• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONFLIK NELAYAN TRADISIONAL DAN NELAYAN MODERN DI SIBOLGA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONFLIK NELAYAN TRADISIONAL DAN NELAYAN MODERN DI SIBOLGA."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KONFLIK NELA Y AN TRADISIONAL

DAN MODERN DI SffiOLGA

PROGRAM PASCASARJANA

PROGBA.M STUD I ANTROPOLOGI SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2006

(2)

a . .,.

TESI S

KONFLIK NELA Y AN TRADISIONAL

DAN

MODERN DI SIBOLGA

Disusun dan diajukan oleh :

ACHMAD RIZA SIREGAR

NIM: Ol5050028

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis

Pada Tanggal Agustus 2006 dan dinyatakan telah memenuhi

Salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains Program S_!u_9i Antropologi Sosial

~--- -... ~·

f;:tLW

p:;:HPUS1 AKJ.\J\.f\t .

Medan, Agustus 2006 1 l ( l l ,1\. • '·· ~ -:r- · ,_ ...

Menyetuliu t" •. :} \ 1! t;_ P RJ ~ 'f';} >: <;- -- ':: .. -·

~ \ "<.,; l l I \:0 . ' · . •

Tim Pembimbing ! .- ··· -· -- · · 1:1

1 /oltfll~ L---···-· ~lf/IE.Q

~

JCLt'r

J.

1

Prog.Dr.Bungaran A.Simanjuntak NIP. 130344786

dirJ,

j)h.

D.

Prof.Dr.Bungaran A.Simanjuntak NIP.l30344786

Dr.Phil.Ichwan Azhari,MS

NIP

%.

?

Direktur

ogran(Pascas~ana

Universita Neg~i Medan,

~

'

~~11

~

c

.b

(3)

Program Studi Antropologi Sosial

Judul Tesis

./~

KONFLIK NELA Y AN 'FRADISIONAL

a.V\.

\ DAN MODERN

D ~

SffiOLGA

~

~

uNr.~~eO

uN,r.~~eO

NAMA NlM

HARI!TANGGAL

: ACHMAD RIZA SIREGAR

:015050028

I Agustus 2006

TIMPENGUn

Komisi Pembimbing : Prof.Dr.Bungaran A.Simanj untak

Komisi Pembimbing II \ ; Dr.Phil.Ichwan Azhari,MS

~\1-~

Anggota Penguji ·_

r.J

:Prof.Dr.Usman Pelly,MA

~

"" I ::;

... I

~

...

~

Prof.Dr.H.A.Fadil Lubis,MA

7

(4)

TESIS

KONFLIK NELA Y AN TRADISIONAL DAN MODERN

Dl

SIBOLGA

ille.o Achmad Riza Siregar _ ,__.

NIM: 0 I 5050028 ~

~

}}[[

~~

Telah disetujui oleh Tim Pe_mbimbing lfntuk dipe1·tahankan di depan Panitia Ujian Tesis

Untuk memperoleh gelar Magister Sains

Program Studi Antropologi Sosial.

Pcmbim bing I,

(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

P uji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan nikmat; rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

ini. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar

Magister Sains dibidang Antropolog1 Sosial pada Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.. ~ f , 1

Penulis menyadari ba hwa dalam penulisan tesis ini banyak kol'ltribusi dan

motivasi yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung pada penulis mulai awal

perkuliahan hingga penyelesaian studi, yang \idak dapat penulis paparkan satu persatu.

Untuk itu penulis berdoa, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal sebagai

amal baik mereka l£.epada penulis.

Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih yang tiada t erhingga kepada

B apak ProfDr.Bungaran A.Simanjuntak yang dalam hal ini selaku Ketua Program Studi

Antropologi Sosial Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang juga sebaga i

Pembimbing I penu1is, yang telah banyak •rnembantu dan membinbing penulis dalam

penyelesaian tesis ini. · _,---_ ~

Demikian juga penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Phit.Ichwan

Azhari, MS,sebagai Pembimbing II penulis, yang telah banyak meluangkan waktu dalam

mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyelesaian tesis ini. '

Pada kesempatan ini, penulis juga haturkan semhah sujud kepada kedua orang tua

penulis yaitu Alm.Abdul Rahim Siregar dan Almh.Hj.Siti Asyarah Panggabean yang

telah rnembesarkan dan mendidik penulis, semoga Allah SWT menempatkan keduanya

pada tempat yang sebaik-baiknya, A min ya Rabbal Alamin. 1 .. ~ ~

Tak lupa _!erima kasih penulis sampaikan kepada keluargaktt tercinta dan

tersayang, Istriku Irwani dan anak-anakku Riesha Khairani Siregar, M uhammad Nizam

Suheil Siregar dan Nabila Syafira Siregar, yang telah sabar dan tabah menerima

kesibukan dan berkurangnya waktu penulis dalam bercengkerama selama penulis kuliah

dan menyelesaikan tesis ini. Demikian juga motivasi dan dorongan yang diberikan oleh

(6)

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dekan Fisip-liTSU Bapak

Drs.H.Almatsyah, MAP beserta seluruh staf Pegawai Fisip-tJlSU, teristimewa pada

Bapak Drs.Amir Purba, MA yang selalu memberikan dorongan dalarn penyelesaian tesis

lfll.

Ak.h.ir kata, penulis menyadari bahwa tulisan ini belumlah sempuma, untuk itu

kepada pembaca penulis mengharapkan kritik dan saran dengan harapan dilain ·

kesempatan ak:an dilakukan kembali penelitian yang lebih dalam dan komprehensif

mengenai Ko nfli k NeJayan Trad isional dan Nelayan Modem . ~

1

~

~

~·~\)/

Medan, Juni 2006

P e nulis ~ ~

"'

>

:;~

l)

ACRMADRTZA SffiEGAR

(7)

ABSTRAK

Achmad Riza Siregar, Konnik Nelayan Tradisional dan Nelayan Modem di Sibolga, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2006

Dalam sejarah dunia dan bangsa-bangsa, k.ita melihat kenyataan bahwa konflik senantiasa ada dalam setiap perjalanan hidup manusia. Seperti pendapat aliran konflik, bahwa konflik merupakan gejala yang melekat pada setiap masyarakat dalam arti tidak ada masyarakat yang tidak mengalami konflik. Bisa dikatakan bahwa konflik telah

mempengaruhi peradaban dan ~emajuan ummat manusia di samping merugikan

kehidupan manusia itu sendiri.

Konflik antara nelayan tradisionil melawan nelayan modem tidak terfepas dari perbedaan di antara mereka, apakah perbedaan jenis tekhnologi yang dipergunakan ataupun perbedaan yang bersifat sosial ekonomi. Konflik diantara nelayan tetjadi bermula dari munculnya jenis alat tangkap "pukat harimau" atau "Jaring trawl" pada tahun 1970-an. Pada awalnya alat tangkap ini diberikan secara lrredit kepada nelayan tradisionaJ. Namun, karena kurangnya persiapan dan modal yang cukup membuat nelayan yang menerima kredit inipun mengalami kegagalan. Keadaan ini menjadikan para pengusaha padat modal yang menguasai pengoperasian-pukat harimau.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana konflik yang tetjadi diantara nelayan tradisional dan nelayan modern, yakni dengan melihat wujud atau bentuk pertentangan diantara keduanya yang diharapkan dapat mengungkapkan penyebab konflik. Untuk itu, proses pengumpulan data dilakukan melalui metode obsevasi partisipasi dan wawancara. Lokasi penelitian dilakukan pada nelayan yang mengoperasikan alat tangkapnya di perairan Sibolga atau Teluk Tapian Nauli (Pantai Barat Surnatera).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konflik yang terjadi pada masyarakat nelayan tradisional dengan nelayan modem sangat tajam. l<onflik, didasarkan pada perbedaan status sosial yang mengarah pada perbedaan kelas diantara kedua kelompok. Ketertindasan yang disebabkan oleh eksploitasi besar-besaran oleh nelayan modem terhadap sumber daya laut mengakibatkan kontlik pada masyarakat nelayan muncul .

(8)

ABSTRACT

Aclunad Riza Siregar, Conflict Between Traditional and Modern Fishermen In Sibolga, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2006.

in world history of people showed that conflict runs continuously in human

lives. Conflict stream regards that conflict is a very solid community phenomenon. It

means no conununity without conflicts. It can be expressed that conflict it self has

not only influenced the development of human civilization but has banned people as .

well.

Conflict between traditional fishermen and the modem ones can be seen from point of view of modem instruments and also different social economic background.

Conflict among the fishermen started from the existence a kind of fish dragnet called

" Pukat Harimau " or "trawl net " in the era of 1970. Firstly this fish catching

equipment were provided to the traditional fishermen in the way of credit but for lack

of preparation and lack of enough capital placed the fishermen failed. This situation placed the great capital businessmen dominating the operation of Ptikat Harimau.

This research aims at investigating how far is conflict between traditional and

modem fishennen appeared by staring the contrast form between the two groups

which is expected to convey the cause of the conflict. Data collection done by combining participant observation and interview. The location of this research is

towards the fishermen who operate fishing in Sibolga waters or the bay of Tapian

Nauli (West Sumatera Beach).

According to the result of this research, it can be concluded that conflict

between traditional and modern fishermen is extremely sharp. Conflict based on

social status distinction between the two groups. Oppression caused by great exploitation by the modem one on sea resources which risen the conflict on fisherman community.

(9)

DAFTAR lSI

.ABSTRAK ... ... ... ... ... i

KATAPENGANTAR ... .. ... ... ... .. ... .... .... ... . ii

DAFTAR TST ...

~

... ... ...

~

...

~

...

~

.... i

DAFTAR TABEL ....

~

... ... ...

~~~\ --

..

&~~~

...

~~~

...

k'~

...

v iii

BABI ' •PENDAHULUAN ...

~JI . L

. ... .

~H .L

..

1

j

CJ I .1. Latar Belakang Masalah ...

~

... ... ... / ...

~

.. .... ... .. 1

~ ~

1.2. ldentifikasi Masalah ... ~ ... ... ~ ... 7

~~s NEe~ a..~s

1.3 . PerumusanMasalah .... ~ . ~ ... ... .. ~~ -- - ··· ·· - ~ ·- · · ··· · 7 ~

'C ~

-1.4. Tujuan Penelitian ...

~

...

~

... 8

~

1.5. Manfaat Penelitian .... ...

?. ...

! ... .... .. ... 10

..

~ (,'~

Metod~ Peneht1an .. ... ... 10

1.6. 1. Jenis Penelitian ... ... ..

~

...

~

.... 10

I _,

\l:f9

1.6.2. Fokus Penelitian ...

L ...

.f. ...

11

1.6.3. Objek Penelitian ... ..

~ . -~

... .. ... ... ... ....

..JJ.~

...

11 1.6.4. Teknik Pengumpulan Data .... ! .. .

~~

. ..

1.. ...

~!:'. ~ -- ~- -

11

~

""'---~ 1.6.5. Tekruk Analisa Data .. ... ... ... ~ .. ... ... ~ .. .. 14

" I ' I

B.AB II : KERANGKA BEPIKIR ... ... 15

"'

2 .1. Definisi Konflik .. ... :-:o ... .. . ... .... ... ... ~ ... .. ... ... .. ... .. 15

? . I

2.2. Substansi Konflik ... ... ... ... .. 27

"',./

3

~E SK::~:

h~:::

~:;;:

:.N~~~I

i ~S~7.

29

Dan Kota Sibo1ga ... ... ... ... ... . ~ ... ... ... 29

\~ ~ .

3. 1.1. Letak Geografis .... .. ... ... ... L ...

?. ... ...

36

c,'IIM~~ c,Nu,

Letak Demo gratis .. ... ... ... ... .. ... ... 3 7

3.1.3. Topografi ... ... ...

~

... --....

~

.... 37

.

~ ~~\1~

3. 1.4. Pusat Pemenntahan ... ... ... .... ... ... .. ,. .. .... .. ... 38

" l>

(10)

3.1.5.2 Adat Sumando ... ... .... ... .. .. ... .. 45

3.1.5.3 Bahasa ... .. ... .. .. .. .. ... ... .. ... 50

3.2. Sibo lga Menjadi Kota Otonom ... .... ... 50

3.2.1. Peran Pemerintah Kota ... .. .. .. ... .. .... .... .... ... .... .. .... .... 52

3.3. Perhubungan Dan Transportasi ... .... 55

3.3.1. Pelabuhan Ekspor-Impor.. ... ~ ... .. ... .. .. ... 58

"P,. ) 3.4. Perikanan Dan Kefautan ...

?. .. ...

60

3.4.1. Perikanan, Trean Global Dan Tndustri Pengolahan .... 64

)

_3 .4.2. Sumber Day!' Perikanan ... ~ ... ;,o - ~ · -· · · ···- ... 69

-3.5. Pariw aisata .... ... ... ... ... ~: ... ... ... ~ .... 73

.

.

~....

/j:<.P.

~(".P,.

/:j."'s

3.5.1. Wtsata bahan ... ~ ... ... ~ ... 75

3.5.2. Wisata Sejarah ... ..

i.lf.~

...

~.lf~

...

78

3.5.2. 1 Gua Sikaje-kaje ....

!. ....

~

...

~/ .\?.

...

78

-

~ ~~-~. 3.5.2.2 Gua Tangga Seratus .. .. ... .. .. ... ... ... .. ... ---- .. 79

• ~sNEc~ ~ 3.5.2.3 Benteng Sthopo-hopo ... ... ~ ... ~ - ~ ... 79

)

.

tn~{!

3.5.2.4 B enteng Stmaremare ... ~Jl~

...

79

f

3.5.2.5 Benteng Dibukit Ketapang ... ~ ... ~ ... 80

~ BAB IV ...-:- : ~ HASIL PENEUIIAN TENTANG JSONFLIK NELAYAN J GJ'-<.p.s TRADISJONAL DAN MODERN 0 1 SIBOLGA ... ...

~

... 81

$

;::. %. '::> 4.1 . 4.1. 1. 4.1 .2 . 4.1.3. 4.2. 4 .. 3.

4.4. Jenis alat tangkap Diperairan Tapian Nauli Sibolga ... ... ... ... .... .. . ~ ... 81

Lampara

~asar

.... ..

~

.Z

.

?~

••

s1

Pukat lkan atau P .I. ... ~ ... ... 83

Pukat Langgar atau Purse Seine ... .. .

4~

...

85

Penyebab Timbulnya Konffik. ...

~ -

-'·

r

f ...

86

Konflik Nelayan Tradisionla Dengan ~~~IM Nelayan Modem .... .. ... ~ ... .. ... ... .... ... 90

~ Sikap Nelayan Tradisional Terhadap ~p.s NEt..A. t Nelayan Modern .. ...

.

.... ~ ... ... 95

1:. ~

-\.0

h . ....

Cl

J

~

~

(11)

4.5.

BABV

DAFTAR PUSTAKA

L AMPIRAN _

FOTO DOKUMENTASI

SURA.T RISET

(12)

TabeiT

Tabel II /.

.... ~

(t%

Tabel Ill

(

Tabel TV

~

/ ....

~e

, ,;'

Tabel V

,..

DAFTAR TABEL

: Data nama pimpinan kota Sibolga selama satu peride ... 52

: Daftra nama pengusaha atau tangkahan ikan kota ~

~~s NEe~

. ~ J '9 .,.~ / . ~

Stbolga tahun 2005 ... ~ ... f:' ... ... ~ ... ... ... 107

~ I~ ~\ ~

>

: Potensi lestari perairan pantai Barta Sumatera ...

1 ...

125

\... CJNIME.O _/

. Jumlah rumah tangga perikanan (RTP) yang ada · ~

di kota Sibolga ... ... ; .. ...

!. . ~

... ...

~

...

~

.... l27

: Jumlah P roduksi peri kana: k:ta Sib olga } ) ( {

f

J

tahun 2001-2005 ... ?. ..

-:t. ...

~

...

~~

...

l28

~

Tabel VI P. : Jumlah dan jenis armada penangkapan ikan yang ada

( ~ di kota Sibolga mulai tahun 2001-2005 ... ~ . H . _:'

...

l29

"Z.

?

Tabel VTT CJ : Perkembangan jenis alat tangkap ikan yang ada

j

~

~ di kota Sibolga tahun 2001-2005 ... ~ ... ~ ... 130

/'-<.' .., ~- ,. ~:;;. c:c,..

.... ~ ''P

Tabel Vfll : Perkembangan tenaga ketja perkapal tahun 2005 ... ... ... .... .. .. 132

[image:12.595.82.506.123.720.2]
(13)

DAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang Masalah ~ ~ ~

Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki paotai ter panjang di dunia,

dengan garis pantai lebih dari 81.000 km. Dari 67,439 desa di Indonesia,

lmraog lebib 9.261 desa dikategorikan sebagai desa pesisir (Kusnadi, 2002, 1).

Desa-desa pesisir adalah kantong-kantong kemiskinan struktural

(kesulitao mengatasi masalaha. kemiskinan yang telah menjadikan penduduk

dikawasan ini harus menanggung beban kehidupan) yang potensial, sehingga

kerawanan dibidang sosial ekonomi dapat menjadi laban subur bagi

l

~

timbulnya kerawanan-kerawanan bidang kehidupan lain. _.

Pada dasamya peoggolongan sosial dalam masyarakat nelayan dapat

ditinjau dari tiga sudut pandang (Kusnadi, 2002, 1) Pertama, dari segi

penguasaan alat-alat produksi atau peralatan tangkap (perahu, jaring dan

perlengkapan yang lain), struktur masyarakat nelayan terbagi kedalam

kategori nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan bunah tidak memiliki

alat-alat produksi, hanya menyumbangkan jasa tenaganya dengan

memperoleh bak-hak yang sangat terbatas. Kedua, ditinjau dari tingkat skala

investasi modal usahanya, struktur masyarakat nelayan terbagi kedalam

kategori nelayan besar dan nelayan kecil. Disebut nelayan besar, karena

jumlah modal yang diinvestasikan dalam usaha perikanan relatif banyak,

sedangkan pada nelayan keci! justru sebaliknya. Ketiga, dipandang dari

(14)

tingkat tekhnologi peralatan tangkap yang digunakan, masyarakat oelayan

terbagi kedalam kategori nelayan modem dan nelayan tradisional.

Nelayan-nelayan modem meogguoakan tekhnologi penangkapan yang lebib canggih

dibandingkan dengan nelayan tradisionaJ. Perbedaan-perbedaan tersebut

membawa implikasi pada tingkat pendapatan dan kemampuan atau)

kesejahteraan sosial ekonomi. ., ....

j

?

~~

\?

;

Salah satn nsah~ yang dilakukan Pemerintah .Republik Indonesia untuk

mensukseskan pembangunan dengan target pencapaian pertumbuhan

ekooomi yang tinggi adalab

moderni

.~as i

d iberbagai bidang perikanan. Salah

J

satunya yaitu balk yang menyangkut penggantian ajat-alat penan gkap~ n ikan

d&ri yang tradisional menjadi alat tangkap ikan yang lebib modern. Secara

kbusus, tujuan moderni!~ a.~i alat tangkap perikanan juga sebagai upaya untuk

meningkatkan p_endapatan masyarakat nelayan (Dinas Perikanan Sumut,

1994, 23).

Program modernisasi atau motorisasi kapal-kapal penangkap ikan yang

dimulai sejak awal tahun 1970-an telalt menyebabkan penggunaan kapal

motor meningkat dengan cepat di Sumatera Utara, perkembangan jumlah

perahulkapal motor pada tahun 1990 sebanyak 28.688 unit menjadi 29.733

\

~

unit pada tahun 1994 (Dinas Perikanan Sumut, 1994; 23). ...

:;

Ada hal yang dapat dikritisi dari persoalan kenelayanan kita.. saat ini

dengan adanya doktrin "common property,, atau milik bersama yang masib

melekat dalam konsep kenelayanan. Jssu utama milik bersama ini adalah

(15)

penduduk. Menurut teori ini seluruh somber daya bertitik tolak pada

kebersamaan, rnisalnya ; laut, sungai, udara, hutan, tanah penggembalaan.

Doktrin milik bersama ini masih menjadi pegangan nelayan di selurub

nusantara, sehingga setiap orang dapat mengemk keuntungan atas wilayah

..

itu. A.khirnya para pemilik modal besar yang memiliki teknologi tangkap ikan

tentu akan lebih menikmati basil laut tersebut, padahal sebenamya nelayan

tradisional ini- memiliki bak komunal atau hak-hak tradisional sebagai bak

ulayat seperti dalam hukum agraria (Media Info Jala, 1999, I)

Persoalan kelautan dao pembaugnnan wilayah pesisir, berkenaan deogan _

dua penoala!!. besar; pertama, tentang p en~guna an alat tangkap yang

merusak atau tie.muctive fishing yang baoyak beroperasi atau dioperasikan di

lautan. Kedua, terjadinya perampasan terhadap hak-hak nelayan tradisional

yang saat ini tetap saja berlangsung. Disamping itu, juga tidak adanya

pengakuan terbadap hak-hak mereka. Kedua hal ini mempunyai hubungan

yang sangat mempengarubi (Media Info J ala, 1999, 1). ,) > 'I($

Meningkatnya jumlah kapal penangkapan ikan bennotor dan

bertambahnya j umlah nelayan, menimbulkan per ~ aingan yang semakin keras

dan tajarn. Persaingan itu dimungkinkan karena sumber daya ikan yang ada

ternyata terbatas, sedangkan jumlah nelayan untuk memperebutkannya

bertambah banyak. Dalam persaingan ito~ sudah dapat diduga babwa nelayan

tradisional yang akan lebih menderita, karena mengalami penurunan

produksi atau basil tangkapan akibat kalah bersaing dalam kecanggihan alat

taogkap. ~

(16)

----....

S

U

M A

.:T

E

MEOAN ,_ ~-I ~" ~ ·

-• c~ "'.r- "\ c

~J IN(\

~ebi~

Tlnooi 1\

P . S i ~ t

\

~ SUMA

T E RA

UTARA

~

~

\..:! """"

Toba

h()"

Ro pol •..

~

\

I'Z~

cejpios

S ~ib ,oj oo i..~""'

.

0

9t

~ ~

0

c;)

1··\

PEKANBARU Q

; .. - ,. . ...,. ,· ~ ';

.

/

!

RIAU

'tf\E

04

1t~

S UMATER~

· \ .

~.~ BARAT ·-_., .. ..., ,.. .. _. v ' • 0

..., . ' ··( •• • ,. \1)

~ I \ • "- •.. / ~\f£11

~

P. SibQI PAOANG •

q

JAMB I - <{ Z

"' ~ · '()

~~

J AM.BI

·~ /

.. ,..

~

.

' : ... .! •Pan9kol Prnono

"'.r- ' · 1 ~ I .; ·.) P e 't

~.,"'"(\

./

~

. ' ..

, , _ ··~.~~· / SUM

ATERA

.

~

0

o ·~K:Jo

() BENGKULU \ ~ELATAN PAI..EMBANG

' .

.

BENGKULV ( \

'-•')

,.. ,

Bofurojo ./

.

\ /

\ ,..

(17)

Menurut Emerson (1977:10), penurunan produksi tersebut disebabkan

oleh beberapa faktor, yaitu : (l) Faktor motorisn.'ii ; ikan-ikan yang

sebelumnya dapat ditangkap nelayao tradisional akan disedot oleh nelayan

dengan kapal-kapal modern bermesin dengan alat berdaya tangkap besar, (2)

Faktor Alamiah ; dimana kenaibn pod uksi terjadi semen tara, tetapi diikuti

oleh pen unman segera setelah dicapai Maximum S~tstaina ble Yield (MSY).

Alat tangkap ikan yang lebih modem dari alat tangkap tradisional ini

adalah seperti alat tangkap jaring trtiH11 atau lebih dikenal dengan nama Pu kat

Harimau yang dikuasai oleh pemilik modal dibanding dengan nelayan

r1M~- .J

tradisional. ~

_,.____

·

Alat tangkap pukat harimau sesuai dengan namanya setelah. beroperasi di

laut telah menimbulkan berbagai d ampak yang seca ra umum dapat

disebutkan beberapa dampak b uruk, yaitu: ~N,ME.o_/

1. Nelayan tradisional semakin kalah bersaing bagi dari segi tangkapan

maupun dari segi pendapatan.

2. Somber ikan yang menjadi lokasi tangkapan nelayan tradisional terku ras

-habis dengan kehadiran pukat ha rimau, karena rata-rata p ukat harimau

melakukan operasinya mulai disekitar pesisir rantai dimana nelayan

tradisional biasanya menangkap ikan. ?

/'\:.

3. U,kasi tangkapan ikan nelayan tradisional ya11g dulunya merupa kan laut

adat mereka, semakin bari semakin terancam ketika pukat bariman

semakin sering beroperasi dilokasi tersebut.

(18)

4. Terjadi kerusakan dasar laut seperti msaknya terumbu karang yang

diakibatkan oleh jaring pukat harimau yang dalam operasinya menyapu

bersih semua yang ada disekitar pesisir pantai, termasuk anak-anak ikan

yang tidak bisa berkembang biak dengan baik karena selalu tersapu oleh

jaring pukat harimau.

5. Timbulya korban jiwa yaitu nelayan tradisional yang ditabrak pukat

harimau disebabkan kareoa para nelayan tradisional memprotes

kehadiran pukat harimau baik d ilokasi tangkapan mereka maupun

'

dUokasi lautan secara umum (Media Info Jala, 1999, 1).

j)

Keadun seperti diatas sedikit banyak menunj ukkan bah!'a kebidupan

dalam masyarakat nelayan semakin keras persaingan, sehiogga yang memiliki

posisi lemah akan semakin tertekan dan yang kuat akan semakin menekan.

Penetrasian teknologi perikanan mengakibatkan kalangan nelayan tradisiooal

selalu menjadi pihak y'ang tertinggal oleh perubahan.

Dampak negatif yang dialami oleb nelayan tradisional sebagai akibat dari

kalah modernita.f peralatan penangkapan ikan temyata tidak hanya dialam i

dilaut saja, tetapi juga dip:nar. Sebagaimana -dijelaskao oleh Pa nayota (1987,

274) bahwa basil tangkapan nelayan kecil tidak hanya menjadi korban

perkembangao yang pesat dari sektor perikanan skala besar, melainkan juga

nilai bersih tangkapan tenebut yang san gat- besar jumlahnya itu menekan

harga ikan, sementara biaya masukan penangk.apan ikan menjadi lebih tinggi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diasumsikan bahwa perlawanan nelayan

tradisional terhadap alat tangkap pukat harimau d isebabkan pola h ubungan

(19)

-yang timpang dan menindas di antara mereka. HaJ tersebut -yang

melatarbelakangi penulis untuk meneliti konflik dalam kehidupan masyarakat

oelayan ..

1.2. Identirtkasi Masalah •

~~

& rdasarkan uraian Jatar belalumg diatas, penulis mengidentilikasikan )

permasaJahao yJ~og terjadi di Antara nelayao tradiswoaJ dengan nelayan

1.3.

modern antara lain :

a. Untuk mengetabui peogaplikasian Keppres No. 39 tab un 1980 yang

intinya melarang pengoperasian pukat harimau diperairan Indonesia

kecuali Irian Jaya dan Maluku. ~

r~

b. Pertambahan nelayan memunculkan untuk mempereb utkan

:::.

daya pada tempat yang sama.

sumber

:J

c. Mengetahui faktor ·pendapatan masyarakat. nelayan yang mengalami

perbedaan di antara nelayan tradisional dengao nelayao modern.

d. Untuk mengetahui perbedaan yang sangat jauh dalam hal penggunaan

• • '-..._-,., I'IIIMMbb"" r

JeDts alat'tangkap. ~

Dalam pentlitian ioi, permasalahan yang diajukan yaitu sejauh mana

konfiik yang terjadi diantara oelayao tradisional dengao nelayan - modern.

Untuk menjawab hal ini, penulis ajukan empat pertanyaan perumusan

masalah

pen~~tian

dalam dua kategori, yaitu

:~-

~

~?

: ;

. - - Iii ME c,... ..,.

•"I ME"

. 7

(20)

1. Masalah Utama

a. Apakah yang menjadi penyebab timbulnya konflik nelayan ini ?

b. Bagaimanakah beotuk atau wujud kootlik dari perlawanao aotara

nelayan tradisional terhadap nelayan modem?

2. Sub-sub Masalah '~ \ (

f

a. Bagaimanakah sikap nelayan tradisional terhadap nelayan modem

dan bagai.mana pula sikap nelayan modem terbadap nelayan

tradisional.? ~ ~ /.o:~"

b. Bagaimanakah penyelesaiao konflik d Uakubn ?

1.4. Tujuan Penelitian

Penulis menetapkan bahwa yang menjadi tujuan penelitian dalam

penelitian ini adalab :/

t.

Mengetahui sikap dari nelayan tradisional terbadap nelayan modem.

2. Menggambarkan dan menguraikan bagaimana bent uklwujud kontlik

dalam masyarakat nelayan terhadap pengoperasian alat tangkap pukat

barimau atau pukat ikan. ~

3. Untuk mengetahui so mber dan penyebab konflik yang terjadi antara

nelayan tradisional dan nelayan modern. ;

(21)

SUMATERA

/ ..

/

/

...

UTARA

(

..

/ '

..

~ ~<.<"

<4

/'-\ LAN GK AT

\

'··,,

MEOAN

) / / DELl

s._~.P

-~NG

,/ ...

. ... _ .. ,_,.,. ... -... : I : . / I

. '"' I . ..-···-··· :

f,TA~A

-~

KARO J:.;.;IMALUNGUN

~

... .-:r. ..

·-···-\ ... .-··· '- .... .., .A-..ANAU TOB A ••. - ... _ ... - · .· ; .

· .. ~ .. ·..::::"... ASAH AN /

\ , OAIR 1 / P.Samosir " · -... ... - .. -... ..~.. , /

~

I .. v·-· r

.

. :

!

'

':

I . '"'b' .,...5' ' ·

;.. \ / . • .I ';... •

v ·. ... TAPAN ULI UTARA ; ' on >

f-v

I

c..-..>-(/. . '\ - 'l'n

11 I I ': (

-q~

.,

~v 1 . -···-· .. , 1 ,- .~ , ;; 'I / LABUHAN \

.

.

~""

.

/

~ ~- ··.-... . • " f BATU :

/

~

.,

~tra

·~

'

'

:

·..

i~/

~

... _ _

_ \

0

o

~ TA ANULr·.. ) .': ~ ·.

/j; ,l'liV£/i" '-1SI80LGA.. ~. / _/ \ (_·-.

<.<' U',.... T\ENGAH\. _,/ \ . ..,. ... _ .. -( ... ·· -··

~ I -q P. N I AS , ... •• I . \ I ,..-... I ,:; \ ..

"". '1

<:(""\_

1

T:;ANULI

~ELATAN

\ ,

~tra~

\ j

_

""'"'

r ·-.... .. ...,·

'

_ .. ...- .. - .. J

,.

/

(22)

1.5. Manfaat Penelitian

Penulis sangat mengbarapkan bahwa secara praktis dan teoritis, basil

penelitian ini nantinya dapat berguna untuk memberikao sumbangan

pemikiran bagi kajian-kajian antropologi tentang konflik neiayan, dan dapat

menciptakan suasana yang kondusif bagi para nelayan serta upays untuk

meningkatkan keru kunan antara nelayan tradisional dan nelayan modern,

juga kepad a~~ p emerintah dih!_rapkan dapat dijadikan pedomao dalam

melaksanakan berbagai kebijakan pembangunan kbususnya dalam bidang

ekooomi, sosial dan budaya.

1.6. Metode Peoelitian

Metode Penelitian adalah suatu petunjuk dengan sistem kerja didalam

pelaksanaan penelitian yang sedang dikerjakan. -nalam hal ini penelitian ini

memakai metode kualitatif dengan pertimbangan bahwa metode ini cocok

dengan penelitian yang sedang dikerjakan yaitu berdasarkan pendapat dari

Lincoln dan- Scuba (Moleong, 1994. 25) bahwa metode ini menyaj!kan secara

langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Metode ini lebih

peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengao baoyak penajaman pengarub

bersama terhadap pola nilai yang dihadapi.

'~~MeV

Penulis menggunakan metode ini deogan harapao peneliti dapat

memberikan gambaran tentang konfli k nelayan modem dan tradisional di

(23)

1.6.2. Fokus Penelitian

Penelitian yang dilakuakan untuk melihat konflik nelaya n modem dan

tradisional di Kota Sibolga.

1.6.3. Objek Penelitian

Lokasi Penelitian :

Penelitian-ini dilakukan diwilayah perairaq_Pantai barat Sumatera Uta ra,

yaitu perairan telu k tapian nauli tepatnya di Sibolga yang sering terjadi

konflik deogao membatasi pada nelayao tradisional dan nelayao modem y'ang

m e ngo perasi~n a lat tangkapnya diperaian teluk tapian nauli. Disamping itu alasan pemilihao lokasi penelitian in i adalah karena pada d aerab ini bentuk

konflik antara nelayan tradisional d engan nelayan m odern dilihat sangat

"Pendekatan yang diambil dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuaJitatif, sehingga dapat mengumpulkan data informasi sebanyak mungkin

dar i orang orang yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian

ini, yang dilakukan dengan menggu nakao metode wawancara kepada key

informan yang mengetahui banyak ten tang masalah yang sedang diteliti.

~

-

-Meskipun demikian data kuantitatif yang relevan tetap diperlukan sejauh

ber manfaat untuk memberikan penjelasan terhadap permasalahan konflik

nelayanini.

~

~

~

~

(24)

Data primer meropakan sumber utama dalam penelitian ini. Pengumpulan

data primer dilakukan melalui dua cara yaitu melalui metode ob.~erva..d

partisipa!li dan metode wawaocara mendalam (indept interview). Metode

ob.vervasi partisipasi ini digunakan untuk memperluas wawasan mengenai

gejala-gejala atau fenomena-fenomena sosial yang sedang diteliti, dalam hal

ini peneliti dapat melihat penvujudan bentuk konflik nelayan tradisional

terhadap nelayan moderny karena Jeti!_p fenomeoa sosial dapat

diidentifikasikan dengan memperhatikan tiga elemen dasar yaitu : lokasi, para

pela,ku dan aktifitasnya (Spradley, 1997; 5). Disamping itu bubungan antara

peneliti dengan key in.forman dapat menjadi erat, sehingga key infomum tidak

akan merasa curiga dalam memberikao infor masi yang diperlukao. Hal ini

disebabkan oleh adanya kemungkinan · key informan yang benangkutan

knrang mempuoyai kemampuan untuk menjelaskan suatu gej:da sosial yang

terjadi. Lebih lanjut, metode ini berguna untUk menyempurnakim data-data

yang belum tertaogkap melalni met ode wawancara.

t

'c {

,f'

,.

t

~

Wawancara mendalam dilakukan dengan para key informan.., yaitu

orang-~.

orang yang dianggap banyak mengetabui o.permasalaban yang dihadapi

masyarakat nelayan. Agar wawancara yang dilakukan dapat lebih terarah,

pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara

(interview guide), yaitu berupa garis besar materi wawancara yang harus

dikembangkan lebih lanjut oleh peoeliti dalam melakukan wawaocara di

(25)

Pemilihan key informan yang akan diwawancara ditentukan oleb

peneliti secara snowball, yaitu melalui informasi yang diberikan oleh key

informan yang sudah diwawancarai sebelumnya.

Tntervit!W guide digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak meluas

dan tidak terjadinya bias. Yang pertama sekali yang menjadi key infonnan

adalab nelayan tradisional, yang kemudian diantaranya ada beberapa orang

yang dijadikan key informan, ditambah dengan beberapa orang yang dianggap

memponyai kelebihan didalam masalah yang diteliti.

/~'

Jumlab key informtm yang diambil tidak ditentukao metainlatn diarbbil

berdasarkan snowball sampling dan key inform.an yang diteta pkan yaitu

individo yang bekerja sebagai nelayan yang masih menggunalaln alat tangkap

tradisional dan mengoperasikan kapa lnya di perairan Teluk Tapian Nauli

serta nelayan modem yang menggunakan pnkat harimau atau pukat ikan.

Oh.fert,asi dilakukan untu k melihat kondisi lingkungan disetiap daerah

penelitiao, dan meibat secara langsung kegiatan ke nelayanan yang dUakukan

oleh masyarakat. Disamping itu observad juga dimaksudkan untuk

mencocok.kan basil wawancara dengan kenyataan yang ada . sejauh yang

dapat diliha4 serta untuk melihat secara langsung kenyataan yang tidak bisa

diungkap melalui wawancara. Untuk melengkapi data·data yang dibutuhkan,

dilengkapi- j uga dengan data-data sekunder yang diperoleh d3.ri instansi·

instansi terkait seperti Kantor Kelur ahan, Kantor Kecamatan, Dinas

Perikanan dan sebagainya. Data sekunder ini selain berguna untuk melihat

kecenderu!!gan yang terjadi dalam komunitas nelayan, j uga dapat

(26)

dikembaogkao peodalamao melalui pertanyAao-pertaoyaao yang intensif

dengan tujuan memperoleh jawaban atas masalah-masalfth yang diteliti.

1.6.5. Teknik Analisa Data ~

Pengolahan data dilakukan secara kualitatif setelah diperoleh dari basil

pengumpulan data seperti dari basil kepostakaan, observasi dan wawancara

lapangao. Data-data yang diperoleb tersebut diknmpnlkao dan_ dipahami

dengan baik, kemudian data tersebut diolah setelah dilaku kan penganalisaan

pada tiap-tiap data yang telab dikumpufkan. Kemudian menguraikan pada

bagian-bagian pennasalahan dengan membuat sub--sub judul daJam penulisan

penelitian ioi. Dsri uraian dam-data yang dikumpulkan dilapaogan

diharapkan akan dapat menjawab perrnasalahan yang sedang diteliti. ~ \

Setelah data lapsngao dikumpulkan, maka akan dianalisis secara kualitatif

dengan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain diluar data untuk keperlnan pengecekan nlang atau sebagai pembanding

terhadap data tersebut (Moleong. 1994 : 178). . - tJ ~~

'(=>

n - · ' , ~~
(27)

BABV

PENUTUP

5.1. KESfMPULAN

Secara garis besar penelitian ini telah menjawab empat pertanyaan,

antara lain :

i)

1. Penyebab timbulnya kontlik antara nelayan tradisional terhadap nelayan

modern dikarenaluln n elayan modern tidak pernah perduli dan mentaati

jalur - jalur penangkapan ikan yang telah ditetapkan oleh Dinas

Perikanan. Disamping itu juga adanya perbedaan dalam hal jenis alat

tangkap ikan yang digunakan. Alat tangkap ikan oleh nelayan tradisional

mengguoakan jenis alat tangkap ikao tradisional seperti panting, jala.

perabu kecil. Sedangkan nelayan modern menggunakan j enis alat tangkap

ikan yang lebih modern seperti fish net, lampara dasar, P.I, tra:wl Serta

kelangkaan sumber daya perikanan yang telah dikuras habis oleh nelayan

modern, khususnya untuk jenis ikan demersal dan udang lant (lobster)

-.

yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan pasar yang prospektif, meropakan

saJah satu faktor mendasar sebagai pemicu kontlik di kalangan nelayan.

Salah satu penyebab yang juga dapat menimbulnya kontlik di perairan

Teluk '{apian Nauli antara nelayan tradisional dengan nelayan modem

adalah adanya suatu peristiwa tet1abraknya perahu nelayan tradisional

oleh kapal nelayan modern di tengab laut. Pengusaha k.apal modern tidak

perduli dengan kejadian yang ada sehingga dapat mengakibatkan

(28)

emosional nelayan tradisional semakin tinggi yang dibarengi dengao

melakukan aksi protes, pembakaran pukat.

2. Bagaimana beotuk atau wujud kooflik dari perlawanan antara nelayan

tradisional terhadap nelayan modem, dalam hal ini diperoteh bahwa

bentuk konOik yang terjadi yakni berupa wujud aksi pembakaran pukat

harimau sebanyak s~mbilan unit, serta aksi protes kepada pihak

pemeriotah..:. Bentuk konftik yang diwujudlglo n elayan tradisional juga

bempa tindakan dari nelayan tradisional yang tidak mao bekerja dengan

pengusaba pukat. (

~

:

J

l~

:

Jl

i

iJ

3. Sikap nelayan tradisional terhadap nelayan modern, yakni munculnya rasa

kebencian dan cemburu. Hal ini disebabkan karena perbedaan pendapat2n

yang sangat mencolok. Disamping itu peran lembaga organisasi

masyaralo!t tidak disadari juga telab memperl;cuat akan kebencian netayan

tradisional (erhadap nelayan modem. Perasaan benci dan cemburu a kan

tetap ada selama pengguna pukat (nelayan modern) masih merampas

daerah tentorial mereka. Ekspresi rasa bend tersebut ditunjukkan dengan

aksi pembakaran pukat dan gudang milik nelayan modern. Aksi-ini juga

mendapat dukungan dari lembaga sosial yang mengatasnamakan membela

kepentingan nelaya n tradisional. SebaJiknya sikap nelayan modem

terhadap nelayan tradisional yakni beranggapan kalau nelayan tradisional

-

-

-telah salah jika memrmpahkan amarahoya kepada nelayan modem.

•, ,•:"

...

Nelayan modern berauggapan bahwa laut adalah milik bersama atau

(29)

daya laut. Para nelayan modern juga beranggapan bahwa mereka

mendapat izin dari usaha atas persetujuan dari Dinas Perikanan.

Kesadaran konflik yang terjadi ternyata tidak didasari oleh kesadaran

kritis tentang kelestarian lingku ngan laut. Munculnya konflik temyata

disebablun adanya perbedaan status sosial di antara masyarakat nelayan.

4. Solusi yang sederhana yang bisa menjadi pegangan untuk menghindari

kontlik yang berkepanjang; n yakni : ~­

-<.CI-s NEe~

, I D- ""' I , ~ '$'~

1. Penindakan peJanggaran Keppres No. 39/1980, secara tegas dan tanpa

pandangbuht.

~

~

~

2. Penyuluhan lingkungan biota laut secara menyelu ruh, khususnya yang

dituj ukan kepada para pengguna pukat.

:)

3. Bimb1ngan langsung ke lapangan dari Dinas Perikanan dan instansi

yang terkait kepada oelayan kecil dan para pengusaha dengan harapan

dapat menemukan peluang baru. Hal ini dimaksudkan suatu upaya

agar _ nelayan besar _yang ada di perairan Tapia11 Nauli dapat

menghimpun kerjasama dengan nelayan ~ nelayan kecil dalam

kesatuan perikanan rakyat yang diusahakan oleh perusabaan

perikanan besar. ~

, r ~

4. Menghimpun suatu wadah terhadap seluruh nelayan tanpa terkecuali,

karena jika dilihat wadah yang ada seperti SNSU lebih mengutamakan

kepef!!ingan pribadi da~ pada kepentingan nelayan secara umum.

(30)

Berdasarkan uraian di atas, konflik yang terjadi di antara nelayan

tradisional terhadap nelayan modern terlihat sangat tajam. Konflik tersebut

didasarkan pada perbedaan status sosial yang mengarah pada perbedaan

kelas di antara ked ua kelompok. Kerasnya perfawanan nelayan tradisional

semata - mata merupakan suatu protes atas semakin tertindasnya kehidupan

rnereka. Ketertindasan yang disebabkan eksploitasi secara besar - besaran

oleb nelayan yang menggunakan pukat harimau terbadap sumber daya laut

yang dianggap sebagai mitik bersama. Eksploitasi yang akhirnya mewujudk:m

perbedaan kelas di antara oelayan mod ern dengan nelayan tradisional. Taraf

hidup nelayan yang menggunakan pukat harimau semakin kaya. Sebaliknya,

nelayan tradisional semakin terpuruk ke dalam taraf kehidupan yang serba

kekurangan atau semakin menurun dari keadaan semula.

~

5.2. SARAN ~c

c~"'

Berdasarkan uraism yang telah dipaparkan oleh peneliti di atas, mak.a

peneliti ingin memberikan saran baik kepada pibak pemerintah kota Sibolga

maupun pada komunitas nelayan yang berada di sekitar peraj ran Teluk

Tapian Nauli Sibolga yakni nelayan tradisional dan nelayan modern, agar

konnik yang terjadi diantara nelayan tradisional dengan nelayan modem

tidak terulang lagi atau dapat dihindari antara lain dengan Jangkah - langkah

-

-

-sebagai berikut:

1. Pibak pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah kota

(31)

perikanan dan kelaut.an sehingga dapat direalisasik.an oleh nelayan

tradisional maupun nelayan modem.

2. Adanya penegakan hokum yang jelas mengenai aspek Perikanan dan

kelautan, Apabiftt ada nelay.an yang tidak mentaati peraturan pemerintah

yang telah ditetapkan seperti No. 39 tahun 1980 agar diberi snnksi yang

sesuai dengan kesalahannya. ~

3. Pihak nelayan modem dalam menca ri ikan ha'rus dapat lebib memabami

tentang jalur - jalur penangkapan ikan serta batasan - batasan wilayah

penangkapan ikan.

4. Penetapan harga jual ikan harus sesuai dengan harga pasar tanpa harus

ditentukan oleh PT. PAS.

5. Pihak pemerintah harus dapat lebih memperhatikan kesejahteraan hidup

para nelayao.

6. Pihak pemerintah harus dapat memantau kejadian- kejadian yang terjadi

di pelabuhan maupnn di tangkahan tempat pendaratan kapal, minimal

tiga bulan_sekali atau d alam kurun waktu ya ng ditentukan. c,"'IM~

7. Antara nelayan tradisional deng,an nelayan modern maupun sebaliknya

harus dapat menciptakan kehidupan yang harmonis baik di darat maupun

dilaut.

'""V

8. Jangan melakukan tindakan kekerasan apabila ditemukan suatu

perselisihan diantara nelayan tradision al dengan neJayan modern.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Acheson, James M, 1981, "Anthropologi of Fishing", Dalam Annual Review of

Antropology. Vol. I 0.

Anthonius Rungaran, S imanjuntak, 2002, "Konflik Status & Kekuasaan Orang

Batak Toba, Jend~la.

Bagong Suyanto1 1993, "Dampak Motorisasi dan Komersialisasi Perikanan

terhad apP~ruba han Tingkat Peudapatao, Pola Bagi Hasil, dan Muncyloya

Polarisasi Sosial Ekonomi di Kalangan Nelayan Tradisional dan Modern,

I

J

?

Jakarta, YllS-The Toyota Faoundation.

----,1996, "Kemiskinan dan Kebijakan Pembangunan, Yogyakarta; Aditya

Media

Railey, Conner, 1987, "Government Protection of Traditional Resources Use

Right: The Case of Indonesia Fisheries". D.alam David C.KQrteo (ed).

Community Management; Asian Experience and Perspectives,

WestHartford; Kumarian

---, 1988. "The Political Economy of Marine Fisheries Development Jn

Indonesia". No.46 Oktober.

----. 1988. "Mengelola Sumber Daya yang Terbuka; Ka.sus Penangkapan Tka n

di Daerah Paotai" . Dalam D.CKorten llan Syahrir (ed). Pembangunan

Brdimensi Kerakyatan. Jakarta; Yayasan Obor Tndonesia.

Radan. Pusat Statistik Kota Sibolga, 2202, Tanpa penerbit

<! ;

(33)

Basri Hasanuddin, 1985. "Beberapa Hak Mengenai Stnrktur Ekonomi

Masyarakat Pantai". Dalam A.S.Achmad dan S.S.Acip (ed). Komunikasi

dan Pem.bangunan. Jakarta; Sinar Harapan.

Rungin, Ru,-han, 2003, "Analisis Data Penelitian Kualitatir', Jakarta, PT.Raja

Grafindo Persada.

Chri.~ty ],-.,Francis T. 1987. "Hak Penggunaan Wilayah Pada Perikanan Laut;

Defenisi dan Kondisi".

Daiam

Firial Marahudin dan Ian RSmith (ed).

Ekonomi Perikanan ; Dari Pengelolaan ke Permasalahan Praktis.Jakarta;

Gramedia. ~I

Cresswel, Jhon. - W, 1994, "Research Design Qualitatif and Quantitatif

Approuches'', New Delhi, Sage Prtoduction.

Dietz, Tom. 1987. Pengakuan Hak atas Sumber Daya Alam, Yogyakarta;

Pustaka Pelajar.

Dinas Perikanan Dati 1 Sumnter11 Utara, Statistik Perikanan Sumatera Utara

1994, Medan, Dinas Periknnan Sumatera Utar(t,

Dina.~ Perikanan Propinsi Sumatel'a Utara Dan In Fi!•h Consult, 1985, Studi

Dampak Sosial Ekonomi Penghapusan Penggunaan Jaring Trawl di

Sumatera Utara, Tanpa Kota dan Penerbit,

Dinns Kelautan dan Perikanan Kota Sibo/ga, 2006. Tanpa penerbit.

Djohani, Rili 1998. "The Combat of Dectructiv~ r' " F!shing Practices- in and

Around Komodo National Park". Dalam Prociding Lokakarva Kebijakan

dan Masalah Sosial Kependudukan dalam Pengelolaan Somber Daya

Kawasan Pesisir Indonesia. JJtkarta; Jurusan Antropologi, Fisip-IJI.

(34)

Emmerson, Donald K, 1977. "Tingkat-Tingkat Makna; Memahami Pentbahan

Politis Dalam Suatu Masyarakat Nelayan di Indonesia''. Dalam Calcrawala

10 (2).

Fedyani, Achmad Saifuddin, PhD, 2005, " Antropologi Kontemporer, Suatu

Pengantar Kritis Meg.genai Paradigma", Jakarta, Kenca na.

Fortuna Dewi Anwar, Helene Bmlvier, Glenn Smith, Rogu Tol, 2005, "Konflik

Kekerasan Internal- Tinjauan Sejarab, Ekonomi, Potitik dan Kebijakan di

Asia Pasifik", Yayasa n Obor Indonesia,

Geertz, O ifford, 2000, "Kebudayaan dan Agama", Kanisius, Yogyakarta.

Geertz, Hid!-ed, 1981, Aneka Buoaya dan Komunitas di Indonesia ~ Jakarta;

Pulsar.

Ginting, Bengkel, Optimasi Pendapatan Nelayan Kecil Dalam Perspektif

Kebijakan, Peogantar Diskusi J ala, 1999, Medan,

Good, Da.fmir, 1984, Partisipasi Masvarakat Nelayan Dalam Meningkatkan

Peoghasilan Mereka. Banda Aceb; PLPIIS-Universitas Syiah Kuala. ;

J

Gudeman Stepen, 2001, "The Antropology of Economy, Blacjwell Publishers.

Haswinar Arifin. 1999. "Membangun Pranata Sosial Komynitas Pesisir".

Makalah Lokakarva Pembangunan P ranata Sosial Komunitas Pesisir, di

Universitas Indonesia. Jakarta; 30 April-I Mei 1999. I \. r: CJ

0 c /

~

Hutliy~nto,

2004, "Ekonomi Politik", PT Bumi Aksa-;.a, J akarta.

~

Hugo, Graeme. 1986. " Migrasi Sirkuler" Dalam Dorodjatun Kuntjoro-Jakti (ed).

Kemiskinan di Indonesia, Jakarta; Yayasan Obor Indonesia.

7

(35)

lkhwan Hakimul Affandi, 2004, "Akar Konflik Sepanjang Zaman" , Pustaka

Pelajar, Jogyakarta.

Johnson, Doyle, Teori Sosiologi KJasik dan Modern I, 1988, Gramedia, Jakarta,

- -Teori Sosiologi Klasik dan Modern

n,

1990, Gramedia, Jakarta,

Kartasaputra, G, Teori Sosiologi, 1982, Armieo, Bandung,

11

f;

Kortono, Kartini, Pedmimpin dan Kepemimpinan, 1994, PT.Jaya Grafindo

Penada, Jakarta,

Kelin. Tarigan. 1991."Pengaruh Motorisasi 'Penangkapan terhadap Tingkat dan

Distribusi Pendapatan Nelayan di Sumatera Utara". Disertasi. Baodung;

Universitas Padjajaran.

Koentjaraningrat, 1985. "Migrasi, Transmigrasi, dan U(banisasi". Dalam

Koentjaraningrat (ed). Masalah-Masalab Pembangunan: Bunga Rampai

Antropologi Terapan. Jakarta; LP3.ES.

vN•M;;::,.r

--~ /: ~ .. ~ -' 1985, Pengantar llmu Antropologi, Aksara Baru, Jakarta.

r

~

_ _ ....:...;; ~ '--'- -' 1996, Pengantar Aotropologi, Rineka Cipta

_ _ _ _ _ , 2002, Kebf.!dayaan M entalitas dan Pemban&unan, Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta. NEe~

l~auer, Robert H, 1997, Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Rineka Cipta

Jakarta

'•

,.

Uliweri, Alo,

Dr,

MS, 2003, "Malma Budaya dalam"'Komunikasi Antar Budaya",

LKIS Yogyakarta.

Media lnfortrUL'ti ]ala, 1999, Edi.n No. 1

(36)

Maleong, Le:xy.J, Metodologi Penelitian Kualitatif, 1994, Baoduog, Remaja

Rosdakarya,

Mubyarlo, Loekman Soetrisno, dan Michael Dot•e. 1984. Nelayao dan

Kemiskinan; Studi Ekonomi Antropologi di Oua Desa Pantai. Jakarta ;

Rtjawali.

Muby arto, Loekman S oe:trisno, Edhie Djatmiko, Sulistiyo, Ita Setiawati, Agnes

Mawarni, Ninik Sri Rezeki, 1991, " Etos KerTa dan Kohesi Sosial",

P3PK-UGM, Jogyakarta.

S

Mulyana, Dedy, Dr, MA, 2004, "Metodologi Penelitian kualitatif, Remaja R()sda

Karya llandung.

Mochammad Nadjib. 1993. "Karakteristik Sosial - Budaya Dan Masalab

Perkoperasian Masyarakat Nelayan". Dalam Masya r akat fndonesia, 20

""l'ifM\:" J

(1). ~

Nontji, Anugerah. 1993. Laut Nusantar a. Jakarta; Jambatan.

Panayotou, Theodore. 1987."Kondisi Ekonomi dan Prospek Nelayan Kecil Di

Muangthai". Dalam Firial Morahudin dan Tan R.Smith (ed). Ekonomi

Perikanan, dari Pengelolaao ke Pe rmasalaban P raktis. Jakarta; Yayasan

O bor Indonesia.

1

~

Pemerintahan Kota Sibolga , Sibolga Nauli Dalam Aneka Pesona dan Peluang

lnvestas,

ioo

1, Tanpa penerhit.

Parsons, Talcott, 1960, Structure and Process in Modern &ociety, The Free Press

Pruitt, Dean G dnn Jeffrey Z.R11bin, 2004, Teori Kon fli k Sosial, Pustaka

..._ -I lVI ... -~

(37)

.____...-Puspito Hendro, OC, Sosiologi Sistematik, 1984, Kanisius, Yogyakarta,

R. Wayne pace and Don F. FtUtle..ii, 2003, Organization Communication, editor

oleh Deddy Mulyana, M4, Phd , PT. Remaja Rosda Karya, Bandung

Sairin, Syafri, Pujo Semedi dan Bambang H11dnyana, 2002, Pengantar

Antropologi Ekooomi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. ... \ ( ~

Soekanto, Soerjono, 1982, ~osiologi Suatu Pengantar, Raja G rafindo Perkasa,

Jakarta ~

Soekanto, Soerjono, George Simmel, 19861 Teori Sosiologi, Seri Pengenalan

Sos iotogi~ RajawaJi, Jakarta,

Soekanto, Soerjono, & Ratih !Jestarini, 1988, Fungsionalisme dan Teori K ontlik

Dalam Perkembangan Sosiologi, Sina r Gafilut, Jakarta. ~'"

Spradley, James, 1997, Metode Etnografi, Yogyakarta, Tiara Laksana,

Suriasumantri, Jujun S, 1995, Filsafat llmu Sebuah Pengantar Popnler, Pustaka

Sinar Harapan.

Veeger, K,J, Realitas Sosial, 1986, Rajawali Press, Jakarta,

Wacana Antropo!ogi, Voi. H, No.4, 1999, Assosiasi Antropologi Indonesia,

Jakarta.

Gambar

Tabel II /. ....

Referensi

Dokumen terkait

Dialisis mer#pakan salah sat# teknik pemisahan tert#a #nt#k preparasi sampel8 pem#rnian dan karakterisasi &#34;imlek#l. :rinsip kerjanya memisahkan mlek#l terlar#t

Dasar Pembelajaran Materi Karakter Bangsa Nilai Budaya &amp; Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif Pembelajaran Kegiatan paian Kompetensi Indikator Penca- Penilaian Alokasi Waktu

Pada penelitian siklus 1, observasi dilakukan masing masing dua kali kepada guru kelas I Pelaksanaan pemantauan dalam penelitian tindakan ini dilakukan oleh tim

Mendorong masyarakat untuk melaksanakan kewajlban zakat mereka, mengeluarkan infaq dan shadaqah tentu akan membantu modal dasar saudara-saudara kita yang miskin untuk mengubah

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian RCT yang dilakukan oleh Sinha di India yang menemukan bahwa secara umum rate kegagalan terapi ARV dua kali lebih cepat

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa percernaan campuran (co-digestion) dapat menghasilkan total biogas yang lebih banyak daripada

Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama kemitraan/KSO diberikan kepada ...[nama wakil peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur pelaksana

Procurement Management Life Cycle Vendor Solicitation Vendor Evaluation Vendor Selection Vendor Management Vendor Contracting. Final