• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH GEOTHERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK DI DUSUN BAHOAN KECAMATAN SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH GEOTHERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK DI DUSUN BAHOAN KECAMATAN SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH GEOTHERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET

DAN GEOLISTRIK DI DUSUN BAHOAN KECAMATAN SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN

Oleh:

Wahyu Azhar Ritonga NIM 4122240007 Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH GEOTHERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET

DAN GEOLISTRIK DI DUSUN BAHOAN KECAMATAN SILAU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN

Wahyu Azhar Ritonga (4122240007)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Geothermal Menggunakan Metode Geomagnet Dan Geolistrik Di Dusun Bahoan Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontur penyebaran fluida, penampang anomali dan model lapisan struktur bawah permukaan. Pengukuran metode geomagnet menggunakan PPM (Proton Precession Magnetometer) tipe Elsec 770, pengambilan data dilakukan secara acak dengan jumlah titik yang diperoleh 40 titik ukur, pengolahan data menggunakan surfer 10 untuk mendapatkan peta kontur dan Mag2DC for windows untuk mendapatkan penampang anomali magnetik. Metode geolistrik menggunakan alat Ares-G4 Versi 4,7 (Automatic Resistivity System) dan GPS (Global Position System) pengukuran metode geolistrik dilakukan dengan membentangkan elektroda serta menginjeksi arus melalui dua elektroda dan beda potensial yang muncul dapat terukur sehingga didapat harga resistivitas semu yang diperoleh dari alat geolistrik. Kemudian data diolah menggunakan Res2Div untuk mendapatkan penampang kontur 2-D dari nilai resistivitas lapisan batuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontur penyebaran fluida menggunakan metode geomagnet dan geolistrik tersebar secara vertikal, penampang anomali dengan metode geomagnet memiliki nilai terendah 22,75 nT dan nilai tertinggi 69,92 nT, dari penampang anomali didapat nilai suseptibilitas 0,00054, 0,0006, 0,0016 dimana model lapisan struktur bawah permukaan terdiri dari batuan pasir, lempung dan gamping. Untuk metode geolistrik memiliki nilai resistivitas (0,00-100) dan model lapisan batuan lempung. Nilai resistivitas (150-200) model lapisan batuan lanau. Nilai restivitas (350-500) model lapisan pasir, dan nilai restivitas >2250 model lapisan batu gamping. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daerah Dusun Bahoan Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun berpotensi sebagai energi panas bumi.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Medan. Adapun judul skripsi ini yaitu Penentuan Struktur Bawah

Permukaan Daerah Geothermal Menggunakan Metode Geomagnet dan

Geolistrik di Dusun Bahoan Kecamatan Silau Kahean Kabupaten Simalungun”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Kadri, S.Si., M.Sc. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan saran, bimbingan dan nasehat keilmuan selama penelitian dan penulisan skripsi. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Dr. Karya Sinulingga, M.Si, Bapak Drs. Juniar Hutahean, M.Si, dan Bapak Drs. Togi Tampubolon, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Disamping itu, ucapan terima kasih kepada Bapak Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku pimpinan Unimed beserta seluruh wakil rektor, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si, selaku ketua jurusan fisika, Ibu Dr. Rita Juliana, M.Si, selaku sekretaris jurusan fisika, Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si, selaku ketua program studi fisika, beserta seluruh staf edukatif dan administratif pada program studi Fisika Universitas Negeri Medan.

(5)

v

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orang tua saya, Ayahanda dan ibunda tercinta Asal Ritonga, S.Pd, dan Farida Hanum Siagian yang memberi motivasi berupa moral dan materi serta doa kepada penulis sehingga skripsi dapat diselesaikan pada waktunya. Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada Abangda saya Sangkot Idris Ritonga dan adik-adik saya Rinaldi, Khairul Azmi, Muhammad Alwi, Adrian Tama yang selalu menjadi penyemangat buat saya. Dan juga terimaksih kepada abang Dedi Surahman, Maksum Ahmadi, Khairul Umam Rambe, Mutakin, Envil serta Mashudi dan teman-teman dijurusan Fisika yakni Lili, Ibrahim, Clara, Dheni, Elvi, Sri, Herianto, Habibi, Reza, Isrin, Intan, Erni, Konni, Kartika, Wardatul, Maymunah, Linda, Fauzan, Sabarina, Juli,

Risky, Habibi, Toha, Rahmat, Eka, Febri, Fikri, Suryani, Irma, Nila, Martha Khairunnisya, Rahmayani, Fitria, Buk Intan, Buk Tuti, Kak Maya, Bang Anton, dan yang lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata bahasa, penulis menerima kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga skripsi ini bermanfaat untuk penelitian lanjutan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Maret 2016 Penulis,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Batasan Masalah 5

1.3.Rumusan Masalah 5

1.4.Tujuan Penelitian 6

1.5.Manfaat Penelitian 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 7

2.2. Panas Bumi (Geothermal) 8

2.2.1. Pengertian Geothermal 8

2.3 Batuan dan Mineral 9

2.3.1. Batuan 9

2.3.2. Mineral 10

2.4. Geologi Struktur 11

2.5. Magma 13

2.6. Tipe-tipe Sistem Panas Bumi 14

2.7. Manifestasi Panas Bumi di Permukaan 15

2.7.1. Tanah Hangat (Warm Ground) 16

(7)

vii

2.7.3. Mata Air Panas atau Hangat (Hot or Warm Spring) 16

2.7.4. Umur (Lifetime) Sumber Panas Bumi 17

2.8. Model Geologi Panas Bumi 18

2.8.1. Model Geologi Sistem Panas Bumi 20

2.9. Fluida Panas Bumi 21

2.10. Proses Pembentukan Sumber Panas Bumi 23

2.11. Reservoir Panas Bumi 24

2.12. Energi Geothermal Menjadi Energi Listrik 26

2.13. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 26

2.14. Metode Geolistrik 27

2.15. Model Konfigurasi Elektroda dan Sensivitasi 28

2.15.1. Wenner Alpha 29

2.15.2. Wenner Beta 30

2.15.3. Wenner Gamma 30

2.15.4. Pole-pole 30

2.15.5. Dipole-dipole 30

2.15.6. Pole-Dipole 31

2.15.7. Wenner Schlumberger 31

2.16. Sifat Listrik Batuan 32

2.17. Metode Geomagnet 32

2.18. Gaya Magnetik 32

2.19. Kuat Medan Magnet 33

2.20. Induksi Magnet 33

2.21. Medan Magnet 34

2.22. Potensial Dua Elektroda Arus di Permukaan Bumi 36

2.23. Resistivitas 37

2.23.1. Resistivitas Batuan 38

(8)

viii

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 43

3.2. Alat dan Bahan Penelitian 44

3.2.1. Alat Penelitian 45

3.2.2. Bahan Penelitian 47

3.3.Prosedur Penelitian 47

3.4.Analisis Data 48

3.4.1. Menggunakan Metode Geomagnet 48

3.4.2. Menggunakan Metode Geolistrik 53

3.5. Diagram Alir Penelitian 55

3.5.1. Diagram Alir Penelitian Geomagnet 55

3.5.2. Diagram Alir Analisis Data Magnetik 56

3.5.3. Diagram Alir Penelitian Geolistrik 57

3.5.4. Diagram Alir Geomagnet dan Geolistrik 58

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian Geomagnet 59

4.1.1. Deskripsi Data 59

4.1.2. Pola Penyebaran Anomali Magnet Bumi 60

4.1.3. Suseptibilitas Batuan Daerah Bahoan 61

4.2. Pembahasan Geomagnet 62

4.2.1. Interpretasi Data Geomagnet 62

4.3. Hasil Penelitian Geolistrik 64

4.4. Pembahasaan Geolistrik 65

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 69

5.2. Saran 69

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kabupaten Simalungun 7

Gambar 2.2. Peta Lokasi Penelitian 8

Gambar 2.3.Lapisan Bumi 9

Gambar 2.4. Sesar Normal 12

Gambar 2.5. Sesar Naik 12

Gambar 2.6. Sesar Geser 13

Gambar 2.7. Fumarole dan Solfatara 15

Gambar 2.8. Sebaran Daerah Vulkanik Aktif 19

Gambar 2.9. Sistem Magmatik Vulkanik Aktif 20

Gambar 2.10. Proses Perpindahan Panas Bumi 23

Gambar 2.11. Perpindahan Panas di Bawah Permukaan 24

Gambar 2.12. Cara Kerja PLTP 26

Gambar 2.13. Konfigurasi Elektoda Dalam Eksplorasi Geolistrik 29

Gambar 2.14. Konfigurasi Wenner Schlumberger 31

Gambar 2.15. Potensial yang di Timbulkan Oleh Dua Elektroda

Arus Pada Permukaan Bumi 36

Gambar 3.1. Peta Geologi Daerah Penelitian 43

Gambar 3.2. Daerah Penelitian Menggunakan Satelit 44

Gambar 3.3. Daerah Penelitian Menggunakan Google earth 44

Gambar 3.4. Grafik Intensitas Magnetik (I) Versus Waktu (t) 49

Gambar 3.5. Diagram Alir Penelitian Geomagnet 55

Gambar 3.6. Diagram Alir Analisis Data Magnetik 56

Gambar 3.7. Diagram Alir Penelitian Geolistrik 57

Gambar 3.8. Diagram Alir Geomagnet dan Geolistrik 58

Gambar 4.1. Pola Penyebaran Anomali Magnet Bumi di Lokasi Survei 61

Gambar 4.2. Peta Kontur Suseptibilitas di daerah Bahoan 62

Gambar 4.3. peta kontur anomali dengan sayatan A-A’ 63

(10)

x

Gambar 4.5. Penampang Kontur Restivitas Lintasan I 66

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sistem Panas Bumi Berdasarkan Temperatur 23

Tabel 2.2. Hubungan Antara Sifat Magnetik dan Suseptibilitas 35

Tabel 2.3. Resistivitas Batuan 38

Tabel 2.4. Variasi Resistivitas Batuan dan Mineral 38

Tabel 2.5. Variasi Resistivitas Tanah dan Mineral 39

Tabel 2.6. Resistivitas Batuan Menurut Jenis Batuan 39

Tabel 2.7. Harga Suseptibilitas Magnetik dan Mineral 40

Tabel 2.8. Unsur Kimia Dari Jenis Batuan 41

Tabel 3.1. Alat Penelitian 45

Tabel 3.2. Alat Pemancar dan Spesifikasinya 46

Tabel 3.3. Alat Penerima dan Spesifikasinya 46

Tabel 4.1. Nilai Anomali Magnet dan Suseptibilitas 59

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran di Lapangan 65

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Magnet Terolah Dengan Koreksi Variasi Harian 73

Lampiran 2. Anomali Magnet dan Harga Suseptibilitas Batuan

di Lokasi Penelitian 75

Lampiran 3. Data Pengamatan Magnet Bumi di Base 77

Lampiran 4. Data Hasil Penelitian Lintasan I 79

Lampiran 5. Data Hasil Penelitian Lintasan II 86

Lampiran 6. Pengolahan Data Magnetik 93

Lampiran 7. Peta Geologi Lokasi Penelitian 98

Lampiran 8. Peta Topografi Lokasi Penelitian 99

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Energi merupakan salah satu faktor pendukung perkembangan kemajuan

suatu negara, bilamana suatu negara kekurangan energi maka akan

memperlambat perkembangan kemajuan negara serta memperlambat laju

mobilitas ekonomi dan menurunkan produksi industri. Salah satu energi yang

sangat diperlukan adalah energi listrik. Kebutuhan energi listrik setiap tahun

semakin meningkat, pada tahun 2014 di Indonesia mencapai 31.550,95 MW,

sedangkan kebutuhan energi listrik yang dibutuhkan oleh Indonesia 50.000,00

MW. Daerah yang mengalami rasio elektrifikasi pasokan listrik yakni Propinsi

Papua (36,41%), Nusa Tenggara Timur (54,77%), Nusa Tenggara Barat (64,43%),

Kalimantan Tengah (66,21%), Gorontalo (67,81%), Sulawesi Barat (67,6%),

Kepulauan Riau (69,66%) dan Sumatera Utara (89,6%), khususnya Sumatera

Utara sejak tahun 2005, krisis listrik di Sumut tidak kunjung selesai. Saat ini

kebutuhan listrik Sumut sebesar 1.700 MW(megawatt), sedangkan kekurangan

pasokan sekitar 330 MW. Jumlah ini diluar cadangan daya yang dibutuhkan

sebagai cara untuk mengantisipasi jika terjadi gangguan pembangkit (Budiyanti,

2014).

Salah satu energi yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan adalah panas

bumi (geothermal). Geothermal merupakan sumber daya panas alami, hasil

interaksi antara panas yang dipancarkan batuan panas (magma) dan air tanah yang

berada disekitarnya, dimana cairan yang terpanasi akan terperangkap di dalam

batuan yang terletak didekat permukaan sehingga secara ekonomis dapat

dimanfaatkan (Amstead, 1983). Potensi panas bumi di Indonesia sangat

melimpah, karena terletak di zona tumbukan antara lempeng Eurasia dan

lempeng Indo-Australia, hingga saat ini telah teridentifikasi 265 daerah prospek

panas bumi di Indonesia, 138 lokasi (52,07%) masih pada tahap penyelidikan

tingkat spekulatif, 24 lokasi (9,05%) masih pada tahap penyelidikan tingkat

(14)

2

(3,01%) siap dikembangkan menjadi potensi panas bumi, 7 lokasi (2,64%) telah

dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (badan geologi, 2009).

Diperkirakan energi potensi panas bumi di Indonesia mencapai 27.500,00

MW, yakni sumber potensi tersebut berada di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara,

Maluku dan Papua. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang paling

banyak memiliki potensi energi panas bumi yaitu 1.857,00 MW yang terdapat di

enam kabupaten yakni, Karo, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,

Padang Lawas dan Mandailing Natal (Gunawan, 2013).

Menurut kementerian energi sumber daya mineral tahun 2011 bahwa

Sumatera Utara tidak akan kekurangan sumber energi listrik jika potensi panas

bumi dimanfaatkan secara maksimal. Energi panas bumi yang telah ada

pengembangannya di Sumatera Utara yaitu panas bumi Sarulla (330 MW) dan

Sibayak (120 MW), Dolok Marawa Kabupaten Simalungun dengan potensi

cadangan terduga 38 MW.

Panas bumi salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui

(renewable). Untuk mengatasi krisis energi khususnya di Sumatera Utara yang

salah satu provinsi memiliki potensi panas bumi, seharusnya pembangkit listrik

tenaga panas bumi merupakan solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah

kekurangan energi tersebut, kelebihan energi panas bumi yaitu ramah lingkungan

dan termasuk energi yang tidak dapat diekspor sehingga pasokan energi listrik di

negara Indonesia terus terjaga hingga ratusan tahun. Eksplorasi panas bumi dapat

diketahui dengan cara menentukan nilai resistivitas batuan dengan menggunakan

beberapa metode yakni elektromagnetik, gravitasi, seismik, geomagnetik dan

geolistrik. Dari beberapa metode dalam penentuan ekplorasi panas bumi banyak

kelebihan jika menggunakan metode geomagnetik dan geolistrik.

Metode geomagnet dilakukan berdasarkan pengukuran anomali geomagnet

yang diakibatkan oleh perbedaan kontras suseptibilitas atau permeabilitas

magnetik tubuh jebakan dari daerah sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif

itu diakibatkan oleh perbedaan distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic

dan diamagnetic. Metode geomagnet ini sensitif terhadap perubahan vertikal,

(15)

3

hidrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic dan struktur geologi (Broto,

2011).

Sangarimbun (2013), telah melakukan penelitian di area panas bumi

Patuha menunjukkan adanya anomali magnetik berupa tufa dan terfa lapili,

piroklatik andesit, breksi andesit dan basaltik andesit dengan variasi nilai

suseptibilitas, k, dari -0,03 hingga 0,25 (dalam unit cgs). Anomali magnetik di

sekitar manifestasi disebabkan oleh lapisan batuan permiabel. Lapisan ini

diperkirakan sebagai reservoir yang diprediksi sebagai andesit yang lebih muda

dan menjadi sumber energi panas bumi.

Metode geolistrik (resistivity) adalah metode eksplorasi geofisika yang

digunakan untuk eksplorasi bahan tambang, persedian air dan panas bumi. Metode

ini dirancang untuk memberikan informasi dari formasi batuan yang mempunyai

anomali konduktivitas listrik. Metode resistivity dan magnetotelluric dapat

digunakan untuk memetakan kecungan sedimen pada tahap awal eksplorasi

minyak bumi (Broto, 2011).

Dalam eksplorasi panas bumi, metode geolistrik digunakan untuk

mengetahui prospek daerah panas bumi, yakni mempelajari sifat aliran listrik

pada batuan di bawah permukaan bumi. Prinsip dasarnya yaitu dengan

menginjeksikan arus ke bawah permukaan melalui dua elektroda arus, dan

mengukur besar tegangan di antara dua elektroda potensial (Arnata, 2012).

Berdasarkan penelitian Santi (2013) di daerah gunung Sibual-bual

menunjukkan bahwa daerah panas bumi tersebut memiliki resistivitas yang

bervariasi yaitu sekitar 1,27 – 13,8 Ωm . Lapisan yang mengandung panas bumi

berada pada kedalaman 1,25 – 6,00 meter. terdapat lapisan yang memiliki nilai resistivitas < 14 Ωm, pada lapisan ini ditafsirkan sebagai lapisan tanah lanauan. Dari kedalaman 1,25 – 12,4 meter jenis tanah atau batuannya adalah tanah

lanauan, tanah lempung, dan tanah lempung basah lembek.

Dari penelitian sebelumnya metode yang efektif untuk mengetahui titik

prospek panas bumi yaitu menggunakan metode geomagnet dan geolistrik. Salah

satu daerah prospek panas bumi terdapat di kabupaten Simalungun, yang secara

(16)

4

Adanya titik prospek panas bumi daerah Simalungun dikarenakan berada pada

posisi silang kawasan palung pasifik barat, sehingga terdapat sumber energi panas

kawah putih dan kawah biru, salah satu daerah yang berpotensi adanya

geothermal tepatnya di desa Tinggi Raja kelurahan Dolok Morawa kecamatan

Silau Kahean kabupaten Simalungun.

Awaliyatun (2015) melakukan penelitian di desa Tinggi Raja yang

mengidentifikasi titik panas bumi menggunakan metode geomagnetik. Diketahui

bahwa adanya variasi kuat medan magnet disetiap titik dengan nilai intensitasnya.

Dari hasil interpretasi kualitatif, nilai anomali magnetik berada pada -11,8533 nT sampai 34,6033 nT sedangkan hasil interpretasi kuantitatif pemodelan AA’ menunjukan adanya batuan sedimen dan kalsit, dengan nilai suseptibilitas -0,002;

0,006; 0.002; dan 0,015.

Dari hasil penelitian Awaliyatun (2015) di desa Tinggi Raja menunjukkan

potensi panas bumi menjadi energi listrik sangat besar. Berdasarkan hasil

wawancara dari warga sekitar bahwa energi panas bumi hanya digunakan sebagai

tempat kunjungan wisata. Dengan melihat potensi panas bumi di dusun Bahoan

seharusnya potensi ini menjadi prospek besar pembangkit listrik tenaga panas

bumi. Hal ini dinyatakan karena daerah sekitar kekurangan pasokan energi listrik,

maka sumber energi panas bumi perlu untuk dikembangkan sebagai solusi

alternatif penyelesaian masalah kekurangan energi.

Dusun Bahoan merupakan salah satu daerah disekitar panas bumi yang

tidak mendapatkan pasokan energi listrik. Sehingga perlu dilakukan penelitian

sebagai bahan pertimbangan pemerintah untuk membuat pembangkit listrik tenaga

panas bumi supaya dusun Bahoan tidak mengalami kekurangan energi dan dapat

mengembangkan daerah di sekitar panas bumi yang berpengaruh pada

kemajuan dibidang transportasi, komunikasi dan teknologi, dengan adanya

pembangkit listrik disuatu daerah maka akan mempercepat kemajuan

pembangunan. Jikalau potensi ini tidak dikembangkan maka pasokan listrik akan

selalu mengalami kekurangan dan daerah sekitar menjadi tertinggal dalam hal

(17)

5

Oleh sebab itu perlu adanya tindak lanjut karena dolok morawa memiliki

potensi panas bumi yang besar. Bila mana penelitian ini dilakukan maka desa

Dolok Morawa akan tercukupi energi listriknya khususnya di dusun Bahoan,

jikalau tidak dilakukan maka dusun Bahoan desa Dolok Morawa akan sulit untuk

maju dan berkembang, khususnya bidang industri.

Mengidentifikasi panas bumi di daerah dusun Bahoan diharapkan dapat

menjadi solusi alternatif permasalahan energi. penelitian ini dilakukan sebagai

bahan masukan dan menjadi solusi alternatif penyelesaian energi jika tidak

dilakukan maka permasalahan energi akan selalu menjadi permasalahan. Dari

permasalahan tersebut maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul

Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Geothermal Menggunakan

Metode Geomagnet Dan Geolistrik Di Dusun Bahoan Kecamatan Silau

Kahean Kabupaten Simalungun”.

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka

penulis membatasi ruang lingkup masalah serta menitik beratkan permasalahan

pada:

1. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode

geomagnet dan metode geolistrik.

2. Penelitian ini dilakukan di dusun Bahoan desa Dolok Morawa kecamatan

Silau Kahean kabupaten Simalungun.

3. Pengolahan data hasil penelitian menggunakan software Res2Dinv dan

Mag2DC.

1.3. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat pada latar belakang diatas, antara

lain:

1. Bagaimana struktur bawah permukaan serta kontur penyebaran fluida pada

(18)

6

2. Bagaimana model struktur lapisan bawah permukaan daerah panas bumi di

dusun Bahoan?

3. Bagaimana pola penyebaran anomali geomagnet dan geolistrik

berdasarkan sifat kemagnetan dan kelistrikan di dusun Bahoan?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui struktur bawah permukaan serta kontur penyebaran

fluida pada daerah panas bumi di dusun Bahoan.

2. Untuk mengetahui model struktur lapisan bawah permukaan pada daerah

panas bumi di dusun Bahoan.

3. Menganalisis penampang anomali bawah permukaan dusun Bahoan

berdasarkan penampang anomali geomagnet dan geolistrik.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang seberapa besar geothermal di daerah dusun

Bahoan menggunakan metode geomagnet dan metode geolistrik.

2. Merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan energi

panas bumi di daerah dusun Bahoan.

3. Memberikan kontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan sebagai salah satu

studi pendahuluan bagi pengembangan penelitian-penelitian di bidang

(19)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan

antara lain:

1. Nilai Anomali magnet di derah penelitian berkisar antara 22,75 nT pada

koordinat 476369 N dan 348146 E sampai 69,92 nT pada koordinat 476361 N

dan 347981 E.

2. Nilai resistivitas pada lintasan I antara 0,00 - 100 dan lintasan II antara 50 - 100 yakni lapisan lempung sebagai zona konduktif manifestasi

panas bumi. Untuk lapisan penudung berupa batu gamping.

3. Berdasarkan nilai suseptibilitas pada daerah dusun Bahoan jenis batuan yang

terdapat pada daerah penelitian tersebut 0,00054, 0,0006, 0,0016 dimana

model lapisan struktur bawah permukaan terdiri dari batuan pasir, lempung

dan gamping.

4. Berdasarkan nilai resistivitas yang diperoleh nilai resistivitas (0,00 - 100) dan model lapisan batuan lempung. Nilai resistivitas (150 - 200) model lapisan batuan lanau. Nilai restivitas (350 - 500) model lapisan pasir, dan nilai restivitas >2250 model lapisan batu gamping.

5. Hasil dari nilai suseptibilitas dan nilai resistivitas pada daerah dusun Bahoan

memiliki lapisan yang sesuai.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran untuk peneliti

selanjutnya, yaitu:

1. Memperluas daerah survei penelitian untuk melihat struktur permukaan

tersebut lebih terperinci.

(20)

70

DAFTAR PUSTAKA

Arnata, D.P., Musa, D.T., Sabhan., (2012), Identifikasi Sistem Panas Bumi Di Desa Masaingi Dengan Menggunakan Metode Geolistrik, Jurnal Natural Science Vol.1 (1) 1-6.

Awaliyatun,F.Z. (2015), Penentuan Struktur Bawah Permukaan Tanah Daerah Potensi Panas Bumi Dengan Metode Geomagnet Di Tinggi Raja

Kabupaten Simalungun., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Badan Geologi, (2009), Panas Bumi Di Indonesia: http://psdg.bgl.esdm.go.id. Diakses tanggal 6 september 2015, Jam 23.55 WIB.

Badan Pusat Statistik, (2014), Letak Geografis Kabupaten Simalungun

http://simalungunkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=1. Diakses tanggal 5 september 2015, jam 16.45 WIB.

Broto, S., Afifah, R.S., (2008), Pengolahan Data Geolistrik Dengan Metode Schlumberger, Teknik Vol.29 No.2 ISSN: 0852- 1697.

Broto, S., Putranto, T.T., (2011), Aplikasi Metode Geomagnet Dalam Eksplorasi Panas Bumi, Teknik Vol.32 No.1 ISSN: 0852-1697.

Budiyanti, E., (2014), Mengatasi Krisis Listrik Di Jawa dan Sumatera. Info

Singkat Ekonomi dan Kebijakan Publik Vol. VI, 05/I/P3DI.

Depdikbud, (1995), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Dipippo, R., (2008), Geothermal Power Plants Principles, Aplications, Case

Studies and Environmental Impact, Great Britain, Elsevier Linacre House,

Jordan Hill, Oxford OX2 8DP,UK.

Diway, K., (2012), Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi: http://diway-5454.co.id.prinsip-kerja-pembangkit-listrik-tenaga.html. Diakses tanggal 27 Desember 2015, jam 20.10 WIB.

Dobrin, M.B., and Savit, C.H., (1988). Introduction to Geophysical Prospectin.

New York : McGraw-Hill Book Company.

Goff ,F., and Chathy J.J., (2000), Geothermal System, Encyclopedia Of Volcanoes: Academic Press.

Gultom,J.F., (2011), Penentuan Struktur Bawah Permukaan Sumber Air Panas Kecamatan Sipohon Kabupaten Tapanuli Utara Dengan Metode

(21)

71

Gunawan, H, (2013), Potensi panas Bumi di Samosir Siap Dilelang, Tribunnews: http://tribunnews.com diakses tanggal 02 oktober 2015, Jam 16.00 WIB.

Haerudin, N., (2008), Metode Geolistrik Untuk Menentukan Pola Penyebaran Fluida Geothermal Di Daerah Potensi Panasbumi Gunung Rajabasa

Kalianda Lampung Selatan, jurnal Fisika FMIPA Universitas Lampung,

Lampung.

Kadir, A., (1995), Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi

Ekonomi Edisi Kedua. Jakarta : Universitas Indonesia.

Lenat, J.F, dkk, (1999), Geoelectrical structur of the central zone of Piton de la fournaise volcano (Reunion), Bull Volcanol, 62: 75-89.

Luigi, M., (2001), Geochemical Techniques For The Exploration and Exploitation

of Geothermal Energy. Universita degli Studi Genova, Italy.

Miryani, S.N.,(1992), Teknik Panas Bumi: http://www.dim.esdm.go.id/. Diakses tanggal 6 September 2015. Jam 23.15 WIB.

Octavani, A.S., (2015). Analisis Resistivitas Bawah Permukaan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger dan Dipole-Dipole Di Daerah Geothermal Gunung Sibayak Kabupaten Karo Provinsi

Sumatera Utara., Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.

Pri, U., Khasani., Warmada, W.I., Wijaya, Y.C., (2013), Berwisata dan Belajar

Tentang Energi Panas Bumi di Lahendong. Pustaka Geo, Yogyakarta.

Reynolds,J.M.,(1997), An Introduction to Applied and Enviromental Geophysics.

John Wiley & Sons, NewYork.

Sangarimbun, A., Bujung, C.N., Fatihin, R.C., (2013), Penentuan Struktur Bawah Permukaan Area Panas Bumi Patuha Dengan Menggunakan Metoda Geomagnet, Jurnal Matematika & Sains Vol.18 No.2.

Santoso, D.,(2002), Vulkanologi dan Eksplorasi Geothermal, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Smiagiundip, (2014), Pemanfaatan Energi Panas Bumi Di Indonesia,

http://smiagiundip.wordpress.com di akses 08 september 2015 Jam 22.00 WIB.

Suharyadi, (2004), Pengantar Ekologi Teknik Edisi 4. Universitas Gajah Mada, Jogja.

Suparno, S., (2009), Energi Panas Bumi A Present From The Heart Of The Earth.

(22)

72

Suyono, S.,(1978), Hidrologi Untuk Pengairan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Telford, W.M., Geldart, L.P., and Sheriff, R.R., (1990), Applied Geophysics. Cambridge University Press. Cambridge.

Triahadin, Agnis, (2014), Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Area Manifestasi Panas Bumi Air Panas Paguyangan Brebes Menggunakan Metode Geolistrik dengan Konfigurasi Schlumberger. Youngster Physics

Journal, ISSN: 2302-7371 Vol. 3 No.4.

Wachtel, A., (2010), Geothermal Energy, Chelsea Club House, New York.

Wahyono, S.C., Sari, N., (2007), Penentuan Kontaminasi Limbah Cair Dengan Metode Geolistrik, Jurnal Sains MIPA, Vol. 13 No.3. Hal 183-189 ISSN: 1978-1873.

Widiyantoro, (2012), Jurnal Geofisika Publikasi Ilmiah Sains dan Teknologi.

ISSN: 0854-4352 Vol. 13 No.1.

Gambar

Gambar 4.5. Penampang Kontur Restivitas Lintasan I

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian oleh Fatonah (2014) menggunakan metode geomagnetik diketahui bahwa letak jalur sesar Opak khususnya di daerah sekitar Kecamatan Pundong hampir

Telah dilakukan penelitian penentuan struktur bawah permukaan tanah dengan metode geolistrik resistivity daerah potensi panas bumi di desa Mardinding Julu

Struktur penyebaran batu gamping dengan menggunakan metode Geolistrik konfigurasi Schlumberger di daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat

telah memberikan berkah dan rahmatNya sehingga skripsi yang berjudul Evaluasi Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas 1D (sounding)

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeteksi struktur bawah permukaan pada daerah gumuk dalam 2 dimensi dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi

Metode geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk penyelidikan bawah permukaan dengan memanfaatkan sifat aliran listrik di

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran berupa medan magnet total H dikurangi oleh medan magnet yang menginduksi sehingga dihasilkan anomali medan magnetik ∆H Untuk memperoleh

Pada penelitian ini menggunakan metode magnetik, karena metode ini dapat menunjukkan anomali medan magnet dari bawah permukaan, sehingga dari pengukuran ini diharapkan