• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MINAT BACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN MINAT BACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MINAT BACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN

MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI

SMA SWASTA BUDISATRYA TAHUN

PEMBELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

TRI WULANDARI PASARIBU

NIM 2123111082

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Tri Wulandari Pasaribu, NIM 2123111082, Hubungan Minat Baca Sastra Dengan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas XI SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan minat baca sastra dengan kemampuan menulis cerita pendek oleh siswa kelas XI SMA Swasta Budisatrya sebanyak 160 orang dan pengambilan sampel dilakukan secara proposional random sampling, sehingga diperoleh sampel penelitian sebanyak 40 orang.

Metode yang digunakan adalah metode deskripsi koresional. Data minat baca sastra dijaring dengan menggunakan angket sebanyak 25 soal. Data kemampuan cerita pendek dijaring dengan menggunakan tes perbuatan. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas, uji linearitas, dan uji keberartian. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa data berdistribusi normal, linier, dan berarti.

Hasil penelitian ini menunjukkan tiga hal. Pertama, minat baca sastra siswa tergolong ke dalam kategori baik ( = 72,2). Kedua, kemampuan menulis cerita pendek siswa tergolong ke dalam kategori cukup ( = 66,2). Ketiga, ada hubungan yang signifikan antara minat baca sastra siswa dengan kemampuan menulis cerita pendek siswa (thitung > ttabel). Besaran korelasinya (rxy = 0,66) berada

pada rentang 0,600 – 0,799 dan tergolong ke dalam kategori tinggi.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Hubungan Minat Baca Sastra dengan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas XI SMA Swasta Budisatrya Tahun Pembelajaran 2016/2017”. Skripsi ini

disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Penyusun Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan doa, arahan, motivasi dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan,

3. Para Wakil Dekan dan seluruh Staf Pegawai Administrasi di lingkungan

FBS Unimed,

4. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

5. Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia,

6. Fitriani Lubis, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia dan Dosen Penguji,

7. Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi,

8. Drs. M, Joharis, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik,

9. Arnita, S.Si., M.Si Dosen Penguji,

10.Bapak/Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

11.Gusmi Azis. BA., Kepala Sekolah SMA Swasta Budisatrya, guru-guru,

dan staf pegawai.

12.Kedua orang tua penulis yang sangat istimewa Ayahanda tersayang Mhd.

Yunus Pasaribu dan Ibunda tercinta Zulfita Saragih yang selalu

memberikan dukungan baik berupa doa, materi, maupun moril selama

(8)

iii

13.Saudara penulis Surya Dharma Pasaribu yang senantiasa memberi

semangat dan dukungan,

14.Sahabat-sahabat penulis, terkhusus Aulia Rahmanisa, Nyak Mutia Dewi,

Atika Sari, Harry Akbar S.Pd, Muhammad Dicky Syahputra, Adinda

Karina yang telah memberi dukungan dan semangat kepada penulis,

15.Prasetya Ramadifa yang selalu memberi doa, semangat, dukungan moril

kepada penulis selama penyelesaian Skripsi ini berlangsung,

16.Teman-teman PPLT SMP Negeri 5 Stabat Putri Permata Indah, Rafika

Kumala, Aulya Pratiwi, serta

17.Teman-teman seperkuliahan Juli Amri Silalahi, Yustriandi, Sri Bunga,

Rimmauli Lumbantobing dan teman-teman stambuk 2012 lainnya yang

telah memberi masukan yang berguna dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian Skripsi

ini. Namun, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan baik

dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan

kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini.

Medan, September 2016

Penulis,

(9)

iv

B. Identifikasi Masalah... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A.Kerangka Teoretis ... 11

1. Minat Baca ... 11

a. Pengertian Minat Baca ... 11

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca ... 12

c. Jenis-jenis Membaca ... 14

2. Karya Sastra ... 14

3. Kemampuan Menulis Cerita Pendek ... 16

a. Pengertian Kemampuan Menulis Cerita Pendek... 16

b. Unsur-unsur Cerita Pendek ... 17

E. Definisi Operasional Variabel ... 33

F. Instrumen Penelitian ... 33

(10)

v

H. Teknik Analisis Data... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Hasil Penelitian ... 43

1. Minat Baca Sastra ... 43

2. Kemampuan Menulis Cerita Pendek ... 47

3. Hubungan Minat Baca Sastra dengan Kemampuan Menulis Cerita Pendek ... 51

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

1. Minat Baca Sastra ... 58

2. Kemampuan Menulis Cerita Pendek ... 58

3. Hubungan Minat Baca Sastra dengan Kemampuan Menulis Cerita Pendek ... 59

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Simpulan ... 61

B. Saran ... 61

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Perincian Populasi Penelitian ... 31

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Minat Baca Sastra ... 34

Tabel 3.3 Penskoran Data Angket ... 34

Tabel 3.4 Penilaian Kemampuan Menulis Cerpen... 35

Tabel 4.1 Data Minat Baca Sastra (X) ... 43

Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi (X) ... 46

Tabel 4.3 Kategori Minat Baca Sastra (X) ... 47

Tabel 4.4 Data Kemampuan Menulis Cerita Pedek (Y) ... 47

Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi (Y) ... 50

Tabel 4.6 Kategori Kemampuan Menulis Cerita Pendek (Y) ... 50

Tabel 4.7 Uji Normalitas Minat Baca Sastra (X) ... 53

Tabel 4.8 Uji Normalitas Kemampuan Menulis Cerita Pendek (Y) ... 55

(12)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Uji Coba Instrumen Angket Minat Baca Sastra ... 65

Lampiran 2 Tabel Validitas Tiap Butir Soal ... 67

Lampiran 3 Perhitungan Reliabilitas Angket Minat Baca Sastra (X) ... 68

Lampiran 4 Instrumen Angket Minat Baca Sastra ... 72

Lampiran 5 Rekapitulasi Angket Minat Baca Sastra Siswa ... 74

Lampiran 6 Data Minat Baca Sastra Siswa Perempuan dan Laki-laki ... 75

Lampiran 7 Data Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siswa Perempuan dan Laki-laki ... 77

Lampiran 8 Instrumen Tes Kemampuan Menulis Cerita Pendek ... 79

Lampiran 9 Tabel Pembantu Korelasi Product Moment ... 80

Lampiran 10 Uji Normalitas ... 82

Lampiran 11 Analisis Regresi ... 90

Lampiran 12 Uji Linieritas ... 94

Lampiran 13 Tabel Daftar Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors ... 98

Lampiran 14 Tabel Titik Persentase Distribusi t (dk=1-40) ... 99

Lampiran 15 Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Norma 0 Ke Z ... 101

Lampiran 16 Daftar Nilai Persentatil untuk Distribusi F ... 103

Lampiran 17 Lembar Hasil Jawaban Kemampuan Menulis Cerita Pendek .. 106

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Minat membaca karya sastra sama halnya dengan minat membaca, namun

minat membaca karya sastra lebih diarahkan dan difokuskan dalam bidang sastra

baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

atau bahan bacaan dapat difokuskan pada sastra karena di dalam bahan bacaan

yang ada di dalam karya sastra sangat erat kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari. Siswa dapat membaca dan menyerap pesan-pesan, diksi, gaya bahasa, pola

kehidupan masyarakat, dan kebudayaan yang ada sehingga terjadilah sebuah

pembelajaran.

Peraturan Pemerintah Pasal 19 Nomor 21 Ayat 2 menyatakan bahwa

“Perencanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya

membaca dan menulis”. Peraturan pemerintah tersebut memberikan penekanan

penting pada aspek membaca dan menulis. Bagi pembelajaran sastra, kegiatan

membaca merupakan kegiatan yang penting. Sebab, dengan membaca siswa dapat

memahami isi karya satra tersebut dan membaca pun tidak dapat lepas dari minat

siswa.

Di dalam Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan SMA dinyatakan bahwa materi pembelajaran Bahasa

Indonesia tercakup kedalam empat pokok bahasan, yaitu mendengarkan,

(14)

2

kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa kelas X pada semester genap adalah

menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen.

Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar seorang siswa,

karena jika siswa memiliki minat yang kecil terhadap suatu pelajaran, maka hasil

belajarnya sudah tentu tidak akan memuaskan. Akan tetapi, minat tersebut dapat

dibangun dengan memberikan stimulus berupa bacaan-bacaan yang menarik

sehingga memacu minatnya untuk kembali belajar.

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (slameto, 2010:180). Kurangnya minat

membaca siswa terhadap bacaan terutama bacaan berupa sastra sangat

berpengaruh terhadap kurangnya kemampuan siswa dalam menuangkan ide

imajinatifnya melalui tulisan, akibatnya siswa cenderung sulit untuk menyusun

sebuah karya tulis sastra. Agar siswa tidak mengalami kesulitan tersebut, siswa

harus banyak membaca bahan bacaan berupa sastra.

Dengan banyaknya membaca bacaan sastra serta tingginya minat baca

sastra siswa, maka siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam menyusun sebuah

karya sastra bentuk prosa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk meningkatkan

minat baca para siswanya agar mereka lebih banyak membaca. Dengan demikian,

kemampuan serta kemauan membaca mereka pun akan meningkat.

Hal yang perlu diusahakan untuk meningkatkan minat baca adalah

menyediakan waktu untuk membaca dan memilih bahan bacaan yang baik

(Tarigan, 1984:102). Bahan bacaan tersebut bisa berupa bacaan karya sastra

bentuk prosa, puisi atau pun bahan bacaan nonsastra. Salah satu karya sastra

(15)

3

pendek, selesai dibaca hanya dengan sekali duduk, mengarah kepada kesan

tunggal, karena pendek, serta tuntas pada bagian akhir. Cerita pendek merupakan

salah satu pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Pertama. Dengan adanya

pembelajaran menulis cerpen, siswa dapat mengembangkan kreativitasnya.

Bentuk-bentuk pemikiran yang terdapat dalam karya sastra dapat memicu

ketertarikan yang semakin besar. Dengan ketertarikan yang kuat tersebut

pengaruh terhadap keinginan diri untuk menemukan hal-hal baru dalam bacaan

yang baru. Selain memunculkan keinginan terhadap hal-hal baru, bacaan sastra

juga dapat meningkatkan kreativitas siswa dengan pengaruh pemikiran dan

kreativitas dalam karya sastra tersebut.

Menulis cerita pendek termasuk bagian dari menuangkan pengalaman

mereka ke dalam kertas, karena tidak semua siswa dapat menceritakan dengan

jelas untuk dapat mengungkapkan ide, perasaan, dan pengalamannya secara lisan.

Dengan demikian siswa dapat membiasakan diri untuk menulis cerita pendek.

Minat membaca merupakan modal awal untuk mendapatkan pengetahuan,

dimana pengetahuan itu sangat dibutuhkan sebagai bahan dasar untuk menulis.

Farida Rahim (2008:28). Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan

oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 1984:7). Menulis

ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain

dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa

(16)

4

Kedua pengertian tersebut tentu saja saling berhubungan. Pengertian

membaca berhubungan dengan bahasa tulisan dan dianggap sebagai suatu proses

untuk menghubungkan pesan, baik yang tersirat maupun tersurat. Pengertian

menulis berhubungan pula dengan orang atau pembaca yang akan menerima

bacaan atau pesan yang kita buat. Oleh sebab itu, membaca dan menulis

merupakan suatu keterampilan yang sangat erat sekali hubungannya.

Salah satu bentuk karya sastra adalah cerita pendek. Cerita pendek

merupakan karya sastra yang berbentuk prosa yang mudah ditemukan. Misalnya

dikoran ataupun majalah. Setiap cerita pendek memiliki unsur pembangun karya

sastra yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Nilai-nilai yang tertuang dalam sebuah

cerpen tidak disampaikan dengan bahasa yang lugas dari secara langsung. Hal ini

dikarenakan cerpen merupakan hasil pemikiran pengarang. Penggunaan

bahasa-bahasa kias dalam karya sastra tentu mengandung arti-arti kata yang luas. Di

sinilah letak peran pengalaman membaca cerita pendek yang akan membantu

siswa dalam memahami dan menemukan nilai-nilai yang hendak disampaikan

tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia yang mengajar di SMA Swasta Budisatrya Medan, dijelaskan bahwa

minat baca karya sastra siswa masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai

bahasa Indonesia yang berhubungan dengan apresiasi sastra secara umum masih

banyak kurang dari 70. Padahal standar KKM nilai mata pelajaran Bahasa

Indonesia di SMA tersebut adalah 70. Sedangkan untuk kemampuan siswa

menemukan nilai-nilai dalam cerpen masih belum maksimal. Sebab, persentase

(17)

5

dari seluruh siswa kelas X, tetapi hasil tersebut masih belum maksimal karena

cerpen yang digunakan untuk menemukan nilai-nilai tersebut sebatas cerpen yang

ada di buku paket yang tersedia tanpa ditingkatkan ke cerpen-cerpen yang lain.

Dari hasil observasi yang dilakukan, SMA Swasta Budisatrya Medan

terletak di lokasi yang mudah untuk menuju ke pusat kota Medan sehingga siswa

juga mudah untuk mengakses cerita pendek melalui internet ataupun di toko buku.

Selain itu, koleksi buku bacaan dan buku-buku sastra yang ada di sekolah sangat

cukup dan siswa juga diperbolehkan untuk membaca ataupun meminjam

buku-buku tersebut. Hal ini berarti faktor pendukung minat baca yakni ketersediaan

bahan bacaan sudah terpenuhi. Berdasarkan banyaknya faktor pendukung yang

pada dasarnya mampu untuk menunjang kemampuan siswa dalama menemukan

nilai-nilai pada cerpen, maka dengan alasan itulah penulis memilih SMA Swasta

Budisatrya Medan sebagai lokasi penelitian ini.

Rendahnya minat baca tersebut bisa jadi mempengaruhi nilai-nilai yang

didapat oleh siswa. Karena jika siswa sudah tidak memiliki minat baca terhadap

karya sastra, maka sudah pasti siswa akan kesulitan dalam menjawab pertanyaan

yang berkaitan dengan teks sastra yang diberikan. Mengingat pentingnya minat

baca terhadap kemampuan tersebut sehingga membuat peneliti tertarik untuk

meneliti tentang “Hubungan minat baca sastra dengan kemampuan menulis cerita

pendek siswa kelas XI SMA Swasta Budisatrya Medan ini.”

Penelitian tentang minat baca pernah dilakukan oleh Gusti Marlina dengan

judul Hubungan Antara Minat Baca dengan Hasil Belajar Bahasa dan Sastra

Indonesia Siswa Kelas II SMP Terbuka Selebar Kota Bengkulu Tahun Ajaran

(18)

6

baca dengan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dimaksud berdasarkan nilai

mata pelajaran Bahasa Indonesia dari rapor yang diterima siswa. Hasil penelitian

tersebut dapat menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara minat baca dengan hasil belajar Bahasa danSastra Indonesia siswa kelas II

SMP Terbuka Selebar kota Bengkulu tahun pelajaran 2005/2006.

Penelitian lain yang meneliti tentang minat baca dilakukan oleh Helmi

Juita yang berjudul Helmi juita dengan judul Pengaruh Minat Baca Karya Sastra

Terhadap Kemampuan Menemukan Nilai-Nilai Dalam Cerpen (Studi pada Siswa

Kelas X SMA Negeri 3 Bengkulu Tengah) (2014). Pada penelitian ini, Helmi

meneliti apakah terdapat hubungan positif antara minat dan motivasi baca

terhadap kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen. Kemudian pada hasil

penelitian tersebut ternyata disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara minat dan motivasi baca terhadap kemampuan menemukan

nilai-nilai dalam cerpen.

Kedua penelitian yang sudah dijelaskan di atas memiliki persamaan

dengan penelitian ini. Kedua penelitian tersebut juga menghubungkan minat baca

terhadap nilai dari kemampuan siswa. Penelitian yang dilakukan Gusti

menghubungkan minat baca dengan hasil belajar siswa. Sedangkan penelitian

Helmi meneliti pengaruh minat baca terhadap kemampuan menemukan nilai-nilai

dalam cerpen. Selain itu, dalam penelitian Gusti terdapat dua variabel penelitian

yang berbeda sehingga memungkinkan metodologi yang digunakan dalam

penelitian tersebut juga bias digunakan dalam penelitian ini.

Walaupun demikian, kedua penelitian tersebut berbeda dengan penelitian

(19)

7

mengukur variabel tersebut. Pada penelitian Gusti menghubungkan minat baca

dengan hasil belajar dan penelitian Dwi mengukur pengaruh minat baca terhadap

kemampuan menemukan nilai-nilai dalam cerpen. Sedangkan pada penelitian ini

mengukur pengaruh minat baca karya sastra terhadap kemampuan menulis cerpen.

Dengan kata lain, perbedaan antara penelitian ini dengan kedua penelitian

sebelumnya terletak pada kemampuan siswa yang akan diukur.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian berjudul “Hubungan minat baca sastra dengan kemampuan menulis

cerita pendek siswa kelas XI SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran

2016/2017.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah yang

berkaitan langsung dengan kemampuan menulis cerita pendek adalah:

1. rendahnya kemampuan menulis siswa,

2. kurangnya minat siswa dalam membaca,

3. kurangnya minat siswa terhadap aktivitas menulis,

4. rendahnya minat baca sastra sebagai penyebab rendahnya kemampuan

menulis siswa.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah dan demi terwujudnya

pembahasan masalah yang terarah dan mendalam, pembatasan masalah dilakukan

(20)

8

minat baca sastra siswa, sastra yang dimaksud terfokus hanya pada sastra yang

berbentuk cerita pendek, kemampuan menulis cerita pendek siswa, dan hubungan

minat baca sastra siswa dengan kemampuan menulis cerita pendek siswa.

Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA Swasta Budisatrya Medan

tahun pembelajaran 2016/2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dinyatakan dalam pembatasan

masalah, masalah yang harus dijawab dalam penelitian ini, dapat dirumuskan

sebagai berikut.

1. Bagaimana minat baca sastra siswa kelas XI SMA Swasta Budisatrya

Medan tahun pembelajaran 2016/2017?

2. Bagaimana kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas XI SMA

Swasta Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2016/2017?

3. Apakah ada hubungan minat baca sastra dengan kemampuan menulis

cerita pendek pada siswa kelas XI SMA Swasta Budisatrya Medan tahun

pembelajaran 2016/2017?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui minat baca sastra siswa kelas XI SMA Swasta

Budisatrya Medan tahun pembelajaran 2016/2017.

2. Untuk mengetahui kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas XI

(21)

9

3. Untuk mengetahui hubungan minat baca sastra dengan kemampuan

menulis cerita pendek pada siswa kelas XI SMA Swasta Budisatrya

Medan tahun pembelajaran 2016/2017.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang minat baca sastra dengan kemampuan menulis

cerita pendek siswa kelas XI SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pelajaran

2016/2017 diharapkan memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dalam

bidang pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Sebagai penambah wawasan pembaca mengenai hubungan

minat baca sastra dengan kemampuan menulis cerita pendek.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat sebagai berikut.

a. bagi guru

Memberikan masukan kepada setiap guru bahasa

Indonesia tentang pentingnya menanam dan menumbuhkan

minat baca sastra siswa, sehingga akan mempengaruhi siswa

dalam belajar yang akhirnya akan meningkatkan

kemampuannya dalam pelajaran menulis cerita pendek.

b. bagi siswa

Dapat melatih kreativitas serta mampu menuangkan ide

(22)

10

c. bagi peneliti

Melalui penelitian ini peneliti telah mendapat gambaran

mengenai sejauh mana hubungan minat baca sastra siswa

terhadap karya sastra dan mengetahui kemampuan menulis

(23)

61 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Minat baca sastra siswa kelas XI SMA Swasta Budisatrya Tahun

Pembelajaran 2016/2017 adalah baik dengan rata-rata 72,2.

2. Kemampuan menulis cerita pendek oleh siswa kelas XI SMA Swasta

Budisatrya Tahun Pembelajaran 2016/2017 adalah cukup dengan skor

rata-rata 66,2.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara minat baca sastra dengan

kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas XI SMA Swasta

Budisatrya Tahun Pembelajaran 2016/2017.

B. Saran

Berdasarkan simpulan diatas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini,

perlu diungkapkan saran-saran berikut.

1. Hendaknya guru bidang studi bahasa Indonesia khususnya di kelas XI

SMA Swasta Budisatrya Tahun Pembelajaran 2016/2017

meningkatkan perhatiannya terhadap minat baca sastra dan

(24)

62

2. Hendaknya guru dapat menungkatkan kualitas pembelajaran menulis

cerita pendek siswa di sekolah itu agar kemampuan menulis cerita

pendek mereka meningkat.

3. Hendaknya guru berusaha agar siswa melibatkan minat baca

khususnya minat baca sastra mereka dalam pembelajaran menulis

(25)

63

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk.2012. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.

Aminuddin. 2009. Pandai Memahami dan Menulis Cerita Pendek. Bandung:PT Pribumi Mekar.

Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian. Bandung :Rineka Cipta

Barus, Sanggup. 2010. Pembinaan Kompetensi Menulis. Medan: USU Press

Bimo, Walgito. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:Andi.

Jingga. 2012. Yuk menulis yuk. Yogyakarta: Araska

Juita, Helmi. 2014. Pengaruh Minat Baca Karya Sastra Terhadap Kemampuan

Menemukan Nilai-Nilai dalam Cerpen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bengkulu Tengah.

Kosasih. 2011. Ketatabahasaan dan Kesustraan. Bandung: CV Yrama Widya

Lilawati. 2009. Pengertian Minat Membaca. (Online). (http//mathedu-unila.blogspot.com dikunjungi 5 Maret 2016).

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta:BPFE

Nurgiantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun. 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta:Depdiknas. Pribumi Mekar

Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

(26)

64

Suyitno. 1985. Teknik Pengajaran Apresiasi Sastra dan Kemampuan Bahasa. Yogyakarta: Hanindita.

Tarigan, H. Guntur. 1984, Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2005. Keterampilan Menulis. Bandung. Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Widyamartaya, A.1992. Seni Membaca untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius.

Gambar

grafik yang

Referensi

Dokumen terkait

castaneum tidak mati 100% pada konsentrasi fosfin yang tertinggi dan perlu dilakukan penguji homologi keeratan suatu spesies serangga hama gudang yang ditemukan di

Isolasi, Identifikasi, dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat dari Dadih Susu Kerbau.. Eksperimen Mikrobiologi dalam

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN..

I hereby declare that the dissertation entitled “Comprehensive Study on the Chromosome of Hylobatidae Genus Hylobates and Symphalangus” is my own research as part of the

User interface untuk melihat laporan harian dapat dilihat pada gambar.

[r]

Surat Kuasa atau Surat Perintah dari Direktur yang namanya tercantum dalam Akte Pendirian Perusahaan apabila diwakilkan. Bila pada waktu yang ditentukan Saudara tidak dapat

menggunakan RVB. Kadar gula peredllksi pada kondisi optimum adalah tidak tcrdctcksi. Nilai terse but lebih rendah dibandingkan dengan kadar gliia pereduksi sebelul1l