga tingkatan representasional, makroskopik, mikroskopik, dan simbolik Makroskopik, proses kimia dapat diamati dan dirasakan oleh pemantauan sensorik kami. Susunan dan pergerakan partikel dan interaksi antara mereka dapat dijelaskan pada tingkat mikroskopis. Semua proses kimia yang terlibat dapat diwakili oleh simbol-simbol, angka, rumus, dan persamaan simbolis. (Osman, K., Tien T. L., 2013).

(19)

norma-4

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Kelompok adaptif menitikberatkan pada pemahaman dan penguasaan konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kelompok produktif berfungsi membekali siswa agar memiliki kompetensi kerja. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian. Implementasi ketiga kelompok materi ini dalam bentuk aktivitas pembelajaran mencakup kegiatan tatap muka, praktik sekolah dan praktik industri. Keseluruhan aktivitas pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam wilayah kognitif, afektif, dan psikomorik. Mata pelajaran kimia adaptif merupakan mata pelajaran wajib yang diajarkan untuk setiap SMK.

Mata pelajaran kimia adaptif yang menunjang proses pembelajaran kimia produktif dianggap penting dalam menyiapkan kemampuan dasar yang memiliki daya transfer terhadap semua mata pelajaran keahlian sehingga pengembangan penelitian yang dilakukan diarahkan pada pengembangan untuk mata pelajaran kimia adaptif. Pada SMK mata pelajaran kimia merupakan pelajaran yang menitikberatkan pada penguasaan konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang melandasi kompetensi untuk bekerja. Untuk itu perlu disusun bahan ajar yang berbasis kontekstual yang terintegrasi dengan bidang keahlian, sehingga siswa SMK itu sendiri nantinya setelah lulus akan menjadi tenaga kerja yang memiliki kompetensi dan wawasan keilmuan yang cukup memadai. (Asliyani, M. Rusdi dan Asrial, 2014).

(20)

5

persyaratan, yaitu materinya berkaitan dengan mata pelajaran produktif dan dapat memotivasi siswa untuk belajar secara aktif.

Kesulitan belajar yang dihadapi siswa kemungkinan juga disebabkan karena kurangnya bahan ajar mata pelajaran kimia. Bahan ajar yang baik mempunyai kriteria sebagai berikut: (1) Materi dalam bahan ajar sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar; (2) Materi dalam bahan ajar mencukupi untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; (3) Materi yang dibahas harus benar, lengkap, dan aktual serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan kompetensi; (4) Memiliki tingkat keterbacaan sesuai dengan tingkat kemampuan pebelajar; dan (5) Disusun secara sistematis (jelas, runtut, lengkap, dan mudah dipahami). Problematika yang ditemukan di lapangan menunjukkan belum tercukupinya bahan ajar yang dapat memenuhi standar kompetensi lulusan baik secara kuantitatif, kualitatif dan relevansi. (Kadhafi R., Fauziatul F., Dermawan A., 2013).

Menurut Rusdiana, M., Endang dan Dedek, (2013), tersedianya buku kimia di SMK N 2 Batu yang berupa buku paket atau lembar kerja siswa serta handout yang dibuat guru masih belum cukup untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dan memotivasinya karena belum dapat menjelaskan konsep-konsep secara mendalam dan menyeluruh serta tidak ada contoh aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Depdiknas dalam Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum SMK menyatakan bahwa salah satu kendala pada proses pembelajaran di SMK adalah belum tercukupinya bahan ajar untuk memenuhi Standar Kompetensi lulusan baik secara kuantitatif, kualitatif dan relevan.

(21)

6

mahasiswa terhadap bahan ajar hasil pengembangan menunjukkan nilai rata-rata sebesar 3,36 artinya sangat baik dan sangat layak dipergunakan.

Hisan, R.K. (2015) tentang Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Ikatan Kimia Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter menghasilkan bahwa hasil analisis bahan ajar penerbit A berdasarkan kurikulum 2013 diperoleh rerata 2,35. Sedangkan bahan ajar penerbit B diperoleh rerata 2,38. Hasil analisis berdasarkan kurikulum diperoleh sebesar 3,41 adalah valid artinya sangat layak digunakan dan tidak perlu direvisi. Hasil analisis berdasarkan BNSP diperoleh, aspek kelayakan isi 3,42 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu direvisi, kelayakan bahasa 3,39 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi, kelayakan penyajian 3,45 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi.

Bahan ajar yang telah dikembangkan kemudian diuji kepada siswa. Pengujian terhadap siswa dilakukan dengan pembelajaran remedial menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terhadap siswa kelas eksperimen diberikan bahan ajar yang telah dikembangkan, sedangkan siswa kelas kontrol menggunakan bahan ajar dibawahnya. Setelah siswa membawa bahan ajar dilakukan tes berdasarkan hasil tes diperoleh rerata siswa kelas eksperimen (86,5) lebih tinggi dibandingkan rerata siswa kelas kontrol (74,5).

Rosmauli, P.R. (2015) tentang pengembangan bahan ajar kimia interaktif berbasis web pada pokok bahasan larutan penyangga/buffer menghasilkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan kemudian diuji kepada siswa yaitu kelas control dan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil tes diperoleh peningkatan hasil belajar (gain) siswa kelas eksperimen (61,36%), sedangkan peningkatan hasil belajar (gain) siswa kelas kontrol (68,25%).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin mengembangkan bahan ajar kimia untuk Sekolah Menengah Kejuruan dengan melakukan penelitian yang berjudul ”Pengembangan Bahan Ajar Kimia SMK TI (Teknologi Industri) Pada

(22)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah-masalahyang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Keterkaitan bahan ajar kimia SMK dengan mata pelajaran produktif.

2. Keterbatasan alokasi waktu dalam pembelajaran kimia.

3. Ketersediaan bahan ajar yang mengkaitkan materi kimia dengan mata pelajaran produktif.

1.3.Batasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang diidentifikasi diatas, beberapa hal dalam masalah tersebut dibatasi sebagai berikut:

1. Bahan ajar yang dianalisis adalah kimia SMK TI kelas XII

2. Materi pembelajaran kimia yang dikembangkan adalah koloid pada kelas XII semester 2.

3. Penyusunan bahan ajar dikaitkan dengan mata pelajaran produktif.

4. Kurikulum yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini adalah kurikulum 2006.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Apakah bahan ajar kimia yang dikaitkan dengan pada mata pelajaran produktif yang dihasilkan dalam penelitian ini telah layak digunakan untuk SMK TI?

(23)

8

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan bahan ajar kimia dengan mengkomunikasikannya pada mata pelajaran produktif.

2. Mengetahui perbedaan secara signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar kimia dengan mengkaitkannya pada mata pelajaran produktif dibandingkan bahan ajar kimia tanpa mengkaitkannya pada mata pelajaran produktif.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingi dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya bahan ajar kimia SMK TI kelas XII pada pembelajaran koloid dengan mengkaitkanya mata pelajaran produktif.

2. Bahan ajar kimia SMK TI kelas XII pada pembelajaran koloid dapat membantu guru dalam pembelajaran disekolah maupun diluar sekolah.

3. Bahan ajar kimia SMK TI kelas XII pada pembelajaran koloid dapat membantu siswa dalam pembelajaran disekolah maupun diluar sekolah.

(24)

68

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus, (2014), Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks kurikulum 2013,

PT. Refika Aditama, Bandung.

Asliyani, M. Rusdi dan Asrial, (2014), Pengembangan Bahan Ajar Kimia SMK

Teknologi Kelas X Berbasis Kontekstual, Edu-Sains, 3(2).

Arikunto, S., (2005), Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2013), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,

Jakarta.

Depdiknas, (2008), Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Depdiknas: Jakarta.

Efendy, S., (2014), Pengembangan bahan ajar inovatif kimia larutan berdasarkan

kurikulum 2013 terintegrasi pendidikan karakter. Program Studi Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan

Febriana, B.W., Ashadi dan M. Masykuri, (2013), Pengembangan Modul Kimia Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Senyawa Hidrokarbon

Dan Turunannya Kelas XI SMK Kesehatan Ngawi, Jurnal Pendidikan Kimia.

Fitriani, H., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Dan Interaktif Melalui

Pendekatan Sainstifik Pada Pengajaran Larutan Dan Koloid, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Folb, B.L., Wessel, C.B., dan Czechowski, L.J., (2011), Clinical dan Akademic Ue Of Electronic and Print Book: The Health Sciences Library System E-book Study at

The University of Pittsburgh, J Med Libr Assoc99(3): 218-228.

Hisan, R.K.,(2015), Pengembangan Bahan Ajar Inovatif Ikatan Kimia Berdasarkan

Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Kadhafi R., Fauziatul F., Dermawan A. (2013), Pengembangan Modul Kesetimbangan

Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Untuk SMK, Jurnal

(25)

69

Kemendiknas, (2010), Kerangka Acuan Pendidikan Karakter, Kemendiknas, Jakarta.

Kemendikbud, (2013), Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Kurniasih, I., (2014), Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesuai

Dengan Kurikulum 2013,Kata Pena, Surabaya.

Pannen, P., dan Purwanto, (2001), Penulisan Bahan Ajar, Pusat antar Universitas

untuk Peningkatan Dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Diknas, Jakarta.

Prastowo,A., (2014), Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Kencana Pernadamedia,

Jakarta.

Rosmauli, P.R., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Kimia Interaktif Berbasis Web

Pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga/Buffer, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Sugiono, (2012), Metode Penelitan Pendidikanpendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, Alfabeta, Bandung.

Osman, K., Tien T. L., (2013), Impact Of Interactive Multimedia Module With Pedagogical Agents On Students’ Understanding And Motivation In The

Learning Of Electrochemistry, 12: 395-421.

Ridwan, (2003), Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Rusdiana, M., Endang dan Dedek, (2013), Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Kimia Berbasis Learning Cycle 5- E Pada Materi Larutan Penyangga Dan Hidrolisis Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester 2 SMK Negeri 2 Batu

Program Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian, Jurnal Pendidikan Kimia.

Shabani, R., dkk, (2011), Classroom Modules For Nanotechnology Undergraduate

Education: Development, Implementation And Evaluation, European Journal of

(26)

70

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana

Prenadamedia: Jakarta.

Trianto, (2007), Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori Dan Praktek, Prestasi

Gambar

Gambar 3.1. Skemadesainpenelitianmulaidari survey sampai
Tabel 2.1.  Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan ....................... 16

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul Pengaruh Corporate Governance Terhadap kinerja perusahaan pada Perusahaan

The purposes of this research are to identify: (1) the types of idiom used in J.K Rowling novel entitled Harry Potter and the Goblet of Fire , (2) the strategies of

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konflik yang terjadi pada masyarakat nelayan tradisional dengan nelayan modem sangat tajam.. l&lt;onflik, didasarkan pada

Tulisan ini berargumen bahwa rasionalitas tindakan ekonomi para pengusaha di Pelemmadu sangat dipengaruhi oleh nilai- nilai moral yang melekat dalam kehidupan sosial

“ Prediksi Nilai Jari-jari Pipa Berundak Berdasarkan Input Impulse Respon (IIR) dengan Menggunakan Matlab “ adalah hasil kerja saya dan sepengetahuan saya

Identification of a Notched Kernel Gene Associated with Pre-Harvest Sprouting Using Oryza glumaepatula Introgression Lines in Rice.. Sobrizal 1* and Atsushi Yoshimura

Heriyanto (2012) melakukan penelitian terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi keterlambatan penyerapan anggaran belanja pada Satuan Kerja Kementrian/ Lembaga di

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2894) sebagaimana yang telah. diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun